CARA MENDAPATKAN UANG DALAM SATU HARI

Hukum "Give and Take"

Kita seluruh saling terhubung. Pada taraf atom dan sub-atom, tenaga kita dan blok bangunan fundamental berdasarkan materi kita saling terjalin.

Atom-atom kita terhubung ke atom-atom pada udara, yang lalu terhubung ke materi organik lainnya, manusia, hewan, tumbuhan, pohon, dan yang lainnya.

Dengan seluruh keterhubungan ini, kemudian tiba pendekatan luas untuk satu tema umum yg mengikat kita seluruh: uang. Uang, dalam kenyataannya, hanyalah sebuah cerita. Itu adalah kisah paling sukses yg pernah diciptakan insan.

Di luar inovasi bahasa, yg memungkinkan komunikasi, uang sudah memungkinkan perdagangan, dan sudah menggerakkan kita melampaui sekadar barter, serta bertukar barang dan jasa seperti yg pernah kita lakukan beberapa tahun yang lalu.

Sederhananya, uang hanyalah sebuah kisah yang diciptakan dan dipegang oleh seseorang. Ini dimulai menjadi pemikiran di dalam pikiran seorang. Pikiran itu kini sudah biasa.
Namun, yang aku ingin sharingkan merupakan kerangka berpikir tidak biasa bahwa "kita nir dapat mewujudkan atau menerima uang ke dalam hayati kita hanya dengan memakai Law of Attraction saja, dan aturan Give and Take merupakan sederhana, mudah dan simple (sanggup dikatakan hukum pertama semesta) yang bisa dan mampu mengalahkan Law of Attraction yang Rumit.
Bagaimana kita bisa menerima yg baru, kalau kita masih menggenggam yg lama ?
Jika kita serius ingin mendapatkankan uang pada hayati kita, kita nir bisa hanya berharap. Kita nir sanggup hanya menginginkannya. Kita sahih-benar harus mengharapkannya. Kita harus Give and Take, bahwa akan menerima uang apapun yg terjadi. Begitulah cara aturan Give and Take bekerja.
Pengemis adalah analogi menarik menurut ‘aturan Give and Take”, ”Pengemis itu buat mendapat sesuatu, beliau memberi terlebih dahulu, yaitu memberikan tangannya menggunakan menadahkan ke atas buat meminta dalam orang lain. Atau pengamen memberi lagunya lebih dulu. Tidak ada pengemis yang sombong sambil melipat tangan lalu bilang, Ngemis Pak. Pengemis seperti ini akan didamprat orang sambil mengatakan, sudah pengemis sombong lagi, ha…ha…..”, ”Untuk menerima, ternyata orang wajib memberi terlebih dahulu”
Mereka yang telah menemukan potensi exlusif dalam aturan Give and Take pasti akan mengubah hidup mereka menjadi lebih baik, serta mereka yang ingin mengungkap lebih poly tentang aturan buat pertama kalinya, umumnya memiliki satu kecenderungan, yaitu penekanan pada uang atau dalam cara mendapatakan uang dalam 1 hari, atau yg lebih ekstrimnya kita bisa menerima uang pada hitungan perjam.
Genggaman kita terbatas! Kita perlu sahih-sahih melepaskan yg usang sebelum menerima yang baru.
Dalam warga kita saat ini, didorong sang kebutuhan akan kekayaan luar biasa seringkali dikaitkan dengan keserakahan serta keegoisan. Sebagian akbar dari kita diprogram semenjak mini untuk percaya bahwa yg terkaya di antara kita luar biasa dalam beberapa hal.
Namun, bagi mereka yang sudah memanfaatkan Hukum Give and Take dikombinasikan menggunakan mentalitas orang kaya serta menerapkannya buat mencapai tingkat kekayaan luar biasa ini, maka telah dipastikan kehidupan mereka akan menjadi lebih baik, senang serta makmur.
Sangat sedikit orang yang menikmati kemewahan kebebasan finansial dipenghujung usia mereka. Tetapi, mereka yang mempunyai kemakmuran yang luar biasa di penghukung usia, umumnya mempunyai satu kecenderungan. Mereka merupakan pemikir positif. Mereka memiliki tujuan dan mereka bertindak "Give & Take. Perilaku ini merupakan aturan dari Hukum Give and Take.

3 Latihan dasar Mendapatkan Uang Dan Kekayaan Seketika

Give & Take - Langkah 1. Fokus Pada Memberi

Uang sesungguhnya suatu simbol energi kehidupan yg kita tukarkan dan energi kehidupan yang kita pakai menjadi hasil jasa yg kita berikan kepada semesta. Kata lain uang (money) adalah “currency”, yang pula merefleksikan sifat genre energi. Kata currency dari dari bahasa Latin yaitu “currere” yg berarti “mengalir”.

Seperti sungai, uang harus dijaga agar terus mengalir. Bila tidak dia akan mulai berhenti, membeku sehingga mengganggu arus sirkulasi dan menyebabkan rusaknya struktur kehidupan kita sendiri. Sirkulasi wajib diupayakan permanen hayati serta vital. Intinya adalah More You Give and More You Get.
Give & Take - Langkah 2. Fokus Pada Inti atau Hal yang Penting

Salah satu cara terbaik buat mendapatkan uang adalah memastikan bahwa kita menghabiskan kekayaan yg kita miliki untuk hal-hal yg sahih-benar krusial. Ketika kita hayati menggunakan cara yg selaras menggunakan nilai-nilai positif budaya warga kita, maka kita akan mendapatkan banyak kesenangan uang menurut apa yg telah kita keluarkan secara masuk akal.

Give & Take - Langkah 3. Meditasi Uang

Mungkin kita telah pernah berlatih meditasi, atau mungkin kita hanya berpikir buat mencobanya buat pertama kalinya. Apapun jenis dan metode meditasi yang dilatih buat mendapatkan uang bisa dilakukan sang semua orang.

Kita nir bisa mendapatkan sejumlah besar uang pada satu hari, namun kita dapat membentuk prasyarat buat menerima uang secara impian dalam semalam. Pikirkan hal-hal ini dia sebagai meditasi "menerima uang sekarang juga":
  • Idealnya dilakukan sebelum tidur sehingga pesan dapat pribadi diserap ke alam bawah sadar kita, meditasi uang dimulai menggunakan menemukan tempat yg nyaman serta damai pada mana kita nir akan diganggu. Duduklah dengan bersila, atau pada kursi dengan kaki menyentuh tanah.
  • tarik napas 5 kali sedalam mungkin, tarik napas dan buang napas sampai hitungan sepuluh setiap kali. Saat kita melakukan ini, lepaskan semua ketegangan menurut tubuh kita. 
  • Ketika kita benar-sahih rileks, bayangkan tubuh kita dipenuhi dengan cahaya jelas yang hangat.
  • Setelah beberapa mnt berlalu, bayangkan uang menghujani tubuh kita. Bayangkanlah sejelas mungkin. Bayangkan uang itu mengisi tabungan kita serta kamar-kamar tetangga kita.
  • Biarkan diri kita merasa gembira serta puas. Setelah beberapa menit lagi mandi pada kebahagiaan huajn uang, perlahan buka mata kita.
Setelah terbiasa dengan meditasi menerima uang ini, kita dapat melanjutkan buat mengulanginya dua atau tiga kali sehari, nir hanya sebelum tidur.

Memberi Untuk Menerima

Memberi dan mendapat adalah bagian menurut pertukaran energi alami di alam semesta. Alam semesta mencintai seseorang yg merogoh bagian menurut Give and Take. Jika kita keluar menurut keliru satu pertukaran energi itu, maka kita tidak dapat menerima.

Memberi harus menjadi tindakan yg menyenangkan, sama misalnya seorang anak membawa bunga ke ibunya.

Apa yg kita berikan itu penting namun cara kita memberikannya lebih penting lagi. Kita memahami bahwa secara naluriah kita bisa mengetahui disparitas antara tenaga yg terdapat di kembali apa yang orang lakukan buat kita.


Prinsip ini berlaku buat individu, organisasi, usaha, serta negara. Apabila KITA ingin diberkati dengan semua hal baik dalam hayati, belajarlah buat memberi KARUNIA kepada semua yang terdapat di sekitar kita.

Memberi adalah tindakan yg sangat bertenaga buat menerima uang. Orang-orang terkaya pada global adalah filantropis terbesar. Mereka menyumbangkan sejumlah besar uang dengan memberi, serta hukum Give & Take mengembalikannya berlipat ganda.

Kelimpahan, pada setiap aspek kehidupan kita adalah hak kelahiran kita di dunia ini dan kita memiliki karunia buat menciptakannya. Dunia luar adalah dunia pengaruh, itu output pemikiran.

Ini semua mengenai pola pikir. Apa yg saya maksud menggunakan pola pikir? Pola pikir kita merupakan cara kita berpikir, merasa dan percaya.
Cara termudah buat memenuhi impian KITA merupakan menggunakan mendukung orang lain buat mencapai keinginan mereka.
Pikirkan bahwa Anda membutuhkan uang, berikanlah uang kita buat situasi tak terduga, maka akan membawa kita ke pengalaman masa depan yg MENAKJUBKAN, itu akan membawa banyak keadaan tidak terduga buat pengalaman kebahagiaan yg luar biasa lantaran sesudah memberi pasri kita akan menerima kebahagiaan yg HQQ.

Tangan tertutup tidak bisa mendapat serta hati yg tertutup tidak dapat memberi. Peliharalah dan cintai diri kita sendiri sebagai akibatnya kita mempunyai sesuatu yang cukup buat memulai kelimpahan yang mengalir.

Mulailah mempraktekkan Hukum Give & Take, mulailah membentuk kelimpahan dalam hayati kita hari ini dengan merawat diri sendiri dan memberikan apa pun yg kita sanggup menggunakan cinta.

CARA MEMBUKA CHAKRA MAHKOTA UNTUK PEMULA

Arti chakra mahkota
Tujuh cakra adalah titik-titik yang mengalirkan energi pada dalam tubuh. Ketika terbuka dan seimbang, tenaga berkiprah bebas melalui mereka serta penyembuhan spiritual dan fisik dapat terjadi.

Namun, ketika chakra-chakra itu diblokir atau tersumbat, itu dapat mengakibatkan penyakit mental dan fisik. Penyumbatan pada cakra mahkota dapat menyebabkan kesulitan spiritual dan perkara lainnya.

Chakra ketujuh disebut menjadi Cakra Mahkota, Sahasrara, Shunnya, Niralambapuri. Nama Sanskrit "Sahasrara" terkadang digunakan buat menunjuk chakra ketujuh. Ini dapat diterjemahkan sebagai "Seribu kelopak".

Energi chakra mahkota ini memungkinkan kita untuk mengalami kesatuan mistik dengan seluruh orang serta segala sesuatu pada alam.

Chakra mahkota paling tak jarang diwakili dengan warna putih, meskipun dapat juga digambarkan menjadi ungu pekat. Warna aura energi chakra mahkota pula dapat dilihat sebagai cahaya emas, putih, atau jernih.
Simbol menurut chakra mahkota terdiri menurut Sebuah lingkaran serta seribu kelopak. Warna secara umum dikuasai simbol cakra mahkota berwarna putih. Kelopaknya berwarna-warni, misalnya pelangi. Lingkaran kadang-kadang dibandingkan dengan simbol bulan purnama.
Chakra mahkota inilah yang memungkinkan orang berkecimpung melampaui kebutuhan materialistik individual buat terhubung dengan keseluruhan universal. Membuka cakra mahkota membawa wawasan spiritual, perhatian serta kemampuan buat hidup dengan kepercayaan diri yang tenang dalam semua aspek kehidupan.

Lokasi dan ciri chakra mahkota

Lokasi yang paling umum diterima buat chakra ketujuh adalah di bagian atas kepala atau sedikit di atas ketua.

Cakra mahkota terutama terkait dengan kelenjar pituitari, serta sekunder buat pineal serta hipotalamus. Hipotalamus dan kelenjar pituitari bekerja berpasangan buat mengatur sistem endokrin. Lantaran lokasinya, cakra mahkota sangat erat kaitannya dengan otak dan semua sistem saraf.

Cakra mahkota dikaitkan menggunakan karakteristik psikologis serta konduite berikut:
  • Kesadaran
  • Kesadaran akan pencerahan yg lebih tinggi, kebijaksanaan dari apa yang sakral
  • Koneksi dengan yg tanpa bentuk, tanpa batas
  • Realisasi, pembebasan berdasarkan pola-pola yang membatasi
  • Komuni dengan kesadaran yang lebih tinggi
  • Ekstasi, kebahagiaan
  • Kehadiran
Ketika kita menyadari bahwa segala sesuatu saling berhubungan serta bahwa kita merupakan bagian berdasarkan skema kehidupan yg lebih akbar, kita mulai hayati dengan rasa syukur, iman serta agama, daripada dipenuhi menggunakan rasa takut serta kecemasan.
Cakra mahkota dikaitkan dengan transendensi keterbatasan kita, baik itu langsung atau terikat dalam ruang serta waktu. Di sinilah paradoks menjadi norma, di mana sepertinya antagonis merupakan satu. Kualitas pencerahan yg tiba menggunakan cakra mahkota bersifat universal, transenden.

Ketika kita karam pada tenaga cakra mahkota, kita merasakan suatu kesatuan yg membahagiakan menggunakan semua yg ada, ekstase spiritual. Chakra ini memungkinkan akses ke kejelasan paling atas serta kebijaksanaan tercerahkan.

Beberapa menggambarkan chakra ini menjadi pintu gerbang ke diri kosmik atau diri dewa, ke pencerahan universal. Itu terkait dengan yang tidak terbatas, universal.

3 Langkah Mudah Cara Membuka Chakra Mahkota

Cakra mahkota adalah pusat buat agama, darma, ilham, kebahagiaan, serta kepositifan. 

Ini juga merupakan sentra buat hubungan yg lebih pada menggunakan diri kita sendiri dan hubungan yang lebih dalam dengan kekuatan hayati yang lebih besar menurut diri kita sendiri.

Untuk menyembuhkan Chakra Mahkota, bacalah afirmasi-afirmasi ini sembari serius dalam titik di bagian atas kepala kita. 

Bayangkan cahaya berwarna putih atau ungu menghubungkan kita menggunakan apa yg ada di luar diri kita.

Untuk alasan ini, akan sangat berguna buat memiliki indera buat membuka cakra mahkota. Berikut merupakan 3 Langkah Praktis Cara Membuka Chakra Mahkota dalam saat singkat!

1. Melalui Inspirasi
Salah satu cara untuk membuka cakra mahkota merupakan melalui ide. Misalnya, pikirkan konser musik yang kita hadiri atau lagu yang kita sukai.

Ingat bagaimana perasaan kita. Jika kita menikmati konser atau lagu tadi, maka kita mungkin merasa terangkat, terinspirasi, terbuka, serta positif.

Itu adalah perasaan berdasarkan mahkota yang terbuka. Untuk membuka cakra mahkota kita dapat mendengarkan musik yg menginspirasi, berjalan-jalan pada alam, membaca puisi yg mengangkat, atau melihat mentari terbenam yg latif.

Apa pun yg memberi kita ide akan membuka cakra mahkota kita. Luangkan ketika sejenak buat merenungkan apa yg membawakan kita ide.

Pastikan buat menyertakan beberapa inspirasi dalam kehidupan sehari-hari kita buat menjaga cakra mahkota permanen terbuka.

2. Berlatih afirmasi
Cara kedua buat membuka cakra mahkota merupakan melalui penggunaan afirmasi yang menginspirasi. Misalnya, ulangi penegasan ini pada diri kita sendiri:
  • Saya terbuka dan bijaksana.
  • Saya lengkap serta satu menggunakan energi dewa 
  •  saya berusaha buat tahu, serta belajar dari pengalaman hidup saya
  • Saya satu dengan alam semesta. Saya tidak bisa melepaskan diri menurut itu, karena nir sanggup melepaskan diri menurut aku . 
  • Aku hidup pada waktu kini .
  • dan lain sebagainya
Sekarang sadari perasaan terbuka dan diperluas di atas kepala Anda. Sekali lagi, ini adalah perasaan cakra mahkota terbuka. Ulangi afirmasi wangsit sepanjang hari sebagai cara untuk menjaga cakra mahkota tetap terbuka.

3. Visualisasikan
Cara ketiga buat membuka cakra mahkota merupakan melalui visualisasi. Luangkan waktu kini dan gambar atau bayangkan bola emas cahaya mengisi bagian atas kepala kita. 

Lihat cahaya emas yg tumbuh dan berkembang ini. Bayangkan itu mengangkat pikiran kita serta mengisi kita menggunakan perasaan positif. 

Bayangkan aliran cahaya keemasan yang datang berdasarkan atas kepala kita, menghubungkan kita ke langit. Rasakan perasaan terbuka serta diperluas pada bagian atas ketua kita.

Rasakan kesatuan kita menggunakan seluruh kehidupan. Rasakan koneksi kita ke kekuatan hayati yang lebih besar dari diri kita sendiri.

Tegaskan: Saya terhubung menggunakan kekuatan hayati yang lebih akbar berdasarkan diri aku sendiri. Rasakan hubungan ini dan ketahuilah bahwa Anda tidak pernah sendirian.

Ketika kita memegang visi ini, kita membantu membuka cakra mahkota dan memperkuat hubungan kita dengan kekuatan hayati yg lebih besar menurut diri kita sendiri.

ISLAMISASI PENGETAHUAN ISMAIL RAJI ALFARUQI

Islamisasi Pengetahuan Ismail Raji Al-Faruqi
Semakin majunya perkembangan zaman, juga sangat mempengaruhi tingkah laku serta pola berpikir manusia. Ketauhidan insan mulai dipertanyakan. Al-Faruqi adalah keliru satu tokoh Islam yang sangat mencemaskan manusia yang terlena oleh kemajuan teknologi.

Untuk itu sangatlah krusial bagi insan buat tidak berhenti dalam bisnis memperoleh pengetahuan terkini tanpa meninggalkan pengetahuan kepercayaan (keislaman) kita dalam pelaksanaannya.

Buku ini ditulis karena melihat fenomena yang ada dalam kehidupan, khususnya didunia pendidikan yg memang harus ekstra hati-hati dalam pelaksanaannya, sebagai akibatnya memperoleh sesuai apa yg diinginkan, yaitu suatu pendidikan yang Islami yang nir ketinggalan zaman .

Islamisasi pengetahuan adalah wujud berdasarkan suatu asa memperbaiki manusia khususnya umat Islam. Dan semua mampu dilakukan dengan baik bila kita memiliki ketauhidan.

Tauhid sangat penting bagi manusia khususnya umat Islam, karena Tauhid merupakan yang memberikan identitas dalam peradaban- peradaban Islam yg mengikat semua unsurnya bersama-sama dan mengakibatkan unsur-unsur tadi suatu kesatuan yang integral serta organis yang kita sebut peradaban. 

I. Biografi 
Ismail Raji Al-Faruqi adalah seorang cendikiawan muslim yg cerdas yg lahir di Jaffa Palestina dalam lepas 1 Januari 1921. Pada masa mudanya dia bersekolah di Coollenges Des Freres yg terletak di Libanon, yaitu pada tahun 1926-1936. Kemudian dalam tahun 1941 dia telah lulus menurut American University Of Bairut. Jadi tepatnya pada usia 20 tahun beliau telah merampungkan perkuliahan S1 nya. Untuk karirnya, Ismail bekerja dalam pemerintahan Inggris di Palestina. Dan pada tahun 1945, yaitu dalam usia ke 24 beliau telah dipilih sebagai Gubernur Galilea, akan tetapi sehabis Israel menjajah palestina ia pindah ke Amerika Serikat. Kemudian di Amerika beliau melanjutkan studi S2 nya, pada bidang filsafat di University of Indiana dan University of Harvard. Al-Faruqi melanjutkan studi S3 nya serta pada tahun 1952 dia telah mendapatkan gelar S3 nya, yaitu pada usia ke 31 Al- Faruqi sudah mempunyai gelar Doktor. 

Begitu cepat gelar pendidikan diperoleh, itu menunjukkan bahwa Al-Faruqi benar-benar seorang cendikiawan muslim yang benar-sahih memperjuangkan pendidikan umat Islam pada ere globalisasi, menggunakan kemampuan yang dimilikinya.

Tapi sayang, usia Al-faruqi nir terlalu usang, dalam usia yang masing kreatif yaitu kurang lebih lebih kurang dalam usia 65 tahun dia mangkat dunia karena dibunuh pada saat sedang pada bepergian, yaitu tepatnya pada tanggal 27 Mei 1986. Disini penulis belum mengetahui siapa pembunuh dan apa motif pembunuhannya. Tapi yg jelas Ismail Al-Faruqi memiliki pengabdian yang tinggi pada pada dunia pendidikan Islam yg terkini ( yang terus mengedepankan pendidikan Islam dan pula mengajarkan pentingnya pendidika umum sebagai akibatnya orang islam tidak ketinggalan zaman/ gaptek ).

II. Pembahasan 
Buku Islamisasi pengetahuan ini membahas diantaranya adalah masalah-masalah yg dihadapi umat muslim didunia, juga tugas-tugas, metodologi dan rencana kedepan yang akan mengakibatkan orang-orang muslim menjadi umat yang lebih baik menurut yg baik.

A. Masalah
1. Malaise yg dihadapi umat
Dunia umat Islam dalam saat ini berada di anak tangga bangsa-bangsa terbawah. Kaum muslimin sudah dikalahkan, dibantai, dirampas Negeri serta kekayaannya, dirampas kehidupan dan harapannya, mereka juga telah di sekulerkan, diwesterniskan serta di de-islamikan sang agen-agen, musuh mereka didalam serta diluar diri mereka. Semua ini praktis terjadi disetiap negeri dan pelosok dunia Islam.

Sebagai korban berdasarkan segala macam penganiayaan dan agresi, kaum muslimin difitnah serta dijelek-jelekkan dihadapan seluruh bangsa-bangsa. Kaum muslimin dikatakan agresif, destruktif, mengingkari hukum, teroris, biadab, fanatik fundamentalis, kuno serta menentang zaman.

Melihat fenomena inilah lalu Al-Faruqi sahih-benar memperjuangkan pendidikan Islam yg tidak ketinggalan zaman atau nir gaptek ( gagap teknologi ). 

2. Efek- imbas yg utama berdasarkan masalah
a. Di Front politik
Dilihat menurut perkara yg primer adalah dibidang politik, umat Islam terpecah belah, kekuatan- kekuatan kolonial telah berhasil memecah belah umat Islam, sehingga antara umat Islam saling menghantam serta menyerang satu sama lain serta itu seluruh nir mereka sadari.

Dalam bisnis membuat keadaan lebih tidak baik lagi, musuh sudah memasukkan orang-orang asing kedalam global Islam, agar kontradiksi antar umat muslim terus terjadi secara internal tidak satupun negara Islam yg kondusif, begitupun secara eksternal.

Didalam kebanyakan perkara, kaum muslimin berada dibawah kekuasaan demikian, karena mereka nir memiliki formasi-formasi politik yang mampu menjalankan pemerintahan atau yang bisa mengerahkan massa ( rakyat ) buat pertahanan atau membawa mereka kedalam aksi politik ortodok atau ringkasnya bisa melakukan aksi bersama satu sama lain. 

b. Di Front ekonomi
Dibidang ekonomi umat Islam jua belum maju serta nyaris terbelakang, lantaran mayoritas anggota-anggotanya dimanapun kebanyakan adalah orang-orang yang buta huruf. Produksi barang serta jasa mereka berada jauh dibawah kebutuhan.

Kebutuhan ini dipenuhi dengan mengimpor barang-barang jadi dari negara-negara kolonial, bahkan didalam kebutuhan-kebutuhan hayati yang strategis ( kuliner utama, energi dan perlengkapan militer ), nir ada negara Islam yang bisa mencukupi dirinya sendiri.

Kekayaan minyak yang diperkenankan oleh Allah Ta’ala kepada seluruh umat didunia, ternyata oleh beberapa negara-negara Islam tidak adalah nikmah misalnya yang seharusnya, lantaran kurangnya pengetahuan didalamnya yaitu dibidang ekonomi. Oleh karena itu kekayaan ini disakukan buat investasi mudah serta kondusif dipasar uang yg paling berperan adalah orang-oarang non muslim.

Dengan demikian negara didunia Islam yg memiliki potensi buat memperkembangkan pertanian atau industri, mereka permanen nir memiliki modal buat membiayainya, karena kekayaan yg seharusnya demi kesejahteraan seluruh umat malah disalurkan ketempat lain.

c. Di Front religio-kultural
Abad- abad kemerosotan kaum muslimin sudah menyebabkan berkembangnya buta huruf, kebodohan serta takyul diantara mereka. Hal ini mengakibatkan seseorang muslim yg awam lari kedalam keyakinan yang buta dan bersandar pada listeralisme dan legalisme. Sehingga apabila dunia terbaru menerpa dirinya, kelemahan dibidang militer, politik dan ekonomi membuatnya jadi panik. Sehingga tanpa disadari merogoh westernisasi karena tergoda menggunakan model keberhasilan yang diperoleh barat. Westernisasi diperintahkan dan dipromosikan dengan segala cara yang mungkin sang para penguasa.

Negara-negara kolonial beserta antek-anteknya mengisi kehidupan sehari-hari seseorang muslim menggunakan impak-efek yg mempromosikan kultur barat. Koran-koran, kitab -buku, majalah, radio, televisi, bioskop, piringan hitam, tape dan poster-poster. Negara-negara Islam bangga dengan boulevard baru yg dibuka pada ibukota- ibukota mereka yg penuh dengan perkantoran atau apartemen yang menjulang tinggi ala barat. Tanpa mereka sadari masih poly kemelaratan dan kebodohan dari kota-kota serta desa- desa mereka yang lain. 

3. Inti melaise yang menyempurnakan diri
Tidak mungkin diragukan lagi bahwa loka inti malaise yang dihadapi umat Islam merupakan pada sistem pendidikan yg merata dan umum berlaku.

Menurut Al-Faruqi sistem pendidikan itu adalah laboratorium dimana pemuda-pemuda muslim diadoni serta dipotong. Dimana pencerahan mereka dicetak didalam sebuah karikatur barat. Disinilah interaksi seseorang muslim dengan sejarah masa lalunya dirusak. Keinginan yg alamiah buat memeriksa warisan para leluhurnya dihalangi. Sehingga Islam terhalang sang lantaran keragu-raguan yg ditanamkan oleh sistem pendidikan tersebut kedalam kesadarannya.

a. Keadaan pendidikan pada dunia Islam pada masa kini
Didalam bukunya Al-Faruqi pula menjelaskan bahwa keadaan pendidikan di global Islam adalah yg terburuk. Sehubungan Islamisasi, baik sekolah-sekolah, akademik-akademik dan universitas-universitas yg tradisional maupun sekuler nir pernah seberani sekarang pada mengemukakan tesa-tesa yg tidak islamiah dan nir pernah sehebat sekarang acuhnya lebih banyak didominasi terbesar pemuda-pemuda muslim terhadap Islam. Dimana-mana terjadi perlombaan dengan kecepatan bila menuju contoh pendidikan barat. 

b. Tidak mempunyai ketajaman wawasan
Masalah rendahnya mutu forum pendidikan di global Islam permanen adalah masalah yang nir mempunyai ketajaman wawasan. Tidak ada pencarian atau penuntutan pengetahuan yg nir disertai semangat, tepatnya semangat inilah yg nir bisa dijiplak. Semangat ini dilahirkan oleh wawasan tentang diri sendiri, mengenai dunia serta tentang empiris, singkatnya oleh agama.

Dicontohkan disini merupakan seseorang dosen Universitas Islam, seorang profesor yg meraih gelar doktor pada sebuah universitas Eropa. Dia mendapatkan pendidikan di barat serta lulus menggunakan angka sedang. Lantaran dimasa lalunya nir mempunyai motivasi Islam. Ia tidak menuntut Ilmu demi Allah Ta’ala semata-mata, tetapi demi kepentingan materialistis egoistis. Sehingga dia mendapatkan wawasan 1/2-setengah. Begitu jua menggunakan keilmuan keislamannya. Dia cukup puas menggunakan lulus, mendapatkan gelar sarjana serta pergi ke negeri asalnya, dan mendaptkan posisi penting serta juga menguntungkan.

Didalam buku ini pula disebutkan bahwa para dosen universitas-universitas global Islam nir memiliki wawasan ( vision ) Islam dan nir didorong sang cita-cita Islam. Kenyataan ini adalah bencana yg begitu menyulitkan, didalam pendidikan muslim, karena berdampak dalam pengetahuan. Mahasiswanya jua setengah-setengah khususnya dalam memasuki wawasan pada global keislaman. Karena nir terdapat Universitas dunia Islam, dimana wawasan itu adalah bagian menurut program studi “pokok” atau ‘inti’ yg diwajibkan pada murid.

B. Tugas 
Menurut bukunya Al-Faruqi yg berjudul Islamisasi pengetahuan ini, setelah dipaparkan perkara-masalah yang dihadapi oleh umat Islam, khususnya dalam global pendidikan maka sudah barang tentu sine qua non tugas-tugas yg pula harus dihadapi dan dilaksanakan sang umat Islam.

Dan tugas terberat yg dihadapi umat dalam abad ke-15 Hijriyah berdasarkan Al-Faruqi merupakan memecahkan kasus pendidikan. Tidak ada asa akan kebangkitan yang sungguh-benar-benar menurut umat kecuali sistem pendidikan dirubah dan kesalahan-kesalahannya diperbaiki.

Buku ini pula menyatakan “ sesungguhnya yg diperlukan bagi sistem itu adalah dibangunnya bentuk baru dualisme yg sekarang ini dijumpai didalam pendidikan muslim, pembagi- duaan, menjadi sistem Islam serta sistem sekuler harus ditiadakan dengan tuntas”. Kedua sistem tersebut harus dipadukan secara integral serta wajib diisi dengan semangat Islam serta berfungsi menjadi bagian yang integral berdasarkan acara ideologisnya. Sistem ini jangan hingga jiplakan dari sistem barat atau dibiarkan memilih jalannya sendiri.

1. Pemaduan kedua butir sistem pendidikan
Sistem pendidikan Islam yg terdiri dari Madrasah-madrasah dasar serta menengah disamping kulliyah-kulliyah serta jami’ah-jami’iyah dalam taraf perguruan tinggi wajib dipadukan menggunakan sistem sekular menurut sekolah-sekolah serta universitas-universitas generik. 

Perpaduan ini wajib sedemikian, sehingga sistem baru yg terpadu itu dapat memperoleh kedua macam keuntungan-laba menurut sistem-sistem yg terdahulu. Sumber-sumber finansial negara serta keterlibatan kepada wawasan ( vision ) Islam. Yang tepat buat menghilangkan keburukan masing-masing sistem. 

2. Menanamkan wawasan ( vision ) Islam
Dengan keterpaduan ini pengetahuan Islam dapat dijelaskan pada gaya sekuler, maksudnya pengetahuan Islam akan sebagai pengetahuan mengenai sesuatu yg langsung herbi kehidupan kita sehari-hari di global ini, sementara pengetahuan modern akan mampu kita bawa serta tambahkan kedalam kerangka sistem Islam.

Dalam kitab ini dijelaskan tugas pada menanamkan wawasan Islam adalah menggunakan cara:
a. Kewajiban menyelidiki kebudayaan Islam
Merupakan satu-satunya obat penangkal melawan proses de Islamisasi ini ditingkat Universitas adalah kewajiban mengusut kebudayaan Islam selama empat tahun.

Studi kebudayaan Islam merupakan satu-satunya cara bagi seorang buat berkembang sehubungan dengan identitasnya. Tak terdapat seseorang insan yang bisa dikatakan menyadari dirinya sendiri bila beliau tidak mengenal leluhurnya.

Selanjutnya pengetahuan tentang agama dan peradaban Islam tidak diperuntukkan kepada segelintir orang saja. Wawasan Islam nir diperuntukkan sang para seorang ahli saja, wawasan ini merupakan buat semua insan.

Wawasan dibutuhkan buat membela seluruh orang menurut ancaman ideologi-ideologi asing yg menyerang kesadaran mereka. 

b. Islamisasi pengetahuan terkini 
Akan merupakan langkah yg akbar kedepan jika universitas-universitas serta sekolah-sekolah tinggi pada dunia Islam mengadakan pelajaran-pelajaran harus tentang kebudayaan Islam menjadi bagian dari acara studi-studi utama mereka bagi semua siswa. Hal itu akan membuat murid merasa konfiden kepada agama serta warisan mereka dan lebih percaya diri terhadap agama Islam.

Pada masa kini ini, insan-insan non muslim merupakan ahli-ahli yang tidak dapat diragukan didalam seluruh disiplin tadi. Dengan begitu kentara sekali bahwa para akademi khas muslim harus menguasai semua disiplin terkini, tahu disiplin-disiplin tersebut menggunakan paripurna dan mencicipi itu sebagai sebuah perintah yang nir bisa ditawar bagi mereka seluruh, untuk menilik seluruhnya. Itulah prasyarat yang pertama, sehabis itu mereka harus mengintegrasikan pengetahuan baru tadi kedalam keutuhan warisan Islam menggunakan melakukan eliminasi. Perubahan, penafsiran kembali serta penyesuaian terhadap komponen-komponen yg sinkron menggunakan ajaran Islam.

Tugas dalam melakukan Islamisasi pengetahuan ( kata yg konkrit mengislamisasikan disiplin atau yang lebih sempurna membentuk kitab -kitab pegangan dalam level Universitas menggunakan menuangkan pulang kira-kira duan puluh buah disiplin menggunakan wawasan/ vision Islam ) adalah pula adalah tugas yang sangat sulit. 

C. Metodologi
1. Kekurangan metodologi tradisional
Kerusakan mengerikan dilakukan orang non muslim kepada umat islam dalam abad ke 6 serta ketujuh H ( serbuan tentara tartar dan serbuan pasukan salib berdasarkan barat ) menyebabkan pemimpin muslim kehilangan akal serta nir mempunyai keyakinan pada diri sendiri, lantaran mereka bepikir dunia mereka akan mengalami bencana. 

Pada zaman modern barat membebaskan daerah yang dilakukan Ottoman pada Eropa, menduduki, menjajah dan memecah belah holistik dunia Islam. Diantaranya :

a. Fiqih dan para Faqih
Pada ketika ini kata fiqh berarti mempunyai pengetahuan syari’ah berdasarkan asal mazdhab yg tertentu. Faqih merupakan manusia yg memiliki pengetahuan tersebut. Didalam sistem tradisional sudah dilakukan beberapa usaha reformasi. Yang paling berani diantara bisnis-bisnis ini adalah yg dilakukan sang Muhammad Abduh serta gurunya Jamaluddin Al- Afgani. Betapapun muslim yang sadar dimanapun juga menyetujui seruan mereka berdua buat membuka pulang ijtihad.

Hampir dipastikan sebagaimana halnya dimasa lampau, faqih atau mujtahid tradisional tidak bisa melihat suatu problem secara seutuhnya. Ia hanya menentukan yang eksak berdasarkan perbuatan-perbuatan eksklusif menggunakan norma-norma serta peraturan-peraturan yang sudah dispesifikasikan didalam suatu mazdhab atau lebih. Situasi ini memerlukan sebuah metodologi baru buat membuka kembali pemahaman kita tentang asal-asal pengetahuan Islam. Dan para mujtahid tradisional tidak mampu menyusun metodologi yang demikian.

b. Pertentangan wahyu serta akal
Pemisahan wahyu berdasarkan nalar sama sekali nir bisa kita terima. Pemisahan ini sangat bertentangan menggunakan holistik spirit Islam yaitu dimana seruan Al-Qur’an agar insan mempergunakan nalar menimbang secara rasional jalan yg berada lebih ditengah. Tanpa akal kita tidak bisa menghargai kebenaran-kebenaran wahyu. 

c. Pemisahan pemikiran dari aksi
Diawaal sejarah Islam, pemimpin merupakan pemikir serta pemikir adalah pemimpin. Wawasan Islam dalam ketika itu secara umum dikuasai serta hasrat buat mewujudkan wawasan Islam ini didalam sejarah menentukan semua tingkah laris. 

d. Dualisme kultur serta religius
Kultural serta religius juga wajib saling berkesinambungan, karena sebuah kultur yang tidak diimbangi menggunakan sikap religius, maka kultur akan menunjuk pada kebebasan yang tidak terarah. Jadi disini pemahaman perilaku religius akan mampu menetralisir kultur yang ada. 

2. Prinsip-prinsip pokok metodologi Islam
a. Keesaan Allah
Adalah merupakan prinsip pertama kepercayaan Islam dan setiap sesuatu yg Islamiah.

b. Kesatuan alam semesta terdiri berdasarkan:
1. Tata kosmis 
Terdiri dari hukum-hukum alam.

2. Penciptaan
Ukuran ini akan memberikan pada setiap sesuatu sifatnya herbi hal-hal lain dalam bepergian, eksistensinya.

3. Taskhir ( ketundukan ) alam semesta pada manusia
Alam semesta dapat dimanfatkan sang insan buat kebutuhan hidupnya serta juga kewajiban insan buat melestarikan alam, agar dapat dimanfatkan selamanya.

c. Kesatuan kebenaran dan pengetahuan 
1. Tidak boleh menciptakan klaim yg bertentangan dengan realitas
2. Perbedaan atau variasi antara akal serta wahyu merupakan prinsip yg bersifat mutlak
3. Kesatuan kebenaran atau bukti diri hukum alam dengan pola-pola dari oleh pencipta. Pola adalah tidak terhingga
4. Kesatuan hidup
5. Kesatuan umat Islam

Islam menyatakan famili sebagai satuan pembentuk tata kemasyarakatan dengan cara hidup berdekatan satu sama lain.

D. Rencana Kerja
Tujuan menurut planning kerja dalam Islamisasi Pengetahuan adalah:
1. Penguasaan disiplin ilmu modern
Disiplin ilmu dalam taraf kemajuan di barat harus dipecah-pecah sebagai kategorinya, metodologinya, problemnya serta temanya. Hasil uraian wajib berbentuk kalimat-kalimat yang memperjelas istilahnya, tehnik memperlihatkan, kategori, prinsip, problema dan tema utama disiplin ilmu-ilmu barat pada puncaknya. 

2. Penguasaan khasanah Islam
Sebelum disiplin ilmu terkini, perlu ditemukan sampai berapa jauh khasanah islamiah Islam menyentuh dan membahas obyek disiplin ilmu tadi.

3. Penentuan relevansi Islam bagi masing-masing bidang ilmu modern
Untuk bisa mendekatkan karya output khasanah Islamiah, Islam serta para ilmuan muslim yang terdidik pada cara barat perlu melakukan sesuatu yang lebih akbar berdasarkan dalam sekedar menyajikan berhalaman serta bahannya pada bentuk antolog. 

4. Penilaian kritik terhadap disiplin ilmu terkini ( tingkat perkembangan dimasa sekarang )
Setelah disiplin ilmu tercapai, maka tibalah saatnya buat melakukan analisis kritis terhadap masing-masing disiplin itu, dipandang sudut pandangan Islam. Ini adalah suatu langkah utama dalam proses Islamisasi pengetahuan.

5. Penilaian kritik terhadap khasanah Islam
Yang dimaksud khasanah Islam adalah Qur’an suci yang merupakan firman-firman Allah SWT. Dan pula sunnah Rasulullah, ini bukan target kritik atau evaluasi. Walaupun begitu pemahaman muslim mengenai kedua hal tersebut boleh dipertanyakan, begitu juga karya insan yg menggunakan sumber diatas perlu mendapat sorotan dengan bantuan para ulama pewaris Islam supaya supaya diperoleh pengertian yg sedapat mungkin paling sesuai dan sahih. 

6. Survei konflik yg dihadapi umat Islam
Permasalahan umat Islam saat ini sangat kompleks yaitu diantaranya merupakan, politik, sosial, ekonomi, intelektual, budaya, moral dan spiritual.

7. Analisa kreatif serta sintesa
Sintesa kreatif harus dicetuskan diantara ilmu-ilmu Islam tradisional serta disiplin ilmu modern untuk dapat mendobrak kemandekan selama beberapa abad terakhir ini. Khasanah ilmu-ilmu Islam harus sinambung menggunakan output-output ilmu terkini dan wajib menjaga relevansinya dengan empiris umat Islam menggunakan memperhatikan konflik yg sudah dikenali dan dimainkan terdahulu. 

8. Penuangan kembali disiplin ilmu terkini ke dalam kerangka Islam
Didalam menyelesaikan kasus yang kita perlukan merupakan adanya keaneka ragaman analisis kritis yg dibuat oleh para ilmuwan modern yang Islami supaya supaya kesadaran umat Islam sebagai lebih kaya menggunakan banyak sekali macam pertimbangan dan saran. Berdasarkan wawasan-wawasan baru mengenai makna Islam dan pilihan-pilihan kreatif bagi realisasi makna tersebut, itulah sejumlah buku dasar taraf perguruan tinggi akan ditulis disemua bidang keilmuan modern.

9. Penyebar luasan ilmu-ilmu yang telah pada Islamisasikan
Hasil karya para ilmuan muslim wajib disebar luaskan kesemua insan dimuka bumi, karya intelektual yg dibentuk menurut langkah-langkah yang diuraikan sebelumnya, dan produk hasil rencana kerja tersebut harus secara resmi tersaji disemua perguruan tinggi muslim dunia. Semua dapat dilakukan menggunakan lebih mudah dengan menggunakan indera bantu yaitu; menggunakan mengikuti konfrensi-konfrensi, seminar-seminar serta lokakarya-lokakarya. 

III. Pro serta Kontra
Dalam aneka macam hal apalagi perkara pemikiran tentu terdapat pro serta kontra. Begitu pula dalam pemikiran Ismail Al-Faruqi yg membahas mengenai islamisasi pengetahuan. Diantara yang sependapat dan yg tidak sependapat dengan pemikiran al-Faruqi adalah:
a. Naquid al-Attas, beropini bahwa kita perlu membersihkan unsur-unsur yang menyimpang dari ajaran Islam, sehingga ilmu pengetahuan yg ada sanggup benar-sahih bernilai Islam. Kalau al-Faruqi lebih menekankan dalam islamisasi ilmu sosial, maka al-Attas memberi tekanan islamisasi dalam ilmu humaniora.
b. Zianuddin Sardar, putusan bulat dengan gagasan islamisasi ilmu. Tetapi Sardar nir sepakat dengan langkah-langkah Islamisasi ilmu dari al-Faruqi. Lantaran berdasarkan Sardar islamisasi al-Faruqi mengandung cacat fundamental.
c. Fazlur rahman, nir setuju sama sekali, lantaran menurutnya kita nir perlu melakukan Islamisasi ilmu, yg perlu kita lakukan merupakan menciptakan atau membuat para pemikir yg mempunyai kapasitas berpikir konstruktif serta positif.

Diantara pendapat ketiga tokoh diatas, merupakan bukti bahwa perbedaan pendapat tidak harus dihindari, namun sangat diharapkan yang tentunya buat menambah wawasan bagi kita umat Islam khususnya dan seluruh umat manusia pada umumnya.

IV. Komentar/ analisis
Melihat keterangan berdasarkan buku yg berjudul Islamisasi Pengetahuan karangan al-Faruqi aku setuju menggunakan dia yg sangat memikirkan perkembangan didalam global pendidikan pada era terkini deperti waktu ini, yg memang membutuhkan penanganan yang serius didalamnya, supaya pendidikan islam nir tergeser dengan pendidikan yang dibawa oleh barat. Lantaran pendidikan barat apabila nir diikuti sang pendidikan islam maka habislah budaya-budaya islam pada muka bumi. 

Apalagi melihat anggaran-aturan implementasi yang ditawarkan oleh al-Faruqi yaitu diantaranya:
  • Memberikan honorarium yang setimpal dengan usaha mereka serta sejumlah tunjangan diatas gajinya yang biasa. Sebagai perangsang kinerja mereka para ilmuwan, pengajar atau para pendidik pada pada lembaga-forum Islam.
  • Menugaskan para ilmuwan-ilmuwan yang berkompeten dibidangnya.
  • Memecahkan masalah dengan cara membagi pada para ilmuan sinkron bidang masing-masing. Sehingga perkara bisa cepat teratasi sinkron dengan impian.
  • Untuk pembiayaan ditanggung sang negara muslim, karena hasilnya dimanfaatkan sang seluruh negara muslim.
Tapi terdapat anggaran yg saya nir begitu sepakat yaitu pada statemen al-Faruqi yang mengungkapkan bahwa islamisasi pengetahuan adalh fardu ‘ain, lantaran melihat pro dan kontra yg terdapat. Suatu pemikiran tidak boleh menjastifikasi pemikiran yg lain dengan mengatakan pemikirannya wajib dilakukan, lantaran kita hanya manusia. Yang boleh berkata harus hanyalah Allah SWT. 

ISLAMISASI PENGETAHUAN ISMAIL RAJI ALFARUQI

Islamisasi Pengetahuan Ismail Raji Al-Faruqi
Semakin majunya perkembangan zaman, pula sangat mempengaruhi tingkah laku dan pola berpikir insan. Ketauhidan insan mulai dipertanyakan. Al-Faruqi merupakan keliru satu tokoh Islam yg sangat mencemaskan insan yg terlena sang kemajuan teknologi.

Untuk itu sangatlah penting bagi manusia buat nir berhenti pada usaha memperoleh pengetahuan terbaru tanpa meninggalkan pengetahuan agama (keislaman) kita dalam pelaksanaannya.

Buku ini ditulis karena melihat fenomena yang ada dalam kehidupan, khususnya didunia pendidikan yang memang wajib ekstra hati-hati dalam pelaksanaannya, sebagai akibatnya memperoleh sesuai apa yang diinginkan, yaitu suatu pendidikan yang Islami yg nir ketinggalan zaman .

Islamisasi pengetahuan adalah wujud menurut suatu asa memperbaiki insan khususnya umat Islam. Dan semua sanggup dilakukan dengan baik bila kita memiliki ketauhidan.

Tauhid sangat krusial bagi manusia khususnya umat Islam, lantaran Tauhid adalah yg menaruh identitas dalam peradaban- peradaban Islam yg mengikat seluruh unsurnya bersama-sama dan membuahkan unsur-unsur tersebut suatu kesatuan yang integral dan organis yg kita sebut peradaban. 

I. Biografi 
Ismail Raji Al-Faruqi merupakan seorang cendikiawan muslim yang cerdas yg lahir pada Jaffa Palestina pada lepas 1 Januari 1921. Pada masa mudanya dia bersekolah di Coollenges Des Freres yang terletak pada Libanon, yaitu dalam tahun 1926-1936. Kemudian pada tahun 1941 beliau sudah lulus dari American University Of Bairut. Jadi tepatnya pada usia 20 tahun beliau sudah merampungkan perkuliahan S1 nya. Untuk karirnya, Ismail bekerja pada pemerintahan Inggris di Palestina. Dan dalam tahun 1945, yaitu pada usia ke 24 beliau telah dipilih menjadi Gubernur Galilea, akan tetapi sesudah Israel menjajah palestina ia pindah ke Amerika Serikat. Kemudian pada Amerika beliau melanjutkan studi S2 nya, pada bidang filsafat pada University of Indiana dan University of Harvard. Al-Faruqi melanjutkan studi S3 nya serta pada tahun 1952 beliau telah menerima gelar S3 nya, yaitu dalam usia ke 31 Al- Faruqi telah memiliki gelar Doktor. 

Begitu cepat gelar pendidikan diperoleh, itu memberitahuakn bahwa Al-Faruqi benar-sahih seseorang cendikiawan muslim yang benar-sahih memperjuangkan pendidikan umat Islam pada ere globalisasi, menggunakan kemampuan yg dimilikinya.

Tapi sayang, usia Al-faruqi nir terlalu usang, pada usia yg masing kreatif yaitu kurang lebih sekitar dalam usia 65 tahun dia mangkat dunia karena dibunuh dalam saat sedang pada bepergian, yaitu tepatnya dalam tanggal 27 Mei 1986. Disini penulis belum mengetahui siapa pembunuh serta apa motif pembunuhannya. Tapi yg jelas Ismail Al-Faruqi mempunyai dedikasi yang tinggi di pada global pendidikan Islam yg modern ( yg terus mengedepankan pendidikan Islam dan juga mengajarkan pentingnya pendidika generik sebagai akibatnya orang islam tidak ketinggalan zaman/ gaptek ).

II. Pembahasan 
Buku Islamisasi pengetahuan ini membahas antara lain merupakan masalah-perkara yang dihadapi umat muslim didunia, juga tugas-tugas, metodologi serta planning kedepan yg akan membuahkan orang-orang muslim menjadi umat yang lebih baik berdasarkan yg baik.

A. Masalah
1. Malaise yang dihadapi umat
Dunia umat Islam dalam saat ini berada pada anak tangga bangsa-bangsa terbawah. Kaum muslimin sudah dikalahkan, dibantai, dirampas Negeri serta kekayaannya, dirampas kehidupan serta harapannya, mereka juga sudah pada sekulerkan, diwesterniskan serta di de-islamikan oleh agen-agen, musuh mereka didalam dan diluar diri mereka. Semua ini simpel terjadi disetiap negeri dan pelosok dunia Islam.

Sebagai korban berdasarkan segala macam penganiayaan dan agresi, kaum muslimin difitnah dan dijelek-jelekkan dihadapan seluruh bangsa-bangsa. Kaum muslimin dikatakan agresif, destruktif, mengingkari hukum, teroris, biadab, fanatik fundamentalis, kuno serta menentang zaman.

Melihat kenyataan inilah kemudian Al-Faruqi benar-sahih memperjuangkan pendidikan Islam yang nir ketinggalan zaman atau nir gaptek ( gagap teknologi ). 

2. Efek- pengaruh yang utama menurut masalah
a. Di Front politik
Dilihat dari kasus yg utama adalah dibidang politik, umat Islam terpecah belah, kekuatan- kekuatan kolonial telah berhasil memecah belah umat Islam, sebagai akibatnya antara umat Islam saling menghantam dan menyerang satu sama lain dan itu seluruh tidak mereka sadari.

Dalam bisnis menciptakan keadaan lebih buruk lagi, musuh telah memasukkan orang-orang asing kedalam dunia Islam, agar pertentangan antar umat muslim terus terjadi secara internal tidak satupun negara Islam yang kondusif, begitupun secara eksternal.

Didalam kebanyakan masalah, kaum muslimin berada dibawah kekuasaan demikian, lantaran mereka tidak mempunyai deretan-gugusan politik yang sanggup menjalankan pemerintahan atau yang dapat mengerahkan massa ( masyarakat ) buat pertahanan atau membawa mereka kedalam aksi politik konservatif atau ringkasnya bisa melakukan aksi beserta satu sama lain. 

b. Di Front ekonomi
Dibidang ekonomi umat Islam juga belum maju serta nyaris bodoh, lantaran secara umum dikuasai anggota-anggotanya dimanapun kebanyakan merupakan orang-orang yg buta alfabet . Produksi barang dan jasa mereka berada jauh dibawah kebutuhan.

Kebutuhan ini dipenuhi dengan mengimpor barang-barang jadi berdasarkan negara-negara kolonial, bahkan didalam kebutuhan-kebutuhan hayati yg strategis ( makanan pokok, tenaga dan perlengkapan militer ), nir terdapat negara Islam yang dapat mencukupi dirinya sendiri.

Kekayaan minyak yang diperkenankan oleh Allah Ta’ala pada semua umat didunia, ternyata sang beberapa negara-negara Islam nir adalah nikmah misalnya yg seharusnya, lantaran kurangnya pengetahuan didalamnya yaitu dibidang ekonomi. Oleh karena itu kekayaan ini disakukan buat investasi gampang serta kondusif dipasar uang yg paling berperan adalah orang-oarang non muslim.

Dengan demikian negara didunia Islam yang mempunyai potensi buat memperkembangkan pertanian atau industri, mereka tetap nir memiliki modal buat membiayainya, lantaran kekayaan yang seharusnya demi kesejahteraan seluruh umat malah disalurkan ketempat lain.

c. Di Front religio-kultural
Abad- abad kemerosotan kaum muslimin telah mengakibatkan berkembangnya buta huruf, kebodohan dan takyul diantara mereka. Hal ini menyebabkan seseorang muslim yang umum lari kedalam keyakinan yg buta serta bersandar pada listeralisme dan legalisme. Sehingga jika dunia terbaru menerpa dirinya, kelemahan dibidang militer, politik dan ekonomi membuatnya jadi panik. Sehingga tanpa disadari mengambil westernisasi karena tergoda menggunakan contoh keberhasilan yg diperoleh barat. Westernisasi diperintahkan serta dipromosikan menggunakan segala cara yg mungkin oleh para penguasa.

Negara-negara kolonial beserta antek-anteknya mengisi kehidupan sehari-hari seorang muslim menggunakan pengaruh-pengaruh yang mempromosikan kultur barat. Koran-koran, kitab -kitab , majalah, radio, televisi, bioskop, piringan hitam, tape dan poster-poster. Negara-negara Islam bangga menggunakan boulevard baru yg dibuka pada ibukota- ibukota mereka yang penuh menggunakan perkantoran atau apartemen yg menjulang tinggi ala barat. Tanpa mereka sadari masih poly kemelaratan serta kebodohan menurut kota-kota dan desa- desa mereka yg lain. 

3. Inti melaise yg menyempurnakan diri
Tidak mungkin diragukan lagi bahwa tempat inti malaise yg dihadapi umat Islam adalah pada sistem pendidikan yang merata dan generik berlaku.

Menurut Al-Faruqi sistem pendidikan itu merupakan laboratorium dimana pemuda-pemuda muslim diadoni serta dipotong. Dimana pencerahan mereka dicetak didalam sebuah karikatur barat. Disinilah interaksi seseorang muslim menggunakan sejarah masa lalunya dirusak. Keinginan yg alamiah buat memeriksa warisan para leluhurnya dihalangi. Sehingga Islam terhalang sang lantaran keragu-raguan yg ditanamkan oleh sistem pendidikan tadi kedalam kesadarannya.

a. Keadaan pendidikan pada global Islam dalam masa kini
Didalam bukunya Al-Faruqi pula mengungkapkan bahwa keadaan pendidikan di global Islam adalah yang terburuk. Sehubungan Islamisasi, baik sekolah-sekolah, akademik-akademik serta universitas-universitas yang tradisional maupun sekuler tidak pernah seberani kini dalam mengemukakan tesa-tesa yang nir islamiah serta nir pernah sehebat sekarang acuhnya dominan terbesar pemuda-pemuda muslim terhadap Islam. Dimana-mana terjadi perlombaan menggunakan kecepatan bila menuju model pendidikan barat. 

b. Tidak mempunyai ketajaman wawasan
Masalah rendahnya mutu lembaga pendidikan di global Islam permanen adalah perkara yang tidak mempunyai ketajaman wawasan. Tidak terdapat pencarian atau penuntutan pengetahuan yg nir disertai semangat, tepatnya semangat inilah yg nir dapat dijiplak. Semangat ini dilahirkan sang wawasan mengenai diri sendiri, mengenai dunia serta mengenai empiris, singkatnya sang kepercayaan .

Dicontohkan disini adalah seorang dosen Universitas Islam, seseorang profesor yang meraih gelar doktor di sebuah universitas Eropa. Dia menerima pendidikan pada barat serta lulus menggunakan nomor sedang. Karena dimasa lalunya tidak mempunyai motivasi Islam. Ia tidak menuntut Ilmu demi Allah Ta’ala semata-mata, tetapi demi kepentingan materialistis egoistis. Sehingga ia mendapatkan wawasan 1/2-1/2. Begitu jua menggunakan keilmuan keislamannya. Dia cukup puas dengan lulus, menerima gelar sarjana dan pulang ke negeri asalnya, dan mendaptkan posisi krusial serta pula menguntungkan.

Didalam kitab ini pula disebutkan bahwa para dosen universitas-universitas global Islam tidak mempunyai wawasan ( vision ) Islam dan tidak didorong oleh impian Islam. Kenyataan ini merupakan bala yg begitu menyulitkan, didalam pendidikan muslim, karena berdampak dalam pengetahuan. Mahasiswanya pula setengah-1/2 khususnya dalam memasuki wawasan pada dunia keislaman. Karena nir terdapat Universitas dunia Islam, dimana wawasan itu merupakan bagian menurut program studi “utama” atau ‘inti’ yg diwajibkan kepada murid.

B. Tugas 
Menurut bukunya Al-Faruqi yg berjudul Islamisasi pengetahuan ini, setelah dipaparkan perkara-masalah yang dihadapi oleh umat Islam, khususnya pada global pendidikan maka sudah barang tentu sine qua non tugas-tugas yang juga harus dihadapi dan dilaksanakan sang umat Islam.

Dan tugas terberat yang dihadapi umat dalam abad ke-15 Hijriyah berdasarkan Al-Faruqi adalah memecahkan kasus pendidikan. Tidak ada harapan akan kebangkitan yg benar-benar-benar-benar menurut umat kecuali sistem pendidikan dirubah dan kesalahan-kesalahannya diperbaiki.

Buku ini juga menyatakan “ sesungguhnya yang diperlukan bagi sistem itu adalah dibangunnya bentuk baru dualisme yang sekarang ini dijumpai didalam pendidikan muslim, pembagi- duaan, menjadi sistem Islam dan sistem sekuler harus ditiadakan dengan tuntas”. Kedua sistem tersebut harus dipadukan secara integral dan harus diisi menggunakan semangat Islam serta berfungsi sebagai bagian yang integral berdasarkan program ideologisnya. Sistem ini jangan sampai jiplakan menurut sistem barat atau dibiarkan memilih jalannya sendiri.

1. Pemaduan ke 2 butir sistem pendidikan
Sistem pendidikan Islam yang terdiri berdasarkan Madrasah-madrasah dasar serta menengah disamping kulliyah-kulliyah serta jami’ah-jami’iyah dalam tingkat perguruan tinggi harus dipadukan menggunakan sistem sekular dari sekolah-sekolah dan universitas-universitas umum. 

Perpaduan ini harus sedemikian, sehingga sistem baru yang terpadu itu bisa memperoleh kedua macam laba-keuntungan dari sistem-sistem yg terdahulu. Sumber-asal finansial negara serta keterlibatan kepada wawasan ( vision ) Islam. Yang sempurna untuk menghilangkan keburukan masing-masing sistem. 

2. Menanamkan wawasan ( vision ) Islam
Dengan keterpaduan ini pengetahuan Islam bisa dijelaskan pada gaya sekuler, maksudnya pengetahuan Islam akan sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang langsung berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari di global ini, sementara pengetahuan terbaru akan bisa kita bawa dan tambahkan kedalam kerangka sistem Islam.

Dalam kitab ini dijelaskan tugas dalam menanamkan wawasan Islam merupakan dengan cara:
a. Kewajiban menilik kebudayaan Islam
Merupakan satu-satunya obat penangkal melawan proses de Islamisasi ini ditingkat Universitas adalah kewajiban memeriksa kebudayaan Islam selama empat tahun.

Studi kebudayaan Islam adalah satu-satunya cara bagi seorang buat berkembang sehubungan menggunakan identitasnya. Tak terdapat seorang manusia yg dapat dikatakan menyadari dirinya sendiri jika beliau tidak mengenal leluhurnya.

Selanjutnya pengetahuan tentang kepercayaan serta peradaban Islam tidak diperuntukkan kepada segelintir orang saja. Wawasan Islam tidak diperuntukkan sang para seorang ahli saja, wawasan ini adalah buat seluruh insan.

Wawasan diharapkan buat membela semua orang berdasarkan ancaman ideologi-ideologi asing yang menyerang kesadaran mereka. 

b. Islamisasi pengetahuan terkini 
Akan adalah langkah yg akbar kedepan jika universitas-universitas serta sekolah-sekolah tinggi pada global Islam mengadakan pelajaran-pelajaran wajib mengenai kebudayaan Islam sebagai bagian berdasarkan acara studi-studi utama mereka bagi semua siswa. Hal itu akan menciptakan anak didik merasa konfiden kepada agama serta warisan mereka serta lebih percaya diri terhadap agama Islam.

Pada masa kini ini, manusia-manusia non muslim adalah pakar-ahli yang nir dapat diragukan didalam seluruh disiplin tadi. Dengan begitu kentara sekali bahwa para akademi khas muslim wajib menguasai semua disiplin modern, tahu disiplin-disiplin tersebut dengan sempurna serta mencicipi itu menjadi sebuah perintah yg nir bisa ditawar bagi mereka seluruh, buat menilik seluruhnya. Itulah prasyarat yang pertama, selesainya itu mereka wajib mengintegrasikan pengetahuan baru tadi kedalam keutuhan warisan Islam menggunakan melakukan eliminasi. Perubahan, penafsiran kembali serta penyesuaian terhadap komponen-komponen yang sinkron dengan ajaran Islam.

Tugas dalam melakukan Islamisasi pengetahuan ( kata yang konkrit mengislamisasikan disiplin atau yang lebih sempurna membentuk kitab -kitab pegangan dalam level Universitas menggunakan menuangkan kembali kira-kira duan puluh butir disiplin menggunakan wawasan/ vision Islam ) adalah pula merupakan tugas yang sangat sulit. 

C. Metodologi
1. Kekurangan metodologi tradisional
Kerusakan mengerikan dilakukan orang non muslim pada umat islam pada abad ke 6 serta ketujuh H ( serbuan tentara tartar serta serbuan pasukan salib berdasarkan barat ) menyebabkan pemimpin muslim kehilangan logika serta nir memiliki keyakinan pada diri sendiri, lantaran mereka bepikir global mereka akan mengalami bala. 

Pada zaman modern barat membebaskan daerah yang dilakukan Ottoman pada Eropa, menduduki, menjajah dan memecah belah keseluruhan global Islam. Diantaranya :

a. Fiqih dan para Faqih
Pada waktu ini kata fiqh berarti memiliki pengetahuan syari’ah dari sumber mazdhab yang tertentu. Faqih merupakan manusia yang mempunyai pengetahuan tersebut. Didalam sistem tradisional telah dilakukan beberapa bisnis reformasi. Yang paling berani diantara usaha-bisnis ini adalah yang dilakukan oleh Muhammad Abduh dan gurunya Jamaluddin Al- Afgani. Betapapun muslim yg sadar dimanapun juga menyetujui seruan mereka berdua buat membuka pulang ijtihad.

Hampir dipastikan sebagaimana halnya dimasa lampau, faqih atau mujtahid tradisional nir bisa melihat suatu dilema secara seutuhnya. Ia hanya memilih yang eksak dari perbuatan-perbuatan tertentu menggunakan kebiasaan-norma dan peraturan-peraturan yg sudah dispesifikasikan didalam suatu mazdhab atau lebih. Situasi ini memerlukan sebuah metodologi baru buat membuka pulang pemahaman kita tentang asal-sumber pengetahuan Islam. Dan para mujtahid tradisional nir sanggup menyusun metodologi yg demikian.

b. Pertentangan wahyu dan akal
Pemisahan wahyu dari nalar sama sekali nir bisa kita terima. Pemisahan ini sangat bertentangan menggunakan holistik spirit Islam yaitu dimana seruan Al-Qur’an agar insan mempergunakan logika menimbang secara rasional jalan yang berada lebih ditengah. Tanpa logika kita nir dapat menghargai kebenaran-kebenaran wahyu. 

c. Pemisahan pemikiran menurut aksi
Diawaal sejarah Islam, pemimpin merupakan pemikir serta pemikir adalah pemimpin. Wawasan Islam dalam saat itu lebih banyak didominasi serta impian buat mewujudkan wawasan Islam ini didalam sejarah menentukan semua tingkah laris. 

d. Dualisme kultur dan religius
Kultural serta religius jua wajib saling berkesinambungan, karena sebuah kultur yg tidak diimbangi menggunakan sikap religius, maka kultur akan mengarah pada kebebasan yg tidak terarah. Jadi disini pemahaman sikap religius akan mampu menetralisir kultur yg ada. 

2. Prinsip-prinsip pokok metodologi Islam
a. Keesaan Allah
Adalah adalah prinsip pertama agama Islam serta setiap sesuatu yg Islamiah.

b. Kesatuan alam semesta terdiri menurut:
1. Tata kosmis 
Terdiri dari aturan-hukum alam.

2. Penciptaan
Ukuran ini akan memberikan pada setiap sesuatu sifatnya herbi hal-hal lain pada perjalanan, eksistensinya.

3. Taskhir ( ketundukan ) alam semesta kepada manusia
Alam semesta bisa dimanfatkan oleh insan buat kebutuhan hidupnya serta pula kewajiban manusia buat melestarikan alam, supaya bisa dimanfatkan selamanya.

c. Kesatuan kebenaran dan pengetahuan 
1. Tidak boleh menciptakan klaim yg bertentangan menggunakan realitas
2. Perbedaan atau variasi antara logika dan wahyu merupakan prinsip yang bersifat mutlak
3. Kesatuan kebenaran atau identitas aturan alam menggunakan pola-pola dari sang pencipta. Pola adalah tak terhingga
4. Kesatuan hidup
5. Kesatuan umat Islam

Islam menyatakan famili menjadi satuan pembentuk rapikan kemasyarakatan dengan cara hayati berdekatan satu sama lain.

D. Rencana Kerja
Tujuan berdasarkan planning kerja pada Islamisasi Pengetahuan adalah:
1. Penguasaan disiplin ilmu modern
Disiplin ilmu pada tingkat kemajuan di barat wajib dipecah-pecah menjadi kategorinya, metodologinya, problemnya serta temanya. Hasil uraian harus berbentuk kalimat-kalimat yg memperjelas istilahnya, tehnik menerangkan, kategori, prinsip, problema dan tema pokok disiplin ilmu-ilmu barat pada puncaknya. 

2. Penguasaan khasanah Islam
Sebelum disiplin ilmu terkini, perlu ditemukan sampai berapa jauh khasanah islamiah Islam menyentuh dan membahas obyek disiplin ilmu tadi.

3. Penentuan relevansi Islam bagi masing-masing bidang ilmu modern
Untuk bisa mendekatkan karya hasil khasanah Islamiah, Islam serta para ilmuan muslim yang terdidik dalam cara barat perlu melakukan sesuatu yang lebih akbar berdasarkan pada sekedar menyajikan berhalaman dan bahannya pada bentuk antolog. 

4. Penilaian kritik terhadap disiplin ilmu terkini ( taraf perkembangan dimasa kini )
Setelah disiplin ilmu tercapai, maka tibalah saatnya buat melakukan analisis kritis terhadap masing-masing disiplin itu, dicermati sudut pandangan Islam. Ini merupakan suatu langkah utama pada proses Islamisasi pengetahuan.

5. Penilaian kritik terhadap khasanah Islam
Yang dimaksud khasanah Islam merupakan Qur’an kudus yg adalah firman-firman Allah SWT. Serta juga sunnah Rasulullah, ini bukan target kritik atau penilaian. Walaupun begitu pemahaman muslim mengenai kedua hal tersebut boleh dipertanyakan, begitu jua karya insan yg menggunakan sumber diatas perlu mendapat sorotan menggunakan bantuan para ulama pewaris Islam supaya supaya diperoleh pengertian yg sedapat mungkin paling sesuai serta benar. 

6. Survei pertarungan yg dihadapi umat Islam
Permasalahan umat Islam ketika ini sangat kompleks yaitu antara lain adalah, politik, sosial, ekonomi, intelektual, budaya, moral serta spiritual.

7. Analisa kreatif dan sintesa
Sintesa kreatif wajib dicetuskan diantara ilmu-ilmu Islam tradisional dan disiplin ilmu terbaru buat dapat mendobrak kemandekan selama beberapa abad terakhir ini. Khasanah ilmu-ilmu Islam harus sinambung dengan output-output ilmu terkini serta harus menjaga relevansinya dengan realitas umat Islam dengan memperhatikan konflik yg sudah dikenali dan dimainkan terdahulu. 

8. Penuangan pulang disiplin ilmu terkini ke dalam kerangka Islam
Didalam merampungkan perkara yg kita perlukan adalah adanya keaneka ragaman analisis kritis yg dibuat sang para ilmuwan modern yg Islami supaya supaya kesadaran umat Islam sebagai lebih kaya menggunakan berbagai macam pertimbangan serta saran. Berdasarkan wawasan-wawasan baru mengenai makna Islam serta pilihan-pilihan kreatif bagi realisasi makna tersebut, itulah sejumlah buku dasar taraf perguruan tinggi akan ditulis disemua bidang keilmuan modern.

9. Penyebar luasan ilmu-ilmu yg telah pada Islamisasikan
Hasil karya para ilmuan muslim harus disebar luaskan kesemua manusia dimuka bumi, karya intelektual yang dibuat dari langkah-langkah yang diuraikan sebelumnya, serta produk output planning kerja tadi wajib secara resmi tersaji disemua perguruan tinggi muslim global. Semua dapat dilakukan menggunakan lebih mudah menggunakan menggunakan alat bantu yaitu; menggunakan mengikuti konfrensi-konfrensi, seminar-seminar dan lokakarya-lokakarya. 

III. Pro dan Kontra
Dalam berbagai hal apalagi kasus pemikiran tentu ada pro dan kontra. Begitu juga dalam pemikiran Ismail Al-Faruqi yang membahas tentang islamisasi pengetahuan. Diantara yg sependapat dan yang nir sependapat dengan pemikiran al-Faruqi merupakan:
a. Naquid al-Attas, berpendapat bahwa kita perlu membersihkan unsur-unsur yang menyimpang dari ajaran Islam, sehingga ilmu pengetahuan yg terdapat mampu sahih-benar bernilai Islam. Kalau al-Faruqi lebih menekankan pada islamisasi ilmu sosial, maka al-Attas memberi tekanan islamisasi dalam ilmu humaniora.
b. Zianuddin Sardar, putusan bulat menggunakan gagasan islamisasi ilmu. Tetapi Sardar nir putusan bulat dengan langkah-langkah Islamisasi ilmu menurut al-Faruqi. Karena menurut Sardar islamisasi al-Faruqi mengandung cacat mendasar.
c. Fazlur rahman, tidak sepakat sama sekali, karena menurutnya kita nir perlu melakukan Islamisasi ilmu, yang perlu kita lakukan adalah membangun atau menghasilkan para pemikir yg mempunyai kapasitas berpikir konstruktif dan positif.

Diantara pendapat ketiga tokoh diatas, merupakan bukti bahwa perbedaan pendapat tidak wajib dihindari, namun sangat dibutuhkan yang tentunya buat menambah wawasan bagi kita umat Islam khususnya serta seluruh umat insan dalam umumnya.

IV. Komentar/ analisis
Melihat keterangan berdasarkan kitab yang berjudul Islamisasi Pengetahuan karangan al-Faruqi aku sepakat menggunakan dia yang sangat memikirkan perkembangan didalam global pendidikan pada era terbaru deperti waktu ini, yg memang membutuhkan penanganan yang serius didalamnya, supaya pendidikan islam nir tergeser menggunakan pendidikan yg dibawa sang barat. Lantaran pendidikan barat jika tidak diikuti sang pendidikan islam maka habislah budaya-budaya islam pada muka bumi. 

Apalagi melihat aturan-anggaran implementasi yang ditawarkan oleh al-Faruqi yaitu antara lain:
  • Memberikan honorarium yg setimpal dengan usaha mereka serta sejumlah tunjangan diatas gajinya yg biasa. Sebagai perangsang kinerja mereka para ilmuwan, guru atau para pendidik pada dalam forum-lembaga Islam.
  • Menugaskan para ilmuwan-ilmuwan yang berkompeten dibidangnya.
  • Memecahkan perkara dengan cara membagi kepada para ilmuan sesuai bidang masing-masing. Sehingga masalah bisa cepat teratasi sesuai dengan cita-cita.
  • Untuk pembiayaan ditanggung sang negara muslim, karena hasilnya dimanfaatkan oleh seluruh negara muslim.
Tapi ada aturan yg aku nir begitu putusan bulat yaitu pada statemen al-Faruqi yg mengungkapkan bahwa islamisasi pengetahuan adalh fardu ‘ain, karena melihat pro dan kontra yang ada. Suatu pemikiran nir boleh menjastifikasi pemikiran yang lain menggunakan mengatakan pemikirannya harus dilakukan, lantaran kita hanya insan. Yang boleh mengatakan wajib hanyalah Allah SWT. 

KEBERHASILAN PENDIDIKAN ISLAM

Keberhasilan Pendidikan Islam 
Pendidikan Islam adalah suatu aktivitas buat menyebarkan semua aspek kepribadian subjek didik yang berjalan seumur hayati. Maka pada hal ini pendidikan harus dilaksanakan secara trylogi pendidikan yaitu pendidikan informal (tempat tinggal tangga), pendidikan formal (disekolah) serta pendidikan non formal (pada warga ). 

H. M. Arifin bahwa pendidikan Islam adalah sebagai bisnis membina serta mengembangkanpribadai manusia berdasarkan aspek-aspek rohaniah serta jasmaniah juga wajib berlangsung secara bertahap oleh lantaran suatu kematangan yg bertitik akhir dalam optimalisasi perkembangan/pertumbuhan.

Omar Muhammad At-Toumy al-Syaebani mengemukakan bahwa pendidikan Islam diartikan menjadi usaha mengganti tingkah laris individu dalam kehidupan pada alam sekitarnya melalui proses kependidikan.

Mohd. Fadil Al-Djamaly menyampaikan bahwa pendidikan Islam merupakan proses yang mengarahkan insan kepada kehidupan yg baik serta mengangkat derajat kemanusiaannya, sinkron menggunakan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (dampak dari luar). 

Pendapat Mohd. Fadil Al-Djamaly di atas bahwa manusia ketika lahir ke dunia memiliki potensi (fitrah), maka potensi dasar tersebut perlu dikembangkan melalui pendidikan sehingga subjek didik bisa mengaktualisasikan ilmu pada kehidupannya. 

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat ar-Rum Ayat 30, yg ialah: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yg sudah menciptakan manusia dari fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yg lurus, namun kebanyakan insan nir mengetahui” (QS. Ar-Ruum: 30).

Islam menegaskan bahwa anak pada dasarnya baik, ketiak dilahirkan dalam fitrah yang suci. Sehingga seseorang bayi, hayati pada alam paradise (kalau meninggal dalam keadaan Islam dianggap eksklusif masuk ke surga ). Dalam perkembangan selanjutnya, dalam kata keagamaan, lantaran kelemahannya sendiri, sang bayi yang tumbuh pelanpelan menjadi dewasa ini kemudian tergoda, lantaran taraikan kehidupan dunia, sehingga sedikit-sedikit ia masuk ke dalam inferno “neraka global” (metafor buat mereka yeng menjauhi diri berdasarkan suara hatinya yg kudus).

Karena dosanya hatinya pun jadi kotor. Kemudian pada suatu keadaan yg disebut penyucian, seorang insan dilatih kembali buat tanggal dari infernonya dari neraka dirinya. Inilah proses kealam purgatorio, alam pembersihan diri, dimana akan dirinya. Inilah proses ke alam purgatorio, alam pembersihan diri, dimana akan terbuka kembali alam kefitrahannya, yg pada dasarnya setiap manusia dilahirkan dalam kefitrahan ini. Keadaan hati yang ada pada kecermelangannya. Sebenarnya fitrah ini bukanlah sesuatu yg dihasilkan atau diusahakan, namun sesuatu yg ditemukan balik . Itu sebabnya istilah yang dipakai (misalnya misalnya dalam Idul Fitri kita minggu depan) adalah “pulang ke fitrah” yang secara simbolik artinya adalah merayakan kembalinya diri kita kembali kea lam paradise (surge diri) alam kefitrahan manasia (kembali pada kecemerlangan suara hati) asal menurut penciptaannya. 

Dengan kemampuan dasar pada atas Abdul ‘Ala al-Maududi menyatakan insan sudah dibentuk sang Tuhan pada 2 aspek kehidupan pada dua suasana kegiatan yg tidak sinkron. Pertama dia berada pada dalam suasana di mana dirinya secara menyeluruh diatur oleh hukum Tuhannya. Dia sedikitpun tidak dapat beringsut serta tidak dapat menghindari sama sekali dari anggaran Tuhannya. Juga ia tak bisa mengganti dan melangkahinya. 

Dengan istilah lain ia sahih-benar terperangkap pada genggaman hukum alam dan terikat buat mematuhinya. Kedua, manusia telah dianugerahi kemampuan logika serta kecerdasan. Ia bisa berpikir dan menciptakan pertimbangan dangan akalnya buat memilih serta menolak serta merogoh atau membuangnya. Ia juga dapat memeluk agama apa saja, mengikuti cara hayati apa saja, dan membangun kehidupannya sinkron menggunakan ideology yang dipilih. Diapun dapat menciptakan kode tingkah lakunya sendiri atau menerima saja kode-kode yang di buat oleh orang lain. Dia sudah diberi kemampuan “free will” (bebas berkehendak) serta dapat memutuskan arah perbuatannya sendiri.

Herman H. Horne berpendapat pendidikan harus dilihat suatu proses penyesuaian diri insan secara timbale kembali dengan alam sekitar, menggunakan sesama manusia serta dengan watak yg tertinggi dari kosmos.

Brubacher bahwa pendidikan adalah proses timbal kembali menurut tiap eksklusif insan pada rangka penyesuaian dirinya denganalam semesta serta temannya. 

Pendidikan adalah perkembangan yang terorganisasi serta kelengkapan dari semua potensi-potensi insan, moral, intelektual dan jasmani (fisik), sang dan buat kepribadian individunya dan kegunaan yg diperlukan demi menghimpun seluruh aktivitas tersebut bagi tujuan akhir hidupnya. Pendidikan adalah proses dimana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas) manusia yg gampang dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan supaya disempurnakan sang norma yg baik, sang indera atau media yang disusun sedemikian rupa dan dikelola sang manusia buat menolong orang lain atau dirinya untuk mencapai tujuan yg ditetapkan.

Dari pendapat pada atas dapat dijelaskan bahwa setiap jenis pendidikan baik informal, formal dan non informal agar subjek didik terjadi perkembangan kecerdasan baik kecerdasan intelektual, spiritual juga emosional serta jua dapat diaktualisasi sang subjek didik dalam kehidupannya, maka pendidikan serta pengajaran harus diarahkan sinkron dengan tujuan pendidikan Islam. 

Dalam hal ini secara empiris kebanyakan subjek didik belum mengaktualisasikan ilmu-ilmu pengetahuan atau meteri-bahan ajar yang sudah dipelajari secara formal atau non formal. Justru itu pembelajaran tadi belum tercapai tujuan operasional yaitu tujuan mudah yg dicapai malalui sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Dalam pendidikan formal, disebut jua tujuan instruksional yang dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Tujuan Instruksional tadi adalah tujuan pengajaran yang direncanakan pada unit kegiatan pengajaran tertentu. Maka pada hal ini, jika Tujuan Instruksional Umum serta Tujuan Instruksional Khusus belum tercapai, sehingga belum tercapai pula Tujuan Pendidikan Islam. Oleh karenanya tujuan pendidikan Islam yg merupakan kemampuan dan keterampilan yang menuju kepada manusia kamil (manusia paripurna). 

Dari pada atas Burhan Somad bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan individu bercorak serta berderajat tertinggi dari berukuran Allah yang merupakan tujuan hidup manusia.

Dalam hal ini Allah sudah berfirman dalam surat at-Tin ayat 4-6 yaitu: “Sesungguhnya Kami sudah membentuk manusia dalam bentuk yg sebaikbaiknya, kemudian Kami kembalikan beliau ke derajat yang paling rendah, kecuali orang-orang yang beriman serta yg mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka pahala yg nir putus-putusnya”. 

Dengan demikian pendidikan Islam adalah segala upaya atau proses pendidikan yg dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia baik individu juga sosial buat mengarahkan potensi baik yang sinkron menggunakan fitrahnya melalui proses intelektual serta spiritual berlandasan nilai Islam untuk mencapai kehidupan pada global serta akhirat. Dari pandangan ini, bisa dikatakan bahwa pendidikan Islam bukan sekedar “transfer of knowledge” ataupun “transfer of training”, tetapi lebih merupakan suatu sistem yang ditata pada atas pondasi “keimanan” dan “kesalehan”, yaitu suatu sistem yang terkait secara langsung menggunakan Tuhan. Dengan demikian, bisa dikatakan pendidikan Islam merupakan suatu kegiatan yang mengarahkan menggunakan sengaja perkembangan seorang sesuai atau sejalan menggunakan nilai-nilai Islam. Maka sosok pendidikan Islam bisa digambarkan menjadi suatu sistem yang membawa insan kearah kebahagian dunia serta akhirat melalui ilmu dan ibadah. Karena pendidikan Islam membawa manusia untuk kebahagian dunia serta akhirat, maka yang harus diperhatikan merupakan “nilai-nilai Islam mengenai insan, hakikat serta sifat-sifatnya, misi dan tujuan hidupnya pada global ini serta akhirat nanti, hak serta kewajibanny menjadi individu serta anggota rakyat. Semua ini dapat kita jumpai pada Al-Quran serta Hadits. Jadi, bisa dikatakan bahwa konsepsi pendidikan contoh Islam, tidak hanya melihat pendidikan itu sebagai upaya “mencerdaskan” semata (pendidikan intelek, kecerdasan), melainkan sejalan menggunakan konsep Islam mengenai insan dan hakikat eksistensinya. Maka pendidikan Islam menjadi suatu pranata sosial, juga sangat terkait dengan pandangan Islam mengenai hakikat eksistensi (eksistensi) insan. Oleh karena itu, pendidikan Islam pula berupaya buat menumbuhkan pemahaman serta kesadaran bahwa insan itu sama di depan Allah dan perbedaannya adalah terletak pada kadar ketakwaan masing-masing insan, menjadi bentuk perbedaan secara kualitiatif. 

1. Hakikat Subjek Didik
Dalam proses pembelajaran subjek didik unsur yg sangat penting di samping pengajar serta fasilitas lainnya, sehingga perlu dibahas terlebih dahulu hakikat daripada subjek didik tersebut. Manusia diciptakan Allah selain sebagai hamba-Nya, pula menjadi penguasa (khalifa) di atas bumi. Selaku hamba serta khalifah manusia telah diberikan kelengkapan kemampuan jasmaniah (fisiologis) serta rohaniah (mental psikologis) yang bisa pada kembang tumbuhkan seoptimal mungkin, sebagai akibatnya sebagai alat yang berdaya guna pada ikhtiar kemanusiaannya buat melaksanakan tugas utama kehidupan di global. 

Manusia diberi hayati sang Allah nir secara outomatis serta langsung, akan tetapi melalui proses panjang yg melibatkan berbagai faktor serta aspek. Ini tidak berarti Allah nir bisa atau tidak kuasa menciptakannya sekaligus. Akan namun justru lantaran terdapat proses itulah maka tercipta dan muncul apa yg diklaim “kehidupan” baik bagi manusia itu sendiri juga bagi makhluk lain yang pula diberi hidup sang Allah, yakni flora serta hewan.

Kehidupan yg demikian merupakan proses hubungan interaktif secara harmonis dan seimbang yang saling menunjang antara insan, alam dan segala isinya utamanya flora dan hewan, pada suatu “tata nilai” juga “tatanan” yang dianggap ekosistem. Tata nilai serta tatanan itulah yang diklaim pula “moral dan etika kehidupan alam” yang acapkali ditentukan oleh paradigm sinamis yg berkembang dalam komunitas warga pada samping imbas ajaran agama yg menjadi sumber wangsit moral serta etika itu. 

Oleh karena itu buat mengembangkan atau menumbuhkan kemampuan dasar jasmaniah serta rohaniah tadi, pendidikan adalah sarana atau indera yang memilih sampai pada mana titik optimal kemampuan-kemampuan tersebut bisa dicapai.

Berdasarkan pernyataan pada pada usaha pengembangan subjek didik, maka perlu diarahkan materi yang relevan pada pembelajaran, sebagai akibatnya subjek didik bisa menguasai, baik kemampuan kognitif, efektif maupun psychomotorik. Apabila kemampuan terdapat dalam subjek didik, maka tercapailah tujuan intruksional. Dengan tercapai tujuan instruksional maka tercapai pula tujuan pendidikan Islam. 

Demikian jua hakikat subjek didik merupakan menjadi makhluk yg pada perkembangannya selalu dipengaruhi sang unsur heredity (keturunan) dan lingkungan. 

Sebagaimana Nabi SAW bersabda: Artinya: “tiap anak yang dilahirkan membawa fitrah, maka ke 2 orang tuanyalah yang berakibat Yahudi atau Nasrani atau majusi.

Hadits di atas sejak insan lahir telah membawa kemampuankemampuan atau dari hadits tersebut fitrah (potensi). Sedangkan orang tua pada hadits tersebut adalah lingkungan, sebagaimana dimaksud sang para ahli pendidikan, sang karena demikian ke 2 faktor tersebut di atas sangat memilih perkembangan subjek didik pada proses pendidikan.

Pengaruh ini bisa terjadi pada aspek jasmani, logika maupun dalam aspek rohani. Menurut al-Syaibani dampak ini dimulai sejak bayi berupa embrio serta baru berakhir setelaj kematian orang tadi. Justru itu begitu bertenaga dan bercampur aduk rata peranan dari faktor-faktor ini maka sukar sekali buat bisa memilih faktor lebih banyak didominasi yeng berpengaruh yg dalam perkembangan subjek didik dalam pendidikan, akan tetapi pada beberapa hala kita dapat melihat pertumbuhan serta perkembangan yg muncul dalam subjek didik dalam faktor keturunan, misalnya roman muka, mata, rona rambut serta sebagainya. Demikian pula dalam faktor lingkungan depat ditinjau pada pertumbuhan kepribadian serta sosial subjek didik.

Islam sebagai agama yg paripurna telah memberikan pijakan yang kentara tentang tujuan dan hakikat pendidikan, yakni memberdayakan potensi fitrah manusia yg condong pada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar dia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba yg siap menjalankan selebaran yang dibebankan kepadanya sebagai khalifah pada muka bumi, sebagaimana yg tertuang pada firman-Nya yg ialah: “ingatlah saat Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “sesungguhnya Aku hendak membuahkan seseorang khalifah dimuka bumi” mereka menyampaikan “mengapa Engkau hendak menjaikan seseorang (khalifah) di muka bumi, itu orang yang akan menciptakan kerusakan padanya serta menumpahkan darah, padahal Kami Senantiasa bertasbih menggunakan memuji Engkau dan mensucikan Engkau”? Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yg tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Bagarah: 30). 

Selanjutnya Allah berfirman yg artinya: “sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat pada langit, bumi serta gunung-gunung, maka semuanya enggan buat memikul amanat itu serta mereka risi akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya insan itu amat zalim serta amat terbelakang”. (QS. Al-Ahzab: 72). 

Oleh karena itu pendidikan berarti adalah suatu proses membina semua potensi insan menjadi makhluk yg beriman dan bertakwa, berpikir dan berkarya, sehat, kuat serta berketerampilan tinggi buat kemaslahatan diri serta lingkungannya. 

Pendidikan diperlukan tidak hanya focus pada perkara intelektual namun juga emosional serta spiritual. Walaupun kecerdasan intelektual (IQ) mempunyai kedudukan dan posisi yg sangat penting, akan namun tanpa kehadiran kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) yg merupakan kecerdasan yg herbi perasaan yang bersumber dalam hati, nir akan optimal serta bermakna. Banyak orang berusaha untuk merubah global, namun sedikit sekali orang terlebih dahulu berusaha merubah dirinya sebagai langsung yang lebih baik dan shaleh. Orang sukses sejati merupakan orang yg terus menerus berusaha membersihakan hati. 

John Locke (1623-1704) filosof Inggris yg terkenal dengan teorinya tabula rasa mengungkapkan bahwa jiwa manusia waktu dilahirkan laksana kertas bersih (istilahnya meja lilin) lalu diisi dengan pengalaman-pengalaman yg diperoleh pada hidupnya, maka pendidikan sangat berpengaruh pada seorang. 

Dalam hal ini, keharusan mendapatkan pendidikan masih ada beberapa aspek antara lain menjadi berikut: 

a. Aspek paedagogis 
Dalam aspek ini para pakar didik memandang insan menjadi animal educandum, yaitu makhluk yang memerlukan pendidikan, sehingga insan menggunakan potensi yang dimilikinya dapat dididik dan dikembangkannya, akan sebagai manusia yang memadai secara fisik, psikis serta mental. 

b. Aspek sosiologis dan cultural 
Menurut ahli sosiologi, pada prinsipnya insan adalah moscius yaitu makhluk yg berwatak atau berkemampuan dasar atau yang mempunyai garizah (naluri) buat hayati bermasyarakat, sebagai makhluk sosial, manusia wajib mempunyai rasa tanggung jawab sosial (social responability) yg diharapkan pada membuatkan interaksi timbal pulang (interelasi) dan saling impak menghipnotis antara sesame anggota warga pada kesatuan hidup mereka, oleh karena demikian insan sosial berkembang, hal ini adalah makhluk yg berkebudayaan, baik moral juga mental. 

c. Aspek Tauhid 
Aspek Tauhid adalah aspek pandangan yang mengakui bahwa insan adalah makhluk yang berketuhanan, karena ketika insan dilahirkan telah mempunyai kemampuan dasar (potensi) yaitu percaya kepada Tuhan. Itulah sebabnya manusia sebagai makhluk yang berketuhanan atau beragama, maka pada dalam jiwa insan terdapat naluri religious atau garizah diniyah (naluri percaya dalam agama). Oleh lantaran demikian untuk mengembangkan insting religious atau garizah diniyah, yaitu melalui proses pendidikan, sebagai akibatnya insan atau subjek didik bisa mengaktualisasi dalam kehidupannya, sebagai inti menurut ajaran Islam yaitu “rahmatal lil ‘alamin” Dalam hal ini Islam menyetujui juga pengaruh lingkungan dalam perkembangan fitrah sebagaimana hadits yg diriwayatkan sang Bukhari di atas, tetapi bukan berarti Islam sebagai perhambaan pada lingkungan. Memang dalam realitasnya lingkungan memegang peranan yang relatif penting dalam pembentukan tingkah laris subjek didik, akan namun bulan satu-satunya faktor yang menentukan, kecuali berat sebelah dalam hakikat manusia, juga tidak menghargai harkat manusia yang pada hakikatnya berpusat pada proses individualitas san sosialitas secara naluriah yg tak mungkin dihindarkan dalam perkembangan hidupnya. Individualitas dan sosialitas insan sebagai makhluk Tuhan, baru terbentuk dengan Integrited bila dilandasi dengan faktor moralitas.

Menurut Immanuel (1724-1804) filosof akbar global (Jerman), mengungkapkan insan nir akan mampu mengendalikan diri sendiri. Manusia mengenali dirinya menurut apa yang tampak (baik secara realitas juga secara bathin). Yang krusial bagi dunia pendidikan menurut Kant adalah bahwa manusia makhluk rasional, insan bebas bertindak menurut alasan moral manusia bertindak bukan buat dirinya sendiri. Jadi tatkala insan akan bertindak beliau meski mempunyai alasan melakukan tindakan itu. Menurut Kant, hal ini dalam fauna tidak. 

Dengan demikian, pemahaman terhadap subjek hakikat subjek didik pada pendidikan Islam adalah sebagai acuan dalam proses pembalajara, supaya tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai. Hakikat subjek didik ini mencakup ketrampilan unsur jasmani, kecerdasan intelektual yang mutlak diharapkan insan menjadi langkah buat menyebarkan dirinya ke arah kemajuan yang teguh pada Allah, sebagai akibatnya manusia secara langsung bisa mengakui eksistensi Tuhan menjadi zat yg paling mulia. Hal ini sudah termaktub pada surah Al-Ambiya ayat 80 yg berbunyi menjadi berikut: 

Artinya: “Dan sudah kami ajarkan kepada Daud menciptakan baju besi untuk kamu, guna memlihara kamu dalam peperanganmu, maka hendaklah kamu bersyukur (pada Allah).

Demikian pula dalam surat al-Angkabut ayat 43 yang berbunyi menjadi berikut: 
Artinya: “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat buat manusia dan tiada yg memahaminya kecuali orang-orang yg berilmu Berdasarkan ayat yang pada atas bahwa hakikat subjek manusia sebagai didik memiliki potensi-potensi yang perlu dikembang baik unsur jasmaniyah juga unsur rohaniah. 

2. Tujuan Pendidikan Islam 
Dalam rangka buat mencapai suatu tujuan menurut filsafat pendidikan Islam harus mempunyai suatu proses pendidikan, maka proses tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan dalam hakikatnya adalah suatu perwujudan berdasarkan nilai-nilai ideal yg terbentuk pada pribadi manusia yang diinginkan. Nilai-nilai ideal itu mensugesti serta mewarnai pola kepribadian insan sehingga membentuk pada prilaku lahiriyah. Oleh lantaran demikian prilaku lahiriyah merupakan cerminan yang memproyeksi nilai-nilai yang telah mengacu di pada jiwa insan menjadi produk berdasarkan proses kependidikan. 

Tujuan pendidikan Islam adalah idealisme (hasrat) yg mengandung nilai-nilai Islami yang hendak dicapai oleh proses kependidikan yang menurut ajaran Islam secara bertahap. Oleh karenanya tujuan pendidikan Islam adalah merupakan penggambaran nilai-nilai Islam yang hendak diwujukan pada eksklusif manusia menjadi subjek didik yang pada akhirnya proses pendidikan yang disadari atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah menjadi sumber kekuasaan mutlak.

Tujuan pendidikan Islam merupakan buat mencapai ekuilibrium pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, nalar pikiran (intelektual), diri manusia yang rasional, perasaan indra. Karena itu, pendidikan hendaknya meliputi pengembangan semua aspek fitrah peserta didik, aspek spiritual, intelektual, khayalan, fisik, ilmiah serta bahasa, baik secara individual juga kolektif serta mendorong semua aspek tersebut berkembang ke arah kebaikan serta kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan insan terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat insan. Pendidikan, bila dipahami dari pengertiannya maka kita mampu menggolongkan sebagai satu disiplin keilmuan yang berdikari, yaitu ilmu pendidikan. 

Ilmu pendidikan adalah sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan yg diperoleh melalui riset. Riset disajikan dalam bentuk konsep-konsep, maka ilmu pendidikan bisa dibataskan sebagai sistem konsep pendidikan yg dihasilkan melalui riset. Disini kita akan menentukan objek formal ilmu pendidikan yg maha luas, luas terbatas namun jua diartikan sempit. Dalam pengertian maha luas, pendidikan adalah segala situasi dalam hayati yg mensugesti pada pertumbuhan seorang, sanggup berupa pengalaman belajar sepanjang hayati, tidak terbatas pada waktu, loka, bentuk sekolah, jenis lingkungan dan tidak terbatas dalam bentuk kegiatannya. 

Pengertian kemaha-luasna implisit pada tujuan pendidikannya. Dalam pengertian sempit, pendidikan merupakan sekolah atau persekolahan. Pendidikan mampu diartikan impak yg diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap siswa agar mempunyai kemampuan sempurna serta kesadaran penuh terhadap hubungan dan tusas-tugas sosial mereka. Dengan istilah lain pendidikan memperliahatkan keterbatasan pada waktu, tempat, bentuk kegiatana serta tujuan dalam proses berlangsungnya pendidikan. Dalam pengertian luas terbatas menaruh alternatif definisi pendidikan, yaitu menggunakan melihat kelemahan berdasarkan definisi pendidikan maha luas yang tidak tegas menggambarkan batas-batas dampak pendidikan serta bukan pendidikan terhadap pertumbuhan individu. Sedangkan kekuatannya terletak dalam menempatkan aktivitas atau pengalaman-pengalaman belajar menjadi inti dalam proses pendisikan yg berlangsung dimanapun dalam lingkungan hidup, baik sekolah juga pada luar sekolah. Selanjutnya kelemahan pada definisi sempit pendidikan, diantaranya terletak pada sangat kuatnya campur tangan pendidikan pada proses pendidikan sebagai akibatnya proses pendidikan lebih adalah kegiatan mengajar daripada kegiatan belajar yg mengandung makna pendidikan terasing menurut kehidupan sehingga lulusannya ditolak oleh masyarakat. Adapun kekuatannya, anatara lain terletak pada bentuk kegiatan pendidikannya yg dilaksanakan secara terprogram serta sistematis. Al-Attas bahwa tujuan pendidikan Islam merupakan insan yang baik terlalu generik.

Sedangkan berdasarkan Marimba menyampaikan bahwa tujuan pendidikan Islam berbentuk orang yg berkepribadian Muslim Al-Abrasyi mengungkapkan tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia yang berakhlak baik.

Sedang Abdul Fattah tujuan umum pendidikan Islam serta juga merupakan tujuan spesifik pendidikan Islam merupakan mewujud manusia sebagai hamba Allah yaitu beribadah pada Allah tujuan tadi yg dimaksud adalah buat sesame insan atau subjek didik buat dapat beribadah kepada Allah. 

Oleh lantaran demikian, Islam menghendaki agar subjek didik diajarkan agar mampu merealisasikan tujuan hidupnya, sebagaimana Allah telah mencantumkan dalam Al-Quran nur Karim. Tujuan hayati subjek didik (manusia), agar dapat mengabdi kepada Allah, hal ini Allah sudah berfirman dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56, yaitu: 

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin serta insan melainkan agar mereka mengabdi pada-Ku.

Ayat di atas, subjek didik wajib menjalankan perintah AllahSWT menggunakan mengabdi kepada-Nya, yg meliputi semua aspek dan segala yg dilakukan subjek didik baik perkataan, perbuatan, perasaan dan zikir atau fikirnya kepada Allah. 

Maka hal ini subjek didik harus memeriksa aspek-aspek tersebut terlebih dahulu buat tercapai tujuan pendidikan Islam. Maka pada hal ini tujuan pendidikan Islam merupakan cerminan dan realisasi dari perilaku penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, baik seorang subjek didik ataupun gerombolan juga manusia secara holistik, sebagai hamba Allah yg berserah diri pada Khalidnya, ini merupakan hamba-Nya yg beriman, berilmu pengetahuan serta beramal shaleh.

Sesuai menggunakan firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 122, yang berbunyi: 
Artinya: “Dan tidak sepatutnya bagi mukminin itu pulang semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan buat member peringatan kapada kaumnya apabila mereka telah balik kepadanya, agar mereka itu bisa menjaga dirinya”.

Ayat di atas bisa bahwa, maka subjek didik wajib menuntut ilmu pengetahuan, kemudian merealisasikan dalam kehidupan, yg merupakan tujuan hidupnya. Dalam hal ini sinkron dalam konsep filsafat Islam, bahwa tujuan hayati insan atau subjek didik merupakan mencapai perjumpaan pulang dengan Tuhan, dalam hal ini tidak bersifat materi, seperti pulang air hujan ke laut serta secara materi manusia tidak pulang pada Tuhannya, tetapi balik ke dari materi yg menciptakan jasadnya. Maka pertemuaan itu terjadi pada tahapan nafs, yang sepenuhnya bersifat spiritual, lantaran hakikat nafs adalah spiritual, kemudian Allah SWT memanggil balik kepada-Nya dengan sangat latif.

Manusia atau subjek didik dalam hakikatnya adalah mengandung nilai-nilai prilaku insan yg didasari atau dijiwai sang iman serta takwa pada Allah menjadi sumber kekuasaan absolut yang harus ditaati, menjadi perwujudan penyerahan diri secara total kepada Allah. Penyerahan diri tadi adalah perhambaan diri manusia hanya kepada Allah semata-mata. Oleh karena demikian, jika subjek didik sudah bersikap menghambakan diri dalam Allah, berarti subjek didik tadi berada dalam dimensi kehidupan mendapat kebahagian di dunia serta kebahagian akhirat, yang adalah tujuan pendidikan Islam secara Insan Kamil (insan sempurna). Sehingga menggambarkan kepribadian subjek didik yg baik atau kepribadian rabbani. 

Adapun demensi kehidupan yg mengandung nilai ideal islami dapat dikatagorikan ked ala tiga macam yaitu sebgai berikut : 
a. Dimensi yg mengandung nilai yabg menaikkan kesejahteraan hidup manusia di dunia. Dimensi kehidupan ini mendorong kegiatan manusia buat mengelola dan memanfaatkan dunia ini supaya sebagai bakal/sarana bagi kehidupan di akhirat. 
b. Dimensi yang mengandung nilai yg mendorongkan manusia berusaha keras buat meraih kehidupan pada akhirat yang membahagiakan. Dimensi ini menuntut manusia buat tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi yg dimiliki, tetapi kemelaratan atau kemiskinan dunia harus diberantas, sebab kemelaratan duniawi sanggup sebagai ancaman yg menjerumuskan manusia kepada kukurufan. 
c. Dimensi yang mengandung nilai yang dapat memadukan ( mengintegrasikan ) antara kepentingan hidup duniwi dan ukhrawi. Keseimbangan dan keserasian antara kedua kepentingan hayati ini sebagai daya lepas terhadap impak-dampak negative dari aneka macam gejolak kehidupan yang menarik hati ketenangan hidup insan, baik yg bersiap sepritual , sosial, cultural, ekonomi, maupun ideologis dalam hayati pribadi manusia

Oleh lantaran demikian subjek didik wajib di berikan pembeljaran yang dapat sistimatis serta termotivasi buat merealisasikan idealitas Islami, sebagai akibatnya bisa memadukan atau mengintegrasikan antara kepentingan global serta akhirat, yang mengandung nilai-nilai Islami pada kehidupannya. Maka pada hal ini subjek didik sebagai manusia”rahmatal lil ‘alamin ( insan yang menerima rahamat selurh ala mini ). 

a. Pendidik Dalam Pendidikan Islam 
Pendidik adalah :Guru, guru dalam bahasa arab mu’allim, mu’allimah, ustaz ustazah, sedangkan pada bahasa inggris merupakan teacher”. Jadi pengajar atau pendidik siapa yg bertanggung jawab terhadap perkembangan subjek didik, seperti orang tua (ayah serta mak ), Lantaran orang tua adalah pendidik yg paling pertama serta utama, sebagaiman Allah berfirman dalam Al-Quran at-Tahrim ayat 6 yg berbunyi: 

Artinya: “Hai orang-orang yg beriman peliharalah dirimu dan keluargamu menurut ancaman neraka…” 

Berdasarkan ayat pada atas “dirimu” adalah orang tua (ayah serta mak ), sebagai anggota keluarga yang mempunyai kewajiban tanggung jawab terhadap anak-anaknya yaitu dalam mendidik dan memberikan pengetahuan secara murni serta konsukuen, sebagai akibatnya tercapai tujuan yg pada harapkan. Maka dalam hal ini orang tua merupakan menjadi tugas yang paling pertama dan utama pada tempat tinggal tngga ( Al baitu madrasatul ula ). Akan namun oaring tua nir mampu mendidik anak-anak pada sebakan lantaran perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan, perilaku dan kebutuhan pendidikan lainnya, maka pada antarkan ke sekolah formal atau non formal lainnya. Oleh karena demikian pendidik pada pandangan Islam merupakan mengupayakan perkembangan seluruh potensi subjek didik, baik potensi kognitif, efektifmaupun psykomotorik, yg harus di kembangkan secara seimbang sampai ke tingkat tinggi Mengajarkan subjek didikdari ketidak tahuan menjadi manusia yg berilmu dan berpengatuahuan, berakhlak dan berperadaban dalah tanggung jawab pendidik bisa memilih pendidik-pendidik dalam masa lamapau serta jua pendidik-pendidik dalam mas awal islam bagaiman keikhlasan serta rasa tanggung jawab moral mareka umt sehingga menghabiskan saat bertahun-tahun buat mencerdaskan umat tanpa mengharap pembalasandari manusia. 

Pendidik merupakan orang yang mempunyai komitmen terhadap tuntutan agamanya. Berbicara benar serta jujur, mempunyai semangat belajar ( mencari ilmu ) yang tinggi bagi mencapai ilmu yg poly dan memperluas cakrawala pemikiran sebagai akibatnya menjadi loka bertana insan lain selama hidupnya. Pendidik merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab member bimbingandan bantuan pada anak didik ( subjek didik ) pada perkembangan jasmani dan rohaninya supaya mencapai kedewasaannya, bisa melaksakan tugasnya sebagai makhluk allah yaitu khalifah di bagian atas bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang bisa berdiri sendiri. 

Pendidikan Islam adalah individuyang melaksanakan tindakan mendidik dan berdasarkan tugas-tugas pendidik secara islam dalam satu situasi pandidikan Islam buat mencapai tujuan yg di harapkan. 

Seorang pendidik menjalankan proses belajar mengajar sangat pada perlukan komitmen, karena, pendidik adalah pembangkit motivasi serta penentu arah subjek didik buat mencapai tujuan pendidikan. Keikhlasan, kesetiaan dan tanggung jawab, kesabaran, bersikap adil, mampu menggunakan metode yang bervariasi bertingkah laris rabbani (berakhlak yg baik adalah sifat-sifat seorang pendidik dalam mentranfer ilmu kepada subjek, sehingga member corak serta model subjek didik yang mapu mengembangkan ilmu pengetahuannya pada kehidupannya. Pendidik itu menjadi pemimpin, pendidik, serta instruktur bagi subjek-subjek pada dalam kelas, serta pula sebagai rujukan vagi subjek-subjek serta warga sekitarnya. Dia harus menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak, nilai ilmu, dan bisa mengakibatkan sebagai model teladan bagi subjek dan masyarakat pada mana dia hidup.

Pendidik itu menjadi pemegang jujur mak bapak orang tua atau rakyat, sang karenanya harus cepat serta tanggap terhadap kebutuhan dan cita-cita masyarakat dan bunda bapak subjek. Ia wajib menyadari serta penuh komitmen bahwa tugasnya mendidik, mengajar, serta harus dapat mengikuti perkembangan zaman dan mengembangkan metode mengajar agar tidak membosankan subjek. 

Namun demikian kalau kita telah memiliki komitmen dalam mengajar serta membimbing siswa atau subjek supaya sebagai insan yang berguna dunia serta akhirat. 

Kita pula harus mempunyai komitmen yang kuat terhadap manhaj kehidupan kita sesuai menggunakan tuntutan Allah serta Rasul-nya. Pendidik perlu menaruh pelajaran kepada subjek didik mengenai komitmententang manhaj Allah pada aqidah, ibadah, etika, kehidupan sosial, yang tinggi pada kehidupan sehari-hari yang bersumber dari Al-Quran serta Sunnah Rasul SAW dan harus selalu dalam manhaj Allah pada berakidah yang sahih, beribadah dan berakhlak seperti akhlak Rasulullah SAW, dalam kehidupan sosial antara seorang muslim menggunakan muslim yang lain adalah bersaudara serta penuhilah hak-hak mareka sebagai saudara kandung. 

Oleh lantaran demikian pendidik harus mempunyai kompetensi baik pengetahuan yang di perlukan buat di berikan kepada subjek didik. Pengetahuan tidak sekedardi ketahui sang pendidik, tetapi jua pada amalkan dan pada yakininya. Juga mempunyai ketrampilan serta nilai-nilai keagamaan yang harus pada berikan kepada subjek didik dalam suatu pembelajaran eksklusif, sebagai akibatnya subjek didik mampu serta memiliki pengetahuan yg cukup, ketrampilan yang memadai dan nilai-nilai keaagamaan yang harus dimiliki, sehingga tercapailah tujuan pembelajarannya. 

Di samping itu pula tugas pendidik merupakan : 
a. Membimbing subjek didik yaitu dengan cara mencari sosialisasi terhadapnya tentang kebutuhan, kesnggupan, bakat, minat dan sebagainya. 
b. Membentuk situasi buat pendidikan yaitu suatu keadaan dimana tindakan pendidikan bisa berlangsung dengan baik serta output yg memuaskan. 
c. Mempunyai pengetahuan yg cukup, supaya pembelajaran dapat di pahami oleh subjek didik, sehingga tercapai tujuan yg di inginkan menggunakan demikian pendidik harus melaksakan tugas-tugasnya dalm proses pembelajaran baik membimbing, menolong, mengevaluasi, kreativitas dan juga memiliki pengetahuan yg tinggi, juga memiliki sifat-sifat pendidik, sebagai akibatnya subjek didik bisa memahami dan mengerti apa yang sudah di jelaskannya dan bisa mengaplikasi dalam kehidupannya. 

b. Metode dlam proses proses pendidikan Islam 
Dalam proses pendidikan Islam, metode memiliki kedudukan yg sangat krusial dalam upaya pencapaian tujuan. Tanpa metode pada suatu pembelajaran terhadap suatu materi nir akan berjalan pembelajaran secara efektif dan efisien. 

Justru itu pada penggunaan metode wajib tepat guna , shingga mengandung nilai-nilai intrinsik ekstrinsik yg relevan dengan materi pembelajaran, maka secara fungsional bisa pada gunakan buat merealisasikan nilai-nilai ideal yg terkandung pada tujuan pendidikan Islam. Antara penggunaan metode dengan materi pembelajaran wajib relevasi ( keterkaitan, karena proses pendidikan Islam mengandung makna internalisasi dan transformasi nilai-nilai islam ke pada langsung subjek didik pada upaya membentuk langsung muslim yang beriman, bertaqwa dan berilmu pengetahuan yang amaliah mengacu pada tuntutan kepercayaan dan tuntutan hidup bermasyarakat jadi metode-metode pembelajaran, contohnya metode ceramah, tnya jawab, demontrasi, diskusi drama, metode karya wisata, metode nasehat, metode ‘iqab, metode karja grup, metode drill, metode Imlak, metode hafalan dan lain-lain. 

Penggunaan metode mengajar sperti yang tadi pada atas relatif poly, hal ini terbukti dalam zaman keemasan Islam perkembangan ilmu pengetahuan yaitu filosoffilosof Islam terkenal seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Maskaweh. Al- Mawardi, ibnu Saina, Al- Ghazali. Ibnu Rusydi, Ibnu Thufail, Ibnu Khaldun dan lain-lain, metodemetode pembelajaran yang dipakai yaitu: metode Halaqah (bulat), metode mendengar, metode mambaca, metode Imla’, metode hafalan, metode pemahaman, metode tandang serta lain-lain. Maka hal ini bisa terlihat bahwa, missal dalam penggunaan metode Halaqah (lingkaran) sangat efektif serta efesien, misalnya dalam membahas suatu topic, seminar dan lain-lain, sebagai akibatnya subjek termotivasi pada proses pembelajaran, sehingga tercapai tujuan yg dibutuhkan. 

Oleh lantaran demikian menjadi galat satu komponen operasional ilmu pendidikan Islam, metode harus mengandung potensi yang bersifat mengarahkan meteri pelajaran pada tujuan pendidikan yang ingin dicapai, melalui proses, baik kelembagaan formal, non formal juga informal, sebagai akibatnya memiliki interaksi serta relevansi yg senada menggunakan tujuan pendidika Islam. 

Dalam hal ini masih ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam yg hendak direalisasikan melalui metode yg memiliki interaksi dan relavansi, yaitu: pertama, membangun subjek didik menjadi hamba Allah yang mengabdi pada-Nya. Kedua, bernilai edukatif yg mengacu kepada petunjuk Al-Quran. Ketiga, adalah berkaitan menggunakan motivasi dan kedisiplinan sesuai menggunakan ajaran Al-Quran yg dianggap pahala serta siksa.

Sedangkan berdasarkan ilmu Hasan Langgulung, penggunaan metode pembelajaran merupakan cara buat mencapai tujuan pendidikan Islam, melalui 3 aspek, yaitu: pertama, training karakter subjek didik, yaitu manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, sebagai akibatnya pendidik menggunkan metode-metode yang bervariasi pada pendidikan serta pengajaran dakan perubahan serta perkembangan potensi subjek didik kearah yang lebih baik. Kedua, penggunaan metode yang relevan dengan kondisi dan bahan ajar. Ketiga, yaitu konvoi (motivasi) dan disiplin yaitu ganjaran (Thawab) serta sanksi (‘Iqab).

c. Pendidikan dalam perspektif Pendidikan Islam 
Dalam pendidikan Islam, pendidikan memiliki arti serta yg sangat penting, kerena memiliki tanggung jawab serta menentukan arah pendidikan. Diantara kiprah pendidikan yaitu, sebagai guru, pendamping, fasilitator, motivator, pembimbing, pengarah, sebagai uswah bhasanah (model teladan yg baik) dan lain-lainnya. Oleh lantaran demikian kiprah pendidik sangat penting dalam pendidikan Islam serta menggunakan aneka macam macam cara mentrasfer ilmu pengetahuan kepada subjek didik. Justru itu Islam sangat menghargai orang-orang yg berilmu pengetahuan serta mengangkat derajat mereka dan memuliakan mereka melebihi orang Islam lainnya, yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan serta bukan pendidik. Sebagaimana Allah sudah berfirman pada surat al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi: 

Artinya: “hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan padamu “belapanglapanglah pada majlis”, maka lapangkanlah pasti Allah akan member kelapangan untukmu serta apabila dikatakan “berdirilah kamu” maka berdirilah, pasti Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat serta Allah Maha Mangetahui apa yg kamu kerjakan”.

Dari ayat di atas bisa dijelaskan bahwa sangatlah keberuntungan yang dimiliki oleh orang yg berilmu pengetahuan atau pendidik yang mengajar ilmunya pada orang lain. Agar pendidik berhasil melaksanakan tugasnya dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini Al-Ghazali manyarankan pendidik wajib memiliki adab yang baik, sehingga subjek didik akan selalu melihat kepadanya sebagai contoh yang wajib selalu diikutinya, Al-Ghazali menyampaikan: “mata siswa selalu tertuju kepadanya, telinganya selalu menganggap baik, berarti baik juga pada sisi mereka serta bila menganggap jelek, berarti buruk pula pada sisi mereka.

Maka dalam hal ini pendidik wajib mempunyai sifat uswatun hasanah dalam kehidupannya sehari-hari baik pada sekolah, pada rumah tangga jua pada masyarkat, sebagai akibatnya subjek didik dapat mencontohkannya. Justru itu materi yg disampaikan bisa diterima oleh subjek didik, lantaran sinkron antara perkataan menggunakan perbuatan. 

Lembaga pendidikan islam 
Dalam proses perkembangan potensi subjek didik, maka lembaga pendidikan merupakan kondisi mutlak menggunakan tugas dan tanggung jawabnya yang cultural edukatif terhadap subjek didik dan pula warga dalam pengembangan pendidikan secara continuo (terus menerus). Dengan demikian forum pendidikan mempunyai tanggung jawab pada bisnis buat pengembangan subjek didik untuk mencapai tujuan hayati, yaitu: 

1. Pembebasan manusia atau subjek didik dari semacam barah neraka sinkron menggunakan perintah Allah, sebagaimana telah berfirman pada surat at-Tahrim ayat 6, yg merupakan “jagalah dirimu dan keluargamu berdasarkan ancaman barah neraka”. 

2. Pembinaan umat insan sebagai hamba Allah yg memiliki keselarasan dan ekuilibrium hidup senang di global serta di akhirat sebagai realisasi dambaan seseorang yang beriman buat mencapai tujuan hayati insan 

3. Membentuk eksklusif subjek didik yang dapat mengembangkan potensi-potensi atau kemampuan yg telah dimiliki, baik kemampuan pengetahuan, kemampuan nilai dan pula kemapuan skill (keterampilan), sebagai akibatnya subjek didik bisa memperhambakan dirinya dalam Allah. 

Dengan demikian bahwa forum-lembaga pendidikan merupakan cerminan dari idealitas umat Islam yang sekaligus dalam taraf eksklusif beliau bisa menjadi perubahan terhadap ketinggalan atau kemunduran idealitas umat Islam. Dalam hal ini forum-lembaga pendidikan Islam menjadi dimisiator (pembangkit) atau mativator terhadap umat Islam, sebagai akibatnya terpancar asal idealitas ajaran Islam yg dianalisa serta dikembangkan oelh lembaga tersebut.

Justru lembaga pendidikan tersebut dapat menyiapkan subjek didik yang unggul, menggunakan kriteria sekurang-kurangnya sebagai berikut: pertama, harus berdedikasi serta berdisiplin yg tinggi, yaitu memiliki rasa darma terhadap tugas serta pekerjaannya. Kedua, manusia unggul harus mempunyai sifat jujur, yaitu dapat bekerja sama (dalam suatu networking) menggunakan orang lain. Ketiga, manusia atau subjek didik yang unggul haruslah inovatif, yaitu ia selalu mengadakan kompetisi, sebagai akibatnya selalu mencari yang lain. Keempat, manusia atau subjek didik unggul wajib tekun, yaitu melaksanakan dan memfokuskan aktivitas yg sedang dihadapi. Kelima, subjek didik yg unggul haruslah ulet , yaitu perilaku tekun yang suatu dedikasi terhadap pekerjaannya dalam mencari yg lebih baik. Keenam, subjek didik ungguk wajib bisa mengendalikan dirinya.

Justru ini buat mencapai keunggulan dan kemajuaan subjek didik secara baik dan sempurna, maka wajib dilaksanakan dan diusahakan, yaitu kedisiplinan yg tinggi, kejujuran, giat, inovatif, dan kreati pada mencari berbagai ilmu pengetahuan yang lebih maju karena akan mengalami perubahan dan tantangan dalam hayati. Dengan demikian lembaga-lembaga pendidikan Islam mengalami tantangan serta hambatannya pada melaksanakan fungsi dan tugasnya.