TEGANGAN LISTRIK PADA JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

Seberapa Besar Tegangan Listrik dalam Jaringan Transmisi dan jaringan Distribusi, sebelum hingga ke rumah-rumah?
Listrik sebagai suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, dan Listrik yang sampai di tempat tinggal kita serta yang biasa kita pakai, dalam umumnya memakai listrik AC (arus bolak-balik ) menggunakan tegangan listrik 220 VAC (220 Volt AC).
Lalu, berdasarkan mana sebenarnya listrik tersebut bisa sampai pada tempat tinggal kita ?
Pastinya, listrik yg hingga di rumah-tempat tinggal kita asal menurut suatu pembangkit listrik, dan tentunya Pembangkit listrik tersebut mempunyai kemampuan daya yang sangat akbar, sehingga bisa menyediakan kebutuhan listrik semua tempat tinggal pada satu desa, kecamatan bahkan satu Kabupaten.
Terdapat berbagai jenis pembangkit listrik yang biasa digunakan buat membuat Tenaga listrik sehingga bisa hingga pada instalasi di rumah kita , serta bisa kita rasakan aneka macam manfaat berdasarkan listrik tersebut.
Pembangkit listrik yang dipakai, diantaranya :
  • PLTD atau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
  • PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air
  • PLTU atau pembangkit Listrik Tenaga Uap
  • PLTG atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas
  • Dan aneka macam jenis pembangkit listrik lainnya.

Untuk bisa menyediakan asal listrik dengan akbar tegangan listrik 220 VAC hingga pada instalasi tempat tinggal kita masing-masing, tentunya dibutuhkan besar tegangan listrik yg lebih akbar menurut tegangan 220 VAC yg didapatkan berdasarkan sumber pembangkit listrik utama.
Mengingat jarak yg sangat jauh antara sumber pembangkit listrik primer sampai hingga pada konsumen atau instalasi tempat tinggal kita, pastinya diharapkan tegangan listrik yang sangat besar supaya tegangan listrik yang hingga pada tempat tinggal kita stabil dan sanggup permanen mencapai tegangan 220 VAC.

Kenapa tegangan listrik jaringan Transmisi menggunakan tegangan listrik yg sangat akbar?

Tegangan listrik dalam jaringan Transmisi serta distribusi Listrik menggunakan tegangan yg sangat besar , bahkan dalam jaringan Transmisi Tegangan listriknya mencapai seratus ribu lebih Volt, Hal ini memiliki tujuan, antara lain :
  1. Untuk mencegah kerugian tegangan (Drop Voltage)
  2. Untuk mencegah kerugian daya.
  3. Untuk memperkecil kebutuhan diameter penampang dawai atau kabel penghantar.
Baca juga: Rumus serta cara menghitung Rugi tegangan (Drop Voltage)
Pada umumnya lokasi asal pembangkit listrik yang dipakai memiliki jeda yang sangat jauh sebelum hingga dalam konsumen atau ke tempat tinggal -rumah kita.
Jarak yg sangat jauh ini akan mengakibatkan kerugian tegangan (Drop Voltage) yang besar juga.
Sehingga buat mencegah kerugian daya dan tegangan yang diakibatkan lokasi jaringan transmisi serta jaringan distribusi listrik yang sangat jauh, maka dibutuhkan tegangan menurut pembangkit listrik yang besar agar kerugian tegangan tadi bisa diatasi.
Disamping itu, supaya ukuran diameter penampang kawat atau kabel penghantar yg digunakan nir terlalu akbar, maka tegangan listrik dari sumber pembangkit menggunakan tegangan yang besar .
Apa hubungannya besar tegangan listrik menggunakan ukuran diameter penghantar yang dibutuhkan ?
Besarnya tegangan listrik sangat berpengaruh terhadap kebutuhan akbar kecilnya ukuran penampang dawai atau kabel penghantar.
"Dengan besar beban atau daya yang sama, maka semakin besar tegangan listrik akan semakin mini arus yang dihasilkan, dan semakin mini arus yg mengalir tentunya akan semakin mini diameter penampang penghantar yang dibutuhkan".
Kenapa semakin besar tegangan listrik, kabel yg digunakan semakin kecil ?
Penjelasannya bisa kita lihat berdasarkan perhitungan di bawah ini.
Rumus daya :
P = V x I
  • P = daya (Watt)
  • V = Tegangan (Volt)
  • I = Arus (ampere)

Untuk menampakan hubungan antara besar tegangan listrik menggunakan akbar arus, mampu kita lihat contoh perhitungan berikut:
Contoh pertama:
Jika suatu instalasi menggunakan daya listrik sebanyak 2200 watt, dengan tegangan listrik 220 Volt, maka Arus yang mengalir pada instalasi tadi adalah :
P = V x I
  • 2200 watt = 220 Volt x I
  • I = 2200 watt / 220 Volt
  • I = 10 Ampere

Contoh ke 2:
Jika suatu instalasi menggunakan daya listrik yg sama yaitu sebanyak 2200 watt, namun menggunakan tegangan listrik yg lebih akbar yaitu 2200 Volt, maka arus dalam instalasi listrik tadi adalah :
P = V x I
  • 2200 watt = 2200 Volt x I
  • I = 2200 watt / 2200 Volt
  • I = 1 Ampere.

Kesimpulan:
Pada model pertama, dengan menggunakan tegangan 220 Volt, daya 2200 Watt, akbar Arus = 10 Ampere, Lalu pada model kedua dengan menggunakan tegangan 2200 Volt, daya permanen 2200 Watt, Arus yg didapatkan menjadi lebih kecil, yaitu: 1 Ampere.
"Semakin akbar tegangan listrik yang dipakai, semakin mini Arus listrik (Ampere) yg dihasilkan, dengan daya atau beban yang sama".
Oleh karena itu, supaya berukuran atau diameter penampang penghantar listrik yg dibutuhkan menjadi penghantar pada jaringan Transmisi serta distribusi listrik tidak menggunakan berukuran penghantar yang sangat besar , maka caranya adalah menggunakan menggunakan tegangan listrik yg lebih akbar bahkan mencapai ratusan ribu volt.
Besar kecilnya berukuran penampang suatu kabel penghantar listrik dipengaruhi menggunakan seberapa akbar arus listrik yang melewati penghantar tersebut.
Cara menentukan ukuran Kabel listrik
Setiap ukuran atau diameter penampang penghantar listrik mempunyai batas kemampuan hantar Arus (KHA).
Sebagai contoh, jika kita lihat menurut tabel KHA penghantar listrik berbahan tembaga, suatu penghantar listrik menggunakan diameter penghantar sebesar 120 mm2 memiliki kemampuan hantar arus (KHA) sebesar 292 Ampere.
Bisa kita bayangkan jika pembangkit listrik dari jaringan transmisi atau distribusi memakai tegangan listrik 220 VAC, dengan beban daya mencapai 10 megawatt (10.000.000 watt), maka Arus yg didapatkan sebanyak :
P = V x I
  • 10.000.000 watt = 220 Volt x I
  • I = 10.000.000 watt / 220 Volt
  • I = 45.454,lima Ampere

Dengan arus sebanyak 45.454,lima ampere. Lalu seberapa akbar ukuran diameter penampang kabel penghantar listrik yg diharapkan ?
Tentunya dengan arus sebanyak itu membutuhkan diameter penampang penghantar listrik yang sangat besar , hal ini akan membutuhkan porto yang sangat akbar, serta bahkan pemasangan jaringan akan sangat sulit.
Oleh lantaran itulah buat memperkecil kebutuhan diameter penampang kabel penghantar menggunakan beban daya yg sangat akbar, diharapkan tegangan listrik berdasarkan pembangkit jaringan Transmisi atau distribusi yang sangat besar , bahkan hingga ratusan ribu Volt.
Coba kita hitung seberapa akbar arus yang dihasilkan apabila jaringan Transmisi atau distribusi listrik menggunakan tegangan listrik 24.000 Volt (24 KV). Dengan beban daya 10.000.000 Watt.
Maka:
P = V x I
  • 10.000.000 watt = 24.000 Volt x I
  • I = 10.000.000 watt / 24.000 Volt
  • I = 416,6 Ampere.

Dengan menggunakan tegangan 24.000 Volt (24 KV), maka akbar arus yg dihasilkan hanya sebanyak 416,6 Ampere. Sehingga kebutuhan diameter penampang bisa diperkecil jika tegangan listrik diperbesar.
Berikut gambaran suatu pembangkit listrik dan jaringan distribusi hingga pada jaringan listrik yang kita pakai pada rumah-rumah.

Alur Jaringan listrik berdasarkan asal pembangkit hingga kepada konsumen atau rumah-rumah.
  • Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik membuat tegangan listrik sebanyak 6.000 Volt (6 KV) hingga dengan 24.000 Volt (24 KV).
  • Jaringan Transmisi
Lalu dalam gardu Induk Trasnmisi Tegangan ini dinaikkan sebagai sebesar 70.000 Volt (70 KV) sampai dengan 500.000 Volt (500 KV) dengan memakai Transformartor penaik tegangan (Trafo Step-Up) jaringan ini diklaim menggunakan jaringan Transmisi.
  • Jaringan Distribusi Primer
Lalu pada gardu induk Distribusi Tegangan jaringan Transmisi diturunkan sebagai 20.000 Volt (20 KV) menggunakan Transformator penurun tegangan (Trafo Step-Down) jaringan ini diklaim dengan jaringan distribusi Primer.
  • Jaringan Distribusi Sekunder
Pada jaringan distribusi, mulai dilakukan pembagian – pembagian beban daya listrik sinkron menggunakan lokasi dan kebutuhan, lalu pembagian jaringan distribusi ini.
Sebelum hingga pada konsumen di rumah-rumah, tegangan 20.000 Volt (20 KV) diturunkan lagi menjadi 380 Volt (Phase – Phase) atau 220 Volt (Phase – Netral), menggunakan Transformator penurun tegangan (Trafo Step-Down).
Tegangan listrik inilah yg hingga ke rumah-tempat tinggal kita. Jaringan ini dianggap menggunakan jaringan Distribusi Sekunder.
Tingkatan besar tegangan listrik dalam jaringan Transmisi serta distribusi
Beberapa jenis tegangan pada Jaringan Transmisi, Jaringan Distribusi Primer serta Jaringan Distribusi Sekunde, diantaranya:
  • SUTET: Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi, dengan akbar tegangan listrik 200 KV hingga 500 KV.
  • SUTT: Saluran Udara Tegangan Tinggi, menggunakan besar tegangan listrik 30 KV sampai 150 KV.
  • JDTM: Jaringan distribusi Tegangan menengah, akbar tegangan kurang lebih 6 KV sampai 20 KV.
  • JDTR: Jaringan distribusi tegangan rendah, besar tegangan kurang lebih 380 Volt (Fasa - fasa) serta 220 Volt (Fasa - Netral).

Catatan:
Perhitungan daya diatas memakai rumus daya listrik 1 Phase yaitu:
  • P = V x I

Sedangkan buat rumus perhitungan daya listrik 3 Phase, bisa memakai rumus , yaitu:
  • P = V x I x Cosphi x √3

Demikianlah artikel tentang kenapa jaringan transmisi dan jaringan distribusi memakai tegangan yang sangat besar , hingga ratusan ribu Volt.
Semoga artikel ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan sebagai warta yang bermanfaat buat kita semua !
CARA FLEXI
dikutip menurut berbagai asal

Comments