KISAH CINTA DEWI LAKSMI ISTRI DEWA WISNU

Laksmi: dewi keberuntungan dan kemakmuran
Bagi umat Hindu, dewi Lakshmi melambangkan keberuntungan. Kata Laksmi dari berdasarkan kata Sanskerta Laksya, yg berarti "tujuan" atau "tujuan," serta dalam agama Hindu, beliau adalah dewi keberuntungan serta kemakmuran segala bentuk, baik material maupun spiritual.
Bagi sebagian besar keluarga Hindu, Lakshmi merupakan dewi tempat tinggal tangga, serta beliau merupakan perempuan favorit tertentu. Meskipun ia dipuja setiap hari, bulan seremoni Oktober merupakan bulan khusus Laksmi.
Laksmi Puja dirayakan pada malam bulan purnama dari Kojagari Purnima, festival panen yang menandai akhir animo monsun. Lakshmi dikatakan putri dewi bunda Durga dan istri dewa Wisnu, yg ditemani, merogoh bentuk yang tidak sama pada masing-masing inkarnasinya.
Setiap kali tuhan Wisnumenjelma di bumi dalam bentuk insan, dewi Laksmi berkembang menjadi bersama-sama menggunakan ilahi Wisnu dan memainkan kiprahnya pada memulihkan Dharma.
Laksmi berinkarnasi sebagai Padma Ketika Wisnu bermetamorfosis pada bumi menjadi Vamana, sebagai Dharani waktu dewa Wisnu berinkarnasi menjadi Parasurama, menjadi Sita ketika Wisnu berinkarnasi sebagai Rama serta menjadi Rukmini waktu yang kuasa Wisnu berinkarnasi sebagai Krishna.
"Beberapa doa krusial yg ditujukan pada Laksmi selama ibadah merupakan: Sri Mahalakshmi Ashtakam, Sri Laksmi Sahasaranama Sthothra Sri Stuti, Sri Laksmi Stuti Sri Kanakadhara Sthothra sang Sri Chatussloki Sri Laksmi Sloka dan Sri Sukta yg terkandung pada Veda. Agastya Laksmi Stotra.
Laksmi merupakan kekuatan suci yang mengubah mimpi menjadi kenyataan. Dia prakriti, ciptaan sempurna: Sifat berdikari, berdikari. Dia adalah maya, khayalan yg menyenangkan, ungkapan keilahian yang menyerupai mimpi yg membuat hayati dapat dipahami, karena itu bernilai hayati. Laksmi adalah shakti, tenaga, tak terbatas dan melimpah.
Laksmi pada Patung serta Karya Seni
Laksmi umumnya digambarkan menjadi wanita anggun berkulit keemasan, menggunakan empat tangan, duduk atau berdiri menggunakan teratai penuh mekar serta memegang kuncup teratai, yang berarti estetika, kemurnian, serta kesuburan.
Empat tangannya mewakili empat ujung kehidupan manusia: dharma atau kebenaran, kama atau impian, artha atau kekayaan, dan moksha atau pembebasan berdasarkan siklus kelahiran serta kematian.
Aliran koin emas sering terlihat mengalir dari tangannya, memperlihatkan bahwa mereka yg memujanya akan menerima kekayaan. Laksmi selalu menggunakan baju merah berbordir emas.
Merah melambangkan aktivitas, dan lapisan keemasan menunjukkan kemakmuran. Dikatakan menjadi putri dewi bunda Durga dan istri Wisnu, Laksmi melambangkan tenaga aktif Wisnu. Laksmi dan Wisnu sering timbul beserta sebagai Laksmi-Narayan — Laksmi yang menyertai Wisnu.
Dua gajah sering ditampilkan berdiri di samping dewi dan menyemprotkan air. Ini memperlihatkan bahwa usaha tanpa henti saat dipraktekkan sinkron dengan dharma seorang serta diatur sang kebijaksanaan serta kemurnian, mengarah pada kemakmuran material dan spiritual.
"Laksmi dikenal sangat terkait erat dengan bunga teratai, dan poly julukannya herbi bunga, misalnya: Padma: penghuni lotus Kamala: penghuni lotus Padmapriya: Orang yang suka bunga teratai Padmamaladhara devi: Seseorang yang mengenakan kalung bunga teratai Padmamukhi : Seseorang yang wajahnya anggun misalnya bunga teratai Padmakshi: Yang matanya sepantas bunga teratai Padmahasta: Yang memegang teratai Padmasundari: Yang secantik teratai.

Untuk melambangkan banyak atributnya, Laksmi dapat muncul dalam delapan bentuk yg berbeda, mewakili segala sesuatu mulai menurut pengetahuan hingga biji-bijian.
Laksmi merupakan galat satu dewi mak tradisional Hindu, dan dia tak jarang dipanggil sebagai "mata" (mak ) bukan hanya "devi" (dewi). Sebagai istri perempuan Dewa Wisnu, Mata Laksmi juga disebut "Shr," energi wanita berdasarkan Yang Mahatinggi.
Laksmi adalah dewi keberuntungan, kemakmuran, kekayaan, kemurnian, kemurahan hati, serta perwujudan estetika, rahmat, dan pesona. Dia merupakan subyek menurut berbagai himne yang dibacakan sang orang-orang Hindu.

GANESHA ANAK DEWA SIWA

Dewa Ganesha
Ganesha  (Sanskerta गणेश) merupakan ilahi yg menyingkirkan semua kesedihan. Ganesha adalah putra Siwa dan Parvati serta jua dikenal menjadi Ganapati (Pemimpin Shiva Ganas).
Ganesha digambarkan sebagai manusia gemuk dengan ketua gajah. Dia memiliki empat tangan yg memegang kapak buat menghancurkan kebodohan, buku, serta butir pengetahuan.
Anak kedua Dewa Siwa merupakan Shree Ganesha, yg lahir saat Dewa Siwa nir terdapat pada sana. Dewa Ganesh secara luas dipuja di India serta orang-orang masih hari ini berdoa kepadanya sebelum melakukan upacara keberuntungan.
Dewa berkepala gajah, Ganesha, juga dikenal sebagai Ganpati, Vighneshwara, Vinayaka serta Pillaiyar, adalah galat satu dewa paling terkenal pada jajaran Hindu.
Citra-Nya ditemukan di seluruh India serta Nepal dan meluas ke Jain serta Buddha, bahkan ke daerah lain pada luar India.
Ganesha secara umum dianggap sebagai Penghilang Rintangan serta tuhan Awal dan tuhan Hambatan, jua Pelindung seni dan ilmu pengetahuan dan Tuhan Buddhi dan Siddhi (kecerdasan serta kebijaksanaan).
Nama, Ganesha atau Ganapati, merupakan kombinasi berdasarkan kata-istilah Sansekerta, Gana (kelompok pengikut Ganas atau Siwa) dan Isha atau Pati (Tuan / Tuan).
Amarakosha, sebuah daftar bahasa Sansekerta awal, mendaftar delapan sinonim dari Ganesha: Vinayaka, Vighnarāja, Dvaimātura (seseorang yang mempunyai 2 mak ), Gaṇādhipa (sama menggunakan Ganapati), Ekadanta (orang yg mempunyai satu taring), Heramba, Lambodara (orang yg memiliki pot perut), serta Gajanana (memiliki wajah gajah).
Ganesha mempunyai kepala gajah serta perut akbar. Dia memiliki empat tangan dan taring yg patah. Belalainya menunjuk ke kiri atau kanannya, tergantung pada wilayah pada mana patung itu dibentuk.
Umumnya, Ganesha biasanya memegang kapak atau tongkat pada keliru satu lengan atas dan tali pada lengan atas lainnya.
Tangan kanan bawah memperlihatkan pada pemirsa suatu gerakan perlindungan atau keberanian (abhaya mudra), sementara tangan kiri bawah memegang modak manis.
Ganesha's vahana (kendaraan) merupakan Mushika (tikus) serta seringkali ditampilkan sebagai sedang duduk di kaki-Nya.
Umat Hindu yang memuja Dewa Ganesha adalah untuk memohon berkah Tuhan agar dapat mencapai keberhasilan dalam dunia fisik untuk selanjutnya mencapai kesempurnaan.
Dewa Ganesha adalah ilahi yg harus terlebih dahulu dipuja sebelum melakukan pemujaan kepada dewa atau dewi lain atau seremoni lainnya.
Dalam mitologi Hindu, Dewa Ganesha adalah putra Dewa Siwa dan Dewi Parwati (bentuk lain dari Dewi Durga).
Adalah Dewa Siwa juga memerintahkan agar Ganesha dipuja pertama kali dalam seluruh upacara keagamaan sebelum memuja tuhan lainnya.

Siwa, Parwati & Ganesha

Istri Siwa adalah Parvati, sering berinkarnasi sebagai Kali serta Durga. Parwati sebenarnya merupakan reinkarnasi berdasarkan Sati (atau Dakshayani), putri menurut tuhan Daksha.

Daksha tidak menyetujui pernikahan Sati menggunakan Siwa dan bahkan melangkah lebih jauh serta mengadakan upacara pengorbanan spesifik buat seluruh ilahi kecuali Shiwa.

Marah sekecil ini, Sati melemparkan dirinya ke atas barah korban. Siwa bereaksi terhadap bencana ini menggunakan menciptakan 2 setan (Virabhadra dan Rudrakali) menurut rambutnya yang menciptakan kekacauan dalam upacara dan memenggal ketua Daksha.

Para tuhan lain menghimbau Siwa buat mengakhiri kekerasan dan, menurut, Shiva membawa Daksha kembali ke kehidupan namun menggunakan ketua seekor domba jantan (atau kambing). Sati akhirnya bereinkarnasi menjadi Parwati di kehidupan berikutnya dan beliau menikahi Siwa.

Dengan Parwati, Siwa mempunyai seseorang anak, tuhan Ganesha. Bocah itu sebenarnya diciptakan berdasarkan tanah liat buat menemaninya dan melindunginya ketika Siwa melanjutkan pengembaraan meditatifnya.

Namun, saat Siwa balik suatu hari, serta menemukan anak lelaki yang menjaga ruangan loka Parvati sedang mandi, beliau bertanya siapa beliau.
Tidak percaya bahwa anak laki-laki itu merupakan anaknya, dan menganggapnya sebagai pengemis yang kurang ajar, Siwa memanggil iblis bhutagana buat memerangi bocah itu.

Dan akhirnya berhasil mengalihkan perhatiannya dengan penampilan Maya yang latif, serta saat dewa Ganesha mengagumi estetika itu, mereka memangkas habis ketua.

Pada keributan itu, dewi Parwati bergegas keluar berdasarkan kamar mandi serta berteriak bahwa putranya telah terbunuh.
Mengetahui hal tadi Dewi Parwati sangat marah serta menuntut supaya Ganesha dihidupkan kembali pada Dewa Siwa. 

Dewa Siwa termenung serta menyanggupi permintaan istrinya. Dewa Siwa kemudian menemui Dewa Brahma sang pencipta, beliau bercerita mengenai peristiwa yg telah dialaminya dan meminta pada Dewa Brahma untuk menghidupkan pulang Ganesha.
Atas saran Dewa Brahma, Dewa Siwa diutus untuk memerintah abdinya yaitu Gana buat memenggal fauna apapaun yang ia temui pertamakali serta menghadap ke utara.
Ketika sampai di dunia, fauna yang menghadap ke utara serta hewan pertama yang ditemui Gana adalah seekor gajah.
Ketika akan dipenggal kepalanya, gajah tadi memberontak sampai mengakibatkan salah satu gadinganya patah.
Pada akhirnya gajah tadi bisa dikalahkan serta dipenggal oleh Gana buat selanjutnya diserahkan kepada Dewa Siwa.
Ganesha pun dihidupkan dengan wujud yg tidak sinkron yaitu manusia berkepala gajah. Maka Ganesha, tuhan berkepala gajah,Sekarang, beliau hayati lagi.

Anak-anak Siwa lainnya merupakan Skanda atau Karttikeya, ilahi perang dan Kuvera, tuhan harta.

Mantra Memuja Dewa Ganesha

Berikut ada beberapa mantra buat memuja Ganesha :
1. Om Gam Ganapatayae Namaha
Mantra ini digunakan buat memulai sesuatu yg baru, seperti memulai bepergian, mengadakan usaha baru, buka tempat kerja baru, penandatanganan kontrak-dagang baru, sebagai akibatnya pelaksanaan usaha tidak menemui kendala-hambatan.

2. Om Namo Bhagabatae Gajaanaaya Namaha
Mantra ini untuk meminta kehadiran Ganesha, serta akan bisa dirasakan kehadirannya.

3. Om Shri Ganeshaaya Namaha
Mantra ini buat menaikkan daya-ingat (terutama pelajar dan mahasiswa) buat mencapai tingkat lebih tinggi pada belajar.

4. Om Vakratundaaya Hum
Mantra ini sangat bertenaga buat merusak serta menghilangkan pikiran-pikiran buruk, baik untuk eksklusif maupun buat insan di tingkat nasional juga internasional bahkan taraf universal. Sering digunakan buat mengusir setan. Dapat pula buat penyembuhan penyakit yg berkaitan tulang belakang (berdasarkan bawah ke atas) dan penyakit dipaha. Untuk itu harus diucapkan 1008 kali (bukan 108 kali !).

5. Om Kshipra Prasadaya Namaha
Mantra ini bersifat “instant” (cepat sekali). Mantra ini diucapkan, ketika ada bahaya atau kesulitan yg telah nir mampu diatasi sendiri.

6. Om Vinayakaaya Namaha
Mantra ini digunakan buat melancarkan segala macam pekerjaan/usaha. Anda akan bisa menguasai serta memecahkan masalah dengan baik serta menciptakan “masa keemasan”.

AGAMA HINDU LEGENDA LAHIRNYA ISTRI DEWA SIWA

Dewi Parwati (Sansekerta: पार्वती; Pārvatī), merupakan Dewi Kekuatan, yang merupakan galat satu dari tiga Sakti Utama. Dewi Parwati tak jarang disamakan menggunakan Adi Shakti dan Dewi Durga.
Parwati adalah putri berdasarkan seorang Raja Gunung Himalaya, Himawan dan Menawati.dia dianggap menjadi adik menurut Dewa Wisnu dan Dewi Gangga.
Dewi Parvati merupakan galat satu dari banyak bentuk Shakti, kekuatan feminin yang nir bisa diketahui tetapi menghidupkan dalam mitologi Hindu, tenaga feminin alam semesta.
Dewi Parvati merupakan kekuatan yang menggerakkan yang membawa keterampilan, kekuatan, kecakapan, dan kejeniusan ketika ia menanamkan dunia menggunakan sihirnya.

Kelahiran Dewi Parwati
Dewa Wisnu dan yang kuasa Brahma terkesan menggunakan Bakti Himawan, Sehingga, Dewa Wisnu memberikannya anugerah, bahwa Himawan akan sebagai Bhakta Dewa Wisnu.
Sementara, Dewa Brahma terkesan karena Himawan selalu menyembah dewa dewi setiap hari , maka Dewa Brahma akan mengkaruniai istri Himawan, buat mempunyai bayi wanita yang sangat cantik, dan dia juga berpesan, bahwa ia akan dikenal banyak orang menggunakan sebutan Parwati.
Pada ketika malam itu pula, Mena bermimpi, bahwa ia bertemu menggunakan Adi Shakti, serta Adi Shakti mengatakan "bahwa aku akan lahir kembali buat global , jadilah perantara untuk itu."
Lalu dalam mimpinya, Adi Shakti berubah sebagai cahaya, serta masuk ke dalam perut Mena, sebagai akibatnya, dia mengandung bayi wanita. Pada waktu kelahirannya , ia diselimuti chaya , dan sangat manis.
Namun, Tarakasura menyuruh Bahrupa buat membunuh Dewi Parwati, dan Bahrupa mencoba melakukannya, namun Bahrupa jatuh ke dalam lereng gunung, tetapi Dewi Parwati justru menolongnya, Ia menarik rambut Bahrupa.
Bahrupa merupakan Bidadari Kahyangan, yang dikutuk oleh Indra menjadi Iblis, yang hanya sanggup dimaafkan sang Adi Shakti, sebagai akibatnya Bahrupa meminta maaf kepada bayi itu, serta berubah sebagai bidadari menuju Kahyangan.
Dewi Parvati dikenal menggunakan nama-nama yg tidak selaras seperti Lalita, Uma, Gauri, Kali, Durga, Haimavati dll. Dua bentuknya yang garang namun sangat kuat merupakan Durga (Dewi pada luar jangkauan) serta Kali (Dewi Kehancuran).
 Sebagai mak berdasarkan alam semesta, Parvati dikenal sebagai Amba dan Ambika, yg berarti ′ ibu ′. Seperti Lalita, dia mewakili aspek kecantikan.
RINGKASAN MITOLOGI DEWI PARWATI


Dewi Parwati adalah merupakan sakti menurut Dewa Siwa yang berwujud “santa” atau hening. Parwati adalah putri berdasarkan raja Parwatas, Himawan serta permaisuri Dewa Siwa.
Dia pula dianggap Shakti, bunda alam semesta, serta berbagai cara yang dikenal menjadi Loka-Mata, Brahma Vidya-, Shivajnana-Pradayini, Shivaduti, Shivaradhya, Shivamurti, dan Shivankari.
Nama-nama populernya termasuk Amba, Ambika, Gauri, Durga, Kali, Rajeshwari, Sati serta Tripurasundari.
Ketika pada wujud santa, sakti Deva Siva ini dianggap dengan Parvati, yaitu seorang devi dengan penuh kecantikan serta afeksi.
Selain dianggap menggunakan Parvati, pula diklaim dengan Devi Uma atau dewi Kedamaian. Didalam buku Purana disebutkan Devi Parvati pada penjelmaan pertamanya merupakan Daksayani, yaitu putri berdasarkan Daksa dan Prasuti dan menikah menggunakan Siva.
Sati sebagai Parvati

Kisah Parwati diceritakan secara rinci dalam Maheshwara Kanda menurut Skanda Purana. Dewi Sati, putri menurut Prajapati Daksa yg juga adalah putra menurut Dewa Brahma.
Daksa nir suka menggunakan menantunya lantaran wujudnya yang aneh, perilaku aneh, dan kebiasaan aneh. Daksa melakukan upacara tetapi tidak mengundang putrinya dan menantunya.
Dewi Sati merasa terhina dan pulang pada ayahnya dan bertanya padanya hanya buat mendapatkan jawaban yg nir menyenangkan. Dewi Sati sangat marah serta tidak mau lagi diklaim putri Daksa.
Dia lebih suka buat menceburkan tubuhnya ke api serta dilahirkan balik menjadi Parwati serta menikah dengan Dewa Siwa.
Dia membentuk api melalui kekuatan Yoga dan menghancurkan dirinya di api yoga itu. Dewa Siwa marah dan mengutus Wirabhadra untuk menghentikan pengorbanan serta mengusir semua Dewa yg berkumpul di sana.
Kepala Daksa terputus dipenggal sang Wirabhadra. Atas permintaan Dewa Brahma, kepala Daksa dibuang ke pada barah, dan diganti menggunakan ketua kambing.
Pertemuan Siwa & Parwati


Sri Narada bhakta Wisnu pergi ke Kailash beliau melihat Siwa serta Parwati menggunakan satu tubuh, 1/2 pria setengah wanita.
Ardhanarishwara adalah bentuk berkelamin Tuhan menggunakan Siwa (purusha) serta Shakti (Prakriti) siam dalam satu, memperlihatkan sifat saling melengkapi menurut kedua jenis kelamin.
Narada melihat mereka bermain dadu. Dewa Siwa menyampaikan ia memenangkan pertandingan dadu tadi dan sebaliknya Parwati menyampaikan bahwa dialah pemenangnya.
Ada pertengkaran, Siwa meninggalkan Parwati dan pulang buat berlatih pertapaan. Parwati diasumsikan bentuk wanita pemburu serta bertemu Siwa. Siwa jatuh cinta dengan pemburu perempuan tadi.
Narada memberitahu Dewa Siwa bahwa pemburu wanita itu merupakan Parwati. Narada serta Parwati meminta maaf pada Tuhannya serta mereka bersatu kembali.

Siwa menikahi Parwati
Dewa Siwa terpaksa pergi ke Himalaya buat pertapaan. Setan menghambat Tarakasura memenangkan pemberian dari Dewa Brahma bahwa beliau harus mati hanya di tangan putra Siwa dan Parwati.
Oleh karenanya, para yang kuasa meminta Himawan memiliki Sati menjadi putrinya. Himawan putusan bulat serta Sati lahir sebagai Parwati. Dia menjabat tangan Dewa Siwa saat penebusan dosa serta menyembahnya lalu Dewa Siwa menikahi Parwati.
Parwati akhirnya menikah dengan Siwa dengan meriah.mena telah mensetujui perhubungan Parwati serta Siwa, karena beliau menyadari bahwa tidak terdapat yg sanggup mengalahkan interaksi Dewa Siwa dan Parwati.
Pernikahan ini diberkati Dewa Wisnu, Dewa Brahma, Dewi Laksmi, Dewi Saraswati, serta Dewi Katyayani, dan semua penduduk Arya serta Himalaya.hasil berdasarkan pernikahan mereka merupakan Dewa Kumar, Dewa Ganesha, serta Kala.
Penampilan Dewi Parvati

Ketika ditunjukkan bersama dengan Siwa, Dewi Parvati hanya mempunyai dua tangan, tangan kanan memegang teratai biru dan yg kiri tergantung longgar di samping.
Ketika diwakili secara independen, Parvati Ma ditampilkan menggunakan empat tangan, 2 tangan memegang teratai merah dan biru serta dua lainnya memamerkan mudra varada dan Abhaya.
Dewi Parvati memiliki kepribadian yg dagi. Para wanita yg telah menikah memuja Parvati untuk kehidupan pernikahannya yang bahagia.
Gambar Dewa Siwa, Parvathi dan putra-putra mereka Ganesha serta Kartikeya menggambarkan contoh ideal kesatuan serta cinta famili.

TIPS MENARIK ALTAR HATI PEREMPUAN

Tips Menarik - Setiap perempuan dan setiap laki-laki pada hal cinta tidak sinkron, itu lantaran jiwa mereka sering merupakan produk menurut nilai inti serta latar belakang budaya mereka masing-masing, jadi pada dasarnya bahwa setiap orang itu unik dan setiap upaya buat memenangkan pujaan hati itu unik dan sulit.
Sebagai contoh, wanita pertama kali melihat usia sebelum mereka mengizinkan Anda masuk ke altar hati mereka. Beberapa perempuan lainnya ingin orang yang lebih tua, karena ini lebih aman dalam hayati mereka, serta sebagian wanita lainnya, mereka lebih menyukai seseorang yang lebih dekat menggunakan usia mereka sendiri sebagai akibatnya mereka bisa dewasa bersama.
Apakah aku bisa memasuki altar hati perempuan ? Sebelum Anda dapat menjawab pertanyaan teresebut, Anda wajib bertanya perihal pujaan hati yg ingin anda milikki; apakah dia mempunyai minat yg sama denganmu? Jika Anda seorang penari, apakah beliau suka menari? Apabila Anda bermain gitar, apakah ia suka menulis lirik lagu? Apabila Anda seseorang fotografer, apakah beliau senang selfie
Perempuan yg Anda sukai perlu memahami bahwa Anda mempunyai perasaan padanya, apabila Anda tidak ingin mengakuinya, abaikan beliau setidaknya tahu bahwa Anda bukan hanya orang asing baginya, dia mengenal Anda terlebih dahulu. Mungkin sebagai sahabat, sahabat sekelas, keliru satu sahabat temannya.
Setiap wanita memiliki kata atau kata-istilah yg akan memenangkan altar hatinya, sebagai akibatnya buat berbicara. Masalahnya adalah, ada miliaran wanita di global ini, serta masing-masing dari mereka betapa unik, sang karena itu terdapat miliaran kemungkinan kombinasi istilah-istilah yang mungkin berhasil buat menakhlukkan altar hati perempuan .

Intinya yg ingin aku katakan adalah temukan perempuan yang Anda sukai dan mulailah berkata semuanya. Anda harus menjadi kreatif di sini!!! Lalu sehabis Anda kehabisan kombinasi istilah-istilah normal, mulailah mencampurkannya. Bicaralah menggunakan cepat serta mulailah mengungkapkan hal-hal yang terdengar gila yang nir akan pernah ditebak. Berteriak padanya untuk memastikan beliau mendengar Anda.
Namun, nir terdapat kata-kata yang tepat buat memenangkan altar hati wanita. Yang bisa Anda lakukan adalah jujur, lembut, tenang, serta sangat sabar dengannya. Seorang wanita akan selalu menghargai seorang laki-laki yang berbicara kebenaran serta percaya diri pada cara dia berbicara.
Seorang pria sejati, akan selalu mendengarkan serta berada pada sana buat cinta pada hidupnya. Tidak peduli apapun yg terjadi. Jadi, bila Anda mencicipi cintanya dan ingin bersama perempuan istimewa ini buat jangka ketika yang lama , maka jadilah diri Anda sendiri, dan yg paling penting merupakan jangan pernah menyerah padanya.
Good Luck and keep philosophical

LATAR BELAKANG SEJARAH THE ILIAD AND ODYSSEY OF HOMER

Selama Zaman Kegelapan Yunani, para penyair memanggil para pengembara melakukan bepergian ke berbagai poli. Para bard menceritakan kisah-kisah pada bentuk puisi panjang yang diklaim epik. Orang-orang tak jarang membayar buat mendengar para bard menggambarkan kisah masa kemudian yang jauh. Para penyair akan menyanyikan banyak puisi epik sambil diiringi indera musik gesek yg diklaim kecapi. Epik musik dianggap puisi liris.

Dua model sastra Yunani tertua yg masih bertahan hayati adalah Iliad serta Odyssey, puisi-puisi epik yang menggambarkan Perang Troya, pertarungan antara orang Yunani serta kota Troy yang menurut epiknya terjadi hampir 1200 tahun sebelum Era Umum. Perang Troya diperebutkan oleh Helen, yg berdasarkan legenda merupakan putri cantik Zeus dan istri raja polis Yunani Sparta. Perang dimulai sehabis seorang pangeran Trojan bernama Paris menculik Helen.


Kisah-kisah epik ini merupakan tentang Mycenaean atau Zaman Perunggu, Yunani antik, yg berkembang dari lebih kurang 1600-1100 SM. Ini kira-kira kira-kira pada saat Musa memimpin bangsa Israel dari Mesir sampai Daud memerintah sebagai bangsa Yahudi yg manunggal; oleh sebagian besar akun, Musa memimpin orang-orang Yahudi keluar menurut Mesir serta Troy jatuh di suatu loka kurang lebih 1300-1200 SM.


"Orang Yunani" ini adalah pendatang yg relatif terlambat ke wilayah yang sekarang kita sebut "Yunani" dan kemungkinan dari berdasarkan Laut Hitam Timur, di sekitar daerah yg kini disebut Kaukasus (antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, loka Rusia, Turki, dan N. Iran bertemu). Kisah Prometheus - dibelenggu buat me-mount Caucus - memberitahuakn interaksi yg kuat antara budaya asli mereka dengan orang Sumeria dll. Orang-orang ini pula mungkin menginvasi India, ke Timur / Selatan dalam waktu yang hampir bersamaan (diskusikan mitologi Pramantha / Prometheus) . Jadi orang-orang Mycenaean ini ditentukan dan dipengaruhi peradaban besar lainnya bahkan sebelum terdapat sejarah tertulis (atau, dalam hal ini, menulis).


Sebelum Mycenaean datang pada daerah itu, sebelumnya budaya "Yunani" memuja dewi kesuburan kuno yg mungkin terkait menggunakan Ishtar, Aphrodite, bahkan Athena serta Hera, serta sepertinya telah menjalani gaya hidup pertanian yg agak damai (kami menduga ini karena ekskavasi arkeologis memberitahuakn pra ini -Menaun orang hayati tanpa senjata militer atau benteng ... Sampai mereka diserang sang Mycanaean)


Berbeda menggunakan "penduduk setempat", legenda Yunani yg kita baca merayakan perang; ini adalah literatur para penakluk militer, sebagai akibatnya orang-orang Mycenaean memiliki banyak kecenderungan dengan, katakanlah, orang-orang Viking di lalu hari seperti orang-orang Yunani yang belakangan ini "beradab": ini merupakan budaya perampok, penjarah dan penjarah. Dari perspektif ini, The Iliad merupakan sebuah karya propaganda militer yg membenarkan kontrol Mycenaen atas perjalanan laut yang paling berharga (Bosporus), dan The Odyssey membenarkan penjajahan Italia serta Sisilia ke Barat.


Orang-orang Yunani Kuno (dan bahkan Klasik) ini paling baik ditinjau menjadi suatu budaya daripada sebagai orang-orang yang bersatu atau "bangsa". Ketika kita berbicara tentang "Orang Yunani Kuno" itu sama misalnya kita memandang "Budaya Barat" sebagai merujuk ke Eropa, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia. Achilles adalah raja dalam dirinya sendiri, misalnya Odysseus, Menaleaus, Agamemnon dll, serta Achilles berusaha keras buat menampakan bahwa Agamemnon bukan rajanya; Agamemnon hanyalah komandan federasi negara kota independen. Perbedaan ini krusial untuk memahami Iliad: Achilles memandang dirinya sebagai yg setara dengan Agamemnon.



Troy diyakini sudah jatuh lebih kurang tahun 1184 SM, kemudian The Iliad dan Odyssey tidak ditulis hingga tahun 800-700 SM, jadi meskipun mereka didasarkan dalam peristiwa sejarah nyata dan karakter historis yg sebenarnya, mereka adalah insiden yang terjadi ratusan tahun sebelumnya. Penulis bahkan hayati; mereka merupakan sejarah yang sudah berubah sebagai mitologi. Kami masih mengungkapkan bahwa mereka ditulis oleh penyair buta Homer, akan tetapi itu lebih banyak mitos daripada cerita itu sendiri; benar-benar tidak terdapat alasan buat percaya bahwa seseorang pria bernama Homer pernah menulis kisah-kisah ini, atau bahwa beliau buta. Kita bisa berasumsi bahwa ini merupakan kompilasi menurut berbagai cerita lisan dan bahwa sebagian besar narasi menggambarkan apa kehidupan dan perang Yunani misalnya di 750 SM, bukan 1184 SM.

Menurut Odyssey, Perang Troya berakhir waktu orang-orang Yunani pura-pura menyerahkan pencarian mereka buat Helen. Orang-orang Yunani meninggalkan kuda kayu besar sebagai persembahan perdamaian bagi orang-orang Troya. Angkatan laut Yunani berpura-pura berlayar, namun mereka hanya berlayar ke lokasi tersembunyi. Para Trojan yg gembira membuka gerbang kota dan menarik patung raksasa itu. Setelah seremoni kemenangan besar kekalahan mereka menurut tentara Yunani, orang-orang Troy tidur pada malam hari. Ketika Trojans tertidur, tentara Yunani keluar menurut tempat persembunyian mereka pada pada kuda kayu, membuka gerbang kota, dan mulai membakar kota tidur.


The Iliad: The Iliad menceritakan bab terakhir dalam kisah dua aliansi besar "Yunani" aliansi Perunggu saling bertarung. Itu berakhir waktu Akhaia (orang-orang terutama berdasarkan apa yang kini kita sebut Yunani) merampok Troy / Ilium (terletak pada Turki modern). Ini merupakan epik yg panjang serta berkelok-kelok, tetapi terutama berkisar pada usaha "tuhan Achilles" buat menghadapi keangkuhannya serta sebagai manusiawi.


Sebaliknya, Odyssey, terutama terjadi pada luar budaya umum itu serta mendeskripsikan interaksi dengan budaya Mediterania pra-Mycenaean. Cerita ini berfokus dalam Odysseus dan perjuangan keluarganya buat pulih dari impak setelah perang Trojan dan, terutama, menggunakan usaha Odiseus buat pulang ke rumah. Jadi The Iliad menggambarkan friksi antara 2 kelompok yang sama-sama brilian serta latif berdasarkan "Yunani", serta The Odyssey mendeskripsikan kontak menggunakan "Lainnya", diwakili sebagai monster dan penyihir.


Sarjana terkini percaya bahwa Iliad serta Odyssey berdasarkan pada legenda lisan, tetapi epos acapkali dikaitkan menggunakan seorang pendongeng bernama Homer. Bahasa Iliad dan Odyssey memperlihatkan bahwa Homer berasal berdasarkan pantai barat negara terkini Turki. Nama Homer dapat diterjemahkan menurut sebuah kata yang berarti buta, namun bayangan yang kentara menurut Iliad serta Odyssey menunjukkan bahwa penulis puisi pasti sudah melihat dalam suatu saat dalam hidupnya.



Kisah-kisah epik para penyair adalah fondasi teater Yunani. Selama Zaman Klasik, orang-orang Yunani acapkali memainkan drama di festival-festival menghormati Dionysus. Dionysus adalah yang kuasa panen Yunani, tetapi dia pula yang kuasa kesenangan. Dalam poly drama Yunani, beberapa aktor memainkan kiprah sementara paduan suara menceritakan drama dan menaruh saran kepada para tokoh. Tragedi Yunani adalah drama yg mendeskripsikan konflik besar serta sering berakhir dengan tidak menyenangkan; Komedi Yunani menceritakan kisah-kisah lucu mengenai budaya serta warga Yunani serta umumnya mempunyai akhir yg senang . Film-film terbaru yg kita lihat saat ini berakar dalam drama Yunani kuno dan kisah-kisah menurut Era Heroik misterius Yunani kuno.

JENISJENIS METODE MEDITASI

Meditasi merupakan suatu proses refleksi serta relaksasi. Proses relaksasi ini jua menaikkan genre darah dalam tubuh serta menaruh majemuk manfaat buat tingkat psikologis. Ini membantu penurunan kecemasan, perubahan suasana hati, depresi, serta iritasi sebagai akibatnya menciptakan Anda bebas stres.

Dalam kepercayaan Buddha istilah meditasi digunakan sebagai sinonim menurut semadi (samadhi) serta pengembangan batin (bhavana). Tradisi meditasi sudah dikenal pada zaman sebelum Buddha Gotama.


Buddha sendiri menyatakan bahwa ia mendapat pelajaran berdasarkan 2 orang brahmana yg terkenal yaitu Alara Kalama serta Uddaka Ramaputta, serta Gotama dapat menguasai seluruh teknik yoga sampai berhasil mencapai konsentrasi tingkat tertinggi menyamai oleh guru. Semadi sahih didefinisikan sebagai pikiran yang baik, yaitu pencerahan (citta) serta corak batin (cetasika) yang baik, terpusat dengan mapan pada satu objek.


Dalam kehidupan modern ketika ini, poly sekali terjadi kesalahan pemakaianobat terlarang menggunakan tujuan buat menenangkan pikiran yg pada akhirnyasering menyebabkan ketagihan sebagai akibatnya mendatangkan banyak sekali malapetaka.

Selainharus mengeluarkan uang yang nir sedikit hanya buat memperoleh ketenanganpikiran yg sebentar tadi, pula menyebabkan seseorang itu terperosok dalamjurang kebodohan batin yg akan menyeretnya pada penderitaan yangberkepanjangan.

Sangat disayangkan jika generasi muda waktu ini mengabaikan danmenganggap remeh ajaran antik meditasi yg sudah dikenal dalam sejarah manusiasejak lebih dari 5000 tahun yg kemudian, dimana ketenangan pikiran yg terbentukdari latihan meditasi ini akan selamanya tumbuh beserta pada latihan spiritualkita tanpa perlu mengeluarkan biaya sama sekali.

Dalam kehidupan ketika ini, dapat dirasakan manfaat yang akbar pada meditasimisalnya buat pelajar akan lebih mudah berkonsentrasi dalam mata pelajaransekolah, buat yang bekerja tentunya akan menjadi lebih produktif, ibu rumahtangga akan menjadi lebih tabah, buat para politikus yang sering melakukanmeditasi akan membuat keputusan pemerintahan yang arief serta bijaksana, danbagi para rohaniawan akan sebagai lebih bijaksana, damai serta senantiasamenyatu pada jati diri sejati, alam semesta serta Yang Maha Kuasa.

Demikian jua pada para pecandu narkotika serta orang-orang yang mengalamitekanan jiwa yang sulit disembuhkan, sudah terbukti banyak terapi penyembuhanmelalui meditasi tersebut dapat dilakukan dengan lebih efektif.

Dinegara-negara eksklusif, kegiatan meditasi telah dijadikan aktivitas rutin setiaphari terhadap para narapidana yg berdiam di pada forum kemasyarakatan(penjara).


Hasil yang diperoleh ternyata sangat menggembirakan khususnya dalammembina para terpidana buat mempersiapkan mereka balik ke warga dengankebaikan budi pekerti serta moralitas yg tinggi.


Bagaimanapun kita tidaklahperlu menunggu hingga menderita tekanan jiwa atau masuk penjara buat belajarmeditasi, tentunya lebih baik sedia payung sebelum hujan daripada bayah kuyupdi tengah kehujanan.
Perlu dipahami juga, terdapat ad interim orang yang salah mengerti mengenaitujuan meditasi yg dilihat sebagai memperoleh ilmu waskita atau kekuatanbathin [iddhi] semata-mata, sepertipenglihatan nir terbatas [clairvoyant/dibba-cakku]dan indera pendengaran tidak terbatas [clairaudience/dibba-sota].

Memang kebolehan seperti itu bisa timbul apabila seseorang sudah mencapaitataran alam eksklusif dalam samadhi, namun perlu kita sadari bahwa kebolehanseperti ini masih berada dalam tataran alam yg sangat rendah.

Tanpa bimbinganseorang Guru Sejati, tak jarang akhirnya seorang itu tersesat dalam kebolehansemacam itu sehingga menyombongkan kebolehannya yg bisa menyebabkan orangtersebut akhirnya terperosok dalam jurang kebodohan batin.

Dengan makinberkembangnya ilmu teknologi waktu ini, maka seharusnya kitapun perlu menyadaribahwa kebolehan semacam itu sama sekali tidak perlu dibanggakan lagi, apalagidengan adanya dunia internet maka dalam sekejab saja semua orang pula bisamelakukan penglihatan, pembicaraan, serta telinga yg nir terbatas.
Negara Barat yang telah jenuh dengan berbagai kehidupan yg mengacu kepadakapitalisme serta liberalisme dimana pada akhirnya mengakibatkan berbagai efekkemerosotan batin, sudah mulai menoleh banyak sekali kebudayaan Timur, khususnyailmu menenangkan batin misalnya meditasi.

Tidaklah mengherankan apabila dariberbagai situs jaringan yg dapat dijumpai pada internet, masih ada banyaksekali serikat meditasi di berbagai negara yg memberikan suatu pusatkegiatan meditasi, ataupun pertemuan rutin pada acara retreat pada loka-tempattertentu selama beberapa hari, hanya buat melepaskan diri menurut kejenuhan atasberbagai aktivitas keduniawian.


Memilih Metode Meditasi

Berbagai metode meditasi yang dikenal sang banyak sekali agama ataupun ajaranspiritual yang berkembang dewasa ini, pada dasarnya mengandung nilai yang samauntuk membantu mengembangkan pikiran hening yg terkonsentrasi menggunakan memahamiKebenaran yg melandasinya.

Dengan pikiran yang terkonsentrasi ini kita akanmampu mengawasi segala nafsu hasrat, senang serta benci, susah serta sedih,menyadari bahwa seluruh itu tidak abadi adanya, penuh penderitaan serta tanpa intiadanya.


Apabila kita ingin berlatih meditasi, maka kita wajib mampu juga untukmemilih salah satu metode meditasi yg cocok dengan kepribadian kita.

Metodeyang cocok ini bisa diukur menurut munculnya kebijaksanaan serta ketenangan batinkita setelah belajar metode meditasi tadi. Sebaiknya banyak sekali metodemeditasi yang sekarang banyak dijabarkan pada bentuk buku bacaan tersebutdapat dilakukan dengan bimbingan seseorang guru yang memang telah diketahuiberpengalaman dalam meditasi.


Berikut akan diuraikan sekilas berbagai metodemeditasi yang diketahui dalam umumnya.
Buddhisme Mahayana mengembangkanempat metode meditasi sebagaimana tadi dalam ajaran Yogacara, Lankavatara Sutra, yaitu :
BalopacarikaDhyana, yaitu meditasiyang dilakukan sang Sravaka serta Pratyekabuddha dengan merenungkantentang Ketidakkekalan berdasarkan sifat ke-saya-an.

ArtapravicayaDhyana, yaitu meditasiyang dilaksanakan oleh para Bodhisattvayang sudah mengerti hakekat Keberadaan dari alam semesta.

TathatalambanaDhyana, yaitu meditasiyang terdiri menurut pengkajian atas Keberadaan menurut Kebenaran sertamerenungkannya.

Tathagata Dhyana, yaitu meditasi yang dilakukan sang para Tathagata yg sudah mengalamiPengetahuan yang Tertinggi serta selalu bersedia buat mengabdi pada semuamakhluk.

Buddhisme Theravada mengenalempat tahapan meditasi yaitu, pertama, pengumpulan pengalaman menurut meditasi Triratna (Buddha, Dharma serta Sangha) , ke 2, meditasi tubuh; ketiga,meditasi kehilangan tubuh serta keempat, meditasi cinta kasih universal [metta] . Terdapat 2 latihan utamameditasi dalam Buddhisme Theravada [satiphatana] yang dikenal, yaitu :
Samatha atau Meditasi Sikap Tenang, yaitu konsentrasi pada suatuobyek dengan tidak membiarkan pikiran berkelana pada hal-hal lain. Misalnyakonsentrasi dalam keluar masuknya nafas [anapanasati];berjalan menggunakan konsentrasi mobilitas langkah [cankamana];konsentrasi untuk membangkitkan kasih sayang [metta] ; konsentrasi menggunakan pengucapan mantra sesuai dengan keluarmasuknya nafas contohnya BUD (tarikan nafas) DHO (hembusan nafas).

Vipassana, atau Meditasi Pandangan Terang, yaitu menggunakan membukapikiran kepada segala sesuatu dari sifat dasar menurut Ketidakkekalan [anicca]; penderitaan [dukkha] serta tanpa inti / tanpa aku [anatta] buat mengusut fenomenajasmani serta mental.
Buddhisme Tantrayanamengembangkan 3 (tiga) tahapan meditasi menjadi latihan Penyadaran Diri,terdiri dari:
Meditasi Mandala, yaitu konsentrasi meditasi menggunakan orientasi diri menujukebersamaan dengan alam semesta.

Meditasi Mantra, yaitu konsentrasi diri dalam meditasi denganmendengarkan suara-suara gaib.

MeditasiVisualisasi, yaitu meditasiyang dilakukan sehabis merampungkan tahapan meditasi Mandala serta Mantra dimanadalam konsentrasi meditasi ini akan merasakan kekuatan halus yg nyata sepertikehadiran para Bodhisattva.

Buddhisme Zen mengenalMeditasi Zazen , yaitu suatu carameditasi menggunakan duduk dalam saat yang lama dengan posisi yang dianggap lotus [Sesshin]. Meditasi tadi dilakukandengan menghadap ke tembok dalam ruangan spesifik yg dianggap Zendo.

Dalam ajaran kuno misalnya yg terdapat pada aneka macam genre Yoga dariIndia dikenal adanya metode pembangkitan Kundalini(suatu gulungan tiga setengah bulat yg pada keadaan 'tidur' beradadi bawah tulang ekor) dengan pembukaan cakra mulai menurut cakra dasar [muladhara] sampai cakra mahkota [sahasrara].

Dalam tubuh insan terdapattujuh cakra utama yg melewati jalur utama [sushumna], yaitu cakra yg terletak di ujung tulang ekor ataudisebut cakra dasar [muladhara],cakra organ kelamin [svadisthana],cakra pusar [manipura], cakra jantung[anahata], cakra tenggorokan [vishuddhi], cakra mata kebijaksanaan [ajna] serta cakra mahkota [sahasrara]. 


Selain tujuh cakra utamatersebut masih terdapat banyak sekali cakra-cakra biasa serta cakra mini yangseluruhnya berjumlah 365 buah. Proses pembukaan cakra itu sendiri sebenarnyabertujuan untuk membersihkan timbunan karma yang mana biasanya akan lebihefektif apabila dalam latihan disertai dengan pikiran, ucapan serta perbuatanyang baik. 


Namun perlu diingat jua bahwa teknik pembangkitan Kundalini tersebut bila tidakdibimbing secara sahih sang seorang Pengajar Sejati akan mengakibatkan impak sampingnegatif yang bisa mempengaruhi taraf kesadaran jiwa orang bersangkutan.


Perkembangan lebih lanjut menurut teknik pencucian cakra ini pada akhirnya dapatdilakukan oleh seseorang Guru Sejati yang mana mampu membantu muridnya untukmelewati proses pembersihan cakra dengan membuka langsung cakra matakebijaksanaan [ajna] sehingga sangmurid tidak membuang waktu terlalu lama hanya untuk menjalani proses pembukaancakra di bawah alis mata yang biasanya dapat menimbulkan efek samping negatifyang lebih besar khususnya pada saat pembukaan cakra alat kelamin serta cakrajantung.


Tujuan terakhir meditasi adalah sama dengan tujuan akhir dari Buddha Dharma, yaitu untuk mencapai Nirwana, serta menghapuskan, serta diluar bentuk-bentuk pengalaman manusia biasa.


Oleh karena itu mereka tidak banyak membicarakan tentang Nirwana sebelum mendapat kemajuan untuk mencapainya sendiri, sebagai suatu jalan yang langsung diluar pemikiran logika serta rasa pencerapan.


Akan tetapi dalam agama Buddha lebih banyak mengarahkan pelajarannya pada dua macam yang lebih penting, langsung, nyata, serta dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan pengalaman.


Pertama adalah pemeliharaan serta bertambahnya serta berkembangnya perasaan-perasaan yang positif serta mulia, seperti: cinta kasih, kasih sayang, kesucian batin, keseimbangan, serta perasaan simpati pada orang lain. Dan yang kedua adalah melenyapkan kelobaan, kebencian, kegelapan batin, kesombongan, nafsu-nafsu, serta semua perasaan negatif (buruk).

ZEN MEDITATION MIND CONTROL

Mind ControlThe Buddha said: "The world is controlled by the mind, the mind of the world is disturbed, and the thought itself is one thing that brings all the others under its control." (Samyutta Nikaya I, 39)
The mind is the source of all calamities and virtues in this world. Negative thoughts will create negative things, otherwise positive thoughts will create positive things as well.
Sometimes the mind becomes wildly uncontrollable like a Sun-Go-Kong magic monkey who constantly jumps and moves nonstop. The mouth can be controlled when it will speak and still, the body can be set to be still and move, but the mind is the most difficult thing to control. The mind that is difficult to control will then affect our mouth and body. So that uncontrollable mind will produce various actions from speech and actions that can cause suffering. Happiness can be achieved if we have managed to control the mind well.
The Buddha said: "It is difficult to be controlled by a wicked mind and to wander as it pleases, it is good to control the mind, a good mind control will bring happiness." (Dhammapada, 35)
There is often a misunderstanding that meditation is emptying the mind so that we are afraid to meditate. The mind is not a form containing where it needs to be emptied. The mind is always moving and attached to the various forms of desire that arise from sight, smell and perceived feeling. So that happy mind wanders need to be controlled by silencing the form of outer sight, negating the sound of outside hearing, describing smell and perceived taste. The outer forms that are seen are only the mind-makers within us. Understanding this will lead us to a deep level of personal authenticity that can only be felt intuitively.
Flag Or Wind Moves
Mahabhikshu The Sixth Elders Zen, Hui-neng one day arrives at the Fa-hsing Vihara and sees the two monks disagreeing with an emotion once in front of a flagpole.
One of the monks said, "If there is no wind, how can the flag fly? That is why I say that the wind is moving."
The other bhikshu replied with emotion too, "If there is no flag, how can we know that the wind is moving? So I think that the flag is moving." This argument eventually turns into a coachman's debate in which each insists on their own most correct opinion.
Hui-neng finally intervened and said, "There's really nothing to argue about, I want to solve this problem, it's not a moving wind, nor a moving flag.

One's view is often different because of the underlying concepts of thought which make a difference. When our mind is calm, everything will be in happiness. As the mind moves, various concepts will be formed. Without realizing the essence of the dilema the mind itself will bundle us in an endless circle of suffering. How to escape from that conception of mind is important and one of the main points of the Buddha's teaching. Mind is often formed by attachment to intellectual understanding. In reality we can be trapped in thinking and not thinking is a contradiction. But the meaning implied in it, has its own meaning.
Thinking Not to Think
A Mahabhikshu Zen is meditating. A young monk passed by, waiting for him to finish meditation, and asked, "The temperature sits here silently like a rock. What's the temperature of mind?"
Mahabhikshu answered, "I am thinking of not thinking."
The young monk asked further, "How does temperature do it?"
Mahabhikshu replied, "With no thinking."

Thoughts are not necessarily sought to be controlled, but a subdued consciousness with no imaginative thoughts will lead us to the stage of attainment of enlightenment.

Not Successfully Finding the Mind
Shen-kuang Hui-k'o went to Bodhidharma and said, "My mind is not calm, please help me to calm my chaotic mind!"
Bodhidharma replied, "Where to bring your mind here! I will calm him down for you!"
Hui-k'o amazedly exclaimed, "I can not find my mind!"
Bodhidharma smiled and said, "I have calmed your mind."
At that very moment Hui-k'o attained enlightenment.

The mind is hard to find or to see because it is so gentle, subtle and moving as it pleases. If we can keep our minds we will live with wisdom and happiness.
The Buddha said: "The mind is very difficult to see, very soft and smooth, the mind moves at will, the wise man always keeps his mind, the one who keeps his mind happy." (Dhammapada, 36)

THE MANTE AND THE MYSTERIES

The existence of the Mante tribe in the interior of Aceh's forests has been a very long-standing issue. Because so long to be a myth or thumbs up in the people of Aceh today, this 'mystical' tribal conversation only got popular in some era both the kingdoms of the Kingdom of Aceh Darussalam and also the Dutch colonial period.
Mante or Bante tribe is still a mystery researchers and aceh people in menelurusi existence as an Acehnese grandmother, Mante tribe has the characteristics of small stature with a maximum height of 140 cm and brown skin and curly hair, living in the mountains and grow like a human ordinary.
Many argue that mante tribes actually exist, including Christiaan Snouck Hurgronje (a Dutch researcher in charge of studying aceh as a whole) in his book De Atjehers also alludes to the existence of the tribe. But he never met directly. He only quoted the person he said he had seen.
Thousands of years ago (around 500-1500 BC) when the island of Sumatra did not yet have a name, came a group of immigrants from Southeast Asia, they came and settled in some parts of the Sumatran mountains. The first tribe is known as the proto Malay or commonly called the old Malay. Proto proto tribe has special expertise in agriculture and hunting while the tool used still comes from stone. In 1500 BC came a second group known as the Deutro Malay tribe who inhabited the coastal region of Sumatra. This tribe has more advanced skills than the proto Malay tribe, this tribe has been able to use metal and bronze as equipment. Furthermore they inhabit and form the community and develop into small tribes such as Aceh, Batak, Padang and Palembang.
At least the above theories can be used as the basis of the origin of the nation of Aceh although many are dubious but in 2010 Medan Archeologist team managed to find fossils of ancient human skeletons that are thought to have inhabited the highland gayo mesolitik era. According to the results of a study of carbon-fossil testing, the researchers argue that life activity at the Mendale Landscape site and its surroundings has taken place before 3580 years ago or about 1500 BC. In addition to the prehistoric manusa skeleton found, the team of archaeologists also found hand-held axes, stone spear eyes and some other stone tools around the discovery area.
There are interesting and intriguing stories when I listen and read some writings on the internet about the mysterious tribe in Aceh. The news spreads very mazy and refers to the endless directions of reference. This tribe has long been a byword, since the days of the war against the colonial past (Frederik Hendrik van Langen, 1886) so it is not new. But behind the mystery of the maze of news, of course there is a glimmer of desire to meet the desire for my keingintau. This tribe is no stranger to the ears of friends, especially among journalists, of course.
Where are they? This is a part of the mystery, some say their existence is in deep jungle of East Aceh, there is also they are in Gampong seumileuk, the location of the village in forest area between Jantho and Tangse. This is evidenced by the discovery of the former rice fields and graves contained there. Also called their existence there is a hill in the Lokop area, there is a remnant of the remains of their village / village there and there is also calling them on Mount GEUPO, about 9 hours drive from Geumpang. In fact, recently rumors have spread about their whereabouts in the Leuser forest between Kutacane and South Aceh in the Krueng Bengkoeng area. It's full of mystery.
There are some of their habits, one of them they like to go down the river when dawn Azan reverberate. That's the right time to see or prove them. There is also a saying if you want to find them in places mentioned above do not forget to bring salt, because they love the salt.

The facts of the Mante tribe in Aceh
1ETHNIS MELAYU PROTO
a researcher named Shnouk Hurghronje once wrote in his book entitled
  "De Athjehers" mentions if this mante tribe is ethnic Malay proto and wujutnya small like the population of Malay in general, this tribe is called always in the interior of the forest generally
2. Already Extinct Before Islam Entered Aceh
mante diaceh tribe was around in the 12th century and during that time Islam has not entered the area of aceh so that it can be said at that time human peradapan still very bad not knowing life like now
3. Has a strong sense of smell 
The Mante tribe diaceh in general is the same as other inland people that they are accustomed to nature and have a keen sense of smell, habits they tend to quickly smell the human scent and prefer to avoid to reduce the risk of harm to his people, But the Naas on that day may Direction The wind is opposite thus making the mante can not smell the human smell that comes with motor cros
4. Not Sure Native Aceh
in general some people would think that the mante tribe found this is the original tribe of aceh, it is not because aceh is part of sumatra island, generally mante tribe is the original daerah asal of wilderness island sumatra but that does not mean indigenous tribe aceh karna aceh nation have very hard dican original population umunnya here is a nation that has been united
5. The Mante tribe loves Salt
Some aceh people have heard the story that this mante tribe is very fond of salt, if you travel a forest and find a cave, you can try it put salt At the corner of Goa terubut, And if for some time Salt is lost and find footprints, then it can be said There are mante tribes around you
This is certainly reasonable, because the mante tribe is a remote jungle inhabitants far from the coast of the sea of course they need salt which salt is an important thing for the body, in fact this is not like but more to the needs.
that is above the mystery and facts about the tribe Mante Yang you need to know to curtail the sense of pennaraan karna after viewing mante tribe videos in aceh that you find in social media and sites of popular sites that presents the Viral content.

TAO LAO TZU 81 13 SEBAGAI DIRIMU SENDIRI

Keberhasilan sama bahayanya menggunakan kegagalan
harapan sama cekungnya menggunakan ketakutan
Apa artinya bahwa sukses sama artinya dengan kegagalan?
Entah menaiki tangga atau menuruninya posisimu niscaya goyah
bila engkau berdiri menggunakan 2 kaki di tanah
keseimbanganmu akan selali terjaga
Apa artinya bila harapan sama cekungnya menggunakan ketakutan?
Harapan serta ketakutan adalah momok
yang muncuk lantaran memikirkan diri sendiri
Bila kita tak melihat diri menjadi diri
Apalagi yang wajib kita takutkan?
Lihatlah global menjadi dirimu sendiri
percayalah dalam cara berada benda-benda
Cintailah dunia seperti dirimu sendiri
Barulah engkau peduli terhadap seluruh benda

CIRCLE OF LIFE AND DEATH

The distance between the average life of a living being in six different realms of life, but nothing is everlasting forever. So the rebirth will happen. The nature of life in which a person will be born and the condition of birth experienced, is determined by the past life and the present life. This is called the law of hukuman alam.
Because of the strength of one's karma, he will experience a continuous rebirth in various realms of life. The Buddha declares that nothing is everlasting in the cycle of birth and death. Only if one develops and trains the Eight Paths of Glory taught by the Buddha, who will eventually attain Nirvana, so that the person is free from that cycle of life and death and obtains perennial perfection and happiness everlasting.
The Buddha said: "There are Eight Things that if developed and trained will bring to Nibbana, to Nibbana and to the climax of Nibbana.all the Eight It is none other than Right View, Right Thought, Right Speech, Right Action, Right Livelihood, Right Effort, Right Awareness and Right Concentration. " (Samyutta Nikaya, V 10)
People who understand karma and rebirth will see this life with a better view. They will realize that every deed done will have a result in the present and the next life. Knowledge gives them hope and strength to deal with all difficulties, so they have a passion for always doing good. They are sure to enjoy the good results of their noble deeds both short and long term.
It is actually difficult to be born in the human realm. It is difficult to hear the Dharma, that it is even more difficult to generate trust. Therefore, everyone should try wherever possible to listen to the teachings of the Buddha, so as to be free from the circle of life and death, to live gloriously, by removing all low craving.
The Buddha said: "A man who has been free from superstition, who has understood the invisible state (nibbana), who has severed all bonds (good and evil), who have put away all craving, he is indeed the most honorable man "(Dhammapada, 97).

DO WE HAVE TO RESIGN TO KARMA


Subha's youth confronts the Buddha to ask for real differences among mankind, "What is the reason and why, o Master, we meet among the humans there are short-lived and long-lived, diseased and healthy, ugly and beautiful, unaffected and influential, poor and rich, despicable and noble, witless and wise. "
The Buddha said: "All living things have karma as their own, their inheritance, for their beginning, their relatives, their protectors, it is Karma that distinguishes living beings in a state of low or high." (Majjhima Nikaya, Cullakammavibhanga Sutta, 135)
Reading the above description of hukuman alam seems to reflect that the man must be resigned and accept the circumstances of his life. On the one hand it reflects that reality, but in an optimistic viewpoint, it should not be so. As a worldly man [prthagjana / puthujjana], it is very difficult for us to be completely free from good or bad deeds. Although we are the masters of our own hukuman alam but it is evident that there are factors that negate or support the karmic fruition that can also be affected by external circumstances, environments, habits, diligent efforts and good concentration of mind.
In the life of the Buddha Gautama also recorded many criminals and even prostitutes who, because 'enlightened' by the Enlightened One, then instantly can reach a certain level of inner holiness.
The Buddha enlightens
Angulimala, a street robber and murderer who has a hobby of the little human collections he killed, at one time met the Buddha and intends to fulfill his collection to 1000 pieces. So he confronted the Buddha and intended to kill him. The notoriously nimble Angulimala in motion, still unable to touch the Buddha's visible body is utterly unmoved. Because of the exhaustion, finally Angulimala asked why the Buddha could move so fast, which the Buddha replied, "O angulimala, I have not been moving, you are still moving." Angulimala who listened to this Buddha's words finally changed instantly and became a follower of the Buddha who was able to attain Arahatship.
Alavaka, a cruel demon who hobbies eating human flesh, after meeting the Buddha can stop the habit of eating meat and reaching the first level of purity.
Ambapali, a prostitute can be cleaned up after encountering the Buddha and attaining Arahatship.

The above examples show how great the Love of an Enlightened One is able to guide and give the 'Immediate Enlightenment' to every living creature. In the Tibetan Buddhist tradition of Tantrayana / Vajrayana and some spiritual streams descended from India by the Satguru, embracing the spiritual connections of teachers and students, it is also believed that the ability of an Enlightened Master to create conditions, attracts or matures the student's hukuman alam that hinders the accumulated from life before, in order to prevent the disciple from experiencing karmic obstacles in his current spiritual life to attain enlightenment. The esoteric (secretive) Teachings of the Buddha as embraced by the Tantrayana / Vajrayana Buddhist tradition allow this to be done, either through an initiation ceremony of teacher and student relations or by means of meditation and mantra recital. In spite of all that, sraddha / saddha faith continues to play an important role.

TAOISME 81 LAO TZU 11 YANG TIADALAH YANG KITA GUNAKAN

 Lao tzu 11

Kita menggabungkan ruji-ruji didalam sebuah roda
tetapi lubang ditengahnyalah
yang menciptakan gerobak itu berjalan

Kita membentuk sebuah lemoung menjadi sebuah pot
tetapi kekosongan didalamnyalah
yang menyimpan apapun yg kita inginkan

Kita memaku kayu untuk sebuah rumah
tetapi ruang bagian dalamnyalahtao-lao-
yang menciptakan dia dihuni
kita bekerja dengan yang ada
tetapu yg tiadalah yang kita gunakan
MORE>>>

BUDDHA GAUTAMA MASTER BUDDHAS SHORT HISTORY

BUDDHA GAUTAMA

GautamaBuddha's teachings can survive brilliantly in the face of various scientificadvances. There are enough scientific discoveries to prove that the Buddha'sTeachings of the past twenty-five centuries have been proved to have beenproperly described by the Buddha Gautama. It is also recognized by the famousscientist Albert Einstein (1879 - 1955) who mentions "only Buddhism thatcan answer the needs of terkini science .
Theprinciples of the Buddha's core teachings of Love and Compassion [MaitriKaruna] have a revolutionary power to stimulate society with its environmenttoward goodness. Gautama Buddha's teaching is believed to be a doctrine thatdirects world peace with the sacred motto of Compassion and Love withoutdistinction.
GautamaBuddha's universal teachings can thrive and be accepted by various cultures, asthe successors of this Teachings are able to make adjustments in disseminatingthe Teach according to local culture and customs.
Master Buddha's Short History


KingSuddhodana Gautama with his exquisite Ms. Dewi Mahamaya ruled the kingdom inKapilawastu in the southern Himalayas with justice and wisdom. Although marriedfor 20 years, but has not been blessed with a son. Until one night, DewiMahamaya dreamed of seeing a white elephant who for then consort and thenpregnant.
Accordingto the prevailing customs, the empress should give birth in the home of hisparents, so that at the time of giving birth, go Mahamaya to the palace of hisparents in the kingdom of Koliya. On the way, Dewi Mahamaya stopped to rest inLumbini park. At the time of rest, his son was born.
Everyonewas happy, even the heavens and the earth seemed to also welcome his joy overthe birth of his son who fell during the month of Purnama Siddhi in Waisakmonth (Mahayana Buddhism version, 566 BC 8th day of the fourth month accordingto the lunar calendar. World Fellowship of Buddhist, May 623 BC).
Onthe fifth day of the Prince's birth, the king gave his son Siddhartha the name,which means 'to reach his goal'. Dewi Mahamaya died a week after giving birthto her son. Her sister, Dewi Mahaprajapati, was then handed over to the taskand responsibility of raising and educating Prince Siddharta.
Oneday, Asita's ascetic who dwells in the mountains near the palace of the kingSuddhodana notices the light that shines brightly in the palace and decides tovisit the palace. The king welcomed Asita's ascetic while showing his son. Assoon as he saw Prince Siddharta, Asita's ascetic wept and said, "Too bad, I am old, I will not receive the Buddha'steachings, oh!" (Buddha comes from Budh, meaning consciousness)Buddha means one who has reached consciousness perfect). The king was surprisedand asked for further explanation from Asita's ascetic who added, "Later he will leave the palace to go ascetic looking forperfect consciousness.sam should be happy, because the Prince is the Gem of theWorld that is able to liberate beings from suffering He is the eternal light ofthe world that never go away ".
Asita'sascetic words make you uneasy day and night, for fear that her only son willleave the palace and become a hermit, wandering without shelter. For this youhave chosen many servants to take care of Prince Siddhartha, so that his onlyson will enjoy this worldly life. All forms of suffering tried to be removedfrom Prince Siddhartha's life, such as sickness, old age, and death. So Princeonly knows worldly pleasures.
Inthe Age of 7 years Prince Siddharta has studied various sciences. But PrinceSiddharta was less interested in the lesson. Prince Siddharta inhabits threepalaces, the spring palace, the rainy season and the transition. For 10 yearsthe Prince Siddharta lived in worldly pleasures.
Oneday Prince Siddhartha asked for permission to walk outside the palace, where ondifferent occasions he saw the Four Significant Conditions - the parents, thesick, the dead and the saints. So Prince Siddhartha grieved and asked himself,"What is the meaning of this life, if all willsuffer sickness, old age and death, especially those who ask for help to thosewho do not understand, who both do not know and are bound by everythingsomething of a temporary nature! ". Prince Siddhartha thought thatonly the holy life would give all of those answers.
PrinceSiddhartha's inner turmoil continued until he was 29 years old, just as hisonly son Rahula was born. One night, Prince Siddhartha decided to leave hispalace and accompanied by his coachman Canna. His determination has beenunanimous to do the Great Release by living as a hermit.
Inhis wandering, the ascetic Gautama studied the ascetic exercises of the asceticBhagava and then deepened the ascetic ways of two other ascetics, namely theascetic Alara Kalama and the Udraka Ramputra hermit. But after learning how tomeditate from both teachers, still has not found the answer he wanted. Sorealize the ascetic Gautama that in such a way implies will not achieve thePerfect Enlightenment.
Thenthe ascetic Gautama left his two teachers and went to Magada to perform atortured ascetic himself in the Uruwela forest, on the banks of the Nairanjanariver that flows near the Gaya forest. Despite his six years of self-torture inthe Uruwela forest, the Gautama ascetic still can not understand the nature andpurpose of the hermitage.
Oneday the monk Gautama in his hermitage heard an old man advising his son on aboat that crossed the Nairanjana river by saying, "If the string is tightened, the voice will be higher, and if it istightened, break the string, and the sound of the harp disappears. If thisstring of lyres is loosened, the voice will be lowered, and if it is too much,then the sound of the harp disappears."
Theadvice was very meaningful to the Gautama ascetic who finally decided to stophis tapanya and went to the river to bathe. His bone-dwelling body was barelyable to sustain Gautama's ascetic body. A woman named Sujata gave Gautama ahermit a bowl of milk. His body felt very weak and death almost took his soul,but with a strong will of steel, the ascetic Gautama continued his samadhiunder the Bodhi tree (Asetta) in the forest of Gaya, while pretending, "Though my blood dries up, my flesh rots, the bones arescattered, I will not leave this place until I reach the Perfect Enlightenment."
Feelinghesitant and hesitant over the ascetic Gautama, he almost despaired against thetemptation of Mara, the devil's great devil. With a strong will of steel andwith firm faith, finally Mara's temptation can be resisted and conquered. Thisoccurs when the morning star shows itself on the eastern horizon. Now theascetic Gautama became bright and clear, as bright as the dawn of dawn on theeastern horizon. The ascetic Gautama had attained the Perfect Enlightenment andbecame Samyaksam-Buddha [Sammasam-Buddha], just at the Purnama Raya moon inWaisak when he was 35 years old (according to Mahayana Buddhism version 531 BCon the 8th day of the 12th month, according to Lunar calendar version of WFB,in May of 588 BC). At the time of attaining the Perfect Enlightenment, of Hisbody emits six Buddha rays [Buddharasmi] in a Blue color which means bhakti;Yellow means wisdom and knowledge; Red which means compassion and compassion;White has a sacred meaning; Orange means enterprising; and the fifth mixture ofthe rays.
Afterattaining the Perfect Enlightenment, the ascetic Gautama received a degree ofperfection, among others: Gautama Buddha,Shakyamuni Buddha, Tathagata ('He Who Came', He Who Has Been '), Sugata (' TheAll-Knowing One '), Bhagava (' The Great ') etc. The five ascetics whoaccompanied him in the jungle of Uruwela were the first disciples of the Buddhawho listened to the first sermon [Dharmacakra Pravartana / DhammacakkaPavattana], where he described the Middle Way he found, the Eight Paths ofGlory, including the beginning of his preaching that explains the Four NobleTruths.
GautamaBuddha traveled to spread the Dharma for forty-five years to mankind withcompassion and affection until he reached the age of 80, where he knew that inthree months he would be Parinibbana.
TheBuddha in sickness lay between two Sala trees in Kusinagara, giving the lastDharma sermon to His disciples, then Parinibbana (version of Mahayana Buddhism,486 BC on the 15th day of the 2nd month of the Lunar calendar WFB version in May,543 BC).
Thelast Gautama Buddha Sermon contains a very deep meaning for His disciples,which include:
•Believe in yourself in developing the Teachings of the Buddha.
•Make the Buddha's Teaching (Dharma) a life of enlightenment.
•Everything does not last forever.
•The purpose of the Buddha's Teaching (Dharma) is to control the mind.
•The mind can make a person a Buddha, but the mind can be
makesomeone a beast.
•Should respect each other and be able to avoid any kind of dispute.
•When neglecting the Buddha's Teachings, it can mean having never met theBuddha.
•Mara (demons) and the desires of worldly lust are always looking foropportunities to deceive the human race.
•Death is only the destruction of the body.
•The true Buddha is not a human body, but the Perfect Enlightenment.
•The Perfect Wisdom born of Enlightenment will live forever in the Truth.
•Only those who understand, who live and practice the Dharma will see theBuddha.
•The teachings given by the Buddha are not kept secret, covered up or enveloped.
TheBuddha said, "Listen well, monks, I tell you:It will rot all the things that are formed, fight with awareness!"(Digha Nikaya II, 156)