RUMUS DAN CARA MENGHITUNG RUGI TEGANGAN DROP VOLTAGE

Bagaimana Cara menghitung Rugi Tegangan (Drop Voltage) yg terjadi pada suatu penghantar listrik?
Apa yg dimaksud menggunakan kerugian tegangan atau Tegangan Jatuh (Drop Voltage) pada instalasi atau jaringan listrik?
Berapa akbar kerugian tegangan dalam instalasi listrik?
Bagaimana cara menghitung besar kerugian tegangan atau tegangan jatuh?
Apa rumus buat menghitung tegangan jatuh (drop Voltage)?

Rugi Tegangan atau Tegangan jatuh (Drop Voltage)

Besar tegangan listrik yg mengalir dalam suatu kabel penghantar akan mengalami penurunan atau biasa diklaim dengan Tegangan jatuh (Drop Voltage) saat melalui suatu penghantar dan mendapatkan Beban listrik.

Apa yang dimaksud dengan Tegangan jatuh (Drop Voltage)
Tegangan Jatuh atau Drop Voltage adalah seberapa akbar Penurunan atau kehilangan nilai Tegangan listrik yg mengalir dalam suatu kabel penghantar berdasarkan nilai tegangan normal.
Atau mampu pula disebut bahwa Tegangan jatuh adalah selisih antara besar tegangan pangkal (Sumber) dengan besar tegangan ujung (Beban) dari suatu instalasi listrik.
Sebagai contoh, Besar tegangan listrik terukur dari suatu sumber listrik merupakan 380 Volt, lalu tegangan listrik tadi dialirkan melalui suatu kabel penghantar menuju banyak sekali beban alat-alat listrik, maka akbar Tegangan listrik yg diterima berbagai peralatan listrik tersebut akan mengalami penurunan atau menjadi kurang menurut 380Volt.
Penurunan nilai tegangan ini dianggap menggunakan kerugian tegangan atau Tegangan jatuh (Drop Voltage).
Faktor penyebab Kerugian Tegangan (Drop Voltage)
Besarnya kerugian tegangan atau tegangan jatuh (Drop Voltage) yg terjadi pada suatu instalasi listrik, ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
  • Panjang kabel Penghantar
Semakin panjang kabel penghantar yg dipakai, maka semakin akbar Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yg terjadi.
  • Besar arus
Semakin akbar arus listrik yg mengalir pada penghantar, maka semakin akbar Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yg terjadi.
  • Tahanan jenis (Rho)
Semakin akbar tahanan jenis dari bahan penghantar yg dipakai, maka semakin akbar Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yg terjadi.
Tahanan Jenis (Rho) beberapa jenis bahan penghantar
Besar kecilnya tahanan jenis penghantar tergantung dalam bahan penghantar yang dipakai.
  • Luas Penampang penghantar.
Semakin akbar ukuran luas penampang penghantar yang dipakai, maka semakin mini Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yang terjadi.
Baca jua: Kenapa Jaringan Transmisi dan Distribusi mempunyai Tegangan yang sangat Tinggi?
Rumus menghitung Kerugian Tegangan (Drop Voltage)
Rumus buat menghitung besarnya kerugian tegangan atau tegangan jatuh (Drop Voltage) pada instalasi listrik tiga phase.
Vr = (√tiga x ρ x L x I x Cos phi) : A
  • Vr: Tegangan jatuh (Drop Voltage)
  • ρ: Tahanan jenis (rho)
  • L: Panjang kabel penghantar
  • I: Besar Arus
  • Cos phi: Faktor daya
  • A: Luas Penampang

Contoh Perhitungan Kerugian tegangan (Drop Voltage) pada suatu instalasi listrik 3 phase
Suatu Pembangkit listrik menggunakan tegangan sebanyak 380 Volt, Cos phi 0,80, dialirkan menggunakan Kabel tembaga ukuran 95mm² sepanjang 500 meter buat menyuplai banyak sekali peralatan listrik dengan beban arus sebanyak 200 Ampere.
Berapa besar kerugian tegangan (Tegangan Drop) dalam ujung kabel tadi?
  • Vr: Rugi tegangan atau Tegangan jatuh (Drop Voltage)
  • ρ: Tahanan jenis Kabel bahan Tembaga 0,0000000172 Ohm.mm²/Meter
  • L: Panjang kabel penghantar (500 Meter)
  • I: Besar Arus (200 Ampere)
  • Cos phi: Faktor daya (0,80)
  • A: Luas Penampang (95 mm² atau 0,000095 m²)
  • Vr = (√tiga x ρ x L x I x Cos phi) : A
  • Vr = (1,732 x 0,0000000172 Ωmm²/m x 500m x 200Amp x 0,80) : 0,000095 m²
  • Vr = 0,002383232 : 0,000095 m²
  • Vr = 25,08 Volt

Rugi Tegangan
Kerugian Tegangan (Drop Voltage) dalam ujung kabel instalasi listrik tersebut adalah sebanyak: 25,08Volt.
Besar Tegangan Akhir
Maka, Besar tegangan listrik yang hingga dalam ujung kabel penghantar adalah sebanyak:
380 Volt - 25,08 Volt = 354,92 Volt.
Persentase rugi tegangan
Persentase Rugi tegangan: (25,08 Volt : 380 Volt) x 100%
Persentase Rugi tegangan: 6,6 %
Kesimpulan:
Untuk meminimalkan Kerugian tegangan yang terjadi dalam penghantar listrik, bisa dilakukan menggunakan cara memperbesar ukuran Kabel penghantar yang digunakan.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

RUMUS DAN CARA MENGHITUNG RUGI TEGANGAN DROP VOLTAGE

Bagaimana Cara menghitung Rugi Tegangan (Drop Voltage) yg terjadi pada suatu penghantar listrik?
Apa yg dimaksud dengan kerugian tegangan atau Tegangan Jatuh (Drop Voltage) dalam instalasi atau jaringan listrik?
Berapa besar kerugian tegangan dalam instalasi listrik?
Bagaimana cara menghitung besar kerugian tegangan atau tegangan jatuh?
Apa rumus buat menghitung tegangan jatuh (drop Voltage)?

Rugi Tegangan atau Tegangan jatuh (Drop Voltage)

Besar tegangan listrik yg mengalir dalam suatu kabel penghantar akan mengalami penurunan atau biasa diklaim menggunakan Tegangan jatuh (Drop Voltage) saat melalui suatu penghantar serta menerima Beban listrik.

Apa yang dimaksud menggunakan Tegangan jatuh (Drop Voltage)
Tegangan Jatuh atau Drop Voltage adalah seberapa besar Penurunan atau kehilangan nilai Tegangan listrik yg mengalir dalam suatu kabel penghantar menurut nilai tegangan normal.
Atau mampu juga disebut bahwa Tegangan jatuh merupakan selisih antara akbar tegangan pangkal (Sumber) dengan akbar tegangan ujung (Beban) berdasarkan suatu instalasi listrik.
Sebagai contoh, Besar tegangan listrik terukur menurut suatu sumber listrik adalah 380 Volt, kemudian tegangan listrik tadi dialirkan melalui suatu kabel penghantar menuju banyak sekali beban peralatan listrik, maka besar Tegangan listrik yang diterima banyak sekali peralatan listrik tersebut akan mengalami penurunan atau menjadi kurang berdasarkan 380Volt.
Penurunan nilai tegangan ini dianggap dengan kerugian tegangan atau Tegangan jatuh (Drop Voltage).
Faktor penyebab Kerugian Tegangan (Drop Voltage)
Besarnya kerugian tegangan atau tegangan jatuh (Drop Voltage) yg terjadi dalam suatu instalasi listrik, ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
  • Panjang kabel Penghantar
Semakin panjang kabel penghantar yg dipakai, maka semakin akbar Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yg terjadi.
  • Besar arus
Semakin besar arus listrik yg mengalir pada penghantar, maka semakin akbar Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yg terjadi.
  • Tahanan jenis (Rho)
Semakin besar tahanan jenis berdasarkan bahan penghantar yang digunakan, maka semakin akbar Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yang terjadi.
Tahanan Jenis (Rho) beberapa jenis bahan penghantar
Besar kecilnya tahanan jenis penghantar tergantung pada bahan penghantar yg dipakai.
  • Luas Penampang penghantar.
Semakin besar berukuran luas penampang penghantar yang dipakai, maka semakin kecil Kerugian tegangan atau Tegangan jatuh yg terjadi.
Baca juga: Kenapa Jaringan Transmisi dan Distribusi memiliki Tegangan yg sangat Tinggi?
Rumus menghitung Kerugian Tegangan (Drop Voltage)
Rumus buat menghitung besarnya kerugian tegangan atau tegangan jatuh (Drop Voltage) dalam instalasi listrik tiga phase.
Vr = (√tiga x ρ x L x I x Cos phi) : A
  • Vr: Tegangan jatuh (Drop Voltage)
  • ρ: Tahanan jenis (rho)
  • L: Panjang kabel penghantar
  • I: Besar Arus
  • Cos phi: Faktor daya
  • A: Luas Penampang

Contoh Perhitungan Kerugian tegangan (Drop Voltage) pada suatu instalasi listrik tiga phase
Suatu Pembangkit listrik menggunakan tegangan sebanyak 380 Volt, Cos phi 0,80, dialirkan menggunakan Kabel tembaga berukuran 95mm² sepanjang 500 meter buat menyuplai banyak sekali peralatan listrik dengan beban arus sebesar 200 Ampere.
Berapa akbar kerugian tegangan (Tegangan Drop) dalam ujung kabel tadi?
  • Vr: Rugi tegangan atau Tegangan jatuh (Drop Voltage)
  • ρ: Tahanan jenis Kabel bahan Tembaga 0,0000000172 Ohm.mm²/Meter
  • L: Panjang kabel penghantar (500 Meter)
  • I: Besar Arus (200 Ampere)
  • Cos phi: Faktor daya (0,80)
  • A: Luas Penampang (95 mm² atau 0,000095 m²)
  • Vr = (√tiga x ρ x L x I x Cos phi) : A
  • Vr = (1,732 x 0,0000000172 Ωmm²/m x 500m x 200Amp x 0,80) : 0,000095 m²
  • Vr = 0,002383232 : 0,000095 m²
  • Vr = 25,08 Volt

Rugi Tegangan
Kerugian Tegangan (Drop Voltage) pada ujung kabel instalasi listrik tersebut merupakan sebesar: 25,08Volt.
Besar Tegangan Akhir
Maka, Besar tegangan listrik yang sampai pada ujung kabel penghantar adalah sebesar:
380 Volt - 25,08 Volt = 354,92 Volt.
Persentase rugi tegangan
Persentase Rugi tegangan: (25,08 Volt : 380 Volt) x 100%
Persentase Rugi tegangan: 6,6 %
Kesimpulan:
Untuk meminimalkan Kerugian tegangan yg terjadi pada penghantar listrik, dapat dilakukan menggunakan cara memperbesar ukuran Kabel penghantar yang dipakai.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

TEGANGAN LISTRIK PADA JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

Seberapa Besar Tegangan Listrik pada Jaringan Transmisi serta jaringan Distribusi, sebelum hingga ke tempat tinggal -rumah?
Listrik sebagai suatu kebutuhan yang sangat krusial dalam kehidupan kita sehari-hari, serta Listrik yg hingga di rumah kita dan yg biasa kita gunakan, dalam umumnya menggunakan listrik AC (arus bolak-balik ) dengan tegangan listrik 220 VAC (220 Volt AC).
Lalu, dari mana sebenarnya listrik tersebut sanggup hingga pada tempat tinggal kita ?
Pastinya, listrik yg hingga pada tempat tinggal -rumah kita asal menurut suatu pembangkit listrik, serta tentunya Pembangkit listrik tersebut mempunyai kemampuan daya yang sangat besar , sebagai akibatnya bisa menyediakan kebutuhan listrik seluruh rumah pada satu desa, kecamatan bahkan satu Kabupaten.
Terdapat aneka macam jenis pembangkit listrik yg biasa dipakai buat menghasilkan Tenaga listrik sehingga sanggup sampai pada instalasi pada tempat tinggal kita , dan bisa kita rasakan banyak sekali manfaat berdasarkan listrik tersebut.
Pembangkit listrik yg digunakan, antara lain :
  • PLTD atau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
  • PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air
  • PLTU atau pembangkit Listrik Tenaga Uap
  • PLTG atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas
  • Dan banyak sekali jenis pembangkit listrik lainnya.

Untuk dapat menyediakan sumber listrik menggunakan akbar tegangan listrik 220 VAC sampai dalam instalasi tempat tinggal kita masing-masing, tentunya diharapkan besar tegangan listrik yg lebih akbar menurut tegangan 220 VAC yg didapatkan dari asal pembangkit listrik primer.
Mengingat jeda yg sangat jauh antara sumber pembangkit listrik primer sampai sampai dalam konsumen atau instalasi tempat tinggal kita, pastinya dibutuhkan tegangan listrik yang sangat besar agar tegangan listrik yang sampai di tempat tinggal kita stabil serta mampu tetap mencapai tegangan 220 VAC.

Kenapa tegangan listrik jaringan Transmisi menggunakan tegangan listrik yg sangat akbar?

Tegangan listrik pada jaringan Transmisi dan distribusi Listrik memakai tegangan yg sangat besar , bahkan dalam jaringan Transmisi Tegangan listriknya mencapai ratusan ribu Volt, Hal ini memiliki tujuan, diantaranya :
  1. Untuk mencegah kerugian tegangan (Drop Voltage)
  2. Untuk mencegah kerugian daya.
  3. Untuk memperkecil kebutuhan diameter penampang kawat atau kabel penghantar.
Baca pula: Rumus dan cara menghitung Rugi tegangan (Drop Voltage)
Pada umumnya lokasi asal pembangkit listrik yang dipakai memiliki jeda yg sangat jauh sebelum sampai dalam konsumen atau ke tempat tinggal -rumah kita.
Jarak yang sangat jauh ini akan mengakibatkan kerugian tegangan (Drop Voltage) yang akbar jua.
Sehingga buat mencegah kerugian daya serta tegangan yg diakibatkan lokasi jaringan transmisi serta jaringan distribusi listrik yang sangat jauh, maka dibutuhkan tegangan menurut pembangkit listrik yg akbar supaya kerugian tegangan tadi bisa diatasi.
Disamping itu, agar berukuran diameter penampang dawai atau kabel penghantar yg dipakai nir terlalu besar , maka tegangan listrik dari asal pembangkit memakai tegangan yang akbar.
Apa hubungannya akbar tegangan listrik menggunakan ukuran diameter penghantar yang diperlukan ?
Besarnya tegangan listrik sangat berpengaruh terhadap kebutuhan besar kecilnya berukuran penampang dawai atau kabel penghantar.
"Dengan akbar beban atau daya yang sama, maka semakin akbar tegangan listrik akan semakin kecil arus yg dihasilkan, serta semakin mini arus yg mengalir tentunya akan semakin kecil diameter penampang penghantar yg dibutuhkan".
Kenapa semakin akbar tegangan listrik, kabel yg dipakai semakin mini ?
Penjelasannya bisa kita lihat dari perhitungan di bawah ini.
Rumus daya :
P = V x I
  • P = daya (Watt)
  • V = Tegangan (Volt)
  • I = Arus (ampere)

Untuk menunjukkan hubungan antara akbar tegangan listrik menggunakan akbar arus, sanggup kita lihat contoh perhitungan berikut:
Contoh pertama:
Jika suatu instalasi memakai daya listrik sebanyak 2200 watt, dengan tegangan listrik 220 Volt, maka Arus yg mengalir pada instalasi tadi merupakan :
P = V x I
  • 2200 watt = 220 Volt x I
  • I = 2200 watt / 220 Volt
  • I = 10 Ampere

Contoh kedua:
Jika suatu instalasi memakai daya listrik yang sama yaitu sebesar 2200 watt, namun menggunakan tegangan listrik yg lebih besar yaitu 2200 Volt, maka arus pada instalasi listrik tersebut adalah :
P = V x I
  • 2200 watt = 2200 Volt x I
  • I = 2200 watt / 2200 Volt
  • I = 1 Ampere.

Kesimpulan:
Pada model pertama, dengan menggunakan tegangan 220 Volt, daya 2200 Watt, besar Arus = 10 Ampere, Lalu dalam model kedua menggunakan memakai tegangan 2200 Volt, daya permanen 2200 Watt, Arus yg dihasilkan sebagai lebih kecil, yaitu: 1 Ampere.
"Semakin besar tegangan listrik yang digunakan, semakin mini Arus listrik (Ampere) yang dihasilkan, dengan daya atau beban yg sama".
Oleh karena itu, supaya berukuran atau diameter penampang penghantar listrik yg diharapkan menjadi penghantar dalam jaringan Transmisi serta distribusi listrik nir menggunakan berukuran penghantar yang sangat akbar, maka caranya merupakan menggunakan memakai tegangan listrik yg lebih besar bahkan mencapai ratusan ribu volt.
Besar kecilnya berukuran penampang suatu kabel penghantar listrik ditentukan dengan seberapa besar arus listrik yg melewati penghantar tersebut.
Cara memilih berukuran Kabel listrik
Setiap berukuran atau diameter penampang penghantar listrik memiliki batas kemampuan hantar Arus (KHA).
Sebagai contoh, jika kita lihat berdasarkan tabel KHA penghantar listrik berbahan tembaga, suatu penghantar listrik dengan diameter penghantar sebesar 120 mm2 mempunyai kemampuan hantar arus (KHA) sebesar 292 Ampere.
Bisa kita bayangkan apabila pembangkit listrik dari jaringan transmisi atau distribusi menggunakan tegangan listrik 220 VAC, dengan beban daya mencapai 10 megawatt (10.000.000 watt), maka Arus yang dihasilkan sebesar :
P = V x I
  • 10.000.000 watt = 220 Volt x I
  • I = 10.000.000 watt / 220 Volt
  • I = 45.454,5 Ampere

Dengan arus sebesar 45.454,5 ampere. Lalu seberapa besar berukuran diameter penampang kabel penghantar listrik yg diperlukan ?
Tentunya menggunakan arus sebanyak itu membutuhkan diameter penampang penghantar listrik yang sangat akbar, hal ini akan membutuhkan biaya yg sangat besar , serta bahkan pemasangan jaringan akan sangat sulit.
Oleh karena itulah untuk memperkecil kebutuhan diameter penampang kabel penghantar menggunakan beban daya yg sangat besar , diperlukan tegangan listrik menurut pembangkit jaringan Transmisi atau distribusi yang sangat akbar, bahkan hingga ratusan ribu Volt.
Coba kita hitung seberapa besar arus yang didapatkan bila jaringan Transmisi atau distribusi listrik menggunakan tegangan listrik 24.000 Volt (24 KV). Dengan beban daya 10.000.000 Watt.
Maka:
P = V x I
  • 10.000.000 watt = 24.000 Volt x I
  • I = 10.000.000 watt / 24.000 Volt
  • I = 416,6 Ampere.

Dengan menggunakan tegangan 24.000 Volt (24 KV), maka besar arus yang didapatkan hanya sebanyak 416,6 Ampere. Sehingga kebutuhan diameter penampang dapat diperkecil apabila tegangan listrik diperbesar.
Berikut gambaran suatu pembangkit listrik dan jaringan distribusi sampai pada jaringan listrik yang kita gunakan di rumah-rumah.

Alur Jaringan listrik menurut asal pembangkit sampai kepada konsumen atau tempat tinggal -tempat tinggal .
  • Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik membuat tegangan listrik sebesar 6.000 Volt (6 KV) sampai dengan 24.000 Volt (24 KV).
  • Jaringan Transmisi
Lalu dalam gardu Induk Trasnmisi Tegangan ini dinaikkan menjadi sebanyak 70.000 Volt (70 KV) hingga menggunakan 500.000 Volt (500 KV) menggunakan memakai Transformartor penaik tegangan (Trafo Step-Up) jaringan ini diklaim menggunakan jaringan Transmisi.
  • Jaringan Distribusi Primer
Lalu pada gardu induk Distribusi Tegangan jaringan Transmisi diturunkan menjadi 20.000 Volt (20 KV) memakai Transformator penurun tegangan (Trafo Step-Down) jaringan ini disebut dengan jaringan distribusi Primer.
  • Jaringan Distribusi Sekunder
Pada jaringan distribusi, mulai dilakukan pembagian – pembagian beban daya listrik sinkron menggunakan lokasi dan kebutuhan, kemudian pembagian jaringan distribusi ini.
Sebelum sampai dalam konsumen di tempat tinggal -rumah, tegangan 20.000 Volt (20 KV) diturunkan lagi sebagai 380 Volt (Phase – Phase) atau 220 Volt (Phase – Netral), menggunakan Transformator penurun tegangan (Trafo Step-Down).
Tegangan listrik inilah yg hingga ke tempat tinggal -rumah kita. Jaringan ini disebut menggunakan jaringan Distribusi Sekunder.
Tingkatan akbar tegangan listrik pada jaringan Transmisi dan distribusi
Beberapa jenis tegangan dalam Jaringan Transmisi, Jaringan Distribusi Primer dan Jaringan Distribusi Sekunde, diantaranya:
  • SUTET: Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi, menggunakan akbar tegangan listrik 200 KV hingga 500 KV.
  • SUTT: Saluran Udara Tegangan Tinggi, menggunakan besar tegangan listrik 30 KV sampai 150 KV.
  • JDTM: Jaringan distribusi Tegangan menengah, besar tegangan lebih kurang 6 KV hingga 20 KV.
  • JDTR: Jaringan distribusi tegangan rendah, besar tegangan sekitar 380 Volt (Fasa - fasa) serta 220 Volt (Fasa - Netral).

Catatan:
Perhitungan daya diatas menggunakan rumus daya listrik 1 Phase yaitu:
  • P = V x I

Sedangkan buat rumus perhitungan daya listrik 3 Phase, bisa menggunakan rumus , yaitu:
  • P = V x I x Cosphi x √3

Demikianlah artikel tentang kenapa jaringan transmisi serta jaringan distribusi menggunakan tegangan yg sangat akbar, hingga ratusan ribu Volt.
Semoga artikel ini dapat memberikan tambahan pengetahuan serta menjadi keterangan yg bermanfaat buat kita semua !
CARA FLEXI
dikutip berdasarkan banyak sekali asal

TEGANGAN LISTRIK PADA JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

Seberapa Besar Tegangan Listrik dalam Jaringan Transmisi dan jaringan Distribusi, sebelum hingga ke rumah-rumah?
Listrik sebagai suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, dan Listrik yang sampai di tempat tinggal kita serta yang biasa kita pakai, dalam umumnya memakai listrik AC (arus bolak-balik ) menggunakan tegangan listrik 220 VAC (220 Volt AC).
Lalu, berdasarkan mana sebenarnya listrik tersebut bisa sampai pada tempat tinggal kita ?
Pastinya, listrik yg hingga di rumah-tempat tinggal kita asal menurut suatu pembangkit listrik, dan tentunya Pembangkit listrik tersebut mempunyai kemampuan daya yang sangat akbar, sehingga bisa menyediakan kebutuhan listrik semua tempat tinggal pada satu desa, kecamatan bahkan satu Kabupaten.
Terdapat berbagai jenis pembangkit listrik yang biasa digunakan buat membuat Tenaga listrik sehingga bisa hingga pada instalasi di rumah kita , serta bisa kita rasakan aneka macam manfaat berdasarkan listrik tersebut.
Pembangkit listrik yang dipakai, diantaranya :
  • PLTD atau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
  • PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air
  • PLTU atau pembangkit Listrik Tenaga Uap
  • PLTG atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas
  • Dan aneka macam jenis pembangkit listrik lainnya.

Untuk bisa menyediakan asal listrik dengan akbar tegangan listrik 220 VAC hingga pada instalasi tempat tinggal kita masing-masing, tentunya dibutuhkan besar tegangan listrik yg lebih akbar menurut tegangan 220 VAC yg didapatkan berdasarkan sumber pembangkit listrik utama.
Mengingat jarak yg sangat jauh antara sumber pembangkit listrik primer sampai hingga pada konsumen atau instalasi tempat tinggal kita, pastinya diharapkan tegangan listrik yang sangat besar supaya tegangan listrik yang hingga pada tempat tinggal kita stabil dan sanggup permanen mencapai tegangan 220 VAC.

Kenapa tegangan listrik jaringan Transmisi menggunakan tegangan listrik yg sangat akbar?

Tegangan listrik dalam jaringan Transmisi serta distribusi Listrik menggunakan tegangan yg sangat besar , bahkan dalam jaringan Transmisi Tegangan listriknya mencapai seratus ribu lebih Volt, Hal ini memiliki tujuan, antara lain :
  1. Untuk mencegah kerugian tegangan (Drop Voltage)
  2. Untuk mencegah kerugian daya.
  3. Untuk memperkecil kebutuhan diameter penampang dawai atau kabel penghantar.
Baca juga: Rumus serta cara menghitung Rugi tegangan (Drop Voltage)
Pada umumnya lokasi asal pembangkit listrik yang dipakai memiliki jeda yang sangat jauh sebelum hingga dalam konsumen atau ke tempat tinggal -rumah kita.
Jarak yg sangat jauh ini akan mengakibatkan kerugian tegangan (Drop Voltage) yang besar juga.
Sehingga buat mencegah kerugian daya dan tegangan yang diakibatkan lokasi jaringan transmisi serta jaringan distribusi listrik yang sangat jauh, maka dibutuhkan tegangan menurut pembangkit listrik yang besar agar kerugian tegangan tadi bisa diatasi.
Disamping itu, supaya ukuran diameter penampang kawat atau kabel penghantar yg digunakan nir terlalu akbar, maka tegangan listrik dari sumber pembangkit menggunakan tegangan yang besar .
Apa hubungannya besar tegangan listrik menggunakan ukuran diameter penghantar yang dibutuhkan ?
Besarnya tegangan listrik sangat berpengaruh terhadap kebutuhan akbar kecilnya ukuran penampang dawai atau kabel penghantar.
"Dengan besar beban atau daya yang sama, maka semakin besar tegangan listrik akan semakin mini arus yang dihasilkan, dan semakin mini arus yg mengalir tentunya akan semakin mini diameter penampang penghantar yang dibutuhkan".
Kenapa semakin besar tegangan listrik, kabel yg digunakan semakin kecil ?
Penjelasannya bisa kita lihat berdasarkan perhitungan di bawah ini.
Rumus daya :
P = V x I
  • P = daya (Watt)
  • V = Tegangan (Volt)
  • I = Arus (ampere)

Untuk menampakan hubungan antara besar tegangan listrik menggunakan akbar arus, mampu kita lihat contoh perhitungan berikut:
Contoh pertama:
Jika suatu instalasi menggunakan daya listrik sebanyak 2200 watt, dengan tegangan listrik 220 Volt, maka Arus yang mengalir pada instalasi tadi adalah :
P = V x I
  • 2200 watt = 220 Volt x I
  • I = 2200 watt / 220 Volt
  • I = 10 Ampere

Contoh ke 2:
Jika suatu instalasi menggunakan daya listrik yg sama yaitu sebanyak 2200 watt, namun menggunakan tegangan listrik yg lebih akbar yaitu 2200 Volt, maka arus dalam instalasi listrik tadi adalah :
P = V x I
  • 2200 watt = 2200 Volt x I
  • I = 2200 watt / 2200 Volt
  • I = 1 Ampere.

Kesimpulan:
Pada model pertama, dengan menggunakan tegangan 220 Volt, daya 2200 Watt, akbar Arus = 10 Ampere, Lalu pada model kedua dengan menggunakan tegangan 2200 Volt, daya permanen 2200 Watt, Arus yg didapatkan menjadi lebih kecil, yaitu: 1 Ampere.
"Semakin akbar tegangan listrik yang dipakai, semakin mini Arus listrik (Ampere) yg dihasilkan, dengan daya atau beban yang sama".
Oleh karena itu, supaya berukuran atau diameter penampang penghantar listrik yg dibutuhkan menjadi penghantar pada jaringan Transmisi serta distribusi listrik tidak menggunakan berukuran penghantar yang sangat besar , maka caranya adalah menggunakan menggunakan tegangan listrik yg lebih akbar bahkan mencapai ratusan ribu volt.
Besar kecilnya berukuran penampang suatu kabel penghantar listrik dipengaruhi menggunakan seberapa akbar arus listrik yang melewati penghantar tersebut.
Cara menentukan ukuran Kabel listrik
Setiap ukuran atau diameter penampang penghantar listrik mempunyai batas kemampuan hantar Arus (KHA).
Sebagai contoh, jika kita lihat menurut tabel KHA penghantar listrik berbahan tembaga, suatu penghantar listrik menggunakan diameter penghantar sebesar 120 mm2 memiliki kemampuan hantar arus (KHA) sebesar 292 Ampere.
Bisa kita bayangkan jika pembangkit listrik dari jaringan transmisi atau distribusi memakai tegangan listrik 220 VAC, dengan beban daya mencapai 10 megawatt (10.000.000 watt), maka Arus yg didapatkan sebanyak :
P = V x I
  • 10.000.000 watt = 220 Volt x I
  • I = 10.000.000 watt / 220 Volt
  • I = 45.454,lima Ampere

Dengan arus sebanyak 45.454,lima ampere. Lalu seberapa akbar ukuran diameter penampang kabel penghantar listrik yg diharapkan ?
Tentunya dengan arus sebanyak itu membutuhkan diameter penampang penghantar listrik yang sangat besar , hal ini akan membutuhkan porto yang sangat akbar, serta bahkan pemasangan jaringan akan sangat sulit.
Oleh lantaran itulah buat memperkecil kebutuhan diameter penampang kabel penghantar menggunakan beban daya yg sangat akbar, diharapkan tegangan listrik berdasarkan pembangkit jaringan Transmisi atau distribusi yang sangat besar , bahkan hingga ratusan ribu Volt.
Coba kita hitung seberapa akbar arus yang dihasilkan apabila jaringan Transmisi atau distribusi listrik menggunakan tegangan listrik 24.000 Volt (24 KV). Dengan beban daya 10.000.000 Watt.
Maka:
P = V x I
  • 10.000.000 watt = 24.000 Volt x I
  • I = 10.000.000 watt / 24.000 Volt
  • I = 416,6 Ampere.

Dengan menggunakan tegangan 24.000 Volt (24 KV), maka akbar arus yg dihasilkan hanya sebanyak 416,6 Ampere. Sehingga kebutuhan diameter penampang bisa diperkecil jika tegangan listrik diperbesar.
Berikut gambaran suatu pembangkit listrik dan jaringan distribusi hingga pada jaringan listrik yang kita pakai pada rumah-rumah.

Alur Jaringan listrik berdasarkan asal pembangkit hingga kepada konsumen atau rumah-rumah.
  • Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik membuat tegangan listrik sebanyak 6.000 Volt (6 KV) hingga dengan 24.000 Volt (24 KV).
  • Jaringan Transmisi
Lalu dalam gardu Induk Trasnmisi Tegangan ini dinaikkan sebagai sebesar 70.000 Volt (70 KV) sampai dengan 500.000 Volt (500 KV) dengan memakai Transformartor penaik tegangan (Trafo Step-Up) jaringan ini diklaim menggunakan jaringan Transmisi.
  • Jaringan Distribusi Primer
Lalu pada gardu induk Distribusi Tegangan jaringan Transmisi diturunkan sebagai 20.000 Volt (20 KV) menggunakan Transformator penurun tegangan (Trafo Step-Down) jaringan ini diklaim dengan jaringan distribusi Primer.
  • Jaringan Distribusi Sekunder
Pada jaringan distribusi, mulai dilakukan pembagian – pembagian beban daya listrik sinkron menggunakan lokasi dan kebutuhan, lalu pembagian jaringan distribusi ini.
Sebelum hingga pada konsumen di rumah-rumah, tegangan 20.000 Volt (20 KV) diturunkan lagi menjadi 380 Volt (Phase – Phase) atau 220 Volt (Phase – Netral), menggunakan Transformator penurun tegangan (Trafo Step-Down).
Tegangan listrik inilah yg hingga ke rumah-tempat tinggal kita. Jaringan ini dianggap menggunakan jaringan Distribusi Sekunder.
Tingkatan besar tegangan listrik dalam jaringan Transmisi serta distribusi
Beberapa jenis tegangan pada Jaringan Transmisi, Jaringan Distribusi Primer serta Jaringan Distribusi Sekunde, diantaranya:
  • SUTET: Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi, dengan akbar tegangan listrik 200 KV hingga 500 KV.
  • SUTT: Saluran Udara Tegangan Tinggi, menggunakan besar tegangan listrik 30 KV sampai 150 KV.
  • JDTM: Jaringan distribusi Tegangan menengah, akbar tegangan kurang lebih 6 KV sampai 20 KV.
  • JDTR: Jaringan distribusi tegangan rendah, besar tegangan kurang lebih 380 Volt (Fasa - fasa) serta 220 Volt (Fasa - Netral).

Catatan:
Perhitungan daya diatas memakai rumus daya listrik 1 Phase yaitu:
  • P = V x I

Sedangkan buat rumus perhitungan daya listrik 3 Phase, bisa memakai rumus , yaitu:
  • P = V x I x Cosphi x √3

Demikianlah artikel tentang kenapa jaringan transmisi dan jaringan distribusi memakai tegangan yang sangat besar , hingga ratusan ribu Volt.
Semoga artikel ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan sebagai warta yang bermanfaat buat kita semua !
CARA FLEXI
dikutip menurut berbagai asal