PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN MENURUT PARA AHLI

Pengertian Dan Fungsi Manajemen Menurut Para Ahli 
1. Pengertian Manajemen 
Dalam suatu forum atau instansi baik yang besar juga yang mini diperlukan adanya sistem manajemen, agar tujuan dari forum atau instansi tadi dapat tercapai dengan baik. Untuk itu peranan manajemen sangat krusial khususnya manajemen kepegawaian, yg memegang peranan dalam memilih, mengatur dan menuntaskan perkara yang ada pada kepegawaian. Sebelum mengetahui apa yang dimaksud menggunakan manajemen kepegawaian, terlebih dahulu harus mengetahui pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen adalah suatu kerangka kerja yg terdiri menurut aneka macam bagian atau komponen yang secara keseluruhan saling berkaitan yang diorganisasikan sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan beserta. Menurut pendapat Mary Parker Follet yg dikutip sang Alfonsus Sirait dalam bukunya yg berjudul “Manajemen” mendefinisikan pengertian manajemen, bahwa: 

“Manajemen merupakan merupakan seni buat melaksanakan sesuatu pekerjaan melalui orang lain, menggunakan memakai sumber-asal daya buat mencapai tujuan yang ditetapkan”. (Sirait,1991:8).

Pada dasarnya kemampuan insan itu terbatas (fisik, pengetahuan, saat serta perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha buat memenuhi kebutuhan, terfokusnya kemampuan dalam melakukan suatu pekerjaan yang mendorong buat membagi pekerjaan, tugas serta tanggung jawab. Manajemen berasal menurut istilah to manage yg artinya mengatur. 

Menurut Malayu SP. Hasibuan, dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia mendefinisikan manajemen merupakan menjadi berikut :

“Manajemen merupakan ilmu serta seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya insan serta asal-sumber lainnya secara efektif dan efisien buat mencapai tujuan tertentu”. (Hasibuan,1996:259).

Pandangan yang sama tentang pengertian manajemen jua dikemukakan sang George R. Terry, pada bukunya Principles of Management yang dikutip oleh Soewarno Handayaningrat, dalam bukunya yg berjudul “Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen”, menaruh definisi manajemen menjadi berikut :

“Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating and controlling utility in each both science and art followed in order to accomplish predermined objectives”. (manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas: perencanaan, pengorganisasian, penggerak aplikasi dan pengawasan, menggunakan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar bisa merampungkan tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya). (Soewarno,1994:20).

Fungsi Manajemen 
Fungsi manajemen seperti yg dikemukakan oleh John F. Mee yang dikutip oleh Soewarno Handayaningrat, pada bukunya “Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen”.(Soewarno,1996:26), yang memakai pendekatan fungsi dari manajemen (dengan akronim POMCO) yaitu :

1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses pemikiran yg matang buat dilakukan dimasa yang akan dating menggunakan memilih aktivitas-kegiatannya. 

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah seluruh proses pengelompokkan orang-orang, peralatan, aktivitas, tugas, kewenangan dan tanggung jawab, sehingga merupakan organisasi yang bisa digerakan secara keseluruhan dalam rangka tercapainya tujuan yang ditentukan.

3. Pemberian Motivasi (Motivating)
Pemberian motivasi merupakan proses pemberian motif (dorongan) pada para karyawan buat bekerja lebih bergairah, sebagai akibatnya mereka menggunakan sadar mau bekerja demi tercapainya tujuan organisasi secara berhasil guna dan berdaya guna.

4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah proses pengamatan terhadap aplikasi semua kegiatan organisasi buat menjamin supaya seluruh pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan planning yg sudah ditentukan sebelumnya.

Fungsi manajemen juga didefinisikan oleh Oey Liang Lee pada bukunya Malayu SP. Hasibuan merupakan menjadi berikut : 
1. Perencanaan (Planning);
2. Pengorgnisasian (Organizing);
3. Pengarahan (Actuating);
4. Pengkoordinasian (Coordinating);
5. Pengontrolan (Controlling);
(Hasibuan,1996:39). 

Berdasarkan uraian serta definisi-definisi yg sudah dikemukakan oleh para ahli diatas, bisa disimpulkan bahwa manajemen ternyata memiliki prinsip-prinsip. Adapun prinsip-prinsip manajemen tadi digolongkan dalam 14 (emapat belas) bagian, hal ini dikemukakan sang Henry Fayol yang dikutip sang Malayu SP. Hasibuan dalam bukunya “Manajemen Dasar Pengertian serta Masalah” menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Division of Work (asas pembagian kerja); merupakan pembagian kerja yg spesialisasi sangat diperlukan guna memperoleh efisiensi pada mencapai tujuan secara berhasil guna dan berdaya guna.
2. Authority and Responsibility (asas kewenangan dan tanggung jawab); ialah adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan.
3. Discipline (asas disiplin); artinya semua perjanjian, peraturan yg telah ditetapkan, perintah atasan harus dihormati, dipatuhi serta dilaksanakan sepenuhnya.
4. Unity of Command (asas kesatuan perintah); artinya ada yang diperintah serta terdapat yg memerintah serta yg diberi perintah bertanggung jawab pada yang memerintah.
5. Unity of Direction (kesatuan arah).
6. Subordination of Individual interest into General Interest; adalah setiap orang pada organisasi wajib mengutamakan kepentingan beserta (organisasi), diatas kepentingan langsung.
7. Remuneration of Personnel (gaji/penggajian); artinya honor dan jaminan-agunan sosial wajib adil, lumrah dan berimbang dengan kebutuhan.
8. Centralization (sentralisasi/pemusatan); merupakan kewenangan itu dipusatkan atau dibagi-bagikan tanpa mengabaikan siatuasi yg luas. Pemusatan ini sifatnya pada arti nisbi, belum diklaim absolut.
9. Scalar chain (susunan organisasi); merupakan perintah wajib berjenjang dari jabatan tertinggi ke jabatan terendah menggunakan cara berurutan.
10. Order (keteraturan); adalah keteraturan serta ketertiban dalam suatu penempatan.
11. Equity (persamaan/keadilan); ialah berlaku adil terhadap semua pegawai dalam anugerah gaji dan jaminan sosial, pekerjaan serta sanksi.
12. Inisiative.
13. Stability of tenure (stabilitas pegawai)
14. Esprit de Corps (kecintaan terhadap kesatuan). (Hasibuan,1996:10-12).

Disamping itu prinsip-prinsip manajemen juga dikemukakan oleh F.W. Taylor yang dikutip sang H. Malayu S.P. Hasibuan pada bukunya “Manajemen Dasar Pengertian serta Masalah”, bahwa prinsip-prinsip manajemen merupakan : 
  • Pengembangan metode-metode kerja yang terbaik. 
  • Pemilihan serta pengembangan para pegawai. 
  • Usaha buat menghubungkan dan mempersatukan metode kerja yang terbaik menurut para pegawai yg terpilih serta yang terlatih. 
  • Kerja sama yg serasi antara atasan dan bawahan, mencakup pembagian kerja serta tanggung jawab atasan untuk merencanakan pekerjaan. (Hasibuan,1996:7). 
Pengertian Kepegawaian 
Istilah kepegawaian berasal menurut kata pegawai yg ialah merupakan orang yg melakukan pekerjaan menggunakan menerima imbalan jasa berupa honor dan tunjangan dari pemerintah. Unsur manusia sebagai pegawai maka tujuan badan (wadah yang sudah ditentukan) kemungkinan akbar akan tercapai sebagaimana yg diharapkan. Pegawai inilah yg mengerjakan segala pekerjaan atau aktivitas-aktivitas penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan. 

Jadi yang dimaksud menggunakan kepegawaian adalah segala aktivitas yg menyangkut duduk perkara pegawai mulai menurut penerimaan pegawai sampai dalam pelepasan pegawai pada rangka menjalani masa pensiun buat pulang ke masyarakat setelah menjalankan tugasnya, dalam hal ini sebagai pegawai yg menjalankan tugasnya menggunakan sebaik-baiknya.

Pengertian Manajemen Kepegawaian 
Manajemen kepegawaian lazim dianggap personel management atau rapikan personalia atau training, sebab walaupun istilah-kata tersebut nampaknya tidak selaras tetapi pengertiannya sama. M. Manullang mendefinisikan tentang pengertian manajemen kepegawaian pada bukunya yg berjudul “Dasar-Dasar Manajemen”, bahwa manajemen kepegawaian merupakan :

“Manajemen kepegawaian (personnel management) adalah seni dan ilmu perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan energi kerja buat tercapainya tujuan yg sudah dipengaruhi terlebih dahulu menggunakan adanya kepuasan hati dalam diri para pegawai”. (Manullang,1962:11).

Dari definisi tadi bisa disimpulkan bahwa manajemen kepegawaian bertugas untuk melaksanakan kegiatan-aktivitas yg secara garis akbar sudah dipengaruhi sang administrator dengan menitik beratkan dalam usaha-usaha buat :
1. Mendapatkan energi-tenaga pegawai yang cakap dan mampu bekerja dari kebutuhan instansi/forum, organisasi.
2. Menggerakan mereka buat tercapainya tujuan.
3. Memelihara dan membuatkan kecakapan dan kemampuan pegawai buat mendapatkan prestasi kerja yang sebaik-baiknya.

Fungsi Manajemen Kepegawaian 
Fungsi adalah sesuatu yang harus dijalankan sebagai bagian atau sumbangan kepada organisasi (wadah yang telah dipengaruhi) secara keseluruhan atau bagian yg eksklusif serta adalah kegiatan-kegiatan utama. Seperti diketahui bahwa general management memiliki fungs-fungsi yang perlu dilaksanakan dalam setiap organisasi, demikian pula manajemen kepegawaian. Fungsi utama daripada manajemen kepegawaian adalah memperkembangkan kebijaksanaan-kebijaksanaan serta pedoman-pedoman kerja yg menyeluruh agar dapat dipergunakan hingga pedoman pelaksanaan oleh badan/lembaga organisasi pelaksananya. Fungsi manajemen kepegawaian jua adalah suatu tugas-tugas primer yang harus dilaksanakan untuk menyelenggarakan keseluruhan aktivitas-aktivitas pada bidang kepegawaian.

Jadi pada manajemen kepegawaian sine qua non pembagian tanggung jawab yang jelas, tegas serta sempurna sehingga acara yg sudah ditetapkan bisa berjalan suatu sistem, agar seluruh pegawai bekerja dan menjalankan tugasnya menggunakan sebaik-baiknya.

Tujuan Manajemen Kepegawaian 
Segenap proses kegiatan manajemen kepegawaian dalam suatu organisasi tertentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utamanya adalah buat mengurus segala sesuatu yang herbi masalah kepegawaian. 

Tujuan dari pelaksanaan manajemen kepegawaian merupakan buat mengklaim terlaksananya pembangunan yg ditangani sang pemerintah antara lain yaitu buat : 
  • Meningkatkan agunan kepastian hukum hak atas pegawai. 
  • Meningkatkan pelayanan administrasi kepegawaian kepada rakyat. 
  • Meningkatkan kinerja aparatur. 
Disamping itu tujuan manajemen kepegawaian merupakan dua, yaitu production minded dan people minded atau menggunakan kata lain efisiensi (daya guna) serta collaboration (kolaborasi).

PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN MENURUT PARA AHLI

Pengertian Dan Fungsi Manajemen Menurut Para Ahli 
1. Pengertian Manajemen 
Dalam suatu forum atau instansi baik yg akbar juga yg kecil dibutuhkan adanya sistem manajemen, supaya tujuan berdasarkan forum atau instansi tadi dapat tercapai menggunakan baik. Untuk itu peranan manajemen sangat penting khususnya manajemen kepegawaian, yang memegang peranan dalam menentukan, mengatur dan merampungkan perkara yg terdapat dalam kepegawaian. Sebelum mengetahui apa yang dimaksud menggunakan manajemen kepegawaian, terlebih dahulu wajib mengetahui pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen merupakan suatu kerangka kerja yg terdiri dari berbagai bagian atau komponen yang secara keseluruhan saling berkaitan yg diorganisasikan sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan beserta. Menurut pendapat Mary Parker Follet yang dikutip sang Alfonsus Sirait pada bukunya yg berjudul “Manajemen” mendefinisikan pengertian manajemen, bahwa: 

“Manajemen adalah adalah seni buat melaksanakan sesuatu pekerjaan melalui orang lain, menggunakan memakai sumber-sumber daya buat mencapai tujuan yg ditetapkan”. (Sirait,1991:8).

Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, ketika dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan, terfokusnya kemampuan dalam melakukan suatu pekerjaan yang mendorong buat membagi pekerjaan, tugas serta tanggung jawab. Manajemen dari dari istilah to manage yg merupakan mengatur. 

Menurut Malayu SP. Hasibuan, pada bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia mendefinisikan manajemen merupakan sebagai berikut :

“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan asal-asal lainnya secara efektif dan efisien buat mencapai tujuan eksklusif”. (Hasibuan,1996:259).

Pandangan yg sama tentang pengertian manajemen jua dikemukakan sang George R. Terry, dalam bukunya Principles of Management yg dikutip oleh Soewarno Handayaningrat, pada bukunya yg berjudul “Pengantar Studi Ilmu Administrasi serta Manajemen”, memberikan definisi manajemen sebagai berikut :

“Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating and controlling utility in each both science and art followed in order to accomplish predermined objectives”. (manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas: perencanaan, pengorganisasian, penggerak pelaksanaan serta supervisi, menggunakan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar bisa menyelesaikan tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya). (Soewarno,1994:20).

Fungsi Manajemen 
Fungsi manajemen seperti yang dikemukakan oleh John F. Mee yang dikutip oleh Soewarno Handayaningrat, dalam bukunya “Pengantar Studi Ilmu Administrasi serta Manajemen”.(Soewarno,1996:26), yang menggunakan pendekatan fungsi dari manajemen (dengan akronim POMCO) yaitu :

1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan proses pemikiran yg matang buat dilakukan dimasa yang akan dating menggunakan menentukan aktivitas-kegiatannya. 

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah seluruh proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, aktivitas, tugas, kewenangan dan tanggung jawab, sebagai akibatnya adalah organisasi yang bisa digerakan secara holistik dalam rangka tercapainya tujuan yg ditentukan.

3. Pemberian Motivasi (Motivating)
Pemberian motivasi adalah proses hadiah motif (dorongan) pada para karyawan buat bekerja lebih bergairah, sehingga mereka dengan sadar mau bekerja demi tercapainya tujuan organisasi secara berhasil guna serta berdaya guna.

4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah proses pengamatan terhadap aplikasi seluruh aktivitas organisasi buat mengklaim agar seluruh pekerjaan bisa berjalan sesuai menggunakan rencana yang sudah ditentukan sebelumnya.

Fungsi manajemen jua didefinisikan sang Oey Liang Lee pada bukunya Malayu SP. Hasibuan adalah menjadi berikut : 
1. Perencanaan (Planning);
2. Pengorgnisasian (Organizing);
3. Pengarahan (Actuating);
4. Pengkoordinasian (Coordinating);
5. Pengontrolan (Controlling);
(Hasibuan,1996:39). 

Berdasarkan uraian serta definisi-definisi yg sudah dikemukakan oleh para ahli diatas, bisa disimpulkan bahwa manajemen ternyata mempunyai prinsip-prinsip. Adapun prinsip-prinsip manajemen tadi digolongkan dalam 14 (emapat belas) bagian, hal ini dikemukakan oleh Henry Fayol yang dikutip sang Malayu SP. Hasibuan dalam bukunya “Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah” dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Division of Work (asas pembagian kerja); merupakan pembagian kerja yg spesialisasi sangat diperlukan guna memperoleh efisiensi dalam mencapai tujuan secara berhasil guna dan berdaya guna.
2. Authority and Responsibility (asas kewenangan serta tanggung jawab); merupakan adanya pembagian kewenangan dan tanggung jawab antara atasan serta bawahan.
3. Discipline (asas disiplin); ialah semua perjanjian, peraturan yg sudah ditetapkan, perintah atasan harus dihormati, dipatuhi serta dilaksanakan sepenuhnya.
4. Unity of Command (asas kesatuan perintah); merupakan terdapat yg diperintah dan ada yang memerintah dan yang diberi perintah bertanggung jawab pada yang memerintah.
5. Unity of Direction (kesatuan arah).
6. Subordination of Individual interest into General Interest; ialah setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama (organisasi), diatas kepentingan langsung.
7. Remuneration of Personnel (gaji/penggajian); merupakan gaji serta agunan-jaminan sosial harus adil, lumrah dan berimbang dengan kebutuhan.
8. Centralization (sentralisasi/pemusatan); adalah kewenangan itu dipusatkan atau dibagi-bagikan tanpa mengabaikan siatuasi yg luas. Pemusatan ini sifatnya dalam arti relatif, belum diklaim absolut.
9. Scalar chain (susunan organisasi); ialah perintah wajib berjenjang menurut jabatan tertinggi ke jabatan terendah dengan cara berurutan.
10. Order (keteraturan); merupakan keteraturan dan ketertiban pada suatu penempatan.
11. Equity (persamaan/keadilan); adalah berlaku adil terhadap seluruh pegawai dalam pemberian honor dan agunan sosial, pekerjaan dan hukuman.
12. Inisiative.
13. Stability of tenure (stabilitas pegawai)
14. Esprit de Corps (kecintaan terhadap kesatuan). (Hasibuan,1996:10-12).

Disamping itu prinsip-prinsip manajemen juga dikemukakan sang F.W. Taylor yg dikutip sang H. Malayu S.P. Hasibuan pada bukunya “Manajemen Dasar Pengertian serta Masalah”, bahwa prinsip-prinsip manajemen adalah : 
  • Pengembangan metode-metode kerja yang terbaik. 
  • Pemilihan dan pengembangan para pegawai. 
  • Usaha untuk menghubungkan serta mempersatukan metode kerja yang terbaik dari para pegawai yang terpilih serta yg terlatih. 
  • Kerja sama yang harmonis antara atasan serta bawahan, mencakup pembagian kerja dan tanggung jawab atasan buat merencanakan pekerjaan. (Hasibuan,1996:7). 
Pengertian Kepegawaian 
Istilah kepegawaian berasal menurut kata pegawai yg adalah merupakan orang yang melakukan pekerjaan menggunakan menerima imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan menurut pemerintah. Unsur insan sebagai pegawai maka tujuan badan (wadah yg telah ditentukan) kemungkinan akbar akan tercapai sebagaimana yang diperlukan. Pegawai inilah yg mengerjakan segala pekerjaan atau aktivitas-aktivitas penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan. 

Jadi yg dimaksud menggunakan kepegawaian merupakan segala kegiatan yang menyangkut duduk perkara pegawai mulai berdasarkan penerimaan pegawai sampai dalam divestasi pegawai dalam rangka menjalani masa pensiun buat pulang ke rakyat sehabis menjalankan tugasnya, dalam hal ini menjadi pegawai yang menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Pengertian Manajemen Kepegawaian 
Manajemen kepegawaian lazim diklaim personel management atau rapikan personalia atau pelatihan, karena walaupun istilah-kata tersebut nampaknya tidak selaras tetapi pengertiannya sama. M. Manullang mendefinisikan tentang pengertian manajemen kepegawaian pada bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Manajemen”, bahwa manajemen kepegawaian adalah :

“Manajemen kepegawaian (personnel management) merupakan seni serta ilmu perencanaan, aplikasi serta pengontrolan energi kerja buat tercapainya tujuan yang sudah ditentukan terlebih dahulu dengan adanya kepuasan hati dalam diri para pegawai”. (Manullang,1962:11).

Dari definisi tadi bisa disimpulkan bahwa manajemen kepegawaian bertugas untuk melaksanakan kegiatan-aktivitas yang secara garis besar telah dipengaruhi oleh administrator menggunakan menitik beratkan dalam bisnis-bisnis buat :
1. Mendapatkan tenaga-energi pegawai yg cakap serta bisa bekerja berdasarkan kebutuhan instansi/lembaga, organisasi.
2. Menggerakan mereka buat tercapainya tujuan.
3. Memelihara dan mengembangkan kecakapan serta kemampuan pegawai buat menerima prestasi kerja yg sebaik-baiknya.

Fungsi Manajemen Kepegawaian 
Fungsi merupakan sesuatu yg wajib dijalankan sebagai bagian atau sumbangan pada organisasi (wadah yang sudah ditentukan) secara keseluruhan atau bagian yg tertentu serta merupakan kegiatan-aktivitas utama. Seperti diketahui bahwa general management memiliki fungs-fungsi yang perlu dilaksanakan dalam setiap organisasi, demikian juga manajemen kepegawaian. Fungsi primer daripada manajemen kepegawaian adalah memperkembangkan kebijaksanaan-kebijaksanaan serta panduan-pedoman kerja yg menyeluruh supaya bisa digunakan hingga pedoman aplikasi sang badan/forum organisasi pelaksananya. Fungsi manajemen kepegawaian jua merupakan suatu tugas-tugas primer yang harus dilaksanakan buat menyelenggarakan holistik aktivitas-aktivitas di bidang kepegawaian.

Jadi dalam manajemen kepegawaian sine qua non pembagian tanggung jawab yang jelas, tegas dan tepat sehingga program yang sudah ditetapkan dapat berjalan suatu sistem, supaya semua pegawai bekerja dan menjalankan tugasnya menggunakan sebaik-baiknya.

Tujuan Manajemen Kepegawaian 
Segenap proses aktivitas manajemen kepegawaian dalam suatu organisasi tertentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utamanya adalah buat mengurus segala sesuatu yang herbi perkara kepegawaian. 

Tujuan dari aplikasi manajemen kepegawaian adalah buat menjamin terlaksananya pembangunan yg ditangani sang pemerintah diantaranya yaitu buat : 
  • Meningkatkan jaminan kepastian hukum hak atas pegawai. 
  • Meningkatkan pelayanan administrasi kepegawaian pada masyarakat. 
  • Meningkatkan kinerja aparatur. 
Disamping itu tujuan manajemen kepegawaian merupakan dua, yaitu production minded dan people minded atau menggunakan istilah lain efisiensi (daya guna) serta collaboration (kolaborasi).

PENGERTIAN DAN FUNGSIFUNGSI MANAJEMEN

Pengertian dan Fungsi-fungsi Manajemen
Pengertian Manajemen 
Manajemen menurut kata merupakan proses pada perencanaan,pengorganisasian, kepemimpinan dan pengontrolan terhadap penggunaansumber daya dalam mencapai tujuan.1 Dalam pandangan yg lain sepertidikemukan Martin yg menyatakan bahwa manajemen adalah prosesdalam mendorong pencapaian tujuan organisasi melalui penerapan empatfungsi manajemen yaitu, perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,pengontrolan.

Menurut Daft, manajemen merupakan suatu proses pencapaiantujuan organisasi yg efektif dan efisien melalui perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, pengendalian. Kata manajemen bisa ditinjau pada tiga perspektif. 

Pertama,manajemen menjadi proses, dapat jua dikatakan manajemen berdimensiwaktu karena aktivitas seseorang manajer terkait menggunakan waktu. Terkadang puladisebut menggunakan kata siklus manajemen, di mana suatu aktivitas yangdilaksanakan secara sistematik serta karena itu mempunyai saling keterkaitan. 

Kedua, manajemen menjadi deretan orang yg melakukan aktivitasmanajemen. Menurutnya, segenap orang yg melakukan kegiatan manajemendalam suatu badan eksklusif disebut manajemen.

Ketiga, manajemen sebagaiseni serta juga sebagai ilmu. Sebagai seni dikemukakan sang Follet (1868-1933)yang mengandung arti seni buat lakukan suatu pekerjaan melalui orang lain. Sebagai ilmu, berdasarkan Davis cenderung memakai keriteria ekonomisdibanding menggunakan konduite.

Ketiga perspektif mengenai manajemen pada atas, tampaknya dapatterakomodir pada pengertian yang diberikan oleh Kapoor bahwa manajemenmerupakan proses pengkordinasian sumber daya buat mencapai tujuanutama organisasi.

Fungai-fungsi Manajemen 
Terjadi perbedaan pendapat di kalangan ahli mengenai jumlah fungsifungsimanajemen. Hanry Fayol memutuskan 5 fungsi manajemen yaitu: 

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengkoordinasian danpengawasan. Louis A.allen menetapkan empat fungsi manajemen yaitu:kepemimpinan, perencanaan, pengorganisasian, supervisi. George R.terry menetapkan empat fungsi manajemen yaitu: perencanaan,pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Luther Gullichmenetapkan tujuh fungsi manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian,penyusunan staf, pengarahan, pengkoordinasian, pelaporan, penganggaran. Richard L. Daft, memutuskan empat fungsi manajemen yaitu : perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, pengendalian. Jika ditelaah lebih jauh, pandangan para ahli di atas, tampaknya tidaksubstansial. Perbedaaan itu ditimbulkan karena tingkat fokus yangberbeda dari setiap pakar dimaksud. Jika pendapat-pendapat tersebutdikombinasikan maka akan sepuluh fungsi manajemen yaitu: perencanaan,pengorganisasian, kepemimpinan, pengkoordinasian, pengawasan, pelaksanaan,pengarahan, penyusunan staf, pelaporan dan penganggaran. 

Dilihat dari sisi kedekatan suatu fungsi dengan lainnya, maka fungsianggaran berkaitan dengan fungsi perencanaan. Fungsi anggaran terkaitdengan penggunaan asal daya ekonomi pada mencapai tujuan organisasi.selanjutnya fungsi aturan apabila tidak dikaitkan dengan perencanaan makamemungkinkan terjadinya inefisiensi aturan.adapun fungsi pengorganisasian memiliki kedekatan menggunakan fungsipenyusunan staf. Fungsi pengorganisasian berkaitan menggunakan penetapansusunan, sifat serta hubungan antar unit pengelompokan sumber dayaorganisasi. Sedang penyusunan staf berhubungan dengan pengorganisasianorang-orang yg menduduki unit-unit yang telah dipersiapkan dalampengorganisasian. 

Berkaitan menggunakan kombinasi dimaksud, maka bisa dinyatakan bahwadalam setiap fungsi perencanaan yang terdapat, maka di dalamnya masih ada unsurfugsi lainnya. Sebagai contoh pada fungsi pengorganisasian, maka didalamnya masih ada unsur-unsur yg terkait dengan kepemimpinan. Karenadalam penyusunan unsur-unsur pada pengorganisasian, maka unsur-unsurkepemimpinan sangat diperhatikan efektifitasnya. Dengan demikian, dapatdinyatakan bahwa secara fungsional, masing-masing fungsi dapat dibedakandan saling berdiri sendiri, namun dalam operasional fungsional, fungsi-fungsiitu memerlukan saling keterkaitan. 

Kondisi keterkaitan antar fungsimanajemen tadi dapat dimengerti mengingat pencapaian efisiensi danefektifitas sebagai tujuan substantif dalam manajemen terhadap suatuorganisasi nir dapat terwujud hanya dengan mengedepankan salah satufungsi pada manajemen.atas dasar efisiensi dan efektfitas, maka fungsi-fungsi manajemendalam suatu orgnisasi dapat berfungsi. Mengabaikan kedua komponen yakniefisiensi serta efektifitas dalam suatu manajemen, maka memungkinkan fungsi-fungsi manajemen nir dapat berfungsi Dengan demikian, ekonomis penulis,berkaitan dengan berfungsinya fungsi-fungsi manajemen yang beragam di atas,maka buat perspektif manajemen terdapat pertimbangan yg selalumengitari penggunaan seluruh fungsi-fungsi manajemen. Pertimbangan yangdimaksud merupakan komponen efisiensi dan efektifitas.

PENGERTIAN DAN FUNGSIFUNGSI MANAJEMEN

Pengertian dan Fungsi-fungsi Manajemen
Pengertian Manajemen 
Manajemen berdasarkan istilah merupakan proses pada perencanaan,pengorganisasian, kepemimpinan dan pengontrolan terhadap penggunaansumber daya pada mencapai tujuan.1 Dalam pandangan yang lain sepertidikemukan Martin yg menyatakan bahwa manajemen merupakan prosesdalam mendorong pencapaian tujuan organisasi melalui penerapan empatfungsi manajemen yaitu, perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,pengontrolan.

Menurut Daft, manajemen adalah suatu proses pencapaiantujuan organisasi yg efektif dan efisien melalui perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, pengendalian. Kata manajemen bisa ditinjau dalam tiga perspektif. 

Pertama,manajemen sebagai proses, bisa pula dikatakan manajemen berdimensiwaktu lantaran aktivitas seseorang manajer terkait menggunakan waktu. Terkadang puladisebut dengan istilah siklus manajemen, di mana suatu aktivitas yangdilaksanakan secara sistematik dan karenanya mempunyai saling keterkaitan. 

Kedua, manajemen sebagai perpaduan orang yg melakukan aktivitasmanajemen. Menurutnya, segenap orang yang melakukan kegiatan manajemendalam suatu badan tertentu diklaim manajemen.

Ketiga, manajemen sebagaiseni dan juga menjadi ilmu. Sebagai seni dikemukakan sang Follet (1868-1933)yang mengandung arti seni buat lakukan suatu pekerjaan melalui orang lain. Sebagai ilmu, dari Davis cenderung memakai keriteria ekonomisdibanding menggunakan konduite.

Ketiga perspektif mengenai manajemen pada atas, sepertinya dapatterakomodir dalam pengertian yang diberikan sang Kapoor bahwa manajemenmerupakan proses pengkordinasian asal daya buat mencapai tujuanutama organisasi.

Fungai-fungsi Manajemen 
Terjadi disparitas pendapat di kalangan pakar tentang jumlah fungsifungsimanajemen. Hanry Fayol menetapkan lima fungsi manajemen yaitu: 

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengkoordinasian danpengawasan. Louis A.allen memutuskan empat fungsi manajemen yaitu:kepemimpinan, perencanaan, pengorganisasian, supervisi. George R.terry memutuskan empat fungsi manajemen yaitu: perencanaan,pengorganisasian, aplikasi, dan pengawasan. Luther Gullichmenetapkan tujuh fungsi manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian,penyusunan staf, pengarahan, pengkoordinasian, pelaporan, penganggaran. Richard L. Daft, tetapkan empat fungsi manajemen yaitu : perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, pengendalian. Apabila ditelaah lebih jauh, pandangan para ahli pada atas, sepertinya tidaksubstansial. Perbedaaan itu ditimbulkan karena taraf fokus yangberbeda menurut setiap ahli dimaksud. Apabila pendapat-pendapat tersebutdikombinasikan maka akan sepuluh fungsi manajemen yaitu: perencanaan,pengorganisasian, kepemimpinan, pengkoordinasian, pengawasan, aplikasi,pengarahan, penyusunan staf, pelaporan serta penganggaran. 

Dilihat dari sisi kedekatan suatu fungsi dengan lainnya, maka fungsianggaran berkaitan menggunakan fungsi perencanaan. Fungsi anggaran terkaitdengan penggunaan sumber daya ekonomi pada mencapai tujuan organisasi.selanjutnya fungsi aturan apabila nir dikaitkan dengan perencanaan makamemungkinkan terjadinya inefisiensi anggaran.adapun fungsi pengorganisasian memiliki kedekatan dengan fungsipenyusunan staf. Fungsi pengorganisasian berkaitan dengan penetapansusunan, sifat serta interaksi antar unit pengelompokan asal dayaorganisasi. Sedang penyusunan staf herbi pengorganisasianorang-orang yang menduduki unit-unit yang telah dipersiapkan dalampengorganisasian. 

Berkaitan dengan kombinasi dimaksud, maka bisa dinyatakan bahwadalam setiap fungsi perencanaan yg ada, maka pada dalamnya terdapat unsurfugsi lainnya. Sebagai model dalam fungsi pengorganisasian, maka didalamnya masih ada unsur-unsur yang terkait menggunakan kepemimpinan. Karenadalam penyusunan unsur-unsur pada pengorganisasian, maka unsur-unsurkepemimpinan sangat diperhatikan efektifitasnya. Dengan demikian, dapatdinyatakan bahwa secara fungsional, masing-masing fungsi bisa dibedakandan saling berdiri sendiri, namun pada operasional fungsional, fungsi-fungsiitu memerlukan saling keterkaitan. 

Kondisi keterkaitan antar fungsimanajemen tadi bisa dimengerti mengingat pencapaian efisiensi danefektifitas menjadi tujuan substantif dalam manajemen terhadap suatuorganisasi nir bisa terwujud hanya menggunakan mengedepankan salah satufungsi pada manajemen.atas dasar efisiensi serta efektfitas, maka fungsi-fungsi manajemendalam suatu orgnisasi bisa berfungsi. Mengabaikan kedua komponen yakniefisiensi dan efektifitas dalam suatu manajemen, maka memungkinkan fungsi-fungsi manajemen tidak bisa berfungsi Dengan demikian, ekonomis penulis,berkaitan menggunakan berfungsinya fungsi-fungsi manajemen yang beragam pada atas,maka buat perspektif manajemen masih ada pertimbangan yg selalumengitari penggunaan seluruh fungsi-fungsi manajemen. Pertimbangan yangdimaksud adalah komponen efisiensi serta efektifitas.

PENGERTIAN DAN SEJARAH PUBLIC RELATION

Pengertian serta Sejarah Public Relation
Istilah Public Realtion (PR) diterjemahkan harfiah adalah hubungan rakyat, acapkali jua ditulis PUREL. Penerapannya di Indonesia belum terlalu lama . Namun dalam dua decade terakhir ini public relation sebagai bidang pekerjaan yg relatif digandrungi sang poly kalangan dan didalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat dibutuhkan, begitu pula pada sebuah sari tidak kalah pentingnya. Bahkan telah berkembang dan diminati oleh banyak orang. Obyek studi relation pada Perguruan Tinggi menjadi institusi pendidikan bidang ini banyak diminati sang para calon mahasiswa.

Lahirnya public relation masih belum dibenahi dengan pasti serta masih poly kontroversi pada antara para pakar. Glend serta Danny Grisworld (dalam Oemi Abdurrahman) mengemukakan bahwa pekerjaan public relation sudah dilakukan oleh Cleopatra menggunakan segala kemegahan seseorang Ratu menyambut Mark Antony ditepi sungai Nil. Transaksi jual beli barang terjadi di Jaman Neolithic, baik para penjual juga Ratu Cleopatra berusaha mengadakan interaksi yang sifatnya bisa menyenangkan dan menguntungkan orang lain. Konon menurut sinilah awal mula aktivitas public relation mulai tersentuh. Tetapi masih sulit buat memilih kapan pekerjaan public relation dilakukan secara terorganisir lantaran tidak ada dukungan pasti yg bisa memilih kapan public relation seperti yang dipraktekkan kini ini.

Dewasa ini orang bukan saja mengenal public relation namun karena public relation telah demikian meluasnya sebagai akibatnya pembicaraan tentang sistematik public relation sudah berkembang menjadi public relation officer (PRO). Apabila kita mencoba melacak pengertian public relation kita sebutkan galat satu Pakar Internasional Jefkins, yang menyatakan bahwa public relation merupakan suatu public service ke pada serta keluar organisasi. 

Jefkins terutama melihat tugas public relation dalam membentuk agama terhadap organisasi diri. Dikemukakan proses public relation menjadi berikut :
  • Hostility Sympathy
  • Prejudice Acceptance
  • Apathy Interest
  • Ignorance Knowledge
Ia menggariskan bahwa betapa sukarnya perubahan pendapat terutama bagi hal-hal yg belum diketahui atau pendapat-pendapat yang berdasarkan pada berpretensi, agama serta perilaku yang dikemukakan dalam lingkungan khalayak apalagi lingkungan rumah atau keluarga, maka tugas berdasarkan public relation adalah mengatasi situasi-situasi negatif ini. Hal ini dilakukan melalui public relation transfer proses buat mencapai pengertian. 

Jefkins menggarisbawahi bahwa tanpa pengertian nir mungkin buat mengharapkan consensus apalagi kerjasama. Akhirnya Jefkins menaruh definisi buat praktek public relation yang diambilnya menurut sumber-sumber Meksiko menjadi berikut :

Praktek hubungan rakyat merupakan seni dan ilmu sosial mengenai analisa kecendrungan, prediksi terhadap konsekwensi, memberi konsultasi terhadap pimpinan organisasi dan melaksanakan perencanaan program dan menaruh pelayanan yang baik terhadap kepentingan organisasi maupun public (1982.203).

Melihat lingkup menurut public relation yg sedemikian luas walaupun dirumuskan secara sangat padat serta ringkas pada satu istilah, pengertian, maka spesialisasi-spesialisasi pada bidang public relation pun menuntut pengetahuan mendalam bidang sosial seperti manajemen. Sosiologi, psikologi sosial, antropologi, hukum, ekonomi serta politik. Bahkan menggunakan makin cepatnya perkembangan kecanggihan – kecanggihan teknologi, maka pengetahuan yang sangat dasar dan minim perlu dikuasai tentang keterkaitan perkembangan teknologi serta dampaknya terhadap warga maupun kemungkinan pencegahan dampak-efek negatif secara antisipatif yg memerlukan keterkaitan antara hukum serta teknologi.

Secara umum public relation dewasa ini dibagi dalam commercial dan non commercial. Dimana dengan jenis terakhir dimaksudkan terutama kegiatan-aktivitas public relation sang pemerintah dan forum-lembaga non komersial yg terutama berkecimpung dalam bidang sosial.

Pengalaman menerangkan bahwa public relation dengan gin dan tonic dalam tangan dan wanita bergaya "Cinderella" nir mencukupi lagi buat public relation yg efektif. Masalah yg hares dipecahkan oleh public relation terlalu banyak, yaitu selain berhadapan serta menggarap berbagai jenis khalayak, pula berhadapan menggunakan aneka macam perilaku menurut seorang di dalam serta diluar suatu organisasi. Belum lagi perkara-masalah aturan yg perlu diperhatikan pada pesan-pesan public relation pada sebuah organisasi.

Public Relation pada Organisasi
Seperti diketahui bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Aristoteles menyebutnya zoos politicos. Manusia hidup berkelompok dan bermasyarakat dan dia mengelompokkan serta memasyarakatkan diri, justru lantaran didorong sang tuntutan perkara hidupnya, yang bagi manusia hanya mungkin terpenuhi dengan baik jika manusia itu hidup berafiliasi dan berkelompok. Dalam kelompok dan dalam pergaulan sehari-hari insan itu lalu menjalin kerjasama yg baik, buat mencapai suatu tujuan. Bentuk kerjasama manusia buat mencapai tujuan bersama ini diklaim organisasi.

Dengan demikian, organisasi adalah suatu alat bagi insan buat mencapai suatu tujuan. Organisasi menjadi indera, bukanlah sesuatu yang beku, malah adalah sesuatu yang hidup bergerak maju. Karena merupakan kenyataan sosial, maka ia terbentuk ditimbulkan adanya kerinduan manusia pada kehidupan yang lebih paripurna. Untuk itu, organisasi merupakan suatu kekuatan yg bergerak maju justru lantaran beliau berintikan manusia yang tidak tetap sifat dan wataknya. Manusia pada organisasi Itu dibagi dua yaitu pimpinan dan pelaksana, manager and employed atau atasan dan bawahan. Pimpinan lah yang menyusun program serta kebijaksanaan, melakukan koordinasi kepada bawahannya. Untuk meningkatkan efisiensi kerja, maka bawahanlah yg melaksanakan segenap rencana serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan itu.

Dengan demikian nyatalah bahwa buat mencapai tujuan, manusia-insan itu membutuhkan kerjasama, baik antara bawahan dengan bawahan maupun kerjasama antar bawahan dengan atasan.

Oleh karenanya berintikan insan yg mempunyai watak, pembawaan, selera dan lain-lain, yg nir sama bagi setiap individu, maka dibutuhkan seseorang pemimpin yang wajib mengkoordinir bawahannya dan wajib menciptakan kerja sama yg baik dengan orang-orang dalam organisasi itu buat lalu kerjasama dan dukungan warga luar. Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan seni serta pengetahuan memimpin yg acapkali dianggap manajemen.

Manajemen yang adalah sebuah proses yg spesial , yang terdiri menurut tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan supervisi yg dilakukan buat menentukan dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya insan serta sumber daya lainnya.

Pengertian dasar tentang manajemen seperti pada atas memberitahuakn bahwa :
a. Manajemen merupakan proses kerjasama manusia buat mencapai tujuan bersama
b. Manajemen adalah aplikasi kerjasama dilakukan secara sistematis, terorganisir serta procedural melalui pembimbingan seseorang pemimpin
c. Manajemen merupakan ilmu atau seni memanfaatkan sumber daya manusia serta asal daya lain termasuk saat buat mencapai tujuan

Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pada rangka pencapaian tujuan tersebut, maka terdapat beberapa rangkaian kegiatan yg mesti dilakukan yang acapkali dianggap sebagai fungsi manajemen. Fungsi manajemen ini dikemukakan sang para pakar secara bhineka, namun secara esensial merupakan sama.

Ada beberapa fungsi manajemen yg dikemukakan sang beberapa pakar tetapi keliru satunya adalah George R. Terry yaitu Planning, Organizing, Actuating, Controlling.

Planning adalah proses penentuan tujuan selanjutnya penentuan langkah-langkah tadi acapkali dianggap 5W + I H (what, who , why, when, where dan How). What (Apa) artinya menentukan apa yang hendak dilakukan, who (siapa) yang melaksanakan, why (mengapa) dilaksanakan aktivitas tersebut, how (bagaimana) cara. (meto ; serta prosedur) melaksanakan aktivitas tersebut, selanjutnya penentuan kapan (when) dan dimana tempatnya (where) kegiatan tersebut dilakukan.

Organizing (pengorganisasian) adalah proses dengan mana penentuan apa yg hendak dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya. Penentuan apa yg dikerjakan adalah penentuan tugas-tugas atau jabatan-jabatan yg dibutuhkan buat mencapai tujuan tersebut. Sedangkan yg dimaksud siapa yg mengerjakannya adalah penentuan orang-orang yang cocok menggunakan jabatan-jabatan yg sudah ditetapkan itu.

Actuating (penggerakan), S.P. Siagian menyebutnya Motivating yaitu menaruh motivasi atau dorongan kepada orang-orang yg terlibat dalam rangka pencapaian tujuan tersebut supaya mereka mempunyai semangat kerja yang tinggi misalnya memberi nasehat, imbalan, penghargaan, asa serta sebagainya.

Controlling (pengawasan), supervisi dimaksudkan disamping mencegah terjadinya penyimpangan pula dijadikan indera buat mengevaluasi sejauh mana pekerjaan itu telah dilaksanakan sesuai menggunakan perencanaan yang sudah dipengaruhi lebih dahulu. Jadi pengawasan bukan berarti mencari kesalahan.

Kaitan Public Relation pada Sebuah Organisasi
Sebagai organisasi meliputi didalamnya proses manajemen yang sudah kami utarakan pada atas. Dimana pada organisasi jua memiliki tujuan tertentu yg sudah disepakati oleh para anggotanya buat dicapai secara bersama jua. Oleh karenanya pada mencapai tujuan tadi memerlukan manajemen yg baik disetiap bidang supaya tercipta pembagian tugas yg merata secara proporsional.

Dalam proses mencapai tujuan itulah memerlukan public relation untuk mengoperasionalkan atau mengaktualisasikan perencanaan-perencanaan yang telah ditetapkan bersama baik yg berupa program jangka panjang juga jangka pendek. Sehingga tercipta mekanisme kerja dan proses kerjasama yang baik antara sesama Pengurus sebuah organisasi ataupun setiap anggota organisasi.

Untuk lebih mengkonkritkan public relation pada sebuah organisasi berikut kami utarakan tugas daripada public relation, sebagai akibatnya mudah dipahami yaitu menjadi berikut :
1. Menyampaikan kebijaksanaan-kebijaksanaan manajer (pimpinan) organisasi
2. Mendengarkan pendapat-pendapat warga (anggota)
3. Menciptakan suasana saling mengerti atau " interaction" serta hubungan yang baik diantara sesa­ma pengurus, sesama anggota berdasarkan senior hingga yunior

Melalui uraian singkat ini, jelaslah public relation sangat diperlukan dalam suatu organisasi. Organisasi bisa berjalan menggunakan mengagumkan apabila public relation pada organisasi tersebut berjalan lancar juga.

PENGERTIAN DAN SEJARAH PUBLIC RELATION

Pengertian dan Sejarah Public Relation
Istilah Public Realtion (PR) diterjemahkan harfiah adalah hubungan masyarakat, acapkali pula ditulis PUREL. Penerapannya pada Indonesia belum terlalu usang. Namun dalam dua decade terakhir ini public relation menjadi bidang pekerjaan yg cukup digandrungi oleh banyak kalangan serta didalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan, begitu pula pada sebuah sari tidak kalah pentingnya. Bahkan sudah berkembang serta diminati oleh poly orang. Obyek studi relation di Perguruan Tinggi sebagai institusi pendidikan bidang ini poly diminati oleh para calon mahasiswa.

Lahirnya public relation masih belum dibenahi menggunakan pasti serta masih banyak kontroversi di antara para pakar. Glend dan Danny Grisworld (pada Oemi Abdurrahman) mengemukakan bahwa pekerjaan public relation sudah dilakukan oleh Cleopatra menggunakan segala kemegahan seseorang Ratu menyambut Mark Antony ditepi sungai Nil. Transaksi jual beli barang terjadi di Jaman Neolithic, baik para penjual juga Ratu Cleopatra berusaha mengadakan hubungan yang sifatnya bisa menyenangkan dan menguntungkan orang lain. Konon dari sinilah awal mula aktivitas public relation mulai tersentuh. Namun masih sulit buat menentukan kapan pekerjaan public relation dilakukan secara terorganisir karena nir terdapat dukungan pasti yang dapat memilih kapan public relation misalnya yg dipraktekkan kini ini.

Dewasa ini orang bukan saja mengenal public relation namun karena public relation telah demikian meluasnya sehingga pembicaraan tentang sistematik public relation sudah berkembang sebagai public relation officer (PRO). Jika kita mencoba melacak pengertian public relation kita sebutkan salah satu Pakar Internasional Jefkins, yg menyatakan bahwa public relation merupakan suatu public service ke pada serta keluar organisasi. 

Jefkins terutama melihat tugas public relation pada membangun agama terhadap organisasi diri. Dikemukakan proses public relation menjadi berikut :
  • Hostility Sympathy
  • Prejudice Acceptance
  • Apathy Interest
  • Ignorance Knowledge
Ia menggariskan bahwa betapa sukarnya perubahan pendapat terutama bagi hal-hal yg belum diketahui atau pendapat-pendapat yang didasarkan pada berpretensi, agama dan perilaku yang dikemukakan dalam lingkungan khalayak apalagi lingkungan rumah atau famili, maka tugas menurut public relation adalah mengatasi situasi-situasi negatif ini. Hal ini dilakukan melalui public relation transfer proses untuk mencapai pengertian. 

Jefkins menggarisbawahi bahwa tanpa pengertian tidak mungkin buat mengharapkan consensus apalagi kerjasama. Akhirnya Jefkins menaruh definisi buat praktek public relation yg diambilnya dari sumber-asal Meksiko menjadi berikut :

Praktek interaksi masyarakat adalah seni dan ilmu sosial mengenai analisa kecendrungan, prediksi terhadap konsekwensi, memberi konsultasi terhadap pimpinan organisasi dan melaksanakan perencanaan program serta memberikan pelayanan yang baik terhadap kepentingan organisasi maupun public (1982.203).

Melihat lingkup menurut public relation yang sedemikian luas walaupun dirumuskan secara sangat padat dan ringkas pada satu kata, pengertian, maka spesialisasi-spesialisasi dalam bidang public relation pun menuntut pengetahuan mendalam bidang sosial seperti manajemen. Sosiologi, psikologi sosial, antropologi, aturan, ekonomi dan politik. Bahkan menggunakan makin cepatnya perkembangan kecanggihan – kecanggihan teknologi, maka pengetahuan yang sangat dasar serta minim perlu dikuasai tentang keterkaitan perkembangan teknologi dan dampaknya terhadap warga maupun kemungkinan pencegahan dampak-dampak negatif secara antisipatif yang memerlukan keterkaitan antara aturan dan teknologi.

Secara umum public relation dewasa ini dibagi pada commercial dan non commercial. Dimana menggunakan jenis terakhir dimaksudkan terutama aktivitas-aktivitas public relation oleh pemerintah dan forum-forum non komersial yg terutama beranjak pada bidang sosial.

Pengalaman menampakan bahwa public relation menggunakan gin dan tonic dalam tangan serta wanita bergaya "Cinderella" tidak mencukupi lagi buat public relation yg efektif. Masalah yang hares dipecahkan sang public relation terlalu poly, yaitu selain berhadapan dan menggarap banyak sekali jenis khalayak, jua berhadapan dengan banyak sekali perilaku dari seseorang pada pada dan diluar suatu organisasi. Belum lagi masalah-kasus aturan yang perlu diperhatikan pada pesan-pesan public relation dalam sebuah organisasi.

Public Relation pada Organisasi
Seperti diketahui bahwa insan merupakan makhluk sosial. Aristoteles menyebutnya zoos politicos. Manusia hidup berkelompok dan bermasyarakat dan beliau mengelompokkan serta memasyarakatkan diri, justru lantaran didorong oleh tuntutan kasus hidupnya, yg bagi manusia hanya mungkin terpenuhi menggunakan baik jika insan itu hayati berafiliasi dan berkelompok. Dalam kelompok serta dalam pergaulan sehari-hari insan itu kemudian menjalin kerjasama yg baik, buat mencapai suatu tujuan. Bentuk kerjasama insan buat mencapai tujuan beserta ini dianggap organisasi.

Dengan demikian, organisasi adalah suatu indera bagi manusia buat mencapai suatu tujuan. Organisasi menjadi alat, bukanlah sesuatu yg beku, malah adalah sesuatu yg hidup bergerak maju. Lantaran adalah kenyataan sosial, maka beliau terbentuk ditimbulkan adanya kerinduan insan dalam kehidupan yang lebih sempurna. Untuk itu, organisasi merupakan suatu kekuatan yang dinamis justru karena beliau berintikan insan yg nir permanen sifat dan wataknya. Manusia dalam organisasi Itu dibagi dua yaitu pimpinan serta pelaksana, manager and employed atau atasan dan bawahan. Pimpinan lah yg menyusun program serta kebijaksanaan, melakukan koordinasi kepada bawahannya. Untuk meningkatkan efisiensi kerja, maka bawahanlah yang melaksanakan segenap planning serta kebijaksanaan yg telah ditetapkan itu.

Dengan demikian nyatalah bahwa buat mencapai tujuan, insan-insan itu membutuhkan kerjasama, baik antara bawahan menggunakan bawahan juga kerjasama antar bawahan dengan atasan.

Oleh karenanya berintikan insan yg memiliki watak, pembawaan, selera serta lain-lain, yang nir sama bagi setiap individu, maka diperlukan seseorang pemimpin yg harus mengkoordinir bawahannya dan harus menciptakan kerja sama yg baik dengan orang-orang dalam organisasi itu buat kemudian kerjasama serta dukungan masyarakat luar. Untuk mewujudkan hal ini, dibutuhkan seni serta pengetahuan memimpin yang tak jarang diklaim manajemen.

Manajemen yang adalah sebuah proses yang khas, yg terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta supervisi yang dilakukan buat memilih serta mencapai target yang sudah ditetapkan melalui pemanfaatan asal daya manusia dan asal daya lainnya.

Pengertian dasar tentang manajemen misalnya pada atas memperlihatkan bahwa :
a. Manajemen adalah proses kerjasama insan buat mencapai tujuan bersama
b. Manajemen adalah aplikasi kerjasama dilakukan secara sistematis, terorganisir serta procedural melalui pembimbingan seseorang pemimpin
c. Manajemen adalah ilmu atau seni memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lain termasuk saat buat mencapai tujuan

Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan tadi, maka terdapat beberapa rangkaian aktivitas yg mesti dilakukan yang tak jarang diklaim sebagai fungsi manajemen. Fungsi manajemen ini dikemukakan sang para pakar secara berbeda-beda, tetapi secara esensial adalah sama.

Ada beberapa fungsi manajemen yg dikemukakan oleh beberapa ahli tetapi keliru satunya merupakan George R. Terry yaitu Planning, Organizing, Actuating, Controlling.

Planning merupakan proses penentuan tujuan selanjutnya penentuan langkah-langkah tadi acapkali disebut 5W + I H (what, who , why, when, where serta How). What (Apa) merupakan memilih apa yg hendak dilakukan, who (siapa) yang melaksanakan, why (mengapa) dilaksanakan aktivitas tadi, how (bagaimana) cara. (meto ; serta prosedur) melaksanakan aktivitas tersebut, selanjutnya penentuan kapan (when) dan dimana tempatnya (where) aktivitas tadi dilakukan.

Organizing (pengorganisasian) merupakan proses dengan mana penentuan apa yang hendak dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya. Penentuan apa yg dikerjakan adalah penentuan tugas-tugas atau jabatan-jabatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan yg dimaksud siapa yg mengerjakannya merupakan penentuan orang-orang yang cocok dengan jabatan-jabatan yang telah ditetapkan itu.

Actuating (penggerakan), S.P. Siagian menyebutnya Motivating yaitu menaruh motivasi atau dorongan pada orang-orang yang terlibat pada rangka pencapaian tujuan tadi agar mereka mempunyai semangat kerja yg tinggi misalnya memberi nasehat, imbalan, penghargaan, harapan serta sebagainya.

Controlling (pengawasan), pengawasan dimaksudkan disamping mencegah terjadinya defleksi juga dijadikan indera buat mengevaluasi sejauh mana pekerjaan itu sudah dilaksanakan sesuai menggunakan perencanaan yang telah ditentukan lebih dahulu. Jadi pengawasan bukan berarti mencari kesalahan.

Kaitan Public Relation dalam Sebuah Organisasi
Sebagai organisasi meliputi didalamnya proses manajemen yg telah kami utarakan di atas. Dimana dalam organisasi pula memiliki tujuan tertentu yg sudah disepakati sang para anggotanya buat dicapai secara beserta juga. Oleh karenanya dalam mencapai tujuan tersebut memerlukan manajemen yang baik disetiap bidang supaya tercipta pembagian tugas yg merata secara proporsional.

Dalam proses mencapai tujuan itulah memerlukan public relation untuk mengoperasionalkan atau mengaktualisasikan perencanaan-perencanaan yang telah ditetapkan beserta baik yang berupa acara jangka panjang juga jangka pendek. Sehingga tercipta prosedur kerja serta proses kerjasama yang baik antara sesama Pengurus sebuah organisasi ataupun setiap anggota organisasi.

Untuk lebih mengkonkritkan public relation dalam sebuah organisasi berikut kami utarakan tugas daripada public relation, sehingga mudah dipahami yaitu sebagai berikut :
1. Menyampaikan kebijaksanaan-kebijaksanaan manajer (pimpinan) organisasi
2. Mendengarkan pendapat-pendapat rakyat (anggota)
3. Menciptakan suasana saling mengerti atau " interaction" dan hubungan yang baik diantara sesa­ma pengurus, sesama anggota menurut senior sampai yunior

Melalui uraian singkat ini, jelaslah public relation sangat diperlukan dalam suatu organisasi. Organisasi dapat berjalan menggunakan indah bila public relation pada organisasi tadi berjalan lancar juga.

KONSEP DASAR MENGENAI PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN ORGANISASI

Konsep Dasar Mengenai Perencanaan Dalam Manajemen Organisasi
Pengertian Perencanaan (Planning)
Robbins dan Coulter (2002) mendefinisikan perencanaan sebagai sebuah proses yang dimtdai menurut penetapan tujuan organisasi, memilih strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tadi secara menyeluruh, dan merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh buat mengintegrasikan dan mengoordinasikan semua pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi. Planning is a process that involves defining the organization's goals, establishing an overall strategy for achieving those goals, and developing a comprehensive set of plans to integrate and coordinate organizational work.

Hampir setiap orang juga organisasi memiliki perencanaan. Apakah perencana• an tadi menyangkut kepentingan kehidupan pribadinya, maupun yang terkait menggunakan tujuan organisasi yang ingin dicapai. Penulis mencoba melihat pengertian perencanaan ini dari tiga hat, yaitu dari sisi proses, fungsi manajemen, dan pengambilan keputusan. Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan buat menentukan tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai. Dan sisi fungsi manajemen, perencanaan merupakan fungsi di mana pimpinan memakai efek atas wewenangnya buat menentukan atau mengganti tujuan dan kegiatan organisasi. Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan adalah pengambilan keputusan buat jangka saat yg panjang atau yg akan datang -tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yg akan me' lakukannya, di mana keputusan yang diambil belum tentu sinkron, sampai implementasi perencanaan tersebut dibuktikan pada lalu hari.

Pada pada dasarnya, perencanaan dibuat sebagai upaya buat merumuskan apa yg sesungguhnya ingin dicapai sang sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut bisa diwujudkan melalui serangkaian rumusan planning aktivitas eksklusif. Perencanaan yang baik_adalah saat apa yg dirumuskan ternyata dapat direalisasikan serta mencapai tujuan yg diperlukan. Perercanaan yg tidak baik merupakan ketika apa yg sudah dirumuskan serta ditetapkan ternyata tidak berjalan dalam implementasi, sehingga tujuan organisasi menjadi nir terwujud. Terkait menggunakan hal tersebut pada atas, George R. Terry menyatakan bahwa buat met1getahui apakah perencanaan itu baik atau nir bisa dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan dasar tentang perencanaan, yaitu WHAT (Apa), WHY (Mengapa), WHERE (dj rnana), WHEN (Kapan), WHO (siapa), dan HOW (Bagaimana). Pertanyaan seputar What terkait menggunakan contohnya apa yang sesungguhnya yang sebagai tujuan perusahaan serta apa yang perlu dilakukan buat mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan seputar Why terkait menggunakan pertanyaan seputar mengapa tujuan tersebut wajib dicapai serta mengapa aktivitas yg terumuskan pada jawaban atas pertanyaan What perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tadi. Pertanyaan seputar Where adalah mengenai di mana aktivitas tersebut akan dilaksanakan. Pertanyaan seputar When merupakan kapan kegiatan tadi akan dilaksanakan serta kapan aktivitas tadi wajib dimulai serta diakhiri. Pertanyaan seputar Who terkait menggunakan siapa yg akan melaksanakari-nya. Pertanyaan ini terkait misalnya dengan kualifikasi orang yang akan melakukannya menurut sisi latar belakang personal serta keahliannya. Pertanyaan terakhir, yaitu di seputar How terkait dengan bagaimana cara yang wajib dilakukan buat melakukan aktivitas tadi.

Fungsi Dari Perencanaan
Pengertian di atas membawa kita pada fungsi perencanaan dalam manajemen. Robbins serta Coulter (2002) menyebutkan bahwa paling nir terdapat empat futigsi menurut perencanaan, yaitu perencanaan berfungsi sebagai arahan, perencanaan memitlimalkan pengaruh berdasarkan perubahan, perencanaan meminimalkan pemborosan serta kesa_siaan, serta perencanaan tetapkan standar dalam pengawasan kualitas.

Perencanaan menjadi Pengarah
Perencanaan akan membuat upaya untuk meraih sesuatu menggunakan cara yg lebih terkoordinasi. Perusahaan yg nir menjalankan perencanaan sangat mungkin buat mengalami konflik kepentingan, pemborosan sumber daya, dan ketidakberhasilan pada pencapaian tujuan lantaran bagian-bagian berdasarkan organisasi bekerja secara indvidual­sendiri tanpa ada koordinasi yg jelas dan terarah. Perencanaan dalamtl hal ini memegang fungsi pengarahan berdasarkan apa yg harus dicapai sang organisasi.

Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian
Pada dasarnya segala sesuatu pada dunia ini akan mengalami perubahan. Tidak ad, yg nir berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan acapkali kali sesuai dengan apa yang kita perkirakan, akan tetapi tidak sporadis jua malah di luar perkiraan kita, sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi perusahaan. Ketidakpastian inilah yang coba diminimalkan melalui kegiatan perencanaan. Dengan adanya perencanaan, diperlukan ketidakpastian yang mungkin akan terjadi pada masa yg akan datang bisa diantisipasi jauh-jauh hari.

Perencanaan menjadi Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya
Perencanaan juga berfungsi menjadi minimalisasi pemborosan asal daya organisasi yg digunakan. Jika perencanaan dilakukan menggunakan baik, maka jumlah sumber daya yg diperlukan, dengan cara bagaimana penggunaannya, dan buat penggunaan apa saja menggunakan lebih baik dipersiapkan sebelum kegiatan dijalankan. Dengan demikian, pemborosan yang terkait dengan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan akan mampu diminimalkan sehingga tingkat efisiensi dari perusahaan menjadi semakin tinggi,

Perencanaan menjadi Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas
Perencanaan berfungsi menjadi penetapan baku kualitas yg wajib dicapai sang perusahaan serta diawasi pelaksanaannya pada fungsi pengawasan manajemen. Dalam perencanaan, perusahaan memilih tujuan serta rencana-planning untuk mencapai tujuan tadi. Dalam pengawasan, perusahaan membandingkan antara tujuan yg ingin dicapai dengan realisasi di lapangan, membandingkan antara standar yg ingin dicapai dengan realisasi pada lapangan, mengevaluasi penyimpangan-defleksi yg mungkin terjadi, sampai merogoh tindakan yg dipercaya perlu untuk memperbaiki Kinerja perusahaan. Dengan pengertian tadi, maka perencanaan berfungsi menjadi penetapan baku kualitas yang ingin dicapai sang perusahaan.

Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements)
Perencanaan yang baik tentunya perlu dirumuskan. Perencanaan yang baik paling nir mempunyai banyak sekali persyaratan yang wajib dipenuhi, yaitu faktual atau realistis, logis serta rasional, fleksibel, komitmen, serta komprehensif.

Faktual Atau Realistis. Perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan faktual atau realistis. Artinya, apa yg dirumuskan oleh perusahaan sinkron dengan liputan serta masuk akal buat dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.

Logis Dan Rasional. Perencanaan yang baik jua perlu buat memenuhi kondisi. Logis serta rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh logika, serta oleh sebab itu maka perencanaan tersebut bisa dijalankan. Menyelesaikan sebuah bangunan bertingkat hanya pada waktu satu hari merupakan sebuah perencanaan yg selain nir realistis, sekaligus jua tidak logis serta irasional jika dikerjakan menggunakan menggunakan asal daya orang-orang yg terbatas serta mengerjakan menggunakan pendekatan yang tradisional tanpa bantuan alat-alat terbaru.

Fleksibel. Perencanaan yang baik pula tidak berarti kaku dan kurang fleks.ibel. Perencanaan yang baik justru diperlukan permanen dapat mengikuti keadaan menggunakan perubahan pada masa yg akan datang, sekalipun nir berarti bahwa planning dapat kita ubah seenaknya.

Komitmen. Perencanaan yang baik wajib adalah dan melahirkan komitmen terhadap semua anggota organisasi buat bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen bisa dibangun dalam sebuah perusahaan jika semua anggota pada perusahaan beranggapan bahwa perencanaan yg dirumuskan telah sinkron dengan tujuan yg ingin dicapai oleh organisasi.

Komprehensif. Perencanaan yg baik juga harus memenuhi syarat komprehensif merupakan menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung maupun tak langsung terhadap perusahaan: Perencanaan yang baik nir hanya terkait menggunakan bagian yang wajib kita jalankan, tetapi jua menggunakan mempertimbangkan koordinasi dan integrasi menggunakan bagian lain di perusahaan.

Melakukan Perencanaan (Planning Process)
Fungsi perencanaan sering kali dinamakan menjadi fungsi utama dari aktivitas manajemen, lantaran dalam perencanaan seluruh rangkaian kegiatan yg akan di­lakukan, mengapa melakukan, kapan, pada mana dan bagaimana melakukannya disusun. Dapat dikatakan, bila tidak ada fungsi perencanaan, manajer nir akan pernah memahami apa yg wajib diorganisasikan, diarahkan serta dikontrol. Kalau begitu, bagaimana perencanaan dilakukan? Bagian ini akan mengungkapkan tentang hal ini. Proses perencanaan melibatkan dua elemen penting, yaitu tujuan (goals) serta planning (plan).

Empat Tahap Dasar Perencanaan
Semua kegiatan perencanaan dalam dasarnya melalui empat ta­hap berikut ini :
1. Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Peren­canaan dimulai dengan keputusan-keputusan mengenai keiriginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yg kentara, organisasi akan memakai sumber daya sumber daya­nya secara nir efektif.

2. Tahap dua: Merumuskan keadaan ketika ini. Pemahaman akan po­sisi perusahaan sekarang dari` tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-asal daya yg tersedia buat pencapaian tujuan, adalah sa­ngat krusial, lantaran tujuan dan rencana menyangkut saat yg akan tiba. Hanya sesudah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, planning dapat dirumuskan buat mendeskripsikan planning aktivitas lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan informasi terutama ke­uangan dan data statistik yg didapatkan melalui komunikasi da­lam organisasi.

3. Tahap 3: Mengidentifikasikan segala kemudahan serta hambat­an. Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan serta hambatan perlu diidentiiilcasikan untuk mengukur kemampuan organisasi da­lam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan ekstern yg dapat membantu organisasi men­capai tujuannya, atau yg mungkin mengakibatkan perkara. Walau­Pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, kasus, serta kesempatan ancaman yg mungkin terjadi di saat mendatang merupakan bagian esensi menurut proses perencanaan.

4. Tahap 4 : Men.gembangkan rencana atau serangkaian aktivitas untuk pencapaiun tujuan. Tahap terakhir pada proses perencanaan meliputi pengembangan aneka macam alternatif kegiatan untuk pencapai an tujuan, penilaian cara lain -cara lain tadi serta pemilihan al­ternatif terbaik (paling memuaskan) di antara aneka macam cara lain yang terdapat.

Tujuan (Goals) dan Rencana (Plan) pada Proses Perencanaan 
Tujuan (goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diperlukan bisa diraih atau dicapai sang individu, grup, atau seluruh organisasi. Dalam pengertian
bahasa Inggris, kadangkala dibedakan antara objectives dan goals. Objectives sering diartikan menjadi tujuan dan goals tak jarang kali diartikan menjadi sasaran. Bahkan lebih jauh kadangkala ke 2 kata pula digantikan menggunakan istilah misalnya purposes, aims, destination, yang ketiganya mempunyai arti yg sekitar jua sama. Sering kali kedua istilah ini digunakan untuk konteks yang sama namun kadangkala juga tidak sama. Kedua kata tadi menggunakan membedakannya hanya menurut segi waktu. 

Rencana (plans) merupakan segala bentuk konsep serta dokumentasi yg menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai serta bagaimana sumber daya perusahaan akan dialokasikan, penjadwalan menurut proses pencapaian tujuan, sampai segala hal yang terkait menggunakan pencapaian tujuan. Sebagai seorang manajer perencanaan, tujuan dan planning adalah sesuatu yg harus dirumuskan olehnya.

Beberapa Jenis Tujuan (Types of Goals)
Secara sederhana, kita dapat memahami bahwa setiap organisasi memiliki satu tujuan akhir. Misalnya, buat organisasi usaha atau perusahaan, tujuan yg ingin dicapai adalah maksimalisasi laba (profit maximation). Untuk organisasi nonprofit semisal yayasan, tujuan yang ingin dicapai merupakan pemenuhan akan kebutuhan sekelompok orang tertentu. Untuk yayasan panti jompo contohnya, tujuan bisa berupa pemenuhan segala kebutuhan para orang tua yg sudah tidak lagi memiliki siapa, siapa yang bisa mengurusnya.

Pada praktiknya, beberapa organisasi ternyata tidak hanya mempunyai satu tujuan. Ada perusahaan yang bertujuan selain buat maksimalisasi profit, juga ekspansi pasar, serta sekaligus menaikkan kesejahteraan pegawai perusahaan. Demikian pula perkara yang sama dapat terjadi dengan organisasi nonprofit. Dengan fenomena ini, kadangkala organisasi mempunyai tujuan yang poly (muhiple goals). Sehingga dengan demikian, dari sisi jumlah tujuan yg ingin dicapai, ada yg dinamakan tujuan tunggal (single goals) serta tujuan yg poly (muhiple goals).

Dari sisi kejelasan, tujuan pula bisa dibedakan sebagai tujuan yg dinyatakan (stated goals) dan tujuan yang aktual serta konkret (real goals). Tujuan yang dinyatakan (stated goals) adalah tujuan yang dinyatakan secara formal sang sebuah organisa" kepada publik, dan menjadi agunan akan kejelasan perusahaan pada mata publik. Sebagai model contohnya, "buat meningkatkan kepuasan pelanggan". Dengan adanya pernyataan ini maka pelanggan akan dapat mengevaluasi apakah pada kenyataanya perusahaan berhasil menaikkan kepuasan pelanggan ataukah nir. Adapun tujua yg aktual dan konkret (real goals) merupakan tujuan yg tidak dinyatakan pada publik akan tetapi secara aktual serta konkret, berusaha dicapai oleh para anggota pada dalai sebuah organisasi. Sebagai model misalnya, "meningkatkan insentif bagi karyawa yang berprestasi dalam kerjanya". Tujuan ini umumnya tidak dinyatakan kepada publik akan tetapi disampaikan kepada para anggota organisasi atau karyawan perusahaan Wujud menurut upaya pencapaian tujuan ini kentara, para karyawan akan berusaha untuk memperlihatkan prestasi pada kerjanya lantaran ada tujuan yang ingin dicapai, yait bonus. Bagaimana hubungan antara kedua tujuan ini? Kita bisa melihat kaitanny antara dua contoh tujuan pada atas. Apabila karyawan berprestasi pada kerjanya, maka di akan menampilkan Kinerja yang terbaik dalam aktivitas perusahaan, termasuk pelayar an pada pelanggan. Akibatnya, pelanggan akan lebih terperhatikan dan terpuaskan. 

Dari segi keluasan serta waktu pencapaian, tujuan jua bisa dibedakan menjadi 3, yaitu tujuan strategis (strategic goals), tujuan taktis (tactical goals), serta tujuan operasional (operational goals). Tujuan strategis adalah tujuan yang ingin dicapai sang perusahaan dalam jangka ketika yg nisbi lama , umumnya antara tiga sampai tahun, atau jua lebih. Sebagai model tujuan strategis merupakan "buat sebagai mark( leader pada usaha makanan siap saji". Pencapaian tujuan ini jelas tidak dapat dicap2 pada hitungan lian, akan namun memerlukan ketika yg relatif usang. Tujuan taktis adalah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan pada jangka ketika menengah nisbi lebih singkat dari tujuan strategis. Biasanya pencapaian tujuan ini antara sampai tiga tahun. Sebagai model berdasarkan tujuan taktis ini misalnya, "meningkatkan pangsa pasar sebanyak 30 %." Peningkatan pangsa pasar sebesar 30 persen jelas akan mem bantu perusahaan tersebut buat mengakibatkan market leader dalam jangka panjang Di sini kita bisa melihat bahwa pencapaian tujuan strategis akan tercapai bila Tujuan taktis juga tercapai. Bagaimana peningkatan pangsa pasar sebanyak 30 % bisa dicapai Di sinilah jenis ketiga dari tujuan dirumuskan, yaitu tujuan operasional. Tujuan operasional adalah tujuan yg ingin dicapai dalam satu periode aktivitas perusahaan umumnya antara 6 bulan sampai 1 tahun. Tujuan operasional ini, pada evaluasinya terkait dengan masa pelaporar keuangan perusahaan yg umumnya pula antara 6 bulan sampai 1 tahun. 

Beberapa Alat Bantu Bagi Perencanaan
Berbagai teoritisi manajemen telah memperkenalkan beberapa pendekatan pada melakukan perencanaan, termasuk beberapa indera analisis atau contoh yang dapat digunakan buat melakukan perencanaan. Di antara beberapa indera manajemen guna melakukan perencanaan pada antaranya adalah Bagan Arus (Flow Chart), Bagan Gantt (Gantt Chart), serta Jaringan PERT (PERT Network).

Perencanaan menggunakan Flow Chart
Pada dasarnya, pendekatan Flow Chart lebih tak jarang dipakai bagi mereka yg mendalami teknik personal komputer , teknik, dan sistem informasi. Tetapi, pendekatan ini juga telah cukup populer buat digunakan dalam global manajemen. Flow Chart adalah contoh grafis yg menerangkan contoh sistem yg menggambarkan kejadian yang berkesinambungan (sequencial) serta keputusan ya-tidak. Berkesinambungan dalam dasarnya adalah proses pengaturan insiden-insiden berdasarkan urutan kronologis­nya. Misalnya, membaca kitab dapat dilakukan sesudah kita membeli buku. Maka dalam contoh Flow Chart, membaca buku dilezakkan setelah membeli kitab . 

Flow Chart tersebut menggambarkan proses rencana membaca buku yg dapat dipilih antara meminjam kitab atau melakukan pembelian buku terlebih dahulu. Melalui bagan ini, dengan mudah kita bisa mengamati peristiwa-kejadian yang berkesinambung­an dari waktu kita memulai pekerjaan atau planning hingga rencana terealisasi. Pada praktiknya, bagan ini dapat dikembangkan lebih lanjut ataupun pula disederhanakan, tergantung kepada jenis dan jumlah aktivitas yang akan dilakukan. Bagi yg akan mendalami Sistem Informasi Manajemen, maka pendekatan Flow Chart ini akan lebih diperdalam lagi pada teori tersebut.

Penjadwalan Melalui Gantt Chart
Alat bantu perencanaan yang ke 2 adalah apa yang dinamakan dengan penjadwalan dengan Gantt Chart (Bagan Gantt). Penjadwalan adalah keliru satu bagian penting dalam perencanaan. Ketika aktivitas organisasi begitu poly serta berkesinambungan satu menggunakan lainnya, Gantt Chart dalam dasarnya membantu manajer buat bisa mengaturnya melalui proses penjadwalan. Sehingga secara sederhana Gantt Chart adalah teknik penjadwalan secara grafis atas aneka macam rencana aktivitas. Gantt Chart pertama kali diperkenalkan sang Hemy L. Gantt, galat seseorang rekan kerja berdasarkan Frederich Winslow Taylor yang juga bekerja pada Perusahaan Midvale Steel pada tahun 1887. Perkembangan berikutnya memberitahuakn bahwa Gantt Chart telah banyak dipergunakan secara populer baik sang para praktisi manajemen juga berbagai organisasi lainnya. 

Gambar  Flow Chart pembelian buku

Sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar diatas, aneka macam aktivitas yang saling berkesinambungan dapat dijadwalkan sebagai akibatnya para pelaksana aktivitas akan dengan lebih mudah mengikuti perkembangan menurut setiap pekerjaan yang tengah dilakukan. Misalnya, proses pembelian bahan standar merupakan dalam saat minggu pertama dan ke 2 dari bulan pertama, maka bagian produksi, khususnya pada bagian pembelanjaan, bisa merencanakan sebelumnya apa yg harus dipersiapkan buat kegiatan tadi menurut mulai menentukan bahan baku apa saja yg akan dibeli, dalam jumlah berapa, harga berapa, dan seterusnya. Demikian jua bagi bagian proses produksi, bagian tadi bisa menjadwalkan sejak kapan proses produksi berawal dan berakhir serta seterusnya sebagaimana diterangkan dalam gambar tersebut.

Sebagai kesimpulan, Gantt Chart memudahkan para pelaksana kegiatan buat merencanakan segala bentuk kegiatan yg akan dilakukan. Tetapi di sisi lain, indera bantu ini mempunyai keterbatasan, pada antaranya merupakan keterbatasan pada menjadwal­kan berbagai kegiatan yang sifatnya sangat lebih jelasnya dan kompleks. Jenis aktivitas yg sangat kompleks serta cenderung tidak berkelanjutan lebih sulit buat dijadwalkan melalui Gantt Chart.

Perencanaan menggunakan Jaringan PERT (PERT Network)
Keterbatasan berdasarkan Bagan Gantt pada giliran berikutnya dikembangkan dan pada­koreksi sang alat bantu perencanaan lainnya. Di antara alat bantu tadi adalah apa yang dikenal menjadi jaringan PERT atau lebih dikenal dengan PERT Network. PERT merupakan singkatan menurut Program Evaluation and Review Technique. PERT adalah alat bantu perencanaan melalui penjadwalan dan penggambaran rencana kerja secara kronologis serta berkelanjutan bagi pekerjaan yg sifatnya tidak rutin, berskala akbar ' inaupun kompleks.

Ada 4 konsep yang wajib dipahami pada PERT Keempat konsep tadi adalah Event, Activity, Time, dan Critical Path.
  • Event atau insiden adalah indikator menurut performa pekerjaan baik sebelum mau­pun scsudah pekerjaan dilakukan sekaligus pula memperlihatkan apakah suatu pekerjaan lain bisa dilakukan atau sebaliknya dari indikator ini. Sebagai model dari event contohnya, "bagian produksi mendapat bahan standar". Kejadian ini sebagai indikator bagi pengerjaan bagian produksi buat memulai aktivitas produksi lantaran bahan bakunya sudah diterima. 
  • Activity atau aktivitas adalah bagian menurut berbagai pekerjaan yang sedang dalam pengerjaan menurut keseluruhan pekerjaan yang berkesinambungan. Kegiatan diawali serta diakhiri oleh insiden atau event. Contoh aktivitas misalnya, "pembuatan sepatu", "anugerah label pada sepatu yg telah jadi", dan seterusnya. 
  • Time atau ketika menampakan perki.raan masa pengerjaan dari holistik ke­giatan sebagaimana diatur dalamn jaringan PERT. PERT Time atau masa pengerjaan menurut PERT adalah rata-rata berdasarkan tiga komponen waktu dari kerangka PERT Ketiga komponen waktu tadi merupakan: (1) optimistic time (To) - masa yang diharapkan waktu aplikasi pekerjaan dilakukan pada syarat terbaik; (2) most likely time (Tm) - masa yang diperlukan ketika pelaksanaan pekerjaan dilakukan alam kondisi normal; serta (tiga) pessimistic time (Tp) - masa yg diperlukan ketika pelaksanaan pekerjaan dilakukan dalam kondisi yang tidak normal atau darurat. Rumus untuk menghitung rata-rata menurut masa pengerjaan menurut PERT (PERT Time) merupakan: 
Te = To + 4Tm + TP
6
Sebagai model contohnya pengerjaan kegiatan penyediaan bahan standar. Dalam syarat terbaik, di mana semua faktor pendukung terpenuhi menurut mulai pemasok, harga yg cocok, stok barang terdapat, serta regulasi yang diberlakukan sinkron dengan planning perusahaan, maka waktu pengerjaan penyediaan bahan standar diperkirakan bisa diselesaikan dalamn waktu tiga hari (To = tiga). Kemudian dalam kondisi normal, contohnya saja supplier terdapat, harga masih perlu dmegosiasikan, stok barang ada, dan beberapa regulasi perlu pada.tempuh pada syarat yg generik, maka pengerjaan penyediaan bahan baku diperkirakan bisa diselesaikan pada saat 6 hari sehingga Tm = 6 hari. Dalam syarat pesimis, ketika pemasok barang masih perlu dicari, harga serta stok barang masih perlu dipastikan, lalu regulasi cenderung menyulitkan perusahaan, maka penyediaan bahan baku diperkirakan bisa selesai dalam ketika 12 hari sehingga Tp = 12 hari. Dengan memakai rumus pada atas, maka asumsi waktu penyelesaian buat penyediaan bahan baku adalah 6,lima hari yg rinciannya adalah sebagai berikut:
Te = To+4Tm+Tp = tiga+4(6)+12
6                     6              =  6,5 hari

  • Critical Path atau indikator kritis menampakan saat kritis bagi pengerjaan aktivitas dalam kerangka path yang dapat diterima. Waktu kritis menerangkan batas toleransi akan suatu pekerjaan yang dilaksanakan. Ketika saat kritis ini terlewati atau saat pengerjaan lebih lama , maka hal ini juga akan berdampak pada ter­hambatnya pengerjaan kegiatan yang lain sehingga waktu pengerjaan secara keseluruh­an bisa terlambat. 
Secara sederhana sebenarnya PERT dapat dikatakan menjadi adonan dari pen­dekatan Flow. Chart dan Gantt Chart. Hal ini bisa dilihat misalnya pada Gambar dibawah. Terlihat menurut gambar tadi, ketika anak panah memperlihatkan pengerjaan menurut Kejadian (event) 1 ke Kegiatan (activity) 1 serta seterusnya, bentuk arah pengerjaan ini mirip dengan model Flow Chart karena berdasarkan gambar•tersebut, contohnya Kegiatan 1 tidak dapat dilakukan sebelum Kejadian 1 terpenuhi dan seterusnya. Demikian pula menggunakan memasukkan faktor ketika pengerjaan (Te) pada dalam contoh jaringan PERT menampakan bahwa setiap pengerjaan kegiatan perlu diberikan alokasi ketika sehingga penyelesaian pekerjaan dapat selalu diperkirakan. Hal ini jua adalah faktor yg ditekankan pada contoh Gantt Chart sebagaimana diuraikan dalam Gambar.

Sekalipun Jaringan PERT memberikan kerangka pengerjaan yang lebih kentara, namun tetap mempunyai beberapa keterbatasan. Di antara keterbatasannya adalah jika misalnya dalam praktiknya, beberapa peristiwa (events) yang adalah prasyarat bagi pengerjaan aktivitas ternyata wajib dilakukan secara bersamaan. Di sisi lain, jaringan PERT kurang menaruh fleksibilitas bila misalnya terdapat kejadian-kejadian yg di luar asumsi yg sudah diasumsikan.

Secara keseluruhan berbagai jenis contoh alat bantu perencanaan yang diterangkan di atas telah banyak membantu aktivitas organisasi, terutama yg terkait menggunakan perencanaan dalam manajemen organisasi. Pada praktiknya, penggunaan contoh indera bantu tadi tentunya perlu diubahsuaikan dengan situasi serta syarat yang dihadapi sang berbagai jenis organisasi.

Gambar. Jaringan Pert pembangunan jalan