PENGERTIAN DAN SEJARAH PUBLIC RELATION

Pengertian dan Sejarah Public Relation
Istilah Public Realtion (PR) diterjemahkan harfiah adalah hubungan masyarakat, acapkali pula ditulis PUREL. Penerapannya pada Indonesia belum terlalu usang. Namun dalam dua decade terakhir ini public relation menjadi bidang pekerjaan yg cukup digandrungi oleh banyak kalangan serta didalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diharapkan, begitu pula pada sebuah sari tidak kalah pentingnya. Bahkan sudah berkembang serta diminati oleh poly orang. Obyek studi relation di Perguruan Tinggi sebagai institusi pendidikan bidang ini poly diminati oleh para calon mahasiswa.

Lahirnya public relation masih belum dibenahi menggunakan pasti serta masih banyak kontroversi di antara para pakar. Glend dan Danny Grisworld (pada Oemi Abdurrahman) mengemukakan bahwa pekerjaan public relation sudah dilakukan oleh Cleopatra menggunakan segala kemegahan seseorang Ratu menyambut Mark Antony ditepi sungai Nil. Transaksi jual beli barang terjadi di Jaman Neolithic, baik para penjual juga Ratu Cleopatra berusaha mengadakan hubungan yang sifatnya bisa menyenangkan dan menguntungkan orang lain. Konon dari sinilah awal mula aktivitas public relation mulai tersentuh. Namun masih sulit buat menentukan kapan pekerjaan public relation dilakukan secara terorganisir karena nir terdapat dukungan pasti yang dapat memilih kapan public relation misalnya yg dipraktekkan kini ini.

Dewasa ini orang bukan saja mengenal public relation namun karena public relation telah demikian meluasnya sehingga pembicaraan tentang sistematik public relation sudah berkembang sebagai public relation officer (PRO). Jika kita mencoba melacak pengertian public relation kita sebutkan salah satu Pakar Internasional Jefkins, yg menyatakan bahwa public relation merupakan suatu public service ke pada serta keluar organisasi. 

Jefkins terutama melihat tugas public relation pada membangun agama terhadap organisasi diri. Dikemukakan proses public relation menjadi berikut :
  • Hostility Sympathy
  • Prejudice Acceptance
  • Apathy Interest
  • Ignorance Knowledge
Ia menggariskan bahwa betapa sukarnya perubahan pendapat terutama bagi hal-hal yg belum diketahui atau pendapat-pendapat yang didasarkan pada berpretensi, agama dan perilaku yang dikemukakan dalam lingkungan khalayak apalagi lingkungan rumah atau famili, maka tugas menurut public relation adalah mengatasi situasi-situasi negatif ini. Hal ini dilakukan melalui public relation transfer proses untuk mencapai pengertian. 

Jefkins menggarisbawahi bahwa tanpa pengertian tidak mungkin buat mengharapkan consensus apalagi kerjasama. Akhirnya Jefkins menaruh definisi buat praktek public relation yg diambilnya dari sumber-asal Meksiko menjadi berikut :

Praktek interaksi masyarakat adalah seni dan ilmu sosial mengenai analisa kecendrungan, prediksi terhadap konsekwensi, memberi konsultasi terhadap pimpinan organisasi dan melaksanakan perencanaan program serta memberikan pelayanan yang baik terhadap kepentingan organisasi maupun public (1982.203).

Melihat lingkup menurut public relation yang sedemikian luas walaupun dirumuskan secara sangat padat dan ringkas pada satu kata, pengertian, maka spesialisasi-spesialisasi dalam bidang public relation pun menuntut pengetahuan mendalam bidang sosial seperti manajemen. Sosiologi, psikologi sosial, antropologi, aturan, ekonomi dan politik. Bahkan menggunakan makin cepatnya perkembangan kecanggihan – kecanggihan teknologi, maka pengetahuan yang sangat dasar serta minim perlu dikuasai tentang keterkaitan perkembangan teknologi dan dampaknya terhadap warga maupun kemungkinan pencegahan dampak-dampak negatif secara antisipatif yang memerlukan keterkaitan antara aturan dan teknologi.

Secara umum public relation dewasa ini dibagi pada commercial dan non commercial. Dimana menggunakan jenis terakhir dimaksudkan terutama aktivitas-aktivitas public relation oleh pemerintah dan forum-forum non komersial yg terutama beranjak pada bidang sosial.

Pengalaman menampakan bahwa public relation menggunakan gin dan tonic dalam tangan serta wanita bergaya "Cinderella" tidak mencukupi lagi buat public relation yg efektif. Masalah yang hares dipecahkan sang public relation terlalu poly, yaitu selain berhadapan dan menggarap banyak sekali jenis khalayak, jua berhadapan dengan banyak sekali perilaku dari seseorang pada pada dan diluar suatu organisasi. Belum lagi masalah-kasus aturan yang perlu diperhatikan pada pesan-pesan public relation dalam sebuah organisasi.

Public Relation pada Organisasi
Seperti diketahui bahwa insan merupakan makhluk sosial. Aristoteles menyebutnya zoos politicos. Manusia hidup berkelompok dan bermasyarakat dan beliau mengelompokkan serta memasyarakatkan diri, justru lantaran didorong oleh tuntutan kasus hidupnya, yg bagi manusia hanya mungkin terpenuhi menggunakan baik jika insan itu hayati berafiliasi dan berkelompok. Dalam kelompok serta dalam pergaulan sehari-hari insan itu kemudian menjalin kerjasama yg baik, buat mencapai suatu tujuan. Bentuk kerjasama insan buat mencapai tujuan beserta ini dianggap organisasi.

Dengan demikian, organisasi adalah suatu indera bagi manusia buat mencapai suatu tujuan. Organisasi menjadi alat, bukanlah sesuatu yg beku, malah adalah sesuatu yg hidup bergerak maju. Lantaran adalah kenyataan sosial, maka beliau terbentuk ditimbulkan adanya kerinduan insan dalam kehidupan yang lebih sempurna. Untuk itu, organisasi merupakan suatu kekuatan yang dinamis justru karena beliau berintikan insan yg nir permanen sifat dan wataknya. Manusia dalam organisasi Itu dibagi dua yaitu pimpinan serta pelaksana, manager and employed atau atasan dan bawahan. Pimpinan lah yg menyusun program serta kebijaksanaan, melakukan koordinasi kepada bawahannya. Untuk meningkatkan efisiensi kerja, maka bawahanlah yang melaksanakan segenap planning serta kebijaksanaan yg telah ditetapkan itu.

Dengan demikian nyatalah bahwa buat mencapai tujuan, insan-insan itu membutuhkan kerjasama, baik antara bawahan menggunakan bawahan juga kerjasama antar bawahan dengan atasan.

Oleh karenanya berintikan insan yg memiliki watak, pembawaan, selera serta lain-lain, yang nir sama bagi setiap individu, maka diperlukan seseorang pemimpin yg harus mengkoordinir bawahannya dan harus menciptakan kerja sama yg baik dengan orang-orang dalam organisasi itu buat kemudian kerjasama serta dukungan masyarakat luar. Untuk mewujudkan hal ini, dibutuhkan seni serta pengetahuan memimpin yang tak jarang diklaim manajemen.

Manajemen yang adalah sebuah proses yang khas, yg terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta supervisi yang dilakukan buat memilih serta mencapai target yang sudah ditetapkan melalui pemanfaatan asal daya manusia dan asal daya lainnya.

Pengertian dasar tentang manajemen misalnya pada atas memperlihatkan bahwa :
a. Manajemen adalah proses kerjasama insan buat mencapai tujuan bersama
b. Manajemen adalah aplikasi kerjasama dilakukan secara sistematis, terorganisir serta procedural melalui pembimbingan seseorang pemimpin
c. Manajemen adalah ilmu atau seni memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lain termasuk saat buat mencapai tujuan

Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan tadi, maka terdapat beberapa rangkaian aktivitas yg mesti dilakukan yang tak jarang diklaim sebagai fungsi manajemen. Fungsi manajemen ini dikemukakan sang para pakar secara berbeda-beda, tetapi secara esensial adalah sama.

Ada beberapa fungsi manajemen yg dikemukakan oleh beberapa ahli tetapi keliru satunya merupakan George R. Terry yaitu Planning, Organizing, Actuating, Controlling.

Planning merupakan proses penentuan tujuan selanjutnya penentuan langkah-langkah tadi acapkali disebut 5W + I H (what, who , why, when, where serta How). What (Apa) merupakan memilih apa yg hendak dilakukan, who (siapa) yang melaksanakan, why (mengapa) dilaksanakan aktivitas tadi, how (bagaimana) cara. (meto ; serta prosedur) melaksanakan aktivitas tersebut, selanjutnya penentuan kapan (when) dan dimana tempatnya (where) aktivitas tadi dilakukan.

Organizing (pengorganisasian) merupakan proses dengan mana penentuan apa yang hendak dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya. Penentuan apa yg dikerjakan adalah penentuan tugas-tugas atau jabatan-jabatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan yg dimaksud siapa yg mengerjakannya merupakan penentuan orang-orang yang cocok dengan jabatan-jabatan yang telah ditetapkan itu.

Actuating (penggerakan), S.P. Siagian menyebutnya Motivating yaitu menaruh motivasi atau dorongan pada orang-orang yang terlibat pada rangka pencapaian tujuan tadi agar mereka mempunyai semangat kerja yg tinggi misalnya memberi nasehat, imbalan, penghargaan, harapan serta sebagainya.

Controlling (pengawasan), pengawasan dimaksudkan disamping mencegah terjadinya defleksi juga dijadikan indera buat mengevaluasi sejauh mana pekerjaan itu sudah dilaksanakan sesuai menggunakan perencanaan yang telah ditentukan lebih dahulu. Jadi pengawasan bukan berarti mencari kesalahan.

Kaitan Public Relation dalam Sebuah Organisasi
Sebagai organisasi meliputi didalamnya proses manajemen yg telah kami utarakan di atas. Dimana dalam organisasi pula memiliki tujuan tertentu yg sudah disepakati sang para anggotanya buat dicapai secara beserta juga. Oleh karenanya dalam mencapai tujuan tersebut memerlukan manajemen yang baik disetiap bidang supaya tercipta pembagian tugas yg merata secara proporsional.

Dalam proses mencapai tujuan itulah memerlukan public relation untuk mengoperasionalkan atau mengaktualisasikan perencanaan-perencanaan yang telah ditetapkan beserta baik yang berupa acara jangka panjang juga jangka pendek. Sehingga tercipta prosedur kerja serta proses kerjasama yang baik antara sesama Pengurus sebuah organisasi ataupun setiap anggota organisasi.

Untuk lebih mengkonkritkan public relation dalam sebuah organisasi berikut kami utarakan tugas daripada public relation, sehingga mudah dipahami yaitu sebagai berikut :
1. Menyampaikan kebijaksanaan-kebijaksanaan manajer (pimpinan) organisasi
2. Mendengarkan pendapat-pendapat rakyat (anggota)
3. Menciptakan suasana saling mengerti atau " interaction" dan hubungan yang baik diantara sesa­ma pengurus, sesama anggota menurut senior sampai yunior

Melalui uraian singkat ini, jelaslah public relation sangat diperlukan dalam suatu organisasi. Organisasi dapat berjalan menggunakan indah bila public relation pada organisasi tadi berjalan lancar juga.

Comments