CONTOH SOAL UJI KOMPETENSI GURU

Berdasarkan kabar yg dirilis pada website Direktorat Jendral Pengajar Dan Tenaga Kependidikan , dalam bulan Nopember Tahun 2015 akan diselenggaran Uji Kompetensi pengajar. Uji Kompetensi ini harus diikuti sang semua pengajar baik pengajar PNS juga Guru honorer dengan kondisi sudah memiliki NUPTK. Uji kompetensi ini bertujuan buat memetakan kompetensi guru serta melihat citra objektif pengajar serta merupakan sumber berita krusial bagi pemerintah buat menentukan kebijakan yang menyangkut materi dan struktur training yg diperlukan guru.
Hasil UKG tahun 2015 ini akan diintegrasikan dengan acara Penilaian Kinerja Pengajar serta Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagaimana diamanatkan pada Permenpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 menjadi persyaratan kenaikan pangkat serta jabatan fungsional guru. Pengembangan keprofesian berkelanjutan dikoordinasikan sang PPPPTK menurut identifikasi peta kompetensi pengajar yg diketahui berdasarkan output UKG . UKG ini akan sebagai rencana rutin bagi guru buat mengetahui level kompetensi pengajar menjadi bahan pertimbangan aktivitas peningkatan profesi pengajar. Dengan demikian, pengajar nantinya dibutuhkan tidak resisten terhadap UKG dan akan sebagai terbiasa selalu ingin mengetahui level kompetensi melalui UKG serta senantiasa menginginkan kompetensinya buat diukur secara terjadwal.

Uji kompetensi ini sesungguhnya bukan hal yang baru. Pada tahun 2012 kemendikbud melalui BPSDMPK PMP telah melaksanakan uji kompetensi pengajar secara online terhadap guru yg sudah bersertifikat pendidik serta pula bagi pengajar yang akan mengikuti PLPG tahun 2012, 2013,2014 dan 2015.
Untuk melihat kabar mengenai Uji Kompetensi Guru, bisa dilihat pada gosip GTk yg beralamat pada  //223.27.144.195:8081/  , //223.27.144.195:8084/ . Bila anda lalu menerima tampilan page misalnya di bawah, klik saja beranda serta anda akan masuk ke page Info GTK.
Sebagai persiapan pada mengikuti uji kompetensi guru serta meskipun waktunya masih usang, tapi tidak ada salahnya bila kita mempersiapkan diri mulai dari sekarang. Bagaimanapun tidak terdapat jalan bagi kita kecuali mengikuti apa yang sudah digariskan oleh pemerintah seraya berusaha semaksimal mungkin.
Soal UKG yang dilaksanakan  tahun 2014
Bagi rekan yang membutuhkan soal-soal UKG tahun 2012 sebagai bahan buat belajar mempersipakan diri mengikuti UKG secara lengkap bisa pada download  di sini . Selain itu terdapat beberapa link buat menerima soal-soal latihan UKG yg asal dari asal lain.
1. Soal latihan UKG yg dipublikasikan sang Kurnia Septa : //www.mediafire.com/view/?Mecb2t465gtvnct
2. Soal latihan UKG yang dipublkasikan sang Sitti Nahria Saidvia :
//id.scribd.com/doc/237068990/Kunci-Dan-Soal-Ukg-Sd-Plpg-Guru-Sd-2014

Referensi: //www.harianterbit.com/hanteriptek/read/2015/08/08/37614/22/22/Kemendikbud-Uji-Kompetensi-38-Juta-Pengajar-Tahun-Ini

CONTOH SOAL PRETES PKB GURU SD KELAS TINGGI TAHUN 2018



Soal Pretes PKB Pengajar SD Kelas Tinggi - PKB adalah kepanjangan dari Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, sang karena itu jika ditinjau dari kalimat tadi bahwa tujuan utama aplikasi Uji Kompetensi Pengajar (UKG) adalah buat menaikkan profesi seorang guru.

Pencarian lain berdasarkan google:

Sebelum dilaksanakan Uji Kompetensi Guru (UKG) bagi bapak/bunda pengajar yang mengalami perubahan data diwajibkan buat mengikuti tes awal atau pretes. Dan pelaksanaan Prites akan segera dilaksanakan pada bulan Agustus 2017. Untuk mempersiapkan mental dan material yang nantinya akan kita pakai sebagai bekal memperoleh nilai yang kita harapkan, maka diperlukan rajin mengusut materi-materi yang dapat didownload secara gratis dan mudah berikut adalah:
Materi Soal Pretest PKB Pengajar Sekolah Dasar Kelas Tinggi KK A
Materi Soal Pretest PKB Pengajar Sekolah Dasar Kelas Tinggi KK B
Materi Soal Pretest PKB Pengajar Sekolah Dasar Kelas Tinggi KK C
Materi Soal Pretest PKB Pengajar Sekolah Dasar Kelas Tinggi KK D
Materi Soal Pretest PKB Pengajar Sekolah Dasar Kelas Tinggi KK E
Materi Soal Pretest PKB Pengajar Sekolah Dasar Kelas Tinggi KK F
Materi Soal Pretest PKB Pengajar Sekolah Dasar Kelas Tinggi KK G
Materi Soal Pretest PKB Pengajar Sekolah Dasar Kelas Tinggi KK H
Materi Soal Pretest PKB Pengajar Sekolah Dasar Kelas Tinggi KK I
Materi Soal Pretest PKB Pengajar Sekolah Dasar Kelas Tinggi KK J

Demikian uraian singkat tentang model Soal Pretes PKB Pengajar SD Kelas Tinggi dapat dipahami.

BAGAIMANA UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET A B C DI MASA DEPAN

Pengkajian dan perbaikan terhadap pelaksanaan ujian nasional, termasukUjian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK), perlu dilakukan secara komprehensif, mulai berdasarkan kelembagaan, persiapan,penyelenggaraan, hingga kepada pelaporan. Oleh karena itu, BSNP masih terus mengkajidan diperlukan dari pengkajian ini bisa diperoleh suatu model, mekanisme, dansebuah sistem ujian yang ideal serta andal.

Menurut hemat penulis, beberapa alternatif pemugaran yg bisa dilkukanterhadap pelaksanaan ujian nasional itu, termasuk UNPK sebagai berikut.

Kelembagaan

Berdasarkan PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidkan, ujian nasional dilaksanakanoleh Bandar Standar Nasional Pendidikan. Untuk dapat mengemban fungsinya denganbaik,forum ini haruslah dikembangkan agar memenuhi kriteriasebagai berikut:
1.Melembaga, serta memiliki struktur hingga pada tingkatKabupaten/Kota, buat menjamin keterjangkauan pada pelaksanaan serta pengamanujian.
2.Memiliki wahana danprasana yg mencukupi buat menunjang kelancaran pelaksanaan ujian.
3.Memiliki sumber dayamanusia profesional yang mencukupi, baik tenaga administrasi buat mendukungadministrasi penyelenggaraan ujian profesional, juga tenaga teknis, yaknipakar pada bidang pengujian dan penilaian pendidikan.
4.Memiliki otoritas penuh dalam penyelenggaraan ujian,bebas berdasarkan hegemoni forum manapun lainnya.
Model ideal dari forum pengujianini bisa mengambil contoh menurut berbagai negara lain. Antara lain,misalnya,Malaysia Examination Syndicate) pada Malaysia, Singapore Evaluation and Assessment Board (SEAB) pada Singapura, dan Educational Testing Service (ETS) diAmerika Serikat. MES di Malaysia berada pada bawah Kementrian Pendidikan, namunbebas menurut hegemoni Menteri Pendidikan. SEAB pada Singapura, adalah lembagaswastra penuh, yg berdiri sejak tahun 2004. Sebelum lembaga ini terbentuk,Ujian Nasional pada Singapura diselenggarakan sang devisi testing, yg berada dibawah Kementrian Pendidikan. ETS di Amerika Serikat merupakan galat satulembaga pengujian, dan statusnya partikelir penuh.
Lembaga-lembaga pengujianini bertangung jawab pebuh dalam semua penyelenggaran ujian, dari A hingga Z.dengan demikian, semua proses penyelenggaraan ujian dapat dilakukan secaraprofesional, sebagai akibatnya dapat berlangsung menggunakan baik, andal, serta akuntabel.penyiapan serta penyelenggaraan ujian merupakan tugas pokok serta funsi darilembaga ini, yg harus dilakukan sebagai sesuatu yang rutin. Oleh karenanya,apabila forum ini sudah terbentuk, nir perlu lagi pembentukan panitia padaberbagai jenjang, yang sufatnya ad hoc.

Bahan Ujian
Mata pelajaran yang diujikan dalam UNPK padamasing-masing jenjang dan jenis satuan pendidikan masih bisa dipertahankanseperti mata pelajaran yang ada waktu ini, sebagai berikut.
a.Paket A setara Sekolah Dasar/MI meliputi: PendidikanKewarganegaraan,Bahasa Indonesia,Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial;
b.Paket B setara Sekolah Menengah pertama/MTs, meliputi: Pendidikan Kewarganegaraan,Bahasa Indonesia, Matematika, IlmuPengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Bahasa Inggris;
c.Paket C IPA setara Sekolah Menengah Atas, dan MA Program Studi IPAmeliputiBahasa serta Sastra Indonesia/Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, serta Biologi;
d.Paket C IPS setara SMA serta MA Program Studi IPSmeliputiBahasa dan SastraIndonesia/Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi;
e.Paket C Kejuruan meliputi: Pendidikan Kewarganegaraan,Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, danMatematika.
Adapun bahan UNPK dapat dirinci sebagai tiga macam,yakni: Standar Kompetensi Lulusan, Spesifikasi Tes, dan naskah master soal.masing-masing bahan tadi dapat diuraikan sebagai berikut.

Standar Kompetensi Lul.usan
StandarKompetensi Lulusan (SKL) merupakankualifikasi kemampuan lulusan yg meliputi perilaku, pengetahuan, dan keterampilan.skl UNPK merupakan kemampuan minimal pada mata pelajaran UNPK, yang harusdikuasai sang peserta didik, menjadi salah satu persyaratanuntuk lulus dalam suatu jalur, jenis, danjenjang pendidikan. SKL ditetapkan menggunakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasionaldan bisa dilakukan penilaian dalam jangka ketika tertentu. Sebelum dilakukanperubahan berdasarkan output evalusai, suatu SKL permanen berlaku serta digunakandalam aplikasi ujian.

1.Spesifikasi Naskah Soal
Untukmemudahkan pemilihan dan perakitan naskah soal, dariSKLdikembangkan spesifikasi tes. Spesifikasi ini memuat indakator dan measureuntuk setiap buah soal,sehinggamemudahkan perakitan naskah soal yang paralel dilihat menurut segi isi (content) dantingkat kesukarannya. Spesifikasinaskah soal memuat:
a.NomorSoal;
b.Kompetensi/Pokok Bahasan/Subpokok bahasan;
c.Indikator buah soal; dan
d.measure
Spesifikasi naskah soal jua dapat disebarluaskan,menjadi bahan bagi pesertd didik untuk mempersiapkan ujian secara lebih penekanan.

2.Master Naskah Soal
Master soal ujiannasinal dipilih serta dirakit menurut bank soal yang terdapat pada Pusat PenilaianPendidikan,yg sinkron menggunakan SKL danSpesifikasi yg ditetapkan. Adapun buah soal yg berada pada bank soal,merupakan butir soal yang bermutu baik, dan dikembangkan melalui serangkaianlangkah menjadi berikut.
a.penulisan butir soal oleh pengajar, berdasarkan ksi-kisi yg telahdisiapkan;
b.telaah kualitatif sang pengajar dan ahli konstruksi tes;
c.uji coba soal;
d.analisis statistic;
e.pemilih butir soal (pemilahan: buah soal baik, butir soal perlu revisiuntuk uji coba berikutnya, dan buah soal yang ditolak/tidak dipakai);
f.entri butir soal (yg memenuhi criteria empiric) ke dalam bank soal.
Master Soal, yang terdiridari sejumlah paket, yangisi serta tingkat kesukarannya nisbi sama.
Penggandaan Naskah Soal
Penggandaan soal UNPK dilakukan pada taraf provinsi olehperusahaan percetakan setempat yang ditetapkan dari kriteria yang ketatdilihat berdasarkan segi:
1.kelengkapan saranadan prasaran, buat menjamin kelancaran dan ketepatan saat penyelesaianpekerjaan pencetakan;
2.mutu hasilpencetakan;
3.pengamanan dalamproses pencetakan dan pendistribusian; dan
4.pengalaman.
Krriteriake-4 sebagai penting untuk dipertimbangkan, buat menghindari kekacauan dalamproses pencetakan, pengamplopan, dan pendistribusian bahan ujian.
Perusahaanpercetakan yg mencetak naskah soal ditetapkan oleh pejabat yg berwenang,dari hasil evaluasi yang ditetapkan sang Menteri Pendidikan Nasional, ,tidak ditenderkan. Naskahsoal adalah dokumen negara yg bersifat misteri, dan perlu penertiban danpengamanan yg ketat dalam proses pencetakan dan pendistribusian. Pemilihanpercetakan melalui tender seperti yg terjadi saat ini, tak jarang terpilihperusahaan percetakan yang belum berpengalaman, sebagai akibatnya sering menimbulkanbanyak dalam pencetakan serta pendistribusian bahan ujian.

Pendistribusian Naskah Soal
Perusahaan Percetakan, selesainya terselesaikan proses pencetakan, mendistribusikanbahan ujian ke lembaga penyelenggara UNPK tingkat Kabupaten/Kota, pada bawahpengawasan forum penyelenggara UNPK Tingkat Provinsi. Selanjutnya, lembagapenyelenggara UNPK Tingkat Kabupaten/Kota, mendistribusikan bahan ujian ke sekolah/madrasah,loka penyelenggaraan UNPK setiap hari sinkron menggunakan jadwal UNPK. Lembagapenyelenggara UNPK taraf Kabupaten/Kota bertangung jawab penuh dalampenyelenggaraan dan pengamanan pelaksanaan UN pada sekolah/madrasah.

Pengawasan di Ruang Ujian
Pengawasan di ruang ujiandilakukan sang tim pengawas UNPK yg ditetapkan sang forum penyelenggara UNPKtingkat Kabupaten/kota.pengawas ruangujian ditetapkan berdasarkan para guru sekolah/madrasah atau tutor, denganmemperhatikan faktor keamanan, kejujuran, dan ketelitian, buat menjaminkeamanan aplikasi ujian pada sekolah/madrasah.

Pemindaian serta penskoran Lembar JawabanUjian Nasional
Pemindai (scanning)lembar jawaban UNPK dan penskoran (scoring)dilakukan oleh Tim pemindaian taraf provinsi, yang dibentuk penyelenggaralembaga pengujian taraf provinsi.

Kriteria serta Penentuan Kelulusan
Kriteria kelulusan peserta UNPK ditetapkanoleh Lembaga Pengujian Pusat. Seluruh peserta ujian yang memenuhi kriteriakelulusan ditetapkan lulus pada UNPK.


Pelaksanaan Ujian Nasional
Ada 2 alternatif bentukpenyelengaraan Ujian Nasional yg bisa dilakukan pada masa mendatang menjadi berikut.

1.pelaksanaan dengan Pemberdayaan Bank Soal Daerah
Pelaksanaan ujian bisa dilakukan denganpemberdayaan Bank Soal pada wilayah, yaitu menggunakan merakit naskah soal menggunakanbank soal yg terdapat di masing-masing-masing provinsi. Lembaga sentra hanyamenyiapkan sejumlah buah soal inti (ancoritem) buat menyamakan skala dalam penskoran. Selain butir soal inti,forum sentra perlu menyiapkan daftar spesifikasi tes, sebagai acuan bagidaerah pada merakit buah soal. Keuntungan menurut strategi ini antara lainsebagai berikut.
a.kemampuan yang dites, sama buat seluruh daerah negara.
b. Hasil tes dapat dibandingkan antarpeserta,antar-satuan pendidkan, antardaerah, dan bahkan antar tahun
c. Jika terjadi kebocoran soal pada suatu daerahtidak perlu mengulangi ujian di semua provinsi;
d. Beban penyelenggara pusat nir terlalu berat,yang dapat mengakibatkan mudahnya terjadi kekeliruan dalam penyiapan naskahsoal.

2.pelaksanaan menggunakan ComputerAdaptive Testing (CAT)
Pelaksanaan ujian dengan CAT, peserta ujianmengerjakan soal menggunakan menggunakan perangkat personal komputer , serta buah soal akankeluar secara secara acak, dengan taraf kesukaran yang sinkron dengan kemampuanmasing-masing peserta tes.
Strategi ini mempunyai keunggulan pada beberapahal sebagai berikut.
a.mudah serta cepat dalam penskoran, lantaran hasilnya eksklusif diperoleh padasaat itu jua.
b. Hasil tes lebih akurat, lebih objektifobjektif serta kre-dibel, lantaran diskor secaraotomatis sang sistem atau personal komputer .
c.sangatefisien, karena tidak memerlukan porto pence-takan naskah soal serta lembarjawaban anak didik.
Yang menjadi perkara adalah memerlukan investasiawal yg besar dari pemerintah. Tetapi, apabila investasi awal telah tersedia,maka dalam aplikasi ujian tahun-tahun berikut akan lebih mudah, lebih murah,serta lebih lancar dalam pelaksanaannya. Masalah lain merupakan memerlukan kesiapanpeserta tes untuk mengoperasikan komputer. Namun, apabila sistem ini akan diimplementasikansistem ini bisa diujicobakan secara bertahap.

Pemanfaatan Hasil Ujian
Kegunaan output Ujian Nasional,adalahmenjadi salah satupertimbangan buat:

  1. pemetaan mutu satuan dan/atau acara pendidikan;
  2. seleksimasuk jenjang pendidikan berikutnya;
  3. penentuan kelulusan peserta didik menurut suatu satuanpendidikan;
  4. akreditasi satuan pendidikan; serta pembinaan serta pemberianbantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

BiayaPenyelenggaraan Ujian Nasional
Biaya penyelenggaraan UN, termasuk UNPK sepenuhnya menjaditanggung jawab Pemerintah serta Pemerintah Daerah. Sesuaidengan menggunakan ketentuan yg termuat dalam Pasal 69 ayat (2) PeraturanPemerintah(PP) No. 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, pesertadidik harus mengikuti satu kali ujiannasional tanpa dipungut porto. Oleh karenanya, Pemerintah danPemerintah Daerah harus menyiadakan aturan yg mencukupi untuk membiayaipenyelenggaraan ujian ini.
Bagipeserta didik nir lulus pada UNPK, berhak mengulang, sampai mencapaikelulusan. Tetapi, sinkron menggunakan ketentuan yang termuat pada Pasal 69 ayat (2)PP No. 19, buat ujian yang kedua dan seterusnya, siswa bisa dipungutbiaya. Ketentuan ini adalah krusial, buat memberi dorongan kepada pesertadidik agar belajar lebih keras buat mencapai kelulusan dalam satu kaliujian. Selain dari itu, juga krusial pada rangka penghematan porto yg harusdikeluarkan oleh pemerintah.

Penutup

Hasil UNPK yg valid, akurat, dan andal sangat diharapkan sebagai dasar dalamperumusan kebijakan pembangunan serta peningkatan mutu pendidikan secaraberkelanjutan. Hasil UNPK yang valid, seksama, dan kredibel hanya dapatdiperoleh jika tes yang digunakan bermutu baik, ujiannya terealisasi denganbaik, dan penskorannya dilakukan secara baik dan objektif. Berkaitan menggunakan halini, ditemukan masih banyak celah kelemahan pada pelaksanaan UNPK.
Disinyalir, dalam aplikasi UNPK selama inibanyak terjadi kecurangan lantaran banyak sekali kepentingan. Indikasi kecurangan inijuga diperkuat sang hasil analisis lebar jawaban peserta. Kondisi ini perludiperbaiki, karena jika nir diperbaiki, penyelenggaraan UNPK hanyamerupakan penghamburan biaya dan tenaga yg sia-sia. Data hasil UN hanya merupakansampah, yg nir sempurna digunakan dalam pengambilan keputusan dan dalamperumusan kebijakan pembangunan pendidikan.
Oleh karena itu, mengingat pentingnya UNPK danpentingnya upaya untuk mengatasi kecurangan-kecurangan yg terjadi selama ini,dicermati perlu adanya upaya yg lebih serius buat memperbaiki sistem danmekanisme penyelenggaraan UNPK yang amanah dan objektif pada semua tingkatpenyelenggaraan.

* * *

SOAL LATIHAN UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2018

Sahabat pengajar, berikut adalah adalah soal -soal latihan buat persiapan uji kompetensi pengajar. Soal-soal ini merupakan arsip soal menurut UKA(Uji Kompetensi Awal) PLPG tahun 12 buat Pengajar Kelas SD. Meskipun telah relatif lama tapi materinya masih relevan menggunakan kisi-kisi soal UKG tahun 2015 yg dimuntahkan oleh Dirjen Pengajar Depdiknas.

1.pada umumnya cerita rakyat berisi pesan moral,termasuk cerita "Malin- Kundang"! Cerita masyarakat ini mengisahkan MalinKundang yg semula menjadi nelayan miskin. Untuk memperbaiki kehidupannya,Malin Kundang merantau" serta ia sukses menjadi padagang yg kaya raya.setelah menikah, beliau memutuskan untuk kerribali ke kampung halamannya. Dipelabuhan, beliau disambut sang sorang wanita tua berbaju kotor serta lusuh, yaituibunya. Akan namun, ia mengusir dan mengingkari bahwa wanita itu ibunya karenamalu menggunakan istrinya. Ibunya sangat marah serta mengutuk Malin Kundang, "OhTuhan, jika sahih dia ariakku, saya sumpahi beliau menjadi sebuah batu".tfdakberapa lama tubuh Malin Kundang perlahan sebagai kaku serta lamakelamaan akhirnyaberbentuk sebagai :sebuah batu karang. Sampai waktu ini Batu Malin Kundang masihdapat dipandang di sebuah pantai bernama pantai Air Manis, pada selatan KotaPadang, Sumatera Barat.
Pesan moraldalamb cerita"Malin Kundang" adalah ..

            A. Anjuranuntuk berbakti kepada orang tua.
            B. Anjuranuntuk patuh kepada orang tua.
            C. Nasihatuntuk menghormati orang tua.
            D. Nasihat buat tidak durhaka pada orang tua.

2.perhatikanpenggalan puisi berikut.
Ah,apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanyamenambah luka sukma
Kepadayang muda kuharapkan
Aturbarisan di pagi hari
Menujupadang bakti
Penggalanpusi di atas memuat pesan-pesan sebagai berikut, kecuali...
            A.orang mudaharus siap menghadapi kehidupan masa depan.
            B.menyesal dalam masa tua hanya semakin menyakitkan.
            C.orang tuaharus terus berjuang di padang bakti.
            D.tidak terdapat gunanya menyesal pada haritua.

3.ada limajenis ihwal atau karangan dalam bahasa Indonesia yaitu narasi, pelukisan,eksposisi, -argumentasi, serta persuasi. Masing-masing jenis tentang mempunyaikarakteristik serta kegunaan yg berbeda. Perbedaan antara narasi dandeskripsiadalah sebagai berikut, kecuali... .
        A.narasimerupakan bacaan yang berisi penjelasan, sedangkan deskripsi berisi•penceritaan.
    B.narasimemuat urutan rangkaian peristiwa, sedangkan deskripsi memuat gambaran suatu    peristiwa.
     C.penulisannarasi tidak perlu melibatkan panca indra, sedangkan penyusunan pelukisan harusmelibatkan panca indra.
        D.narasimerupakan bacaan yang berisi penceritaan, sedangkan pelukisan berisipenjelasan.

4.adakalanya sebuah surat tidak hingga kepada alamat yang dituju sehinggadikembalikan ke pengirimnya. Salah satu penyebabnya adalah kurang lengkap ataukurang jelasnya alamat tujuan surat. Di antara penulisan alamat tujuan suratberikut ini, yang paling lengkap serta kentara merupakan ...
            A.kepada
              Yth. Saudaraku Ani
              di Jin. Melati RT 03, RW 0 1 , Laweyan, Solo
            B.kepada
            Ani
            Jin. Melati 13A, Laweyan, Solo
           C.yth. Ani
           RT 0 3 R W 1 , Pajang, Laweyan, Solo.
           D.kepadaYth.
     Ani
    diJalan Melati, Gang IV, Laweyan, Surakarta

5.ada sebuahsurat yg memuat komponen-komponen menggunakan urutan menjadi berikut:
1)Tempat dantanggal surat
2)Alamat dantujuan surat
3)Pembuka
4)Isi surat
5)Penutup
6)Tandatangan
7)Namaterang

6.ditinjaunyadari kerangkanya, surat tersebut bisa mengkategorikan sebagai surat....
          A.resmi.
          B.dinas.
          C.pribadi.
          D.dagang

7.sudutpandang yg banyak dipakai dalam cerita.terdapat dua, yaitu sudut pandang orangpertama serta ketiga. Pehggalan cerita berikut adalah mengunakan sudut pandang orangketiga, kecuali...
   A.kata PangHangru "Ambillah rencong serta ikat kepalaku. Larilah lekas dalam ibumu.sampaikan salamku dan teruskan usaha!"
B.raraAnteng amat gelisah. Ternyata raksasa itu amat giat. Malam masih panjang,namun pekerjaan raksasa itu hampir selesai. Rara berpikir mencari nalar.
   C.sebelummemancing, Rudi mencari urnpan cacing terlebih dahulu. Tidak terlalu sulitkarena Paman Haris sudah memberi memahami tempat yg banyak cacingnya. Setelahmendapat relatif banyak cacing, Rudi melemparkan kailnya ke sungai.
    D.gajah takmau mengelakkan diri, kemudian gajah mencicipi nyeri di kakinya, sekujurtubuhnya gemetar danpandangan matanya nanar dan berkunangkunang.

8.perhatikanpenggalan puisi berikut
Segala menebal
Segala mengental
Segala tidak terkenal
Selamat tinggal
Setelah membaca penggalan puisi Chairil Anwardi atas, keindahan yg relatif cepat dapat dinikmati terletak pada ...
      A.diksinya.
      B.temanya.
      C.iramanya.
      D.rimanya.

9.kegiatanparafrase dalam apresiasi sastra adalah membarui bentuk sastra. Salah satupengubahan bentuk tersebut adalah mengganti puisi menjadi prosa. Berikut inimerupakan langkah-langkah menyusun parafrase puisi ke pada bentuk prosa, kecuali...
         A.menentukanmakna dalam (setiap) baris puisi.
         B.menentukanmakna denotatif dan konotatif.
         C.menentukanmakna struktural/gramatikal.
         D.menentukan makna utuh/keseluruhan.
10.apresiasi drama dapat dilakukan secaralangsung juga tidak pribadi. Selain itu, juga dapat silakukan secarareseptif maupun produktif. Kegiatan di bawah ini termasuk apresiasi drama secaratidak langsung, kecuali...
          A.menceritakankembali.
          B.membacanaskah drama.
          C. Menonton pertunjukan drama.
           D.pertunjukkanyang menggunakan mimic
11.mayoritas penduduk Indonesiaadalahmultibahasawan, yaitumenggunakan beberapa bahasa untuk berkomunikasi.akan tetapi,bahasa pertama sebagian akbar anak Indonesia merupakan...
A.bahasaIndonesia serta bahasa Jawa.
B.bahasadaerah serta bahasa Jawa.
C.bahasaJawa serta bahasa lokal.
D.bahasa daerah serta bahasa Indonesia
12.dalampembelajaran menulis, Ibu Siti melakukannya dengan melatih siswa merriilih danmembatasi topik, lalu membuat kerangka karangan. Setelah itu, dia melatih siswauntukmengembangkan kerangka karangan sebagai" karangan ad interim,melakukan revisi isi, serta penyuntingan bahasa. Ini menampakan Ibu Sitimemandang pembelajaran menulis menjadi suatu ...
A.objek.
B.subjek.
C.proses.
D.produk.
13.: Penilaianmenulis dapat dilakukan menggunakan menugasi murid menuliskan balik sebuahparagraf yang dibacanya menggunakan istilah-pungkasnya sendiri. Ini menunjukkanteknik  tes yg diterapkan merupakan...
A.menulis ringkasan.
B.menyalin paragraf.
C.menjiplak.
D.menulis terpadu,
14.ruly adalah siswakelas IV Sekolah Dasar. Pada pembelajaran bahasa Indonesia, Ibu Guru meminta seluruh siswamenyimak cerita yang disampaikan siswa lain. Ruly menyimak dengan tekun ketikaada temannya yg sedang membicarakan cerita. Oleh karena itu, ia dapatmenyambung cerita temannya dengan lancar. Ini menampakan aktivitas pembelajaranyang diterapkan pengajar adalah ....
A.melanjutkan cerita.
B.menyelesaikan cerita.
C.menyimak cerita.
D.,D. Menyambung cerita.
15.pengajar kelas VI SD menyusun planning pembelajarandengan mated "Menulis laporan output pengamatan". Rumusan tujuanpembelajaran yg sempurna merupakan ...
A.melalui aktivitas membaca sebuah laporan, siswadapat menuliskan balik isinya menggunakan kata-katanya sendiri.
B.siswa dapat menulis sinkron dengan menerapkanejaan secara sahih.
C.melaui pengamatan lingkungan, anak didik dapatmenuliskan output amatannya dengan bahasa yang baik dan sahih.
D. Siswa bisa menulis laporan dengan benar.
16.ibu Tinisedang mengajarkan membaca permulaan pada anak didik kelas I SD. Mula mula iamemperiihatkan sebuah gambar anak wanita yg pada bawahnya masih ada goresan pena"i - ni. Na - ni.sambil memilih gambar, Ibu Tini berkali-kali mengatakan/ i - ni ma -ma bu - pada/ yang lalu ditirukan murid-muridnya. Selanjutnya,beliau hanya memperlihatkan tulisan tanpa diikuti penunjukan gambar, begitu seterusnya.huruf-hUruf yg dikenalkan kepada murid telah dipilih Ibu Tini dengart mempertimbangkantaraf kemudahan pengucapannya oleh murid kelas I. Huruf-alfabet yang paling awaldikenalkan pada anak didik adalah
A. A, i,m, n. ;
B . I, u,b, d.
C. A, i,b, d.
D. A, u,m, n.
17.seorang guru kelas IV SD akan melakukanpembelajaran menulis narasi dengan media gambar. Aktivitas pada bawah ini jugatermasuk pembelajaran menulis narasi buat murid kelas tinggi, kecuali...
A. Menulis laporan kegiatan wawancara.
B.menulispengalaman bersama orang lain.
C.menceritakanpengalaman yang paling berkesan.
D.melengkapicerita rumpang.
18.pembelajaran menulis permulaan dapat dilakukandengan urutan langkah sebagai berikut ini. Pertama-tama, dilakukan pengenalansebuah istilah yg lalu dianalisis menjadi suku istilah dan huruf hingga siswabenar-benar bisa membaca serta menulis masing-masing huruf. Langkah berikutnya,dilakukan pembentukan suku kata serta kata-istilah lain dengan menggunakanhuruf-alfabet tersebut. Misalnya: menurut kata s a - p u, dianalisis dalamsuku istilah sa dan pu, selanjutnya dianalisis hurufhurufnya, yaitus, a, p, u. Setelah mampu membaca dan menulis keempat alfabet tersebut,siswadilatih membangun suku istilah serta kata-kata lain, misalnya u - sap, u -pas, a - pus, pa - us, pu - as, su - ap, dan Iain-Iain. Dengan demikian,metode yangdigunakan pada pembelajaran menulis permulaan tadi adalah ...
A.metodeSAS.
B.metodeglobal.
C.metodehuruf.
D.metodekata lembaga.
19.cina merupakan galat satu negara bulu tangkisdi global. Negara ini pernah mendapatkan Piala Uber dan-Piala Thomas.akhir-akhir ini, prestasi para atletnya, terutama atlet putra", agakmenurun. Meskipun demikian.gina tetap negara paling kuat dalam olah raga bulutangkis. Kata kunci paragraf di atas adalah ...
A.cina dannegara bulu tangkis.
B.cina danpiala uber.
C.cina danpiala thomas.
D.cina danprestasi bu!U tangkis.
20.seorang orator menguraikan pidatonya secarapanjang lebar. Mula-mula ia menggambarkan syarat-syarat saat ini, kemudianmenganalisis karena-sebab yg menimbulkannya. Dengan demikian, orasi tersebutmenggunakan pola uraian ...
A.sebab - akibat.
B.akibat - karena.
C.umum - spesifik.
D.khusus - generik.
21.sejak memasuki era reformasi, terdapat ihwal inginmerubah pancasila sebagai dasar negara menggunakan ideologi lain. Maka Majelis Permusyawaratan Rakyat segeramembuat ketetapan yg isinya penegasan pulang Pancasila menjadi dasar negara.hal itu diatur dalam ...
A.tap MPRno. XVIII/Majelis Permusyawaratan Rakyat/1998.
B.tap MPRno. III/MPR/2000.
C.tap MPRno. I/MPR/2003.
D.tap MPRno. XVII/Majelis Permusyawaratan Rakyat/1998.
22.pancasila sebagai ideologi nasional mempunyai2 fungsi yaitu menjadi asa serta pemersatu masyarakat. Program pemerintahtentang PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) merupakan wujud dariideologi Pancasila khususnya sila ke lima yaitu ...
A.pemerataankesempatan kerja.
B.pemersatumasyarakat.
C.mewujudkancita-cita bangsa.
D.jaminanhak asasi manusia.
23.perwujudan sila kelima Pancasila diantaranyapenyusunan UU mengenai Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS). Hal inimerupakan komitmen pemerintah buat mewujudkan sila ke lima dan ketentuan yangterdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal ...
A.31, tentang pendidikan.
B. 32, tentang anak-anak terlantar.
C. 33, mengenai perekonomian
D. 34, tentang fakir miskin
24. Bentuk negara "kesatuan"Republik Indonesia adalah pilihan bagi bangsa Indonesia, bukan bentuk negaraserikat. Hal yang perluditanamkan pada siswa Sekolah Dasar dengan konsep NKRI merupakan ... •.
A.pemerintahdaerah dibawah pemerintah pusab. .
B.pemimpinnegara adalah presiden.
C.di dalamnegara nir terdapat negara.
D.negaramemiliki kedaulatan.
25. Media televisi selalu dibanjiridengan iklan produk luar negeri. Sebagai seseorang pengajar PKn perlu menanamkansikap nasionalisme dalam siswa. Salah satu bentuk manifestasi nasionalisme dalamkehidupan sehari-hari diwujudkan menggunakan cara ...
A.mengutamakanproduk pada negeri.
B.kebanggaanterhadap pendidikan pada negeri.
C.apatisterhadap kebudayan asing.
D.mencintaiproduk dalam negeri.
26. Pemilu adalah wahana demokrasirakyat Indonesia. Jika UU Pemilu terdapat sebagian pasal yg bertentangandengan pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945, maka lembaga yg berwenang melakukan uji materiadalah ...
A.ma.
B.mk..
C.ky.
D.dpr.
27. Pemekaran berdasarkan satu kelurahanmenjadi 2 kelurahan atau lebib, diatur sesuai PP no.73 tahun 2005 yaitu harusmemenuhi persyaratan eksklusif. Syarat yg harus dipenuhi diantaranya telahmenyelenggarakan pemerintahan selama minimal ...
A.lima tahun.
B.6 tahun.
C.7 tahun.
D.8 tahun.
28. Emansipasi wanita membawa dampakpositif pada peranan wanita pada dunia politik. Akhir-akhir ini UU Pemilumemberi kondisi dalam tiap partai politik peserta Pemilu memperhatikan keterwakilanperempuan sekurang-kurangnya ...
A.20%.
B.30%.
C.40%.
D.50%.
29. Siswa Sekolah Dasar mulai kelas IV sudahdikena.lkan pemerintah wilayah supaya ada pemahaman peduli lingkungan yang terkaitdengan keanggotaan legislatif. Menurut UU No. 27 tahun 2009 mengenai MPR, DPR,DPRD, jumlah keanggotaan DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/ Kota ....
A.dprDPropinsi 25-100, DPRD Kabupaten/ Kota 15-50.
B.dprDPropinsi 35-100, DPRD Kabupaten/ Kota 20-50.
C.dprDPropinsi 40-100, DPRD Kabupaten/ Kota 25-50.
D.dprDPropinsi 50-100, DPRD Kabupaten/ Kota 30-50.
30. Dalam setiap upacara di sekolahselalu dibacakan pembukaan UUD 1945, pada alinea ke 4 terdapat tujuan negara.prinsip politik luar negeri Indonesia adalah bebas serta aktif. Contoh dariperwujudan politik luar negeri Indonesia yang aktif merupakan ...
A.A Ikutmembantu perdamaian global.
B.menjadianggota PBB.
C.selaluaktif memerangi terorisme.
Selalumenjalin hubungan khusus daerah Asia.

(Bersambung)


RPP LITERASI KURIKULUM 2018 KELAS 4 TEMA 6 EDISI REVISI TERBARU

RPP Literasi Kurikulum 2013 Kelas 4 Tema 6 Edisi Revisi Terbaru


Dalam rangka menumbuhkan budi pekerti murid, pemerintah melalui kemdikbudmeluncurkan sebuah gerakan yg diklaim Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Gerakanyang bertujuan agar anak didik mempunyai budaya membaca serta menulis sebagai akibatnya terciptapembalajaran sepanjang hayat. 

Praktik pendidikan perlu menjadikan sekolah menjadi organisasi pembelajaranagar seluruh warganya tumbuh sebagai pembelajar sepanjang hayat. Untukmendukungnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berbagi GerakanLiterasi Sekolah (GLS). Sebaga bahan pendukung Gerakan Literasi Sekolag(GLS), maka diharapkan sebuah rencana yg mendasar yang dilakukan olehpendidik sebagai bukti awal aplikasi gerakan tersebut menggunakan menyusunRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) spesifik gerakan Literasi sekolah.

Berikut ini merupakan galat satu contoh materi yg kami bagikan pada akhircontoh, dan merupakan materi yang terdapat pada tema 6 kelas 4 pada pelaksanaanpembelajaran semester 2, serta perlu diketahui bahwa materi yg kami bagikanmerupakan 1 (satu) arsip dalam 1 (satu) tema apabila di hitung secarakeseluruhan materi ini nantinya terdiri menurut 136 page. Simak sebagian materitersebut di bawah ini!

 

RENCANAPELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)



Satuan Pendidikan
:
SD N Indonesia
Kelas / Semester
:
4 (Empat) 2 (Dua)
Tema
:
6. Cita - Citaku
Sub Tema
:
4. Kegiatan Pembiasaan Literasi
Pembelajaran ke
:
1 (Satu)
Alokasi waktu
:
1 Hari


A.MATERI

  • Berbicara,membaca serta menulis.

B.KOMPETENSI INTI

  1. Menerima serta menjalankan ajaran kepercayaan yang dianutnya.
  2. Memiliki konduite amanah, disiplin, tanggung jawab,santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi menggunakan keluarga, teman danguru.
  3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati[mendengar, melihat, membaca] dan menanya menurut rasa ingin tahu tentangdirinya, makhluk ciptaan Tuhan serta kegiatannya, dan benda-benda yangdijumpainya pada rumah, sekolah.
  4. Menyajikan pengetahuan faktual pada bahasa yang jelasdan logis dan sistematis, dalam karya yg estetis dalam gerakan yangmencerminkan anak sehat, dan pada tindakan yang mencerminkan perilaku anakberiman dan berakhlak mulia.

C.KOMPETENSI YANG DINILAI


No

Kompetensi

Keterangan

1


Pengetahuan  

1.memahami teks lisan, tulisan, juga gambar/visual
2
Keterampilan
1.kemampuan berbicara, membaca,  dan menulis.
3
Sikap
1.kemandirian serta percaya diri

D.DISKRIPSI KEGIATAN

Sekolah wajib menjalankan program dengan konsisten supaya kemampuanliterasi siswa dapat berkembang menggunakan baik. Pengajar akan membimbing siswanyauntuk kegiatan berbahasa lisan, membaca pemahaman, dan menulis.

E.TUJUAN

  • Siswa terbiasamembaca, menulis serta berbicara
  • Pengetahuan siswameningkat.
  • Siswa mudah dalammemahami teks mulut, tulisan, juga gambar/visual
F.PENDEKATAN & METODE

       Pendekatan          : Scientific
Strategi                 : Cooperative Learning
Teknik                   : Example Non Example
Metode                 : Membaca, menulis, diskusi danpresentasi

G.KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi

Waktu
Pembukaan
1.pengajar menaruh salam
2.kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh keliru seseorang murid. Siswa yang diminta membaca do’a merupakan murid siswa yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan murid/PPK).
3.siswa diingatkan buat selalu mengutamakan perilaku disiplin setiap ketika dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
4.menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
5.pembiasaan membaca 15 mnt dimulai menggunakan guru menceritakan mengenai kisah masa mini keliru satu tokoh global, kesehatan, kebersihan, kuliner/minuman sehat , cerita ilham dan motivasi . Sebelum membacakan kitab guru menjelaskan tujuan kegiatan literasi dan mengajak anak didik mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
·Apa yang tergambar dalam sampul buku.
·Apa judul buku
·Kira-kira ini menceritakan tentang apa
·Pernahkan engkau membaca judul kitab misalnya ini

6.melakukan komunikasi  mengenai kehadiran siswa.
7.mengajak berdinamika menggunakan tepuk kompak dan lagu yg relevan.
8.pengajar menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak.
9.menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

10 menit
Inti

a.Kegiatan Berbahasa Lisan (15 mnt)
  1. Guru meminta seseorang murid buat merogoh salah satu benda yang dibawanya berdasarkan tempat tinggal dan mendeskripsikannya di depan teman- temannya.
  2. Siswa lain diminta buat menyimak serta diberi kesempatan buat bertanya.
  3. Kegiatan seseorang siswa buat berbicara serta menjawab pertanyaan hanya tiga mnt saja
  4. Guru lalu meminta murid lain buat maju ke depan serta melakukan hal yang sama. Pengajar melakukan hal yang sama buat siswa ketiga.
  5. Guru mengungkapkan pada seluruh siswa bahwa setiap hari mereka akan melakukan hal yang sama. Setiap hari akan ada 3 orang yang maju ke depan kelas buat mendeskripsikan benda.

b.Kegiatan Membaca Pemahaman (30 mnt)

  1. Ambil satu teks dari Aku Cinta Membaca
  2. Mintalah anak didik untuk membaca senyap (membaca dalam hati) selama lima mnt.
  3. Pada kesempatan ini guru pula membaca teks yang sama. Partisipasi guru pada membaca sangat bermanfaat bagi murid karena guru sanggup dijadikan contoh.
  4. Mintalah murid mengungkapkan apa yang dibacanya kepada teman disebelahnya. Guru berkeliling buat memastikan semua berpartisipasi aktif.
  5. Guru meminta siswa buat menuliskan satu kata sulit pada rabat kertas mini serta menempelkannya di papan tulis (sanggup juga pengajar meminta siswa menyampaikan kata sulit kemudian guru menuliskannya di papan tulis).
  6. Guru membahas satu kata sulit menggunakan anak didik. Pengajar bertanya kepada murid, siapa yg bisa menemukan arti galat satu istilah sulit tadi.
  7. Siswa wajib menjelaskan arti kata tadi. Siswa lain menanggapi.
  8. Selanjutnya guru membahas kata sulit yang lain. Begitu seterusnya.
  9. Siswa mencatat kata-istilah sulit yg telah didiskusikan. Menulis Kegiatan (30 mnt)
  10. Kegiatan menulis bisa dilakukan pada kertas HVS yg dibagikan sang pengajar.
  11. Siswa diajak mengingat satu aktivitas yang dilakukan dihari sebelumnya (bila aktivitas menulis dilakukan dalam hari Senin, maka murid harus mengingat kegiatan dalam hari Minggu, begitu seterusnya).
  12. Siswa kemudian menuliskan kegiatan yg dilakukannya tadi (berolahraga, ke rumah nenek, berkebun, pulang ke kota, dsb).  Guru mengingatkan siswa untuk menulis dengan mencantumkan apa yang dilakukan; siapa yang terlibat, kapan dilakukan, bagaimana aktivitas dilakukan, bagaimana perasaan mereka saat berkegiatan, dimana mereka melakukan kegiatan.
  13. Setelah aktivitas menulis terselesaikan, guru mampu meminta setiap siswa buat membacakan tulisannya pada sahabat kelompoknya.

c.Kegiatan Menulis (30 mnt)

  1. Kegiatan menulis dapat dilakukan di kertas HVS yg dibagikan oleh pengajar.
  2. Siswa diajak mengingat satu kegiatan yg dilakukan di hari sebelumnya (bila aktivitas menulis dilakukan dalam hari Senin, maka anak didik wajib mengingat kegiatan dalam hari Minggu, begitu seterusnya).
  3. Siswa kemudian menuliskan kegiatan yang dilakukannya tadi (berolah raga, ke tempat tinggal nenek, berkebun, pulang ke kota, serta sebagainya). Guru mengingatkan siswa buat menulis dengan mencantumkan apa yg dilakukan, dimana mereka melakukan aktivitas, siapa yang terlibat, kapan dilakukan, bagaimana kegiatan dilakukan, serta bagaimana perasaan mereka ketika berkegiatan.
  4. Setelah aktivitas menulis terselesaikan, pengajar bisa meminta setiap murid untuk membacakan tulisannya pada teman pada kelompoknya.

d.Bentuk Kegiatan Kelas

  1. Guru meminta siswa untuk mencermati bacaan yang tersaji pada Buku Siswa, murid diperbolehkan buat menggaris bawahi liputan-informasi krusial yg mereka temukan dalam bacaan
  2. Siswa menerangkan pemahamannya tentang isi bacaan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yg diberikan serta disajikan pada Buku Siswa
  3. Siswa diminta untuk menceritakan kembali isi berdasarkan cerita yang dibaca serta menciptakan ulasan singkat mengenai cerita tersebut.


  1. Kegiatan Gallery Walk
  2. Kegiatan Gallery Walk merupakan aktivitas pameran hasil belajar yg diselenggarakan pada ruangan.
  3. Guru meminta siswa buat menempelkan hasil ulasan cerita di dinding kelas. Siswa saling mengunjungi output ulasan temannya dan menaruh komentar yg positif atau saran buat pemugaran.

150 menit
Penutup
  1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
  2. Guru menaruh penguatan serta kesimpulan
  3. Siswa  diberikan kesempatan berbicara /bertanya serta menambahkan berita berdasarkan murid lainnya..
  4. Salam dan do’a penutup.

15 menit


H.SUMBER DAN  MEDIA

Buku Pedoman Pengajar Tema 6 Kelas 4 serta BukuSiswa Tema 6 Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
Software Pengajaran SD/MI buat kelas 4 semester dua dariJGC revsi 2017
Teks berdasarkan “Aku Cinta Membaca”

I.PENILAIAN

Penilaianterhadap proses serta hasil pembelajaran dilakukan sang pengajar buat mengukurtingkat pencapaian kompetensi siswa. Hasil penilaian digunakan sebagaibahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki prosespembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan  sinkron kebutuhan pengajar yaitu menurut pengamatansikap, tes pengetahuan  serta presentasiunjuk kerja atau output karya/projek menggunakan rubrik evaluasi hasil karya ataumenyesuaikan menggunakan pengajar.

a)Penilaian uji unjuk kerja menyajikan kegiatanpembiasaan Literasi:

No

Aspek

Baik Sekali

Baik

Cukup

Perlu Bimbingan

4

3

2

1

1
Pengetahuan


Sangat Memahami teks ekspresi, tulisan, juga gambar/visual
Memahami teks ekspresi, goresan pena, maupun gambar/visual
Cukup Memahami teks ekspresi, goresan pena, maupun gambar/visual
Tidak cukup Memahami teks ekspresi, goresan pena, maupun gambar/visual
4
Keterampilan

Kemampuan berbicara, membaca,  serta menulis  Sangat bagus
Kemampuan berbicara, membaca,  serta menulis indah
Kemampuan berbicara, membaca,  dan menulis Cukup

Kemampuan berbicara, membaca,  dan menulis kurang
3
Sikap

Keseluruhan kegiatan dengan Mandiri serta Percaya diri
Sebagian besar kegiatan dengan Mandiri dan Percaya diri
Setengah aktivitas aktivitas menggunakan Mandiri dan Percaya diri
Sebagaian kecil kegiatan kegiatan dengan Mandiri serta Percaya diri

Catatan : Centang (√) dalam bagian yang memenuhi kriteria.
Penilaian :(Total nilai/12)x10

Contoh :
= ((3+4+4)/12)X10
=  (11/12)X10
= 9,2

PenilaianCatatan Guru
1. Masalah
2. Ide Baru
3. Momen Spesial
: ........................................
: ........................................
: ........................................


Mengetahui
Kepala Sekolah,




......................................

NIP. ............................................
...................., ......................... 2018
Guru Kelas IV,




..............................................
NIP. ...........................................



Download materi lengkap:  RPP Kurikulum 2013 Kls 4 Sub Literasi Tema 6.doc
Materi terkait lainnya:
Semoga materi RPP Literasi Kurikulum 2013 Kelas 4 Tema 6 Edisi Revisi Terbaru ini sangat bermanfaat. Jangan lupa bagikan kembali kepada rekan-rekan yg membutuhkan, serta jika bermaksud untuk menunjukkan pada media sosial lainnya mohon dengan sangat untuk mencantumkankan asal utama menurut blog ini " HUKUMNYA WAJIB"

PENDIDIKAN KARAKTER APA MENGAPA DAN BAGAIMANA IMPLEMENTASINYA DI SATUAN PENDIDIKAN

Pendidikan Karakter : Apa, Mengapa, dan Bagaimana Implementasinya pada Satuan Pendidikan 
Pendidikan sesungguhnya adalah transformasi budaya, sehingga problem budaya serta karakter bangsa yg kurang baik akan menjadi sorotan tajam rakyat terhadap pelaksanaan pendidikan pada setiap satuan pendidikan. Sorotan itu tentang aneka macam aspek kehidupan, tertuang dalam aneka macam tulisan pada media cetak, wawancara, obrolan, serta gelar wicara di media elektro. Selain pada media masa, para pemuka warga , para pakar, serta para pengamat pendidikan, serta pengamat sosial berbicara tentang masalah budaya dan karakter bangsa pada aneka macam forum seminar, baik dalam tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yg ada pada masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn politik yang nir produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, serta pada berbagai kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan misalnya peraturan, undang-undang, peningkatan upaya aplikasi dan penerapan aturan yg lebih bertenaga. 

Alternatif lain yang banyak dikemukakan buat mengatasi, paling tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa yg dibicarakan itu merupakan pendidikan. Pendidikan dipercaya menjadi cara lain yang bersifat preventif lantaran pendidikan menciptakan generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai cara lain yang bersifat preventif, pendidikan dibutuhkan bisa mengembangkan kualitas generasi belia bangsa pada banyak sekali aspek yg bisa memperkecil serta mengurangi penyebab banyak sekali masalah budaya dan karakter bangsa, mengapa tidak lantaran pendidikan sesungguhnya merupakan transformasi budaya. Memang diakui bahwa output dari pendidikan akan terlihat dampaknya pada saat yang nir segera, namun mempunyai daya tahan serta pengaruh yg kuat di warga dalam saat yang nisbi usang sebagai akibatnya membentuk pendidikan sesungguhnya investasi jangka panjang.

Kurikulum adalah jantungnya pendidikan (curriculum is the heart of education). Oleh karenanya, telah seharusnya kurikulum taraf satuan pendidikan (KTSP), ketika ini, memberikan perhatian yg lebih akbar pada pendidikan budaya serta karakter bangsa dibandingkan kurikulum masa sebelumnya, bepergian kurikulum pada Indonesia berdasarkan tahun 1947 hingga dengan tahun 2004 (sebelum KTSP) adalah:

(1) pada tahun 1947 
• Perubahan kisi-kisi pendidikan berdasarkan orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional 
• Asas Pendidikan ditetapkan: Panca Sila 
• Baru dilaksanakan pada sekolah-sekolah tahun 1950
• Memuat 2 hal utama: 
1. Daftar mata pelajaran; 
2. Garis-garis pengajaran 
• Mengurangi pendidikan pikiran, mengutamakan pendidikan watak, pencerahan bernegara serta bermasyarakat, mteri pelajaran dihubungkan menggunakan insiden sehari-hari, perhatian thd kesenian serta pendidikan jasmani.

(dua) Tahun 1952 : 
• Lebih merinci setiap mata pelajaran 
• Silabus lebih kentara, satu pengajar mengajar satu mapel 

(3) Tahun 1954 (kurikulum gaya usang):
• Tujuan Pembelajaran tidak dinyatakan secara jelas 

(4) Tahun 1962 (kurikulum gaya baru 
• Mempercepat pembangunan nasional 
• Membangun interaksi menggunakan bangsa-bangsa lain
• Menjalankan kebijakan luar negeri negara 

(5) Tahun 1964 
• Fokus dalam pengembangan daya, cipta, rasa, karsa, serta moral (pancawardhana)
• Mata pelajaran dikelompokkan sebagai lima grup bidang studi: 
1. Moral; 
2. Kecerdasan; 
3. Emosional/artistik; 
4. Keprigelan (ketrampilan); 
5. Jasmaniah 
• Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional simpel 

(6) Tahun 1968 
• Merupakan revisi Kurikulum 1964, yang dicitrakan sebgai produk orde lama  
• Tujuan: membangun insan Panca Sila seutuhnya. 
• Menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pelatihan Panca Sila, Pengetahuan Dasar, serta Kecakapan Khusus 
• Jumlah mata pelajaran : 9. 
• Muatan materi bersifat teoritis, tdk mengaitkan menggunakan permasalahan faktual di lapangan 
• Titik berat: materi apa saja yg tepat diberikan pada anak didik di tiap jenjang pendidikan

(7) Tahun 1975 
• Menekankan dalam tujuan, agar pendidikan lebih efisien serta efektif 
• Dipengaruhi oleh konsep pada bidang manajemen, yaitu MBO (Management by Objective)
• Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)
• Lahir istilah Satpel (Satuan pelajaran), yaitu planning pelajaran setiap satuan bahasan 
• Setiap satpel dirinci lagi: Tujuan Instruksional Umum, Tujuan Instruksional Khusus, Materi Pelajaran, Alat pelajaran, Kegiatan Belajar-Mengajar, dan Evaluasi 
• Banyak dikritik karena pengajar banyak dibentuk sibuk menulis rincian dari setiap kegiatan pembelajaran 

(8) Tahun 1984 
• Mengusung process skill approach (pendekatan ketrampilan proses), dg tetap menduga penting faktor tujuan 
• Sering pula diklaim ‘Kurikulum 1975 yg disempurnakan’
• Siswa diposisikan sebagai subyek belajar (mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, sampai melaporkan). 
• Model pembelajaran ini diklaim CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), atau SAL (Student Active Learning). 
• Tokoh krusial dibalik lahirnya Kur. 1984 merupakan Prof. Conny R. Semiawan (Kepala Puskur1980-1986), pula Rektor IKIP Jakarta (1984-1992).
• Konsep CBSA yg mengagumkan secara teori serta mengagumkan hasilnya saat pada sekolah-sekolah yg dujicobakan, mengalami poly deviasi serta reduksi waktu dilaksanakan secara nasional.
• Yang menonjol hanyalah kegaduhan waktu diskusi, dan di sana-sini terdapat tempelan gambar-gambar , guru tidak lagi mengajar model ceramah. 
• Banyak bermunculan penolakan thd CBSA

(9) Tahun 1994 Suplemen tqhun 1999 
• Merupakan upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya (Kur. 1975 & Kur. 1984), yaitu pendekatan tujuan serta proses.
• Banyak mendapatkan kritik karena beban belajar murid terlalu berat, berdasarkan muatan nasional sampai muatan lokal. 
• Berbagai kepentingan kelompok-gerombolan masyarakat mendesakkan agar informasi-gosip tertentu masuk dalam kurikulum. 
• Menjelma menjadi kurikulum super padat 
• Diterbitkan Suplemen Kurikulum 1999, berisi pengaturan pada materi yang di Kur. 1994 diserahkan pengurutannya pada para guru

(10) Tahun 2004 
• Juga dikenal menggunakan KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi).
• Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apa yg mesti dicapai. 
• Muncul kerancuan bila dikaitkan dengan indera ukur kompetensi murid, yaitu ujian!, baik yg berupa ujian nasional maupun ujian akhir sekolah menggunakan soal pilihan ganda. 
• Mestinya lebih poly pada praktek dan soal uraian terbuka buat mengukur taraf kompetensi murid.
• Banyak guru jua belum tahu esensi berdasarkan KBK
• Sampai akhirnya diganti, Kurikulum 2004 masih dalam tingkat uji coba 

(11)KTSP 
• Ditinjau menurut segi isi dan proses pencapaian taget kompetensi pelajaran oleh anak didik dan teknis penilaiannya tidaklah (banyak) berbeda dengan Kurikulum 2004. 
• Perbedaan dengan Kurikulum 2004 yg paling tampak adalah bahwa guru lebih diberikan kebebasan utk merencanakan pembelajaran sesuai dg kondisi siswa serta syarat sekolah berada. 
• Pemerintah- dalam hal ini Depdiknas, hanya memutuskan kerangka dasar, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran. 
• Selebihnya, (indikator, materi, maupun penilaiannya) diserahkan kepada para guru & satuan pendidikan pada bawah koordinasi dan pengawasan pemerintah kab./kota. 

Uraian di atas menerangkan bahwa penyusunan KTSP sebagai landasan pengelolaan pembelajaran dalam satuan pendidikan yg dapat merespon pendidikan menjadi transformasi budaya yang dalam akhirnya menghasilkan luaran pendidikan yang beriptek dan berimtaq dapat tewujud dengan cataan asal daya insan pengelolah satuan pendidikan mempunyai kualitas yang memadai.

Pengawas sekolah yang adalah Jabatan fungsional Pengawas Sekolah merupakan jabatan fungsional yg mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang buat melaksanakan kegiatan supervisi akademik serta manajerial pada satuan pendidikan (Permenpan serta RB no. 21 Th 2010). Oleh sebab itu maka pengawas sekolah memegang peran yang stragis buat membantu satuan pendidikan pada pengelolaan buat mewujudkan luaran satuan pendidikan yang berkarakter. Olehyang itu bagaimana implementasi pendidikan karatek bangsa kedalam KTSP 

Pengertian Pendidikan Budaya serta Karakter Bangsa
Undang-Undang Republik Indonesia angka 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi serta tujuan pendidikan nasional yg wajib digunakan pada membuatkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal tiga UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi membuatkan serta membangun tabiat serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan buat berkembangnya potensi siswa agar menjadi insan yg beriman serta bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi rakyat negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu adalah rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan sang setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional sebagai dasar pada pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Untuk mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya serta karakter bangsa perlu dikemukakan pengertian istilah budaya, karakter bangsa, serta pendidikan. Pengertian yg dikemukakan di sini dikemukakan secara teknis dan dipakai dalam berbagi panduan ini. Guru-pengajar Antropologi, Pendidikan Kewarganegaraan, dan mata pelajaran lain, yg istilah-kata itu menjadi utama bahasan dalam mata pelajaran terkait, permanen mempunyai kebebasan sepenuhnya membahas dan berargumentasi mengenai kata-istilah tersebut secara akademik.

Budaya diartikan menjadi holistik sistem berpikir, nilai, moral, norma, serta keyakinan (belief) manusia yg didapatkan rakyat. Sistem berpikir, nilai, moral, kebiasaan, dan keyakinan itu merupakan output menurut interaksi manusia menggunakan sesamanya serta lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu dipakai pada kehidupan insan dan membuat sistem sosial, sistem ekonomi, sistem agama, sistem pengetahuan, teknologi, seni, serta sebagainya. Manusia sebagai makhluk sosial sebagai pembuat sistem berpikir, nilai, moral, kebiasaan, dan keyakinan; akan tetapi jua dalam hubungan dengan sesama manusia serta alam kehidupan, insan diatur sang sistem berpikir, nilai, moral, norma, serta keyakinan yg telah dihasilkannya. Ketika kehidupan insan terus berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya adalah sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan , ilmu, teknologi, dan seni. Pendidikan merupakan upaya terjadwal dalam mengembangkan potensi peserta didik, sebagai akibatnya mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yg diwariskan masyarakatnya serta mengembangkan warisan tadi ke arah yang sesuai buat kehidupan masa kini dan masa mendatang.

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seorang yg terbentuk berdasarkan output internalisasi banyak sekali kebajikan (virtues) yg diyakini dan dipakai menjadi landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, serta bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, serta kebiasaan, seperti amanah, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat pada orang lain. Interaksi seorang menggunakan orang lain menumbuhkan karakter rakyat serta karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya bisa dilakukan melalui pengembangan karakter individu seorang. Akan tetapi, karena insan hayati dalam ligkungan sosial serta budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya bisa dilakukan pada lingkungan sosial dan budaya yg berangkutan. Artinya, pengembangan budaya serta karakter bangsa hanya dapat dilakukan pada suatu proses pendidikan yang nir melepaskan siswa dari lingkungan sosial,budaya rakyat, serta budaya bangsa. Lingkungan sosial serta budaya bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya serta karakter bangsa haruslah dari nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter bangsa adalah berbagi nilai-nilai Pancasila dalam diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik. 

Pendidikan adalah suatu usaha yg sadar dan sistematis dalam berbagi potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu bisnis warga serta bangsa pada mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan warga dan bangsa yg lebih baik pada masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya serta karakter yang sudah dimiliki rakyat dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan merupakan proses pewarisan budaya serta karakter bangsa bagi generasi muda serta jua proses pengembangan budaya serta karakter bangsa buat peningkatan kualitas kehidupan warga serta bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik berbagi potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam berteman pada masyarakat, membuatkan kehidupan warga yang lebih sejahtera, serta membuatkan kehidupan bangsa yg bermartabat. 

Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya serta karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yg sesuai, serta metode belajar dan pembelajaran yg efektif. Sesuai menggunakan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan bisnis bersama sekolah; oleh karena itu harus dilakukan secara beserta oleh semua guru serta pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, serta menjadi bagian yang tak terpisahkan berdasarkan budaya sekolah.

Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya serta Karakter Bangsa
Pendidikan merupakan suatu upaya sadar buat mengembangkan potensi siswa secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan berdasarkan lingkungan peserta didik berada, terutama berdasarkan lingkungan budayanya, lantaran peserta didik hayati tak terpishkan pada lingkungannya dan bertindak sinkron menggunakan kaidah-kaidah budayanya. Pendidikan yg tidak dilandasi oleh prinsip itu akan mengakibatkan siswa tercerabut berdasarkan akar budayanya. Ketika hal ini terjadi, maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik sebagai akibatnya ia sebagai orang “asing” dalam lingkungan budayanya. Selain sebagai orang asing, yang lebih mengkhawatirkan merupakan beliau sebagai orang yg tidak menyukai budayanya.

Budaya, yg menyebabkan siswa tumbuh serta berkembang, dimulai berdasarkan budaya pada lingkungan terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan yang lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yg dianut sang ummat manusia. Jika siswa sebagai asing dari budaya terdekat maka dia nir mengenal menggunakan baik budaya bangsa dan beliau tidak mengenal dirinya sebagai anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian, dia sangat rentan terhadap imbas budaya luar serta bahkan cenderung buat mendapat budaya luar tanpa proses pertimbangan (valueing). Kecenderungan itu terjadi karena beliau tidak memiliki kebiasaan dan nilai budaya nasionalnya yang bisa dipakai menjadi dasar untuk melakukan pertimbangan (valueing). 

Semakin kuat seseorang mempunyai dasar pertimbangan, semakin bertenaga juga kesamaan buat tumbuh dan berkembang sebagai warga negara yang baik. Pada titik kulminasinya, norma serta nilai budaya secara kolektif dalam taraf makro akan menjadi norma serta nilai budaya bangsa. Dengan demikian, peserta didik akan menjadi rakyat negara Indonesia yang memiliki wawasan, cara berpikir, cara bertindak, serta cara menyelesaikan perkara sinkron dengan kebiasaan dan nilai ciri ke-Indonesiaannya. Hal ini sesuai menggunakan fungsi utama pendidikan yg diamanatkan dalam UU Sisdiknas, “menyebarkan kemampuan dan menciptakan tabiat serta peradaban bangsa yg bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh karena itu, aturan dasar yang mengatur pendidikan nasional (UUD 1945 serta UU Sisdiknas) telah memberikan landasan yang kokoh buat menyebarkan holistik potensi diri seseorang menjadi anggota warga dan bangsa.

Pendidikan merupakan suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan nilai-nilai serta prestasi masa lalu ke generasi mendatang. Nilai-nilai dan prestasi itu adalah kebanggaan bangsa serta mengakibatkan bangsa itu dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Selain mewariskan, pendidikan pula memiliki fungsi buat membuatkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu itu sebagai nilai-nilai budaya bangsa yang sinkron menggunakan kehidupan masa kini serta masa yang akan tiba, serta berbagi prestasi baru yang menjadi karakter baru bangsa. Oleh karena itu, pendidikan budaya serta karakter bangsa merupakan inti berdasarkan suatu proses pendidikan. 

Proses pengembangan nilai-nilai yg sebagai landasan dari karakter itu menghendaki suatu proses yg berkelanjutan yang terintegrasi disetiap mata pelajaran yang ada pada satuan pendidikan sebagai akibatnya harus ditegaskan implentasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan yg selanjutnya dituangkan pada silabus serta rencana palaksanaan pembelajaran disetiap mata pelajaran. Pendidikan budaya serta karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya serta karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya merupakan nilai. Oleh karenanya pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya merupakan pengembangan nilai-nilai yang berasal berdasarkan pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yg terumuskan pada tujuan pendidikan nasional. 

Fungsi Pendidikan Budaya serta Karakter Bangsa
Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
1. Pengembangan: pengembangan potensi siswa buat menjadi eksklusif berperilaku baik; ini bagi peserta didik yg sudah mempunyai sikap dan konduite yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa; 
2. Perbaikan: memperkuat peran pendidikan nasional buat bertanggung jawab dalam pengembangan potensi siswa yang lebih bermartabat; dan
3. Penyaring: buat menyaring budaya bangsa sendiri serta budaya bangsa lain yang nir sesuai menggunakan nilai-nilai budaya serta karakter bangsa yang bermartabat.

Tujuan Pendidikan Budaya serta Karakter Bangsa
Tujuan pendidikan budaya serta karakter bangsa merupakan:
1. Membuatkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik menjadi manusia dan warganegara yang mempunyai nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
2. Menyebarkan norma dan perilaku siswa yg terpuji serta sejalan dengan nilai-nilai universal serta tradisi budaya bangsa yang religius; 
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan serta tanggung jawab siswa menjadi generasi penerus bangsa;
4. Menyebarkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah menjadi lingkungan belajar yg aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi serta penuh kekuatan (dignity).

Nilai-nilai pada Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Nilai-nilai yg dikembangkan dalam pendidikan budaya serta karakter bangsa diidentifikasi menurut sumber-sumber berikut adalah.
1. Agama: masyarakat Indonesia merupakan rakyat beragama. Oleh karenanya, kehidupan individu, rakyat, serta bangsa selalu didasari pada ajaran agama serta kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal berdasarkan kepercayaan . Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya serta karakter bangsa harus berdasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yg dari menurut agama.

2. Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan serta kenegaraan yg diklaim Pancasila. Pancasila masih ada pada Pembukaan UUD 1945 serta dijabarkan lebih lanjut pada pasal-pasal yg terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yg terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yg mengatur kehidupan politik, aturan, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi rakyat negara yang lebih baik, yaitu warga negara yg memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila pada kehidupannya menjadi masyarakat negara.

3. Budaya: menjadi suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yg hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam hadiah makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yg demikian krusial pada kehidupan rakyat mengharuskan budaya sebagai asal nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

4. Tujuan Pendidikan Nasional: menjadi rumusan kualitas yg harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan pada aneka macam jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat banyak sekali nilai humanisme yg harus dimiliki rakyat negara Indonesia. Oleh karenanya, tujuan pendidikan nasional adalah asal yg paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya serta karakter bangsa. 

Berdasarkan keempat asal nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai buat pendidikan budaya serta karakter bangsa menjadi berikut adalah. 

Tabel Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
NILAI
DESKRIPSI
1. Religius
Sikap dan konduite yg patuh dalam melaksanakan ajaran kepercayaan   yg dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah kepercayaan lain, serta hayati rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yg didasarkan dalam upaya berakibat dirinya menjadi orang yg selalu bonafide dalam perkataan, tindakan, serta pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap serta  tindakan yg menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yg tidak sama dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yg menampakan perilaku tertib serta patuh pada aneka macam ketentuan serta peraturan.
5. Kerja Keras
Perilaku yg menampakan upaya benar-benar-benar-benar pada mengatasi aneka macam hambatan belajar serta tugas, dan menuntaskan tugas menggunakan sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Berpikir serta melakukan sesuatu buat menghasilkan cara atau hasil baru menurut  sesuatu yg telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yg nir gampang tergantung pada orang lain pada merampungkan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, serta bertindak yg menilai sama  hak serta kewajiban dirinya serta orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap serta tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas menurut sesuatu yang dipelajarinya, ditinjau, serta didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa serta negara pada atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang memperlihatkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap serta tindakan yg mendorong dirinya buat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/
       Komuniktif
Tindakan yg menunjukkan rasa bahagia berbicara, bergaul, dan bekerja sama menggunakan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yg menyebabkan orang lain merasa bahagia dan aman atas kehadiran dirinya.
15.  Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu buat membaca banyak sekali bacaan yang menaruh kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yg selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam pada sekitarnya, serta berbagi upaya-upaya buat memperbaiki kerusakan alam yg telah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap serta tindakan yang selalu ingin memberi donasi pada orang lain dan masyarakat yg membutuhkan.
18. Tanggung-jawab
Sikap serta konduite seorang buat melaksanakan tugas serta kewajibannya, yang seharusnya beliau lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial serta budaya), negara serta Tuhan Yang Maha Esa.

Prinsip serta Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya serta Karakter Bangsa 
Pada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan menjadi utama bahasan namun terintegrasi ke pada mata pelajaran-mata pelajaran, pengembangan diri, serta budaya sekolah. Oleh karenanya, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yg dikembangkan pada pendidikan budaya serta karakter bangsa ke pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yg telah ada. 

Prinsip pembelajaran yg dipakai dalam pengembangan pendidikan budaya serta karakter bangsa mengusahakan agar siswa mengenal dan menerima nilai-nilai budaya serta karakter bangsa sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, memilih pendirian, dan selanjutnya berakibat suatu nilai sesuai menggunakan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, siswa belajar melalui proses berpikir, bersikap, serta berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk membuatkan kemampuan peserta didik pada melakukan aktivitas sosial dan mendorong siswa buat melihat diri sendiri sebagai makhluk sosial. 

Berikut prinsip-prinsip yang dipakai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. 
1. Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya serta karakter bangsa adalah sebuah proses panjang, dimulai menurut awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tadi dimulai dari kelas 1 Sekolah Dasar atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir Sekolah Menengah pertama. Pendidikan budaya dan karakter bangsa di Sekolah Menengah Atas merupakan kelanjutan menurut proses yg sudah terjadi selama 9 tahun.

2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah; mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan pada setiap aktivitas kurikuler dan ekstrakurikuler. Gambar 1 berikut ini menerangkan pengembangan nilai-nilai melalui jalur-jalur itu :

Gambar Pengembangan Nilai-nilai Pendidikan Budaya serta Karakter Bangsa

Pengembangan nilai budaya dan karakter bangsa melalui berbagai mata pelajaran yang telah ditetapkan pada Standar Isi (SI), digambarkan sebagai berikut ini.

Gambar Pengembangan Nilai Budaya dan Karakter Bangsa melalui Setiap Mata Pelajaran

3. Nilai nir diajarkan akan tetapi dikembangkan; mengandung makna bahwa materi nilai budaya serta karakter bangsa bukanlah materi ajar biasa; merupakan, nilai-nilai itu tidak dijadikan utama bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun kabar misalnya pada mata pelajaran kepercayaan , bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani dan kesehatan, seni, serta ketrampilan.

Materi pelajaran biasa digunakan menjadi bahan atau media buat menyebarkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengajar tidak perlu mengubah utama bahasan yg sudah terdapat, namun memakai materi utama bahasan itu untuk membuatkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Juga, pengajar tidak wajib mengembangkan proses belajar spesifik untuk berbagi nilai. Suatu hal yang selalu harus diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat digunakan buat membuatkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 

Konsekuensi menurut prinsip ini, nilai-nilai budaya serta karakter bangsa tidak ditanyakan dalam ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, siswa perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yg sedang mereka tumbuhkan pada diri mereka. Mereka tidak boleh berada dalam posisi nir tahu serta tidak paham makna nilai itu.

4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan; prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya serta karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan sang guru. Guru menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yg ditunjukkan siswa. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yg menyebabkan rasa bahagia dan nir indoktrinatif.

Diawali dengan ta’aruf terhadap pengertian nilai yg dikembangkan maka pengajar menuntun peserta didik agar secara aktif. Hal ini dilakukan tanpa guru berkata kepada siswa bahwa mereka harus aktif, tapi pengajar merencanakan aktivitas belajar yang mengakibatkan siswa aktif merumuskan pertanyaan, mencari asal berita, dan mengumpulkan kabar dari sumber, memasak fakta yg sudah dimiliki, merekonstruksi data, keterangan, atau nilai, menyajikan hasil rekonstruksi atau proses pengembangan nilai, menumbuhkan nilai-nilai budaya serta karakter dalam diri mereka melalui berbagai aktivitas belajar yang terjadi pada kelas, sekolah, dan tugas-tugas pada luar sekolah.

Perencanaan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Perencanaan serta aplikasi pendidikan budaya serta karakter bangsa dilakukan oleh ketua sekolah, pengajar, energi kependidikan (konselor) secara beserta-sama menjadi suatu komunitas pendidik serta diterapkan ke pada kurikulum melalui hal-hal berikut adalah.

1. Program Pengembangan Diri
Dalam program pengembngan diri, perencanaan serta pelaksanaan pendidikan budaya serta karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari sekolah yaitu melalui hal-hal berikut.

a. Kegiatan rutin sekolah
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus serta konsisten setiap ketika. Contoh kegiatan ini adalah upacara dalam hari akbar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain) setiap hari Senin, beribadah bersama atau shalat beserta setiap dhuhur (bagi yang beragama Islam), berdoa saat mulai serta selesai pelajaran, mengucap salam jika bertemu guru, energi kependidikan, atau teman.

b. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yg dilakukan secara impulsif pada waktu itu pula. Kegiatan ini dilakukan umumnya dalam saat guru serta tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yg kurang baik berdasarkan peserta didik yg harus dikoreksi pada ketika itu jua. Apabila guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik maka dalam saat itu jua guru wajib melakukan koreksi sehingga siswa tidak akan melakukan tindakan yg jelek itu. Contoh aktivitas itu: membuang sampah tidak dalam tempatnya, berteriak-teriak sebagai akibatnya mengganggu pihak lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian nir senonoh.

Kegiatan spontan berlaku buat perilaku serta perilaku siswa yg jelek serta yang baik sebagai akibatnya perlu dipuji, misalnya: memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain, memperoleh prestasi pada olah raga atau kesenian, berani menentang atau mengkoreksi perilaku teman yg nir terpuji.

c. Keteladanan
Keteladanan merupakan konduite serta sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain pada menaruh model terhadap tindakan-tindakan yg baik sebagai akibatnya dibutuhkan menjadi panutan bagi siswa buat mencontohnya. Apabila pengajar serta tenaga kependidikan yg lain menghendaki supaya siswa berperilaku dan bersikap sesuai menggunakan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa maka guru serta energi kependidikan yg lain adalah orang yang pertama dan primer menaruh contoh berperilaku serta bersikap sinkron dengan nilai-nilai itu. Misalnya, berpakaian rapi, tiba sempurna dalam waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, afeksi, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan.

d. Pengkondisian
Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan budaya serta karakter bangsa maka sekolah harus dikondisikan menjadi pendukung aktivitas itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yg diinginkan. Misalnya, toilet yang selalu bersih, bak sampah terdapat pada berbagai loka serta selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi serta indera belajar ditempatkan teratur.

2. Pengintegrasian dalam mata pelajaran
Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya serta karakater bangsa diintegrasikan pada setiap pokok bahasan menurut setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tadi dicantumkan pada silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-cara berikut ini:
a. Menelaah Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Standar Isi (SI) buat memilih apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yg tercantum itu sudah tercakup di dalamnya;
b. Memakai tabel 1 yang menampakan keterkaitan antara SK dan KD menggunakan nilai dan indikator buat memilih nilai yang akan dikembangkan;
c. Mencantumkankan nilai-nilai budaya serta karakter bangsa pada tabel 1 itu ke dalam silabus; 
d. Mencantumkan nilai-nilai yg telah tertera pada silabus ke pada RPP; 
e. Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang memungkinkan peserta didik mempunyai kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam konduite yang sinkron; serta menaruh bantuan pada peserta didik, baik yg mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai juga buat menunjukkannya dalam konduite.

3. Budaya Sekolah
Budaya sekolah cakupannya sangat luas, umumnya mencakup ritual, harapan, hubungan, demografi, kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, proses merogoh keputusan, kebijakan juga interaksi sosial antarkomponen pada sekolah. Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru menggunakan pengajar, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi menggunakan sesamanya, serta antaranggota grup masyarakat sekolah. Interaksi internal grup dan antarkelompok terikat sang aneka macam anggaran, norma, moral dan etika bersama yg berlaku pada suatu sekolah. Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan, serta tanggung jawab adalah nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah.

Pengembangan nilai-nilai pada pendidikan budaya serta karakter bangsa dalam budaya sekolah meliputi aktivitas-aktivitas yg dilakukan ketua sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi waktu berkomunikasi menggunakan peserta didik serta menggunakan fasilitas sekolah.

Pengembangan Proses Pembelajaran
Pembelajaran pendidikan budaya serta karakter bangsa menggunakan pendekatan proses belajar siswa secara aktif dan berpusat dalam anak; dilakukan melalui banyak sekali kegiatan di kelas, sekolah, serta warga .
1. Kelas, melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yg didesain sedemikian rupa. Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan pada ranah kognitif, afektif, serta psikomotor. Oleh karenanya, nir selalu diharapkan kegiatan belajar khusus buat berbagi nilai-nilai pada pendidikan budaya dan karakter bangsa. Meskipun demikian, buat pengembangan nilai-nilai eksklusif misalnya kerja keras, amanah, toleransi, disiplin, berdikari, semangat kebangsaan, cinta tanah air, serta getol membaca dapat melalui aktivitas belajar yg biasa dilakukan guru. Untuk pegembangan beberapa nilai lain misalnya peduli sosial, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, serta kreatif memerlukan upaya pengkondisian sebagai akibatnya siswa memiliki kesempatan buat memunculkan konduite yg memberitahuakn nilai-nilai itu.

2. Sekolah, melalui aneka macam kegiatan sekolah yg diikuti semua siswa, pengajar, ketua sekolah, serta energi administrasi di sekolah itu, direncanakan sejak athun baru pelajaran, dimasukkan ke Kalender Akademik serta yg dilakukan sehari-hari menjadi bagian berdasarkan budaya sekolah. Contoh aktivitas yang bisa dimasukkan ke pada acara sekolah merupakan lomba vocal group antarkelas mengenai lagu-lagu bertema cinta tanah air, pagelaran seni, lomba pidato bertema budaya dan karakter bangsa, pagelaran bertema budaya serta karakter bangsa, lomba olah raga antarkelas, lomba kesenian antarkelas, pameran hasil karya peserta didik bertema budaya serta karakter bangsa, pameran foto hasil karya peserta didik bertema budaya dan karakter bangsa, lomba membuat tulisan, lomba mengarang lagu, melakukan wawancara kepada tokoh yg berkaitan menggunakan budaya dan karakter bangsa, mengundang aneka macam narasumber buat berdiskusi, gelar wicara, atau berceramah yang herbi budaya serta karakter bangsa.

3. Luar sekolah, melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yg diikuti oleh seluruh atau sebagian peserta didik, didesain sekolah semenjak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik. Misalnya, kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, menumbuhkan semangat kebangsaan, melakukan darma rakyat buat menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial (membantu mereka yg tertimpa musibah banjir, memperbaiki atau membersihkan tempat-tempat umum, membantu membersihkan atau mengatur barang di loka ibadah tertentu).

Penilaian Hasil Belajar 
Penilaian pencapaian pendidikan nilai budaya serta karakter didasarkan pada indikator. Sebagai model, indikator untuk nilai amanah pada suatu semester dirumuskan menggunakan “mengatakan menggunakan sesungguhnya perasaan dirinya tentang apa yg dipandang, diamati, dipelajari, atau dirasakan” maka guru mengamati (melalui berbagai cara) apakah yang dikatakan seseorang siswa itu amanah mewakili perasaan dirinya. Mungkin saja siswa menyatakan perasaannya itu secara ekspresi namun dapat pula dilakukan secara tertulis atau bahkan menggunakan bahasa tubuh. Perasaan yang dinyatakan itu mungkin saja memiliki gradasi menurut perasaan yang nir berbeda dengan perasaan generik teman sekelasnya sampai bahkan kepada yg bertentangan dengan perasaan umum teman sekelasnya.

Penilaian dilakukan secara terus menerus, setiap waktu guru berada pada kelas atau pada sekolah. Model anecdotal record (catatan yg dibuat pengajar saat melihat adanya perilaku yg berkenaan dengan nilai yg dikembangkan) selalu dapat dipakai pengajar. Selain itu, guru bisa jua menaruh tugas yang berisikan suatu dilema atau insiden yg menaruh kesempatan kepada siswa buat memperlihatkan nilai yg dimilikinya. Sebagai contoh, siswa dimintakan menyatakan sikapnya terhadap upaya menolong pemalas, menaruh donasi terhadap orang kikir, atau hal-hal lain yang bersifat bukan kontroversial hingga pada hal yg bisa mengundang permasalahan pada dirinya.