KONSEP METODE PEMBELAJARAN


A.  PENGERTIAN METODE
     Metode  memiliki  kiprah  yg  sangat  strategis pada mengajar. Metode  berperan sebagai rambu -rambu atau  “bagaimana  memproses”  pembelajaran  sebagai akibatnya dapat  berjalan  baik  serta  sistematis.  Bahkan  dapat dikatakan  proses  pembelajaran  tidak  dapat  berlangsung tanpa  suatu  metode.  Lantaran  itu,  setiap  guru  dituntut menguasai  banyak sekali  metode  dalam  rangka  memproses pembelajaran efektif, efesien, menyenangkan dan tercapai tujuan  pembelajaran  yang  ditargetkan.  Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan menjadi teknik, yaitu pelaksanakan apa yg sesungguhnya terjadi (dilakukan pengajar) untuk mencapai tujuan.

        Metode  secara  harfiah  berarti  “cara”.  Secara generik, metode diartikan menjadi suatu cara atau prosedur yg  digunakan  buat  mencapai  tujuan  tertentu.  Dalam pendapat lain jua dijelaskan  bahwa metode adalah cara atau  prosedur  yang  dipergunakan  oleh  fasilitator  dalam interaksi  belajar  menggunakan  memperhatikan  keseluruhan sistem  buat  mencapai  suatu  tujuan.sedangkan  kata
“mengajar”  sendiri  berarti  memberi  pelajaran (Fathurrohman serta Sutikno, 2007; 55).

        Berdasarkan  pandangan  pada  atas  bisa  dipahami bahwa  metode  mengajar  adalah  cara-cara menyajikan  bahan  pelajaran  pada  peserta  didik  buat mencapai tujuan yg sudah ditetapkan. Metode itu sendiri adalah  salah   satu  sub  sistem  pada  sistem pembelajaran,  yang  tidak  bisa  dilepaskan  begitu  saja. Oleh  karena  itu,  salah   satu  masalah  yg  sangat memerlukan  perhatian  dalam  kegiatan  pembelajaran merupakan  metode  pembelajaran  (learning  method).  Pada awalnya  metode  ini  kurang  menerima  perhatian, lantaran  orang  berpandangan  bahwa  pembelajaran  itu adalah suatu aktivitas yg sifatnya praktis. Jadi tidak dibutuhkan pengetahuan (teori) yang terdapat sangkut pautnya menggunakan  pembelajaran.  Orang  merasa  sudah  sanggup mengajar  dan  menjadi  pendidik  atau  fasilitator  kalau telah  menguasai  materi  yang  akan  disampaikan. Pandangan  ini  tidaklah  sahih.  Fasilitator  perlu  juga mempelajari  pengetahuan  yang  ada  kaitannya  dengan aktivitas pembelajaran, khususnya  metode pembelajaran, yg  berguna  buat  “bagaimana  memproses”  terjadinya hubungan belajar. Jadi metode  digunakan  oleh pengajar  buat mengkreasi  lingkungan  belajar  dan  menkhususkan aktivitas  pada  mana  guru  dan  peserta  didik  terlibat  selama proses pembelajaran berlangsung.

      Metode  pembelajaran  dalam  implementasinya memiliki  mekanisme  atau  fase-fase  eksklusif.  Secara  garis besar   dalam  satu  proses  hubungan  belajar,  metode pembelajaran dikelompokkan sebagai empat fase  primer, yaitu  fase  pendahuluan,  fase  pembahasan,  fase membentuk dan fase penurunan. 

        Fase pendahuluan; dimaksudkan untuk menyusun serta  mempersiapkan  mental  set  yg  menguntungkan, menyenangkan  guna  pembahasan  materi  pembelajaran. Dalam  fase  ini  fasilitator  dapat  melakukan  kaji  ulang (review)  terhadap  pembahasan  sebelumnnya  dan menghubungkan dengan pembahasan berikutnya.
 
       Fase pembahasan dimaksudkan buat melakukan kajian,  pembahasan  dan  penelahaan  terhadap  materi pembelajaran.  Dalam  fase  ini,  peserta  didik  mulai dikonsentasikan  perhatiannya  kepada  pokok  materi pembahasan.  Dalam  fase  ini  perlu  dicari  metode  yang cocok dengan tujuan, sifat materi, latar belakang peserta didik serta guru.
 
         Fase  membentuk  termin  penarikan  konklusi bedasarkan  berdasarkan  seluruh  hasil  pembahasan  yang berdasarkan  pengalaman  dan  teori yg mendukungnya. Fase  penurunan  dimaksudkan  untuk  menentukan konsentrasi  peserta  didik  secara  berangsur -angsur. Ketegangan  perhatian  peserta  didik  terhadap  materi pembelajaran  perlu  secara  bertahap  diturunkan  untuk memberi  isyarat  bahwa  proses  pembelajaran  akan berakhir.
 
Secara  implementatif  metode  pembelajaran dilaksanakan  sebagai  teknik  pembelajaran.  Secara  utuh bila  dirangkai  menurut  filosofinya  rangkaian  itu  merupakan  dari pendekatan,  model,  stategi,  metode,  dan  teknik pembelajaran. Pendekatan adalah pola/cara berpikir atau dasar  pandangan  terhadap  sesuatu.  Model  adalah orientasi filosofi menurut pembelajaran. Pendekatan serta contoh masih ada  sejumlah  strategi  yang  bisa  dipakai. Sedangkan  strategi  adalah  pola  umum  perbuatan  gurupeserta didik pada pada perwujudan aktivitas pembelajaran.
          Strategi ini memuat beberapa metode. Metode merupakan indera buat  mencapai  tujuan  yang  bersifat  prosedural  (fase pendahuluan,  fase  pembahasan,  fase  membuat  dan fase  penurunan  ),  sedangkan  teknik  adalah pelaksanakan  apa  yg  sesungguhnya  terjadi  (dilakukan pengajar)  buat  mencapai  tujuan  yg  bersifat  implementatif. Istilah  lain  dari  teknik  pembelajaran  merupakan  keterampilan pembelajaran

        Keterampilan  adalah  konduite  pembelajaran yang  paling  spesifik.  Keterampilan  mencakup keterampilan/teknik  mengungkapkan,  demonstrasi,  bertanya, dan masih banyak lagi’
 
Keterampilan/teknik menjelaskan
Penjelasan  perlu  diberikan  buat  membantu peserta  didik  mencapai  atau  mendalami  pemahaman konsep,  serta  tahu  generalisasi.  Untuk  tujuan  ini pengajar  perlu memilih konsep serta definisi yang cocok begitu juga  menggunakan  contoh  dan  yg  bukan  contoh.  Penjelasan hendaknya dapat memperlihatkan:
•  interaksi karena akibat,
•  peristiwa  yang  diatur  oleh  suatu  keteraturan  dan hukum,
•  mekanisme atau proses,
•  tujuan suatu kegiatan atau proses.
Keterampilan/teknik demonstrasi
Seringkali  peserta  didik  belajar  dari  apa  yg dilakukan  sang  orang  lain.  Sebuah  demonstrasi  bisa menentukan hubungan antara kengetahui sesuatu dengan dapat  melakukan  sesuatu.  Riset  menampakan  bahwa demonstrasi  efektif  bila  tepat,  peserta  didik  bisa mengamati dengan baik dan memahami apa yg sedang terjadi  dan  bila  penjelasan  dan  diskusi  dilakukan  saat demonstrasi sedang berlangsung.
 
Keterampilan bertanya
Diantara  keterampilan  pembelajaran,  bertanya adalah  keterampilan  utama  dalam  pembelajaran. Pertanyaan baik digunakan apabila:
•  partisipasi  peserta  didik  menjadi  tinggi  bila pertanyaan diajukan
•  terjadi  adonan  antara  level  kognitif  tinggi  dan rendah
•  pemahaman pemahaman semakin meningkat
•  pemikiran peserta didik terangsang
•  balikan serta penguatan terjadi
•  kemampuan berfikir kritis demakin tajam
•  kreativitas peserta didik didorong
   Biasanya  metode  digunakan  melalui  keliru  satu taktik, namun jua nir  tertutup kemungkinan beberapa metode  berada  pada  taktik  yg  bervariasi,  ialah penetapan  metode  bisa  divariasikan  melalui  strategi yang  tidak sama  tergantung  dalam  tujuan  yang  akan  dicapai serta  konten  proses  yang  akan  dilakukan  dalam  kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh, guru mungkin memberikan fakta  melalui  metode  ceramah  (menurut  taktik pembelajaran  eksklusif)  ad interim  mereka  juga memakai metode interpretive buat meminta peserta menentukan liputan yg signifikan dari warta yang dipresentasikan (dari strategi pembelajaran tidak eksklusif).
 
B.  KLASIFIKASI METODE
         Metode  bukan  adalah  tujuan,  melainkan  cara untuk  mencapai  tujuan  sebaik-baiknya.  Untuk  itu  nir mungkin mengungkapkan metode tanpa mengetahui tujuan yang  hendak  dicapai.  Jadi  berhasil  tidaknya  tujuan  yang akan dicapai bergantung dalam  penggunaan metode yang sempurna. Hal tadi mengingatkan kita bahwa sebenarnya nir  terdapat  metode  mengajar  yg  paling  baik  atau  tidak baik. Yang  terdapat  adalah  pengajar  yg  cakap  menggunakan  tidak  cakap dalam  memilih  serta mempergunakan  metode  pada pembelajaran.

      Klasifikasi  metode  pembelajaran,  hanya  buat memudahkan guru pada memilih metode sesuai dengan taktik  yg  akan  dipilih.  Untuk  itu  penjabaran  disini didasarkan dalam taktik pembelajaran. Klasifikasi metode pembelajaran
  1. Strategi  pembelajaran  pribadi,  Strategi pembelajaran  eksklusif  sangat  diarahkan  oleh guru.  Metode  yang  cocok  antara  lain:  ceramah, tanya jawab, demonstrasi, latihan, dan drill.
  2. Strategi  pembelajaran  tidak  eksklusif,  Sering disebut  inkuiri,  induktif,  pemecahan kasus, pengambilan  keputusan  dan  inovasi.  Strategi ini  berpusat  pada  peserta  didik.  Metode  yang cocok  digunakan  antara  lain:  inkuiri,  studi  kasus, pemecahan masalah, peta konsep.
  3. Strategi pembelajaran interaktif, Menekankan pada diskusi  serta  sharing  di  antara  peserta  didik,  maka metode  yang  cocok  antara  lain:  diskusi  kelas, diskusi  grup  kecil  atau  projek,  kerja berpasangan.
  4. Strategi pembelajaran berdikari, Merupakan strategi pembelajaran  yg  bertujuan  buat  membentuk inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Bisa dilakukan menggunakan sahabat atau menjadi bagian berdasarkan  gerombolan   mini .  Memberikan  kesempatan peserta  didik  buat  bertanggung  jawab  pada merencanakan  serta  memacu  belajarnya  sendiri. Dapat  dilaksanakan  menjadi  rangkaian  berdasarkan metode  lain  atau  menjadi  strategi  pembelajaran tunggal  buat  holistik  unit.  Metode  yang cocok  antara  lain:  pekerjaan  rumah,  karya  tulis, projek  penelitian,  belajar  berbasisi  personal komputer ,  E learning.
  5. Belajar  melalui  pengalaman,  Berorientasi  pada aktivitas induktif, berpusat pada siswa dan berbasis  aktivitas.  Refleksi  pribadi  tentang pengalaman  dan  formulasi  perencanaan menuju penerapan  pada  konteks  yg  lain  adalah faktor  kritis  pada  pembelajaran  empirik  yang efektif.  Metode  yg  cocok  antara  lain:  bermain kiprah, observasi/survey, simulasi.
Berdasarkan  beberapa  pendekatan  yg dilakukan, metode pembelajaran dibagi kedalam beberapa
jenis, diantaranya menjadi berikut.
  1. Berdasarkan  pemberian   warta,  yaitu:  metode ceramah,  metode  tanya  jawab,  metode demonstrasi, serta lain sebagainya.
  2. Berdasarkan  pemecahan  masalah,  yaitu:  metode curah pendapat, metode diskusi gerombolan , metode rembuk sejoli, metode panel, metode seminar, serta lain sebagainya.
  3. Berdasarkan  penugasan,  yaitu:  metode  latihan, metode  penugasan,  metode  permainan,  metode kerja  kelompok,  metode  studi  kasus,  dan  metode karya wisata.
C.  FAKTOR-FAKTOR  DALAM  MENENTUKAN METODE PEMBELAJARAN
 
      Sebelum  mengetahui  faktor-faktor  apa  saja  yang wajib   diperhatikan  dalam  menentukan  metode pembelajaran, sebelumnya wajib diketahui terlebih dahulu prinsip-prinsip  metode  pembelajaran.  Yang  dimaksud dengan prinsip-prinsip pada pembahasan ini adalah hal hal yang wajib diperhatikan dalam memakai metode pembelajaran.  Prinsip  generik  penggunaan  metode
pembelajaran  adalah  bahwa  tidak  seluruh  metode pembelajaran  cocok  digunakan  untuk  mencapai  semua tujuan  pembelajaran  dan  keadaan  pembelajaran berlangsung.  Semua  metode  pembelajaran  memiliki kekhasan  sendiri-sendiri  dan  relevan  menggunakan  tujuan pembelajaran eksklusif tetapi tidak cocok buat tujuan dan keadaan  yang  lain.  Dengan  kata  lain,  seluruh  metode pembelajaran memiliki kelebihan serta kelemahan masing masing.
 
Guru  menjadi  agency  of  change  wajib   sanggup memillih  metode  yg  sempurna  sinkron  dengan  tujuan  serta keadaan pembelajaran. Kesalahan pada memilih metode pada  mengajar  berarti  pengajar  telah  merancang  kegagalan dalam pembelajaran.
Sebagai guide dalam memilih metode yg tepat, terdapat  empat  prinsip  generik  pada  menentukan  metode pembelajaran, pada antaranya;
1.  berorientasi dalam tujuan pembelajaran
2.  berorientasi dalam kegiatan peserta didik
3.  berorientasi pada individualitas, dan
4.  berorientasi dalam integritas.

Berorientasi  dalam  tujuan  pembelajaran.  Dalam sistem  pembelajaran  tujuan  adalah  komponen  yg primer.  Segala  aktivitas  pengajar  serta  peserta  didik,  mestilah diupayakan buat mencapai tujuan yang telah  ditetapkan. Ini  sangat  krusial,  sebab  mengajar  merupakan  proses  yg bertujuan.  Oleh  lantaran  itu,  keberhasilan  suatu  metode pembelajaran  dapat  ditentukan  dari  keberhasilan  peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
           Tujuan  pembelajaran  bisa  memilih  suatu metode  yg  wajib   digunakan  guru  akan  namun  hal  ini seringkali  dilupakan  guru.  Guru  yang  bahagia  berceramah, hampir  setiap  tujuan  menggunakan  metode  ceramah, seakan- akan beliau berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai dengan metode yg  demikian. Hal ini  tentu saja keliru.  Jika  kita  menginginkan  peserta  didik  terampil menggunakan  indera  eksklusif,  katakanlah  terampil menggunakan  termometer sebagai  indera  pengukur  suhu badan,  tidak  mungkin  memakai  metode  ceramah saja. Untuk mencapai tujuan yang demikian,   peserta didik wajib   berpraktik  secara  eksklusif.  Demikian  jua, manakala  kita  menginginkan  agar  peserta  didik  dapat menyebutkan  hari  dan  tanggal  proklamasi  kemerdekaan suatu  negara,  tidak  akan  efektif  bila  menggunakan metode  diskusi  buat  memecahkan  perkara.  Untuk mencapai  tujuan  yang  demikian  guru  relatif menggunakan  metode  ceramah  atau  pengajaran  secara eksklusif.
 
Aktivitas  peserta  didik.  Belajar  bukan  sebatas aktivitas menghafal sejumlah berita atau informasi. Belajar merupakan  berbuat  (learning  by  doing)  yak ni  memperoleh pengalaman  eksklusif  sesuai  dengan  tujuan  yg diharapkan. Karena itu, metode pembelajaran harus dapat mendorong  kegiatan  peserta  didik.  Aktivitas  tidak dimaksudkan  terbatas  dalam  aktivitas  fisik,  akan  namun meliputi kegiatan yg bersifat psikis atau aktifitas mental. Pengajar  acapkali  lupa  dengan  hal  ini.  Banyak  guru  yang terkecoh  oleh  sikap  peserta  didik  yg  pura - pura  aktif padahal sebenarnya tidak.

Individualitas.  Mengajar  merupakan  bisnis membuatkan setiap individu siswa. Walaupun
guru  mengajar  sekelompok  peserta  didik,  namun  dalam hakikatnya  yang  ingin  dicapai  dalah  perubahan  prilaku setiap  anak didik.  Sama  misalnya  seorang  dokter.  Dikatakan seorang  dokter  yg  jitu  serta  profesional  manakala  ia menangani  50  orang  pasien,  seluruhnya  sembuh;  dandikatakan dokter yang jelek manakala dia menangani 50 orang pasien, 49 sakitnya bertambah parah atau malah meninggal.  Demikian  jua  halnya  dengan  pengajar,  dikatakan  guru yg  baik  serta  profesional  manakala  dia  menangani  50 orang siswa, seluruhnya berhas il mencapai tujuan; dan sebaliknya, dikatakan guru yang tidak baik atau tidak berhasil  manakala  ia  menangani  50  orang  peserta  didik, 49  nir  berhasil  mencapai  tujuan  pembelajaran.  Oleh karena itu, dipandang menurut segi jumlah peserta didik sebaiknya standar  keberhasilan  pengajar  ditentukan  setinggi -tingginya. Semakin  tinggi  baku  keberhasilan  ditentukan,  maka semakin berkualitas proses pembelajaran.
 
Integritas.  Mengajar  wajib   dicermati  sebagai usaha  menyebarkan  semua  langsung  murid.  Mengajar bukan  hanya menyebarkan kemampuan kognitif saja, akan  namun  mencakup  pengembangan  aspek  afektif  dan psikomotorik.  Oleh  karena  itu,  pembelajaran  harus diarahkan  buat  menyebarkan  seluruh  aspek kepribadian  peserta  didik  secara  terintegrasi  (ranah kognitif,  afektif  dan  psikomotorik).  Penggunaan  metode diskusi,  contohnya,  guru  harus  bisa  merancang  strategi pelaksanaan  diskusi  tidak  hanya  terbatas  pada pengembangan  aspek  intelektual  saja,  namun  harus terdorong  peserta  didik  supaya  mereka  sanggup  berkembang secara  holistik,  misalkan  mendorong  agar  peserta didik  dapat  menghargai  pendapat  orang  lain,  mendorong siswa agar berani mengeluarkan gagasan atau pandangan baru yang  orisinil,  mendorong  peserta  didik  buat  bersikap amanah, tenggang rasa, serta lain sebagainya.
 
Di samping itu, dalam Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah  No.  19  tahun  2005  dikatakan  bahwa  proses pembelajaran  pada  satuan  pendidikan  diselenggarakan secara  interaktif,  inspiratif,  menyenangkan,  menantang, memotivasi  peserta  didik  buat  berpartisipasi  aktif,  dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan  kemandirian  sesuai  dengan  bakat,  minat,  dan perkembangan fisik, serta psikologis siswa.
 
Dari  beberapa  uraian  pada  atas  dapat  dipengaruhi faktor-faktor  yg  perlu  di  perhatikan  pada  memilih metode pembelajaran, antara lain:
1.  tujuan pembelajaran
2.  kemampuan guru
3.  kemampuan peserta didik
4.  jumlah peserta didik
5.  jenis materi 
6.  waktu
7.  fasilitas yang terdapat.

     Tujuan pembelajaran adalah kriteria terpenting pada  pada  memilih  metode  pembelajaran,  lantaran metode  merupakan  cara  menyajikan  isi  pembelajaran buat  mencapai  tujuan  pembelajaran.  Di  dalam  tujuan pembelajaran  terdapat  kompentesi  yg  dibutuhkan dikuasai peserta  didik  pada  akhir  pembelajaran.  Misalnya, masih ada  suatu  indikator  sebagai  berikut:  peserta  didik diperlukan  dapat  mengidentifikasi  minimal  7  tugas perkembangan  masa  bayi  serta  awal  masa  kanak -kanak. Kemampuan  yang  diperlukan  berdasarkan  indikaor  itu  adalah peserta  didk  dapat  mengidentifikasi.  Untuk mengidentifikasi  ada  beberapa  alternatif  penggunaan metode  serta  teknik  pembelajarannya.  Misalnya mekanisme/langkah  yg  dipilih  buat  mencapai  tujuan tersebut merupakan:
1.  Peserta  didik  diminta  buat  mengamati  bayi  serta anak- anak
2.  Peserta  didik  diminta  membaca  buku  tentang perkembangan masa bayi serta anak-anak
3.  Peserta  didik  diminta  mendiskusikan  hasil pengamatan serta hasil bacaanya
4.  Peserta  didik  diminta  membandingkan perkembangan masa bayi serta anak-anak

           Dari  model  pada  atas  terlihat  bahwa  metode  primer yang digunakan adalah studi kasus, serta diskusi, dengan 4 langkah teknik seper ti pada atas. Keempat langkah tadi dinamakan strategi pembelajaran.

Kemampuan  guru  adalah  pertimbangan  di dalam  pemilihan  metode,  sebab  pengajar  itulah  yg melakukan pembelajaran. Sebaik apapun metode tadi jika  guru  yang  melaksanakan  nir  menguas ai penggunaannya,  maka  metode  tersebut  nir  akan  baik. Begitu jua tentang kemampuan siswa. Guru harus memperhatikan  kemampuan  intelektual  anak,  sehingga tepat penggunaan metodenya.

        Jumlah  peserta  didik  perlu  dipakai  pada penentuan  metode,  contohnya  jika  jumlah  peserta  didik poly,  maka  lebih  efisien  menggunakan  metoda ceramah serta tanya jawab dibandingkan metode yg lain. Dan  pertimbangan  jenis  materi  pula  sangat  penting, karena  jenis  materi  eksklusif  mempunyai  kespesifikan masing-masing pada menggunakan metode.
Waktu  jua  mensugesti  pengajar  di  dalam menetukan  metode,  contohnya  lantaran  sesuatu  hal  maka saat  belajar  peserta  didik  banyak  dipakai  aktivitas lain.  Untuk  itu  pengajar  harus  mencari  cara lain   metode dengan saat singkat menerima materi y ang poly.
 
Begitu jua menggunakan fasilitas. Fasilitas juga mempengaruhi penentuan  metode.  Misalnya  dari  jenis  materinya maka  metode  yang  wajib   digunakan  merupakan  metode pengamatan/pratikum,  lantaran  indera  dan  bahan  kurang bisa diganti menggunakan demontrasi. 
 
Dalam  memilih  metode  seseorang  guru  wajib memegang prinsip-prinsip antara lain:
1.  Efektif serta efisien.
2.  Digunakan secara bervariasi.
3.  Digunakan dengan memadukan beberapa metode.
Efektif  serta  efisien  wajib   selalu  dipikirkan  dalam penggunaan  metode  lantaran  buat  agar  nir  terjadi pemborosan  saat  juga  porto  dalam  pembelajaran. Sedangkan  variasi  dan  pemaduan  penggunaan  sangat menguntungkan karena buat megurangi kebosanan, dan memudahkan peserta didik dalam mencapai dalam tujuan pembelajaran. Karena masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya.

Perlu diketahui jua bahwa  pada dalam memandang keunggulan  serta  kelemahan  metode  perlu  jua  dipikirkan mengenai prinsip- prinsip belajar, diantaranya:
1.  Prinsip motivasi.
2.  Prinsip-prinsip keaktifan.
3.  Prinsip umpan kembali serta  penguatan.
4.  Prinsip kecepatan belajar.

         Motivasi  merupakan  pendorong  tingkah  laku   peserta didik  ke  arah  tujuan  tertentu.  Kaitannya  menggunakan  metode, maka guru diharapkan menggunakan metode yg bisa menarik  peserta  didik, sebagai akibatnya  peserta  didk  berminat buat  belajar,  ingin  kerja  keras,  serta  berusaha merampungkan  tugas  hingga  terselesaikan.  Hal  ini  pula  bisa dilakukan  pengajar  dengan  memakai  variasi  metode
untuk  mengurangi  kebosanan  peserta  didik.  Lantaran kebosanan  akan  mengurangi  minat  peserta  didik  buat belajar.
         Keaktifan  dapat  didorong  dengan  menggunakan mengaitkan  pengalaman  peserta  didik  menggunakan pengetahuan  yang  baru.  Untuk  itu  seseorang  pengajar  harus dapat  memilih  metode  yang  dapat  mangaktifkan  proses berpikir  peserta  didik  dengan  menghubungkan pengalaman lama mereka menggunakan  pengetahuan yg baru diajarkan. Keaktifan siswa akan menurun bila nir mendapatkan  umpan  balik ,  sebagai akibatnya  menaruh penguatan atas upaya yang dilakukan peserta didik.

Dipandang  berdasarkan  kecepatan  belajar,  peserta  didik dapat dibedakan menjadi peserta  didik yg cepat belajar, dan  peserta  didik  lambat  belajar.  Dengan  adanya perbedaan  peserta  didik  ini  pengajar  wajib   pintar -pintar memilih  metode  agar  tidak  menyebabkan  putus harapan  bagi peserta didik.


100 JUDUL PENELITIAN ILMIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK LENGKAP BAG I

Cara flexi---Bagi guru, pendidik dan Tutor yg ingin melakukan aktivitas penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas (PTK), perlu melakukan pengumpulan bahan dan data, baik itu data primer juga data skunder. Banyak langkah dan tahapan yang wajib dilakukan pada penelitian yg baik. Salah satunya adalah memilih perkara serta menentukan judul yang akan dibahas pada penelitian tersebut. Untuk memudahkan para calon peneliti, khususnya bagi para peneliti pemula yang baru pertama kali melakukan penelitian, berikut ini redaksi Cara flexi merangkum beberapa model Judul penelitian tindakan kelas,  semoga bisa membantu buat memudahkan penentuan judul serta kegiatan penelitian PTK selanjutnya; 

Aplikasi Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Asesmen Autentik buat Meningkatkan Pembelajaran PSKn Kelas IV pada SDI Sabilillah Malang
Bruner buat Meningkatkan Pemahaman Siswa SD Karunadipa Palu terhadap Konsep Keliling dan Luas Daerah Bangun Datar
Dengan Melalui Simulasi Permainan Dadu Yang Unik Akan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di SMP
Dramatisasi Cerita Bergambar buat Mengembangkan Kompetensi Dasar Berekspresi Sastra pada Sekolah Dasar
Efektivitas Model Pembelajaran Rogers pada Mengatasi Kesulitas Siswa Memahami Konsep Matematika Pokok Bahasan Bentuk Pangkat, Akar dan Logaristma pada Kelas X Madrasah Aliyah Pesri Kendari
Efektivitas Pembelajaran Kimia Kelas X Semester I Sekolah Menengah Atas Swadhipa Natar melalui Penerapan Metode Eksperimen Berwawasan LingkunganEfektivitas Model Pembelajaran Rogers pada Mengatasi Kesulitas Siswa Memahami Konsep Matematika Pokok Bahasan Bentuk Pangkat, Akar dan Logaristma pada Kelas X Madrasah Aliyah Pesri Kendari


Efektivitas Pendekatan Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil IPA pada Sekolah Dasar Negeri 62 Pare-Pare


Efektivitas Problem Solving dengan Memanfaatkan Alat Peraga dalam Pembelajaran Geometri di Kelas VIII B Sekolah Menengah pertama Negeri dua Demak Tahun 2006


Gabungan Metode Ceramah Dengan Metode Kerja Kolompok Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Sekolah Dasar…. Tahun Pelajaran 2010/2011


Implementasi Konseling Perkembangan pada Pembelajaran sebagai Model Pembiasaan Perilaku Belajar Siswa SD Negeri 064018 di Medan Sunggal
Implementasi Konseling Perkembangan pada Pembelajaran sebagai Model Pembiasaan Perilaku Belajar Siswa SD Negeri 064018 di Medan Sunggal
Implementasi Metode Pembelajaran SQ3R Berbantuan Lomba Kompetensi Siswa buat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Singaraja
Implementasi Metode Pembelajaran SQ3R Berbantuan Lomba Kompetensi Siswa buat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Singaraja
Implementasi Metode RME (Realistics MathematicEducation) Guna Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Materi Nilai Tempat Sebuah Bilangan Pada Siswa Kelas V  Sekolah Dasar Negeri……Tahun 2010/2011
Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Portofolio buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Semester 1 Sekolah Menengah Atas YP UNILA Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2005/2006
Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Portofolio buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Semester 1 Sekolah Menengah Atas YP UNILA Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2005/2006
Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin dalam Pembelajaran Fisika buat Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X SMA Negeri dua Singaraja
Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin dalam Pembelajaran Fisika buat Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X SMA Negeri dua Singaraja
Implementasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving Berbasis Open-Ended Problem buat Meningkatkan Kompetensi Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Singaraja
Implementasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving Berbasis Open-Ended Problem buat Meningkatkan Kompetensi Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Singaraja
Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan LKS dengan Model Pembelajaran Kooperatif TPS pada Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP
Implementasi Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan LKS dengan Model Pembelajaran Kooperatif TPS pada Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP


Implementasi Pendekatan Pembelejaran Kooperatif pada Pembelajaran Biologi Semester Gasal Tahun Ajaran 2005/2006 untuk Mengatasi Rendahnya Pemahaman Siswa


Implementasi Pendekatan Pembelejaran Kooperatif pada Pembelajaran Biologi Semester Gasal Tahun Ajaran 2005/2006 untuk Mengatasi Rendahnya Pemahaman Siswa


Implementasi Perangkat Model Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Pembelajaran Pokok Bahasan Tabung, Kerucut dan Bola di Kelas II SMP Negeri 1 Palu


Implementasi Perangkat Model Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Pembelajaran Pokok Bahasan Tabung, Kerucut dan Bola di Kelas II SMP Negeri 1 Palu


Implementasi Perangkat Model Geometri Molekul dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Teori Domain Elektro dan Gaya Antarmolekul pada Kelas XI SMU Negeri 1 Palu


Implementasi Perangkat Model Geometri Molekul dalam Pembelajaran Pokok Bahasan Teori Domain Elektro dan Gaya Antarmolekul pada Kelas XI SMU Negeri 1 Palu


Implementasi Portofolio Berbasis Asesmen Autentik untuk Meningkatkan Kualitas Proses serta output Pembelajaran Matematika pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa


 Implementasi Portofolio Berbasis Asesmen Autentik untuk Meningkatkan Kualitas Proses serta output Pembelajaran Matematika pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa


Implementasi Strategi 5E menggunakan Bahan Ajar Bermuatan Perubahan Konseptual sebagai Upaya Mengubah Miskonsepsi, serta Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMPN 6 Singaraja


Implementasi Strategi 5E menggunakan Bahan Ajar Bermuatan Perubahan Konseptual sebagai Upaya Mengubah Miskonsepsi, serta Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMPN 6 Singaraja


Implementasi Teori Belajar Action, Process, Object, Schema dengan Menggunakan Pendekatan Siklus: Activities, Class-Discussion, Exercise buat Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP


Implementasi Teori Belajar Action, Process, Object, Schema dengan Menggunakan Pendekatan Siklus: Activities, Class-Discussion, Exercise buat Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP


Implementasi Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Tari Puspawresti Pada Siswa Kelas VIII D Semester Ganjil Sekolah Menengah pertama Negeri


Implementasi Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Tari Puspawresti Pada Siswa Kelas VIII D Semester Ganjil Sekolah Menengah pertama Negeri


Integrasi Outdoor Learning Dan Indoor Learning Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Di TK


Integrasi Outdoor Learning Dan Indoor Learning Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Di TK


Kolaborasi Pendekatan Struktural dengan Pendekatan Kontekstual Melalui Metode Diskusi pada Mengoptimalisasikan Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas VIII MTsN Lubuk Linggau


Kolaborasi Pendekatan Struktural dengan Pendekatan Kontekstual Melalui Metode Diskusi pada Mengoptimalisasikan Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas VIII MTsN Lubuk Linggau


Memanfaatkan Metode Debat Secara Formal buat Mengoptimalkan Pemahaman Bioetika pada Pembelajaran Materi Kesehatan Reproduksi Siswa Kelas XI MAN 1 Banjarmasin


Memanfaatkan Metode Debat Secara Formal buat Mengoptimalkan Pemahaman Bioetika pada Pembelajaran Materi Kesehatan Reproduksi Siswa Kelas XI MAN 1 Banjarmasin


Meminimalkan Kesalahan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Siswa Kelas II MTsN Kenali Besar Jambi Melalui Penggunaan Pita Garis Bilangan


Meminimalkan Kesalahan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Siswa Kelas II MTsN Kenali Besar Jambi Melalui Penggunaan Pita Garis Bilangan


Meminimalkan Kesalahan Siswa Kelas III-IPA SMAN 1 Banjarmasin dalam Menyelesaikan Persamaan Trigonometri Melalui Strategi Konflik Kognitif serta Problem Solving dalam Pembelajaran Kooperatif

Meminimalkan Kesalahan Siswa Kelas III-IPA SMAN 1 Banjarmasin dalam Menyelesaikan Persamaan Trigonometri Melalui Strategi Konflik Kognitif serta Problem Solving dalam Pembelajaran Kooperatif

Menciptakan Iklim Pembelajaran Sejarah yg Menyenangkan melalui Snowball Drilling Method


Menciptakan Iklim Pembelajaran Sejarah yg Menyenangkan melalui Snowball Drilling Method


Mengatasi Miskonsepsi Siswa Kelas III SMPN 24 Banjarmasin dalam Materi Ajar Listrik Dinamis dengan Menerapkan Teknik Pemodelan dalam Setting Pembelajaran Generatif


Mengatasi Miskonsepsi Siswa Kelas III SMPN 24 Banjarmasin dalam Materi Ajar Listrik Dinamis dengan Menerapkan Teknik Pemodelan dalam Setting Pembelajaran Generatif


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Konsep Peluang melalui Pendekatan Kontekstual dalam Siswa Kelas XI MA Mualimat NW Pancor Lombok Timur NTB


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Konsep Peluang melalui Pendekatan Kontekstual dalam Siswa Kelas XI MA Mualimat NW Pancor Lombok Timur NTB


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pokok Bahasan Sistem Gerak Melalui Penerapan Strategi Concept Mapping pada Kelas II.2 SMPN 12 Kendari


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pokok Bahasan Sistem Gerak Melalui Penerapan Strategi Concept Mapping pada Kelas II.2 SMPN 12 Kendari


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Gelombang Mekanik Melalui Pendekatan Kooperatif Model Tgt Menggunakan Figjig Pada Kelas III IPA Sekolah Menengah Atas Negeri


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Gelombang Mekanik Melalui Pendekatan Kooperatif Model Tgt Menggunakan Figjig Pada Kelas III IPA Sekolah Menengah Atas Negeri


Meningkatkan Kefahaman Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Dengan Menggunakan Pembelajaran Modeling Pada Kelas Dua Tahun Pelajaran………


Meningkatkan Kemampuan Aspek Psikomotor melalui Pembelajaran Berbasis Laboratorium dalam Materi Termokimia di SMA Negeri 1 Jombang


Meningkatkan Kemampuan Aspek Psikomotor melalui Pembelajaran Berbasis Laboratorium dalam Materi Termokimia di SMA Negeri 1 Jombang


Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Siswa Kelas VII SMPN lima Bandar Lampung melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)


Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Siswa Kelas VII SMPN lima Bandar Lampung melalui Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)


Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan Wacana Berbahasa Inggris Siswa Kelas XI menggunakan Text-Based Listening di SMAN I Natar Lampung Selatan


Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan Wacana Berbahasa Inggris Siswa Kelas XI menggunakan Text-Based Listening di SMAN I Natar Lampung Selatan


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Matematika Realistik pada Kelas 7 SMPN 1 Kotamadya Bengkulu


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Matematika Realistik pada Kelas 7 SMPN 1 Kotamadya Bengkulu


Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VI SD Negeri 32 Poasia Kendari dalam 

Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita Melalui Pendekatan Matematika Realistik

Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VI SD Negeri 32 Poasia Kendari pada Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita Melalui Pendekatan Matematika Realistik
 

Meningkatkan Keterampilan Menulis Wacana Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri

Meningkatkan Keterampilan Merumuskan Kesimpulan Melalui Penggunaan Peta Konsep dalam Pengelompokan Makhluk Hidup Mata Pelajaran Sains-Biologi pada Kelas VII-1 SMP Negeri 9 Kendari


Meningkatkan Keterampilan Merumuskan Kesimpulan Melalui Penggunaan Peta Konsep dalam Pengelompokan Makhluk Hidup Mata Pelajaran Sains-Biologi pada Kelas VII-1 SMP Negeri 9 Kendari


Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas III IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Kendari Melalui Model Pembelajaran Inquiri


Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas III IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Kendari Melalui Model Pembelajaran Inquiri


Meningkatkan Kompetensi Dasar Siswa Kelas IX Sekolah Menengah pertama 25 Semarang pada Pokok Bahasan Lingkaran melalui Penerapan Cooperative Learning Tipe TGT Bercirikan CTL


Meningkatkan Kompetensi Dasar Siswa Kelas IX Sekolah Menengah pertama 25 Semarang pada Pokok Bahasan Lingkaran melalui Penerapan Cooperative Learning Tipe TGT Bercirikan CTL


Meningkatkan Kualitas Hasil serta Proses Pembelajaran Siswa tentang Kinematika Melalui Pembelajaran Multimodel Berbasis CTL dalam Siswa Kelas X SMAN 1 Kabupaten Pontianak


Meningkatkan Kualitas Hasil serta Proses Pembelajaran Siswa tentang Kinematika Melalui Pembelajaran Multimodel Berbasis CTL dalam Siswa Kelas X SMAN 1 Kabupaten Pontianak


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Menyimak serta Berbicara Bahasa Inggris di SMPN 1 Jember melalui Learning Community menggunakan Teknik Permainan Komunikatif


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Menyimak serta Berbicara Bahasa Inggris di SMPN 1 Jember melalui Learning Community menggunakan Teknik Permainan Komunikatif


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Keanekaragaman Hayati melalui Penerapan Model Investigasi Kelompok di SMA 9 Semaran


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Keanekaragaman Hayati melalui Penerapan Model Investigasi Kelompok di SMA 9 Semaran


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak, Membaca, dan Menulis Bahasa Inggris Siswa Sekolah Menengah pertama 1 Jember melalui Cerita


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak, Membaca, dan Menulis Bahasa Inggris Siswa Sekolah Menengah pertama 1 Jember melalui Cerita


Meningkatkan Partisipasi Siswa Kelas VII SMP Maryam Surabaya pada Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Meningkatkan Partisipasi Siswa Kelas VII SMP Maryam Surabaya pada Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Meningkatkan Pemahaman serta Hasil Belajar Bangun Ruang Siswa Kelas X SMAN 4 Kendari menggunakan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif


Meningkatkan Pemahaman serta Hasil Belajar Bangun Ruang Siswa Kelas X SMAN 4 Kendari menggunakan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif


Meningkatkan Pemahaman Siswa SLTPN 8 Jember mengenai Kesebangunan dengan Penemuan Terbimbing (Guide Discovery)


Meningkatkan Pemahaman Siswa SLTPN 8 Jember mengenai Kesebangunan dengan Penemuan Terbimbing (Guide Discovery)


Meningkatkan Penguasaan Konsep Matematika Pokok Bahasan Statistika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kendari


Meningkatkan Penguasaan Konsep Matematika Pokok Bahasan Statistika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kendari


Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab melalui Permainan (Studi pada SD Muhammadiyah 8 KH. Mas Mansur Malang)



Baca Juga 100 JUDUL PENELITIAN ILMIAH - PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) LENGKAP Bag dua pada sini !!.

Sumber: //biotakson.blogspot.com/

100 JUDUL PENELITIAN ILMIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK BAGIAN 2

Cara flexi---Bagi guru, pendidik dan Tutor yg ingin melakukan aktivitas penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas (PTK), perlu melakukan pengumpulan bahan dan data, baik itu data primer juga data skunder. Banyak langkah serta tahapan yang wajib dilakukan pada penelitian yg baik. Salah satunya merupakan memilih kasus serta menentukan judul yg akan dibahas pada penelitian tadi. Untuk memudahkan para calon peneliti, khususnya bagi para peneliti pemula yg baru pertama kali melakukan penelitian, berikut ini redaksi Cara flexi merangkum beberapa contoh Judul penelitian tindakan kelas,  semoga bisa membantu buat memudahkan penentuan judul dan aktivitas penelitian PTK selanjutnya; 

Model Penemuan dan Pemecahan Masalah dengan PendekatanRealistik dalam Pembelajaran Matematika di SD Pertiwi Teladan Metro TahunPelajaran 2005/2006

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia MelaluiPembelajaran Pakem Pada Siswa Kelas dua SDN……… Tahun 2010/2011

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas I-BSMPN 5 Kendari Melalui Model Kooperatif Tipe Think-Paire-Share

Meningkatkan Prestasi BelajarPKn Materi Persatuan serta Kesatuan BangsaMelalui Media Pembelajaran Microsoft OfficePowerpoint Pada kelas III SD Negeri… Tahun Pelajaran….

Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab melaluiPermainan (Studi pada SD Muhammadiyah 8 KH. Mas Mansur Malang)

Model Pembelajaran Seni Rupa pada SMU Negeri dua Malang denganPenggunaan Desain Media Reproduksi Grafika buat Mengembangkan Kreativitas Anak

Model Reader Respons buat Meningkatkan Minat dan KeberanianSiswa Mengemukakan Tanggapan dalam Pembelajaran Sastra Sunda di SMA Pasundan 2Bandung

Optimalisasi Pemanfaatan Lingkungan menjadi Sumber Belajardalam Meningkatkan Aktivitas Bertanya dan Kemampuan Menjelaskan Konsep danPrinsip Fisika pada Kelas 1 Sekolah Menengah Atas 3 Padang

Optimalisasi Penggunaan Asesmen Otentik untuk MeningkatkanKerja Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Sains pada SDN Puncakmulya KecamatanManonjaya Kabupaten Tasikmalaya

Optimalisasi Pontensi Unggulan Lokal dalam PembelajaranAritmetika Sosial dalam Siswa Kelas VII SMPN 9 Semarang, sebagai ImplementasiKurikulum Berbasis Kompetensi

Pelaksanaan Pembelajaran Kimia yg Berorientasi padaStruktur pada rangka Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SMA PGRI Cililin Kab.bandung

Pemakaian bahasa Komunikatif buat Meningkatkan KemampuanMemecahkan Soal Cerita Matematika pda Siswa Kelas lima Sekolah Dasar Negeri 15 Surakarta

Pemaksimalan Kompetensi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas tiga Semarang denganPendekatan Penerapan Penelitian dalam Pembelajaran Kimia

Pemanfaatan Media Televisi Untuk Meningkatkan Aktivitas danKemampuan Berbicara Siswa Kelas IXe SMP Negeri 1

Pemanfaatan Simulasi Komputer sebagai Media Pembelajaranuntuk Mengatasi Miskonsepsi Fisika Konsep Mekanika Siswa Kelas XI SMA Negeri 5Palu

Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Memanfaatkan Aneka SumberBelajar di SMPN I Pugung Kabupaten Tanggamus

Pembelajaran Bangun Ruang Secara Konstruktivis denganMenggunakan Alat Peraga di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Watampone

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Media Komputer ProgramInteractive Atlas 2002 buat Meningkatkan Penguasaan Materi Region Siswa KelasIX SMPN 4 Sindue

Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai Upaya MeningkatkanHasil Belajar Matematika Siswa Kelas I Madrasah Aliyah Negeri Selong

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) denganModel Jigsaw dalam Pembelajaran Sains pada Sekolah Menengah pertama Kartikatama Metro Tahun Pelajaran2005/2006

Pembelajaran di Luar Kelas menggunakan Pendekatan PemecahanMasalah Bersama buat Meningkatkan Motivasi Belajar serta Pemahaman KonsepLingkungan Siswa Kelas III SDM Kota Metro

Pembelajaran di Luar Kelas menggunakan Pendekatan PemecahanMasalah Bersama buat Meningkatkan Motivasi Belajar serta Pemahaman KonsepLingkungan Siswa Kelas III SDM Kota Metro

Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia denganPendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw buat Peningkatan Keterampilan Scientifikdalam Mata Pelajaran Fisika pada SMUN 1 Depok Slemant Yogyakarta

Pembelajaran Konstruktivisme dalam Meningkatkan KemampuanMembaca Pemahaman Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum

Pembelajaran Kontekstual menggunakan Metode Inkuiri untukMeningkatkan Kemampuan Berpikir, Hasil dan Motivasi Belajar IPA pada SiswaKelas V Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim III Malang

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam MeningkatkanAktivitas dan Hasil Belajar Diklat Menyiapkan, Menyajikan Minuman Non-AlkoholSiswa II A1 SMKN dua Singaraja

Pembelajaran Matematika Berbantuan Alat Peraga untukMenciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan bagi Siswa Kelas tiga Sekolah Dasar Sampangan 04Semarang

Pembelajaran PKn Menggunakan Metode Permainan Ular TanggaUntuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Pada KompetensiDasar Budaya Demokrasi

Pembelajaran Sain Berbasis Proyek (Project Based Learning)buat Meningkatkan Academic Skill Siswa MI Miftahul Ulum Serut 02 Jember

Pemberdayaan Lingkungan sebagai Sumber Belajar dalam UpayaMeningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesia Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar Laboratorium UPIKampus Cibiru

Pemberdayaan Prior Experience dalam Pembelajaran ModulPraktikum menggunakan Model Experential Learning sebagai upaya MeningkatkanKompetensi Sains Siswa SMPN dua Singaraja

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untukMengintegrasikan Nilai-Nilai Imtaq dalam Pembelajaran Biologi di SMAN 1Trimurjo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2006/2007

Pendekatan Salingtemas dikombinasikan Pemakaian Multimediadalam Pembelajaran Kimia kelas X buat Meningkatkan Kompetensi Kerja IlmiahSiswa SMA Negeri 6 Palu

Penerapan Asesmen Kinerja untuk Meningkatkan KompetensiSiswa pada Kerja Ilmiah pada Pembelajaran PA-Biologi pada SMP Negeri 40 Semarang

Penerapan Ekspositori Untuk Meningkatkan Prestasi BelajarIPA Pada Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2010/2011

Penerapan aktivitas Hands on Activity dan ModifiedDiscovery-Inquiry pada Mata Pelajaran Biologi buat Meningkatkan Aktivitas danHasil Belajar Siswa Kelas I SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang

Penerapan Metode Pembelajaran Bcm Untuk MeningkatkanPrestasi Belajar Bahasa Indonesia Kelas I Sekolah Dasar Negeri…… Tahun Pelajaran 2010/2011

Penerapan Metode Pembelajaran Konsultatif (Sebuah Inovasidalam Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi) buat Meningkatkan HasilBelajar Siswa Mata Pelajaran Biologi Kelas II SMAN 1 Arjasa Jember

Metode Pembelajaran Konsultatif (Sebuah Inovasi dalamPembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi) buat Meningkatkan Hasil BelajarSiswa Mata Pelajaran Biologi Kelas II SMAN 1 Arjasa Jember

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Team AssistedIndividualization Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi OperasiHitung Pada Siswa Kelas…… Tahun 2010/2011

Penerapan Metode Permainan buat Meningkatkan KualitasPembelajaran Matematika pada Siswa Kelas II SD Negeri Jatinegara 05Pagi Cakung Jakarta Timur

Penerapan Metode Reward Dalam Meningkatkan Motivasi BelajarMatematika Siswa Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah Al-Amin Dempelan Tahun Pelajaran2009/2010

Penerapan Metode SQ3R sebagai Upaya buat MeningkatkanTingkat Kemampuan Penguasaan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III SLTP Negeri 27

Penerapan Metode STAD Untuk Meningkatkan Prestasi BelajarSiswa Bidang Study IPA Sekolah Dasar Negeri…. Tahun Pelajaran 2010/2011

Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction(TAI) buat Mengatasi Pertarunga pada Pembelajaran Kimia AkibatHeterogenitas Kemampuan Siswa pada Kelas X SMA Negeri 2 Banjarmasin

Penerapan Model PBL pada Pelajaran Biologi untukMeningkatkan Kompetensi serta Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri1 Singaraja Tahun Pelajaran 2006/2007

Penerapan Model Pembelajaran Advanced Organizer untukMeningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kimia Siswa XI Ilmu Alam SMANegeri 5 Kendari

Penerapan Model Pembelajaran Inquiri pada rangkaMeningkatkan Penguasaan Konsep Siswa serta Keterampilan Siswa pada PenemuanKonsep secara Mandiri pada SMPN 21 Surabaya

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam PeningkatanMotivasi serta Partisipasi Siswa serta Kualitas Hasil Belajar pada SMA Negeri IISamarinda

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group InvestigationDengan Pendekatan Salingtemas (Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat) DalamMeningkatkan Kemampuan Kerja Ilmiah Dan Hasil Belajar Kognitif Biologi SiswaKelas X SMA Negeri

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw denganTongkat Estafet untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Makanan(Kaji Tindak di Kelas VIII A Sekolah Menengah pertama Negeri dua Kendari)

Penerapan Model Pembelajaran Role Playing (Bermain Peran)Dalam Meningkatkan Pemahaman Makna Keterbukaan Dalam Kehidupan Berbangsa danBernegara Pada Siswa Kelas XI IPA-1 SMA

Pembalajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media SuratKabar Pada Siswa Kelas V SDN……

Penerapan Pembelajaran Berbasis Kerja Ilmiah pada KonsepCiri-ciri Makhluk Hidup buat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SLTPMuhammadiyah 5 Surabaya

Penerapan Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah yangDiintervensi dengan Peta Konsep buat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia diSMU

Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah menggunakan StrategiKooperatif Model STAD pada Mata Pelajaran Sains buat Meningkatkan KemampuanBerpikir Kritis Siswa Kelas V MI Jenderal Sudirman Malang

Penerapan Pembelajaran Fisika Dengan The 5 E Learning CycleModel Untuk Meningkatkan Kemampuan Bertanya Pengajar dan Siswa Serta PrestasiBelajar Siswa Kelas VII E SMP Negeri

Penerapan Pembelajaran Kontekstual buat MeningkatkanMotivasi serta Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN tiga Porong

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Model GroupInvestigation (GI) Untuk Meningkatkan Aktivitas serta Hasil Belajar Siswa KelasXI SMA

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams GameTournaments) buat Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Matematika(Studi di SMP Negeri 4 Purwokerto)

Penerapan Pembelajaran Matematika menggunakan Metode Improveuntuk Meningkatkan Pemahaman Matematik dan Aktifitas Belajar Siswa Kelas 2Sekolah Menengah (Sekolah Menengah Atas) Negeri I Balaraja Kabupaten Tangerang – Banten

Penerapan Pembelajaran Perspektif Pemodelan MatematikaBermediasi RME buat Penalaran dan Penguasaan Konsep Statistika bagi SiswaKelas II SMUN 3 Palangkaraya

Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Jigsaw untukMeningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (PenelitianTindakan Kelas pada Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Dolo)

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam UpayaPeningkatan Prestasi Belajar Ipa Siswa Kelas dua SDN….. Tahun Pelajaran 2010/2011

Penerapan Pendekatan Kolaboratif Murder Dalam MeningkatkanAktivitas serta Hasil Belajar Sosiologi Para Siswa Kelas XI IPS1 SMAN

Penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Metode Tanya JawabDalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas dua Sd Negeri……… Tahun2010/2011

Penerapan Pendekatan Open-Ended dan PAKEM (PembelajaranAktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) dalam Sub Pokok Bahasan Operasi Pecahandi Kelas VII SLTP Negeri 1 Palu

Penerapan Pendekatan Struktur Konsep buat PeningkatanPemahaman serta Penerapan Konsep Fisika dalam Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMPNegeri 19 Palu

Penerapan Pengajaran Konseptual Interaktif dan PemecahanMasalah buat Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X3 Sekolah Menengah Atas Negeri 3Singaraja

Penerapan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam rangkaPeningkatan Penguasaan Keterampilan Proses Sains pada Siswa Kelas IV SekolahDasar Negeri Kertajaya XIII Surabaya

Penerapan Pola Pembelajaran Edutainment untuk MeningkatkanMotivasi Belajar Siswa pada Kelas XI IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Surabaya

Penerapan Strategi Belajar dengan Model Pembelajaran QuantumTeaching buat Meningkatkan Keaktipan Belajar Siswa Prestasi Hasil Belajar padaSiswa Kelas III di Sekolah Menengah Atas Negeri tiga Jember Tahun Ajaran 2005 – 2006

Penerapan Strategi Mind Mapping Untuk Meningkatkan KompetensiBerbicara Bahasa Inggris Siswa Kelas XI IPA1 Sekolah Menengah Atas Negeri

Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah denganPenilaian Berbasis Kelas buat Meningkatkan Kompetensi Fisika Siswa Kelas IISMP Negeri dua Singaraja

Penerapan Strategi Suggestopedia dalam upaya MeningkatkanKemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMPNegeri 1 Palembang

Pengaruh Pembelajaran Dengan Pemberian Balikan DalamMeningkatkan Prestasi Belajar  PKn   Pada Siswa Kelas ………………………………………….. TahunPelajaran 2010/2011

Pengaruh Pengembalian Tugas “PR” Siswa Terhadap MotivasiBelajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri …. Kecamatan …. Kabupaten….  Tahun Pelajaran 2010/2011

Pengefektifan Pembelajaran Menulis Cerpen melaluiPemanfaatan Pertanyaan “Bagaimana apabila …” pada Siswa Kelas X MAN Malang I

Pengefektifan Pembelajaran Menulis Cerpen melaluiPemanfaatan Pertanyaan “Bagaimana apabila …” pada Siswa Kelas X MAN Malang I

Pengembangan Instrumen Evaluasi Berbasis Kelas dalamPembelajaran Fisika Melalui Optimasi Rubrik Performance Assessment

Instrumen Evaluasi Berbasis Kelas dalam Pembelajaran FisikaMelalui Optimasi Rubrik Performance Assessment

Pengembangan Model Keterampilan Proses Berbasis Kompetensiuntuk Meningkatkan Kualitas Proses serta Produk Pembelajaran Pengetahuan Sosialdi Sekolah Dasar

Pengembangan Model Keterampilan Proses Berbasis Kompetensiuntuk Meningkatkan Kualitas Proses serta Produk Pembelajaran Pengetahuan Sosialdi Sekolah Dasar

Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Masalahuntuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah pertama Negeri 38 Semarang Tahun Pelajaran2006/2007

Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Masalahuntuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah pertama Negeri 38 Semarang Tahun Pelajaran2006/2007

Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Realistik untukMeningkatkan Aktifitas serta Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 27 Ampenan

Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Realistik untukMeningkatkan Aktifitas serta Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 27 Ampenan

Pengembangan Strategi Pembelajaran Menulis menggunakan ModelMenulis Proses dan Penilaian Portofolio pada SD Kabupaten Sumedang

Pengembangan Strategi Pembelajaran Menulis menggunakan ModelMenulis Proses dan Penilaian Portofolio pada SD Kabupaten Sumedang

Penggunaan Aktivitas-Aktivitas Model (Model Activities)pada Pembelajaran Menulis pada SD.

Penggunaan Aktivitas-Aktivitas Model (Model Activities)pada Pembelajaran Menulis pada SD.

Penggunaan Alat Peraga Matematika pada Upaya MeningkatkanAktivitas serta Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 20 Serang

Penggunaan Alat Peraga Matematika pada Upaya MeningkatkanAktivitas serta Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 20 Serang

Penggunaan Bagan Dikhotomi Konsep menjadi PendekatanKontekstual buat Meningkatkan Hasil Belajar Keanekaragaman Hewan pada SiswaKelas I SMP Negeri 9 Semarang

Penggunaan Bagan Dikhotomi Konsep menjadi PendekatanKontekstual buat Meningkatkan Hasil Belajar Keanekaragaman Hewan pada SiswaKelas I SMP Negeri 9 Semarang

Penggunaan Buku Bergambar buat Meningkatkan KeterampilanMembaca Cerita Siswa Kelas II SDN Jepara dua Surabaya

Penggunaan Buku Bergambar buat Meningkatkan KeterampilanMembaca Cerita Siswa Kelas II SDN Jepara dua Surabaya

Penggunaan Media Cerita Bergambar Berbasis PendekatanKomunikasi Total buat Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Tunarungu KelasRendah di SLB Bagian B YPTB Malang

Penggunaan Media Cerita Bergambar Berbasis PendekatanKomunikasi Total buat Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Tunarungu KelasRendah di SLB Bagian B YPTB Malang

Penggunaan Metode Bermain Peran Pada Pembelajaran SejarahIslam Untuk Meningkatkan Penghayatan Terhadap Ajaran Islam Dalam KehidupanSehari-Hari Siswa Kelas 2 Sekolah Menengah pertama Negeri

Penggunaan Metode Bermain Peran Pada Pembelajaran SejarahIslam Untuk Meningkatkan Penghayatan Terhadap Ajaran Islam Dalam KehidupanSehari-Hari Siswa Kelas 2 Sekolah Menengah pertama Negeri

Penggunaan Metode Poster Comment Dalam Pembelajaran BahasaInggris Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar Negeri……….tahun Pelajaran…..

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif (CooperativeLearning) Tipe STAD buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas XII Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Malang

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif (CooperativeLearning) Tipe STAD buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas XII Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Malang

Penggunaan Model Pembelajaran Siklus Belajar dan BelajarKooperatif Tipe STAD buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas X SMA Negeri I Tumpang – Malang

Penggunaan Model Pembelajaran Siklus Belajar dan BelajarKooperatif Tipe STAD buat Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas X SMA Negeri I Tumpang – Malang

Penggunaan Pendekatan Kontekstual Berbasis Inkuiri BermediaKarikatur buat Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Menulis Siswa SMP Lab.ikip Singaraja

Penggunaan Pendekatan Kontekstual Berbasis Inkuiri BermediaKarikatur buat Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Menulis Siswa SMP Lab.ikip Singaraja

Penggunaan Software SIG Khusus menggunakan PendekatanPembelajaran Aktif buat Mempermudah Penguasaan Kompetensi SIG padaPembelajaran Geografi di SMAN I Surakarta

Pengkombinasian Problem Possing dan Cooperative Learninguntuk Pengajaran Matematika di Kelas Unggul dalam SMP Rintisan Sekolah StandarNasional

Penguasaan Kata-istilah Bersinonim pada Menyusun KalimatEfektif Guna Meningkatkan Mutu Belajar Pada Siswa Kelas ……… Tahun Pelajaran 2005/2006.

Peningkatan Daya Berpikir Kritis Siswa terhadap KondisiLingkungannya melalui Penggunaan Peta Konsep pda Pembelajaran Sosiologi KelasVII SMPN 1 Aikmel

Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Anak Autis melaluiImplementasi Pendekatan Individualized Education Program (IEP) pada Sekolah Dasar Negeri InklusifKlampis Ngasem 1-246 Surabaya

Peningkatan Hasil Belajar Pengetahuan Sosial melaluiPembelajaran Kontekstual Model Berkemah dan Media Pembelajaran Lingkungan pada SD

Peningkatan Image Anak tentang Tempat-Tempat Jauh(Hubungannya dengan Kehidupan Manusia serta Lingkungan) melalui Media Gambar danGroup Discussion pada Sekolah Dasar Negeri Kranjingan tiga Sumbersari-Jembe

Peningkatan Kemampuan Berbicara melalui Teknik Tell Me WhatYou See I dalam Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 210 Palembang

Peningkatan Kemampuan Membawakan Acara Dalam AktivitasPembelajaran Berbicara Dengan Pendekatan Lesson Study Pada Peserta Didik KelasVIIIa SMPN

Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Unsur Instrinsik DongengMelalui Teknik Bercerita Siswa Kelas lima SD Negeri 4 Lubuk Linggau

Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Siswa Kelas XISMA Negeri 4 Lubuk Linggau Melalui Pengintegrasian Metode Clustering danJournalist’s Questions

Peningkatan Keterampilan Berbahasa Membaca Siswa Kelas VII BSMP Negeri Melalui Model Pembelajaran PBL Teknik Bercerita

Peningkatan Keterampilan Berbahasa Membaca Siswa Kelas VII BSMP Negeri Melalui Model Pembelajaran PBL Teknik Bercerita

Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris melalui PendekatanProses Membaca dalam Membaca Cerita pada Kelas 3 SD Negeri Bendogerit Kota Blitar

Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris melaluiPendekatan Proses Membaca pada Membaca Cerita pada Kelas 3 Sekolah Dasar Negeri BendogeritKota Blitar

Peningkatan Kompetensi Menulis Pengalaman Siswa Kelas VII FSMP Negeri 2 Gatak Melalui Pola Latihan Berjenjang

Kompetensi Menulis Pengalaman Siswa Kelas VII F Sekolah Menengah pertama Negeri 2Gatak Melalui Pola Latihan Berjenjang

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Apresiasi Sastra pada MataPelajaran Bahasa Daerah di Kelas 7 SMPN 2 Sidoarjo melalui Penerapan AsesmenAutentik

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Biologi melaluiPembelajaran Kooperatif Tipe Penyelidikan Kelompok dalam Siswa Kelas X SMAN 3Metro Lampung

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Gejala-Gejala Alam denganMenggunakan Media Pembelajaran Mock Up di SD Negeri Embong 2Bandung.

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA MenggunakanPembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, serta Menyenangkan (PAKEM) pada Siswa Kelas5 SD Negeri dua Ledug Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui PendekatanPembelajaran Kontekstual (CTL) Kelas VII pada SMP Negeri tiga Metro Tahun 2005

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kimia pada Madrasah AliyahNegeri Model Kota Palu Melalui Pendekatan Kontekstual dengan MengoptimalkanKegiatan Pembelajaran pada Laboratorium.

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika dalam MateriAritmetika Sosial Menggunakan Pendekatan Kontekstual

Peningkatan Kualitas Pembelajaran buat Melatih KeterampilanBerpikir pada Proses Ilmiah Melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah diSMA Negeri-1 Palangkaraya

Peningkatan Minat Baca Siswa Kelas 1 SMK Negeri 1Palangkaraya pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pemberiaan Feedback danReinforcement

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata PelajaranBiologi melalui Pembelajaran Kooperatif di Sekolah Menengah pertama Negeri 24 Makassar

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII dalam PelajaranSejarah melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams AchievementDevision) pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Purwokerto

Peningkatan Mutu Proses serta Hasil Belajar Matematika melaluiPenerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Siswa Kelas II SMA Negeri 21Makassar

Peningkatan Partisipasi Siswa dengan Model Inkuiri BerbasisCTL (Contextual Teaching and Learning) pada Pembelajaran Kewarganegaraan KelasXI SMA Negeri 1 Jetis, Bantul Yogyakarta

Peningkatan Pemahaman Geografi menggunakan Strategi PembelajaranBerbasis Masalah dalam Kerangka Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada Kelas XSMA Negeri I Batu

Peningkatan Pemahaman Pengajar mengenai Pembelajaran Matematikadalam Bahasa Inggris melalui Supervisi Klinis pada Kelas VII Koalisi Sekolah Menengah pertama Negeri 1Palembang

Peningkatan Pemahaman Konsep Hukum Bacaan Nun Mati DanTanwin Serta Mim Mati Melalui Penerapan Pembelajaran Kontekstual Siswa Kelas 1Pada Sekolah Menengah pertama Negeri

Peningkatan Pemahaman Konsep-Konsep Biologi Melalui StrategiM2E (Mapping, Matrix, & Elaboration) pada Siswa Kelas 1 Sekolah Menengah pertama Negeri 5Banjarmasin

Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas tiga SMP Negeri TerhadapKonsep Kelangsungan Hidup Organisme Melalui Pendekatan Inkuiri Terpimpin

Peningkatan Pembelajaran Aktif dalam Mata PelajaranPengetahuan Sosial menggunakan Teknik Jigsaw pada Sekolah Menengah pertama Negeri 17 Palembang

Peningkatan Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Prosesdan Media Gambar di Kelas II Sekolah Dasar Negeri Menteng 6 Palangkaraya

Peningkatan Pemerolehan Bahasa Indonesia Ragam Tulis SiswaMadrasah Ibtidiyah Aliyah II Palembang melalui Strategi Kooperatif IntegrasiMembaca serta Menulis

Peningkatan Penguasaan EYD Karangan Narasi dengan TeknikKoreksi Teman Sebaya Siswa Kelas VI SD Anjasmoro 02 Semarang

Peningkatan Peran Aktif serta Motivasi Belajar Siswa SMPMuhammadiyah Sumbang melalui Pendekatan Keterampilan Proses dengan MetodeDiscovery

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun DatarSegi Empat Melalui Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif Siswa Kelas VII-AUptd Sekolah Menengah pertama Negeri

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun DatarSegi Empat Melalui Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif Siswa Kelas 2 SMPNegeri

Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Menulis Permulaan AnakBerkesulitan Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan MetodeVAKT di Sekolah Dasar Permata Hijau Rancaekek Kab. Bandung

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan ModelPembelajaran Partisipatif Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kelas XI.ips.2

Peningkatkan Prestasi Belajar Masalah Ekonomi InternasionalPada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Siswa Kelas XII-Is Sekolah Menengah Atas Negeri Semester IMelalui Penerapan Metode Bervariasi

Perbaikan Teknik Menyanyikan Nada-nada Melodi melaluiTeknologi MIDI di SD Negeri Kalasan I – Yogyakarta

Perbandingan Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa YangDiajar Dengan Model Pembelajaran Konvensional, Problem Solving dan STAD PadaMateri Hidrolisis Garam Pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri Tahun Ajaran 2007/2008

Strategi Manajemen Saluran Penanganan Bimbingan danKonseling buat Meningkatkan Kemandirian dan Tanggung Jawab dalam Siswa SMPN 1Selong

Tindakan. Kelas Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SdMelalui Peranan Hadiah Sebagai Perangsang Timbulnya Kompetensi

Upaya Meminimalkan Miskonsepsi Dan Meningkatkan PemahamanKonsep-Konsep Ipa Melalui Pembelajaran Konstruktivistik Bagi Siswa Kelas Iv Sd

Upaya Menciptakan Suasana Belajar Menyenangkan melaluiOptimalisasi Jeda Strategis dengan Karikatur Humor pada Mata PelajaranMatematika pada Sekolah Menengah Atas Negei 7 Padang

Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Kimia sinkron KBK 2004 diKelas X SMA Negeri 5 Semarang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif STAD

Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Melallui PemberianBimbingan Belajar Di SD anagiri Kab. Kulon Progo

Upaya Mengembangkan Kemampuan Siswa Meneliti Sejarah Lokalmelalui Model Inkuiri dalam Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Purwokerto Tahun Ajaran2006 – 2007

Meningkatan Motivasi Belajar Grafitasi Dan Gerak Benda MataPelajaran Ipa Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas V Tahun Pelajaran2010/2011

Upaya Meningkatan Motivasi Belajar Grafitasi Dan Gerak BendaMata Pelajaran Ipa Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas V Tahun Pelajaran2010/2011


Upaya Meningkatkan Apresiasi Sastra Jawa Pengenalan TokohWayang Dengan Cara Permainan Dalang Sebagai Pancadan Pada Siswa Kelas IX A SMPNegeri

Upaya Meningkatkan Gairah Belajar Siswa Dalam PembelajaranIps Dengan Menggunakan Media Gambar

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA/Sains Siswa Kelas IVdengan Pendekatan Kontekstual dalam SD Negeri 6 MatangglumpangduaKecamatan Peusangan

Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Materi BendaBerubah Bentuk Dengan Menerapkan Model Pengajaran Contextual Teaching andLearning di Kelas Satu Tahun Pelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Tanggungjawab Siswa dalamProses Pembelajaran PKn Melalui Penggunaan Metode Cooperative Learning ModelJigsaw di Sekolah Menengah pertama Negeri dua Mataram Kelas VIII

Upaya Meningkatkan Kedisplinan Siswa Melalui PenerapanHukuman

Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika denganMetode Presentasi Siswa Kelas Imersi Sekolah Menengah pertama 1 Magelang Tahun Pembelajaran2006/2007

Upaya Meningkatkan Kemampuan Puisi  Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia DenganMenggunakan Pembelajaran Menyenangkan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri…… TahunPelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Kemampuan Reading Comprehension SiswaKelas X2 SMA PGRI

Upaya Meningkatkan Keterampilan Bercerita Bidang StudyBahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Kartun Melalui Komputer pada SiswaKelas II SD Negeri……… Tahun Pelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Keterampilan BahasaIndonesia pada Sekolah Menengah Atas Srijaya Negara melalui Penerapan Cooperative Learning danAuthentic Assessment

Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika denganMenerapkan Pendekatan Realistik Matematik pada SDN Mekarsari 06 Tambun – Bekasi

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil BelajarBiologi melalui Pembelajaran Kooperatif (Tipe Pendekatan StrukturalThink-Pair-Share) Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri I Metro Tahun Pelajaran 2006/2007

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada MataPelajaran Kimia Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Learning Cycle Di KelasVII-F SMP Negeri

Upaya Meningkatkan Pemahaman Geometri Mata PelajaranMatematika Dengan Menggunakan Pembelajaran Konstruktifistik Kelas Satu Sekolah Dasar Negeri….tahun Pelajaran 2010/2011
Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Mempelajari NaratifTeks Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning

500. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam MempelajariNaratif Teks Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning.

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Materi FPB dan KPKdengan Mendayagunakan Alat Peraga serta Serangkaian Pertanyaan Kognitif di SDSekaran 01 Semarang

Upaya Meningkatkan Penalaran Fisika Siswa melalui PenekananKonsep Esensial serta Peta Konsep pada Kelas 2 Sekolah Menengah pertama 7 Padang

Upaya Meningkatkan Pencapaian Kompetensi Dasar PelajaranPKPS melalui Program Pembiasaan Siswa Kelas IV SD Negeri dua Karanggedang TahunPelajaran 2006/2007

Upaya Meningkatkan Pencapaian Kompetensi Dasar PelajaranPKPS melalui Program Pembiasaan Siswa Kelas IV SD Negeri dua Karanggedang TahunPelajaran 2006/2007

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas IISMP Negeri 52 Palembang melalui Pembelajaran Kooperatif menggunakan Teknik Jigsaw

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ipa Si Sd DenganPendekatan Ketrampilan

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ips Dengan MengembangkanKemampuan Multiple Intelegensi Anak Kelas 1 SD Negeri……… Tahun Pelajaran2010/2011

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Keragaman SukuBangsa Dengan menerapkan Kecerdasan Emosi (EQ) Siswa Kelas V SD Negeri…. Tahunpelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika DenganMenerapkan Metode Pembelajaran Team Game Kompetition Pada Siswa KELAS IVSDN……….. Tahun Pelajaran 2010/2011

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Musik DenganMenggunakan Pembelajaran Demonstrasi Pada Siswa  Sekolah Dasar Negeri…..   Tahun Pelajaran 2010 / 2011

Upaya Menumbuhkan Semangat Siswa Mencapai Standar Kompetensidengan Model Pembelajaran Heroik serta Turnamen Matematika SMA

Upaya Menuntaskan Indikator Pembelajaran Siswa dengan ModelDirect Instruction Konsep Tata Surya Mata Pelajaran IPA - Fisika (Studi padaSiswa Kelas I-1 SMPN 12 Langsa)

Upaya Pengembangan Pembelajaran Matematika dengan PendekatanRaklin pada Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri No. 9 Mandonga

Upaya Peningaktan Keaktifan Belajar Siswa melalui MetodeDemonstrasi dan Latihan dalam Pembelajaran Teknik Tailoring Kelas II A Semester3 SMKN 6 Padang

Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa melalui ModelMengajar Perubahan Konseptual pada Mata Pelajaran Sejarah pada SMP PembangunanKORPRI UNP

Upaya Peningkatan Kemampuan Dalam Penguasaan Teknik DasarLompat Jauh Gaya Menggantung (Schneper) Melalui Metode Drill Siswa Kelas X 2Semester 1 SMA Negeri

Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa SD Kelas Vdalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan Pendekatan Cooperative Learning

Usaha Peningkatan Efektifitas Belajar Mengajar melaluiPendekatan Penyajian Garis Gerak Perubahan pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA.





Sumber://biotakson.blogspot.com/

PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DI SMP DAN SMA

BAB I
PENDAHULUAN
A.latar Belakang
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 mengenai Pemerintahan Daerah mengamanatkan pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini berdampak pada sistem penyelenggaraan pendidikan berdasarkan sentralistik menuju desentralistik. Desentralisasi penyelenggaraan pendidikan ini terwujud dalam UU No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu substansi yg didesentralisasi merupakan kurikulum. Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam UUSPN Pasal 1 ayat (19) adalah “seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi, serta bahan pelajaran serta cara yg dipakai menjadi pedoman penyelenggaraan aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan eksklusif”. Lebih lanjut Pasal 36 ayat (1) dinyatakan bahwa “pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu dalam Standar Nasional Pendidikan buat mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Sekolah wajib menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan serta silabusnya menggunakan cara melakukan pembagian terstruktur mengenai dan penyesuaian Standar Isi serta Standar Kompetensi Lulusan. Untuk itu, sekolah/daerah harus mempersiapkan secara matang, karena sebagian akbar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional Pendidikan dilakspeserta didikan oleh sekolah/wilayah. Penyusunan kurikulum dalam taraf satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah berpodoman dalam pedoman yang disusun sang BSNP (Pasal 16 ayat 1). Lebih lanjut dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 13 ayat (1) dinyatakan bahwa “kurikulum buat Sekolah Menengah pertama/MTs/SMPLB atau bentuk lain yg sederajat, Sekolah Menengah Atas/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk lain yg sederajat bisa memasukkan pendidikan kecakapan hidup”. Ayat (dua) pendidikan kecakapan hayati sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) mencakup kecakapan eksklusif, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional.
Konsep kecakapan hayati sejak usang sebagai perhatian para pakar dalam mewacpeserta didikan pengembangan kurikulum. Tyler (1947) serta Taba (1962) misalnya, mengemukakan bahwa kecakapan hidup adalah keliru satu penekanan analisis pada pengembangan kurikulum pendidikan yang menekankan dalam kecakapan hidup dan bekerja. Pengembangan kecakapan hidup itu mengedepankan aspek-aspek berikut: (1) kemampuan yg relevan buat dikuasai peserta didik, (dua) materi pembelajaran sinkron dengan taraf perkembangan peserta didik, (tiga) pengalaman belajar serta kegiatan peserta didik buat mencapai kompetensi, (4) fasilitas, alat dan sumber belajar yg memadai, dan (lima) kemampuan-kemampuan yang dapat diterapkan pada kehidupan peserta didik. Kecakapan hidup akan mempunyai makna yg luas apabila pengalaman-pengalaman belajar yg dibuat memberikan dampak positif bagi peserta didik dalam memecahkan problematika kehidupannya. Pendidikan kecakapan hayati menyiapkan siswa dalam mengatasi problematika hayati dan kehidupan yang dihadapi secara agresif serta reaktif guna menemukan solusi menurut permasalahan.
Berdasarkan pernyataan di atas, wilayah/sekolah mempunyai wewenang yg luas untuk berbagi serta menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan kondisi peserta didik, keadaan sekolah, potensi dan kebutuhan wilayah. Berkenaan dengan itu, Indonesia yang terdiri menurut aneka macam macam suku bangsa yang mempunyai keanekaragaman multikultur (adat adat, tata cara, bahasa, kesenian, kerajinan, keterampilan daerah, dll) merupakan ciri spesial yg memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa. Keanekaragaman harus selalu dilestarikan dan dikembangkan menggunakan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan kecakapan hayati. Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, serta budaya pada peserta didik memungkinkan mereka buat lebih mengakrabkan menggunakan lingkungan kehidupan siswa. Pengenalan serta pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan buat menunjang peningkatan kualitas asal daya manusia, dan dalam akhirnya diarahkan untuk menaikkan kompetensi siswa.
Kebijakan yang berkaitan menggunakan dimasukkannya acara pendidikan kecakapan hidup pada baku isi (SI) serta baku kompetensi lulusan (SKL) dilandasi kenyataan bahwa dalam pendidikan tidak hanya mengejar pengetahuan semata tetapi juga dalam pengembangan keterampilan, sikap, serta nilai-nilai tertentu yang dapat direfleksikan dalam kehidupan siswa. Sekolah tempat program pendidikan dilakspeserta didikan adalah bagian berdasarkan rakyat. Oleh karenanya, program pendidikan kecakapan hayati di sekolah perlu menaruh wawasan yg luas pada siswa tentang keterampilan-keterampilan tertentu yg berkaitan dengan pengalaman siswa dalam keseharian pada lingkungannya. Untuk memudahkan pelaksanaan acara pendidikan kecakapan hidup diharapkan adanya model pengembangan yang bersifat generik buat membantu pengajar/sekolah dalam membuatkan muatan kecakapan hayati pada proses pembelajaran. Oleh lantaran pendidikan kecakapan hidup bukan adalah mata pelajaran yg berdiri sendiri melainkan terintegrasi melalui matapelajaran-matapelajaran. Lantaran itu, pedidikan kecapakan hidup bisa merupakan bagian menurut seluruh mata pelajaran yg ada.
Di samping itu perlu pencerahan beserta bahwa peningkatan mutu pendidikan merupoakan komitmen buat mempertinggi mutu sumberdaya insan, baik sebagai pribadi juga sebagai kapital dasar pembangunan bangsa, serta pemerataan daya tampung pendidikan wajib disertai dengan pemerataan mutu pendidikan sebagai akibatnya mampu menjangkau semua rakyat. Oleh kerenanya pendidikan wajib dapat mengembangkan potensi peserta didik supaya berani menghadapi problema yang dihadapi tanpa merasa stress, mau dan mampu, serta bahagia mengembangkan diri untuk sebagai manusia unggul. Pendidikan pula diharapkan sanggup mendorong peserta didik buat memelihara diri sendiri, sambil menaikkan hubungan dengan Tuhan YME, warga , dan lingkungannya. Dengan demikian jelas bahwa perlu didesain suatu contoh pendidikan kecakapan hidup buat membantu guru/sekolah dalam membekali siswa dengan aneka macam kecakapan hidup, yg secara integratif memadukan potensi generik serta spesifik guna memecahkan dan mengatasi problema hidup peserta didik dalam kehidupan di rakyat dan lingkungannya baik secara lokal juga dunia. Panduan ini adalah suatu model atau contoh, maka sekolah/guru pada melakspeserta didikannya dapat menyesuaikan atau membarui sinkron menggunakan situasi dan syarat sekolah bersangkutan.  
B.tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup
Terdapat dua tujuan berdasarkan pendidikan kecakapan hayati, yaitu tujuan umum dan tujuan spesifik. Secara generik pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sinkron menggunakan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi diri siswa dalam menghadapi kiprahnya di masa mendatang. Secara spesifik bertujuan buat:
1.    mengaktualisasikan potensi siswa sebagai akibatnya bisa dipakai buat memecahkan problema yg dihadapi, contohnya: perkara narkoba, lingkungan sosial, dsb
2.    memberikan wawasan yang luas tentang pengembangan karir peserta didik
3.    memberikan bekal menggunakan latihan dasar mengenai nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
4.    menaruh kesempatan kepada sekolah untuk berbagi pembelajaran yg fleksibel sesuai menggunakan prinsip pendidikan berbasis luas
5.    mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sumberdaya yang ada pada masyarakat sinkron menggunakan prinsip manajemen berbasis sekolah
C.    Landasan Hukum
Peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan pada mengembangkan kurikulum kecakapan hayati merupakan sebagai berikut.
1.    UU No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 36  ayat (1, dua, dan tiga) dan pasal 38 ayat (2)
2.    UU No. 22 Tahun 1999 mengenai Pemda.
3.    PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 13 ayat (1, 2, tiga, dan 4)
4.    Standar Isi
5.    Standar Kompetensi Lulusan
6.    Peraturan lain yang berkaitan
D.  Ruang Lingkup
Lingkup pengembangan model pendidikan kecakapan hayati ini meliputi jenjang pendidikan menengah, yaitu: SMP serta SMA
BAB II
PENERTIAN DAN KONSEP PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL)
A.pengertian
1.   Kecakapan Hidup (life skill)
Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa pengertian kecakapan hayati bukan sekedar keterampilan buat bekerja (vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas. WHO (1997) mendefinisikan bahwa kecakapan hayati menjadi keterampilan atau kemampuan buat bisa mengikuti keadaan serta berperilaku positif, yg memungkinkan seseorang bisa menghadapi berbagai tuntutan dan tanangan pada kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan disini mencakup lima jenis, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri, (2) kecakapan berpikir, (tiga) kecakapan sosial, (4) kecakapan akademik, dan (5) kecakapan kejuruan.
Barrie Hopson serta Scally (1981) mengemukakan bahwa kecakapan hayati adalah pengembangan diri buat bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang, mempunyai kemampuan buat berkomunikasi dan berafiliasi baik secara individu, gerombolan juga melalui sistem dalam menghadapi situasi tertentu. Sementara Brolin (1989) mengartikan lebih sederhana yaitu bahwa kecakapan hidup adalah hubungan berdasarkan banyak sekali pengetahuan dan kecakapan sehingga seorang sanggup hidup mandiri. Pengertian kecapan hidup pada pandangan ini nir semata mempunyai kemampuan eksklusif (vocational job), tetapi jua mempunyai kemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti: membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan memecahklan kasus, mengelola sumber daya, bekerja dalam grup, dan memakai teknologi (Dikdasmen, 2002).
Dari pengertian di atas, bisa diartikan bahwa pendidikan kecakapan hayati adalah kecakapan-kecakapan yang secara praksis bisa membekali peserta didik pada mengatasi banyak sekali macam problem hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, perilaku yg didalamnya termasuk fisik serta mental, serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik sehingga sanggup menghadapi tuntutan dan tantangan hayati serta kehidupan. Pendidikan kecakapan hayati dapat dilakukan melalui aktivitas intra/ekstrakurikuler untuk berbagi potensi peserta didik sesuai menggunakan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospek pengembangan diri, yang materinya menyatu dalam sejumlah mata pelajaran yg terdapat. Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan hidup dikaitkan menggunakan keadaan dan kebutuhan lingkungan supaya siswa mengenal dan mempunyai bekal pada menjalankan kehidupan dikemudian hari. Isi serta bahan pelajaran tersebut menyatu dalam mata pelajaran yg terintegrasi sehingga secara struktur nir berdiri sendiri.
B.  Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Life skill concep)
Menurut konsepnya, kecakapan hidup dapat dipilah menjadi 2 jenis utama, yaitu:
a)    Kecakapan hidup umum (generic life skill/GLS), dan
b)    Kecakapan hidup khusus (specific life skill/SLS).
Masing-masing jenis kecakapan itu dapat dipilah menjadi sub kecakapan. Kecakapan hidup umum terdiri atas kecakapan personal (personal skill), dan kecakapan sosial (social skill). Kecakapan personal mencakup kecakapan pada memahami diri (self awareness) dan kecakapan berpikir (thinking skill). Kecakapan mengenal diri dalam dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota masyarakat dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yg dimiliki sekaligus menjadi kapital dalam menaikkan dirinya menjadi individu yang berguna bagi lingkungannya. Kecapakan berpikir rasional meliputi diantaranya kecakapan mengenali serta menemukan keterangan, memasak, serta merogoh keputusan, dan kecakapan memecahkan perkara secara kreatif. Sedangkan dalam kecakapan sosial meliputi kecakapan berkomunikasi (communication skill) serta kecakapan bekerjasama (collaboration skill).
Kecakapan hayati khusus merupakan kecakapan buat menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu. Kecakapan ini terdiri berdasarkan kecakapan akademik (academic skill) atau kecakapan intelektual, serta kecakapan vokasional (vokational skill). Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual. Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Kecakapan-kecakapan ini meliputi kecakapan vokasional dasar (basic vocational skill) dan kecakapan vokasional khusus (occupational skill).
Menurut konsep pada atas, kecakapan hayati adalah kemampuan dan keberanian buat menghadapi problema kehidupan, lalu secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi buat mengatasinya. Konsep kecakapan hidup lebih luas berdasarkan keterampilan vokasional atau keterampilan buat bekerja. Orang yg nir bekerja, misalnya ibu tempat tinggal tangga atau orang yang sudah pensiun tetap memerlukan kecakapan hidup. Seperti halnya orang yang bekerja, mereka jua menghadapi banyak sekali perkara yang harus dipecahkan, orang yang sedang menempuh pendidikanpun memerlukan kecakapan hidup, karena mereka tentunya jua memiliki konflik kehidupan.
Pendidikan berorientasi kecakapan hayati bagi peserta didik adalah menjadi bekal pada menghadapi dan memecahkan problema hayati dan kehidupan, baik menjadi pribadi yg mandiri, warga warga , juga sebagai masyarakat negara. Jika hal ini dapat dicapai, maka faktor ketergantungan terhadap lapangan pekerjaan yang sudah ada menjadi akibat tingginya pengangguran, bisa diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan meningkat secara sedikit demi sedikit. (Depdiknas, diolah)
 
Konsep kecakapan-kecakapan tersebut bisa diilustrasikan sebagai berikut:
BAB III
POLA PENGEMBANGAN DESAIN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
A.    Kedudukan Kecakapan Hidup dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Konsep pendidikan kecakapan hayati atau life skill education pada kurun ketika 3-4 tahun sebagai ihwal yang gencar dikumandangkan jajaran Departemen Pendidikan Nasional yang bahkan hingga hari ini sudah menjadi suatu kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Tidak kalah pentingnya, dalam rancangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) secara implisit telah mengakomodasi aktivitas-aktivitas yang menunjuk kepada pencapaian kecakapan hidup bagi setiap peserta didik. Hal ini diperkuat dengan terbitnya PP angka 19 Tahun 2005 Pasal 13 bahwa dalam taraf pendidikan dasar dan menengah atau sederajat bisa memasukkan pendidikan kecakapan hayati. Tetapi pasal ini nir melaksanakan ketegasan bahwa sekolah tidak diharuskan, tetapi sekolah dibolehkan memberikan pendidikan kecakapan hidup. Implementasi ini jelas berimplikasi terhadap perlunya sekolah menyiapkan seperangkat pendukung pelaksanaan pembelajaran yang berbagi kegiatan-aktivitas yang berorientasi kepada kecakapan hidup.
Pengembangan tadi menyangkut pengembagan dimensi insan seutuhnya yaitu pada aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan pengembangan kecakapan hayati yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi siswa buat bertahan hayati serta mengikuti keadaan serta berhasil pada kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan kecakapan hayati pada KBK menyatu melalui kegiatan-kegiatan yang ada pada setiap mata pelajaran.
B.    Pendidikan Kecakapan Hidup serta Standar Isi
Pendidikan kecakapan hidup sudah menjadi suatu kebijakan seiring dengan berlakunya Standar Isi serta Standar Kompetensi Lulusan. Standar isi serta baku kompetensi ini akan menjadi acuan wilayah/sekolah dalam berbagi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam masing-masing jenjang pendidikan. Oleh karena itu, pengembangan kecakapan hidup dengan sendirinya harus mengacu kepada baku-baku yg sudah ditetap pemerintah. Standar isi serta baku kompetensi lulusan adalah salah satu bagian berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Standar isi adalah ruang lingkup materi serta tingkat kompetensi yg dituangkan dalam kriteria mengenai kompertensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yg wajib dipenuhi oleh satuan pendidikan. Dokumen baku isi mencakup: (1) kerangka dasar kurikulum, (2) struktur  kurikulum, (tiga) baku kompetensi dan kompetensi dasar, (4) beban belajar, dan (lima) kalender pendidikan.
Muatan wajib yang harus ada pada kurikulum merupakan: pendidikan kepercayaan , pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni serta budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan, pembiasaan serta muatan lokal. Masing-masing muatan memiliki tujuan pendidikan yg tidak sama serta peluang buat memasukkan kecakapan hayati secara terintegratif. Berikut ini tersaji model muatan wajib , tujuan, serta pengembangan kecakapan hayati.
Tabel 1: Muatan Wajib, Tujuan Pendidikan, serta Pengembangan Kecakapan Hidup
No    Mata Pelajaran    Tujuan Pendidikan    Pengembangan Kecakapan Hidup
            Kecakapan Personal    Kecakapan Sosial    Kecakapan Akademik    Kecakapan Vokasional
1    Pendidikan kepercayaan     Membentuk peserta didik sebagai insan yang beriman serta bertakwa kepada Tuhan YME               
2    Pendidikan Kewargane-garaan    Membentuk peserta didik menjadi rakyat negara yang memiliki wawasan dan rasa kebersamaan, cinta tanah air, dan bersikap dan berperilaku demokratis               
3    Bahasa    Membentuk peserta didik bisa berkomunikasi secara efektif serta efisien sesuai dengan etika yg berlaku, baik secara mulut maupun goresan pena               
4    Matematika    Mengembangkan nalar dan kemampuan berpikir siswa               
5    Ilmu Pengetahuan Alam    Mengembangkan pengetahuan, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap lingkungan alam serta sekitarnya               
6    Ilmu Pengetahuan Sosial    Mengembangkan pengetahuan, pemahaman, serta kemampuan analisis siswa terhadap syarat sosial rakyat               
7    Seni serta Budaya    Membentuk karakter peserta didik sebagai insan yang mempunyai rasa seni serta pemahaman budaya               
8    Pendidikan Jasmani dan Olahraga    Membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas               
9    Keterampilan/
Bahasa Asing/TIK    Membentuk peserta didik sebagai manusia yg memiliki keterampilan               
10    Muatan Lokal    Membentuk pemahaman terhadap potensi sinkron menggunakan karakteristik spesial pada wilayah loka tinggalnya                
11    Pengembangan Diri    Memberikan kesempatan pada peserta didik buat mengembangkan serta mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, minat, serta bakat               
C.    Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
Keberhasilan pelaksanaan pendidikan kecakapan hayati sangat dipengaruhi sang acara/rancangan yang disusun dan kreativitas guru dalam merumuskan serta memilih metode pembelajaran. Langkah-langkah yg ditempuh dalam penyusunan acara pembelajaran menjadi berikut:
1.    Mengidentifikasi baku kompetensi dan kompetensi dasar
2.    Mengidentifikasi bahan kajian/materi
3.    Mengembangkan indikator kompetensi
4.    Mengembangkan pengalaman belajar yang bermuatan kecakapan hidup
5.    Menentukan bahan/alat/asal yang digunakan
6.    Mengembangkan indera evaluasi yg sesuai menggunakan aspek kecakapan hidup
D.    Prinsip-prinsip Pengembangan Model Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hayati dikembangkan  menggunakan memperhatikan beberapa hal berikut:
1.    Pembentukan kepribadian siswa secara utuh baik keimanan, ketaqwaan, serta akhlak mulia.
2.    Mengakomodasi semua mata pelajaran buat dapat menujang peningkatan iman serta takwa dan akhlak mulia, serta mempertinggi toleransi dan kerukunan antar umat beragama menggunakan mempertimbangkan norma-norma kepercayaan yang berlaku
3.    Memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat serta bakat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik siswa secara optimal sesuai menggunakan taraf perkembangannya
4.    Tuntutan dunia kerja dan kebutuhan kehidupan
Program kecakapan hidup hendaknya memungkinkan buat membekali peserta didik pada memasuki global kerja/usaha dan relevan dengan kebutuhan kehidupan sinkron dengan taraf perkembangan peserta didik, khususnya bagi mereka yg tidak melanjutkan pendidikan.
5.    Kecakapan-kecakapan yang perlu dikembangkan meliputi: kecakapan personal, sosial, akademis, dan vokasional.
6.    Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
7.    Mempertimbangkan lima kelompok mata pelajaran berikut:
a)    Kelompok mata pelajaran kepercayaan serta akhlak mulia
b)    Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan serta kepribadian
c)    Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan serta teknologi
d)    Kelompok mata pelajaran estetika
e)    Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga serta kesehatan
E.  Pengembangan Silabus
Silabus adalah pembagian terstruktur mengenai baku kompetensi dan kompetensi dasar ke pada materi utama/bahan kajian, aktivitas pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi buat proses penilaian. Dalam menyebarkan silabus dan perangkat lainnya, menggunakan mengacu dalam Standar Isi yang ditetapkan sang BSNP. Langkah-langkah pengembangan silabus secara umum mencakup:
1.    Menentukan baku kompetensi
2.    Menentukan kompetensi dasar
3.    Pengembangan indikator
4.    Menentukan materi ajar
5.    Merumuskan serta berbagi pengalaman belajar
6.    Mempertimbangkan alokasi ketika buat setiap baku kompetensi
7.    Mengembangkan sistem penilaian
Uraian masing-masing langkah dalam pengembangan silabus adalah menjadi berikut:
a.    Penentuan Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yg diperlukan dicapai. Standar kompetensi yg dipilih atau dipakai sesuai menggunakan yang masih ada pada baku kompetensi serta kompetensi dasar mata pelajaran. Sebelum menentukan atau menentukan standar kompetensi, terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi serta kompetensi dasar mata pelajaran dengan  memperhatikan hal-hal berikut:
1)    urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu serta/atau taraf kesulitan materi;
2)    keterkaitan antar baku kompetensi serta kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
3)    keterkaitan baku kompetensi serta kompetensi dasar antar mata pelajaran.    
b.    Penentuan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang wajib dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai acum buat menyusun indikator kompetensi. Kompetensi dasar yang dipakai atau dipilih sinkron menggunakan yg tercantum dalam standar kompetensi serta kompetensi dasar mata pelajaran. Sebelum menentukan atau memilih kompetensi dasar, terlebih dahulu menyelidiki baku kompetensi serta kompetensi dasar mata pelajaran menggunakan  memperhatikan hal-hal berikut:
1)    urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu serta/atau taraf kesulitan materi;
2)    keterkaitan antar baku kompetensi serta kompetensi dasar dalam mata pelajaran;   
3)    keterkaitan baku kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
   
    c.  Merumuskan Indikator
Indikator merupakan adalah penjabaran berdasarkan kompetensi dasar yang memperlihatkan tanda-indikasi, perbuatan dan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan sang siswa. Indikator dirumuskan sesuai menggunakan karakteristik satuan pendidikan, potensi siswa, serta dirumuskan dalam istilah kerja operasional yg terukur serta atau bisa diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar dalam menyusun indera evaluasi. Kriteria merumuskan indikator:
1)    sesuai taraf perkembangan berpikir peserta didik.
2)    berkaitan menggunakan standar kompetensi serta kompetensi dasar.
3)    memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari
4)    harus bisa menunjukkan pencapaian output belajar siswa secara utuh (kognitif, afektif, dan psikomotor)
5)    memperhatikan sumber-asal belajar yang relevan
6)    dapat diukur/dapat dikuantifikasi
7)    memperhatikan ketercapaian baku lulusan secara nasional
8)    berisi istilah kerja operasional
9)    tidak mengandung pengertian ganda (ambigu)
d.    Mengidentifikasi Materi Pokok/Bahan Kajian
Dalam mengidentifikasi materi utama/bahan kajian wajib dipertimbangkan:
1)    taraf perkembangan fisik
2)    tingkat perkembangan intelektual
3)    tingkat perkembangan emosional
4)    taraf perkembangan sosial
5)    taraf perkembangan spritual
6)    kebermanfaatan
7)    struktur keilmuan
8)    kedalaman serta keluasan materi
9)    relevansi menggunakan kebutuhan serta tuntutan lingkungan
10)    alokasi waktu
Selain itu juga harus memperhatikan:
1)    benar (valid), merupakan materi wajib teruji kebenaran dan kesahihannya
2)    taraf kepentingan: materi yang diajarkan memang benar-sahih diperlukan sang peserta didik
3)    kebermanfaatan : materi memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya
4)    layak dipelajari : materi layak dipelajari baik berdasarkan aspek taraf kesulitan maupun aspek pemanfaatan materi ajar
5)    menarik minat (interest): materinya menarik minat peserta didik dan memotivasinya buat mempelejari lebih lanjut
e.    Mengembangkan Kegiatan/Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar merupakan aktivitas fisik juga mental yang dilakukan siswa pada berinteraksi menggunakan materi ajar. Kriteria dalam berbagi pengalaman belajar menjadi berikut:
1)    pengalaman belajar disusun bertujuan buat memberikan bantuan kepada pengajar, supaya mereka bisa bekerja dan melakspeserta didikan proses pembelajaran secara profesional sesuai menggunakan tuntutan kurikulum
2)    pengalaman belajar disusun dari atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh
3)    pengalaman belajar memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara berurutan buat mencapai kompetensi dasar
4)    pengalaman belajar berpusat dalam peserta didik (student centered)
5)    mengandung kegiatan-aktivitas yang mendorong peserta didik mencapai kompetensi
6)    materi pengalaman belajar dapat berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan
7)    perumusan pengalaman belajar harus jelas materi/konten yg ingin dikuasai peserta didik
8)    penentuan urutan langkah pembelajaran sangat krusial artinya bagi materi-materi yang memerlukan prasyarat tertentu
9)    pendekatan pembelajaran yang digunakan bersifat spiral (mudah-sukar; nyata-abstrak; dekat-jauh) serta juga memerlukan urutan pembelajaran yg terstruktur
10)    rumusan pernyataan dalam pengalaman belajar minimal mengandung 2 unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu aktivitas siswa serta materi
Dalam menentukan kegiatan peserta didik perlu mempertimbangkan hal-hal menjadi berikut:
•    menaruh peluang bagi peserta didik buat mencari, mengolah serta menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru
•    mencerminkan karakteristik khas dalam pengembangan kemampuan mata pelajaran.
•    diadaptasi dengan kemampuan peserta didik, asal belajar serta sarana yang tersedia
•    bervariasi dengan mengkombinasikan kegiatan individu atau perorangan, berpasangan, grup, dan klasikal 
•    memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik seperti: bakat, minat, kemampuan, latar belakang famili, sosial-ekonomi serta budaya serta kasus spesifik yang dihadapi peserta didik yg bersangkutan.
f.    Menentukan Jenis dan Bentuk Penilaian
Penilaian adalah serangkaian kegiatan buat memperoleh, menganalisis, serta menafsirkan data tentang proses serta output belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis serta berkesinambungan, sehingga menjadi fakta yg bermakna pada pengambilan keputusan. Kriteria penilaian:
1)    penulisan jenis penilaian wajib disertai dengan aspek-aspek yang akan dievaluasi sehingga memudahkan pada pembuatan soal-soalnya
2)    penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
3)    penilaian memakai acuan kriteria; yaitu dari apa yang mampu dilakukan siswa setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran, serta bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
4)    sistem yang direncpeserta didikan adalah sistem penilaian yg berkelanjutan, artinya semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk memilih kompetensi dasar yg telah dimiliki dan yg belum, dan untuk mengetahui kesulitan siswa.
5)    output penilaian dianalisis buat menentukan tindakan perbaikan, berupa acara remedi. Jika siswa belum menguasai suatu kompetensi dasar, beliau harus mengikuti proses pembelajaran lagi, sedang bila sudah menguasai kompetensi dasar, beliau diberi tugas pengayaan.
6)    pada sistem penilaian berkelanjutan, guru wajib menciptakan kisi-kisi penilaian serta rancangan evaluasi secara menyeluruh buat satu semester menggunakan menggunakan teknik evaluasi yg tepat
7)    penilaian dilakukan buat menyeimbangkan banyak sekali aspek pembelajaran: kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan menggunakan aneka macam model penilaian, formal serta nir formal secara berkesinambungan.
8)    evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan pelajaran serta penggunaan fakta tentang hasil belajar siswa menggunakan menerapkan prinsip evaluasi berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat serta konsisten sebagai akuntabilitas publik.
9)    penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang kentara mengenai baku yang harus serta sudah dicapai disertai dengan peta kemajuan output belajar siswa.
10)    evaluasi berorientasi  pada baku kompetensi, kompetensi dasar serta indikator Dengan demikian hasil penilaian akan menaruh gambaran mengenai perkembangan pencapaian kompetensi.
11)    penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncpeserta didikan dan dilakukan terus-menerus) guna mendapatkan gambaran yg utuh mengenai perkembangan dominasi kompetensi oleh peserta didik, baik sebagai efek pribadi (main effect) maupun impak pengiring (nurturant effect) berdasarkan proses pembelajaran.
12)    sistem evaluasi harus diubahsuaikan menggunakan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, apabila pembelajaran memakai pendekatan tugas observasi lapangan maka penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/output melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang diharapkan.
g.    Mempertimbangkan Alokasi Waktu
Alokasi saat adalah ketika yang diperlukan untuk ketercapaian satu kompetensi dasar, dengan memperhatikan:
1)    minggu efektif per semester
2)    alokasi saat per mata pelajaran
3)    jumlah kompetensi per semester
Apabila pendidikan kecakapan hayati dilakukan secara terintegrasi dengan mata pelajaran.
h.    Menentukan Sumber/Bahan/Alat
1)    Sumber
Merupakan acum, surat keterangan atau literatur yg digunakan pada penyusunan silabus atau pembelajaran.  
2)    Bahan
Bahan merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses praktikum atau pembelajaran lain, contohnya: milimeter blok, benang, daun, kertas, tanah liat, glukosa, serta bahan lain yg relevan
3)    Alat
Alat merupakan segala sesuatu yang dipakai pada proses praktikum atau pembelajaran lain, contohnya: jangka, bandul, mikroskop, gelas ukur, globe, harmonika, matras.
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan pada rencana aplikasi pembelajaran, dilakspeserta didikan, dievaluasi, serta ditindaklanjuti sang masing-masing guru. Silabus harus dikaji serta dikembangkan secara berkelanjutan menggunakan memperhatikan masukan  hasil penilaian output belajar, penilaian proses (aplikasi pembelajaran), serta penilaian rencana pembelajaran.  
Bab IV
POLA PELAKSANAAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
Pada pada dasarnya pendidikan kecakapan hayati membantu peserta didik dalam membuatkan kemampuan belajar, menyadari dan mensyukuri potensi diri buat dikembangkan serta diamalkan, berani menghadapi problema kehidupan, dan memecahkannya secara kreatif. Pendidikan kecakapan hidup bukanlah mata pelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya nir perlu merubah kurikulum dan membangun mata pelajaran baru. Yang diharapkan disini adalah mereorientasi pendidikan dari mata pelajaran ke orientasi pendidikan kecakapan hayati melalui pengintegrasian kegiatan-kegiatan yg dalam prinsipnya membekali peserta didik terhadap kemampuan-kemampuan eksklusif supaya bisa diterapkan pada kehidupan keseharian siswa. Dengan prinsip ini, mata pelajaran dipahami sebagai indera buat dikembangkan kecakapan hayati yg nantinya akan digunakan sang siswa dalam menghadapi kehidupan konkret. Prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan kecakapan hayati sebagai berikut:
1.    Tidak membarui sistem pendidikan yang berlaku
2.    Tidak mengganti kurikulum yg berlaku
3.    Pembelajaran menggunakan prinsip empat pilar, yaitu: belajar buat tahu, belajar menjadi diri sendiri, belajar buat melakukan, dan belajar untuk mencapai kehidupan bersama
4.    Belajar konstekstual menggunakan memakai potensi lingkungan lebih kurang menjadi sarana pendidikan
5.    Mengaitkan dengan kehidupan nyata
6.    Mengarah pada tercapainya hidup sehat serta berkualitas, memperluas wawasan dan pengetahuan, mempunyai akses buat memenuhi standar hidup secara layak
A. Prinsip Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup
Keempat dimensi kecakapan hayati secara berkelanjutan wajib dimiliki sang peserta didik sejak TK hingga sekolah menengah, serta bahkan perguruan tinggi sekalipun. Akan tetapi pada praktik pengembangannya, penekanan pendidikan kecakapan hayati permanen mempertimbangkan taraf perkembangan sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan. Kecakapan hayati pada Taman Kanak-kanak serta sekolah dasar (SD) tidak sinkron menggunakan sekolah menengah pertama (SMP), demikian juga kecakapan hayati pada sekolah menengah pertama berbeda menggunakan sekolah menengah atas (Sekolah Menengah Atas), bergantung pada tingkat perkembagan psikologis serta fisiologis peserta didik. Dominasi pendidikan kecakapan hayati mada masing-masing jenjang dapat digambarkan sebagai berikut.
Pendidikan Kecakapan Hidup Sekolah Menengah pertama, Sekolah Menengah Atas, dan SMK
             SMA                Sekolah Menengah Kejuruan                   
                       
                SMP
           
B. Pendidikan Kecakapan Hidup di SMP serta SMA
Peningkatan mutu pendidikan merupakan sebuah komitmen bersama yg harus dipegang teguh. Pendidikan kecakapan hidup sebagai salah satu upaya pada melahirkan generasi yg bukan hanya bisa hidup tetapi jua bisa bertahan hayati, serta bahkan dapat unggul (excel) dalam kehidupan dikemudian hari.  
Melihat diagram di atas, pendidikan kecapakan hidup dalam jenjang Sekolah Menengah pertama lebih menekankan pada kecakapan hidup umum (generik life skill), yaitu mencakup aspek kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial (social skill). Ini memberikan gambaran bahwa buat jenjang dasar berdasarkan pada prinsip bahwa kecakapan secara umum merupakan fondasi kecakapan yg diharapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini pula dapat dikatakan bahwa bukan berarti bahwa jenjang ini tidak perlu dikembangkan kecakapan hidup akademik dan vokasional, akan tetapi apabila dikembangkan maka baru pada tataran awal, misalnya berpikir kritis dan rasional, menumbuhkan perilaku amanah dan toleransi.
Aspek dasar yg wajib dimiliki peserta didik di SMP adalah kecakapan personal dan sosial yang seringkali disebut menjadi kecakapan generik (general life skill). Proses pembelajaran dengan pembenahan aspek personal dan sosial merupakan prasyarat yang harus diupayakan berlangsung pada jenjang ini. Peserta didik dalam usia Sekolah Menengah pertama nir hanya membutuhkan kecakapan membaca-membaca-berhitung sebagaimana dalam usia TK/SD, melainkan pula butuh suatu kecakapan lain yang mengajaknya buat cakap bernalar dan mengarifi kehidupan, sehingga pada masanya siswa dapat berkembang, kreatif, produktif, kritis, amanah buat menjadi insan-insan yg unggul dan pekerja keras. Pendidikan kecakapan hidup dalam jenjang ini lebih menekankan pada pembelajaran akhlak menjadi dasar pembentukan nilai-nilai dasar kebajikan (basic goodness), seperti: kejujuran, kebaikan, kepatuhan, keadilan, pandangan hidup kerja, kepahlawanan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta kemampuan bersosialisasi.
a. Kecakapan personal (personal skill)
Kecapakan personal meliputi pencerahan diri dan berpikir rasional. Kesadaran diri merupakan tuntutan mendasar bagi peserta didik buat membuatkan potensi dirinya di masa mendatang. Kesadaran diri dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) pencerahan akan keberadaan diri sebagai makhluk Tuhan YME, makhluk sosial, dan makhluk lingkungan, dan (2) pencerahan akan potensi diri dan dorongan buat mengembangkannya. (Dikdasmen, 2004 diolah).
(1) Kesadaran diri difokuskan dalam kemampuan siswa buat melihat sendiri potret dirinya
    Pada tataran yang lebih rendah peserta didik akan melihat dirinya dalam hubungannya menggunakan lingkungan famili, kebiasaannya, kegemarannya, dan sebagainya. Pada tataran yang lebih tinggi, peserta didik akan semakin tahu posisi drinya di lingkungan kelasnya, sekolahnya, desanya, kotanya, serta seterusnya, minat, bakat, serta sebagainya.
(2) Kecakapan berpikir rasional merupakan kecakapan yg memakai rasio atau pikiran. Kecakapan ini meliputi kecakapan menggali kabar, memasak warta, serta merogoh keputusan secara cerdas, dan sanggup memecahkan masalah secara tepat dan baik. Pada jenjang pendidikan menengah (SMP dan Sekolah Menengah Atas) ketiga kecakapan tadi jauh lebih kompleks ketimbang dengan tingkat sekolah dasar (Sekolah Dasar). Sebagaimana diketahui bahwa pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK),  akal budi mengambil keputusan secara cerdas serta memecahkan kasus secara baik serta tepat menjadi isue utama pada pembelajaran kecakapan hayati dalam peserta didik sekolah menengah (Wasino 2004, diolah).
b.  Kecakapan sosial (social skill)
Kecakapan sosial bisa dipilah sebagai 2 jenis utama, yaitu (1) kecakapan berkomunikasi, serta (2) kecakapan bekerjasama
(1)   Kecakapan berkomunikasi
Kecakapan berkomunikasi bisa dilakukan baik secara verbal maupun goresan pena. Sebagai makhluk sosial yang hayati pada rakyat tempat tinggal maupun loka kerja, siswa sangat memerlukan kecakapan berkomunikasi baik secara verbal maupun goresan pena. Dalam realitasnya, komunikasi verbal ternyata tidak gampang dilakukan. Seringkali orang nir dapat mendapat pendapat versus bicaranya, bukan karena isi atau gagasannya tetapi karena cara penyampaiannya yang kurang berkenan. Dalam hal ini diperlukan kemampuan bagaimana menentukan kata dan cara menyamaikan supaya gampang dimengerti sang lawan bicaranya. Karena komunikasi secara mulut merupakan sangat krusial, maka perlu ditumbuhkembangkan semenjak peserta didik dini. Lain halnya dengan komunikasi secara tertulis. Dalam hal ini dibutuhkan kecakapan bagaimana cara mengungkapkan pesan secara tertulis menggunakan pilihan kalimat, istilah-kata, rapikan bahasa, dan anggaran lainnya agar mudah dipahami orang atau pembaca lain.
      (dua)  Kecakapan bekerjasama
Bekerja pada grup atau tim adalah suatu kebutuhan yg nir dapat dielakkan sepanjang manusia hayati. Salah satu hal yang dibutuhkan buat bekerja dalam grup merupakan adanya kerjasama. Kemampuan bekerjasama perlu dikembangkan agar siswa terbiasa memecahkan masalah yang sifatnya relatif kompleks. Kerjasama yg dimaksudkan adalah bekerjasama adanya saling pengertian serta membantu antar sesama buat mencapai tujuan yang baik, hal ini agar siswa terbiasa dan bisa menciptakan semangat komunitas yang serasi.
c.    Kecakapan akademik (academic skill)
Kecakapan akademik sering diklaim jua kecakapan intelektual atau kepandaian ilmiah yg pada dasarnya merupakan pengembangan menurut kecakapan berpikir secara umum, tetapi menunjuk pada aktivitas yg bersifat keilmuan. Kecakapan ini meliputi diantaranya kecakapan mengidentifikasi variabel, menyebutkan interaksi suatu fenomena eksklusif, merumuskan hipotesis, merancang serta melakspeserta didikan penelitian. Untuk menciptakan kecakapan-kecakapan tadi diharapkan juga sikap ilmiah, kritis, obyektif, serta transparan.
d.   Kecakapan vokasional (vokational skill)
Kecakapan ini seringkali dianggap dengan kecakapan kejuruan, artinya suatu kecakapan yg dikaitkan menggunakan bidang pekerjaan tertentu yg terdapat di warga atau lingkungan siswa. Kecakapan vokasional lebih cocok buat siswa yg menekuni pekerjaan yang mengandalkan keterampilan psikomotorik daripada kecakapan berpikir ilmiah. Namun bukan berarti siswa SMP dan Sekolah Menengah Atas tidak layak buat menekuni bidang kejuruan seperti ini. Misalnya merangkai serta mengoperasikan personal komputer . Kecakapan vokasional mempunyai 2 bagian, yaitu: kecakapan vokasional dasar serta kecakapan vokasional khusus yang sudah terkait dengan bidang pekerjaan eksklusif seperti halnya pada siswa di SMK. Kecakapan dasar vokasional bertalian menggunakan bagaimana peserta didik menggunakan indera sederhana, contohnya: obeng, palu, dsb; melakukan mobilitas dasar, serta membaca gambar sederhana. Kecakapan ini terkait menggunakan sikap taat asas, presisi, akurasi, dan tepat saat yg menunjuk kepada konduite produktif. Sedangkan vokasional spesifik hanya diperlukan bagi mereka yg akan menekuni pekerjaan yg sinkron dengan bidangnya. Misalnya pekerja montir, apoteker, tukang, tehnisi, atau meramu pilihan menu bagi yang menekuni pekerjaan rapikan makanan kenikmatan, serta sebagainya.
C. Penekanan Pendidikan Kecakapan Hidup pada Sekolah Menengah
Pendidikan kecakapan hidup di sekolah menengah mengungkapkan pada upaya mempersiapkan peserta didik menghadapi era warta dan era globalisasi. Pada intinya pendidikan kecakapan hidup ini membantu serta membekali siswa pada pengembangan kemampuan belajar, menyadari dan mensyukuri potensi diri, berani menghadapi problema kehidupan, serta sanggup memecahkan duduk perkara secara kreatif. Pendidikan kecakapan hayati bukan mata pelajaran baru, akan namun menjadi indera serta bukan sebagai tujuan. Penerapan konsep pendidikan kecakapan hayati terkait dengan syarat siswa dan lingkungannya seperti substansi yang dipelajari, karakter peserta didik, syarat sekolah serta lingkungannya.
Pendidikan keccakapan hayati pada Sekolah Menengah Atas lebih memfokuskan pada pengembangan kecakapan akademik dan kecakapan hidup umum. Sementara di Sekolah Menengah Kejuruan penekanan pengembangan diarahkan kepada kecakapan vokasional yang menjadi penekanan pendidikan kejuruan atau keterampilan buat bekerja, jua dalam pengembangan kecakapan akademik dan generik. Lebih lanjut penekanan pembelajaran kecakapan hidup pada masing-masing jenjang dapat digambarkan berikut.
Penekanan Pembelajaran Kecakapan Hidup
                      
                                                                            
   Taman Kanak-kanak             SD    SMP         SMA    S1            S2 dst ...
Gambar di atas menunujukkan penekanan pembelajaran antara kecakapan hidup serta substansi mata pelajaran yg ada di masing-masing jenjang pendidikan. Pada gambar tampak bahwa pada Sekolah Dasar pada kelas awal penekanan terhadap kecakapan hayati masih sangat secara umum dikuasai, meskipun secara bertahap substansi mata pelajaran mulai dimunculkan. Pada jenjang TK/Sekolah Dasar/SMP, proporsi substansi mata pelajaran semakin akbar serta porsi kecakapan hayati makin berkurang, dan pada jenjang SMA porsi kecakapan hayati hampir sebanding dengan substansi mata pelajaran.
Prinsip pembelajaran kecapakan hidup lebih pada kontekstual, yaitu adanya kaitan antara kehidupan nyata menggunakan lingkungan serta pengalaman siswa. Lebih lanjut interaksi antara mata pelajaran, kecakapan hidup, dan kehidupan konkret bisa digambarkan berikut.
Hubungan antara mata pelajaran, Kecakapan hidup
dan Kehidupan nyata
                                   
                                                Kontribusi hasil
                                                pembelajaran
Pendidikan kecakapan hayati sudah menjadi bagian berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), maka kecakapan hidup bukan sebagai mata pelajaran dan tidak sama dengan pendidikan keterampilan. Pendekatan pembelajaran menekankan dan menyesuaikan menggunakan kehidupan nyata atau kontekstual dalam kehidupan keseharian peserta didik. Apabila diakitkan dengan permasalahan dalam kehidupan nyata, maka bisa digambarkan sebagai berikut:
Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup
Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup terintegrasi dengan majemuk mata pelajaran yang ada pada di Sekolah Menengah pertama maupun Sekolah Menengah Atas. Misalnya dalam mata pelajaran Matematika, pada mengusut matematika bukan sekedar buat pandai matematika, akan tetapi supaya seseorang dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari, membaca data, menganalisis data, membuat kesimpulan, memeriksa ilmu lain, serta sebagainya. Itulah antara lain kecakapan hidup yg ingin diperoleh melalui pelajaran matematika.
Langkah-langkah klasifikasi unsur kecakapn hidup sebagai berikut:
a.    melakukan identifikasi unsur kecakapan hayati yg dibutuhkan dalam kehidupan konkret yg dituangkan pada bentuk pengalaman belajar
b.    melakukan identifikasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yg mendukung kecakapan hidup
c.    mengklasifikasi dalam bentuk topik/tema berdasarkan mata pelajaran
d.    dsb (perlu diskusi)
Bab V
PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
A.  Penilaian
Pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) membawa akibat terhadap model serta teknik penilaian yg dilaksanakan peserta didikan pada kelas.  Penilaian tersebut terdiri atas penilaian eksternal serta penilaian internal. Penilaian eksternal adalah penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang nir melakspeserta didikan proses pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu forum, baik dalam juga luar negeri dimaksudkan diantaranya buat pengendali mutu. Sedangkan evaluasi internal merupakan penilaian yg dilakukan serta direncpeserta didikan sang pengajar dalam ketika proses pembelajaran berlangsung pada rangka penjaminan mutu. Dengan demikian, penilaian kelas merupakan evaluasi internal.
Penilaian kelas adalah evaluasi internal (internal assessment) terhadap hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama sekolah buat menilai kompetensinya dalam taraf tertentu dalam ketika dan akhir pembelajaran, sebagai akibatnya dapat diketahui perkembangan serta ketercapaian berbagai kompetensi peserta didik. Penilaian kelas adalah suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang memperlihatkan pencapaian output belajar siswa, pelaporan, serta penggunaan berita mengenai output belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan peserta didikan melalui berbagai cara, misalnya tes tertulis (paper and pencil test), penilaian output kerja peserta didik melalui formasi hasil kerja/karya siswa (portfolio), penilaian produk, evaluasi proyek dan penilaian unjuk kerja (performance) siswa. Ini yang dianggap dengan penilaian output belajar.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan pada suasana yg menyenangkan, sehingga memungkinkan siswa menerangkan apa yang dipahami dan bisa dikerjakannya. Hasil belajar seseorang peserta didik nir dianjurkan buat dibandingkan menggunakan siswa lainnya, tetapi menggunakan hasil yang dimiliki siswa tadi sebelumnya.  Dengan demikian peserta didik nir merasa dihakimi sang guru namun dibantu untuk mencapai apa yang dibutuhkan.
Tujuan
Penilaian Kelas ini bertujuan buat :
•    menaruh penjelasan mengenai orientasi yg baru pada penilaian  kurikulum berbasis kompetensi.
•    memberikan wawasan secara generik mengenai konsep penilaian yg dilaksanakan pada tingkat kelas.
•    menaruh rambu-rambu evaluasi kelas.
•    memberikan prinsip-prinsip pengolahan serta pelaporan hasil evaluasi.
Prinsip Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian, usahakan pengajar perlu:
•    memandang penilaian dan aktivitas belajar-mengajar secara terpadu.
•    mengembangkan taktik yang mendorong serta memperkuat evaluasi sebagai cermin diri.
•    melakukan aneka macam taktik evaluasi pada dalam acara pengajaran buat menyediakan aneka macam jenis keterangan tentang output belajar siswa.
•    mempertimbangkan berbagai kebutuhan spesifik peserta didik.
•    mengembangkan serta menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan aktivitas belajar siswa.
•    menggunakan cara dan indera evaluasi yang bervariasi.
Agar penilaian objektif, pengajar harus berupaya secara optimal buat:
•    memanfaatkan banyak sekali bukti output kerja peserta didik serta tingkah laris dari sejumlah evaluasi.
•    menciptakan keputusan yang adil mengenai penguasaan kompetensi siswa dengan mempertimbangkan output kerja (karya).
Tehnik Penilaian
Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan keterangan tentang kemajuan belajar siswa, baik yg herbi proses belajar maupun output belajar. Teknik mengumpulkan fakta tersebut dalam prinsipnya merupakan cara penilaian kemajuan belajar siswa berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yg wajib dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan dari indikator-indikator pencapaian kompetensi  yang memuat satu ranah atau lebih. Dengan indikator-indikator ini, dapat ditentukan penilaian yg sinkron. Untuk itu, terdapat tujuh teknik yg dapat dipakai, yaitu: (1) evaluasi unjuk kerja, (2) penilaian perilaku, (tiga) evaluasi tertulis, (4) penilaian proyek, (lima) penilaian produk, (6) penggunaan portofolio, dan (7) penilaian diri. 
B.    Tindak Lanjut
Untuk lebih memahami bentuk dan jenis penilaian pembelajaran kecakapan hayati, perlu dilakukan secara terus menerus tidak hanya pada aspek kognitif, akan namun juga pada aspek-aspek yg lain untuk mengetahui kemampuan siswa. Yang paling fundamental merupakan, bahwa evaluasi pendidikan kecakapan hayati tidak hanya tertumpu pada evaluasi keterampilan vokasional semata akan tetapi juga dalam kecakapan-kecakapan lainya misalnya kecakapan personal, sosial, serta akademiknya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Contoh 1
Pengembangan Silabus dan Penilaian Pendidikan Kecakapan Hidup
Jenjang Sekolah    : SMA
Mata Pelajaran    : Ekonomi
Kelas/Smt    : X/1
Topik        : Kebutuhan manusia
Standar Kompetensi    Kompetensi Dasar    Materi Pokok    Indikator    Pengalaman Belajar dan Aspek Kecakapan Hidup    Penilaian    Sumber/
Bahan/
Alat    Waktu
Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan insan, kelangkaan  serta sistem ekonomi
    1. Mengiden tifikasi kebutuhan manusia
    Kebutuhan manusia, kelangkaan serta sistem ekonomi    Mendiskripsikan kebutuhan manusia
Mendiskripsikan kelangkaan
Mendiskripsikan sistem ekonomi    Mengkaji referensi mengenai kebutuhan manusia (utama serta sekunder)
(Kecakapan hidup: menggali liputan, memasak, komunikasi mulut serta tulisan)
    Kuis dan jawab singkat    Buku siswa
    1 x 45
Mengetahui:
Kepala Sekolah,                            Pengajar Matpel
-------------------------                            -------------------------
Contoh 2
Penyusunan Rencana Pembelajaran
Tahap Kegiatan    Kegiatan Pembelajaran    Strategi    Kecakapan Hidup    Waktu
1. Kegiatan awal    Apersepsi    ......    ..........    ......
2. Kegiatan inti    Belajar gerombolan     Diskusi     •    Menggali informasi
•    Mengolah informasi
•    Bekerjasama
•    Menyusun kesimpulan
•    dst    30 menit
3. Kegiatan akhir    .........    ..........    .........    ........
Mengetahui:
Kepala Sekolah,                            Pengajar Matpel
-------------------------                            -------------------------
Contoh 3
Sistem Penilaian Kecakapan Hidup
a. Aspek Kognitif
Tingkatan Domain    Aspek yg dievaluasi    Nilai/Skor
1. Pengetahuan    Mengemukakan ......
Menceritakan ..........
Menyebutkan ...........   
2. Pemahaman    Membandingkan ...........   
3. Aplikasi    Melakukan percobaan ...........   
4. Analisa    Membuat grafik .........   
5. Sintesa    Memprediksi ...........   
6. Evaluasi    Menulis laporan .........   
Mengetahui:
Kepala Sekolah,                            Pengajar Matpel
-------------------------                            -------------------------
b. Aspek afektif
No    Nama Peserta didik    Aspek yang dievaluasi    Keterangan
        1    2    3    4    5    6    7    8    dst    Ya    Tidak
1                                               
2                                               
3                                               
4                                               
5                                               
6                                               
7                                               
8                                               
9                                               
10                                               
dst                                               
Keterangan:
Beri indikasi √ pada kolom aspek yg dievaluasi serta kolom keterangan
1.    Mengerjakan eksperimen
2.    Mengungkapkan gagasan
3.    Menerima pendapat teman
4.    Menghargai pendapat teman
5.    Kemampuan berkomunikasi
6.    Memecahkan masalah
7.    Menanggapi pendapat sahabat
8.    menyimpulkan hasil diskusi
Contoh 4
Integrasi Pendidikan Kecakapan Hidup dengan Mata Pelajaran di SMA
Mata Pelajaran : ....................................................
Aspek Kecapakan Hidup
Materi Pokok    Eksistensi diri    Potensi diri    Menggali warta    Mengolah informasi    Mengambil keputusan    Memecahkan kasus    .............    Berkomunikasi verbal    Berkomunikasi tertulis    Bekerjasama    ..................    Menguasai pengetahuan       Merancang dan melakspeserta didikan penelitian ilmiah
      Berkomunikasi ilmiah        Mengidentifikasi serta menghubungkan variabel      .......................      Menguasai keterampilan sesuai prosedur      Menguasai TIK      ....................
    Kecakapan
Personal    Kecakapan Sosial    Kecakapan Akademik    KecakapanVokasional
1.                                                                            
2.                                                                           
3.                                                                           
4.                                                                           
5.                                                                           
6.                                                                           
7.                                                                           
8.                                                                           
9.                                                                           
Dst                                                                            
Contoh 5
Tabel : Indikator-indikator Aspek Kecakapan Hidup pada TK/SD/Sekolah Menengah pertama dan SMA/SMK
ASPEK KECAKAPAN HIDUP    JENJANG
    TK    Sekolah Dasar    SMP    SMA    SMK
Kecakapan Personal                   
- Beriman kepada Tuhan YME    v    v    v    v    v
- Berakhlak mulia    v    v    v    v    v
- Berpikir rasional            v    v    v
- Komitmen        v    v    v    v
- Mandiri        v    v    v    v
- Percaya diri    v    v    v    v    v
- Bertanggung jawab    v    v    v    v    v
- Menghargai dan menilai diri        v    v    v    v
- Menggali informasi            v    v    v
- Mengolah liputan            v    v    v
- Mengambil Keputusan            v    v    v
- Memecahkan perkara            v    v    v
Kecakapan sosial                   
- Bekerjasama        v    v    v    v
- Menunjukkan tanggung jawab sosial        v    v    v    v
- Mengendalikan emosi                 v    v
- Berinteraksi dalam masyarakat                v    v
- Mengelola permasalahan                v    v
- Berpartisipasi            v    v    v
- Membudayakan perilaku sportif,
   disiplin, dan hidup sehat        v    v    v    v
-    Mendengarkan        v    v    v    v
-    Berbicara    v    v    v    v    v
-    Membaca        v    v    v    v
-    Menuliskan pendapat/gagasan        v    v    v    v
-    Bekerjasama menggunakan sahabat sekerja        v    v    v    v
-    Memimpin            v    v    v
Kecakapan akademik                   
- Menguasai pengetahuan                   
- Merancang serta melakspeserta didikan penelitian ilmiah                   
- Bersikap ilmiah                   
- Berpikir strategis                   
- Berkomunikasi ilmiah                     
- Menggunakan teknologi                   
- Mengambil keputusan                   
- Mengidentifikasi dan menghubungkan variabel                   
- Kemampuan merumuskan masalah                   
- Kemampuan bersikap kritis dan rasional                   
Kecakapan vokasional                   
- Menguasai keterampilan sinkron mekanisme                   
- Berwirausaha                   
- Menguasai TIK                   
- Merangkai indera                   
 

Demikian model pendidikan kecakapan hayati pada Sekolah Menengah pertama dan Sekolah Menengah Atas, Semoga berguna. Terima kasih.