PENGERTIAN DAN FANFAAT DATA

Pengertian Dan Fanfaat Data 
Ada poly pengertian tentang data, secara sederhana data dapat diartikan sebagai berita mengenai sesuatu (www.ketut.web.id). Menurut Vercellis,(2009:6) pada risyana.wordpress.com, data mendeskripsikan sebuah representasi warta yang tersusun secara terstruktur, dengan istilah lain bahwa “Generally, data represent a structured codification of single primary entities, as well as of transactions involving two or more primary entities .” Sedangkan berdasarkan Wawan dan Munir (2006:1) dalam risyana.wordpress.com bahwa “Data merupakan nilai yg merepresantasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian.”

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data adalah kabar yg benar serta nyata. Data juga dapat diartikan sebagai sesuatu yg dipakai atau diharapkan pada penelitian dengan memakai parameter tertentu yg telah ditentukan (Priyatno:2008). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data adalah suatu objek, peristiwa, atau berita yg terdokumentasikan menggunakan mempunyai kodifikasi terstruktur buat suatu atau beberapa entitas. 

A. JENIS-JENIS DATA
Dalam sebuah penelitian, terdapat dua macam jenis data (Priyatno:2008), yaitu :

1. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, namun berbentuk kata, kalimat, gambar, atau bagan.

2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan pada bentuk angka. Tipe-tipe data kuantitatif adalah sebagai berikut :

a. Data Nominal
Data nominal adalah ukuran yg paling sederhana, dimana angka yg diberikan pada objek memiliki arti sebagai label saja, dan nir menerangkan strata apapun (Moh. Nazir.2003). 

Ciri-ciri data nominal merupakan hanya mempunyai atribut, atau nama. Data nominal adalah data kontinum serta tidak mempunyai urutan. Bila objek dikelompokkan ke dalam set-set, dan pada seluruh anggota set diberikan angka, set-set tadi nir boleh tumpang tindih dan bersisa. Misalnya tentang jenis olah raga yakni tenis, basket dan renang. Kemudian masing-masing anggota set di atas kita berikan nomor , contohnya tenis (1), basket (2) serta renang (3). Jelas kelihatan bahwa nomor yg diberikan tidak memperlihatkan bahwa tingkat olah raga basket lebih tinggi dari tenis ataupun tingkat renang lebih tinggi menurut tenis. Angka tadi tidak memberikan arti apa-apa jika dibubuhi. Angka yg diberikan hanya berfungsi sebagai label saja. 

b. Data Ordinal
Bagian lain dati data kontimun merupakan data ordinal. Data ini selain mempunyai nama (atribut) juga mempunyai peringkat atau urutan. Angka yg diberikan mengandung strata. Ini digunakan untuk mengurutkan objek berdasarkan yg paling rendah sampai paling tinggi atau sebaliknya. Ukuran ini tidak menaruh nilai mutlak terhadap objek, tetapi hanya memberikan peringkat saja. Jika kita mempunyai sebuah set objek yg dinomori, dari 1 sampai n, contohnya peringkat 1, 2, tiga, 4, lima serta seterusnya, jika dinyatakan pada skala, maka jarak antara data yang satu menggunakan lainnya tidak sama. Ia akan memiliki urutan mulai dari yang paling tinggi sampai paling rendah. Atau paling baik hingga ke yg paling jelek. Misalnya dalam skala Likert (Moh Nazir.2003), mulai berdasarkan sangat sepakat, putusan bulat, ragu-ragu, nir sepakat sampai sangat nir putusan bulat. Atau jawaban pertanyaan tentang kesamaan rakyat buat menghadiri rapat generik pemilihan ketua wilayah, mulai dari tidak pernah absen menghadiri, menggunakan kode lima, kadang-kadang saja menghadiri, menggunakan kode 4, kurang menghadiri, menggunakan kode 3, tidak pernah menghadiri, menggunakan kode 2 hingga tidak ingin menghadiri sama sekali, dengan kode 1. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala ordinal ini akan diperoleh data ordinal.

c. Data Interval
Pemberian nomor pada set berdasarkan objek yg mempunyai sifat-sifat berukuran ordinal serta ditambah satu sifat lain, yakni jeda yang sama pada pengukuran dinamakan data interval. Data ini menampakan jeda yang sama menurut karakteristik atau sifat objek yang diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak menaruh jumlah mutlak berdasarkan objek yg diatur. Data yang diperoleh menurut output pengukuran memakai skala interval dinamakan data interval. Misalnya mengenai nilai ujian 6 orang mahasiswa, yakni A, B, C, D, E serta F diukur menggunakan ukuran interval pada skala prestasi dengan berukuran 1, dua, 3, 4, lima, dan 6, maka dapat dikatakan bahwa beda prestasi antara C dan A adalah tiga – 1 = dua. Beda prestasi antara C dan F adalah 6 – tiga = 3. Akan tetapi tidak sanggup dikatakan bahwa prestasi E merupakan lima kali prestasi A ataupun prestasi F adalah tiga kali lebih baik berdasarkan prestasi B. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala interval ini akan diperoleh data interval.

d. Data Rasio
Data rasio merupakan data yg mempunyai rentang nilai 0 dan plus serta minus berdasarkan seluruh angka (Muhajir, 2007). Ukuran ratio bisa dibuat perkalian ataupun pembagian. Angka pada skala ratio bisa menerangkan nilai sebenarnya menurut objek yang diukur. Jika ada 4 orang pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing perhari Rp. 10.000, Rp.30.000, Rp. 40.000 dan Rp. 50.000. Bila dilihat dengan berukuran ratio maka pendapatan pengemudi C merupakan 4 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan D adalah lima kali pendapatan A. Pendapatan C adalah 4/3 kali pendapatan B. Dengan kata lain, ratio antara C serta A adalah 4 : 1, ratio antara D dan A merupakan lima : 1, sedangkan rasio antara C serta B adalah 4 : 3. Interval pendapatan pengemudi A dan C adalah 30.000. Dan pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Contoh lainnya adalah berat badan bayi yg diukur dengan skala ratio. Bayi A mempunyai berat tiga Kg. Bayi B mempunyai berat 2 Kg serta bayi C memiliki berat 1 Kg. Jika diukur menggunakan skala Ratio, maka bayi A mempunyai ratio berat badan tiga kali menurut berat badan bayi C. Bayi B memiliki ratio berat badan dua kali dari berat badan bayi C, dan bayi C memiliki ratio berat badan sepertiga kali berat badan bayi A, dst. Dari output pengukuran menggunakan menggunakan skala rasio ini akan diperoleh data ratio. 

B. JENIS-JENIS METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Dalam proses pengumpulan data tentu dibutuhkan sebuah indera atau instrument pengumpul data. Arti konsep instrument dalam penelitian adalah indera ukur, yaitu dengan instrument penelitian ini bisa dikumpulkan data menjadi alat buat menyatakan besaran atau persentase dan lebih kurangnya pada bentuk kualitatif dan kuantitatif. Sehingga menggunakan memakai instrument yg digunakan tersebut berguna sebagai alat, baik buat mengumpulkan data juga bagi pengukurannya. Sebelum tetapkan pemilihan dan penyusunan instrument perlu diperhatikan mengenai validitas dan reliabilitas instrument yang digunakan. Sebab dikhawatirkan terjadinya penggunaan instrument yg tidak valid serta tidak reliable, buat itu perlu diketahui validitas serta reliabilitas suatu instrument terlebih dahulu. Alat pengumpul data dapat dilakukan dengan memakai metode test serta metode non test.

Langkah-langkah yg perlu dilakukan dalam proses pengumpulan data merupakan menjadi berikut :
a. Peneliti harus mengetahui dimana, bagaimana data itu diperoleh. Hal ini sudah terpikirkan sewaktu peneliti melihat variable-variabel yang terdapat dalam perkara serta hipotesa penelitian.
b. Menyusun instrument sebagai alat buat mengumpulkan data tadi, serta sudah memutuskan data mana yg betul-benar diharapkan dan data mana yg perlu diabaikan. Semuanya telah disusun oleh peneliti dalam instrument yang digunakan.
c. Sudah memikirkan siapa-siapa yang jadi responden peneliti dan bagaimana cara menghubunginya dan siapa-siapa yang bisa membantu peneliti dalam mengembangkan kuosioner atau instrument tadi.
d. Orang yg membantu mengumpulkan data ini apakah telah dipersiapkan dengan pengetahuan untuk itu atau menggunakan kata lain apakan peneliti telah melatih atau memberi petunjuk dalam melakukan tugasnya. Apabila instrument peneliti adalah wawancara maka apakah pembantu peneliti ini sudah dibekali dengan cara-cara yang baik buat berwawancara menggunakan responden.
e. Apakah birokrasi yg perlu ditembus telah kita persiapkan dengan adanya surat-surat izin untuk meneliti seseorang atau instansi tertentu.
f. Apabila semuanya sudah dilakukan peneliti bertanya berapa jumlah data yang dibutuhkan. Apakah tidak mungkin terjadinya kekurangan jumlah yg peneliti inginkan karena terdapat instrument waktu pengisian tidak lengkap, nir paripurna serta yang hilang, dan sebagainya. Untuk dapatnya data sesuai menggunakan yang diinginkan maka diharapkan supaya peneliti memperkirakan kerusakan contohnya 10%. Untuk itu sebelum dijalankan sengaja kita tambahkan jumlahnya dengan 10% yang diperkirakan akan berkurang.
g. Setelah semua teknisnya dipenuhi, maka yang tidak kalah pentingnya merupakan biaya transportasi untuk mengumpulkan data tadi. Karena kadang kala seorang wajib berkali-kali menemui seseorang utnuk wawancara atau untuk mengisi instrument yang dipakai. Oleh karenanya dalam suatu proposal, peneliti umumnya sudah dapat memperkirakan berapa porto yang dibutuhkan buat biaya transportasi tadi di samping porto lainnya.

Untuk beberapa metode, kata bagi instrumentnya memang sama menggunakan metodenya, yaitu :
1) Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes.
2) Instrumen buat metode angket atau kuosioner adalah angket atau kuosioner.
3) Instrumen untuk metode observasi adalah check-list.
4) Instrumen buat metode dokumentasi merupakan panduan dokumentasi atau bisa juga check list.

Untuk lebih jelasnya, maka akan dibahas metode dan instrument pengumpulan data satu per satu.

a. Pengumpulan data dengan Metode Tes
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta indera lain yang digunakan buat mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang di miliki sang individu atau grup. Dalam mengungkapkan tes ini akan disampaikan sekaligus alat ukur lain yang sifatnya terstandar. Ditinjau berdasarkan target atau objek yanga kan dinilai, maka dibedakan adanya beberapa macam tes dan alat ukur lain. 

1. Tes kepribadian atau personality tes
Yaitu tes yg dipakai buat mengungkap kepribadian seorang. Yang diukur bisa self konsep, kreativitas, disiplin, kemampuan spesifik, dsb.

2. Tes bakat atau aptitude tes
Yaitu tes yg digunakan buat mengukur atau mengetahui bakat seorang. 

3. Tes intelegensi 
Yaitu tes yg dipakai buat mengadakan estimasi atau asumsi terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara menaruh tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya. 

4. Tes perilaku atau attitude tes
Yaitu indera yg dipakai buat mengadakan pengukuran terhadap banyak sekali sikap seorang. 

5. Tes minat
Yaitu alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu. 

6. Tes prestasi atau achievement tes
Yaitu tes yg dipakai buat mengukur pencapaian seseorang sehabis mengusut sesuatu. Berbeda menggunakan yg lain-lain sebelum ini, tes prestasi diberikan sehabis orang yang dimaksud mengusut hal-hal sesuai dengan apa yg akan pada teskan. 

Dalam memakai metode tes, peneliti menggunakan instrument berupa tes, atau soal-soal tes. Soal tes terdiri dari poly buah tes (item) yang masing-masing mengukur satu jenis variabel.

b. Pengumpulan data menggunakan metode non tes
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya apabila dipadukan dengan data-data yg dihasilkan dengan menggunakan tehnik yg tidak sinkron, berikut tersaji indera pengumpul data dalam bentuk non tes.

1. Angket atau kuesioner
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis dalam seorang atau sekumpulan orang buat menerima jawaban atau tanggapan dan informasi yg dibutuhkan sang peneliti. Kuesioner lebih baik digunakan buat mengumpulkan data atau warta daripada teknik wawancara, karena dalam wawancara peneliti harus mengadakan hubungan pribadi. Pertemuan langsung antara responden dengan peneliti ini memerlukan saat yg poly, apalagi apabila wajib menghubungi ratusan orang. Wawancara harus dilakukan sang orang yang mahir dalam hubungan personal serta nir mampu dilakukan sang seluruh orang. Sedangkan menggunakan berita umum dapat dilakukan sang banyak orang buat mengantar serta menjemput informasi lapangan tersebut setelah diisi oleh responden dan bisa pula dilakukan sang peneliti secara masal dalam suatu kelas tehadap siswa-anak didik atau mahasiswa pada waktu yang singkat. Kuesioner mampu disusun dibelakang meja menggunakan tenang serta bisa direvisi setiap saat jika terjadi kesalahan. Kuesioner bisa pula dilakukan pngirimanya melalui kantor pos serta pengembaliannya bisa melalui tempat kerja pos tadi.

Bentuk berita umum bisa pula berstruktur dab nir berstruktur seperti pada persiapan wawancara, isinya sangat tergantung berdasarkan kebutuhan peneliti. Dalam menyusun survey supaya lebih tepat sasarannya dan lebih gampang dalam menganalisisnya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Mardalis:1989) :
1. Kuesioner disusun sejelas mungkin, buat menghindari galat tafsir dari responden yg bervariasi.
2. Diusahakan pertanyaannya sesingkat mungkin dan jangan berbeli-belit.
3. Setelah terselesaikan disusun, sebelm diedarkan untuk kegiatan yang sebenarnya. Sebaiknya dilakukan uji coba dulu terhadap sebagaian responden lalu dianalisa serta bila ditemui kelemahan dan keuranan perlu dilakukan revisi.
4. Kalimat pada pertanyaan disusun yang bisa dimengerti serta diapahami sang setiap responden ( peneliti harus tau terlebih dahulu, bagaimana perkiraan jawaban responden).
5. Alternative jawaban yg dikendaji dibuat selengkap mungkin. Misalnya, jika dikatakan alat tulis, apakah pensil, boolpoin, dll).
6. Hindari pertanyaan yg merendah atau menyinggung perasaan responden.
7. Setelah survey dibuat peneliti mestinya sudah mengetahui bagaimana cara menghitung atau analisanya nanti. 

Dalam penyusunan instrument umumnya atau survey bertitik tolak berdasarkan variable yang dikemukakan pada hipotesa atau kasus penelitian, dari sana lalu baru dijabarkan kedalam item-item serta dimensi-dimensi pertanyaan. Jangan sampai mengajukan dan menciptakan pertanyaan yang tidak ada kaitanya dengan kasus yang sedang ditelitikarena akan merugikan dan tidak terdapat gunanya.

Kuesioner bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dalam sudut pandangan :

a. Dipandang menurut cara menjawab, maka terdapat :
1. Kuesioner terbuka, yang member kesempatan kepad responden untuk menjawab menggunakan kalimatnya sendiri.
2. Kuesioner tertutup, yg sudah disediakan jawabannya sebagai akibatnya responden tinggal memilih.

b. Dipandang dari jawaban yg diberikan, yaitu:
1. Kuesioner pribadi, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
2. Kuesioner nir eksklusif, yaitu apabila responden menjawab mengenai orang lain.

c. Dipandang berdasarkan bentuknya, yaitu :
1. Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud merupakan sama menggunakan kuesioner tertutup.
2. Kuesioner isian, yg dimaksud merupakan kuesioner terbuka.
3. Check List, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan pertanda cek pada kolom yang sesuai.
4. Rating-Scale (Skala Bertingkat), yaitu sebuah pernyataan yg diikuti sang kolom-kolom yang memberitahuakn tingkatan-tingkatan. Misalnya mulai menurut sangat putusan bulat sampai sangat tidak setuju

Keuntungan Kuesioner :
1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
3. Dapat dijawab oleh responden berdasarkan kecepatannya masing-masing, serta dari ketika senggang responden.
4. Dapat dibentuk anonym, sehingga responden bebas amanah dan nir malu-memalukan menjawab.
5. Dapat dibentuk terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang sahih-sahih sama.

Kelemahan Kuesioner :
1. Responden tak jarang tidak teliti dalam menjawab sebagai akibatnya ada pertanyaan yg terlewati nir dijawab, pdahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya.
2. Sering kali sukar dicari validitasnya.
3. Walaupun dibentuk anonym, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yg nir betul atau tidak jujur.
4. Sering kali tidak kembali, terutama apabila dikirim lewat pos.
5. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu usang sebagai akibatnya terlambat.

Contoh Angket :
a. Bentuk Skala Liert
Bentuk ini dipakai apabila peneliti menginginkan data tentang pendapat responden mengenai masalah yg diteliti. Bentuk ini dapat dilakukan buat penilaian kuantitatif terhadap holistik atau setiap responden. Cara ini menggunakan memutuskan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item atau sub item yg ditetapkan, pertanyaannya berbentuk positif atau negative. 

2. Interview (Wawancara)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yg dipakai peneliti buat menerima warta-warta mulut melalui bercakap-cakap serta berhadap-hadapan mika dengan orang yang dapat menaruh berita dalam sipeneliti. Wawancara ini bisa dipakai untuk melengkapi data yg diperoleh melalui observasi. Apabila peneliti akan menggunakan teknik wawancara dalam penelitiannya perlu diketahui terlebih dulu: target, maksud, dan masalah apa yang diperlukan sipeneliti sebab dalam suatu wawancara bisa diperoleh berita yg berlainana dan terdapat kalanya tidak sesuai menggunakan maksud si peneliti. 

Secara fisik, interview bisa dibedakan atas interview terstruktur serta nir terstruktur. Seperti halnya kuesioner, interview terstruktur terdiri berdasarkan serenteten pertanyaan dimana pewawancara tinggal memberikan tanda cek (√) dalam pilihan jawaban yang sudah disiapkan. Interview terstandar kadang-kadang disembunyikan oleh pewawancara, akan tetapi tidak jua diperlihatkan kepada responden, bahkan respondenlah yg dipersilahkan menaruh pertanda.

Ditinjau dari pelaksanaannya, maka dibedakan atas :
a. Interview Bebas, inguided interview, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja namun pula mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya pewawancara tidak membawa pedoman apa yang akan ditanyakan. Kebaikan metode ini merupakan bahwa responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa beliau sedang diinterview. Kelemahannya adalah arah pertanyaan kadang-kadang kurang terkendali.
b. Interview Terpimpin (Guided Interview), yaitu interview yg dilakukan sang pewawancara menggunakan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan jelas seperti yang dimaksud pada interview terstruktur.
c. Interview Bebas Terpimpin, kombinasi antara interview bebas serta terpimpin. Dalam melaksanakan interview, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis akbar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. 

Menginterview bukanlah pekerjaan yg gampang. Dalam hal ini pewawancara harus bisa membangun suasana kalem namun serius. Artinya bahwa interview dilakukan dengan benar-benar-benar-benar, tidak main-main, namun tidak kaku. Suasana ini krusial dijaga supaya responden mau menjawab apa saja yg dikehendaki sang pewawancara secara amanah.oleh karena sulitnya pekerjaan ini, maka perlu adanya pelatihan bagi pewawancara. Sebagai instrument interview adalah interview guide atau panduan wawancara.

Waktu mempersiapkan wawancara menggunakan responden perlu diperhatikan hal-hal berikut (Mardalis:1989):
a. Responden yg akan diwawancarai sebaiknya diseleksi supaya sesuai dengan data yg dibutuhkan.
b. Waktu berwawancara sedapatnya dilakukan sinkron dengan kesediaan responden.
c. Permulaan wawancara usahakan peneliti memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan tujuan wawancara yg dilakukan.
d. Ketika bewawancara, peneliti sebaiknya berlaku misalnya orang ingin memahami dan belajar menurut responden serta jangan seperti orang menggurui terhadap responden. Hal ini krusial buat kelancaran wawancara.
e. Jangan sampai ada pertanyaan-pertanyaan yg nir diinginkan oleh responden.
f. Peneliti usahakan menunjukkan perhatian penuh terhadap pembicaraan responden. Jika terjadi pengalihan pembicaraan oleh responden peneliti dengan hati-hati meluruskannya ke sasaran pokok.
g. Melakukan penutupan pembicaraan dengan ucapan terima kasih.

3. Observasi
Observasi acapkali kali diartikan menjadi suatu arti yang sempit, yakni memperhatiakn sesuatu memakai mata. Di dalam pengertian psikologig, observasi atau yg diklaim menggunakan pengamatan, meliputi aktivitas penguatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan memakai seluruh alat indera. Jadi, mengobservasi bisa dilakukan melalui penglihatan, penciuman, telinga, raba, serta pengecap. Apa yg dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan pribadi. Di pada artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, informasi lapangan, rekaman gambar, rekaman suara. 

Jika diperhatikan lebih lanjut, observasi atau pengamatan ini dapat dibedakan sebagai dua observasi, yaitu :

a. Observasi Partisipasi
Dalam melakukan observasi partisipasi pengamat ikut terlibat pada kegiatan yang sedang diamatinya atau bisa dikatakan si pengamat ikut dan menjadi pemain. Pengamat mengamati sembari iktu berperan pada aktivitas tersebut. Yang perlu diperhatikan dalam observasi partisipasi ini adalah supaya si pengamat nir lupa tugas pokoknya, yaitu mengamati dan mencari data.

b. Observasi Simulasi
Diharapkan pengamat dapat mensimulasikan keinginannya dalam responden yang dituju sehingga responden dapat memenuhi keinginan pengamat yg membutuhkan liputan atau data berdasarkan responden. 

Observasi dapat dilakukan dengan 2 cara yang kemudian digunakan buat menyebut jenis observasi yaitu:
a. Observasi non sistematis, yg dilakukan sang pengamat menggunakan tidak menggunakan instrument pengamatan. 
b. Observasi sistematis, yang dilakukan sang pengamat menggunakan menggunakan pedoman menjadi instrument pengamatan. 

Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, pengamat hanya memberikan indikasi dalam kolom tempat peristiwa timbul itulah sebabnya maka cara bekerja seperti ini dianggap dengan sistem pertanda ( sign system).

Sign system dipakai sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran sebagai sebuah potret sinkron pengajaran sebagai sebuah potret selintas (snap shot). Instrument tadi berisi sederetan sub_variable contohnya: pengajar memperlihatkan, guru menulis dipapan tulis, pengajar bertanya dalam grup, guru menjawab, murid bertanya, dll. Setelah pengamatan dalam satu periode tertentu contohnya lima mnt, seluruh insiden yg timbul di cek. Kejadian yang muncul lebih dari satu kali dalam satu periode pengamatan, hanya di cek satu kali. Dengan demikian akan diperoleh gambar tentang apa peristiwa yg timbul dalam situasi pengajaran. 

Dalam hal ini pengamat nir dapat memperhatikan variable yang terlalu banyak. Dengan demikian pada akhir pengamatan bisa disimpulkan di kelas mana partisipasi murid terjadi paling akbar.

4. Skala bertingkat (Rating) atau Rating Scale 
Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yg dibuat berskala. Walaupun bertingkat ini mengahasilkan data yang kasar, tetapi cukup menaruh fakta. Instrumen ini dapat menggunakan mudah memberikan citra penampilan, terutama penampilan di pada orang menjalankan tugas, yang menerangkan frekuensi keluarnya sifat-sifat.

Rating-scale harus diinterpretasikan secara hati-hati karena disamping membuat gambaran yg kasar juga jawaban responden nir begitu saja gampang dipercaya. Sehubungan menggunakan ini Bregman serta Siegel pada Arikunto:2006 mendaftar hal-hal yang mempengaruhi ketidakjujuran jawaban responden yaitu: 
a). Persahabatan, 
b). Kecepatan mengira, 
c). Cepat menetapkan, 
d). Jawaban kesan pertama, 
e). Penampilan instrument, 
f). Prasangka.

Di dalam menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memilih variable skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati responden. Misalnya seorang guru ditanya mengenai jam kehadiran dan kepulangan kepala sekolah. Dia nir akan menjawab jika beliau sendiri selalu datang siang serta pulang awal.

5. Dokumentasi
Dokumentasi, dari dari ucapnya dokumen, yang adalah barang-barang tertulis. Di pada melaksanakan metode dokumentasi, peneliti memeriksa benda-benda tertulis seperti buku-kitab , majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dsb.

Dengan memakai serentetan kotak-kotak seperti ini dalam waktu mengumpulkan data melalui catatan-catatan yg memperlihatkan keadaan karyawan atau pegawai yang sebagai subjek penelitian memberikan tanda centang dalam kotak yang sesuai. Untuk merekam data berdasarkan beberapa orang karyawan, peneliti dapat menderetkan nama-nama subjek dibawah kotak-kotak tadi yg pada setiap aspek dijadikan sebagai judul table.

a. Check list, yaitu daftar variabel yg akan dikimpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal memberikan pertanda atau tally setiap pemunculan data yang dimaksud.

Dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yg berwujud goresan pena saja, tetapi bisa berupa benda-benda peninggalan misalnya prasasti serta symbol-simbol. Metode dokumentasi ini dapat adalah metode primer apabila peneliti melakukan pendekatan analisis isi . Buat penelitian dengan pendekatan lain pun metode dokumentasi jua memiliki kedudukan penting. Apabila peneliti memang cermat serta mencari bukti-bukti berdasarkan landasan aturan dan peraturan atau ketentuan, maka penggunaan metode dokumentasi menjadi nir terhindarkan. 

PENGERTIAN DAN FANFAAT DATA

Pengertian Dan Fanfaat Data 
Ada poly pengertian tentang data, secara sederhana data dapat diartikan sebagai berita mengenai sesuatu (www.ketut.web.id). Menurut Vercellis,(2009:6) pada risyana.wordpress.com, data menggambarkan sebuah representasi kabar yang tersusun secara terstruktur, menggunakan kata lain bahwa “Generally, data represent a structured codification of single primary entities, as well as of transactions involving two or more primary entities .” Sedangkan dari Wawan dan Munir (2006:1) dalam risyana.wordpress.com bahwa “Data merupakan nilai yang merepresantasikan deskripsi menurut suatu objek atau insiden.”

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data merupakan fakta yang benar dan nyata. Data pula bisa diartikan menjadi sesuatu yang digunakan atau diperlukan dalam penelitian menggunakan menggunakan parameter tertentu yang telah dipengaruhi (Priyatno:2008). Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa data merupakan suatu objek, insiden, atau liputan yg terdokumentasikan dengan mempunyai kodifikasi terstruktur buat suatu atau beberapa entitas. 

A. JENIS-JENIS DATA
Dalam sebuah penelitian, terdapat 2 macam jenis data (Priyatno:2008), yaitu :

1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yg dinyatakan pada bentuk bukan angka, tetapi berbentuk istilah, kalimat, gambar, atau bagan.

2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yg dinyatakan pada bentuk angka. Tipe-tipe data kuantitatif merupakan menjadi berikut :

a. Data Nominal
Data nominal merupakan ukuran yg paling sederhana, dimana angka yang diberikan pada objek memiliki arti sebagai label saja, dan tidak memberitahuakn tingkatan apapun (Moh. Nazir.2003). 

Ciri-ciri data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama. Data nominal merupakan data kontinum serta nir mempunyai urutan. Bila objek dikelompokkan ke pada set-set, serta kepada semua anggota set diberikan angka, set-set tadi tidak boleh tumpang tindih dan bersisa. Misalnya tentang jenis olah raga yakni tenis, basket serta renang. Kemudian masing-masing anggota set pada atas kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket (dua) serta renang (tiga). Jelas kelihatan bahwa nomor yg diberikan tidak memberitahuakn bahwa tingkat olah raga basket lebih tinggi berdasarkan tenis ataupun tingkat renang lebih tinggi berdasarkan tenis. Angka tersebut nir memberikan arti apa-apa bila dibubuhi. Angka yg diberikan hanya berfungsi sebagai label saja. 

b. Data Ordinal
Bagian lain dati data kontimun adalah data ordinal. Data ini selain memiliki nama (atribut) jua mempunyai peringkat atau urutan. Angka yg diberikan mengandung tingkatan. Ini dipakai buat mengurutkan objek menurut yg paling rendah sampai paling tinggi atau kebalikannya. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya menaruh peringkat saja. Jika kita mempunyai sebuah set objek yg dinomori, menurut 1 sampai n, contohnya peringkat 1, dua, 3, 4, lima dan seterusnya, apabila dinyatakan pada skala, maka jeda antara data yang satu dengan lainnya tidak sama. Ia akan mempunyai urutan mulai berdasarkan yg paling tinggi hingga paling rendah. Atau paling baik hingga ke yang paling jelek. Misalnya pada skala Likert (Moh Nazir.2003), mulai menurut sangat setuju, putusan bulat, ragu-ragu, tidak sepakat hingga sangat nir putusan bulat. Atau jawaban pertanyaan tentang kecenderungan warga buat menghadiri kedap generik pemilihan kepala daerah, mulai berdasarkan tidak pernah absen menghadiri, dengan kode lima, kadang-kadang saja menghadiri, menggunakan kode 4, kurang menghadiri, dengan kode 3, nir pernah menghadiri, dengan kode 2 hingga tidak ingin menghadiri sama sekali, dengan kode 1. Dari hasil pengukuran dengan memakai skala ordinal ini akan diperoleh data ordinal.

c. Data Interval
Pemberian nomor kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat berukuran ordinal serta ditambah satu sifat lain, yakni jeda yg sama dalam pengukuran dinamakan data interval. Data ini memberitahuakn jeda yg sama dari karakteristik atau sifat objek yg diukur. Akan namun ukuran interval nir memberikan jumlah mutlak dari objek yg diatur. Data yang diperoleh berdasarkan output pengukuran menggunakan skala interval dinamakan data interval. Misalnya tentang nilai ujian 6 orang mahasiswa, yakni A, B, C, D, E dan F diukur menggunakan ukuran interval dalam skala prestasi menggunakan berukuran 1, 2, tiga, 4, lima, dan 6, maka bisa dikatakan bahwa beda prestasi antara C dan A adalah tiga – 1 = 2. Beda prestasi antara C serta F merupakan 6 – 3 = tiga. Akan tetapi nir sanggup dikatakan bahwa prestasi E merupakan lima kali prestasi A ataupun prestasi F merupakan 3 kali lebih baik dari prestasi B. Dari output pengukuran menggunakan menggunakan skala interval ini akan diperoleh data interval.

d. Data Rasio
Data rasio merupakan data yg memiliki rentang nilai 0 dan plus serta minus berdasarkan semua nomor (Muhajir, 2007). Ukuran ratio dapat dibentuk perkalian ataupun pembagian. Angka dalam skala ratio bisa menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yg diukur. Apabila terdapat 4 orang pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing perhari Rp. 10.000, Rp.30.000, Rp. 40.000 dan Rp. 50.000. Bila dipandang dengan ukuran ratio maka pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan D adalah lima kali pendapatan A. Pendapatan C merupakan 4/3 kali pendapatan B. Dengan istilah lain, ratio antara C dan A adalah 4 : 1, ratio antara D dan A adalah lima : 1, sedangkan rasio antara C dan B merupakan 4 : 3. Interval pendapatan pengemudi A serta C merupakan 30.000. Dan pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Contoh lainnya merupakan berat badan bayi yg diukur dengan skala ratio. Bayi A mempunyai berat 3 Kg. Bayi B memiliki berat 2 Kg dan bayi C memiliki berat 1 Kg. Jika diukur menggunakan skala Ratio, maka bayi A mempunyai ratio berat badan 3 kali dari berat badan bayi C. Bayi B mempunyai ratio berat badan dua kali menurut berat badan bayi C, dan bayi C mempunyai ratio berat badan 1/3 kali berat badan bayi A, dst. Dari output pengukuran menggunakan menggunakan skala rasio ini akan diperoleh data ratio. 

B. JENIS-JENIS METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Dalam proses pengumpulan data tentu diharapkan sebuah indera atau instrument pengumpul data. Arti konsep instrument dalam penelitian adalah indera ukur, yaitu menggunakan instrument penelitian ini dapat dikumpulkan data sebagai indera buat menyatakan besaran atau persentase serta lebih kurangnya dalam bentuk kualitatif serta kuantitatif. Sehingga menggunakan memakai instrument yg dipakai tersebut berguna sebagai alat, baik buat mengumpulkan data juga bagi pengukurannya. Sebelum tetapkan pemilihan serta penyusunan instrument perlu diperhatikan mengenai validitas serta reliabilitas instrument yg digunakan. Sebab dikhawatirkan terjadinya penggunaan instrument yang tidak valid dan nir reliable, buat itu perlu diketahui validitas serta reliabilitas suatu instrument terlebih dahulu. Alat pengumpul data dapat dilakukan dengan menggunakan metode test serta metode non test.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan pada proses pengumpulan data adalah menjadi berikut :
a. Peneliti wajib mengetahui dimana, bagaimana data itu diperoleh. Hal ini telah terpikirkan sewaktu peneliti melihat variable-variabel yg terdapat pada kasus serta hipotesa penelitian.
b. Menyusun instrument sebagai indera buat mengumpulkan data tersebut, dan telah memutuskan data mana yg benar -benar dibutuhkan serta data mana yang perlu diabaikan. Semuanya sudah disusun oleh peneliti dalam instrument yg digunakan.
c. Sudah memikirkan siapa-siapa yang jadi responden peneliti dan bagaimana cara menghubunginya serta siapa-siapa yang dapat membantu peneliti pada membuatkan kuosioner atau instrument tersebut.
d. Orang yang membantu mengumpulkan data ini apakah sudah dipersiapkan dengan pengetahuan buat itu atau dengan kata lain apakan peneliti telah melatih atau memberi petunjuk dalam melakukan tugasnya. Apabila instrument peneliti merupakan wawancara maka apakah pembantu peneliti ini sudah dibekali dengan cara-cara yg baik buat berwawancara menggunakan responden.
e. Apakah birokrasi yg perlu ditembus telah kita persiapkan menggunakan adanya surat-surat biar buat meneliti seseorang atau instansi tertentu.
f. Jika semuanya telah dilakukan peneliti bertanya berapa jumlah data yang dibutuhkan. Apakah tidak mungkin terjadinya kekurangan jumlah yang peneliti inginkan lantaran ada instrument saat pengisian tidak lengkap, tidak sempurna serta yang hilang, dan sebagainya. Untuk dapatnya data sesuai menggunakan yg diinginkan maka dibutuhkan supaya peneliti memperkirakan kerusakan misalnya 10%. Untuk itu sebelum dijalankan sengaja kita tambahkan jumlahnya dengan 10% yg diperkirakan akan berkurang.
g. Setelah seluruh teknisnya dipenuhi, maka yg tidak kalah pentingnya merupakan biaya transportasi buat mengumpulkan data tersebut. Karena kadang kala seorang harus berkali-kali menemui seorang utnuk wawancara atau buat mengisi instrument yang digunakan. Oleh karenanya dalam suatu proposal, peneliti umumnya sudah bisa memperkirakan berapa porto yang dibutuhkan buat biaya transportasi tadi pada samping porto lainnya.

Untuk beberapa metode, kata bagi instrumentnya memang sama menggunakan metodenya, yaitu :
1) Instrumen buat metode tes merupakan tes atau soal tes.
2) Instrumen buat metode angket atau kuosioner merupakan angket atau kuosioner.
3) Instrumen buat metode observasi merupakan check-list.
4) Instrumen buat metode dokumentasi adalah panduan dokumentasi atau bisa juga check list.

Untuk detail, maka akan dibahas metode serta instrument pengumpulan data satu per satu.

a. Pengumpulan data dengan Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan dan indera lain yg digunakan buat mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang pada miliki oleh individu atau grup. Dalam menyampaikan tes ini akan disampaikan sekaligus indera ukur lain yg sifatnya terstandar. Ditinjau berdasarkan target atau objek yanga kan dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa macam tes dan alat ukur lain. 

1. Tes kepribadian atau personality tes
Yaitu tes yang dipakai buat mengungkap kepribadian seorang. Yang diukur bisa self konsep, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dsb.

2. Tes bakat atau aptitude tes
Yaitu tes yg dipakai buat mengukur atau mengetahui bakat seseorang. 

3. Tes intelegensi 
Yaitu tes yg dipakai buat mengadakan perkiraan atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang menggunakan cara memberikan tugas pada orang yang akan diukur intelegensinya. 

4. Tes perilaku atau attitude tes
Yaitu indera yg digunakan buat mengadakan pengukuran terhadap aneka macam perilaku seorang. 

5. Tes minat
Yaitu indera buat menggali minat seorang terhadap sesuatu. 

6. Tes prestasi atau achievement tes
Yaitu tes yg dipakai buat mengukur pencapaian seorang sehabis mempelajari sesuatu. Berbeda dengan yg lain-lain sebelum ini, tes prestasi diberikan sehabis orang yg dimaksud mengusut hal-hal sinkron menggunakan apa yang akan di teskan. 

Dalam memakai metode tes, peneliti menggunakan instrument berupa tes, atau soal-soal tes. Soal tes terdiri dari banyak butir tes (item) yg masing-masing mengukur satu jenis variabel.

b. Pengumpulan data dengan metode non tes
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya apabila dipadukan menggunakan data-data yg dihasilkan dengan menggunakan tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non tes.

1. Angket atau kuesioner
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yg berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis dalam seseorang atau sekumpulan orang untuk menerima jawaban atau tanggapan dan informasi yg diharapkan sang peneliti. Kuesioner lebih baik dipakai buat mengumpulkan data atau berita daripada teknik wawancara, karena dalam wawancara peneliti harus mengadakan hubungan pribadi. Pertemuan pribadi antara responden menggunakan peneliti ini memerlukan waktu yg banyak, apalagi jika harus menghubungi ratusan orang. Wawancara wajib dilakukan sang orang yg mahir dalam hubungan personal dan nir bisa dilakukan oleh semua orang. Sedangkan memakai informasi lapangan bisa dilakukan oleh poly orang untuk mengantar dan menjemput informasi lapangan tersebut selesainya diisi oleh responden dan dapat pula dilakukan oleh peneliti secara masal pada suatu kelas tehadap anak didik-murid atau mahasiswa dalam saat yang singkat. Kuesioner mampu disusun dibelakang meja menggunakan hening serta dapat direvisi setiap ketika jika terjadi kesalahan. Kuesioner dapat jua dilakukan pngirimanya melalui tempat kerja pos dan pengembaliannya dapat melalui tempat kerja pos tersebut.

Bentuk informasi lapangan bisa jua berstruktur dab nir berstruktur seperti dalam persiapan wawancara, isinya sangat tergantung berdasarkan kebutuhan peneliti. Dalam menyusun berita umum agar lebih tepat sasarannya serta lebih mudah dalam menganalisisnya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Mardalis:1989) :
1. Kuesioner disusun sejelas mungkin, buat menghindari keliru tafsir berdasarkan responden yang bervariasi.
2. Diusahakan pertanyaannya sesingkat mungkin dan jangan berbeli-belit.
3. Setelah terselesaikan disusun, sebelm diedarkan buat kegiatan yang sebenarnya. Sebaiknya dilakukan uji coba dulu terhadap sebagaian responden lalu dianalisa serta apabila ditemui kelemahan serta keuranan perlu dilakukan revisi.
4. Kalimat pada pertanyaan disusun yg dapat dimengerti serta diapahami sang setiap responden ( peneliti wajib tau terlebih dahulu, bagaimana asumsi jawaban responden).
5. Alternative jawaban yg dikendaji dibentuk selengkap mungkin. Misalnya, jika dikatakan alat tulis, apakah pensil, boolpoin, dll).
6. Hindari pertanyaan yg merendah atau menyinggung perasaan responden.
7. Setelah berita umum dibuat peneliti mestinya telah mengetahui bagaimana cara menghitung atau analisanya nanti. 

Dalam penyusunan instrument umumnya atau survey bertitik tolak menurut variable yang dikemukakan pada hipotesa atau masalah penelitian, menurut sana lalu baru dijabarkan kedalam item-item serta dimensi-dimensi pertanyaan. Jangan hingga mengajukan serta membuat pertanyaan yang nir ada kaitanya dengan kasus yg sedang ditelitikarena akan merugikan serta tidak ada gunanya.

Kuesioner dapat dibedakan sebagai beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangan :

a. Dipandang dari cara menjawab, maka terdapat :
1. Kuesioner terbuka, yang member kesempatan kepad responden buat menjawab menggunakan kalimatnya sendiri.
2. Kuesioner tertutup, yg telah disediakan jawabannya sebagai akibatnya responden tinggal memilih.

b. Dipandang menurut jawaban yg diberikan, yaitu:
1. Kuesioner pribadi, yaitu responden menjawab mengenai dirinya.
2. Kuesioner tidak langsung, yaitu bila responden menjawab tentang orang lain.

c. Dipandang menurut bentuknya, yaitu :
1. Kuesioner pilihan ganda, yg dimaksud merupakan sama menggunakan survey tertutup.
2. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah informasi lapangan terbuka.
3. Check List, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda cek pada kolom yang sinkron.
4. Rating-Scale (Skala Bertingkat), yaitu sebuah pernyataan yang diikuti sang kolom-kolom yg memperlihatkan tingkatan-strata. Misalnya mulai berdasarkan sangat setuju sampai sangat nir setuju

Keuntungan Kuesioner :
1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2. Dapat dibagikan secara serentak kepada poly responden.
3. Dapat dijawab sang responden dari kecepatannya masing-masing, serta menurut saat senggang responden.
4. Dapat dibuat anonym, sebagai akibatnya responden bebas jujur dan tidak memalukan-memalukan menjawab.
5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden bisa diberi pertanyaan yg benar-benar sama.

Kelemahan Kuesioner :
1. Responden acapkali tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yg terlewati tidak dijawab, pdahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya.
2. Sering kali sukar dicari validitasnya.
3. Walaupun dibentuk anonym, kadang-kadang responden menggunakan sengaja menaruh jawaban yg tidak betul atau nir jujur.
4. Sering kali nir balik , terutama bila dikirim lewat pos.
5. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yg terlalu usang sehingga terlambat.

Contoh Angket :
a. Bentuk Skala Liert
Bentuk ini dipakai apabila peneliti menginginkan data mengenai pendapat responden mengenai masalah yg diteliti. Bentuk ini bisa dilakukan untuk evaluasi kuantitatif terhadap keseluruhan atau setiap responden. Cara ini menggunakan tetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item atau sub item yang ditetapkan, pertanyaannya berbentuk positif atau negative. 

2. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yg digunakan peneliti buat menerima keterangan-kabar lisan melalui bercakap-cakap serta berhadap-hadapan mika dengan orang yg dapat memberikan informasi pada sipeneliti. Wawancara ini bisa dipakai buat melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Apabila peneliti akan memakai teknik wawancara pada penelitiannya perlu diketahui terlebih dulu: target, maksud, serta masalah apa yg dibutuhkan sipeneliti karena dalam suatu wawancara dapat diperoleh warta yang berlainana serta terdapat kalanya tidak sinkron menggunakan maksud si peneliti. 

Secara fisik, interview bisa dibedakan atas interview terstruktur serta nir terstruktur. Seperti halnya kuesioner, interview terstruktur terdiri dari serenteten pertanyaan dimana pewawancara tinggal memberikan indikasi cek (√) dalam pilihan jawaban yang sudah disiapkan. Interview terstandar kadang-kadang disembunyikan oleh pewawancara, akan tetapi tidak juga diperlihatkan kepada responden, bahkan respondenlah yg dipersilahkan memberikan tanda.

Ditinjau berdasarkan pelaksanaannya, maka dibedakan atas :
a. Interview Bebas, inguided interview, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya pewawancara tidak membawa pedoman apa yang akan ditanyakan. Kebaikan metode ini merupakan bahwa responden nir menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diinterview. Kelemahannya merupakan arah pertanyaan kadang-kadang kurang terkendali.
b. Interview Terpimpin (Guided Interview), yaitu interview yg dilakukan sang pewawancara menggunakan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terang misalnya yang dimaksud pada interview terstruktur.
c. Interview Bebas Terpimpin, kombinasi antara interview bebas serta terpimpin. Dalam melaksanakan interview, pewawancara membawa panduan yang hanya adalah garis akbar mengenai hal-hal yg akan ditanyakan. 

Menginterview bukanlah pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini pewawancara harus bisa membentuk suasana santai namun berfokus. Artinya bahwa interview dilakukan dengan sungguh-sungguh, nir main-main, namun nir kaku. Suasana ini penting dijaga supaya responden mau menjawab apa saja yang dikehendaki oleh pewawancara secara jujur.sang karena sulitnya pekerjaan ini, maka perlu adanya pembinaan bagi pewawancara. Sebagai instrument interview adalah interview guide atau pedoman wawancara.

Waktu mempersiapkan wawancara menggunakan responden perlu diperhatikan hal-hal berikut (Mardalis:1989):
a. Responden yang akan diwawancarai usahakan diseleksi agar sinkron dengan data yg dibutuhkan.
b. Waktu berwawancara sedapatnya dilakukan sinkron menggunakan kesediaan responden.
c. Permulaan wawancara usahakan peneliti memperkenalkan diri dan menyebutkan maksud serta tujuan wawancara yang dilakukan.
d. Ketika bewawancara, peneliti sebaiknya berlaku seperti orang ingin memahami dan belajar berdasarkan responden serta jangan seperti orang menggurui terhadap responden. Hal ini penting buat kelancaran wawancara.
e. Jangan sampai ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak diinginkan sang responden.
f. Peneliti sebaiknya menunjukkan perhatian penuh terhadap pembicaraan responden. Jika terjadi pengalihan pembicaraan oleh responden peneliti menggunakan hati-hati meluruskannya ke target utama.
g. Melakukan penutupan pembicaraan dengan ucapan terima kasih.

3. Observasi
Observasi sering kali diartikan sebagai suatu arti yg sempit, yakni memperhatiakn sesuatu memakai mata. Di pada pengertian psikologig, observasi atau yang disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan penguatan perhatian terhadap sesuatu objek menggunakan memakai seluruh alat indera. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, indera pendengaran, raba, serta pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan pribadi. Di dalam artian penelitian observasi bisa dilakukan dengan tes, berita umum, rekaman gambar, rekaman suara. 

Jika diperhatikan lebih lanjut, observasi atau pengamatan ini dapat dibedakan sebagai 2 observasi, yaitu :

a. Observasi Partisipasi
Dalam melakukan observasi partisipasi pengamat ikut terlibat dalam aktivitas yang sedang diamatinya atau bisa dikatakan si pengamat ikut serta menjadi pemain. Pengamat mengamati sambil iktu berperan pada aktivitas tadi. Yg perlu diperhatikan pada observasi partisipasi ini adalah agar si pengamat tidak lupa tugas pokoknya, yaitu mengamati serta mencari data.

b. Observasi Simulasi
Diharapkan pengamat bisa mensimulasikan keinginannya pada responden yang dituju sehingga responden dapat memenuhi cita-cita pengamat yang membutuhkan kabar atau data berdasarkan responden. 

Observasi dapat dilakukan menggunakan 2 cara yang kemudian dipakai buat menyebut jenis observasi yaitu:
a. Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrument pengamatan. 
b. Observasi sistematis, yang dilakukan sang pengamat dengan memakai panduan sebagai instrument pengamatan. 

Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin ada dan akan diamati. Dalam proses observasi, pengamat hanya menaruh tanda dalam kolom loka insiden muncul itulah sebabnya maka cara bekerja seperti ini diklaim menggunakan sistem pertanda ( sign system).

Sign system dipakai sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran menjadi sebuah potret sesuai pedagogi menjadi sebuah potret selintas (snap shot). Instrument tadi berisi sederetan sub_variable misalnya: guru memberitahuakn, pengajar menulis dipapan tulis, pengajar bertanya dalam gerombolan , pengajar menjawab, anak didik bertanya, dll. Setelah pengamatan pada satu periode eksklusif contohnya 5 mnt, semua insiden yang timbul di cek. Kejadian yang muncul lebih dari satu kali pada satu periode pengamatan, hanya di cek satu kali. Dengan demikian akan diperoleh gambar mengenai apa kejadian yg timbul pada situasi pengajaran. 

Dalam hal ini pengamat nir bisa memperhatikan variable yg terlalu poly. Dengan demikian pada akhir pengamatan bisa disimpulkan di kelas mana partisipasi anak didik terjadi paling besar .

4. Skala bertingkat (Rating) atau Rating Scale 
Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yg dibuat berskala. Walaupun bertingkat ini mengahasilkan data yang kasar, tetapi relatif menaruh kabar. Instrumen ini bisa menggunakan gampang memberikan citra penampilan, terutama penampilan pada pada orang menjalankan tugas, yang memperlihatkan frekuensi munculnya sifat-sifat.

Rating-scale harus diinterpretasikan secara hati-hati lantaran disamping membentuk gambaran yang kasar jua jawaban responden tidak begitu saja mudah dipercaya. Sehubungan dengan ini Bregman serta Siegel dalam Arikunto:2006 mendaftar hal-hal yang menghipnotis ketidakjujuran jawaban responden yaitu: 
a). Persahabatan, 
b). Kecepatan mengira, 
c). Cepat menetapkan, 
d). Jawaban kesan pertama, 
e). Penampilan instrument, 
f). Prasangka.

Di pada menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memilih variable skala. Apa yang ditanyakan harus apa yg dapat diamati responden. Misalnya seorang pengajar ditanya mengenai jam kehadiran dan kepulangan kepala sekolah. Dia nir akan menjawab apabila beliau sendiri selalu tiba siang dan pulang awal.

5. Dokumentasi
Dokumentasi, berdasarkan asal pungkasnya dokumen, yg artinya barang-barang tertulis. Di pada melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mempelajari benda-benda tertulis misalnya buku-kitab , majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen kedap, catatan harian, dsb.

Dengan memakai serentetan kotak-kotak seperti ini dalam ketika mengumpulkan data melalui catatan-catatan yg menerangkan keadaan karyawan atau pegawai yang sebagai subjek penelitian menaruh indikasi centang pada kotak yg sinkron. Untuk merekam data berdasarkan beberapa orang karyawan, peneliti dapat menderetkan nama-nama subjek dibawah kotak-kotak tadi yg dalam setiap aspek dijadikan menjadi judul table.

a. Check list, yaitu daftar variabel yang akan dikimpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal menaruh indikasi atau tally setiap pemunculan data yg dimaksud.

Dalam pengertian yg lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, namun bisa berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti serta symbol-simbol. Metode dokumentasi ini dapat merupakan metode primer apabila peneliti melakukan pendekatan analisis isi . Buat penelitian menggunakan pendekatan lain pun metode dokumentasi pula memiliki kedudukan penting. Apabila peneliti memang cermat dan mencari bukti-bukti dari landasan aturan dan peraturan atau ketentuan, maka penggunaan metode dokumentasi menjadi tidak terhindarkan. 

PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI

Perencanaan Dan Pembangunan Sistem Informasi
Konsep Dasar Sistem 
Sistem merupakan sekumpulan elemen yg saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan buat mencapai suatu tujuan eksklusif. Jika pada suatu sistem terdapat elemen yang nir menaruh manfaat atau donasi terhadap tercapainya tujuan, maka elemen tadi bukanlah bagian menurut sistem. 

Elemen Sistem
Beberapa elemen yg membangun sebuah sistem, yaitu :
  • Tujuan 
  • Masukan 
  • Keluaran 
  • Proses 
  • Mekanisme Pengendalian 
  • Umpan Balik 
Selain itu sistem juga berinteraksi menggunakan lingkungan yg sedikit atau banyak ikut mensugesti sistem tersebut. Antara sistem serta lingkungan dibatasi sang batas sistem (boundary). Gambar 3.1 menampakan interaksi antar elemen dalam sistem serta hubungannya menggunakan lingkungan.

Tujuan
Tujuan dari suatu sistem mampu hanya satu atau poly. Tujuan inilah yg sebagai motivator bagi sistem dan sekaligus mengarahkan sistem. Tanpa tujuan sistem sebagai tidak terarah dan terkendali. Tujuan antara sistem satu menggunakan sistem yang lain bhineka.

Masukan
Masukan (input) merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya sebagai bahan untuk diproses.

Gambar Sistem, elemen sistem serta lingkungan

Proses
Proses adalah bagian yang melakukan perubahan atau transfromasi menurut masukan sebagai keluaran yang bermanfaat.

Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil berdasarkan pemrosesan. Keluaran mempunyai nilai lebih (value added) berdasarkan masukannya.

Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik 
Mekanisme pengendalian (control mechanism) dapat diwujudkan dengan adanya umpan kembali (feed back) yang menganalisa keluaran apakah sudah memenuhi tujuan. Hal ini digunakan buat mengendalikan baik masukan maupun proses agar membuat keluaran yang sinkron tujuan. 

Klasifikasi Sistem
a. Sistem Abstrak serta Sistem Fisik
Sistem tak berbentuk (Abstract System) adalah sistem yg berisi gagasan atau konsep, contohnya sistem teologi yg membahas mengenai interaksi manusia dengan Tuhan. 

Sistem fisik (Physical System) adlah sistem yg secara fisik bisa dipandang, misalnya sistem personal komputer . 

b. Sistem Deterministik serta Sistem Probabilistik
Sistem deterministik (Deterministic System) merupakan suatu sistem yg operasinya bisa diprediksi secara tepat, contohnya sistem komputer.

Sistem probablistik (Probabilistic System) adalah sistem yg nir bisa diramal menggunakan niscaya lantaran mengandung unsure probabilitas, misalnya sistem persediaan.

c. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup (Closed System) merupakan sistem yang tidak bertukar materi, fakta, atau energi menggunakan lingkungan. Dengan istilah lain sistem ini tidak berinteraksi menggunakan lingkungan.

Sistem terbuka (Open System) merupakan sistem yang berhubungan dengan lingkungan serta ditentukan lingkungan.

d. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah (Natural System) adalah sistem yg terjadi lantaran alam (tidak dibuat sang manusia), contohnya sistem tata matahari.

Sistem buatan manusia (Human Made System) adalah sistem yg sengaja dibuat sang insan, misalnya sistem personal komputer .

Konsep Dasar Sistem Informasi
Data lawan Informasi
Data Nilai/value yang turut merepresentasikan pelukisan menurut suatu objek atau kejadian (event). Data adalah bentuk yg belum dapat memberikan manfaat yg besar bagi penerimanya, sebagai akibatnya perlu suatu contoh yg nantinya akan dikelompokkan serta diproses buat membuat warta. Sebagai contoh data adalah :
a. Laporan penjualan penjualan setiap salesman, yang berfungsi buat menaruh besarnya komisi dan bonus.
b. Laporan penjualan setiap daerah, yg berfungsi buat aplikasi kenaikan pangkat serta periklanan.
c. Laporan penjualan setiap jenis barang, yg berfungsi buat mengontrol persediaan barang serta buat mengevaluasi barang yg nir atau kurang laku terjual.

Informasi
Merupakan output pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih bermanfaat serta lebih berarti bagi penerimannya dan digunakan buat pengambilan keputusan.

Pengolahan Data (Data Processing)
Adalah masa atau waktu yang dipakai buat menggambarkan perubahan bentuk data sebagai liputan yang memiliki kegunaan. Beberapa aktivitas yg dilakukan dalam pengolahan data merupakan:

a. Data Input
1. Recording transaction data ke sebuah pengolahan data medium (contoh, punching number ke pada kalkulator).
2. Coding transaction data ke pada bentuk lain (contoh, converting atribut kelamin female ke alfabet F).
3. Storing data or information buat pengambilan keputusan (potential information for future).

b. Data Transformation
1. Calculating, operasi aritmatik terhadap data field.
2. Summarizing, proses akumulasi beberapa data (model, menjumlah jumlah jam kerja setiap hari dalam seminggu sebagai nilai total jam kerja perminggu).
3. Classifying data group-class tertentu :
a) Categorizing data kedalam class berdasar karakteristrik tertentu (contoh, pengelompokkan data mahasiswa berdasar semester aktif). 
b) Sorting data kedalam bentuk yang berurutan (model, pengurutan angka induk karyawan secara ascending).
c) Merging buat 2 atau lebih set data berdasar kriteria eksklusif (menggabungkan data penjualan bulan Januari, Februari serta Maret kedalam class triwulanan).
d) Matching data berdasar harapan pengguna terhadap group data (contoh, memilih semua karyawan yg total pendapatannya lebih berdasarkan 15 juta pertahun).

c. Information Output
1. Displaying result, menampilkan fakta yang diharapkan pemakai melalui monitor atau cetakan.
2. Reproducing, penyimpanan data yg dipakai untuk pemakai lain yg membutuhkan. 
3. Telecommunicating, penyimpanan data secara elektro melalui saluran komunikasi.
Gambar mendeskripsikan skema proses primer dan fungsi dari pengolahan data.


Gambar Skema proses primer serta fungsi dari pengolahan data.

Sistem Informasi
Sistem Informasi (SI)
Suatu sistem dalam suatu organisasi yang adalah kombinasi dari orang-orang fasilitas, teknologi, media, prosedur-mekanisme serta pengendalian buat mendapatkan jalur komunikasi krusial, serta menyediakan suatu dasar keterangan untuk pengambilan keputusan.

Gambar Definisi Sistem Informasi

Kualitas Informasi
Kualitas warta (quality of information) sangat dipengaruhi atau ditentukan tiga hal, yaitu :
1. Relevan (relevancy)
Berarti fakta wajib menaruh manfaat bagi pemakainya. Relevansi warta buat tiap-tiap orang satu dengan yg lainnya tidak sinkron. Misalnya keterangan tentang karena-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan merupakan kurang relevan dan akan lebih relevan jika ditujukan kepada ahli teknik perusahaan

2. Akurat (accuracy)
Informasi harus bebas menurut kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, dan wajib jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan dapat terjadi karena sumber fakta (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau merubah data-data orisinil tadi. Komponen seksama :

Completeness (kelengkapan)
Berarti liputan yg dihasilkan atau diharapkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila keterangan yg dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sebagai akibatnya akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu perkara menggunakan baik.
· Correctness (kebenaran)
· Security (keamanan)

3. Tepat saat (timeliness)
Informasi yg dihasilkan atau diharapkan nir boleh terlambat (lama ). Informasi yang usang nir memiliki nilai yg baik, sehingga jikalau digunakan menjadi dasar pada pengambilan keputusan akan mengakibatkan fatal atau kesalahan dalam keputusan dan tindakan. Kondisi demikian menyebabkan mahalnya nilai suatu fakta, sehingga kecepatan buat menerima, memasak serta mengirimkannya memerlukan teknologi-teknologi modern. 
4. Ekonomis (Economy)
5. Efisien (Efficiency)
6. Dapat dianggap (Reliability)

Komponen Sistem Informasi
Dalam sistem informasi masih ada kompenen-komponen seperti :
· Perangkat keras (Hardware)
Mencakup piranti-piranti fisik seperti computer, printer, dan peripheral.

· Perangkat lunak (Software)
Sekumpulan instruksi yang memungkinkan piranti keras buat melakukan pemrosesan data.

· Prosedur
Sekumpulan aturan yang digunakan untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yg dikehendaki.

· Manusia
Semua pihak yg bertanggung jawab pada pengembangan sistem keterangan, pemrosesan serta penggunaan sistem informasi.B dalam pengembangan sistem n pembangkitan keluaran yg dikehendaki.) yang menganalisa keluaran apak

· Basis Data (Database)
Sekumpulan table, hubungan yang herbi penyimpanan data.

· Jaringan Komputer dan Komunikasi Data
Sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses sang sejumlah pemakai. 

Sistem Design
IDEF0
IDEF0 (Integration DEFinition language 0) merupakan bahasa pemodelan yang memakai gambar dengan disertai penjelasan yg komprehensif buat menjelaskan tahapan/ metodologi pengembangan dari suatu sistem. Sistem dimodelkan sebagai deretan fungsi-fungsi yg saling berkaitan satu menggunakan yang lain buat menciptakan suatu fungsi primer. Fungsi-fungsi tersebut menjelaskan apa yg dikerjakan oleh sistem, sebagai akibatnya apa saja yang mengontrol, memproses, diproses, dan dihasilkan oleh sistem tadi bisa diketahui.

Building blocks merupakan komponen penyusun system yang digambarkan dalam contoh. Building blocks terdapat 2 macam, yaitu:
a. Aktivitas, yaitu komponen suatu sistem yang menjalankan atau melakukan suatu tindakan .
b. ICOM, yaitu komponen suatu sistem yang dipergunakan oleh suatu aktivitas.

ICOM terdiri dari :
1. Input : sesuatu yg ditransformasikan oleh suatu aktivitas.
2. Control : sesuatu yang memilih bagaimana suatu aktivitas terjadi tetapi nir ditransformasikan olehnya.
3. Output : sesuatu yg dihasilkan oleh aktivitas
4. Mechanism : orang, fasilitas, mesin, atau lainnya yg menjalankan kegiatan. 

IDEF0 memandang suatu sistem sebagai sesuatu yg terdiri menurut formasi kegiatan yang memakai ICOM – ICOM buat mewujudkan tugas – tugasnya. Aktivitas dan ICOM adalah komponen penyusun sistem yang harus diidentifikasi pada pembentukan model. Dengan kata lain, model dari suatu sisten dengan memakai metode IDEF0 merupakan merupakan pengambaran kegiatan dan ICOM suatu sistem.

Secara holistik aktivitas dan ICOM digambarkan pada gambar

Gambar  Building Blocks pada IDEF0

Gambar Decomposition pada IDEF0

Penggambaran contoh dalam IDEF0 dilakukan secara bertingkat (hirarkis) mulai berdasarkan aktivitas umum hingga rinciannya.pada taraf tertinggi dianggap Context Page yg berisi satu aktivitas yang menunjukkan seluruh sistem menjadi satu kegiatan serta memberitahuakn juga interface sistem dengan lingkungannya. Context Diagram juga biasa disebut Diagram A0 atau Parent Diagram. 

Pada strata berikutnya dibuat Decomposition Page atau Child Diagram yang merupakan rincian lebih jauh dari sistem. Setiap pembagian terstruktur mengenai pada Decomposition Page dinamakan Diagram A1,Diagram A2, Diagram A3, … Diagram A11, Diagram A22, dan seterusnya. Setiap ICOM yang timbul dalam suatu Parent Diagram akan dirinci pada child diagram. Child Diagram akan terus dibuat hingga strata di mana proses berbentuk prosedur pemecahan pengerjaan aktivitas tadi.

Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD adalah notasi grafis pada pemodelan data konseptual yang menggambarkan interaksi antara penyimpanan. ERD dipakai untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, karena hal ini relatif kompleks. Dengan ERD kita dapat menguji contoh menggunakan mengabaikan proses yang wajib dilakukan.

ERD menggunakan sejumlah notasi serta symbol untuk mendeskripsikan struktur serta interaksi antar data, ada 3 macam symbol yg digunakan, yaitu:
Entiti : merupakan suatu objek yg dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai pada konteks sistem yg akan dibentuk.
Atribut : Entiti mempunyai elemen yg dianggap dengan atribut, dan berfungsi mendeskiripsikan karakter entiti.
Relationship : Hubungan ; misalnya halnya entity maka pada hubunganpun harus dibedakan antara interaksi atau bentuk interaksi antar entity menggunakan isi dari hubungan itu sendiri. 

Jenis-jenis hubungan
Satu ke satu (1:1) 
Contoh, diagram yg memberitahuakn bahwa tiap pekerja mempunyai satu kantor yang khas.
Satu ke banyak (1:B) 
Contoh, seseorang dokter yg menangani poly pasien, tetapi tiap pasien hanya boleh dirawat sang satu dokter
Banyak ke Banyak (B:B) 
Entitas mempunyai interaksi yg banyak dalam satu atau 2 arah. Contoh, murid bisa mengikuti poly jenis kursus dan kursus jug bisa diikuti oleh banyak anak didik.

Gambar menggambar hubungan yg terjadi pada Entity Relationship Diagram.

Gambar  Hubungan antar Entitas

Basis Data
Kumpulan berdasarkan item data yg saling berafiliasi satu menggunakan yang lainnya yang diorganisasikan dari sebuah skema atau struktur eksklusif, tersimpan pada hardware personal komputer serta menggunakan software buat melakukan manipulasi buat kegunaan tertentu.

Peran basis data dalam SI
Salah satu komponen dalam sistem kabar, karena merupakan dasar dalam menyediakan pada berita 
Menentukan kualitas informasi: akurat, tepat dalam waktunya dan relevan. Informasi bisa dikatakan bernilai bila keuntungannya lebih efektif dinadingkan menggunakan porto buat mendapatkannya. 
Mengurangi duplikasi data 
Hubungan data dapat ditingkatkan 
Mengurangi pemborosan tempat simpanan diluar/fisik 

Database Management System (DBMS)
DBMS adalah aplikasi yg memungkinkan para pemakai menciptakan, memelihara, mengontrol dan mengakses basis data dengan cara yg efektif dan efisien. DBMS juga dapat mengakomodir berbagai macam pemakai yg mempunyai kebutuhan akses yang bhineka. Administrator Basis Data (DBA atau Database Administrator) merupakan orang yang bertanggungjawab terhadap manajemen basis data.

Hubungan antara pemakai menggunakan database digambarkan seperti gambar berikut. Hubungan tersebut bisa dilakukan menggunakan dua cara yaitu :
1. Secara interaktif menggunakan bahasa pertanyaan (query language)
2. Dengan memakai acara pelaksanaan yang telah dibuat.

Gambar  Data Base Management System

Arsitektur Basis Data
Arsitektur basis data dimaksudkan buat menciptakan abstraksi terhadap basis data. Tujuannya adalah agar DBMS dapat diakses secara efisien tanpa mengharuskan pemakai memahami lebih jelasnya tentang cara data disimpan dan dipelihara. ANSI-SPARC (American National Standard Institute Standard Planning And Requirement Committee) mendefinisikan arsitektur 3 level yaitu;
1. Level eksternal
2. Level konseptual
3. Level internal

Level eksternal merupakan level yg berafiliasi langsung menggunakan pemakai. Pemakai hanya cukup mengetahui struktur data sederhana agar bisa mengakses basis data tanpa wajib mengetahui detail mengenai atribut data (misal, ukuran data, jenis data dll) 

Level konseptual menjabarkan data apa yang disimpan dan basis data serta jua menjabarkan hubungan-interaksi antar data. Level ini biasa digunakan sang administrator basis data.

Level internal adalah level yg berafiliasi langsung menggunakan basis data. Dan menjabarkan bagaimana data disimpan pada sebuah basis data. Level ini berurusan menggunakan dengan diantaranya :
· Alokasi ruang penyimpanan data serta indeks
· Deskripsi rekaman dalam penyimpanan
· Kompresi data dan teknik enkripsi

Contoh ketiga level tersebut terdapat dalam gambar 
Level eksternal, pemakai melihat tabel dan tabel. Tabel berisi data: NIP, nama, masakerja, dan gaji sedangkan tabel  berisi mengenai data: NIP, nama, alamat, serta notelp. Pada level konseptual dua butir tabel ini saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Pada level eksternal data dalam tabel-tabel tadi disimpan dalam bentuk-bentuk yang lebih logis serta berupa bentuk fisik. Sebagai contoh tabel  akan dibentuk dan field-field yang berada didalamnya ditentukan tipe datanya create table pegawai(NIP int, nama varchar, masakerja int, gaji int; 

Gambar Arsitektur Basisdata

Struktur Basis Data
Model data merupakan sekumpulan konsep terintegrasi yang digunakan buat menjabarkan data, hubungan antardata dan kekangan terhadap data yang digunakan buat menjaga konsistensi. 

Struktur basisdata yg umum dalam ketika ini merupakan:
1. Struktur basisdata hierarkis
2. Struktur basisdata jaringan
3. Struktur basisdata relasional
4. Strukutur basisdata berbasis objek

Struktur Basisdata Hierarkis
Seringkali dijabarkan dalam bentuk pohon terbalik. Dalam model ini dikenal adanya orang tua dan anak. Terdapat suatu interaksi di mana setiap anak hanya boleh mempunyai satu orang tua, sedangkan orangtua dapat mempunyai poly anak. Struktur basisdata hierarkis bisa dipandang dalam gambar 2.9. Simpul tertinggi disebut menjadi akar nir memiliki bapak. Masalah primer struktur DBMS hierarkis terletak dalam ketidakpraktisan dalam menyatakan interaksi M:M (many to many) mengingat satu anak tidak boleh mempunyai lebih dari satu bapak. Dapat dipandang bahwa mahasiswa yg sama dan merogoh mata kuliah lain harus dituliskan lebih dari satu kali. 

Gambar Struktur Basisdata Hierarkis

Struktur Basisdata Jaringan
Struktur data jaringan menyerupai struktur data hierarkis, namun terdapat disparitas yaitu:
  • Tidak mengenal akar
  • Setiap anak boleh mempunyai lebih menurut satu orang tua
Gambar menampakan model struktur basisdata jaringan. Struktur data jaringan mengatasi perkara interaksi M:M tetapi penanganannya jauh lebih kompleks buat skala data yg lebih akbar lagi.

Gambar Struktur Basisdata Jaringan

Struktur Basisdata Relasional
Model data ini memakai sekumpulan tabel bedimensi dua, menggunakan masing-masing tabel tersusun atas sejumlah baris dan kolom. Kolom didefinisikan sebagai satu satuan data terkecil dalam sebuah table yang memiliki makna.

Setiap tabel dalam database relational memiliki kunci primer (primary key). Primary key dapat tersusun dari sebuah field atau beberapa field pada suatu tabel. Primary key berperan menjadi bukti diri yang unik (tidak kembar berdasarkan masing-masing baris data). Selain primary key, terdapat jua kunci tamu (foreign key atau secondary index) yg berperan menjadi penghubung primary key pada tabel satu menggunakan tabel yang lain. Secara garis besar primary key berfungsi buat mencegah duplikasi record dalam field yang sama, lantaran primary key digunakan sebagai surat keterangan dalam suatu tabel. 

Sedangkan foreign key/secondary index digunakan buat keperluan berikut :
  • Sebagai cara lain buat menerima buat mendapatkan urutan dalam tabel.
  • Sebagai kunci penghubung pada relasi data atau table lain menggunakan table tersebutsebagai tabase relational ikut :
  • Mempercepat proses pencarian suatu data.
Logika menurut proses pencarian data memakai secondary index adalah bahwa sebenarnya waktu suatu index sudah ditetapkan dalam suatu tabel maka seluruh data pada field tersebut sudah disusun secara urut sesuai urutan index tadi. Sehingga bila terjadi pencarian suatu data maka wajib menghubungi index tesebut terlebih dahulu sebagai akibatnya pencarian bisa dilakukan menggunakan urut sebagai akibatnya menghasilkan proses pencarian yg lebih cepat.edangkan ey digunakan sebagai referensi pada suatu tabel.

Gambar Struktur Basisdata Relational 

Struktur Basis Data Berbasis Objek (Object Oriented Database)
Merupakan tanggapan terhadap perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek yg menekankan pada objek, atribut dan metode. Berbeda dengan 3 struktur database yg sudah dibicarakan pada depan, struktur data ini mengemas data dan fungsi buat mengakses data (metode) ke dalam bentuk objek. Saat ini sudah dikembangkan metode baru yang menggabungkan antara struktur data relational menggunakan object oriented database atau yang dikenal menggunakan OORDBMS (Object Oriented Relational Database Management System)

Bahasa Basis Data
DBMS mempunyai tiga macam bahasa yang dipakai buat mengelola, mengorganisasikan serta memanipulasi data, yaitu :

1. Bahasa Definisi Data (Data Definition Language atau DDL)
Adalah perintah-perintah yg dipakai buat mendefinisikan jenis data yg akan dibentuk (bisa berupa angka atau alfabet ), cara rekanan data, validasi data dan lain lain. DDL terdiri menurut pernyataan-pernyataan SQL buat membentuk (CREATE), memodifikasi (ALTER) juga menghapus (DROP) objek-objek basis data.

2. Bahasa Manipulasi Data (Data Manipulation Language atau DML)
Data yang telah dibuat atau didefinisikan akan dilakukan beberapa pengerjaan seperti disaring, dipilih buat ditampilkan bahkan dimanipulasi. DML terdiri menurut pernyataan-pernyataan SQL buat menambah (INSERT), menghapus (DELETE), mengupdate (UPDATE) juga buat menerima balik (SELECT) data yg tersimpan.

3. Bahasa Kontrol Data (Data Control Language)
Adalah perintah yg digunakan buat mendefinisikan hak akses (privileges) yg diberikan pada pengguna basis data. DCL terdiri dari pernyataan-pernyataan SQL buat hadiah hak akses (GRANT) atau pencabutan hak akses (REVOKE).

Normalisasi
Merupakan sebuah teknik dalam logical design sebuah basis data, teknik pengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga membangun struktur rekanan yang baik (tanpa redundansi).

Tahap-termin normalisasi adalah ;
1.  NF
  • Mendefinisikan atribut kunci
  • Tidak adanya group berulang
  • Semua atribut bukan kunci tergantung pada atribut kunci
2.  NF
  • Sudah memenuhi dalam bentuk normal kesatu
  • Sudah nir terdapat ketergantungan parsial, pada mana semua field hanya tergantung dalam sebagian field kunci
3.  NF
  • Sudah nir ada ketergantungan transitif (dimana field bukan kunci tergantung pada field bukan kunci)
  • Tidak ada ketergantungan transitif (dimana field bukan kunci tergantung dalam field bukan kunci lainnya)
Pengertian Sistem
Pengertian sistem tergantung pada latar belakang cara pandang orang yang mencoba mendefinisikannya. Menurut aturan, sistem dicermati menjadi gugusan aturan-anggaran yg membatasi, baik sang kapasitas sistem itu sendiri juga lingkungan di mana sistem itu berada, buat mengklaim keserasian dan keadilan. Menurut rekayasa, sistem dilihat menjadi proses masukan (input) yang ditransformasikan sebagai keluaran (output) eksklusif. Menurut umum , sistem dilihat sebagai cara atau metode untuk mencapai suatu tujuan.

Secara garis besar sistem bisa didefinisikan sebagai suatu jaringan kerja menurut mekanisme-prosedur yang saling bekerjasama, berkumpul bersama-sama buat melakukan suatu aktivitas atau buat merampungkan suatu sasaran eksklusif. 

Selain definisi pada atas, sistem jua dapat diartikan sebagai jalinan menurut berbagai bagian yang saling berinteraksi. Sistem ditandai dengan adanya masukan (input) serta keluaran (hasil). 

Dengan demikian sistem dapat berupa kesatuan yg terdiri atas jaringan kerja kausal dari bagian-bagian yang saling bergantungan. Pilihan terhadap interaksi antara tiap-tiap bagian ini akan dipengaruhi sang tujuan khusus menurut sistem. Singkatnya, sistem merupakan perpaduan objek-objek yg saling berinteraksi serta bekerja beserta-sama untuk mencapai tujuan eksklusif pada lingkungan yg kompleks. Objek yg dimaksudkan di sini merupakan bagian-bagian dari sistem, misalnya input, proses, output, pengendalian umpan pulang, dan batasan-batasan, dimana setiap bagian ini mempunyai beberapa nilai atau harga yang bersama-sama mendeskripsikan keadaan sistem dalam suatu ketika eksklusif. Interaksi ini menghasilkan suatu ikatan antar objek-objek pada proses sistem, antara sistem serta subsistem, sebagai akibatnya didapatkan suatu konduite sistem tertentu. Setiap perilaku mengarah pada suatu performansi (unjuk kerja) yg mengendalikan serta mengarahkan sistem pada suatu tingkat prestasi tertentu. 

Unsur Utama Sistem 
Semua definisi tentang sistem meliputi tujuh unsur utama yg masih ada dalam sistem, yaitu :

1. Komponen Sistem (Components)
Komponen berdasarkan sistem nir wajib merupakan benda-benda fisik. Komponen tersebut dapat berupa benda abstrak, seperti informasi, numerical variabel seperti biaya , serta lainnya. Suatu komponen dikatakan mempunyai arti apabila terdapat satu atau lebih atribut padanya pada ketika eksklusif. Komponen yg sama bisa mempunyai arti yang tidak sama apabila komponen tadi terdapat pada sistem yg lain dan atau atribut yg lain padanya yg turut diperhitungkan.

2. Hubungan Sistem (Relationship)
Setiap sistem memiliki hubungan baik satu atau beberapa sistem lainnya. Dalam arti setiap sistem wajib berinteraksi satu dengan lainnya. Biasanya penjelasan tentang sistem dapat pula dibentuk hingga pada level-level yang lebih rinci, sebagai akibatnya sistem tak jarang dijelaskan menjadi sistem yang mengandung subsistem-subsistem yg saling berinteraksi. Subsistem-subsistem ini sendiri pula dicermati menjadi sistem-sistem yg lebih rendah tingkatannya yang pula mempunyai subsistem-subsistem sendiri yg jua saling berinteraksi, serta demikian seterusnya.

3. Aktivitas Sistem (Activities or Transformation Process)
Aktivitas pada sini adalah aspek kepentingan primer dari oleh analis. Kegiatan dari sistem ini umumnya merupakan tranformasi menurut input sebagai output. Aktivitas ini merupakan sebuah proses yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan. 

4. Lingkungan Sistem (Environment)
Merupakan aneka macam macam aspek yang bisa mensugesti kegiatan sistem serta tidak secara signifikan terpengaruh sang sistem yang ada tadi. Lingkungan sistem ini lebih dipandang sebagai bagian di luar sistem, bukan sebagai bagian sistem itu sendiri. Unsur ini menaruh input terhadap sistem yg terdapat serta menerima output menurut sistem tersebut. 

5. Masukan Sistem (Input)
Input adalah sesuatu yg diperlukan sang sistem untuk berfungsi yang diproduksi oleh lingkungan sistem. Input ini dapat berupa bahan mentah, fakta, ataupun konstrain yang menentukan standar kualitas suatu hasil. 

6. Keluaran Sistem (Output)
Adalah hasil berdasarkan tenaga yang telah diolah serta diklasifikasikan menjadi keluaran yg berguna. Keluaran pada sini nir selalu berpengaruh secara signifikan terhadap environment system yg terdapat, meskipun hasil ini didapatkan oleh input sistem yang berasal menurut environment system. Interaksi-intrakasi yang terjadi pada dalam suatu sistem terkadang memungkinkan bahwa hasil menurut beberapa subsistem bisa menjadi input bagi subsistem-subsistem yang lain.

7. Sasaran Sistem (Special Interest of the Observer)
Setiap sistem pasti memiliki tujuan atau sasaran. Sasaran sistem adalah tujuan yg hendak dicapai menggunakan adanya sistem tadi. 

Sistem Informasi
Pada hakekatnya manusia yg bekerja secara bersamaan dalam sebuah organisasi, secara tidak langsung mereka bekerja menjadi sebuah sistem. Jenis apapun pekerjaan itu apakah itu pembelian, penjualan, transportasi, pengiriman serta lain sebagainya. Secara alami sistem keterangan dihasilkan menurut insan yg bekerja dengan insan. 

Sistem keterangan dapat diartikan menjadi berikut:
Sistem berita adalah perpaduan berdasarkan insan, data, proses, tampilan keterangan, dan teknologi fakta yang saling berinteraksi buat perkembangan sebuah operasi berdasarkan hari ke hari serta mendukung aktivitas pemecahan kasus dan pengambilan keputusan yang dibutuhkan sang pihak manajemen maupun pengguna sistem tadi. 

Sistem kabar (SI) bisa didefinisikan menjadi perpaduan elemen yg saling bekerjasama satu sama lain yg membangun satu kesatuan buat mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan dan mendistribusikan keterangan. Dengan kata lain, SI adalah kesatuan elemen-elemen yg saling berinteraksi secara sistematis dan teratur buat membentuk serta membangun aliran berita yg akan mendukung pembuatan keputusan serta melakukan kontrol terhadap jalannya perusahaan. 

Pada ketika ini, poly organisasi menduga sistem informasi dan teknologi informasi menjadi bagian yang krusial pada persaingan. Kebanyakan organisasi bisnis menyadari bahwa semua pekerjanya harus berpartisipasi dalam pengembangan sistem keterangan itu sendiri.

Struktur Bangunan Sistem Informasi (Information System Building Blocks)
Dalam membangun sebuah sistem informasi, terdapat beberapa penekanan utama yang harus diperhatikan, diantaranya merupakan :
  • Fokus dalam sumber daya insan (people)
  • Fokus pada data
  • Fokus pada proses
  • Fokus dalam interface
  • Fokus pada pembangunan sistem
Gambar pada bawah ini menggambarkan secara garis besar mengenai bagaimana membangun sebuah sistem liputan serta siapa saja yg dilibatkan dalam pembangunan sistem warta.

Gambar System Infotmation Building Blocks
Sumber: Jeffery, L Whitten “System Analysis and Design Method 5th Edition”, 2002

Fokus Pada Manusia (Focus on People)
Secara garis besar arsitektur sistem informasi menyediakan pondasi bagi pengorganisasian aneka macam macam komponen berdasarkan sistem warta yg akan dibangun. Kita dapat memulainya berdasarkan perspektif sistem itu sendiri. Setiap orang mempunyai perspektif yang tidak sama satu menggunakan yg lain mengenai sebuah sistem warta. Manajer, pengguna (user), dan seorang ahli teknik lainnya kita menyebutnya sebagai system stakeholder. Ada beberapa macam system stakeholder yaitu:

1. Pemilik Sistem (System Owner) 
Pemilik sistem melakukan pembayaran terhadap pembangunan serta pemeliharaan sistem, menentukan prioritas berdasarkan sistem dan memilih anggaran-anggaran yg akan dipakai dalam sistem tersebut. Pada beberapa kasus pemilik sanggup saja sekaligus sebagai pengguna (user). Seperti yg terlihat pada gambar, system owners cenderung tertarik dalam bagaimana nantinya sistem yg akan dibuat ini menaruh keuntungan pada bisnisnya. Apakah tujuan dari sistem tersebut? Apakah sasaran dari sistem tadi? Berapa porto yg dikeluarkan pada pembuatan sistem itu? Berapa biaya yang dimuntahkan jika sistem itu beroperasi? Apakah semua porto yg dikeluarkan bisa mengimbangi keuntungan yang didapat? 

2. Pengguna Sistem (System Users) 
Adalah orang yg umumnya mengoperasikan sistem tadi buat menyelesaikan pekerjaan. Pengguna mendefinisikan spesifikasi kebutuhan dan ekspektasi performa berdasarkan sistem yg akan dibangun. Tidak misalnya system owners, system users nir terlalu memperhatikan biaya dan laba menurut sistem tersebut. Seperti pada gambar, mereka lebih memperhatikan kemampuan berdasarkan sistem tadi terhadap bisnis mereka. Terdapat tiga jenis system users, yaitu:
a. Internal Users
b. External Users
c. Remote and Mobile Users

3. Desainer Sistem (System Designer) 
Adalah seorang ahli teknik yang mendesain sistem agar sinkron menggunakan kebutuhan dan permintaan pengguna. Pada beberapa perkara desainer juga merupakan pembagun sistem. Pada gambar, desainer sistem lebih tertarik dalam pemilihan teknologi informasi yang akan digunakan serta desain menurut sistem itu sendiri dalam batasan teknologi yg telah dipilih. Pada waktu ini, desainer sistem lebih memfokuskan diri dalam kemampuan teknikal seperti basis data, network, user interface, ataupun software. 

4. Pembangun Sistem (System Builder) 
Adalah seorang ahli yang mentransfer sistem dalam sebuah operasi. Pembangun sistem ini membangun sistem warta yang dari spesifikasi desain yg telah dibentuk oleh desainer sistem. Biasanya pembangun sistem itu adalah programmer, baik itu application programmer, systems programmer, database programmer, network administrators, serta microcomputer aplikasi specialist.

5. Analis Sistem (System Analysts) 
Adalah fasilitator pembangunan sistem keterangan menggunakan permanen menjembatani komunikasi antara pemilik, pengguna, desainer serta pembangun sistem. Seperti yg terlihat pada gambar, system analyst wajib berinteraksi dengan semua system stakeholders karena system analyst wajib mampu menjembatani seluruh bagian berdasarkan system stakeholders. Terdapat enam langkah yang wajib dilakukan oleh analis sistem, antara lain:
a. Mengidentifikasi pertarungan yang ada
b. Menganalisa dan mengerti perseteruan tersebut
c. Mengidentifikasi kebutuhan buat menerima solusi
d. Mengidentifikasi alternatif solusi dan menentukan langkah-langkah yg diperlukan
e. Mendesain serta mengimplementasikan solusi yg terbaik
f. Mengevaluasi hasilnya. 
6. Vendor dan Konsultan 

Adalah fasilitator penjualan hardware, software serta pelayanan terhadap korporasi yang bersangkutan. Vendor dan konsultan pada sini bukan lagi hanya merupakan pemain pada luar sistem, tetapi juga telah sebagai partner bagi usaha yg dijalankan. 

Fokus Pada Data (Focus on Data)
Seperti halnya istilah sistem fakta dan sistem kabar manajemen, pemakaian istilah data serta informasipun seringkali kali dibaurkan. Secara konseptual data dan warta memiliki arti yang tidak selaras. Data merupakan istilah jamak berdasarkan datum yg berarti gambar­an tentang warta, statistik dan lain sebagainya, yang belum mempunyai “makna”. Sedangkan keterangan didefinisikan menjadi kumpulan berdasarkan berita, statistik dan lain-lain yg memiliki “makna”. Jadi yang membedakan data berdasarkan warta merupakan makna yang dikandungnya. Oleh karena itu nir heran jikalau pemakaian kata data serta fakta tak jarang kali dipertukarkan.

Untuk lebih memperjelas disparitas data serta informasi kita lihat definisi menjadi berikut:

Data adalah informasi dasar mengenai sebuah organisasi juga transaksi bisnis. Kebanyakan data mempunyai makna yg terbatas dan hanya berguna untuk diri mereka sendiri. 

Informasi adalah data yang didapatkan serta diorganisasikan melalui suatu proses dan memiliki maksud tertentu bagi yang menggunakannya. 

Setelah tahu disparitas data dan warta di atas, dalam membangun sebuah sistem kabar sangat penting buat mengetahui mengenai perancangan skema basis data (database) yang pada dalamnya terdapat beberapa pemahaman krusial sebagai berikut:

1) Basis Data
Basis data adalah komponen terpenting pada pembangunan Sistem Informasi, lantaran basis data adalah tempat buat menampung serta mengorganisasikan semua data yg ada pada sistem, sehingga bisa dieksplorasi buat menyusun berita-keterangan pada banyak sekali bentuk. Basis data merupakan himpunan grup data yg saling berkaitan. Data tadi diorganisasikan sedemikian rupa agar nir terjadi duplikasi yang tidak perlu, sehingga bisa diolah atau dieksplorasi secara cepat serta gampang buat membuat keterangan.

2) Entitas
Sebuah entitas merupakan gugusan atau satu kesatuan data yg mempunyai ciri yang sama. Entitas merupakan individu yg mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yg lain. Sekelompok entitas yg homogen dan berada pada lingkup yang sama membentuk sebuah Himpunan Entitas (Entitas Set). Sederhananya, entitas menunjuk dalam individu suatu objek, sedang Himpunan Entitas menunjuk pada rumpun (Family) dari individu tersebut. Seseorang memang dapat menjadi sebuah entitas, tapi bisa berada dalam Himpunan Entitas yg tidak sama dengan seseorang yg lain. Entitas sanggup berupa nama orang, loka, benda atau peristiwa. Sebagai model dalam bidang manufaktur, yang termasuk entitas adalah suplier, bahan baku, pengadaan serta pengeluaran bahan baku. Sedang himpunan entitas contohnya suplier dan entitas semua nama suplier, bahan baku menggunakan seluruh nama bahan standar dan sebagainya. Entitas terkadang diklaim tipe entitas atau kelas entitas, dapat menyatakan kejadian, atau objek. 

3) Atribut 
Atribut adalah item data yang menjadi bagian menurut menurut suatu entitas. Istilah lain menurut atribut merupakan properti yang dimiliki sang sebuah entitas. 

4) Atribut Kunci (Primary Key)
Beberapa atribut mempunyai sifat, bahwa menggunakan mengetahui nilai yg diberikan sang sebagian atribut berdasarkan entitas tertentu, dapat diidentifikasikan nilai-nilai yg terkandung pada atribut-atribut lain pada entitas yg sama. Elemen penentu pada atas disebut menjadi atribut kunci.

Dalam sebuah entitas, dimungkinkan adanya lebih dari satu atribut kunci, yang secara unik dapat mengidentifikasikan sebuah entitas. Data atribut-atribut kunci ini adalah suatu calon (candidates key) buat menjadi atribut kunci primer. Pemilihan elemen kata kunci ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

5) Atribut Tamu (Foreign key)
Merupakan atribut yg berasal dari entitas lain yg berada pada suatu entitas tertentu, atau pointer record file yg tidak selaras berdasarkan sebuah database. Atribut tamu merupakan penghubung antar entitas satu menggunakan entitas lainnya. 

6) Relasi 
Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang asal daris himpunan entitas yang tidak sama. 

Fokus Pada Proses (Focus on Process)
Dalam perancangan sebuah sistem warta masih ada beberapa indera pengembangan sistem yang dapat dipakai buat merancang sebuah skema aktivitas atau proses dalam sistem tadi. Untuk itu diperlukan adanya sebuah indera pengembangan sistem yang berorientasi dalam proses dalam merancang sebuah sistem kabar. Ada beberapa macam alat pengembangan sistem yg berorientasi pada proses, diantaranya adalah seperti yang akan dijelaskan pada bawah ini.

a. Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks adalah pola penggambaran yang berfungsi buat memberitahuakn hubungan SI tadi menggunakan lingkungan pada mana sistem tersebut ditempatkan. Dan buat memilih jangkauan berdasarkan sistem. 

Dalam penggambaran itu, sistem dipercaya sebagai sebuah objek yg nir dijelaskan secara rinci karena yg ditekankan adalah interaksi sistem dengan lingkungan yg akan mengaksesnya.

Dalam pembentukan diagram konteks, ada beberapa hal yg perlu diperhatikan :
1. Kelompok pemakai, baik pihak internal atau eksternal perusahaan, serta departemen yg terkait. Di mana sistem itu akan dipakai, harus diidentifikasi secara rinci serta jangan sampai terdapat yang terlewatkan.
2. Kemungkinan kejadian-kejadian yg akan terjadi dalam penggunaan sistem wajib diidentifikasi secara lengkap.
3. Arah anak panah yg menerangkan genre data jangan sampai terbalik supaya dapat memberikan pemahaman yang sahih terhadap seluruh proses sistem yang akan dibentuk.
4. Setiap insiden digambarkan dalam bentuk tekstual yg sederhana serta mudah dipahami sang penghasil sistem.

Dalam DFD masih ada beberapa komponen penting yaitu : 
1. Proses, digambarkan pada bentuk persegi panjang bersudut tumpul (bentuk Gane dan Sarson) yang menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan. Pada umumnya, proses didefinisikan dengan kata tunggal atau kalimat sederhana seperti bisa ditinjau pada gambar berikut . 

Gambar  Contoh Proses

2. Agen Eksternal (external agent), digambarkan menggunakan persegi empat (bentuk Gane serta Sarson) yg mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem lain, atau organisasi lain, yg berada di luar lingkup proyek itu namun berinteraksi menggunakan sistem. Gambar berikut memperlihatkan contoh agen eksternal. 

Gambar Contoh Agen Eksternal

3. Aliran data, adalah komunikasi antara proses serta lingkungan sistem. Komponen ini digambarkan dengan menggunakan anak panah menuju ke/berdasarkan proses. Aliran data menurut data store ke proses menandakan bahwa data tersebut akan pada-”baca” buat tujuan eksklusif. Sedangkan genre data menurut proses menuju data store menandakan bahwa data akan dibentuk, dihilangkan, atau diperbarui. Gambar  berikut memperlihatkan contoh aliran data. 

Gambar Contoh Aliran data berdasarkan dan ke Data store

4. Data Store, sebagian besar sistem kabar mengcapture data untuk digunakan kemudian. Data tersebut disimpan dalam data store, simbol akhir pada diagram genre data. Simbol tersebut dinyatakan dengan kotak open-end (bentuk Gane dan Sarson). Data store adalah “inventori” data. Sinonimnya antara lain arsip dan database. Gambar  berikut memberitahuakn model data store. 

Gambar Contoh Data Store

b. Use Case List atau Event Response
Use Case List atau Event Responsedisusun buat mengidentifikasi dan memilih response yg wajib disediakan sang sistem apabila terjadi sebuah event. Event adalah bagian menurut unit logical yg wajib diselesaikan secara keseluruhan. Dalam arti event ini dipacu oleh sebuah input yg lalu baru akan berakhir apabila sebuah proses sudah memberikan output. Pada beberapa situasi, event pula disebut juga sebagai transaksi.

c. Hierarcy plus Input-Output-Prosess (HIPO)
HIPO (Hierarchy Plus Input-Process-Output) merupakan alat dokumentasi program yang dikembangkan serta didukung sang IBM. Tetapi kini HIPO juga sudah poly digunakan menjadi indera bantu buat merancang serta mendokumentasikan daur pengembangan sistem.

HIPO sudah didesain serta dikembangkan buat mendeskripsikan struktur bertingkat guna tahu fungsi menurut modul-modul suatu sistem. HIPO jua dibuat buat mendeskripsikan modul-modul yg wajib diselesaikan oleh pemrogram. HIPO nir dipakai buat memperlihatkan instruksi-instruksi acara yg akan dipakai, disamping itu HIPO menyediakan penerangan yang lengkap terhadap input yg akan dipakai, proses yg akan dilakukan dan hasil yg diinginkan.

Fokus Pada Tampilan (Focus on Interface)
Sistem informasi wajib didesain sedemikian rupa pada hal interface dengan tujuan supaya sistem tersebut dapat dengan gampang dipahami sang pengguna sistem serta pemakai berita. Selain itu sistem pula harus didesain supaya mempunyai compatibility dengan sistem lainnya yang dibutuhkan.

Dalam merancang interface pada sistem liputan masih ada beberapa aspek sudut pandang dari stakeholder system yg dipertimbangkan diantaranya:

· Sudut pandang pemilik sistem
Kebanyakan pemilik sistem nir tertarik tentang bagai mana data mentah itu terdapat, namun lebih tertarik pada bagai mana sebuah sistem kabar dapat menambahkan pengetahuan yang baru (Bussiness Knowledge) yg didalamnya menyangkut akurasi serta berita yang relevan.

· Sudut pandang pengguna sistem
Data yg merepresentasikan kebutuhan pengguna baik itu pada hal enitas, atribut, hubungan antar data dan aturan-aturan yang berlaku pada sistem tersebut.

· Sudut pandang desainer sistem
Setelah pengguna mengutarakan kebutuhannya akan data, selanjutnya desainer sistem menerjemahkan data-data tersebut kedalam sebuah skema database.

· Sudut pandang pembangun sistem
Mengaplikasikan skema database ke pada bahasa pemrograman.

Normalisasi
Normalisasi dapat didefinisikan menjadi upaya pemodelan basis data menurut bentuk yang interaksi datanya nir terstruktur ke bentuk basis data yang lebih terstruktur serta jelas hubungannya menggunakan data lainnya. Proses normalisasi dilakukan dengan memecah relasi menjadi dua atau lebih relasi yg lebih kecil dengan jumlah atribut yang lebih kecil juga sampai menjadi bentuk normal. 

Bentuk normal adalah suatu aturan yang dikenakan pada rekanan-rekanan pada basis data serta wajib dipenuhi oleh relasi-relasi tersebut pada level-level normalisasi. Beberapa level yg biasa dipakai pada normalisasi adalah :

a. Bentuk Tidak Normal 
Bentuk ini adalah perpaduan data yg akan pada rekam, tidak terdapat keharusan mengikuti format eksklusif, sebagai akibatnya masih ada kemungkinan data tadi nir lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sinkron dengan waktu melakukan input.

b. Bentuk Normal Pertama (First Normal Form / 1-NF)
Langkah pertama menurut proses normalisasi merupakan mentransformasikan ke dalam bentuk tabel 2 dimensi. Perpotongan antara baris serta kolom hanya memuat satu nilai data, nir boleh terdapat pengulangan nilai dalam perpotongan antara baris serta kolom.

Bentuk normal pertama mempunyai karakteristik yaitu setiap data dibentuk dalam flat arsip, data dibentuk pada satu demi satu record dan nilai menurut field-field berupa ”atomic value” (bagian yang masih mempunyai sifat induknya, jika dipecah lagi maka beliau nir memiliki sifat induknya), tidak terdapat set atribut yg berulang atau atribut bernilai ganda, tiap field hanya memiliki satu pengertian, bukan gugusan data yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan pula bukanlah pecahan kata-kata sehingga adalah lain.

c. Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form / 2-NF)
Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal pertama, atribut bukan kunci (atribut yang bukan merupakan bagian kunci primer) haruslah bergantung sepenuhnya secara fungsi dalam kunci primer (primary key). Sehingga buat menciptakan normal kedua haruslah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field wajib unik dan bisa mewakili atribut lain yg sebagai anggotanya.

Setiap relasi bentuk normal kedua pula termasuk pada bentuk normal pertama, kebalikannya relasi pada bentuk normal pertama belum tentu termasuk dalam bentuk normal kedua.

d. Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form / tiga-NF)
Relasi dikatakan mempunyai bentuk normal ketiga yaitu bila telah berada pada bentuk normal kedua, dan setiap atribut bukan kunci nir memiliki dependensi transitif terhadap kunci primer 

System Development Process
Menurut Jeffery, L Whitten dalam System Analysis and Design Methode 5th Edition, System Development Process (2002) adalah sekumpulan kegiatan, metode dan alat-alat yg diperlukan sang stakeholder system pada menciptakan dan memelihara sistem. 

Adapun fasa aktivitas tadi dibagi dalam tujuh langkah dasar yaitu:

1. Investigasi Awal (Preliminary Investigation)
Tujuan dari pemeriksaan awal ada 2, yg pertama menjawab pertanyaan “Apakah laba yang didapat dari pembangunan sistem yang bersangkutan?” Untuk menjawab pertanyaan ini wajib mendefinisikan permasalahan secara jelas, peluang keberhasilan, petunjuk yg menjadi pemicu adanya proyek. Kedua, fasa ini juga harus membuat Project Charter, yaitu berupa membentuk perencanaan kegiatan, identifikasi awal kebutuhan serta batasan pada sistem, pihak yg berpartisipasi dalam proyek, porto yang diperlukan dan jadwal.

2. Tahap Analisis Perseteruan (Problem Analysis)
Pada fasa ini diidentifikasi sistem yang telah terdapat sekarang, baik itu dari segi proses-proses genre fakta yg ada, entitas yg terlibat, dokumen-dokumen menurut genre warta. Pada tahap ini akan digambarkan secara garis akbar sistem yang terdapat kini buat selanjutnya dianalisis permasalahan serta kelemahannya, lalu ditindaklanjuti pada bagian perancangan sebagai bagian yg akan diperbaiki. Di sini tim pembangun sistem diperlukan mengetahui secara lebih detail tentang apa yg menjadi penyebab diadakannya pembangunan sistem menggunakan menjawab pertanyaan “Apakah laba perbaikan sistem ini akan melebihi porto yang diharapkan dalam perbaikan sistem?”

3. Tahap Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis)
Sebelum melangkah lebih jauh dalam termin desain sistem, terlebih dahulu harus mengetahui apa yang harus dilakukan sang sistem yg akan dibangun, bukan bagaimana sistem tadi wajib melakukan sesuatu. Dengan demikian akan bisa didefinisikan apa yang dibutuhkan sang sistem. Secara esensial, tujuan berdasarkan analisis kebutuhan sistem merupakan untuk mengidentifikasikan data, proses dan interface yang diperlukan pada sistem yg akan dibangun.

4. Tahap Analisis Keputusan (Decision Analysis)
Pada tahapan sebelumya, yaitu tahap analisis kebutuhan mungkin saja terdapat poly cara lain buat mendesain sistem infomasi yang akan dibangun. Untuk itu pada fasa ini terdapat beberapa pertanyaan yaitu:
  • Berapa poly sistem yg harus terkomputerisasi?
  • Haruskah kita membeli software atau menciptakan sendiri?
  • Apakah sistem hanya terbatas pada jaringan internal, atau berbasis WEB?
  • Apa jenis teknologi warta yg tepat digunakan dalam pelaksanaan yg akan dibuat?
5. Tahap Perancangan Sistem
Tujuan berdasarkan termin ini merupakan buat mentransformasikan kebutuhan sistem ke dalam desain sinkron spesifikasi yang dibutuhkan oleh termin pembangunan sistem. Dengan kata lain tahap ini mengalamatkan pada bagaimana teknologi yang akan diterapkan pada sistem yg baru. Desain membutuhkan wangsit serta pendapat berdasarkan berbagai pihak, terutama stakeholder menurut sistem itu sendiri. Pada tahap ini desainer mengimplementasikan target sistem yg telah ditetapkan pada tahapan sebelumnya. 

6. Tahap Pembangunan (Construction)
Merupakan implementasi berdasarkan desain yg telah dibuat ke pada bahasa pemrograman. Pada tahapan ini tim proyek harus menyusun database, aplikasi dan interface menurut sistem menggunakan menggunakan bahasa pemrograman misalnya Visual Basic, Java, C++, atau Delphi.

7. Tahap Implementasi 
Merupakan termin peralihan berdasarkan sistem usang ke sistem baru. Pada tahapan ini tim pembangun sistem wajib memastikan apakah sistem yg baru berjalan menggunakan baik. 

Pada tahapan ini terdapat banyak kegiatan yg dilakukan, diantaranya :

a. Pemrograman serta pengujian.
Pemrograman merupakan aktivitas pembuatan program atau sederetan instruksi yang digunakan untuk mengatur personal komputer supaya bekerja sinkron dengan maksud masing-masing instruksi. Setiap program menjalani pengujian secara individual buat memastikan bahwa program bebas berdasarkan kesalahan.
b. Instalasi perangkat keras dan software.
c. Konversi
Konversi adalah tahapan yang dipakai buat mengoperasikan sistem baru pada rangka menggantikan sistem yang lama .
d. Pelatihan pada pemakai.
e. Dokumentasi.

Dokumentasi adalah hal yg sangat penting dilakukan lantaran akan menjadi acuan pada tahapan operasi dan pemeliharaan. Pada tahapan implementasi, dokumentasi yg dibuat bisa dibagi menjadi 3 jenis, pertama, dokumentasi operasi yg meliputi jadwal pengoperasian, cara pengoperasian peralatan, faktor-faktor keamanan, serta masa berlakunya suatu berkas. Kedua, dokumentasi pengembangan yang menjabarkan sistem secara lengkap, mencakup pelukisan sistem, bentuk keluaran, bentuk masukan, bentuk basis data, bagan alir program, serta output pengujian. Ketiga, dokumentasi pemakai yg berisi petunjuk buat menggunakan masing-masing acara dan pula mencakup materi training