KONSEP METODE PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN METODE
Metode memiliki kiprah yg sangat strategis pada mengajar. Metode berperan sebagai rambu -rambu atau “bagaimana memproses” pembelajaran sebagai akibatnya dapat berjalan baik serta sistematis. Bahkan dapat dikatakan proses pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa suatu metode. Lantaran itu, setiap guru dituntut menguasai banyak sekali metode dalam rangka memproses pembelajaran efektif, efesien, menyenangkan dan tercapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan. Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan menjadi teknik, yaitu pelaksanakan apa yg sesungguhnya terjadi (dilakukan pengajar) untuk mencapai tujuan.
Metode memiliki kiprah yg sangat strategis pada mengajar. Metode berperan sebagai rambu -rambu atau “bagaimana memproses” pembelajaran sebagai akibatnya dapat berjalan baik serta sistematis. Bahkan dapat dikatakan proses pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa suatu metode. Lantaran itu, setiap guru dituntut menguasai banyak sekali metode dalam rangka memproses pembelajaran efektif, efesien, menyenangkan dan tercapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan. Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan menjadi teknik, yaitu pelaksanakan apa yg sesungguhnya terjadi (dilakukan pengajar) untuk mencapai tujuan.
Metode secara harfiah berarti “cara”. Secara generik, metode diartikan menjadi suatu cara atau prosedur yg digunakan buat mencapai tujuan tertentu. Dalam pendapat lain jua dijelaskan bahwa metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam interaksi belajar menggunakan memperhatikan keseluruhan sistem buat mencapai suatu tujuan.sedangkan kata
“mengajar” sendiri berarti memberi pelajaran (Fathurrohman serta Sutikno, 2007; 55).
Berdasarkan pandangan pada atas bisa dipahami bahwa metode mengajar adalah cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik buat mencapai tujuan yg sudah ditetapkan. Metode itu sendiri adalah salah satu sub sistem pada sistem pembelajaran, yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Oleh karena itu, salah satu masalah yg sangat memerlukan perhatian dalam kegiatan pembelajaran merupakan metode pembelajaran (learning method). Pada awalnya metode ini kurang menerima perhatian, lantaran orang berpandangan bahwa pembelajaran itu adalah suatu aktivitas yg sifatnya praktis. Jadi tidak dibutuhkan pengetahuan (teori) yang terdapat sangkut pautnya menggunakan pembelajaran. Orang merasa sudah sanggup mengajar dan menjadi pendidik atau fasilitator kalau telah menguasai materi yang akan disampaikan. Pandangan ini tidaklah sahih. Fasilitator perlu juga mempelajari pengetahuan yang ada kaitannya dengan aktivitas pembelajaran, khususnya metode pembelajaran, yg berguna buat “bagaimana memproses” terjadinya hubungan belajar. Jadi metode digunakan oleh pengajar buat mengkreasi lingkungan belajar dan menkhususkan aktivitas pada mana guru dan peserta didik terlibat selama proses pembelajaran berlangsung.
Metode pembelajaran dalam implementasinya memiliki mekanisme atau fase-fase eksklusif. Secara garis besar dalam satu proses hubungan belajar, metode pembelajaran dikelompokkan sebagai empat fase primer, yaitu fase pendahuluan, fase pembahasan, fase membentuk dan fase penurunan.
Fase pendahuluan; dimaksudkan untuk menyusun serta mempersiapkan mental set yg menguntungkan, menyenangkan guna pembahasan materi pembelajaran. Dalam fase ini fasilitator dapat melakukan kaji ulang (review) terhadap pembahasan sebelumnnya dan menghubungkan dengan pembahasan berikutnya.
Fase pembahasan dimaksudkan buat melakukan kajian, pembahasan dan penelahaan terhadap materi pembelajaran. Dalam fase ini, peserta didik mulai dikonsentasikan perhatiannya kepada pokok materi pembahasan. Dalam fase ini perlu dicari metode yang cocok dengan tujuan, sifat materi, latar belakang peserta didik serta guru.
Fase membentuk termin penarikan konklusi bedasarkan berdasarkan seluruh hasil pembahasan yang berdasarkan pengalaman dan teori yg mendukungnya. Fase penurunan dimaksudkan untuk menentukan konsentrasi peserta didik secara berangsur -angsur. Ketegangan perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran perlu secara bertahap diturunkan untuk memberi isyarat bahwa proses pembelajaran akan berakhir.
Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan sebagai teknik pembelajaran. Secara utuh bila dirangkai menurut filosofinya rangkaian itu merupakan dari pendekatan, model, stategi, metode, dan teknik pembelajaran. Pendekatan adalah pola/cara berpikir atau dasar pandangan terhadap sesuatu. Model adalah orientasi filosofi menurut pembelajaran. Pendekatan serta contoh masih ada sejumlah strategi yang bisa dipakai. Sedangkan strategi adalah pola umum perbuatan gurupeserta didik pada pada perwujudan aktivitas pembelajaran.
Strategi ini memuat beberapa metode. Metode merupakan indera buat mencapai tujuan yang bersifat prosedural (fase pendahuluan, fase pembahasan, fase membuat dan fase penurunan ), sedangkan teknik adalah pelaksanakan apa yg sesungguhnya terjadi (dilakukan pengajar) buat mencapai tujuan yg bersifat implementatif. Istilah lain dari teknik pembelajaran merupakan keterampilan pembelajaran
Strategi ini memuat beberapa metode. Metode merupakan indera buat mencapai tujuan yang bersifat prosedural (fase pendahuluan, fase pembahasan, fase membuat dan fase penurunan ), sedangkan teknik adalah pelaksanakan apa yg sesungguhnya terjadi (dilakukan pengajar) buat mencapai tujuan yg bersifat implementatif. Istilah lain dari teknik pembelajaran merupakan keterampilan pembelajaran
Keterampilan adalah konduite pembelajaran yang paling spesifik. Keterampilan mencakup keterampilan/teknik mengungkapkan, demonstrasi, bertanya, dan masih banyak lagi’
Keterampilan/teknik menjelaskan
Penjelasan perlu diberikan buat membantu peserta didik mencapai atau mendalami pemahaman konsep, serta tahu generalisasi. Untuk tujuan ini pengajar perlu memilih konsep serta definisi yang cocok begitu juga menggunakan contoh dan yg bukan contoh. Penjelasan hendaknya dapat memperlihatkan:
• interaksi karena akibat,
• peristiwa yang diatur oleh suatu keteraturan dan hukum,
• mekanisme atau proses,
• tujuan suatu kegiatan atau proses.
Keterampilan/teknik demonstrasi
Seringkali peserta didik belajar dari apa yg dilakukan sang orang lain. Sebuah demonstrasi bisa menentukan hubungan antara kengetahui sesuatu dengan dapat melakukan sesuatu. Riset menampakan bahwa demonstrasi efektif bila tepat, peserta didik bisa mengamati dengan baik dan memahami apa yg sedang terjadi dan bila penjelasan dan diskusi dilakukan saat demonstrasi sedang berlangsung.
Penjelasan perlu diberikan buat membantu peserta didik mencapai atau mendalami pemahaman konsep, serta tahu generalisasi. Untuk tujuan ini pengajar perlu memilih konsep serta definisi yang cocok begitu juga menggunakan contoh dan yg bukan contoh. Penjelasan hendaknya dapat memperlihatkan:
• interaksi karena akibat,
• peristiwa yang diatur oleh suatu keteraturan dan hukum,
• mekanisme atau proses,
• tujuan suatu kegiatan atau proses.
Keterampilan/teknik demonstrasi
Seringkali peserta didik belajar dari apa yg dilakukan sang orang lain. Sebuah demonstrasi bisa menentukan hubungan antara kengetahui sesuatu dengan dapat melakukan sesuatu. Riset menampakan bahwa demonstrasi efektif bila tepat, peserta didik bisa mengamati dengan baik dan memahami apa yg sedang terjadi dan bila penjelasan dan diskusi dilakukan saat demonstrasi sedang berlangsung.
Keterampilan bertanya
Diantara keterampilan pembelajaran, bertanya adalah keterampilan utama dalam pembelajaran. Pertanyaan baik digunakan apabila:
• partisipasi peserta didik menjadi tinggi bila pertanyaan diajukan
• terjadi adonan antara level kognitif tinggi dan rendah
• pemahaman pemahaman semakin meningkat
• pemikiran peserta didik terangsang
• balikan serta penguatan terjadi
• kemampuan berfikir kritis demakin tajam
• kreativitas peserta didik didorong
Biasanya metode digunakan melalui keliru satu taktik, namun jua nir tertutup kemungkinan beberapa metode berada pada taktik yg bervariasi, ialah penetapan metode bisa divariasikan melalui strategi yang tidak sama tergantung dalam tujuan yang akan dicapai serta konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh, guru mungkin memberikan fakta melalui metode ceramah (menurut taktik pembelajaran eksklusif) ad interim mereka juga memakai metode interpretive buat meminta peserta menentukan liputan yg signifikan dari warta yang dipresentasikan (dari strategi pembelajaran tidak eksklusif).
Diantara keterampilan pembelajaran, bertanya adalah keterampilan utama dalam pembelajaran. Pertanyaan baik digunakan apabila:
• partisipasi peserta didik menjadi tinggi bila pertanyaan diajukan
• terjadi adonan antara level kognitif tinggi dan rendah
• pemahaman pemahaman semakin meningkat
• pemikiran peserta didik terangsang
• balikan serta penguatan terjadi
• kemampuan berfikir kritis demakin tajam
• kreativitas peserta didik didorong
Biasanya metode digunakan melalui keliru satu taktik, namun jua nir tertutup kemungkinan beberapa metode berada pada taktik yg bervariasi, ialah penetapan metode bisa divariasikan melalui strategi yang tidak sama tergantung dalam tujuan yang akan dicapai serta konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh, guru mungkin memberikan fakta melalui metode ceramah (menurut taktik pembelajaran eksklusif) ad interim mereka juga memakai metode interpretive buat meminta peserta menentukan liputan yg signifikan dari warta yang dipresentasikan (dari strategi pembelajaran tidak eksklusif).
B. KLASIFIKASI METODE
Metode bukan adalah tujuan, melainkan cara untuk mencapai tujuan sebaik-baiknya. Untuk itu nir mungkin mengungkapkan metode tanpa mengetahui tujuan yang hendak dicapai. Jadi berhasil tidaknya tujuan yang akan dicapai bergantung dalam penggunaan metode yang sempurna. Hal tadi mengingatkan kita bahwa sebenarnya nir terdapat metode mengajar yg paling baik atau tidak baik. Yang terdapat adalah pengajar yg cakap menggunakan tidak cakap dalam memilih serta mempergunakan metode pada pembelajaran.
Metode bukan adalah tujuan, melainkan cara untuk mencapai tujuan sebaik-baiknya. Untuk itu nir mungkin mengungkapkan metode tanpa mengetahui tujuan yang hendak dicapai. Jadi berhasil tidaknya tujuan yang akan dicapai bergantung dalam penggunaan metode yang sempurna. Hal tadi mengingatkan kita bahwa sebenarnya nir terdapat metode mengajar yg paling baik atau tidak baik. Yang terdapat adalah pengajar yg cakap menggunakan tidak cakap dalam memilih serta mempergunakan metode pada pembelajaran.
Klasifikasi metode pembelajaran, hanya buat memudahkan guru pada memilih metode sesuai dengan taktik yg akan dipilih. Untuk itu penjabaran disini didasarkan dalam taktik pembelajaran. Klasifikasi metode pembelajaran
- Strategi pembelajaran pribadi, Strategi pembelajaran eksklusif sangat diarahkan oleh guru. Metode yang cocok antara lain: ceramah, tanya jawab, demonstrasi, latihan, dan drill.
- Strategi pembelajaran tidak eksklusif, Sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan kasus, pengambilan keputusan dan inovasi. Strategi ini berpusat pada peserta didik. Metode yang cocok digunakan antara lain: inkuiri, studi kasus, pemecahan masalah, peta konsep.
- Strategi pembelajaran interaktif, Menekankan pada diskusi serta sharing di antara peserta didik, maka metode yang cocok antara lain: diskusi kelas, diskusi grup kecil atau projek, kerja berpasangan.
- Strategi pembelajaran berdikari, Merupakan strategi pembelajaran yg bertujuan buat membentuk inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Bisa dilakukan menggunakan sahabat atau menjadi bagian berdasarkan gerombolan mini . Memberikan kesempatan peserta didik buat bertanggung jawab pada merencanakan serta memacu belajarnya sendiri. Dapat dilaksanakan menjadi rangkaian berdasarkan metode lain atau menjadi strategi pembelajaran tunggal buat holistik unit. Metode yang cocok antara lain: pekerjaan rumah, karya tulis, projek penelitian, belajar berbasisi personal komputer , E learning.
- Belajar melalui pengalaman, Berorientasi pada aktivitas induktif, berpusat pada siswa dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks yg lain adalah faktor kritis pada pembelajaran empirik yang efektif. Metode yg cocok antara lain: bermain kiprah, observasi/survey, simulasi.
Berdasarkan beberapa pendekatan yg dilakukan, metode pembelajaran dibagi kedalam beberapa
jenis, diantaranya menjadi berikut.
jenis, diantaranya menjadi berikut.
- Berdasarkan pemberian warta, yaitu: metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, serta lain sebagainya.
- Berdasarkan pemecahan masalah, yaitu: metode curah pendapat, metode diskusi gerombolan , metode rembuk sejoli, metode panel, metode seminar, serta lain sebagainya.
- Berdasarkan penugasan, yaitu: metode latihan, metode penugasan, metode permainan, metode kerja kelompok, metode studi kasus, dan metode karya wisata.
C. FAKTOR-FAKTOR DALAM MENENTUKAN METODE PEMBELAJARAN
Sebelum mengetahui faktor-faktor apa saja yang wajib diperhatikan dalam menentukan metode pembelajaran, sebelumnya wajib diketahui terlebih dahulu prinsip-prinsip metode pembelajaran. Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip pada pembahasan ini adalah hal hal yang wajib diperhatikan dalam memakai metode pembelajaran. Prinsip generik penggunaan metode
pembelajaran adalah bahwa tidak seluruh metode pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan pembelajaran dan keadaan pembelajaran berlangsung. Semua metode pembelajaran memiliki kekhasan sendiri-sendiri dan relevan menggunakan tujuan pembelajaran eksklusif tetapi tidak cocok buat tujuan dan keadaan yang lain. Dengan kata lain, seluruh metode pembelajaran memiliki kelebihan serta kelemahan masing masing.
pembelajaran adalah bahwa tidak seluruh metode pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan pembelajaran dan keadaan pembelajaran berlangsung. Semua metode pembelajaran memiliki kekhasan sendiri-sendiri dan relevan menggunakan tujuan pembelajaran eksklusif tetapi tidak cocok buat tujuan dan keadaan yang lain. Dengan kata lain, seluruh metode pembelajaran memiliki kelebihan serta kelemahan masing masing.
Guru menjadi agency of change wajib sanggup memillih metode yg sempurna sinkron dengan tujuan serta keadaan pembelajaran. Kesalahan pada memilih metode pada mengajar berarti pengajar telah merancang kegagalan dalam pembelajaran.
Sebagai guide dalam memilih metode yg tepat, terdapat empat prinsip generik pada menentukan metode pembelajaran, pada antaranya;
1. berorientasi dalam tujuan pembelajaran
2. berorientasi dalam kegiatan peserta didik
3. berorientasi pada individualitas, dan
4. berorientasi dalam integritas.
Sebagai guide dalam memilih metode yg tepat, terdapat empat prinsip generik pada menentukan metode pembelajaran, pada antaranya;
1. berorientasi dalam tujuan pembelajaran
2. berorientasi dalam kegiatan peserta didik
3. berorientasi pada individualitas, dan
4. berorientasi dalam integritas.
Berorientasi dalam tujuan pembelajaran. Dalam sistem pembelajaran tujuan adalah komponen yg primer. Segala aktivitas pengajar serta peserta didik, mestilah diupayakan buat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ini sangat krusial, sebab mengajar merupakan proses yg bertujuan. Oleh lantaran itu, keberhasilan suatu metode pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran bisa memilih suatu metode yg wajib digunakan guru akan namun hal ini seringkali dilupakan guru. Guru yang bahagia berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan metode ceramah, seakan- akan beliau berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai dengan metode yg demikian. Hal ini tentu saja keliru. Jika kita menginginkan peserta didik terampil menggunakan indera eksklusif, katakanlah terampil menggunakan termometer sebagai indera pengukur suhu badan, tidak mungkin memakai metode ceramah saja. Untuk mencapai tujuan yang demikian, peserta didik wajib berpraktik secara eksklusif. Demikian jua, manakala kita menginginkan agar peserta didik dapat menyebutkan hari dan tanggal proklamasi kemerdekaan suatu negara, tidak akan efektif bila menggunakan metode diskusi buat memecahkan perkara. Untuk mencapai tujuan yang demikian guru relatif menggunakan metode ceramah atau pengajaran secara eksklusif.
Aktivitas peserta didik. Belajar bukan sebatas aktivitas menghafal sejumlah berita atau informasi. Belajar merupakan berbuat (learning by doing) yak ni memperoleh pengalaman eksklusif sesuai dengan tujuan yg diharapkan. Karena itu, metode pembelajaran harus dapat mendorong kegiatan peserta didik. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas dalam aktivitas fisik, akan namun meliputi kegiatan yg bersifat psikis atau aktifitas mental. Pengajar acapkali lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap peserta didik yg pura - pura aktif padahal sebenarnya tidak.
Individualitas. Mengajar merupakan bisnis membuatkan setiap individu siswa. Walaupun
guru mengajar sekelompok peserta didik, namun dalam hakikatnya yang ingin dicapai dalah perubahan prilaku setiap anak didik. Sama misalnya seorang dokter. Dikatakan seorang dokter yg jitu serta profesional manakala ia menangani 50 orang pasien, seluruhnya sembuh; dandikatakan dokter yang jelek manakala dia menangani 50 orang pasien, 49 sakitnya bertambah parah atau malah meninggal. Demikian jua halnya dengan pengajar, dikatakan guru yg baik serta profesional manakala dia menangani 50 orang siswa, seluruhnya berhas il mencapai tujuan; dan sebaliknya, dikatakan guru yang tidak baik atau tidak berhasil manakala ia menangani 50 orang peserta didik, 49 nir berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, dipandang menurut segi jumlah peserta didik sebaiknya standar keberhasilan pengajar ditentukan setinggi -tingginya. Semakin tinggi baku keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas proses pembelajaran.
Integritas. Mengajar wajib dicermati sebagai usaha menyebarkan semua langsung murid. Mengajar bukan hanya menyebarkan kemampuan kognitif saja, akan namun mencakup pengembangan aspek afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, pembelajaran harus diarahkan buat menyebarkan seluruh aspek kepribadian peserta didik secara terintegrasi (ranah kognitif, afektif dan psikomotorik). Penggunaan metode diskusi, contohnya, guru harus bisa merancang strategi pelaksanaan diskusi tidak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja, namun harus terdorong peserta didik supaya mereka sanggup berkembang secara holistik, misalkan mendorong agar peserta didik dapat menghargai pendapat orang lain, mendorong siswa agar berani mengeluarkan gagasan atau pandangan baru yang orisinil, mendorong peserta didik buat bersikap amanah, tenggang rasa, serta lain sebagainya.
Di samping itu, dalam Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik buat berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis siswa.
Dari beberapa uraian pada atas dapat dipengaruhi faktor-faktor yg perlu di perhatikan pada memilih metode pembelajaran, antara lain:
1. tujuan pembelajaran
2. kemampuan guru
3. kemampuan peserta didik
4. jumlah peserta didik
5. jenis materi
6. waktu
7. fasilitas yang terdapat.
1. tujuan pembelajaran
2. kemampuan guru
3. kemampuan peserta didik
4. jumlah peserta didik
5. jenis materi
6. waktu
7. fasilitas yang terdapat.
Tujuan pembelajaran adalah kriteria terpenting pada pada memilih metode pembelajaran, lantaran metode merupakan cara menyajikan isi pembelajaran buat mencapai tujuan pembelajaran. Di dalam tujuan pembelajaran terdapat kompentesi yg dibutuhkan dikuasai peserta didik pada akhir pembelajaran. Misalnya, masih ada suatu indikator sebagai berikut: peserta didik diperlukan dapat mengidentifikasi minimal 7 tugas perkembangan masa bayi serta awal masa kanak -kanak. Kemampuan yang diperlukan berdasarkan indikaor itu adalah peserta didk dapat mengidentifikasi. Untuk mengidentifikasi ada beberapa alternatif penggunaan metode serta teknik pembelajarannya. Misalnya mekanisme/langkah yg dipilih buat mencapai tujuan tersebut merupakan:
1. Peserta didik diminta buat mengamati bayi serta anak- anak
2. Peserta didik diminta membaca buku tentang perkembangan masa bayi serta anak-anak
3. Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatan serta hasil bacaanya
4. Peserta didik diminta membandingkan perkembangan masa bayi serta anak-anak
Dari model pada atas terlihat bahwa metode primer yang digunakan adalah studi kasus, serta diskusi, dengan 4 langkah teknik seper ti pada atas. Keempat langkah tadi dinamakan strategi pembelajaran.
Kemampuan guru adalah pertimbangan di dalam pemilihan metode, sebab pengajar itulah yg melakukan pembelajaran. Sebaik apapun metode tadi jika guru yang melaksanakan nir menguas ai penggunaannya, maka metode tersebut nir akan baik. Begitu jua tentang kemampuan siswa. Guru harus memperhatikan kemampuan intelektual anak, sehingga tepat penggunaan metodenya.
Jumlah peserta didik perlu dipakai pada penentuan metode, contohnya jika jumlah peserta didik poly, maka lebih efisien menggunakan metoda ceramah serta tanya jawab dibandingkan metode yg lain. Dan pertimbangan jenis materi pula sangat penting, karena jenis materi eksklusif mempunyai kespesifikan masing-masing pada menggunakan metode.
Waktu jua mensugesti pengajar di dalam menetukan metode, contohnya lantaran sesuatu hal maka saat belajar peserta didik banyak dipakai aktivitas lain. Untuk itu pengajar harus mencari cara lain metode dengan saat singkat menerima materi y ang poly.
Begitu jua menggunakan fasilitas. Fasilitas juga mempengaruhi penentuan metode. Misalnya dari jenis materinya maka metode yang wajib digunakan merupakan metode pengamatan/pratikum, lantaran indera dan bahan kurang bisa diganti menggunakan demontrasi.
Dalam memilih metode seseorang guru wajib memegang prinsip-prinsip antara lain:
1. Efektif serta efisien.
2. Digunakan secara bervariasi.
3. Digunakan dengan memadukan beberapa metode.
Efektif serta efisien wajib selalu dipikirkan dalam penggunaan metode lantaran buat agar nir terjadi pemborosan saat juga porto dalam pembelajaran. Sedangkan variasi dan pemaduan penggunaan sangat menguntungkan karena buat megurangi kebosanan, dan memudahkan peserta didik dalam mencapai dalam tujuan pembelajaran. Karena masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
1. Efektif serta efisien.
2. Digunakan secara bervariasi.
3. Digunakan dengan memadukan beberapa metode.
Efektif serta efisien wajib selalu dipikirkan dalam penggunaan metode lantaran buat agar nir terjadi pemborosan saat juga porto dalam pembelajaran. Sedangkan variasi dan pemaduan penggunaan sangat menguntungkan karena buat megurangi kebosanan, dan memudahkan peserta didik dalam mencapai dalam tujuan pembelajaran. Karena masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Perlu diketahui jua bahwa pada dalam memandang keunggulan serta kelemahan metode perlu jua dipikirkan mengenai prinsip- prinsip belajar, diantaranya:
1. Prinsip motivasi.
2. Prinsip-prinsip keaktifan.
3. Prinsip umpan kembali serta penguatan.
4. Prinsip kecepatan belajar.
Motivasi merupakan pendorong tingkah laku peserta didik ke arah tujuan tertentu. Kaitannya menggunakan metode, maka guru diharapkan menggunakan metode yg bisa menarik peserta didik, sebagai akibatnya peserta didk berminat buat belajar, ingin kerja keras, serta berusaha merampungkan tugas hingga terselesaikan. Hal ini pula bisa dilakukan pengajar dengan memakai variasi metode
untuk mengurangi kebosanan peserta didik. Lantaran kebosanan akan mengurangi minat peserta didik buat belajar.
Keaktifan dapat didorong dengan menggunakan mengaitkan pengalaman peserta didik menggunakan pengetahuan yang baru. Untuk itu seseorang pengajar harus dapat memilih metode yang dapat mangaktifkan proses berpikir peserta didik dengan menghubungkan pengalaman lama mereka menggunakan pengetahuan yg baru diajarkan. Keaktifan siswa akan menurun bila nir mendapatkan umpan balik , sebagai akibatnya menaruh penguatan atas upaya yang dilakukan peserta didik.
Dipandang berdasarkan kecepatan belajar, peserta didik dapat dibedakan menjadi peserta didik yg cepat belajar, dan peserta didik lambat belajar. Dengan adanya perbedaan peserta didik ini pengajar wajib pintar -pintar memilih metode agar tidak menyebabkan putus harapan bagi peserta didik.