KATA KATA MOTIVASI HIDUP PENUH SEMANGAT

Setiap kasus yg tiba bukan buat menjatuhkan, tapi untuk menguji seberapa sanggup kamu mampu bertahan
Jangan lupa buat awali hari yang indah ini dengan berdoa. Bersyukur serta berterimakasih atas kehidupan yang telah Dia beri
Jangan terlalu cepat mempercayai apa yg kamu dengar, karena kebohongan selalu menyebar lebih cepat dari kebenaran.
Untuk membuat sebuah senyuman itu tidaklah gampang, akan tetapi untuk menciptakan satu tangisan sangatlah mudah
Tidak perlu bersedih, hidup tak selamanya sulit. Jalani saja lantaran suatu waktu hidup akan menjadi lebih mudah serta lebih indah
Cinta bukanlah ttg berapa usang engkau mengenal seseorang, tapi ttg seorang yg membuatmu tersenyum semenjak kamu mengenalnya
Siapa yang tak mencintai, maka beliau tidak akan dikasihi. Dan siapa yang tidak mau memaafkan, maka ia tidak akan dimaafkan
Apa pun yang Tuhan berikan padamu, itu adalah yang terbaik yg diberikannya kepadamu. Bersyukurlah
Kamu tidak selalu bisa apa yang engkau inginkan, tapi bila kamu berusaha sebaik mungkin, kamu pasti bisa apa yang kamu butuhkan
Jangan awali hari dgn penyesalan hari kemarin, lantaran akan menggangu hebatnya hari ini&akan Mengganggu indahnya hari esok
Cinta memang terkadang menyakitkan, tetapi itu jauh lebih baik daripada hayati tanpa cinta sama sekali
Lakukan yang terbaik sekarang. Lantaran akan lebih tidak baik jika menyesali yg sudah berlalu serta mengkhawatirkan yg akan tiba.
Dlm Hal Dunia,Lihatlah Orang yg berada dibawah Qta,Agar kita slalu bersyukur,Dlm Hal ibadah Lihatlah orang di atas Qta,Agar kita termotivasi
Hendaklah kalian bersikap amanah, karena kejujuran itu akan membawa dalam kebaikan, sedangkan kebaikan akan membawa kepada surga .
Ingin merasakan nikmatnya apa yg kamu dapatkan, berikan apa yg paling engkau inginkan yg telah kau raih.
Hati merupakan cerminan jiwa lantaran hati adalah letak nurani manusia. Baik buruknya sifat manusia ditentukan sang hatinya.
Jangan lihat apa yg telah engkau usahakan, akan tetapi lihatlah apa yang belum kamu selesaikan
Berhenti mencari seorang yg pantas buat dicinta, karena yg engkau butuhkan hanya kemampuan buat tulus mencinta
Tidak baik segala sesuatu dilakukan dgn berlebihan, begitu jua mencintai seorang dgn hiperbola akan sgt terasa sakit sekali jika kecewa.
Kamu boleh menyakitiku dengan kebenaran. Namun jangan pernah engkau menghiburku dengan kebohongan.
Sekalipun kita tak jarang gagal atau terdapat tantangan berat di depan kita, percayalah bahwa Tuhan bisa merubah yg tidak baik menjadi baik.
Berdoalah agar kita selalu tegar pada setiap ujian. Berdoalah supaya kita selalu pada lindungan-Nya ketika menghadapi itu semua
Kesabaran merupakan yang kita perlukan dalam berdoa.
Kelimpahan hidup nir ditentukan sang berapa lama kita hidup, namun sejauh mana kita menjalani kehidupan yg bermakna bagi orang lain.
Beruntunglah krn kita mempunyai Tuhan yang Maha Pengampun.dia tdk pernah menolak apabila kt memohon ampun atas seluruh kesalahan & kekerasan hati kita
Tidak perlu bersusah payah tuk membalas perbuatan yg jahat, cukup memaafkan semua kesalahan. Krn memaafkan adalah pembalasan yg terbaik.
Sering kali kita lebih gampang memaafkan seseorang yg sudah berbuat galat menurut dalam memaafkan seseorang yang mengatakan sahih.
Jangan pernah berharap jalan hidupmu akan seperti orang yang lain. Perjalanan hidupmu adalah sesuatu yang unik seperti dirimu
Jika kita berusaha dgn baik&Selalu berperasangka baik, maka Tuhan pun akan menaruh kita semua yang terbaik
Kita tidak sanggup menciptakan orang lain bertumbuh dewasa, karena sebagai dewasa adalah pilihan bukan paksaan.
Pastikan kita telah bersedekah hari ini, baik menggunakan materi, menggunakan ilmu, energi, atau minimal dengan seyuman yang tulus.
Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput kita, akan tetapi kita memahami persis seberapa poly bekal yg kita miliki buat menghadapinya.
Jika kita belum mampu menunjukkan harta, jikalau kita tidak sanggup menunjukkan kekayaan, maka bagikanlah kebaikan.
Kita nir akan pernah tau apa yang akan terjadi dalam hari ini, namun kita mampu melakukan cara terbaik buat menghadapi esok hari.
Pacaran itu tidak harus selalu dimanja & disayang, tapi ada hal yg lebih krusial, diajarkan cara saling menghormati pasangan & saling menerima
Pasti ada perkara pada setiap cinta, tapi akan terasa indah apabila 2 hati terus berjuang tuk mempertahankannya
Ketika engkau merasa tak diperhatikan, itu bukan karena beliau tidak cinta, kadang dia tak tahu cara menunjukkannya
Wanita yang berpikiran positif pasti akan terlihat lebh manis -Sandra Dewi
Kadang kamu wajib dengarkan istilah hati. Jangan tanyakan siapa yang kamu cintai, tapi tanyakan siapa yang buatmu senang serta dihargai.
Terkadang engkau tak sanggup memilih pada siapa jatuh cinta, karena itu terjadi begitu saja. Meski mulut mengungkapkan tidak, hati tidak mampu menolak
Untuk membangun bibir yg menawan, ucapkanlah istilah-kata kebaikan
Rezeki.. Terdapat di mana2, datang tanpa diduga, tepat dalam masa nya, yang penting, usaha & tawakkal merupakan kuncinya
Jika Anda ingin suatu kehidupan yang tidak sinkron, buatlah keputusan yang tidak sinkron juga
Gagal hanyalah sebuah proses, bukan akhir. Seperti rasa pahit yang menciptakan kita memahami akan rasa cantik.
Bangun pagi merupakan kegiatan yg sederhana, namun itulah tanda bahwa Anda orang yg siap mendapat limpahan rezeki pada hari ini
Kesuksesan sejati ditentukan oleh dua factor. Pertama adalah keyakinan, serta ke 2 merupakan tindakan
Jgn menyiksa diri sendiri dgn memikirkan komentar negatif menurut orang lain.. Seberapapun dirimu ingin menjadi paripurna, niscaya terdapat rintangan..
Kesulitan selalu membawa kita "sejengkal" lebih dekat dengan Sang Pencipta
Persahabatan terdiri menurut Telinga yang mau mendengar, Hati yg mau tahu, & Tangan yg siap menolong.
Doa menyempurnakan planning. Jangan lupa Tuhan dalam perencanaan apapun
Saat alami pengalaman jelek, hidup terpuruk, umumnya kita malah ingat Tuhan. Saat mapan serta lancar terkadang malah lupa.
Ujian terberat bukan hanya waktu kita susah akan tetapi juga pada waktu senang . Sbab itu sanggup jadi pintu kita melupakan Tuhan
Meski kita belum membahagiakan orangtua, setidaknya jangan hingga kita menciptakan malu nama mereka.
Bahagia bukan berarti mempunyai semua yg kita cintai. Bahagia itu mengasihi semua yg kita miliki
Besarnya cinta tidak dievaluasi menurut apa yg mereka berikan padamu, akan tetapi apakah mereka sanggup menerima apapun keadaanmu.
Saat engkau terjatuh, tersenyumlah. Karena orang yang pernah jatuh merupakan orang yang sedang berjalan menuju keberhasilan
Kecantikan berdasarkan penampilan luar dapat menarik mata serta pandangannya, akan tetapi kecantikan berdasarkan dalam hati bisa menarik hatinya
Hidupmu merupakan pesan yang kau sampaikan ke dunia. Buatlah hidupmu sebagai ilham bagi orang lain.
Segala sesuatu yg mampu kau ikhlaskan akan diganti Tuhan menggunakan sesuatu yg lebih baik lagi...
hidup ini pilihan.. Setiap pilihan, harus ada yang dikorbankan.. Yang berat bukan kemana kau akan menuju, akan tetapi apa yang ditinggalkan...
Ketika nrimo, engkau tidak akan meratapi pernah menyayangi seorang, akan tetapi kamu mungkin menyesal telah percaya beliau mencintaimu jua.
Makin baik serta bijaksana seseorang, makin poly kebaikan yg bisa ditemukannya pada diri orang lain.
Jangan menghakimi seseorang karena masa lalunya. Setiap orang niscaya pernah galat. Dan setiap orang niscaya mampu belajar berdasarkan kesalahannya
Orang yg berbahagia bukanlah orang hebat dlm segala hal,tp orang yang bisa menemukan hal sederhana dlm hidupnya serta mengucap syukur.
Jangan pernah memberi asa apabila kau tidak pernah konfiden. Lantaran harapan yg disia-siakan itu menyakitkan.
Berhenti mencari beliau yang paripurna tuk dicinta, krn yg engkau butuh hanya beliau yang mau menemanimu melalui segalanya tanpa pernah menyerah.
Jika kau ingin merasa kaya, hitunglah hal2 yg telah kau miliki yg nir bisa dibeli dg uang
Pengalaman adalah nama yang kita berikan pada kesalahan2 yang kita perbuat. Kesuksesan merupakan keberhasilan belajar berdasarkan pengalaman.
Jangan mengira hatimu ringkih. Hatimu sangat bertenaga & sesungguhnya hatimu adalah sumber berdasarkan segala kekuatanmu.
Cinta bukan bertahan seberapa lama , akan tetapi seberapa jelas ke arah mana.
Standar terbaik tuk mengukur keberhasilan Anda pada kehidupan merupakan dengan menghitung jumlah orang yg sudah Anda buat bahagia.
Banyak hal yang sanggup menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yg sahih-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.
Ketika TUHAN menaruh cobaan yang begitu sulit disitulah seorang belajar buat mampu menghadapinya
Semangatku adalah keluarga serta orang tersayang yang selalu setia menemani
Km menikmati hidupmu bukan karena hidupmu latif. Tapi Hidupmu latif karena km menikmatinya.
Berhenti mencari kesalahan orang lain buat mengalahkannya, lantaran kamu sendiri belum niscaya lebih baik berdasarkan dia
Kebanyakan seorang dihargai bukan dikarenakan sesuatu yang sudah beliau miliki, tapi karena apa yg sudah dia lakukan.
Apapun yg kamu lakukan, selalu ikuti kata hatimu, tapi jangan lupa ikuti pikiranmu pula buat memahami apakah yg kamu lakukan sahih.
Terkadang seseorang yg baik itu terdapat dua: mereka yg benar-benar baik atau mereka yang baik lantaran ada maunya.
Kesulitan bukan buat ditangisi, tapi buat dihadapi menggunakan kesabaran dan keyakinan bahwa engkau bisa melewatinya.
Mencintai seseorang bukan hanya dgn mengucapkannya setiap hari, tapi jua dgn menunjukkannya dalam segala hal sepenuh hati.
Di dalam diri kita telah diberikan Tuhan kemampuan yang sangat hebat utk kita pakai secara maksimal ,hanya saja kita yang tdk peduli
Seringkali bukan situasinya yang tidak baik. Hanya sikap yang salah membuat semuanya terlihat misalnya tak ada yang baik.
Kebahagiaan bukanlah disaat kita mempunyai kesempurnaan, tetapi ketika kita dapat menerima ketidaksempurnaan dengan nrimo dan ikhlas.
Kesalahan terburuk merupakan saat engkau tidak percaya dengan kemampuan dirimu sendiri.
Kebanyakan berdasarkan kita nir mensyukuri apa yg sudah kita miliki, namun kita selalu meratapi apa yang belum kita capai.
Kita tidak bisa melakukan seluruh kebaikan yang dibutuhkan dunia tetapi global membutuhkan seluruh kebaikan yg dapat dilakukan kita..
Sabar ibarat ketua dari satu tubuh. Apabila kesabaran hilang seluruh konflik akan memburuk.
Orang lain mungkin ragu akan perkataan kita tapi mereka akan mempercayai hasil pekerjaan kita. Jadi berilah mereka yg patut dipercaya
SUMBER : //katamutiarabijakcinta.com/kata-istilah-motivasi/

KECERDASAN SPIRITUAL KECERDASAN DALAM MENGHADAPI RINTANGAN ETOS KERJA SDM

Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Dalam Menghadapi Rintangan, Etos Kerja SDM
Era globalisasi telah bergulir, penguasaan teknologi personal komputer digital menjadi infrastruktur sebagai teman para pelaku bisnis. Ekonomi akan lebih berbasis dalam pengetahuan, bukan tanah atau mesin-mesin tradisional. Aset ekonomi semakin nir lagi bersifat fisik, misalnya gedung, mesin atau properti lainnya, namun bersifat mental intelektual, seperti persepsi pasar, hubungan, gambaran bisnis, gambaran brand, hak paten, kredibilitas, visi dan pengetahuan spesifik (Sinamo, 2002).

Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sebagai akibatnya sumber daya insan (SDM) dituntut buat terus menerus mampu menyebarkan diri secara agresif. SDM wajib sebagai manusia-insan pembelajar, yaitu pribadi-pribadi yang mau belajar dan bekerja keras menggunakan penuh semangat, sebagai akibatnya potensi insaninya berkembang maksimal . Sinamo (2002) mengemukakan bahwa SDM yg dibutuhkan pada dalam era globalisasi ini merupakan SDM yg bisa menguasai teknologi menggunakan cepat, adaptif serta responsif terhadap perubahan-perubahan teknologi. Dalam syarat tadi integritas eksklusif semakin penting buat memenangkan persaingan.

Agar perusahaan sanggup terus bertahan serta bersaing, penguasaan teknologi saja tidak cukup jika tidak ditunjang oleh SDM yg handal, sehingga investasi pada sumber daya ekonomi yg paling berharga, yaitu SDM tidak bisa ditunda lagi. Menurut Handoko (2002) ancaman nyata terbesar terhadap stabilitas ekonomi merupakan angkatan kerja yg tidak siap (workforce illeguipped) untuk menghadapi tantangan-tantangan di abad 21. Kondisi SDM tersebut cenderung rentan pada menghadapi perubahan serta rintangan, akibatnya stres dan gangguan emosi lain nir bisa dihindari. Konsekuensinya merupakan kerugian yang dialami perusahaan dengan besarnya porto yg wajib dimuntahkan buat biaya pengobatan serta perawatan dan kehilangan jam kerja (Hawari, 1996). SDM yg nir mempunyai kesanggupan menghadapi tuntutan-tuntutaan globalisasi menganggap pekerjaan menjadi beban. Mereka menjalani pekerjaan menjadi suatu keharusaaan serta tuntutaan. Kondisi akhirnya adalah tidak dirasakannya makna kerja.

SDM yg menganggap pekerjaan sebagai beban bisa dikatakan sebagai SDM yg mempunyai etos kerja rendah. Menurut Latief (Tasmara, 1995) pandangan hidup kerja bangsa Indonesia relatif masih rendah, diantaranya tercermin menurut disiplin, semangat kerja dan produktivitas yg rendah. 

Konsep etos kerja lain dikemukakan oleh Sinamo (2002) bahwa terdapat delapan aspek etos kerja profesional pada era digital dunia yg dinamakan ethos 21, yaitu: kerjaa adalah rahmat, panggilan, amanah, aktualisasi diri, ibadah, seni, kehormatan dan pelayanan. Dikemukakan bahwa etos kerja tersebut merupakan doktrin kerja yg bersifat universal, artinyaa mempunyai moralitas kerja positif, lintas budaya dan agama. Peran SDM yg beretos kerja tinggi dalam global usaha yg penuh resiko, ketidakpastian serta perubahan tidak hanya dalam kemampuan buat menguasai high-tech, namun high-touch sekaligus.

Agar perusahaan mendapatkan SDM yg beretos kerja tinggi, perhatian terhadap aspek kecerdasan perlu ditingkatkan. Konsep kecerdasan dewasa ini semakin meluas. Kecerdasan intelektual (IQ) telah dianggap sekian usang menjadi penentu kinerja SDM. Dalam perkembangannya diketahui bahwa orang yang mempunyai IQ yg sama akan membuat kinerja yg tidak sama (Wahyono, 2002). Perhatian mulai beralih dalam konsep kecerdasan emosi (EQ), ternyata kinerja karyawan cenderung semakin tinggi dengan semakin tingginya kecerdasan emosi yang dimiliki (Melianawati, dkk., 2001). Kenyataannya nir seluruh orang yang memiliki kecerdasan emosi tinggi mampu menarik manfaat secara optimal menurut hal yang dimiliki tersebut (Lasmono, 2001).

Konsep baru yang tak jarang dibahas akhir-akhir ini merupakan kecerdasan spiritual (SQ) serta kecerdasan dalam menghadapi rintangan (AQ). Kecerdasan spiritual membantu seorang menjalani hayati dalam strata makna yang pada (Zohar serta Marshall, 2000). SDM yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi cenderung lebih kreatif, luwes, berwawasan luas dan spontan.

Zohar serta Marshall (2000) selanjutnya mengemukakan bahwa bila kecerdasan spiritual seseorang telah berkembang dengan baik, akan ditandai sang kemampuannya buat bersikap fleksibel (adaptif secara spontan serta aktif), taraf pencerahan diri yang tinggi, kemampuan buat menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit dan kualitas hayati yg diilhami oleh visi serta nilai-nilai. Mereka pula enggan buat melakukan sesuatu yang mengakibatkan kerugian karena nir dibutuhkan serta mempunyai kesamaan buat melihat keterkaitan antara banyak sekali hal (berpandangan holistik). Mereka memiliki pertanyaan fundamental, yaitu “mengapa” serta “bagaimana” serta memilii kemudahan buat bekerja melawan konvensi.

Jika SDM memiliki fleksibilitas, adaptif dan aktif, maka mereka memiliki kesiapan atau lebih proaktif pada menghadapi tantangan di era globalisasi. Menurut Covey (1997) orang yg proaktif akan mengerjakan sesuatu yang terhadapnya mereka bisa berbuat sesuatu, mempunyai energi positif, memperluas dan memperbesarnya, yang akan menyebabkan bulat imbas mereka meningkat. Kecerdasan spiritual menciptakan SDMmempunyai pencerahan diri yang bertenaga pada melakukan pekerjaan, sehingga pekerjaan dianggap sebagai sumber aktualisasi dan makna hayati. Mereka akan mempersepsi pekerjaan sebagai panggilan hati serta jujur.

Di sisi lain, SDM yg mempunyai kecerdasan dalam menghadapi rintangan tinggi bisa mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemui dan tidak berhenti berusaha sebelum energi dan batas kemampuan mereka sahih-sahih teruji (Stoltz, 1997). Dikemukakan bahwa SDM yg mempunyai kecerdasan pada menghadapi rintangan tinggi dapat diramalkan memiliki kinerja, motivasi, pemberdayaan, kreativitas, produktivitas yg tinggi jua. Mereka jua mempunyai pengetahuan, tenaga, pengharapan, kebahagiaan, vitalitas serta kegembiraan dan kesehatan emosional yang cenderung tinggi. Dampak lain merupakan tentang kesehatan jasmani, ketekunan, daya tahan serta mampu melakukan respon yang positif terhadap perubahan. SDM yg bekerja menggunakan penuh semangat, tanggung jawab, tuntas penuh integritas dan senang cita dan tekun adalah SDM yang mempunyai etos kerja tinggi.

Identifikasi dan pengembangan SDM yang mempunyai kecerdasan spiritual dan kecerdasan pada menghadapi rintangan tinggi perlu dilakukan oleh perusahaan, supaya dari sisi individual perusahaan mempunyai SDM yg bekerja penuh keikhlasan, vitalitas serta tahan terhadap kesulitan. Mereka akan menampakan etos kerja yg tinggi.

Pentingnya Etos Kerja di Era Globalisasi
Etos kerja yg dimiliki SDM sebuah organisasi memainkan peran krusial bagi produktivitas kerja. Mereka tidak hanya bisa bekerja sesuai tuntutan kerja, namun lebih daripada itu mereka melaksanakannya menggunakan penuh keikhlasan dan semangat. Hasil penelitian Hadipranata dan Sudardjo (1999) menemukan bahwa etos kerja memberi kontribusi yg akbar bagi produktivitas kerja insani.

Tasmara (1995) mengaatakan bahwa jika seseorang menganggap menjadi suatu hal yg dapat menaikkan harga dirinya menjadi insan, maka orang tersebut dalam bekerja cenderung giat, rajin dan mau mendayagunakan semua potensi dirinya. Ketika perusahaan dituntut buat bertahan dan bersaing agar bisa meraih dan memenangkan persaingan dunia, SDM tersebut akan menggunakan kapasitas dirinya secara optimal dengan penuh ketekunan serta semangat juang.

Perilaku etos kerja ditandai sang kegesitan dalam memakai kesempatan-kesempatan yg muncul, penuh tenaga, percaya terhadap kekuatan diri dan kesediaan buat memandang jauh ke masa depan (Myrdal pada Soewarso, dkk., 1996). Di era globalisasi pemanfaatan SDM menjadi kapital dasar wajib diikuti sang pengembangan dan pembaharuan terhadap kemampuan serta keahlian yg dimiliki agar setiap anggota organisasi mampu merespon dan peka terhadap arah perubahan organisasi (Harvey serta Brown dalam Rokhman Jr, 2001). SDM yang memiliki pandangan hidup kerja tinggi lebih peka terhadap perubahan yang terjadi secara cepat dan mampu menggunakan segenap kapasitas dirinya agar bisa merespon perubahan tadi.

Individu atau grup rakyat dikatakan memiliki pandangan hidup kerja tinggi apabila memperlihatkan indikasi-tanda sebagai berikut: mempunyai penilaian positif terhadap hasil kerja insan, menempatkan pandangan mengenai kerja menjadi suatu hal yang amat luhur bagi eksistensi insan, kerja dirasakan sebagai kegiatan yang bermakna bagi kehidupan insan, kerja dihayati menjadi suatu proses yg membutuhkan ketekunan serta sekaligus wahana yg penting dalam mewujudkan cita-cita serta kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah (Doelhadi, 2001). Persaingan antar perusahaan serta negara membutuhkan ketekunan serta sekaligus keikhlasan. Rintangan-rintangan yg muncul di samping ditanggapi sebagai peluang juga wajib dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

Sinamo (2002) mengemukakan ethos 21, yg terdiri dari delapan aspek pandangan hidup kerja. Delapan aspek tadi adalah: kerja sebagaai raahmat, yg dilakukan dengan penuh ketulusan serta rasa syukur; kerja merupakan jujur, ialah seorang bekerja dengan penuh tanggung jawab; kerja adalah panggilan, artinya seseorang bekerja dengan tuntas penuh integritas; kerja adalah aktualisasi, seseorang bekerja keras penuh semangat. SDM yang memiliki etos kerja tinggi juga ditandai oleh: kerja dipercaya menjadi ibadah, sehingga dalam bekerja lebih berfokus penuh kecintaan; kerja merupakan seni, sebagai akibatnya pada bekerja legih kreatif penuhsuka cita; kerja merupakan kehormatan, sehingga pada bekerja tekun penuh keunggulan serta yang terakhir kerja merupakan pelayanan, sebagai akibatnya dalam bekerja menggunakan penuh kesempurnaan penuh kerendahan hati.

Etos kerja adalah syarat perlu (necessary condition), namun bukan kondisi relatif (sufficient condition) bagi keberhasilan (Sinamo, 2002). Dikemukakan bahwa etos kerja merupakan kunci sukses yg unik, lantaran sekaligus sanggup menjadi fundamen keberhasilan pada tingkatan personal, organisasional serta sosial. Etos kerja merupakan fundamen keberhasilan. Tingkatan sosial pada era globalisasi bisa dimulai dari level personal serta organisasional, sehingga keberhasilan suatu bangsa diantaranya didasari oleh pandangan hidup kerja setiap personel serta organisasi yang berada dalam naungan bangsa tersebut. Apabila pondasi tersebut kuat, maka bangsa pula kuat dan siap menghadapi era digitas global.

Peran Kecerdasan Spiritual (SQ) serta Kecerdasan dalam Menghadapi Rintangan (AQ) terhadap Pembentukan Etos Kerja SDM
Siburian (1997) dan Pudyastuti (1997) mengemukakan beberapa faktor yg menghipnotis etos kerja. Secara internal pandangan hidup kerja dipengaruhi sang situasi serta kondisi SDM serta agama, sedangkan secara eksternal dipengaruhi sang situasi dan syarat lingkungan dan hubungan sosial. Kecerdasan spiritual serta kecerdasan dalam menghadapi rintangan merupakan faktor yg bersifat internal, tetapi pengembangannya dapat dilakukan secara eksternal. Menurut Zohar serta Marshall (2000) serta Agustian (2001), kecerdasan spiritual beroperasi dalam pusat otak, yaitu fungsi-fungsi penyatu otak yang dinamakan titik Tuhan (God-Spot). Sedangkan kecerdasan pada menghadapi rintangan adalah pengembangan area cortex prefrontallis yg membesar dibandingkan menggunakan hewan. Area tadi bertugas buat melakukan perbandingan laba rugi melalui rasionalitas (Wahyono, 2001), sebagai akibatnya saat menghadapi rintangan seorang akan terus melakukan penilaian untung rugi antara menyerah serta bertahan.

Ancok (2001) menegaskan bahwa agar dapat hayati pada bisnis dunia, kapital yg harus dilakukan adalah intelektual, sosial dan spiritual. Disampaikan bahwa kapital spiritual sebagai semakin krusial peranannnya lantaran upaya membentuk insan yang cerdas dengan IQ tinggi dan insan yg pintar mengelola emosi dalam berhubungan dengan orang lain tidak menghantarkan insan dalam kebermaknaan hidup. Kebermaknaan hayati adalah motivasi yg bertenaga menjadi pendorong seseorang buat melakukan sesuatu aktivitas yang bermanfaat. SQ menempatkan konduite serta hayati manusia dalam konteks makna yg lebih luas dan kaya (Zohar serta Marshall, 2001).

Agustian (2001) mengembangkan model penggabungan antara kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ). Melalui konsep tersebut mereka berbagi empat langkah buat memaknai hayati, termasuk pekerjaan. Proses pertama adalah melalui penjernihan emosi dan pikiran (zero mind process), selanjutnya melalui pembangunan mental (mental building), penguatan karakter (personal strength) serta sosial. Apabila SDM di perusahaan melakukan pekerjaan dengan niat karena ibadah serta tanpa belenggu-belenggu negatif dari dalam hati (prasangka, prinsip-prinsip hidup, pengalaman, kepentingan dan prioritas, sudut pandang, pembanding dan literatur), maka mental serta kepribadiannya akan bertenaga serta mampu menjalin perilaku dalam konteks menyeluruh.

Tasmara (2001) mengistilahkan kecerdasan spiritual menjadi kecerdasan ruhaniyah (trancendental intelligence). Menurut konsepnya kecerdasan ruhaniyah bertumpu pada ajaran cinta. SDM yg mengasihi pekerjaannya akan menganggap pekerjaan menjadi sebuah rahmat (Sinamo, 2002), sehingga pada bekerja akan terdorong buat dilakukan dengan benar-benar-sungguh. Mereka bekerja menggunakan penuh rasa syukur menurut hati yg higienis serta tulus. Dalam pengertian lain bekerja merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan, dan dalam bentuk derivatnya adalah bentuk rasa syukur pada negara, pemilik kapital dan manajemen.

Aspek kecerdasan lain yg bisa mengatasi kelemahan konsep kecerdasan emosi adaalah kecerdasan pada menghadapi rintangan (AQ). Kemampuan SDM ini terlihat waktu kesulitan semakin semakin tinggi, baik pada tingkatan warga , loka kerja juga individu (Stoltz, 1997). Dalam kondisi kesulitan yg semakin meningkat diharapkan SDM yg mampu bertahan menggunakan rasa optimis dan mampu merogoh langkah yg sempurna agar dapat keluar dari situasi tadi. Perusahaan harus sanggup berbagi SDM yang bertipe pendaki (climber) daripada tipe berhenti (quitter) serta berkemah (camper). SDM yg bertipe quitter akan segera berhenti di tengah jalan waktu menghadapi kesulitan, sedangkan camper walaupun telah berusaha berjalan dan bersemangat, namun mereka cepat puas serta berhenti pada tengah jalan. Lain halnya bagi para pendaki (climber), mereka akan mewujudkan hampir semua potensi dirinya yang terus berkembang sepanjang bepergian hidupnya di perusahaan. Climber memahami bahwa kesulitan merupakan bagian berdasarkan hayati, menghindari kesulitan sama saja menggunakan menghindari kehidupan.

SDM yang bertipe climber memiliki keuletan dalam menghadapi serta mengatasi seluruh kesulitan. Mereka merespon kesulitan menggunakan optimis, menduga kesulitan bersifat ad interim, nir akan melebar ke aspek-aspek kehidupan lainnya dan hal tadi lebih bersifat eksternal (Stoltz, 1997). Menurut Sinamo (2002) jika SDM tetap bekerja keras, maka potensi dirinya akan berkembang, lantaran kerja keras berfungsi sebagai wahana ekspresi bagi manusia pekerja. Manusia tersebut saat bekerja akan mengerahkan energi bio-psiko-spiritual yg selain membentuk karakter serta kompetensi, sekaligus membuat mereka sehat serta bertenaga lahir batin. Dikemukakan lebih lanjut bahwa SDM yang bekerja keras seolah-olah memiliki semangat tanpa batas serta tidak mengenal kata menyerah. SDM demikian dikatakan sebagai SDM yg memiliki pandangan hidup kerja tinggi.

Stoltz (1997) jua mengemukakan cara untuk mencapai AQ tinggi, yaitu melalui LEAD (listen, explore, analyze dan do). Prosesnya diawali dari mendengarkan respon terhadap kesulitan, menjajaki asal-usul atau penyebab serta pengakuan atas dampak (yang menentukan tanggung jawab), menganalisis bukti-bukti serta akhirnya melakukan tindakan nyata berdasarkan kondisi yg dihadapinya. Stoltz (dalam Lasmono, 2001) lalu memperbaiki LEAD menggunakan mengubah E sebagai establish (menegakkan akuntabilitas terhadap sesuatu yg wajib diperbaiki). Berdasarkan hal tadi, SDM yang dimiliki perusahaan akan senantiasa melakukan langkah-langkah konstruktif serta akan tercermin dalam perilaku bertahan dan berani mengambil resiko supaya keluar dari situasi kesulitan yg dihadapi. Mereka akan nampak sebagai SDM yang ulet serta pantang menyerah.

9 TIPS EFEKTIF SELALU BERSEMANGAT SETIAP HARI

Cara Tetap Semangat dalam Meraih Tujuan (Cita -cita) - Orang orang yg sukses menerima apa yg mereka inginkan atau apa yg mereka impikan adalah orang orang yg permanen penekanan serta bersemangat pada mewujudkan apa yg mereka impikan. Orang yang bersemangat sudah merencanakan apa yang akan di kerjakan esok pagi sebelum mereka tidur serta bangun lebih awal buat mengeksekusi apa yang mereka rencanakan, sedang orang yang nir bersemangat akan menarik selimut lantaran masih mengantuk karena begadang pada malam harinya.
Melakukan semua hal menggunakan rasa penuh semangat tentu mempunyai imbas besar kepada apa tujuan kita. Mark zuckerberg, Jan Koum, sergey brin, Richard Branson merupakan beberapa pengusaha sukses yg selalu termotivasi dan bersemangat dalam menelurkan karyanya serta membuatnya sebagai miliarder sukses. Motivasi akan terus membuat kita tetap bersemangat melewati tantangan hidup yg tiada habisnya. Semua orang pasti punya motivasi sendiri-sendiri, bahkan anda sendiri mempunyai motivasi yg tidak sama dengan saya. Tetapi apapun motivasi setiap orang pasti memiliki tujuan yg sama yaitu dalam meraih apa yg diinginkan atau apa yang di cita-citakan.

Lihatlah sekeliling kita? Kenapa ada orang yang lebih jauh melangkah, daripada kita atau ada yg tertinggal jauh di belakang kita? Jawabannya simple, lantaran mereka mempunyai motivasi serta semangat yang tidak selaras beda. Motivasi menaruh peranan yg sangat krusial pada proses pencapaian mimpi seorang. Banyak orang yg berhenti di tengah jalan atau bahkan menyerah dalam menggapai mimpi mereka, ditimbulkan karena mereka sudah tidak termotivasi lagi pada hidupnya.
Lalu bagaimana caranya agar kita permanen bersemangat pada menggapai mimpi kita, walaupun kita berada pada keadaan yg sulit? Seperti yang telah pada kutip dari successconsciousness.com berikut adalah beberapa cara yg bisa kita lakukan disaat kondisi down, sulit dan tidak bersemangat, agar motivasi kita balik tumbuh, bahkan lebih besar lagi.
Tips Efektif Selalu Bersemangat Setiap Hari
Tetapkan Tujuanmu
Hidup tanpa tujuan tentunya menciptakan kita nir bersemangat, lantaran memang nir ada tujuan atau virtual yang kita kejar. Namun jika hidup memiliki tujuan-tujuan maka kita akan mempunyai relatif energi positif buat mewujudkan impian itu. Tetapkan tujuan anda mulai menurut sekarang apapun tujuan atau virtual anda, sebagai akibatnya menggunakan tujuan yg jelas dan terukur anda akan lebih bersemangat menjalani hari-hari anda untuk menggapai tujuan. Sebagai model saja buat tujuan jangka panjang, anda mempunyai tujuan ingin lulus kuliah dengan nilai cum laude maka anda akan lebih bersemangat buat belajar, lebih bersemangat buat masuk kuliah serta lebih bersemangat buat melakukan apapun buat tujuan itu.
Atau anda ingin memiliki kendaraan beroda empat baru pada 2 tahun, maka anda akan bersemangat bekerja, bersemangat menabung aatu bersemangat untuk mengumpulkan uang. Nah engan tujuan tujuan yg kentara dan terukur (Tujuan terarah) maka anda akan bersemangat buat menjalani hari hari anda. Sedangkan buat tujuan jangka pendek anda sanggup tetapkan dan merencanakan tujuan anda sebelum anda tidur, dengan demikian pada pagi hari otak anda akan memproses serta melakukan apa yang anda rencanakan tadi malam seperti "aku ingin merampungkan tugas kuliah besok harus terselesaikan" atau "Besok saya wajib bisa 10 pembeli buat mencapai sasaran aku " dst. Ini akan menciptakan harimu lebih terarah dan teratur. Sehingga kita nir akan merasa gundah lagi, apa yg seharusnya kita lakukan hari ini.
Buang kata menyerah
Bukan sebagai rahasia apabila apa yang kita usahakan atau apa yg kita lakukan menemui kegagalan tentu istilah "Bersemangat" akan sedikit luntur. Untuk membuat anda bersemangat menjalani hari maka buang istilah "menyerah" dari hayati anda. Tak kasus seberat dan sesulit apapun beban yg kamu pikul saat ini, tetaplah untuk penekanan kepada apa yg sedang anda impikan & rencanakan. Yakinlah bahwa setelah mendung akan berganti dengan jelas, gelap malam menjadi cahaya terang disiang hari, kesulitan akan sebagai kemudahan selama anda terus mencoba dan nir berputus asa.
Yakinlah pada diri sendiri bahwa kamu mampu melewati ini seluruh. Saat engkau merasa jenuh dengan bisnis yang sedang engkau lakukan, ingatlah bahwa ini akan sangat latif sekali ketika engkau sanggup mncapai apa yang menjadi tujuanmu. Dan ingatlah bahwa nir akan terdapat yg sanggup menghentikan impianmu, kecuali diri kamu sendiri. Never give up! Buang kata menyerah serta ganti kegagalan yg negatif di pikiran anda dengan istilah yang lebih memotivasi seperti "Kegagalan merupakan keberhasilan yg tertunda, zenit gunung yang tinggi akan diawali menggunakan satu langkah mendaki serta anda akan permanen sampai di puncaknya selama anda tidak berhenti buat menghentikan langkah anda.
Tetapkan batas saat atau Deadline
Menetapkan tujuan yang kentara tetapi anda nir membatasi ketika hingga tujuan anda berhasil akan menghasilkan anda menunda -nunda tujuan itu. Sebagai contoh anda ingin memiliki kendaraan beroda empat baru namun bila anda tidak menetapkan deadline atau memberi batasan waktu mungkin anda nir akan bersemangat dan menundanya seperti " Ah gaji bulan ini saya gunakan dulu buat keperluan yang lain", "Besok saja menabungnya, toh bulan-bulan berikutnya jua gajian", dst... Jika anda menerapkan batas saat yg sempurna serta terukur maka anda akan lebih bersemangat buat mencapai tujuan atau cita-cita anda seperti "Saya harus menerima kendaraan beroda empat dalam dua tahun" Nah menggunakan memotivasi serta menaruh batasan waktu yg jelas maka anda akan lebih bersemangat serta berusaha keras buat menerima kendaraan beroda empat baru yang anda impikan pada dua tahun. Lantaran apabila anda ingin mencapai sesuatu, anda harus tetapkan batas waktunya, sehingga anda sanggup lebih terpacu pada menjalaninya.
Percaya kemampuan diri anda sendiri
Jika anda percaya kepada kemampuan anda sendiri, itu berarti anda selangkah lebih dekat dengan virtual. Anda harus percaya dengan kemampuan anda dengan begitu anda akan bersemangat buat mencoba dan seandainya anda gagal anda tetap percaya diri dan akan terus bersemangat buat berusaha mencapai tujuan anda.
Berusaha keras
Tentu saja, semuanya sia-sia tanpa adanya bisnis. Bermimpi memang gampang, akan tetapi mimpi tanpa adanya bisnis sama saja dusta . Apabila anda ingin sukses, anda tiidak hanya duduk berpangku tangan pada kamar anda tanpa melakukan apa apa, anda wajib bangkit, berdoa, berusaha serta bekerja lebih keras. Dengan anda mau bekerja lebih keras maka anda akan bersemangat buat mendapatkan apa yang anda impikan. Selalu tanamkan pada pikiran anda emas tinggal sejengkal menurut cangkul anda, sehingga anda nir akan berhenti buat terus menggali.
Senyum
Senyum memberi tenaga positif terhadap orang orang yang melakukannya. Sejenuh apapun bisnis yg sedang anda lakukan. Tetaplah tersenyum untuk orang yang berada di sekitarmu. Berkumpulah dengan orang-orang yang menginspirasi kamu. Dan yg terpenting, raihlah apa yg sebagai tujuanmu menggunakan senyuman lebar.
Bersyukur
Rasa syukur anda terhadap apa yg anda capai akan membuat anda terinspirasi buat mencapai hal yang lebih akbar serta membuat anda bersemangat untuk mewujudkannya. Syukuri hal hal kecil serta baik yang sudah anda lakukan hari ini serta anda akan lebih bersemangat buat menjalani hari. Rasa syukur memiliki fungsi akbar membuat kita lebih serius terhadap tujuan kita di global ini, rasa syukur pada pagi hari sangat berhasil menaruh efek positif serta rasa bahagia ke diri kita.
Memotivasi Diri
Motivasi akan terus mendukung serta memberi semangat pada otak anda. Motivasi nir hanya berwujud kalimat kalimat yang anggun buat menciptakan anda tergerak, namun hal lain jua mampu menjadi motivasi anda buat mewujudkan cita cita anda misalnya orang tua, istri tersayang, putra putri anda bahkan dengan berdoa. Berdoa tentunya meminta kepada Tuhan buat hal yang baik, nah dengan berdoa anda akan tergerak untuk mewujudkan apa yang menjadi doa anda. Jika semangat anda sedang down ingat apa yg membuat anda selalu termotivasi dan membuat anda pulang bersemangat.
Bangunlah Lebih Awal
Berusahalah buat bangun lebih awal serta menjaga pola tidur anda menggunakan baik, menggunakan waktu tidur yang cukup dan bangun dipagi hari anda akan bersemangat buat melakukan segala aktifitas juga aktivitas anda buat mewujudkan impian anda. Kurang beristirahat atau kurang tidur akan membuat anda malas, mudah lelah, gampang terserag penyakit, tidak penekanan dan nir bersemangat. Berusahalah buat bangun lebih awal karena bangun lebih awal menciptakan persiapan kita dihari ini lebih baik, tidak sama menggunakan kita saat bangun kesiangan, perasaan kita nir teratur serta persiapan akan hari tersebut hilang.
nah mungkin itulah beberapa hal yg bisa membuat anda selalu bersemangat menjalani hari-hari anda, jika anda memiliki pengalaman lain yg menciptakan anda selalu bersemangat share pengalaman anda menggunakan berkomentar dan memberi ide bagi ribuan pembaca blog ini atau bila anda rasa artikel ini bermanfaat bagi anda silahkan share di media sosial menggunakan membagikannya pada tombol pada bawah posting. Terima kasih.

ORGANISASI DAN MOTIVASI DASAR PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

Organisasi Dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas
Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa galat satu tujuan kemerdekaan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Lantaran itu, maka pendidikan nasional Indonesia merupakan pendidikan yang berdasarkan Pancasila serta UUD 1945, yg berakar pada nilai-nilai agama serta kebudayaan nasional Indonesia serta tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Karena itu seluruh rakyat Negara Indonesia berhak menerima pendidikan sebagaimana ditegaskan pada pasal 31 ayat 1 dan 2 UUD 1945 “tiap-tiap rakyat Negara berhak menerima pedagogi, dan pemerintah mengusahakan serta menyelenggarakan satu sistem pedagogi nasional yang diatur menggunakan undang-undang.

Sistem pedagogi nasional ini telah diselenggrakan sang pemerintah mulai dari taraf pendidikan anak usia dini hingga menggunakan tingkat pendidikan tinggi. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 1999 Bab II Pasal tiga menjelaskan bahwa tujuan pendidikan di perguruan tinggi merupakan: a) menyiapkan siswa sebagai anggota masyarakat yg mempunyai kemampuan akademik serta/atau professional yang bisa menerapkan, mengembangkan serta/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian; b) menyebarkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi serta/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya buat meningkatkan taraf kehidupan warga dan memperkaya kebudayaan nasional; c) mendukung pembangunan warga madani yg demokratis menggunakan berperan sebagai kekuatan moral yg mandiri; serta d) mencapai keunggulan kompetitif melalui penerapan prinsip pengelolaan sumber daya sinkron dengan asas pengelolaan yg professional.

Salah satu bentuk pendidikan tinggi negeri yg diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia merupakan Universitas Terbuka. Saat ini Universitas Terbuka telah berusaha buat melayani kebutuhan pendidikan tinggi masyarakat Negara Indonesia yg beredar pada seluruh daerah nusantara menurut Sabang sampai Merauke bahkan yg tinggal di luar negeri sekalipun. Untuk itu dibentuklah Unit Pelaksana Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) pada semua propinsi Indonesia, di antaranya adalah UPBJJ – UT Malang.

Pada tahun 2010 ini UPBJJ – UT Malang telah membuka program studi D2 Perpustakaan. Program ini menerima respon yg positif berdasarkan rakyat Jawa Timur terutama dari daerah Kabupaten Pacitan. UPBJJ – UT Malang buat Pokjar/Kabupaten Pacitan pada periode 2010/1 ini memiliki 184 mahasiswa yg terbagi sebagai lima kelas tutorial. Tutorial dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari Pacitan sebanyak 4 kelas, serta di UPT Pendidikan Arjosari Pacitan satu kelas. Untuk itu perlu diketahui apa yang menjadi motivasi warga khususnya mahasiswa mengikuti kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan Universitas Terbuka

Motivasi
Motivasi dari dari istilah motif yang berarti dorongan atau alasan. Motif adalah tenaga pendorong yg mendorong insan buat bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia, yang mengakibatkan insan bertindak atau melakukan sesuatu.

Menurut Dimyati serta Mudjiono (2006:80) “Motivasi dilihat sebagai dorongan mental yang menggerakkan serta mengarahkan perilaku manusia termasuk konduite belajar”. Sejalan menggunakan itu, Ratumanan (2002:72) berkata bahwa; “Motivasi merupakan sebagai dorongan dasar yg menggerakkan seorang bertingkah laku ”. Sedangkan motivasi belajar merupakan “Keseluruhan daya penggerak psikis di pada diri siswa yg menimbulkan aktivitas belajar, mengklaim kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah dalam aktivitas belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Tadjab, 1994:102)”.

Dari beberapa pengertian pada atas dapat dikatakan bahwa motivasi mempunyai tiga komponen, yaitu: a) kebutuhan, kebutuhan terjadi jika individu merasa ada ketidak seimbangan antara apa yg dimiliki dari apa yang ia harapkan; b) dorongan, merupakan kegiatan mental untuk melakukan suatu.; serta c) tujuan, tujuan adalah hal yg ingin dicapai oleh individu. Seseorang yg mempunyai tujuan eksklusif pada melakukan suatu pekerjaan, maka dia akan melakukan pekerjaan tadi dengan penuh semangat.

Pengaruh motivasi terhadap seorang tergantung seberapa besar motivasi itu mampu membangkitkan motivasi seseorang buat bertingkat laku . Dengan motivasi yg akbar, maka seseorang akan melakukan sesuatu pekerjaan menggunakan lebih memusatkan pada tujuan dan akan lebih intensif pada proses pengerjaannya. Dalam kegiatan belajar, motivasi bisa dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yg menyebabkan kegiatan belajar, yg mengklaim kelangsungan dari kegaitan belajar dan memberikan arah pada kegiatna belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki sang subyek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi dapat dibedakan sebagai motivasi intrinsik serta motivasi ekstrinsik (Sardiman, 2005:189). Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, lantaran dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yg aktif serta berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sejalan dengan itu jua, Suryabrata (1994:72) jua membagi motivasi menjadi dua yaitu: a) motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berfungsi lantaran adanya rangsangan menurut luar; serta b) motivasi intrinsik, yaitu motivasi yg berfungsi meskipun tidak mendapat rangsangan menurut luar.

Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa motivasi belajar dalam dasarnya ada dua yaitu: motivasi yg tiba sendiri dan motivasi yg terdapat lantaran adanya rangsangan dari luar. Kedua bentuk motivasi belajar ini sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Setiap motivasi itu bertalian erat hubungan menggunakan tujuan atau suatu hasrat, maka makin tinggi harga suatu tujuan itu, maka makin kuat motivasi seorang buat mencapai tujuan. Purwanto (1996:70) berkata bahwa fungsi motivasi ada tiga yaitu: a) motivasi itu mendorong insan buat berbuat atau bertindak, motivasi ini berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yg memberikan energi pada seseorang buat melakukan sesuatu; b) motivasi itu memilih arah perbuatan ke arah perwujudan suatu tujuan atau hasrat, dalam hal ini motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yg wajib ditempuh buat mencapai tujuan itu, sehingga makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yg wajib ditempuh; serta c) motivasi itu menyeleksi perbuatan kita, adalah menentukan perbuatan mana yang dilakuan dilakukan, yang harmonis, guna mencapai tujuan itu dengan mengenyampingkan perbuatan yg tidak berguna bagi tujuan itu.

Dalam kajian teori motivasi ada yg dikenal dengan teori kebutuhan. Teori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow yg mengemukakan bahwa orang termotivasi buat melakukan sesuatu lantaran didasari adanya kebutuhan pada dirinya, yg terbagi sebagai lima (lima) kebutuhan yaitu: (1) kebutuhan fisiologis yg adalah kebutuhan manusia untuk bertahan hidup atau juga disebut kebutuhan utama yg terdiri dari kebutuhan makan, minum, sandang, serta loka tinggal; (dua) kebutuhan rasa aman yang meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja serta jaminan hari tua; (3) kebutuhan sosial yg berupa kebutuhan-kebutuhan seorang buat diterima pada grup eksklusif yg menyenangkan bagi dirinya; (4) kebutuhan penghargaan misalnya halnya kabutuhan bagi seorang pegawai yg bekerja dengan baik tentu ingin mendapat penghargaan dan pengakuan berdasarkan atasan ataupun pujian berdasarkan sahabat kerjanya atas prestasinya serta; (5) kebutuhan ekspresi yg berupa kebutuhan yang timbul menurut seseorang dalam proses pengembangan potensi dan kemampuannya buat memberitahuakn jati dirinya yg sebenarnya (Hasibuan, 2003:104-107).

Siagian (2002:107) mengungkapkan teori motivasi yg dikemukakan oleh Frederick Herzberg yg dikenal menggunakan Hygiene theory. Menurut teori ini faktor-faktor yang mendorong aspek motivasi adalah keberhasilan, pengakuan sifat pekerjaan yg menjadi tanggung jawab seseorang, kesempatan buat meraih kemajuan dan pertumbuhan. Sedangkan faktor higiene yg menonjol adalah kebijaksanaan perusahaan, pengawasan, kondisi pekerjaan, upah serta honor , interaksi menggunakan rekan sekerja, kehidupan pribadi, interaksi dengan para bawahan, status dan keamanan. Dalam teori ini terdapat yg disebut dengan kata faktor pendorong (motivation faktor). Faktor ini dapat menyebabkan peningkatan kepuasan kerja, namun pengurangan terhadap faktor ini tidak secara otomatis mengakibatkan keluarnya ketidakpuasan kerja. Di lain pihak adanya peningkatan faktor yg menyebabkan ketidak puasan cenderung untuk mengurangi ketidakpuasan kerja. Akan tetapi walaupun ada penambahan dalam faktor-faktor ini, ternyata nir secara otomatis bisa mendorong keluarnya kepuasan kerja. Jadi faktor pendorong merupakan faktor yg menaikkan kerja sedangkan faktor penyehat sebagai pemelihara kerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada melaksanakan tugasnya, manusia membutuhkan kebutuhan kesehatan serta selanjutnya setiap individu memiliki peluang untuk membuatkan dirinya.

Sejalan dengan dua teori ketuhan terdahulu, Alferder mengelompokkan kebutuhan menjadi 3 grup, yaitu : (1) kebutuhan keberadaan yg berkaitan dengan kebutuhan buat bisa tetap bertahan hidup misalnya halnya kebutuhan buat permanen dapat makan, minum, tempat tinggal, pakaian dan sebagainya seperti halnya kebutuhan fisiologisnya Maslow; (dua) kebutuhan bekerjasama yg merupakan kebutuhan yang berkaitan menggunakan kepuasan dalam berinteraksi pada lingkungan hidup serta pula lingkungan kerja serta ; (tiga) kebutuhan berkembang yang merupakan kebutuhan yg berhubungan dengan harapan intrinsik dari seorang buat mengembangkan dirinya. (Thoha, 2004:233)

Pada sisi lain Mc Clelland (Mangkunegara, 2004:97) menjelaskan pula adanya 3 kebutuhan insan, yaitu : (1) Need for achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang adalah refleksi berdasarkan dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan perkara; (dua) Need for affiliation, yaitu kebutuhan buat bekerjasama atau bergabung dan bercampur dengan orang lain yg adalah dorongan buat berinteraksi menggunakan orang lain tanpa merugikan orang lain serta ; (tiga) Need for power, yaitu kebutuhan untuk mimiliki kekuasaan yang merupakan refleksi berdasarkan dorongan buat mencari otoritas serta memiliki efek terhadap orang lain.

Dari teori-teori motivasi di atas bisa ditarik konklusi bahwa kebutuhan merupakan dasar yg sangat fundamental bagi konduite seseorang. Karena itu bila kebutuhan seorang nir terpenuhi cenderung untuk malas bekerja, kebalikannya jika kebutuhannya terpenuhi maka seorang akan mempunyai gairah kerja bahkan dengan semangat yang lebih tinggi.

Univesitas Terbuka
Universitas Terbuka bertekad untuk menjadi galat satu institusi Pendidikan Jarak Jauh (PTJJ) unggulan diantara institusi PTJJ di Asia tahun 2010 serta di dunia tahun 2020. Untuk mendukung visi tersebut, Universitas Terbuka memiliki misi menjadi berikut: 
  • Memperluas kesempatan belajar dalam jenjang pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang berkualitas. 
  • Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademik serta/atau profesional yang mampu bersaing secara dunia. 
  • Meningkatkan partisipasi warga pengguna pada pendidikan berkelanjutan guna mewujudkan warga berbasis pengetahuan (knowledge-based society). 
  • Meningkatkan kualitas serta kuantitas penelitian dan pengembangan sistem PJJ, khususnya PTJJ. 
  • Menyebarluaskan dan aneka macam keterangan tentang PJJ, khususnya PTJJ secara inovatif dan berkesinambungan. 
  • Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa melalui pelayanan pendidikan tinggi secara luas dan merata. 
  • Meningkatkan pemahaman lintas budaya serta jaringan kerjasama melalui kemitraan pendidikan pada tingkat lokal, nasional, dan dunia. 
  • Menghasilkan produk-produk akademik dalam bidang PJJ, khususnya PTJJ, serta bidang keilmuan lainnya. 
UT adalah PTN (Perguruan Tinggi Negeri) ke-45 di Indonesia yang menerapkan sistem belajar terbuka serta jarak jauh. Sistem belajar ini terbukti efektif buat menaikkan daya jangkau serta pemerataan kesempatan pendidikan tinggi yg berkualitas bagi seluruh rakyat negara Indonesia, termasuk mereka yg tinggal di wilayah-wilayah terpencil, baik di semua nusantara juga pada berbagai belahan global.

Sejak diresmikan pada tahun 1984, UT mendapatkan mandat berdasarkan pemerintah buat menaruh kesempatan yg sangat luas kepada seluruh warga negara Indonesia, baik yang baru lulus SLTA juga yang telah bekerja buat mengikuti pendidikan tinggi tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, umur, serta tempat tinggal mereka. Sistem pembelajaran UT memungkinkan belajar yg fleksibel pada mereka yang tidak memperoleh kesempatan mengikuti sistem pendidikan tinggi tatap muka.

Tanpa memandang kondisi mahasiswa, sistem belajar terbuka serta jeda jauh yg diterapkan UT membantu pencapain tujuan belajar lantaran:
  • tidak ada pembatasan jangka waktu penyelesaian studi dan nir memberlakukan sistem drop out; 
  • tidak terdapat pembatasan, baik tahun kelulusan ijazah SLTA maupun umur; 
  • waktu registrasi (registrasi) leluasa sepanjang tahun; 
  • ruang, ketika, serta loka belajar yg fleksibel sinkron menggunakan syarat mahasiswa; 
  • penggunaan materi belajar multimedia, termasuk bahan belajar cetak baik yg dilengkapi dengan kaset audio serta video/CD, CD-ROM, siaran radio dan TV, juga bahan belajar berbasis personal komputer serta internet. 
Dengan jumlah mahasiswa aktif lebih berdasarkan 460.000, UT tergolong dalam “The Top Ten Mega University of the World” dan keliru satu anggota sekaligus pendiri “The Global Mega-University Network (GMUNET). GMUNET didirikan dalam tahun 2003 adalah jaringan universitas terbuka semua global menggunakan jumlah mahasiswa yg terdaftar lebih berdasarkan 100.000 orang

UT telah menerima akreditasi, baik akreditasi nasional juga internasional. Secara internasional, UT telah memperoleh Akreditasi Internasional serta Sertifikasi Kualitas dari the International Council for Open and Distance Education (ICDE) Standard Agency (ISA), dan UT sudah menerima ISO serta SGS 9001:2000 dalam berbagai bidang menurut Badan Sertifikasi SAI Global dan SGS. Di samping itu, sebagian akbar acara studi di UT telah mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Saat ini UT memiliki empat fakultas dan satu program pascasarjana yang menawarkan lebih menurut 30 acara studi menggunakan jenjang yg bervariasi mencakup: Program Magister, Program Sarjana/S1, Program Diploma(D1, D2, D3 serta D4), serta Sertifikat. Di antaranya merupakan program D2 Ilmu Perpustakaan yg adalah objek studi pada penelitian ini.

Metodologi Penelitian
Dalam seluruh kegiatan penelitian niscaya terdapat tujuan yang ingin dicapai. Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (2000:15) dikemukakan bahwa rancangan penelitian adalah statu strategi buat mengatur latar penelitian agar peneliti bisa memperoleh data yg valid sesuai dengan karakteristik variable serta tujuan penelitian.

Rancangan penelitian ini dipakai sebagai patokan pada mengadakan kegiatan penelitian. Dalam kegiatan penelitian ini rancangan penelitian yg dipakai merupakan rancangan studi eksploratori. Menurut Setyadin (2005:12) exploratory study merupakan sebuah kegiatan penelitian yang berusaha mengumpulkan indikator-indikator data variabel, kemudian menganalisisnya buat menemukan konsep atau teori baru.

Sebagaimana dijelaskan pada bagian rancangan penelitian, bahwa penelitian ini termasuk pada katagori penelitian eksploratori yang berusaha menyelidiki objek penelitian melalui pengumpulan indikator-indikator data variabel. Dalam penelitian hanya menggambarkan variable tunggal. Tidak berusaha mengungkapkan interaksi antar variable maupun antar sub variabel. Variabel yang dimaksudkan merupakan data yg berkaitan motivasi masyarakat khususnya mahasiswa mengikuti kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan

Variabel motivasi memiliki 2 sub-variabel yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik sebagai sub variabel mempunyai tiga indikator yang berupa asa, minat serta bakat. Sedangkan sub variabel motivasi ekstrinsik memiliki indikator yg berupa dorongan menurut orang lain, kondisi ekonomi, prospek karir lulusan, sistem pendidikan dan energi guru.

Pada bagian pendahuluan telah disebutkan bahwa jumlah mahasiswa acara D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan sebesar 184 mahasiswa yg terbagi menjadi lima kelas tutorial. Lantaran itu maka penelitian ini menggunakan studi sampel yg diupayakan dapat mewakili populasi menggunakan memperhatikan kelas tutorial. 

Populasi merupakan holistik subjek penelitian, atau sejumlah atau perpaduan benda yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini maka jumlah populasi adalah 184. Sedangkan sampel merupakan sebagian berdasarkan populasi yg dicermati dapat mewakili populasi. Dengan memakai prinsip area secara acak sampling maka diambil 40 mahasiswa sebagai sampel penelitian yang terdiri menurut 8 mahasiswa kelas Arjosari serta 32 mahasiswa kelas Pacitan Bangunsari.

Untuk mengumpulkan data yg diharapkan dalam penelitian ini diharapkan adanya metode penelitian dan instrumen penelitian. Metode penelitian haruslah dibedakan menggunakan instrumen penelitian. Metode penelitian adalah metode yang dipakai untuk mencari dan mengumpulkan data yg dibutuhkan buat menjawab masalah yg muncul pada bagian rumusan kasus. Untuk mengumpulkan data mengenai motivasi mahasiswa mengikuti kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan digunakan metode angket. Sedangkan instrumen adalah alatnya atau disebut juga menjadi indera bantu sebuah metode atau indera yg dipakai untuk mengumpulkan data sinkron dengan metode yg dipakai.

Data output penelitian tersebut selanjutnya dianalisis dengan memakai teknik analisis deskriptif yg berupa prosentase dengan memperhatikan kemungkinan pencapaian kumulatif skor tertinggi suatu variabel dari skor skala evaluasi dan kemungkinan pencapaian skor kumulatif variabel yang sama dan interval kelas yg terdiri dari tiga macam kategori, yaitu tinggi sedang serta rendah.

Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan serta analisis terhadap output penelitian yang dilakukan bisa dikatakan bahwa:
Faktor 1 menggambarkan mengenai motivasi mahasiswa memilih kuliah acara D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan diantaranya adalah ingin menerima ilmu perpustakaan, usaha pada bidang perpustakaan dan bekerja pada perpustakaan.

Data tentang motivasi ini diperoleh menurut survey nomor 1 sampai menggunakan nomor 4 menggunakan 5 alternatif jawaban. Dengan mengelompokkan data pada tiga interval yaitu tinggi, sedang dan rendah serta skor tertinggi merupakan 20 serta skor terendah merupakan 4 bisa dikatakan bahwa mahasiswa yg motivasinya tinggi sebesar 32 orang (80%) sedangkan 8 orang (20%) lainnya bermotivasi sedang serta nir terdapat yg motivasinya rendah.

Faktor dua mendeskripsikan mengenai motivasi mahasiswa menentukan kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan antara lain adalah minat pada bidang ilmu perpustakaan dan minat di bidang ilmu fakta.

Data tentang motivasi ini diperoleh berdasarkan kuesioner nomor lima serta 6 menggunakan 5 cara lain jawaban. Dengan mengelompokkan data dalam 3 interval yaitu tinggi, sedang serta rendah, serta skor tertinggi adalah 10 dan skor terendah merupakan 2 bisa dikatakan bahwa mahasiswa yg motivasinya tinggi sebanyak 33 orang (82,lima%) sedangkan 7 orang (17,lima%) lainnya bermotivasi sedang serta nir ada yg motivasinya rendah.

Faktor tiga mendeskripsikan tentang motivasi mahasiswa menentukan kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan antara lain adalah talenta di bidang ilmu perpustakaan dan bakat di bidang ilmu kabar.

Data mengenai motivasi ini diperoleh dari kuesioner angka 7 serta 8 dengan lima alternatif jawaban. Dengan mengelompokkan data pada 3 interval yaitu tinggi, sedang dan rendah dan skor tertinggi adalah 10 dan skor terendah merupakan 2 bisa dikatakan bahwa mahasiswa yg motivasinya tinggi sebesar 18 orang (45%) sedangkan 20 orang (50%) lainnya bermotivasi sedang, dan 2 orang (5%) motivasinya rendah.

Faktor 4 menggambarkan mengenai motivasi eksintrik mahasiswa menentukan kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan diantaranya adalah adanya dorongan menurut guru, orang tua, teman dan dorongan berdasarkan masyarakat.

Data tentang motivasi ini diperoleh menurut kuesioner angka 9 sampai dengan nomor 12 menggunakan 5 cara lain jawaban. Dengan mengelompokkan data dalam tiga interval yaitu tinggi, sedang serta rendah serta skor tertinggi adalah 20 serta skor terendah adalah 4 bisa dikatakan bahwa mahasiswa yg motivasinya tinggi sebanyak 7 orang (17,5%) sedangkan 25 orang (62,5%) lainnya bermotivasi sedang dan 8 orang (20%) motivasinya rendah.

Faktor 5 menggambarkan mengenai motivasi ekstrinsik mahasiswa memilih kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan antara lain merupakan faktor porto masuk kuliah, porto selama kuliah dan faktor ekonomi orang tua.

Data tentang motivasi ini diperoleh menurut informasi lapangan nomor 13 sampai menggunakan nomor 15 dengan lima alternatif jawaban. Dengan mengelompokkan data pada tiga interval yaitu tinggi, sedang serta rendah dan skor tertinggi merupakan 15 serta skor terendah merupakan tiga dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang motivasinya tinggi sebesar 24 orang (60%) sedangkan 8 orang (20%) lainnya bermotivasi sedang dan 8 orang (20%) motivasinya rendah.

Faktor 6 mendeskripsikan tentang motivasi ekstrinsik mahasiswa memilih kuliah acara D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan antara lain adalah faktor kemudahan untuk bekerja pada bidang pendidikan, bekerja pada bidang perpustakaan serta pula kemudahan bekerja pada bidang kabar.

Data tentang motivasi ini diperoleh berdasarkan survey nomor 16 sampai menggunakan angka 18 dengan 5 alternatif jawaban. Dengan mengelompokkan data dalam 3 interval yaitu tinggi, sedang serta rendah serta skor tertinggi adalah 15 dan skor terendah merupakan 3 dapat dikatakan bahwa mahasiswa yg motivasinya tinggi sebanyak 27 orang (67,lima%) sedangkan 13 orang (32,5%) lainnya bermotivasi sedang dan tidak ada yg motivasinya rendah.

Faktor 7 menggambarkan tentang motivasi ekstrinsik mahasiswa memilih kuliah acara D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan diantaranya merupakan kemudahan wahana transportasi pada mengikuti tutorial, dapat kuliah pada perguruan tinggi negeri, tutor atau dosen yang berkualitas dan berkompetensi dalam bidangnya dan sistem perkuliahan menggunakan modul.

Data mengenai motivasi ini diperoleh berdasarkan kuesioner angka 19 hingga menggunakan angka 22 dengan lima cara lain jawaban. Dengan mengelompokkan data pada tiga interval yaitu tinggi, sedang dan rendah dan skor tertinggi merupakan 20 dan skor terendah adalah 4 bisa dikatakan bahwa mahasiswa yg motivasinya tinggi sebesar 25 orang (62,lima%) sedangkan 14 orang (35%) lainnya bermotivasi sedang serta 1 orang (dua,5%) yg motivasinya rendah.

Berdasarkan semua faktor diteliti yaitu menurut faktor 1 hingga dengan faktor 7 bisa dikatakan bahwa 27 orang (67,lima%) memiliki motivasi yang tinggi untuk kuliah acara D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan, sebanyak 13 orang (22,5%) motivasinya sedang dan nir ada yg motivasinya rendah.

ORGANISASI DAN MOTIVASI DASAR PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

Organisasi Dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas
Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan kemerdekaan Negara Republik Indonesia merupakan mencerdaskan kehidupan bangsa. Lantaran itu, maka pendidikan nasional Indonesia merupakan pendidikan yang menurut Pancasila dan UUD 1945, yang berakar dalam nilai-nilai kepercayaan serta kebudayaan nasional Indonesia serta tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Karena itu seluruh rakyat Negara Indonesia berhak menerima pendidikan sebagaimana ditegaskan dalam pasal 31 ayat 1 serta dua UUD 1945 “tiap-tiap masyarakat Negara berhak menerima pedagogi, dan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pedagogi nasional yang diatur dengan undang-undang.

Sistem pengajaran nasional ini telah diselenggrakan sang pemerintah mulai berdasarkan taraf pendidikan anak usia dini sampai dengan tingkat pendidikan tinggi. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 1999 Bab II Pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan di perguruan tinggi merupakan: a) menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik serta/atau professional yang bisa menerapkan, menyebarkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi serta/atau kesenian; b) membuatkan serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi serta/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk menaikkan tingkat kehidupan warga serta memperkaya kebudayaan nasional; c) mendukung pembangunan rakyat madani yang demokratis menggunakan berperan sebagai kekuatan moral yang berdikari; dan d) mencapai keunggulan kompetitif melalui penerapan prinsip pengelolaan asal daya sesuai dengan asas pengelolaan yg professional.

Salah satu bentuk pendidikan tinggi negeri yang diselenggarakan sang pemerintah Indonesia merupakan Universitas Terbuka. Saat ini Universitas Terbuka sudah berusaha untuk melayani kebutuhan pendidikan tinggi warga Negara Indonesia yg beredar di seluruh wilayah nusantara berdasarkan Sabang sampai Merauke bahkan yg tinggal di luar negeri sekalipun. Untuk itu dibentuklah Unit Pelaksana Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) di seluruh propinsi Indonesia, pada antaranya adalah UPBJJ – UT Malang.

Pada tahun 2010 ini UPBJJ – UT Malang telah membuka program studi D2 Perpustakaan. Program ini mendapat respon yang positif dari rakyat Jawa Timur terutama menurut wilayah Kabupaten Pacitan. UPBJJ – UT Malang untuk Pokjar/Kabupaten Pacitan dalam periode 2010/1 ini mempunyai 184 mahasiswa yg terbagi sebagai 5 kelas tutorial. Tutorial dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari Pacitan sebesar 4 kelas, serta di UPT Pendidikan Arjosari Pacitan satu kelas. Untuk itu perlu diketahui apa yang menjadi motivasi rakyat khususnya mahasiswa mengikuti kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan Universitas Terbuka

Motivasi
Motivasi berasal dari istilah motif yang berarti dorongan atau alasan. Motif adalah energi pendorong yang mendorong insan buat bertindak atau suatu energi di dalam diri insan, yang menyebabkan manusia bertindak atau melakukan sesuatu.

Menurut Dimyati serta Mudjiono (2006:80) “Motivasi dipandang menjadi dorongan mental yang menggerakkan serta mengarahkan konduite manusia termasuk perilaku belajar”. Sejalan dengan itu, Ratumanan (2002:72) mengatakan bahwa; “Motivasi adalah menjadi dorongan dasar yg menggerakkan seorang bertingkah laku ”. Sedangkan motivasi belajar adalah “Keseluruhan daya penggerak psikis pada dalam diri murid yang menyebabkan kegiatan belajar, mengklaim kelangsungan aktivitas belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Tadjab, 1994:102)”.

Dari beberapa pengertian di atas bisa dikatakan bahwa motivasi memiliki tiga komponen, yaitu: a) kebutuhan, kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan antara apa yg dimiliki dari apa yang ia harapkan; b) dorongan, merupakan kegiatan mental buat melakukan suatu.; dan c) tujuan, tujuan adalah hal yg ingin dicapai oleh individu. Seseorang yg mempunyai tujuan eksklusif pada melakukan suatu pekerjaan, maka beliau akan melakukan pekerjaan tersebut menggunakan penuh semangat.

Pengaruh motivasi terhadap seseorang tergantung seberapa akbar motivasi itu mampu membangkitkan motivasi seseorang buat bertingkat laku . Dengan motivasi yg besar , maka seseorang akan melakukan sesuatu pekerjaan dengan lebih memusatkan dalam tujuan serta akan lebih intensif pada proses pengerjaannya. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan menjadi holistik daya penggerak pada dalam diri seseorang yg menyebabkan kegiatan belajar, yg menjamin kelangsungan dari kegaitan belajar serta memberikan arah pada kegiatna belajar, sebagai akibatnya tujuan yg dikehendaki sang subyek belajar itu bisa tercapai.

Motivasi bisa dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Sardiman, 2005:189). Motivasi instrinsik adalah motif-motif yg menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena pada diri setiap individu telah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif serta berfungsinya lantaran adanya perangsang berdasarkan luar. Sejalan dengan itu juga, Suryabrata (1994:72) juga membagi motivasi sebagai dua yaitu: a) motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar; serta b) motivasi intrinsik, yaitu motivasi yg berfungsi meskipun nir mendapat rangsangan berdasarkan luar.

Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa motivasi belajar dalam dasarnya ada dua yaitu: motivasi yang tiba sendiri dan motivasi yg ada lantaran adanya rangsangan dari luar. Kedua bentuk motivasi belajar ini sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Setiap motivasi itu bertalian erat interaksi dengan tujuan atau suatu hasrat, maka makin tinggi harga suatu tujuan itu, maka makin kuat motivasi seseorang buat mencapai tujuan. Purwanto (1996:70) mengatakan bahwa fungsi motivasi ada tiga yaitu: a) motivasi itu mendorong insan untuk berbuat atau bertindak, motivasi ini berfungsi menjadi penggerak atau sebagai motor yg memberikan tenaga pada seorang buat melakukan sesuatu; b) motivasi itu memilih arah perbuatan ke arah perwujudan suatu tujuan atau keinginan, pada hal ini motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang wajib ditempuh buat mencapai tujuan itu, sehingga makin jelas tujuan itu, makin kentara pula terbentang jalan yg harus ditempuh; serta c) motivasi itu menyeleksi perbuatan kita, adalah memilih perbuatan mana yg dilakuan dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu menggunakan mengenyampingkan perbuatan yang nir bermanfaat bagi tujuan itu.

Dalam kajian teori motivasi terdapat yang dikenal dengan teori kebutuhan. Teori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow yang mengemukakan bahwa orang termotivasi buat melakukan sesuatu lantaran didasari adanya kebutuhan pada dirinya, yg terbagi menjadi lima (5) kebutuhan yaitu: (1) kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan insan untuk bertahan hidup atau jua disebut kebutuhan pokok yg terdiri menurut kebutuhan makan, minum, sandang, serta loka tinggal; (2) kebutuhan rasa aman yang meliputi keamanan akan perlindungan berdasarkan bahaya kecelakaan kerja dan jaminan hari tua; (tiga) kebutuhan sosial yang berupa kebutuhan-kebutuhan seorang buat diterima pada grup eksklusif yang menyenangkan bagi dirinya; (4) kebutuhan penghargaan seperti halnya kabutuhan bagi seseorang pegawai yang bekerja dengan baik tentu ingin mendapat penghargaan serta pengakuan menurut atasan ataupun kebanggaan menurut teman kerjanya atas prestasinya serta; (5) kebutuhan ekspresi yang berupa kebutuhan yang ada menurut seseorang dalam proses pengembangan potensi serta kemampuannya buat memberitahuakn jati dirinya yang sebenarnya (Hasibuan, 2003:104-107).

Siagian (2002:107) membicarakan teori motivasi yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg yang dikenal dengan Hygiene theory. Menurut teori ini faktor-faktor yang mendorong aspek motivasi merupakan keberhasilan, pengakuan sifat pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seorang, kesempatan buat meraih kemajuan dan pertumbuhan. Sedangkan faktor higiene yang menonjol ialah kebijaksanaan perusahaan, pengawasan, syarat pekerjaan, upah serta honor , interaksi dengan rekan sekerja, kehidupan pribadi, hubungan menggunakan para bawahan, status serta keamanan. Dalam teori ini terdapat yang disebut dengan kata faktor pendorong (motivation faktor). Faktor ini bisa mengakibatkan peningkatan kepuasan kerja, tetapi pengurangan terhadap faktor ini tidak secara otomatis mengakibatkan munculnya ketidakpuasan kerja. Di lain pihak adanya peningkatan faktor yg menimbulkan ketidak puasan cenderung untuk mengurangi ketidakpuasan kerja. Akan tetapi walaupun terdapat penambahan pada faktor-faktor ini, ternyata nir secara otomatis bisa mendorong keluarnya kepuasan kerja. Jadi faktor pendorong adalah faktor yang menaikkan kerja sedangkan faktor penyehat sebagai pemelihara kerja. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, insan membutuhkan kebutuhan kesehatan dan selanjutnya setiap individu memiliki peluang buat mengembangkan dirinya.

Sejalan dengan dua teori ketuhan terdahulu, Alferder mengelompokkan kebutuhan menjadi 3 kelompok, yaitu : (1) kebutuhan keberadaan yang berkaitan dengan kebutuhan buat mampu tetap bertahan hidup misalnya halnya kebutuhan buat tetap dapat makan, minum, loka tinggal, sandang serta sebagainya seperti halnya kebutuhan fisiologisnya Maslow; (2) kebutuhan berhubungan yg merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan pada berinteraksi pada lingkungan hayati dan jua lingkungan kerja dan ; (3) kebutuhan berkembang yang adalah kebutuhan yang berhubungan dengan harapan intrinsik berdasarkan seseorang buat berbagi dirinya. (Thoha, 2004:233)

Pada sisi lain Mc Clelland (Mangkunegara, 2004:97) mengungkapkan juga adanya 3 kebutuhan manusia, yaitu : (1) Need for achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang adalah refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah; (dua) Need for affiliation, yaitu kebutuhan buat bekerjasama atau bergabung dan bercampur menggunakan orang lain yg merupakan dorongan buat berinteraksi dengan orang lain tanpa merugikan orang lain dan ; (3) Need for power, yaitu kebutuhan buat mimiliki kekuasaan yg merupakan refleksi dari dorongan buat mencari otoritas serta mempunyai impak terhadap orang lain.

Dari teori-teori motivasi di atas dapat ditarik konklusi bahwa kebutuhan merupakan dasar yang sangat mendasar bagi perilaku seseorang. Lantaran itu apabila kebutuhan seseorang tidak terpenuhi cenderung buat malas bekerja, sebaliknya bila kebutuhannya terpenuhi maka seorang akan mempunyai gairah kerja bahkan dengan semangat yang lebih tinggi.

Univesitas Terbuka
Universitas Terbuka bertekad untuk sebagai salah satu institusi Pendidikan Jarak Jauh (PTJJ) unggulan diantara institusi PTJJ pada Asia tahun 2010 serta di dunia tahun 2020. Untuk mendukung visi tadi, Universitas Terbuka mempunyai misi sebagai berikut: 
  • Memperluas kesempatan belajar pada jenjang pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yg berkualitas. 
  • Menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi akademik serta/atau profesional yang bisa bersaing secara global. 
  • Meningkatkan partisipasi rakyat pengguna pada pendidikan berkelanjutan guna mewujudkan rakyat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). 
  • Meningkatkan kualitas serta kuantitas penelitian dan pengembangan sistem PJJ, khususnya PTJJ. 
  • Menyebarluaskan dan aneka macam kabar tentang PJJ, khususnya PTJJ secara inovatif serta berkesinambungan. 
  • Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa melalui pelayanan pendidikan tinggi secara luas dan merata. 
  • Meningkatkan pemahaman lintas budaya dan jaringan kerjasama melalui kemitraan pendidikan pada taraf lokal, nasional, dan dunia. 
  • Menghasilkan produk-produk akademik dalam bidang PJJ, khususnya PTJJ, serta bidang keilmuan lainnya. 
UT adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ke-45 di Indonesia yang menerapkan sistem belajar terbuka dan jarak jauh. Sistem belajar ini terbukti efektif buat meningkatkan daya jangkau serta pemerataan kesempatan pendidikan tinggi yg berkualitas bagi semua masyarakat negara Indonesia, termasuk mereka yang tinggal pada wilayah-wilayah terpencil, baik di seluruh nusantara juga di banyak sekali belahan dunia.

Sejak diresmikan pada tahun 1984, UT mendapatkan mandat dari pemerintah buat menaruh kesempatan yang sangat luas kepada seluruh rakyat negara Indonesia, baik yg baru lulus SLTA maupun yang sudah bekerja buat mengikuti pendidikan tinggi tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, umur, dan tempat tinggal mereka. Sistem pembelajaran UT memungkinkan belajar yang fleksibel pada mereka yg tidak memperoleh kesempatan mengikuti sistem pendidikan tinggi tatap muka.

Tanpa memandang syarat mahasiswa, sistem belajar terbuka dan jarak jauh yg diterapkan UT membantu pencapain tujuan belajar lantaran:
  • tidak terdapat pembatasan jangka saat penyelesaian studi dan tidak memberlakukan sistem drop out; 
  • tidak terdapat pembatasan, baik tahun kelulusan ijazah SLTA juga umur; 
  • waktu pendaftaran (registrasi) leluasa sepanjang tahun; 
  • ruang, saat, dan tempat belajar yang fleksibel sesuai menggunakan syarat mahasiswa; 
  • penggunaan materi belajar multimedia, termasuk bahan belajar cetak baik yang dilengkapi menggunakan kaset audio serta video/CD, CD-ROM, siaran radio dan TV, juga bahan belajar berbasis komputer dan internet. 
Dengan jumlah mahasiswa aktif lebih menurut 460.000, UT tergolong pada “The Top Ten Mega University of the World” dan keliru satu anggota sekaligus pendiri “The Global Mega-University Network (GMUNET). GMUNET didirikan dalam tahun 2003 adalah jaringan universitas terbuka seluruh global dengan jumlah mahasiswa yang terdaftar lebih berdasarkan 100.000 orang

UT telah menerima akreditasi, baik akreditasi nasional juga internasional. Secara internasional, UT telah memperoleh Akreditasi Internasional serta Sertifikasi Kualitas dari the International Council for Open and Distance Education (ICDE) Standard Agency (ISA), serta UT sudah mendapatkan ISO dan SGS 9001:2000 pada aneka macam bidang berdasarkan Badan Sertifikasi SAI Global serta SGS. Di samping itu, sebagian besar program studi pada UT telah menerima akreditasi menurut Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Saat ini UT mempunyai empat fakultas serta satu program pascasarjana yang memberikan lebih menurut 30 acara studi dengan jenjang yg bervariasi mencakup: Program Magister, Program Sarjana/S1, Program Diploma(D1, D2, D3 dan D4), serta Sertifikat. Di antaranya merupakan program D2 Ilmu Perpustakaan yang merupakan objek studi pada penelitian ini.

Metodologi Penelitian
Dalam semua aktivitas penelitian pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (2000:15) dikemukakan bahwa rancangan penelitian adalah statu taktik buat mengatur latar penelitian agar peneliti bisa memperoleh data yang valid sinkron dengan ciri variable dan tujuan penelitian.

Rancangan penelitian ini dipakai sebagai patokan pada mengadakan aktivitas penelitian. Dalam kegiatan penelitian ini rancangan penelitian yang dipakai adalah rancangan studi eksploratori. Menurut Setyadin (2005:12) exploratory study adalah sebuah aktivitas penelitian yang berusaha mengumpulkan indikator-indikator data variabel, lalu menganalisisnya buat menemukan konsep atau teori baru.

Sebagaimana dijelaskan pada bagian rancangan penelitian, bahwa penelitian ini termasuk pada katagori penelitian eksploratori yg berusaha mempelajari objek penelitian melalui pengumpulan indikator-indikator data variabel. Dalam penelitian hanya mendeskripsikan variable tunggal. Tidak berusaha membicarakan hubungan antar variable juga antar sub variabel. Variabel yang dimaksudkan adalah data yg berkaitan motivasi rakyat khususnya mahasiswa mengikuti kuliah acara D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan

Variabel motivasi mempunyai 2 sub-variabel yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik menjadi sub variabel memiliki 3 indikator yang berupa asa, minat dan talenta. Sedangkan sub variabel motivasi ekstrinsik memiliki indikator yg berupa dorongan dari orang lain, syarat ekonomi, prospek karir lulusan, sistem pendidikan dan energi guru.

Pada bagian pendahuluan sudah disebutkan bahwa jumlah mahasiswa acara D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan sebanyak 184 mahasiswa yg terbagi menjadi 5 kelas tutorial. Lantaran itu maka penelitian ini menggunakan studi sampel yg diupayakan dapat mewakili populasi dengan memperhatikan kelas tutorial. 

Populasi merupakan holistik subjek penelitian, atau sejumlah atau perpaduan benda yg sebagai obyek penelitian. Dalam hal ini maka jumlah populasi merupakan 184. Sedangkan sampel merupakan sebagian menurut populasi yang dicermati dapat mewakili populasi. Dengan memakai prinsip area random sampling maka diambil 40 mahasiswa menjadi sampel penelitian yg terdiri menurut 8 mahasiswa kelas Arjosari dan 32 mahasiswa kelas Pacitan Bangunsari.

Untuk mengumpulkan data yg diharapkan pada penelitian ini diharapkan adanya metode penelitian dan instrumen penelitian. Metode penelitian haruslah dibedakan dengan instrumen penelitian. Metode penelitian adalah metode yang dipakai untuk mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan buat menjawab perkara yg ada pada bagian rumusan kasus. Untuk mengumpulkan data tentang motivasi mahasiswa mengikuti kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan digunakan metode angket. Sedangkan instrumen adalah alatnya atau dianggap pula sebagai alat bantu sebuah metode atau indera yang digunakan buat mengumpulkan data sinkron menggunakan metode yang digunakan.

Data hasil penelitian tadi selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif yang berupa prosentase menggunakan memperhatikan kemungkinan pencapaian kumulatif skor tertinggi suatu variabel berdasarkan skor skala penilaian serta kemungkinan pencapaian skor kumulatif variabel yg sama dan interval kelas yang terdiri dari tiga macam kategori, yaitu tinggi sedang serta rendah.

Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan serta analisis terhadap hasil penelitian yang dilakukan bisa dikatakan bahwa:
Faktor 1 mendeskripsikan tentang motivasi mahasiswa menentukan kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan antara lain merupakan ingin mendapatkan ilmu perpustakaan, usaha di bidang perpustakaan dan bekerja di perpustakaan.

Data mengenai motivasi ini diperoleh menurut survey angka 1 hingga dengan nomor 4 dengan 5 alternatif jawaban. Dengan mengelompokkan data dalam 3 interval yaitu tinggi, sedang serta rendah dan skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah merupakan 4 dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang motivasinya tinggi sebesar 32 orang (80%) sedangkan 8 orang (20%) lainnya bermotivasi sedang serta tidak terdapat yg motivasinya rendah.

Faktor 2 menggambarkan mengenai motivasi mahasiswa memilih kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan diantaranya adalah minat pada bidang ilmu perpustakaan dan minat di bidang ilmu berita.

Data tentang motivasi ini diperoleh menurut kuesioner angka lima dan 6 menggunakan lima alternatif jawaban. Dengan mengelompokkan data dalam tiga interval yaitu tinggi, sedang dan rendah, serta skor tertinggi merupakan 10 serta skor terendah merupakan 2 dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang motivasinya tinggi sebesar 33 orang (82,lima%) sedangkan 7 orang (17,5%) lainnya bermotivasi sedang dan nir ada yg motivasinya rendah.

Faktor tiga menggambarkan mengenai motivasi mahasiswa menentukan kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan antara lain adalah talenta di bidang ilmu perpustakaan dan talenta di bidang ilmu warta.

Data mengenai motivasi ini diperoleh dari berita umum nomor 7 serta 8 menggunakan lima alternatif jawaban. Dengan mengelompokkan data dalam 3 interval yaitu tinggi, sedang dan rendah dan skor tertinggi merupakan 10 dan skor terendah merupakan dua bisa dikatakan bahwa mahasiswa yg motivasinya tinggi sebanyak 18 orang (45%) sedangkan 20 orang (50%) lainnya bermotivasi sedang, dan 2 orang (5%) motivasinya rendah.

Faktor 4 mendeskripsikan mengenai motivasi eksintrik mahasiswa memilih kuliah acara D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan diantaranya adalah adanya dorongan menurut pengajar, orang tua, sahabat serta dorongan berdasarkan rakyat.

Data mengenai motivasi ini diperoleh menurut informasi lapangan nomor 9 sampai menggunakan angka 12 menggunakan lima cara lain jawaban. Dengan mengelompokkan data dalam 3 interval yaitu tinggi, sedang serta rendah dan skor tertinggi adalah 20 serta skor terendah adalah 4 dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang motivasinya tinggi sebesar 7 orang (17,lima%) sedangkan 25 orang (62,5%) lainnya bermotivasi sedang dan 8 orang (20%) motivasinya rendah.

Faktor 5 menggambarkan tentang motivasi ekstrinsik mahasiswa memilih kuliah acara D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan diantaranya merupakan faktor porto masuk kuliah, biaya selama kuliah dan faktor ekonomi orang tua.

Data mengenai motivasi ini diperoleh berdasarkan informasi lapangan angka 13 hingga menggunakan nomor 15 menggunakan lima alternatif jawaban. Dengan mengelompokkan data pada tiga interval yaitu tinggi, sedang dan rendah serta skor tertinggi adalah 15 dan skor terendah merupakan 3 bisa dikatakan bahwa mahasiswa yang motivasinya tinggi sebesar 24 orang (60%) sedangkan 8 orang (20%) lainnya bermotivasi sedang dan 8 orang (20%) motivasinya rendah.

Faktor 6 mendeskripsikan tentang motivasi ekstrinsik mahasiswa memilih kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan antara lain adalah faktor kemudahan buat bekerja di bidang pendidikan, bekerja pada bidang perpustakaan serta jua kemudahan bekerja pada bidang warta.

Data tentang motivasi ini diperoleh dari informasi lapangan nomor 16 hingga dengan nomor 18 dengan 5 alternatif jawaban. Dengan mengelompokkan data pada tiga interval yaitu tinggi, sedang serta rendah dan skor tertinggi adalah 15 dan skor terendah merupakan 3 dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang motivasinya tinggi sebesar 27 orang (67,5%) sedangkan 13 orang (32,5%) lainnya bermotivasi sedang dan tidak terdapat yg motivasinya rendah.

Faktor 7 menggambarkan tentang motivasi ekstrinsik mahasiswa memilih kuliah program D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan antara lain merupakan kemudahan sarana transportasi pada mengikuti tutorial, bisa kuliah pada perguruan tinggi negeri, tutor atau dosen yg berkualitas serta berkompetensi pada bidangnya dan sistem perkuliahan dengan modul.

Data mengenai motivasi ini diperoleh dari kuesioner angka 19 hingga menggunakan nomor 22 dengan 5 alternatif jawaban. Dengan mengelompokkan data dalam tiga interval yaitu tinggi, sedang dan rendah serta skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah merupakan 4 bisa dikatakan bahwa mahasiswa yang motivasinya tinggi sebesar 25 orang (62,5%) sedangkan 14 orang (35%) lainnya bermotivasi sedang dan 1 orang (dua,lima%) yg motivasinya rendah.

Berdasarkan semua faktor diteliti yaitu dari faktor 1 sampai menggunakan faktor 7 bisa dikatakan bahwa 27 orang (67,5%) mempunyai motivasi yg tinggi buat kuliah acara D2 Jurusan Perpustakaan UPBJJ – UT Malang Pokja Pacitan, sebesar 13 orang (22,lima%) motivasinya sedang serta tidak terdapat yang motivasinya rendah.

PENGERTIAN TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengertian, Tujuan dan Fungsi Bimbingan serta Konseling
Penggunaan bahasa yang melibatkan kesesuaian pembicaraan telinga dalam suatu dialog bukan hanya gambaran bagaimana mengungkapkan makna dan gagasan melainkan bukti interaksi sosial. Penggunaan bahasa tersebut dipercaya menjadi fungsi bahasa buat membuka saluran komunikasi serta membentuk interaksi diantara rakyat sekolah khususnya guru pembimbing dengan siswa.

Dalam suatu percakapan antara guru pembimbing (konselor) dengan siswa (klien) dalam proses bimbingan serta konseling tidak akan mengajukan bahasa-bahasa yg tidak kontroversial namun dipilih secara hati-hati sesuai kondisi siswa sebagai akibatnya cenderung membuat persetujuan bersama dalam hal mengatasi atau menuntaskan suatu persoalan.

Betapa pentingnya peranan bahasa pada berkomunikasi, sebagai akibatnya keterampilan berbicara bagi kehidupan insan sangat dibutuhkan. Billow (Pateda, 2004:62) menyatakan “ bahasa terutama adalah berbicara”. Berbicara berarti menggunakan bahsa ekspresi secara aktif. Penggunaan bahsa ekspresi secara aktif ini pada kaitannya dengan proses bimbimgan serta konseling bisa saja berwujud perintah, pertanyaan, dorongan, asa, saran, permintaan, pengakuan, penjelasan atau menaruh penerangan

Sehubungan dengan hal tersebut secara rinci dalam proses bimbingan mengandung ciri-karakteristik menjadi berikut : 1) adanya tujuan yg ingin dicapai, dua) ada bahan/pesan yg menjadi isi hubungan, tiga) terdapat peserta didik yg aktif mengalami, 4) terdapat pengajar yg melaksanakan, 5) ada metode buat mencapai tujuan, 6) ada situasi yg memungkinkan proses bimbingan serta konseling berjalan menggunakan baik, 7) terdapat evaluasi terhadap hasil interaksi.

Ini memberitahuakn bahwa peranan bahasa khususnya bahasa instruksi pada proses bimbingan dan konseling adalah suatu komunikasi atau interaksi yg melibatkan pengajar pembimbing (konselor) dan peserta didik (klien) menggunakan maksud buat mencapai tujuan bimbingan yaitu: 1) peserta didik dapat mengenal dirinya sendiri serta lingkungan dimana beliau berada dan kekurangan/kelemahan pada dirinya, dua) dapat menerima diri sndiri serta lingkungan secara positif dan bergerak maju atau apa adanya, 3) bisa merogoh keputusan sendiri tentang berbagai hal, 4) dapat mengarahkan diri sendiri yang didasarkan dalam keputusan yang diambil sinkron apa yg terdapat padanya, lima) perwujudan diri sendiri/ peserta didik bisa merealisasikan dirinya sendiri. Jadi komunikasi antara peserta didik dan pengajar atau guru pembimbing menggunakan siswa memegang peranan krusial pada keberhasilan proses bimbingan serta konseling. Pengajar mempunyai peran buat mengarahkan, membimbing, menaruh dorongan serta motivasi pada pserta didik menggunakan bahasa instruksi yang sesuai kebutuhan serta kondisi peserta didik itu sendiri.

Sesuai menggunakan uraian diatas, tampak jelas bahwa bimbingan serta konseling sebagai galat satu organisasi serta kegiatan acara pendidikan di sekolah menengah pertam perlu di kelolah serta dikembangkan agar dapat menghasilkan produk atau hasil belajar secara optimal. General A. Glad Stein (pada Sarono, 2005:6) Mengemukakan bahwa layanan bimbingan dan konseling yg bemutu itu bisa membantu siswa, nir hanya mengatasi kasus-kasus pendidikan serta pekerjaan tetapi juga sanggup mengatasi masalah-kasus eksklusif murid.

Sesuai harapa guru mata pelajaran Robert F. Gibshon (pada Sarono, 2005:6) beropini bahwa layanan bimbingan serta konseling yang bermutu itu sanggup membantu pengajar mengurangi perilaku murid yg sebagai penyebab keributan atau gangguan di kelas, serta membantu proses pedagogi mudah serta efektif.

Berkaitan menggunakan harapan ketua sekolah Darrel H. Hart dan Donald J. Prince (dalam Sarono, 2005:6) menyatakan pendapat bahwa layanan bimbingna serta konseling yang bermutu itu wajib bisa membantu memecahkan kasus, memperlancar keberhasilan belajar siswa , dan membantu memecahkan masalah pendidikan dan karir murid.

Untuk mengatasi masalah-masalah yg dihadapi peserta didik merupakan bekerja sama dengan pengajar pembimbing (konselor sekolah) menggunakan cara memberikan layanan konseling individual.” Konseling individual “mengandung makna bagaimana seorang berbicara menggunakan orang lain menggunakan tujuan buat membantu agar terjadi perubahan perilaku kearah positif berdasarkan orang yg dibatu.

Dalam konseling individual, kedua belah pihak harus bekerja sama agar klien dapat tahu diri dan permasalahannya dan bisa menyebarkan potensi positif pada dirinya, serta sanggup memecahkan masalahnya sendiri yang tentunya atas donasi dan kepakaran konselor, karena itu seseorang konselor yang berkecimpung di banyak sekali hubungan antar manusia wajib pada lengkapi menggunakan ilmu konseling, ilmu penunjang lain seperti psikologi, antropologi, sosiologi serta ilmu-ilmu lain yang bersinggungan dengan perilaku insan. Selanjutnya konselor harus memiliki keterampilan konseling yaitu menguasai tekhnik-tekhnik konseling di setiap tahapan proses konseling. Tahap awal, termin pertengahan, dan termin akhir supaya konselor mengetahui hingga di mana kemajuan konseling yg dilakukan buat mencapai tujuan yang diharapkan.

Unruk mengoptimalakan proses bimbingan serta konseling kemampuan konselor pada penerapan bahasa instruksi baik menurut segi bentuk maupun isi sangat pada perlukan sehingga benar-sahih terjalin kolaborasi yg baik pada proses bimbingan dan konseling demi tercapainya tujuan bimbingan yang dibutuhkan.

1. Bahasa Instruksi pada Proses Bimbingan dan Konseling
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa “Bahasa merupakan (i) system lambang bunyi yang arbitrer yg digunakan oleh para anggota suatu rakyat buat bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri, (ii) dialog (perkataan) yg baik, tingkah laris yang baik, sopan santun”. Ali Syahbana (dalam Pateda,2003:tiga) menyatakan bahwa bahasa adalah ucapan pikiran serta perasaan manusia dengan teratur menggunakan memakai alat suara. Sedangkn instruksi pada kamus Bahasa Indonesia menyetakan sebagai pelajaran atau petunjuk.

Jadi bahasa instruksi dimaksudkan menjadi suatu ungkapan dalam bentuk kalimat atau istilah menurut seorang kepada orang lain sehingga terjalin hubungan kerja sama saling berinteraksi anatara satu menggunakan lainnya buat mencapai satu tujuan eksklusif menjadi akhir menurut suatu pembicaraan. Sama halnya pada proses bimbingan dan konseling sebagaimana di kemukakan sang Muhammad (2004:4) bahwa “ Bimbingan dan konseling merupakan merupakan proses donasi psikologis dan humanisme secara ilmiah serta profesional yg diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada yg dibimbing (klien), supaya dapat berkembang secara optimal , yaitu mampu tahu diri, mengarahkan diri, dan mengaktualisasikan diri, sinkron termin perkembangan , sifat-sifat, potensi yang dimiliki serta latar belakang kehidupan dan lingkungannya sebagai akibatnya tercapai kebahagiaan dalam kehidupannya “.

Tanpa adanya bahasa instruksi ( bahasa perintah / bahasa petunjuk) pada proses 

Bimbingan dan konseling tentunya maksud serta tujuan yg di kehendaki sebagai akhir berdasarkan pada konseling individual nir akan tercapai. Untuk itu sangat dibutuhkan tehnik dan keterampilan berkomunikasi yg baik serta sopan sebagai akibatnya bisa membuka hati, pikiran serta perasaan secara suka rela serta iklas mengikuti alur pembicaraan yg pada akhirnya klien benar-sahih merasa terbimbing oleh konselor itu sendiri.

2. Bentuk Bahasa Instruksi
Jika mendengar orang berbicara, kita mendengar bunyi bahasa, bunyi bahasa yang digunakannya pada sebut bahasa mulut. Terdapat empat aktivitas berbahasa yakni : 1) berbicara, dua) mendengar, tiga)membaca, 4) menulis (Pateda, 2005:20). Khusus pada proses bimbingan dan konseling bentuk bahasa yang di pakai adalah bahsa ekspresi yaitu bahasa yg disampaikan secara eksklusif antara pembicara serta pendengar. Jadi terdapat yang berbicara dan ada yang mendengar, antara konselor dan klien terjalin interaksi timbal kembali. 

Bentuk bahasa instruksi pada proses bimbingan dan konseling bisa dilakukan dengan cara : 1) menangkap pesan utama , 2) bertanya buat membuka dialog,tiga) bertanya tertutup, 4) dorongan minimal, lima) interpretasi, 7) mengarahkan, 8) memimpin, 9) penekanan, 10) komprontasi, 11) menjernihkan, 12) memudahkan, 13) membisu, 14) mengambil inisiatif, 15) memberi nasehat, 16) memberi kabar, 17) merencanakan, 18) serta menyimpulkan ( S.willis, 2004:187 ) 

3. Isi Bahasa instruksi
Bahasa selalu pada pakai setiap hari. Apa yang di pakai yang berwujud bahasa mengandung isi, mengandung jujur, dan berisi hal-hal menyangkut nama, kegiatan, proses, konsep-konsep, keyakinan, dan pikiran (Pateda, 2005:18)

Miller (dalam Pateda,2005:20) menyampaikan bahwa buat menggunakan bahasa secara efektif, wajib memperhatikan isi bahasa ini dia.
1. Informasi fonologis, maksudnya, kita mendengar bunyi-bunyi bahasa yg bermakna.
2. Informasi leksikal. Kita mendengar istilah atau urutan kata yang berisi pesan atau mengandung makna.
3. Informasi sintaksis. Bunyi-bunyi bahasa berhubung-interaksi membentuk kata berhubung-hubungan dengan istilah lain yg membangun kalimat. Kalimat yang kita gunakan mengandung makna atau memiliki pesan atau jujur.
4. Konsep yang ingin diutarakan dan kenyataannya.
5. Sistem keyakinan, baik yang berkaitan menggunakan agama yang kita yakini maupun evaluasi kita terhadap apa yang kita dengar atau kita baca.

Apa yg dikemukakan sang kedua pakar tadi pertanda bahwa isi bahasa instruksi pada proses bimbingan dan konseling adalah nir terikat dalam suatu bentuk, tetapi bebas memilih bentuk bahasa yg digunakan, buat membicarakan apa yang difikirkan, dikehendaki atau dirasakan sehingga proses konseling berjalan sebagaimana mestinya serta dalam akhirnya klien benar-benar merasa terbimbing, mampu menentukan sikap buat penyelesaian suatu perseteruan ,tantangan dan hambatan yang dihadapinya.

4. Bimbingan dan konseling
a. Pengertian bimbingan 
Bimbingan dan konseling adalah terjemahan dari “Guidance” serta “Conseling” dalam bahasa inggris. Istilah ini mengandung arti : (1) mengarahkan (to direct), (dua) memandu (to pilot), (tiga) mengelola (to manage), serta (4) menyetir (to steer).

Sunaryo (Syamsu Yusuf,A Juntika, 2005:6) mengemukakan bahwa bimbingan sebagai “ Proses membantu individu buat mencapai perkembangan optimal”.sedangkan Rochman Natawijaya mengartikan bimbingan menjadi proses pemberian donasi kepada individu yg dilakukan secara berkesinambungan , agar individu tadi bisa memahami dirinya serta dapat bertindak secara masuk akal, sesuai menggunakan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, rakyat dan khidupan dalam biasanya.

b. Pengertian Konseling
ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa “ Konseling adalah interaksi tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan perilaku penerimaan serta pemebrian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan serta keterampilannya buat membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya” (Syamsu Yusuf, A. Juntika,2005:8) 

Prayitno, Erman Amti(1999: 104) mengemukakan bahwa “ Konseling adalah proses anugerah donasi yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (diklaim konselor) pada individu yg sedang mengalami sesuatu kasus (disebut klien) yang bermuara dalam teratasinya masalah yang dihadapi sang klien”.

Dalam wawancara konseling itu klien mengemukakan maalah –masalah yg dihadapi kepada konselor, dan konselor menciptakan suasana interaksi yg akrab menggunakan menerapkan prinsip-prinsip serta tekhnik wawancara konseling sedemikian rupa, sehingga masalahnya itu terjelajahi sgenap seginya dan pribadi klien terangsang buat mengatasi maslah yang sedang di hadapi menggunakan menggunakan kekuatanya sendiri. Proses konseling pada dasarnya merupakan bisnis menghidupkan serta mendayagunakan secara penuh fungsi-fungsi yg minimal secara potensial organismik terdapat pada diri klien itu. Apabila fungsi ini berjalan dengan baik dapoat dibutuhkan dinamika hayati klien akan pulang berjalan dengan wajar menunjuk kepada tujuan yang positif.

c. Proses Konseling
Jika menyimak pengertian bimbingan dan konseling sebagaimana pada kemukakan pada atas, maka implisit pada dlamnya tujuan konseling yaitu membantu individu/ klien agar sebagai orang yang lebih fungsionbal, mencapai integritas diri, bukti diri diri, dan ekspresi. Versi lain dari tujuqan konseling merupakan agar potensi optimal, mampu memecahkan perkara, serta mampu mengikuti keadaan terhadap lingkungan.

Untuk mencapai tujuan konseling dengan efektif seorang konselor wajib mampu: 1) menangkap berita sentral atau pesan utama klien, dua) utamakan tujuan klien-tujuan konseling. Secara umum dikatakan bahwa tujuan konseling haruslah mencapai : a) Effectif daily living, artinya setelah selesai proses konseling klien wajib bisa menjalani kehidupan sehari-harinya secara effektif dan berdayaguna buat diri, famili, warga , bangsa dan Tuhannya. B) Relationship with Other, adalah klien bisa menjalin interaksi yg harmonis menggunakan orang lain pada famili, sekolah, rakyat dan sebagainya.

Brammer dalam Sofyan S.willis (2004:50) Proses konseing adalah insiden yg tengah berlangsung dan memberi makna bagi para peserta konseling tadi (konselor serta klien) supaya proses konseling berjalan menggunakan lancar dibutuhkan keterampilan spesifik secara sedikit demi sedikit yg dibagi dalam 3 tahapan: (1) termin awal konseling, (2) termin pertengahan /tahap kerja, serta (tiga) Tahap akhir konseling / tahap tindakan

Tahap awal sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses konseling hingga sanpai konselor serta klien menemukan defenisi perkara klien atas dasar berita, kepedulian,atau masalah klien. Berangkat berdasarkan defenisi kasus klien yg di sepakati pada termin awal, kegiatan selanjutnya adalah mempokuskan pada ;(1) penjelejahan masalah klien, (dua) donasi apa yang akan di berikan menurut evaluasi balik apa-apa yg telah dijelajah mengenai perkara klien.selanjutnya tahap akhir konseling/ tahap tindakan bertujuan buat : (1) tetapkan perubahan perilaku dan perilaku yg memadai, (2) terjadi transfer of learning pada diri klien, (3) melaksanakan perubahan prilaku, (4) mengakhiri hubungan konseling.

d. Teknik-teknik Konseling
Teknik konseling mengandung pengertian yakni cara yang digunakan oleh sorang konselor pada interaksi konseling buat membantu klien supaya berkembang potensinya serta bisa mengatasi kasus yang di hadapi menggunakan mempertimbangkan kondisi-kondisi lingkungan yakni nilai-nilai sosial, budaya dan kepercayaan .

Tanggung jawab konselor dalam proses konseling merupakan mendorong buat menyebarkan potensi klien, agar beliau bisa bekerja efektif, produktif, dan sebagai insan berdikari. Relasi konselor kliein dalam hubungan konseling ditandai dengan nuansa efektif. Artinya konselor berupaya membangun agar interaksi akrab, saling percaya sebagai akibatnya terjadi self-discbsure (keterbukaan diri) klien serta keterlibatan secara emosional dalam proses konseling.

Berikut ini dijelaskan ragam teknik konseling menjadi berikut: (1) perilaku attending yaitu menjadi perilku menghampiri klien yg meliputi hubungan mata, bahasa badan dan bahasa lisan., (dua) ikut merasakan artinya kemampuan konselor buat mencicipi apa yg pada rasakan klien, merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau mengenai klien, (3) Refleksi adalah keterampilan konselor buat memantulakn kembali pada klien mengenai perasaan, pikiran serta pengalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap prilaku lisan dan non mulut, (4) eksplorasi merupakan suatu keterasmpilan konselor buat menggali perasaan , pengalaman, serta pikiran klien. Hal ini krusial karena kebanyakan klien menyimpan misteri bathin, menutup diri,atau nir sanggup mengemukakan pendapatnya menggunakan terus terperinci., (lima) menangkap pesan utama (paraphrasing) yg baik merupakan dengan teliti mendengarkan pesan primer klien, nyatakan kembali dengan ringkas, amati respon klien terhadap konselor, (6) bertanya buat membuka percakapan (open quetion) yang baik dimulai dengan kata-kata ; apakah, bagaimana,bolehkah, dapatkah dll., (7) bertanya tertutup (closed question) tujuannya adalah buat mengumpulkan fakta, menjernihkan dan memperjelas sesuatu , serta menghentikan omongan klien yang melantur menyimpang jauh., (8) dorongan minimal (minimal encouragement) merupakan suatu dorongan eksklusif yg singkat terhadap apa yang sudah dikatakan klien, serta menaruh dorongan singkat sperti oh....,ya...., terus...., lalu,...dan..., (9) interpretasiadalah bertujuan buat menaruh rujukan, pandangan atau perilaku klien, agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman berdasarkan output rujukan baru tersebut, (10) mengarahkanadalah suatu keterampilan yg mengatakan kepada klien supaya beliau berbuat sesuatu, atau dengan kata lain mengarahkannya supaya melakukan sesuatu, (11) menyimpulkan ad interim (summarizing) tujuannya adalah menaruh kesempatan kepada klien buat merogoh kilas pulang (feed back) menurut hal-hal yang telah dibicarakan, menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara sedikit demi sedikit, buat menaikkan kualitas diskusi, mempertajam atau memperjelas penekanan pada wawancara konseling, (12) memimpin (leading) bertujuan agar klien nir menyimpang berdasarkan penekanan pembicaraan, supaya arah pembicaraan lurus pada tujuan konseling, (13) fokus merupakan membantu klien buat memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan, (14) komprontasi merupakan suatu tehnik konseling yg menantang klien buat buat melihat adanya diskrepansi atau inkonsistensi antara perkataan dengan bahasa badan (perbuatan), inspirasi awal dengan inspirasi berikutnya, senyum dengan kepedihan dan sebagainya,(15) menjernihkan (clarifying)merupakan menjernihkan ucapan-ucapan klien yang kurang jelas, samar-samar, dan relatif mewaspadai, (16) memudahkan (facilitating) adalah suatu keterampilan membuka komunikasi agar klien menggunakan mudah berbicara dengan konselor serta menyatakan perasaan, pikiran, serta pengalamannya secara bebas, sebagai akibatnya komunikasi dan partisipasi meningkat dan proses konseling berjalan efektif., (17) membisu tujuannya adalah menanti klien berfikir, menjadi protes apabila klien ngomong berbelit-belit, serta menunjang konduite attending dan empati sebagai akibatnya klien bebas berbicara, (18) mengambil inisiatif tujuannya adalah merogoh inisiatif jika klien kurang semangat, jika klien lambat berfikir buat merogoh keputusan, bila klien kehilangan arah pembicaraan, (19) memberi nasehatini mampu dilakukan jika klien memintanya dan konselor perlu mempertimbangkannya karena dalam anugerah nasehat tetap dijaga supaya tujuan konseling yakni kemandirian klien harus permanen tercapai, (20) hadiah berita dalam hal ini perlu keterbukaan serta kejujuran , bila konselor mengetahui kabar ataukah idak usahakan nir melayani klientetapi diarahkan ketempat yang lebih sesuai / kesumber fakta tadi supaya lebih jelas, (21) merencanakanyaitu membantu klien dalam akhir sesi buat dapat menciptakan planning berupa suatu acara buat action, perbuatan konkret yang produktif bagi kemajuan dirinya., (22) menyimpulkan . Pada akhir sesi konseling membantu klien buat menyimpulkan output pembicaraan menyangkut bagaimana keadaan/perasaan klien terutama tentang kecemasan , memantapkan rencana klien, dan pokok-poko yang akan dibicarakan dalam sesi berikutnya.

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP (Sekolah Menengah pertama) Negeri Luwuk Kabupaten Banggai serta dilaksanakan selama tiga bulan pada tahun 2006-2007.

Metode Penelitian
Metode penelitian yg digunakan adalah metode deskriftif kualitatif, dengan membuahkan peneliti menjadi instrumen penelitian. Cara ini pada gunakan pada upaya mengungkap tanda-tanda secara menyeluruh namun kontekstual dengan penekanan penelitian.

Hasil Penelitian

1. Bahasa instruksi pada proses wawancara bimbingan dan konseling
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Konselor serta klien duduk berhadapan
14
93,3
1
6.6
2
Klien tampak bersemangat
10
66,6
5
40
3
Konselor mengajukan Bahasa Instruksi
13
86.6
2
13.3
4
Bahasa Instruksi kelihatan dipahami oleh klien
14
93,3
1
6,6
5
Klien ragu – ragu mereaksi terhadap penggunaan
Bahasa konselor
2
13,3
13
86,6
6
Klien mengajukan pertanyaan kepada konselor
8
56,6
7
46,6
7
Klien berdebat menggunakan konselor
2
13,3
13
86,6
8
Klien melaksanakan apa yg pada instruksikan
14
93,3
1
6,6
9
Konselor mengamati pelaksanaan pekerjaan
14
93,3
1
6,6
10
Konselor memperbaiki kesalahan
12
80
2
13,3
11
Konselor menggunakan klien mendiskusikan masalah
15
100
-
0

Proses wawancara konseling yang dilaksanakan antara klien dan konselor memperlihatkan bahwa Penggunaan Bahasa Instruksi menaruh output yg signifikan terhadap keberhasilan proses hadiah bantuan. Interaksi juga terjadi secara aktif antara klien serta konselor . Kalaupun terjadi keraguan klien mereaksi Bahasa Instruksi konselor hal itu semata – mata disebabkan oleh keragaman daya pikir dan daya logika klien yg dihadapi.

2. Tabel Analisis Bahasa Instruksi pada proses Konseling
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Bahasa Instruksi digunakan sewaktu – waktu
10
6,6
5
33,3
2
Bahasa Instruksi umumnya digunakan buat meminta mengerjakan sesuatu
14
93,3
1
6,6
3
Bahasa Instruksi memakai Bahasa Indonesia ragam baku
2
13,3
13
86,6
4
Bahasa Instruksi tersusun sederhana
14
93,3
1
6,6
5
Pelaksanaan Bahasa Instruksi pada suasana kekeluargaan
13
86,6
2
13,3
6
Bahasa Instruksi dipakai kalau memang ada yang diinstruksikan
6
40
9
60
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Intensitas Penggunaan Bahasa Instruksi disesuaikan dengan kondisi serta permasalahan yg dialami sang klien . Tetapi masih ada sebagian konselor yg beranggapan bahwa Bahasa Instruksi selalu identik dengan perintah atau permintaan melakukan sesuatu, padahal sejatinya Bahasa Instruksi mampu berupa pernyataan, penolakan , permintaan, persetujuan dan lain – lain. Kesederhanaan Bahasa Instruksi juga turut mempengaruhi efektifitas pelaksanaan Bimbingan dan Konseling , lantaran pemahaman klien terhadap Bahasa Instruksi yang diberikan oleh konselor sangat mensugesti reksi klien terhadap Bahasa Instruksi tadi.

3. Tabel : Hasil Pengamatan Bentuk Bahasa Instruksi 
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Bentuk Bahasa Instruksi sederhana
13
86,6
2
13,3
2
Bentuk Bahasa Instruksi paling banyak 5 kata
4
26,6
11
73,3
3
Bentuk Bahasa Instruksi berbentuk perintah
14
93,3
1
6,6
4
Kata-kata buat Bahasa Instruksi umumnya berakhiran – lah
10
66,6
5
33,3
5
Bentuk Bahasa Instruksi diusahakan tidak disalahtafsirkan
15
100
-
0

Bentuk Bahasa Instruksi sangat memperungaruhi keberhasilan proses Bimbingan serta Konseling, kesederhanaan dan ketetpatan penggunaannya berhubungan erat dengan keberhasilan proses Bimbingan serta Konseling , lantaran kesalahan pada menafsirkan Bahasa Instruksi mengakibatkan tujuan proses Bimbingan dan Konseling tidak seperti apa yang diperlukan.

4. Tabel Pengamatan Isi Bahasa Instruksi dalam Wawancara Konseling
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Berisi mengenai pekerjaan yg akan dilaksanakan
3
20
12
80
2
Berisi tentang sesuatu yang akan ditiru
4
26,6
11
73,3
3
Berisi mengenai sesuatu yang kan diikuti
5
33,3
10
66,6
4
Berisi mengenai sesuatu yang nir akan diikuti
2
13,3
13
86,6
5
Berisi tentang sesuatu pilihan
2
13,3
13
86,6
6
Berisi tentang sesuatu dorongan moral
10
66,6
5
40
7
Berisi mengenai yang berhubungan dengan ajaran agama
3
20
13
86,6
8
Berisi tentang sesuatu yg berhubungan dengan budi pekerti
13
86,6
2
13,3
9
Berisi tentang sesuatu yg herbi lingkungan hidup
0
0
15
100
10
Berisi mengenai mengenai sesuatu yg herbi kesehatan
2
13,3
13
86,6
11
Berisi tentang sesuatu yang herbi kemudian lintas
1
6,6
14
93,3
12
Berisi tentang sesuatu yg herbi kesetiakawanan
2
13,3
13
86,6
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Isi Bahasa Instruksi nir melulu berisi perintah atau permintaan atau merlakukan sesuatu, berdasarkan penelitian yg dilakukan menujjukkan hasil bahwa Bahasa Instruksi terdiri menurut beberapa hal dengan prosentase terbanyak berisi mengenai hal yg herbi budi pekerti dan hal yg berhubungan dengan moral. Ini menunjukkan bahwa kompetensi konselor yang sebagai subjek penelitian bisa dikatakan sinkron menggunakan apa yg dibutuhkan.

5. Tabel Penafsiran klien terhadap Bahasa Instruksi 
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih karena bahasa yg dipakai jelas
14
93,3
1
6,6
2
Bahasa Instruksi ditafsirkan menggunakan sahih karena kalimat yang dipakai pendek
4
26,6
11
73,3
3
Bahasa Instruksi ditafsirkan benar lantaran sinkron kebutuhan klien
14
93,3
1
6,6
4
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih lantaran klien pernah mengalaminya
13
86,6
2
13,3
5
Bahasa Instruksi ditafsirkan benar lantaran ada seseorang yang dicontohi
1
6,6
14
93,3
6
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih karena konselor melafalkannya dengan benar
14
93,3
1
6,6
7
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih karena konselor melaksanakan secara santai
7
46,6
8
53,3

Kejelasan bahasa, penggunaan kalimat dan cara pengucapan dan pelafalan memegang peranan penting pada hal penggunaan Bahasa Instruksi , karena hal ini dapat menaikkan daya penafsiran klien terhadap Bahasa Instruksi konselor . Penelitian menunjukkan , sebagian besar konselor telah menampakkan hasil misalnya apa yang diperlukan.

6. Tabel Reaksi klien terhadap Bahasa Instruksi 
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Klien mereaksi secara tepat
12
80
3
20
2
Klien nir mereaksi karena Bahasa Instruksi tidak jelas
1
6,6
14
93,3
3
Klien nir mereaksi karena Bahasa Instruksi tidak jelas
1
6,6
14
93,3
4
Klien tidak mereaksi karena instruksi nir sesuai pengalaman
13
86,6
2
13,3
5
Klien nir mereaksi lantaran hal yg diinstruksikan nir sesuai kebutuhan
1
6,6
14
93,3
6
Klien nir mereaksi karena isi instruksi bisa ditafsirkan tidak sama-beda
1
6,6
14
93,3
7
Klien nir mereaksi karena dia nir perduli
0
0
15
100

Kesesuaian pengalaman klien terhadap Bahasa Instruksi yg disampaikan adalah satu gejala menarik yang didapatkan dari hasil penelitian, merupakan berdasarkan seluruh objek penelitian, 86 % memperlihatkan reaksi negatif waktu diajukan Bahasa Instruksi yg nir sesuai dengan pengalaman yang pernah dilaluinya.