USAHA BENAR SANG BUDDHA

6. Usaha Benar
Usaha Benar adalah suatu bisnis yg dilakukan terus menerus untukmembersihkan diri serta membuatkan kebaikan, dimana masih ada empat ruas, yaitu:
(1) untukkejahatan yang nir ada, biarlah tidak ada.
(dua) buat kejahatan yg timbul,biarlah lenyap.
(3) buat kebaikan yang nir timbul, biarlah ada.
(4) untuk kebaikan yg timbul, biarlah berlanjut.
Penyesalan tak jarang tiba terlambat setelah kita menyadari perbuatan yangtidak seharusnya kita lakukan. Tidak ada penyesalan yang ada sebelumperbuatan itu dilakukan. Manusia memang lemah karena tertutup sang berbagaikebodohan yg tanpa disadarinya akan menyeretnya ke ruang penderitaan yangtidak akan habis disesalinya.

Kasep Penjaga Kereta

Kasep, seorang penjaga relkereta barah telah lama melakukan tugasnya dan sangat disukai orang karenasikapnya yg ramah dan sopan. Namun ada satu sifat tidak baik Kasep yang sulitdihilangkannya, yaitu acapkali meminum bir buat menghangatkan tubuhnya padamalam yg dingin. Jika terdapat orang yang menegurnya, maka beliau akan bilangbahwa dia tetap masih sadar dan tidak perlu khawatir.

Pada suatu malam, hujanturun menggunakan lebatnya, dan kereta barah relatif terlambat menurut jadwalnya. Untukmenghilangkan kekesalannya menunggu, Kasep mulai mengeluarkan botol araknyasampai, tanpa disadarinya, sudah hampir dihabiskannya setengah botol minumanarak tersebut. Walaupun telah ditegur sang Kepala Peron , akan tetapi Kasep tetapmeyakinkan bahwa dia masih sadar serta nir perlu khawatir.

Tiba-datang muncullah suarakereta api berdasarkan dua arah yg antagonis, rel harus segera diarahkan. Kepalaperon menggunakan panik segera menuju arah belakang buat menutup palang kendaraanumum supaya nir melewati jalur kereta api, serta meminta Kasep buat melakukantugasnya mengarahkan rel yg pada depan. Kasep sembari tertawa mengungkapkan,"Tenang saja Pak, nir perlu tergopoh-gopoh." Kepala Peronmenegaskan pulang supaya segera memperhatikan pekerjaannya, serta akhirnya denganperlahan Kasep mulai bangkit dan menuju tempatnya bekerja.

Kepala Peron dengan cepatberlari ke arah belakang, sedangkan Kasep masih hening berjalan dan bermaksudmeneguk lagi seteguk minuman beralkohol untuk menghangatkan badannya sembari kemudianmengenakan jas hujannya. Dengan santai beliau memegang lampu petromak serta berjalanmenyusuri rel kereta, namun baru melangkah datang-datang terdengar suara pluitkedatangan kereta api. Kasep mulai tergopoh-gopoh berlari ke depan dengansekuat energi, tetapi semuanya telah terlambat. Kedua kereta api tadi salingmenghantam gerbong masing-masing misalnya dua naga yg sedang bertarung.berbagai jeritan dan isakan penumpang terdengar histeris bercampur benturansuara keras yg memekakkan telinga.


Sesudah bala tersebutberakhir, Kasep nir berhasil ditemukan. Namun dalam malam berikutnya,orang-orang melihat Kasep duduk di pinggiran kereta barah sembari memegangpetromak dalam keadaan tidak sadar, sambil melambaikan petromaknya danberteriak, "Kenapa tidak aku lakukan,.....kenapa nir aku lakukan,......kenapa..................." 

ZEN STORY AJARANAJARAN POKOK SANG BUDDHA DHARMA

Secara generik ajaran Buddha Gautama dapat diringkas menjadi berikut :
A. Tri-Ratna : Buddha, Dharma serta Sangha
Ini adalah pokok ajaran Buddha Gautama, dimana umatBuddha menyatakan perlindungan terhadap Buddha, Dharma dan Sangha (dalamBuddhisme Vajrayana/Tantrayana dibubuhi pernyataaan proteksi terhadapGuru spiritual yang membimbingnya pada Dharma ).
B. Empat Kebenaran Mulia

[Catvari Arya Satyani/ Ariya Sacca], terdiri dari :
·KebenaranMulia tentang Adanya Penderitaan [DukkhaArya Satyani/ Dukkha Ariya Sacca].
·KebenaranMulia tentang Penyebab Penderitaan [DukkhaSamudya Arya Satyani/Dukka Samudaya Ariya Sacca].
·KebenaranMulia tentang Pelenyapan Penderitaan [DukkhaNirodha Arya Satyani/ Dukkha Nirodha Ariya Sacca].
·KebenaranMulia mengenai Jalan menuju Pelenyapan Penderitaan [Dukkha Nirodha Gamini

·Patipada Arya Satyani/ Dukkha Nirodha Gamini PatipadaAriya Sacca], yang mana
·mencakup
 Delapan Ruas Jalan Kemuliaan  [HastaArya Marga], yaitu :
1. Pandangan Benar [Samyag-drsti/Samma-ditthi].
2. Pikiran Benar[Samyag-samkalpa/ Samma-samkappa].
3. Ucapan Benar [Samyag-vag/Samma-vaca].
4. Perbuatan Benar [Samyag-karmanta/Samma-kammanta].
5. Mata Pencaharian Benar [Samyag-ajiva/ Samma-ajiva].
6. Usaha Benar [Samyag-vyayama/Samma- vayama].
7. Kesadaran Benar [Samyag-smrti/Samma-sati].
8. Konsentrasi Benar [Samyag-samadhi/Samma-samadhi].
bacaan seru >> Tao te Ching
C. Tiga Tanda Keberadaan AlamSemesta
 [Trilaksana/Tilakhana] , terdiri dari :
1. Ketidak-kekalan [Anitya/ Anicca].
2. Penderitaan [Dukkha].
3. Ketanpa-intian/Ketanpa-aku -an [Anatma / Anatta].
Hukum Sebab Akibat

[Pratityasamudpada / PatticcaSamuppada] : Hukum tentang sebabakibat yg saling berkaita (HUKUMKARMA) DAN Tiga Keranjang Sutra [Tripitaka/Tipitaka].



BUDDHA GAUTAMA WUJUD DAN KEHADIRAN BUDDHA


Buddha nir hanya dapat diketahui menggunakan hanya melihatwujud serta sifatNya semata-mata, lantaran wujud serta sifat luar tersebut bukanlahBuddha yg sejati. Jalan yang sahih buat mengetahui Buddha adalah denganjalan mencapai Pencerahan Sempurna. Buddha sejati tidak dapat dicermati sang matamanusia biasa, sehingga Sifat Agung seorang Buddha tidak dapat dilukiskandengan kata-istilah. Tetapi Buddha dapat mewujudkan diriNya dalam segala bentukdengan sifat yg serba luhur. Apabila seseorang bisa melihat kentara wujudNyaatau mengerti Sifat Agung Buddha, namun nir tertarik kepada wujudNya atausifatNya, dialah yg sesungguhnya yg telah memiliki kebijaksanaan untukmelihat serta mengetahui Buddha dengan benar.
Buddha pada Rumah

Fu-hauzi adalah seseorang pemuda yg berwatak nir sopan terhadap ibunyayang telah tua serta tinggal sendirian bersamanya. Fu-hauzi selain malas jugapemarah sekali, sehingga ibunya yang masih bekerja sendirian tadi seringmenjadi obyek amarahnya. Namun ibunya permanen tabah serta mencintai anaktunggalnya tadi.

Sampai suatu hari, pemuda ini menerima khabar bahwa pada seberang lautandekat puncak gunung, terdapat seseorang Buddha yang sangat sakti dimana setiappermintaan bisa dipenuhinya. Fu-hau-zi yg memang sifatnya malas, berminatuntuk bertemu Buddha tadi supaya dapat eksklusif memperoleh kesaktian sehinggatidak perlu susah bekerja. Maka berangkatlah Fu-hauzi seseorang diri yangtentunya tanpa pamit kepada ibunya.

Sampai di gunung seberang, dia bertemu menggunakan seseorang bhikshu tua sederhanayang telah berjenggot, maka diapun bertanya , "Kakek tua, saya inginbertemu menggunakan Buddha". Kakek tua tersebut yang mengetahui pemuda ini,menyahut, "Anak muda, kini Buddha itu sedang menunggu di rumahmu.ciri-cirinya adalah berpakaian terbalik serta sandal yg terbalik yg akanmenyambutmu pada depan pintu rumahmu. Pergilah menemuinya karena beliau sudah lamamenunggumu."

Merasa girang bahwa rupanya Buddha sudah tiba ke rumahnya danmenungguinya, maka Fu-hauzi segera pergi ke rumah sembari berpikir dalam hati,"Sungguh sakti Buddha tadi, serta benar-benar beruntung saya karena telahditunggui oleh Buddha pada tempat tinggal ". Sesampai pada depan pintu rumahnya, segeraFu-hauzi menggedor pintu serta memanggil nyaring ibunya buat membukakan pintu.ibunya yg sedang tidur siang, terkejut serta lantaran khawatir membuat anaknyamarah serta senang juga mendengar anaknya sudah balik sehabis pergi sekianlama tanpa permisi ,maka dengan tergopoh-gopoh bunda tua ini menggunakan bajuterbalik serta sandal terbalik. Segera dibukakannya pintu tempat tinggal , pemuda inimelihat persis ciri seorang Buddha yg digambarkan oleh bhikshu tua di gunungseberang, yg malah menangis memeluknya. Segera Hauzi berlutut pada depan ibunyadan sadar akan watak buruknya selama ini. Sejak itu Hauzi menjadi anak yangberbakti serta bekerja dengan rajin.

Demikianlah Buddha merupakan Pencerahan Sempurna, sehinggatidak bisa dicari menurut bentuk luar saja lantaran tidak berbentuk serta berwujud.tubuh Buddha merupakan badan tak pernah mati yg perwujudanNya merupakan Kebijaksanaan.pencerahan Sempurna memberitahuakn diri sebagai cahaya kebijaksanaan yang membangkitkanorang ke pada suatu kehidupan baru serta menyebabkan mereka terlahir pada tanahBuddha.
Ajaran esoterik menguraikan Buddha memiliki tiga rangkapbadan [Tri-Kaya], yaitu Dharma-Kaya, Sambogha-Kaya dan Nirmana-Kaya. Dharma-Kaya merupakan sumbernya Dharma, dimana adalah kesunyataansebagai hakikat yg hakiki tanpa bentuk serta rona. Buddha menjadi perwujudan Dharma-Kaya selalu berada di seluruhalam semesta, nir peduli apakah orang percaya atau nir percaya padakeberadaanNya. Sambogha-Kaya merupakansifat Agung Buddha yang adalah adonan Kasih Sayang serta Kebijaksanaan. Sambhogha-Kaya berwujud menjadi kekuatanatau cahaya yang hanya bisa dirasakan secara rohani, serta diwujudkan dalambentuk simbol menurut kelahiran serta kematian. Nirmana-Kayamerupakan Buddha Hidup atau Manusia Buddha yang berarti perwujudan fisik dariseorang Buddha, pada usaha melaksanakan misiNya kepada insan sebagaimanatercermin dalam tubuh Buddha Gautama. Buddha Gautama menggunakan menggunakanperwujudan Nirmana-Kaya membimbingumat insan, supaya dapat terbebaskan dari penderitaan lantaran umur tua dankematian. Dalam perwujudanNya sebagai Nirmana-kaya, terdapat Buddha Masa Lalu,Buddha Sekarang serta Buddha Yang Akan Datang. Buddha Masa Lalu merupakan sebelumkehadiran Buddha Gautama, yaitu BuddhaKanogamana, Buddha Kakusundha serta Buddha Kassapa. Sedangkan Buddha Yang Akan datang sebagaimana sabdaBuddha Gautama merupakan Buddha Maitreya[Metteya], yang sekarang masihbertugas sebagai Bodhisattva serta berdiam di Tanah Suci Tusita. Buddha Gautama bersabda, bahwa Bodhisattva Maitreya akanmenjadi Buddha Yang Akan Datang 5.000 tahun sehabis Parinibbana Buddha Gautama,atau berdasarkan perhitungan lain yaitu 5.670.000.000 tahun insan.

Bacaan Selanjutnya: to be beautiful


Kehadiran seorang Buddha yang telah mencapai PencerahanSempurna untuk mengajarkan Dharma di dunia ini sangatlah jarang terjadi.kehadiran Buddha di dunia ini, karena terpanggil oleh jeritan penderitaan umatmanusia. Muncul serta hilangnya Buddha merupakan suatu kenyataan dari hukum sebabakibat yang saling bergantungan, namun Kebuddhaan selalu ada serta dalam keadaanyang sama. Untuk itu sebagai umat Buddha hendaknya selalu tetap pada JalanPencerahan Sempurna, sehingga dapat mencapai kebijaksanaan sempurna, dimanatidak terpengaruh oleh kehadiran Buddha. Bentuk asli Buddha pada hakekatnyatidak akan muncul atau lenyap. Buddha selalu ada di sekeliling kita, serta didalam diri kita, namun sering kita tidak menyadarinya.
BuddhaGautama bersabda: "Sekarang Akuingat, Ananda, ketika Aku masuk ke dalam kumpulan orang-orang penting,orang-orang religius, perumahtangga, orang-orang dari kepercayaan lain, danberagam dewa; sebelum Aku duduk serta berbicara kepada mereka, Aku mengubahdiriKu sendiri menjadi seperti mereka, berbicara seperti mereka. Tatkala Akutelah selesai membabarkan Ajaran, mereka sangat gembira. Namun, mereka tidakmengetahui siapa Aku, bahkan setelah Aku tiada!" (Mahaparinibbana-sutta)



Selama matahari serta bulan tidak terbentuk, tidak terdapat cahaya cemerlang dari cahaya agung, tidak terdapat sinar agung; yang ada hanya kegelapan serta tanpa penglihatan.

Tidak ada siang maupun malam, tidak ada bulan, setengah bulan maupun musim-musim yang berganti. Namun ketika matahari serta bulan terbentuk, terdapatlah cahaya cemerlang dari cahaya agung, sinar agung; kegelapan serta tanpa penglihatan tidak lagi ada. Siang, malam, bulan, setengah bulan serta musim-musim berganti.


‘Dengan cara yang sama, selama sang Tathagata, Yang Mulia, Buddha Yang Tercerahkan Sepenuhnya tidak ada, maka tidak terdapat cahaya cemerlang dari cahaya agung (Dhamma), tidak terdapat sinar agung; yang ada hanya kegelapan serta tanpa penglihatan.



Tidak ada penegasan, tidak ada yang memperjelas Empat Kebenaran Mulia. Namun ketika sang Tathagata, Yang Mulia, Buddha Yang Tercerahkan Sepenuhnya lahir, maka terdapatlah cahaya cemerlang dari cahaya agung, sinar agung; tidak ada lagi kegelapan serta tanpa penglihatan. Terdapat sebuah penegasan, sebuah Ajaran, sebuah penjelasan, sebuah pernyataan, sebuah pendahuluan, sebuah analisis, sebuah penjelasan mengenai Empat Kebenaran Mulia.’


BERDANA DHARMA KEMULIAAN


Pengertian Berdana

Berdana merupakan suatu sifat kemuliaan yg sangat ditekankan dalamberbagai aliran Buddhisme. Berdana yang dilakukan menggunakan keyakinan, penuhhormat, secara tepat saat, lapang dada serta tanpa merugikan diri sendiri ataupunpihak lain akan membuat buah karma yg baik berupa kemakmuran, kekayaan,dan harta benda yg berlimpah, sebagaimana sabda Sang Buddha dalam Anguttara Nikaya Vol. III, 48)
"Oh, para bhikhu, kelimahal ini adalah dana dari seorang yg baik. Apakah kelima hal itu ? Ia berdanadengan keyakinan ; dia berdana menggunakan hormat; dia berdana sempurna pada waktunya;dengan hati lapang dada; dan ia berdana tanpa merugikan dirinya sendiri ataupunpihak lain."

"Dengan menaruh danadengan keyakinan dimanapun juga, dan bila buah berdasarkan dana tersebut masak, makaakan datanglah kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yg berlimpah; dan iaakan cantik dipandang, ganteng /anggun, bagaikan keindahan bunga teratai yangmengagumkan."

"Dengan berdana secarahormat dimanapun pula, serta bila butir dari dana tadi masak, maka dia akanmemperoleh kemakmuran , kekayaan, serta mal yg berlimpah; dananak-istrinya, para opas dan pegawainya akan mendengarkan istilah-katanyadengan tabah serta patuh, dan akan melayaninya dengan hati yg penuhpengertian."

"Dengan berdana secaratepat waktu dimanapun juga, serta apabila buah menurut dana tersebut masak, maka iaakan memperoleh kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yang berlimpah; dankebaikan akan datang kepadanya sempurna dalam waktunya dan berlimpah ruah."

"Dengan berdana secaraikhlas dimanapun juga, dan apabila butir menurut dana tersebut masak, ia akanmemperoleh kemakmuran, kekayaan, serta mal yg melimpah; dan pikirannyaakan menikmati sepenuhnya kebahagiaan berdasarkan kelima panca inderanya."

"Dengan berdana tanpamerugikan diri sendiri juga pihak lain dimanapun jua, serta jika buah daridana tersebut masak, dia akan memperoleh kemakmuran, kekayaan, serta harta bendayang berlimpah; serta tidak akan terdapat menurut manapun jua sesuatu yg akanmerugikan harta bendanya ; baik api atau air, pemerintah atau pencuri, atauahli waris yang berwatak buruk."

Berdana nir hanya ditinjau dari sudut materi saja namun juga mampu daripembicaraan yang ramah, senyuman yang ikhlas, budi pekerti yang menyenangkan,dan memberikan pengertian yang benar tentang Ajaran Sang Buddha.
"Memberi kuliner,seorang menaruh kekuatan; memberi pakaian, seseorang menaruh estetika;memberi penerangan, seseorang menaruh penglihatan; memberi angkutan,seorang memberikan kesenangan; memberi proteksi, seorang memberikansemuanya; namun seorang yg mengajarkan Dharma, Ajaran Sang Buddha yangistimewa, orang misalnya itu menaruh kuliner surgawi." (Samyutta Nikaya,I, 32)
"Kedermawanan, perkataanyang ramah, melakukan hal yang baik untuk orang-orang lain, dan memperlakukansemua orang secara sama; bagi dunia, tali-tali simpati ini bagaikan penyambungroda kereta." (Anguttara Nikaya, Vol. 32)
Tentunya pada berdana secara materi kepada yg membutuhkan , haruslahsumber dana tadi diperoleh dari usaha sendiri yang dihimpun secara benar.
"Dengan kekayaan yangdihimpun secara sahih, yg diperoleh melalui bisnis sendiri, ia membagikanmakanan dan minuman kepada makhluk-makhluk yg membutuhkan."(Itivuttaka, 66)
Untuk bisa menghimpun dana secara benar, maka kita haruslah giat dalambekerja serta senantiasa mengumpulkan bekal secara benar sewaktu masih muda, sebagaimanasabda Sang Buddha:
"Mereka yg tidakmenjalankan kehidupan kudus serta tidak mengumpulkan bekal (kekayaan) selagimasih belia , akan merana misalnya bangau tua yang berdiam di kolam yg tidakada ikannya. Mereka yang tidak menjalankan kehidupan kudus serta tidakmengumpulkan bekal (kekayaan) selagi masih muda, akan terbaring misalnya busurpanah yg rusak, menyesali masa lampaunya." (Dhammapada, 155,156).
Dengan senantiasa berdana yang terbaik dalam segala hal maka akan terbinasifat kemuliaan yang tak terkira.
"Yang menaruh hal-hal yg baik akan memperolehyang baik;

Yang memberikan hal-hal yg terbaikakan memperoleh yang terbaik;

Yang memberikan hal-hal yg terpilihakan menerima yang terpilih;

Yang memberikan hal-hal yang utama makakeutamaan akan dimenangkannya;

Ia yang menaruh yg terbaik, yangterpilih, yang primer

maka orang itu akan mempunyai kemuliaandan umur panjang dimanapun jua dia berada." (Anguttara Nikaya, vol . III,44)

Dalam melakukan puja bhakti pada setiap vihara , umumnya diberikankesempatan pula pada para umatnya buat melakukan Dharma Dana, yang biasanyadiiringi dengan nyanyian berikut :
"DANA PARAMITA"
Marilah kita berdana, Untuk kepentinganDhamma

Semoga kita diberkahi, OlehBuddha Maha Suci

Berdanalah kita semua,Dengan hati nrimo rela

Semoga hukuman alam baik kita,Dirahmati Sang Tri -Ratna

(dan dalam kebaktian Mahayana,dibubuhi lagi sebagai berikut )
Marilah kita berdana,Menimbun Kusala kamma

Semoga kita diberkahi,Bodhisattva Makhluk Suci

Sang Avalokitesvara, Selalumemberkahi kita

Semoga hidup kita senang ,Untuk selama-lamanya.


Sekilas mengenai berbagai jenis Dana

Berikut ini dikutipkan jawaban-jawaban menurut alm. Bhikkhu Ledi Sayadaw atas pertanyaan mengenai Dana sewaktu Beliaumasih tinggal di daerah Chipagan, Burma yang didasarkan atas Tipitaka Pali, Atthakatha dan Tika.
Thavara Dana; Pemberian yang bersifat tahan lama , misalnya stupa,tempat tinggal peristirahatan, vihara, sekolah, jembatan, sumur, menara air, tanah, dsb.

Athavara Dana; Pemberian yang sifatnya nir tahan usang, misalnyamakanan, sandang, dan uang. Athavara Dana yg diberikan terus menerus akanmenghasilkan butir yg sama kuat menggunakan ThavaraDana.

Amisa Dana; Berdana dalam bentuk materi termasuk uang untukmembangun vihara.

Dhamma Dana; Berdana pengetahuan Buddhadharma, contohnya berdanabuku-kitab Buddhadharma, mencetak, menulis, menterjemahkan, menyunting,mengajar, memberi khotbah Dharma. Sang Buddha bersabda, "Danam Dhamma Danam Jinati" , yg adalah, "Darisemua pemberian , anugerah Dharma-lah yang tertinggi." Dharma Danamenghasilkan kebijaksanaan serta pengetahuan.

Nicca Dana; Pemberian yang dilakukan secara teratur serta permanen.seseorang tidak akan dilahirkan di alam Apaya(menderita) bila beliau melakukan NiccaDana.

Anicca Dana; Pemberian yg dilakukan kadang-kadang saja

Vatta Nissita Dana; Pemberian yang dilakukan buat mengharapkankeuntungan-keuntungan yg bersifat duniawi. Keuntungan duniawi meliputikeinginan buat dilahirkan pada alam-alam yang kuasa, dilahirkan menjadi anak orangkaya. Pemberian dana semacam ini cenderung akan memperpanjang Samsara (bundar kehidupan dankematian).

Vivatta NissitaDana; Pemberian dengantujuan buat membebaskan diri dari kesengsaraan [samsara] menggunakan tercapainya Kebebasan [Nibbana].

Puja Dana; Pemberian pada orang-orang yg menjalankan sila danorang-orang mulia. Atau orang yang mempunyai status lebih tinggi menjadi tandahormat.

Anuggaha Dana; Pemberian pada orang yang lebih rendah.

Sankhara Dana; Pemberian Dana sesudah mendapat dorongan atau anjurandari orang lain. Apabila berbuah akan membuahkan seorang itu berpikir lambandan ndeso.

Asankhara Dana; Pemberian yang dilakukan atas kehendak sendiri, tanpadorongan menurut orang lain. Apabila berbuah akan membuahkan seorang itu cerdasdan pintar.

Jana Dana; Pemberian yg dilakukan dengan sepenuh pengertian akanakibat-akibatnya.

Ajana Dana; Pemberian yang dilakukan dengan tidakmengerti/mengetahui apa akibatnya.

Vatthu Dana; Pemberian barang materi.

Asankhara Dana; Pemberian berupa suatu kebebasan pada suatu makhlukdari bahaya atau dari kematian, misalnya membebaskan hewan-hewan menurut kurungan(yg sudah ditangkap), embargo buat berburu pada hutan, melatih/mematuhiPancasila Buddhis, dan sebagainya.

Ajjhatika Dana; Pemberian berupa anggota badan, misalnya mata, badanjasmani, dan mengorbankan jiwa sendiri buat kebaikan dan kebahagiaan oranglain. Termasuk pada hal ini adalah melakukan donor darah.

Bahira Dana; Pemberian biasa, tidak berupa anggota tubuh sendiri.

Hina Dana; Pemberian yg dilakukan menggunakan asa mendapatkemasyuran.

Majjhima Dana; Pemberian yang dilakukan dengan tujuan untuk dapatdilahirkan menjadi insan yang kaya.

Panita Dana; Pemberian yang dilakukan dengan asa buat mencapaikebebasan [Nibbana].

Dasa Dana; Pemberian yang bernilai rendah, contohnya sesuatu yangbiasa diberikan kepada seorang budak.

Sahaya Dana; Pemberian yang mempunyai taraf yg sama menggunakan apayang biasa dipakai seseorang yang sama kedudukannya, contohnya sesuatu yangdiberikan kepada seseorang sahabat.

Sami Dana; Pemberian yg bernilai tinggi, misalnya sesuatu yangbisa dipakai sang para majikan atau raja-raja.

Loka Dana; Pemberian yang dilakukan karena tradisi setempat dalamarti takut dilihat rendah bila tidak ikut berdana.

Atta Dana; Pemberian yg dilakukan buat menjagakewibawaan/pangkat seseorang.

Dhamma Dana; Pemberian yg dilakukan karena ingin mempraktekkanajaran agama.

Civara Dana; Pemberian jubah kepada bhikkhu.

Pindapatta Dana; Pemberian makanan pada bhikkhu.

Bhesajja Dana; Pemberian makanan pada bhikkhu.

Senasana Dana; Pemberian tempat tinggal atau kuti pada bhikkhu. SangBuddha bersabda, "Vihara DanamSanghassa Aggam Buddhena Vannitam", yang ialah, "Sebuah tempattinggal bhikkhu yang diberikan pada Sangha dipuji oleh Sang Buddha sebagaipemberian hibah tertinggi." Demikian jua, "Soca Sabbadado Hoti, Yo Dadati Upassayam", yang adalah,"Seseorang yg mendirikan loka tinggal bhikkhu sebagai bantuan gratis kepada Sangha, sama nilainya menggunakan segalamacam hadiah."

Dakkhina VisuddhiDana; Penggolongan inididasarkan atas:
- Sifat si pemberi yg berbudi luhur atau menjalankansila
- Sifat si pemberi yang tidak berbudi luhur atau tidakmenjalan sila
- Sifat si penerima yang berbudi luhur atau menjalankansila
- Sifat si penerima yg tidak berbudi luhur atau tidakmenjalankan sila.
Jika hadiah dana tadi dilakukan dimanakedua-duanya berbudi luhur, maka akan membentuk butir yang banyak. Apabila salahsatunya tidak berbudi luhur, maka butir yg diperolehnya hanya sedikit.
Sakkacca Dana; Pemberian menggunakan hati-hati, sopan, serta penuh hormat.

Asakkacca Dana; Pemberian tanpa sifat-sifat tersebut di atas. Misalnyamemberikan makanan kepada hewan, tanpa memperhatikan segi-segi kebersihan dansebagainya. Jika hadiah dana ini menghasilkan buah maka akan mendapatkansikap yg kurang hormat atau kasar berdasarkan sahabat, anak atau pelayannya.

Sahatthika Dana; Pemberian menggunakan tangan sendiri atau secara pribadi.

Anatthika Dana; Pemberian dengan memakai mediator, misalnya denganmelalui seseorang pelayan. Bila hadiah ini berbuah, kemungkinan akanmenghasilkan butir yang disertai dengan tiadanya pengikut atau sahabat.

Agga Dana; Pemberian sesuatu yg baru serta terbaik.

Ucchita Dana; Pemberian berupa sesuatu yg bernilai rendah misalnyabarang sisa. Apabila si penerima UcchitaDana menghargai serta menyukai pemberian ini, maka dana yang diberikan akantetap membawa hasil yang besar , sejauh pemberian tersebut disertai kehendak [cetana] yg baik serta perilaku pikiran yanghormat serta sungguh-sungguh [sakkaca],contohnya anugerah berdasarkan seorang yang kaya pada seseorang fakir miskin, ataupunpemberian kepada hewan-hewan peliharaan.

Dhammika Dana; Pemberian yang benar diberikan pada seseorang ataulembaga yang dituju semenjak berdasarkan semula.

Adhammika Dana; Pemberian yang sebenarnya akan diberikan kepadaseseorang atau sesuatu forum, namun orang itu membarui pikirannya danmemberikannya pada orang lain atau lembaga lain.

Dhamma Dana; Pemberian berupa nasi, air, pakaian, dan sebagainya.

Adhamma Dana; Pemberian berupa minuman keras, senjata, mesiu, alatatau gambar (porno) yg bisa mengakibatkan kekotoran batin, dan sebagainya,barang-barang yang berbahaya, yg mungkin mengakibatkan seorang melanggar Panati atau Surameraya Sila. Pemberian dana semacam ini akan menghasilkanperbuatan yang buruk [akusala kamma].tetapi jika seseorang memberikan racunyang diberikan buat tujuan menyembuhkan penyakit ataupun senjata dan mesiutidak berbahaya buat keperluan vihara, maka hal ini merupakan perbuatan baik [kusala kamma].

Saparivara Dana;Pemberian yg disertai menggunakan tambahan-tambahan lain yg lengkap

Aparivara Dana;Pemberian yg tidak disertai dengan tambahan-tambahan lain

Savajja Dana;Pemberian yang disertai kekejaman atau penghilangan nyawa makhluk hidup. Apabilapemberian dana ini menghasilkan buah, maka cenderung disertai dengan adanyabahaya-bahaya atau bisa pula hilangnya jiwa seseorang.

Anavajja Dana;Pemberian yg nir disertai dengan kekejaman atau pembunuhan makhluk hayati.

Berbagai definisi tentang jenis dana, mutu dana dan lain sebagainya yangterdapat dalam pengertian di masing-masing Buddhisme, pada dasarnya adalah samayaitu haruslah dilakukan dengan hati yg penuh keikhlasan, bersuka-cita, penuhkerelaan tanpa mengharapkan imbalan apapun dan penuh hormat sebagaimana seorangbijaksana sebagai akibatnya akan senantiasa hidup senang pada kehidupan waktu iniataupun alam berikutnya.
Sang Buddha bersabda: "Didunia ini dia berbahagia, pada dunia sana beliau berbahagia; pelaku kebajikanberbahagia pada kedua global itu, ia akan berbahagia saat berpikir, 'aku telahberbuat kebajikan', dan ia akan lebih berbahagia lagi waktu berada pada alambahagia." (Dhammapada, 18).
Sang Buddha bersabda : "Sesungguhnya orang kikir nir dapat pulang ke alam dewa.orang udik tidak memuji kemurahan hati. Akan namun orang bijaksana senangdalam memberi, dan karena itu ia akan bergembira pada alam berikutnya." (Dhammapada, 177)

SANG BUDDHA DELAPAN RUAS JALAN KEMULIAAN

SangBuddha bersabda : " Di antarasemua jalan, maka ` Delapan Ruas Jalan Kemuliaan ' adalah yang terbaik. Diantara seluruh kesunyataan, maka ` Empat Kesunyataan Mulia ' merupakan yang terbaik.di antara seluruh keadaan, maka keadaan tanpa nafsu merupakan yang terbaik; serta diantara semua makhluk hidup, maka orang yg `melihat' merupakan yangterbaik." (Dhammapada, 273).
Seperti seseorang dokter yang berpengalaman, Sang Buddhamengenali dulu penyakit penderitaan tadi. Beliau kemudianmengidentifikasikan penyebabnya serta menentukan penyembuhannya. Untuk kemudianguna kepentingan umat manusia, Beliau meracik penemuannya tadi dalam suaturumusan yg sistimatis, dimana dapat menggunakan mudah diikuti sang umat manusiaguna melenyapkan penderitaan . Rumusan tadi mencakup pengobatan fisik danmental, dimana galat satunya dianggap Delapan Ruas Jalan Kemuliaan.
Delapan Ruas Jalan Kemuliaan yang ditemukan oleh SangBuddha merupakan galat satu jalan buat melenyapkan penderitaan serta menujuNirvana. Jalan ini menghindari penyiksaan diri yg berlebihan yang mana dapatmelemahkan intelektual seorang serta pemanjaan diri hiperbola yg dapatmenghambat kemajuan spiritual seorang. Delapan Ruas Jalan Kemuliaan tersebutterdiri menurut Pandangan Benar, Pikiran Benar, Perkataan Benar, Perbuatan Benar,Mata Pencaharian Benar, Usaha Benar, Kesadaran Benar serta Konsentrasi Benar.
lihat selengkapnya: kesadaran bernar


AJARAN DHARMA EMPAT KEBENARAN MULIA TENTANG PELENYAPAN PENDERITAAN

Kesadaran pertapa Gautama akan pelenyapan penderitaan,sebagai akibatnya memperoleh Pencerahan Sempurna menjadi Buddha dalam usia 35 tahun,membuktikan bisnis Beliau mencari Kebenaran sanggup berhasil. Selama enam tahun,pertapa Gautama mengalami bisnis yang sia-sia pada mencari solusi terhadapmasalah penderitaan makhluk hayati. Beliau juga sudah mencoba aneka macam carabertapa menurut para pengajar pertapa buat melenyapkan penderitaan yang ternyatamereka juga belum berhasil. Hingga akhirnya Beliau menemukan solusi masalahkehidupan tadi menggunakan caranya sendiri .
Keyakinan terhadap Ajaran Sang Buddha [Sraddha/Saddha]
Setelah menyadari Kebenaran menggunakan usaha Beliau sendiri,Buddha Gautama menunjukkan kepada semua orang yg siap buat mendengarkan.

Kura-kura dan Ikan

Ada suatu cerita antik mengenai kura-kura dan ikan. Kura-kura dapat tinggaldi darat dan jua di bahari, sedangkan ikan hanya tinggal di laut. Pada suatuhari, saat kura-kura pulang menurut perjalanannya pada darat, beliau menceritakankepada ikan tentang pengalamannya. Dia menyebutkan, bahwa segala makhluk hidupberjalan dan nir ada yg berenang. Ikan tersebut menolak untuk percaya bahwaada jalan yg kemarau pada daratan, lantaran ikan nir pernah mengalami haltersebut.

Sama seperti insan yg belum mengalami pelenyapanpenderitaan, namun bukan berarti bahwa tidaklah mungkin untuk melenyapkanpenderitaan. Seorang pasien haruslah mempunyai kepercayaan terhadap dokter yangberpengalaman, kalau nir dia tidak akan menebus obatnya di apotik,sebagaimana resep yang diberikan sang dokter tadi, sehingga sakitnya tidakbisa disembuhkan. Demikian jua kita harus mempercayai ajaran Buddha Gautamayang sudah menerangkan jalan buat melenyapkan penderitaan.
Pelenyapan Penderitaan
Pelenyapan penderitaan adalah tujuan utama AjaranBuddha Gautama. Hal tadi bisa dialami sang setiap orang dimanapun merekaberada. Sebagai contoh, jika keserakahan serta kemarahan muncul di dalampikiran akan menyebabkan ketidakbahagiaan. Apabila perasaan serakah serta marahtersebut telah lenyap, maka pikiran akan senang dan tenang. Untuk melenyapkanpenderitaan secara tuntas, seorang wajib menghilangkan nafsu keinginanrendah, kebencian serta kebodohan batin. Inilah yang diklaim Kebenaran MuliaKetiga, yaitu Pelenyapan Penderitaan.
Mungkin Anda akan merasa bergidik, apabila mendengar kata`pelenyapan' dimana seolah-olah Ajaran Buddha Gautama menganjurkan agar semuahal-hal duniawi wajib lenyap berdasarkan diri Anda, sebagai akibatnya Anda nir bebas untukberkeluarga, mencari uang, memiliki kedudukan yg tinggi serta menikmatikesenangan hayati duniawi. Semua kekhawatiran tadi tidaklah benar adanya.ajaran Buddha Gautama adalah suatu ajaran yang bertujuan untuk mencariKebahagiaan. Ajaran Buddha Gautama tidak menolak kehidupan normal, namun hanyamenolak kehidupan yg berlebihan akan kemelekatan terhadap kenikmatan materiduniawi yang rendah saja. Sehingga bila Anda mempercayai Ajaran BuddhaGautama, masih dapat berkeluarga, bekerja buat mencari nafkah, dan hidupsebagaimana kehidupan normal. Dalam keliru satu Sutra diuraikan, bahwa terdapatseorang umat umum yang bernama Vimalakirtiyang telah menikah serta sangat kaya. Akan tetapi dia nir sebagai budaknafsu cita-cita materi. Di dalam Sutra, dia digambarkan, " Meskipun menjalankan kehidupan berumah tangga, dia tidakmemiliki keterikatan pada tiga jenis alam; meskipun menikah, dia selalu melatihkehidupan kudus"

Kebahagiaan

Buddha Gautama mengajarkan, bahwa pelenyapan penderitaanmerupakan kebahagiaan paripurna. Setiap langkah yg menuju pada pelenyapanpenderitaan selalu disertai menggunakan peningkatan kebahagiaan. Mereka yangmengikuti Ajaran Buddha Gautama akan hayati senang tanpa keserakahan di antaramereka yg masih dikuasai oleh nafsu keserakahan. Mereka akan merasakan hidupbahagia tanpa kebencian di antara mereka yg masih diperbudak sang kebencian.makin poly keserakahan yg bisa dijauhkan, makin besarlah kebahagiaan yangakan diperoleh. Apabila kita sudah dapat menghilangkan holistik sifatserakah dan kebencian , maka akan diperoleh kebahagiaan paripurna sebagaimanayang dialami oleh Buddha Gautama.
BuddhaGautama bersabda : " Sungguhbahagia apabila kita hayati tanpa membenci di antara orang-orang yang membenci; diantara orang-orang yg membenci kita hidup tanpa membenci. Sungguh senang ,apabila kita hidup tanpa keserakahan di antara orang-orang yang serakah; pada antaraorang-orang yg serakah kita hayati tanpa keserakahan." (Dhammapada,197, 199)

Pencerahan
Dengan menempatkan ajaran Buddha Gautama dalam kehidupansehari-hari, maka akan diperoleh juga Pencerahan Sempurna. Pencerahan merupakansuatu hal yang tidak dapat dikuantifikasikan, dimana kebijaksanaan serta kasihsayang merupakan yg paling primer. Dengan kebijaksanaan serta afeksi, Beliaumampu menolong semua makhluk mengatasi penderitaan.
Bagaimanakah keadaan seseorang yg telah memperolahPencerahan ? Bagi mata orang biasa, insan yang sudah mencapai Pencerahantampak sangat aneh. Dalam catatan Buddhisme Zen[Ch'an] , para Mahabhikshu Zenyang telah mencapai Pencerahan memiliki cara-cara yg tidak selaras untukmengekspresikannya. Beberapa pada antaranya tertawa terbahak-bahak, atau berdiamdiri tanpa mengeluarkan sepatah katapun, sampai ada yg memukul guru mereka,pada mana guru mereka bisa menyetujui tindakan tersebut. Jenis kelakuan sepertiini sahih-benar nir dapat diterima sang orang biasa. Akan namun, bagimanusia yg sudah memperoleh Pencerahan, ekspresi misalnya ini adalah Zen [Ch'an].
Pada saat kita menyadari Kebenaran Sejati, maka dalam saatitulah kita sudah memperoleh Pencerahan. Sering terdapat orang yang berusahamencari kebahagian menurut hal-hal diluar dirinya, padahal Pencerahan itu sendiriada pada diri masing-masing. Bentuk luar hanyalah adalah penampakan mayayang menghalangi pandangan sejati kita.
Meniru Sang Guru

Ada suatu cerita dimana masih ada seseorang bhikshu belia yg berguru kepadaseorang Mahabhikshu Zen yg populer telah memperoleh Pencerahan, sehinggadinamakan Yang Tercerahkan. Tetapi sesudah mengikuti sekian tahun segala tingkahlaku gurunya tersebut, mulai menurut bangun siang, makan berisik, jalan seenaknya,hingga hal-hal lainnya termasuk cara berteriak serta bicara, permanen saja bhikshumuda ini merasa belum mencapai kesadaran. Akhirnya muncul keraguan dalamdirinya bahwa kemungkinan akbar gurunya ini belum mencapai pencerahansebagaimana julukan yang diberikan kepadanya.

Pagi-pagi berikutnya, si bhikshu belia menemui gurunya dan telah memutuskanuntuk pergi menggunakan mengatakan, "Guru, aku telah mengikuti pengajar sekian lamadan telah meniru segala perbuatan guru misalnya bangun siang, makan berisik,jalan dan teriak seenaknya hingga kadang-kadang 3 hari nir mandi jugasebagaimana kebiasan guru, namun aku permanen merasakan belum memperolehpencerahan. Dan saya sendiri ragu jika pengajar telah mencapai pencerahan. Untukitu aku memutuskan meninggalkan guru!"

Mendengar itu sang Mahabhikshu ketawa, "Ha....ha....ha...., muridkuyang malang. Siapa suruh kamu mencari pencerahan pada luar dari dirimu sendiri.masih laba aku nir bertingkah laris misalnya seorang kudus yang telahmencapai pencerahan, karena kemungkinan Anda akan nantinya membenci seluruh orangsuci yg engkau temui." Begitulah akhirnya bhikshu muda itupun menyadariakan suatu Kebenaran Sejati dan langsung tercerahkan, lalu dia membatalkankeputusan buat meninggalkan gurunya.

Kebenaran Nirvana
Pelenyapan penderitaan sudah diuraikan sebagaikebahagiaan paripurna serta Pencerahan. Bagaimanapun, syarat ini tidaklah seluruhnyamencerminkan kesunyataan dari pelenyapan penderitaan atau Nirvana. Nirvanatidak dapat begitu saja diuraikan dengan kata-kata. Usaha untuk menguraikanNirvana hanyalah seperti berkata durian itu lezat serta nir seperti ketimunatau kentang. Seseorang haruslah memakan durian buat mengetahui cita rasanya.demikian juga kebenaran Nirvana haruslah dialami sendiri. Kebenaran Nirvanabukanlah didapatkan [uppadetabba]namun haruslah dicapai sendiri [pattabba].proses pencapaian Nirvana tersebut bisa diperoleh pada kehidupan kali inijuga, sebagai akibatnya kita janganlah lantaran berpedoman adanya konsep tumimbal-lahirlalu menahan pencapaian Nirvana tersebut pada kelahiran yang akan datang.
Apabila setiap orang memiliki keyakinan akan Ajaran SangBuddha dan mengamalkannya, maka mereka akan memperoleh kebahagiaan yang damaidan mengalami Pencerahan. Disebutkan dalam sutra, " apabila seseorang ingin mengetahui tentangkeadaan pikiran Buddha, dia harus menyebarkan pikirannya seperti ruangkosong."
Cendekiawan Meminum Teh

Pada jaman dulu pada Tiongkok masih ada seseorang cendekiawan yang sangatmenguasai segala filsafat kehidupan dan memiliki kedudukan yg tinggi dipemerintahan. Tetapi karena adanya suatu kesalahan dalam keputusannya yangdisebabkan oleh sifat kesombongannya, maka raja mengutuskannya buat bertemudengan seseorang Mahabhikshu Zen.

Setelah bertemu dengan Mahabhikshu tadi yang duduk tanpamemperdulikannya, demikian juga cendekiawan tadi yang lantaran kesombongannyatidak mau menaruh hormat pada Mahabhikshu tadi. Maka mereka berduasaling duduk tanpa terucap sepatah katapun, malah saling membuang muka persisseperti orang pacaran yang baru bertengkar hebat.

Setelah sekian lama , Mahabhikshu mulai menuangkan teh ke cawan cendekiawantersebut. Teh terus dituangkan hingga semua cawan itu telah penuh serta air tehmeluber keluar. Melihat ini cendekiawan tadi berteriak, "Kenapa Andamasih menuangkan teh ini terus padahal sudah penuh?" Sang Mahabhikshumemberikan suatu jawaban yang ringkas, "Sama seperti pikiran Anda yangtelah penuh, sangatlah sulit buat bisa diisi lagi!" Cendekiawan yangmemang pandai ini eksklusif mengerti dan bersujud memanggil pengajar kepadaMahabhikshu tadi.



SEBAB AKIBAT YANG SALING BERGANTUNGAN DAN KEKOSONGAN

Pada permulaan topik ini telah digambarkan bagaimana kecambah serta nyalalampu minyak tergantung pada suatu kombinasi karena serta syarat untukkeberadaannya. Ini berarti bahwa kecambah serta nyala lampu, misalnya jua hallainnya, tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan hal tadi karena adanyahubungan dengan hal lain. Ini yg dinamakan relativitas atau `kekosongan'pada pengertian Buddhisme yg merupakan aspek lain tentang Sebab - Akibat.

baca juga: sebab dampak kebenaran


Suatu benda atau hal merupakan apa adanya dan tergantung dalam benda atau hallainnya. Sebagai contoh, seorang laki-laki merupakan ayah menurut anaknya serta anak dariayahnya. Demikianlah sehingga identitasnya tergantung menurut hubungan tersebutyang dinamakan relativitas. Jarak antara Jakarta dan Bandung merupakan lebih jauhdibandingkan menggunakan jarak antara Jakarta dan Bekasi, namun dibandingkan denganjarak antara Jakarta dan Semarang akan lebih dekat jadinya. Dekat serta jauhseperti ayah serta anak adalah relativitas. Hal tadi dipercaya ada serta masukakal hanya bila terjadinya interaksi menggunakan hal lainnya.
Relativitas atau ` kekosongan ' berarti bahwa nir ada suatu hal yangberdiri sendiri serta nir bisa berubah. Tidak ada seseorang yang tiba-tibamenjadi seseorang ayah. Seorang laki-laki menjadi ayah karena hubungannya terhadapanaknya. ` Kekosongan ' bukan berarti nir ada berapa. Sebaliknya ` kekosongan' bisa berarti keterbukaan dan kepastian yang nir terbatas. Setiap anaklelaki bisa sebagai seorang ayah, jika terjadi kombinasi yg sahih darisebab serta syarat. Demikian pula setiap orang bisa mencapai pencerahan, jikadia melaksanakan Delapan Ruas Jalan Kemuliaan, yaitu : (1). Tingkah-laris Baik(Perkataan benar, Perbuatan benar, Mata Pencaharian benar), (dua). PerkembanganMental (Usaha benar, Kesadaran benar, Konsentrasi benar) serta Kebijaksanaan,(3). (Pandangan benar, Pikiran sahih).
Kebenaran utama tentang Hukum Sebab-Akibat merupakan inti ajaran SangBuddha. Dengan memahami Hukum Sebab-Akibat, Sang Buddha mencapai Pencerahan.beliau bersabda, "Kebenaran yang sebenarnya merupakan Hukum Sebab Akibat. Tanpa menyadari kebenaranpokok tersebut, maka orang akan menjadi rumit misalnya sebuah bola benang, tidakmampu buat menghentikan penderitaan dan kelahiran balik ."

Uraian tentang konsep kekosongan ini bisa ditemui pada naskah Sanskertasebagaimana tercatat pada Prajnaparamita Hrdaya Sutera (Sin-Cing), Avalokitesvara Bodhisattvamengungkapkan pengertian Kekosongan tersebut secara sempurna kepada Y.A.sariputra, "Dalamhal ini, O , Sariputra, wujud (rupa) merupakan kekosongan (sunyata), dankekosongan itu sendiri merupakan wujud; kekosongan tidak tidak selaras berdasarkan wujud, danwujud juga nir tidak sama dari kekosongan; apapun yang adalah wujud, ituadalah kekosongan, apapun yg merupakan kekosongan itu merupakan wujud. Begitupun halnya menggunakan vedana (perasaan), samjna (pencerapan/persepsi), samskara(dorongan pikiran/bentuk-bentuk mental), serta vijnana (kesadaran). Demikianlah,O, Sariputra, segala sesuatu (dharma) bercorak kekosongan (sunyata); mereka takmuncul, juga tak berakhir; tidak kotor, pula tidak murni bersih; tidak kurang,tidak lengkap atau bertambah."
Sedangkan pada naskah Pali masih ada sabda berikut: "Beginilah, menggunakan cara yg sama, O parasiswa, seseorang bhikkhu wajib memandang seluruh rupa (bentuk jasmani), vedana(perasaan), sanna (pencerapan/persepsi), sankhara (doronganpikiran/bentuk-bentuk mental), dan vinnana (kesadaran), tidak peduli dari jamanlampau, dari jaman kini atau pun menurut jaman yang akan tiba, jauh ataudekat. Dan ia mengamat-amatinya serta menelitinya secara cermat, serta setelahditeliti menggunakan cermat, semua itu tertampak kepadanya sebagai sesuatu yangkosong , hampa dan tanpa diri." (Samyutta Nikaya XXI : lima-6).
Lihat juga: bekerjanya karma
lokasi foto: Arca Wairocana di kuil Tōdai-ji pada Nara, Jepang

ENAM PARAMITA SAD PARAMITA ATAU ENAM PERBUATAN LUHUR

Dalam Buddhisme Mahayana, dikembangkan lebih lanjutmenjadi Enam Paramita[Sad Paramita] atau Enam Perbuatan Luhur,serta adalah ajaran pertama yang dilakukan sang para Bodhisattva untukmencapai pandangan Buddha yang tidak terbatas yaitu Cinta Kasih [maitri/metta], Kasih Sayang [karuna], Simpati [mudita] serta Keseimbangan Batin [upeksa/upekkha].dengan demikian tindakan seorang Bodhisattva haruslah sahih-benar terlepas darisemua kepentingan atau pujian pribadi, tanpa ikatan, tanpa batas, tanpahenti dan tanpa perbedaan dalam membantu semua makhluk yg memerlukanpertolongan. Tindakan seseorang Bodhisattva, bisa disamakan menggunakan surya yangmenyinari bumi ini, tanpa membeda-bedakan, tanpa ikatan, tanpa batas, tanpahenti, serta tidak pernah membanggakannya atau mengakui pahalanya.
Enam Paramita tersebut terjalin menjadi satu kesatuan,karena pengaruh menurut ajaran Asanga(pendiri Yogacara) sebagaimanadisebutkan pada Mahayana Sutralankaradengan urutan : dana-sila-ksanti-virya-dhyana-prajna.adapun pada aplikasi paramita ini dapat dibagi dalam 3 tingkatansebagaimana tadi dalam LankavataraSutra, yaitu :
TingkatBiasa;merupakan suatu pelaksanaan paramita dengan harapan buat memperolehpahala baik pada masa kehidupan waktu ini juga pada kehidupan berikutnya.
TingkatLuarbiasa; adalah suatu pelaksanaan paramita menggunakan tujuan buat mencapainirvana, buat tidak dilahirkan kembali.
TingkatTertinggi; adalah suatu aplikasi paramita sang para Bodhisattva dalamusahanya untuk menyelamatkan semuat makhluk dari lingkaran penderitaan [samsara].
bacalah: kelahiran kembali
1. Dana Paramita

DanaParamita merupakan perbuatanluhur tentang beramal, berkorban baik materi juga non-materi. Dana paramitaini bisa digolongkan lagi atas : Dana,Atidana (yang lebih tinggi) serta Mahatidana(yg tertinggi).
Para penerima Danadapat dibagi atas 3 kategori, yaitu (1) dana pada sahabat dan keluarga; (2)dana kepada yg membutuhkan, yg miskin, yg menderita dan yg tidakberdaya; (tiga) dana kepada para bhikshu/bhikkhu serta para brahmana (orang suciHindu). Dana yang diberikan merupakan merupakan milik kekayaan.
Atidana merupakan adalah suatu pemberian dana dimana merupakanmiliknya yang terakhir dengan tujuan pemupukan kebajikan buat mengatasikemelekatan terhadap rasa cinta yg dapat dipercaya menjadi penghambat menujujalan Kebuddhaan, sebagai akibatnya mengakibatkan kepribadian yang luhur. Contohpelaksanaan Atidana dikisahkan menggunakan baik dari cerita Raja Visvantara yangdikutip dari Jatakamala serta Avadana Kalpa Lata.
Pangeran Menyerahkan Semuanya

Visvantara merupakan putra Raja Sanjaya. Beliau sudah membagi habis harta miliknyasebagai derma , sampai akhirnya Beliau menyerahkan juga gajah putih milikkerajaan kepada kaum rahib. Kedermawaannya yang tinggi tersebut menyebabkanayahnya mengusirnya berdasarkan kerajaan buat dikucilkan pada Gunung Vanka.

Visvantara pada bepergian ke Gunung Vanka ditemani sang istrinya serta duaorang anaknya menggunakan menaiki kereta yang ditarik oleh empat ekor kuda. Ditengah perjalanan, mereka bertemu seorang rahib yang meminta kuda-kuda merekadimana diberikan seluruh sang Beliau. Pada kesempatan lain, keretanya jugadiberikan kepada rahib lain yang ditemuinya. Akhirnya mereka meneruskanperjalanan menggunakan berjalan kaki dimana Visvantara menggendong putranya, danistrinya menggendong putrinya. Sesampainya di tempat tujuan, mereka tinggal dirumah yang terbuat berdasarkan daun-daunan.

Pada suatu hari sewaktu istrinya sedang pergi, datanglah seorang brahmanayang meminta kedua orang anaknya buat dijadikan pelayannya. Visvantara tidaksanggup buat menolak permintaan seseorang brahmana, sehingga diserahkannya keduaanaknya tadi jua. Kejadian tadi menggugah Deva Sakra yaitu pemimpinpara Deva yg lalu ada dalam penyamarannya menjadi seorang rahib yangmiskin serta memohon kepada Visvantara agar dapat menyerahkan istrinya kepadanya.tentu saja permohonan inipun dikabulkannya, serta atas ketulusan Visvantarakemudian Deva Sakra berubah menjadi kembali ke bentuk aslinya serta memberkahiVisvantara. Brahmana yg membawa kedua anaknya lalu menyerahkannya kepadakakeknya, Raja Sanjaya .

Kejadian ini menciptakan Raja Sanjaya dan rakyatnya menjadi terharu sehinggaVisvantara dipanggil balik serta diberikan kedudukan balik menjadi pangerankerajaan yang lalu hari menjadi Raja menggantikan ayahnya.

Mahatidana merupakanpengorbanan dana tertinggi karena yg diberikan adalah anggota tubuh seorang Mahasattva. Pengertian anggota tubuh inidapat meliputi daging, darah, organ mata ataupun organ tubuh lainnya, bahkanseluruh tubuhnya karena Sang Mahasattvasudah tiada mempunyai sedikitpun rasa cinta pada semuanya itu. Kesediaannyamemberikan pengorbanan yg akbar ini merupakan pencurahan kasih yang luarbiasa kepada makhluk hayati menggunakan tujuan buat mengakhiri penderitaan. Terdapatbanyak kisah pada pada Jataka yang menceritakan tentang anugerah mahatidanaoleh Sang Bodhisattva Mahasattva.salah satunya adalah kisah pada bawah ini.
Bodhisattva Mengorbankan Tubuh

Pada suatu masa yg silam, hiduplah Raja Maharatha bersama tiga putranya,Mahapranada, Mahadeva, dan Mahasattvavan. Pada suatu hari ketiga pangeranberjalan pada pada suatu hutan yang besar dan sunyi, dimana pada tengah perjalananmereka bertiga bertemu dengan seekor harimau betina yg baru beranak limaekor. Tubuh harimau betina begitu kurus dan lemah lantaran lapar dan haus. Merekabertiga membicarakan tentang keadaan harimau tadi dan membayangkanbagaimana mampu harimau betina yang malang tersebut beserta anak-anaknya dapatbertahan hayati.

Mahasattvavan lalu meminta agar ke 2 saudaranya berangkat dulu denganmengatakan nanti dia akan menyusul ke lembah lantaran hendak melakukan sesuatu.setelah ditinggal sendirian, maka Mahasattvavan berucap pada harimautersebut, "Saya terharu dan dengan rela menaruh tubuh aku untukkebaikan dunia serta untuk pencapaian bodhi." Kemudian beliau melemparkan dirinyadi hadapan harimau betina tadi, namun harimau yg lemah tersebut tidakdapat berbuat apa-apa terhadap dirinya. Mahasattvavan akhirnya mengambilsebilah bambu tua yang ditemukannya pada sekitar lokasi tadi dan memotongkerongkongannya sehingga meninggal terbaring dekat harimau tadi.

Uraian lebih lebih jelasnya mengenai Dana ini akan dibahas pada bab tersendiri .
2. Sila Paramita

SilaParamita adalah perbuatanluhur tentang hayati bersusila, nir melakukan perbuatan-perbuatan yg tidakbaik sang badan [kaya], ucapan [vak], dan pikiran [citta].
Pelaksanaan Sila Paramita merupakan pelengkap dariseorang Bodhisattva yang telah melaksanakan Dana Paramitha. Pelaksanaan SilaParamita ini bisa diumpamakan kaki ataupun mata dimana tanpa kaki makaseseorang akan terjatuh ke dalam bentuk kehidupan yang penuh kejahatan, ataupuntanpa mata maka seorang tidak akan bisa melihat Dharma.
Terdapat 3 pengertian pada menguraikan Sila Paramita,yaitu
Kebajikanmoral secara generik dimana kepribadian yg menganggumkan adalah ciriutamanya;
Kebajikanmoral yg dikaitkan menggunakan suatu asa penyucian yang direalisasikanmelalui pikiran, ucapan, dan perbuatan;
Kebajikanmoral yg dikaitkan menggunakan 5 ajaran moral [Pancasila Buddhis) dan sepuluhjalan tindakan yg baik serta berguna dimana merupakan latihan moralkebajikan bagi umat umum .
Pelaksanaan Sila merupakan suatu bisnis seorangBodhisattva untuk memusnahkan semua 3 akar kesengsaraan atau 3 racundunia, yaitu:
raga yangdapat dianggap menjadi persamaan kata lobhayaitu hawa nafsu, gairah, kesenangan perasaan.

dvesa [dosa] yaitu kebencian, harapan jelek

moha yaitukebodohan batin, khayalan, kebingungan tentang pikiran
Dalam melatih Sila Paramita, maka terdapat sepuluhpantangan yg harus dijalankan seorang Bodhisattva, yaitu :
Pantangmembunuh makhluk hayati
Pantangmencuri
Pantangdari ketidak-sucian
Pantangberbicara dusta
Pantangmemfinah
Pantangberbicara kasar
Pantangterhadap kesembronoan dan berbicara yang tidak berarti
Pantangterhadap sifat iri hati
Pantangterhadap sifat dengki
Pantangdari pandangan keliru
Urain lebih lebih jelasnya tentang Sila ini akan dibahas pada bab tersendiri.
3. Ksanti Paramita

Ksanti merupakan suatu perbuatan luhur tentang kesabaran. KsantiParamita mencakup tiga pengertian, yaitu, kesabaran, ketabahan, serta ketulusanhati. Seorang Bodhisattva haruslah melatih kesabaran lantaran ketidaksabaran akanmudah mengakibatkan kemarahan dimana dapat menghancurkan semua pemupukankebajikan yang telah terhimpun.
Ketidaksabaran pada bertindak tak jarang menenggelamkan kitadalam lautan penderitaan yang mengakibatkan penyesalan yang berkepanjangan.
Penyesalan dari Ketidaksabaran

Hsiau-fei adalah seseorang mahasiswa yang sebentar lagi akan di wisuda. Diasangat mendambakan akan menerima hibah wisuda menurut ayahnya, seorangpengusaha kaya yg sangat menyayanginya sebagai anak satu-satunya. Hsiau-feiselama berhari-hari sudah membayangkan akan mengendarai mobil BMW idamannyasambil bersenang-senang dengan temannya.

Saat yang ditunggupun tibalah, dimana selesainya wisuda dengan langkah penuhkeyakinan Hsiau-fei melangkah menemui ayahnya yg tersenyum sambil berlinangair mata menyampaikan betapa dia sangat kagum akan anak satu-satunya dansungguh dia mencintainya. Ayahnya kemudian mengeluarkan sebuah kado yangdibungkus rapi, serta sungguh hal ini membuat Hsiau-fei terpaku lantaran bukanlahkunci kendaraan beroda empat BMW sebagaimana yg diharapkannya. Dengan perasaan galau,dibukanya juga kado tadi dimana berisi kitab Buddha Vacana yg terjilidrapi berlapiskan goresan pena emas nama Hsiau-fei pada sampul depannya. Hancur sekalihati Hsiau-fei mendapat hibah kitab tadi, serta menggunakan murka tanpa dapatterkendalikan, beliau membanting kitab tersebut sembari berteriak nyaring,"Apakah ini cara ayah mengasihi aku , padahal dengan uang ayah yg banyaktidaklah sulit buat membelikan hadiah yg memang telah ayah ketahui sudahlama aku idamkan!!" Kemudian Hsiau-fei tanpa melihat reaksi ayahnya lagi,berlari kencang meninggalkannya dan bersumpah nir akan menemuinya lagi.

Hari , bulan dan tahunpun berganti. Hsiau-fei yg sudah pindah tinggal dikota lain akhirnya berhasil menjadi seorang pengusaha yg sukses karenabermodalkan otaknya yg brilian. Selain memiliki tempat tinggal serta mobil yg glamor,dia pula sudah berkeluarga dan mempunyai 3 anak. Sementara ayahnya sudahpensiun dan semakin tua dan tinggal sendirian. Ayahnya selalu menantikedatangan Hsiau-fei sejak hari wisuda tersebut menggunakan satu asa hanya untukmenyampaikan betapa kasihnya beliau kepada Hsiau-fei. Hsiau-fei adakalanya jugarindu pada ayahnya, tetapi setiap kali mengingat peristiwa hari wisudatersebut, diapun menjadi marah kembali serta merasa sakit hati atas hibah kitabdari ayahnya.

Sampai suatu hari, datanglah telegram berdasarkan tetangga ayahnya yangmemberitahukan bahwa ayahnya telah tewas dunia, dan sebelum meninggal diatelah meninggalkan surat wasiat kepada Hsiau-fei dimana seluruh hartanya akandiwariskan kepadanya. Akhirnya Hsiau-fei memutuskan buat pergi mengurus hartapeninggalan ayahnya.

Memasuki laman rumahnya, timbullah rasa penyesalan yg menyebabkannyasedih sekali memikirkan sikap ketidaksabarannya khususnya dalam ketika wisuda.hsiau-fei merasa sangat menyesal telah menolak ayahnya. Dengan langkah beratdia memasuki rumah serta satu per satu perabot diperhatikannya yangmengingatkannya akan semua kenangan indah tinggal beserta ayahnya. Dengan kunciwasiat yg diterimanya, dia membuka brankas besi ayahnya, dan menemukan kitabBuddha Vacana menggunakan tabrakan emas namanya, hadiah hari wisuda. Dia mulai membukahalaman kitab tersebut, serta menemukan tulisan tangan ayahnya di laman depan,"Dengan segala kejahatan yang telah engkau lakukan selama hidupmu, tetapikamu memahami menaruh yg terbaik pada anakmu, benar-benar para Buddha danBodhisattva akan terguncang dengan perbuatanmu." Tanpa disengaja,tiba-tiba berdasarkan sampul buku tadi terjatuh sebuah kunci kendaraan beroda empat BMW dankwitansi pembelian kendaraan beroda empat yg tanggalnya persis satu bulan sebelum hari wisudaHsiau-fei.

Hsiau-fei terpaku tanpa sanggup bersuara, banyak sekali perasaan menghinggapinya.dengan residu tenaga yg ada, Hsiau-fei segera berlari ke garasi serta menemukansebuah kendaraan beroda empat BMW yang sudah berlapiskan debu namun masih jelas bahwa mobiltersebut belum pernah disentuh sama sekali lantaran jok mobilnya masih terbungkusplastik. Di depan kemudi terpampang foto ayahnya yang tersenyum bangga.tiba-datang lemaslah seluruh tubuhnya, dan airmatanya tanpa terasa mengalir terustanpa dapat ditahannya,......... Suatu penyesalan yg mendalam atasketidaksabarannya sendiri........, suatu penyesalan yang tak mungkinberakhir........

4. Virya Paramita
ViryaParamita adalah perbuatanluhur tentang keuletan, ketabahan serta semangat. Terdapat 2 macam Virya, yaitu :
Sannaha-virya, yang bisa diartikan memakai perisai dalam arti mempersiapkan diri ataumemperkuat iman terhadap aneka macam godaan.

Prayoga-virya, yang bisa diartikan menggunakan ketekunan serta kesungguhan dalam pelaksanaanAjaran Sang Buddha .
5. Dhyana Paramita
DhyanaParamita adalah perbuatanluhur tentang samadhi. Terdapat 4 jenis Dhyanasebagaimana dinyatakan dalam ajaran Yogacara,Lankavatara Sutra, yaitu :
Balopacarika Dhyana, dhyana yangdilakukan sang Sravaka dan Pratyekabuddha dengan merenungkantentang ketidak-kekalan menurut sifat ke-saya-an.

Artapravicaya Dhyana, dyana yangdilaksanakan oleh para Bodhisattvayang telah mengerti hakekat Keberadaan menurut alam semesta.

Tathatalambana Dhyana; dhyana yangterdiri menurut pengkajian atas Keberadaan menurut Kebenaran serta merenungkannya.

Tathagata Dhyana; dhyana yangdilaksanakan oleh para Tathagata yangtelah mengetahui Pengetahuan yang Tertinggi serta selalu bersedia untuk mengabdikepada semua makhluk.
6. Prajna Paramita

PrajnaParamita adalah Paramita yangterpenting; yaitu perbuatan luhur mengenai Kebijaksanaan. Terdapat 2 maknadalam Prajna, yaitu :
(1) Prajna yangkekal.
(2) Prajna yangberfungsi sejalan menggunakan ke 5 Paramita lainnya.
Usaha pengembangan prajnaini terdapat 3 jalur yang mengarah pada suatu pendalaman (intuisi) dan pengetahuan, yaitu :
berdasarkanajaran orang lain atau kitab kudus tertulis ataupun mulut [sutamaya panna],
berdasarkanpemikiran yg mendalam [cintamaya panna],dan
berdasarkanmeditasi pengolahan serta realisasi [bhavanamayapanna]
Selain Enam Paramita tadi pada atas, terdapat jugaEmpat Paramita tambahan, yaitu :
1.upaya-Kausalya Paramita ;merupakan kemahiran dalam perbuatan atau adaptasi dari bisnis usaha untukperubahan guna
memberikan pertolongan secara luhur
2. PranidhanaParamita; aspirasi atau resolusi luhur
3. Bala Paramita;kekuatan atau kemampuan luhur
4.jnana Paramita; pengetahuan luhur
Sedangkan pada Buddhisme Theravada dikembangkan tindakanBodhisattva pada Sepuluh Kebajikan Luhur atau Sepuluh Parami, dengan urutan sebagai berikut :
1. Kemurahan hati [Dana]
2. Kesusilaan [Sila]
3. Penglepasan Keduniawian [Nekkhamma]
4. Kebijaksanaan [Panna]
5. Kegiatan [Viriya]
6. Kesabaran [Khanti]
7. Kejujuran [Sacca]
8. Keputusan [Adhitthana]
9. Cinta-Kasih [Metta]
10.keseimbangan [Upekkha]
SangBuddha bersabda :" Hendaklah iamenjaga ucapan dan mengendalikan pikiran menggunakan baik dan tidak melakukanperbuatan dursila melalui jasmani. Hendaklah ia memurnikan tiga saluran perbuatanini, memenangkan ` Jalan ' yang sudah dibabarkan sang Para Suci. "(Dhammapada, 281).