CARA UNTUK MELUPAKAN SESEORANG DENGAN EFEKTIF

Cara cepat move on - Hubungan cinta terkadang membuat seseorang lebih berwarna, menciptakan seseorang memiliki motivasi serta semangat yg tinggi, namun terkadang saat hubungan berakhir menimbulkan kesedihan baru bahkan kadang membuat seseorang sulit bangkit menurut keterpurukan waktu hubungan mereka berakhir. Nah kali ini saya akan share bagaimana cara cepat buat move on menurut patah hati dan "melupakan seorang dengan efektif". Kenapa saya kasih tanda petik tentang bagaimana melupakan seorang menggunakan efektif lantaran yg dimaksud disini adalah melupakan kenangan yg mungkin hadir pada pikiran anda sehingga anda cepat bangkit dan move on dari hubungan ini, serta bukan melupakan individual seorang karena interaksi yg terjadi relatif lama sayang bila terputus. Melupakan cinta serta kenangan memang wajib dilakukan buat anda cepat move on, tetapi tidak harus memutus interaksi silaturahmi menggunakan seorang kan? Baca juga cara melupakan mantan pacar.
Banyak cara yang mampu anda pakai buat melupakan kenangan tentang sesorang yg dulu pernah hadir pada kehidupan anda. Kali ini saya akan share tips bagaimana melupakan seorang dengan efektif:

Melupakan Seseorang Dengan Efektif
Kesadaran Diri& pikiran Positif
Semua hal akan sulit dilakukan tanpa terdapat niat sahih bukan? Tanamkan dalam diri anda pikiran pikiran positif sebagai akibatnya anda mendapat menggunakan nrimo apa yang terjadi menggunakan interaksi anda. Salah satu hal yang membuat seorang sulit move on karena mereka belum bisa mendapat sepenuhnya apa yg terjadi. Jangan pernah menyalahkan diri anda atau mereka dengan peristiwa ini atau anda akan terpuruk lebih pada. Bayangkan saja sisi positifnya seperti contoh saja: "Mungkin kebahagiaan akan anda bisa menggunakan orang yg lebih baik lagi" atau "Mungkin Tuhan akan memberi ganti yang lebih baik lagi".
Anda juga wajib mampu mendapat bila suatu hubungan itu niscaya ada akhir lantaran tidak terdapat yg tak pernah mati selain Tuhan. Bayangkan bila anda tidak putus hari ini suatu waktu kemungkinan putus itu tetap terdapat bahkan jikalau andasudah sampai jenjang seriuspun seperti pernikahan maka kemungkinan buat "berpisah" itupun permanen ada, jadi jangan menyalahkan diri anda pada hubungan kali ini yg nir berhasil.
Singkirkan benda yg mengakibatkan kenangan
Bagaimana anda akan melupakan sesorang jika mungkin terdapat barang atau kado anugerah itu masih anda miliki. Singkirkan benda benda yg mungkin mempunyai atau membangkitkan pulang kenangan anda seperti bunga, kado atau benda lain.
Memaafkan
Seperti yang aku jelaskan dalam poin diatas bahwa seseorang belum sanggup move on atau melupakan seseorang itu ditimbulkan lantaran anda belum menerima apa yang terjadi. Maafkan diri anda atau orang yang menyakiti anda akan menciptakan anda menjadi lebih lega dan tidak terbebani kesalahan atau kebencian dalam diri anda.
Menjadi lebih baik
Memiliki motivasi tinggi buat menjadi lebih baik akan mengurangi anda buat memikirkan orang lain, ketika ini lupakan apa yg terjadi, lupakan siapa yg menyakiti anda serta berikan kesempatan bagi anda buat mencintai diri anda sendiri menggunakan berkembang lebih baik lagi.
Berikan saat buat diri anda
Dengan mengurung diri pada kamar atau sporadis keluar tempat tinggal hanya akan menciptakan anda nir mampu berhenti memikirkan seseorang atau insiden yang menimpa anda bahkan hanya akan membuat anda semakin galau. Berikan ketika buat diri anda buat bertemu menggunakan sahabat-teman, saudara, keluarga atau sahabat dekat serta mengunjungi tempat loka baru yang belum pernah anda kunjungi. Atau anda mampu menyibukkan diri anda dengan aktifitas aktifitas yang menciptakan anda lupa menggunakan "seseorang". Berdiam diri hanya akan membuat anda tidak bisa berhenti memikirkan sesuatu hal.

PENGEMBANGAN PEMIKIRAN KEISLAMAN MUHAMMADIYAH PURIFIKASI DAN DINAMISASI

Pengembangan Pemikiran Keislaman Muhammadiyah : Purifikasi Dan Dinamisasi
Pembangunan ekonomi di negara kita masih belum bergerak jauh berdasarkan situasi saat krisis ekonomi melanda Indonesia dalam bulan November 1997, walaupun Era Reformasi sudah dicanangkan sejak Soeharto turun tahta dalam tanggal 21 Mei 1998. Era Reformasi sudah berlangsung lebih menurut 8 tahun, tapi belum ada hasil yang signifikan. Hal ini terjadi karena krisis yang terjadi pada negara kita bukan hanya sekedar krisis ekonomi tetapi krisis budaya. Memang masih ada hubungan yg paralel antara aspek ekonomi atau material dan aspek budaya (immaterial) (Rochmat, 2005). 

Dalam bidang immaterial ini, kita belum berhasil merumuskan bentuk bukti diri budaya bangsa. Yang dimaksud menggunakan negara Pancasila sebenarnya masih berproses mencari bentuk. Negara Pancasila prasangka menjadi negara yg tidak sekuler serta tidak menurut kepercayaan . Bentuk negara Pancasila dijadikan cara lain buat menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang pluralis. Ancaman bangsa kita sudah dirumuskan menjadi SARA (Suku, Agama, Ras, serta Antar-golongan). 

Diharapkan umat Islam dapat memainkan peranan yg besar bagi terciptaya identitas bangsa ini, mengingat mereka merupakan dominan penduduk Indonesia. Kenyataannya, umat Islam belum berhasil merumuskan kebudayaan Islam Indonesianis (budaya Pancasila) lantaran berbagai kelompok umat Islam masih mengalami kendala komunikasi, serta kadang-kadang mereka berbagi ideologi yg nir gampang dicarikan titik temunya. 

Adopsi ideologi tertentu sang suatu kelompok merupakan konsekuensi logis bagi kepercayaan yang memiliki interaksi erat dan berpretensi buat mengatur urusan duniawi. Hendaknya tiap-tiap ideologi kepercayaan tidak menjamin sebagai satu-satunya kebenaran mutlak, walaupun hal itu merupakan suatu perilaku yg tidak mudah diwujudkan bagi gerakan yang berpretensi dengan gerakan revolusioner. Hendaknya, mereka menyadari bahwa kepercayaan bukanlah suatu ideologi, dan karenanya ideologi wajib diarahkan buat mewujudkan suatu misi agama yg ingin menjungjung tinggi harkat serta martabat manusia, seperti hak hidup manusia, keadilan, kebebasan, kesejahteraan dan kemakmuran. Jika mereka menyadari rekanan kiprah ideologi dan agama maka tidaklah sulit bagi mereka untuk mengembangkan suatu obrolan bagi upaya mencari serta merumuskan suatu program bersama yg berguna bagi kemanusiaan. 

Tulisan ini membatasi keterkaitan kepercayaan sebagai ancaman kesatuan bangsa, khsusnya dengan menganalisis model pembaharuan Muhammadiyah dipandang dari aspek epistemologisnya supaya menerima gambaran mengenai proses perumusan kebenaran. Untuk itu berturut-turut akan dibahas Pembaharuan Parsial Muhammadiyah, Pembaharuan Kontekstual, serta diakhiri dengan Penutup.

I. Pembaharuan Parsial, Berdasarkan Rasio
Para tokoh pembaharu Islam cenderung melakukan pembaharuan yg sifatnya normatif (dari rasio) dengan melupakan realitas sosiologis-historis suatu komunitas Islam. Mereka hanya mendasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan berkaitan dengan suatu komunitas yg menjadi target menurut pembaharuan itu, sebagai akibatnya pembaharuan bisa berjalan secara efektif. Komunitas nir berada dalam suatu ruang hampa udara, di dalamnya berkembang suatu tradisi/budaya yg hendaknya diperhitungkan supaya pembaharuan dapat berjalan efektif serta bukannya kontra-produktif. 

Pembaharuan dari rasio memang dicanangkan sebagai paket sekali jadi, ibarat obat yg dapat menyembuhkan segala penyakit. Ini mustahil, karena tantangan suatu zaman berbeda-beda maka obatnya pun tentu tidak sama. Memang secara rasio, suatu obat “A” akan bisa mengobati suatu penyakit “A”, tetapi masing-masing pasien memerlukan takaran yg berbeda-beda, disesuaikan dengan umur, syarat kesehatan, dan ada tidaknya alergi terhadap unsur obat tertentu.

Pembaharuan Muhammadiyah berangkat berdasarkan segi rasio ini. Memang rasionalitas normatif ini dapat diterima umat Islam pada wilayah perkotaan yang nisbi telah terlepas dari tradisi dan karenanya sedang memerlukan ikatan sosial baru. Kenyataanya, secara tidak disadari Muhammadiyah berangkat dari realitas sosiologis-historis masyarakat Islam pada kauman Yogyakarta. Boleh dikata mereka merupakan penduduk kota, karena tinggal pada sekitar keraton dan pada umumnya pendatang dari banyak sekali wilayah. Mereka memerlukan ikatan sosial baru yg dapat dipakai juga buat mengatasi permasalahan yg melilitnya seperti pekerjaan non-agraris, kesehatan, pendidikan, dan anak yatim piatu.

A. Praksis Muhammadiyah Vs Ideologi 
Apa yg dilakukan K.H. Ahmad Dahlan adalah suatu terobosan dengan membentuk “organisasi” yang bentuknya bukan partai politik. Bentuk organisasi diadopsi dari cara-cara modern yang diperkenalkan sang penjajah Belanda. Sehingga tidak mengherankan bila KH Ahmad Dahlan tidak membuat sejumlah buku keagamaan lantaran dia lebih menekankan dalam usaha paksis buat merebut urusan duniawi. Berikut komentar Prof. Dr. M. Amin Abdullah (1995: 27):

…pilihan itu bukan berdasarkan pada output cermatan kajian literatur Islam klasik serta jua tidak memperoleh inspirasi menurut konsep-konsep “teologis” atau “kalam” klasik yang sudah “baku” dan “mapan” dalam literatur-literatur khazanah intelektual usang.

K.H. Dahlan meyakini kepercayaan bersifat manusiawi, kepercayaan yg sanggup memberikan sesuatu kepada manusia melalui banyak sekali bentuk amaliyah. Oleh karenanya beliau menghindari duduk perkara teologis, lantaran akan menghalangi agama buat melakukan suatu tindakan nyata melalui aneka macam bentuk amaliyah yg berguna bagi siapa saja tanpa memandang afiliasi teologisnya. Teologi disini bukanlah menjadi suatu ilmu Ketuhanan yang bias nilai, melainkan ada suatu bias kepentingan karena dirumuskan sendiri sang insan; dan hal ini seringkali tidak disadari oleh umat Islam. 

Ketika terdapat galat seseorang santrinya mengusulkan supaya supaya K.H. Ahmad Dahlan menulis kitab buat menjelaskan pemikirannya yang inovatif itu, maka dia menjawab: “Apakah saudara ini menganggap saya orang gila?” serta jawaban itu diulangi hingga tiga kali. Kyai Dahlan melihat telah banyak buku yang ditulis, yang mengakibatkan umat terpecah belah; serta beliau nir ingin menambah satu buku lagi lantaran dikhawatirkan dapat menambah runyam suasana. Dengan demikian, contoh dakwah K.H. Dahlan bersifat simpel serta bukan ideologis (teologis) (Fachruddin, 1990: 420). 

Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 Nopember 1912 oleh KH Ahmad Dahlan (1868-1923). Muhammadiyah adalah gerakan pembaharuan dalam Islam menggunakan menempuh jalan para modernis gerakan Salafiyah berdasarkan abad ke-19 misalnya Jamaluddin al-Afghani (1838-1897), Muhammad Abduh (1849-1905), Rasyid Ridla (1856-1935). Gerakan Salafiyah ini ditinjau sebagai kelanjutan berdasarkan gerakan pembaharuan yang Qoyyim al-Jauziyah (1292-1350), yg berusaha buat membuka pintu ijtihad; serta dilanjutkan sang Gerakan Wahabi di Saudi Arabia yg dipimpin sang Muhammad bin Abdul Wahad (1703-1787) (Kamal, 1994: 6-7).

K.H. Ahmad Dahlan merumuskan gerakan pembaharuannya pada bentuk “Purifikasi serta Dinamisasi”. Purifikasi didasarkan dalam asumsi bahwa kemunduran umat Islam terjadi karena umat Islam nir menyebarkan aqidah Islam yang benar, sebagai akibatnya harus dilakukan purifikasi dalam bidang aqidah-ibadah menggunakan doktrin “segala sesuatu diyakini serta dilaksanakan apabila terdapat perintah dalam Al-Qur’an dan Hadits”. Sedangkan dinamisasi diterapkan pada bidang muammallah, menggunakan melakukan gerakan modernisasi sepanjang sinkron menggunakan doktrin “semuanya boleh dikerjakan selama tidak terdapat larangan atau nir bertentangan Al-Qur’an serta Hadits.

Dari penelitian terbaru diketahui ada beberapa perbedaan antara pembaharuan Muhammadiyah menggunakan pembaharuan yg dilakukan Abduh tadi. Abduh lebih menekankan pada pembaharuan di bidang muammalah (the social aspect of Islam) atau lebih dikenal menggunakan progam modernisasi. Sementara Muhammadiyah lebih cenderung menempuh jalan Muhammad Abdul Wahab menggunakan gerakan purifikasinya (the belief aspect of Islam). Artinya Muhammadiyah menekankan ijtihad dalam bidang aqidah (ibadah) serta sebaliknya Abduh menyeru ijtihad dalam bidang muammallah (duniawi) seperti politik, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Saya melihat ijtihad dalam bidang aqidah yang dilakukan Muhammadiyah adalah aqidah yang mempunyai keterkaitan menggunakan aspek sosial kemasyarakatan (budaya), bukan aqidah mahdlah (ibadah murni). Lantaran ijtihad dalam bidang ibadah murni seperti shalat, puasa, dan haji, dalam pandangan Syaikh Muhammad Al-Ghazali (1996: 129) usahakan ditutup buat mengurangi perpecahan di kalangan umat Islam. Dan kenyataannya Muhammadiyah mendasarkan gerakan purifikasinya dalam pemikiran madzhab fiqih yang telah terdapat, disamping dicari rujukannya eksklusif dalam Al-Qur’an dan Hadits. 

Ijtihad pada bidang aqidah yang berkaitan dengan aspek budaya ini memang penuh resiko karena pembicaraan tentang iman (lebih luas dari aqidah) merupakan pembicaraan yang sangat luas. Iman menempati segala sesuatu. Iman memiliki sifat-sifat dan karakter tertentu, tetapi secara praktis nir berbentuk tertentu. Ia teoritis dan konseptual. Sebagaimana disebutkan dalam QS Ali Imran 193 ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu), “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu.” Maka kami pun beriman.’ (Ghazali, 1996: 129).

Iman nir mampu dibatasi dalam kasus aqidah saja maka pelaksanaan purifikasi di lapangan mengalami kesulitan karena bid’ah yg dipercaya pada wilayah aqidah bercampur aduk rata dengan bid’ah dalam daerah budaya. Apabila memang begitu yg terjadi, maka pecoretan tradisi, budaya, norma istiadat perlu dilakukan menggunakan penuh kehati-hatian, karena apa yang diklaim budaya serta tradisi sesungguhnya jauh lebih luas daripada aqidah (Abdullah, 2000: 11).

B. Ijtihad Muhammadiyah Vs Tradisi
Pembaharuan Muhammadiyah yg bergerak dari latar belakang sosio-historis masyarakat kota itu, nir dapat diterima serta menuai reaksi negatif menurut kalangan umat Islam pada daerah pedesaan yg masih mempertahankan tradisi. Seperti dijelaskan pada atas, iman itu suatu konseptual, serta konsep yg ditawarkan Muhammadiyah tadi tidak sinkron menggunakan empiris kontekstual masyarakat desa yg memegang teguh tradisi. Bagi Muslim di pedesaan, tradisi ini sangat penting lantaran sudah memberi makna dan bukti diri bagi kehidupannya. Bahkan kedalam tradisi ini telah diinfuskan nilai-nilai Islam. Lantaran itu tuduhan sebagai penyebar penyakit TBC (Tahayyul, Bid’ah, da Churafat) sangat menyakitkan. 

Kita sanggup menyampaikan pembaharuan Muhammadiyah itu masih bersifat empiris parsial, lantaran hanya berangkat dari latarbelakang rakyat perkotaan; dan karenanya menuai reaksi negatif dari komunitas Islam pada wilayah pedesaan. Ini sangat disayangkan lantaran Muhammadiyah juga berkepentingan buat melakukan dinamisasi melalui program modernisasi pada bidang muammallah. Sebenarnya reaksi negatif ini dapat diminimalkan menjadi perilaku saling menghormati satu-sama lain, atau jika mungkin dikembangkan sikap kerjasama satu sama lain jika umat Islam Indonesia sudah berhasil membuatkan kegiatan intelektual yg baik. Tentunya kegiatan intelektual waktu itu masih terbatas, karena kita masih di bawah belenggu penjajah Belanda. Situasi sekarang saja belum ada usaha yg serius berdasarkan semua komponen bangsa, terutama pemerintah serta ormas Islam, buat mengembangkan kajian Islam berdasarkan aneka macam disiplin ilmu, sebagai bahan surat keterangan untuk merumuskan pembaharuan Islam dengan daya jangkau yg lebih luas lagi.

Memang perlu disadari semenjak awal kalau pembaharuan itu masih bersifat parsialis supaya terdapat pencerahan buat melakukan pembaharuan yg terus-menerus. Karena pembaharuan Islam memang bukan paket sekali jadi. Memang buat merumuskan pembaharuan Islam yang mempunyai kemampuan sinergis menggunakan managerial dunia membutuhkan ketika dalam proses sejarah yang usang dan kadang nir mulus. Adalah sulit untuk sejak dini merumuskan pembaharuan yang mempunyai daya jangkauan dunia apabila kita belum memiliki kabar yg lengkap mengenai realitas sosiologis-historis semua komunitas Islam. Lantaran masing-masing komunitas Islam tadi memiliki keunikan budaya yg harus diperlakukan secara spesifik pula. 

Yang perlu diperhatikan, setiap melakukan pembaharuan harus mengakui realitas sosiologis-historis suatu komunitas Islam terlebih dahulu. Kemudian baru dilakukan modifikasi terhadap suatu tradisi agar dapat menjawab tuntutan zaman. Caranya dengan melakukan pemurnian alam pemikiran Islam yang masih terpengaruh oleh lapisan tipis tradisi Hindu-Budha maupun nenek moyang, dengan nir menghilangkan tradisi tadi yang merupakan kesepakatan atas keberterimaannya terhadap Islam. Pembaharuan diarahkan buat mendekati perintah yg tercantum di dalam Quran maupun Hadits, menjadi idealisasinya. 

Variasi budaya berimplikasi pada variasi pembaharuan Islam. Memang disadari atau nir pembaruan selalu berangkat berdasarkan realitas sosiologis-historis suatu budaya. Lantaran itu pembaharuan Islam seringkali dicermati penuh curiga oleh komunitas Islam lainnya yang memiliki empiris sosiologis-historis yang berlainan. Memang ini masuk akal setiap memulai pembaharuan dan kita dituntut bersikap dewasa terhadap mereka yang masih sangsi terhadap komitment pembaharuan ini. Kita hendaknya sanggup meyakinkan pembaharuan ini pula sangat dibutuhkan serta selanjutnya berusaha menjalin kerjasama dengan berbagai grup lain. Toleransi yg nrimo di antara aneka macam organisasi Islam pada Indonesia ini adalah prasyarat bagi terciptanya budaya Islam Indonesianis. 

Perlu diketahui, sepanjang sejarah Islam kita mendapatkan suatu informasi bahwa sesama organisasi Islam sangat sulit mewujudkan suatu sikap toleransi. Konflik antara Kekhalifahan Abbasiyah di Bangdad dengan Kekhalifahan Muawiyah pada Spanyol tidaklah lantaran disparitas teologis/ideologis, namun mereka berebut klaim sebagai satu-satunya penegak kebenaran yang absah. Demi menghancurkan lawannya, Kekhalifahan Abbasiyah menjalin kerjasama dengan kerajaan-kerajaan Kristen misalnya Kerajaan Perancis. Pertentangan sesama umat itu melemahkan umat Islam sendiri, bahkan akhirnya Islam wajib tunduk dalam peradaban Barat. 

Pada sisi lain, sejarah Islam mencatat menggunakan tinta emas perilaku toleransi umat Islam terhadap penganut beragama lain. Mereka menghargai keyakinan agama lain, apalagi agama Kristen, yg tergolong kedalam golongan pakar buku (ahlul kitab ) yang diakui keberadaannya sang al-Qur’an. Dalam situasi seperti itu umat Kristen belajar dari kesalahan masa lalunya, dan mereka mengadopsi peradaban Islam yang lebih maju pada masanya. Pada abad ke-12-14, Barat masih ketinggalan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun kemudian mereka berhasil membidani kelahiran modern science karena telah berhasil menyebarkan suasana free and open discourse. Hal inilah yg sebagai starting point Toby E. Huff buat menulis bukunya The Rise of Early Modern Science. Dia sahih waktu berkata ‘The path to terkini science is the path to free and open discourse….’  

Tidak lahirnya ilmu pengetahuan serta teknologi modern dari dunia Islam bukan lantaran Islam tidak cocok dengan inspirasi-ide terkini, namun karena umat Islam gagal pada menyebarkan free and open discourse. Lantaran hanya dengan toleransi dan kebebasan memungkinkan kita mengadopsi unsur-unsur peradaban lain yang positif bagi upaya membuatkan peradaban Islam sendiri serta memang kegiatan budaya dan intelektual bersifat lintas budaya.

Sebenarnya permasalahan umat Islam nir bersifat filosofis karena al-Qur’an tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan terbaru. Persoalannya terkait dengan konflik “sosia-kultural”, berkaitan menggunakan output interpretasi terhadap al-Qur’an, yang seharusnya bersifat nisbi karena sebagai output pemikiran manusia yg terikat oleh ruang serta ketika; namun pemikiran keagamaan itu dianggap menjadi suatu kebenaran absolut yang tidak boleh dikritik lantaran diyakininya sebagai teologi. Dengan demikian suatu problem sosio-kultural sudah diganti peran sebagai problem teologi, sehingga persoalan itu sebagai sulit buat diurai benang kusutnya. Contohnya, sampai awal abad ke-19 Kekhalifahan Turki melarang penggunaan mesin print buat menulis alfabet Arab yang dianggapnya sebagai bahasa Tuhan, tetapi sanggup dipakai buat mencetak alfabet dari bahasa lainnya. Hal ini mengakibatkan dalam mandegnya intelektual Islam, dan sebaliknya alfabet Latin sebagai berkembang pesat (Huff, 1998: 46). 

C. Tradisi Muhammadiyah?
Selama ini orang selalu menentangkan kata modern menggunakan tradisi, tidak terkecuali menggunakan Muhammadiyah yang menjamin dirinya sebagai organisasi Islam modern. Konsekuensinya, apakah Muhammadiyah menyebarkan suatu tradisi, lantaran tradisi selalu berakar berdasarkan masa kemudian. Dalam bidang kebudayaan Muhammadiyah meniru wangsit-inspirasi kebudayaan modern tentang pertumbuhan (growth) dan kemajuan (progress), yg merupakan turunan berdasarkan materialisme. Dengan demikian Muhammadiyah mgadopsi struktur rakyat terbaru. 

Dalam melakukan pembaharuan, kaitannya menggunakan upaya dinamisasi, Muhammadiyah menyebarkan pendekatan strukturalisme transendental pada dalam pemikiran keagamaannya, yaitu bertujuan ‘menerapkan ajaran-ajaran sosial yang terkandung pada teks usang pada konteks sosial masa kini tanpa mengganti strukturnya’, sebagaimana diyakini oleh cendekiawan Muhammadiyah Prof. Dr. Kuntowijoyo (2001: 9-29). Dengan begitu Muhammadiyah meniru struktur masyarakat terbaru buat mengimplementasikan ajaran Islam itu. Memang Muhammadiyah telah berhasil mengisi struktur warga terkini di Indonesia pada birokrasi, industri, perdagangan, pendidikan, militer, dll. 

Cendekiawan dari Muhammadiyah Abdul Munir Mulkhan (2000: v-xiv) menyebut ada 2 konsekuensi menurut arah kebudayaan seperti itu, yaitu: Pertama merupakan sifat elitisme yg telah berakibat Muhammadiyah sebagai privilege golongan menengah-ke-atas. Kedua merupakan pergeseran menurut gerakan pembaharu sosial budaya sebagai gerakan yang terjebak dalam masalah-duduk perkara fiqhiah. Hal itu terjadi karena orang modernis telah melangkah terlalu jauh menggunakan membuahkan materialisme dan rasionalisme bukan lagi sekedar perangkat analisis, melainkan menjadi ideologi. 

Lebih lanjut Kuntowijoyo mengungkapkan impak negatif lainnya, kalu Muhammadiyah menjadi “gerakan kebudayaan tanpa kebudayaan”, karena kebudayaan yang dikembangkan oleh Muhammadiyah bersifat elitis sebagai akibatnya tidak bisa menjangkau lapisan bawah umat Islam. Hal itu terjadi lantaran Muhammadiyah tidak berusaha merubah tradisi berdasarkan dalam, melainkan dengan menciptakan gerakan baru yg berbasis masyarakat kota. Dan buat ketika yg usang nir mengakomodasi masyarakat di daerah pedesaan yg masih memegang tradisi. 

Kuntowijoyo menganalisa keringnya misi kebudayaan pada Muhammadiyah pada struktur yang melatar belakangi para pendukung awal Muhammadiyah, yaitu masyarakat kampung-kota, yang perhatiannya lebih tertuju pada pemenuhan tuntutan modernisasi yang bersifat materialistis. Muhammadiyah cenderung bersifat pragmatis, yaitu memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesaat dalam warga modern dan belum sempat mengupas hakekat kemanusiaan. Seolah-olah hidup ini hanya dapat dibereskan secara teknis formal dan organisatoris (Kuntowijoyo, 1991: 269).

Berdasarkan kritik-kritik berdasarkan kalangan intern di atas kita memahami ada unsur plus minus yang melekat pada hampir setiap tindakan. Dan kita konsisten buat meminimalkan segi minusnya dengan serangkaian aktivitas yg reformatif. Modal telah terdapat. Eksistensi Muhammadiyah sendiri suatu yg luar biasa. Hal ini tentu akan lain apabila Muhammadiyah mengambil bentuk organisasi politik. Bukankah partai politik Islam mengalami pasang surut, timbul serta tenggelam. 

Muhammadiyah relatif sukses dalam menarik jumlah anggota maupun simpatisan dan menjadi ormas keagaman terbesar ke 2. Secara tidak eksklusif Muhammadiyah mendorong lahirnya aneka macam organisasi lain misalnya Nahdlatul Ulama (NU) demi menggairahkan modernisasi dalam agama Islam. Selanjutnya rona pembaharuan Islam lebih menonjol dipengaruhi sang proses dialektika Muhammadiyah dan NU pada pentas sejarah Indonesia. 

II. Pembaharuan Konstektual, Mempertimbangkan Tradisi
Biasanya diterima perkiraan bahwa kepercayaan dipercaya sebagai unsur yg paling sukar serta paling lambat berubah atau terpengaruh oleh kebudayaan lain, jika dibandingkan menggunakan unsur-unsur lain misalnya: sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, ikatan-ikatan yg ditimbulkan oleh sistem mata pencaharian, sistem teknologi serta peralatan. Tetapi sejarah kehidupan bangsa kita yang panjang tidak sepenuhnya dapat diadaptasi menggunakan perkiraan tadi. Berbagai kepercayaan datang dan berkembang secara bergelombang ke Indonesia, mengubah agama yang lama dan menanamkan ajaran-ajaran kepercayaan yang baru secara silih berganti, tetapi dalam kenyataannya sistem mata-pencaharian hayati dan sistem teknologi serta peralatan yg dikatakan sebagai unsur yg paling mudah, ternyata yang paling sedikit mengalami perubahan sejak pra-Hindu sampai pada masa sekarang. Pengalaman sejarah itu justru menerangkan agama berubah lebih cepat, beliau berubah lebih dahulu sebelum yg lain-lain menglami perubahan. 

Pandangan Snouck Hurgronje jua bertentangan menggunakan fenomena sejarah bangsa kita bahwa tiap-tiap periode sejarah kebudayaan sesuatu bangsa, memaksa pada orang beragama buat meninjau pulang isi berdasarkan kekayaan aqidah dan agamanya. Pandangan itu secara tersirat bermakna bahwa proses peninjauan kembali isi ajaran-ajaran kepercayaan oleh para penganutnya sifatnya reaktif lantaran adanya perubahan periode kebudayaan pada mana kepercayaan itu hayati. Ini juga bertentangan dengan pengalaman sejarah kebudayaan dalam umumnya yg menampakan bahwa pemahaman baru terhadap ajaran agama justru menumbuhkan periode baru dalam kebudayaan bangsa-bangsa (Wahid, 1999: 72).

Sejarah membuktikan bahwa pemikiran kepercayaan sangat berpengaruh bagi perkembangan aspek material (kehidupan di global ini), baik politik, ekonomi, sosial, juga budaya. Atau menggunakan istilah lain, terdapat hubungan yg sangat signifikan antara kemajuan dalam bidang pemikiran (immaterial) dan kemajuan dalam bidang material. Hal tersebut sudah menjadi perhatian sosiolog Max Weber (1864-1924) dalam bukunya The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. Dalam kitab tersebut dirumuskan pertanyaan: Why capitalist industrialisation became a society-wide system in Europe and not in the other places?. Jawabannya adalah pemikiran kepercayaan mempunyai efek yang sangat akbar bagi diterimanya sistem industri kapitalis. Dia menjelaskan industri terkini berkembang pada Eropa sesudah tersebarnya serta diterimanya teologi Protestan menurut Jean Calvin (1509-1564). Calvin sangat menekankan peranan rasio (nalar) dalam pemahaman agama, serta karena itu para pendukungnya bersikap rasional dalam kehidupan pada global ini. Max Weber berkesimpulan bahwa penganut Calivinisme bekerja keras, menabung uang, serta hayati irit.

Dalam masalah agama Islam, pemikiran agama jua terus-menerus mengalami pembaharuan buat memberi makna terhadap perubahan serta perkembangan dalam kehidupan pada global pada setiap manifestasinya. Akan namun pembaharuan Islam di era terkini masih belum berhasil secara optimal dan terasa kurang efektif; menjadi konsekuensinya di bidang materi, umat Islam juga masih tertinggal dari peradaban Barat. Memang beberapa negara Islam sudah dapat mengikuti perkembangan teknologi terkini, akan tetapi lantaran belum didukung sang pemikiran agama yg bisa menopangnya maka hasilnya masih jauh dari memuaskan. Tony Barnett (1995: vii) benar bahwa:

the main problems in the Third World are not, by and large, the absence of technical specialists - countries such as …Pakistan have these aplenty; …. The main problems are sociological and political problems, the contexts within which apparently ‘technical’ decisions are taken. 

Dengan kata lain, kemampuan teknis di dunia Islam belum dapat menaruh donasi yang positif bagi kemajuan material secara luas lantaran belum ada kondisi yang kondusif dalam aspek immaterial, seperti pemikiran kepercayaan .

M. Amin Abdullah (Abdullah, 2000: 13) menilai akar penolakan tradisi yang berbau TBC didasarkan dalam keilmuan klasik yg sangat terpengaruh akal Yunani yg bersifat hitam-putih, sehingga nir dapat mengungkapkan realitas kehidupan yg terdapat pada lapangan. Konfigurasi serta peta rapikan pola pikirnya terlalu skematis, sebagai akibatnya nir bisa mempertimbangkan adanya bentuk konfigurasi yg over lapping (posisi jumbuh), yang melibatkan sebagian dari dua sisi sekaligus. Padahal nash-nash al-Qur’an sendiri memungkinkan adanya kategori “middle”, yg perlu dicermati secara lebih berfokus.

Kuntowijoyo (1995: 86-87) mengkritik TBC masih ditampilkan dalam empiris subyektif, serta belum ditampilkan secara realitas-obyektif, dimana kita berada pada stuktur sosial yang berbeda. Konsep klasik mengenai TBC yg disusun dengan cara pikir deduktif yg menekankan segi rasio perlu dilengkapi menggunakan cara pikir induktif yang bersifat empiris-historis. Dominasi pemahaman keagamaan yang tekstual normatif cenderung mengabaikan kajian keislaman yang kontekstual hisorik. Inilah yg menjadikan pemikiran Muhammadiyah terasa kurang aktual serta irrelevan menggunakan perubahan sosial yg begitu cepat. Karenanya orang lebih mengenal gerakan Muhammadiyah sebagai gerakan anti-TBC (Tahayul, Bid’ah serta Churafat), serta bukan gerakan pembaharu sosial-budaya (Mulkhan, 2000: ix).

Pendapat Syafii Maarif (2000: xxviii) bisa dijadikan starting point buat menjelaskan hubungan kepercayaan dengan peradaban. Beliau mengutip Al-Qur’an surat-surat al-Shaf 9, al-Fath 28, dan al-Taubah 33 dan hingga dalam konklusi jika Islam harus unggul dan menang berhadapan dengan kepercayaan -kepercayaan manapun di muka bumi ini. Menurutnya keunggulan itu tidak saja dalam domain teologis-eskatologis, namun jua dalam perlombaan peradaban. Dia menilai Islam yg unggul dalam sistem iman tapi kalah dalam perlombaan peradaban karena ketegangan purifikasi dan dinamisasi belum menemukan satu titik yg stabil.

Agar Islam dapat unggul pada masalah peradaban terkini maka Islam perlu menangani persoalan peradaban, atau menggunakan istilah lain Islam perlu menangani permasalah kehidupan di global ini yg bersifat duniawi jua. Dalam konteks kini ini Islam perlu merumuskan secara jelas partisipasinya pada kehidupan terbaru, disamping tradisi. Dengan begitu Islam nir bisa lepas berdasarkan dilema modernisasi dan globalisasi. 

Sedangkan dalam konteks Indonesia, Islam perlu merumuskan budaya Islam dalam konteks Indonesia. Gerakan-gerakan Islam wajib dikaitkan menggunakan gerakan nasional bangsa Indonesia yg lebih luas supaya mereka tidak teralienasi menurut jaringan koalisi nasional, disamping supaya gerakan nasional itu selalu menerima bimbingan dari agama. Jika terisolasi berdasarkan koalisi nasional itu, gerakan Islam akan tampak sebagai gerombolan sektarian serta akhirnya akan membangun perasaan tak diikutkan (sense of exclusion), sehingga melahirkan sektarianisme faktual, apabila bukan separatisme palsu.

Hendaknya umat Islam membentuk budaya yang bisa membangkitkan rasa mempunyai dalam Islam serta sekaligus membuatkan rasa cinta tanah air Indonesia yang memiliki karakteristik kebhinekaan, yg dimotivasi oleh ideologi-ideologi global, keimanan-keimanan yang lain dan kepribadian global (Wahid, 1998: 72). Lantaran Islam belum berhasil berbagi suatu budaya Islam Indonesianis maka selama ini yang dikenal sebagai pendukung gerakan nasional merupakan partai-partai nasionalis seperti PNI. Bahkan PKI yg berkeyakinan kemerdekaan menjadi suatu batu loncatan saja dipercaya lebih nasionalis. Hal ini terjadi karena gerakan Islam lebih asyik berbicara mengenai masyarakat Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW yg telah berlangsun 14 abad yg kemudian daripada berbicara bagaimana mengisi kemerdekaan. 

Islam yg dikaitkan menggunakan problem peradaban berarti menempatkan Islam menjadi kepercayaan empiris, agama yang berpretensi buat menangani perkara kemanusiaan pada umumnya; dan pada Indonesia, perlu menangani perkara keindonesiaan yang berbeda-beda tunggal ika. Gagasan Islam empiris adalah konstruksi baru bagi umat Islam dalam menghadapi problem-duduk perkara kontekstual. Di tengah kebingungannya menghadapi empiris ini, Islam realitas seakan membuka tabir baru wajah Islam yg penuh menggunakan khazanah serta nomenklatur berbagai aura pemikiran keagamaan yg kemudian dipadukan dengan syarat kontekstual.

Gagasan itu jua tidak hendak menanggalkan teks-teks keagamaan, atau apalagi memisahkan kepercayaan berdasarkan empiris misalnya gagasan sekularisasi. Tetapi, Islam empiris memiliki pura-pura, bahwa ajaran kepercayaan tidak seharusnya dibawa hanya dalam masalah simbolitas dan praktik-praktik 'sakralisasi', sehingga ajaran kepercayaan nir mengena dalam aspek substansinya.

Perhatian terhadap empiris sosiologis-historis berbagai komunitas Islam sangat krusial, mengingat masing-masing mewakili budaya tersendiri dengan berbagai bentuk konvensinya, seperti diyakini sejarawan Thomas L. Haskell (1999: 3) bahwa: “…Nietzsche, who had no qualms at all about asserting the priority of convention over reason, just so long as he secured recognition that both were subordinate to the “will to power.” Konvensi menjadi konvensi berdasarkan suatu komunitas harus dipertimbangkan terlebih dulu, karena hal ini terkait erat menggunakan konteks sejarah berlangsungnya kesepakatan tadi. Baru dilakukan obrolan seiring menggunakan berlalunya saat agar dianggap lebih rasional. 

Karena rasio bukan satu-satunya patokan bagi segala sesuatu. Sebagaimana dikatakan Ibn Taimiyyah “al-Haqiqatu fii al-a’yan laa fii al-adzhan” (Kebenaran adalah dalam realita, bukan pada konsepsi-teoritis dalam akal semata) (Abdullah, 2000: 2). Manusia pula punya aspek perasaan, menjadi pemberi makna bagi hayati manusia di dunia. Hal tadi hanya dihasilkan pada budaya atau tradisi suatu gerombolan . Karena itu tradisi harus diperhitungkan pada pada merumuskan pembaharuan Islam. Hal itu lantaran tradisi adalah empiris sosiologis-historis suatu komunitas, suatu yang bisa berubah akan tetapi nir dapat dihilangkan sama sekali. 

Memang wajib disadari kalau tradisi bukanlah satu-satunya faktor yg mensugesti pembangunan. Sebagaimana dikatakan Tony Barnett (1995) that the development process requires an understanding of the economic, cultural and political ways in which people organize their lives. Ahli sosiologi Lithman (1983), jua berkeyakinan that development and underdevelopment relate not only to all aspects of living of its society but also its relations to boarder social system that are to its neighboring societies, to the city network, to the state system, regional system and the global system. 

Namun secara internal, faktor yg paling mempengaruhi pembangunan adalah tradisi. Memang kita nir dapat mengabaikan faktor lain seperti politik, ekonomi, sosial, sejarah, geografi, serta agama; namun semuanya itu secara substansial terkait menggunakan tradisi menjadi pemberi makna kehidupan, disamping sebagai pemberi bukti diri gerombolan dalam hubungannya dengan gerombolan lain. Hal ini berarti perlu diterapkan taktik pembangunan yang berbeda sesuai dengan tradisi yg terdapat (Ross, 1999: 42).

Memang sulit melihat tradisi menjadi faktor dominan pada revolusi (radical development) karena tradisi itu sendiri multidimensi, tetapi tradisi ini sebagai kerangka bagi perubahan yg radikal (revolusi). Revolusi ini sebenarnya bersifat multidimensional, tetapi memanifestasi dalam aspek eksklusif seperti politik atau ekonomi sebagai penyebab langsungnya (casus belly).

CONTOH PENUMBUHAN AKHLAQ LINGKUNGAN

Contoh Penumbuhan Akhlaq Lingkungan 
A. Akhlaq Lingkungan Di Keluarga
Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam kehidupan rakyat. Secara sosiologis, keluarga meliputi seluruh pihak yg memiliki hubungan darah serta atau keturunan. Keluarga merupakan loka berlindung, bertanya, serta mengarahkan diri bagi anggotanya (family of orientation) yg sifat hubungannya mampu berubah berdasarkan saat ke ketika. Sebagai institusi sosial, famili dapat berkembang menjadi lembaga sosial ekonomi serta social budaya, sebagai akibatnya keluarga bisa dijadikan forum penumbuhan serta ketahanan akhlaq manusia, termasuk di dalamnya akhlaq lingkungan.

Dalam perspektif kepercayaan Islam keluarga terutama orang tua sangat berpengaruh dalam pembentukan pilihan keyakinan dan perilaku hayati yg akan dipilih oleh seseorang anak/anggota keluarga. Karenanya setiap orang tua diperintahkan untuk berupaya semaksimal mungkin memelihara diri dan anggotanya berdasarkan perilaku yg dapat menjerumuskan diri pada kehinaan diri serta dampak jelek baik di dunia maupun akherat (Q.S. At-Tahrim:6).

Keluarga dengan demikian bertanggung jawab pada membuatkan budaya positif yg mendorong seluruh anggotanya keluarganya buat memiliki semangat beribadah dan berbagi akhlaq mulia, termasuk akhlaq lingkungan.

Secara sosial, famili mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan. Fungsi ini sangat erat menggunakan tanggung jawab orang tua menjadi pendidik pertama anak-anaknya. Keluarga bertanggungjawab buat menyebarkan anak-anak untuk berkembang sebagai langsung yg matang, yg dapatAkhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan bertanggung jawab serta dapat dipertanggungjawabkan sang masyarakatnya. Usaha pendidikan ini berkaitan erat menggunakan fungsi famili sebagai tempat proteksi. Dalam kaitannya dengan alam dan lingkungan, famili memiliki peran strategis dalam menumbuhkan pencerahan dan membuatkan langsung yang bertanggungjawab buat mengelola lingkungan sehingga dapat terjaga kelestarian dan ketersediaanya bagi kehidupan, sekaligus menjadi wujud proteksi kesejahteraan keluarga pada masa depan.

Dalam upaya penumbuhan akhlaq lingkungan, keluarga dapat mengajarkan tentang nilai-nilai utama terkait pengelolaan lingkungan, memberikan teladan dan mendorong pembiasaan perilaku serta konduite ramah lingkungan, serta secara penuh kekeluargaan bisa membuatkan diskusi pada rangka melakukan refleksi terhadap aneka macam fenomena kerusakan alam sebagai akibatnya bisa membentuk cara pandang, sikap serta perilaku anggota famili yg ramah terhadap lingkungan. Beberapa perilaku yang bisa dikembangkan sang setiap keluarga merupakan menjadi berikut:
1. Memanfaatkan pekarangan rumah buat mengelola serta melestarikan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan menggunakan beberapa cara, sebagai berikut:

a. Mengelola sampah rumah secara berdikari.
Upaya ini dapat dilakukan dengan memisahkan sampah organik (sayuran, residu makanan, daun, dan lain-lain) serta anorganik (plastik, kertas, kaleng, kaca, dll). Sampah anorganik bisa diberikan/dijual dalam pemulung, sedangkan sampah organik bisa dibuat kompos. Wadah membuat kompos mampu menggunakan menggali lubang pada halaman, atau dalam rumah yg berpekarangan mini dapat memakai keranjang/gentong. Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan

b. Membuat sumur resapan
Sumur resapan bertujuan buat menaikkan resapan air hujan menurut atap rumah ke pada tanah dalam areal terbuka, lapangan, loka parkir, serta pekarangan. Hal ini akan sangat membantu untuk mengembalikan persediaan air tanah, mengurangi jumlah air hujan yang mengalir ke parit/sungai serta mengurangi terjadinya banjir. Dengan menyediakan sumur resapan berarti telah menyediakan air cadangan buat keperluan dalam isu terkini kering dan mencegah sumur kita dari kekeringan

c. Membuat lubang resapan biopori/LRB
LRB adalah lubang yg dibuat secara tegak lurus (vertikal) ke dalam tanah, menggunakan diameter 10-30 cm dan kedalaman 100 cm, atau tidak melebih muka air tanah dangkal. Lubang diisi sampah organik sebagai sumber kuliner hewan tanah serta akar tumbuhan yg mampu membuat biopori atau liang (terowonganterowongan mini ) pada pada tanah, sehingga luas bidang permukaannya akan bertambah. LRB berguna buat meresapkan air hujan ke dalam tanah, menjaga ketersediaan air tanah, dan bisa dimanfaatkan buat membuat kompos.

d. Hijaukan pekarangan rumah
Manfaatkan setiap jengkal tanah di halaman rumah menggunakan berbagai flora, karena eksistensi tumbuhan selain sangat penting dan berfungsi menjadi pembuat oksigen, menyerap CO, penyimpan air, peneduh dari panas mentari , penghalang angin, jua bisa menghasilkan butir/bunga buat memenuhi pangan serta menambah ekonomi famili. Maka mulailah menanam pekarangan tempat tinggal dengan pohon pelindung (sepertiAkhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan pohon mangga, jeruk, dan sebagainya), tumbuhan obat maupun tumbuhan hias.

2. Melakukan gerakan hemat air. Hal ini bisa dilakukan di antaranya dengan cara berikut:
a. Mengajarkan, mencontohkan serta membudayakan perilaku hidup hemat air dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
 Menggunakan air secukupnya buat mencuci piring, mencuci baju, mandi, dan sikat gigi. Jika memungkinkan gunakan shower untuk mandi lantaran akan menghemat air hingga sepertiganya;
 Tidak membiarkan air kran terus mengalir selama menyikat gigi (satu gelas air buat gosok gigi);
 Menggunakan jamban/kakus yg membedakan volume air siram buat buang air kecil dan akbar;
 Memakai sabun, pasta gigi, shampo, dan deterjen secukupnya, selain ekonomis air jua mengurangi limbah deterjen dan busa yang dibuang dan mengurangi pencemaran air;
 Menggunakan ember, gayung, serta lap buat mencuci mobil/motor, menghindarkan diri untuk memakai slang yg lebih boros pemakaian airnya karena rata-homogen air kran mengalirkan 9 liter air/mnt;
 Memanfaatkan air secukupnya buat keperluan mencuci baju. Apabila mencuci baju menggunakan mesin cuci, pakai dengan jumlah yg memenuhi kapasitas aporisma dari mesin. Gunakanlah baju secara efisien dan tidak seluruh baju wajib dicuci setiap habis digunakan. Hal ini akan berhemat air, listrik serta sabun cuci yang berpotensi buat mencemarkan air. Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan
 Manfaatkan air bilasan terakhir cucian buat mengepel lantai atau membersihkan kamar mandi;
 Tampunglah air bekas mencuci beras/sayur/daging dan pakai untuk menyiram tumbuhan;
 Tampunglah air yang tetap mengalir ketika berwudhu.

Jika setiap berwudhu air yg dapat ditampung lebih kurang 1 - 1,lima liter/orang, maka berapa poly air higienis yg selama ini telah terbuang sia-sia?;
 Memeliharan kran air agar nir cepat rusak dan segera merubahnya apabila rusak/bocor.

b. Jika memungkinkan, upayakan agar air limbah rumah tangga bisa diolah kembali baik dengan alat pengolah limbah maupun melalui fitoremediasi sebagai akibatnya dapat dipakai balik (paling tidak untuk menyiram tumbuhan) atau bila tidak akan dipakai pulang, permanen aman bila dibuang ke lingkungan

3. Melakukan gerakan ekonomis listrik. Hal ini bisa dilakukan menggunakan cara:
a. Padamkan lampu pada setiap ruangan yang nir digunakan
b. Tidak membiarkan indera elektro tetap menyala waktu nir ditonton.
c. Memaksimalkan pencahayaan dan sirkulasi udara untuk meminimalisir penggunaan lampu serta pendingin udara di siang hari.
d. Tidak membiarkan kulkas kosong atau nir terisi secara proporsinal.
e. Hindari penggunaan setrika hanya buat satu atau dua sandang. Usahakan menyertikan dalam jumlah poly dan untuk keperluan beberapa hari.akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan 
4. Memaksimalkan ruangan tempat tinggal untuk memperoleh aliran udara serta pencahayaan secara baik
5. Membudayakan berjalan kaki atau menggunakan sepeda buat memenuhi keperluan keluarga pada jarak dekat, dan menggunakan satu kendaraan buat seluruh keluarga bila memungkinkan.

B. Akhlaq Lingkungan Di Tempat Ibadah
Islam menegaskan bahwa tujuan penciptaan manusia merupakan buat beribadah (Q.S. Adz-Dzariyat: 56). Dalam istilah fiqh (hukum Islam), ibadah adalah upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya, meninggalkan segala embargo-Nya, serta mengamalkan segala yg diijinkan-Nya. Ibadah ini terbagi sebagai 2, yaitu ibadah yang bersifat generik berupa segala perbuatan yang diijinkan Allah, serta yang bersifat spesifik berupa segala aktivitas yang telah ditetapkan Allah terkait rincian tata cara pelaksanaannya, seperti sholat, puasa, zakat, dan haji.

Proses pelaksanaan ibadah tersebut, terutama yang bersifat spesifik dianjurkan untuk dilakukan pada tempat-tempat eksklusif, seperti ibadah sholat di masjid/mushola. Dalam sejarah peradaban serta kebudayaan Islam, masjid tidak hanya berfungsi menjadi loka ibadah semata, namun pula mempunyai fungsi lain yg memberikan kontribusi positif bagi pembentukan serta pengembangan kehidupan umat Islam yang lebih baik dalam aspek sosial, ekonomi, politik dan sebagainya.

Melihat kedudukannya yg sangat sentral pada kehidupan umat Islam, masjid atau mushola dapat dijadikan tempat buat menumbuhkan akhlaq lingkungan. Melalui asal daya yg dimilikinya, masjid atau mushola dapat melakukan proses pengajaran, anugerah tauladan, pembiasaan, serta refleksi kepada36 Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan umat tentang pengelolaan dan pelestarian lingkungan.

Beberapa bisnis yang bisa dilakukan merupakan menjadi berikut:
1. Menjadikan tema lingkungan menjadi keliru satu berita yg harus disampikan dalam kegiatan kutbah Jum’at, kultum, pengajian, buletin dakwah, atau media lainnya.
2. Mendesain masjid/mushola yg mempunyai aliran udara serta pencahayaan yg aporisma sehingga bisa mengurangi pengunaan lampu dan kipas angin.
3. Mengelola sampah serta pekarangan masjid yg ramah lingkungan.
4. Memanfaatkan air bekas wudhu yang merupakan air musta’mal (suci akan tetapi nir mensucikan) buat disalurkan ke peresapan atau kolam sebagai akibatnya dapat dimanfaatkan buat aktivitas lain.
5. Menjaga kebersihan serta kesucian masjid menjadi temapt ibadah
6. Menyelenggarakan lomba, kampanye atau lainnya terkait dengan pengelolaan serta pelestarian lingkungan.

C. Akhlaq Lingkungan Di Kantor/Tempat Bekerja
Islam adalah kepercayaan yg menganjurkan umatnya buat bekerja buat kebaikan hayati dan kehidupan pada global, tanpa melupakan tugas manfaatnya buat beribadah menjadi bekal kehidupan akhirat (Q.S. Al-Qashash: 71). Saat ini pada kehidupan warga sudah berkembang banyak sekali macam pekerjaan, baik yang bersifat formal juga informal. Islam nir membatasi umatnya buat bekerja pada aspek tertentu saja, tetapi memberikan kebebasan untuk memilih serta mengembangkan banyak sekali pekerjaan selama jenis pekerjaan itu sinkron dengan nilai-nilai yg sudah ditentukan oleh Islam itu sendiri.akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan Etos kerja yg baik dalam pandangan Islam berdasarkan dalam semangat keikhlasan serta profesionalisme yg didukung sang kejujuran dan kesadaran bahwa yang dikerjakannya menjadi bagian ibadah dan akan dimintai pertanggungjawaban di akherat kelak.

Di antara wujud berdasarkan pemahaman ini merupakan keluarnya kesadaran serta perilaku ramah lingkungan pada menjalankan tugas pekerjaannya, baik dalam aspek formal juga informal. Ada beberapa contoh perilaku yg bisa diajarkan, dicontohkan, serta dibiasakan, serta dinilai dalam menumbuhkan Akhlaq lingkungan pada loka kerja, pada antaranya sebagai berikut:

1. Mencetak pada Dua Sisi Kertas
Dokumen, makalah atau surat-surat yg tidak mengharuskan dicetak satu sisi sebaiknya dicetak dalam dua sisi kertas (cetak bolak-kembali). Cara mencetak bolak balik ini sebenarnya mudah terutama buat komputer dan printer yg mempunyai fasilitas duplexer. Apabila tujuan menurut pencetakan dokumen merupakan buat memberikan berita atau menambah warta lisan pada lembaga diskusi atau seminar, maka liputan tersebut sanggup dicetak dalam bentuk hand-out, 4-6 slide menjadi 1 laman dengan font rona hitam. Atau sanggup juga mencetak dua halaman atau lebih sebagai 1 halaman saja menggunakan memanfaatkan perangkat lunak Fine Print (www.fineprint.com), apabila personal komputer serta printer kita didukung sang fasilitas ini.

Dengan cara ini dapat menghemat pemakaian kertas separuhnya atau bahkan lebih, serta mampu menghemat pemakaian klip kertas atau staples buat menyatukan dokumen. Menurut forum lingkungan “Teman Bumi”, apabila setiap orang dari penduduk global ini hanya menggunakan 1 (satu) staples saja perhari, maka akan dapat menghemat penggunaan baja sebanyak 120 ton pertahun! Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan

2. Cetak Dokumen dengan Kertas bekas
Draft atau konsep dokumen buat kepentingan koreksi atau editing atau reviewing sanggup dicetak terlebih dahulu dalam kertas bekas (kertas yang satu sisinya sudah dipakai). Kertas bekas ini jua bisa dipakai contohnya untuk mengirim fax atau mencetak dokumen yg tak resmi. Bisa pula memanfaatkan amplop yang telah digunakan buat mengirim surat-surat yang tidak formal, atau buat memasukkan uang honorarium kegiatan dan sebagainya. Alamat yang sudah tertulis pada amplop yang diterima mampu ditutup menggunakan guntingan kertas sesuai dengan luas tulisan, atau mampu dipakai kertas label yang tersedia di toko kertas, lalu ditulisi alamat yang baru. Cara demikian mampu menghemat pemakaian kertas dan amplop yg relatif banyak di tempat kerja.

3. Periksa Dokumen sebelum dicetak.
Mencetak dokumen tanpa menyelidiki terlebih dahulu merupakan norma poly orang. Bahkan acapkali mencetak halaman yg sama lebih menurut satu kali karena perintah cetak pada printer belum pada setting kembali buat mencetak hanya satu kali. Dokumen yg dibentuk kadang belum diberi nomor laman, masih ada salah ketik, keliru format, atau terdapat gambar yg belum dimasukkan dan sebagainya. Apabila page ini langsung dicetak, maka terpaksa mencetak ulang laman yang nir sinkron tersebut. Cara demikian sangat memboroskan kertas. Oleh karenanya periksalah terlebih dahulu dokumen sebelum dicetak. Bagi yg menggunakan software Microsoft, fasilitas print preview sanggup kita manfaatkan. Dengan fasilitas ini dokumen bisa diperiksa secara holistik. Gambar, atau teks yang tidak dibutuhkan mampu dibuang, yg diharapkan akan namun belum ada mampu ditambahkan. Dengan cara demikian bisa menghematAkhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan kertas lantaran tidak wajib berkali-kali mencetak laman yang sama karena keliru cetak.

4. Undangan Rapat/rendezvous lewat SMS atau E-mail
Undangan rapat, pertemuan, diskusi, seminar, resepsi sampai undangan arisan saat ini masih poly yang dicetak dikertas, bahkan undangan resepsi perkawinan atau ulang tahun sering dicetak dalam kertas lux dan berlembar-lembar. Cara ini sangat memboroskan kertas serta juga tenaga buat menciptakan kertas serta mencetak teks dan gambar yang diinginkan. Pada jaman teknologi fakta serta komunikasi waktu ini, undangan-undangan yang tidak terlalu formal, atau pertemuan yang tidak formal atau rendezvous formal (dinas) tetapi lokal sanggup melalui e-mail atau bahkan SMS. Undangan atau pemberitahuan sampai pendaftaran pada suatu even nasional dan internasional saat ini sebagian besar juga telah menggunakan e-mail atau di up-load di website. Cara ini, disamping mampu berhemat pemakaian kertas yang relatif akbar, jua lebih efektif serta berdaya jangkau luas bahkan dunia.

5. Gunakan Laptop serta Proyektor (on focused)
Penyampaian liputan, bahan diskusi atau notulen hasil kedap kepada audien pada forum rapat, diskusi, workshop atau seminar bisa dilakukan menggunakan memanfaatkan layar dan proyektor LCD serta laptop daripada memakai hasil cetak (print-out). Cara demikian di samping bisa berhemat pemakaian kertas, jua menghemat pemakaian energi, karena konsumsi energi laptop jauh lebih sedikit apabila dibandingkan dengan menggunakan desktop. Keuntungan lain, apabila terdapat koreksi atau tambahan terhadap bahan yang disampaikan sanggup eksklusif dilakukan waktu itu. Jika audiens memerlukan file berita yg bersangkutan bisa langsung dicopykan. Apabila fasilitas telah tersedia, pertemuan Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan virtual dengan sahabat kerja atau kolega pada luar tempat kerja atau pada luar negeri bisa dilakukan menggunakan memakai fasilitas video conference. Dengan cara demikian di samping mampu berhemat kertas, pula tenaga, porto transportasi serta akomodasi.

6. Gunakan Kertas Daur Ulang
Menggunakan kertas daur ulang untuk mencetak dokumen, tembusan atau arsip yang akan disimpan lebih bijaksana dan ekonomis daripada memakai kertas biasa buat fine-print. Proses pembuatan kertas daur ulang jauh lebih berhemat porto serta menghemat tenaga sekitar 70 % daripada energy yg digunakan umtuk pembuatan kertas biasa (www.foe.org). Perhatikan logo yg terdapat dalam pembungkus kertas buat memastikan kertas yg kita pakai adalah kertas daur ulang.

7. Pilih Hidangan Tradisional/lokal
Memilih hidangan makanan mini atau makan siang dalam pertemuan atau seminar yg berupa makanan lokal/tradisional. Makanan tradisional/lokal disamping lebih murah, lebih hemat tenaga dalam prosesnya, lebih kondusif, pilihannya majemuk serta membantu ketahanan pangan nasional. Makanan yg tidak dimasak (buah-buahan atau lalapan) atau hanya dimasak dalam ketika singkat (steam atau kukus) lebih baik daripada kuliner olahan yang dimasak berkali-kali dan telah ditambah bahan tambahan (pengawet, pewarna dsb). Hindari kuliner yg memakai pembungkus plastik dan zat tambahan yg berlebihan.

Tempatkan kuliner pada wadah yang terbuat dari bahan alami dan sanggup pada siklus ulang (daun, kayu atau keramik). Proses pembuatan kuliner olahan membutuhkan tenaga dan air yang cukup poly, mengandung bahan tambahan yangAkhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan sering tidak diketahui serta sudah disimpan dalam waktu lama sehingga mengandung bahan pengawet kuliner. Sebagai model, buat membuat 1 (satu) kilogram produk kuliner olahan daging (sosis, nugget, dan lain - lain) diharapkan kurang lebih 13.000 liter air pada prosesnya. Pembungkus plastik dan stereofoam di samping proses pembuatannya memerlukan energi dan air yg sangat banyak, juga tidak sanggup didegradasi sehingga tidak ramah lingkungan lantaran akan menjadi bahan polusi lingkungan.

8. Pendingin Ruangan
Lubang angin buat penghawaan ruangan serta jendela untuk penjelasan alami jauh lebih baik (menurut sisi konsumsi energy serta kesehatan) daripada menggunakan pendingin ruangan (AC) dan menggunakan penjelasan lampu. Jika konstruksi ruangan tempat kerja telah terlanjur didesain untuk memakai AC, kita sanggup mengatur penggunaannya secara lebih bijaksana buat menghemat tenaga. Pada siang hari buka semua kordyn ventilasi ruang sehingga tak perlu lampu buat penerangan.

Hidupkan AC hanya jika ruangan akan digunakan, serta jangan dihidupkan bila ruangan hanya akan dipakai tidak lebih berdasarkan 20 menit. Kebiasaan menghidupkan AC waktu kita masuk ruang hanya buat mengambil sesuatu dan kemudian meninggalkan ruang untuk melakukan kegiatan di ruang atau tempat lain ad interim AC masih pada keadaan hidup adalah konduite boros energi. Akan tetapi terlalu sering menghidupkan serta mematikan AC jua boros, lantaran waktu AC dihidupkan (start), konsumsi listriknya melonjak drastis, serta baru turun menjadi stabil beberapa saat lalu.
Aturlah suhu ruang lebih kurang 24-25 C, karena pada suhu ini merupakan suhu yg paling efisien dalam penggunaan listrik, dan kesegaran ruangan yg paling sinkron buat Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan wilayah tropis. Tutuplah pintu-pintu ruang dalam waktu AC hidup, agar AC nir perlu bekerja terlalu keras, buat penghematan pemakaian tenaga listrik. Rawatlah AC secara bersiklus agar efisiensinya (perbandingan antara energi yang diharapkan menggunakan suhu yang didapatkan) tetap terjaga.

9. Gunakan Produk Hemat Energi
Jika kita memilih barang buat keperluan kantor/instansi kita, maka pilihlah barang atau produk yg ekonomis tenaga. Untuk barang-barang elektronik (monitor, TV, AC serta sebagainya) yg sudah direkomendasi hemat tenaga, umumnya diberi label Energi Star (*energy) oleh Environmental Protection Agency (EPA). Produk-produk yg telah mendapatkan sertifikat ekonomis energi ini bisa menghemat energi sampai 30%. Penghematan tenaga juga sanggup dilakukan menggunakan cara membarui peralatan/perabotan tempat kerja yang terbuat menurut plastik menggunakan perabotan/peralatan yang berbahan standar dari kayu, rotan atau bahan-bahan lain yg alami. Plastik pada proses pembuatannya memerlukan energi dan air yang sangat poly, sementara itu plastik juga nir sanggup didegradasi sebagai akibatnya menambah polusi lingkungan.

10. Pengisian Baterai Laptop dan Ponsel
Di tempat tinggal atau pada tempat kerja, kita acapkali mengisi baterai laptop atau ponsel kita pada ketika yg terlalu lama , bahkan bisa seharian lantaran lupa mencopot atau mematikan charger karena kesibukan. Cara atau kebiasaan ini termasuk kebiasaan boros energi, karena baterai telah penuh akan tetapi arus listrik tetap mengalir terus serta terbuang. Arus listrik yang terbuang apabila hanya untuk 1-dua ponsel dan laptop, memang kecil, akan tetapi bila norma demikian dilakukan sang jutaan orang, maka berapa juta watt energi listrik yg terbuang pada sehari?Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan 11. Memilih menggunakan Tangga

Banyak kantor-tempat kerja pemerintah maupun swasta pada Negara kita, yang terdiri atas beberapa lantai, tersedia fasilitas lift buat naik turun antar lantai. Memilih menggunakan tangga apabila kita hanya akan naik atau turun dua-3 lantai adalah pilihan bijak. Naik turun menggunakan tangga lebih sehat karena paru-paru, jantung dan otot-otot kaki kita mendapatkan latihan setiap hari. Menggunakan tangga juga berhemat konsumsi energi listrik pada kantor. Lift menggunakan kapasitas 7-10 orang, buat sekali naik atau turun memerlukan energi listrik yg setara menggunakan Rp 1.500,-. Apabila pada kantor kita masih ada 2 lift yg selalu beroperasi setiap hari dengan homogen-rata 50 kali naik serta turun, maka kantor kita wajib membayar energi listrik sebanyak Rp. 150.000,-perhari, atau Rp 3.750.000,- per-bulan menggunakan 25 hari kerja.

D. Akhlaq Lingkungan Di Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan sesungguhnya adalah loka yang paling efektif dalam menumbuhkan akhlaq lingkungan. Hal ini dikarenakan keberadaan forum pendidikan adalah untuk merubah konduite peserta didiknya sebagai lebih baik. Sistem serta budayanya pun telah terjadwal buat membentuk anak-anak yang berkualitas, baik secara akademik maupun moralnya.

Terkait penumbuhan akhlaq lingkungan, setiap forum pendidikan bisa mengembangkan 2 metode, yaitu yaitu langsung serta tidak langsung. Metode pribadi merupakan metode yg dilakukan secara sadar, dimana pendidikan akhlaq lingkungan dicantumkan dalam sebagian mata pelajaran, yg memiliki saat eksklusif di antara sekian poly mata pelajaran yg wajib diberikan oleh pembina, guru atau da’i. Metode tidak langsung adalah metode yang bertitik tolak pada pendidikan, Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan dimana pendidikan akhlaq lingkungan adalah bagian dari semua proses pendidikan sehingga pendidikan akhlaq lingkungan bisa menjadi manifestasi menurut keseluruhan aspek-aspek pendidikan yg diorganisir dalam lembaga pendidikan yg melakukannya.

Adapun contoh konduite yang bisa dikembangkan menjadi akhlaq lingkungan di lembaga pendidikan bisa mengacu dalam beberapa contoh yg dikembangkan pada akhlaq lingkungan pada famili, tempat ibadah, dan tempat kerja/loka kerja pada atas. Contoh-model konduite itu selanjutnya disesuasikan dengan kondisi dan asal daya lembaga pendidikan yg bersangkutan sebagai akibatnya mampu dilaksanakan dan dinilai.

E. Akhlaq Lingkungan Di Fasilitas Umum
Setiap orang tidak sanggup dilepaskan menurut kebutuhan akan fasilitas generik. Keberadaan fasilitas generik merupakan hak asasi setiap anggota warga . Fasilitas generik nir hanya berfungsi menjadi media buat mempermudah aplikasi kebutuhan hayati, namun pula menjadi tempat berkomunikasi, bersosialisasi, serta rekreasi. Oleh karena itu, eksistensi fasilitas umum ini harus memenuhi beberapa standar tertentu, misalnya keamanan, kenyamanan, kebersihan dan tentunya standar kelestarian lingkungan.

Mengingat pentingnya eksistensi fasilitas generik ini, maka setiap anggota warga berkewajiban turut dan mengelola serta merawatnya, termasuk pada dalamnya adalah menggunakan menyebarkan akhlaq lingkungan. Beberapa model konduite yg bisa dikembangkan adalah menjadi berikut:Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan 
1. Mengembangkan sikap saling menghormati serta menghargai setiap pengguna fasilitas umum
2. Menjaga, memelihara, serta menggunakan fasilitas umum sinkron baku peruntukkan serta berdasar standar opersional yang sudah ditetapkan.
3. Tidak merusak tumbuhan, makhluk lainnya, atau fasilitas yg disediakan, dan nir membuang sampah atau kotoran bukan dalam loka peruntukannya.
4. Ketika hendak memanfaatkan fasiltas generik dihindari menggunakan indera-indera yang habis gunakan, tetapi menggunakan indera-alat yg tahan usang serta multi fungsi.
5. Bersikap tanggungjawab buat turut dan berperilaku ramah lingkungan saat memanfaatkan fasilitas umum serta tergerak buat mengingatkan orang lain saat nir sempurna dalam berperilaku terhadap lingkungan di fasilitas generik.

CONTOH PENUMBUHAN AKHLAQ LINGKUNGAN

Contoh Penumbuhan Akhlaq Lingkungan 
A. Akhlaq Lingkungan Di Keluarga
Keluarga adalah unit sosial terkecil pada kehidupan masyarakat. Secara sosiologis, famili meliputi seluruh pihak yang memiliki interaksi darah serta atau keturunan. Keluarga merupakan loka berlindung, bertanya, dan mengarahkan diri bagi anggotanya (family of orientation) yg sifat hubungannya bisa berubah menurut saat ke saat. Sebagai institusi sosial, keluarga bisa berkembang menjadi lembaga sosial ekonomi dan social budaya, sehingga keluarga bisa dijadikan lembaga penumbuhan dan ketahanan akhlaq insan, termasuk pada dalamnya akhlaq lingkungan.

Dalam perspektif kepercayaan Islam famili terutama orang tua sangat berpengaruh dalam pembentukan pilihan keyakinan serta sikap hidup yang akan dipilih oleh seseorang anak/anggota famili. Karenanya setiap orang tua diperintahkan buat berupaya semaksimal mungkin memelihara diri serta anggotanya menurut konduite yg dapat menjerumuskan diri pada kehinaan diri dan dampak jelek baik pada dunia maupun akherat (Q.S. At-Tahrim:6).

Keluarga dengan demikian bertanggung jawab pada berbagi budaya positif yg mendorong seluruh anggotanya keluarganya buat memiliki semangat beribadah serta menyebarkan akhlaq mulia, termasuk akhlaq lingkungan.

Secara sosial, famili mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan. Fungsi ini sangat erat menggunakan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik pertama anak-anaknya. Keluarga bertanggungjawab untuk mengembangkan anak-anak buat berkembang menjadi langsung yg matang, yg dapatAkhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan bertanggung jawab serta dapat dipertanggungjawabkan sang masyarakatnya. Usaha pendidikan ini berkaitan erat menggunakan fungsi famili sebagai loka perlindungan. Dalam kaitannya menggunakan alam serta lingkungan, famili mempunyai kiprah strategis dalam menumbuhkan pencerahan dan berbagi pribadi yg bertanggungjawab buat mengelola lingkungan sehingga dapat terjaga kelestarian dan ketersediaanya bagi kehidupan, sekaligus sebagai wujud perlindungan kesejahteraan famili di masa depan.

Dalam upaya penumbuhan akhlaq lingkungan, famili bisa mengajarkan tentang nilai-nilai primer terkait pengelolaan lingkungan, menaruh teladan dan mendorong pembiasaan sikap serta perilaku ramah lingkungan, dan secara penuh kekeluargaan dapat membuatkan diskusi dalam rangka melakukan refleksi terhadap banyak sekali fenomena kerusakan alam sehingga dapat menciptakan cara pandang, perilaku dan konduite anggota keluarga yang ramah terhadap lingkungan. Beberapa konduite yg bisa dikembangkan oleh setiap keluarga merupakan sebagai berikut:
1. Memanfaatkan pekarangan rumah untuk mengelola serta melestarikan lingkungan. Hal ini bisa dilakukan menggunakan beberapa cara, menjadi berikut:

a. Mengelola sampah tempat tinggal secara berdikari.
Upaya ini dapat dilakukan menggunakan memisahkan sampah organik (sayuran, residu makanan, daun, serta lain-lain) serta anorganik (plastik, kertas, kaleng, kaca, dll). Sampah anorganik dapat diberikan/dijual pada pemulung, sedangkan sampah organik bisa dibuat kompos. Wadah menciptakan kompos sanggup menggunakan menggali lubang di page, atau dalam rumah yang berpekarangan kecil bisa menggunakan keranjang/gentong. Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan

b. Membuat sumur resapan
Sumur resapan bertujuan buat menaikkan resapan air hujan berdasarkan atap rumah ke pada tanah pada areal terbuka, lapangan, tempat parkir, dan pekarangan. Hal ini akan sangat membantu buat mengembalikan persediaan air tanah, mengurangi jumlah air hujan yang mengalir ke parit/sungai serta mengurangi terjadinya banjir. Dengan menyediakan sumur resapan berarti sudah menyediakan air cadangan buat keperluan dalam isu terkini kering serta mencegah sumur kita menurut kekeringan

c. Membuat lubang resapan biopori/LRB
LRB adalah lubang yg dibentuk secara tegak lurus (vertikal) ke dalam tanah, menggunakan diameter 10-30 centimeter dan kedalaman 100 cm, atau tidak melebih muka air tanah dangkal. Lubang diisi sampah organik sebagai sumber makanan fauna tanah dan akar tanaman yang bisa membuat biopori atau liang (terowonganterowongan kecil) di dalam tanah, sebagai akibatnya luas bidang permukaannya akan bertambah. LRB bermanfaat buat meresapkan air hujan ke dalam tanah, menjaga ketersediaan air tanah, serta mampu dimanfaatkan buat membuat kompos.

d. Hijaukan pekarangan rumah
Manfaatkan setiap jengkal tanah pada page tempat tinggal menggunakan berbagai flora, karena keberadaan tumbuhan selain sangat penting serta berfungsi menjadi produsen oksigen, menyerap CO, penyimpan air, peneduh dari panas mentari , penghalang angin, juga dapat menghasilkan butir/bunga buat memenuhi pangan serta menambah ekonomi keluarga. Maka mulailah menanam pekarangan rumah dengan pohon pelindung (sepertiAkhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan pohon mangga, jeruk, dan sebagainya), tanaman obat maupun flora hias.

2. Melakukan gerakan ekonomis air. Hal ini dapat dilakukan pada antaranya menggunakan cara berikut:
a. Mengajarkan, mencontohkan serta membudayakan perilaku hayati irit air dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
 Menggunakan air secukupnya buat mencuci piring, mencuci baju, mandi, dan sikat gigi. Apabila memungkinkan gunakan shower buat mandi karena akan berhemat air hingga sepertiganya;
 Tidak membiarkan air kran terus mengalir selama menyikat gigi (satu gelas air buat gosok gigi);
 Menggunakan jamban/kakus yang membedakan volume air siram buat buang air mini serta besar ;
 Memakai sabun, pasta gigi, shampo, serta deterjen secukupnya, selain ekonomis air juga mengurangi limbah deterjen dan busa yang dibuang serta mengurangi pencemaran air;
 Menggunakan ember, gayung, serta lap untuk mencuci kendaraan beroda empat/motor, menghindarkan diri buat menggunakan slang yang lebih boros pemakaian airnya lantaran homogen-homogen air kran mengalirkan 9 liter air/mnt;
 Memanfaatkan air secukupnya buat keperluan mencuci baju. Jika mencuci baju menggunakan mesin cuci, pakai dengan jumlah yg memenuhi kapasitas maksimal dari mesin. Gunakanlah baju secara efisien dan tidak seluruh baju harus dicuci setiap habis digunakan. Hal ini akan berhemat air, listrik serta sabun cuci yang berpotensi buat mencemarkan air. Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan
 Manfaatkan air bilasan terakhir cucian buat mengepel lantai atau membersihkan kamar mandi;
 Tampunglah air bekas mencuci beras/sayur/daging serta gunakan buat menyiram tumbuhan;
 Tampunglah air yg tetap mengalir waktu berwudhu.

Jika setiap berwudhu air yang dapat ditampung sekitar 1 - 1,5 liter/orang, maka berapa poly air bersih yang selama ini sudah terbuang sia-sia?;
 Memeliharan kran air supaya nir cepat rusak dan segera merubahnya bila rusak/bocor.

b. Apabila memungkinkan, upayakan agar air limbah tempat tinggal tangga dapat diolah balik baik menggunakan alat pengolah limbah juga melalui fitoremediasi sebagai akibatnya dapat dipakai balik (paling nir buat menyiram flora) atau apabila tidak akan digunakan pulang, permanen aman jika dibuang ke lingkungan

3. Melakukan gerakan ekonomis listrik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
a. Padamkan lampu pada setiap ruangan yang nir digunakan
b. Tidak membiarkan alat elektronika permanen menyala ketika nir ditonton.
c. Memaksimalkan pencahayaan serta aliran udara untuk meminimalisir penggunaan lampu dan pendingin udara pada siang hari.
d. Tidak membiarkan kulkas kosong atau tidak terisi secara proporsinal.
e. Hindari penggunaan setrika hanya untuk satu atau 2 sandang. Usahakan menyertikan dalam jumlah poly serta buat keperluan beberapa hari.akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan 
4. Memaksimalkan ruangan tempat tinggal buat memperoleh peredaran udara serta pencahayaan secara baik
5. Membudayakan berjalan kaki atau menggunakan sepeda buat memenuhi keperluan famili dalam jarak dekat, serta menggunakan satu tunggangan buat semua famili jika memungkinkan.

B. Akhlaq Lingkungan Di Tempat Ibadah
Islam menegaskan bahwa tujuan penciptaan insan adalah buat beribadah (Q.S. Adz-Dzariyat: 56). Dalam kata fiqh (aturan Islam), ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya, meninggalkan segala embargo-Nya, dan mengamalkan segala yg diijinkan-Nya. Ibadah ini terbagi menjadi dua, yaitu ibadah yg bersifat umum berupa segala perbuatan yang diijinkan Allah, dan yg bersifat khusus berupa segala aktivitas yg sudah ditetapkan Allah terkait rincian rapikan cara pelaksanaannya, seperti sholat, puasa, zakat, dan haji.

Proses pelaksanaan ibadah tadi, terutama yg bersifat spesifik dianjurkan buat dilakukan di tempat-loka eksklusif, seperti ibadah sholat di masjid/mushola. Dalam sejarah peradaban dan kebudayaan Islam, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah semata, namun juga mempunyai fungsi lain yang memberikan donasi positif bagi pembentukan serta pengembangan kehidupan umat Islam yang lebih baik pada aspek sosial, ekonomi, politik dan sebagainya.

Melihat kedudukannya yang sangat sentral dalam kehidupan umat Islam, masjid atau mushola dapat dijadikan loka buat menumbuhkan akhlaq lingkungan. Melalui asal daya yg dimilikinya, masjid atau mushola bisa melakukan proses pedagogi, anugerah tauladan, pembiasaan, serta refleksi kepada36 Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan umat mengenai pengelolaan serta pelestarian lingkungan.

Beberapa bisnis yang bisa dilakukan merupakan sebagai berikut:
1. Menjadikan tema lingkungan sebagai galat satu berita yg wajib disampikan dalam kegiatan kutbah Jum’at, kultum, pengajian, buletin dakwah, atau media lainnya.
2. Mendesain masjid/mushola yg mempunyai sirkulasi udara dan pencahayaan yg maksimal sehingga dapat mengurangi pengunaan lampu serta kipas angin.
3. Mengelola sampah serta pekarangan masjid yang ramah lingkungan.
4. Memanfaatkan air bekas wudhu yang adalah air musta’harta benda (suci tapi nir mensucikan) buat disalurkan ke peresapan atau kolam sehingga bisa dimanfaatkan buat aktivitas lain.
5. Menjaga kebersihan dan kesucian masjid menjadi temapt ibadah
6. Menyelenggarakan lomba, kampanye atau lainnya terkait dengan pengelolaan serta pelestarian lingkungan.

C. Akhlaq Lingkungan Di Kantor/Tempat Bekerja
Islam adalah agama yang menganjurkan umatnya buat bekerja buat kebaikan hayati dan kehidupan di global, tanpa melupakan tugas fungsinya buat beribadah menjadi bekal kehidupan akhirat (Q.S. Al-Qashash: 71). Saat ini pada kehidupan rakyat sudah berkembang berbagai macam pekerjaan, baik yg bersifat formal maupun informal. Islam nir membatasi umatnya untuk bekerja pada aspek eksklusif saja, tetapi memberikan kebebasan buat memilih dan membuatkan aneka macam pekerjaan selama jenis pekerjaan itu sinkron menggunakan nilai-nilai yg sudah dipengaruhi sang Islam itu sendiri.akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan Etos kerja yang baik dalam pandangan Islam berdasarkan dalam semangat keikhlasan dan profesionalisme yg didukung sang kejujuran dan pencerahan bahwa yg dikerjakannya sebagai bagian ibadah dan akan dimintai pertanggungjawaban pada akherat kelak.

Di antara wujud berdasarkan pemahaman ini adalah munculnya kesadaran dan konduite ramah lingkungan dalam menjalankan tugas pekerjaannya, baik pada aspek formal maupun informal. Ada beberapa contoh konduite yg bisa diajarkan, dicontohkan, serta dibiasakan, dan dinilai dalam menumbuhkan Akhlaq lingkungan di loka kerja, pada antaranya sebagai berikut:

1. Mencetak dalam Dua Sisi Kertas
Dokumen, makalah atau surat-surat yang nir mengharuskan dicetak satu sisi sebaiknya dicetak dalam dua sisi kertas (cetak bolak-balik ). Cara mencetak bolak pulang ini sebenarnya mudah terutama buat personal komputer dan printer yg mempunyai fasilitas duplexer. Apabila tujuan berdasarkan pencetakan dokumen merupakan untuk memberikan berita atau menambah berita ekspresi pada lembaga diskusi atau seminar, maka fakta tadi mampu dicetak dalam bentuk hand-out, 4-6 slide menjadi 1 page dengan font warna hitam. Atau bisa jua mencetak dua halaman atau lebih sebagai 1 laman saja dengan memanfaatkan perangkat lunak Fine Print (www.fineprint.com), apabila personal komputer dan printer kita didukung sang fasilitas ini.

Dengan cara ini bisa menghemat pemakaian kertas separuhnya atau bahkan lebih, dan sanggup menghemat pemakaian klip kertas atau staples untuk menyatukan dokumen. Menurut lembaga lingkungan “Teman Bumi”, jika setiap orang menurut penduduk dunia ini hanya memakai 1 (satu) staples saja perhari, maka akan bisa menghemat penggunaan baja sebesar 120 ton pertahun! Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan

2. Cetak Dokumen dengan Kertas bekas
Draft atau konsep dokumen buat kepentingan koreksi atau editing atau reviewing mampu dicetak terlebih dahulu pada kertas bekas (kertas yg satu sisinya telah dipakai). Kertas bekas ini pula sanggup dipakai misalnya buat mengirim fax atau mencetak dokumen yg tak resmi. Bisa jua memanfaatkan amplop yang telah digunakan buat mengirim surat-surat yg nir formal, atau buat memasukkan uang honorarium kegiatan serta sebagainya. Alamat yang sudah tertulis pada amplop yang diterima bisa ditutup menggunakan guntingan kertas sesuai dengan luas goresan pena, atau bisa dipakai kertas label yang tersedia pada toko kertas, lalu ditulisi alamat yang baru. Cara demikian mampu menghemat pemakaian kertas dan amplop yg relatif poly di kantor.

3. Periksa Dokumen sebelum dicetak.
Mencetak dokumen tanpa mengusut terlebih dahulu merupakan norma banyak orang. Bahkan seringkali mencetak halaman yang sama lebih menurut satu kali lantaran perintah cetak di printer belum di setting balik untuk mencetak hanya satu kali. Dokumen yg dibuat kadang belum diberi nomor page, terdapat salah ketik, galat format, atau ada gambar yg belum dimasukkan dan sebagainya. Apabila page ini pribadi dicetak, maka terpaksa mencetak ulang laman yg nir sinkron tadi. Cara demikian sangat memboroskan kertas. Oleh karena itu periksalah terlebih dahulu dokumen sebelum dicetak. Bagi yg memakai aplikasi Microsoft, fasilitas print preview bisa kita manfaatkan. Dengan fasilitas ini dokumen dapat diperiksa secara keseluruhan. Gambar, atau teks yg tidak diharapkan mampu dibuang, yang diharapkan akan namun belum terdapat mampu dibubuhi. Dengan cara demikian bisa menghematAkhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan kertas lantaran tidak wajib berkali-kali mencetak laman yg sama lantaran salah cetak.

4. Undangan Rapat/pertemuan lewat SMS atau E-mail
Undangan kedap, rendezvous, diskusi, seminar, resepsi hingga undangan arisan waktu ini masih poly yg dicetak dikertas, bahkan undangan resepsi perkawinan atau ulang tahun acapkali dicetak pada kertas lux dan berlembar-lbr. Cara ini sangat memboroskan kertas serta juga tenaga buat membuat kertas serta mencetak teks dan gambar yg diinginkan. Pada jaman teknologi fakta serta komunikasi ketika ini, undangan-undangan yang nir terlalu formal, atau rendezvous yg nir formal atau pertemuan formal (dinas) tetapi lokal bisa melalui e-mail atau bahkan SMS. Undangan atau pemberitahuan sampai registrasi pada suatu even nasional serta internasional ketika ini sebagian besar jua telah memakai e-mail atau pada up-load di website. Cara ini, disamping bisa menghemat pemakaian kertas yang relatif akbar, juga lebih efektif serta berdaya jangkau luas bahkan global.

5. Gunakan Laptop serta Proyektor (on focused)
Penyampaian informasi, bahan diskusi atau notulen hasil rapat kepada audien pada forum kedap, diskusi, workshop atau seminar dapat dilakukan dengan memanfaatkan layar serta proyektor LCD dan laptop daripada menggunakan hasil cetak (print-out). Cara demikian pada samping dapat menghemat pemakaian kertas, juga menghemat pemakaian energi, lantaran konsumsi tenaga laptop jauh lebih sedikit apabila dibandingkan menggunakan menggunakan desktop. Keuntungan lain, jika terdapat koreksi atau tambahan terhadap bahan yg disampaikan sanggup langsung dilakukan ketika itu. Jika audiens memerlukan file warta yg bersangkutan mampu langsung dicopykan. Jika fasilitas sudah tersedia, rendezvous Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan virtual menggunakan teman kerja atau kolega pada luar kantor atau pada luar negeri bisa dilakukan dengan menggunakan fasilitas video conference. Dengan cara demikian di samping mampu menghemat kertas, jua tenaga, biaya transportasi dan akomodasi.

6. Gunakan Kertas Daur Ulang
Menggunakan kertas siklus ulang buat mencetak dokumen, tembusan atau file yg akan disimpan lebih bijaksana dan ekonomis daripada menggunakan kertas biasa buat fine-print. Proses pembuatan kertas siklus ulang jauh lebih berhemat biaya dan menghemat tenaga kurang lebih 70 % daripada energy yg digunakan umtuk pembuatan kertas biasa (www.foe.org). Perhatikan logo yang terdapat pada pembungkus kertas buat memastikan kertas yg kita pakai merupakan kertas daur ulang.

7. Pilih Hidangan Tradisional/lokal
Memilih hidangan kuliner kecil atau makan siang dalam pertemuan atau seminar yg berupa makanan lokal/tradisional. Makanan tradisional/lokal disamping lebih murah, lebih irit tenaga dalam prosesnya, lebih aman, pilihannya beragam serta membantu ketahanan pangan nasional. Makanan yg tidak dimasak (butir-buahan atau lalapan) atau hanya dimasak dalam waktu singkat (steam atau kukus) lebih baik daripada makanan olahan yang dimasak berkali-kali dan sudah ditambah bahan tambahan (pengawet, pewarna dsb). Hindari kuliner yg memakai pembungkus plastik serta zat tambahan yang berlebihan.

Tempatkan makanan dalam wadah yang terbuat berdasarkan bahan alami serta mampu pada siklus ulang (daun, kayu atau keramik). Proses pembuatan makanan olahan membutuhkan energi serta air yang relatif poly, mengandung bahan tambahan yangAkhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan seringkali tidak diketahui serta sudah disimpan dalam ketika usang sebagai akibatnya mengandung bahan pengawet makanan. Sebagai model, untuk menghasilkan 1 (satu) kilogram produk makanan olahan daging (sosis, nugget, serta lain - lain) diharapkan kurang lebih 13.000 liter air dalam prosesnya. Pembungkus plastik dan stereofoam pada samping proses pembuatannya memerlukan tenaga dan air yang sangat banyak, pula tidak bisa didegradasi sehingga nir ramah lingkungan karena akan sebagai bahan polusi lingkungan.

8. Pendingin Ruangan
Lubang angin buat penghawaan ruangan dan jendela untuk penjelasan alami jauh lebih baik (dari sisi konsumsi energy serta kesehatan) daripada menggunakan pendingin ruangan (AC) serta dengan penjelasan lampu. Apabila konstruksi ruangan tempat kerja telah terlanjur didesain buat memakai AC, kita mampu mengatur penggunaannya secara lebih bijaksana buat menghemat tenaga. Pada siang hari buka seluruh kordyn jendela ruang sebagai akibatnya tak perlu lampu untuk penjelasan.

Hidupkan AC hanya apabila ruangan akan dipakai, dan jangan dihidupkan bila ruangan hanya akan digunakan tak lebih berdasarkan 20 mnt. Kebiasaan menghidupkan AC saat kita masuk ruang hanya buat mengambil sesuatu dan kemudian meninggalkan ruang buat melakukan aktivitas pada ruang atau loka lain ad interim AC masih pada keadaan hidup merupakan perilaku boros energi. Akan tetapi terlalu sering menghidupkan dan mematikan AC pula boros, lantaran ketika AC dihidupkan (start), konsumsi listriknya melonjak drastis, dan baru turun menjadi stabil beberapa waktu kemudian.
Aturlah suhu ruang lebih kurang 24-25 C, karena dalam suhu ini adalah suhu yg paling efisien pada penggunaan listrik, serta kesejukan ruangan yg paling sesuai untuk Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan daerah tropis. Tutuplah pintu-pintu ruang pada waktu AC hayati, agar AC nir perlu bekerja terlalu keras, untuk penghematan pemakaian tenaga listrik. Rawatlah AC secara terencana supaya efisiensinya (perbandingan antara energi yg diharapkan dengan suhu yg dihasilkan) permanen terjaga.

9. Gunakan Produk Hemat Energi
Jika kita menentukan barang buat keperluan tempat kerja/instansi kita, maka pilihlah barang atau produk yang hemat energi. Untuk barang-barang elektronika (monitor, TV, AC serta sebagainya) yang telah direkomendasi irit tenaga, umumnya diberi label Energi Star (*energy) sang Environmental Protection Agency (EPA). Produk-produk yang sudah mendapatkan sertifikat irit energi ini dapat menghemat tenaga sampai 30%. Penghematan energi pula bisa dilakukan dengan cara membarui peralatan/perabotan tempat kerja yang terbuat menurut plastik menggunakan perabotan/alat-alat yang berbahan standar dari kayu, rotan atau bahan-bahan lain yg alami. Plastik pada proses pembuatannya memerlukan tenaga dan air yg sangat banyak, sementara itu plastik pula nir mampu didegradasi sebagai akibatnya menambah polusi lingkungan.

10. Pengisian Baterai Laptop serta Ponsel
Di rumah atau pada tempat kerja, kita tak jarang mengisi baterai laptop atau ponsel kita pada waktu yg terlalu lama , bahkan sanggup seharian lantaran lupa mencopot atau mematikan charger lantaran kesibukan. Cara atau norma ini termasuk kebiasaan boros energi, karena baterai telah penuh akan namun arus listrik tetap mengalir terus serta terbuang. Arus listrik yg terbuang bila hanya buat 1-dua ponsel dan laptop, memang mini , akan namun jika norma demikian dilakukan sang jutaan orang, maka berapa juta watt energi listrik yg terbuang dalam sehari?Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan 11. Memilih memakai Tangga

Banyak tempat kerja-tempat kerja pemerintah juga swasta pada Negara kita, yang terdiri atas beberapa lantai, tersedia fasilitas lift buat naik turun antar lantai. Memilih memakai tangga apabila kita hanya akan naik atau turun dua-3 lantai adalah pilihan bijak. Naik turun memakai tangga lebih sehat lantaran paru-paru, jantung dan otot-otot kaki kita menerima latihan setiap hari. Menggunakan tangga jua berhemat konsumsi energi listrik di tempat kerja. Lift menggunakan kapasitas 7-10 orang, untuk sekali naik atau turun memerlukan energi listrik yang setara menggunakan Rp 1.500,-. Apabila pada kantor kita terdapat dua lift yang selalu beroperasi setiap hari menggunakan rata-homogen 50 kali naik dan turun, maka tempat kerja kita harus membayar energi listrik sebesar Rp. 150.000,-perhari, atau Rp 3.750.000,- per-bulan menggunakan 25 hari kerja.

D. Akhlaq Lingkungan Di Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan sesungguhnya merupakan loka yang paling efektif dalam menumbuhkan akhlaq lingkungan. Hal ini dikarenakan eksistensi lembaga pendidikan merupakan buat merubah perilaku peserta didiknya menjadi lebih baik. Sistem serta budayanya pun telah bersiklus buat membentuk anak-anak yg berkualitas, baik secara akademik maupun moralnya.

Terkait penumbuhan akhlaq lingkungan, setiap forum pendidikan dapat membuatkan dua metode, yaitu yaitu eksklusif serta tidak langsung. Metode langsung merupakan metode yang dilakukan secara sadar, dimana pendidikan akhlaq lingkungan dicantumkan pada sebagian mata pelajaran, yang memiliki ketika eksklusif pada antara sekian banyak mata pelajaran yg harus diberikan oleh pembina, pengajar atau da’i. Metode nir pribadi adalah metode yang bertitik tolak pada pendidikan, Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan dimana pendidikan akhlaq lingkungan adalah bagian menurut semua proses pendidikan sehingga pendidikan akhlaq lingkungan bisa sebagai manifestasi dari keseluruhan aspek-aspek pendidikan yg diorganisir pada lembaga pendidikan yang melakukannya.

Adapun model perilaku yang bisa dikembangkan menjadi akhlaq lingkungan pada forum pendidikan dapat mengacu pada beberapa model yg dikembangkan dalam akhlaq lingkungan pada famili, tempat ibadah, dan kantor/tempat kerja pada atas. Contoh-model perilaku itu selanjutnya disesuasikan menggunakan kondisi dan sumber daya forum pendidikan yang bersangkutan sehingga bisa dilaksanakan serta dinilai.

E. Akhlaq Lingkungan Di Fasilitas Umum
Setiap orang tidak sanggup dilepaskan menurut kebutuhan akan fasilitas umum. Keberadaan fasilitas generik adalah hak asasi setiap anggota rakyat. Fasilitas umum nir hanya berfungsi menjadi media buat mempermudah aplikasi kebutuhan hayati, tetapi jua menjadi loka berkomunikasi, bersosialisasi, serta rekreasi. Oleh karenanya, keberadaan fasilitas umum ini wajib memenuhi beberapa baku tertentu, misalnya keamanan, ketenangan, kebersihan serta tentunya baku kelestarian lingkungan.

Mengingat pentingnya eksistensi fasilitas generik ini, maka setiap anggota rakyat berkewajiban turut dan mengelola serta merawatnya, termasuk pada dalamnya merupakan dengan membuatkan akhlaq lingkungan. Beberapa model perilaku yang bisa dikembangkan merupakan menjadi berikut:Akhlak Lingkungan : Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan 
1. Mengembangkan sikap saling menghormati dan menghargai setiap pengguna fasilitas umum
2. Menjaga, memelihara, serta menggunakan fasilitas generik sesuai standar peruntukkan dan berdasar baku opersional yang sudah ditetapkan.
3. Tidak Mengganggu flora, makhluk lainnya, atau fasilitas yg disediakan, dan tidak membuang sampah atau kotoran bukan dalam tempat peruntukannya.
4. Ketika hendak memanfaatkan fasiltas generik dihindari memakai indera-alat yang habis gunakan, namun menggunakan alat-indera yang tahan usang dan multi fungsi.
5. Bersikap tanggungjawab buat turut serta berperilaku ramah lingkungan saat memanfaatkan fasilitas umum serta tergerak buat mengingatkan orang lain waktu nir sempurna pada berperilaku terhadap lingkungan di fasilitas generik.