PENGERTIAN JENISJENIS PRODUKTIVITAS

Pengertian, Jenis-Jenis Produktivitas
Produktivitas ikut memilih pembentukan angka indeks pertumbuhan nasional. Suatu negara atau industri bisa dikatakan mengalami kemajuan jika dapat mengurangi pengorbanan asal daya, untuk membentuk produk yg lebih akbar dengan mutu yang lebih baik. Peningkatan produktivitas secara keseluruhan akan memajukan potensi pengadaan barang dan jasa pada jumlah yang lebih akbar buat setiap pekerja sebagai akibatnya lebih akbar unsur-unsur kebutuhan hayati warga yang bisa dipenuhi sendiri. Ini berarti tingkat kesejahteraan masyarakat bertambah tinggi. Alasannya adalah bahwa peningkatan produktivitas berarti peningkatan pendapatan pekerja, serta peningkatan pendapatan selanjutnya menambah kuat daya beli warga akan barang dan jasa. Peningkatan produktivitas membutuhkan perencanaan yg cermat, yang tidak lagi merupakan output sampingan berdasarkan bisnis perencanaan lainnya namun adalah perencanaan yg berdiri sendiri dengan aneka macam upaya yg terkandung di dalamnya.

Menurut Blocher, Chen dan Lin yg diterjemahkan oleh Susty (2001;847) dalam bukunya Manajemen Biaya mengemukakan mengenai pengertian produktivitas menjadi berikut :

“Hubungan antara berapa hasil yg hasilkan serta berapa input yg diharapkan buat menghasilkan output tadi.”

Sedangkan dari Hansen dan Mowen yang diterjemahkan sang Hermawan (2000;22) dalam bukunya Akuntansi Manajemen menyebutkan sebagai beikut :

“Produktivitas adalah berkaitan menggunakan pembuatan output secara efisien dan secara khusus memilih pada interaksi antara output (output produksi) dan input (bahan baku) yg digunakan untuk menghasilkan hasil.” 

Menurut Alma 2003 (www majalahswa com) menyatakan bahwa terdapat 3 kekuatan internal yang berpengaruh pada produktivitas, diantaranya yaitu:

1. Proses manajemen 
Menyangkut wacana merencanakan internal organisasi, mengintegrasikan, dan mengawasi segala kegiatan. Jika organisasi strukturnya nir benar, pekerjaan semrawut, pengawasan lemah, maka taraf produktivitas akan menurun.

2. Kepemimpinan manajerial
Berhubungan menggunakan tujuan perusahaan, penyediaan syarat kerja, ruangan, ventilasi, alat-alat, yang bisa mendorong pekerja lebih ulet dan semangat

3. Motivasi
Faktor-faktor yg dapat memotivasi karyawan buat bekerja lebih produktif, menaikkan prestasi, mengurangi kesalahan serta meningkatkan efisiensi.”

Menurut Umar (2007:81) mengemukakan produktivitas merupakan sebagai berikut :

“Produktivitas mempunyai 2 dimensi, dimensi pertama adalah Efektivitas yg mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang maximal yaitu pencapaian target yg berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan saat yg ke 2 yaitu Efisiensi yg berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaanya atau bagai mana pekerjaan tadi dilakukan”

Produktivitas berdasarkan dewan produktivitas nasional (2007:79) adalah menjadi berikut:

sikap mental yg selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini wajib lebih baik dari hari kemarin serta hari esok wajib lebih baik menurut hari ini

John soeprihanto (2007:80) beropini bahwa produktivitas adalah menjadi berikut : 

Perbandingan antar output-output yg sudah dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi (hasil) menggunakan asal daya yang dipakai (input)

Klingner serta Nanbaldian (2007:82) mengemukakan produktivitas merupakan sebagai berikut: 

Merupakan pungsi perkalian berdasarkan usaha pegawai (effort), yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan kemampuan pegawai (ability) yang diperoleh melalui latihan-latihan. Selain keterkaitan produktivitas menggunakan bisnis sumberdaya insan, produktivitas jua memiliki interaksi keterkaitan menggunakan efesiensi, efektivitas, serta kualitas

Dari beberapa pengertian produktivitas diatas dapat disimpulkan bahwa acara peningkatan produktivitas berupaya buat mencapai total efisiensi produktif. Peningkatan produktivitas teknis dapat dicapai melalui penggunaan lebih sedikit input buat membuat output yang sama atau memproduksi output lebih banyak menggunakan jumlah input yg sama.

Jenis-jenis Pengukuran Produktivitas 
Pengukuran produktivitas menerangkan adanya perubahan-perubahan pada taraf eksklusif, menggunakan adanya tingkat pengukuran produktivitas ditingkat perusahaan, pihak manajemen akan mengetahui bahwa usahanya sedang berkembang. Pengukuran produktivitas dilakukan dengan mengukur perubahan produktivitas sebagai akibatnya dapat dilakukan penilaian terhadap bisnis untuk memperbaiki produktivitas. Pengukuran produktivitas bisa bersifat prosfektif serta berfungsi sebagai masukan buat pengambilan keputusan strtegik.

Jenis-jenis produktivitas menurut Mulyadi (2001:466) dalam bukunya Akuntansi Manajemen megemukakan menjadi berikut:
1. Produktivitas Total pengukuran produktivitas total dapat dilakukan dalam 2 kondisi, tanpa adanya pertukaran produktivitas antarmasukan serta menggunakan memperhitungkan adanya pertukaran produktivitas antarmasukan 
                                            Output Total
Produktivitas Total =  ------------------
                                              Input Total

2. Produktivitas Parsial
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan buat setiap masukan secara terpisah atau secara total buat keseluruhan masukan yang dipakai buat membuat keluaran. Pengukuran produktivitas buat satu masukan pada suatu ketika disebut menggunakan pengukuran produktivitas parsial
                                           OutputTotal
Produktivitas Total =   ------------------
                                             Input Total


Tujuan Dan Manfaat Pengukuran Produktivitas
Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan itu beroperasi, yg bertujuan agar perusahaan itu dapat menaikkan daya saing berdasarkan produk yang dihasilkannya di pasar dunia yang amat kompetitif.

Menurut Vincent yg diterjemahkan oleh Sukoco (2000:24-25) pada bukunya Manajemen Produktivitas Total terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas pada suatu organisasi perusahaan, diantaranya:
  1. Perusahaan bisa menilai efisiensi konversi sumber dayanya, supaya dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-asal daya itu.
  2. Perencanaan sumber-asal daya akan sebagai lebih efektif serta efisien melalui pengukuran produktivitas, baik pada perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.
  3. Tujuan ekonomis dan non irit menurut perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara menaruh prioritas eksklusif yg ditinjau berdasarkan sudut produktivitas. 
  4. Perencanaan target tingkat produktivitas pada masa mendatang dapat dimodifikasi pulang dari liputan pengukuran taraf produktivitas sekarang.
  5. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi kabar yang bermanfaat dalam membandingkan taraf produktivitas pada antara organisasi perusahaan dalam industri homogen dan bermanfaat juga buat liputan produktivitas industri dalam skala nasional maupun dunia.
  6. Nilai-nilai produktivitas yg didapatkan dari suatu pengukuran bisa menjadi informasi yang bermanfaat untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan itu.
  7. Pengukuran produktivitas akan membentuk tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus menerus (continuous productivity improvement)
  8. Pengukuran produktivitas terus menerus akan menaruh liputan yang bermanfaat buat menentukan dan mengevaluasi kesamaan perkembangan produktivitas perusahaan dari saat ke waktu.
  9. Pengukuran produktivitas akan memberikan liputan yang bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan serta efektifitas berdasarkan perbaikan terus menerus yg dilakukan pada perusahaan itu.
  10. Aktivitas perundingan bisnis (kegiatan tawar menawar) secara kolektif dapat diselesaikan secara rasional, jika sudah tersedia ukuran-berukuran produktivitas.
Dengan adanya pengukuran peroduktivitas di perusahaan bisa memberi manfaat bagi perusahaan yaitu bisa membandingkannya menggunakan produktivitas baku yang sudah ditetapkan manajemen, mengukur taraf perbaikan produktivitas dari ketika ke saat, serta membandingkan menggunakan produktivitas industri homogen yang menghasilkan produk serupa.

Adapun tujuan utama mengukuran produktivitas berdasarkan Blocher, Chen, dan Lin yg diterjemahkan sang Susty (2001;847) dalam bukunya Manajemen Biaya adalah menjadi berikut :

Memperbaiki operasi menggunakan cara menggunakan input yg sudah sedikit buat memproduksi output yg sama atau memproduksi hasil lebih poly dengan input yg sama

Bagaimana Meningkatkan Produktivitas
Bidang-bidang yang berkaitan dengan program-program produktivitas diantaranya adalah yg pertama mencakup dinamika struktur organisasi, mengcakup proses-prose pada manajemen sumber daya insan.

Lingkup perbaikan produktivitas berdasarkan Gomes (2007:85) dalam bukunya Manajemen asal daya manusia adalah menjadi berikut:
1. Fleksibelitas pada melakukan prosedur-mekanisme pelayanan sipil
2. Sentralisasi manajemen yg mendukung pelayanan, diantaranya meliputi mengetik daftar gaji dan pembelian
3. Mengumpulkan laporan-laporan keuangan buat menaikkan pendapatan
4. Desentralisasi yang terpilih atau terorganisasi kedalam unit-unit yang sama
5. Pemakaian yang semakin tinggi tentang berukuran-berukuran kinerja dan standar-baku kerja buat memonitori produktivitas
6. Konsolidasi pelayanan-pelayanan
7. Penggunaan model-model keputusan ekonomi rasional buat menjadwalkan dan perkara konservasi tenaga lainnya 

Cara Meningkatkan Produktivitas 
Menurut Nasution dalam buku Manajemen Mutu Terpadu yg dikutip dari Ross (2001;209) mengemukakan cara buat meningkatkan produktivitas perusahaan sebagai berikut :
1. Menerapkan Program Reduksi Biaya
2. Mengelola Pertumbuhan
3. Bekerja Lebih Tangkas
4. Mengurangi Aktivitas
5. Bekerja Lebih Efektif

Adapun penerangan dari kutipan cara menaikkan produktivitas tersebut di atas adalah menjadi berikut :

1. Menerapkan Program Reduksi Biaya
Reduksi biaya berarti dalam membentuk hasil menggunakan kuantitas yg sama, kita memakai input pada jumlah yg lebih sedikit. Jadi, peningkatan produktivitas melalui program reduksi porto berarti output yg permanen dibagi dengan input yg lebih sedikit. Program reduksi biaya mengacu pada menghilangkan biaya -porto yg dikeluarkan pada kegiatan-aktivitas yg tidak perlu. 

2. Mengelola Pertumbuhan
Peningkatan produktivitas melalui mengelola pertumbuhan berarti kita menaikkan output dalam kualitas yang lebih besar melalui peningkatan penggunaan input pada kuantitas yg lebih mini . Artinya, output meningkat lebih banyak, sedangkan input semakin tinggi lebih sedikit. Dalam pendekatan peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan, suatu investasi atau tambahan biaya yang dimuntahkan akan menghasilkan lebih banyak hasil menurut investasi itu sehingga nomor rasio hasil terhadap input akan semakin tinggi. 

3. Bekerja Lebih Tangkas
Peningkatan produktivitas melalui jurus ini merupakan dengan memakai input yang sama, kita menaikkan output. Jadi, produksi semakin tinggi, tetapi jumlah input tetap sebagai akibatnya akan diperoleh porto produksi per unit hasil yg rendah. Meningkatkan arus perputaran inventori serta memperbaiki desain produk adalah kegiatan konkret menurut jurus bekerja lebih tangkas.

4. Mengurangi Aktivitas
Jurus ini mengajarkan dalam kita untuk mengurangi aktivitas produksi dan menghilangkan atau membuang asset yang tidak produktif. Jadi, kita mempertinggi produktivitas perusahaan melalui pengurangan sedikit hasil serta mengurangi banyak input yang nir perlu.

5. Bekerja Lebih Efektif
Peningkatan produktivitas melalui jurus ini merupakan mempertinggi output, namun mengurangi penggunaan input. Caranya adalah dengan bekerja lebih efektif sebagai akibatnya kita akan memperoleh output yg lebih poly menggunakan memakai input yang lebih sedikit.

Sedangkan berdasarkan Kussriyanto (2001:211) dalam bukunya Manajemen mutu terpadau mengemukakan bahwa peningkatan produktivitas pada dasarnya dapat dikelompokan pada empat bentuk atau cara yaitu sebagai berikut:
1. Pengurangan sedikit sumber daya buat memperoleh jumlah produksi yg sama
2. Pengurangan asal daya sekadarnya buat memperoleh jumlah produksi yang lenih besar
3. Penggunaan jumlah sumber daya yg sama buat memperoleh jumlah produksi yang lebih besar
4. Penggunaan jumlah sumber daya yg lebih akbar buat memperoleh jumlah produksi yang lebih akbar lagi

Peranan Entrepreneurship Dalam Meningkatkan Produktivitas
Peningkatan produktivitas membutuhkan perencanaan yg cermat, yang nir lagi merupakan hasil sampingan dari bisnis perencanaan lainnya namun adalah perencanaan yang berdiri sendiri dengan aneka macam upaya yg terkandung pada dalamnya.

Partisipasi para karyawan buat mendukung usaha manajemen sangat diperlukan buat keberhasilan usaha peningkatan produktivitas, terutama dalam melakukan tidakan dalam aktivitas usahanya.

Menurut Winardi (2003:81) dalam bukunya entrepreneur serta entrepreneurship menyatakan sebagai berikut:

“Banyak ahli ekonomi mengambil kesimpulan serta hingga kini masih tetap berlaku, bahwa masalah yg paling mendasar pada perekonomian merupakan menurunnya taraf produktivitas, galat satu alasan mengapa perhatian orang terhadap entrepreneurship semakin semakin tinggi adalah semakin disadarinya peranan entrepreneurship pada menaikkan produktivitas”

R.J Gordon yg dialih bahasakan atau diterjemahkan oleh Wahibur Rokhman (2003:122)

“Kemampuan pemimpin memiliki peranan strategis dalam proses produktivitas sebagai agen perubahan karena pada kemampuan pemimpin terdapat proses peningkatan mutu yang seimbang, penjualan, serta output-hasil ekonomi yg lain, serta penemuan dalam pengembangan produk dan jasa baru, peningkatan kemampuan secara berkesinambungan sanggup mencapai produktivitas yang aporisma”

Zimmerer yang dialih bahasakan oleh Buchari Alma (2007:67) mengemukakan

Entrepreneur merupakan satu kelompok yg mengagumkan, insan kreatif dan inovatif. Mereka merupakan bahan bakar pertumbuhan ekonomi warga , lantaran beliau mempunyai kemampuan berfikir dan bertindak produktif 

Demikian pentingnya produktivitas bagi pencapaian tujuan organiosasi, maka perhatian pimpinan terhadap kemajuan produktivitas sangatlah diperlukan, melalui kemapuan pimpinan tersebut akan terjadi kemajuan mutu, penjualan dan output-hasil ekonomi yang lain serta penemuan, pengembangan produk dan jasa baru. Demikian bagi peningkatan disiplin kerja, keterampilan, keahlian, serta kecakapan pengusaha dapat membuat mereka bisa atau melaksanakan usahanya secara efektif dan efisien.

PENGERTIAN JENISJENIS PRODUKTIVITAS

Pengertian, Jenis-Jenis Produktivitas
Produktivitas ikut memilih pembentukan angka indeks pertumbuhan nasional. Suatu negara atau industri bisa dikatakan mengalami kemajuan bila dapat mengurangi pengorbanan asal daya, untuk membentuk produk yang lebih akbar dengan mutu yang lebih baik. Peningkatan produktivitas secara holistik akan memajukan potensi pengadaan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih akbar buat setiap pekerja sehingga lebih besar unsur-unsur kebutuhan hidup masyarakat yang dapat dipenuhi sendiri. Ini berarti tingkat kesejahteraan rakyat bertambah tinggi. Alasannya merupakan bahwa peningkatan produktivitas berarti peningkatan pendapatan pekerja, serta peningkatan pendapatan selanjutnya menambah kuat daya beli masyarakat akan barang dan jasa. Peningkatan produktivitas membutuhkan perencanaan yg cermat, yg tidak lagi adalah hasil sampingan berdasarkan bisnis perencanaan lainnya tetapi merupakan perencanaan yg berdiri sendiri menggunakan banyak sekali upaya yang terkandung di dalamnya.

Menurut Blocher, Chen dan Lin yang diterjemahkan sang Susty (2001;847) pada bukunya Manajemen Biaya mengemukakan mengenai pengertian produktivitas sebagai berikut :

“Hubungan antara berapa hasil yg hasilkan serta berapa input yg dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut.”

Sedangkan menurut Hansen dan Mowen yg diterjemahkan oleh Hermawan (2000;22) dalam bukunya Akuntansi Manajemen menyebutkan sebagai beikut :

“Produktivitas merupakan berkaitan menggunakan pembuatan hasil secara efisien dan secara spesifik menunjuk dalam interaksi antara hasil (hasil produksi) serta input (bahan baku) yg dipakai buat menghasilkan hasil.” 

Menurut Alma 2003 (www majalahswa com) menyatakan bahwa terdapat tiga kekuatan internal yg berpengaruh pada produktivitas, diantaranya yaitu:

1. Proses manajemen 
Menyangkut tentang merencanakan internal organisasi, mengintegrasikan, dan mengawasi segala kegiatan. Jika organisasi strukturnya tidak benar, pekerjaan semrawut, supervisi lemah, maka tingkat produktivitas akan menurun.

2. Kepemimpinan manajerial
Berhubungan menggunakan tujuan perusahaan, penyediaan syarat kerja, ruangan, ventilasi, peralatan, yang dapat mendorong pekerja lebih ulet serta semangat

3. Motivasi
Faktor-faktor yang bisa memotivasi karyawan buat bekerja lebih produktif, mempertinggi prestasi, mengurangi kesalahan dan menaikkan efisiensi.”

Menurut Umar (2007:81) mengemukakan produktivitas adalah sebagai berikut :

“Produktivitas mempunyai dua dimensi, dimensi pertama merupakan Efektivitas yg mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang maximal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, serta saat yg kedua yaitu Efisiensi yg berkaitan dengan upaya membandingkan input menggunakan realisasi penggunaanya atau bagai mana pekerjaan tersebut dilakukan”

Produktivitas dari dewan produktivitas nasional (2007:79) adalah sebagai berikut:

sikap mental yg selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini wajib lebih baik dari hari kemarin serta hari esok harus lebih baik dari hari ini

John soeprihanto (2007:80) beropini bahwa produktivitas adalah menjadi berikut : 

Perbandingan antar hasil-output yang sudah dicapai menggunakan keseluruhan asal daya yang digunakan atau perbandingan jumlah produksi (hasil) dengan asal daya yang dipakai (input)

Klingner serta Nanbaldian (2007:82) mengemukakan produktivitas adalah menjadi berikut: 

Merupakan pungsi perkalian dari bisnis pegawai (effort), yang didukung dengan motivasi yg tinggi, dengan kemampuan pegawai (ability) yg diperoleh melalui latihan-latihan. Selain keterkaitan produktivitas menggunakan bisnis sumberdaya insan, produktivitas pula memiliki hubungan keterkaitan dengan efesiensi, efektivitas, dan kualitas

Dari beberapa pengertian produktivitas diatas bisa disimpulkan bahwa program peningkatan produktivitas berupaya buat mencapai total efisiensi produktif. Peningkatan produktivitas teknis dapat dicapai melalui penggunaan lebih sedikit input buat membentuk hasil yang sama atau memproduksi output lebih banyak dengan jumlah input yang sama.

Jenis-jenis Pengukuran Produktivitas 
Pengukuran produktivitas memperlihatkan adanya perubahan-perubahan dalam tingkat eksklusif, dengan adanya taraf pengukuran produktivitas ditingkat perusahaan, pihak manajemen akan mengetahui bahwa usahanya sedang berkembang. Pengukuran produktivitas dilakukan menggunakan mengukur perubahan produktivitas sehingga bisa dilakukan penilaian terhadap usaha buat memperbaiki produktivitas. Pengukuran produktivitas bisa bersifat prosfektif serta berfungsi menjadi masukan buat pengambilan keputusan strtegik.

Jenis-jenis produktivitas berdasarkan Mulyadi (2001:466) pada bukunya Akuntansi Manajemen megemukakan sebagai berikut:
1. Produktivitas Total pengukuran produktivitas total dapat dilakukan dalam 2 syarat, tanpa adanya pertukaran produktivitas antarmasukan dan menggunakan memperhitungkan adanya pertukaran produktivitas antarmasukan 
                                            Output Total
Produktivitas Total =  ------------------
                                              Input Total

2. Produktivitas Parsial
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan buat setiap masukan secara terpisah atau secara total buat holistik masukan yang dipakai buat membentuk keluaran. Pengukuran produktivitas buat satu masukan pada suatu ketika diklaim menggunakan pengukuran produktivitas parsial
                                           OutputTotal
Produktivitas Total =   ------------------
                                             Input Total


Tujuan Dan Manfaat Pengukuran Produktivitas
Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui dalam tingkat produktivitas mana perusahaan itu beroperasi, yang bertujuan supaya perusahaan itu bisa menaikkan daya saing menurut produk yg dihasilkannya pada pasar dunia yg amat kompetitif.

Menurut Vincent yang diterjemahkan oleh Sukoco (2000:24-25) dalam bukunya Manajemen Produktivitas Total terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas pada suatu organisasi perusahaan, diantaranya:
  1. Perusahaan bisa menilai efisiensi konversi asal dayanya, supaya bisa mempertinggi produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber daya itu.
  2. Perencanaan asal-asal daya akan sebagai lebih efektif serta efisien melalui pengukuran produktivitas, baik pada perencanaan jangka pendek juga jangka panjang.
  3. Tujuan ekonomis dan non irit menurut perusahaan dapat diorganisasikan pulang menggunakan cara memberikan prioritas eksklusif yang ditinjau berdasarkan sudut produktivitas. 
  4. Perencanaan sasaran taraf produktivitas di masa mendatang bisa dimodifikasi balik berdasarkan keterangan pengukuran tingkat produktivitas sekarang.
  5. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi liputan yg berguna dalam membandingkan taraf produktivitas di antara organisasi perusahaan dalam industri homogen dan berguna juga buat informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global.
  6. Nilai-nilai produktivitas yang didapatkan dari suatu pengukuran bisa menjadi kabar yg berguna untuk merencanakan taraf laba berdasarkan perusahaan itu.
  7. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus menerus (continuous productivity improvement)
  8. Pengukuran produktivitas terus menerus akan menaruh kabar yang berguna buat memilih serta mengevaluasi kecenderungan perkembangan produktivitas perusahaan berdasarkan waktu ke saat.
  9. Pengukuran produktivitas akan memberikan kabar yg bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektifitas menurut pemugaran terus menerus yang dilakukan dalam perusahaan itu.
  10. Aktivitas negosiasi usaha (kegiatan tawar menawar) secara kolektif dapat diselesaikan secara rasional, jika telah tersedia ukuran-ukuran produktivitas.
Dengan adanya pengukuran peroduktivitas di perusahaan dapat memberi manfaat bagi perusahaan yaitu bisa membandingkannya dengan produktivitas standar yang sudah ditetapkan manajemen, mengukur taraf pemugaran produktivitas berdasarkan saat ke ketika, serta membandingkan dengan produktivitas industri sejenis yg menghasilkan produk serupa.

Adapun tujuan primer mengukuran produktivitas menurut Blocher, Chen, serta Lin yang diterjemahkan oleh Susty (2001;847) dalam bukunya Manajemen Biaya merupakan menjadi berikut :

Memperbaiki operasi menggunakan cara menggunakan input yg telah sedikit buat menghasilkan hasil yg sama atau memproduksi output lebih banyak dengan input yg sama

Bagaimana Meningkatkan Produktivitas
Bidang-bidang yg berkaitan menggunakan acara-acara produktivitas antara lain merupakan yang pertama mencakup dinamika struktur organisasi, mengcakup proses-prose pada manajemen sumber daya insan.

Lingkup perbaikan produktivitas menurut Gomes (2007:85) dalam bukunya Manajemen asal daya manusia merupakan menjadi berikut:
1. Fleksibelitas dalam melakukan prosedur-mekanisme pelayanan sipil
2. Sentralisasi manajemen yg mendukung pelayanan, antara lain mencakup mengetik daftar honor serta pembelian
3. Mengumpulkan laporan-laporan keuangan buat mempertinggi pendapatan
4. Desentralisasi yang terpilih atau terorganisasi kedalam unit-unit yang sama
5. Pemakaian yg meningkat mengenai ukuran-berukuran kinerja dan standar-baku kerja buat memonitori produktivitas
6. Konsolidasi pelayanan-pelayanan
7. Penggunaan model-model keputusan ekonomi rasional buat menjadwalkan serta perkara konservasi tenaga lainnya 

Cara Meningkatkan Produktivitas 
Menurut Nasution dalam kitab Manajemen Mutu Terpadu yg dikutip berdasarkan Ross (2001;209) mengemukakan cara buat mempertinggi produktivitas perusahaan menjadi berikut :
1. Menerapkan Program Reduksi Biaya
2. Mengelola Pertumbuhan
3. Bekerja Lebih Tangkas
4. Mengurangi Aktivitas
5. Bekerja Lebih Efektif

Adapun penjelasan berdasarkan kutipan cara menaikkan produktivitas tersebut di atas adalah menjadi berikut :

1. Menerapkan Program Reduksi Biaya
Reduksi biaya berarti pada menghasilkan output menggunakan kuantitas yg sama, kita memakai input pada jumlah yg lebih sedikit. Jadi, peningkatan produktivitas melalui acara reduksi porto berarti output yg tetap dibagi dengan input yang lebih sedikit. Program reduksi biaya mengacu kepada menghilangkan porto-porto yg dikeluarkan pada kegiatan-aktivitas yang nir perlu. 

2. Mengelola Pertumbuhan
Peningkatan produktivitas melalui mengelola pertumbuhan berarti kita menaikkan hasil pada kualitas yg lebih besar melalui peningkatan penggunaan input pada kuantitas yg lebih kecil. Artinya, output meningkat lebih poly, sedangkan input semakin tinggi lebih sedikit. Dalam pendekatan peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan, suatu investasi atau tambahan biaya yang dimuntahkan akan membentuk lebih poly output menurut investasi itu sehingga nomor rasio output terhadap input akan semakin tinggi. 

3. Bekerja Lebih Tangkas
Peningkatan produktivitas melalui jurus ini adalah dengan memakai input yg sama, kita meningkatkan output. Jadi, produksi meningkat, tetapi jumlah input permanen sehingga akan diperoleh biaya produksi per unit output yg rendah. Meningkatkan arus perputaran inventori dan memperbaiki desain produk adalah aktivitas konkret menurut jurus bekerja lebih tangkas.

4. Mengurangi Aktivitas
Jurus ini mengajarkan dalam kita untuk mengurangi aktivitas produksi serta menghilangkan atau membuang asset yg nir produktif. Jadi, kita mempertinggi produktivitas perusahaan melalui pengurangan sedikit output serta mengurangi poly input yang nir perlu.

5. Bekerja Lebih Efektif
Peningkatan produktivitas melalui jurus ini merupakan menaikkan hasil, tetapi mengurangi penggunaan input. Caranya adalah menggunakan bekerja lebih efektif sebagai akibatnya kita akan memperoleh output yang lebih banyak menggunakan memakai input yang lebih sedikit.

Sedangkan berdasarkan Kussriyanto (2001:211) dalam bukunya Manajemen mutu terpadau mengemukakan bahwa peningkatan produktivitas pada dasarnya dapat dikelompokan pada empat bentuk atau cara yaitu sebagai berikut:
1. Pengurangan sedikit asal daya untuk memperoleh jumlah produksi yang sama
2. Pengurangan asal daya sekadarnya untuk memperoleh jumlah produksi yg lenih besar
3. Penggunaan jumlah asal daya yg sama buat memperoleh jumlah produksi yg lebih besar
4. Penggunaan jumlah asal daya yg lebih akbar untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih akbar lagi

Peranan Entrepreneurship Dalam Meningkatkan Produktivitas
Peningkatan produktivitas membutuhkan perencanaan yang cermat, yg tidak lagi adalah output sampingan dari bisnis perencanaan lainnya tetapi merupakan perencanaan yg berdiri sendiri dengan banyak sekali upaya yg terkandung pada dalamnya.

Partisipasi para karyawan buat mendukung bisnis manajemen sangat dibutuhkan buat keberhasilan usaha peningkatan produktivitas, terutama pada melakukan tidakan dalam aktivitas usahanya.

Menurut Winardi (2003:81) pada bukunya entrepreneur serta entrepreneurship menyatakan sebagai berikut:

“Banyak pakar ekonomi mengambil kesimpulan serta sampai kini masih tetap berlaku, bahwa masalah yang paling mendasar pada perekonomian adalah menurunnya tingkat produktivitas, keliru satu alasan mengapa perhatian orang terhadap entrepreneurship semakin semakin tinggi merupakan semakin disadarinya peranan entrepreneurship dalam menaikkan produktivitas”

R.J Gordon yang dialih bahasakan atau diterjemahkan oleh Wahibur Rokhman (2003:122)

“Kemampuan pemimpin memiliki peranan strategis dalam proses produktivitas sebagai agen perubahan karena dalam kemampuan pemimpin ada proses peningkatan mutu yang seimbang, penjualan, serta output-hasil ekonomi yang lain, dan penemuan dalam pengembangan produk dan jasa baru, peningkatan kemampuan secara berkesinambungan mampu mencapai produktivitas yang aporisma”

Zimmerer yang dialih bahasakan oleh Buchari Alma (2007:67) mengemukakan

Entrepreneur merupakan satu gerombolan yg bagus, insan kreatif serta inovatif. Mereka merupakan bahan bakar pertumbuhan ekonomi rakyat, lantaran dia memiliki kemampuan berfikir dan bertindak produktif 

Demikian pentingnya produktivitas bagi pencapaian tujuan organiosasi, maka perhatian pimpinan terhadap kemajuan produktivitas sangatlah dibutuhkan, melalui kemapuan pimpinan tadi akan terjadi kemajuan mutu, penjualan dan output-output ekonomi yang lain serta penemuan, pengembangan produk serta jasa baru. Demikian bagi peningkatan disiplin kerja, keterampilan, keahlian, serta kecakapan pengusaha bisa membuat mereka mampu atau melaksanakan usahanya secara efektif dan efisien.

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DENGAN APLIKASI CALENDER DAN CONTACTS APPLE

Kita semua setiap harinya memiliki aktivitas yang sangat sibuk dan, buat sebagian besar pengguna iOS, aplikasi Calender serta Contacts sudah menjadi kunci buat memenuhi komunikasi harian serta target produktivitas. Dengan tips ini, engkau akan jauh lebih produktif waktu menggunakan galat satu pelaksanaan.

Beri Gambar dalam Kontak Kamu

Saat seseorang menelepon kamu, iOS sudah menempatkan nomor serta nama mereka di layar kamu. Apple bahkan telah memastikan sistem operasi relatif pandai untuk menebak siapa yg mungkin menelepon dengan cepat melihat pesan email engkau jika nomor tersebut tidak ada pada hubungan.
Namun, keliru satu cara buat membuatnya lebih mudah mengetahui siapa yg menelepon engkau merupakan dengan menambahkan gambar pada setiap kontak engkau . Inilah yg wajib dilakukan bila engkau mempunyai gambar kontak atau gambar lain yang mungkin cocok.
  • Buka aplikasi Contacts, pilih nama seseorang yang ingin kamu tambahkan foto lalu ketuk Edit di sudut kanan
  • Ketuk Add Photo serta engkau akan diminta buat mengambil foto atau memilih foto berdasarkan galeri Foto kamu
  • Tambahkan gambar serta kamu akan diminta buat Move and Scale gambar
  • Gunakan jari kamu buat memindahkan gambar ke dalam bingkai yg ditunjukkan menggunakan kentara, serta penskalaan memakai isyarat sejumput.
  • Bila kamu mempunyai gambar hubungan misalnya yang engkau inginkan, ketuk Choose serta Done.

Di masa depan, kamu akan melihat gambar kontak kamu muncul di layar iPhone saat mereka menghubungi kamu, serta akan dapat mengenali siapa mereka jauh lebih cepat.
Tip:Kamu pula bisa tetapkan gambar ke hubungan menurut pada Photo. Bila kamu menemukan gambar yang ingin engkau gunakan buat hubungan, relatif ketuk ikon Share serta pilih Assign to Contact. Kamu kemudian harus mencari kontak serta memindahkan serta memberi nilai pada gambar yang sesuai.

Jangan Lewatkan Email yg Penting Dari Siapapun

Sayangnya, hanya tersedia pada iOS, fitur Mail VIP adalah cara yang baik untuk memantau mail masuk berdasarkan hubungan primer.
Ini menggabungkan semua pesan dari kontak primer pada dalam satu folder yg gampang ditonton. Kamu pula bisa mengatur perangkat iOS buat memberi memahami engkau ketika menerima pesan dari orang-orang krusial.
  • Untuk mengaktifkan VIP masukkan Mailboxes view di iOS Mail, ketuk Edit, serta ketuk Add VIP.
  • VIP Mailbox akan timbul dalam daftar Mailboxes kamu. Ketuk tombol warta I yang pada lingkari di sebelah kanan VIP
  • Kamu berada dalam daftar VIP. Ketuk Add VIP. Untuk memilih contact yg ingin kamu monitor dengan cara ini. Kamu jua bisa menambahkan contact ke VIP menggunakan mengetuk alamat mereka pada header email serta memilih Add to VIP di layar berikutnya.
  • Setelah kamu memilih orang yg ingin kamu lihat buat menerima email dari engkau , kamu dapat menyiapkan lansiran atau alerts. Ketuk I pada samping VIP Mailbox serta gulir ke bagian bawah daftar kamu di mana kamu akan menemukan VIP Alerts, yang harus engkau sentuh.

Kamu akan dibawa masuk ke Mail settings buat pemberitahuan. Aktifkan Allow Notifications serta kemudian tetapkan ini sesuai keinginan kamu. Saya suka menonaktifkan notifikasi secara umum, kecuali orang-orang dari VIP. Artikel ini akan membantu kamu mengendalikan Notification Center dengan lebih baik di perangkat kamu.

Reschedule Acara

Bila kamu perlu reschedule events atau mengubah ketika program yg dijadwalkan, kamu bisa:
  • Di iOS, tekan serta tahan acara sampai menjadi buram serta kamu bisa menyeretnya ke waktu baru atau bahkan hari baru.
    Pada iOS tekan serta tahan acara sampai menjadi buram serta kemudian seret salah satu lingkaran kecil ke waktu mulai atau akhir yang baru.
  • Pada kedua iOS serta Mac mengetuk acara untuk membukanya, ketuk Edit serta ubah waktu, hari, atau lokasi.
  • Pada kedua iOS serta Mac kamu juga dapat menggunakan Siri untuk menjadwal ulang sebuah acara, katakan sesuatu seperti “reschedule my 2pm meeting on September 30 to [new time]”.

Tambahkan Acara Dari Mail

Apple sudah membentuk serangkaian detektor data yang membantu kamu menambahkan peristiwa dari mail menggunakan gampang. Sebenarnya, dia mencoba melakukan semua pekerjaan buat engkau . Begini cara kerjanya: Saat engkau menerima email berisi acara, engkau wajib melihat item mini timbul pada permukaan layar perangkat seluler kamu.
Ini menampilkan ikon Calender serta frase "Event found".
Jika kamu ingin menambahkan program ke Calender kamu, yang perlu engkau lakukan hanyalah mengetuk istilah "add" mini ... (warnanya akan berwarna biru). Acara calender baru akan segera dibentuk buat kamu.

Membuat Default Alerts Great Again

Setiap orang memiliki kebutuhan yang sedikit tidak selaras. Dengan pemikiran ini, engkau mungkin mendapati bahwa engkau umumnya perlu membarui waktu siaga saat membuat item Calender alert baru, jadi mengapa tidak mengganti ketika default menjadi yg biasanya sinkron menggunakan engkau ? Untuk mencapai ini buka Settings> Calendar> Default Alert Times. Di sini kamu dapat memilih waktu yang tepat untuk mengingatkan peringatan tentang Ulang tahun, Acara serta Acara Sehari-hari. Di masa depan saat membuat peringatan Peristiwa, waktu default akan sesuai dengan preferensi kamu yang biasa, sehingga menghemat waktu beberapa detik saat menyiapkan acara baru.

Jangan Telat

Salah satu fitur Kalender yang paling berguna adalah kemampuannya untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan ke acara terjadwal. Untuk menggunakan ini, kamu harus membuat acara dengan cara biasa, buka acara itu, serta ketuk Edit. Selanjutnya kamu harus memasukkan lokasi acara serta mengizinkan Calender mengakses data Lokasi kamu jika meminta kamu untuk melakukannya. Ketuk tombol Alert serta kemudian buat Time to Leave alert pada menu drop-down. Kamu bisa menciptakan beberapa pengingat, termasuk pengingat konvensional yang akan segera terjadi. Tetapi, apa yg akan terjadi setelah kami memiliki Time to Leave alert set merupakan perangkat kamu akan mengingatkan kamu saat harus pergi ke loka tujuan rendezvous kamu.

Berbagi Calender dengan Orang Lain

Kemampuan untuk berbagi calender dengan orang lain merupakan sebuah permata mini . Ini bisa sangat bermanfaat apabila kamu ingin mengembangkan kamera famili atau yang terkait menggunakan pekerjaan. Bila kamu memberikan kalender dengan siapa pun yang kamu pilih buat membagikannya dapat membaca atau mengedit calender engkau , termasuk dapat menambahkan entri mereka sendiri, itulah sebabnya kamu wajib menciptakan calender tertentu buat dibagikan, daripada menunjukkan semua data jadwal pribadi engkau .
Untuk menciptakan calender baru:
  • Buka Calenders serta ketuk Calenders di bagian bawah layar
  • Sekarang ketuk Edit pada permukaan layar
  • Pilih Add Calender, beri nama item baru serta tetapkan warnanya.
  • Ketuk Done.

Untuk membuatkan calender: Ketuk tombol Calenders untuk membuka daftar semua yang ada sekarang. Cari yang ingin kamu bagikan serta ketuk tombol (info) saya ke kanan. Di halaman berikutnya ketuk tautan 'Add Person', pilih contact yang ingin kamu bagikan dengan item ini. Kamu akan bisa mengendalikan apa yang bisa mereka lakukan, namun agar fitur ini bermanfaat, mereka harus bisa membuat serta mengedit item.
Dengan fitur ini disiapkan, kamu serta keluarga / kolega kamu akan dapat melacak jadwal masing-masing serta memastikan kamu tidak bentrok.
Tip: Saat engkau membuatkan calender, kamu akan diberi tahu saat orang-orang yang engkau ajak membuatkan dengan menambahkan atau mengedit apapun.

Gunakan Nicknames

Jika engkau menggunakan nicknames (atau julukan) engkau dapat meminta Siri buat “call my mum, atau “call the doctor”, atau “send a message to the boss”. Begini, Siri cukup pandai untuk mencari julukan orang saat melakukan perintah buat engkau - meski engkau perlu menugaskan nama ini terlebih dahulu.
Ada 2 cara untuk melakukan ini:
Metode satu
  • Buka Contacts, cari orang yang ingin kamu tambahkan informasi tentang, buka catatan mereka serta ketuk 'Edit'.
  • Gulir ke bawah sampai engkau melihat item 'add field', ditulis dengan rona biru
  • Ketuk ini kemudian ketuk 'Nickname'
  • Nickname Field akan muncul sempurna pada bawah nama pada permukaan kartu. Sekarang kamu mampu memasukkan nama yg relevan, (Dad, Mum, My Boss, contohnya).

Metode dua
  • Luncurkan Siri serta mintalah untuk memanggil julukan, "Dad", misalnya.
  • Jika engkau belum menjelaskan nama panggilan yg engkau pakai ke contact, Siri akan bertanya siapa orang yang tepat.
  • Begitu kamu menamai orang yang tepat, Siri akan menanyakan apakah kamu ingin mengingat bahwa julukan itu berhubungan dengan contact itu. Katakan iya, serta kamu bisa menggunakan julukan itu untuk merujuk ke contact di masa depan.

Bekerja menggunakan Layanan Lain

Aplikasi Calenders serta Contacts kamu dapat disinkronkan menggunakan layanan pihak ketiga, termasuk solusi Yahoo !, Google, atau Microsoft Exchange. Itu berguna bagi pengguna Gmail biasa, namun krusial bagi kita yg perlu mengakses sistem perusahaan dari iPhone kamu. Untuk menyinkronkan layanan pihak ketiga:
  • Buka Settings serta ketuk pilihan Mail
  • Ketuk Accounts serta pilih Add Account
  • Sekarang engkau wajib memilih jenis akun yg ingin engkau sinkronkan dengan data. Ketuk pada opsi Other jika kamu menggunakan solusi pengelolaan serta / atau penjadwalan kontak alternatif yang mendukung protokol LDAP atau CardDAV.
  • Setelah memasukkan lebih jelasnya yg relevan, engkau dapat menentukan pelaksanaan mana yang mendukung layanan pihak ketiga.

Bila kamu menyiapkan iPhone, iPad, atau Mac kamu akan sinkron dengan layanan ini secara otomatis, yang berarti kamu dapat mengakses kalender kerja serta menjadwalkan janji temu dengan menggunakan produk Apple kamu.

Bonus buat Pengguna Mac: Tips Jadwal

Ini adalah fitur hebat yang sangat keren serta saat ini hanya tersedia di Mac. Kemampuan untuk membuka hampir semua jenis file yang dijadwalkan adalah hal yang jarang sekali diketahui. Kamu dapat menggunakannya untuk, misalnya, menjaga timesheets atau memastikan materi presentasi diserahkan saat kamu sedang menuju ke sebuah pertemuan. Fitur ini sedikit tersembunyi, tapi beginilah cara kerjanya:
  • Buat acara baru di Calender (Command + N)
  • Control Klik pada acara tersebut serta pilih Get Info dalam daftar
  • Klik di bidang Get info untuk beralih ke fungsi edit. Atau pilih acara serta tekan Command + E.
  • Ketuk kolom Alert serta pada menu drop-down pilih Custom.
  • Pada item berikutnya, ketuk kolom atas buat menaikkan pilihan menu drop-down di mana kamu bisa menentukan gaya lansiran kamu: Message, Message with Sound, Email, serta Open file. Pilih Open file.
  • Kamu akan diminta untuk memilih file yang ingin kamu buka, serta dapat mengatur waktu saat peringatan tersebut diaktifkan
  • Klik OK.

Saat acara tersebut dijadwalkan berlangsung, kamu akan memiliki semua dokumen yang kamu butuhkan secara otomatis serta dibuka sehingga kamu bisa langsung masuk ke pertemuan kamu. Kamu dapat menambahkan alarm tambahan dengan mengetuk tombol + pada samping alret.

KONSEP MANAJEMEN MUTU TERPADU DALAM SISTEM PENDIDIKAN

Konsep Manajemen Mutu Terpadu Dalam Sistem Pendidikan 
Dewasa ini perkembangan pemikiran manajemen sekolah mengarah dalam sistem manajemen yg diklaim TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu Terpadu. Pada prinsipnya sistem manajemen ini adalah supervisi menyeluruh dari seluruh anggota organisasi (masyarakat sekolah) terhadap aktivitas sekolah. Penerapan TQM berarti seluruh rakyat sekolah bertanggung jawab atas kualitas pendidikan. 

Sebelum hal itu tercapai, maka semua pihak yg terlibat dalam proses akademis, mulai menurut komite sekolah, ketua sekolah, ketua tata usaha, guru, murid sampai dengan karyawan harus benar – benar mengerti hakekat dan tujuan pendidikan ini. Dengan kata lain, setiap individu yg terlibat wajib memahami apa tujuan penyelenggaraan pendidikan. Tanpa pemahaman yg menyeluruh menurut individu yg terlibat, nir mungkin akan diterapkan TQM. 

Dalam ajaran TQM, forum pendidikan (sekolah) harus menempatkan anak didik sebagai “klien” atau pada istilah perusahaan menjadi “ stakeholders” yg terbesar, maka bunyi siswa wajib disertakan pada setiap pengambilan keputusan strategis langkah organisasi sekolah. Tanpa suasana yang demokratis manajemen tidak mampu menerapkan TQM, yg terjadi merupakan kualitas pendidikan didominasi oleh pihak-pihak tertentu yang acapkali memiliki kepentingan yang bersimpangan dengan hakekat pendidikan (Adnan Sandy Setiawan : 2000),

Penerapan TQM berarti juga adanya kebebasan buat berpendapat. Kebebasan beropini akan membangun iklim yang dialogis antara anak didik dengan guru, antara murid menggunakan kepala sekolah, antara pengajar serta ketua sekolah, singkatnya adalah kebebasan beropini dan keterbukaan antara semua rakyat sekolah. Pentransferan ilmu nir lagi bersifat one way communication, melainkan two way communication. Ini berkaitan menggunakan budaya akademis. 

Selain kebebasan beropini juga sine qua non kebebasan kabar. Harus ada berita yang kentara mengenai arah organisasi sekolah, baik secara internal organisasi maupun secara nasional. Secara internal, manajemen harus menyediakan berita seluas- luasnya bagi masyarakat sekolah. Termasuk dalam hal arah organisasi merupakan progran – acara, serta syarat finansial.

Singkatnya, TQM merupakan sistem menajemen yang menjunjung tinggi efisiensi. Sistem manajemen ini sangat meminimalkan proses birokrasi. Sistem sekolah yang birokratis akan Mengganggu potensi perkembangan sekolah itu sendiri.

Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), tugas dan tanggung jawab yang pertama dan yang utama dari pimpinan skolah adalah menciptakan sekolah yang mereka pimpin sebagai semakin efektif, pada arti sebagai semakin berguna bagi sekolah itu sendiri dan bagi warga luas penggunanya. (Thomas B. Santoso : 2001). Agar tugas dan tanggung jawab para pemimpin sekolah tersebut sebagai konkret, kiranya kepala sekolah perlu tahu, mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen yg dewasa ini sudah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir dalam global bisnis. Salah satu ilmu manajemen yg dewasa ini poly diadopsi merupakan TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu Terpadu.

A. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) 
Manajemen Mutu Terpadu sangat terkenal pada lingkungan organisasi profit, khususnya pada lingkungan menyebarkan badan usaha/perusahaan serta industri, yg telah terbukti keberhasilannya pada mempertahankan serta mengembangkan eksistensinya masing-masing pada kondisi bisnis yg kompetitif. Kondisi seperti ini sudah mendorong berbagai pihak buat mempraktekannya pada lingkungan organisasi non profit termasuk pada lingkungan lembaga pendidikan. 

Menurut Hadari Nawari (2005:46) Manajemen Mutu Terpadu merupakan manejemen fungsional dengan pendekatan yg secara terus menerus difokuskan dalam peningkatan kualitas, agar produknya sinkron menggunakan standar kualitas berdasarkan warga yang dilayani pada aplikasi tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan rakyat (community development). Konsepnya bertolak menurut manajemen sebagai proses atau rangkaian kegiatan mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki, yg harus diintegrasi jua menggunakan pentahapan aplikasi fungsi-fungsi manajemen, agar terwujud kerja menjadi kegiatan memproduksi sesuai yg berkualitas. Setiap pekerjaan pada manajemen mutu terpadu wajib dilakukan melalui tahapan perencanaan, persiapan (termasuk bahan serta alat), pelaksanaan teknis menggunakan metode kerja/cara kerja yang efektif dan efisien, buat membentuk produk berupa barang atau jasa yang berguna bagi masyarakat.

Menurut Cassio misalnya yang dikutip sang Hadari Nawawi (2005 : 127), ia memberi pengertian bahwa “TQM, a philosophy and set of guiding principles that represent the foundation of a continuosly improving organization, include seven broad components :
1. A focus on the customer or user of a product or service, ensuring the customer’s need an expectations are satisfied consistenly.
2. Active leadership from executives to establish quality as a fundamental value to be incorporated into a company’s managemen philosophy.
3. Quality concept (e.G. Statistical process control or computer assisted design, engineering, and manufacturing) that are thoroughly integrated throughout all activities of or a company.
4. A corporate culture, established and reinforced by top executives, that involves all employees in contributing to quality improvement.
5. A focus on employee involvement, teamwork, and pembinaan at all levels in order to strengthen employee commitment to continous quality improvement.
6. An approach to problem solving that is base on continously gathering, evaluating, and acting on facts and data is a systematic manner.
7. Recognition of supliers as full partners in quality management process.

Pengertian lain dikemukakan oleh Santoso yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998) yg mengungkapkan bahwa “ TQM merupakan sistem manajemen yg mengangkat kualitas menjadi taktik usaha serta berorentasi dalam kepuasan pelanggan menggunakan melibatkan seluruh anggota organisasi”. Di samping itu Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998) menyatakan juga bahwa “ Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan bisnis yang mencoba buat memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya. 

Berdasarkan beberapa pengertian pada atas, Hadari Nawawi (2005 : 127) mengemukakan mengenai karakteristik TQM menjadi berikut :
1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal juga eksternal
2. Memiliki opsesi yang tinggi terhadap kualitas
3. Menggunakan pendekatan ilmiah pada pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
4. Memiliki komitmen jangka panjang.
5. Membutuhkan kerjasama tim
6. Memperbaiki proses secara kesinambungan
7. Menyelenggarakan pendidikan serta pelatihan
8. Memberikan kebebasan yang terkendali
9. Memiliki kesatuan yang terkendali
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

B. Manajemen Mutu Terpadu pada Bidang Pendidikan
Di lingkungan organisasi non profit, khususnya pendidikan, penetapan kualitas produk serta kualitas proses buat mewujudkannya, merupakan bagian yg nir mudah dalam pengimplementasian Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Kesulitan ini ditimbulkan oleh lantaran ukuran produktivitasnya nir sekedar bersifat kuantitatif, contohnya hanya dari jumlah lokal dan gedung sekolah atau laboratorium yg berhasil dibangun, tetapi pula berkenaan menggunakan aspek kualitas yg menyangkut manfaat serta kemampuan memanfaatkannya. 

Demikian juga jumlah lulusan yg dapat diukur secara kuantitatif, sedang kualitasnya sulit buat ditetapkan kualifikasinya. Sehubungan menggunakan itu pada lingkungan organisasi bidang pendidikan yg bersifat non profit, menurut Hadari Nawari (2005 : 47) ukuran produktivitas organisasi bidang pendidikan dapat dibedakan menjadi berikut :
1. Produktivitas Internal, berupa output yang dapat diukur secara kuantitatif, seperti jumlah atau prosentase lulusan sekolah, atau jumlah gedung serta lokal yg dibangun sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan.
2. Produktivitas Eksternal, berupa output yang tidak bisa diukur secara kuantitatif, lantaran bersifat kualitatif yang hanya bisa diketahui sehabis melewati tenggang waktu tertentu yang relatif lama . 

Masih berdasarkan Hadari Nawawi (2005 : 47), bagi organisasi pendidikan, adaptasi manajemen mutu terpadu bisa dikatakan sukses, apabila menerangkan gejala-tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tingkat konsistensi produk pada menaruh pelayanan generik serta pelaksanaan pembangunan buat kepentingan peningkatan kualitas SDM terus meningkat.
2. Kekeliruan pada bekerja yg berdampak menyebabkan ketidakpuasan dan komplain rakyat yang dilayani semakin berkurang.
3. Disiplin ketika serta disiplin kerja semakin meningkat
4. Inventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali serta tidak berkurang/hilang tanpa diketahui karena-sebabnya.
5. Kontrol berlangsung efektif terutama dari atasan langsung melalui supervisi melekat, sehingga bisa berhemat pembiayaan, mencegah penyimpangan pada anugerah pelayanan generik serta pembangunan sesuai dengan kebutuhan warga .
6. Pemborosan dana dan saat dalam bekerja dapat dicegah.
7. Peningkatan ketrampilan serta keahlian bekerja terus dilaksanakan sebagai akibatnya metode atau cara bekerja selalu bisa mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi cara bekerja yg paling efektif, efisien serta produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan umum terus semakin tinggi.

Berkenaan dengan kualitas pada pengimplementasian TQM, Wayne F. Cassio pada bukunya Hadari Nawawi menyampaikan : “Quality is the extent to which product and service conform to customer requirement”. Di samping itu Cassio juga mengutip pengertian kualitas dari The Federal Quality Institute yang menyatakan “quality as meeting the customer’s requiremet the first time and every time, where costumers can be internal as wellas external to the organization”. Senada menggunakan itu Goetsh dan Davis seperti yang dikutip oleh Fandy Tjiptono serta Anastasia Diana (1996) yg berkata : “kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berafiliasi produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yg memenuhi atau melebihi harapan”. 

Dilihat menurut pengertian kualitas yang terakhir misalnya tersebut pada atas, berarti kualitas di lingkungan organisasi profit ditentukan sang pihak luar di luar organisasi yg dianggap konsumen, yang selain tidak sama – beda, pula selalu berubah dan berkembang secara bergerak maju. 

Manajemen Mutu Terpadu di lingkungan suatu organisasi non profit termasuk pendidikan tidak mungkin diwujudkan bila nir didukung dengan tersedianya asal-sumber buat mewujudkan kualitas proses serta output yang akan dicapai. Di lingkungan organisasi yg kondisinyan sehat, masih ada aneka macam sumber kualitas yg dapat mendukung pengimplementasian TQM secara maksimal . Menurut Hadari Nawawi (2005 : 138 – 141), beberapa pada antara sumber-asal kualitas tersebut merupakan sebagai berikut :
1. Komitmen Pucuk Pimpinan (Kepala Sekolah) terhadap kualitas.
Komitmen ini sangat penting karena berpengaruh eksklusif dalam setiap pembuatan keputusan dan kebijakan, pemilihan dan aplikasi program dan proyek, pemberdayaan SDM, dan aplikasi kontrol. Tanpa komitmen ini nir mungkin diciptakan serta dikembangkan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang berorentasi dalam kualitas produk serta pelayanan generik.

2. Sistem Informasi Manajemen
Sumber ini sangat krusial lantaran bisnis mengimplementasikan semua fungsi manajemen yg berkualitas, sangat tergantung dalam ketersediaan liputan dan data yg seksama, relatif/lengkap serta terjamin kekiniannya sinkron menggunakan kebutuhan pada melaksanakan tugas pokok organiasi.

3. Sumberdaya manusia yg potensial
SDM di lingkungan sekolah menjadi aset bersifat kuantitatif dalam arti bisa dihitung jumlahnya. Disamping itu SDM jua merupakan potensi yg berkewajiban melaksanakan tugas pokok organisasi (sekolah) buat mewujudkan eksistensinya. Kualitas pelaksanaan tugas utama sangat ditentukan oleh potensi yg dimiliki sang SDM, baik yang telah diwujudkan dalam prestasi kerja maupun yg masih bersifat potensial dan bisa dikembangkan.

4. Keterlibatan semua Fungsi
Semua fungsi dalam organisasi menjadi asal kualitas, sama pentingnya satu menggunakan yg lainnnya, yg sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu semua fungsi wajib dilibatkan secara maksimal , sebagai akibatnya saling menunjang satu menggunakan yg lainnya. 

5. Filsafat Perbaikan Kualitas secara Berkesinambungan
Sumber-sumber kualitas yg ada bersifat sangat mendasar, lantaran tergantung dalam syarat pucuk pimpinan (ketua sekolah), yg selalu menghadapi kemungkinan dipindahkan, atau bisa memohon buat dipindahkan. Sehubungan dengan itu, realiasi TQM tidak boleh digantungkan dalam individu kepala sekolah menjadi asal kualitas, karena sikap serta konduite individu terhadap kualitas dapat tidak sinkron. Dengan kata lain asal kualitas ini wajib ditransformasikan dalam filsafat kualitas yg berkesinambungan pada merealisasikan TQM.

Semua asal kualitas di lingkungan organisasi pendidikan dapat ditinjau manifestasinya melalui dimensi – dimensi kualitas yang wajib direalisasikan oleh pucuk pimpinan bekerja sama menggunakan warga sekolah yg terdapat pada lingkungan tadi. Menurut Hadari Nawawi (2005 : 141), dimensi kualitas yg dimaksud adalah : 

1. Dimensi Kerja Organisasi
Kinerja pada arti unjuk perilaku dalam bekerja yang positif, merupakan citra konkrit dari kemampuan mendayagunakan asal-sumber kualitas, yg berdampak dalam keberhasilan mewujudkan, mempertahankan serta berbagi eksistensi organisasi (sekolah).

2. Iklim Kerja
Penggunaan sumber-asal kualitas secara intensif akan membentuk iklim kerja yang kondusif di lingkungan organisasi. Di dalam iklim kerja yg diwarnai kebersamaan akan terwujud kerjasama yang efektif melalui kerja di pada tim kerja, yg saling menghargai serta menghormati pendapat, kreativitas, inisiatif dan penemuan buat selalu mempertinggi kualitas.

3. Nilai Tambah
Pendayagunaan sumber-asal kualitas secara efektif serta efisien akan menaruh nilai tambah atau keistimewaan tambahan sebagai pelengkap pada melaksanakan tugas pokok serta hasil yg dicapai sang organisasi. Nilai tambah ini secara kongkrit terlihat pada rasa puas dan berkurang atau hilangnya keluhan pihak yg dilayani (anak didik).

4. Kesesuaian dengan Spesifikasi
Pendayagunaan sumber-asal kualitas secara efektif dan efisien bermanifestasi dalam kemampuan personil buat menyesuaikan proses aplikasi pekerjaan serta hasilnya menggunakan karakteristik operasional dan baku hasilnya dari ukuran kualitas yang disepakati.

5. Kualitas Pelayanan dan Daya Tahan Hasil Pembangunan
Dampak lain yg bisa diamati dari eksploitasi asal-sumber kualitas yg efektif dan efisien terlihat pada peningkatan kualitas pada melaksanakan tugas pelayanan pada murid.

6. Persepsi Masyarakat
Pendayagunaan asal-sumber kualitas yg sukses pada lingkungan organisasi pendidikan dapat diketahui dari persepsi warga (merk image) pada bentuk citra dan reputasi yg positip mengenai kualitas lulusan baik yg terserap sang lembaga pendidikan yang lebih tinggi ataupun oleh dunia kerja.

Secara singkat dapat digambarkan diagram komitmen kualitas dalam Manajemen Mutu Terpadu adalah sebagai berikut :

Diagram : Komitmen Kualitas pada TQM

C. Tanggapan Penulis
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu dalam bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah menaikkan kualitas, daya saing bagi hasil (lulusan) menggunakan indikator adanya kompetensi baik intelektual juga skill serta kompetensi sosial anak didik/lulusan yang tinggi. Dalam mencapai hasil tersebut, implementasi TQM di pada organisasi pendidikan (sekolah) perlu dilakukan menggunakan sebenarnya tidak menggunakan setengah hati. Dengan memanfaatkan seluruh entitas kualitas yang terdapat pada organisasi maka pendidikan kita nir akan jalan di tempat seperti saat ini. Kualitas pendidikan kita berada dalam urutan 101 dan masih berada pada bawah vietnam yg notabene negara tersebut dapat dikatakan baru saja merdeka dibandingkan dengan kemerdekaan bangsa kita Indonesia.

Implementasi TQM pada organisasi Pendidikan khususnya negeri memang tidak mudah. Adanya kendala dalam budaya kerja, unjuk kerja berdasarkan pengajar serta karyawan sangat mempengaruhi. Tidak perlu dipungkiri bahwa budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin pegawai negeri sipil pada negara kita ini sangat rendah. Ini sangat menghipnotis efektifitas implementasi TQM.

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang sudah mengadopsi prinsip – prinsip TQM ternyata nir serta merta mendongkrak peningkatan kinerja pelaksana sekolah yang implikasinya dapat mempertinggi kompetensi anak didik kita.

Menurut penulis, yg paling pertama diperbaiki merupakan budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin menurut pelaksana sekolah (pengajar, karyawan dan kepala sekolah). Semuanya harus bisa memandang anak didik menjadi “pelanggan”, yg wajib dilayani dengan sebaik – baiknya demi kepuasan mereka. Pelaksana sekolah selalu bersemangat buat maju, bersemangat terus buat menambah kemampuan dan ketrampilannya yg pada akhirnya akan meningkatkan unjuk kerja mereka pada hadapan murid. Jika seluruh pelaksana sekolah sudah memiliki budaya kerja, unjuk kerja serta disiplin yang tinggi, maka implementasi TQM bisa secara nyata berjalan serta akan berakibat organisasi pendidikan (sekolah) akan semakin maju, eksis, memiliki merk image yg meningkat dan dalam akhirnya bisa menciptakan kader – kader bangsa yg berkualitas serta dapat disejajarkan menggunakan bangsa lain.

Rendahnya budaya kerja, unjuk kerja serta disiplin kerja pelaksana seokolah (PNS) memang sangat ditentukan sang sistem penghargaan negara (honor ) yang rendah terhadap PNS. Ini mengakibatkan tidak sedikit kewajiban di organisasi pendidikan khususnya menjadi “sambilan” bagi PNS serta justru yg primer berada di aktivitas luar organisasi karena adanya tuntutan ekonomi yang semakin berat. 

Angin segar telah berhembus bagi pengajar khususnya, dengan telah adanya UU Pengajar dan Dosen yang sebagai payung aturan dan menjamin peningkatan kesejahteraan Guru serta Dosen. Tetapi masih menjadi pertanyaan akbar “kapan itu dilaksanakan?”, atau “ hanya meninabobokkan guru saja supaya nir berdemo?”. 

Apabila UU tersebut benar dilaksanakan, apakah akan benar – benar bisa menaikkan kinerja pengajar? 

Pada intinya, implementasi TQM di organisasi pendidikan khususnya sekolah masih akan terasa berat. Diperlukan adanya kesungguhan berdasarkan masyarakat sekolah secara bersama, sadar, dan berkeinginan yang bertenaga buat maju.

KONSEP MANAJEMEN MUTU TERPADU DALAM SISTEM PENDIDIKAN

Konsep Manajemen Mutu Terpadu Dalam Sistem Pendidikan 
Dewasa ini perkembangan pemikiran manajemen sekolah mengarah pada sistem manajemen yg diklaim TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu Terpadu. Pada prinsipnya sistem manajemen ini merupakan supervisi menyeluruh dari semua anggota organisasi (masyarakat sekolah) terhadap aktivitas sekolah. Penerapan TQM berarti semua rakyat sekolah bertanggung jawab atas kualitas pendidikan. 

Sebelum hal itu tercapai, maka seluruh pihak yang terlibat dalam proses akademis, mulai menurut komite sekolah, ketua sekolah, ketua rapikan usaha, guru, anak didik sampai dengan karyawan wajib benar – sahih mengerti hakekat serta tujuan pendidikan ini. Dengan istilah lain, setiap individu yg terlibat wajib memahami apa tujuan penyelenggaraan pendidikan. Tanpa pemahaman yang menyeluruh dari individu yang terlibat, tidak mungkin akan diterapkan TQM. 

Dalam ajaran TQM, forum pendidikan (sekolah) wajib menempatkan siswa sebagai “klien” atau dalam kata perusahaan menjadi “ stakeholders” yg terbesar, maka suara murid harus disertakan pada setiap pengambilan keputusan strategis langkah organisasi sekolah. Tanpa suasana yg demokratis manajemen tidak bisa menerapkan TQM, yang terjadi adalah kualitas pendidikan didominasi sang pihak-pihak tertentu yg sering mempunyai kepentingan yang bersimpangan menggunakan hakekat pendidikan (Adnan Sandy Setiawan : 2000),

Penerapan TQM berarti jua adanya kebebasan buat beropini. Kebebasan beropini akan membangun iklim yang dialogis antara murid menggunakan guru, antara anak didik dengan ketua sekolah, antara guru serta ketua sekolah, singkatnya adalah kebebasan berpendapat dan keterbukaan antara seluruh rakyat sekolah. Pentransferan ilmu nir lagi bersifat one way communication, melainkan two way communication. Ini berkaitan dengan budaya akademis. 

Selain kebebasan beropini jua harus ada kebebasan berita. Harus ada fakta yang jelas tentang arah organisasi sekolah, baik secara internal organisasi juga secara nasional. Secara internal, manajemen wajib menyediakan berita seluas- luasnya bagi masyarakat sekolah. Termasuk pada hal arah organisasi adalah progran – acara, serta kondisi finansial.

Singkatnya, TQM adalah sistem menajemen yg menjunjung tinggi efisiensi. Sistem manajemen ini sangat meminimalkan proses birokrasi. Sistem sekolah yang birokratis akan merusak potensi perkembangan sekolah itu sendiri.

Dalam era kemandirian sekolah serta era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), tugas serta tanggung jawab yang pertama dan yang utama dari pimpinan skolah merupakan membangun sekolah yg mereka pimpin sebagai semakin efektif, pada arti menjadi semakin berguna bagi sekolah itu sendiri serta bagi rakyat luas penggunanya. (Thomas B. Santoso : 2001). Agar tugas serta tanggung jawab para pemimpin sekolah tadi sebagai nyata, kiranya kepala sekolah perlu tahu, mendalami serta menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen yang dewasa ini sudah dikembang-mekarkan sang pemikir-pemikir dalam dunia bisnis. Salah satu ilmu manajemen yang dewasa ini banyak diadopsi merupakan TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu Terpadu.

A. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) 
Manajemen Mutu Terpadu sangat populer di lingkungan organisasi profit, khususnya di lingkungan berbagi badan bisnis/perusahaan serta industri, yg telah terbukti keberhasilannya pada mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya masing-masing pada kondisi usaha yang kompetitif. Kondisi seperti ini sudah mendorong banyak sekali pihak untuk mempraktekannya pada lingkungan organisasi non profit termasuk di lingkungan forum pendidikan. 

Menurut Hadari Nawari (2005:46) Manajemen Mutu Terpadu adalah manejemen fungsional menggunakan pendekatan yang secara terus menerus difokuskan dalam peningkatan kualitas, agar produknya sesuai menggunakan baku kualitas dari rakyat yang dilayani pada pelaksanaan tugas pelayanan generik (public service) dan pembangunan warga (community development). Konsepnya bertolak dari manajemen menjadi proses atau rangkaian kegiatan mengintegrasikan asal daya yang dimiliki, yg harus diintegrasi pula dengan pentahapan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, agar terwujud kerja menjadi kegiatan memproduksi sesuai yg berkualitas. Setiap pekerjaan pada manajemen mutu terpadu wajib dilakukan melalui tahapan perencanaan, persiapan (termasuk bahan serta alat), aplikasi teknis dengan metode kerja/cara kerja yg efektif dan efisien, buat membuat produk berupa barang atau jasa yg bermanfaat bagi masyarakat.

Menurut Cassio misalnya yang dikutip oleh Hadari Nawawi (2005 : 127), ia memberi pengertian bahwa “TQM, a philosophy and set of guiding principles that represent the foundation of a continuosly improving organization, include seven broad components :
1. A focus on the customer or user of a product or service, ensuring the customer’s need an expectations are satisfied consistenly.
2. Active leadership from executives to establish quality as a fundamental value to be incorporated into a company’s managemen philosophy.
3. Quality concept (e.G. Statistical process control or computer assisted design, engineering, and manufacturing) that are thoroughly integrated throughout all activities of or a company.
4. A corporate culture, established and reinforced by top executives, that involves all employees in contributing to quality improvement.
5. A focus on employee involvement, teamwork, and pembinaan at all levels in order to strengthen employee commitment to continous quality improvement.
6. An approach to problem solving that is base on continously gathering, evaluating, and acting on facts and data is a systematic manner.
7. Recognition of supliers as full partners in quality management process.

Pengertian lain dikemukakan oleh Santoso yg dikutip sang Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998) yang menyampaikan bahwa “ TQM adalah sistem manajemen yg mengangkat kualitas sebagai taktik bisnis dan berorentasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan semua anggota organisasi”. Di samping itu Fandy Tjiptono serta Anastasia Diana (1998) menyatakan juga bahwa “ Total Quality Management adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba buat memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses serta lingkungannya. 

Berdasarkan beberapa pengertian pada atas, Hadari Nawawi (2005 : 127) mengemukakan tentang ciri TQM menjadi berikut :
1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal juga eksternal
2. Memiliki opsesi yg tinggi terhadap kualitas
3. Menggunakan pendekatan ilmiah pada pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
4. Memiliki komitmen jangka panjang.
5. Membutuhkan kerjasama tim
6. Memperbaiki proses secara kesinambungan
7. Menyelenggarakan pendidikan serta pelatihan
8. Memberikan kebebasan yang terkendali
9. Memiliki kesatuan yg terkendali
10. Adanya keterlibatan serta pemberdayaan karyawan.

B. Manajemen Mutu Terpadu pada Bidang Pendidikan
Di lingkungan organisasi non profit, khususnya pendidikan, penetapan kualitas produk dan kualitas proses buat mewujudkannya, adalah bagian yg tidak gampang pada pengimplementasian Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Kesulitan ini ditimbulkan sang karena berukuran produktivitasnya tidak sekedar bersifat kuantitatif, misalnya hanya berdasarkan jumlah lokal serta gedung sekolah atau laboratorium yg berhasil dibangun, tetapi pula berkenaan menggunakan aspek kualitas yang menyangkut manfaat dan kemampuan memanfaatkannya. 

Demikian jua jumlah lulusan yg bisa diukur secara kuantitatif, sedang kualitasnya sulit buat ditetapkan kualifikasinya. Sehubungan dengan itu di lingkungan organisasi bidang pendidikan yg bersifat non profit, menurut Hadari Nawari (2005 : 47) ukuran produktivitas organisasi bidang pendidikan bisa dibedakan sebagai berikut :
1. Produktivitas Internal, berupa output yg dapat diukur secara kuantitatif, seperti jumlah atau prosentase lulusan sekolah, atau jumlah gedung dan lokal yang dibangun sinkron dengan persyaratan yang sudah ditetapkan.
2. Produktivitas Eksternal, berupa hasil yang tidak bisa diukur secara kuantitatif, lantaran bersifat kualitatif yang hanya bisa diketahui sehabis melewati tenggang ketika tertentu yg relatif usang. 

Masih berdasarkan Hadari Nawawi (2005 : 47), bagi organisasi pendidikan, adaptasi manajemen mutu terpadu bisa dikatakan sukses, apabila menampakan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Tingkat konsistensi produk dalam menaruh pelayanan generik dan pelaksanaan pembangunan buat kepentingan peningkatan kualitas SDM terus semakin tinggi.
2. Kekeliruan pada bekerja yg berdampak menyebabkan ketidakpuasan serta komplain rakyat yg dilayani semakin berkurang.
3. Disiplin saat serta disiplin kerja semakin meningkat
4. Inventarisasi aset organisasi semakin paripurna, terkendali serta nir berkurang/hilang tanpa diketahui sebab-sebabnya.
5. Kontrol berlangsung efektif terutama menurut atasan eksklusif melalui pengawasan melekat, sehingga sanggup berhemat pembiayaan, mencegah penyimpangan pada anugerah pelayanan generik dan pembangunan sinkron dengan kebutuhan masyarakat.
6. Pemborosan dana dan ketika dalam bekerja bisa dicegah.
7. Peningkatan ketrampilan serta keahlian bekerja terus dilaksanakan sebagai akibatnya metode atau cara bekerja selalu sanggup mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi cara bekerja yg paling efektif, efisien dan produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan umum terus semakin tinggi.

Berkenaan menggunakan kualitas dalam pengimplementasian TQM, Wayne F. Cassio dalam bukunya Hadari Nawawi menyampaikan : “Quality is the extent to which product and service conform to customer requirement”. Di samping itu Cassio pula mengutip pengertian kualitas berdasarkan The Federal Quality Institute yang menyatakan “quality as meeting the customer’s requiremet the first time and every time, where costumers can be internal as wellas external to the organization”. Senada dengan itu Goetsh dan Davis seperti yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1996) yang menyampaikan : “kualitas adalah suatu kondisi dinamis yg bekerjasama produk, jasa, insan, proses serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi asa”. 

Dilihat berdasarkan pengertian kualitas yg terakhir seperti tadi di atas, berarti kualitas pada lingkungan organisasi profit dipengaruhi oleh pihak luar pada luar organisasi yg disebut konsumen, yang selain berbeda – beda, jua selalu berubah dan berkembang secara dinamis. 

Manajemen Mutu Terpadu di lingkungan suatu organisasi non profit termasuk pendidikan nir mungkin diwujudkan bila tidak didukung menggunakan tersedianya sumber-asal buat mewujudkan kualitas proses serta output yang akan dicapai. Di lingkungan organisasi yang kondisinyan sehat, terdapat banyak sekali asal kualitas yang bisa mendukung pengimplementasian TQM secara aporisma. Menurut Hadari Nawawi (2005 : 138 – 141), beberapa pada antara sumber-sumber kualitas tersebut adalah menjadi berikut :
1. Komitmen Pucuk Pimpinan (Kepala Sekolah) terhadap kualitas.
Komitmen ini sangat penting lantaran berpengaruh langsung pada setiap pembuatan keputusan serta kebijakan, pemilihan serta pelaksanaan program dan proyek, pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan kontrol. Tanpa komitmen ini nir mungkin diciptakan serta dikembangkan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yg berorentasi dalam kualitas produk dan pelayanan umum.

2. Sistem Informasi Manajemen
Sumber ini sangat krusial karena usaha mengimplementasikan semua fungsi manajemen yang berkualitas, sangat tergantung dalam ketersediaan keterangan dan data yg seksama, relatif/lengkap serta terjamin kekiniannya sesuai menggunakan kebutuhan dalam melaksanakan tugas utama organiasi.

3. Sumberdaya insan yang potensial
SDM pada lingkungan sekolah sebagai aset bersifat kuantitatif pada arti bisa dihitung jumlahnya. Disamping itu SDM jua adalah potensi yang berkewajiban melaksanakan tugas pokok organisasi (sekolah) buat mewujudkan eksistensinya. Kualitas aplikasi tugas pokok sangat dipengaruhi oleh potensi yg dimiliki sang SDM, baik yang telah diwujudkan pada prestasi kerja maupun yg masih bersifat potensial serta bisa dikembangkan.

4. Keterlibatan semua Fungsi
Semua fungsi pada organisasi sebagai asal kualitas, sama pentingnya satu dengan yg lainnnya, yang sebagai satu kesatuan yg tidak dapat dipisahkan. Untuk itu semua fungsi wajib dilibatkan secara maksimal , sehingga saling menunjang satu dengan yang lainnya. 

5. Filsafat Perbaikan Kualitas secara Berkesinambungan
Sumber-asal kualitas yang ada bersifat sangat fundamental, karena tergantung pada syarat pucuk pimpinan (kepala sekolah), yang selalu menghadapi kemungkinan dipindahkan, atau dapat memohon buat dipindahkan. Sehubungan dengan itu, realiasi TQM nir boleh digantungkan dalam individu kepala sekolah menjadi asal kualitas, karena sikap serta konduite individu terhadap kualitas dapat berbeda. Dengan istilah lain asal kualitas ini harus ditransformasikan pada filsafat kualitas yg berkesinambungan pada merealisasikan TQM.

Semua asal kualitas pada lingkungan organisasi pendidikan dapat dilihat manifestasinya melalui dimensi – dimensi kualitas yg harus direalisasikan oleh pucuk pimpinan bekerja sama menggunakan rakyat sekolah yg ada dalam lingkungan tadi. Menurut Hadari Nawawi (2005 : 141), dimensi kualitas yg dimaksud merupakan : 

1. Dimensi Kerja Organisasi
Kinerja dalam arti unjuk konduite pada bekerja yg positif, adalah gambaran konkrit berdasarkan kemampuan mendayagunakan sumber-asal kualitas, yg berdampak pada keberhasilan mewujudkan, mempertahankan serta membuatkan eksistensi organisasi (sekolah).

2. Iklim Kerja
Penggunaan sumber-asal kualitas secara intensif akan menghasilkan iklim kerja yg aman di lingkungan organisasi. Di pada iklim kerja yg diwarnai kebersamaan akan terwujud kerjasama yg efektif melalui kerja pada dalam tim kerja, yang saling menghargai serta menghormati pendapat, kreativitas, inisiatif serta penemuan buat selalu meningkatkan kualitas.

3. Nilai Tambah
Pendayagunaan sumber-asal kualitas secara efektif dan efisien akan memberikan nilai tambah atau keistimewaan tambahan sebagai pelengkap pada melaksanakan tugas utama serta hasil yang dicapai sang organisasi. Nilai tambah ini secara kongkrit terlihat dalam rasa puas dan berkurang atau hilangnya keluhan pihak yg dilayani (siswa).

4. Kesesuaian menggunakan Spesifikasi
Pendayagunaan sumber-sumber kualitas secara efektif dan efisien bermanifestasi pada kemampuan personil buat menyesuaikan proses aplikasi pekerjaan serta hasilnya dengan ciri operasional serta baku hasilnya berdasarkan berukuran kualitas yg disepakati.

5. Kualitas Pelayanan serta Daya Tahan Hasil Pembangunan
Dampak lain yg dapat diamati dari eksploitasi sumber-sumber kualitas yg efektif serta efisien terlihat pada peningkatan kualitas pada melaksanakan tugas pelayanan kepada siswa.

6. Persepsi Masyarakat
Pendayagunaan asal-asal kualitas yg sukses pada lingkungan organisasi pendidikan dapat diketahui berdasarkan persepsi warga (merk image) dalam bentuk citra serta reputasi yang positip tentang kualitas lulusan baik yang terserap sang lembaga pendidikan yg lebih tinggi ataupun oleh global kerja.

Secara singkat bisa digambarkan diagram komitmen kualitas dalam Manajemen Mutu Terpadu merupakan sebagai berikut :

Diagram : Komitmen Kualitas dalam TQM

C. Tanggapan Penulis
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu pada bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah menaikkan kualitas, daya saing bagi output (lulusan) dengan indikator adanya kompetensi baik intelektual maupun skill serta kompetensi sosial murid/lulusan yang tinggi. Dalam mencapai hasil tersebut, implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan (sekolah) perlu dilakukan menggunakan sebenarnya nir menggunakan 1/2 hati. Dengan memanfaatkan semua entitas kualitas yang ada dalam organisasi maka pendidikan kita tidak akan jalan di loka misalnya saat ini. Kualitas pendidikan kita berada pada urutan 101 dan masih berada di bawah vietnam yang notabene negara tersebut bisa dikatakan baru saja merdeka dibandingkan menggunakan kemerdekaan bangsa kita Indonesia.

Implementasi TQM pada organisasi Pendidikan khususnya negeri memang tidak gampang. Adanya kendala dalam budaya kerja, unjuk kerja dari pengajar dan karyawan sangat menghipnotis. Tidak perlu dipungkiri bahwa budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin pegawai negeri sipil pada negara kita ini sangat rendah. Ini sangat mensugesti efektifitas implementasi TQM.

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang telah mengadopsi prinsip – prinsip TQM ternyata tidak serta merta mendongkrak peningkatan kinerja pelaksana sekolah yang implikasinya bisa menaikkan kompetensi murid kita.

Menurut penulis, yg paling pertama diperbaiki merupakan budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin berdasarkan pelaksana sekolah (pengajar, karyawan serta ketua sekolah). Semuanya harus dapat memandang siswa menjadi “pelanggan”, yang wajib dilayani menggunakan sebaik – baiknya demi kepuasan mereka. Pelaksana sekolah selalu bersemangat untuk maju, bersemangat terus buat menambah kemampuan dan ketrampilannya yang dalam akhirnya akan mempertinggi unjuk kerja mereka di hadapan murid. Apabila seluruh pelaksana sekolah sudah mempunyai budaya kerja, unjuk kerja serta disiplin yang tinggi, maka implementasi TQM bisa secara nyata berjalan dan akan berakibat organisasi pendidikan (sekolah) akan semakin maju, eksis, mempunyai merk image yg meningkat dan dalam akhirnya dapat membentuk kader – kader bangsa yang berkualitas serta dapat disejajarkan dengan bangsa lain.

Rendahnya budaya kerja, unjuk kerja serta disiplin kerja pelaksana seokolah (PNS) memang sangat dipengaruhi sang sistem penghargaan negara (honor ) yang rendah terhadap PNS. Ini mengakibatkan nir sedikit kewajiban pada organisasi pendidikan khususnya menjadi “sambilan” bagi PNS dan justru yang primer berada pada kegiatan luar organisasi lantaran adanya tuntutan ekonomi yang semakin berat. 

Angin segar telah berhembus bagi pengajar khususnya, menggunakan sudah adanya UU Guru dan Dosen yang sebagai payung aturan dan mengklaim peningkatan kesejahteraan Pengajar serta Dosen. Namun masih sebagai pertanyaan akbar “kapan itu dilaksanakan?”, atau “ hanya meninabobokkan guru saja agar nir berdemo?”. 

Apabila UU tadi sahih dilaksanakan, apakah akan benar – benar bisa menaikkan kinerja guru? 

Pada intinya, implementasi TQM di organisasi pendidikan khususnya sekolah masih akan terasa berat. Diperlukan adanya kesungguhan berdasarkan rakyat sekolah secara beserta, sadar, dan berkeinginan yg kuat buat maju.