RAHASIA SUKSES MEMBANGUN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Dan Spiritual 
A. Pengertian, Hakekat Dan Makna Kecerdasan Spiritual
1. Pengertian
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yg menyangkut moral yang sanggup memberikan pemahaman yg menyatu buat membedakan sesuatu yang benar menggunakan yang salah

Dalam Emotional Spiritual Quotient, kecerdasan spiritual adalah kemampuan buat memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku serta kegiatan, dan mampu menyinergikan Intellectual Quotient, Emotional Quotient serta Spiritual Quotient secara komprehensif.

2. Hakekat
Kecerdasan spiritual pada hakekatnya, adalah kecerdasan buat menghadapi serta memecahkan perkara makna serta nilai menempatkan perilaku dan hidup insan pada konteks makna yang lebih luas dan kaya. Kecerdasan spiritual yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yg berhubungan dengan kearifan pada luar ego atau jiwa sadar.

Kecerdasan spiritual mengakibatkan manusia yg benar-sahih utuh secara intelektual, emosional serta spiritual. Kecerdasan spiritual merupakan fasilitas yang berkembang selama jutaan tahun yang memungkinkan otak buat menemukan dan memakai makna dalam pemecahan dilema.

Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik dapat membuahkan seseorang mempunyai “makna” pada hidupnya. Dengan makna hidup ini seseorang akan mempunyai kualitas “menjadi”, yaitu suatu modus eksistensi yg bisa membuat seseorang merasa gembira, menggunakan kemampuannya secara produktif serta bisa menyatu menggunakan dunia.

3. Makna 
Harjani Hefni (2005) menyatakan makna kecerdasan spiritual merupakan kemampuan mendengarkan suara hati untuk cerdas herbi Tuhan YME serta sesama dalam memberikan yang terbaik serta berguna. Dengan demikian kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa dalam memaknai hayati yg bisa membantu seseorang bisa membentuk dirinya buat tumbuh, berkembang serta seimbang.

B. Meta Kecerdasan 
Menurut Taufik Bahaudin dikatakan seseorang itu Cerdas bila mempunyai beberapa kecerdasan atau dianggap berfungsinya meta kecerdasan sinergi. Meta kecerdasan itu diantaranya IQ, EQ, SQ, CQ ( creativity Quotient) , AQ (Advercity Quotient).
  • Definisdi IQ ( intelligent quotient ) : kecerdasan yang berhubungan fisik, aritmatika, 
  • Definisi EQ ( emotional quotient ) : kecderdasan mengelola emos
  • Definisi CQ ( creativity quotient) : kecerdasan buat mencari solusi 
Definisi AQ ( adversity quotient ) : kecerdasan daya tahan dalam penderitaan dan bisa merubah kemalangan sebagai peluang keberuntungan SI ( Spiritual quotient) : kecerdasan spiritual sebagai poros seluruh kecerdasan yang lain. Danah Zohar mengatakan IQ dan EQ akan berfungsi efektif jika SQ bekerja. 

Ary ginanjar (2003,) menjelaskan meta kecerdasan sinergi adalah integrasi dari kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual yang berorientasi dalam spiritualisme tauhid serta diwujudkan dengan kemampuan memecahkan masalah serta tantangan menggunakan radar suara hati.

Begitupula yang dikatakan sang Dadang Hawari (2003), integrasi dari IQ, EQ, CQ serta SQ diperlukan pada membangun SDM pemimpin yang berkualitas dan higienis dari KKN. 

C. Sinergi Kompetensi Spiritual, Kompetensi Sosial Dan Kompetensi Teknis Sebagai SDM Profesional 
Kata kompetensi adalah saduran dari bahasa Inggris ‘Competence’ yg berarti kemampuan atau kecakapan. Menurut Susanto (2003) definisi tentang kompetensi yg seringkali dipakai adalah karakteristik-karakteristik yg mendasari individu buat mencapai kinerja superior. Kompetensi jua merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin. Kompetensi adalah ciri diri yang sebagai pembeda antara performance yang sangat baik menggunakan performance yang biasa pada suatu pekerjaan atau organisasi. Ife (1995) menyatakan bahwa secara umum kompetensi dimaknai sama dengan keterampilan-keterampilan yang dimiliki sang seorang (skills) buat melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan, Mendiknas dalam Surat Keputusan No. 045/U/2002 menyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yg dimiliki seseorang menjadi kondisi untuk dianggap sanggup oleh warga pada melaksanakan tugas-tugas pada bidang pekerjaan eksklusif. 

Sejalan menggunakan pernyataan Mujiman dari Badan Nasional Sertifikasi Pelatihan ( 2005) kompetensi sebenarnya merupakan suatu kemampuan buat menguasai serta menerapkan pengetahuan, keterampilan/keahlian, sikap dan mental kerja eksklusif di tempat kerja, sesuai menggunakan mekanisme dan kinerja yang dipersyaratkan.

Profesionalisme merupakan Orientasi dan sikap kerja kompeten, dalam melakukan pekerjaan yang disertai menggunakan tanggung jawab fungsional dan moral sinkron menggunakan kode etik profesi. Untuk menjadi SDM yang profesional perlu kompetensi kompetensi spiritual serta kompetensi sosial dan kompetensi teknis. 

1. Kompetensi spiritual
Tiga dimensi kompetensi spiritual menurut Mujiman ( APNI, 2008) :
  • Bersumber berdasarkan dan terkait menggunakan nilai-nilai spiritual keagamaan dan kepercayaan pada kaitannya menggunakan pengabdiannya pada Tuhan YME. 
  • Membentuk perilaku mental bahwa bekerja adalah bagian dari amal dan ibadah pada Tuhan YME.
  • Aplikasinya pada pekerjaan tercermin pada bentuk disiplin, dedikasi, integritas dan loyalitas, ethos kerja, motivasi kerja
  • Harjani Hefni ( 2005) mengungkapkan kompetensi spiritual menjadi kemampuan pada membaca dan melaksanakan perintah Tuhan. 
2. Kompetensi sosial 
Dimensi Kompetensi sosial menurut Mujiman ( APNI, 2008) :
  • Bersumber menurut dan terkait dengan nilai-nilai sosial budaya serta emasyarakatan pada kaitannya menggunakan kebutuhan hayati ermasyarakat sebagai makhluk sosial
  • Membentuk kepribadian serta perilaku sosial dalam hayati ermasyarakat
Menurut Harjani Hefni ( 2005) kompetensi sosial merupakan kemampuan pada memberikan kenyamanan kepada orang lain.

Dimensi kompetensi sosial 
  • Bersumber dari dan terkait dengan nilai-nilai sosial budaya dan kemasyarakatan pada kaitannya menggunakan kebutuhan hidup bermasyarakat menjadi makhluk sosial
  • Membentuk kepribadian serta perilaku sosial pada hidup bermasyarakat
  • Aplikasinya pada tempat kerja tercermin pada bentuk kemampuan bekerjasama, kemampuan bergaul serta berkomunikasi, kemampuan berkoordinasi, kemampuan mengapresiasi pendapat orang lain, kemampuan kerjasama pada tim
3. Kompetensi teknis adalah kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pada melakukan pekerjaan.
  • Bersumber berdasarkan dan terkait dengan penguasaan IPTEK pada bidangnya
  • Membentuk kemampuan teknikal pada kehidupan bermasyarakat
  • Aplikasinya pada tempat kerja tercermin pada bentuk kemampuan aplikasi tugas pekerjaan sinkron menggunakan mekanisme dan kinerja ang ditetapkan atau pada atas kinerja yang ditetapkan.
BUKTI ILMIAH KECERDASAN SPIRITUAL DALAM PENINGKATAN KINERJA PELAKSANAAN TUGAS JABATANNYA
A. Bukti Ilmiah Kecerdasan Spiritual
Titik Ketuhanan ( God spot )
Para peneliti mencari interaksi antara ilmu pengetahuan menggunakan dimensi spiritual. Dari eksperimen yang dilakukan para ahli diperoleh dalam lobus frontalis (bagian otak depan ) terdapat titik yg menghubungkan dengan jiwa, kalbu serta lalu dengan Tuhan. Titik ini diklaim God Spot ( Ramachandran,V.1998; Marshall,I; Johar,D.2002) Bagian otak tadi apabila diberi rangsangan dengan gelombang mikro elektronika maka yang bersangkutan akan merasakan hening, khusyu, dan rasa dekat kepada Tuhan. 


Pendapat para pakar tersebut sinkron dengan pandangan agama Islam yg menyatakan insan merupakan makhluk fitrah yaitu makhluk yg berke-Tuhan-an ( QS. Ar Ruum, 30 :30)


Para peneliti seperti Harrington , A. Juthani.N.V. Serta Monakow, V. Goldstein dalam Dadang Hawari, 2002 hal.70 mencari hubungan antara ilmu dengan dimensi spiritual. Diyakini adanya God Spot pada susunan saraf pusat (otak). Sebagai contoh orang yg menderita kecemasan akan sebagai hening selesainya diberi obat anti cemas. Sementara itu orang yang berdoa serta berdzikir memperoleh juga ketenangan. Hal ini sebagaimana dikatakan Christy, J.H. ( dalam Dadang Hawari 2002, hal 71) prayer is medicine. Hal ini di dukung berdasarkan penelitian berdasarkan Snyderman ( dalam Dadang Hawari,2002 hal 71) terapi medis akan efektif apabila disertai doa serta dzikir. 

B. Pengalaman (Success Story) Kecerdasan Spiritual Dalam Peningkatan Kinerja
1. Pemberdayaan SDM dalam organisasi 
Dari hasil penelitian penulis dalam keliru satu unit kerja pada Pusdiklat Hukum serta Ham pada tahun 2005, menggunakan kompetensi spiritual pimpinan unit kerja itu berhasil membentuk unit kerja yg dipimpinnya menjadi suatu tim kerja yang solid. Penelitian mengamati konduite kepala seksi yg semula kurang peduli, kurang memperhatikan atribut kerja dan jam kerja. Dengan kecerdasan spiritual beliau mengajak anak buahnya buat menciptakan visi bekerja dan membangun komitmen bersama. Perubahan terjadi 4 bulan selesainya itu menggunakan peningkatan pada disiplin, tanggung jawab, motivasi dan prestasi kerja. Ia berhasil mewujudkan tim kerja yg sinergi dimana satu sama lain saling membantu apabila temannya berhalangan serta baru pulang manakala semua pekerjaan telah diselesaikan. Kecerdasan spiritual telah menaikkan self belonging serta self responsibility dalam unit kerja tadi. 

2. PT. Taspen. 
Kecerdasan spiritual sudah membentuk karakter pelayanan prima pada PT. Taspen. Subiyanto sudah berhasil merubah kinerja pegawainya buat tidak bekerja berdasarkan ego (kemauannya sendiri) tetapi bekerja ditujukan buat mencari ridho Allah SWT. Karyawan tidak mau menerima hadiah, tetapi menyalurkan ke kotak amal yang disediakan. Seorang hakim yang mengurus Taspennya di Cabang Bogor merasa tersentuh hatinya menerima pensiun dan THT yg cukup besar pada ketika kurang menurut 1 jam. Dia sangat terkesan akan kecepatan pelayanan serta menaruh uang 1 juta pada petugas pada depan loket. Namun petugas tersebut berkata dia nir diperkenankan menerima apapaun menurut peserta Taspen. Sang Hakim meneteskan air mata mendengarkan ucapan petugas itu. Hal sama juga terjadi dalam petugas counter pada tempat kerja Taspen yang lain, yg menolak pemberian peserta Taspen. 

3. Pengaruh pelatihan emotional and spiritual quotient (esq) terhadap motif berprestasi pegawai negeri sipil (pns) dalam forum penjaminan mutu pendidikan (lpmp) lampung.

4 Penelitian ini dilakukan buat mengetahui efek training ESQ terhadap otif berprestasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Lampung. 

Metode yang dipakai pada penelitian ini merupakan metode survei yang dilaksanakan pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Lampung dengan jumlah sampel sebesar 46 orang. Pengumpulan datanya dilakukan dengan metode survey, wawancara serta dokumentasi. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan menggunakan Regresi Logistik Binari. 

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel Training ESQ berpengaruh positif terhadap motif berprestasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam Lembaga Penajaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Lampung. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi variabel tersebut yg bernilai positif yakni 0,290. Selain itu pula diperoleh output analisis besarnya koefisien diterminasi R2 = 0,2165, adalah training ESQ mempunyai konstribusi 21,65 % terhadap motif berprestasi pegawai, sedangkan sisanya 78,35 % ditentukan oleh faktor lain.

Faktor kualitas sumber daya insan sangat lebih banyak didominasi buat memilih tercapai tidaknya tujuan organisasi, sebagai akibatnya terkait dengan penelitian mengenai imbas pembinaan ESQ terhadap PNS di LPMP Lampung, maka disarankan supaya pimpinan forum melakukan training terhadap para alumni pembinaan ESQ secara berkesinambungan dan memberikan kesempatan pelatihan ESQ pada pegawai yang belum mengikuti training, pada para pegawai alumni pembinaan ESQ hendaknya konsisten terhadap prinsip-prinsip yg sudah dijabarkan selama mengikuti pembinaan, sehingga tujuh nilai dasar dalam ESQ dapat terealisasi.

4. Perusahaan kosmetik wardah dan zahra 
1985 home industri, 1990 - musibah kebakaran, tempat tinggal dan aset habis terbakar.harus membayar hutang – hutang. Semangat bangkit balik tersentuh menggunakan nasib karyawan yang kehilangan pekerjaan. Tidak memiliki ilmu pemasaran. Modal silaturahmi dan keyakinan akan pertolongan Allah. Tapi beliau terus kerja keras, tidak putus harapan dan berdoa.

Ia menerima pinjaman loka dan pinjaman produk. Dengan kapital pemasaran silaturahmi pada dua minggu mampu menaruh THR pada 30 orang karyawan. Setahun kemudian berhasil menciptakan rumah serta pabrik. Kini nurhayati memimpin lebih dari 300 karyawan dengan omset mencapai milyaran rupiah ( sumber ’nebula’ ESQ).

C. Karakteristik Kecerdasan Spiritual Orang-Orang Sukses Dan Mulia
Peringkat karakter CEO ideal output penelitian berdasarkan The Leadership Challenge th. 1987, 1995 dan 2002 pada 6 benua: Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Eropa dan Australia. Tujuh karakter Chief Executive Officer ( CEO)  : 
1. Jujur
2. Berpikiran maju ( forward looking )
3. Kompeten
4. Dapat memberikan inspirasi
5. Cerdas
6. Adil
7. Berpandangan luas ( broad minded )

Menurut output pertemuan top ekeskutif internasional pada tahun 2002 pada Harvard Business School, terdapat 5 karakter powerful leader  yaitu:
1. Kejujuran
2. Semangat
3. Ide atau inisiatif
4. Bijaksana
5. Keberanian mengambil keputusan

Michael E. Hart (2009 ) telah menciptakan peringkat terhadap 100 orang yang paling berpengaruh pada dunia yg sudah memberikan imbas terbesar sepanjang sejarah bepergian global. Sebagai peringkat pertama ia mengungkapkan Muhammad SAW. Ia menentukan Muhammad SAW sebagai tokoh teratas pada daftar orang yg paling berpengaruh di global karena satu -satunya orang dalam sejarah yang sangat berhasil, baik dalam keagamaan juga sekuler. Karakter primer nabi Muhammad SAW adalah:
1. Jujur 
2. Tanggung jawab
3. Cerdas
4. Mampu membicarakan menggunakan suara hati 

MENGINTERNALISASI KECERDASAN SPIRITUAL
A. PENYADARAN DIRI
1. Mengenali konsep diri manusia
Perubahan diri manusia pada mulai semenjak proses kejadiannya berdasarkan Zygot yang tumbuh berkembang dalam rahim ibu sampai terlahir ke global. Sejak bayi pada pangkuan sampai dewasa terjadi proses pembentukan nilai-nilai dalam diri insan. Konsep diri seseorang di bangun oleh nilai-nilai yang diyakininya serta pengaruh lingkungan yg membentuknya. 

Untuk mengenal konsep diri, insan perlu mengetahui siapa yang menciptakannya, menurut apa dia diciptakan, buat apa hidup dan kemana akan pulang. 

Nanusia diciptakan sang Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan yg membangun serta menguasai sekalian alam. Tuhan yg menghidupkan dan yg mematikan mahkluk . Tuhan yg hayati abadi ketika semua tiada. Tuhan yang menguasai dunia dani akherat. 

Manusia diciptakan menurut tanah. Manusia selanjutnya terjadi melalui proses reproduksi yaitu bertemunya sperma serta sel telur. Sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an ”Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, kemudian tulang belulang itu kami bungkus menggunakan daging. Kemudian Kami jadikan beliau makhluq yg (berbentuk) lain. Maka Maha Suci-lah Allah, Pencipta yang Paling Baik ”. ( QS. 23 : 14 ). ” Kemudian Dia menyempurnakan serta meniupkan ke pada (tubuh) manusia ruh (kreasi ) Nya dan beliau menjadikan bagi engkau pendengaran, penglihatan serta hati, (namun ) kamu sedikit sekali bersyukur ” ( QS. 32 : 9)

Manusia hidup buat beribadah pada Tuhan YME. Sesuai firmanNya dalam Al Qur’an : ” Dan Aku tidak membangun jin serta insan melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” ( QS .51 :56 ). 

Setelah kehidupan ini insan akan meninggal menjadi ketentuan berdasarkan Sang Pencipta serta manusia kembali ke akhirat, menghadap Tuhan YME. 

Di Akhirat segala perbuatan insan pada global akan diberi ganjaran sinkron dengan amalnya. Bagi orang yang banyak beriman dan beramal soleh maka akan diberi ganjaran nirwana. Bagi orang yang banyak berbuat dosa diberi ganjaran neraka. 

Dengan menjadari manusia sebagai hamba Tuhan, nir terdapat daya serta upaya kecuali dengan pertolongan Tuhan YME. Kita bisa mensyukuri segala nikmat yg telah diberikan buat menggunakan menggunakan sebaik-baiknya sesuai dengan tuntunanNya buat sanggup menaruh manfaat sebesar-banyak kepada orang lain an lingkungan.

Dengan menyadari konsep diri insan akan menumbuhkan pencerahan dan semangat buat melakukan perubahan. Brain Tracy (2007) menyatakan perubahan diri kuncinya merupakan dalam pikiran. Pikiran sesorang yg mengantarkannya pada kesuksesan atau kegagalan. Pikiran ditentukan sang hati ( keyakinan). Ary Ginanjar Agustian ( 2003) menyatakan perlu nya Zero mind proses (ZMP) untuk membersihkan hati dari belenggu bunyi hati yg menutupi god spot. 

2. Mengenali mental block
Pikiran merupakan pekerjaan mental, dengan demikian sehat pikiran adalah sehat pula mental seorang. Kesehatan jiwa didefinisikan sang para psikolog sebagai kematangan emosional dan sosial. Dengan sehat jiwa akan bisa mengikuti keadaan dengan lingkungan kerja, sanggup mengemban tanggung jawab kehidupan dan bisa menghadapi seluruh masalah hidup dengan realistis, kemampuan inilah yang dapat menentukan tingkat kebahagiaan serta kebermaknaan hayati ( Dr.M. Utsman Najati, 2005). Yang menciptakan seorang sukar untuk berubah merupakan adanya hambatan (mental block) dalam diri seorang yg mempengaruhi pikiran seorang. Ada 5 blok mental menurut Lembaga Training & Consultancy dan training mindset (2007) yg menjadi kendala mental yg berasal dari pada diri yaitu : 
  • Blok persepsi
  • Blok emosi
  • Blok kultur / lingkungan
  • Blok intelektual
  • Blok ego 
Sedangkan Faktor ekternal merupakan :
  • Lingkungan
  • Teman sejawat
  • Anak buah
  • Iklim kerja 
3. Penjernihan bunyi hati
Hati nurani tak jarang tertutup sang aneka macam belenggu yang mengakibatkan orang menjadi buta hati. Hal ini menyebabkan seorang tidak mampu lagi mendengar fakta-warta maha penting yg asal menurut suara-bunyi hatinya sendiri, di mana hal ini akan mengakibatkan seseorang akan menjadi nir sanggup untuk membaca lingkungan pada luar dirinya atau membaca dirinya sendiri. Akibatnya, dia sering sekali terperosok ke dalam berbagai kegagalan serta tidak mampuan buat memanfaatkan potensi dirinya atau potensi lingkungannya.

Ari Ginanjar Agustian ( 2003) mengemukakan 7 belenggu yg menutupi suara hati yaitu :
  • Prasangka negatif. 
  • Prinsip hidup
  • Pengaruh kepentingan
  • Pengaruh pengalaman
  • Pengaruh sudut pandang
  • Pengaruh pembanding
  • Pengaruh literatur
Menurut Dr. Sayyid Muhammad Nuh ( 2004), ada 7 penyakit hati yang menjangkiti hati manusia yaitu : 
  • Membanggakan diri
  • Terpedaya sang perasaan sendiri
  • sombong
  • pamer ( riya ) serta ingin didengar (sum’ah)
  • Buruk sangka
  • Kikir
  • Dendam
Poniman, dkk ( 2005) mengidentifikasikan 12 kotoran hati pada diri seorang, sbb : Dengki, Sombong, Angan –angan, Ingkar, Malas, Egois, Cepat puas, Putus asa, tamak, Pelit, Mengganggu dan riya. Untuk mensucikan hati dengan 12 epos ( enersi positip ) penawarnya yaitu :
  1. Dengki diganti menggunakan penyayang. 
  2. Lawan sombong menggunakan rendah hati, 
  3. Lawan angan dengan tawakal, 
  4. Lawaningkar dengan taat, 
  5. lawan malas denganrajin,
  6. Lawan Egois dengan bebagi, 
  7. Lawan cepat puas dengan impian, 
  8. Lawan Putus harapan dengan ikhtiar, 
  9. Lawan tamak dengan sahaja, 
  10. Lawan pelit dengan pemurah, 
  11. Lawan norma menghambat dengan memelihara, 
  12. Lawan riya menggunakan terbang rendah. 
Penjernihan bunyi hati ini dilaksanakan melalui kontemplasi atau perenungan buat mengungkap kembali hal-hal positip dan negatif menurut pada diri serta dapat mengenali kesalahan dan keburukan diri. Proses ini diiringi dengan bertobat ( tobat nasuha ) untuk membersihkan hati. Bertobat dilakukan menggunakan cara sbb :
  • Mengenali / mengidentifikasi kesalahan diri
  • Mohon ampun pada Tuhan Yang Maha Esa 
  • Berjanji buat tidak mengulangi kesalahan / dosa 
  • Melakukan perbaikan 
Hati itu ibarat cermin, jika seorang berbuat dosa, maka cermin akan ternodai menggunakan satu tiitk hitam. Makin poly dosa, semakin poly titik nodanya. Apabila dia bertobat, maka cemerlanglah hatinya (hadist). 


Gambar Tujuh langkah perubahan

5. Membangun komitmen spiritual 
Komitmen diartikan menjadi perjanjian (keterikatan) buat melakukan sesuatu ( Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2005). Untuk melakukan perubahan dan pemugaran perlu adanya suatu komitmen dalam diri sendiri. Setiap diri mempunyai potensi baik. Murdoko ( 2006) dalam hakekatnya insan itu mempunyai potensi baik misalnya kejujuran,kesetiaan, bisa bertanggung jawab, pantang menyerah dsb. Dimensi hakekat diri adalah kebenaran-kebenaran alamiah serta dasariah yang absolut. Tetapi mengapa seseorang nir dapat memunculkan pada perilaku yg riil, lantaran ’kekayaan’ itu nir diasah serta nir ada nya kemauan serta upaya buat kewujudkannya. Komitmen spiritual merupakan pernyataan kemauan atau tekad yang bertenaga buat mengangkat potensi baik yg terdapat pada setiap diri. Cobalah temukan potensi baik yang terdapat pada diri anda. Komitmen pada potensi baik buat maju bisa menaruh motivasi buat bangkit mewujudkannya. Pernyataan komitmen ini di ucapkan dengan mulut, diakui sang hati serta diikuti oleh perbuatan. Komitmen merupakan suatu janji yang diucapkan dan jika disaksikan ( orang lain ) akan lebih mantap karena sekaligus menjadi indera kontrol atau cermin diri. 

B. Pemahaman Konsep Nilai
1. Berbagai konsep nilai 
Berbagai konsep-konsep tentang nilai dikemukakan oleh para ahli antar lain Steven Covey dengan 7 norma efektif, Ary Ginanjar Agustian menggunakan 7 budi primer dan kubik leadership menggunakan 3 kepemimpinan diri dan Harjani Hefni dengan 7 norma hayati sukses dan barokah B5KB. 

B5KB adalah konsep nilai yg dari dari negeri sendiri, yang teraplikasi pada warga karena dia disarikan dari surah Al Fatihah.

Harjani Hefni (2008) mengemukakan 7 norma hayati Sukses dan barokah sbb : 
a. Berdoa saat memulai kerja 
b. Bersyukur atas segala ni’mat
c. Berfikir positif terhadap Sang Pencipta dan terhadap sesama
d. Berorientasi akhirat
e. Bekerja sebagai ibadah dan berdoa
f. Konsisten dalam komitmen
g. Bercermin

2. Elemen kompetensi spiritual PNS
Dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 jo UU No. 32 Tahun 2004 mengenai pemerintahan daerah secara siginifikan sudah menaruh perubahan pada penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Ciri utama menurut kedua UU tadi merupakan makin luasnya otonomi daerah dan makin meningkatnya diskresi wilayah pada melaksanakan swatantra wilayahnya.

Demikian halnya saat ini, dengan munculnya PP No 41/2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Permendagri No. 57 Ttg Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, yang mengatur jumlah Dinas daerah, Lembaga Teknis wilayah dan perangkat lainnya, sesuai dengan tipologi berdasarkan masing2 wilayah. Ditetapkanya PP No. 41/2007 yang merupakan PP pengganti dari PP 8/ 2003 merupakan buat lebih meningkatkan kinerja pemerintah wilayah pada hal pelayanan publik dan buat mengurangi pro serta kontra yg selama ini disampaikan oleh provinsi serta kab/kota pada Indonesia yang pada tataran implementasi banyak yang menolak pemberlakuannya di daerah masing-masing.

Salah satu indikator baik tidakya organisasi adalah tercapainya tujuan berdasarkan organisasi sesuai menggunakan apa yg telah dicanangkan para pengelolanya. Proses pencapaian tujuan tersebut dipengaruhi sang banyak sekali faktor, keliru satunya merupakan faktor sumber daya insan yang ada pada organisasi.

Elemen kompetensi spiritual dapat dipandang berdasarkan panca prasetia KORPRI, yaitu antara lain : kejujuran, tanggung jawab, daya juang, visioner, kedisiplinan, kerjasama, keadilan, serta kepedulian 

3. Syarat perubahan mindset
Empat kondisi perubahan pola pikir dari Juni Pranoto (2008) :
a. Konsep yang benar
b. Proses yg konsisten
c. Motivasi yang tinggi 

Dilakukan secara kontinyu dan melalui pembiasaan ‘habit’ 

C. Pemantapan Diri
1. Penetapan tujuan ( goal setting ) 
Ary Ginanjar Agustian (2008) dalam training mission character building (MCB) mulai dengan penetapan visi serta misi semenjak taraf pribadi, famili sampai pekerjaan. Poniman,dkk ( 2005) pada merencanakan tantangan 90 hari memulai menggunakan bintang terperinci. Menurut Poniman,dkk (2005) Bintang terang adalah suatu prestasi terbesar yang yg kita ingin capai pada hidup ( the ultimate life achievement ). Disebut sebagai bintang karena bintang merupakan sesuatu yg tinggi, bukan sesuatu yg gampang dicapai. Sedang jelas artinya mimpi tentang prestasi besar itu haruslah yg menarik serta sangat berarti bagi kita. Dengan begitu bisa sebagai petunjuk arah dan memberikan penerangan pada kita pada masa-masa sulit. Bintang terang yang terbaik merupakan perwujudan dari dorongan nurani kita. Orang –orang akbar global memiliki bintang jelas. Bill Gates pendiri microsoft memimpikan adanya komputer langsung di setiap tempat tinggal . Henry Ford pendiri Ford Motor Company memimpikan seluruh orang mampu memiliki kendaraan beroda empat dsb.

Untuk mencari bintang jelas anda, bayangkan sebuah prestasi akbar yg diidam-idamkan pada hayati. Apabila sudah didapat, apakah prestasi tersebut sesuai dengn garis nurani ( cocok menggunakan logika dan kalbu 100%). Itulah bintang terperinci anda. 

Ada 3 manfaat memiliki bintang terang, yaitu :
1. Bintang terperinci memberikan arah tujuan hayati (to be) dan mempertinggi valensi.
2. Bintang terperinci memfokuskan semua kemampuan kita.
3. Bintang terang menaruh motivasi buat berjuang.

Dalam penetapan tujuan harus kentara. Untuk itu terdapat 5 (lima) syarat dalam penetapan tujuan ( SMART ) :
  • Specific ( spesifik )
  • Measurement ( terukur )
  • Achievable ( bisa dicapai )
  • Rational ( rasional )
  • Time bound ( saat )
Langkah penetapan tujuan :
  • Mulai dari bintang terang. Setelah itu tetapkanlah target 6 – 12 bulan. Setelah itu rencanakan buat : 1) menaikkan expertis, dua) mengkapitalisasi aset serta 3) memperbanyak epos. 
  • Meningkatkan expertis dengan cara memilih kompetensi yan perlu dikuasai untuk mencapai prestasi 90 hari. Mengkapitalisasi aset adalah mengoptimalkan setiap aset yang ada baik aset diri juga aset lingkungan.
  • Sedang memperbanyak epos (energi positif) menggunakan cara memperbanyak aktivitas yg memiliki imbas yang akbar.
2. Membuat agenda
Agenda merupakan aktualialisasi tujuan kedalam rencana harian. Merencanakan saat setiap harinya buat melakukan planning planning perbaikan menjadi bahan monitoring pengembangan diri, 

Langkah-langkah memutuskan tujuan menggunakan mulai menurut tujuan jangka panjang ( tujuan hayati ), tujuan jangka menengah ( tujuan bekerja ) serta tujuan jangka pendek ( Rencana harian ). Rencana harian dituangkan pada rencana. Agenda ini sebagai alat yang efektif buat monitor serta evaluasi proses perbaikan diri yg berkelanjutan. 

Contoh agenda:

Comments