TEGANGAN LISTRIK PADA JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

Seberapa Besar Tegangan Listrik pada Jaringan Transmisi serta jaringan Distribusi, sebelum hingga ke tempat tinggal -rumah?
Listrik sebagai suatu kebutuhan yang sangat krusial dalam kehidupan kita sehari-hari, serta Listrik yg hingga di rumah kita dan yg biasa kita gunakan, dalam umumnya menggunakan listrik AC (arus bolak-balik ) dengan tegangan listrik 220 VAC (220 Volt AC).
Lalu, dari mana sebenarnya listrik tersebut sanggup hingga pada tempat tinggal kita ?
Pastinya, listrik yg hingga pada tempat tinggal -rumah kita asal menurut suatu pembangkit listrik, serta tentunya Pembangkit listrik tersebut mempunyai kemampuan daya yang sangat besar , sebagai akibatnya bisa menyediakan kebutuhan listrik seluruh rumah pada satu desa, kecamatan bahkan satu Kabupaten.
Terdapat aneka macam jenis pembangkit listrik yg biasa dipakai buat menghasilkan Tenaga listrik sehingga sanggup sampai pada instalasi pada tempat tinggal kita , dan bisa kita rasakan banyak sekali manfaat berdasarkan listrik tersebut.
Pembangkit listrik yg digunakan, antara lain :
  • PLTD atau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
  • PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air
  • PLTU atau pembangkit Listrik Tenaga Uap
  • PLTG atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas
  • Dan banyak sekali jenis pembangkit listrik lainnya.

Untuk dapat menyediakan sumber listrik menggunakan akbar tegangan listrik 220 VAC sampai dalam instalasi tempat tinggal kita masing-masing, tentunya diharapkan besar tegangan listrik yg lebih akbar menurut tegangan 220 VAC yg didapatkan dari asal pembangkit listrik primer.
Mengingat jeda yg sangat jauh antara sumber pembangkit listrik primer sampai sampai dalam konsumen atau instalasi tempat tinggal kita, pastinya dibutuhkan tegangan listrik yang sangat besar agar tegangan listrik yang sampai di tempat tinggal kita stabil serta mampu tetap mencapai tegangan 220 VAC.

Kenapa tegangan listrik jaringan Transmisi menggunakan tegangan listrik yg sangat akbar?

Tegangan listrik pada jaringan Transmisi dan distribusi Listrik memakai tegangan yg sangat besar , bahkan dalam jaringan Transmisi Tegangan listriknya mencapai ratusan ribu Volt, Hal ini memiliki tujuan, diantaranya :
  1. Untuk mencegah kerugian tegangan (Drop Voltage)
  2. Untuk mencegah kerugian daya.
  3. Untuk memperkecil kebutuhan diameter penampang kawat atau kabel penghantar.
Baca pula: Rumus dan cara menghitung Rugi tegangan (Drop Voltage)
Pada umumnya lokasi asal pembangkit listrik yang dipakai memiliki jeda yg sangat jauh sebelum sampai dalam konsumen atau ke tempat tinggal -rumah kita.
Jarak yang sangat jauh ini akan mengakibatkan kerugian tegangan (Drop Voltage) yang akbar jua.
Sehingga buat mencegah kerugian daya serta tegangan yg diakibatkan lokasi jaringan transmisi serta jaringan distribusi listrik yang sangat jauh, maka dibutuhkan tegangan menurut pembangkit listrik yg akbar supaya kerugian tegangan tadi bisa diatasi.
Disamping itu, agar berukuran diameter penampang dawai atau kabel penghantar yg dipakai nir terlalu besar , maka tegangan listrik dari asal pembangkit memakai tegangan yang akbar.
Apa hubungannya akbar tegangan listrik menggunakan ukuran diameter penghantar yang diperlukan ?
Besarnya tegangan listrik sangat berpengaruh terhadap kebutuhan besar kecilnya berukuran penampang dawai atau kabel penghantar.
"Dengan akbar beban atau daya yang sama, maka semakin akbar tegangan listrik akan semakin kecil arus yg dihasilkan, serta semakin mini arus yg mengalir tentunya akan semakin kecil diameter penampang penghantar yg dibutuhkan".
Kenapa semakin akbar tegangan listrik, kabel yg dipakai semakin mini ?
Penjelasannya bisa kita lihat dari perhitungan di bawah ini.
Rumus daya :
P = V x I
  • P = daya (Watt)
  • V = Tegangan (Volt)
  • I = Arus (ampere)

Untuk menunjukkan hubungan antara akbar tegangan listrik menggunakan akbar arus, sanggup kita lihat contoh perhitungan berikut:
Contoh pertama:
Jika suatu instalasi memakai daya listrik sebanyak 2200 watt, dengan tegangan listrik 220 Volt, maka Arus yg mengalir pada instalasi tadi merupakan :
P = V x I
  • 2200 watt = 220 Volt x I
  • I = 2200 watt / 220 Volt
  • I = 10 Ampere

Contoh kedua:
Jika suatu instalasi memakai daya listrik yang sama yaitu sebesar 2200 watt, namun menggunakan tegangan listrik yg lebih besar yaitu 2200 Volt, maka arus pada instalasi listrik tersebut adalah :
P = V x I
  • 2200 watt = 2200 Volt x I
  • I = 2200 watt / 2200 Volt
  • I = 1 Ampere.

Kesimpulan:
Pada model pertama, dengan menggunakan tegangan 220 Volt, daya 2200 Watt, besar Arus = 10 Ampere, Lalu dalam model kedua menggunakan memakai tegangan 2200 Volt, daya permanen 2200 Watt, Arus yg dihasilkan sebagai lebih kecil, yaitu: 1 Ampere.
"Semakin besar tegangan listrik yang digunakan, semakin mini Arus listrik (Ampere) yang dihasilkan, dengan daya atau beban yg sama".
Oleh karena itu, supaya berukuran atau diameter penampang penghantar listrik yg diharapkan menjadi penghantar dalam jaringan Transmisi serta distribusi listrik nir menggunakan berukuran penghantar yang sangat akbar, maka caranya merupakan menggunakan memakai tegangan listrik yg lebih besar bahkan mencapai ratusan ribu volt.
Besar kecilnya berukuran penampang suatu kabel penghantar listrik ditentukan dengan seberapa besar arus listrik yg melewati penghantar tersebut.
Cara memilih berukuran Kabel listrik
Setiap berukuran atau diameter penampang penghantar listrik memiliki batas kemampuan hantar Arus (KHA).
Sebagai contoh, jika kita lihat berdasarkan tabel KHA penghantar listrik berbahan tembaga, suatu penghantar listrik dengan diameter penghantar sebesar 120 mm2 mempunyai kemampuan hantar arus (KHA) sebesar 292 Ampere.
Bisa kita bayangkan apabila pembangkit listrik dari jaringan transmisi atau distribusi menggunakan tegangan listrik 220 VAC, dengan beban daya mencapai 10 megawatt (10.000.000 watt), maka Arus yang dihasilkan sebesar :
P = V x I
  • 10.000.000 watt = 220 Volt x I
  • I = 10.000.000 watt / 220 Volt
  • I = 45.454,5 Ampere

Dengan arus sebesar 45.454,5 ampere. Lalu seberapa besar berukuran diameter penampang kabel penghantar listrik yg diperlukan ?
Tentunya menggunakan arus sebanyak itu membutuhkan diameter penampang penghantar listrik yang sangat akbar, hal ini akan membutuhkan biaya yg sangat besar , serta bahkan pemasangan jaringan akan sangat sulit.
Oleh karena itulah untuk memperkecil kebutuhan diameter penampang kabel penghantar menggunakan beban daya yg sangat besar , diperlukan tegangan listrik menurut pembangkit jaringan Transmisi atau distribusi yang sangat akbar, bahkan hingga ratusan ribu Volt.
Coba kita hitung seberapa besar arus yang didapatkan bila jaringan Transmisi atau distribusi listrik menggunakan tegangan listrik 24.000 Volt (24 KV). Dengan beban daya 10.000.000 Watt.
Maka:
P = V x I
  • 10.000.000 watt = 24.000 Volt x I
  • I = 10.000.000 watt / 24.000 Volt
  • I = 416,6 Ampere.

Dengan menggunakan tegangan 24.000 Volt (24 KV), maka besar arus yang didapatkan hanya sebanyak 416,6 Ampere. Sehingga kebutuhan diameter penampang dapat diperkecil apabila tegangan listrik diperbesar.
Berikut gambaran suatu pembangkit listrik dan jaringan distribusi sampai pada jaringan listrik yang kita gunakan di rumah-rumah.

Alur Jaringan listrik menurut asal pembangkit sampai kepada konsumen atau tempat tinggal -tempat tinggal .
  • Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik membuat tegangan listrik sebesar 6.000 Volt (6 KV) sampai dengan 24.000 Volt (24 KV).
  • Jaringan Transmisi
Lalu dalam gardu Induk Trasnmisi Tegangan ini dinaikkan menjadi sebanyak 70.000 Volt (70 KV) hingga menggunakan 500.000 Volt (500 KV) menggunakan memakai Transformartor penaik tegangan (Trafo Step-Up) jaringan ini diklaim menggunakan jaringan Transmisi.
  • Jaringan Distribusi Primer
Lalu pada gardu induk Distribusi Tegangan jaringan Transmisi diturunkan menjadi 20.000 Volt (20 KV) memakai Transformator penurun tegangan (Trafo Step-Down) jaringan ini disebut dengan jaringan distribusi Primer.
  • Jaringan Distribusi Sekunder
Pada jaringan distribusi, mulai dilakukan pembagian – pembagian beban daya listrik sinkron menggunakan lokasi dan kebutuhan, kemudian pembagian jaringan distribusi ini.
Sebelum sampai dalam konsumen di tempat tinggal -rumah, tegangan 20.000 Volt (20 KV) diturunkan lagi sebagai 380 Volt (Phase – Phase) atau 220 Volt (Phase – Netral), menggunakan Transformator penurun tegangan (Trafo Step-Down).
Tegangan listrik inilah yg hingga ke tempat tinggal -rumah kita. Jaringan ini disebut menggunakan jaringan Distribusi Sekunder.
Tingkatan akbar tegangan listrik pada jaringan Transmisi dan distribusi
Beberapa jenis tegangan dalam Jaringan Transmisi, Jaringan Distribusi Primer dan Jaringan Distribusi Sekunde, diantaranya:
  • SUTET: Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi, menggunakan akbar tegangan listrik 200 KV hingga 500 KV.
  • SUTT: Saluran Udara Tegangan Tinggi, menggunakan besar tegangan listrik 30 KV sampai 150 KV.
  • JDTM: Jaringan distribusi Tegangan menengah, besar tegangan lebih kurang 6 KV hingga 20 KV.
  • JDTR: Jaringan distribusi tegangan rendah, besar tegangan sekitar 380 Volt (Fasa - fasa) serta 220 Volt (Fasa - Netral).

Catatan:
Perhitungan daya diatas menggunakan rumus daya listrik 1 Phase yaitu:
  • P = V x I

Sedangkan buat rumus perhitungan daya listrik 3 Phase, bisa menggunakan rumus , yaitu:
  • P = V x I x Cosphi x √3

Demikianlah artikel tentang kenapa jaringan transmisi serta jaringan distribusi menggunakan tegangan yg sangat akbar, hingga ratusan ribu Volt.
Semoga artikel ini dapat memberikan tambahan pengetahuan serta menjadi keterangan yg bermanfaat buat kita semua !
CARA FLEXI
dikutip berdasarkan banyak sekali asal

TEGANGAN LISTRIK PADA JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

Seberapa Besar Tegangan Listrik dalam Jaringan Transmisi dan jaringan Distribusi, sebelum hingga ke rumah-rumah?
Listrik sebagai suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, dan Listrik yang sampai di tempat tinggal kita serta yang biasa kita pakai, dalam umumnya memakai listrik AC (arus bolak-balik ) menggunakan tegangan listrik 220 VAC (220 Volt AC).
Lalu, berdasarkan mana sebenarnya listrik tersebut bisa sampai pada tempat tinggal kita ?
Pastinya, listrik yg hingga di rumah-tempat tinggal kita asal menurut suatu pembangkit listrik, dan tentunya Pembangkit listrik tersebut mempunyai kemampuan daya yang sangat akbar, sehingga bisa menyediakan kebutuhan listrik semua tempat tinggal pada satu desa, kecamatan bahkan satu Kabupaten.
Terdapat berbagai jenis pembangkit listrik yang biasa digunakan buat membuat Tenaga listrik sehingga bisa hingga pada instalasi di rumah kita , serta bisa kita rasakan aneka macam manfaat berdasarkan listrik tersebut.
Pembangkit listrik yang dipakai, diantaranya :
  • PLTD atau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
  • PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air
  • PLTU atau pembangkit Listrik Tenaga Uap
  • PLTG atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas
  • Dan aneka macam jenis pembangkit listrik lainnya.

Untuk bisa menyediakan asal listrik dengan akbar tegangan listrik 220 VAC hingga pada instalasi tempat tinggal kita masing-masing, tentunya dibutuhkan besar tegangan listrik yg lebih akbar menurut tegangan 220 VAC yg didapatkan berdasarkan sumber pembangkit listrik utama.
Mengingat jarak yg sangat jauh antara sumber pembangkit listrik primer sampai hingga pada konsumen atau instalasi tempat tinggal kita, pastinya diharapkan tegangan listrik yang sangat besar supaya tegangan listrik yang hingga pada tempat tinggal kita stabil dan sanggup permanen mencapai tegangan 220 VAC.

Kenapa tegangan listrik jaringan Transmisi menggunakan tegangan listrik yg sangat akbar?

Tegangan listrik dalam jaringan Transmisi serta distribusi Listrik menggunakan tegangan yg sangat besar , bahkan dalam jaringan Transmisi Tegangan listriknya mencapai seratus ribu lebih Volt, Hal ini memiliki tujuan, antara lain :
  1. Untuk mencegah kerugian tegangan (Drop Voltage)
  2. Untuk mencegah kerugian daya.
  3. Untuk memperkecil kebutuhan diameter penampang dawai atau kabel penghantar.
Baca juga: Rumus serta cara menghitung Rugi tegangan (Drop Voltage)
Pada umumnya lokasi asal pembangkit listrik yang dipakai memiliki jeda yang sangat jauh sebelum hingga dalam konsumen atau ke tempat tinggal -rumah kita.
Jarak yg sangat jauh ini akan mengakibatkan kerugian tegangan (Drop Voltage) yang besar juga.
Sehingga buat mencegah kerugian daya dan tegangan yang diakibatkan lokasi jaringan transmisi serta jaringan distribusi listrik yang sangat jauh, maka dibutuhkan tegangan menurut pembangkit listrik yang besar agar kerugian tegangan tadi bisa diatasi.
Disamping itu, supaya ukuran diameter penampang kawat atau kabel penghantar yg digunakan nir terlalu akbar, maka tegangan listrik dari sumber pembangkit menggunakan tegangan yang besar .
Apa hubungannya besar tegangan listrik menggunakan ukuran diameter penghantar yang dibutuhkan ?
Besarnya tegangan listrik sangat berpengaruh terhadap kebutuhan akbar kecilnya ukuran penampang dawai atau kabel penghantar.
"Dengan besar beban atau daya yang sama, maka semakin besar tegangan listrik akan semakin mini arus yang dihasilkan, dan semakin mini arus yg mengalir tentunya akan semakin mini diameter penampang penghantar yang dibutuhkan".
Kenapa semakin besar tegangan listrik, kabel yg digunakan semakin kecil ?
Penjelasannya bisa kita lihat berdasarkan perhitungan di bawah ini.
Rumus daya :
P = V x I
  • P = daya (Watt)
  • V = Tegangan (Volt)
  • I = Arus (ampere)

Untuk menampakan hubungan antara besar tegangan listrik menggunakan akbar arus, mampu kita lihat contoh perhitungan berikut:
Contoh pertama:
Jika suatu instalasi menggunakan daya listrik sebanyak 2200 watt, dengan tegangan listrik 220 Volt, maka Arus yang mengalir pada instalasi tadi adalah :
P = V x I
  • 2200 watt = 220 Volt x I
  • I = 2200 watt / 220 Volt
  • I = 10 Ampere

Contoh ke 2:
Jika suatu instalasi menggunakan daya listrik yg sama yaitu sebanyak 2200 watt, namun menggunakan tegangan listrik yg lebih akbar yaitu 2200 Volt, maka arus dalam instalasi listrik tadi adalah :
P = V x I
  • 2200 watt = 2200 Volt x I
  • I = 2200 watt / 2200 Volt
  • I = 1 Ampere.

Kesimpulan:
Pada model pertama, dengan menggunakan tegangan 220 Volt, daya 2200 Watt, akbar Arus = 10 Ampere, Lalu pada model kedua dengan menggunakan tegangan 2200 Volt, daya permanen 2200 Watt, Arus yg didapatkan menjadi lebih kecil, yaitu: 1 Ampere.
"Semakin akbar tegangan listrik yang dipakai, semakin mini Arus listrik (Ampere) yg dihasilkan, dengan daya atau beban yang sama".
Oleh karena itu, supaya berukuran atau diameter penampang penghantar listrik yg dibutuhkan menjadi penghantar pada jaringan Transmisi serta distribusi listrik tidak menggunakan berukuran penghantar yang sangat besar , maka caranya adalah menggunakan menggunakan tegangan listrik yg lebih akbar bahkan mencapai ratusan ribu volt.
Besar kecilnya berukuran penampang suatu kabel penghantar listrik dipengaruhi menggunakan seberapa akbar arus listrik yang melewati penghantar tersebut.
Cara menentukan ukuran Kabel listrik
Setiap ukuran atau diameter penampang penghantar listrik mempunyai batas kemampuan hantar Arus (KHA).
Sebagai contoh, jika kita lihat menurut tabel KHA penghantar listrik berbahan tembaga, suatu penghantar listrik menggunakan diameter penghantar sebesar 120 mm2 memiliki kemampuan hantar arus (KHA) sebesar 292 Ampere.
Bisa kita bayangkan jika pembangkit listrik dari jaringan transmisi atau distribusi memakai tegangan listrik 220 VAC, dengan beban daya mencapai 10 megawatt (10.000.000 watt), maka Arus yg didapatkan sebanyak :
P = V x I
  • 10.000.000 watt = 220 Volt x I
  • I = 10.000.000 watt / 220 Volt
  • I = 45.454,lima Ampere

Dengan arus sebanyak 45.454,lima ampere. Lalu seberapa akbar ukuran diameter penampang kabel penghantar listrik yg diharapkan ?
Tentunya dengan arus sebanyak itu membutuhkan diameter penampang penghantar listrik yang sangat besar , hal ini akan membutuhkan porto yang sangat akbar, serta bahkan pemasangan jaringan akan sangat sulit.
Oleh lantaran itulah buat memperkecil kebutuhan diameter penampang kabel penghantar menggunakan beban daya yg sangat akbar, diharapkan tegangan listrik berdasarkan pembangkit jaringan Transmisi atau distribusi yang sangat besar , bahkan hingga ratusan ribu Volt.
Coba kita hitung seberapa akbar arus yang dihasilkan apabila jaringan Transmisi atau distribusi listrik menggunakan tegangan listrik 24.000 Volt (24 KV). Dengan beban daya 10.000.000 Watt.
Maka:
P = V x I
  • 10.000.000 watt = 24.000 Volt x I
  • I = 10.000.000 watt / 24.000 Volt
  • I = 416,6 Ampere.

Dengan menggunakan tegangan 24.000 Volt (24 KV), maka akbar arus yg dihasilkan hanya sebanyak 416,6 Ampere. Sehingga kebutuhan diameter penampang bisa diperkecil jika tegangan listrik diperbesar.
Berikut gambaran suatu pembangkit listrik dan jaringan distribusi hingga pada jaringan listrik yang kita pakai pada rumah-rumah.

Alur Jaringan listrik berdasarkan asal pembangkit hingga kepada konsumen atau rumah-rumah.
  • Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik membuat tegangan listrik sebanyak 6.000 Volt (6 KV) hingga dengan 24.000 Volt (24 KV).
  • Jaringan Transmisi
Lalu dalam gardu Induk Trasnmisi Tegangan ini dinaikkan sebagai sebesar 70.000 Volt (70 KV) sampai dengan 500.000 Volt (500 KV) dengan memakai Transformartor penaik tegangan (Trafo Step-Up) jaringan ini diklaim menggunakan jaringan Transmisi.
  • Jaringan Distribusi Primer
Lalu pada gardu induk Distribusi Tegangan jaringan Transmisi diturunkan sebagai 20.000 Volt (20 KV) menggunakan Transformator penurun tegangan (Trafo Step-Down) jaringan ini diklaim dengan jaringan distribusi Primer.
  • Jaringan Distribusi Sekunder
Pada jaringan distribusi, mulai dilakukan pembagian – pembagian beban daya listrik sinkron menggunakan lokasi dan kebutuhan, lalu pembagian jaringan distribusi ini.
Sebelum hingga pada konsumen di rumah-rumah, tegangan 20.000 Volt (20 KV) diturunkan lagi menjadi 380 Volt (Phase – Phase) atau 220 Volt (Phase – Netral), menggunakan Transformator penurun tegangan (Trafo Step-Down).
Tegangan listrik inilah yg hingga ke rumah-tempat tinggal kita. Jaringan ini dianggap menggunakan jaringan Distribusi Sekunder.
Tingkatan besar tegangan listrik dalam jaringan Transmisi serta distribusi
Beberapa jenis tegangan pada Jaringan Transmisi, Jaringan Distribusi Primer serta Jaringan Distribusi Sekunde, diantaranya:
  • SUTET: Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi, dengan akbar tegangan listrik 200 KV hingga 500 KV.
  • SUTT: Saluran Udara Tegangan Tinggi, menggunakan besar tegangan listrik 30 KV sampai 150 KV.
  • JDTM: Jaringan distribusi Tegangan menengah, akbar tegangan kurang lebih 6 KV sampai 20 KV.
  • JDTR: Jaringan distribusi tegangan rendah, besar tegangan kurang lebih 380 Volt (Fasa - fasa) serta 220 Volt (Fasa - Netral).

Catatan:
Perhitungan daya diatas memakai rumus daya listrik 1 Phase yaitu:
  • P = V x I

Sedangkan buat rumus perhitungan daya listrik 3 Phase, bisa memakai rumus , yaitu:
  • P = V x I x Cosphi x √3

Demikianlah artikel tentang kenapa jaringan transmisi dan jaringan distribusi memakai tegangan yang sangat besar , hingga ratusan ribu Volt.
Semoga artikel ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan sebagai warta yang bermanfaat buat kita semua !
CARA FLEXI
dikutip menurut berbagai asal

BAGAIMANA LISTRIK BISA SAMPAI DI RUMAH KITA

Listrik yang kita gunakan dirumah, berasal berdasarkan pembangkit listrik melalui jaringan-jaringan tegangan tinggi.
Dari mana sebenarnya listrik yang terdapat di tempat tinggal kita?
Listrik yang kita gunakan sehari-hari, sumbernya berdasarkan mana?
Dari mana sebenarnya asal mula sumber listrik hingga sampai di tempat tinggal kita?
Di rumah kita sudah tersedia listrik, yg dapat kita pakai buat berbagai keperluan, seperti listrik buat menyalakan Televisi, kipas angin, AC, Memasak nasi, menyalakan Kulkas, mesin cuci, Charger, dan poly lagi yang lainnya.
Cukup dengan mencolokkan steker berdasarkan berbagai alat-alat listrik tersebut ke stopkontak (Colokan), serta Peralatan listrik maupun indera elektronika yg kita miliki dapat menyala.
Berbagai alat-alat listrik serta juga elektronika yg ada dirumah kita takkan berguna jika nir terdapat listrik.
Baca juga: Peralatan listrik yg akbar porto listrik perbulannya

Bagaimana Listrik bisa sampai kerumah?

Saat listrik pada rumah kita padam, seluruh alat-alat listrik dan elektronika tak bisa digunakan, bahkan lampu-lampu pula ikut padam, rumah kita sebagai sunyi dan gelap.
Lalu, pernahkah kita bertanya berdasarkan mana datangnya listrik tersebut, sampai mampu sampai di rumah kita dan dapat kita pakai buat aneka macam keperluan.
Bagi anda yg memakai Genset sendiri, tentu sumber listrik yang anda pakai asal berdasarkan genset tersebut.
Namun bagi anda yang mendapatkan sumber listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara), tentu listrik yg anda pakai dari berdasarkan Listrik PLN.
Listrik tadi, asal dari mana?
Listrik yg kita pakai di tempat tinggal -tempat tinggal merupakan tegangan listrik AC (Alternating Current) atau biasa dianggap menggunakan Tegangan listrik arus bolak-balik .
Besar tegangan listrik yg hingga pada tempat tinggal dan kita pakai sehari-hari merupakan 220 VAC (Volt AC).
Setiap energi listrik Arus Bolak-pulang (AC) dari menurut suatu Pembangkit Listrik AC, Pembangkit listrik AC biasa diklaim dengan Alternator (Alternating Current Generator).
Jadi, Listrik yang hingga dirumah kita, jua asal dari suatu pembangkit Listrik.
Pembangkit Listrik
Terdapat berbagai jenis Pembangkit listrik yg dipakai, antara lain:
  • PLTD: Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
  • PLTA: Pembangkit Listrik Tenaga Air
  • PLTU:Pembangkit Listrik Tenaga Uap
  • PLTG: Pembangkit Listrik Tenaga Gas
  • PLTGU: Pembangkit Listrik Tenaga Gas serta Uap
  • PLTP: Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi
  • PLTS: Pembangkit Listrik Tenaga Surya
  • PLTN: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
  • PLTMG: Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas

Listrik yang hingga ke rumah-tempat tinggal kita, asal dari aneka macam macam Pembangkit Listrik, dan yang paling poly digunakan di Indonesia adalah PLTA serta PLTU.
Listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik baik PLTU atau PLTA tersebut, dialirkan melalui beberapa jaringan-jaringan, sampai akhirnya hingga di tempat tinggal -tempat tinggal .
Bagi anda yang ingin mengetahui, dari mana datangnya listrik yg ada dirumah-tempat tinggal , berikut ini alur Jaringan listrik menurut asal utamanya sampai didistribusikan ke tempat tinggal -tempat tinggal .
Bagaimana Listrik tadi mampu sampai kerumah kita?
Alur Jaringan Listrik dari Pembangkit sampai didistribusikan ke rumah-rumah.

1. Pembangkit Listrik
Pembangkit Listrik merupakan asal Utama listrik yang mampu sampai di rumah-tempat tinggal , tetapi lantaran jaraknya relatif jauh, maka Pembangkit Listrik ini harus melalui beberapa proses terlebih dahulu sebelum digunakan sang konsumen.
Tegangan Listrik yg didapatkan menurut Pembangkit Listrik utama, adalah berkisar antara 6.000Volt (6KV)- 24.000 Volt(24KV). Kenapa Jaringan Transmisi Tegangannya sangat Tinggi?
2. Jaringan Transmisi
Tegangan listrik menurut Pembangkit listrik utama, kemudian dialirkan melalui Jaringan Transmisi, Jaringan transmisi umumnya menggunakan sistem saluran udara (Kabelnya berada diatas udara).
Tegangan dari pembangkit Listrik yg semula berkisar (6KV s/d 24KV) dinaikkan sebagai 70KV s/d 500KV dalam Gardu Induk Transmisi.
3. Jaringan Distribusi Primer
Tegangan listrik berdasarkan Jaringan Transmisi (70KV s/d 500KV) kemudian dialirkan ke gardu-gardu induk jaringan distribusi Primer buat diturunkan menjadi 20KV (20.000Volt).
Kemudian Listrik menggunakan Tegangan 20.000Volt dialirkan melalui jaringan Distribusi Primer menuju Jaringan Distribusi Sekunder.
4. Jaringan Distribusi Sekunder
Jaringan Distribusi Primer menggunakan Tegangan sebesar 20.000Volt kemudian dialirkan menuju Jaringan Distribusi Sekunder, serta diturunkan sebagai 220Volt (fasa menggunakan Netral) atau 380Volt (fasa menggunakan fasa).
Jaringan distribusi sekunder menggunakan tegangan 220 Volt (Fase dan netral) inilah yang kemudian dialirkan ke rumah-tempat tinggal kita, dan bisa kita pakai buat menyalakan banyak sekali peralatan listrik yang kita miliki.
Semoga berguna!
CARA FLEXI
dikutip menurut banyak sekali asal

BAGAIMANA LISTRIK BISA SAMPAI DI RUMAH KITA

Listrik yang kita gunakan dirumah, dari berdasarkan pembangkit listrik melalui jaringan-jaringan tegangan tinggi.
Dari mana sebenarnya listrik yang terdapat di tempat tinggal kita?
Listrik yang kita gunakan sehari-hari, sumbernya menurut mana?
Dari mana sebenarnya berasal mula sumber listrik hingga sampai di rumah kita?
Di tempat tinggal kita sudah tersedia listrik, yang dapat kita pakai buat banyak sekali keperluan, misalnya listrik buat menyalakan Televisi, kipas angin, AC, Memasak nasi, menyalakan Kulkas, mesin cuci, Charger, serta banyak lagi yg lainnya.
Cukup menggunakan mencolokkan steker berdasarkan banyak sekali alat-alat listrik tersebut ke stopkontak (Colokan), dan Peralatan listrik juga indera elektro yg kita miliki dapat menyala.
Berbagai alat-alat listrik dan maupun elektronik yg terdapat dirumah kita takkan berguna apabila nir ada listrik.
Baca juga: Peralatan listrik yg akbar porto listrik perbulannya

Bagaimana Listrik bisa hingga kerumah?

Saat listrik di tempat tinggal kita padam, seluruh alat-alat listrik serta elektronika tak bisa digunakan, bahkan lampu-lampu juga ikut padam, rumah kita sebagai sunyi serta gelap.
Lalu, pernahkah kita bertanya dari mana datangnya listrik tadi, hingga sanggup hingga di rumah kita serta dapat kita gunakan untuk berbagai keperluan.
Bagi anda yang menggunakan Genset sendiri, tentu asal listrik yg anda gunakan berasal menurut genset tadi.
Namun bagi anda yg menerima sumber listrik menurut PLN (Perusahaan Listrik Negara), tentu listrik yg anda pakai asal dari Listrik PLN.
Listrik tadi, berasal berdasarkan mana?
Listrik yang kita gunakan di rumah-tempat tinggal adalah tegangan listrik AC (Alternating Current) atau biasa disebut dengan Tegangan listrik arus bolak-kembali.
Besar tegangan listrik yang hingga pada tempat tinggal serta kita gunakan sehari-hari adalah 220 VAC (Volt AC).
Setiap tenaga listrik Arus Bolak-balik (AC) asal berdasarkan suatu Pembangkit Listrik AC, Pembangkit listrik AC biasa disebut menggunakan Alternator (Alternating Current Generator).
Jadi, Listrik yang sampai dirumah kita, pula asal berdasarkan suatu pembangkit Listrik.
Pembangkit Listrik
Terdapat aneka macam jenis Pembangkit listrik yg dipakai, antara lain:
  • PLTD: Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
  • PLTA: Pembangkit Listrik Tenaga Air
  • PLTU:Pembangkit Listrik Tenaga Uap
  • PLTG: Pembangkit Listrik Tenaga Gas
  • PLTGU: Pembangkit Listrik Tenaga Gas serta Uap
  • PLTP: Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi
  • PLTS: Pembangkit Listrik Tenaga Surya
  • PLTN: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
  • PLTMG: Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas

Listrik yg hingga ke rumah-rumah kita, berasal berdasarkan banyak sekali macam Pembangkit Listrik, serta yg paling poly digunakan pada Indonesia adalah PLTA serta PLTU.
Listrik yg dihasilkan dari Pembangkit Listrik baik PLTU atau PLTA tersebut, dialirkan melalui beberapa jaringan-jaringan, sampai akhirnya hingga di tempat tinggal -rumah.
Bagi anda yang ingin mengetahui, menurut mana datangnya listrik yang terdapat dirumah-rumah, berikut ini alur Jaringan listrik menurut sumber utamanya hingga didistribusikan ke rumah-rumah.
Bagaimana Listrik tadi sanggup hingga kerumah kita?
Alur Jaringan Listrik berdasarkan Pembangkit sampai didistribusikan ke tempat tinggal -tempat tinggal .

1. Pembangkit Listrik
Pembangkit Listrik merupakan sumber Utama listrik yang bisa hingga di tempat tinggal -rumah, tetapi karena jaraknya relatif jauh, maka Pembangkit Listrik ini harus melalui beberapa proses terlebih dahulu sebelum digunakan oleh konsumen.
Tegangan Listrik yg didapatkan dari Pembangkit Listrik utama, adalah berkisar antara 6.000Volt (6KV)- 24.000 Volt(24KV). Kenapa Jaringan Transmisi Tegangannya sangat Tinggi?
2. Jaringan Transmisi
Tegangan listrik menurut Pembangkit listrik utama, lalu dialirkan melalui Jaringan Transmisi, Jaringan transmisi biasanya menggunakan sistem saluran udara (Kabelnya berada diatas udara).
Tegangan menurut pembangkit Listrik yang semula berkisar (6KV s/d 24KV) dinaikkan menjadi 70KV s/d 500KV dalam Gardu Induk Transmisi.
3. Jaringan Distribusi Primer
Tegangan listrik menurut Jaringan Transmisi (70KV s/d 500KV) lalu dialirkan ke gardu-gardu induk jaringan distribusi Primer buat diturunkan sebagai 20KV (20.000Volt).
Kemudian Listrik dengan Tegangan 20.000Volt dialirkan melalui jaringan Distribusi Primer menuju Jaringan Distribusi Sekunder.
4. Jaringan Distribusi Sekunder
Jaringan Distribusi Primer menggunakan Tegangan sebanyak 20.000Volt kemudian dialirkan menuju Jaringan Distribusi Sekunder, serta diturunkan menjadi 220Volt (fasa dengan Netral) atau 380Volt (fasa menggunakan fasa).
Jaringan distribusi sekunder menggunakan tegangan 220 Volt (Fase dan netral) inilah yang kemudian dialirkan ke tempat tinggal -rumah kita, serta dapat kita pakai buat menyalakan banyak sekali alat-alat listrik yang kita miliki.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI
dikutip dari berbagai sumber

PERBEDAAN ANTARA LISTRIK AC DENGAN LISTRIK DC

Beberapa disparitas mendasar yang perlu kita ketahui antara Listrik AC menggunakan listrik DC.
Tak dapat dipungkiri, pada masa sekarang ini kebutuhan kita akan tenaga listrik sangat akbar. Dan hampir setiap ketika kita membutuhkan yg namanya listrik.
Energi listrik memang mempunyai manfaat yang sangat besar baik pada kehidupan sehari – hari maupun pada global bisnis dan industri.
Mengenal definisi atau arti listrik
Sebelum kita membahas disparitas antara listrik AC menggunakan listrik DC, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu definisi dari Listrik tersebut.
Menurut Kamus akbar bahasa Indonesia (KBBI), Definisi Listrik merupakan :
Suatu daya atau energi yg dihasilkan menurut proses terjadinya suatu gesekan, atau berdasarkan proses kimia serta lainnya.
Menurut Ilmu fisika Definisi listrik terbagi dua, yaitu :
Listrik Statis
Definisi Listrik Statis adalah :
Suatu tenaga yang dimiliki sang suatu benda, yang terbentuk menurut beberapa atom yang bermuatan positif dan negatif, yg lalu dapat membentuk listrik. Atom yg bermuatan positif dianggap dengan Proton serta Atom bermuatan negatif diklaim menggunakan Elektron.
Listrik dinamis
Definisi Listrik Dinamis adalah :
Suatu tenaga listrik yang dapat bergerak dengan memakai media seperti batere serta dihubungkan pada suatu rangkaian elektro baik secara paralel maupun secara seri.
Listrik yang biasa kita gunakan baik itu buat kebutuhan sehari – hari , atau bahkan buat keperluan yg lebih besar misalnya buat industri dan usaha lainnya, terbagi dalam 2 jenis listrik.
Dua jenis listrik yg dimaksud tersebut merupakan:
Listrik AC dan Listrik DC
Lalu apa disparitas antara listrik AC menggunakan listrik DC?
Mungkin sebagian menurut kita pernah bertanya, apa sebenarnya perbedaan antara listrik AC menggunakan Listrik DC, serta masing – masing jenis listrik ini , baik itu listrik AC juga listrik DC memang memiliki beberapa perbedaan satu menggunakan yg lainnya.

Beberapa disparitas antara listrik AC menggunakan Listrik DC


Listrik AC

  • Listrik AC adalah singkatan berdasarkan Alternating Current atau pada bahasa indonesia bisa diartikan Arus bolak-pulang atau berubah-ubah.
  • Listrik AC mempunyai besaran tegangan yg berubah-ubah atau naik turun, proses perubahan naik turun tegangan listrik pada listrik AC digambarkan menggunakan gelombang sinusoida. Banyaknya proses perubahan tegangan pada listrik AC tergantung pada besar frekwensi.
  • Listrik AC memiliki nilai Frekwensi. Frekwensi dalam listrik AC merupakan seberapa poly gelombang sinusoida yg terjadi pada satuan dtk. Pada umumnya Listrik AC yg kita pakai baik itu listrik AC 1 Phase dan listrik AC tiga Phase menggunakan frekwensi 50 Hertz.
  • Proses terjadinya naik turun tegangan pada listrik AC tidak tampak atau tidak dapat kita lihat karena Frekwensinya yg sangat cepat, yaitu 50 gelombang dalam satu dtk. Sehingga pada sebuah lampu listrik yang memakai listrik AC, selalu kelihatan menyala karena cepatnya proses naik turun tegangan tadi.
  • Tegangan yang biasa kita pakai untuk listrik AC adalah 220 Volt AC (220 VAC) buat 1 phase dan 380 Volt AC (380 VAC) buat 3 Phase.
Namun pada beberapa perangkat listrik tertentu masih ada jua berbagai variasi tegangan listrik AC lainnya misalnya 110 VAC, 42 VAC, 24 VAC serta lainnya.
  • Simbol buat nilai tegangan listrik AC adalah VAC (Volt AC)
  • Listrik AC Tidak mempunyai Polaritas, menggunakan istilah lain listrik AC nir mempunyai kutub baik kutub positif maupun kutub negatif.
Pada Listrik AC terdapat dua kabel, yaitu Kabel yang mempunyai tegangan diklaim kabel Fasa, dan kabel yg tidak memiliki tegangan disebut kabel Netral.
  • Arah arus pada listrik AC adalah menurut kabel Fasa menuju Netral. Atau menurut kabel yang bertegangan menuju kabel netral
  • Kurang baik digunakan menjadi supplai tegangan buat komponen elektronika, oleh karenanya supplai listrik AC dalam perangkat elektronik umumnya terlebih dahulu diubah sebagai listrik DC.
  • Listrik AC baik buat dipakai menjadi listrik jaringan transmisi atau distribusi jeda jauh, lantaran akbar tegangan dapat dipertahankan dengan kerugian tegangan yang kecil.
  • Listrik AC umumnya didapatkan berdasarkan suatu pembangkit listrik AC misalnya Generator set (Genset) AC.
  • Menurut sejarah Listrik AC ditemukan oleh Michael Faraday, kemudian dikembangkan menjadi pembangkit listrik AC yg digunakan secara luas sang Nikola Tesla.

Listrik DC

  • DC (Direct Current) adalah arus searah, yaitu listrik yang memiliki polaritas permanen dalam kutub positif serta kutub negatif. Dan memiliki besaran tegangan yang nir berubah-ubah atau kontinu.
  • Listrik DC memiliki nilai tegangan yg tetap (tidak berubah-ubah).
  • Listrik DC nir memiliki Frekwensi.
  • Tegangan listrik DC yang biasa kita pakai bervariasi, umumnya misalnya 1,5 VDC, 12 VDC, 24 VDC dan lainnya.
Namun untuk beberapa perangkat tertentu, dapat juga kita temukan tegangan listrik 220 VDC, 110 VDC serta lainnya.
  • Simbol buat nilai tegangan listrik DC adalah VDC (Volt DC)
  • Listrik DC memiliki Polaritas, yaitu kutub positif dan kutub negatif yg permanen.
Kutub negatif umumnya mempunyai tegangan 0 VDC, dan kutub Positif memiliki besar tegangan sesuai menggunakan tegangan nominal yg terdapat.
  • Arah arus pada listrik DC, arus DC mengalir berdasarkan kutub negatif menuju kutub positif, atau berdasarkan kutub yang mempunyai nilai potensial yg lebih rendah menuju kutub yang memiliki nilai potensial lebih tinggi.
  • Sangat baik dipakai buat supplai aneka macam peralatan komponen Elektronika, karena lebih stabil serta sedikit gangguan, Listrik DC jua lebih poly dipakai buat membentuk medan magnet protesis.
  • Dahulu listrik DC banyak digunakan menjadi jaringan transmisi serta distribusi listrik jarak jauh, karena beberapa kekurangan dari listrik DC, penggunaannya tergantikan dengan jaringan transmisi listrik AC.
  • Selain bisa didapatkan berdasarkan pembangkit listrik DC (Generator DC), listrik DC juga dapat dihasilkan menurut proses kimia, seperti batere, akki.
  • Menurut sejarah yg pertama kali menemukan serta mempopulerkan penggunaan Generator DC buat jaringan listrik adalah Thomas Alva edison.

Catatan:
Mengubah Listrik AC sebagai listrik DC
Listrik AC dapat kita ubah menjadi listrik DC dengan menggunakan konverter, atau dengan rangkaian elektronika sederhana yg biasa disebut Adaptor.
Adaptor ini terdiri berdasarkan 4 butir diode penyearah yang bisa mengubah listrik Arus bolak-balik sebagai listrik arus searah.
Mengubah listrik DC menjadi listrik AC
Listrik DC juga dapat kita ubah menjadi listrik AC dengan menggunakan rangkaian elektronika yg lebih rumit yg biasa disebut dengan Inverter.
Demikianlah artikel tentang beberapa perbedaan antara listrik AC serta listrik DC, semoga bisa menaruh tambahan berita serta pengetahuan yg bermanfaat buat kita semua.
CARA FLEXI

PERBEDAAN ANTARA LISTRIK AC DENGAN LISTRIK DC

Beberapa disparitas mendasar yg perlu kita ketahui antara Listrik AC dengan listrik DC.
Tak bisa dipungkiri, pada masa sekarang ini kebutuhan kita akan energi listrik sangat besar . Dan hampir setiap ketika kita membutuhkan yang namanya listrik.
Energi listrik memang mempunyai manfaat yang sangat akbar baik dalam kehidupan sehari – hari juga pada global usaha dan industri.
Mengenal definisi atau arti listrik
Sebelum kita membahas disparitas antara listrik AC dengan listrik DC, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu definisi berdasarkan Listrik tadi.
Menurut Kamus akbar bahasa Indonesia (KBBI), Definisi Listrik adalah :
Suatu daya atau tenaga yg didapatkan berdasarkan proses terjadinya suatu gesekan, atau menurut proses kimia serta lainnya.
Menurut Ilmu ekamatra Definisi listrik terbagi 2, yaitu :
Listrik Statis
Definisi Listrik Statis merupakan :
Suatu energi yang dimiliki sang suatu benda, yang terbentuk berdasarkan beberapa atom yg bermuatan positif serta negatif, yang kemudian bisa menghasilkan listrik. Atom yg bermuatan positif diklaim menggunakan Proton dan Atom bermuatan negatif diklaim menggunakan Elektron.
Listrik dinamis
Definisi Listrik Dinamis adalah :
Suatu tenaga listrik yang dapat berkecimpung dengan menggunakan media seperti batere dan dihubungkan pada suatu rangkaian elektronika baik secara paralel juga secara seri.
Listrik yang biasa kita gunakan baik itu buat kebutuhan sehari – hari , atau bahkan buat keperluan yang lebih akbar seperti untuk industri dan usaha lainnya, terbagi pada dua jenis listrik.
Dua jenis listrik yang dimaksud tersebut merupakan:
Listrik AC serta Listrik DC
Lalu apa disparitas antara listrik AC menggunakan listrik DC?
Mungkin sebagian menurut kita pernah bertanya, apa sebenarnya disparitas antara listrik AC dengan Listrik DC, serta masing – masing jenis listrik ini , baik itu listrik AC maupun listrik DC memang mempunyai beberapa disparitas satu menggunakan yang lainnya.

Beberapa perbedaan antara listrik AC menggunakan Listrik DC


Listrik AC

  • Listrik AC adalah singkatan berdasarkan Alternating Current atau dalam bahasa indonesia dapat diartikan Arus bolak-kembali atau berubah-ubah.
  • Listrik AC memiliki besaran tegangan yang berubah-ubah atau naik turun, proses perubahan naik turun tegangan listrik dalam listrik AC digambarkan menggunakan gelombang sinusoida. Banyaknya proses perubahan tegangan dalam listrik AC tergantung dalam akbar frekwensi.
  • Listrik AC mempunyai nilai Frekwensi. Frekwensi pada listrik AC merupakan seberapa banyak gelombang sinusoida yg terjadi dalam satuan detik. Pada umumnya Listrik AC yang kita gunakan baik itu listrik AC 1 Phase serta listrik AC tiga Phase menggunakan frekwensi 50 Hertz.
  • Proses terjadinya naik turun tegangan pada listrik AC tidak tampak atau nir dapat kita lihat karena Frekwensinya yang sangat cepat, yaitu 50 gelombang pada satu dtk. Sehingga pada sebuah lampu listrik yg memakai listrik AC, selalu kelihatan menyala karena cepatnya proses naik turun tegangan tadi.
  • Tegangan yang biasa kita gunakan untuk listrik AC adalah 220 Volt AC (220 VAC) buat 1 phase serta 380 Volt AC (380 VAC) buat 3 Phase.
Namun pada beberapa perangkat listrik eksklusif masih ada juga aneka macam variasi tegangan listrik AC lainnya seperti 110 VAC, 42 VAC, 24 VAC serta lainnya.
  • Simbol buat nilai tegangan listrik AC adalah VAC (Volt AC)
  • Listrik AC Tidak memiliki Polaritas, dengan kata lain listrik AC tidak memiliki kutub baik kutub positif juga kutub negatif.
Pada Listrik AC masih ada 2 kabel, yaitu Kabel yg mempunyai tegangan dianggap kabel Fasa, dan kabel yg nir mempunyai tegangan disebut kabel Netral.
  • Arah arus pada listrik AC merupakan berdasarkan kabel Fasa menuju Netral. Atau menurut kabel yg bertegangan menuju kabel netral
  • Kurang baik dipakai sebagai supplai tegangan buat komponen elektro, sang karena itu supplai listrik AC pada perangkat elektronik umumnya terlebih dahulu diubah sebagai listrik DC.
  • Listrik AC baik buat dipakai menjadi listrik jaringan transmisi atau distribusi jarak jauh, karena besar tegangan bisa dipertahankan menggunakan kerugian tegangan yg mini .
  • Listrik AC umumnya didapatkan menurut suatu pembangkit listrik AC misalnya Generator set (Genset) AC.
  • Menurut sejarah Listrik AC ditemukan oleh Michael Faraday, lalu dikembangkan sebagai pembangkit listrik AC yang digunakan secara luas oleh Nikola Tesla.

Listrik DC

  • DC (Direct Current) adalah arus searah, yaitu listrik yg mempunyai polaritas permanen dalam kutub positif serta kutub negatif. Dan memiliki besaran tegangan yang tidak berubah-ubah atau konstan.
  • Listrik DC memiliki nilai tegangan yang tetap (nir berubah-ubah).
  • Listrik DC tidak memiliki Frekwensi.
  • Tegangan listrik DC yang biasa kita gunakan bervariasi, umumnya seperti 1,lima VDC, 12 VDC, 24 VDC serta lainnya.
Namun buat beberapa perangkat eksklusif, dapat juga kita temukan tegangan listrik 220 VDC, 110 VDC dan lainnya.
  • Simbol buat nilai tegangan listrik DC merupakan VDC (Volt DC)
  • Listrik DC memiliki Polaritas, yaitu kutub positif dan kutub negatif yang tetap.
Kutub negatif umumnya memiliki tegangan 0 VDC, dan kutub Positif mempunyai besar tegangan sinkron menggunakan tegangan nominal yang ada.
  • Arah arus dalam listrik DC, arus DC mengalir berdasarkan kutub negatif menuju kutub positif, atau berdasarkan kutub yang mempunyai nilai potensial yg lebih rendah menuju kutub yang mempunyai nilai potensial lebih tinggi.
  • Sangat baik dipakai buat supplai aneka macam alat-alat komponen Elektronika, karena lebih stabil serta sedikit gangguan, Listrik DC juga lebih poly dipakai buat menghasilkan medan magnet buatan.
  • Dahulu listrik DC banyak dipakai menjadi jaringan transmisi serta distribusi listrik jarak jauh, lantaran beberapa kekurangan berdasarkan listrik DC, penggunaannya tergantikan menggunakan jaringan transmisi listrik AC.
  • Selain bisa didapatkan berdasarkan pembangkit listrik DC (Generator DC), listrik DC juga dapat dihasilkan menurut proses kimia, seperti batere, akki.
  • Menurut sejarah yg pertama kali menemukan serta mempopulerkan penggunaan Generator DC buat jaringan listrik merupakan Thomas Alva edison.

Catatan:
Mengubah Listrik AC sebagai listrik DC
Listrik AC bisa kita ubah sebagai listrik DC dengan memakai konverter, atau dengan rangkaian elektronika sederhana yg biasa disebut Adaptor.
Adaptor ini terdiri dari 4 buah diode penyearah yang bisa mengganti listrik Arus bolak-kembali menjadi listrik arus searah.
Mengubah listrik DC menjadi listrik AC
Listrik DC jua bisa kita ubah sebagai listrik AC menggunakan memakai rangkaian elektro yang lebih rumit yg biasa dianggap menggunakan Inverter.
Demikianlah artikel mengenai beberapa disparitas antara listrik AC serta listrik DC, semoga dapat menaruh tambahan liputan dan pengetahuan yg bermanfaat buat kita seluruh.
CARA FLEXI

RUMUS DAN CARA MENGHITUNG RUGI TEGANGAN DROP VOLTAGE

Bagaimana Cara menghitung Rugi Tegangan (Drop Voltage) yg terjadi pada suatu penghantar listrik?
Apa yg dimaksud menggunakan kerugian tegangan atau Tegangan Jatuh (Drop Voltage) pada instalasi atau jaringan listrik?
Berapa akbar kerugian tegangan dalam instalasi listrik?
Bagaimana cara menghitung besar kerugian tegangan atau tegangan jatuh?
Apa rumus buat menghitung tegangan jatuh (drop Voltage)?

Rugi Tegangan atau Tegangan jatuh (Drop Voltage)

Besar tegangan listrik yg mengalir dalam suatu kabel penghantar akan mengalami penurunan atau biasa diklaim dengan Tegangan jatuh (Drop Voltage) saat melalui suatu penghantar dan mendapatkan Beban listrik.

Apa yang dimaksud dengan Tegangan jatuh (Drop Voltage)
Tegangan Jatuh atau Drop Voltage adalah seberapa akbar Penurunan atau kehilangan nilai Tegangan listrik yg mengalir dalam suatu kabel penghantar berdasarkan nilai tegangan normal.
Atau mampu pula disebut bahwa Tegangan jatuh adalah selisih antara besar tegangan pangkal (Sumber) dengan besar tegangan ujung (Beban) dari suatu instalasi listrik.
Sebagai contoh, Besar tegangan listrik terukur dari suatu sumber listrik merupakan 380 Volt, lalu tegangan listrik tadi dialirkan melalui suatu kabel penghantar menuju banyak sekali beban alat-alat listrik, maka akbar Tegangan listrik yg diterima berbagai peralatan listrik tersebut akan mengalami penurunan atau menjadi kurang menurut 380Volt.
Penurunan nilai tegangan ini dianggap menggunakan kerugian tegangan atau Tegangan jatuh (Drop Voltage).
Faktor penyebab Kerugian Tegangan (Drop Voltage)
Besarnya kerugian tegangan atau tegangan jatuh (Drop Voltage) yg terjadi pada suatu instalasi listrik, ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
  • Panjang kabel Penghantar
Semakin panjang kabel penghantar yg dipakai, maka semakin akbar Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yg terjadi.
  • Besar arus
Semakin akbar arus listrik yg mengalir pada penghantar, maka semakin akbar Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yg terjadi.
  • Tahanan jenis (Rho)
Semakin akbar tahanan jenis dari bahan penghantar yg dipakai, maka semakin akbar Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yg terjadi.
Tahanan Jenis (Rho) beberapa jenis bahan penghantar
Besar kecilnya tahanan jenis penghantar tergantung dalam bahan penghantar yang dipakai.
  • Luas Penampang penghantar.
Semakin akbar ukuran luas penampang penghantar yang dipakai, maka semakin mini Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yang terjadi.
Baca jua: Kenapa Jaringan Transmisi dan Distribusi mempunyai Tegangan yang sangat Tinggi?
Rumus menghitung Kerugian Tegangan (Drop Voltage)
Rumus buat menghitung besarnya kerugian tegangan atau tegangan jatuh (Drop Voltage) pada instalasi listrik tiga phase.
Vr = (√tiga x ρ x L x I x Cos phi) : A
  • Vr: Tegangan jatuh (Drop Voltage)
  • ρ: Tahanan jenis (rho)
  • L: Panjang kabel penghantar
  • I: Besar Arus
  • Cos phi: Faktor daya
  • A: Luas Penampang

Contoh Perhitungan Kerugian tegangan (Drop Voltage) pada suatu instalasi listrik 3 phase
Suatu Pembangkit listrik menggunakan tegangan sebanyak 380 Volt, Cos phi 0,80, dialirkan menggunakan Kabel tembaga ukuran 95mm² sepanjang 500 meter buat menyuplai banyak sekali peralatan listrik dengan beban arus sebanyak 200 Ampere.
Berapa besar kerugian tegangan (Tegangan Drop) dalam ujung kabel tadi?
  • Vr: Rugi tegangan atau Tegangan jatuh (Drop Voltage)
  • ρ: Tahanan jenis Kabel bahan Tembaga 0,0000000172 Ohm.mm²/Meter
  • L: Panjang kabel penghantar (500 Meter)
  • I: Besar Arus (200 Ampere)
  • Cos phi: Faktor daya (0,80)
  • A: Luas Penampang (95 mm² atau 0,000095 m²)
  • Vr = (√tiga x ρ x L x I x Cos phi) : A
  • Vr = (1,732 x 0,0000000172 Ωmm²/m x 500m x 200Amp x 0,80) : 0,000095 m²
  • Vr = 0,002383232 : 0,000095 m²
  • Vr = 25,08 Volt

Rugi Tegangan
Kerugian Tegangan (Drop Voltage) dalam ujung kabel instalasi listrik tersebut adalah sebanyak: 25,08Volt.
Besar Tegangan Akhir
Maka, Besar tegangan listrik yang hingga dalam ujung kabel penghantar adalah sebanyak:
380 Volt - 25,08 Volt = 354,92 Volt.
Persentase rugi tegangan
Persentase Rugi tegangan: (25,08 Volt : 380 Volt) x 100%
Persentase Rugi tegangan: 6,6 %
Kesimpulan:
Untuk meminimalkan Kerugian tegangan yang terjadi dalam penghantar listrik, bisa dilakukan menggunakan cara memperbesar ukuran Kabel penghantar yang digunakan.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

RUMUS DAN CARA MENGHITUNG RUGI TEGANGAN DROP VOLTAGE

Bagaimana Cara menghitung Rugi Tegangan (Drop Voltage) yg terjadi pada suatu penghantar listrik?
Apa yg dimaksud dengan kerugian tegangan atau Tegangan Jatuh (Drop Voltage) dalam instalasi atau jaringan listrik?
Berapa besar kerugian tegangan dalam instalasi listrik?
Bagaimana cara menghitung besar kerugian tegangan atau tegangan jatuh?
Apa rumus buat menghitung tegangan jatuh (drop Voltage)?

Rugi Tegangan atau Tegangan jatuh (Drop Voltage)

Besar tegangan listrik yg mengalir dalam suatu kabel penghantar akan mengalami penurunan atau biasa diklaim menggunakan Tegangan jatuh (Drop Voltage) saat melalui suatu penghantar serta menerima Beban listrik.

Apa yang dimaksud menggunakan Tegangan jatuh (Drop Voltage)
Tegangan Jatuh atau Drop Voltage adalah seberapa besar Penurunan atau kehilangan nilai Tegangan listrik yg mengalir dalam suatu kabel penghantar menurut nilai tegangan normal.
Atau mampu juga disebut bahwa Tegangan jatuh merupakan selisih antara akbar tegangan pangkal (Sumber) dengan akbar tegangan ujung (Beban) berdasarkan suatu instalasi listrik.
Sebagai contoh, Besar tegangan listrik terukur menurut suatu sumber listrik adalah 380 Volt, kemudian tegangan listrik tadi dialirkan melalui suatu kabel penghantar menuju banyak sekali beban peralatan listrik, maka besar Tegangan listrik yang diterima banyak sekali peralatan listrik tersebut akan mengalami penurunan atau menjadi kurang berdasarkan 380Volt.
Penurunan nilai tegangan ini dianggap dengan kerugian tegangan atau Tegangan jatuh (Drop Voltage).
Faktor penyebab Kerugian Tegangan (Drop Voltage)
Besarnya kerugian tegangan atau tegangan jatuh (Drop Voltage) yg terjadi dalam suatu instalasi listrik, ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
  • Panjang kabel Penghantar
Semakin panjang kabel penghantar yg dipakai, maka semakin akbar Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yg terjadi.
  • Besar arus
Semakin besar arus listrik yg mengalir pada penghantar, maka semakin akbar Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yg terjadi.
  • Tahanan jenis (Rho)
Semakin besar tahanan jenis berdasarkan bahan penghantar yang digunakan, maka semakin akbar Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yang terjadi.
Tahanan Jenis (Rho) beberapa jenis bahan penghantar
Besar kecilnya tahanan jenis penghantar tergantung pada bahan penghantar yg dipakai.
  • Luas Penampang penghantar.
Semakin besar berukuran luas penampang penghantar yang dipakai, maka semakin kecil Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yg terjadi.
Baca juga: Kenapa Jaringan Transmisi dan Distribusi memiliki Tegangan yg sangat Tinggi?
Rumus menghitung Kerugian Tegangan (Drop Voltage)
Rumus buat menghitung besarnya kerugian tegangan atau tegangan jatuh (Drop Voltage) dalam instalasi listrik tiga phase.
Vr = (√tiga x ρ x L x I x Cos phi) : A
  • Vr: Tegangan jatuh (Drop Voltage)
  • ρ: Tahanan jenis (rho)
  • L: Panjang kabel penghantar
  • I: Besar Arus
  • Cos phi: Faktor daya
  • A: Luas Penampang

Contoh Perhitungan Kerugian tegangan (Drop Voltage) pada suatu instalasi listrik tiga phase
Suatu Pembangkit listrik menggunakan tegangan sebanyak 380 Volt, Cos phi 0,80, dialirkan menggunakan Kabel tembaga berukuran 95mm² sepanjang 500 meter buat menyuplai banyak sekali peralatan listrik dengan beban arus sebesar 200 Ampere.
Berapa akbar kerugian tegangan (Tegangan Drop) dalam ujung kabel tadi?
  • Vr: Rugi tegangan atau Tegangan jatuh (Drop Voltage)
  • ρ: Tahanan jenis Kabel bahan Tembaga 0,0000000172 Ohm.mm²/Meter
  • L: Panjang kabel penghantar (500 Meter)
  • I: Besar Arus (200 Ampere)
  • Cos phi: Faktor daya (0,80)
  • A: Luas Penampang (95 mm² atau 0,000095 m²)
  • Vr = (√tiga x ρ x L x I x Cos phi) : A
  • Vr = (1,732 x 0,0000000172 Ωmm²/m x 500m x 200Amp x 0,80) : 0,000095 m²
  • Vr = 0,002383232 : 0,000095 m²
  • Vr = 25,08 Volt

Rugi Tegangan
Kerugian Tegangan (Drop Voltage) pada ujung kabel instalasi listrik tersebut merupakan sebesar: 25,08Volt.
Besar Tegangan Akhir
Maka, Besar tegangan listrik yang sampai pada ujung kabel penghantar adalah sebesar:
380 Volt - 25,08 Volt = 354,92 Volt.
Persentase rugi tegangan
Persentase Rugi tegangan: (25,08 Volt : 380 Volt) x 100%
Persentase Rugi tegangan: 6,6 %
Kesimpulan:
Untuk meminimalkan Kerugian tegangan yg terjadi pada penghantar listrik, dapat dilakukan menggunakan cara memperbesar ukuran Kabel penghantar yang dipakai.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI