ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Administrasi Dan Manajemen Rumah Sakit 
Dalam kehidupan sehari-hari begitu poly sektor kehidupan yg sebagai perhatian pemerintah, misalnya sektor pendidikan, pertanian, industri, ekonomi, kesehatan dan lain-lain. Salah satu sektor yg menerima perhatian yang cukup besar menurut pemerintah merupakan sektor kesehatan. 

Kebutuhan warga akan kesehatan yg semakin meningkat, memicu rumah sakit-tempat tinggal sakit yang ada untuk meningkatkan fasilitas kesehatan serta melakukan pemugaran terhadap manajemen pelayanan kepada pasien, salah satu yg termasuk di dalamnya adalah rumah sakit Ropanasuri. 

Rumah sakit Ropanasuri merupakan satu-satunya tempat tinggal sakit partikelir spesifik bedah yang terdapat di Padang. Rumah sakit ini berencana melakukan perubahan-perubahan agar dapat menaruh pelayanan kesehatan yang lebih baik pada pasiennya. Dengan meningkatnya taraf pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat, konsumen (pada hal ini pasien) semakin banyak menuntut haknya selaku pemakai jasa pelayanan kesehatan buat menerima pelayanan yang terbaik. Semakin baik mutu pelayanan kesehatan yg diberikan oleh suatu tempat tinggal sakit 

kepada pasiennya, maka akan memberikan peluang bagi tempat tinggal sakit itu, buat bisa bersaing dengan rumah sakit lainnya pada mendapatkan kepercayaan dari pasien. 

Kegiatan pelayanan yang dilakukan tempat tinggal sakit dimulai dari waktu pasien mendaftar di tempat penerimaan pasien, masa pengobatan sang dokter, inspeksi penunjang medis serta mengevaluasi pasien sampai pasien keluar berdasarkan tempat tinggal sakit. Kegiatan penunjang medis yg ada pada rumah sakit spesifik bedah Ropanasuri, seperti energi medis, ruang rawat, jumlah pasien, pemakaian tempat tidur serta fasilitas fisik lainnya dan status rekam medis melibatkan fakta yg akan bermanfaat buat menunjang kelancaran proses aktivitas pelayanan medis tempat tinggal sakit dan bagi pihak-pihak yg berkepentingan dengan rumah sakit itu sendiri, misalnya Departemen Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kota.

Proses pengelolaan data pasien dilakukan secara terpusat pada bagian rekam medis tempat tinggal sakit khusus bedah Ropanasuri dengan sumber data diperoleh menurut unit-unit pelayanan medis yaitu rawat jalan, gawat darurat serta rawat inap. Data rekam medis ini kemudian diolah sebagai berita-liputan yg diperlukan, seperti pembuatan laporan. 

Saat ini tempat tinggal sakit khusus bedah Ropanasuri melakukan pengelolaan data pasien menjadi fakta secara manual. Data pasien dicatat dalam lembaran kertas berupa formulir yg memuat data pasien dan jenis penyakit yg dideritanya, sebagai akibatnya hal ini membutuhkan waktu yang lama , karena bagian rekam medis harus menunggu data pasien dari setiap unit pelayanan kesehatan, kemudian data tadi dipindahkan ke personal komputer serta pengolahan terhadap data tersebut hanya dilakukan dalam saat dibutuhkan saja, misalnya dalam waktu pembuatan laporan bulanan, tahunan atau dalam waktu dinas kesehatan membutuhkan fakta mengenai jumlah pasien yg terdaftar yang mengidap suatu penyakit yg sedang mewabah serta taraf kematian pasien pada periode eksklusif. Petugas rekam medis wajib mengusut data pasien tadi yg masih pada bentuk catatan satu per satu, buat memastikan bahwa data pasien tersebut telah dipindahkan ke komputer. 

Berkas-berkas status rekam medis pasien yg sudah terselesaikan diisi disimpan dalam rak penyimpanan. Pada waktu pasien lama tiba berobat, terjadi kesulitan ketika pencarian berkas status rekam medis pasien tersebut, begitu jua menggunakan pasien yang kehilangan kartu berobat. Apabila berkas status rekam medis pasien tidak ditemukan, maka status rekam medis pasien wajib dibuat kembali. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penggandaan dokumen atau status rekam medis pasien yang telah pernah datang sebelumnya.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut pada atas, maka perlu dikembangkan cara pengelolaan data pasien pada rumah sakit khusus bedah Ropanasuri, agar dapat menaruh informasi secara cepat pada pengguna sesuai menggunakan kebutuhannya. Dan dapat membantu proses pengolahan data menggunakan lebih baik. 

Manajemen Informasi
Organisasi memiliki lima asal daya yaitu: insan, material mesin, uang serta berita. Sumber daya kabar perusahaan/organisasi adalah salah satu keunggulan kompetitif suatu perusahaan/organisasi, jika dikelola menggunakan baik. Manajemen sumber daya fakta (Information Resources Management-IRM) adalah aktivitas yang dijalankan sang manajer dalam semua tingkatan pada perusahaan/organisasi menggunakan tujuan mengidentifikasi, memperoleh, serta mengelola sumber daya keterangan yang diperlukan buat memenuhi kebutuhan pemakai. Sumber daya liputan perusahaan/organisasi mencakup [McLeod,1995] :
a. Perangkat keras personal komputer .
b. Perangkat lunak komputer.
c. Para seorang ahli warta, adalah pihak-pihak di dalam perusahaan yg bertanggung jawab secara penuh buat memelihara serta membuatkan sistem berbasis personal komputer . 

Para spesialis liputan itu adalah:
1. Analis sistem, adalah pakar pada mendefinisikan masalah dan menyiapkan dokumentasi tertulis tentang cara personal komputer membantu menyelesaikan masalah. Analis sistem bekerja sama menggunakan pemakai pada berbagi sistem yg baru dan memperbaiki sistem yg telah ada.
2. Pengelola database (database administrator), pihak yg bekerja sama dengan pemakai serta analis sistem pada menciptakan database yang berisi data yang diharapkan buat membuat fakta bagi pemakai.
3. Spesialis jaringan (network specialist), pihak yang bekerja sama menggunakan analis sistem dan pemakai membentuk jaringan komunikasi data yang menyatukan banyak sekali asal daya personal komputer yg tersebar.
4. Programmer, pihak yg membuat acara komputer menurut dokumentasi yg disiapkan sang analis sistem.
5.operator, pihak yg mengoperasikan alat-alat personal komputer berskala besar seperti personal komputer mainframe serta komputer mini . Operator memantau layar komputer, membarui ukuran-berukuran kertas printer, mengelola perpustakaan tape dan disk storage, serta melakukan tugas-tugas serupa lainnya.
d. Pemakai (User), menjadi pihak pemakai sistem yg terdapat, dan menjadi rujukan bagi para seorang ahli informasi pada menyebarkan sistem yg terdapat.
e. Fasilitas
f. Database.
g. Informasi.

Metodologi Siklus Hidup Sistem
Menurut McLeod, 2001, siklus hayati sistem terdiri dari 5 termin, yaitu perencanaan, survei, analisis, rancangan serta penerapan yg dimaksudkan bagi pengembangannya. Semua termin bisa melibatkan pemakai, serta dapat juga melibatkan spesialis fakta jika end-user computing tidak dilakukan sepenuhnya.

Siklus hidup sistem adalah penerapan pendekatan sistem buat tugas menyebarkan serta memakai sistem berbasis personal komputer . Siklus hidup sistem itu sendiri merupakan metodologi, tetapi polanya lebih dipengaruhi sang kebutuhan buat membuatkan sistem lebih cepat. Pengembang sistem yg lebih responsif bisa dicapai dengan peningkatan daur hidup dan penggunaan peralatan pengembangan berbasis personal komputer (compute-based development tools). Dua peningkatan itu merupakan prototyping dan rapid application development. Saat perusahaan-perusahaan berusaha memanfaatkan sepenuhnya teknologi warta, mereka memperbaharui sistem mereka menggunakan memakai rancang ulang proses bisnis(business process redesign).

Uraian mengenai jenis-jenis metodologi siklus hayati sistem yg dapat digunakan dalam menyebarkan sistem, bisa dijelaskan dalam bagian berikut. 

Prototyping
Prototyping sistem liputan adalah suatu teknik yang sangat bermanfaat buat mengembangkan berita tertentu tentang syarat-syarat keterangan pengguna secara cepat. Dengan menggunakan prototyping, analis sistem berupaya memperoleh reaksi awal menurut para pengguna dan pihak manajemen terhadap prototipe, saran-saran pengguna terhadap perubahan atau pemecahan perkara sistem yg dibentuk prototipenya, sebagai akibatnya memungkinkan dilakukan inovasi tentang prototipe tadi, dan rencana-rencana revisi yang mendetail dengan bagian-bagian sistem yang perlu dilakukan lebih dulu.

Prototipe memberikan pandangan baru bagi produsen juga pemakai mengenai cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses membentuk sebuah prototipe diklaim prototyping. 

Jenis-jenis warta yang dicari ketika melakukan prototyping Kendall, 2003 adalah menjadi berikut;

1. Reaksi awal dari pengguna
Saat analis sistem menampilkan sebuah prototipe sistem kabar, maka analis akan tertarik menggunakan reaksi pengguna dan pihak manajemen terhadap prototipe. Analis ingin memahami secara mendetail bagaimana reaksi mereka saat bekerja dengan prototipe serta apakah fitur-fitur sistem yg diprototipekan telah sinkron dengan kebutuhan mereka. Untuk mengetahui reaksi dari pengguna ini bisa digunakan lembar penilaian.

2. Saran-saran menurut pengguna
Analis pula tertarik dengan saran-saran pengguna dan pihak manajemen pemugaran terhadap prototipe yg ditampilkan. Saran-saran diperoleh menurut pengalaman waktu bekerja menggunakan prototipe selama periode waktu tertentu. Waktu yang dihabiskan pengguna waktu bekerja dengan prototipe umumnya tergantung pada pengabdian mereka dan ketertarikan atas proyek sistem. Saran-saran merupakan hasil dari interaksi pengguna menggunakan prototipe serta refleksi mereka atas interaksi tersebut. Saran yg diperoleh berdasarkan pengguna memberi petunjuk dalam analis teatang cara-cara memperbaiki, mengganti atau menghentikan prototipe sehingga bisa memenuhi kebutuhan pengguna dengan lebih baik.

3. Inovasi
Inovasi prototipe adalah bagian berdasarkan informasi yg dicari sang tim analis sistem. Inovasi adalah kemampuan-kemampuan sistem baru yg nir dianggap berhubungan dengan saat saat pengguna mulai berinteraksi menggunakan prototipe. Inovasi-penemuan ini memberi nilai tambah terhadap fitur-fitur yg diprototipekan sebelumnya dengan menambahkan sesuatu yang baru atau yg lebih inovatif.

4. Rencana revisi
Rencana revisi membantu mengidentifikasikan prioritas apa yang akan diprototipekan selanjutnya. Informasi yang terkumpul dalam fase prototyping memungkinkan analis menyusun prioritas-prioritas dan memberi pengarahan pulang rencana-rencana tadi menggunakan lebih efisien, dan menggunakan gangguan minimum. Lantaran fitur inilah, prototyping dan perencanaan bisa dilaksanakan beserta-sama. 

Dalam pengembangannya, prototipe terbagi kedalam dua jenis, dimana langkah-langkah yang masih ada pada masing-masing jenis tersebut berdasarkan Kendall, 2003, dapat dijelaskan menjadi berikut.

Pengembangan Prototipe Jenis I
Langkah-langkah yang terdapat pada pengembangan prototipe jenis 1 merupakan menjadi berikut Kendall, 2003:

1. Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai.
Analis sistem mewawancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa yang diinginkan pemakai terhadap sistem.

2. Mengembangkan prototipe
Analis sistem mungkin bekerjasama menggunakan seorang ahli liputan lain, menggunakan satu atau lebih pendekatan prototyping buat membuatkan sebuah prototipe. 

Contoh menurut peralatan prototyping, adalah integrated application generator dan prototyping toolkits. Integrator application generator merupakan sistem software jadi yang sanggup membentuk seluruh tampilan yang diinginkan dalam sistem baru, seperti menu, laporan, layar, database, serta sebagainya. Prototyping toolkits mencakup sistem-sistem perangkat lunak terpisah, yang masing-masing sanggup membentuk sebagian tampilan sistem yang diinginkan.

3. Menentukan apakah prototipe bisa diterima.
Analis mendidik pemakai buat memakai prototipe serta memberi kesempatan kepada mereka untuk membiasakan diri dengan sistem. Pemakai memberi masukkan pada analis apakah prototipe memuaskan. Apabila ya, langkah 4 akan di ambil, apabila nir, prototipe direvisi menggunakan mengulangi langkah 1, 2, serta tiga. 

4. Menggunakan prototipe
Prototipe ini sebagai sistem operasional. 

Pengembangan Prototipe Jenis II
Langkah pertama pada pengembangan prototipe jenis II ini sama menggunakan pengembangan prototipe jenis I, dari Kendall, 2003, langkah selanjutnya merupakan:

5. Mengkodekan sistem operasional.
Programer menggunakan prototipe sebagai dasar buat pengkodean (coding) sistem operasional.

6. Menguji sistem operasional
Programer menguji sistem.

7. Menentukan apabila sistem operasional dapat diterima
pemakai memberi masukan kepada analis apakah sistem dapat diterima, apabila ya, langkah 7 dilakukan, apabila nir, langkah 4 serta 5 diulangi.

8. Menggunakan sistem operasional.

Daya Tarik Prototyping
Pemakai maupun spesialis kabar menyukai prototyping, buat alasan-alasan Kendall,2003, sebagai berikut:
1. Komunikasi antara analis sistem serta pemakai, membaik.
2. Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam memilih kebutuhan pemakai
3. Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem 
4. Spesialis keterangan serta pemakai menghabiskan lebih sedikit saat serta bisnis pada pengembangan sistem
5. Penerapan menjadi lebih gampang karena pemakai mengetahui apa yg dibutuhkan.

Keuntungan-laba ini memungkinkan prototyping berhemat porto pengembangan serta menaikkan kepuasan pemakai dengan sistem yg didapatkan.

Potensi Kegagalan Prototyping
Prototyping berpotensi juga untuk gagal, lantaran beberapa hal, Kendall,2003, yaitu;
1. Ketergesaan buat menciptakan prototipe mungkin membentuk jalan pintas dalam definisi permasalahan, evaluasi cara lain , dan dokumentasi. 
2. Pemakai mungkin sangat tertarik menggunakan prototipe tersebut sehingga mereka mengharapkan sesuatu yg nir realistis menurut sistem operasional itu.
3. Prototipe jenis I mungkin tidak seefisien sistem yg dikodekan pada bahasa pemograman 
4. Hubungan komputer-manusia yg disediakan oleh peralatan prototyping eksklusif mungkin nir mencerminkan teknik perancangan yang baik.

Rapid Application Development (RAD)
Menurut McLeod, 2001, RAD merupakan istilah yg dibuat oleh James Martin, seorang konsultan personal komputer serta pengarang, buat daur hayati pengembangan yang ditujukan guna menghasilkan sistem secara cepat tanpa mengorbankan kualitas.

RAD adalah seperangkat strategi, metodologi dan alat-alat yg terintegrasi yg terdapat pada satu rangka kerja menyeluruh yg disebut information engineering (IE). Information engineering (IE) merupakan nama yg diberikan oleh Martin buat pendekatannya yang menyeluruh dalam pengembangan sistem, yg memperlakukannya sebagai kegiatan seluruh perusahaan. Istilah enterprise dipakai buat mendeskripsikan keseluruhan perusahaan.

Unsur-unsur Penting RAD 
RAD memerlukan empat unsur penting; manajemen, manusia, metodologi dan alat-alat [Kendall, 2003]:

Manajemen. Manajemen, khususnya manajemen puncak , harus adalah orang yg senang bereksperimen, yang suka melakukan hal yang baru atau orang yang cepat tanggap, yg cepat belajar memakai metodologi baru. Manajemen harus mendukung RAD sepenuhnya serta menyediakan lingkungan kerja yg membuat aktivitas tersebut sangat menyenangkan.

Manusia. Daripada menggunakan satu tim tunggal buat mengerjakan seluruh aktivitas SLC, RAD menyadari efisiensi yang bisa dicapai melalui penggunaan beberapa tim yg terspesialisasi. Tim buat perancangan kebutuhan, rancangan pemakai, konstruksi, penelaahan pemakai, dan cutover dapat dibentuk. Anggota tim ini adalah pada pakar metodologi dan alat-alat yg diperlukan untuk melaksanakan tugas spesifik mereka. Untuk mendeskripsikan tim, Martin menggunakan istilah tim SWAT. SWAT merupakan singkatan menurut “skilled with advanced tools”.

Metodologi. Metodologi dasar RAD merupakan siklus hayati RAD, yg terdiri berdasarkan empat tahap: (1) perencanaan kebutuhan, (2) rancangan pemakai,(tiga) kontruksi, dan (4) cutover. Tahap-termin ini, misalnya SDLC, mencerminkan pendekatan sistem. Pemakai berperan krusial pada setiap termin, berhubungan menggunakan seorang ahli liputan.

Peralatan. Peralatan RAD terutama terdiri dari bahasa-bahasa pemograman generasi ke empat (fourth-generation language) serta alat-alat CASE yg memudah prototyping dan pembuatan kode. Bahasa pemograman generasi ke empat memungkinkan seorang ahli kabar atau pemakai buat menghasilkan kode personal komputer tanpa memakai bahasa pemograman konvensional. Contoh menurut bahasa pemograman generasi keempat adalah natural, FOCUS, dan SQL.

Hubungan antara metodologi-metodologi daur hidup sistem tersebut diatas dapat dipandang dalam sub bab berikut adalah.

Menempatkan SLC, Prototyping, dan RAD pada Perspektif
Siklus hayati sistem, prototyping dan RAD semuanya adalah metodologi. Metodologi ini merupakan cara-cara yang dianjurkan dalam menerapkan sistem berbasis personal komputer . SLC adalah pelaksanaan berdasarkan pendekatan sistem buat perkara penerapan sistem personal komputer serta berisikan seluruh elemen pendekatan sistem dasar, dimulai berdasarkan identifikasi masalah dan diakhiri menggunakan penggunaan sistem.

Prototyping adalah bentuk pendek berdasarkan pendekatan sistem yang serius dalam definisi serta pemuasan kebutuhan pemakai. Prototyping dapat berada pada SLC. Kenyataannya, selama proses pengembangan satu sistem tunggal mungkin diharapkan poly prototyping.

RAD merupakan pendekatan cara lain buat tahap rancangan dan penerapan dari SLC. Sumbangan terbesar menurut RAD merupakan kecepatannya membentuk sistem buat digunakan, yang terutama dicapai melalui penggunaan peralatan berbasis personal komputer serta tim proyek terspesialisasi.

Dari seluruh metodologi yg terdapat, SLC adalah metodologi tertua dan akan terus menjadi dasar sebagian akbar kerja pengembangan sistem. Prototyping jua merupakan metodologi yg telah cukup mapan, serta akan terus digunakan bagi proyek-proyek yang kebutuhan pemakainya masih sulit didefinisikan McLeod, 2001. 

Rancang Ulang Proses Bisnis
Rekayasa ulang proses bisnis (BPR- Business Process Engineering) yaitu inspeksi proses terhadap proses-proses bisnis serta berdampak terhadap profitabilitas. BPR mengidentifikasi kesempatan-kesempatan buat membuat sistem-sistem baru, menspesifikasikan maksud serta menentukan lingkupnya.

Information System telah membentuk tiga teknik buat menerapkan BPR pada CBIS. Teknik-teknik ini dikenal sebagai tiga R yaitu McLeod, 2001;

1. Rekayasa mundur
Untuk komputer, rekayasa mundur (reverse engineering) merupakan proses menganalisis suatu sistem buat mengidentifikasi elemen-elemennya serta antar hubungannya, serta buat menciptakan dokumentasi pada tingkat abstraksi lebih tinggi menurut yang sekarang. Rekayasa mundur diterapkan dalam suatu sistem apabila masih ada kebutuhan buat menyiapkan dokumentasi baru.

Titik awal dalam merekayasa mundur suatu sistem adalah kode acara, yang diubah menjadi dokumentasi program seperti diagram tindakan, bahasa inggris terstruktur serta bagan arus program. Dokumentasi ini dapat, dalam gilirannya diubah menjadi penerangan yg lebih abstrak seperti diagram arus data serta bagan arus sitem. Transformasi ini dapat dicapai secara manual atau oleh perangkat lunak BPR.

Karena itu, rekayasa mundur mengikuti suatu alur mundur melalui siklus hidup sistem.

2. Restrukturisasi
Restrukturisasi (restructuring) merupakan transformasi suatu sistem menjadi bentuk lain tanpa mengubah fungsionalitasnya. Contoh restrukturisasi yang baik merupakan transformasi suatu acara yg ditulis pada tahun awal-awal komputer, waktu hanya sedikit baku pemograman, menjadi program dalam format terstruktur. Setelah suatu program direstrukturisasi, acara itu kembali dipakai, sehingga membentuk pola bundar. Restrukturisasi bisa dilakukan pada arah mundur melalui tiap termin berdasarkan siklus hayati sistem. Hasilnya adalah suatu sistem yang terstruktur lengkap dari rencana ke kode.

3. Rekayasa ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah rancang ulang lengkap suatu sistem dengan tujuan membarui fungsionalitasnya. Ini bukan pendekatan “sapu habis” lantaran pengetahuan mengenai cara sistem yg sedang berjalan tidak diabaikan sama sekali. Pengetahuan itu bisa diperoleh menggunakan pertama-tama terlibat dalam rekayasa mundur. Lalu sistem baru dikembangkan secara normal. Nama rekayasa maju (forward engineering) diberikan buat proses yg mengikuti daur hidup sistem secara normal ketika terlibat dalam BPR.


Metodologi Penelitian
a. Bagan Alir Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini, sistem fakta pengelolaan data pasien tempat tinggal sakit spesifik bedah Ropanasuri dikembangkan sesuai menggunakan tahapan penelitian berikut adalah: 


b. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
Metodologi yang digunakan pada pengembangan sistem liputan pengelolaan data pasien tempat tinggal sakit spesifik bedah Ropanasuri ini adalah prototyping, yaitu salah satu modifikasi dari metodologi daur hidup sistem.

Prototyping dibentuk agar bisa memberikan respon yg lebih baik bagi kebutuhan pemakai, sehingga menggunakan prototyping, saat yg diharapkan untuk menerapkan sistem bisa dikurangi.

Metodologi pengembangan sistem warta dengan memakai prototyping mempunyai tahapan sebagai berikut:

1. Penelitian pendahuluan
Pada tahap ini dilakukan berita umum terhadap syarat organisasi, permasalahan sistem, keterangan-kabar aktivitas medis, serta ruang lingkup pengembangan sistem.

2. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
Proses mengidentifikasi kebutuhan pengguna bertujuan buat mengetahui apa yg diinginkan pemakai terhadap sistem yang akan dikembangkan. Proses ini bisa dilakukan menggunakan cara wawancara, observasi, dan pencarian data yang herbi kegiatan medis. Setelah itu dilakukan analisis terhadap aktivitas dan proses yang terjadi dalam sistem.

3. Mengembangkan prototipe
Dalam pegembangan prototipe atau pada perancangan sistem liputan, tahapan ini termasuk ke pada tahap desain sistem, dimana perancangan tersebut mencakup;
  • Perancangan model sistem
  • Perancangan output serta input sistem
  • Perancangan database sistem dan
  • Perancangan pelaksanaan sistem 
Tahapan perancangan ini akan mempermudah penganalisis dalam mengembangkan prototipe hingga prototipe tersebut dapat diaplikasikan. Dalam setiap proses perancangan sistem, penganalisis harus selalu berinteraksi dengan pengguna buat menerima warta mengenai kebutuhannya. 

Dalam menyebarkan prototipe ini terlebih dahulu harus ditentukan peralatan prototyping, yaitu aplikasi yg digunakan buat menghasilkan tampilan yang diinginkan pada sistem baru.

4. Verifikasi
Pada tahap ini, analis menaruh kesempatan kepada pengguna untuk membiasakan diri menggunakan sistem, lalu pengguna menaruh masukan apakah prototipe yg dihasilkan sesuai dengan asa pengguna. Sehingga keputusan apakah prototipe diterima atau tidak, dapat diketahui. Dan verifikasi ini dapat dilakukan secara berulang.

5. Mengkodekan sistem operasional
Setelah pengguna menyatakan putusan bulat menggunakan prototipe yg didesain, maka tahap selanjutnya dilakukan pengkodean sistem operasional. Disini prototipe digunakan menjadi dasar buat pengkodean tadi.

6. Menguji sistem operasional
Setelah terselesaikan melakukan pengkodean sistem operasional, maka sistem tadi diuji oleh programmer.

7. Verifikasi
Untuk tahap selanjutnya dilakukan pulang pembuktian terhadap sistem operasional yang dibentuk, apakah sistem tersebut dapat diterima atau tidak.
8. Menggunakan sistem operasional
9. Analisis hasil rancangan
Merupakan analisis terhadap prototipe yang telah dibentuk.
10. Kesimpulan serta saran
Merupakan kesimpulan menurut sistem keterangan yg dibentuk dan saran-saran untuk pemugaran dimasa yang akan tiba dan buat penelitian lebih lanjut.

c. Alat Bantu yg Digunakan
Alat Bantu yang dipakai pada sistem fakta pengelolaan data pasien ini, adalah sebagai berikut:
1. Formulir penilaian prototipe
2. SQL buat merancang database sistem informasi pengelolaan data pasien 
3. Macromedia Dreamweaver untuk perancangan halaman web dan hubungan ke database. 

Survey Sistem
Survey sistem merupakan tahap pendahuluan yg dilakukan dengan cara mengamati secara pribadi sistem yg bersangkutan, melakukan wawancara dengan pihak-pihak yg terkait menggunakan bagian rekam medis/pemakai, dan mengamati proses sistem serta meneliti dokumen-dokumen yg terdapat, terutama yg berkaitan menggunakan dokumen rekam medis. Survey sistem dilakukan buat mengetahui ruang lingkup sistem, organisasi sistem, kebutuhan sistem serta rencana-planning sistem yg akan dikembangkan. 

Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan tahapan penelitian selanjutnya. Analisis dilakukan terhadap proses sistem, permasalahan sistem, kebutuhan warta pengguna, analisis planning-planning organisasi dan analisis kebutuhan sumber daya yg dimiliki sistem.

Analisis Proses Sistem
Pengelolaan data pasien dalam bagian rekam medis secara garis akbar terdiri dari 3 proses, yaitu proses penerimaan pasien, pengelolaan data pasien, dan pengolahan data dan laporan secara holistik.

Analisis Perseteruan Sistem
Permasalahan yg ada pada bagian pengelolaan data rekam medis pasien tempat tinggal sakit Ropanasuri seperti yang sudah disebutkan diatas menyebabkan pengelolaan data pasien membutuhkan ketika yg usang. Pertarunga tersebut antara lain:
1. Bagian pengolahan data rekam medis harus menunggu data pasien menurut setiap unit rawat untuk diolah pada lembaran dokumen. Dalam meng-input-kan data pasien seringkali terjadi kesalahan pada hadiah nomor rekam medis.
2. Lamanya proses pencarian status rekam medis pasien lama yg datang berobat, karena data pasien tadi wajib dicari diantara tumpukan dokumen rekam medis pasien lainnya.
3. Status rekam medis tidak ditemukan, akan dibuatkan status baru, sehingga hal ini menyebabkan terjadinya penggandaan status rekam medis.
4. Lamanya saat yg diperlukan pada pengolahan data pasien, seperti jumlah pasien yg hayati serta meninggal dalam jangka saat tertentu, lama pasien dirawat serta lainnya, sehingga jika terjadi perubahan data tidak dapat dilihat pada waktu itu pula.
5. Apabila terdapat pihak-pihak eksklusif yg membutuhkan keterangan tentang pasien, maka mereka harus menunggu jadwal pembuatan laporannya.

Analisis Kebutuhan Informasi
Proses pengelolaan serta pengolahan data pasien dalam tempat tinggal sakit Ropanasuri dilakukan secara manual, hal ini menyebabkan lambatnya liputan hingga ke pengguna liputan tadi. Data yg memerlukan perhitungan dilakukan dengan menggunakan kalkulator, seperti perhitungan lama hari perawatan, BOR, BTO, TOI dan lainnya.

Analisis Rencana Organisasi
Rencana tempat tinggal sakit Ropanasuri buat kedepannya merupakan melakukan pemugaran-pemugaran terhadap sistem kerjanya, yaitu menggunakan mengoptimalkan sistem kerja yang ada. Salah satu cara yang dapat dilakukan sang pihak tempat tinggal sakit merupakan menggunakan memanfaatkan teknologi fakta pada pengelolaan sistem fakta secara terkomputerisasi, hal ini tentu saja diperlukan tersedianya perangkat komputer yang lengkap, sebagai akibatnya menggunakan rencana ini dibutuhkan tempat tinggal sakit Ropanasuri dapat menaikkan kinerjanya pada masa yang akan datang.

Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Sistem kabar pengelolaan data pasien yang didesain ini menggunakan teknologi keterangan dengan memanfaatkan teknologi jaringan intranet, dimana setiap komputer yg terdapat dalam bagian unit rawat, direktur serta bagian pengelolaan rekam medis saling terhubung satu dengan yang lainnya. Dengan pemanfaatan teknologi ini akan bisa mempermudah serta meningkatkan kecepatan proses pengelolaan serta pengolahan data rekam medis pasien.

Desain dan Perancangan Sistem 
Perancangan sistem dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai proses yang terjadi pada sistem yang sedang diteliti, sebagai akibatnya bisa dijadikan pedoman pada melakukan pengembangan pelaksanaan menurut sistem tadi.

Perancangan Model Sistem
Dalam perancangan model sistem digunakan alat bantu berupa diagram alir data dan bagan alir dokumen. Pada diagram alir data bisa dipandang urutan proses yg terjadi pada mengelola data pasien yang dimulai menurut ketika pasien mendaftar sampai pasien tadi terselesaikan menerima pelayanan di rumah sakit tersebut. Pada bagan alir dokumen dapat ditinjau urutan genre dokumen-dokumen pasien dimulai dari waktu pasien mendaftar, kemudian data tadi diolah dalam setiap unit rawat yang dituju serta terakhir diolah dalam bagian pengelolaan data rekam medis pasien.

Perancangan Input dan Output Sistem
Perancangan input sistem yg dibuat diubahsuaikan menggunakan bentuk formulir atau dokumen status rekam medis pasien. Data yg diinputkan ini akan berpengaruh terhadap hasil yang akan didapatkan nantinya, oleh karenanya kelengkapan data yang akan pada-input-kan wajib diperhatikan pada saat merancang form input ini. 

Output sistem yg didesain berpedoman dalam format laporan tahunan pasien dan berdasarkan output wawancara menggunakan user atau pemakai yaitu petugas pada loka penerimaan pasien, petugas dalam setiap unit rawat serta petugas pada bagian pengolahan data rekam medis. 

Perancangan Database Sistem
Database sistem warta yang dirancang ini digunakan sebagai tempat penyimpanan data pasien. Database tadi dibentuk sesuai dengan kebutuhan informasi sistem dan berpedoman pada diagram alir data yang telah dibentuk.

Perancangan Prototipe 
Setelah menganalisis sistem dan kebutuhan informasi pada rumah sakit spesifik bedah Ropanasuri, dengan memakai metode tradisional misalnya wawancara, observasi, serta pencarian data file, maka termin pengembangan prototipe bisa dilakukan. Tahap ini merupakan tahapan perancangan obrolan layar terminal yg adalah perantara antara pengguna sistem menggunakan sistem yang dibuat.

Teknologi yg Digunakan
Teknologi yg digunakan dalam pembuatan sistem informasi pengelolaan data pasien ini adalah berbasis web menggunakan teknologi Active Server Pages (ASP). User bisa mengakses keterangan dari komputer lain yg terhubung menggunakan jaringan. Perangkat lunak yang dipasang relatif pada satu server, kemudian jika user ingin mengakses fakta yang diperlukan, mereka hanya perlu meminta ke server, lalu server akan mengolah permintaan user tersebut dan mengirimkannya ke browser user pada bentuk format html biasa, sedangkan kode-kode script permanen tersimpan dalam personal komputer server, sebagai akibatnya keamanan kode-kode script permanen terjaga.

Comments