ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ilmu Perpustakaan Dan Informasi 
Master Ilmu Perpustakaan dan Informasi derajat merupakan galat satu yg paling serbaguna, mempersiapkan Anda buat sejumlah karir di INDUSTRI INFORMASI mana menghubungkan warta dan pengetahuan kepada pengguna manusia adalah penekanan. Berikut merupakan beberapa contoh menurut jalur profesional yg akan terbuka kepada Anda dengan gelar MLIS Anda :

PERPUSTAKAAN UMUM :Anda akan bertemu array yang paling majemuk Anda pengguna berita misalnya yg Anda membantu pada memenuhi rekreasi, ekonomi, pekerjaan, serta pendidikan kebutuhan informasi berdasarkan semua warga . Anda dapat menentukan buat memusatkan dalam kebutuhan informasi individu umumnya, atau pada kebutuhan kelompok tertentu dengan umur ( misalnya anak-anak, remaja, dewasa ), situasi ( misalnya buta huruf , kebutuhan spesifik ), atau kepentingan subjek ( seperti bisnis, sejarah lokal, dan fakta pemerintah ).

SEKOLAH DAN AKADEMIK PERPUSTAKAAN : Anda akan menghubungkan dukungan layanan keterangan untuk majemuk kurikulum pada K - 12 lingkungan atau penelitian ilmiah di lingkungan perguruan tinggi. Media perpustakaan sekolah spesialis pada sekolah dasar serta menengah menciptakan koleksi , memberikan informasi mengenai pendidikan keaksaraan , serta berkolaborasi dengan pengajar buat mendorong aneka macam kesempatan belajar bagi anak didik . Pustakawan dan seorang ahli berita pada perpustakaan akademik serta penelitian penekanan pada kurikuler dan kebutuhan fakta penelitian berdasarkan mahasiswa dan fakultas pada tingkat perguruan tinggi serta universitas . Instruksi dalam penggunaan alat-alat bibliografi dan elektronik sudah menjadi bagian krusial menurut kepustakawanan akademik pada seluruh tingkatan .

MANAJER : Setiap organisasi warta membutuhkan manajer terampil dalam aplikasi up - to-date teknologi kabar. Anda akan memberikan perhatian spesifik kepada teori dan praktek administrasi, informasi-isu yg berkaitan menggunakan manajemen asal daya insan, aturan, konteks politik, profesional, sosial, serta komunitas organisasi keterangan, pelaksanaan serta evaluasi teknologi, dan komponen manajemen keuangan yg bertanggung jawab.

LAYANAN TEKNIS DAN OTOMATIS : Anda akan memberikan dukungan krusial bagi pengguna warta dalam bentuk katalog serta indeks, sistem pengambilan data elektronika, serta akuisisi otomatis dan proses pemesanan. Anda akan belajar untuk menangkap berita pada berbagai format, serta buat menambang Internet dan ekstensi di semua dunia buat berita yg sahih buat tujuan yang benar. Keterampilan ini menyentuh pada teknis serta konseptual, menggunakan akibat yg signifikan bagi pengguna warta di perpustakaan, tempat tinggal , dan tempat kerja.

BROKER INFORMASI, PENGUSAHA, PERENCANAAN PERPUSTAKAAN DAN TEKNOLOGI KONSULTAN, PENELITI, dan evaluator : Selain perpustakaan serta sentra berita lainnya, keterampilan Anda akan dipanggil di perusahaan, di pemerintahan, dan dalam entitas nirlaba spesifik. Setiap organisasi memerlukan pengambilan keterangan dan analisis, pengembangan database, analisis koleksi file, serta rekomendasi buat warta dan dokumentasi format. Anda jua dapat menemukan pelatihan khusus pada keterampilan kabar buat keterangan bisnis, pemasaran, keuangan, serta administrasi.

Singkatnya, Anda akan merancang, mengatur, menghasilkan, serta mengambil liputan dalam sistem bagi orang-orang.

Dalam seluruh bidang terapan ilmu perpustakaan serta warta , Anda akan memakai teknologi informasi pada segala bentuknya, dan membuat keputusan penting mengenai informasi pada format baru serta bentuk liputan yang belum ada. Dunia Anda tetap merangsang serta dunia menarik dari buku dan jurnal , buat memastikan, dengan jaminan yg sama pula adalah dunia yg menjanjikan dan menarik berdasarkan komputer, pengambilan warta elektro , telekomunikasi, gambar digital, multimedia, Internet, World Wide Web, dan apa pun teknologi ekspansif mungkin ada pada masa depan.

Pertimbangan hati-hati Anda dari tujuan karir Anda sendiri akan membantu Anda buat membuat pilihan yg tepat saja, pada konsultasi menggunakan penasehat akademis Anda. Tapi tak peduli penekanan Anda, kehidupan profesional Anda akan menuntut penyelidikan yang cermat dan berpikir kritis tentang keterangan dan kehidupan berubah serta kebutuhan pengguna informasi.

ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ilmu Perpustakaan Dan Informasi 
Master Ilmu Perpustakaan serta Informasi derajat merupakan galat satu yg paling serbaguna, mempersiapkan Anda buat sejumlah karir pada INDUSTRI INFORMASI mana menghubungkan informasi serta pengetahuan kepada pengguna insan adalah penekanan. Berikut adalah beberapa contoh menurut jalur profesional yg akan terbuka kepada Anda dengan gelar MLIS Anda :

PERPUSTAKAAN UMUM :Anda akan bertemu array yang paling beragam Anda pengguna kabar misalnya yg Anda membantu dalam memenuhi rekreasi, ekonomi, pekerjaan, serta pendidikan kebutuhan liputan berdasarkan seluruh masyarakat. Anda bisa menentukan buat memusatkan pada kebutuhan informasi individu biasanya, atau pada kebutuhan kelompok eksklusif dengan umur ( misalnya anak-anak, remaja, dewasa ), situasi ( misalnya buta alfabet , kebutuhan spesifik ), atau kepentingan subjek ( seperti bisnis, sejarah lokal, dan keterangan pemerintah ).

SEKOLAH DAN AKADEMIK PERPUSTAKAAN : Anda akan menghubungkan dukungan layanan informasi buat majemuk kurikulum pada K - 12 lingkungan atau penelitian ilmiah pada lingkungan perguruan tinggi. Media perpustakaan sekolah seorang ahli pada sekolah dasar dan menengah membuat koleksi , memberikan liputan mengenai pendidikan keaksaraan , serta berkolaborasi menggunakan guru buat mendorong banyak sekali kesempatan belajar bagi murid . Pustakawan serta spesialis kabar pada perpustakaan akademik serta penelitian penekanan dalam kurikuler dan kebutuhan kabar penelitian dari mahasiswa serta fakultas pada taraf perguruan tinggi serta universitas . Instruksi pada penggunaan alat-alat bibliografi dan elektronik telah menjadi bagian penting berdasarkan kepustakawanan akademik di seluruh tingkatan .

MANAJER : Setiap organisasi kabar membutuhkan manajer terampil dalam aplikasi up - to-date teknologi liputan. Anda akan menaruh perhatian khusus kepada teori serta praktek administrasi, info-isu yang berkaitan menggunakan manajemen asal daya manusia, hukum, konteks politik, profesional, sosial, dan komunitas organisasi fakta, pelaksanaan serta penilaian teknologi, dan komponen manajemen keuangan yang bertanggung jawab.

LAYANAN TEKNIS DAN OTOMATIS : Anda akan memberikan dukungan krusial bagi pengguna berita pada bentuk katalog serta indeks, sistem pengambilan data elektronik, serta akuisisi otomatis dan proses pemesanan. Anda akan belajar buat menangkap informasi pada banyak sekali format, dan buat menambang Internet serta perluasan di semua global untuk keterangan yang sahih buat tujuan yang benar. Keterampilan ini menyentuh pada teknis serta konseptual, menggunakan akibat yg signifikan bagi pengguna informasi pada perpustakaan, tempat tinggal , dan tempat kerja.

BROKER INFORMASI, PENGUSAHA, PERENCANAAN PERPUSTAKAAN DAN TEKNOLOGI KONSULTAN, PENELITI, dan evaluator : Selain perpustakaan serta sentra keterangan lainnya, keterampilan Anda akan dipanggil pada perusahaan, di pemerintahan, dan pada entitas nirlaba khusus. Setiap organisasi memerlukan pengambilan warta serta analisis, pengembangan database, analisis koleksi file, dan rekomendasi buat berita serta dokumentasi format. Anda juga dapat menemukan training spesifik pada keterampilan warta buat warta bisnis, pemasaran, keuangan, dan administrasi.

Singkatnya, Anda akan merancang, mengatur, memproduksi, serta mengambil berita dalam sistem bagi orang-orang.

Dalam semua bidang terapan ilmu perpustakaan dan kabar , Anda akan memakai teknologi informasi dalam segala bentuknya, dan menciptakan keputusan penting mengenai liputan pada format baru dan bentuk warta yg belum ada. Dunia Anda permanen merangsang dan global menarik menurut buku dan jurnal , buat memastikan, menggunakan agunan yg sama pula merupakan global yg menjanjikan serta menarik berdasarkan komputer, pengambilan kabar elektronika , telekomunikasi, gambar digital, multimedia, Internet, World Wide Web, dan apa pun teknologi ekspansif mungkin timbul di masa depan.

Pertimbangan hati-hati Anda berdasarkan tujuan karir Anda sendiri akan membantu Anda buat menciptakan pilihan yang sempurna saja, pada konsultasi menggunakan penasehat akademis Anda. Tapi tidak peduli penekanan Anda, kehidupan profesional Anda akan menuntut penyelidikan yg cermat serta berpikir kritis mengenai warta dan kehidupan berubah serta kebutuhan pengguna liputan.

TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PERPUSTAKAAN DAN PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI

Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan Dan Pusat Dokumentasi Dan Informasi
Pada era globalisasi ini sudah poly terjadi kemajuan-kemajuan teknologi yang dimanfaatkan warga , serta yang lebih kelihatan terutama kemajuan pada aneka macam bidang ilmu. Hal ini disebabkan lantaran adanya kemajuan-kemajuan teknologi liputan. Kebanyakan orang menduga Teknologi warta sama dengan teknologi baru. Padahal sebenarnya teknologi berita (Information Technology ) sudah mulai dikenal sejak tahun 1970-an. Hal ini sebenarnya bisa dipandang menurut adanya telegram, yg lalu berkembang dengan adanya Facimile (Fax.), serta perkembangan terakhir yaitu adanya E-mail serta Voice Mail. Penerapan teknologi informasi waktu ini sudah terjadi pada segala bidang dan bisa kita lihat serta nikmati di tempat tinggal -tempat tinggal , di kantor, perdagangan serta keuangan, dan juga pada bidang militer. Dalam makalah ini akan dibahas secara khusus penerapan teknologi fakta di bidang perpustakaan serta pusat-pusat dokumentasi serta kabar.

Beberapa hal yang dibahas pada makalah ini adalah pengertian dan cakupan teknologi informasi, penerepan teknologi keterangan di perpustakaan, fungsi-fungsi, serta dampak tekonologi informasi. Maksud dari tulisan ini adalah supaya bisa diketahui oleh para pustakawan serta calon-calon pustakawan konsep dan penerapan teknologi pada perpustakaan supaya mereka siap menghadapi kemajuan teknologi kabar di dunia yg telah merambah menggunakan luas di perpustakaan-perpustakaan di Indonesia.

I. Sejarah Perkembangan.
Kemajuan Teknologi Informasi pada tempat kerja-tempat kerja pada dunia dimulai dalam pertengahan abad ke-20, dengan diperkenalkannya telepon otomatis, alat pencatat telegram, telex, mesin ketik elektrik, mesin duplikator, mesin penjumlah, tabulator serta perangkat pengolahan data. 

Sejarah perkembangan teknologi fakta buat perpustakaan dimulai pada masa pra komputer. Pada waktu itu buat wahana penulisan dokumen pada tempat kerja-tempat kerja serta khususnya pada perpustakaan, masih menggunakan mesin ketik manual, kemudian ada mesin ketik listrik (elektronis), atau yang dikenal dengan mesin ketik IBM. Kemudian mulai terdapat komputer kira-kira pertengahan abad 19 (untuk negara-negara maju, serta pada Indonesia sekitar tahun 70-an) Pada waktu itu personal komputer dipakai secara Off-Line, merupakan tidak dihubungkan menggunakan sarana telepon, dan digunakan buat masing-masing bagian. Pada waktu itu meskipun sudah ada perangkat-aplikasi buat sistem aliran, pengatalogan, atau pengolahan, tetapi belum dihubungkan dengan suatu sistem yang terpadu. .kemudian dengan adanya kemajuan teknologi, pengelolaan data di perpustakaan serta sentra dokumentasi serta kabar bisa dilakukan pengelolaan tempat tinggal tangga perpustakaan (Library house-keeping ) dengan Automasi Perpustakaan. Kemudian dengan semakain meningkatnya kemajuan teknologi, penggunaan komputer secara off-line bisa diganti menggunakan on-line dan disambungkan ke aneka macam jaringan di dunia menggunakan aneka macam Web-Site pada global. Perpustakaan ada yang dikenal menggunakan nama Perpustakaan Elektronik dan Perpustakaan Maya (Virtual library )

II. Pengertian serta cakupan Teknologi Informasi.
Kata Teknologi Informasi dari dari kata Information Technology. Kata Technology dari Kamus Advanced Leaner’s Dictionary of Current English (1974) merupakan penerapan pengetahuan secara sistematis dalam tugas-tugas simpel pada suatu industri. Senada menggunakan definisi tsb, Sulistyo-Basuki (1992:81) menyatakan bahwa Teknologi dapat diartikan menjadi aplikasi ilmu, sinonim menggunakan ilmu terapan. 

Kata Informasi pada Oxford Advanced Learners's Dictionary of Current English (1980: 437), diartikan menjadi sesuatu yang diberitahukan, pengetahuan, serta fakta. Sedang dalam Ilmu Informasi, kata-istilah "Informasi", "pengetahuan", dan "liputan" dibedakan. Menurut Teskey (pada Pendit,1992) data merupakan hasil observasi eksklusif terhadap suatu kejadian, yg adalah perlambangan yang mewakili objek atau konsep pada global konkret, yang dilengkapi dengan nilai tertentu; Informasi adalah gugusan data yg terstruktur, yg disampaikan seseorang pada orang lain. Sedangkan keterangan menurut Arifin (1997), adalah kabar yang menarik, krusial, dan belum pernah didengar.

Informasi merupakan sarana standar buat menunjang serta meningkatkan kegiatan bidang Ilmu Pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi. Pengetahuan, adalah sesuatu yang digunakan insan buat tahu dunia, yang bisa diubah-ubah dari berita yg diterima. Dalam makalah ini liputan secara singkat diartikan sebagai segala data, liputan, dan pengetahuan yg disampaikan kepada orang lain melalui berbagai media, dalam bentuk tekstual, gambar, juga suara. 

Teknologi liputan adalah sebuah istilah baru yang merupakan terjemahan dari Information Technology Bagi kebanyakan orang teknologi warta merupakan sinonim dari “Teknologi Baru”, karena karena kaitannya yang erat menggunakan mesin-mesin microprosesor., misalnya mikro-personal komputer , indera-indera yang bekerja secara otomatis, seperti indera pengolah istilah, dan lain sebagainya . Pengertian Teknologi Informasi dari British Advisory Council for Applied Research and Development (Dalam Zorkoczy, (1990: 12).adalah mencakup bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi serta perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yg digunakan dalam penanganan serta pengolahan fakta , penerapan bidang serta teknik tadi, komputer serta interaksinya dengan insan dan mesin, masalah sosial ekonomi serta budaya yang berkaitan. .memang poly definisi-definisi mengenai Teknologi Informasi, sebagai akibatnya pada “Macmillan Dictionary of Personal Computing and Communication” masih ada empat halaman yang mengungkapkan mengenai Teknologi Informasi. 

Khusus di bidang Ilmu Perpustakaan serta Informasi Sulistyo-Basuki menyatakan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang digunakan buat menyimpan, mengolah, membuat, dan menyebar- luaskan kabar. 

Akar menurut teknologi warta pada masa sebelum terdapat personal komputer digital adalah telekomunikasi serta sistem audio-video. Kemudian dengan adanya personal komputer digital sudah membentuk beberapa cabang baru. Dengan adanya kemajuan-kemajuan teknologi, waktu ini cakupan Teknologi fakta meliputi : 
1) Telekomunikasi. Contoh penerapannya yaitu : adanya Teleconference atau yg sekarang dikenal menggunakan nama Trimitra; Telkom Memo; Lacak, dll.
2) Komputer, termasuk mikrobentuk. Contohnya yaitu, perlindungan data, sistem ahli, komunikasi suara dengan donasi personal komputer . 
3) Jaringan digital, contohnya diantaranya adanya surat elektronik, sistem kabar, jaringan berita /
4) Audio dan video, termasuk sistem komunikasi optik. Contoh : Video Conference, Video-teks ,dll. 

II. Penerapan Teknologi warta 
Pada dasarnya teknologi warta mengalami kemajuan pada 2 arah: 
1) Pengembangan produk, yaitu pengembangan perangkat sistem serta konsep konsepnya (gagasan, mekanisme), menggunakan cakupan aplikasi di segala bidang yang mengharuskan manusia berhubungan dengan informasi, dicermati dari perangkat yg dipakai.
2) Aplikasi produk dan konsep tsb. Pada sejumlah kegiatan tertentu, diantaranya pada bidang industri, keuangan dan perdangan, percetakan, militer, dan buat pengelolaan pekerjaan pada kantor. 
Dalam makalah yg singkat ini selanjutnya penulis hanya akan membahas kemajuan teknologi liputan pada hubungannya menggunakan pelaksanaan produk dan konsep konsepnya khususnya dalam perpustakaan dan sentra dokumentasi dan warta. 

Aplikasi teknologi liputan yg tercakup dalam ruang lingkup suatu sistem kabar, baik itu perpustakaan maupun pusat-sentra dokumentasi dan informasi, secara umum bisa diklasifikasikan sebagai 4 bidang utama, yaitu :
1. Library housekeeping ( Perawatan /pengelolaan perpustakaan)
2. Information retrieval (Temu balik informasi / Penelusuran Informasi)
3. General purpose perangkat lunak (Perangkat lunak untuk aneka macam macam keperluan)
4. Library networking (Jaringan kerjasama perpustakaan )

Ad.1. Library Housekeeping
Library housekeeping atau pengelolaan perpustakaan, merupakan istilah umum yg mengacu dalam aneka macam macam aktivitas rutin yg perlu dilakukan agar supaya perpustakaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. 

Dengan adanya kemajuan teknologi keterangan bisa dilakukan menggunakan memakai sistem yg terpadu yang terdiri dari beberapa modul, yaitu akuisisi atau pengadaan, pengatalogan, aliran, pengaksesan katalog oleh umum atau yg dikenal menggunakan nama OPAC (Online Public Akses Catalog), dan peminjaman antar perpustakaan.

Konsep integrasi akhir-akhir ini sudah diterapkan secara luas dalam sistem housekeping perpustakaan. Istilah Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi (Integrated Library System) acapkali dipakai menjadi indikasi bahwa sub-sistem atau modul-modul yang ada diintegrasikan semuanya menciptakan Sistem Informasi Tunggal yg berbasis personal komputer yang mampu melakukan tukar menukar berita menurut satu modul ke modul lain, serentak oleh beberapa modul yang berbeda sebagai akibatnya memungkinkan penggunaan dan pemanfaatan data sang sistem akan lebih efisien. Sebagai contoh:: berita pengarang / judul akan dipakai bersama oleh modul : Akuisisi, Pengatalogan, Sirkulasi, OPAC (Online Public Acces Catalog), dan Informasi pengelolaan. Dari seluruh modul atau sub sistem ini yang paling krusial bagi pemakai adalah sub sistem OPAC, yg memungkankan pengaksesan Online ke katalog.

Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi ini lalu dikenal secara luas menggunakan nama Otomasi Perpustakaan. Secara umum ada tiga generasi Otomasi Perpustakaan, yaitu: 
Generasi I : Otomasi aktivitas-aktivitas pemrosesan, seperti akuisisi serta pengatalogan ditambah dengan pengendalian peredaran.
Generasi II : Pengembangan dan pemasangan sistem yang terintegrasi termasuk OPAC
Generasi III : Dibangun Local Area Network dengan kemampuan komputasi serta komunikasi dalam stasiun kerja individu.

Pengertian Otomasi Perpustakaan kalau ditinjau berdasarkan segi etimologi asal berdasarkan bahasa Inggris yaitu Library Automation. Kata Automation pada dalam Microcomputer dictionary berarti : 1) Perubahan dari suatu proses atau mekanisme secara otomatis; 2) Pelaksanaan proses menggunakan wahana-wahana otomatis (Sippl, 1975). Adapun konsep Otomasi berdasarkan Encyclopedia of Science and Technology, Vol.1, mendeskripsikan penerapan mesin-mesin personal komputer dalam penyimpanan, pemrosesan data-data usaha, teknis, juga ilmiah. Dengan demikian otomasi perpustakaan berarti penggunaan komputer buat seluruh kegiatan perpustakaan mulai berdasarkan pengadaan, pengolahan, sampai ke layanan sirkulasi.

Ad 2) Information Retrieval. 
Sistem berita buat temu kembali informasi secara elektronis pertama kali dipakai buat pencarian data lokal dilakukan menggunakan menggunakan katalog. Kemudian menggunakan adanya kemajuan teknologi berita temu balik berita atau yg dikenal menggunakan penelusuran keterangan pula mengalami kemajuan, yaitu dengan penggunaan wahana-saran elektronis.

Ada 3 macam wahana pada Penelusuran keterangan atau temu pulang fakta secara elektronis, yaitu : 
a) menggunakan Pangkalan Data Lokal
b) memakai CD-ROM 
c) memakai jaringan Wide Area Network, atau yang banyak dikenal melalui Internet. 

Ad. 3. General Purpose Software. 
Yang termasuk dalam general purpose aplikasi yg bisa dipakai di forum-lembaga yg beranjak pada bidang dokumentasi dan keterangan adalah :
  • Word Processing : buat pengolah teks dan pencetakan. 
  • Spreadsheets : buat kalkulasi keuangan
  • Graphics : buat presentasi statistik
  • Desktop Publishing : buat penerbitan serta percetakan yang profesional
  • Electronic mail : buat pendistribusian pesan
Ad. 4. Library networking. 
Istilah Library networking memiliki cakupan yang luas, tetapi umumnya mencakup 
a. Kerjasama antar perpustakaan atau jaringan keterangan antar forum-forum yg bergerak di bidang keterangan yg sama atau relevan, atau Pengkaitan komputer perpustakaan atau lembaga fakta (Pusdokinfo) dengan forum lainnya pada dalam institusi buat membangun LAN (Local Area Network)
b. Pengkaitan komputer forum Pusdokinfo ke personal komputer lain yg jauh jaraknya buat menciptakan Wide Area Network atau yang acapkali dikenal bisa berhubungan melalui internet. 

LAN dan WAN merupakan jenis-jenis jaringan yang dipakai buat automasi perpustakaan yg dicermati menurut lingkup geografisnya. LAN adalah suatu jaringan komputer dengan daerah kerja nisbi mini , pada satu lokal; dan WAN merupakan jaringan komputer yg daerah kerjanya meliputi radius antar kota, antar pulau, dan bahkan antar benua. Sebenarnya terdapat jenis lain, yg dianggap Metropolitat Area Network (MAN ), menggunakan wilayah kerja antara 30 hingga 50 km, yang adalah alternatif pilihan buat menciptakan jaringan komputer kantor-tempat kerja pada satu kota.

III. Fungsi Teknologi Informasi
Setelah mengetahui penerapan teknoogi informasi, maka dapat kita ketahui bahwa fungsi primer Teknologi Informasi pada dasarnya adalah :
1. Mengatur warta “Ing-Griyo”(in-house information ) atau keterangan yg ada pada pada forum liputan tersebut, serta mengusahakannya supaya bisa pada temu pulang.
2. Meng-akses pangkalan data luar (Ektern), yaitu pangkalan data berdasarkan lembaga-lembaga lain, maupun belahan dunia lain.

Fungsi-fungsi lainnya, yaitu :
1. Meringankan beban kerja
2. Efisien serta berhemat ketika serta energi staf
3. Meningkatkan jasa perpusdokinfo dan fungsi-fungsi baru.
4. Menbangun jaringan kerja dan kerjasama.

V. Metode-metode yg bisa dikembangkan melalui Teknologi Informasi
Beberapa metode bisa dikembangkan menggunakan adanya kemajuan teknologi warta, yaittu :
1. Media simpanoptik.
2. Metode menyimpan cantuman
3. Metode mengindeks dokumen
4. Metode mengkomunikasikan pengetahuan.

VI. Dampak Teknologi informasi.
Sumber daya manusia di perpustakaan , terutama para pustakawan, termasuk asisten pustakawan merupakan front liner (garis terdepan) menurut scientif discovery (Penemuan-penemuan ilmiah. Oleh karena itu bila dengan adanya internet pada perpustakaan, maka merekalah yg akan menerima impak terbanyak baik positif maupun negatif. Bagi orang yang introvert (yaitu jenis kepribadian yang memiliki karakterisitik menutup diri), teknologi ini akan merupakan loka tempat mengekspresikan diri yg lebih bebas. Karena dalam dasarnya menggunakan adanya penelusuran melalui internet pustakawan tersebut tidak perlu selalu menghadapi pemakai face-to-face. Demikian jua bagi pemakai yg introvert Pengaruh lain bagi pustakawan belia yg mempunyai wawasan luas, memiliki dorongan m,aju, teknologi ini akan dilihat sebagai pel;uang buat mempertinggi kinerja perpustakaan, termasuk pelayanan kepada pemakai.

Meskipun poly kelebihan yg dapat dinikmati menggunakan adanya kemajuan teknologi keterangan, misalnya yg bisa dipandang dari fungsi-fungsi internet, namun terdapat pula pengaruh negatifnya. Dampak teknologi liputan secara umum adalah :
1. Bila tidak terjadi ekspansi kesempatan kerja, akan terjadi pengangguran.
2. Tidak ada proteksi data
3. Karena adanya arus fakta melewati perbatasan negara (Transborder Data Flow), termasuk informasi sensitif akan mengakibatkan impak negatif terhadap bidang ekonomi, dan budaya.
4. Hak cipta tidak terlindungi
5. Sukar melakukan kontrol kearsipan.

TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PERPUSTAKAAN DAN PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI

Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan Dan Pusat Dokumentasi Dan Informasi
Pada era globalisasi ini sudah banyak terjadi kemajuan-kemajuan teknologi yg dimanfaatkan masyarakat, serta yang lebih kelihatan terutama kemajuan pada banyak sekali bidang ilmu. Hal ini disebabkan lantaran adanya kemajuan-kemajuan teknologi kabar. Kebanyakan orang menduga Teknologi berita sama dengan teknologi baru. Padahal sebenarnya teknologi kabar (Information Technology ) telah mulai dikenal sejak tahun 1970-an. Hal ini sebenarnya mampu ditinjau dari adanya telegram, yang lalu berkembang dengan adanya Facimile (Fax.), dan perkembangan terakhir yaitu adanya E-mail serta Voice Mail. Penerapan teknologi liputan saat ini sudah terjadi di segala bidang serta bisa kita lihat dan rasakan pada tempat tinggal -rumah, di kantor, perdagangan serta keuangan, serta jua di bidang militer. Dalam makalah ini akan dibahas secara spesifik penerapan teknologi liputan di bidang perpustakaan serta pusat-pusat dokumentasi serta warta.

Beberapa hal yg dibahas pada makalah ini adalah pengertian dan cakupan teknologi warta, penerepan teknologi keterangan di perpustakaan, fungsi-fungsi, dan dampak tekonologi keterangan. Maksud dari goresan pena ini merupakan supaya dapat diketahui sang para pustakawan dan calon-calon pustakawan konsep serta penerapan teknologi di perpustakaan supaya mereka siap menghadapi kemajuan teknologi keterangan pada global yg telah merambah menggunakan luas pada perpustakaan-perpustakaan pada Indonesia.

I. Sejarah Perkembangan.
Kemajuan Teknologi Informasi pada tempat kerja-kantor di global dimulai pada pertengahan abad ke-20, dengan diperkenalkannya telepon otomatis, indera pencatat telegram, telex, mesin ketik elektrik, mesin duplikator, mesin penjumlah, tabulator serta perangkat pengolahan data. 

Sejarah perkembangan teknologi warta buat perpustakaan dimulai dalam masa pra komputer. Pada waktu itu buat wahana penulisan dokumen di kantor-kantor dan khususnya di perpustakaan, masih menggunakan mesin ketik manual, lalu terdapat mesin ketik listrik (elektronis), atau yg dikenal dengan mesin ketik IBM. Kemudian mulai terdapat komputer kira-kira pertengahan abad 19 (buat negara-negara maju, serta pada Indonesia sekitar tahun 70-an) Pada ketika itu komputer dipakai secara Off-Line, artinya nir dihubungkan dengan wahana telepon, dan dipakai buat masing-masing bagian. Pada waktu itu meskipun telah ada perangkat-software buat sistem aliran, pengatalogan, atau pengolahan, tetapi belum dihubungkan menggunakan suatu sistem yang terpadu. .kemudian dengan adanya kemajuan teknologi, pengelolaan data pada perpustakaan dan sentra dokumentasi dan keterangan dapat dilakukan pengelolaan tempat tinggal tangga perpustakaan (Library house-keeping ) dengan Automasi Perpustakaan. Kemudian dengan semakain meningkatnya kemajuan teknologi, penggunaan komputer secara off-line bisa diganti menggunakan on-line serta disambungkan ke banyak sekali jaringan di global menggunakan berbagai Web-Site di dunia. Perpustakaan ada yg dikenal menggunakan nama Perpustakaan Elektronik serta Perpustakaan Maya (Virtual library )

II. Pengertian serta cakupan Teknologi Informasi.
Kata Teknologi Informasi berasal menurut istilah Information Technology. Kata Technology menurut Kamus Advanced Leaner’s Dictionary of Current English (1974) adalah penerapan pengetahuan secara sistematis dalam tugas-tugas simpel dalam suatu industri. Senada menggunakan definisi tsb, Sulistyo-Basuki (1992:81) menyatakan bahwa Teknologi bisa diartikan menjadi aplikasi ilmu, sinonim dengan ilmu terapan. 

Kata Informasi pada Oxford Advanced Learners's Dictionary of Current English (1980: 437), diartikan menjadi sesuatu yg diberitahukan, pengetahuan, serta liputan. Sedang pada Ilmu Informasi, istilah-istilah "Informasi", "pengetahuan", dan "kabar" dibedakan. Menurut Teskey (pada Pendit,1992) data adalah hasil observasi pribadi terhadap suatu kejadian, yg merupakan perlambangan yang mewakili objek atau konsep pada dunia konkret, yg dilengkapi menggunakan nilai tertentu; Informasi merupakan gugusan data yg terstruktur, yg disampaikan seseorang pada orang lain. Sedangkan berita dari Arifin (1997), merupakan keterangan yang menarik, krusial, serta belum pernah didengar.

Informasi adalah wahana standar untuk menunjang serta menaikkan kegiatan bidang Ilmu Pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi. Pengetahuan, adalah sesuatu yang digunakan manusia buat tahu global, yang bisa diubah-ubah menurut warta yang diterima. Dalam makalah ini kabar secara singkat diartikan sebagai segala data, fakta, serta pengetahuan yg disampaikan pada orang lain melalui berbagai media, dalam bentuk tekstual, gambar, juga bunyi. 

Teknologi keterangan merupakan sebuah kata baru yang adalah terjemahan berdasarkan Information Technology Bagi kebanyakan orang teknologi berita adalah sinonim berdasarkan “Teknologi Baru”, karena karena kaitannya yg erat dengan mesin-mesin microprosesor., seperti mikro-komputer, indera-alat yang bekerja secara otomatis, seperti alat pengolah istilah, serta lain sebagainya . Pengertian Teknologi Informasi berdasarkan British Advisory Council for Applied Research and Development (Dalam Zorkoczy, (1990: 12).adalah meliputi bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi serta perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yang digunakan dalam penanganan serta pengolahan fakta , penerapan bidang dan teknik tersebut, komputer serta interaksinya dengan manusia serta mesin, masalah sosial ekonomi dan budaya yg berkaitan. .memang banyak definisi-definisi tentang Teknologi Informasi, sehingga dalam “Macmillan Dictionary of Personal Computing and Communication” masih ada empat laman yang mengungkapkan mengenai Teknologi Informasi. 

Khusus di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi Sulistyo-Basuki menyatakan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang dipakai buat menyimpan, mengolah, membuat, dan menyebar- luaskan keterangan. 

Akar berdasarkan teknologi keterangan dalam masa sebelum terdapat personal komputer digital adalah telekomunikasi serta sistem audio-video. Kemudian dengan adanya komputer digital sudah menciptakan beberapa cabang baru. Dengan adanya kemajuan-kemajuan teknologi, ketika ini cakupan Teknologi keterangan meliputi : 
1) Telekomunikasi. Contoh penerapannya yaitu : adanya Teleconference atau yang kini dikenal menggunakan nama Trimitra; Telkom Memo; Lacak, dll.
2) Komputer, termasuk mikrobentuk. Contohnya yaitu, proteksi data, sistem ahli, komunikasi bunyi menggunakan donasi komputer. 
3) Jaringan digital, contohnya diantaranya adanya surat elektronika, sistem informasi, jaringan informasi /
4) Audio dan video, termasuk sistem komunikasi optik. Contoh : Video Conference, Video-teks ,dll. 

II. Penerapan Teknologi berita 
Pada dasarnya teknologi keterangan mengalami kemajuan dalam 2 arah: 
1) Pengembangan produk, yaitu pengembangan perangkat sistem dan konsep konsepnya (gagasan, mekanisme), dengan cakupan aplikasi pada segala bidang yg mengharuskan manusia berhubungan dengan fakta, dicermati menurut perangkat yg digunakan.
2) Aplikasi produk serta konsep tsb. Pada sejumlah aktivitas tertentu, antara lain pada bidang industri, keuangan dan perdangan, percetakan, militer, serta buat pengelolaan pekerjaan pada kantor. 
Dalam makalah yang singkat ini selanjutnya penulis hanya akan membahas kemajuan teknologi keterangan pada hubungannya dengan aplikasi produk dan konsep konsepnya khususnya dalam perpustakaan serta pusat dokumentasi dan liputan. 

Aplikasi teknologi fakta yang tercakup pada ruang lingkup suatu sistem liputan, baik itu perpustakaan juga sentra-sentra dokumentasi dan liputan, secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 4 bidang utama, yaitu :
1. Library housekeeping ( Perawatan /pengelolaan perpustakaan)
2. Information retrieval (Temu kembali warta / Penelusuran Informasi)
3. General purpose aplikasi (Perangkat lunak buat berbagai macam keperluan)
4. Library networking (Jaringan kerjasama perpustakaan )

Ad.1. Library Housekeeping
Library housekeeping atau pengelolaan perpustakaan, adalah kata umum yg mengacu dalam aneka macam macam aktivitas rutin yang perlu dilakukan agar agar perpustakaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. 

Dengan adanya kemajuan teknologi warta dapat dilakukan menggunakan menggunakan sistem yang terpadu yg terdiri berdasarkan beberapa modul, yaitu akuisisi atau pengadaan, pengatalogan, aliran, pengaksesan katalog oleh umum atau yg dikenal menggunakan nama OPAC (Online Public Akses Catalog), dan peminjaman antar perpustakaan.

Konsep integrasi akhir-akhir ini sudah diterapkan secara luas dalam sistem housekeping perpustakaan. Istilah Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi (Integrated Library System) tak jarang dipakai sebagai pertanda bahwa sub-sistem atau modul-modul yang terdapat diintegrasikan semuanya membentuk Sistem Informasi Tunggal yg berbasis komputer yang bisa melakukan tukar menukar fakta berdasarkan satu modul ke modul lain, serentak oleh beberapa modul yg tidak selaras sebagai akibatnya memungkinkan penggunaan dan pemanfaatan data sang sistem akan lebih efisien. Sebagai contoh:: fakta pengarang / judul akan digunakan beserta sang modul : Akuisisi, Pengatalogan, Sirkulasi, OPAC (Online Public Acces Catalog), serta Informasi pengelolaan. Dari semua modul atau sub sistem ini yang paling penting bagi pemakai merupakan sub sistem OPAC, yang memungkankan pengaksesan Online ke katalog.

Sistem Perpustakaan yg Terintegrasi ini lalu dikenal secara luas dengan nama Otomasi Perpustakaan. Secara generik ada tiga generasi Otomasi Perpustakaan, yaitu: 
Generasi I : Otomasi aktivitas-aktivitas pemrosesan, seperti akuisisi dan pengatalogan ditambah menggunakan pengendalian aliran.
Generasi II : Pengembangan serta pemasangan sistem yang terintegrasi termasuk OPAC
Generasi III : Dibangun Local Area Network dengan kemampuan komputasi dan komunikasi dalam stasiun kerja individu.

Pengertian Otomasi Perpustakaan kalau dilihat berdasarkan segi etimologi berasal dari bahasa Inggris yaitu Library Automation. Kata Automation pada dalam Microcomputer dictionary berarti : 1) Perubahan berdasarkan suatu proses atau prosedur secara otomatis; 2) Pelaksanaan proses menggunakan sarana-wahana otomatis (Sippl, 1975). Adapun konsep Otomasi dari Encyclopedia of Science and Technology, Vol.1, menggambarkan penerapan mesin-mesin komputer pada penyimpanan, pemrosesan data-data bisnis, teknis, juga ilmiah. Dengan demikian otomasi perpustakaan berarti penggunaan personal komputer buat semua kegiatan perpustakaan mulai dari pengadaan, pengolahan, hingga ke layanan aliran.

Ad 2) Information Retrieval. 
Sistem keterangan buat temu balik kabar secara elektronis pertama kali dipakai buat pencarian data lokal dilakukan menggunakan memakai katalog. Kemudian menggunakan adanya kemajuan teknologi keterangan temu pulang keterangan atau yang dikenal menggunakan penelusuran liputan juga mengalami kemajuan, yaitu menggunakan penggunaan sarana-saran elektronis.

Ada 3 macam sarana pada Penelusuran berita atau temu balik liputan secara elektronis, yaitu : 
a) memakai Pangkalan Data Lokal
b) menggunakan CD-ROM 
c) menggunakan jaringan Wide Area Network, atau yang banyak dikenal melalui Internet. 

Ad. Tiga. General Purpose Software. 
Yang termasuk dalam general purpose software yg bisa dipakai pada lembaga-forum yg bergerak pada bidang dokumentasi serta warta adalah :
  • Word Processing : buat pengolah teks serta pencetakan. 
  • Spreadsheets : buat kalkulasi keuangan
  • Graphics : buat presentasi statistik
  • Desktop Publishing : buat penerbitan dan percetakan yang profesional
  • Electronic mail : buat pendistribusian pesan
Ad. 4. Library networking. 
Istilah Library networking memiliki cakupan yg luas, namun biasanya meliputi 
a. Kerjasama antar perpustakaan atau jaringan keterangan antar lembaga-forum yang beranjak pada bidang berita yang sama atau relevan, atau Pengkaitan komputer perpustakaan atau lembaga warta (Pusdokinfo) menggunakan forum lainnya pada pada institusi buat membangun LAN (Local Area Network)
b. Pengkaitan personal komputer forum Pusdokinfo ke komputer lain yg jauh jaraknya untuk membangun Wide Area Network atau yang tak jarang dikenal bisa bekerjasama melalui internet. 

LAN dan WAN adalah jenis-jenis jaringan yg digunakan buat automasi perpustakaan yang dilihat menurut lingkup geografisnya. LAN merupakan suatu jaringan komputer menggunakan wilayah kerja relatif kecil, dalam satu lokal; serta WAN merupakan jaringan personal komputer yg daerah kerjanya mencakup radius antar kota, antar pulau, serta bahkan antar benua. Sebenarnya terdapat jenis lain, yang disebut Metropolitat Area Network (MAN ), menggunakan wilayah kerja antara 30 hingga 50 km, yang merupakan cara lain pilihan buat menciptakan jaringan personal komputer kantor-tempat kerja dalam satu kota.

III. Fungsi Teknologi Informasi
Setelah mengetahui penerapan teknoogi warta, maka bisa kita ketahui bahwa fungsi primer Teknologi Informasi pada dasarnya adalah :
1. Mengatur fakta “Ing-Griyo”(in-house information ) atau warta yang ada pada dalam forum kabar tersebut, dan mengusahakannya agar bisa pada temu balik .
2. Meng-akses pangkalan data luar (Ektern), yaitu pangkalan data menurut lembaga-lembaga lain, maupun belahan global lain.

Fungsi-fungsi lainnya, yaitu :
1. Meringankan beban kerja
2. Efisien dan menghemat waktu dan tenaga staf
3. Meningkatkan jasa perpusdokinfo serta fungsi-fungsi baru.
4. Menbangun jaringan kerja dan kerjasama.

V. Metode-metode yang bisa dikembangkan melalui Teknologi Informasi
Beberapa metode bisa dikembangkan dengan adanya kemajuan teknologi keterangan, yaittu :
1. Media simpanoptik.
2. Metode menyimpan cantuman
3. Metode mengindeks dokumen
4. Metode mengkomunikasikan pengetahuan.

VI. Dampak Teknologi keterangan.
Sumber daya insan di perpustakaan , terutama para pustakawan, termasuk asisten pustakawan merupakan front liner (garis terdepan) menurut scientif discovery (Penemuan-inovasi ilmiah. Oleh karena itu bila menggunakan adanya internet pada perpustakaan, maka merekalah yg akan mendapat imbas terbanyak baik positif maupun negatif. Bagi orang yg introvert (yaitu jenis kepribadian yg mempunyai karakterisitik menutup diri), teknologi ini akan merupakan tempat loka mengekspresikan diri yg lebih bebas. Karena dalam dasarnya dengan adanya penelusuran melalui internet pustakawan tersebut tidak perlu selalu menghadapi pemakai face-to-face. Demikian juga bagi pemakai yang introvert Pengaruh lain bagi pustakawan muda yang memiliki wawasan luas, mempunyai dorongan m,aju, teknologi ini akan ditinjau sebagai pel;uang buat mempertinggi kinerja perpustakaan, termasuk pelayanan pada pemakai.

Meskipun banyak kelebihan yg dapat dinikmati menggunakan adanya kemajuan teknologi berita, misalnya yang bisa dicermati menurut fungsi-fungsi internet, namun ada jua efek negatifnya. Dampak teknologi berita secara generik adalah :
1. Bila tidak terjadi perluasan kesempatan kerja, akan terjadi pengangguran.
2. Tidak terdapat proteksi data
3. Karena adanya arus berita melewati perbatasan negara (Transborder Data Flow), termasuk berita sensitif akan menyebabkan efek negatif terhadap bidang ekonomi, serta budaya.
4. Hak cipta tidak terlindungi
5. Sukar melakukan kontrol kearsipan.

PENGERTIAN DAN CAKUPAN TEKNOLOGI INFORMASI

Pengertian Dan Cakupan Teknologi Informasi
Kata Teknologi Informasi asal menurut kata Information Technology. Kata Technology menurut Kamus Advanced Leaner’s Dictionary of Current English (1974) merupakan penerapan pengetahuan secara sistematis pada tugas-tugas mudah dalam suatu industri. Senada menggunakan definisi tsb, Sulistyo-Basuki (1992:81) menyatakan bahwa Teknologi dapat diartikan sebagai aplikasi ilmu, sinonim menggunakan ilmu terapan. 

Kata Informasi dalam Oxford Advanced Learners's Dictionary of Current English (1980: 437), diartikan menjadi sesuatu yg diberitahukan, pengetahuan, dan berita. Sedang dalam Ilmu Informasi, kata-kata "Informasi", "pengetahuan", dan "informasi" dibedakan. Menurut Teskey (pada Pendit,1992) data merupakan hasil observasi pribadi terhadap suatu insiden, yg adalah perlambangan yg mewakili objek atau konsep pada dunia nyata, yang dilengkapi menggunakan nilai eksklusif; Informasi merupakan gugusan data yg terstruktur, yang disampaikan seorang pada orang lain. Sedangkan berita menurut Arifin (1997), merupakan keterangan yang menarik, krusial, dan belum pernah didengar.

Informasi merupakan wahana standar buat menunjang dan meningkatkan aktivitas bidang Ilmu Pengetahuan, kebudayaan, serta teknologi. Pengetahuan, adalah sesuatu yg dipakai insan buat tahu dunia, yg dapat diubah-ubah dari kabar yang diterima. Dalam makalah ini informasi secara singkat diartikan sebagai segala data, informasi, serta pengetahuan yg disampaikan pada orang lain melalui aneka macam media, pada bentuk tekstual, gambar, maupun suara. 

Teknologi fakta adalah sebuah istilah baru yg adalah terjemahan berdasarkan Information Technology Bagi kebanyakan orang teknologi berita adalah sinonim menurut “Teknologi Baru”, karena karena kaitannya yang erat dengan mesin-mesin microprosesor., seperti mikro-komputer, alat-indera yang bekerja secara otomatis, misalnya alat pengolah istilah, serta lain sebagainya . Pengertian Teknologi Informasi menurut British Advisory Council for Applied Research and Development (Dalam Zorkoczy, (1990: 12).adalah mencakup bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi serta perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yg digunakan pada penanganan dan pengolahan informasi , penerapan bidang serta teknik tadi, komputer serta interaksinya dengan insan dan mesin, kasus sosial ekonomi serta budaya yang berkaitan. .memang banyak definisi-definisi tentang Teknologi Informasi, sebagai akibatnya dalam “Macmillan Dictionary of Personal Computing and Communication” terdapat empat halaman yang mengungkapkan tentang Teknologi Informasi. 

Khusus di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi Sulistyo-Basuki menyatakan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang dipakai buat menyimpan, mengolah, membentuk, dan menyebar- luaskan keterangan. 

Akar berdasarkan teknologi berita pada masa sebelum ada personal komputer digital adalah telekomunikasi dan sistem audio-video. Kemudian menggunakan adanya personal komputer digital sudah menciptakan beberapa cabang baru. Dengan adanya kemajuan-kemajuan teknologi, waktu ini cakupan Teknologi fakta mencakup : 
1) Telekomunikasi. Contoh penerapannya yaitu : adanya Teleconference atau yang sekarang dikenal dengan nama Trimitra; Telkom Memo; Lacak, dll.
2) Komputer, termasuk mikrobentuk. Contohnya yaitu, proteksi data, sistem pakar, komunikasi suara dengan donasi personal komputer . 
3) Jaringan digital, misalnya antara lain adanya surat elektronik, sistem keterangan, jaringan informasi /
4) Audio dan video, termasuk sistem komunikasi optik. Contoh : Video Conference, Video-teks ,dll. 
I. Penerapan Teknologi warta 


Pada dasarnya teknologi warta mengalami kemajuan dalam 2 arah: 
1) Pengembangan produk, yaitu pengembangan perangkat sistem dan konsep konsepnya (gagasan, prosedur), menggunakan cakupan pelaksanaan di segala bidang yang mengharuskan insan berhubungan dengan berita, dipandang menurut perangkat yg dipakai.
2) Aplikasi produk serta konsep tsb. Pada sejumlah aktivitas tertentu, antara lain di bidang industri, keuangan serta perdangan, percetakan, militer, dan buat pengelolaan pekerjaan di kantor. 

Dalam makalah yg singkat ini selanjutnya penulis hanya akan membahas kemajuan teknologi fakta dalam hubungannya dengan aplikasi produk serta konsep konsepnya khususnya dalam perpustakaan dan pusat dokumentasi dan informasi. 

Aplikasi teknologi berita yang tercakup dalam ruang lingkup suatu sistem informasi, baik itu perpustakaan maupun pusat-sentra dokumentasi dan liputan, secara umum dapat diklasifikasikan sebagai 4 bidang primer, yaitu :
1. Library housekeeping ( Perawatan /pengelolaan perpustakaan)
2. Information retrieval (Temu kembali kabar / Penelusuran Informasi)
3. General purpose perangkat lunak (Perangkat lunak buat aneka macam macam keperluan)
4. Library networking (Jaringan kerjasama perpustakaan )

Ad.1. Library Housekeeping
Library housekeeping atau pengelolaan perpustakaan, merupakan istilah generik yg mengacu pada aneka macam macam kegiatan rutin yang perlu dilakukan agar agar perpustakaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. 

Dengan adanya kemajuan teknologi liputan dapat dilakukan dengan memakai sistem yang terpadu yang terdiri dari beberapa modul, yaitu akuisisi atau pengadaan, pengatalogan, aliran, pengaksesan katalog oleh generik atau yg dikenal menggunakan nama OPAC (Online Public Akses Catalog), serta peminjaman antar perpustakaan.

Konsep integrasi akhir-akhir ini sudah diterapkan secara luas pada sistem housekeping perpustakaan. Istilah Sistem Perpustakaan yg Terintegrasi (Integrated Library System) tak jarang dipakai sebagai indikasi bahwa sub-sistem atau modul-modul yg terdapat diintegrasikan semuanya membentuk Sistem Informasi Tunggal yang berbasis personal komputer yang bisa melakukan tukar menukar fakta berdasarkan satu modul ke modul lain, serentak sang beberapa modul yg tidak sama sehingga memungkinkan penggunaan serta pemanfaatan data oleh sistem akan lebih efisien. Sebagai contoh:: warta pengarang / judul akan digunakan bersama oleh modul : Akuisisi, Pengatalogan, Sirkulasi, OPAC (Online Public Acces Catalog), dan Informasi pengelolaan. Dari seluruh modul atau sub sistem ini yg paling penting bagi pemakai merupakan sub sistem OPAC, yg memungkankan pengaksesan Online ke katalog.

Sistem Perpustakaan yg Terintegrasi ini lalu dikenal secara luas dengan nama Otomasi Perpustakaan. Secara umum ada 3 generasi Otomasi Perpustakaan, yaitu: 
Generasi I : Otomasi kegiatan-kegiatan pemrosesan, seperti akuisisi serta pengatalogan ditambah menggunakan pengendalian aliran.
Generasi II : Pengembangan dan pemasangan sistem yang terintegrasi termasuk OPAC
Generasi III : Dibangun Local Area Network dengan kemampuan komputasi dan komunikasi pada stasiun kerja individu.

Pengertian Otomasi Perpustakaan bila ditinjau menurut segi etimologi berasal menurut bahasa Inggris yaitu Library Automation. Kata Automation di pada Microcomputer dictionary berarti : 1) Perubahan menurut suatu proses atau prosedur secara otomatis; dua) Pelaksanaan proses menggunakan wahana-wahana otomatis (Sippl, 1975). Adapun konsep Otomasi berdasarkan Encyclopedia of Science and Technology, Vol.1, mendeskripsikan penerapan mesin-mesin personal komputer pada penyimpanan, pemrosesan data-data bisnis, teknis, juga ilmiah. Dengan demikian otomasi perpustakaan berarti penggunaan personal komputer buat seluruh kegiatan perpustakaan mulai berdasarkan pengadaan, pengolahan, sampai ke layanan peredaran.

Ad 2) Information Retrieval. 
Sistem warta buat temu pulang liputan secara elektronis pertama kali dipakai buat pencarian data lokal dilakukan menggunakan menggunakan katalog. Kemudian menggunakan adanya kemajuan teknologi fakta temu kembali kabar atau yang dikenal dengan penelusuran warta jua mengalami kemajuan, yaitu menggunakan penggunaan wahana-saran elektronis.

Ada tiga macam sarana dalam Penelusuran kabar atau temu kembali keterangan secara elektronis, yaitu : 
a) menggunakan Pangkalan Data Lokal
b) menggunakan CD-ROM 
c) memakai jaringan Wide Area Network, atau yg poly dikenal melalui Internet. 

Ad. 3. General Purpose Software. 
Yang termasuk pada general purpose aplikasi yg bisa digunakan pada forum-forum yang berkiprah pada bidang dokumentasi dan kabar merupakan :
- Word Processing : untuk pengolah teks dan pencetakan. 
- Spreadsheets : untuk kalkulasi keuangan
- Graphics : buat presentasi statistik
- Desktop Publishing : buat penerbitan dan percetakan yang profesional
- Electronic mail : buat pendistribusian pesan

Ad. 4. Library networking. 
Istilah Library networking memiliki cakupan yg luas, tetapi biasanya meliputi 
a. Kerjasama antar perpustakaan atau jaringan keterangan antar forum-lembaga yg berkecimpung pada bidang fakta yang sama atau relevan, atau Pengkaitan personal komputer perpustakaan atau lembaga berita (Pusdokinfo) menggunakan lembaga lainnya di dalam institusi buat membangun LAN (Local Area Network)
b. Pengkaitan personal komputer lembaga Pusdokinfo ke personal komputer lain yg jauh jaraknya untuk membangun Wide Area Network atau yang acapkali dikenal dapat berhubungan melalui internet. 


LAN dan WAN merupakan jenis-jenis jaringan yang dipakai untuk automasi perpustakaan yg dicermati berdasarkan lingkup geografisnya. LAN adalah suatu jaringan personal komputer dengan wilayah kerja relatif mini , dalam satu lokal; serta WAN merupakan jaringan personal komputer yang daerah kerjanya mencakup radius antar kota, antar pulau, dan bahkan antar benua. Sebenarnya terdapat jenis lain, yang dianggap Metropolitat Area Network (MAN ), menggunakan wilayah kerja antara 30 sampai 50 km, yg adalah cara lain pilihan buat membentuk jaringan komputer tempat kerja-kantor pada satu kota.

PENGERTIAN DAN CAKUPAN TEKNOLOGI INFORMASI

Pengertian Dan Cakupan Teknologi Informasi
Kata Teknologi Informasi berasal menurut istilah Information Technology. Kata Technology dari Kamus Advanced Leaner’s Dictionary of Current English (1974) adalah penerapan pengetahuan secara sistematis pada tugas-tugas praktis pada suatu industri. Senada dengan definisi tsb, Sulistyo-Basuki (1992:81) menyatakan bahwa Teknologi bisa diartikan sebagai aplikasi ilmu, sinonim menggunakan ilmu terapan. 

Kata Informasi pada Oxford Advanced Learners's Dictionary of Current English (1980: 437), diartikan sebagai sesuatu yang diberitahukan, pengetahuan, dan berita. Sedang dalam Ilmu Informasi, istilah-kata "Informasi", "pengetahuan", dan "liputan" dibedakan. Menurut Teskey (dalam Pendit,1992) data adalah hasil observasi eksklusif terhadap suatu insiden, yang merupakan perlambangan yg mewakili objek atau konsep pada dunia konkret, yg dilengkapi menggunakan nilai tertentu; Informasi merupakan formasi data yg terstruktur, yg disampaikan seseorang kepada orang lain. Sedangkan keterangan berdasarkan Arifin (1997), adalah kabar yg menarik, krusial, dan belum pernah didengar.

Informasi merupakan sarana standar untuk menunjang dan menaikkan kegiatan bidang Ilmu Pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi. Pengetahuan, adalah sesuatu yg digunakan manusia buat tahu global, yg bisa diubah-ubah dari keterangan yang diterima. Dalam makalah ini berita secara singkat diartikan menjadi segala data, berita, serta pengetahuan yang disampaikan kepada orang lain melalui aneka macam media, pada bentuk tekstual, gambar, juga bunyi. 

Teknologi berita merupakan sebuah istilah baru yang merupakan terjemahan berdasarkan Information Technology Bagi kebanyakan orang teknologi fakta merupakan sinonim dari “Teknologi Baru”, lantaran lantaran kaitannya yg erat menggunakan mesin-mesin microprosesor., misalnya mikro-personal komputer , alat-indera yang bekerja secara otomatis, misalnya alat pengolah kata, serta lain sebagainya . Pengertian Teknologi Informasi berdasarkan British Advisory Council for Applied Research and Development (Dalam Zorkoczy, (1990: 12).adalah meliputi bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yang dipakai dalam penanganan dan pengolahan kabar , penerapan bidang serta teknik tadi, komputer serta interaksinya menggunakan insan dan mesin, kasus sosial ekonomi dan budaya yang berkaitan. .memang banyak definisi-definisi mengenai Teknologi Informasi, sehingga pada “Macmillan Dictionary of Personal Computing and Communication” masih ada empat halaman yg menjelaskan tentang Teknologi Informasi. 

Khusus pada bidang Ilmu Perpustakaan serta Informasi Sulistyo-Basuki menyatakan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yg dipakai buat menyimpan, mengolah, menghasilkan, dan menyebar- luaskan kabar. 

Akar menurut teknologi keterangan pada masa sebelum ada komputer digital adalah telekomunikasi serta sistem audio-video. Kemudian dengan adanya komputer digital telah menciptakan beberapa cabang baru. Dengan adanya kemajuan-kemajuan teknologi, waktu ini cakupan Teknologi kabar mencakup : 
1) Telekomunikasi. Contoh penerapannya yaitu : adanya Teleconference atau yg kini dikenal dengan nama Trimitra; Telkom Memo; Lacak, dll.
2) Komputer, termasuk mikrobentuk. Contohnya yaitu, perlindungan data, sistem pakar, komunikasi suara dengan donasi komputer. 
3) Jaringan digital, contohnya antara lain adanya surat elektro, sistem keterangan, jaringan keterangan /
4) Audio dan video, termasuk sistem komunikasi optik. Contoh : Video Conference, Video-teks ,dll. 
I. Penerapan Teknologi liputan 


Pada dasarnya teknologi informasi mengalami kemajuan dalam 2 arah: 
1) Pengembangan produk, yaitu pengembangan perangkat sistem dan konsep konsepnya (gagasan, mekanisme), dengan cakupan aplikasi di segala bidang yg mengharuskan manusia herbi fakta, dicermati berdasarkan perangkat yang digunakan.
2) Aplikasi produk dan konsep tsb. Pada sejumlah aktivitas tertentu, antara lain di bidang industri, keuangan dan perdangan, percetakan, militer, dan untuk pengelolaan pekerjaan pada kantor. 

Dalam makalah yang singkat ini selanjutnya penulis hanya akan membahas kemajuan teknologi kabar dalam hubungannya dengan pelaksanaan produk dan konsep konsepnya khususnya pada perpustakaan serta sentra dokumentasi serta warta. 

Aplikasi teknologi fakta yg tercakup dalam ruang lingkup suatu sistem fakta, baik itu perpustakaan maupun pusat-pusat dokumentasi dan kabar, secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 4 bidang utama, yaitu :
1. Library housekeeping ( Perawatan /pengelolaan perpustakaan)
2. Information retrieval (Temu kembali fakta / Penelusuran Informasi)
3. General purpose perangkat lunak (Perangkat lunak buat banyak sekali macam keperluan)
4. Library networking (Jaringan kerjasama perpustakaan )

Ad.1. Library Housekeeping
Library housekeeping atau pengelolaan perpustakaan, adalah istilah generik yg mengacu dalam aneka macam macam aktivitas rutin yg perlu dilakukan supaya supaya perpustakaan bisa berjalan sebagaimana mestinya. 

Dengan adanya kemajuan teknologi liputan bisa dilakukan menggunakan memakai sistem yang terpadu yang terdiri berdasarkan beberapa modul, yaitu akuisisi atau pengadaan, pengatalogan, peredaran, pengaksesan katalog sang umum atau yang dikenal dengan nama OPAC (Online Public Akses Catalog), dan peminjaman antar perpustakaan.

Konsep integrasi akhir-akhir ini telah diterapkan secara luas pada sistem housekeping perpustakaan. Istilah Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi (Integrated Library System) seringkali dipakai sebagai indikasi bahwa sub-sistem atau modul-modul yang ada diintegrasikan semuanya membentuk Sistem Informasi Tunggal yg berbasis komputer yg bisa melakukan tukar menukar berita menurut satu modul ke modul lain, serentak oleh beberapa modul yg tidak selaras sehingga memungkinkan penggunaan serta pemanfaatan data oleh sistem akan lebih efisien. Sebagai model:: keterangan pengarang / judul akan digunakan bersama oleh modul : Akuisisi, Pengatalogan, Sirkulasi, OPAC (Online Public Acces Catalog), dan Informasi pengelolaan. Dari seluruh modul atau sub sistem ini yang paling krusial bagi pemakai adalah sub sistem OPAC, yg memungkankan pengaksesan Online ke katalog.

Sistem Perpustakaan yg Terintegrasi ini lalu dikenal secara luas menggunakan nama Otomasi Perpustakaan. Secara umum ada tiga generasi Otomasi Perpustakaan, yaitu: 
Generasi I : Otomasi kegiatan-kegiatan pemrosesan, seperti akuisisi dan pengatalogan ditambah menggunakan pengendalian sirkulasi.
Generasi II : Pengembangan dan pemasangan sistem yang terintegrasi termasuk OPAC
Generasi III : Dibangun Local Area Network menggunakan kemampuan komputasi serta komunikasi dalam stasiun kerja individu.

Pengertian Otomasi Perpustakaan jikalau dipandang menurut segi etimologi dari menurut bahasa Inggris yaitu Library Automation. Kata Automation pada dalam Microcomputer dictionary berarti : 1) Perubahan berdasarkan suatu proses atau mekanisme secara otomatis; 2) Pelaksanaan proses menggunakan wahana-wahana otomatis (Sippl, 1975). Adapun konsep Otomasi berdasarkan Encyclopedia of Science and Technology, Vol.1, mendeskripsikan penerapan mesin-mesin personal komputer dalam penyimpanan, pemrosesan data-data bisnis, teknis, juga ilmiah. Dengan demikian otomasi perpustakaan berarti penggunaan komputer buat semua kegiatan perpustakaan mulai berdasarkan pengadaan, pengolahan, sampai ke layanan aliran.

Ad 2) Information Retrieval. 
Sistem berita buat temu kembali berita secara elektronis pertama kali dipakai buat pencarian data lokal dilakukan menggunakan memakai katalog. Kemudian menggunakan adanya kemajuan teknologi berita temu balik informasi atau yg dikenal menggunakan penelusuran fakta juga mengalami kemajuan, yaitu dengan penggunaan sarana-saran elektronis.

Ada tiga macam wahana dalam Penelusuran fakta atau temu pulang liputan secara elektronis, yaitu : 
a) memakai Pangkalan Data Lokal
b) menggunakan CD-ROM 
c) menggunakan jaringan Wide Area Network, atau yg banyak dikenal melalui Internet. 

Ad. 3. General Purpose Software. 
Yang termasuk dalam general purpose perangkat lunak yg dapat dipakai di lembaga-forum yg beranjak pada bidang dokumentasi serta fakta adalah :
- Word Processing : untuk pengolah teks serta pencetakan. 
- Spreadsheets : buat kalkulasi keuangan
- Graphics : buat presentasi statistik
- Desktop Publishing : buat penerbitan serta percetakan yg profesional
- Electronic mail : buat pendistribusian pesan

Ad. 4. Library networking. 
Istilah Library networking memiliki cakupan yang luas, namun umumnya meliputi 
a. Kerjasama antar perpustakaan atau jaringan keterangan antar lembaga-lembaga yg berkecimpung di bidang fakta yg sama atau relevan, atau Pengkaitan personal komputer perpustakaan atau forum berita (Pusdokinfo) menggunakan forum lainnya pada dalam institusi buat menciptakan LAN (Local Area Network)
b. Pengkaitan personal komputer forum Pusdokinfo ke personal komputer lain yg jauh jaraknya buat membentuk Wide Area Network atau yang sering dikenal dapat bekerjasama melalui internet. 


LAN dan WAN merupakan jenis-jenis jaringan yang dipakai buat automasi perpustakaan yg dicermati menurut lingkup geografisnya. LAN merupakan suatu jaringan komputer dengan wilayah kerja relatif mini , dalam satu lokal; serta WAN merupakan jaringan komputer yang daerah kerjanya meliputi radius antar kota, antar pulau, dan bahkan antar benua. Sebenarnya terdapat jenis lain, yang dianggap Metropolitat Area Network (MAN ), menggunakan daerah kerja antara 30 sampai 50 km, yang adalah cara lain pilihan buat menciptakan jaringan personal komputer kantor-tempat kerja dalam satu kota.

SEJARAH SINGKAT SEKOLAH ILMU INFORMASI

Sejarah Singkat Sekolah Ilmu Informasi 
Akar menurut Sekolah Ilmu Informasi dimulai dalam tahun 1928 saat College of Liberal Arts meluncurkan program pendidikan sarjana sekolah perpustakaan media. Peluncuran program ini bertepatan menggunakan upaya nasional pertama oleh rakyat perpustakaan buat mengevaluasi perpustakaan sekolah dan menyusun standar untuk mengukur efektivitas mereka.

Pada tahun 1944, acara ini pindah ke College of Education, yang dimulai Departemen Layanan Perpustakaan. Setelah peluncuran Sputnik dalam tahun 1957 dan drive nasional berikutnya buat meningkatkan ilmu pengetahuan serta liputan keaksaraan, American Library Association menyelesaikan perubahan organisasi substantif, yang mengarah pada pembentukan Muda Dewasa Layanan Divisi serta Anak Divisi Pelayanan. Dalam setahun, Departemen UT Layanan Perpustakaan menanggapi kebutuhan nasional ini buat warta yg lebih akbar dan layanan ilmiah menggunakan reorganisasi kurikulum dan mulai penghargaan gelar Master of Science pada jurusan bahan ajar. Pada tahun 1964, universitas menyetujui gelar MS pada jurusan layanan perpustakaan.

Pada akhir 1960-an, pustakawan terkemuka pada seluruh Tennessee serta organisasi, seperti Tennessee Library Association, the Southern Appalachian Bab Asosiasi Perpustakaan Khusus, Tennessee Valley Authority, serta Oak Ridge Universitas Associated baik resolusi berlalu mendukung pembentukan pendidikan perpustakaan profesional Program di University of Tennessee atau berbicara pada mendukung awal.

Universitas Kanselir mendukung pandangan baru ini, dan pada tahun 1971, ketika katalogisasi secara online dan mikroprosesor berada dalam tahap awal serta rakyat berita nasional timbul, Sekolah Pascasarjana Ilmu Perpustakaan serta Informasi ( GSLIS ) didirikan serta bertempat di Gedung Temple Court. UT resmi Master of Science dalam Ilmu Perpustakaan ( MSLS ) derajat dan memungkinkan Sekolah buat menyewa 3 anggota fakultas baru doktor serta mengadopsi kurikulum baru.

Gary Purcell bernama direktur pendiri acara independen dan mengawasi akreditasi pertama oleh American Library Association pada tahun 1972. Dr Purcell adalah seorang visioner karismatik yang memutuskan standar profesional buat fakultasnya, terinspirasi keunggulan, dan bekerja untuk menyebarkan program yg diakui secara nasional. Sekolah telah terus diakreditasi oleh ALA semenjak itu.

Dari awal, Sekolah diabadikan iklim penjangkauan serta pelayanan kepada rakyat setempat, perpustakaan daerah dan negara, dan organisasi nasional. Fakultas SIS memberikan acara pendidikan jeda jauh pertama pada luar kampus di Chattanooga menggunakan mengunjungi anggota fakultas pada tahun 1972, mulai apa yg akhirnya akan sebagai acara pendidikan jeda jauh yg kuat didukung oleh instruksi teknologi terdepan serta pengiriman.

Pada tahun 1988, Sekolah dievaluasi serta disempurnakan misi, tujuan, serta tujuan buat lebih mencerminkan lingkungan yang berubah menggunakan cepat informasi yang ditandai menggunakan teknologi liputan dan komunikasi yg timbul. Sebagai hasil dari komunikasi utama serta perkembangan keterangan, anggota fakultas SIS mendirikan Pusat Studi Informasi ( CIS ) pada tahun 1989 buat melengkapi perubahan instruksional dan kurikuler menggunakan proyek-proyek penelitian yang dibiayai eksternal. Kegiatan ini menaruh kesempatan bagi fakultas SIS dan murid buat membuatkan hubungan yg lebih erat menggunakan forum-forum penelitian yg berorientasi federal yang terdekat seperti Tennessee Valley Authority dan Oak Ridge National Laboratory ( ORNL ), serta dengan forum federal lainnya misalnya National Science Foundation serta Institut Nasional Kesehatan. Jose Marie Griffiths ditengahi beberapa proyek pada ORNL herbi penelitian serta pengembangan sistem data, yang membangun pekerjaan yg signifikan buat CIS serta masyarakat SIS.

Pada tahun 1992, Jose Marie Griffiths mendapat janji bersama sebagai direktur GSLIS serta Distinguished Scientist pada Oak Ridge National Laboratory . Dua tahun lalu , Sekolah menanggapi spektrum kabar baru perlu dengan mengadopsi acara sarjana baru serta kurikulum serta nama baru - Sekolah Ilmu Informasi.

Pada tahun 1996, SIS mengaku mahasiswa doktor pertama. Sekolah jua memulai program pendidikan jeda jauh memakai video instruksi yang mengulurkan tangan buat empat lokasi Virginia pada University of Virginia, beserta dengan situs di Tennessee barat dan tengah . Melanjutkan misinya akses dan jangkauan, SIS memberikan kursus SIS lengkap pertama melalui Internet dalam tahun 1999 serta, dalam tahun 2000, mengakui kelompok pertama murid ke dalam jarak program sarjana pendidikan sepenuhnya berbasis Web.

Sebagai unit akademik otonom dan relatif mini pada tahun 2002, Sekolah tampak buat memanfaatkan sumber daya serta reputasi dengan berpartisipasi pada penciptaan sebuah perguruan tinggi baru, College Komunikasi serta Informatika. Musim panas itu, Sekolah pindah berdasarkan Temple Court serta menjadi lebih modern Komunikasi Building.

Setelah satu dekade beasiswa pemenang penghargaan pada SIS, Carol Tenopir sebagai Direktur Interim Pusat Sekolah Studi Informasi dalam tahun 2003. Hari ini dia adalah Direktur Riset buat College Komunikasi serta Informatika dan Direktur Pusat Informasi dan Ilmu Komunikasi, serta perdana Kanselir dibedakan Profesor . Menurut sebuah artikel tahun 2006, Dr Tenopir adalah penulis paling produktif dan keliru satu peneliti yang paling tinggi dikutip dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi.

Pada tahun 2005 Edwin Michael Cortez diangkat Direktur Sekolah serta mulai bekerja menggunakan fakultas SIS buat merevisi rencana strategis sekolah serta buat menetapkan visi baru serta bergerak maju buat Sekolah. Sebelumnya, Dr Cortez adalah profesor pada University of Wisconsin Madison, loka ia mengajar selama 2 dasa warsa.

Pada tahun 2006, Sekolah meluncurkan Sarjana kecil dalam Studi Informasi dan Teknologi, minor taraf universitas. Pada tahun yang sama, SIS menduduki peringkat program perpustakaan terbaik ke-16 pada US News and World Report " Sekolah Lulusan Terbaik " masalah. Sekolah pula meresmikan kemitraan untuk kepemimpinan lintas budaya kolaboratif menggunakan University of Puerto Rico Graduate School of Sciences Informasi dan Teknologi pada tahun yang sama. Kedua sekolah menandatangani Memorandum formal Memahami bahwa kolaborasi penelitian serta pertukaran fakultas rinci .

Ketika Memorandum Sekolah Kesepahaman dengan Universitas Makerere dijadwalkan akan berakhir dalam isu terkini gugur 2007, Sekolah memulai kolaborasi baru, MOU dengan ke 2 Makerere dan University of Wisconsin - Milwaukee School of Information Sciences, buat mencerminkan agenda penelitian kolaboratif baru mereka. MOU berbagi visi fakultas serta mahasiswa pertukaran, magang, penelitian antarbudaya, serta program pedagogi beserta.

Pada tahun 2008, Sekolah merogoh alih administrasi menurut Pusat Anak serta Dewasa Muda Sastra ( CCYAL ). Sekolah menetapkan direksi baru serta visi baru yang mempromosikan keterlibatan pada berita-berita melek huruf, kebebasan intelektual , serta hak amandemen pertama bagi anak-anak dan orang belia. Untuk melanjutkan misinya pelayanan dan akses, CCYAL akan membangun konsensus pada antara para pemangku kepentingan sebagai akibatnya dapat lebih menjangkau internasional dan membangun koalisi menggunakan organisasi lain serta forum yang jua mengakui pentingnya bahan-bahan berkualitas tinggi buat seluruh anak-anak serta orang muda. The Center akan membuka tempat tinggal baru di sebelah Sekolah sekitar tahun 2009

PERANAN IPI DALAM PEMBINAAN PEJABAT FUNGSIONAL PUSTAKAWAN

Peranan Ipi Dalam Pembinaan Pejabat Fungsional Pustakawan
Buku adalah hasil rasa, cipta, karsa, karya insan, ialah bahwa buku menjadi output rekaman budaya merupakan merupakan representasi atau peradaban satu bangsa. Buku identik menggunakan perpustakaan berarti perpustakaan merupakan adalah simbol budaya, simbol peradaban, representasi peradaban satu bangsa. Dalam penjelasan atas UU RI No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, dikatakan “Keberadaan perpustakaan nir bisa dipisahkan dari peradaban serta budaya umat insan. Tinggi rendahnya peradaban serta budaya suatu bangsa bisa dilihat menurut syarat perpustakaan yang dimiliki”. Termasuk arsip, museum, dan lain sebagainya. Sesungguhnya melalui jasa perpustakaan dikehendaki dapat memperkenalkan dasar-dasar ilmu pengetahuan, ketrampilan, seni, budaya, ”calistung” dan lain sebagainya, sehingga Tantowi Yahya selaku Duta Baca Indonesia dengan ikon “Ibuku Perpustakaan Pertamaku”. Lebih lanjut melalui jasa perpustakaan pula dikehendaki menanamkan perilaku buat terus menerus belajar sepanjang hayat (long live education).

Buku yg telah diterbitkan baru akan berguna tatkala dia mempunyai pembaca, serta buat sampai kepada pembaca nampaknya kiprah toko buku serta/ atau perpustakaan merupakan wadah yg mutlak harus sine qua non. Sementara itu kitab masih dipercaya sebagai hal yg tertentu, jalur distribusi belum merata, apresiasi warga terhadap budaya baca “masih rendah” dan poly lagi pertarungan, belum lagi tuntutan teknologi, kabar dan komunikasi. Pertanyaan, sudahkah perpustakaan mampu berperan serta memenuhi harapan pembacanya dengan segala macam latar belakang masalah tersebut?. 

Pendidikan serta/ atau training kepustakawanan merupakan galat satu keharusan yang dapat dilaksanakan dalam kerangka mendukung terwujudnya minat membaca (reading interest) berlanjut dalam budaya membaca (reading habit) serta pada akhirnya tercapainya ketrampilan membaca (reading skill) guna membuat kemampuan keberaksaraan kabar (information literacy), melalui tangan-tangan terampil atau pakar pustakawan menggunakan istilah lain ”kompetensi pustakawan”. Terlebih pada era perkembangan teknologi berita dan komunikasi dewasa ini, sangat-sangat dibutuhkan peningkatan kompetensi pustakawan sinkron dengan perkembangan global atau ”pustakawan digital”. Lebih berdasarkan itu sesungguhnya pendidikan, pelatihan dan penugasan adalah sebuah daur kehidupan seorang pegawai yg harusnya diikuti buat mengembang diri serta lingkungannya.

Nampaknya pustakawan menjadi pengelola perpustakaan menjadi institusi yg profesional, haruslah menempatkan diri pada posisi yang seimbang ialah sebagai pengelola yg jua profesional. Untuk itu keberadaannya harus secara rasional serta proporsional bisa mendukung tugas pokok dan fungsi, menggunakan kata lain tahu betul visi, misi, tujuan serta target yg diinginkan.

Didukung menggunakan UU No. 43 Tahun 2007 mengenai Perpustakaan, Perpustakaan, Pendidikan, serta Organisasi Profesi. Artinya pustakawan sebagai jabatan profesi wajib bahkan wajib sebagai anggota organisasi profesi, dan nir akan tanggal menurut pendidikan dan/atau pembinaan guna senantiasa menaikkan kompetensinya. Bersyukur bahwa pustakawan Indonesia telah memiliki asosiasi profesi atau organisasi profesi pustakawan yang bernama Ikatan Pustakawan Indonesia disingkat IPI (baca I-PE-I). IPI didirikan pada Ciawi Bogor dalam tanggal 6 Juli 1973 buat saat yang tidak dipengaruhi lamanya.

PERAN PERPUSTAKAAN 
Saat ini “seharusnya” dunia perpustakaan di republik ini maju, tumbuh serta berkembang, oleh lantaran para pendiri bangsa ini sudah memikirkan arti pentingnya perpustakaan. Terbukti walau secara parsial peraturan perundangan mengenai berbagai jenis perpustakaan baik Perpustakaan Khusus, Perpustakaan umum, Perpustakaan Perguruan Tinggi, serta Perpustakaan Sekolah sang para pendiri bangsa “founding fathers” sudah diaturnya. Dalam jajaran Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Pengajaran saat itu telah terdapat Biro Perpustakaan, yg menjadi cikal bakalnya Perpustakaan Nasional. Disetiap provinsi dibangun Perpustakaan Negara, berkembang menjadi Perpustakaan Wilayah, Perpustakaan Daerah, Perpustakaan Nasional Provinsi sebelum era otonomi. Dan sekarang Alhamdulillah disetiap Provinsi telah memiliki perpustakaan provinsi, dan sebagian besar Kabupaten/ Kota juga sudah mempunyai Perpustakaan Kabupaten/ Kota. Berlanjut lahir Peraturan Presiden No. 20 Tahun 1961 tentang “Tugas Kewajiban dan Lapangan Pekerjaan Dokumentasi Dan Perpustakaan Dalam Lingkungan Pemerintah- an”, yg mengatur keberadaan perpustakaan spesifik. Bahkan dilingkungan Perguruan Tinggi, terdapat Instruksi Menteri PTIP No. 9 Tahun 1962 tentang Perpustakaan Pada Pusat Universitas/ Institut Negeri. Dan seterusnya baik perpustakaan generik, sekolah serta sebagainya. Senyatanya kenapa belum maju ?. Haruskah kita saling menyalahkan, atau pihak-pihak terkait seperti kini ini mencari implementasi.

Sekarang secara universal ada UU No. 43 Tahun 2007 mengenai Perpustakaan, yg mengatur perpustakaan secara mendasar, dimana perpustakaan dikehendaki sebagai sebuah “institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, serta/atau karya rekam secara profesional menggunakan sistem yang standar guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, warta, dan rekreasi para pemustaka”. 

Bahkan lengkap sudah terdapat Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 mengenai Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi serta Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota, dimana “perpustakaan menjadi galat satu urusan wajib ” ialah bilamana nir dikerjakan “berdosa”. Belum lagi UU No. 4 Tahun 1990 mengenai Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam, UU No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, tindak lanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25 Tahun 2008 tentang Standar kompetensi pengelola perpustakaan sekolah, serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya misalnya UU RI No. 14 Tahun 2008, UU RI No. 25 Tahun 2009, dan lain sebagainya. 

Keberadaan perpustakaan secara sederhana bisa terselenggara menggunakan baik dan lebih gampang berkembang dengan baik tatkala lima (5) hukum dasar perpustakaan (Said Murthada Ahmad) bisa diselenggarakan menggunakan tertib (tetapi tidak sembarang pustakawan mampu mengerjakannya kalau nir kompeten), yaitu :
1. Book are for use, buku adalah buat dipakai. Dimaksud bahwa bahan perpustakaan atau koleksi yang ada pada perpustakaan hendaklah bacaan atau pengetahuan yg dibutuhkan sang pemakai (pemustaka), adalah bukan sekedar pameran atau pajangan buku.

2. Every reader his/ her book, semua pembaca wajib mendapat buku yg dibutuhkan. Untuk menghantar pembaca pada buku yang diperluikan bisa ditempuh dengan system pelayanan yang baik dan memadai sesuai menggunakan perkembangan teknologi, liputan serta komunikasi (TIK).

3. Every bookl its readers, setiap kitab harus menerima pembacanya. Dapat ditempuh menggunakan antara lain misalnya bimbingan kepada pemakai (users pembinaan), pada peneliti, dan lain sebagainya.

4. Save the time of the readers, cepat melayani pembacanya. Keterlambatan dalam melayani pembaca apalagi kalau dibayangi perilaku yg tidak simpatik, niscaya pembaca akan enggan memakai koleksinya apalagi meminjam. Paling nir mampu 5S ; senyum, sapa, salam, sopan, santun, dst.

5. Library is growing organism, perpustakaan wajib ditumbuhkembangkan. Perpustakaan yang penuh sesak dengan koleksi yang tidak sinkron menggunakan tuntutan pemakai tidak akan berkembang, sehingga perlu menggunakan aneka macam cara buat pengembangannya.

Disamping lima hukum dasar tersebut yg masih wajib bahkan wajib ditegakkan, yg masih terbatas dan poly berbicara tentang eksistensi koleksi yg berguna bagi pemakainya. Lebih menurut itu koleksi dan pemakai merupakan merupakan dua unsur pilar utama, dan masih wajib didukung menggunakan baik 1 pilar utama perpustakaan lainnya, yaitu pustakawan. Untuk itu tiga pilar primer tadi harus dikelola menggunakan baik, yaitu koleksi, pustakawan dan pemakai.

Belum lagi sekarang ini juga telah terbit Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional No. 82/KEP/BSN/9/2009 tentang Penetapan 4 (empat) SNI. SNI 7329 tentang Perpustakaan Sekolah, 7330 Perpustakaan Perguruan Tinggi, 7495 Perpustakaan Umum Kab/ Kota serta 7496 mengenai Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah. Sudah terbit SNI 7596 : 2010 tentang Perpustakaan Desa/ Kelurahan, serta tentu saja akan menyusul SNI-SNI yg lainnya. 

Yang menggembirakan menggunakan SNI tersebut status eksistensi perpustakaan semakin kentara merupakan satuan organisasi perpustakaan yang dipimpin sang seorang Kepala Perpustakaan, dimana Kepala Perpustakaan dalam menjalankan tugasnya dibantu unit layanan pembaca serta unit layanan teknis. Adapun status kelembagaan perpustakaan berada di bawah kewenangan dan bertanggung jawab pada Kepala Instansi Induk yg pribadi membawahinya. Pustakawan siap berjuang “menguatkan yang benar”. 

PERAN PER-UU-AN TERKAIT LAINNYA
Nampaknya tidak cukup dengan peraturan perundang-undangan mengenai perpustakaan, sang karena banayak peraturan perundangan terkait lainnya yang sesungguhnya sangat-sangat mendukung eksistensi perpustakaan, antara lain misalnya :
1. UUD 1945 Pasal 28F “Setiap orang berhak buat berkomunikasi serta meperoleh fakta yang diperlukan buat mengembangkan pribadi serta lingkungan sosialnya dan berhak buat mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, memasak serta membicarakan keterangan menggunakan menggunakan segala jenis wahana yg tersedia”.

2. UU No. 39 Tahun 199 tentang HAM, Pasal 14 “a. Setiap orang berhak buat berkomunikasi serta memperoleh berita yg diharapkan buat membuatkan eksklusif serta lingkungan sosialnya.

b. Setiap orang berhak buat mencari, memperoleh, mempunyai, menyimpan, mengolah dan menyampaikan warta menggunakan menggunakan segala jenis wahana yang tersedia”.

3. United Nations Universal; Declaration of Human Righ = Deklarasi PBB 1948 “Setiap orang berhak : 

a. Untuk bebas beropini serta berekspresi termasuk bebas mempunyai pendapat tanpa campur tangan, serta 
b. Untuk mencari, mendapat serta membuatkan liputan dan gagasan melalui9 media apapaun tanpa batas”.

4. UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Pasal lima khususnya, ayat : 
1) Masyarakat memiliki hak yang sama buat a. Memperoleh layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan perpustakaan; b. Dan seterusnya. 
2) Masyarakat di daerah terpencil, terisolasi atau kurang pandai menjadi akibat factor geografis berhak memperoleh layanan perpustakaan secara spesifik. 
3) Masyarakat yang memiliki cacat dan/atau kelainan fisik, emosiaonal, mental, intelektual dan/ soaial berhak memperoleh layanan perpustakaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing.

5. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dalam konsideran pertimbangan galat satunya dikatakan : 
a. Bahwa informasi merupakan kebutuhan utama setiap orang bagi pengembangan pribadi serta lingkungan sosialnya dan adalah bagian penting bagi ketahanan nasional. 
b. Bahwa hak memperoleh liputan merupakan hak asasi insan serta keterbukaan informasi public adalah keliru satu ciri penting Negara demokratis yg menjunjung tinggi kedaulatan warga untuk mewujudkan penyelenggaraan Negara yang baik, dan seterusnya. Dalam Pasal 7 : (1) Badan publik berkewajiban menyediakan, memberikan serta/atau menerbitkan berita publik yg berada di bawah kewenangannya kepada pemohon kabar publik, selain fakta yg dikecualikan sesuai menggunakan ketentuan. (dua) Badan publik wajib menyediakan informasi public yang akurat, benar serta tidak menyesatkan.

6. UU No. 25 Tahun 2009 mengenai Pelayanan Publik, Pasal 1, ayat :
1) Pelayanan publik merupakan aktivitas atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai menggunakan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yg disediakan sang penyelenggara pelayanan publik.
2) Penyelenggara pelayanan public yg selanjutnya disebut penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara Negara, korporasi, forum independen yang dibuat dari UU untuk kegiatan pelayanan public serta badan hukum lain yang dibentuk semata-mata buat kegiatan pelayanan publik. Dan dalam ayat,
9) Sistem kabar pelayanan publik yang selanjutnya dianggap system informasi merupakan rangkaian kegiatan yg meliputi penyimpanan dan pengelolaan keterangan dan mekanisme penyampaian liputan dari penyelenggara pada masyarakat dan sebaliknya pada ekspresi, goresan pena latin, tulisan dalam huruf braile, bahasa gambar dan/atau bahasa lokal dan disajikan secara manual ataupun elektronika.

PERAN PUSTAKAWAN
Dengan peraturan perundang-undangan tadi bisa dikatakan seharusnya perpustakaan bukan lagi tempat atau forum pelengkap penderita, atau sekedar sarana pendukung namun merupakan lembaga yang layak dikembangkan secara mandiri. Sebagai forum profesional serta berdikari layak dikelola atau diurus pegawai yang professional yaitu “pustakawan”. Sebagaimana dikehendaki dalam UU Perpustakaan bahwa “Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi yang memenuhi standard tenaga perpustakaan”. 

Sebagaimana dikehendaki dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 132/KEP/ M.pan/12/2002 mengenai Jabatan Fungsional Pustakawan serta Angka Kreditnya, persyaratan buat dapat diangkat dalam jabatan pustakawan taraf terampil adalah berijazah serendah-rendahnya Diploma II, buat pustakawan tingkat pakar berijazah Sarjana (S1) Perpustakaan Dokumentasi dan Informasi. Bagi Diploma II atau Sarjana (S1) bidang lain, harus mengikuti pelatihan kepustakawanan dengan kualifikasi yang ditentukan Perpustakaan Nasional RI. Untuk ketika ini dianggap Calon Pustakawan Tingkat Terampil (CPTT) dan Calon Pustakawan Tingkat Ahli (CPTA). Bagi Pustakawan Terampil yang telah memperoleh ijazah Sarjana (S1) bidang lain diwajibkan mengikuti diklat CPTA alih jalur, tatkala dia akan meniti karier ke jenjang pustakawan pakar.

Artinya pustakawan bukanlah pegawai yg malas, pegawai buangan, atau pegawai yg nir terpakai akan namun adalah pegawai yg mampu menggerakkan dan jadi motor penggerak guna menciptakan serta membuatkan perpustakaan, sehingga layak diperlukann kualifikasi akademik, kompetensi serta dalam saatnya nanti di sertifikasi. Lebih primer lagi merupakan bagaimana mengelola kitab dengan baik yg diperuntukkan bagi pemustakanya. Oleh karena keberadaan Pustakawan diharapkan lebih rasional serta proporsional dalam kerangka mendukung tugas pokok serta fungsi menurut forum yg menauinginya (bukan sebagai pelengkap penderita).

Pustakawan menggunakan melihat posisi strategis 3 pilar primer, yaitu koleksi, pustakawan dan pemakai maka dapat dikatakan pustakawan merupakan penyangga pilar primer. Artinya bagaimana pustakawan dapat mengelola dua pilar primer yg lain baik koleksi dan pemakainya dengan baik. Dengan mencermati potensi dan kiprah pustakawan yg begitu besar serta poly nampaknya pustakawan layak menjadi tokoh sentral, sehingga nir galat pemahaman tentang pustakawan sebagaimana dikehendaki dalam UU Perpustakaan, bahwa “Pustakawan adalah seorang yg memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/ atau training kepustakawanan dan mempunyai tugas serta tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan”. 

Dari pemahaman tersebut berarti seseorang pustakawan setidaknya memiliki kualifikasi akademik, kompetensi dan dalam akhirnya memenuhi persyaratan buat disertifikasi, memenuhi standard nasional perpustakaan bahkan berkemampuan buat mengelolla tiga pilar utama perpustakaan dengan baik, yaitu :
1. Koleksi, koleksi bahan perpustakaan terdiri atas subyek fiksi serta non fiksi. Bisa berbentuk kitab dan non kitab , monograf dan serial. Dalam ujud proses sanggup berbentuk tercetak (printed), terekam (recorded) serta terpasang (online). Pemenuhan syarat koleksi, buat jumlah (kuantitas) perbandingannya disesuaikan dengan jumlah pemakai. Untuk mutu (kuantitas hendaklah disesuaikan dengan kebutuhan dan terkini (baru). Sistem pengadaan jaman dulu umumnya bersifat kalau-jikalau (just in case), bandingkan dengan system kini yaitu terdapat jika diharapkan (just in time). 

Lebih lanjut pada UU Perpustakaan khususnya Pasal 12 ayat (1) Koleksi perpustakaan diseleksi, diolah, disimpan, dilayankan dan dikembangkan sinkron dengan kepentingan pemustaka menggunakan memperhatikan perkembangan teknologi warta dan komunikasi. Untuk standard koleksi perpustakaan : 
a. Tidak satupun dan tidak mungkin perpustakaan memiliki koleksi bahan perpustakaan yg lengkap. 
b. Ukuran perpustakaan bukan lagi menurut “kepemilikan” (ownership) namun lebih kepada peluang “Akses” (access). 
c. Pengadaan “kapan saja harus ada” (just in time), bukan “kalau-jika (just in case)”. Bukan “penjaga buku” (the books custodian), namun “pengawal ilmu pengetahuan” (the guardian of knowledge).

2. Pustakawan, buat dapat mengelola dua pilar primer lainnyua sudah sepantasnya misalnya pemahaman diatas hendaklah memiliki kompetensi yaitu pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) dan konduite (attitude). Kompetensi dari standard Organisasi Pustakwaan Khusus USA (Special Library Association, Juni 2003) setidaknya memenuhi Kompetensi Personal, merupakan sikap, keterampilan dan etika (nilai) yang dianut. & Kompetensi Profesional, mencakup kemampuan : 
a. Mengelola lembaga informasi, 
b. Mengelola sumberdaya liputan, 
c. Mengelola layanan berita, dan 
d. Menerapkan alat dan teknologi.

Terlebih pustakawan pada era liputan sekarang ini Pustakawan harus mempunyai wawasan yang luas, karena pustakawan akan sebagai manajer pengetahuan serta analis informasi, akan terlibat eksklusif secara integral dalam aktivitas usaha, pekerjaanya tidak hanya pada perpustakaan (Jane E. Klobas).

3. Pemakai, menyimak aturan dasar perpustakaan setidaknya pustakawan bisa berbuat “ada buku carikan pembacanya, terdapat pembaca carikan bukunya”. Untuk itulah perlu menggarap pemakainya menggunakan bijak, serta terdapat baiknya mengenali jenis-jenis pemakai terlebih dahulu. Ada dua jenis pemakai, yaitu pemakai potensial serta pemakai aktual. 

a. Pemakai potensial, adalah orang atau forum yg seharusnya menggunakan jasa perpustakaan. Untuk itu sanggup dibedakan pemakai Target, yaitu pemakai berdasarkan forum sendiri misalnya pejabat, karyawan, staf serta lingkungan pada, misalnya Kantor Kejaksaan. Dan pemakai non Target, yaitu pemakai berdasarkan luar instansi misalnya mahasiswa hukum, rakyat kejaksaan, pemerhati kejaksaaan serta lain sebagainya (pada saatnya nanti mampu diperlukan menjadi calon-calon pemakai potensial). 

b. Pemakai aktual, yaitu orang atau lembaga yg telah menggunakan jasa perpustakaan. Yang bisa digolongkan sebagai pemakai aktif, yaitu pemakai yang menggunakan pencerahan sendiri memakai perpustakaan. Dan pemakai pasif, yaitu pemakai yang memakai perpustakaan disebabkan karena unsur-unsur lain. Misalnya lantaran tugas, karena memerlukan sesuatu serta lain sebagainya. 

PERAN ORGANISASI PROFESI IPI
Organisasi profesi adalah organisasi yg menampung para professional misalnya PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), IDI (Ikatan Dokter Indonesia), ISEI (Ikatan Sarja Ekonomi Indonesia) serta lain sebagainya termasuk IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia). Visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi profesi termasuk IPI merupakan membuatkan dan memberdayakan para professional anggotanya, sehingga mereka lebih kompeten, berkualitas serta ikut serta berperan aktif dalam pembangunan bangsa serta Negara, khususnya pembangunan perpustakaan serta pustakawannya. 

Dengan melihat posisi strategis pustakawan sebagai penyangga 2 (dua) pilar utama perpustakaan lainnya, sekaligus diharap sanggup mengelola menggunakan baik lima(5) aturan dasar perpustakaan, nampak kiprah organisasi profesi (IPI) dan peran pendidikan ilmu perpustakaan layak dikedepankan. Tetapi demikian harus diakui (dengan nir mengurangi rasa hormat sahabat-teman Pengurus Pusat IPI) nir poly orang mengenal IPI dibanding organisasi profesi lain seperti PGRI, IDI, ISEI serta lain sebagainya. Kalaupun mengenal aktivitas IPI Pusat yang paling menonjol hanyalah Kongres dan rapat kerja pusat (Rakerpus) sementara aktivitas lain kurang dioptimalkan. Disisi lain harus diakui dari sekian banyak jabatan fungsional (kurang lebih 112) pada negeri ini sesungguhnya pustakawan mempunyai prospek yang tidak kalah menarik. Sebagai model sederhana seseorang pustakawan dapat meniti kariernya berdasarkan pangkat terendah sampai jenjang tertinggi. 

Dari pangkat “Kopral hingga Jenderal” maksudnya menurut jenjang terendah Pustakawan Pelaksana (Gol. II/b) sampai dengan Pustakawan Utama (Gol. IV/e). Bahkan buat jabatan tertentu Pustakawan Pelaksana Lanjutan jenjang Pustakawan Trampil atau Pustakawan Muda jenjang Pustakawan Ahli (III/c-III/d) hingga dengan Pustakawan Madya bisa pensiun 60 tahun, sementara buat Pustakawan Utama atau (IV/d-IV/e) bisa pensiun 65 tahun. 

Permasalahan timbul bagaimana seseorang “Jenderal” jangan sampai mempunyai kelakuan “Kopral”, adalah harus ada keserasian serta keselarasan antara pangkat, jabatan, usia, masa kerja, diklat dan kompetensinya, sebagai akibatnya seorang pustakawan dapat dibutuhkan secara rasional serta proporsional sanggup mendukung tugas pokok dan kegunaannya dimana beliau bekerja. Semakin jelas dalam perolehan angka kredit seseorang pustakawan hanya dibenarkan tugas limpah 1 (satu) jenjang diatas dan 1 (satu) jenjang dibawahnya. Dan organisasi profesi adalah salah satu tempat yang representatif buat berbagi dirinya serta lingkungannya, artinya sesungguhnya IPI dapat berbuat sesuatu yang bermakna bagi anggota profesinya termasuk peran pendidikan ilmu perpustakaan, lantaran saling keterkaitan. 

Tengok saja dalam UU RI No. 43 Tahun 2007 mengenai Perpustakaan, Bagian ketiga Organisasi Profesi, Pasal 34, ayat :
1) Pustakawan membangun organisasi profesi.
2) Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi buat memajukan serta memberi perlindungan profesi pada pustakawan.
3) Setiap pustakawan sebagai anggota organisasi profesi.
4) Pembinaan serta pengembangan organisasi profesi pustakawan difasilitasi sang Pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat.

Dari informasi diatas nampak, khususnya dalam Penjelasan UU Perpustakaan Pasal 34 ayat (dua), bahwa yg dimaksud menggunakan memajukan dan memberi perlindungan profesi kepada pustakawan, merupakan meliputi peningkatan kompetensi, karier dan wawasan kepustakawanan. Kalau saja pada implementasi ayat (tiga) tadi diatas dapat dilaksanakan semestinya, dimana setiap pustakawanan menggunakan kesadarannya sendiri masuk anggota organisasi profesi merupakan adalah kekuatan yang perlu diperhitungkan, sehingga kiprah IPI cukup siginifikan di pada menyebarkan kompetensi seseorang pejabat pustakawan. Dari pemahaman Pustakawan misalnya tersebut diatas, ialah seseorang pustakawan adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi serta pada akhirnya disertifikasi sebagai bukti kemampuannya. 

Lebih lanjut nampak dalam Bab VIII Tenaga Perpustakaan, Pendidikan dan Organisasi profesi, merupakan bahwa energi perpustakaan atau “pustakawan” nir akan lepas berdasarkan pendidikan serta organisasi profesi, menjadi berikut : 
a. Akademik, sebagaimana Bagian Kedua Pendidikan Pasal 33, ayat (1) Pendidikan buat pelatihan serta pengembangan tenaga perpustakaan adalah tanggung jawab penyelenggara perpustakaan., Ayat (2) Pendidikan buat pembinaan serta pengembangan sebagaimana dimakasud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pendidikan formal serta/atau nonformal.
b. Kompetensi, seorang pustakawan didalam meniti kariernya tidak akan terlepas menurut kemampuan dan dominasi Keahlian serta/ atau ketrampilan (skill), penguasaaan pengetahuan (knowledge) serta tentu saja perilaku kerja atau perilakunya (attitude).
c. Sertifikasi, tuntutan energi kerja menuntut tersedianya energi kerja yang kompeten, dengan istilah lain memiliki sertifikat kompetensi yang andal. Sertifikat kompetensi diterbitkan sang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). BNSP bisa mendelegasikan tugasnya pada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dengan system lisensi. LSP didirikan oleh Asosisasi Profesi (siapkah IPI?) dan Asosiasi Perusahaan/ Industri menggunakan dukungan dari instansi teknis pembina sektor/ regulator.

Nampak kentara kedepan peran organisasi profesi dalam hal ini IPI relatif signifikan serta representatif mengingat pada kaitan dengan aplikasi tunjangan profesi maka LSP mempunyai kiprah sebagai berikut :
a. Melaksanakan uji kompetensi sinkron menggunakan lingkupnya.
b. Memastikan dan memelihara kompetensi pemegang tunjangan profesi.
c. Memelihara dan memegang standard kompetensi.
d. Menyusun materi uji kompetensi.
e. Menetapkan skema tunjangan profesi sinkron dengan lingkupnya.
f. Mengendalikan aplikasi uji kompetensi sinkron menggunakan skema tunjangan profesi yang sudah ditetapkan.
g. Menjaga validitas sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sejalan dengan tugas-tugas tersebut diatas dari AD Dan ART Serta Kode Etik Ikatan Pustakawan Indonesia (PP-IPI, 2010) Bab III Tujuan Dan Kegiatan dalam Pasal 8, IPI Bertujuan :
a. Meningkatkan profesionalisme pustakawan Indonesia;
b. Mengembangkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan warta;
c. Mengabdikan serta mengamalkan energi dan keahlian pustakawan buat bangsa dan Negara RI.

Tindak lanjut dalam wujud acara kerja tujuan dan target masing-masing pada implementasikan ke dalam komisi-komisi organisasi serta keanggotaan; penerbitan dan publikasi; pengembangan pendidikan, training dan tunjangan profesi; usaha dana; darma warga serta pembudayaan kegemaran membaca; serta pengembangan citra proifesi. 

Menurut Supriyanto (Muhammad Muchtar Arifin Sholeh, 2011) hal-hal yg harus dilakukan oleh IPI menurut pusat sampai cabang adalah, menjadi berikut :
1. Merespon arus kesejagadan (globalisasi), yaitu memperhatikan peluang, tantangan, ancaman, serta sebagainya.
2. Menunjang kelancaran program Otda (Otonomi Daerah)/ desentralisasi, yaitu berupaya keras mewujudkan good governance.
3. Bersinerji dengan asosiasi atau institusi lain seperti IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), PGRI (Persatuan Pengajar Republik Indonesia), serta sebagainya.
4. IPI perlu lebih bersifat extrovert (terbuka) bagi/ untuk siapapun serta siap bekerja sama menggunakan poihak manapun; jika tidak kenal maka tidak sayang.
5. Sebaiknya Ketua Umum IPI Pusat dijabat dari luar Perpustakaan Nasional RI, karena Perpusnas sebagai Pembina IPI.
6. IPI hendaknya mampu ikut dan aktif pada Forum Organisasi Profesi Indonesia (FOPI).

Dengan istilah lain IPI dapat berbuat sesuatu dalam kerangka pembinaan dan pengembangan anggota profesinya, buat lebih rasional dan proporsional pada pelaksanaan tugasnya. Artinya sekaligus kiprah, fungsi dan tujuan perpustakaan buat ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa terwujud. 

STRATEGI PENGEMBANGAN 
Beberapa strtategi pengembangan menggunakan memperhatikan syarat kini , nampaknya ada tiga (3) hal yg perlu dikuatkan, antara lain misalnya :
1. Penguatan SDM, buat melaksanakan kebijakan dan pengelolaan perpustakaan dengan tertib sinkron menggunakan standard-baku, diharapkan pegawai, pengelola atau pustakawan yg professional, baik kompetensi professional, individual dan interpersonal, serta pegawai-pegawai pendukung atau non professional. Pustakawan merupakan satu model pegawai yang professional, yaitu mereka yg sudah memperoleh pendidikan dan training kepustakawanan sehingga pada menjalankan tugas jabatannya bisa mengambil keputusan atau tindakan yang semestinya. Dilengkapi menggunakan kompetensi yg dimiliki, baik ketrampilan, pengetahuan maupun perilakunya. Dan ini semua merupakan peran berdasarkan pendidikan dan/atau training. Pendidikan serta/ atau training macam apa yg sesungguhnya diharapkan perpustakaan serta pustakawan ketika ini?

2. Penguatan teknologi, warta serta komunikasi (TIK), dewasa ini pemanfaatan TIK dibutuhkan dapat menaruh taraf layanan yg luas serta baik sebagai dampak tuntutan perkembangan seperti digital library, e-library dan sejenisnya. 

Pemanfaatan TIK seperti komputer, CD-Rom, internet, serta lain sebagainya sangat memudahkan temu balik infomasi atau bahan perpustakaan, bahkan bisa mempersingkat saat lebih cepat dan seksama. Kalau pada perpustakaan tradisional menggunakan kartu katalog secara manual mencari temu pulang, maka pada perpustakaan terbaru dipakai OPAC (Online Public Access Catalogue) sesuai menggunakan dengan perkembangan TIK menjadi media penelusuran yang efektif.

3. Penguatan organisasi, sebagai wadah yg menampung aktivitas sekaligus kumpulan antara kemampuan asal daya insan mengelola sumber-sumber yang lain menggunakan pemanfaatan TIK didukung dengan peraturan perundang-undangan yang memadai sangat-sangat dimungkinkan buat dikuatkan serta dikembangkan secara mandiri. Sebagai catatan orientasi bukan pada “eselon” namun dalam sasaran/ acara tugas pokok serta fungsi lembaga yg menaunginya. Kalau sebelumnya perpustakaan masih dipercaya menjadi loka pelengkap penderita, telah saatnya sebagai institusi professional yang layak berdikari didukung tenaga pengelola yg professional jua. Termasuk penguatan organisasi profesi IPI, sebagai akibatnya terasa bermanfaat dan dibutuhkan anggotanya.