CARA MENDAFTARKAN PERPUSTAKAAN DI APLIKASI NPP PERPUSNAS

CARA DAFTAR DI APLIKASI NPP

Sistem Nomor Pokok Perpustakaan (NPP) adalah penerapan (pelaksanaan) penataan kode identititas pada setiap unit perpustakaan di semua Indonesia pada bawah koordinasi Perpustakaan Nasional dari kode provinsi, kabupaten/kota. Nomor utama perpustakaan diberikan kepada sekolah yg sudah memberikan profil perpustkaannya kepada Perpustakaan Nasional. Profil perpustakaan sekolah akan disimpan pada pangkalan data perpustakaan, yg bisa diakses melalui //npp.pnri.go.id atau melalui google menggunakan menulis Aplikasi NPP Selanjutnya perpustakaan yang telah mengirimkan profil perpustakaannya akan mendapatkan akreditasi.


Tujuan
  1. Nomor Pokok Perpustakaan (NPP) diberikan pada rangka memudahkan pembinaan perpustakaan. Dengan mengetahui peta kondisi perpustakaan pada Indonesia akan memudahkan penyusunan program/kegiatan training perpustakaan melalui training asal daya perpustakaan.
  2. Menetapkan akreditasi perpustakaan.
Akreditasi diberikan dari tipologi perpustakaan yang telah ditetapkan yaitu perpustakaan:
  1. Tipe A
  2. Tipe B
  3. Tipe C

Di atas adalah penjelasan fungsi menurut mendaftarkan perpustakaan pada Aplikasi NPP Perpusnas. Sehingga data dari seluruh perpustakaan yang ada di indonesia akan tertampung di Aplikasi NPP tersebut. Kita bisa merubah atau menginput data secara online, meskipun kita berada di daerah asal koneksi internet lancar. 

Setelah mendaftar, perpustakaan tadi akan diberi Nomor Pokok Perpustakaan (NPP), yang berguna untuk masuk ke pelaksanaan NPP.

Untuk mendaftar kan perpustakaan kita wajib masuk dulu ke link NPP tersebut, //app.npp.perpusnas.go.id/main/index.php?Module=regnpp  atau klik link pada bawah ini :


Atau Klik gambar pada bawah ini



Setelah masuk, klik "Regristasi NPP Baru" lantaran kita akan menciptakan/mendaftar kan perpustakaan. Bagi yg telah Mendaftar klik tombol "Sudah Mempunyai NPP".


Isi data yang diperlukan sesuai menggunakan kolom isian yg terdapat, lalu klik tombol "Simpan"


Setelah itu akan muncul Nomor Pokok Perpustakaan dan Pasword yang tadi kita isi. Simpanlah Nomor Pokok Tersebut dan nantinya akan dipakai buat masuk ke Aplikasi NPP.


Klik tombol "Lanjutkan" buat mengisi biodata perpustakaan yang lainya. Selamat anda sudah terdaftar Di Aplikasi NPP.

Demikian Cara Mendaftarkan Perpustakaan Di Aplikasi NPP, semoga berguna.
TERIMA KASIH....................


Artikel terkait




CARA BELAJAR SISTEM TUTORIAL KESETARAAN YANG BAIK DAN BENAR DI PNF

Cara flexi----Pendidikan nonformal berfungsi menjadi pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal pada mendukung pendidikan sepanjang hayat (life long education). Maka pelaksanaan jalur pendidikan nonformal bisa menggantikan pendidikan formal pada ekspansi akses pendidikan dasar serta menengah terutama bagi siswa yang tidak berkesempatan mengikuti sekolah formal. Selain itu, pendidikan nonformal pula berfungsi buat mengembangkan potensi siswa menggunakan fokus dalam penguasaan pengetahuan, keterampilan fungsional, serta pengembangan perilaku serta kepribadian profesional. Dengan demikian, pendidikan kesetaraan dihargai setara dengan hasil acara pendidikan formal selesainya melalui proses penilaian penyetaraan sang forum yg ditunjuk oleh Pemerintah atau pemerintah wilayah menggunakan mengacu dalam Standar Nasional Pendidikan (UU Sisdiknas 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 1, 2 serta 6). 

Penegasan mengenai pendidikan kesetaraan melalui UU Sisdiknas 20 tahun 2003 ini krusial buat disosialisasikan dalam warga . Sekalipun setiap peserta didik yang lulus ujian kesetaraan khususnya buat pendidikan dasar (program paket A serta paket B) memiliki hak eligibilitas yang sama dan setara menggunakan pemegang ijazah Sekolah Dasar/MI serta Sekolah Menengah pertama/MTs buat bisa mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih tinggi. Tetapi kesan yang ada menurut persepsi di masyarakat, tetap saja memandang rendah lulusan pendidikan kesetaraan. Hal ini terkait memang menggunakan mutu dan hasil lulusan aktivitas belajar di PNF serta kesetaraan sendiri. Karena itu buat menghilangkan kesan rendah terhadap lulusan pendidikan kesetaraan, perlu kiranya kita kembangkan aktivitas pembelajaran yg dapat menaikkan kemampuan belajar dari peserta didik kita, yaitu para warga belajar tersebut.

Nah ini dia akan kita ulas sedikit cara belajar sistem tutorial yang baik serta benar versi cara flexi buat pendidikan Nonformal serta informal, semoga bisa memperbaiki kegiatan pembelajaran yang selama ini nir ada kemajuan sama sekali.


Pembelajaran Mandiri serta jeda jauh


Dalam proses pembelajaran pada Pendidikan Nonformal serta informal Warga belajar serta anak didik SKB  dibutuhkan dapat belajar secara berdikari. Cara belajar berdikari menghendaki masyarakat belajar dan murid buat belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar berdikari bisa dilakukan secara indvidual ataupun berkelompok, baik pada kelompok belajar maupun dalam kelompok torial.

SKB  menyediakan bahan ajar yg dibuat spesifik buat bisa pada pelajari secara mandiri. Selain memakai materi ajar yang disediakan oleh SKB , masyarakat belajar dan anak didik pula dapat berinisiatif memanfaatkan perpustakaan, mengikuti tutorial baik secara tatap muka maupun melalui Internet (tutorial online/tunton), radio, serta televisi, dan menggunakan sumber belajar lain seperti materi ajar berbantuan komputer serta program audio/video. Apabila mengalami kesulitan belajar, masyarakat belajar serta anak didik bisa meminta berita atau bantuan tutorial pada pamong Belajar UTP SKB setempat, melalui saluran tadi pada atas.

Belajar berdikari pada banyak hal dipengaruhi oleh kemampuan belajar secara efisien. Kemampuan belajar bergantung dalam kecepatan membaca dan kemampuan memahami isi bacaan. Untuk dapat belajar berdikari secara efisien, warga belajar serta siswa SKB  dituntut mempunyai disiplin diri, inisiatif, dan motivasi belajar yg kuat. Warga belajar serta murid jua dituntSKB  buat bisa mengatur waktunya dengan efisien, sebagai akibatnya dapat belajar secara teratur menurut jadwal belajar yang dipengaruhi sendiri. Oleh karena itu, agar dapat berhasil belajar di SKB dan PKBM lainnya, calon masyarakat belajar dan murid wajib siap buat belajar secara berdikari.

Bagaimana caranya supaya warga belajar dan anak didik bisa berhasil dalam acara pendidikan luar sekolah?. Berikut  ini adalah beberapa tips yg sanggup dilaksanakan sang masyarakat belajar serta anak didik yang mengikuti pendidikan jeda jauh terutaama masyarakat belajar serta siswa SKB .

Cara belajar menggunakan difasilitasi Tutor (Tutorial)

Tutorial (tutoring) adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik sang tutor kepada mahasiswa (tutee) buat membantu kelancaran proses belajar madiri mahasiswa secara perorangan atau grup berkaitan menggunakan materi ajar. Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau jarak jauh berdasarkan konsep belajar mandiri.
Konsep belajar mandiri pada tutorial mengandung pengertian, bahwa tutorial merupakan bantuan belajar pada upaya memicu dan memacu kemandirian, disiplin, serta inisiatif diri murid serta rakyat belajar dalam belajar menggunakan minimalisasi hegemoni dari pihak pembelajar/tutor. Prinsip pokok tutorial merupakan “kemandirian rakyat belajar” (student’s independency). Tutorial tidak terdapat, jika kemandirian tidak terdapat. Jika masyarakat belajar tidak belajar di tempat tinggal , serta datang ke tutorial menggunakan ‘kepala kosong’, maka yang terjadi merupakan “perkuliahan” biasa, bukan tutorial. Dengan demikian, secara konseptual tutorial perlu dibedakan secara tegas dengan “kuliah” (lecturing) yg generik berlaku di sekolah generik serta perguruan tinggi tatap muka, di mana peran pengajar dan pendidik sangat akbar.

1. Dalam rendezvous tatap muka, seorang tutor  SKB/PKBM, harusnya bergantung dalam umpan balik menurut rakyat belajar dan siswanya, baik dengan pertanyaan maupun ekspresi paras/fisik. Dalam program jarak jauh, hal ini adalah hal yang sangat sulit, serta Anda bertanggung jawab buat memberitahu tutor mengenai bagaimana Anda mendapat pelajaran baik melalui tutorial tatap muka, pembicaraan telepon, cat ataupun via e-mail.

2. Menunjukkan kemajuan dan ketaatan,Laporan perkembangan/kemajuan pembelajaran dapat Anda terima melalui umpan pulang yang diberikan sang tutor. Mintalah jadwal evaluasi, kondisi serta metode untuk kemajuan Anda melalui materi-materi yang ada. Metode-metode tersebut  meliputi beberapa hal, diantaranya melalui tes-tes yang meliputi penguasaan pengetahuan atau hasil dari tugas-tugas yang diberikan,laporan-laporan,proyek-proyek, masalah studi, rangkuman pendidikan, dan masukan secara kualitatif serta kuantitatif pada diskusi pelajaran serta proyek-proyek.

Hal yg perlu diperhatikan dan diingat bahwa Tugas tutor bukanlah mengajar tetapi membimbing rakyat belajar pada memahami materi pelajaran, sebagai akibatnya proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu dibutuhkan tutor yg paham akan kasus Pendidikan. Tutor juga harus tahu tentang pembelajaran orang dewasa "Andragogik" lantaran sebagian akbar wargabelajar kita merupakan para anak didik yg putus sekolah beberapa tahun yang lalu. 

Langkah-langkah kegiatan Tutorial pendidikan Nonformal serta informal

Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap gerombolan wajib terus dipacu untuk menjadi kelompok yg terbaik. Oleh karena itu, selain kegiatan anggota gerombolan , peran kepala grup atau tutor sangat akbar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok pada memeriksa materi ajar yang disajikan. Ketua gerombolan dipilih secara demokratis sang semua anak didik. Misalnya, jika di suatu kelas terdapat 46 siswa, berarti ada 9 kelompok menggunakan catatan terdapat satu kelompok yang terdiri atas 6 anak didik. 

Sebelum diskusi gerombolan terbentuk, siswa perlu mengajukan calon tutor. Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria: (1) mempunyai kemampuan akademis di atas rata-rata anak didik satu kelas; (2) bisa menjalin kerja sama menggunakan sesama anak didik; (tiga) mempunyai motivasi tinggi buat meraih prestasi akademis yg baik; (4) memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa menggunakan sesama; (lima) mempunyai motivasi tinggi buat menjadikan gerombolan diskusinya menjadi yang terbaik; (6) bersikap rendah hati, bagak, serta bertanggung jawab; serta (7) suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.

Tutor atau ketua gerombolan memiliki tugas serta tanggung jawab sebagai berikut: (1) memberikan tutorial kepada anggota terhadap bahan ajar yang sedang dipelajari; (2) mengkoordinir proses diskusi supaya berlangsung kreatif dan dinamis; (3) mengungkapkan permasalahan kepada guru pembimbing jika terdapat bahan ajar yang belum dikuasai; (4) menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada ketika tatap muka di kelas maupun di luar kelas, secara rutin dan insidental buat memecahkan masalah yg dihadapi; (4) melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari.

Peran pengajar pada metode diskusi grup terbimbing contoh tutor sebaya hanyalah sebagai fasilitator serta pembimbing terbatas. Artinya, guru hanya melakukan hegemoni waktu benar -betul diharapkan sang anak didik. Diskusi gerombolan terbimbing menggunakan model tutor merupakan gerombolan diskusi yang beranggotakan lima-6 wargabe lajar dalam setiap Kelompok Belajar di bawah bimbingan tutor mata pelajaran dengan memakai tutor sebaya. Tutor sebaya adalah anak didik pada kelas eksklusif yg memiliki kemampuan di atas homogen-homogen anggotanya yang mempunyai tugas buat membantu kesulitan anggota dalam tahu bahan ajar. Dengan memakai model tutor sebaya dibutuhkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam mengungkapkan masalah yang dihadapi sebagai akibatnya murid yg bersangkutan terpacu semangatnya buat mempelajari materi ajar dengan baik.



Sistem Belajar dengan "Murder" (//www.studygs.net/indon/murder.htm)

Salah Satu Sistem Belajar yang bisa diterapkan warga belajar serta murid dalam sistem belajar mandiri dan jarak jauh adalah dengan sistem "Murder". Sistem ini apabila diterapkan dengan benar-benar-benar-benar akan mengakibatkan belajar Anda efektif dan efisien. Penjelasan dari system MURDER ini merupakan menjadi berikut .
MURDER (English) = Mood – Understand – Recall – Digest – Expand – Review yang apabila dijabarkan lebih lanjSKB  seperti berikut . (Perincian sistem belajar "MURDER" ini, yang diubahsuaikan menurut kitab The Complete Problem Solver sang Bob Nelson)

1. Mood - Suasana Hati

Ciptakan selalu mood yg positif buat belajar lantaran misalnya pepatah menyampaikan “tidak kenal maka tidak sayang, maka usahakan warga belajar dan murid mencoba mengenali lebih dulu materi, dosen/tSKB or atau buku materi pokok. Setelah kita mengenal hal-hal tersebSKB  maka akan timbul rasa suka terhadap mata kuliah ini. Selain itu, Anda jua wajib selalu berusaha buat membuat atau menciptakan perasaan senang serta bahagia setiap kali akan menyelidiki materi. Caranya bisa dilakukan menggunakan menentukan ketika, lingkungan serta sikap belajar yg sesuai menggunakan langsung masing-masing.

2. Understand - Pemahaman

Bacalah kitab materi pokok secara holistik. Beri indikasi kalimat/kata yang nir dimengerti. Kemudian apabila ada kesempatan cobalah buat mencari tahu dengan bertanya atau mencari asal-asal lain buat menemukan jawaban/ warta terhadp kalimat/kata/hal yg tidak dimengerti tersebSKB . Tidak perlu membuat malu buat bertanya pada teman sejawat, tSKB or ataupun pihak lain yg Anda anggap lebih mengetahui hal tersebSKB .

3. Recall - Ulang:

Ulangi materi yang sudah dipelajari secara periodik serta berkesinambungan. Misalnya setiap seminggu sekali . Caranya adalah dengan menciptakan rangkuman (bukan kompendium) dengan memakai istilah-kata sendiri mengenai materi yg telah dipelajari. Lakukan pengulangan misalnya Anda membuat spiral sehingga pengulangan yang Anda lakukan tetap akan menyentuh materi pertama yg Anda pelajari.

4.digest - Telaah

Baca kembali;I hasil rangkuman yang sudah Anda buat, apabila masih ada yang kurang jelas cobalah buat mencari penerangan lebih lanjSKB  dalam asal belajar yang terkait atau diskusikan menggunakan sahabat sejawat, atau tutor/dosen Anda.

5. Expand - Kembangkan

Kembangkan materi yang sudah Anda pelajari dan telah Anda rangkum tadi dengan cara mencoba menerapkan dalam kehidupan Anda sehari-hari. Seandainya Anda seseorang pengajar, cobalah menerapkan materi yg Anda pelajari tersebut  dalam kegiatan pembelajaran di kelas Anda. Catat apa saja kekurangan serta kelebihan dari materi tersebSKB  ketika diterapkan pada lapangan. Buat catatan yg lengkap dan gunakan catatan tersebSKB  buat didiskusikan dengan teman sejawat atau tSKB or/dosen Anda. Selain dengan cara tadi  dapat juga dilakukan menggunakan mencoba membuat soal menurut materi tersebut  yg telah dipelajari dan yang akan Anda jawab sendiri. Apakah Anda sanggup menjawab seluruh soal tadi  menggunakan baik?.


Hal yg perlu diperhatikan pada Evaluasi dan ujian Akhir Pehabtanas.

Secara konseptual penilaian terhadap masyarakat belajar Paket A, B serta C dilaksanakan pada bentuk penilaian proses pembelajaran modul, evaluasi sekelompok modul dan penilaian output belajar tahap akhir akhir (Perhabnatas). 

Secara umum langkah penilaian tersebut di lapangan sudah dilaksanakan, khusus buat Perhabnatas materi pelajaran yg diujikan meliputi PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan matematika buat Paket A serta ke 5 bidang studi tersebut ditambah Bahasa Inggris buat Paket B. Pelaksanaan pengembangan soal serta pemerikasaan hasil ujian tidak dikelola sang perencana serta pelaksana pembelajaran.

Pelaksanaan Perhabnatas masih menghadapi beberapa perkara, antara lain:
  1. terbatasnya jumlah tenaga yg handal yg mampu menangani Perhabnatas;
  2. pendaftaran peserta ujian yang tak jarang terlambat;
  3. pendaftaran peserta tidak sekaligus, akibatnya sering tidak sinkron antara data yg dikirim sang wilayah menggunakan data yg diterima di sentra;
  4. data peserta yang tak jarang berubah-ubah, akibatnya Mengganggu dalam membuat pengumuman kelulusan;
  5. longgarnya pengawasan, akibatnya di beberapa daeah ditemukan adanya kesenjangan pelaksanaan;
  6. terlambatnya pengumuman dampak terlambat pengembalian Lembar Jawaban Kerja (LJK) menurut wilayah ke sentra, yang dapat menyebabkan kurang kepercayaan peserta pada sistem yang dibangun.


Penutup

Demikianlah ulasan sedikit cara belajar sistem tutorial yang baik serta benar versi cara Flexi buat pendidikan Nonformal serta informal. Walaupun masih ada aneka macam kendala, namun acara kejar paket adalah salah satu program yg sangat strategis buat bisa membantu mengatasi aneka macam permasalahan pendidikan sekarang ini. Hingga saat ini program kejar paket A saja masih poly diminati, serta minat masyarakat sangat tinggi buat mengikuti pendidikan kesetaraan paket B dan kejar paket C. Untuk itu program perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan melalui pendidikan nonformal dan informal, khususnya program kejar paket masih perlu diadakan dan perlu ditingkatkan kualitasnya. Akhirnya kami ucapkan Terimakasih. Semoga berguna. Wassalam.


Sumber: dirangkum menurut aneka macam asal!

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Administrasi Dan Manajemen Rumah Sakit 
Dalam kehidupan sehari-hari begitu poly sektor kehidupan yg sebagai perhatian pemerintah, misalnya sektor pendidikan, pertanian, industri, ekonomi, kesehatan dan lain-lain. Salah satu sektor yg menerima perhatian yang cukup besar menurut pemerintah merupakan sektor kesehatan. 

Kebutuhan warga akan kesehatan yg semakin meningkat, memicu rumah sakit-tempat tinggal sakit yang ada untuk meningkatkan fasilitas kesehatan serta melakukan pemugaran terhadap manajemen pelayanan kepada pasien, salah satu yg termasuk di dalamnya adalah rumah sakit Ropanasuri. 

Rumah sakit Ropanasuri merupakan satu-satunya tempat tinggal sakit partikelir spesifik bedah yang terdapat di Padang. Rumah sakit ini berencana melakukan perubahan-perubahan agar dapat menaruh pelayanan kesehatan yang lebih baik pada pasiennya. Dengan meningkatnya taraf pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat, konsumen (pada hal ini pasien) semakin banyak menuntut haknya selaku pemakai jasa pelayanan kesehatan buat menerima pelayanan yang terbaik. Semakin baik mutu pelayanan kesehatan yg diberikan oleh suatu tempat tinggal sakit 

kepada pasiennya, maka akan memberikan peluang bagi tempat tinggal sakit itu, buat bisa bersaing dengan rumah sakit lainnya pada mendapatkan kepercayaan dari pasien. 

Kegiatan pelayanan yang dilakukan tempat tinggal sakit dimulai dari waktu pasien mendaftar di tempat penerimaan pasien, masa pengobatan sang dokter, inspeksi penunjang medis serta mengevaluasi pasien sampai pasien keluar berdasarkan tempat tinggal sakit. Kegiatan penunjang medis yg ada pada rumah sakit spesifik bedah Ropanasuri, seperti energi medis, ruang rawat, jumlah pasien, pemakaian tempat tidur serta fasilitas fisik lainnya dan status rekam medis melibatkan fakta yg akan bermanfaat buat menunjang kelancaran proses aktivitas pelayanan medis tempat tinggal sakit dan bagi pihak-pihak yg berkepentingan dengan rumah sakit itu sendiri, misalnya Departemen Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kota.

Proses pengelolaan data pasien dilakukan secara terpusat pada bagian rekam medis tempat tinggal sakit khusus bedah Ropanasuri dengan sumber data diperoleh menurut unit-unit pelayanan medis yaitu rawat jalan, gawat darurat serta rawat inap. Data rekam medis ini kemudian diolah sebagai berita-liputan yg diperlukan, seperti pembuatan laporan. 

Saat ini tempat tinggal sakit khusus bedah Ropanasuri melakukan pengelolaan data pasien menjadi fakta secara manual. Data pasien dicatat dalam lembaran kertas berupa formulir yg memuat data pasien dan jenis penyakit yg dideritanya, sebagai akibatnya hal ini membutuhkan waktu yang lama , karena bagian rekam medis harus menunggu data pasien dari setiap unit pelayanan kesehatan, kemudian data tadi dipindahkan ke personal komputer serta pengolahan terhadap data tersebut hanya dilakukan dalam saat dibutuhkan saja, misalnya dalam waktu pembuatan laporan bulanan, tahunan atau dalam waktu dinas kesehatan membutuhkan fakta mengenai jumlah pasien yg terdaftar yang mengidap suatu penyakit yg sedang mewabah serta taraf kematian pasien pada periode eksklusif. Petugas rekam medis wajib mengusut data pasien tadi yg masih pada bentuk catatan satu per satu, buat memastikan bahwa data pasien tersebut telah dipindahkan ke komputer. 

Berkas-berkas status rekam medis pasien yg sudah terselesaikan diisi disimpan dalam rak penyimpanan. Pada waktu pasien lama tiba berobat, terjadi kesulitan ketika pencarian berkas status rekam medis pasien tersebut, begitu jua menggunakan pasien yang kehilangan kartu berobat. Apabila berkas status rekam medis pasien tidak ditemukan, maka status rekam medis pasien wajib dibuat kembali. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penggandaan dokumen atau status rekam medis pasien yang telah pernah datang sebelumnya.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut pada atas, maka perlu dikembangkan cara pengelolaan data pasien pada rumah sakit khusus bedah Ropanasuri, agar dapat menaruh informasi secara cepat pada pengguna sesuai menggunakan kebutuhannya. Dan dapat membantu proses pengolahan data menggunakan lebih baik. 

Manajemen Informasi
Organisasi memiliki lima asal daya yaitu: insan, material mesin, uang serta berita. Sumber daya kabar perusahaan/organisasi adalah salah satu keunggulan kompetitif suatu perusahaan/organisasi, jika dikelola menggunakan baik. Manajemen sumber daya fakta (Information Resources Management-IRM) adalah aktivitas yang dijalankan sang manajer dalam semua tingkatan pada perusahaan/organisasi menggunakan tujuan mengidentifikasi, memperoleh, serta mengelola sumber daya keterangan yang diperlukan buat memenuhi kebutuhan pemakai. Sumber daya liputan perusahaan/organisasi mencakup [McLeod,1995] :
a. Perangkat keras personal komputer .
b. Perangkat lunak komputer.
c. Para seorang ahli warta, adalah pihak-pihak di dalam perusahaan yg bertanggung jawab secara penuh buat memelihara serta membuatkan sistem berbasis personal komputer . 

Para spesialis liputan itu adalah:
1. Analis sistem, adalah pakar pada mendefinisikan masalah dan menyiapkan dokumentasi tertulis tentang cara personal komputer membantu menyelesaikan masalah. Analis sistem bekerja sama menggunakan pemakai pada berbagi sistem yg baru dan memperbaiki sistem yg telah ada.
2. Pengelola database (database administrator), pihak yg bekerja sama dengan pemakai serta analis sistem pada menciptakan database yang berisi data yang diharapkan buat membuat fakta bagi pemakai.
3. Spesialis jaringan (network specialist), pihak yang bekerja sama menggunakan analis sistem dan pemakai membentuk jaringan komunikasi data yang menyatukan banyak sekali asal daya personal komputer yg tersebar.
4. Programmer, pihak yg membuat acara komputer menurut dokumentasi yg disiapkan sang analis sistem.
5.operator, pihak yg mengoperasikan alat-alat personal komputer berskala besar seperti personal komputer mainframe serta komputer mini . Operator memantau layar komputer, membarui ukuran-berukuran kertas printer, mengelola perpustakaan tape dan disk storage, serta melakukan tugas-tugas serupa lainnya.
d. Pemakai (User), menjadi pihak pemakai sistem yg terdapat, dan menjadi rujukan bagi para seorang ahli informasi pada menyebarkan sistem yg terdapat.
e. Fasilitas
f. Database.
g. Informasi.

Metodologi Siklus Hidup Sistem
Menurut McLeod, 2001, siklus hayati sistem terdiri dari 5 termin, yaitu perencanaan, survei, analisis, rancangan serta penerapan yg dimaksudkan bagi pengembangannya. Semua termin bisa melibatkan pemakai, serta dapat juga melibatkan spesialis fakta jika end-user computing tidak dilakukan sepenuhnya.

Siklus hidup sistem adalah penerapan pendekatan sistem buat tugas menyebarkan serta memakai sistem berbasis personal komputer . Siklus hidup sistem itu sendiri merupakan metodologi, tetapi polanya lebih dipengaruhi sang kebutuhan buat membuatkan sistem lebih cepat. Pengembang sistem yg lebih responsif bisa dicapai dengan peningkatan daur hidup dan penggunaan peralatan pengembangan berbasis personal komputer (compute-based development tools). Dua peningkatan itu merupakan prototyping dan rapid application development. Saat perusahaan-perusahaan berusaha memanfaatkan sepenuhnya teknologi warta, mereka memperbaharui sistem mereka menggunakan memakai rancang ulang proses bisnis(business process redesign).

Uraian mengenai jenis-jenis metodologi siklus hayati sistem yg dapat digunakan dalam menyebarkan sistem, bisa dijelaskan dalam bagian berikut. 

Prototyping
Prototyping sistem liputan adalah suatu teknik yang sangat bermanfaat buat mengembangkan berita tertentu tentang syarat-syarat keterangan pengguna secara cepat. Dengan menggunakan prototyping, analis sistem berupaya memperoleh reaksi awal menurut para pengguna dan pihak manajemen terhadap prototipe, saran-saran pengguna terhadap perubahan atau pemecahan perkara sistem yg dibentuk prototipenya, sebagai akibatnya memungkinkan dilakukan inovasi tentang prototipe tadi, dan rencana-rencana revisi yang mendetail dengan bagian-bagian sistem yang perlu dilakukan lebih dulu.

Prototipe memberikan pandangan baru bagi produsen juga pemakai mengenai cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses membentuk sebuah prototipe diklaim prototyping. 

Jenis-jenis warta yang dicari ketika melakukan prototyping Kendall, 2003 adalah menjadi berikut;

1. Reaksi awal dari pengguna
Saat analis sistem menampilkan sebuah prototipe sistem kabar, maka analis akan tertarik menggunakan reaksi pengguna dan pihak manajemen terhadap prototipe. Analis ingin memahami secara mendetail bagaimana reaksi mereka saat bekerja dengan prototipe serta apakah fitur-fitur sistem yg diprototipekan telah sinkron dengan kebutuhan mereka. Untuk mengetahui reaksi dari pengguna ini bisa digunakan lembar penilaian.

2. Saran-saran menurut pengguna
Analis pula tertarik dengan saran-saran pengguna dan pihak manajemen pemugaran terhadap prototipe yg ditampilkan. Saran-saran diperoleh menurut pengalaman waktu bekerja menggunakan prototipe selama periode waktu tertentu. Waktu yang dihabiskan pengguna waktu bekerja dengan prototipe umumnya tergantung pada pengabdian mereka dan ketertarikan atas proyek sistem. Saran-saran merupakan hasil dari interaksi pengguna menggunakan prototipe serta refleksi mereka atas interaksi tersebut. Saran yg diperoleh berdasarkan pengguna memberi petunjuk dalam analis teatang cara-cara memperbaiki, mengganti atau menghentikan prototipe sehingga bisa memenuhi kebutuhan pengguna dengan lebih baik.

3. Inovasi
Inovasi prototipe adalah bagian berdasarkan informasi yg dicari sang tim analis sistem. Inovasi adalah kemampuan-kemampuan sistem baru yg nir dianggap berhubungan dengan saat saat pengguna mulai berinteraksi menggunakan prototipe. Inovasi-penemuan ini memberi nilai tambah terhadap fitur-fitur yg diprototipekan sebelumnya dengan menambahkan sesuatu yang baru atau yg lebih inovatif.

4. Rencana revisi
Rencana revisi membantu mengidentifikasikan prioritas apa yang akan diprototipekan selanjutnya. Informasi yang terkumpul dalam fase prototyping memungkinkan analis menyusun prioritas-prioritas dan memberi pengarahan pulang rencana-rencana tadi menggunakan lebih efisien, dan menggunakan gangguan minimum. Lantaran fitur inilah, prototyping dan perencanaan bisa dilaksanakan beserta-sama. 

Dalam pengembangannya, prototipe terbagi kedalam dua jenis, dimana langkah-langkah yang masih ada pada masing-masing jenis tersebut berdasarkan Kendall, 2003, dapat dijelaskan menjadi berikut.

Pengembangan Prototipe Jenis I
Langkah-langkah yang terdapat pada pengembangan prototipe jenis 1 merupakan menjadi berikut Kendall, 2003:

1. Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai.
Analis sistem mewawancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa yang diinginkan pemakai terhadap sistem.

2. Mengembangkan prototipe
Analis sistem mungkin bekerjasama menggunakan seorang ahli liputan lain, menggunakan satu atau lebih pendekatan prototyping buat membuatkan sebuah prototipe. 

Contoh menurut peralatan prototyping, adalah integrated application generator dan prototyping toolkits. Integrator application generator merupakan sistem software jadi yang sanggup membentuk seluruh tampilan yang diinginkan dalam sistem baru, seperti menu, laporan, layar, database, serta sebagainya. Prototyping toolkits mencakup sistem-sistem perangkat lunak terpisah, yang masing-masing sanggup membentuk sebagian tampilan sistem yang diinginkan.

3. Menentukan apakah prototipe bisa diterima.
Analis mendidik pemakai buat memakai prototipe serta memberi kesempatan kepada mereka untuk membiasakan diri dengan sistem. Pemakai memberi masukkan pada analis apakah prototipe memuaskan. Apabila ya, langkah 4 akan di ambil, apabila nir, prototipe direvisi menggunakan mengulangi langkah 1, 2, serta tiga. 

4. Menggunakan prototipe
Prototipe ini sebagai sistem operasional. 

Pengembangan Prototipe Jenis II
Langkah pertama pada pengembangan prototipe jenis II ini sama menggunakan pengembangan prototipe jenis I, dari Kendall, 2003, langkah selanjutnya merupakan:

5. Mengkodekan sistem operasional.
Programer menggunakan prototipe sebagai dasar buat pengkodean (coding) sistem operasional.

6. Menguji sistem operasional
Programer menguji sistem.

7. Menentukan apabila sistem operasional dapat diterima
pemakai memberi masukan kepada analis apakah sistem dapat diterima, apabila ya, langkah 7 dilakukan, apabila nir, langkah 4 serta 5 diulangi.

8. Menggunakan sistem operasional.

Daya Tarik Prototyping
Pemakai maupun spesialis kabar menyukai prototyping, buat alasan-alasan Kendall,2003, sebagai berikut:
1. Komunikasi antara analis sistem serta pemakai, membaik.
2. Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam memilih kebutuhan pemakai
3. Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem 
4. Spesialis keterangan serta pemakai menghabiskan lebih sedikit saat serta bisnis pada pengembangan sistem
5. Penerapan menjadi lebih gampang karena pemakai mengetahui apa yg dibutuhkan.

Keuntungan-laba ini memungkinkan prototyping berhemat porto pengembangan serta menaikkan kepuasan pemakai dengan sistem yg didapatkan.

Potensi Kegagalan Prototyping
Prototyping berpotensi juga untuk gagal, lantaran beberapa hal, Kendall,2003, yaitu;
1. Ketergesaan buat menciptakan prototipe mungkin membentuk jalan pintas dalam definisi permasalahan, evaluasi cara lain , dan dokumentasi. 
2. Pemakai mungkin sangat tertarik menggunakan prototipe tersebut sehingga mereka mengharapkan sesuatu yg nir realistis menurut sistem operasional itu.
3. Prototipe jenis I mungkin tidak seefisien sistem yg dikodekan pada bahasa pemograman 
4. Hubungan komputer-manusia yg disediakan oleh peralatan prototyping eksklusif mungkin nir mencerminkan teknik perancangan yang baik.

Rapid Application Development (RAD)
Menurut McLeod, 2001, RAD merupakan istilah yg dibuat oleh James Martin, seorang konsultan personal komputer serta pengarang, buat daur hayati pengembangan yang ditujukan guna menghasilkan sistem secara cepat tanpa mengorbankan kualitas.

RAD adalah seperangkat strategi, metodologi dan alat-alat yg terintegrasi yg terdapat pada satu rangka kerja menyeluruh yg disebut information engineering (IE). Information engineering (IE) merupakan nama yg diberikan oleh Martin buat pendekatannya yang menyeluruh dalam pengembangan sistem, yg memperlakukannya sebagai kegiatan seluruh perusahaan. Istilah enterprise dipakai buat mendeskripsikan keseluruhan perusahaan.

Unsur-unsur Penting RAD 
RAD memerlukan empat unsur penting; manajemen, manusia, metodologi dan alat-alat [Kendall, 2003]:

Manajemen. Manajemen, khususnya manajemen puncak , harus adalah orang yg senang bereksperimen, yang suka melakukan hal yang baru atau orang yang cepat tanggap, yg cepat belajar memakai metodologi baru. Manajemen harus mendukung RAD sepenuhnya serta menyediakan lingkungan kerja yg membuat aktivitas tersebut sangat menyenangkan.

Manusia. Daripada menggunakan satu tim tunggal buat mengerjakan seluruh aktivitas SLC, RAD menyadari efisiensi yang bisa dicapai melalui penggunaan beberapa tim yg terspesialisasi. Tim buat perancangan kebutuhan, rancangan pemakai, konstruksi, penelaahan pemakai, dan cutover dapat dibentuk. Anggota tim ini adalah pada pakar metodologi dan alat-alat yg diperlukan untuk melaksanakan tugas spesifik mereka. Untuk mendeskripsikan tim, Martin menggunakan istilah tim SWAT. SWAT merupakan singkatan menurut “skilled with advanced tools”.

Metodologi. Metodologi dasar RAD merupakan siklus hayati RAD, yg terdiri berdasarkan empat tahap: (1) perencanaan kebutuhan, (2) rancangan pemakai,(tiga) kontruksi, dan (4) cutover. Tahap-termin ini, misalnya SDLC, mencerminkan pendekatan sistem. Pemakai berperan krusial pada setiap termin, berhubungan menggunakan seorang ahli liputan.

Peralatan. Peralatan RAD terutama terdiri dari bahasa-bahasa pemograman generasi ke empat (fourth-generation language) serta alat-alat CASE yg memudah prototyping dan pembuatan kode. Bahasa pemograman generasi ke empat memungkinkan seorang ahli kabar atau pemakai buat menghasilkan kode personal komputer tanpa memakai bahasa pemograman konvensional. Contoh menurut bahasa pemograman generasi keempat adalah natural, FOCUS, dan SQL.

Hubungan antara metodologi-metodologi daur hidup sistem tersebut diatas dapat dipandang dalam sub bab berikut adalah.

Menempatkan SLC, Prototyping, dan RAD pada Perspektif
Siklus hayati sistem, prototyping dan RAD semuanya adalah metodologi. Metodologi ini merupakan cara-cara yang dianjurkan dalam menerapkan sistem berbasis personal komputer . SLC adalah pelaksanaan berdasarkan pendekatan sistem buat perkara penerapan sistem personal komputer serta berisikan seluruh elemen pendekatan sistem dasar, dimulai berdasarkan identifikasi masalah dan diakhiri menggunakan penggunaan sistem.

Prototyping adalah bentuk pendek berdasarkan pendekatan sistem yang serius dalam definisi serta pemuasan kebutuhan pemakai. Prototyping dapat berada pada SLC. Kenyataannya, selama proses pengembangan satu sistem tunggal mungkin diharapkan poly prototyping.

RAD merupakan pendekatan cara lain buat tahap rancangan dan penerapan dari SLC. Sumbangan terbesar menurut RAD merupakan kecepatannya membentuk sistem buat digunakan, yang terutama dicapai melalui penggunaan peralatan berbasis personal komputer serta tim proyek terspesialisasi.

Dari seluruh metodologi yg terdapat, SLC adalah metodologi tertua dan akan terus menjadi dasar sebagian akbar kerja pengembangan sistem. Prototyping jua merupakan metodologi yg telah cukup mapan, serta akan terus digunakan bagi proyek-proyek yang kebutuhan pemakainya masih sulit didefinisikan McLeod, 2001. 

Rancang Ulang Proses Bisnis
Rekayasa ulang proses bisnis (BPR- Business Process Engineering) yaitu inspeksi proses terhadap proses-proses bisnis serta berdampak terhadap profitabilitas. BPR mengidentifikasi kesempatan-kesempatan buat membuat sistem-sistem baru, menspesifikasikan maksud serta menentukan lingkupnya.

Information System telah membentuk tiga teknik buat menerapkan BPR pada CBIS. Teknik-teknik ini dikenal sebagai tiga R yaitu McLeod, 2001;

1. Rekayasa mundur
Untuk komputer, rekayasa mundur (reverse engineering) merupakan proses menganalisis suatu sistem buat mengidentifikasi elemen-elemennya serta antar hubungannya, serta buat menciptakan dokumentasi pada tingkat abstraksi lebih tinggi menurut yang sekarang. Rekayasa mundur diterapkan dalam suatu sistem apabila masih ada kebutuhan buat menyiapkan dokumentasi baru.

Titik awal dalam merekayasa mundur suatu sistem adalah kode acara, yang diubah menjadi dokumentasi program seperti diagram tindakan, bahasa inggris terstruktur serta bagan arus program. Dokumentasi ini dapat, dalam gilirannya diubah menjadi penerangan yg lebih abstrak seperti diagram arus data serta bagan arus sitem. Transformasi ini dapat dicapai secara manual atau oleh perangkat lunak BPR.

Karena itu, rekayasa mundur mengikuti suatu alur mundur melalui siklus hidup sistem.

2. Restrukturisasi
Restrukturisasi (restructuring) merupakan transformasi suatu sistem menjadi bentuk lain tanpa mengubah fungsionalitasnya. Contoh restrukturisasi yang baik merupakan transformasi suatu acara yg ditulis pada tahun awal-awal komputer, waktu hanya sedikit baku pemograman, menjadi program dalam format terstruktur. Setelah suatu program direstrukturisasi, acara itu kembali dipakai, sehingga membentuk pola bundar. Restrukturisasi bisa dilakukan pada arah mundur melalui tiap termin berdasarkan siklus hayati sistem. Hasilnya adalah suatu sistem yang terstruktur lengkap dari rencana ke kode.

3. Rekayasa ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah rancang ulang lengkap suatu sistem dengan tujuan membarui fungsionalitasnya. Ini bukan pendekatan “sapu habis” lantaran pengetahuan mengenai cara sistem yg sedang berjalan tidak diabaikan sama sekali. Pengetahuan itu bisa diperoleh menggunakan pertama-tama terlibat dalam rekayasa mundur. Lalu sistem baru dikembangkan secara normal. Nama rekayasa maju (forward engineering) diberikan buat proses yg mengikuti daur hidup sistem secara normal ketika terlibat dalam BPR.


Metodologi Penelitian
a. Bagan Alir Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini, sistem fakta pengelolaan data pasien tempat tinggal sakit spesifik bedah Ropanasuri dikembangkan sesuai menggunakan tahapan penelitian berikut adalah: 


b. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
Metodologi yang digunakan pada pengembangan sistem liputan pengelolaan data pasien tempat tinggal sakit spesifik bedah Ropanasuri ini adalah prototyping, yaitu salah satu modifikasi dari metodologi daur hidup sistem.

Prototyping dibentuk agar bisa memberikan respon yg lebih baik bagi kebutuhan pemakai, sehingga menggunakan prototyping, saat yg diharapkan untuk menerapkan sistem bisa dikurangi.

Metodologi pengembangan sistem warta dengan memakai prototyping mempunyai tahapan sebagai berikut:

1. Penelitian pendahuluan
Pada tahap ini dilakukan berita umum terhadap syarat organisasi, permasalahan sistem, keterangan-kabar aktivitas medis, serta ruang lingkup pengembangan sistem.

2. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
Proses mengidentifikasi kebutuhan pengguna bertujuan buat mengetahui apa yg diinginkan pemakai terhadap sistem yang akan dikembangkan. Proses ini bisa dilakukan menggunakan cara wawancara, observasi, dan pencarian data yang herbi kegiatan medis. Setelah itu dilakukan analisis terhadap aktivitas dan proses yang terjadi dalam sistem.

3. Mengembangkan prototipe
Dalam pegembangan prototipe atau pada perancangan sistem liputan, tahapan ini termasuk ke pada tahap desain sistem, dimana perancangan tersebut mencakup;
  • Perancangan model sistem
  • Perancangan output serta input sistem
  • Perancangan database sistem dan
  • Perancangan pelaksanaan sistem 
Tahapan perancangan ini akan mempermudah penganalisis dalam mengembangkan prototipe hingga prototipe tersebut dapat diaplikasikan. Dalam setiap proses perancangan sistem, penganalisis harus selalu berinteraksi dengan pengguna buat menerima warta mengenai kebutuhannya. 

Dalam menyebarkan prototipe ini terlebih dahulu harus ditentukan peralatan prototyping, yaitu aplikasi yg digunakan buat menghasilkan tampilan yang diinginkan pada sistem baru.

4. Verifikasi
Pada tahap ini, analis menaruh kesempatan kepada pengguna untuk membiasakan diri menggunakan sistem, lalu pengguna menaruh masukan apakah prototipe yg dihasilkan sesuai dengan asa pengguna. Sehingga keputusan apakah prototipe diterima atau tidak, dapat diketahui. Dan verifikasi ini dapat dilakukan secara berulang.

5. Mengkodekan sistem operasional
Setelah pengguna menyatakan putusan bulat menggunakan prototipe yg didesain, maka tahap selanjutnya dilakukan pengkodean sistem operasional. Disini prototipe digunakan menjadi dasar buat pengkodean tadi.

6. Menguji sistem operasional
Setelah terselesaikan melakukan pengkodean sistem operasional, maka sistem tadi diuji oleh programmer.

7. Verifikasi
Untuk tahap selanjutnya dilakukan pulang pembuktian terhadap sistem operasional yang dibentuk, apakah sistem tersebut dapat diterima atau tidak.
8. Menggunakan sistem operasional
9. Analisis hasil rancangan
Merupakan analisis terhadap prototipe yang telah dibentuk.
10. Kesimpulan serta saran
Merupakan kesimpulan menurut sistem keterangan yg dibentuk dan saran-saran untuk pemugaran dimasa yang akan tiba dan buat penelitian lebih lanjut.

c. Alat Bantu yg Digunakan
Alat Bantu yang dipakai pada sistem fakta pengelolaan data pasien ini, adalah sebagai berikut:
1. Formulir penilaian prototipe
2. SQL buat merancang database sistem informasi pengelolaan data pasien 
3. Macromedia Dreamweaver untuk perancangan halaman web dan hubungan ke database. 

Survey Sistem
Survey sistem merupakan tahap pendahuluan yg dilakukan dengan cara mengamati secara pribadi sistem yg bersangkutan, melakukan wawancara dengan pihak-pihak yg terkait menggunakan bagian rekam medis/pemakai, dan mengamati proses sistem serta meneliti dokumen-dokumen yg terdapat, terutama yg berkaitan menggunakan dokumen rekam medis. Survey sistem dilakukan buat mengetahui ruang lingkup sistem, organisasi sistem, kebutuhan sistem serta rencana-planning sistem yg akan dikembangkan. 

Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan tahapan penelitian selanjutnya. Analisis dilakukan terhadap proses sistem, permasalahan sistem, kebutuhan warta pengguna, analisis planning-planning organisasi dan analisis kebutuhan sumber daya yg dimiliki sistem.

Analisis Proses Sistem
Pengelolaan data pasien dalam bagian rekam medis secara garis akbar terdiri dari 3 proses, yaitu proses penerimaan pasien, pengelolaan data pasien, dan pengolahan data dan laporan secara holistik.

Analisis Perseteruan Sistem
Permasalahan yg ada pada bagian pengelolaan data rekam medis pasien tempat tinggal sakit Ropanasuri seperti yang sudah disebutkan diatas menyebabkan pengelolaan data pasien membutuhkan ketika yg usang. Pertarunga tersebut antara lain:
1. Bagian pengolahan data rekam medis harus menunggu data pasien menurut setiap unit rawat untuk diolah pada lembaran dokumen. Dalam meng-input-kan data pasien seringkali terjadi kesalahan pada hadiah nomor rekam medis.
2. Lamanya proses pencarian status rekam medis pasien lama yg datang berobat, karena data pasien tadi wajib dicari diantara tumpukan dokumen rekam medis pasien lainnya.
3. Status rekam medis tidak ditemukan, akan dibuatkan status baru, sehingga hal ini menyebabkan terjadinya penggandaan status rekam medis.
4. Lamanya saat yg diperlukan pada pengolahan data pasien, seperti jumlah pasien yg hayati serta meninggal dalam jangka saat tertentu, lama pasien dirawat serta lainnya, sehingga jika terjadi perubahan data tidak dapat dilihat pada waktu itu pula.
5. Apabila terdapat pihak-pihak eksklusif yg membutuhkan keterangan tentang pasien, maka mereka harus menunggu jadwal pembuatan laporannya.

Analisis Kebutuhan Informasi
Proses pengelolaan serta pengolahan data pasien dalam tempat tinggal sakit Ropanasuri dilakukan secara manual, hal ini menyebabkan lambatnya liputan hingga ke pengguna liputan tadi. Data yg memerlukan perhitungan dilakukan dengan menggunakan kalkulator, seperti perhitungan lama hari perawatan, BOR, BTO, TOI dan lainnya.

Analisis Rencana Organisasi
Rencana tempat tinggal sakit Ropanasuri buat kedepannya merupakan melakukan pemugaran-pemugaran terhadap sistem kerjanya, yaitu menggunakan mengoptimalkan sistem kerja yang ada. Salah satu cara yang dapat dilakukan sang pihak tempat tinggal sakit merupakan menggunakan memanfaatkan teknologi fakta pada pengelolaan sistem fakta secara terkomputerisasi, hal ini tentu saja diperlukan tersedianya perangkat komputer yang lengkap, sebagai akibatnya menggunakan rencana ini dibutuhkan tempat tinggal sakit Ropanasuri dapat menaikkan kinerjanya pada masa yang akan datang.

Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Sistem kabar pengelolaan data pasien yang didesain ini menggunakan teknologi keterangan dengan memanfaatkan teknologi jaringan intranet, dimana setiap komputer yg terdapat dalam bagian unit rawat, direktur serta bagian pengelolaan rekam medis saling terhubung satu dengan yang lainnya. Dengan pemanfaatan teknologi ini akan bisa mempermudah serta meningkatkan kecepatan proses pengelolaan serta pengolahan data rekam medis pasien.

Desain dan Perancangan Sistem 
Perancangan sistem dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai proses yang terjadi pada sistem yang sedang diteliti, sebagai akibatnya bisa dijadikan pedoman pada melakukan pengembangan pelaksanaan menurut sistem tadi.

Perancangan Model Sistem
Dalam perancangan model sistem digunakan alat bantu berupa diagram alir data dan bagan alir dokumen. Pada diagram alir data bisa dipandang urutan proses yg terjadi pada mengelola data pasien yang dimulai menurut ketika pasien mendaftar sampai pasien tadi terselesaikan menerima pelayanan di rumah sakit tersebut. Pada bagan alir dokumen dapat ditinjau urutan genre dokumen-dokumen pasien dimulai dari waktu pasien mendaftar, kemudian data tadi diolah dalam setiap unit rawat yang dituju serta terakhir diolah dalam bagian pengelolaan data rekam medis pasien.

Perancangan Input dan Output Sistem
Perancangan input sistem yg dibuat diubahsuaikan menggunakan bentuk formulir atau dokumen status rekam medis pasien. Data yg diinputkan ini akan berpengaruh terhadap hasil yang akan didapatkan nantinya, oleh karenanya kelengkapan data yang akan pada-input-kan wajib diperhatikan pada saat merancang form input ini. 

Output sistem yg didesain berpedoman dalam format laporan tahunan pasien dan berdasarkan output wawancara menggunakan user atau pemakai yaitu petugas pada loka penerimaan pasien, petugas dalam setiap unit rawat serta petugas pada bagian pengolahan data rekam medis. 

Perancangan Database Sistem
Database sistem warta yang dirancang ini digunakan sebagai tempat penyimpanan data pasien. Database tadi dibentuk sesuai dengan kebutuhan informasi sistem dan berpedoman pada diagram alir data yang telah dibentuk.

Perancangan Prototipe 
Setelah menganalisis sistem dan kebutuhan informasi pada rumah sakit spesifik bedah Ropanasuri, dengan memakai metode tradisional misalnya wawancara, observasi, serta pencarian data file, maka termin pengembangan prototipe bisa dilakukan. Tahap ini merupakan tahapan perancangan obrolan layar terminal yg adalah perantara antara pengguna sistem menggunakan sistem yang dibuat.

Teknologi yg Digunakan
Teknologi yg digunakan dalam pembuatan sistem informasi pengelolaan data pasien ini adalah berbasis web menggunakan teknologi Active Server Pages (ASP). User bisa mengakses keterangan dari komputer lain yg terhubung menggunakan jaringan. Perangkat lunak yang dipasang relatif pada satu server, kemudian jika user ingin mengakses fakta yang diperlukan, mereka hanya perlu meminta ke server, lalu server akan mengolah permintaan user tersebut dan mengirimkannya ke browser user pada bentuk format html biasa, sedangkan kode-kode script permanen tersimpan dalam personal komputer server, sebagai akibatnya keamanan kode-kode script permanen terjaga.

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Administrasi Dan Manajemen Rumah Sakit 
Dalam kehidupan sehari-hari begitu poly sektor kehidupan yg sebagai perhatian pemerintah, seperti sektor pendidikan, pertanian, industri, ekonomi, kesehatan dan lain-lain. Salah satu sektor yang menerima perhatian yg relatif besar menurut pemerintah merupakan sektor kesehatan. 

Kebutuhan rakyat akan kesehatan yg semakin semakin tinggi, memicu rumah sakit-tempat tinggal sakit yg ada buat meningkatkan fasilitas kesehatan serta melakukan perbaikan terhadap manajemen pelayanan pada pasien, keliru satu yang termasuk pada dalamnya merupakan tempat tinggal sakit Ropanasuri. 

Rumah sakit Ropanasuri merupakan satu-satunya rumah sakit partikelir khusus bedah yg ada di Padang. Rumah sakit ini berencana melakukan perubahan-perubahan supaya dapat memberikan pelayanan kesehatan yg lebih baik kepada pasiennya. Dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat, konsumen (pada hal ini pasien) semakin banyak menuntut haknya selaku pemakai jasa pelayanan kesehatan buat menerima pelayanan yang terbaik. Semakin baik mutu pelayanan kesehatan yg diberikan sang suatu tempat tinggal sakit 

kepada pasiennya, maka akan menaruh peluang bagi rumah sakit itu, buat bisa bersaing dengan rumah sakit lainnya pada mendapatkan kepercayaan dari pasien. 

Kegiatan pelayanan yang dilakukan rumah sakit dimulai dari ketika pasien mendaftar di loka penerimaan pasien, masa pengobatan oleh dokter, pemeriksaan penunjang medis dan mengevaluasi pasien hingga pasien keluar dari tempat tinggal sakit. Kegiatan penunjang medis yg terdapat pada tempat tinggal sakit khusus bedah Ropanasuri, seperti tenaga medis, ruang rawat, jumlah pasien, pemakaian tempat tidur dan fasilitas fisik lainnya dan status rekam medis melibatkan keterangan yang akan bermanfaat buat menunjang kelancaran proses aktivitas pelayanan medis rumah sakit dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan rumah sakit itu sendiri, misalnya Departemen Kesehatan serta Dinas Kesehatan Kota.

Proses pengelolaan data pasien dilakukan secara terpusat dalam bagian rekam medis rumah sakit spesifik bedah Ropanasuri dengan sumber data diperoleh berdasarkan unit-unit pelayanan medis yaitu rawat jalan, gawat darurat serta rawat inap. Data rekam medis ini lalu diolah menjadi liputan-berita yg diharapkan, seperti pembuatan laporan. 

Saat ini tempat tinggal sakit spesifik bedah Ropanasuri melakukan pengelolaan data pasien menjadi liputan secara manual. Data pasien dicatat dalam lembaran kertas berupa formulir yg memuat data pasien serta jenis penyakit yg dideritanya, sehingga hal ini membutuhkan ketika yang usang, karena bagian rekam medis harus menunggu data pasien dari setiap unit pelayanan kesehatan, kemudian data tersebut dipindahkan ke komputer dan pengolahan terhadap data tersebut hanya dilakukan pada ketika diharapkan saja, misalnya dalam ketika pembuatan laporan bulanan, tahunan atau pada saat dinas kesehatan membutuhkan liputan mengenai jumlah pasien yg terdaftar yang mengidap suatu penyakit yg sedang mewabah serta taraf kematian pasien dalam periode eksklusif. Petugas rekam medis harus mengusut data pasien tersebut yg masih dalam bentuk catatan satu per satu, buat memastikan bahwa data pasien tersebut sudah dipindahkan ke komputer. 

Berkas-berkas status rekam medis pasien yg sudah selesai diisi disimpan pada rak penyimpanan. Pada ketika pasien usang tiba berobat, terjadi kesulitan saat pencarian berkas status rekam medis pasien tersebut, begitu jua dengan pasien yang kehilangan kartu berobat. Apabila berkas status rekam medis pasien tidak ditemukan, maka status rekam medis pasien wajib dibentuk pulang. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penggandaan dokumen atau status rekam medis pasien yang telah pernah tiba sebelumnya.

Berdasarkan uraian pada latar belakang tadi di atas, maka perlu dikembangkan cara pengelolaan data pasien pada tempat tinggal sakit spesifik bedah Ropanasuri, agar bisa menaruh berita secara cepat pada pengguna sesuai dengan kebutuhannya. Dan dapat membantu proses pengolahan data menggunakan lebih baik. 

Manajemen Informasi
Organisasi memiliki lima sumber daya yaitu: manusia, material mesin, uang dan berita. Sumber daya berita perusahaan/organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif suatu perusahaan/organisasi, bila dikelola menggunakan baik. Manajemen asal daya warta (Information Resources Management-IRM) merupakan kegiatan yang dijalankan oleh manajer dalam seluruh tingkatan dalam perusahaan/organisasi dengan tujuan mengidentifikasi, memperoleh, serta mengelola sumber daya informasi yang diharapkan buat memenuhi kebutuhan pemakai. Sumber daya warta perusahaan/organisasi mencakup [McLeod,1995] :
a. Perangkat keras komputer.
b. Perangkat lunak personal komputer .
c. Para spesialis keterangan, merupakan pihak-pihak di dalam perusahaan yg bertanggung jawab secara penuh buat memelihara dan menyebarkan sistem berbasis komputer. 

Para seorang ahli berita itu merupakan:
1. Analis sistem, adalah pakar dalam mendefinisikan masalah serta menyiapkan dokumentasi tertulis mengenai cara komputer membantu menyelesaikan masalah. Analis sistem bekerja sama dengan pemakai dalam berbagi sistem yang baru dan memperbaiki sistem yang telah terdapat.
2. Pengelola database (database administrator), pihak yang bekerja sama dengan pemakai dan analis sistem dalam menciptakan database yang berisi data yg diharapkan buat menghasilkan fakta bagi pemakai.
3. Spesialis jaringan (network specialist), pihak yang bekerja sama dengan analis sistem serta pemakai membentuk jaringan komunikasi data yang menyatukan aneka macam asal daya komputer yg beredar.
4. Programmer, pihak yang membuat acara komputer menurut dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem.
5.operator, pihak yang mengoperasikan alat-alat personal komputer berskala besar seperti komputer mainframe serta komputer kecil. Operator memantau layar personal komputer , mengganti ukuran-berukuran kertas printer, mengelola perpustakaan tape serta disk storage, dan melakukan tugas-tugas serupa lainnya.
d. Pemakai (User), sebagai pihak pemakai sistem yang ada, dan menjadi acum bagi para seorang ahli informasi pada mengembangkan sistem yang ada.
e. Fasilitas
f. Database.
g. Informasi.

Metodologi Siklus Hidup Sistem
Menurut McLeod, 2001, siklus hidup sistem terdiri dari 5 tahap, yaitu perencanaan, survei, analisis, rancangan serta penerapan yg dimaksudkan bagi pengembangannya. Semua tahap dapat melibatkan pemakai, dan bisa pula melibatkan spesialis liputan apabila end-user computing tidak dilakukan sepenuhnya.

Siklus hidup sistem adalah penerapan pendekatan sistem untuk tugas mengembangkan dan menggunakan sistem berbasis personal komputer . Siklus hayati sistem itu sendiri adalah metodologi, namun polanya lebih ditentukan sang kebutuhan untuk berbagi sistem lebih cepat. Pengembang sistem yg lebih responsif dapat dicapai menggunakan peningkatan siklus hayati dan penggunaan peralatan pengembangan berbasis personal komputer (compute-based development tools). Dua peningkatan itu adalah prototyping dan rapid application development. Saat perusahaan-perusahaan berusaha memanfaatkan sepenuhnya teknologi berita, mereka memperbaharui sistem mereka dengan menggunakan rancang ulang proses usaha(business process redesign).

Uraian mengenai jenis-jenis metodologi daur hidup sistem yg dapat digunakan pada berbagi sistem, bisa dijelaskan pada bagian berikut. 

Prototyping
Prototyping sistem berita adalah suatu teknik yg sangat berguna buat menyebarkan kabar tertentu tentang kondisi-kondisi warta pengguna secara cepat. Dengan memakai prototyping, analis sistem berupaya memperoleh reaksi awal menurut para pengguna serta pihak manajemen terhadap prototipe, saran-saran pengguna terhadap perubahan atau pemecahan kasus sistem yg dibuat prototipenya, sehingga memungkinkan dilakukan penemuan mengenai prototipe tadi, serta planning-planning revisi yg mendetail menggunakan bagian-bagian sistem yg perlu dilakukan lebih dulu.

Prototipe memberikan ide bagi pembuat juga pemakai tentang cara sistem berfungsi pada bentuk lengkapnya. Proses membuat sebuah prototipe diklaim prototyping. 

Jenis-jenis keterangan yang dicari ketika melakukan prototyping Kendall, 2003 merupakan sebagai berikut;

1. Reaksi awal menurut pengguna
Saat analis sistem menampilkan sebuah prototipe sistem warta, maka analis akan tertarik dengan reaksi pengguna dan pihak manajemen terhadap prototipe. Analis ingin tahu secara mendetail bagaimana reaksi mereka saat bekerja dengan prototipe dan apakah fitur-fitur sistem yg diprototipekan sudah sesuai menggunakan kebutuhan mereka. Untuk mengetahui reaksi menurut pengguna ini bisa dipakai lbr evaluasi.

2. Saran-saran dari pengguna
Analis pula tertarik dengan saran-saran pengguna serta pihak manajemen perbaikan terhadap prototipe yg ditampilkan. Saran-saran diperoleh dari pengalaman saat bekerja dengan prototipe selama periode saat tertentu. Waktu yg dihabiskan pengguna saat bekerja menggunakan prototipe umumnya tergantung pada dedikasi mereka serta ketertarikan atas proyek sistem. Saran-saran adalah output berdasarkan hubungan pengguna dengan prototipe serta refleksi mereka atas hubungan tersebut. Saran yang diperoleh menurut pengguna memberi petunjuk dalam analis teatang cara-cara memperbaiki, mengganti atau menghentikan prototipe sebagai akibatnya sanggup memenuhi kebutuhan pengguna dengan lebih baik.

3. Inovasi
Inovasi prototipe merupakan bagian menurut keterangan yg dicari sang tim analis sistem. Inovasi adalah kemampuan-kemampuan sistem baru yg nir dipercaya berhubungan dengan ketika waktu pengguna mulai berinteraksi menggunakan prototipe. Inovasi-penemuan ini memberi nilai tambah terhadap fitur-fitur yg diprototipekan sebelumnya menggunakan menambahkan sesuatu yg baru atau yang lebih inovatif.

4. Rencana revisi
Rencana revisi membantu mengidentifikasikan prioritas apa yang akan diprototipekan selanjutnya. Informasi yg terkumpul pada fase prototyping memungkinkan analis menyusun prioritas-prioritas serta memberi pengarahan balik rencana-rencana tadi menggunakan lebih efisien, dan menggunakan gangguan minimum. Karena fitur inilah, prototyping serta perencanaan bisa dilaksanakan beserta-sama. 

Dalam pengembangannya, prototipe terbagi kedalam dua jenis, dimana langkah-langkah yg terdapat pada masing-masing jenis tadi menurut Kendall, 2003, dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pengembangan Prototipe Jenis I
Langkah-langkah yang masih ada dalam pengembangan prototipe jenis 1 merupakan menjadi berikut Kendall, 2003:

1. Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai.
Analis sistem mewawancarai pemakai buat menerima gagasan menurut apa yg diinginkan pemakai terhadap sistem.

2. Mengembangkan prototipe
Analis sistem mungkin berhubungan dengan spesialis kabar lain, menggunakan satu atau lebih pendekatan prototyping buat menyebarkan sebuah prototipe. 

Contoh berdasarkan peralatan prototyping, adalah integrated application generator dan prototyping toolkits. Integrator application generator merupakan sistem perangkat lunak jadi yang mampu membuat semua tampilan yg diinginkan dalam sistem baru, misalnya pilihan menu, laporan, layar, database, dan sebagainya. Prototyping toolkits mencakup sistem-sistem software terpisah, yg masing-masing mampu membuat sebagian tampilan sistem yg diinginkan.

3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima.
Analis mendidik pemakai untuk menggunakan prototipe dan memberi kesempatan kepada mereka untuk membiasakan diri dengan sistem. Pemakai memberi tambahkan pada analis apakah prototipe memuaskan. Jika ya, langkah 4 akan pada ambil, apabila nir, prototipe direvisi menggunakan mengulangi langkah 1, 2, dan 3. 

4. Menggunakan prototipe
Prototipe ini menjadi sistem operasional. 

Pengembangan Prototipe Jenis II
Langkah pertama pada pengembangan prototipe jenis II ini sama menggunakan pengembangan prototipe jenis I, menurut Kendall, 2003, langkah selanjutnya merupakan:

5. Mengkodekan sistem operasional.
Programer memakai prototipe sebagai dasar buat pengkodean (coding) sistem operasional.

6. Menguji sistem operasional
Programer menguji sistem.

7. Menentukan bila sistem operasional dapat diterima
pemakai memberi masukan kepada analis apakah sistem bisa diterima, apabila ya, langkah 7 dilakukan, jika tidak, langkah 4 serta 5 diulangi.

8. Menggunakan sistem operasional.

Daya Tarik Prototyping
Pemakai maupun spesialis kabar menyukai prototyping, untuk alasan-alasan Kendall,2003, menjadi berikut:
1. Komunikasi antara analis sistem serta pemakai, membaik.
2. Analis bisa bekerja menggunakan lebih baik pada memilih kebutuhan pemakai
3. Pemakai berperan lebih aktif pada pengembangan sistem 
4. Spesialis informasi dan pemakai menghabiskan lebih sedikit waktu dan bisnis dalam pengembangan sistem
5. Penerapan sebagai lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yg diperlukan.

Keuntungan-laba ini memungkinkan prototyping berhemat biaya pengembangan dan menaikkan kepuasan pemakai dengan sistem yg didapatkan.

Potensi Kegagalan Prototyping
Prototyping berpotensi pula buat gagal, karena beberapa hal, Kendall,2003, yaitu;
1. Ketergesaan buat membuat prototipe mungkin membentuk jalan pintas dalam definisi perseteruan, penilaian alternatif, serta dokumentasi. 
2. Pemakai mungkin sangat tertarik dengan prototipe tersebut sebagai akibatnya mereka mengharapkan sesuatu yang nir realistis berdasarkan sistem operasional itu.
3. Prototipe jenis I mungkin tidak seefisien sistem yg dikodekan pada bahasa pemograman 
4. Hubungan komputer-insan yg disediakan sang alat-alat prototyping eksklusif mungkin nir mencerminkan teknik perancangan yang baik.

Rapid Application Development (RAD)
Menurut McLeod, 2001, RAD adalah istilah yg dibentuk oleh James Martin, seorang konsultan komputer serta pengarang, buat siklus hidup pengembangan yg ditujukan guna menghasilkan sistem secara cepat tanpa mengorbankan kualitas.

RAD adalah seperangkat strategi, metodologi dan alat-alat yang terintegrasi yg ada pada satu rangka kerja menyeluruh yang disebut information engineering (IE). Information engineering (IE) adalah nama yang diberikan oleh Martin buat pendekatannya yang menyeluruh pada pengembangan sistem, yg memperlakukannya sebagai kegiatan seluruh perusahaan. Istilah enterprise dipakai buat mendeskripsikan keseluruhan perusahaan.

Unsur-unsur Penting RAD 
RAD memerlukan empat unsur penting; manajemen, insan, metodologi dan peralatan [Kendall, 2003]:

Manajemen. Manajemen, khususnya manajemen puncak , wajib merupakan orang yg suka bereksperimen, yg senang melakukan hal yang baru atau orang yang cepat tanggap, yg cepat belajar memakai metodologi baru. Manajemen harus mendukung RAD sepenuhnya dan menyediakan lingkungan kerja yang membuat aktivitas tersebut sangat menyenangkan.

Manusia. Daripada memakai satu tim tunggal buat mengerjakan seluruh aktivitas SLC, RAD menyadari efisiensi yang bisa dicapai melalui penggunaan beberapa tim yg terspesialisasi. Tim untuk perancangan kebutuhan, rancangan pemakai, konstruksi, penelaahan pemakai, dan cutover dapat dibuat. Anggota tim ini merupakan pada ahli metodologi serta alat-alat yg dibutuhkan buat melaksanakan tugas khusus mereka. Untuk mendeskripsikan tim, Martin menggunakan istilah tim SWAT. SWAT merupakan singkatan dari “skilled with advanced tools”.

Metodologi. Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD, yang terdiri berdasarkan empat tahap: (1) perencanaan kebutuhan, (dua) rancangan pemakai,(3) kontruksi, dan (4) cutover. Tahap-termin ini, seperti SDLC, mencerminkan pendekatan sistem. Pemakai berperan penting pada setiap termin, berafiliasi menggunakan seorang ahli berita.

Peralatan. Peralatan RAD terutama terdiri berdasarkan bahasa-bahasa pemograman generasi ke empat (fourth-generation language) dan alat-alat CASE yg memudah prototyping serta pembuatan kode. Bahasa pemograman generasi ke empat memungkinkan spesialis warta atau pemakai buat menghasilkan kode personal komputer tanpa memakai bahasa pemograman konvensional. Contoh menurut bahasa pemograman generasi keempat adalah natural, FOCUS, serta SQL.

Hubungan antara metodologi-metodologi siklus hayati sistem tersebut diatas dapat ditinjau pada sub bab berikut ini.

Menempatkan SLC, Prototyping, dan RAD pada Perspektif
Siklus hidup sistem, prototyping serta RAD semuanya adalah metodologi. Metodologi ini adalah cara-cara yg dianjurkan pada menerapkan sistem berbasis personal komputer . SLC merupakan pelaksanaan menurut pendekatan sistem buat perkara penerapan sistem personal komputer dan berisikan seluruh elemen pendekatan sistem dasar, dimulai berdasarkan identifikasi perkara dan diakhiri menggunakan penggunaan sistem.

Prototyping adalah bentuk pendek menurut pendekatan sistem yang serius dalam definisi serta pemuasan kebutuhan pemakai. Prototyping bisa berada dalam SLC. Kenyataannya, selama proses pengembangan satu sistem tunggal mungkin diharapkan poly prototyping.

RAD adalah pendekatan cara lain buat tahap rancangan serta penerapan berdasarkan SLC. Sumbangan terbesar dari RAD adalah kecepatannya membentuk sistem buat digunakan, yang terutama dicapai melalui penggunaan alat-alat berbasis personal komputer serta tim proyek terspesialisasi.

Dari seluruh metodologi yg ada, SLC adalah metodologi tertua serta akan terus menjadi dasar sebagian akbar kerja pengembangan sistem. Prototyping pula merupakan metodologi yang telah cukup mapan, dan akan terus dipakai bagi proyek-proyek yang kebutuhan pemakainya masih sulit didefinisikan McLeod, 2001. 

Rancang Ulang Proses Bisnis
Rekayasa ulang proses bisnis (BPR- Business Process Engineering) yaitu inspeksi proses terhadap proses-proses usaha dan berdampak terhadap profitabilitas. BPR mengidentifikasi kesempatan-kesempatan untuk menciptakan sistem-sistem baru, menspesifikasikan maksud serta memilih lingkupnya.

Information System sudah membangun tiga teknik buat menerapkan BPR pada CBIS. Teknik-teknik ini dikenal menjadi tiga R yaitu McLeod, 2001;

1. Rekayasa mundur
Untuk komputer, rekayasa mundur (reverse engineering) merupakan proses menganalisis suatu sistem buat mengidentifikasi elemen-elemennya dan antar hubungannya, serta buat menciptakan dokumentasi pada tingkat abstraksi lebih tinggi menurut yg sekarang. Rekayasa mundur diterapkan dalam suatu sistem bila terdapat kebutuhan buat menyiapkan dokumentasi baru.

Titik awal pada merekayasa mundur suatu sistem adalah kode acara, yg diubah menjadi dokumentasi program seperti diagram tindakan, bahasa inggris terstruktur serta bagan arus program. Dokumentasi ini bisa, pada gilirannya diubah sebagai penerangan yang lebih tak berbentuk misalnya diagram arus data dan bagan arus sitem. Transformasi ini bisa dicapai secara manual atau oleh aplikasi BPR.

Karena itu, rekayasa mundur mengikuti suatu alur mundur melalui daur hayati sistem.

2. Restrukturisasi
Restrukturisasi (restructuring) adalah transformasi suatu sistem menjadi bentuk lain tanpa mengganti fungsionalitasnya. Contoh restrukturisasi yang baik merupakan transformasi suatu acara yang ditulis dalam tahun awal-awal komputer, waktu hanya sedikit baku pemograman, menjadi program pada format terstruktur. Setelah suatu program direstrukturisasi, program itu pulang dipakai, sebagai akibatnya membuat pola bulat. Restrukturisasi dapat dilakukan dalam arah mundur melalui tiap termin berdasarkan daur hidup sistem. Hasilnya adalah suatu sistem yg terstruktur lengkap dari rencana ke kode.

3. Rekayasa ulang
Rekayasa ulang (reengineering) merupakan rancang ulang lengkap suatu sistem menggunakan tujuan membarui fungsionalitasnya. Ini bukan pendekatan “sapu habis” lantaran pengetahuan mengenai cara sistem yang sedang berjalan tidak diabaikan sama sekali. Pengetahuan itu bisa diperoleh menggunakan pertama-tama terlibat dalam rekayasa mundur. Lalu sistem baru dikembangkan secara normal. Nama rekayasa maju (forward engineering) diberikan buat proses yg mengikuti daur hidup sistem secara normal saat terlibat dalam BPR.


Metodologi Penelitian
a. Bagan Alir Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini, sistem liputan pengelolaan data pasien tempat tinggal sakit khusus bedah Ropanasuri dikembangkan sesuai menggunakan tahapan penelitian ini dia: 


b. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
Metodologi yang dipakai pada pengembangan sistem informasi pengelolaan data pasien tempat tinggal sakit khusus bedah Ropanasuri ini adalah prototyping, yaitu galat satu modifikasi berdasarkan metodologi siklus hayati sistem.

Prototyping dibuat agar dapat memberikan respon yang lebih baik bagi kebutuhan pemakai, sebagai akibatnya dengan prototyping, ketika yg dibutuhkan buat menerapkan sistem bisa dikurangi.

Metodologi pengembangan sistem informasi menggunakan menggunakan prototyping mempunyai tahapan menjadi berikut:

1. Penelitian pendahuluan
Pada termin ini dilakukan informasi lapangan terhadap syarat organisasi, konflik sistem, liputan-kabar kegiatan medis, serta ruang lingkup pengembangan sistem.

2. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
Proses mengidentifikasi kebutuhan pengguna bertujuan buat mengetahui apa yang diinginkan pemakai terhadap sistem yg akan dikembangkan. Proses ini bisa dilakukan menggunakan cara wawancara, observasi, dan pencarian data yang herbi aktivitas medis. Setelah itu dilakukan analisis terhadap kegiatan serta proses yang terjadi dalam sistem.

3. Mengembangkan prototipe
Dalam pegembangan prototipe atau dalam perancangan sistem informasi, tahapan ini termasuk ke dalam termin desain sistem, dimana perancangan tersebut meliputi;
  • Perancangan contoh sistem
  • Perancangan output dan input sistem
  • Perancangan database sistem dan
  • Perancangan pelaksanaan sistem 
Tahapan perancangan ini akan mempermudah penganalisis dalam berbagi prototipe hingga prototipe tadi bisa diaplikasikan. Dalam setiap proses perancangan sistem, penganalisis harus selalu berinteraksi dengan pengguna buat mendapatkan fakta tentang kebutuhannya. 

Dalam mengembangkan prototipe ini terlebih dahulu wajib dipengaruhi peralatan prototyping, yaitu aplikasi yang digunakan buat membentuk tampilan yang diinginkan dalam sistem baru.

4. Verifikasi
Pada tahap ini, analis menaruh kesempatan pada pengguna buat membiasakan diri menggunakan sistem, kemudian pengguna menaruh masukan apakah prototipe yang dihasilkan sinkron dengan harapan pengguna. Sehingga keputusan apakah prototipe diterima atau tidak, dapat diketahui. Dan pembuktian ini bisa dilakukan secara berulang.

5. Mengkodekan sistem operasional
Setelah pengguna menyatakan sepakat menggunakan prototipe yang dirancang, maka termin selanjutnya dilakukan pengkodean sistem operasional. Disini prototipe digunakan menjadi dasar buat pengkodean tadi.

6. Menguji sistem operasional
Setelah terselesaikan melakukan pengkodean sistem operasional, maka sistem tersebut diuji sang programmer.

7. Verifikasi
Untuk tahap selanjutnya dilakukan pulang verifikasi terhadap sistem operasional yg dibentuk, apakah sistem tersebut bisa diterima atau nir.
8. Menggunakan sistem operasional
9. Analisis hasil rancangan
Merupakan analisis terhadap prototipe yang telah dibuat.
10. Kesimpulan serta saran
Merupakan kesimpulan menurut sistem keterangan yg dibuat dan saran-saran buat pemugaran dimasa yang akan tiba serta buat penelitian lebih lanjut.

c. Alat Bantu yang Digunakan
Alat Bantu yg digunakan dalam sistem warta pengelolaan data pasien ini, merupakan menjadi berikut:
1. Formulir penilaian prototipe
2. SQL buat merancang database sistem liputan pengelolaan data pasien 
3. Macromedia Dreamweaver untuk perancangan page web dan interaksi ke database. 

Survey Sistem
Survey sistem adalah tahap pendahuluan yg dilakukan menggunakan cara mengamati secara pribadi sistem yang bersangkutan, melakukan wawancara menggunakan pihak-pihak yg terkait menggunakan bagian rekam medis/pemakai, dan mengamati proses sistem dan meneliti dokumen-dokumen yg ada, terutama yg berkaitan dengan dokumen rekam medis. Survey sistem dilakukan buat mengetahui ruang lingkup sistem, organisasi sistem, kebutuhan sistem serta planning-planning sistem yang akan dikembangkan. 

Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan tahapan penelitian selanjutnya. Analisis dilakukan terhadap proses sistem, konflik sistem, kebutuhan liputan pengguna, analisis rencana-rencana organisasi serta analisis kebutuhan asal daya yang dimiliki sistem.

Analisis Proses Sistem
Pengelolaan data pasien pada bagian rekam medis secara garis akbar terdiri menurut tiga proses, yaitu proses penerimaan pasien, pengelolaan data pasien, dan pengolahan data serta laporan secara holistik.

Analisis Konflik Sistem
Permasalahan yang terdapat pada bagian pengelolaan data rekam medis pasien tempat tinggal sakit Ropanasuri misalnya yang telah disebutkan diatas mengakibatkan pengelolaan data pasien membutuhkan saat yang lama . Permasalahan tersebut diantaranya:
1. Bagian pengolahan data rekam medis harus menunggu data pasien berdasarkan setiap unit rawat buat diolah pada lembaran dokumen. Dalam meng-input-kan data pasien sering terjadi kesalahan dalam pemberian nomor rekam medis.
2. Lamanya proses pencarian status rekam medis pasien usang yg tiba berobat, karena data pasien tersebut wajib dicari diantara tumpukan dokumen rekam medis pasien lainnya.
3. Status rekam medis nir ditemukan, akan dibuatkan status baru, sebagai akibatnya hal ini menyebabkan terjadinya penggandaan status rekam medis.
4. Lamanya saat yg dibutuhkan dalam pengolahan data pasien, seperti jumlah pasien yang hidup dan tewas pada jangka ketika eksklusif, lama pasien dirawat serta lainnya, sebagai akibatnya apabila terjadi perubahan data nir dapat ditinjau pada ketika itu juga.
5. Apabila terdapat pihak-pihak eksklusif yg membutuhkan liputan mengenai pasien, maka mereka wajib menunggu jadwal pembuatan laporannya.

Analisis Kebutuhan Informasi
Proses pengelolaan dan pengolahan data pasien pada tempat tinggal sakit Ropanasuri dilakukan secara manual, hal ini menyebabkan lambatnya berita hingga ke pengguna berita tadi. Data yg memerlukan perhitungan dilakukan dengan menggunakan kalkulator, misalnya perhitungan usang hari perawatan, BOR, BTO, TOI serta lainnya.

Analisis Rencana Organisasi
Rencana tempat tinggal sakit Ropanasuri buat kedepannya merupakan melakukan pemugaran-pemugaran terhadap sistem kerjanya, yaitu menggunakan mengoptimalkan sistem kerja yg ada. Salah satu cara yang dapat dilakukan sang pihak rumah sakit adalah menggunakan memanfaatkan teknologi fakta dalam pengelolaan sistem berita secara terkomputerisasi, hal ini tentu saja dibutuhkan tersedianya perangkat komputer yg lengkap, sebagai akibatnya menggunakan rencana ini dibutuhkan rumah sakit Ropanasuri bisa menaikkan kinerjanya dalam masa yg akan tiba.

Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Sistem fakta pengelolaan data pasien yang didesain ini memakai teknologi liputan dengan memanfaatkan teknologi jaringan intranet, dimana setiap personal komputer yg ada dalam bagian unit rawat, direktur serta bagian pengelolaan rekam medis saling terhubung satu dengan yg lainnya. Dengan pemanfaatan teknologi ini akan dapat mempermudah dan mempercepat proses pengelolaan dan pengolahan data rekam medis pasien.

Desain dan Perancangan Sistem 
Perancangan sistem dilakukan untuk menaruh gambaran mengenai proses yang terjadi dalam sistem yang sedang diteliti, sebagai akibatnya dapat dijadikan pedoman pada melakukan pengembangan aplikasi menurut sistem tadi.

Perancangan Model Sistem
Dalam perancangan model sistem digunakan indera bantu berupa diagram alir data dan bagan alir dokumen. Pada diagram alir data dapat ditinjau urutan proses yg terjadi dalam mengelola data pasien yang dimulai menurut ketika pasien mendaftar hingga pasien tadi selesai menerima pelayanan pada rumah sakit tersebut. Pada bagan alir dokumen bisa dicermati urutan genre dokumen-dokumen pasien dimulai menurut ketika pasien mendaftar, kemudian data tadi diolah pada setiap unit rawat yg dituju serta terakhir diolah dalam bagian pengelolaan data rekam medis pasien.

Perancangan Input serta Output Sistem
Perancangan input sistem yang dibuat disesuaikan dengan bentuk formulir atau dokumen status rekam medis pasien. Data yg diinputkan ini akan berpengaruh terhadap output yang akan didapatkan nantinya, oleh karenanya kelengkapan data yg akan pada-input-kan harus diperhatikan pada ketika merancang form input ini. 

Output sistem yg dirancang berpedoman dalam format laporan tahunan pasien dan berdasarkan output wawancara dengan user atau pemakai yaitu petugas pada loka penerimaan pasien, petugas pada setiap unit rawat dan petugas dalam bagian pengolahan data rekam medis. 

Perancangan Database Sistem
Database sistem keterangan yg dibuat ini dipakai menjadi loka penyimpanan data pasien. Database tadi dibentuk sinkron menggunakan kebutuhan informasi sistem dan berpedoman dalam diagram alir data yang telah dibuat.

Perancangan Prototipe 
Setelah menganalisis sistem serta kebutuhan liputan pada rumah sakit khusus bedah Ropanasuri, menggunakan memakai metode tradisional seperti wawancara, observasi, serta pencarian data file, maka tahap pengembangan prototipe dapat dilakukan. Tahap ini adalah tahapan perancangan obrolan layar terminal yg merupakan perantara antara pengguna sistem dengan sistem yg dibentuk.

Teknologi yang Digunakan
Teknologi yg dipakai dalam pembuatan sistem kabar pengelolaan data pasien ini adalah berbasis web menggunakan teknologi Active Server Pages (ASP). User bisa mengakses berita menurut komputer lain yg terhubung menggunakan jaringan. Perangkat lunak yg dipasang cukup pada satu server, lalu bila user ingin mengakses fakta yg dibutuhkan, mereka hanya perlu meminta ke server, kemudian server akan memasak permintaan user tadi serta mengirimkannya ke browser user dalam bentuk format html biasa, sedangkan kode-kode script tetap tersimpan pada komputer server, sehingga keamanan kode-kode script permanen terjaga.