KATA KATA MOTIVASI HIDUP PENUH SEMANGAT

Setiap kasus yg tiba bukan buat menjatuhkan, tapi untuk menguji seberapa sanggup kamu mampu bertahan
Jangan lupa buat awali hari yang indah ini dengan berdoa. Bersyukur serta berterimakasih atas kehidupan yang telah Dia beri
Jangan terlalu cepat mempercayai apa yg kamu dengar, karena kebohongan selalu menyebar lebih cepat dari kebenaran.
Untuk membuat sebuah senyuman itu tidaklah gampang, akan tetapi untuk menciptakan satu tangisan sangatlah mudah
Tidak perlu bersedih, hidup tak selamanya sulit. Jalani saja lantaran suatu waktu hidup akan menjadi lebih mudah serta lebih indah
Cinta bukanlah ttg berapa usang engkau mengenal seseorang, tapi ttg seorang yg membuatmu tersenyum semenjak kamu mengenalnya
Siapa yang tak mencintai, maka beliau tidak akan dikasihi. Dan siapa yang tidak mau memaafkan, maka ia tidak akan dimaafkan
Apa pun yang Tuhan berikan padamu, itu adalah yang terbaik yg diberikannya kepadamu. Bersyukurlah
Kamu tidak selalu bisa apa yang engkau inginkan, tapi bila kamu berusaha sebaik mungkin, kamu pasti bisa apa yang kamu butuhkan
Jangan awali hari dgn penyesalan hari kemarin, lantaran akan menggangu hebatnya hari ini&akan Mengganggu indahnya hari esok
Cinta memang terkadang menyakitkan, tetapi itu jauh lebih baik daripada hayati tanpa cinta sama sekali
Lakukan yang terbaik sekarang. Lantaran akan lebih tidak baik jika menyesali yg sudah berlalu serta mengkhawatirkan yg akan tiba.
Dlm Hal Dunia,Lihatlah Orang yg berada dibawah Qta,Agar kita slalu bersyukur,Dlm Hal ibadah Lihatlah orang di atas Qta,Agar kita termotivasi
Hendaklah kalian bersikap amanah, karena kejujuran itu akan membawa dalam kebaikan, sedangkan kebaikan akan membawa kepada surga .
Ingin merasakan nikmatnya apa yg kamu dapatkan, berikan apa yg paling engkau inginkan yg telah kau raih.
Hati merupakan cerminan jiwa lantaran hati adalah letak nurani manusia. Baik buruknya sifat manusia ditentukan sang hatinya.
Jangan lihat apa yg telah engkau usahakan, akan tetapi lihatlah apa yang belum kamu selesaikan
Berhenti mencari seorang yg pantas buat dicinta, karena yg engkau butuhkan hanya kemampuan buat tulus mencinta
Tidak baik segala sesuatu dilakukan dgn berlebihan, begitu jua mencintai seorang dgn hiperbola akan sgt terasa sakit sekali jika kecewa.
Kamu boleh menyakitiku dengan kebenaran. Namun jangan pernah engkau menghiburku dengan kebohongan.
Sekalipun kita tak jarang gagal atau terdapat tantangan berat di depan kita, percayalah bahwa Tuhan bisa merubah yg tidak baik menjadi baik.
Berdoalah agar kita selalu tegar pada setiap ujian. Berdoalah supaya kita selalu pada lindungan-Nya ketika menghadapi itu semua
Kesabaran merupakan yang kita perlukan dalam berdoa.
Kelimpahan hidup nir ditentukan sang berapa lama kita hidup, namun sejauh mana kita menjalani kehidupan yg bermakna bagi orang lain.
Beruntunglah krn kita mempunyai Tuhan yang Maha Pengampun.dia tdk pernah menolak apabila kt memohon ampun atas seluruh kesalahan & kekerasan hati kita
Tidak perlu bersusah payah tuk membalas perbuatan yg jahat, cukup memaafkan semua kesalahan. Krn memaafkan adalah pembalasan yg terbaik.
Sering kali kita lebih gampang memaafkan seseorang yg sudah berbuat galat menurut dalam memaafkan seseorang yang mengatakan sahih.
Jangan pernah berharap jalan hidupmu akan seperti orang yang lain. Perjalanan hidupmu adalah sesuatu yang unik seperti dirimu
Jika kita berusaha dgn baik&Selalu berperasangka baik, maka Tuhan pun akan menaruh kita semua yang terbaik
Kita tidak sanggup menciptakan orang lain bertumbuh dewasa, karena sebagai dewasa adalah pilihan bukan paksaan.
Pastikan kita telah bersedekah hari ini, baik menggunakan materi, menggunakan ilmu, energi, atau minimal dengan seyuman yang tulus.
Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput kita, akan tetapi kita memahami persis seberapa poly bekal yg kita miliki buat menghadapinya.
Jika kita belum mampu menunjukkan harta, jikalau kita tidak sanggup menunjukkan kekayaan, maka bagikanlah kebaikan.
Kita nir akan pernah tau apa yang akan terjadi dalam hari ini, namun kita mampu melakukan cara terbaik buat menghadapi esok hari.
Pacaran itu tidak harus selalu dimanja & disayang, tapi ada hal yg lebih krusial, diajarkan cara saling menghormati pasangan & saling menerima
Pasti ada perkara pada setiap cinta, tapi akan terasa indah apabila 2 hati terus berjuang tuk mempertahankannya
Ketika engkau merasa tak diperhatikan, itu bukan karena beliau tidak cinta, kadang dia tak tahu cara menunjukkannya
Wanita yang berpikiran positif pasti akan terlihat lebh manis -Sandra Dewi
Kadang kamu wajib dengarkan istilah hati. Jangan tanyakan siapa yang kamu cintai, tapi tanyakan siapa yang buatmu senang serta dihargai.
Terkadang engkau tak sanggup memilih pada siapa jatuh cinta, karena itu terjadi begitu saja. Meski mulut mengungkapkan tidak, hati tidak mampu menolak
Untuk membangun bibir yg menawan, ucapkanlah istilah-kata kebaikan
Rezeki.. Terdapat di mana2, datang tanpa diduga, tepat dalam masa nya, yang penting, usaha & tawakkal merupakan kuncinya
Jika Anda ingin suatu kehidupan yang tidak sinkron, buatlah keputusan yang tidak sinkron juga
Gagal hanyalah sebuah proses, bukan akhir. Seperti rasa pahit yang menciptakan kita memahami akan rasa cantik.
Bangun pagi merupakan kegiatan yg sederhana, namun itulah tanda bahwa Anda orang yg siap mendapat limpahan rezeki pada hari ini
Kesuksesan sejati ditentukan oleh dua factor. Pertama adalah keyakinan, serta ke 2 merupakan tindakan
Jgn menyiksa diri sendiri dgn memikirkan komentar negatif menurut orang lain.. Seberapapun dirimu ingin menjadi paripurna, niscaya terdapat rintangan..
Kesulitan selalu membawa kita "sejengkal" lebih dekat dengan Sang Pencipta
Persahabatan terdiri menurut Telinga yang mau mendengar, Hati yg mau tahu, & Tangan yg siap menolong.
Doa menyempurnakan planning. Jangan lupa Tuhan dalam perencanaan apapun
Saat alami pengalaman jelek, hidup terpuruk, umumnya kita malah ingat Tuhan. Saat mapan serta lancar terkadang malah lupa.
Ujian terberat bukan hanya waktu kita susah akan tetapi juga pada waktu senang . Sbab itu sanggup jadi pintu kita melupakan Tuhan
Meski kita belum membahagiakan orangtua, setidaknya jangan hingga kita menciptakan malu nama mereka.
Bahagia bukan berarti mempunyai semua yg kita cintai. Bahagia itu mengasihi semua yg kita miliki
Besarnya cinta tidak dievaluasi menurut apa yg mereka berikan padamu, akan tetapi apakah mereka sanggup menerima apapun keadaanmu.
Saat engkau terjatuh, tersenyumlah. Karena orang yang pernah jatuh merupakan orang yang sedang berjalan menuju keberhasilan
Kecantikan berdasarkan penampilan luar dapat menarik mata serta pandangannya, akan tetapi kecantikan berdasarkan dalam hati bisa menarik hatinya
Hidupmu merupakan pesan yang kau sampaikan ke dunia. Buatlah hidupmu sebagai ilham bagi orang lain.
Segala sesuatu yg mampu kau ikhlaskan akan diganti Tuhan menggunakan sesuatu yg lebih baik lagi...
hidup ini pilihan.. Setiap pilihan, harus ada yang dikorbankan.. Yang berat bukan kemana kau akan menuju, akan tetapi apa yang ditinggalkan...
Ketika nrimo, engkau tidak akan meratapi pernah menyayangi seorang, akan tetapi kamu mungkin menyesal telah percaya beliau mencintaimu jua.
Makin baik serta bijaksana seseorang, makin poly kebaikan yg bisa ditemukannya pada diri orang lain.
Jangan menghakimi seseorang karena masa lalunya. Setiap orang niscaya pernah galat. Dan setiap orang niscaya mampu belajar berdasarkan kesalahannya
Orang yg berbahagia bukanlah orang hebat dlm segala hal,tp orang yang bisa menemukan hal sederhana dlm hidupnya serta mengucap syukur.
Jangan pernah memberi asa apabila kau tidak pernah konfiden. Lantaran harapan yg disia-siakan itu menyakitkan.
Berhenti mencari beliau yang paripurna tuk dicinta, krn yg engkau butuh hanya beliau yang mau menemanimu melalui segalanya tanpa pernah menyerah.
Jika kau ingin merasa kaya, hitunglah hal2 yg telah kau miliki yg nir bisa dibeli dg uang
Pengalaman adalah nama yang kita berikan pada kesalahan2 yang kita perbuat. Kesuksesan merupakan keberhasilan belajar berdasarkan pengalaman.
Jangan mengira hatimu ringkih. Hatimu sangat bertenaga & sesungguhnya hatimu adalah sumber berdasarkan segala kekuatanmu.
Cinta bukan bertahan seberapa lama , akan tetapi seberapa jelas ke arah mana.
Standar terbaik tuk mengukur keberhasilan Anda pada kehidupan merupakan dengan menghitung jumlah orang yg sudah Anda buat bahagia.
Banyak hal yang sanggup menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yg sahih-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.
Ketika TUHAN menaruh cobaan yang begitu sulit disitulah seorang belajar buat mampu menghadapinya
Semangatku adalah keluarga serta orang tersayang yang selalu setia menemani
Km menikmati hidupmu bukan karena hidupmu latif. Tapi Hidupmu latif karena km menikmatinya.
Berhenti mencari kesalahan orang lain buat mengalahkannya, lantaran kamu sendiri belum niscaya lebih baik berdasarkan dia
Kebanyakan seorang dihargai bukan dikarenakan sesuatu yang sudah beliau miliki, tapi karena apa yg sudah dia lakukan.
Apapun yg kamu lakukan, selalu ikuti kata hatimu, tapi jangan lupa ikuti pikiranmu pula buat memahami apakah yg kamu lakukan sahih.
Terkadang seseorang yg baik itu terdapat dua: mereka yg benar-benar baik atau mereka yang baik lantaran ada maunya.
Kesulitan bukan buat ditangisi, tapi buat dihadapi menggunakan kesabaran dan keyakinan bahwa engkau bisa melewatinya.
Mencintai seseorang bukan hanya dgn mengucapkannya setiap hari, tapi jua dgn menunjukkannya dalam segala hal sepenuh hati.
Di dalam diri kita telah diberikan Tuhan kemampuan yang sangat hebat utk kita pakai secara maksimal ,hanya saja kita yang tdk peduli
Seringkali bukan situasinya yang tidak baik. Hanya sikap yang salah membuat semuanya terlihat misalnya tak ada yang baik.
Kebahagiaan bukanlah disaat kita mempunyai kesempurnaan, tetapi ketika kita dapat menerima ketidaksempurnaan dengan nrimo dan ikhlas.
Kesalahan terburuk merupakan saat engkau tidak percaya dengan kemampuan dirimu sendiri.
Kebanyakan berdasarkan kita nir mensyukuri apa yg sudah kita miliki, namun kita selalu meratapi apa yang belum kita capai.
Kita tidak bisa melakukan seluruh kebaikan yang dibutuhkan dunia tetapi global membutuhkan seluruh kebaikan yg dapat dilakukan kita..
Sabar ibarat ketua dari satu tubuh. Apabila kesabaran hilang seluruh konflik akan memburuk.
Orang lain mungkin ragu akan perkataan kita tapi mereka akan mempercayai hasil pekerjaan kita. Jadi berilah mereka yg patut dipercaya
SUMBER : //katamutiarabijakcinta.com/kata-istilah-motivasi/

KECERDASAN SPIRITUAL KECERDASAN DALAM MENGHADAPI RINTANGAN ETOS KERJA SDM

Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Dalam Menghadapi Rintangan, Etos Kerja SDM
Era globalisasi telah bergulir, penguasaan teknologi personal komputer digital menjadi infrastruktur sebagai teman para pelaku bisnis. Ekonomi akan lebih berbasis dalam pengetahuan, bukan tanah atau mesin-mesin tradisional. Aset ekonomi semakin nir lagi bersifat fisik, misalnya gedung, mesin atau properti lainnya, namun bersifat mental intelektual, seperti persepsi pasar, hubungan, gambaran bisnis, gambaran brand, hak paten, kredibilitas, visi dan pengetahuan spesifik (Sinamo, 2002).

Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sebagai akibatnya sumber daya insan (SDM) dituntut buat terus menerus mampu menyebarkan diri secara agresif. SDM wajib sebagai manusia-insan pembelajar, yaitu pribadi-pribadi yang mau belajar dan bekerja keras menggunakan penuh semangat, sebagai akibatnya potensi insaninya berkembang maksimal . Sinamo (2002) mengemukakan bahwa SDM yg dibutuhkan pada dalam era globalisasi ini merupakan SDM yg bisa menguasai teknologi menggunakan cepat, adaptif serta responsif terhadap perubahan-perubahan teknologi. Dalam syarat tadi integritas eksklusif semakin penting buat memenangkan persaingan.

Agar perusahaan sanggup terus bertahan serta bersaing, penguasaan teknologi saja tidak cukup jika tidak ditunjang oleh SDM yg handal, sehingga investasi pada sumber daya ekonomi yg paling berharga, yaitu SDM tidak bisa ditunda lagi. Menurut Handoko (2002) ancaman nyata terbesar terhadap stabilitas ekonomi merupakan angkatan kerja yg tidak siap (workforce illeguipped) untuk menghadapi tantangan-tantangan di abad 21. Kondisi SDM tersebut cenderung rentan pada menghadapi perubahan serta rintangan, akibatnya stres dan gangguan emosi lain nir bisa dihindari. Konsekuensinya merupakan kerugian yang dialami perusahaan dengan besarnya porto yg wajib dimuntahkan buat biaya pengobatan serta perawatan dan kehilangan jam kerja (Hawari, 1996). SDM yg nir mempunyai kesanggupan menghadapi tuntutan-tuntutaan globalisasi menganggap pekerjaan menjadi beban. Mereka menjalani pekerjaan menjadi suatu keharusaaan serta tuntutaan. Kondisi akhirnya adalah tidak dirasakannya makna kerja.

SDM yg menganggap pekerjaan sebagai beban bisa dikatakan sebagai SDM yg mempunyai etos kerja rendah. Menurut Latief (Tasmara, 1995) pandangan hidup kerja bangsa Indonesia relatif masih rendah, diantaranya tercermin menurut disiplin, semangat kerja dan produktivitas yg rendah. 

Konsep etos kerja lain dikemukakan oleh Sinamo (2002) bahwa terdapat delapan aspek etos kerja profesional pada era digital dunia yg dinamakan ethos 21, yaitu: kerjaa adalah rahmat, panggilan, amanah, aktualisasi diri, ibadah, seni, kehormatan dan pelayanan. Dikemukakan bahwa etos kerja tersebut merupakan doktrin kerja yg bersifat universal, artinyaa mempunyai moralitas kerja positif, lintas budaya dan agama. Peran SDM yg beretos kerja tinggi dalam global usaha yg penuh resiko, ketidakpastian serta perubahan tidak hanya dalam kemampuan buat menguasai high-tech, namun high-touch sekaligus.

Agar perusahaan mendapatkan SDM yg beretos kerja tinggi, perhatian terhadap aspek kecerdasan perlu ditingkatkan. Konsep kecerdasan dewasa ini semakin meluas. Kecerdasan intelektual (IQ) telah dianggap sekian usang menjadi penentu kinerja SDM. Dalam perkembangannya diketahui bahwa orang yang mempunyai IQ yg sama akan membuat kinerja yg tidak sama (Wahyono, 2002). Perhatian mulai beralih dalam konsep kecerdasan emosi (EQ), ternyata kinerja karyawan cenderung semakin tinggi dengan semakin tingginya kecerdasan emosi yang dimiliki (Melianawati, dkk., 2001). Kenyataannya nir seluruh orang yang memiliki kecerdasan emosi tinggi mampu menarik manfaat secara optimal menurut hal yang dimiliki tersebut (Lasmono, 2001).

Konsep baru yang tak jarang dibahas akhir-akhir ini merupakan kecerdasan spiritual (SQ) serta kecerdasan dalam menghadapi rintangan (AQ). Kecerdasan spiritual membantu seorang menjalani hayati dalam strata makna yang pada (Zohar serta Marshall, 2000). SDM yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi cenderung lebih kreatif, luwes, berwawasan luas dan spontan.

Zohar serta Marshall (2000) selanjutnya mengemukakan bahwa bila kecerdasan spiritual seseorang telah berkembang dengan baik, akan ditandai sang kemampuannya buat bersikap fleksibel (adaptif secara spontan serta aktif), taraf pencerahan diri yang tinggi, kemampuan buat menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit dan kualitas hayati yg diilhami oleh visi serta nilai-nilai. Mereka pula enggan buat melakukan sesuatu yang mengakibatkan kerugian karena nir dibutuhkan serta mempunyai kesamaan buat melihat keterkaitan antara banyak sekali hal (berpandangan holistik). Mereka memiliki pertanyaan fundamental, yaitu “mengapa” serta “bagaimana” serta memilii kemudahan buat bekerja melawan konvensi.

Jika SDM memiliki fleksibilitas, adaptif dan aktif, maka mereka memiliki kesiapan atau lebih proaktif pada menghadapi tantangan di era globalisasi. Menurut Covey (1997) orang yg proaktif akan mengerjakan sesuatu yang terhadapnya mereka bisa berbuat sesuatu, mempunyai energi positif, memperluas dan memperbesarnya, yang akan menyebabkan bulat imbas mereka meningkat. Kecerdasan spiritual menciptakan SDMmempunyai pencerahan diri yang bertenaga pada melakukan pekerjaan, sehingga pekerjaan dianggap sebagai sumber aktualisasi dan makna hayati. Mereka akan mempersepsi pekerjaan sebagai panggilan hati serta jujur.

Di sisi lain, SDM yg mempunyai kecerdasan dalam menghadapi rintangan tinggi bisa mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemui dan tidak berhenti berusaha sebelum energi dan batas kemampuan mereka sahih-sahih teruji (Stoltz, 1997). Dikemukakan bahwa SDM yg mempunyai kecerdasan pada menghadapi rintangan tinggi dapat diramalkan memiliki kinerja, motivasi, pemberdayaan, kreativitas, produktivitas yg tinggi jua. Mereka jua mempunyai pengetahuan, tenaga, pengharapan, kebahagiaan, vitalitas serta kegembiraan dan kesehatan emosional yang cenderung tinggi. Dampak lain merupakan tentang kesehatan jasmani, ketekunan, daya tahan serta mampu melakukan respon yang positif terhadap perubahan. SDM yg bekerja menggunakan penuh semangat, tanggung jawab, tuntas penuh integritas dan senang cita dan tekun adalah SDM yang mempunyai etos kerja tinggi.

Identifikasi dan pengembangan SDM yang mempunyai kecerdasan spiritual dan kecerdasan pada menghadapi rintangan tinggi perlu dilakukan oleh perusahaan, supaya dari sisi individual perusahaan mempunyai SDM yg bekerja penuh keikhlasan, vitalitas serta tahan terhadap kesulitan. Mereka akan menampakan etos kerja yg tinggi.

Pentingnya Etos Kerja di Era Globalisasi
Etos kerja yg dimiliki SDM sebuah organisasi memainkan peran krusial bagi produktivitas kerja. Mereka tidak hanya bisa bekerja sesuai tuntutan kerja, namun lebih daripada itu mereka melaksanakannya menggunakan penuh keikhlasan dan semangat. Hasil penelitian Hadipranata dan Sudardjo (1999) menemukan bahwa etos kerja memberi kontribusi yg akbar bagi produktivitas kerja insani.

Tasmara (1995) mengaatakan bahwa jika seseorang menganggap menjadi suatu hal yg dapat menaikkan harga dirinya menjadi insan, maka orang tersebut dalam bekerja cenderung giat, rajin dan mau mendayagunakan semua potensi dirinya. Ketika perusahaan dituntut buat bertahan dan bersaing agar bisa meraih dan memenangkan persaingan dunia, SDM tersebut akan menggunakan kapasitas dirinya secara optimal dengan penuh ketekunan serta semangat juang.

Perilaku etos kerja ditandai sang kegesitan dalam memakai kesempatan-kesempatan yg muncul, penuh tenaga, percaya terhadap kekuatan diri dan kesediaan buat memandang jauh ke masa depan (Myrdal pada Soewarso, dkk., 1996). Di era globalisasi pemanfaatan SDM menjadi kapital dasar wajib diikuti sang pengembangan dan pembaharuan terhadap kemampuan serta keahlian yg dimiliki agar setiap anggota organisasi mampu merespon dan peka terhadap arah perubahan organisasi (Harvey serta Brown dalam Rokhman Jr, 2001). SDM yang memiliki pandangan hidup kerja tinggi lebih peka terhadap perubahan yang terjadi secara cepat dan mampu menggunakan segenap kapasitas dirinya agar bisa merespon perubahan tadi.

Individu atau grup rakyat dikatakan memiliki pandangan hidup kerja tinggi apabila memperlihatkan indikasi-tanda sebagai berikut: mempunyai penilaian positif terhadap hasil kerja insan, menempatkan pandangan mengenai kerja menjadi suatu hal yang amat luhur bagi eksistensi insan, kerja dirasakan sebagai kegiatan yang bermakna bagi kehidupan insan, kerja dihayati menjadi suatu proses yg membutuhkan ketekunan serta sekaligus wahana yg penting dalam mewujudkan cita-cita serta kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah (Doelhadi, 2001). Persaingan antar perusahaan serta negara membutuhkan ketekunan serta sekaligus keikhlasan. Rintangan-rintangan yg muncul di samping ditanggapi sebagai peluang juga wajib dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

Sinamo (2002) mengemukakan ethos 21, yg terdiri dari delapan aspek pandangan hidup kerja. Delapan aspek tadi adalah: kerja sebagaai raahmat, yg dilakukan dengan penuh ketulusan serta rasa syukur; kerja merupakan jujur, ialah seorang bekerja dengan penuh tanggung jawab; kerja adalah panggilan, artinya seseorang bekerja dengan tuntas penuh integritas; kerja adalah aktualisasi, seseorang bekerja keras penuh semangat. SDM yang memiliki etos kerja tinggi juga ditandai oleh: kerja dipercaya menjadi ibadah, sehingga dalam bekerja lebih berfokus penuh kecintaan; kerja merupakan seni, sebagai akibatnya pada bekerja legih kreatif penuhsuka cita; kerja merupakan kehormatan, sehingga pada bekerja tekun penuh keunggulan serta yang terakhir kerja merupakan pelayanan, sebagai akibatnya dalam bekerja menggunakan penuh kesempurnaan penuh kerendahan hati.

Etos kerja adalah syarat perlu (necessary condition), namun bukan kondisi relatif (sufficient condition) bagi keberhasilan (Sinamo, 2002). Dikemukakan bahwa etos kerja merupakan kunci sukses yg unik, lantaran sekaligus sanggup menjadi fundamen keberhasilan pada tingkatan personal, organisasional serta sosial. Etos kerja merupakan fundamen keberhasilan. Tingkatan sosial pada era globalisasi bisa dimulai dari level personal serta organisasional, sehingga keberhasilan suatu bangsa diantaranya didasari oleh pandangan hidup kerja setiap personel serta organisasi yang berada dalam naungan bangsa tersebut. Apabila pondasi tersebut kuat, maka bangsa pula kuat dan siap menghadapi era digitas global.

Peran Kecerdasan Spiritual (SQ) serta Kecerdasan dalam Menghadapi Rintangan (AQ) terhadap Pembentukan Etos Kerja SDM
Siburian (1997) dan Pudyastuti (1997) mengemukakan beberapa faktor yg menghipnotis etos kerja. Secara internal pandangan hidup kerja dipengaruhi sang situasi serta kondisi SDM serta agama, sedangkan secara eksternal dipengaruhi sang situasi dan syarat lingkungan dan hubungan sosial. Kecerdasan spiritual serta kecerdasan dalam menghadapi rintangan merupakan faktor yg bersifat internal, tetapi pengembangannya dapat dilakukan secara eksternal. Menurut Zohar serta Marshall (2000) serta Agustian (2001), kecerdasan spiritual beroperasi dalam pusat otak, yaitu fungsi-fungsi penyatu otak yang dinamakan titik Tuhan (God-Spot). Sedangkan kecerdasan pada menghadapi rintangan adalah pengembangan area cortex prefrontallis yg membesar dibandingkan menggunakan hewan. Area tadi bertugas buat melakukan perbandingan laba rugi melalui rasionalitas (Wahyono, 2001), sebagai akibatnya saat menghadapi rintangan seorang akan terus melakukan penilaian untung rugi antara menyerah serta bertahan.

Ancok (2001) menegaskan bahwa agar dapat hayati pada bisnis dunia, kapital yg harus dilakukan adalah intelektual, sosial dan spiritual. Disampaikan bahwa kapital spiritual sebagai semakin krusial peranannnya lantaran upaya membentuk insan yang cerdas dengan IQ tinggi dan insan yg pintar mengelola emosi dalam berhubungan dengan orang lain tidak menghantarkan insan dalam kebermaknaan hidup. Kebermaknaan hayati adalah motivasi yg bertenaga menjadi pendorong seseorang buat melakukan sesuatu aktivitas yang bermanfaat. SQ menempatkan konduite serta hayati manusia dalam konteks makna yg lebih luas dan kaya (Zohar serta Marshall, 2001).

Agustian (2001) mengembangkan model penggabungan antara kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ). Melalui konsep tersebut mereka berbagi empat langkah buat memaknai hayati, termasuk pekerjaan. Proses pertama adalah melalui penjernihan emosi dan pikiran (zero mind process), selanjutnya melalui pembangunan mental (mental building), penguatan karakter (personal strength) serta sosial. Apabila SDM di perusahaan melakukan pekerjaan dengan niat karena ibadah serta tanpa belenggu-belenggu negatif dari dalam hati (prasangka, prinsip-prinsip hidup, pengalaman, kepentingan dan prioritas, sudut pandang, pembanding dan literatur), maka mental serta kepribadiannya akan bertenaga serta mampu menjalin perilaku dalam konteks menyeluruh.

Tasmara (2001) mengistilahkan kecerdasan spiritual menjadi kecerdasan ruhaniyah (trancendental intelligence). Menurut konsepnya kecerdasan ruhaniyah bertumpu pada ajaran cinta. SDM yg mengasihi pekerjaannya akan menganggap pekerjaan menjadi sebuah rahmat (Sinamo, 2002), sehingga pada bekerja akan terdorong buat dilakukan dengan benar-benar-sungguh. Mereka bekerja menggunakan penuh rasa syukur menurut hati yg higienis serta tulus. Dalam pengertian lain bekerja merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan, dan dalam bentuk derivatnya adalah bentuk rasa syukur pada negara, pemilik kapital dan manajemen.

Aspek kecerdasan lain yg bisa mengatasi kelemahan konsep kecerdasan emosi adaalah kecerdasan pada menghadapi rintangan (AQ). Kemampuan SDM ini terlihat waktu kesulitan semakin semakin tinggi, baik pada tingkatan warga , loka kerja juga individu (Stoltz, 1997). Dalam kondisi kesulitan yg semakin meningkat diharapkan SDM yg mampu bertahan menggunakan rasa optimis dan mampu merogoh langkah yg sempurna agar dapat keluar dari situasi tadi. Perusahaan harus sanggup berbagi SDM yang bertipe pendaki (climber) daripada tipe berhenti (quitter) serta berkemah (camper). SDM yg bertipe quitter akan segera berhenti di tengah jalan waktu menghadapi kesulitan, sedangkan camper walaupun telah berusaha berjalan dan bersemangat, namun mereka cepat puas serta berhenti pada tengah jalan. Lain halnya bagi para pendaki (climber), mereka akan mewujudkan hampir semua potensi dirinya yang terus berkembang sepanjang bepergian hidupnya di perusahaan. Climber memahami bahwa kesulitan merupakan bagian berdasarkan hayati, menghindari kesulitan sama saja menggunakan menghindari kehidupan.

SDM yang bertipe climber memiliki keuletan dalam menghadapi serta mengatasi seluruh kesulitan. Mereka merespon kesulitan menggunakan optimis, menduga kesulitan bersifat ad interim, nir akan melebar ke aspek-aspek kehidupan lainnya dan hal tadi lebih bersifat eksternal (Stoltz, 1997). Menurut Sinamo (2002) jika SDM tetap bekerja keras, maka potensi dirinya akan berkembang, lantaran kerja keras berfungsi sebagai wahana ekspresi bagi manusia pekerja. Manusia tersebut saat bekerja akan mengerahkan energi bio-psiko-spiritual yg selain membentuk karakter serta kompetensi, sekaligus membuat mereka sehat serta bertenaga lahir batin. Dikemukakan lebih lanjut bahwa SDM yang bekerja keras seolah-olah memiliki semangat tanpa batas serta tidak mengenal kata menyerah. SDM demikian dikatakan sebagai SDM yg memiliki pandangan hidup kerja tinggi.

Stoltz (1997) jua mengemukakan cara untuk mencapai AQ tinggi, yaitu melalui LEAD (listen, explore, analyze dan do). Prosesnya diawali dari mendengarkan respon terhadap kesulitan, menjajaki asal-usul atau penyebab serta pengakuan atas dampak (yang menentukan tanggung jawab), menganalisis bukti-bukti serta akhirnya melakukan tindakan nyata berdasarkan kondisi yg dihadapinya. Stoltz (dalam Lasmono, 2001) lalu memperbaiki LEAD menggunakan mengubah E sebagai establish (menegakkan akuntabilitas terhadap sesuatu yg wajib diperbaiki). Berdasarkan hal tadi, SDM yang dimiliki perusahaan akan senantiasa melakukan langkah-langkah konstruktif serta akan tercermin dalam perilaku bertahan dan berani mengambil resiko supaya keluar dari situasi kesulitan yg dihadapi. Mereka akan nampak sebagai SDM yang ulet serta pantang menyerah.

RAHASIA SUKSES MEMBANGUN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Dan Spiritual 
A. Pengertian, Hakekat Dan Makna Kecerdasan Spiritual
1. Pengertian
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang menyangkut moral yg mampu menaruh pemahaman yg menyatu untuk membedakan sesuatu yang sahih menggunakan yang salah

Dalam Emotional Spiritual Quotient, kecerdasan spiritual adalah kemampuan buat memberi makna spiritual terhadap pemikiran, konduite dan kegiatan, serta mampu menyinergikan Intellectual Quotient, Emotional Quotient serta Spiritual Quotient secara komprehensif.

2. Hakekat
Kecerdasan spiritual dalam hakekatnya, merupakan kecerdasan buat menghadapi serta memecahkan perkara makna dan nilai menempatkan konduite serta hidup insan dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. Kecerdasan spiritual yg bertumpu dalam bagian pada diri kita yang herbi kearifan di luar ego atau jiwa sadar.

Kecerdasan spiritual berakibat manusia yang benar-sahih utuh secara intelektual, emosional serta spiritual. Kecerdasan spiritual merupakan fasilitas yg berkembang selama jutaan tahun yg memungkinkan otak buat menemukan serta memakai makna pada pemecahan problem.

Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik bisa berakibat seorang memiliki “makna” dalam hidupnya. Dengan makna hayati ini seseorang akan mempunyai kualitas “sebagai”, yaitu suatu modus eksistensi yg dapat membuat seseorang merasa gembira, menggunakan kemampuannya secara produktif dan bisa menyatu dengan global.

3. Makna 
Harjani Hefni (2005) menyatakan makna kecerdasan spiritual merupakan kemampuan mendengarkan bunyi hati buat cerdas berhubungan dengan Tuhan YME serta sesama pada menaruh yg terbaik dan berguna. Dengan demikian kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan jiwa pada memaknai hidup yang dapat membantu seseorang dapat membentuk dirinya buat tumbuh, berkembang dan seimbang.

B. Meta Kecerdasan 
Menurut Taufik Bahaudin dikatakan seseorang itu Cerdas jika mempunyai beberapa kecerdasan atau dianggap berfungsinya meta kecerdasan sinergi. Meta kecerdasan itu antara lain IQ, EQ, SQ, CQ ( creativity Quotient) , AQ (Advercity Quotient).
  • Definisdi IQ ( intelligent quotient ) : kecerdasan yang berhubungan fisik, aritmatika, 
  • Definisi EQ ( emotional quotient ) : kecderdasan mengelola emos
  • Definisi CQ ( creativity quotient) : kecerdasan untuk mencari solusi 
Definisi AQ ( adversity quotient ) : kecerdasan daya tahan dalam penderitaan dan bisa merubah kemalangan sebagai peluang keberuntungan SI ( Spiritual quotient) : kecerdasan spiritual sebagai poros seluruh kecerdasan yang lain. Danah Zohar menyampaikan IQ serta EQ akan berfungsi efektif apabila SQ bekerja. 

Ary ginanjar (2003,) menyebutkan meta kecerdasan sinergi merupakan integrasi berdasarkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi serta kecerdasan spiritual yg berorientasi pada spiritualisme tauhid dan diwujudkan menggunakan kemampuan memecahkan kasus dan tantangan dengan radar bunyi hati.

Begitupula yg dikatakan oleh Dadang Hawari (2003), integrasi dari IQ, EQ, CQ dan SQ diharapkan dalam menciptakan SDM pemimpin yg berkualitas serta higienis berdasarkan KKN. 

C. Sinergi Kompetensi Spiritual, Kompetensi Sosial Dan Kompetensi Teknis Sebagai SDM Profesional 
Kata kompetensi adalah saduran berdasarkan bahasa Inggris ‘Competence’ yg berarti kemampuan atau kecakapan. Menurut Susanto (2003) definisi tentang kompetensi yg acapkali dipakai adalah karakteristik-karakteristik yang mendasari individu buat mencapai kinerja superior. Kompetensi juga adalah pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, dan kemampuan yg diharapkan buat pekerjaan-pekerjaan non-rutin. Kompetensi adalah karakteristik diri yang sebagai pembeda antara performance yang sangat baik dengan performance yg biasa dalam suatu pekerjaan atau organisasi. Ife (1995) menyatakan bahwa secara generik kompetensi dimaknai sama dengan keterampilan-keterampilan yg dimiliki sang seorang (skills) buat melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan, Mendiknas pada Surat Keputusan No. 045/U/2002 menyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat buat dianggap sanggup oleh rakyat pada melaksanakan tugas-tugas pada bidang pekerjaan tertentu. 

Sejalan dengan pernyataan Mujiman menurut Badan Nasional Sertifikasi Pelatihan ( 2005) kompetensi sebenarnya adalah suatu kemampuan buat menguasai dan menerapkan pengetahuan, keterampilan/keahlian, perilaku serta mental kerja eksklusif di tempat kerja, sesuai menggunakan prosedur dan kinerja yang dipersyaratkan.

Profesionalisme merupakan Orientasi dan sikap kerja kompeten, pada melakukan pekerjaan yg disertai dengan tanggung jawab fungsional serta moral sinkron menggunakan kode etik profesi. Untuk sebagai SDM yang profesional perlu kompetensi kompetensi spiritual dan kompetensi sosial serta kompetensi teknis. 

1. Kompetensi spiritual
Tiga dimensi kompetensi spiritual menurut Mujiman ( APNI, 2008) :
  • Bersumber dari dan terkait menggunakan nilai-nilai spiritual keagamaan dan agama pada kaitannya dengan pengabdiannya kepada Tuhan YME. 
  • Membentuk sikap mental bahwa bekerja adalah bagian dari amal serta ibadah kepada Tuhan YME.
  • Aplikasinya pada pekerjaan tercermin dalam bentuk disiplin, pengabdian , integritas serta loyalitas, ethos kerja, motivasi kerja
  • Harjani Hefni ( 2005) menyebutkan kompetensi spiritual sebagai kemampuan pada membaca serta melaksanakan perintah Tuhan. 
2. Kompetensi sosial 
Dimensi Kompetensi sosial berdasarkan Mujiman ( APNI, 2008) :
  • Bersumber menurut dan terkait dengan nilai-nilai sosial budaya dan emasyarakatan dalam kaitannya menggunakan kebutuhan hidup ermasyarakat sebagai makhluk sosial
  • Membentuk kepribadian serta sikap sosial dalam hidup ermasyarakat
Menurut Harjani Hefni ( 2005) kompetensi sosial adalah kemampuan dalam menaruh kenyamanan pada orang lain.

Dimensi kompetensi sosial 
  • Bersumber dari dan terkait menggunakan nilai-nilai sosial budaya serta kemasyarakatan dalam kaitannya dengan kebutuhan hayati bermasyarakat sebagai makhluk sosial
  • Membentuk kepribadian serta sikap sosial dalam hidup bermasyarakat
  • Aplikasinya di tempat kerja tercermin pada bentuk kemampuan berhubungan, kemampuan berteman dan berkomunikasi, kemampuan berkoordinasi, kemampuan mengapresiasi pendapat orang lain, kemampuan kerjasama pada tim
3. Kompetensi teknis adalah kemampuan pengetahuan serta keterampilan yg diharapkan dalam melakukan pekerjaan.
  • Bersumber dari dan terkait menggunakan penguasaan IPTEK di bidangnya
  • Membentuk kemampuan teknikal pada kehidupan bermasyarakat
  • Aplikasinya di loka kerja tercermin pada bentuk kemampuan aplikasi tugas pekerjaan sesuai menggunakan mekanisme dan kinerja ang ditetapkan atau pada atas kinerja yang ditetapkan.
BUKTI ILMIAH KECERDASAN SPIRITUAL DALAM PENINGKATAN KINERJA PELAKSANAAN TUGAS JABATANNYA
A. Bukti Ilmiah Kecerdasan Spiritual
Titik Ketuhanan ( God spot )
Para peneliti mencari hubungan antara ilmu pengetahuan menggunakan dimensi spiritual. Dari eksperimen yang dilakukan para pakar diperoleh pada lobus frontalis (bagian otak depan ) terdapat titik yg menghubungkan dengan jiwa, kalbu dan lalu dengan Tuhan. Titik ini disebut God Spot ( Ramachandran,V.1998; Marshall,I; Johar,D.2002) Bagian otak tersebut bila diberi rangsangan dengan gelombang mikro elektro maka yg bersangkutan akan merasakan damai, khusyu, dan rasa dekat pada Tuhan. 


Pendapat para ahli tersebut sesuai menggunakan pandangan kepercayaan Islam yang menyatakan manusia merupakan makhluk fitrah yaitu makhluk yang berke-Tuhan-an ( QS. Ar Ruum, 30 :30)


Para peneliti misalnya Harrington , A. Juthani.N.V. Serta Monakow, V. Goldstein dalam Dadang Hawari, 2002 hal.70 mencari interaksi antara ilmu menggunakan dimensi spiritual. Diyakini adanya God Spot dalam susunan saraf pusat (otak). Sebagai model orang yg menderita kecemasan akan menjadi tenang selesainya diberi obat anti cemas. Sementara itu orang yg berdoa dan berdzikir memperoleh jua ketenangan. Hal ini sebagaimana dikatakan Christy, J.H. ( pada Dadang Hawari 2002, hal 71) prayer is medicine. Hal ini di dukung berdasarkan penelitian berdasarkan Snyderman ( pada Dadang Hawari,2002 hal 71) terapi medis akan efektif bila disertai doa serta dzikir. 

B. Pengalaman (Success Story) Kecerdasan Spiritual Dalam Peningkatan Kinerja
1. Pemberdayaan SDM dalam organisasi 
Dari output penelitian penulis dalam galat satu unit kerja pada Pusdiklat Hukum serta Ham dalam tahun 2005, menggunakan kompetensi spiritual pimpinan unit kerja itu berhasil membangun unit kerja yg dipimpinnya menjadi suatu tim kerja yang solid. Penelitian mengamati perilaku ketua seksi yang semula kurang peduli, kurang memperhatikan atribut kerja serta jam kerja. Dengan kecerdasan spiritual ia mengajak anak buahnya buat membangun visi bekerja dan menciptakan komitmen bersama. Perubahan terjadi 4 bulan setelah itu menggunakan peningkatan pada disiplin, tanggung jawab, motivasi dan prestasi kerja. Ia berhasil mewujudkan tim kerja yg sinergi dimana satu sama lain saling membantu apabila temannya berhalangan serta baru pulang manakala semua pekerjaan sudah diselesaikan. Kecerdasan spiritual telah meningkatkan self belonging serta self responsibility dalam unit kerja tersebut. 

2. PT. Taspen. 
Kecerdasan spiritual sudah menciptakan karakter pelayanan prima pada PT. Taspen. Subiyanto telah berhasil merubah kinerja pegawainya buat nir bekerja menurut ego (kemauannya sendiri) namun bekerja ditujukan untuk mencari ridho Allah SWT. Karyawan nir mau mendapat bantuan gratis, tetapi menyalurkan ke kotak amal yang disediakan. Seorang hakim yg mengurus Taspennya di Cabang Bogor merasa tersentuh hatinya menerima purna tugas dan THT yg cukup besar dalam saat kurang menurut 1 jam. Dia sangat terkesan akan kecepatan pelayanan serta memberikan uang 1 juta pada petugas pada depan loket. Namun petugas tersebut berkata dia tidak diperkenankan menerima apapaun dari peserta Taspen. Sang Hakim meneteskan air mata mendengarkan ucapan petugas itu. Hal sama juga terjadi pada petugas counter di kantor Taspen yg lain, yang menolak hadiah peserta Taspen. 

3. Pengaruh pelatihan emotional and spiritual quotient (esq) terhadap motif berprestasi pegawai negeri sipil (pns) dalam lembaga penjaminan mutu pendidikan (lpmp) lampung.

4 Penelitian ini dilakukan buat mengetahui pengaruh training ESQ terhadap otif berprestasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Lampung. 

Metode yg digunakan dalam penelitian ini merupakan metode survei yang dilaksanakan pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Lampung menggunakan jumlah sampel sebesar 46 orang. Pengumpulan datanya dilakukan menggunakan metode berita umum, wawancara serta dokumentasi. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan memakai Regresi Logistik Binari. 

Berdasarkan output analisis bisa disimpulkan bahwa variabel Training ESQ berpengaruh positif terhadap motif berprestasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Lembaga Penajaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Lampung. Hal ini ditunjukkan sang koefisien regresi variabel tadi yg bernilai positif yakni 0,290. Selain itu pula diperoleh hasil analisis besarnya koefisien diterminasi R2 = 0,2165, artinya pelatihan ESQ memiliki konstribusi 21,65 % terhadap motif berprestasi pegawai, sedangkan sisanya 78,35 % ditentukan sang faktor lain.

Faktor kualitas sumber daya manusia sangat secara umum dikuasai buat menentukan tercapai tidaknya tujuan organisasi, sehingga terkait menggunakan penelitian mengenai impak pembinaan ESQ terhadap PNS pada LPMP Lampung, maka disarankan agar pimpinan forum melakukan pembinaan terhadap para alumni pembinaan ESQ secara berkesinambungan dan menaruh kesempatan training ESQ pada pegawai yang belum mengikuti training, kepada para pegawai alumni training ESQ hendaknya konsisten terhadap prinsip-prinsip yang sudah dijabarkan selama mengikuti pembinaan, sebagai akibatnya tujuh nilai dasar pada ESQ bisa terlaksana.

4. Perusahaan kosmetik wardah serta zahra 
1985 home industri, 1990 - musibah kebakaran, rumah dan aset habis terbakar.harus membayar hutang – hutang. Semangat bangkit balik tersentuh dengan nasib karyawan yg kehilangan pekerjaan. Tidak memiliki ilmu pemasaran. Modal silaturahmi dan keyakinan akan pertolongan Allah. Tapi ia terus kerja keras, nir putus asa serta berdoa.

Ia mendapatkan pinjaman tempat serta pinjaman produk. Dengan modal pemasaran silaturahmi dalam 2 minggu mampu menaruh THR kepada 30 orang karyawan. Setahun kemudian berhasil membentuk rumah serta pabrik. Kini nurhayati memimpin lebih menurut 300 karyawan dengan omset mencapai milyaran rupiah ( sumber ’nebula’ ESQ).

C. Karakteristik Kecerdasan Spiritual Orang-Orang Sukses Dan Mulia
Peringkat karakter CEO ideal hasil penelitian menurut The Leadership Challenge th. 1987, 1995 dan 2002 di 6 benua: Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Eropa dan Australia. Tujuh karakter Chief Executive Officer ( CEO)  : 
1. Jujur
2. Berpikiran maju ( forward looking )
3. Kompeten
4. Dapat memberikan inspirasi
5. Cerdas
6. Adil
7. Berpandangan luas ( broad minded )

Menurut hasil rendezvous top ekeskutif internasional dalam tahun 2002 di Harvard Business School, terdapat 5 karakter powerful leader  yaitu:
1. Kejujuran
2. Semangat
3. Ide atau inisiatif
4. Bijaksana
5. Keberanian mengambil keputusan

Michael E. Hart (2009 ) telah membuat peringkat terhadap 100 orang yg paling berpengaruh pada dunia yg telah memberikan efek terbesar sepanjang sejarah bepergian global. Sebagai peringkat pertama dia menjelaskan Muhammad SAW. Ia menentukan Muhammad SAW menjadi tokoh teratas dalam daftar orang yg paling berpengaruh pada global lantaran satu -satunya orang pada sejarah yg sangat berhasil, baik dalam keagamaan juga sekuler. Karakter primer nabi Muhammad SAW adalah:
1. Jujur 
2. Tanggung jawab
3. Cerdas
4. Mampu menyampaikan dengan bunyi hati 

MENGINTERNALISASI KECERDASAN SPIRITUAL
A. PENYADARAN DIRI
1. Mengenali konsep diri manusia
Perubahan diri insan di mulai sejak proses kejadiannya berdasarkan Zygot yang tumbuh berkembang pada rahim mak sampai terlahir ke dunia. Sejak bayi pada pangkuan sampai dewasa terjadi proses pembentukan nilai-nilai pada diri insan. Konsep diri seorang di bangun oleh nilai-nilai yang diyakininya dan imbas lingkungan yang membentuknya. 

Untuk mengenal konsep diri, manusia perlu mengetahui siapa yang menciptakannya, dari apa beliau diciptakan, buat apa hidup serta kemana akan pulang. 

Nanusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan yang menciptakan serta menguasai sekalian alam. Tuhan yg menghidupkan dan yg mematikan mahkluk . Tuhan yang hayati abadi waktu seluruh tiada. Tuhan yang menguasai global dani akherat. 

Manusia diciptakan menurut tanah. Manusia selanjutnya terjadi melalui proses reproduksi yaitu bertemunya sperma serta sel telur. Sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an ”Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, serta segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus menggunakan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluq yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci-lah Allah, Pencipta yang Paling Baik ”. ( QS. 23 : 14 ). ” Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke pada (tubuh) manusia ruh (ciptaan ) Nya serta beliau mengakibatkan bagi engkau indera pendengaran, penglihatan serta hati, (tetapi ) engkau sedikit sekali bersyukur ” ( QS. 32 : 9)

Manusia hayati buat beribadah kepada Tuhan YME. Sesuai firmanNya pada Al Qur’an : ” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” ( QS .51 :56 ). 

Setelah kehidupan ini insan akan tewas menjadi ketentuan berdasarkan Sang Pencipta dan manusia kembali ke akhirat, menghadap Tuhan YME. 

Di Akhirat segala perbuatan manusia pada global akan diberi ganjaran sesuai dengan amalnya. Bagi orang yang poly beriman serta beramal soleh maka akan diberi ganjaran nirwana. Bagi orang yg poly berbuat dosa diberi ganjaran neraka. 

Dengan menjadari insan sebagai hamba Tuhan, nir ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Tuhan YME. Kita mampu mensyukuri segala nikmat yang sudah diberikan untuk memakai menggunakan sebaik-baiknya sinkron menggunakan tuntunanNya untuk bisa memberikan manfaat sebesar-banyak pada orang lain an lingkungan.

Dengan menyadari konsep diri insan akan menumbuhkan pencerahan serta semangat untuk melakukan perubahan. Brain Tracy (2007) menyatakan perubahan diri kuncinya merupakan pada pikiran. Pikiran sesorang yg mengantarkannya pada kesuksesan atau kegagalan. Pikiran dipengaruhi sang hati ( keyakinan). Ary Ginanjar Agustian ( 2003) menyatakan perlu nya Zero mind proses (ZMP) buat membersihkan hati menurut belenggu bunyi hati yg menutupi god spot. 

2. Mengenali mental block
Pikiran adalah pekerjaan mental, menggunakan demikian sehat pikiran merupakan sehat jua mental seseorang. Kesehatan jiwa didefinisikan sang para psikolog menjadi kematangan emosional serta sosial. Dengan sehat jiwa akan bisa beradaptasi menggunakan lingkungan kerja, bisa mengemban tanggung jawab kehidupan serta dapat menghadapi semua duduk perkara hayati dengan realistis, kemampuan inilah yg bisa memilih taraf kebahagiaan dan kebermaknaan hayati ( Dr.M. Utsman Najati, 2005). Yang menciptakan seorang sukar buat berubah adalah adanya kendala (mental block) dalam diri seorang yg mempengaruhi pikiran seorang. Ada lima blok mental berdasarkan Lembaga Training & Consultancy serta training mindset (2007) yang menjadi hambatan mental yang dari berdasarkan dalam diri yaitu : 
  • Blok persepsi
  • Blok emosi
  • Blok kultur / lingkungan
  • Blok intelektual
  • Blok ego 
Sedangkan Faktor ekternal adalah :
  • Lingkungan
  • Teman sejawat
  • Anak buah
  • Iklim kerja 
3. Penjernihan suara hati
Hati nurani acapkali tertutup sang berbagai belenggu yg mengakibatkan orang menjadi buta hati. Hal ini menyebabkan seorang nir bisa lagi mendengar berita-warta maha krusial yang asal menurut bunyi-suara hatinya sendiri, pada mana hal ini akan menyebabkan seorang akan menjadi tidak mampu buat membaca lingkungan pada luar dirinya atau membaca dirinya sendiri. Akibatnya, dia tak jarang sekali terperosok ke dalam banyak sekali kegagalan dan tidak mampuan buat memanfaatkan potensi dirinya atau potensi lingkungannya.

Ari Ginanjar Agustian ( 2003) mengemukakan 7 belenggu yg menutupi bunyi hati yaitu :
  • Prasangka negatif. 
  • Prinsip hidup
  • Pengaruh kepentingan
  • Pengaruh pengalaman
  • Pengaruh sudut pandang
  • Pengaruh pembanding
  • Pengaruh literatur
Menurut Dr. Sayyid Muhammad Nuh ( 2004), terdapat 7 penyakit hati yang menjangkiti hati manusia yaitu : 
  • Membanggakan diri
  • Terpedaya sang perasaan sendiri
  • sombong
  • pamer ( riya ) serta ingin didengar (sum’ah)
  • Buruk sangka
  • Kikir
  • Dendam
Poniman, dkk ( 2005) mengidentifikasikan 12 kotoran hati pada diri seorang, sbb : Dengki, Sombong, Angan –angan, Ingkar, Malas, Egois, Cepat puas, Putus harapan, tamak, Pelit, menghambat dan riya. Untuk mensucikan hati dengan 12 epos ( enersi positip ) penawarnya yaitu :
  1. Dengki diganti dengan penyayang. 
  2. Lawan sombong menggunakan rendah hati, 
  3. Lawan angan dengan tawakal, 
  4. Lawaningkar menggunakan taat, 
  5. lawan malas denganrajin,
  6. Lawan Egois menggunakan bebagi, 
  7. Lawan cepat puas menggunakan harapan, 
  8. Lawan Putus harapan dengan ikhtiar, 
  9. Lawan tamak menggunakan sahaja, 
  10. Lawan pelit menggunakan pemurah, 
  11. Lawan norma merusak dengan memelihara, 
  12. Lawan riya dengan terbang rendah. 
Penjernihan bunyi hati ini dilaksanakan melalui kontemplasi atau perenungan buat mengungkap balik hal-hal positip dan negatif dari dalam diri serta dapat mengenali kesalahan serta keburukan diri. Proses ini diiringi dengan bertobat ( tobat nasuha ) buat membersihkan hati. Bertobat dilakukan menggunakan cara sbb :
  • Mengenali / mengidentifikasi kesalahan diri
  • Mohon ampun pada Tuhan Yang Maha Esa 
  • Berjanji untuk nir mengulangi kesalahan / dosa 
  • Melakukan perbaikan 
Hati itu ibarat cermin, apabila seorang berbuat dosa, maka cermin akan ternodai menggunakan satu tiitk hitam. Makin poly dosa, semakin banyak titik nodanya. Apabila dia bertobat, maka cemerlanglah hatinya (hadist). 


Gambar Tujuh langkah perubahan

5. Membangun komitmen spiritual 
Komitmen diartikan sebagai perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu ( Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2005). Untuk melakukan perubahan serta perbaikan perlu adanya suatu komitmen dalam diri sendiri. Setiap diri memiliki potensi baik. Murdoko ( 2006) dalam hakekatnya manusia itu mempunyai potensi baik misalnya kejujuran,kesetiaan, dapat bertanggung jawab, pantang menyerah dsb. Dimensi hakekat diri merupakan kebenaran-kebenaran alamiah serta dasariah yang mutlak. Namun mengapa seorang tidak bisa memunculkan dalam konduite yg riil, karena ’kekayaan’ itu nir diasah serta nir ada nya kemauan serta upaya buat kewujudkannya. Komitmen spiritual adalah pernyataan kemauan atau tekad yg kuat buat mengangkat potensi baik yang terdapat pada setiap diri. Cobalah temukan potensi baik yg ada dalam diri anda. Komitmen dalam potensi baik buat maju dapat menaruh motivasi buat bangkit mewujudkannya. Pernyataan komitmen ini di ucapkan menggunakan ekspresi, diakui sang hati dan diikuti oleh perbuatan. Komitmen merupakan suatu janji yg diucapkan dan jika disaksikan ( orang lain ) akan lebih mantap lantaran sekaligus sebagai indera kontrol atau cermin diri. 

B. Pemahaman Konsep Nilai
1. Berbagai konsep nilai 
Berbagai konsep-konsep mengenai nilai dikemukakan sang para ahli antar lain Steven Covey menggunakan 7 norma efektif, Ary Ginanjar Agustian menggunakan 7 budi primer serta kubik leadership dengan 3 kepemimpinan diri dan Harjani Hefni menggunakan 7 norma hayati sukses serta barokah B5KB. 

B5KB adalah konsep nilai yg berasal menurut negeri sendiri, yg teraplikasi di warga lantaran ia disarikan menurut surah Al Fatihah.

Harjani Hefni (2008) mengemukakan 7 kebiasaan hidup Sukses serta barokah sbb : 
a. Berdoa waktu memulai kerja 
b. Bersyukur atas segala ni’mat
c. Berfikir positif terhadap Sang Pencipta serta terhadap sesama
d. Berorientasi akhirat
e. Bekerja menjadi ibadah dan berdoa
f. Konsisten dalam komitmen
g. Bercermin

2. Elemen kompetensi spiritual PNS
Dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 jo UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah secara siginifikan telah memberikan perubahan pada penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Ciri utama berdasarkan kedua UU tadi merupakan makin luasnya swatantra daerah dan makin meningkatnya diskresi wilayah pada melaksanakan otonomi wilayahnya.

Demikian halnya ketika ini, menggunakan keluarnya PP No 41/2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah serta Permendagri No. 57 Ttg Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, yg mengatur jumlah Dinas wilayah, Lembaga Teknis wilayah serta perangkat lainnya, sinkron menggunakan tipologi berdasarkan masing2 daerah. Ditetapkanya PP No. 41/2007 yang merupakan PP pengganti menurut PP 8/ 2003 merupakan buat lebih menaikkan kinerja pemerintah daerah dalam hal pelayanan publik dan buat mengurangi pro dan kontra yang selama ini disampaikan sang provinsi dan kab/kota pada Indonesia yg dalam tataran implementasi banyak yang menolak pemberlakuannya di daerah masing-masing.

Salah satu indikator baik tidakya organisasi adalah tercapainya tujuan menurut organisasi sinkron menggunakan apa yang sudah dicanangkan para pengelolanya. Proses pencapaian tujuan tersebut dipengaruhi sang banyak sekali faktor, galat satunya adalah faktor asal daya insan yang ada pada organisasi.

Elemen kompetensi spiritual bisa dilihat dari panca prasetia KORPRI, yaitu diantaranya : kejujuran, tanggung jawab, daya juang, visioner, kedisiplinan, kerjasama, keadilan, serta kepedulian 

3. Syarat perubahan mindset
Empat kondisi perubahan pola pikir dari Juni Pranoto (2008) :
a. Konsep yang benar
b. Proses yg konsisten
c. Motivasi yg tinggi 

Dilakukan secara kontinyu serta melalui pembiasaan ‘habit’ 

C. Pemantapan Diri
1. Penetapan tujuan ( goal setting ) 
Ary Ginanjar Agustian (2008) dalam training mission character building (MCB) mulai dengan penetapan visi serta misi semenjak tingkat pribadi, keluarga hingga pekerjaan. Poniman,dkk ( 2005) pada merencanakan tantangan 90 hari memulai menggunakan bintang terang. Menurut Poniman,dkk (2005) Bintang terang adalah suatu prestasi terbesar yg yg kita ingin capai pada hidup ( the ultimate life achievement ). Disebut sebagai bintang karena bintang adalah sesuatu yang tinggi, bukan sesuatu yang gampang dicapai. Sedang terperinci ialah mimpi tentang prestasi besar itu haruslah yg menarik serta sangat berarti bagi kita. Dengan begitu mampu sebagai petunjuk arah dan memberikan penerangan kepada kita dalam masa-masa sulit. Bintang terang yg terbaik adalah perwujudan dari dorongan nurani kita. Orang –orang akbar global memiliki bintang terperinci. Bill Gates pendiri microsoft memimpikan adanya komputer pribadi di setiap rumah. Henry Ford pendiri Ford Motor Company memimpikan semua orang bisa memiliki mobil dsb.

Untuk mencari bintang terang anda, bayangkan sebuah prestasi besar yang diidam-idamkan dalam hidup. Jika sudah didapat, apakah prestasi tersebut sesuai dengn garis nurani ( cocok menggunakan akal dan kalbu 100%). Itulah bintang terperinci anda. 

Ada 3 manfaat mempunyai bintang terang, yaitu :
1. Bintang terperinci menaruh arah tujuan hayati (to be) dan menaikkan valensi.
2. Bintang terperinci memfokuskan semua kemampuan kita.
3. Bintang jelas memberikan motivasi buat berjuang.

Dalam penetapan tujuan harus kentara. Untuk itu ada lima (lima) kondisi pada penetapan tujuan ( SMART ) :
  • Specific ( khusus )
  • Measurement ( terukur )
  • Achievable ( dapat dicapai )
  • Rational ( rasional )
  • Time bound ( saat )
Langkah penetapan tujuan :
  • Mulai menurut bintang jelas. Setelah itu tetapkanlah sasaran 6 – 12 bulan. Setelah itu rencanakan buat : 1) menaikkan expertis, dua) mengkapitalisasi aset dan tiga) memperbanyak epos. 
  • Meningkatkan expertis menggunakan cara menentukan kompetensi yan perlu dikuasai untuk mencapai prestasi 90 hari. Mengkapitalisasi aset adalah mengoptimalkan setiap aset yang ada baik aset diri maupun aset lingkungan.
  • Sedang memperbanyak epos (energi positif) menggunakan cara memperbanyak kegiatan yg mempunyai impak yang besar .
2. Membuat agenda
Agenda merupakan aktualialisasi tujuan kedalam planning harian. Merencanakan ketika setiap harinya buat melakukan rencana rencana perbaikan menjadi bahan monitoring pengembangan diri, 

Langkah-langkah tetapkan tujuan dengan mulai berdasarkan tujuan jangka panjang ( tujuan hidup ), tujuan jangka menengah ( tujuan bekerja ) dan tujuan jangka pendek ( Rencana harian ). Rencana harian dituangkan dalam rencana. Agenda ini menjadi alat yang efektif buat monitor serta evaluasi proses pemugaran diri yang berkelanjutan. 

Contoh rencana:

PENGERTIAN TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengertian, Tujuan dan Fungsi Bimbingan serta Konseling
Penggunaan bahasa yang melibatkan kesesuaian pembicaraan telinga dalam suatu dialog bukan hanya gambaran bagaimana mengungkapkan makna dan gagasan melainkan bukti interaksi sosial. Penggunaan bahasa tersebut dipercaya menjadi fungsi bahasa buat membuka saluran komunikasi serta membentuk interaksi diantara rakyat sekolah khususnya guru pembimbing dengan siswa.

Dalam suatu percakapan antara guru pembimbing (konselor) dengan siswa (klien) dalam proses bimbingan serta konseling tidak akan mengajukan bahasa-bahasa yg tidak kontroversial namun dipilih secara hati-hati sesuai kondisi siswa sebagai akibatnya cenderung membuat persetujuan bersama dalam hal mengatasi atau menuntaskan suatu persoalan.

Betapa pentingnya peranan bahasa pada berkomunikasi, sebagai akibatnya keterampilan berbicara bagi kehidupan insan sangat dibutuhkan. Billow (Pateda, 2004:62) menyatakan “ bahasa terutama adalah berbicara”. Berbicara berarti menggunakan bahsa ekspresi secara aktif. Penggunaan bahsa ekspresi secara aktif ini pada kaitannya dengan proses bimbimgan serta konseling bisa saja berwujud perintah, pertanyaan, dorongan, asa, saran, permintaan, pengakuan, penjelasan atau menaruh penerangan

Sehubungan dengan hal tersebut secara rinci dalam proses bimbingan mengandung ciri-karakteristik menjadi berikut : 1) adanya tujuan yg ingin dicapai, dua) ada bahan/pesan yg menjadi isi hubungan, tiga) terdapat peserta didik yg aktif mengalami, 4) terdapat pengajar yg melaksanakan, 5) ada metode buat mencapai tujuan, 6) ada situasi yg memungkinkan proses bimbingan serta konseling berjalan menggunakan baik, 7) terdapat evaluasi terhadap hasil interaksi.

Ini memberitahuakn bahwa peranan bahasa khususnya bahasa instruksi pada proses bimbingan dan konseling adalah suatu komunikasi atau interaksi yg melibatkan pengajar pembimbing (konselor) dan peserta didik (klien) menggunakan maksud buat mencapai tujuan bimbingan yaitu: 1) peserta didik dapat mengenal dirinya sendiri serta lingkungan dimana beliau berada dan kekurangan/kelemahan pada dirinya, dua) dapat menerima diri sndiri serta lingkungan secara positif dan bergerak maju atau apa adanya, 3) bisa merogoh keputusan sendiri tentang berbagai hal, 4) dapat mengarahkan diri sendiri yang didasarkan dalam keputusan yang diambil sinkron apa yg terdapat padanya, lima) perwujudan diri sendiri/ peserta didik bisa merealisasikan dirinya sendiri. Jadi komunikasi antara peserta didik dan pengajar atau guru pembimbing menggunakan siswa memegang peranan krusial pada keberhasilan proses bimbingan serta konseling. Pengajar mempunyai peran buat mengarahkan, membimbing, menaruh dorongan serta motivasi pada pserta didik menggunakan bahasa instruksi yang sesuai kebutuhan serta kondisi peserta didik itu sendiri.

Sesuai menggunakan uraian diatas, tampak jelas bahwa bimbingan serta konseling sebagai galat satu organisasi serta kegiatan acara pendidikan di sekolah menengah pertam perlu di kelolah serta dikembangkan agar dapat menghasilkan produk atau hasil belajar secara optimal. General A. Glad Stein (pada Sarono, 2005:6) Mengemukakan bahwa layanan bimbingan dan konseling yg bemutu itu bisa membantu siswa, nir hanya mengatasi kasus-kasus pendidikan serta pekerjaan tetapi juga sanggup mengatasi masalah-kasus eksklusif murid.

Sesuai harapa guru mata pelajaran Robert F. Gibshon (pada Sarono, 2005:6) beropini bahwa layanan bimbingan serta konseling yang bermutu itu sanggup membantu pengajar mengurangi perilaku murid yg sebagai penyebab keributan atau gangguan di kelas, serta membantu proses pedagogi mudah serta efektif.

Berkaitan menggunakan harapan ketua sekolah Darrel H. Hart dan Donald J. Prince (dalam Sarono, 2005:6) menyatakan pendapat bahwa layanan bimbingna serta konseling yang bermutu itu wajib bisa membantu memecahkan kasus, memperlancar keberhasilan belajar siswa , dan membantu memecahkan masalah pendidikan dan karir murid.

Untuk mengatasi masalah-masalah yg dihadapi peserta didik merupakan bekerja sama dengan pengajar pembimbing (konselor sekolah) menggunakan cara memberikan layanan konseling individual.” Konseling individual “mengandung makna bagaimana seorang berbicara menggunakan orang lain menggunakan tujuan buat membantu agar terjadi perubahan perilaku kearah positif berdasarkan orang yg dibatu.

Dalam konseling individual, kedua belah pihak harus bekerja sama agar klien dapat tahu diri dan permasalahannya dan bisa menyebarkan potensi positif pada dirinya, serta sanggup memecahkan masalahnya sendiri yang tentunya atas donasi dan kepakaran konselor, karena itu seseorang konselor yang berkecimpung di banyak sekali hubungan antar manusia wajib pada lengkapi menggunakan ilmu konseling, ilmu penunjang lain seperti psikologi, antropologi, sosiologi serta ilmu-ilmu lain yang bersinggungan dengan perilaku insan. Selanjutnya konselor harus memiliki keterampilan konseling yaitu menguasai tekhnik-tekhnik konseling di setiap tahapan proses konseling. Tahap awal, termin pertengahan, dan termin akhir supaya konselor mengetahui hingga di mana kemajuan konseling yg dilakukan buat mencapai tujuan yang diharapkan.

Unruk mengoptimalakan proses bimbingan serta konseling kemampuan konselor pada penerapan bahasa instruksi baik menurut segi bentuk maupun isi sangat pada perlukan sehingga benar-sahih terjalin kolaborasi yg baik pada proses bimbingan dan konseling demi tercapainya tujuan bimbingan yang dibutuhkan.

1. Bahasa Instruksi pada Proses Bimbingan dan Konseling
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa “Bahasa merupakan (i) system lambang bunyi yang arbitrer yg digunakan oleh para anggota suatu rakyat buat bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri, (ii) dialog (perkataan) yg baik, tingkah laris yang baik, sopan santun”. Ali Syahbana (dalam Pateda,2003:tiga) menyatakan bahwa bahasa adalah ucapan pikiran serta perasaan manusia dengan teratur menggunakan memakai alat suara. Sedangkn instruksi pada kamus Bahasa Indonesia menyetakan sebagai pelajaran atau petunjuk.

Jadi bahasa instruksi dimaksudkan menjadi suatu ungkapan dalam bentuk kalimat atau istilah menurut seorang kepada orang lain sehingga terjalin hubungan kerja sama saling berinteraksi anatara satu menggunakan lainnya buat mencapai satu tujuan eksklusif menjadi akhir menurut suatu pembicaraan. Sama halnya pada proses bimbingan dan konseling sebagaimana di kemukakan sang Muhammad (2004:4) bahwa “ Bimbingan dan konseling merupakan merupakan proses donasi psikologis dan humanisme secara ilmiah serta profesional yg diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada yg dibimbing (klien), supaya dapat berkembang secara optimal , yaitu mampu tahu diri, mengarahkan diri, dan mengaktualisasikan diri, sinkron termin perkembangan , sifat-sifat, potensi yang dimiliki serta latar belakang kehidupan dan lingkungannya sebagai akibatnya tercapai kebahagiaan dalam kehidupannya “.

Tanpa adanya bahasa instruksi ( bahasa perintah / bahasa petunjuk) pada proses 

Bimbingan dan konseling tentunya maksud serta tujuan yg di kehendaki sebagai akhir berdasarkan pada konseling individual nir akan tercapai. Untuk itu sangat dibutuhkan tehnik dan keterampilan berkomunikasi yg baik serta sopan sebagai akibatnya bisa membuka hati, pikiran serta perasaan secara suka rela serta iklas mengikuti alur pembicaraan yg pada akhirnya klien benar-sahih merasa terbimbing oleh konselor itu sendiri.

2. Bentuk Bahasa Instruksi
Jika mendengar orang berbicara, kita mendengar bunyi bahasa, bunyi bahasa yang digunakannya pada sebut bahasa mulut. Terdapat empat aktivitas berbahasa yakni : 1) berbicara, dua) mendengar, tiga)membaca, 4) menulis (Pateda, 2005:20). Khusus pada proses bimbingan dan konseling bentuk bahasa yang di pakai adalah bahsa ekspresi yaitu bahasa yg disampaikan secara eksklusif antara pembicara serta pendengar. Jadi terdapat yang berbicara dan ada yang mendengar, antara konselor dan klien terjalin interaksi timbal kembali. 

Bentuk bahasa instruksi pada proses bimbingan dan konseling bisa dilakukan dengan cara : 1) menangkap pesan utama , 2) bertanya buat membuka dialog,tiga) bertanya tertutup, 4) dorongan minimal, lima) interpretasi, 7) mengarahkan, 8) memimpin, 9) penekanan, 10) komprontasi, 11) menjernihkan, 12) memudahkan, 13) membisu, 14) mengambil inisiatif, 15) memberi nasehat, 16) memberi kabar, 17) merencanakan, 18) serta menyimpulkan ( S.willis, 2004:187 ) 

3. Isi Bahasa instruksi
Bahasa selalu pada pakai setiap hari. Apa yang di pakai yang berwujud bahasa mengandung isi, mengandung jujur, dan berisi hal-hal menyangkut nama, kegiatan, proses, konsep-konsep, keyakinan, dan pikiran (Pateda, 2005:18)

Miller (dalam Pateda,2005:20) menyampaikan bahwa buat menggunakan bahasa secara efektif, wajib memperhatikan isi bahasa ini dia.
1. Informasi fonologis, maksudnya, kita mendengar bunyi-bunyi bahasa yg bermakna.
2. Informasi leksikal. Kita mendengar istilah atau urutan kata yang berisi pesan atau mengandung makna.
3. Informasi sintaksis. Bunyi-bunyi bahasa berhubung-interaksi membentuk kata berhubung-hubungan dengan istilah lain yg membangun kalimat. Kalimat yang kita gunakan mengandung makna atau memiliki pesan atau jujur.
4. Konsep yang ingin diutarakan dan kenyataannya.
5. Sistem keyakinan, baik yang berkaitan menggunakan agama yang kita yakini maupun evaluasi kita terhadap apa yang kita dengar atau kita baca.

Apa yg dikemukakan sang kedua pakar tadi pertanda bahwa isi bahasa instruksi pada proses bimbingan dan konseling adalah nir terikat dalam suatu bentuk, tetapi bebas memilih bentuk bahasa yg digunakan, buat membicarakan apa yang difikirkan, dikehendaki atau dirasakan sehingga proses konseling berjalan sebagaimana mestinya serta dalam akhirnya klien benar-benar merasa terbimbing, mampu menentukan sikap buat penyelesaian suatu perseteruan ,tantangan dan hambatan yang dihadapinya.

4. Bimbingan dan konseling
a. Pengertian bimbingan 
Bimbingan dan konseling adalah terjemahan dari “Guidance” serta “Conseling” dalam bahasa inggris. Istilah ini mengandung arti : (1) mengarahkan (to direct), (dua) memandu (to pilot), (tiga) mengelola (to manage), serta (4) menyetir (to steer).

Sunaryo (Syamsu Yusuf,A Juntika, 2005:6) mengemukakan bahwa bimbingan sebagai “ Proses membantu individu buat mencapai perkembangan optimal”.sedangkan Rochman Natawijaya mengartikan bimbingan menjadi proses pemberian donasi kepada individu yg dilakukan secara berkesinambungan , agar individu tadi bisa memahami dirinya serta dapat bertindak secara masuk akal, sesuai menggunakan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, rakyat dan khidupan dalam biasanya.

b. Pengertian Konseling
ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa “ Konseling adalah interaksi tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan perilaku penerimaan serta pemebrian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan serta keterampilannya buat membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya” (Syamsu Yusuf, A. Juntika,2005:8) 

Prayitno, Erman Amti(1999: 104) mengemukakan bahwa “ Konseling adalah proses anugerah donasi yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (diklaim konselor) pada individu yg sedang mengalami sesuatu kasus (disebut klien) yang bermuara dalam teratasinya masalah yang dihadapi sang klien”.

Dalam wawancara konseling itu klien mengemukakan maalah –masalah yg dihadapi kepada konselor, dan konselor menciptakan suasana interaksi yg akrab menggunakan menerapkan prinsip-prinsip serta tekhnik wawancara konseling sedemikian rupa, sehingga masalahnya itu terjelajahi sgenap seginya dan pribadi klien terangsang buat mengatasi maslah yang sedang di hadapi menggunakan menggunakan kekuatanya sendiri. Proses konseling pada dasarnya merupakan bisnis menghidupkan serta mendayagunakan secara penuh fungsi-fungsi yg minimal secara potensial organismik terdapat pada diri klien itu. Apabila fungsi ini berjalan dengan baik dapoat dibutuhkan dinamika hayati klien akan pulang berjalan dengan wajar menunjuk kepada tujuan yang positif.

c. Proses Konseling
Jika menyimak pengertian bimbingan dan konseling sebagaimana pada kemukakan pada atas, maka implisit pada dlamnya tujuan konseling yaitu membantu individu/ klien agar sebagai orang yang lebih fungsionbal, mencapai integritas diri, bukti diri diri, dan ekspresi. Versi lain dari tujuqan konseling merupakan agar potensi optimal, mampu memecahkan perkara, serta mampu mengikuti keadaan terhadap lingkungan.

Untuk mencapai tujuan konseling dengan efektif seorang konselor wajib mampu: 1) menangkap berita sentral atau pesan utama klien, dua) utamakan tujuan klien-tujuan konseling. Secara umum dikatakan bahwa tujuan konseling haruslah mencapai : a) Effectif daily living, artinya setelah selesai proses konseling klien wajib bisa menjalani kehidupan sehari-harinya secara effektif dan berdayaguna buat diri, famili, warga , bangsa dan Tuhannya. B) Relationship with Other, adalah klien bisa menjalin interaksi yg harmonis menggunakan orang lain pada famili, sekolah, rakyat dan sebagainya.

Brammer dalam Sofyan S.willis (2004:50) Proses konseing adalah insiden yg tengah berlangsung dan memberi makna bagi para peserta konseling tadi (konselor serta klien) supaya proses konseling berjalan menggunakan lancar dibutuhkan keterampilan spesifik secara sedikit demi sedikit yg dibagi dalam 3 tahapan: (1) termin awal konseling, (2) termin pertengahan /tahap kerja, serta (tiga) Tahap akhir konseling / tahap tindakan

Tahap awal sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses konseling hingga sanpai konselor serta klien menemukan defenisi perkara klien atas dasar berita, kepedulian,atau masalah klien. Berangkat berdasarkan defenisi kasus klien yg di sepakati pada termin awal, kegiatan selanjutnya adalah mempokuskan pada ;(1) penjelejahan masalah klien, (dua) donasi apa yang akan di berikan menurut evaluasi balik apa-apa yg telah dijelajah mengenai perkara klien.selanjutnya tahap akhir konseling/ tahap tindakan bertujuan buat : (1) tetapkan perubahan perilaku dan perilaku yg memadai, (2) terjadi transfer of learning pada diri klien, (3) melaksanakan perubahan prilaku, (4) mengakhiri hubungan konseling.

d. Teknik-teknik Konseling
Teknik konseling mengandung pengertian yakni cara yang digunakan oleh sorang konselor pada interaksi konseling buat membantu klien supaya berkembang potensinya serta bisa mengatasi kasus yang di hadapi menggunakan mempertimbangkan kondisi-kondisi lingkungan yakni nilai-nilai sosial, budaya dan kepercayaan .

Tanggung jawab konselor dalam proses konseling merupakan mendorong buat menyebarkan potensi klien, agar beliau bisa bekerja efektif, produktif, dan sebagai insan berdikari. Relasi konselor kliein dalam hubungan konseling ditandai dengan nuansa efektif. Artinya konselor berupaya membangun agar interaksi akrab, saling percaya sebagai akibatnya terjadi self-discbsure (keterbukaan diri) klien serta keterlibatan secara emosional dalam proses konseling.

Berikut ini dijelaskan ragam teknik konseling menjadi berikut: (1) perilaku attending yaitu menjadi perilku menghampiri klien yg meliputi hubungan mata, bahasa badan dan bahasa lisan., (dua) ikut merasakan artinya kemampuan konselor buat mencicipi apa yg pada rasakan klien, merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau mengenai klien, (3) Refleksi adalah keterampilan konselor buat memantulakn kembali pada klien mengenai perasaan, pikiran serta pengalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap prilaku lisan dan non mulut, (4) eksplorasi merupakan suatu keterasmpilan konselor buat menggali perasaan , pengalaman, serta pikiran klien. Hal ini krusial karena kebanyakan klien menyimpan misteri bathin, menutup diri,atau nir sanggup mengemukakan pendapatnya menggunakan terus terperinci., (lima) menangkap pesan utama (paraphrasing) yg baik merupakan dengan teliti mendengarkan pesan primer klien, nyatakan kembali dengan ringkas, amati respon klien terhadap konselor, (6) bertanya buat membuka percakapan (open quetion) yang baik dimulai dengan kata-kata ; apakah, bagaimana,bolehkah, dapatkah dll., (7) bertanya tertutup (closed question) tujuannya adalah buat mengumpulkan fakta, menjernihkan dan memperjelas sesuatu , serta menghentikan omongan klien yang melantur menyimpang jauh., (8) dorongan minimal (minimal encouragement) merupakan suatu dorongan eksklusif yg singkat terhadap apa yang sudah dikatakan klien, serta menaruh dorongan singkat sperti oh....,ya...., terus...., lalu,...dan..., (9) interpretasiadalah bertujuan buat menaruh rujukan, pandangan atau perilaku klien, agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman berdasarkan output rujukan baru tersebut, (10) mengarahkanadalah suatu keterampilan yg mengatakan kepada klien supaya beliau berbuat sesuatu, atau dengan kata lain mengarahkannya supaya melakukan sesuatu, (11) menyimpulkan ad interim (summarizing) tujuannya adalah menaruh kesempatan kepada klien buat merogoh kilas pulang (feed back) menurut hal-hal yang telah dibicarakan, menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara sedikit demi sedikit, buat menaikkan kualitas diskusi, mempertajam atau memperjelas penekanan pada wawancara konseling, (12) memimpin (leading) bertujuan agar klien nir menyimpang berdasarkan penekanan pembicaraan, supaya arah pembicaraan lurus pada tujuan konseling, (13) fokus merupakan membantu klien buat memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan, (14) komprontasi merupakan suatu tehnik konseling yg menantang klien buat buat melihat adanya diskrepansi atau inkonsistensi antara perkataan dengan bahasa badan (perbuatan), inspirasi awal dengan inspirasi berikutnya, senyum dengan kepedihan dan sebagainya,(15) menjernihkan (clarifying)merupakan menjernihkan ucapan-ucapan klien yang kurang jelas, samar-samar, dan relatif mewaspadai, (16) memudahkan (facilitating) adalah suatu keterampilan membuka komunikasi agar klien menggunakan mudah berbicara dengan konselor serta menyatakan perasaan, pikiran, serta pengalamannya secara bebas, sebagai akibatnya komunikasi dan partisipasi meningkat dan proses konseling berjalan efektif., (17) membisu tujuannya adalah menanti klien berfikir, menjadi protes apabila klien ngomong berbelit-belit, serta menunjang konduite attending dan empati sebagai akibatnya klien bebas berbicara, (18) mengambil inisiatif tujuannya adalah merogoh inisiatif jika klien kurang semangat, jika klien lambat berfikir buat merogoh keputusan, bila klien kehilangan arah pembicaraan, (19) memberi nasehatini mampu dilakukan jika klien memintanya dan konselor perlu mempertimbangkannya karena dalam anugerah nasehat tetap dijaga supaya tujuan konseling yakni kemandirian klien harus permanen tercapai, (20) hadiah berita dalam hal ini perlu keterbukaan serta kejujuran , bila konselor mengetahui kabar ataukah idak usahakan nir melayani klientetapi diarahkan ketempat yang lebih sesuai / kesumber fakta tadi supaya lebih jelas, (21) merencanakanyaitu membantu klien dalam akhir sesi buat dapat menciptakan planning berupa suatu acara buat action, perbuatan konkret yang produktif bagi kemajuan dirinya., (22) menyimpulkan . Pada akhir sesi konseling membantu klien buat menyimpulkan output pembicaraan menyangkut bagaimana keadaan/perasaan klien terutama tentang kecemasan , memantapkan rencana klien, dan pokok-poko yang akan dibicarakan dalam sesi berikutnya.

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP (Sekolah Menengah pertama) Negeri Luwuk Kabupaten Banggai serta dilaksanakan selama tiga bulan pada tahun 2006-2007.

Metode Penelitian
Metode penelitian yg digunakan adalah metode deskriftif kualitatif, dengan membuahkan peneliti menjadi instrumen penelitian. Cara ini pada gunakan pada upaya mengungkap tanda-tanda secara menyeluruh namun kontekstual dengan penekanan penelitian.

Hasil Penelitian

1. Bahasa instruksi pada proses wawancara bimbingan dan konseling
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Konselor serta klien duduk berhadapan
14
93,3
1
6.6
2
Klien tampak bersemangat
10
66,6
5
40
3
Konselor mengajukan Bahasa Instruksi
13
86.6
2
13.3
4
Bahasa Instruksi kelihatan dipahami oleh klien
14
93,3
1
6,6
5
Klien ragu – ragu mereaksi terhadap penggunaan
Bahasa konselor
2
13,3
13
86,6
6
Klien mengajukan pertanyaan kepada konselor
8
56,6
7
46,6
7
Klien berdebat menggunakan konselor
2
13,3
13
86,6
8
Klien melaksanakan apa yg pada instruksikan
14
93,3
1
6,6
9
Konselor mengamati pelaksanaan pekerjaan
14
93,3
1
6,6
10
Konselor memperbaiki kesalahan
12
80
2
13,3
11
Konselor menggunakan klien mendiskusikan masalah
15
100
-
0

Proses wawancara konseling yang dilaksanakan antara klien dan konselor memperlihatkan bahwa Penggunaan Bahasa Instruksi menaruh output yg signifikan terhadap keberhasilan proses hadiah bantuan. Interaksi juga terjadi secara aktif antara klien serta konselor . Kalaupun terjadi keraguan klien mereaksi Bahasa Instruksi konselor hal itu semata – mata disebabkan oleh keragaman daya pikir dan daya logika klien yg dihadapi.

2. Tabel Analisis Bahasa Instruksi pada proses Konseling
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Bahasa Instruksi digunakan sewaktu – waktu
10
6,6
5
33,3
2
Bahasa Instruksi umumnya digunakan buat meminta mengerjakan sesuatu
14
93,3
1
6,6
3
Bahasa Instruksi memakai Bahasa Indonesia ragam baku
2
13,3
13
86,6
4
Bahasa Instruksi tersusun sederhana
14
93,3
1
6,6
5
Pelaksanaan Bahasa Instruksi pada suasana kekeluargaan
13
86,6
2
13,3
6
Bahasa Instruksi dipakai kalau memang ada yang diinstruksikan
6
40
9
60
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Intensitas Penggunaan Bahasa Instruksi disesuaikan dengan kondisi serta permasalahan yg dialami sang klien . Tetapi masih ada sebagian konselor yg beranggapan bahwa Bahasa Instruksi selalu identik dengan perintah atau permintaan melakukan sesuatu, padahal sejatinya Bahasa Instruksi mampu berupa pernyataan, penolakan , permintaan, persetujuan dan lain – lain. Kesederhanaan Bahasa Instruksi juga turut mempengaruhi efektifitas pelaksanaan Bimbingan dan Konseling , lantaran pemahaman klien terhadap Bahasa Instruksi yang diberikan oleh konselor sangat mensugesti reksi klien terhadap Bahasa Instruksi tadi.

3. Tabel : Hasil Pengamatan Bentuk Bahasa Instruksi 
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Bentuk Bahasa Instruksi sederhana
13
86,6
2
13,3
2
Bentuk Bahasa Instruksi paling banyak 5 kata
4
26,6
11
73,3
3
Bentuk Bahasa Instruksi berbentuk perintah
14
93,3
1
6,6
4
Kata-kata buat Bahasa Instruksi umumnya berakhiran – lah
10
66,6
5
33,3
5
Bentuk Bahasa Instruksi diusahakan tidak disalahtafsirkan
15
100
-
0

Bentuk Bahasa Instruksi sangat memperungaruhi keberhasilan proses Bimbingan serta Konseling, kesederhanaan dan ketetpatan penggunaannya berhubungan erat dengan keberhasilan proses Bimbingan serta Konseling , lantaran kesalahan pada menafsirkan Bahasa Instruksi mengakibatkan tujuan proses Bimbingan dan Konseling tidak seperti apa yang diperlukan.

4. Tabel Pengamatan Isi Bahasa Instruksi dalam Wawancara Konseling
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Berisi mengenai pekerjaan yg akan dilaksanakan
3
20
12
80
2
Berisi tentang sesuatu yang akan ditiru
4
26,6
11
73,3
3
Berisi mengenai sesuatu yang kan diikuti
5
33,3
10
66,6
4
Berisi mengenai sesuatu yang nir akan diikuti
2
13,3
13
86,6
5
Berisi tentang sesuatu pilihan
2
13,3
13
86,6
6
Berisi tentang sesuatu dorongan moral
10
66,6
5
40
7
Berisi mengenai yang berhubungan dengan ajaran agama
3
20
13
86,6
8
Berisi tentang sesuatu yg berhubungan dengan budi pekerti
13
86,6
2
13,3
9
Berisi tentang sesuatu yg herbi lingkungan hidup
0
0
15
100
10
Berisi mengenai mengenai sesuatu yg herbi kesehatan
2
13,3
13
86,6
11
Berisi tentang sesuatu yang herbi kemudian lintas
1
6,6
14
93,3
12
Berisi tentang sesuatu yg herbi kesetiakawanan
2
13,3
13
86,6
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Isi Bahasa Instruksi nir melulu berisi perintah atau permintaan atau merlakukan sesuatu, berdasarkan penelitian yg dilakukan menujjukkan hasil bahwa Bahasa Instruksi terdiri menurut beberapa hal dengan prosentase terbanyak berisi mengenai hal yg herbi budi pekerti dan hal yg berhubungan dengan moral. Ini menunjukkan bahwa kompetensi konselor yang sebagai subjek penelitian bisa dikatakan sinkron menggunakan apa yg dibutuhkan.

5. Tabel Penafsiran klien terhadap Bahasa Instruksi 
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih karena bahasa yg dipakai jelas
14
93,3
1
6,6
2
Bahasa Instruksi ditafsirkan menggunakan sahih karena kalimat yang dipakai pendek
4
26,6
11
73,3
3
Bahasa Instruksi ditafsirkan benar lantaran sinkron kebutuhan klien
14
93,3
1
6,6
4
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih lantaran klien pernah mengalaminya
13
86,6
2
13,3
5
Bahasa Instruksi ditafsirkan benar lantaran ada seseorang yang dicontohi
1
6,6
14
93,3
6
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih karena konselor melafalkannya dengan benar
14
93,3
1
6,6
7
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih karena konselor melaksanakan secara santai
7
46,6
8
53,3

Kejelasan bahasa, penggunaan kalimat dan cara pengucapan dan pelafalan memegang peranan penting pada hal penggunaan Bahasa Instruksi , karena hal ini dapat menaikkan daya penafsiran klien terhadap Bahasa Instruksi konselor . Penelitian menunjukkan , sebagian besar konselor telah menampakkan hasil misalnya apa yang diperlukan.

6. Tabel Reaksi klien terhadap Bahasa Instruksi 
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Klien mereaksi secara tepat
12
80
3
20
2
Klien nir mereaksi karena Bahasa Instruksi tidak jelas
1
6,6
14
93,3
3
Klien nir mereaksi karena Bahasa Instruksi tidak jelas
1
6,6
14
93,3
4
Klien tidak mereaksi karena instruksi nir sesuai pengalaman
13
86,6
2
13,3
5
Klien nir mereaksi lantaran hal yg diinstruksikan nir sesuai kebutuhan
1
6,6
14
93,3
6
Klien nir mereaksi karena isi instruksi bisa ditafsirkan tidak sama-beda
1
6,6
14
93,3
7
Klien nir mereaksi karena dia nir perduli
0
0
15
100

Kesesuaian pengalaman klien terhadap Bahasa Instruksi yg disampaikan adalah satu gejala menarik yang didapatkan dari hasil penelitian, merupakan berdasarkan seluruh objek penelitian, 86 % memperlihatkan reaksi negatif waktu diajukan Bahasa Instruksi yg nir sesuai dengan pengalaman yang pernah dilaluinya.