HINDUISM DEWA SIWA DEWA PERANG DAN KEHANCURAN

Siwa secara harfiah berarti "keberuntungan, kesejahteraan". Dia adalah ilahi ketiga berdasarkan Triad Hindu serta dia adalah tuhan kehancuran. Dia mewakili kegelapan, dan dikatakan sebagai "tuhan yang marah". Seringkali Dewa Siwa menghancurkan kehadiran negatif seperti kejahatan, ketidaktahuan, serta kematian.
Dalam agama Hindu yg terkenal, Dewa Siwa dipercaya satu dari 3 aspek tertinggi Brahman, atau galat satu Trimurthis, serta diidentifikasi menggunakan fungsi penghancuran universal. Tempat tinggalnya merupakan Kailas serta permaisuri Parvathi. Ganesha dan Kartikeya adalah anak-anaknya yg yang kuasa, yg pula menempati tempat krusial pada panteon Hindu. Kendaraan Siwa merupakan Nandi, banteng tuhan. Saivism adalah sekte Hinduisme yang paling populer, pada samping Vaishnavism. Shaivisme adalah tradisi massa. Ini menolak hak istimewa kasta yg tiba dengan kelahiran serta hak eksklusif Brahmana dalam tradisi ritual Hindu.
Dewa Siwa , Dewa Brahma , Dewa Wisnu adalah Bagian menurut maha pencipta yang mempunyai tugas masing-masing serta berbeda-beda , mereka di sebut tri murti .
Dalam kitab Mahābhārata, Dewa Siwa lebih sering disebut sebagai Mahādewa, yaitu Dewa tertinggi di antara para ilahi. Kitab itu jua menyebutkan berasal mula dewa Siwa sebutannya. Pada suatu saat, para ilahi menyuruh Siwa membinasakan makhluk-makhluk dursila yang tinggal di Tripura. Untuk meramalkan makhluk-makhluk itu, Dewa Siwa diberi kekuatan dari masing-masing yang kuasa, dan selesainya bisa memusnahkan makhluk-makhluk itu, Dewa Siwa dianggap menjadi ilahi tertinggi.
Sementara itu, sebutan Maheswara ada dalam kitab Mahabharata sloka 222a. Sebutan lain untuk Siwa merupakan Trinetra, yang berarti bermata tiga. Sebutan ini didapat Dewa Siwa saat berdasarkan keningnya "ada" mata ketiga buat "balik " keadaan misalnya keadaan semula, yang "terganggu" karena ke 2 disentuh oleh kedua tangan Parwati, yg waktu itu asyik bercengkerama menggunakan Siwa. Untuk mengembalikan keadaan darurat di global, Siwa  menciptakan mata ketiga dalam keningnya.
Cerita mengenai mata ketiga berdasarkan dewa Siwa dapat di temukan dalam berbagai versi. Diceritakanlah Siwa sedang asyik bercengkerama dengan sakti-Nya yaitu Dewi Parwati sedang bermain tutup-tutupan mata, karena mata dia ditutup sang ke 2 telapak tangan dewi Parwati mengakibatkan Siwa sulit melihat, lantaran terhalangnya penglihatan Siwa maka dunia sebagai goncang. Maka, dari  kening beliau ada mata ketiga buat mengembalikan keadaan global seperti keadaan semula, yg terganggu karena ke 2 matanya tertutup oleh kedua tangan Parwati.
Uraian tentang yang kuasa Siwa yang memiliki tiga mata (Trinetra) pula dijumpai pada buku Mahabharata. Kitab Linga Purana memberikan cerita yang tidak selaras tentang timbulnya mata ketiga Siwa. Dikisahkan adalah Sati, anak Daksa istri pertama Siwa yg bunuh diri menggunakan cara terjun ke pada barah lantaran ayahnya (Daksa) nir menghiraukan suaminya (Siwa). Karena insiden itu, Siwa pergi bertapa pada atas Gunung Himalaya. Parvati, anak Himawan yg jatuh cinta kepada Siwa sebenarnya adalah Sati “yang lahir balik ”. Sementara itu, makhluk dursila Asura (raksasa) Tataka mulai mengganggu para yang kuasa. Menurut ramalan, yang dapat membinasakan makhluk dursila itu hanyalah anak Siwa Dalam kebingungan, para yang kuasa tetapkan buat “membangunkan” Siwa Mereka putusan bulat meminta pertolongan Dewa Kama. Dengan upayanya, berangkatlah para tuhan disertai Parwati ke tempat Siwa bertapa. Karena keampuhan panah Dewa Kama, Siwa “terbangun”. Siwa yang sedikit terusik oleh perbuatan Kama membuka mata ketiganya yg menyemburkan api. Api itu membakar Kama sampai menjadi abu. Pada waktu yang bersamaan karena keampuhan panah Kama, Siwa jatuh cinta pada dewi Parwati.

Asal Muasal Atribut Dewa Siwa
Siwa diyakini terdapat pada berbagai bentuk. Penggambarannya yg paling generik adalah menjadi pertapa berkulit gelap menggunakan tenggorokan biru. Biasanya duduk bersila pada kulit harimau, rambut Siwa kusut serta melingkar pada kepalanya, dihiasi dengan ular serta bulan sabit. Gangga selalu digambarkan mengalir keluar berdasarkan jambulnya.
Siwa memiliki empat lengan serta 3 mata. Mata ketiga, di tengah keningnya, selalu tertutup dan hanya terbuka buat memusnahkan pelaku kejahatan. Sebuah karangan bunga tengkorak, manik-manik rudraksha, atau ular menggantung dari lehernya. Siwa jua memakai ular sebagai armlets serta gelang.
Kitab Suprabhedagama menguraikan mengapa Siwa mengenakan pakaian kulit harimau, hiasan berupa ular, kijang, serta parasu, serta memakai hiasan bulan sabit, serta tengkorak dalam mahkotanya. Pada suatu saat, Siwa pulang ke hutan menggunakan menyamar sebagai pengemis. Istri para pendeta yang kebetulan melihatnya jatuh cinta, sehingga para pendeta murka . Dengan kekuatan magisnya mereka membentuk seekor harimau yg diperintahkan buat menyerang Siwa, akan tetapi dapat dibinasakan dan kulitnya digunakan Siwa menjadi pakaiannya. Melihat Siwa mampu mengalahkan harimau ciptaannya, mereka makin murka dan membentuk seekor ular. Ular itu dapat ditangkap Siwa dan dibentuk perhiasan. Setelah kedua bisnis itu gagal, mereka membentuk kijang dan parasu, akan tetapi kali inipun Çiwa bisa melumpuhkan agresi para pendeta itu. Sejak peristiwa itu, kijang dan parasu sebagai 2 di antara laksana (atribut) Siwa.
Dia menggunakan kulit macan atau macan tutul di sekitar pinggangnya, dan bagian atas tubuhnya umumnya telanjang, akan tetapi diolesi abu, seperti layaknya seseorang pertapa. Mata ketiganya diyakini telah ada saat Parvati (Parvati, dewi kekuasaan, adalah pemuja kosmis Shiva), pada suasana hati yg menyenangkan, menutupi matanya menggunakan ke 2 tangannya.
Menurut Shiva Purana, Dewa Siwa dikatakan memiliki lima wajah, sesuai dengan 5 tugasnya, yaitu panchakriya: penciptaan, pendirian, kehancuran, pelupaan, serta hadiah. Kelima wajahnya dikaitkan dengan penciptaan suku kata kudus "Om".
Di pada kitab Purana kita menerima informasi tentang hiasan  yg di pakai sang Deva Siwa.  Istri para rsi terpikat pada Siwa, yg sekali ketika tampil dengan mengenakan pakaian misalnya peminta-minta. Para rsi sangat murka terhadap Siwa atas penampilannya itu dan ingin membunuhnya. Dari lobang yang di gali, timbul seekor harimau. Siwa membunuh harimau itu serta merogoh kulitnya. Seekor menjangan mengikuti harimau dan juga ada berdasarkan lubang yg sama. Siwa memegang hewan itu menggunakan tangan kirinya. Selanjutnya muncul menurut lubang itu tongkat besi panas berwarna merah. Siwa merogoh tongkat itu dan berakibat senjatanya. Terahir berdasarkan lubang timbul beberapa ular kobra dan Siwa mengambil ular dan mengenakan sebagai hiasan. Suatu hari super besar bernama Gaya menyamar pada wujud seekor gajah serta menangkap seseorang pandita yg melarikan diri serta memohon perlindungan di sebuah pura Siwa. Siwa muncul serta membunuh gajah tersebut, lalu mengambil kulitnya dikenakan di badannya. Suatu hari Siwa mengenakan beberapa ekor ular menjadi anting-antingnya, sang karenanya dia pada kenal menggunakan nama Nagakundala. Siwa dilambangkan oleh ular pada lebih kurang lehernya. Ular yg terbelit di lehernya melambangkan kekuatan penghancurnya. Dalam purana yang lain dikatakan juga bahwa ular tadi berfungsi buat mencegah racun yang diminum waktu para yang kuasa dan asura memperebutkan tirtha amertha masuk kedalam tubuh ilahi Siwa. Tasbih melambangkan sifatnya yang anadi ananta yakni nir berawal dan nir berakhir.
Siwa menghancurkan segalanya dengan mebawa Trisula. Trisula senjata yg utama Siwa,  Dalam aneka macam gambar Siwa digambarkan memegang Trisula pada tangan belakang. Siwa Purana IV.20 mengungkapkan,
Dewa yg bersenjatakan Trisula ,
Brahman yg agung, yaitu Siwa merupakan dari mula penciptaan, pemeliharaan, dan penghancuran. Pelenyapan, serta pemberkatan.
Tanpa campur tangan dia maka nir seujung rambut pun benda atau makhluk sanggup dihancurkan.
 Sebuah Trisula memiliki 3 ujung, yang menandakan tiga sifat alam : sattva (keaktifan), rajas (kegiatan), serta tamas (ketidakaktifan). Trisula melambangkan bahwa ilahi jauh menurut jangkauan ketiga sifat alam ini. Trisula juga melambangkan senjata yang dipakai Dewa untuk menghancurkan kejahatan dan ketidakpedulian di global. (Pandit, 2006 : 208). Selain trisula  terdapat jua senjata lain disebutpinaka, oleh karenanya Siwa dianggap dengan nama Pinakapani (Siwa yg memegang pinaka pada tangannya). Siwa digambarkan mempunyai dua,dua,8, dan 10 tangan. Disamping membawa Pinaka, Siwa pula memegang tongkat yg dinamakan khatyanga, busur (Ajagava), seekor menjangan, genitri, tengkorak, damaru (gendang kecil), serta benda-benda kudus lainnya.
Kitab Kamikagama membicarakan mengapa dalam pengarcaannya, Çiwa mengenakan hiasan bulan sabit pada jatāmakutanya (mahkota). Datohan, keliru seseorang putra Brahmā, menikahkan keduapuluh tujuh (=konstelasi bintang) anak perempuannya pada Santiran, Dewa Bulan. Dia minta agar menantunya memperlakukan semua istrinya sama dan mencintainya tanpa membeda-bedakan. Selama beberapa waktu, Santiran hayati bahagia beserta istri-istrinya, tanpa membeda-bedakan mereka. Dua di antara semua istrinya, Kartikai dan Rogini merupakan yg tercantik. Lama-kelamaan, tanpa disadarinya, Santiran lebih memperhatikan keduanya serta mengabaikan istri-istrinya yang lain. Merasa nir diperhatikan, mereka mengadu pada ayah mereka. Datohan mencoba menasihati menantunya agar mengganti perilaku, tapi tidak berhasil. Setelah berunlangkali Santiran diingatkan serta nir mengindahkan, Datohan sebagai murka dan mengutuh menantunya; keenam belas bagian tubuhnya akan hilang satu per satu sampai akhirnya dia akan hilang, meninggal. Ketika bagian tubuhnya tinggal seperenam belas bagian, Santiran menjadi panik dan pulang minta tolong dan perlindungan Intiran. Intiran tidak bisa menolong. Dalam keadaan putus asa, dia menghadap ilahi Brahmā yg menasihatinya supaya pulang menghadap Çiwa. Santiran langsung menuju Gunung Kailasa serta mengadakan pemujaan buat Çiwa. Çiwa yg berbelas kasihan lalu mengambil bagian tubuh Santiran itu serta diletakkan pada pada rambutnya sambil menyampaikan, “Jangan risi, Anda akan mendapatkan balik bagian-bagian tubuh Anda. Namun, itu akan balik hilang satu per satu. Perubahan itu akan berlangsung terus.” Demikianlah dalam pengarcaannya rambut Çiwa dihiasi bagian tubuh Santiran yang berbentuk bulan sabit pada samping tengkorak (ardhacanrakapala). Selain mata ketiga dan hiasan candrakapala, Çiwa jua dikenal mempunyai tunggangan banteng atau sapi jantan.

Dewa Siwa serta Gunung Kailash
Siwa dikatakan tinggal di Gunung Kailash, sebuah gunung di Himalaya. Kendaraannya adalah Nandi si banteng dan senjatanya, trishul. Pemuja Siwa adalah Parvati, yang juga dianggap menjadi bagian dari Siwa. Salah satu bentuk Shiva yg paling populer adalah Ardhanarishvara.
Menurut sebuah cerita pada dalam Purana, Brahma tidak berhasil menciptakannya. Dia mendahului Siwa yg mengambil bentuk ini serta memisahkan Parvati dari tubuhnya. Parvati memiliki poly inkarnasi, misalnya Kali, Durga, dan Uma. Anak-anak mereka adalah Kartikeya dan dewa Ganesha.
Siwa diyakini mempunyai sejumlah besar pembantu, yg diklaim ganas. Makhluk mitologis ini memiliki tubuh insan menggunakan ketua hewan. Anak laki-laki Siwa Ganesha adalah pemimpin para ganas.
Di semua negara Hindu, terdapat ratusan kuil dan kuil yg didedikasikan untuk Siwa. Dia umumnya disembah dalam bentuk shivalinga. Dia disembah dengan menawarkan bunga, susu, serta pasta cendana.

AGAMA HINDU LEGENDA LAHIRNYA ISTRI DEWA SIWA

Dewi Parwati (Sansekerta: पार्वती; Pārvatī), merupakan Dewi Kekuatan, yang merupakan galat satu dari tiga Sakti Utama. Dewi Parwati tak jarang disamakan menggunakan Adi Shakti dan Dewi Durga.
Parwati adalah putri berdasarkan seorang Raja Gunung Himalaya, Himawan dan Menawati.dia dianggap menjadi adik menurut Dewa Wisnu dan Dewi Gangga.
Dewi Parvati merupakan galat satu dari banyak bentuk Shakti, kekuatan feminin yang nir bisa diketahui tetapi menghidupkan dalam mitologi Hindu, tenaga feminin alam semesta.
Dewi Parvati merupakan kekuatan yang menggerakkan yang membawa keterampilan, kekuatan, kecakapan, dan kejeniusan ketika ia menanamkan dunia menggunakan sihirnya.

Kelahiran Dewi Parwati
Dewa Wisnu dan yang kuasa Brahma terkesan menggunakan Bakti Himawan, Sehingga, Dewa Wisnu memberikannya anugerah, bahwa Himawan akan sebagai Bhakta Dewa Wisnu.
Sementara, Dewa Brahma terkesan karena Himawan selalu menyembah dewa dewi setiap hari , maka Dewa Brahma akan mengkaruniai istri Himawan, buat mempunyai bayi wanita yang sangat cantik, dan dia juga berpesan, bahwa ia akan dikenal banyak orang menggunakan sebutan Parwati.
Pada ketika malam itu pula, Mena bermimpi, bahwa ia bertemu menggunakan Adi Shakti, serta Adi Shakti mengatakan "bahwa aku akan lahir kembali buat global , jadilah perantara untuk itu."
Lalu dalam mimpinya, Adi Shakti berubah sebagai cahaya, serta masuk ke dalam perut Mena, sebagai akibatnya, dia mengandung bayi wanita. Pada waktu kelahirannya , ia diselimuti chaya , dan sangat manis.
Namun, Tarakasura menyuruh Bahrupa buat membunuh Dewi Parwati, dan Bahrupa mencoba melakukannya, namun Bahrupa jatuh ke dalam lereng gunung, tetapi Dewi Parwati justru menolongnya, Ia menarik rambut Bahrupa.
Bahrupa merupakan Bidadari Kahyangan, yang dikutuk oleh Indra menjadi Iblis, yang hanya sanggup dimaafkan sang Adi Shakti, sebagai akibatnya Bahrupa meminta maaf kepada bayi itu, serta berubah sebagai bidadari menuju Kahyangan.
Dewi Parvati dikenal menggunakan nama-nama yg tidak selaras seperti Lalita, Uma, Gauri, Kali, Durga, Haimavati dll. Dua bentuknya yang garang namun sangat kuat merupakan Durga (Dewi pada luar jangkauan) serta Kali (Dewi Kehancuran).
 Sebagai mak berdasarkan alam semesta, Parvati dikenal sebagai Amba dan Ambika, yg berarti ′ ibu ′. Seperti Lalita, dia mewakili aspek kecantikan.
RINGKASAN MITOLOGI DEWI PARWATI


Dewi Parwati adalah merupakan sakti menurut Dewa Siwa yang berwujud “santa” atau hening. Parwati adalah putri berdasarkan raja Parwatas, Himawan serta permaisuri Dewa Siwa.
Dia pula dianggap Shakti, bunda alam semesta, serta berbagai cara yang dikenal menjadi Loka-Mata, Brahma Vidya-, Shivajnana-Pradayini, Shivaduti, Shivaradhya, Shivamurti, dan Shivankari.
Nama-nama populernya termasuk Amba, Ambika, Gauri, Durga, Kali, Rajeshwari, Sati serta Tripurasundari.
Ketika pada wujud santa, sakti Deva Siva ini dianggap dengan Parvati, yaitu seorang devi dengan penuh kecantikan serta afeksi.
Selain dianggap menggunakan Parvati, pula diklaim dengan Devi Uma atau dewi Kedamaian. Didalam buku Purana disebutkan Devi Parvati pada penjelmaan pertamanya merupakan Daksayani, yaitu putri berdasarkan Daksa dan Prasuti dan menikah menggunakan Siva.
Sati sebagai Parvati

Kisah Parwati diceritakan secara rinci dalam Maheshwara Kanda menurut Skanda Purana. Dewi Sati, putri menurut Prajapati Daksa yg juga adalah putra menurut Dewa Brahma.
Daksa nir suka menggunakan menantunya lantaran wujudnya yang aneh, perilaku aneh, dan kebiasaan aneh. Daksa melakukan upacara tetapi tidak mengundang putrinya dan menantunya.
Dewi Sati merasa terhina dan pulang pada ayahnya dan bertanya padanya hanya buat mendapatkan jawaban yg nir menyenangkan. Dewi Sati sangat marah serta tidak mau lagi diklaim putri Daksa.
Dia lebih suka buat menceburkan tubuhnya ke api serta dilahirkan balik menjadi Parwati serta menikah dengan Dewa Siwa.
Dia membentuk api melalui kekuatan Yoga dan menghancurkan dirinya di api yoga itu. Dewa Siwa marah dan mengutus Wirabhadra untuk menghentikan pengorbanan serta mengusir semua Dewa yg berkumpul di sana.
Kepala Daksa terputus dipenggal sang Wirabhadra. Atas permintaan Dewa Brahma, kepala Daksa dibuang ke pada barah, dan diganti menggunakan ketua kambing.
Pertemuan Siwa & Parwati


Sri Narada bhakta Wisnu pergi ke Kailash beliau melihat Siwa serta Parwati menggunakan satu tubuh, 1/2 pria setengah wanita.
Ardhanarishwara adalah bentuk berkelamin Tuhan menggunakan Siwa (purusha) serta Shakti (Prakriti) siam dalam satu, memperlihatkan sifat saling melengkapi menurut kedua jenis kelamin.
Narada melihat mereka bermain dadu. Dewa Siwa menyampaikan ia memenangkan pertandingan dadu tadi dan sebaliknya Parwati menyampaikan bahwa dialah pemenangnya.
Ada pertengkaran, Siwa meninggalkan Parwati dan pulang buat berlatih pertapaan. Parwati diasumsikan bentuk wanita pemburu serta bertemu Siwa. Siwa jatuh cinta dengan pemburu perempuan tadi.
Narada memberitahu Dewa Siwa bahwa pemburu wanita itu merupakan Parwati. Narada serta Parwati meminta maaf pada Tuhannya serta mereka bersatu kembali.

Siwa menikahi Parwati
Dewa Siwa terpaksa pergi ke Himalaya buat pertapaan. Setan menghambat Tarakasura memenangkan pemberian dari Dewa Brahma bahwa beliau harus mati hanya di tangan putra Siwa dan Parwati.
Oleh karenanya, para yang kuasa meminta Himawan memiliki Sati menjadi putrinya. Himawan putusan bulat serta Sati lahir sebagai Parwati. Dia menjabat tangan Dewa Siwa saat penebusan dosa serta menyembahnya lalu Dewa Siwa menikahi Parwati.
Parwati akhirnya menikah dengan Siwa dengan meriah.mena telah mensetujui perhubungan Parwati serta Siwa, karena beliau menyadari bahwa tidak terdapat yg sanggup mengalahkan interaksi Dewa Siwa dan Parwati.
Pernikahan ini diberkati Dewa Wisnu, Dewa Brahma, Dewi Laksmi, Dewi Saraswati, serta Dewi Katyayani, dan semua penduduk Arya serta Himalaya.hasil berdasarkan pernikahan mereka merupakan Dewa Kumar, Dewa Ganesha, serta Kala.
Penampilan Dewi Parvati

Ketika ditunjukkan bersama dengan Siwa, Dewi Parvati hanya mempunyai dua tangan, tangan kanan memegang teratai biru dan yg kiri tergantung longgar di samping.
Ketika diwakili secara independen, Parvati Ma ditampilkan menggunakan empat tangan, 2 tangan memegang teratai merah dan biru serta dua lainnya memamerkan mudra varada dan Abhaya.
Dewi Parvati memiliki kepribadian yg dagi. Para wanita yg telah menikah memuja Parvati untuk kehidupan pernikahannya yang bahagia.
Gambar Dewa Siwa, Parvathi dan putra-putra mereka Ganesha serta Kartikeya menggambarkan contoh ideal kesatuan serta cinta famili.

KISAH MENARIK LEGENDA DEWI SATI ISTRI PERTAMA DEWA SIWA

Kisah Dewi Sati
Legenda Dewi Sati, istri pertama Siwa adalah keliru satu yg sudah memikat dan menginspirasi wanita India selama berabad-abad.
Kata "sati" (Sankerta: सती ; Satī) berarti perempuan berbudi luhur dan pada tradisi India seseorang perempuan yang melakukan sati akan dicermati menjadi Dewi dan akan langsung menuju nirwana.
Dewi Sati, juga dikenal menjadi Dakshayani (Sanskerta: दक्षायणी; Dakshāyaṇī), merupakan Dewi umur panjang serta keanggunan pernikahan Hindu. Dewi Sati atau Dakshayani adalah permaisuri pertama Dewa Siwa.
Dewi Sati dikenal sangat berapi-api, dengan temperamen yang menyeramkan sekaligus peduli. Namun, beliau pula mengasihi dan sangat baik hati secara alami.
Dewa Siwa selalu dikaitkan menggunakan dewi istri tercinta Parwati. Tetapi, Dewi Parvati merupakan istri ke 2 Siwa.
Cinta pertamanya, istri pertamanya merupakan Dewi Sati. Dewi Sati, personifikasi energi wanita yang kuasa, mengambil kelahiran insan atas saran Brahma, Tuhan Penciptaan.
Sati dilahirkan sebagai putri berdasarkan Daksha Prajapati, putra Brahma, jadi beliau dipanggil Dakshayani. Dia mendapat nama Sati karena dia adalah cucu Brahma dan Daksha menjadi putra Brahma, dia menamai putrinya setelah bentuk feminin "Kebenaran" yang disebut "Sati".
Ayah dari Daksha yaitu Dewa Brahma menginginkan agar Sati harus tumbuh serta menikahi Dewa Siwa. Dia ingin membawa Siwa keluar menurut penebusan dosa dan beliau mulai mengikutinya sejak mini .
Devosi atau bakti dewi Sati buat yang kuasa Siwa tumbuh dan Sati memutuskan bahwa beliau hanya akan menikahi Dewa Siwa. Dia menolak semua lamaran berdasarkan raja-raja yang kaya dan terkenal, lantaran beliau ingin menikah dengan yang kuasa Siwa.
Untuk memenangkan hati pertapa Siwa, dewi Sati meninggalkan semua kenyamanannya serta mengucapkan selamat tinggal kepada orang tuanya serta pergi ke hutan yang pada.
Sati memahami bahwa satu-satunya cara buat memenangkan hati Siwa adalah dengan melakukan penebusan dosa.
Dewi Sati mulai melakukan penebusan dosa dengan berpuasa dan mengucapkan mantra kudus. Terlepas berdasarkan kondisi cuaca yang sangat dingin dan nir menyenangkan, Sati terus bermeditasi dalam nama Dewa Siwa.
Akhirnya, tobatnya menjadi berbuah. Dewa Siwa sebagai sangat bahagia karena pengabdiannya serta menetapkan buat bermanifestasi pada depannya.
Menurut kehendaknya, Dewa Siwa setuju untuk menikahinya. Sati menjadi sangat bahagia pada luar keyakinannya serta kemudian dia kembali ke istananya, menunggu hari Siwa akan datang dan menikahinya.
Dewi Shakti sebagai Sati merupakan Avatar pertama yg lahir pada tengah dunia insan, dan di Avatar ke 2, dia merupakan Parvati atau Parwati.
Ketika Daksa melakukan Yajna, dia mengundang seluruh tuhan kecuali Siwa serta Sati. Sati sangat murung setelah tidak mendapat undangan untuk yajna.
Sati bersikeras menghadiri program tadi, meskipun terdapat ketidaksetujuan menurut Dewa Siwa. Ketika Sati memasuki istana, raja Daksha menghinanya.
Dia menyampaikan bahwa anak perempuannya yg lain lebih terhormat dan layak dihormati daripada Siwa dan Sati.
Sati tidak sanggup menanggung ketidakhormatan ayahnya terhadap suaminya. Kemudian Dewi Sati mendekati para sadas (wilayah tempat pengorbanan di mana imam utama duduk).
Sati bergemuruh:
 Suami saya, Tuan Penguasa telah dihina tanpa alasan yg baik. Tidak ada kesalahan pada dalam Dia. Dikatakan di pada buku kudus bahwa mereka yang mencuri pengetahuan, mereka yang mengkhianati seseorang Pengajar serta mereka yang mencemarkan Tuhan adalah orang yg berdosa besar serta harus dieksekusi.
Setelah mengucapkan istilah-kata ini, Dewi melemparkan dirinya ke dalam barah kudus bercahaya. Dan upacara yajna yg dilakukan oleh Daksha pun dinodai.
Semua undangan takut akan kutukan tersebut, karenanya merekapun pergi menghilang. Ketika Siwa mendengar ini dia sangat marah. Dia membentuk makhluk Veerbhadra menurut ujung rambutnya.
Veerbhadra merobek kepala raja Daksha serta melemparkannya ke pada barah korban kudus yang sama. Tetapi diproklamasikan bahwa yajna nir boleh dibiarkan tidak lengkap, jadi ketua kambing ditempatkan di Daksha buat memulihkan hidupnya.
Dengan rasa murung yang mendalam, dewa Siwa mulai mengembara membawa mayat Sati di pelukannya.
Siwa memulai tarian penghancuran alam semesta. Untuk menyelamatkan alam semesta, dan untuk menghancurkan keterikatan dengan dewa siwa ini, yang kuasa Wisnu dengan chakra sudarshannya memotong tubuh Sati sebagai beberapa bagian. Potongan tubuh Sati jatuh di loka yg tidak selaras dan ini dianggap Shakti Peeths atau loka peribadatan (kuil).
Ada 52 loka peribadatan serta diyakini bahwa jika kita menyembah pada loka-loka ini dengan pengabdian yang ikhlas, semua asa akan terpenuhi.
Di Avatar pertama, Dewi Shakti lahir menjadi Sati dilahirkan sebagai putri Daksha. Tetapi karena Daksha menghina Mahadewa atau dewa Siwa, lalu Sati pergi jauh meninggalkan tubuh materinya.
Begitulah kesetiaan serta perjuangannya yg mendalam berubah sebagai pencapaian besar menikahi Dewa Siwa.

KEKUATAN ILMU MATA KETIGA DEWA SIWA

Dewa Siwa adalah galat satu Dewa Hindu yang paling kuat serta dikenal dengan poly nama lainnya - Mahadeva, Mahayogi, Natraja, dan Bhole Shankar.
Dewa Siwa pula disebut sebagai Tryambaka untuk mata ketiga, ditempatkan di dahinya. Ini merupakan mata kebijaksanaan, bebas berdasarkan "Maya", delusi, dan dualitas kehidupan. Ini terlihat di luar yg jelas menggunakan persepsi yg jelas, serta memperlihatkan satu apa yg benar.
Mata ketiga Siwa selalu menciptakan orang tergoda. Dewa Siwa umumnya dikenal lantaran mata ketiga-Nya. Mata yg memancarkan api serta membakar benda-benda menjadi abu. Dipercaya bahwa saat Siwa sangat marah, Dia membuka mata ketiga serta menghukum pelakunya.
Mata ketiga yang kuasa Siwa pula kadang-kadang dikenal menjadi mata kebijaksanaan. Mata kanan dan kiri mewakili kegiatan-Nya di global fisik sementara mata ketiga melambangkan kebijaksanaan dan kekuatan rohani-Nya.

Diyakini bahwa Dewa Siwa hanya membuka mata ketiga pada kasus-masalah ekstrim ketika tidak terdapat lagi ruang tersisa buat pengampunan dan nir ada keraguan buat memberikan kesempatan lain. 

Itu mata ketiganya yang memberinya nama perusak. Kapanpun Dewa Siwa membuka mata ketiga, itu menghancurkan orang yang kebetulan melihat penglihatan.

Melalui mata ketiga-Nya, Dewa Siwa bisa melihat melampaui yang tampak serta menghancurkan semua kejahatan.

Kisah tentang asal-usul mata ketiga Dewa Siwa

Dipercaya ketika pertama kali Siwa membuka mata ketiga merupakan waktu beliau marah dengan kematian istri pertamanya, Sati. Bahkan saat Sati dilahirkan kembali menjadi Parwati, dia tidak akan keluar menurut meditasi. 

Setelah kematian dewi Sati, Dewa Siwa sangat berduka lantaran kematiannya. Jadi, Dewa Siwa menarik diri pulang ke sebuah gua serta melakukan meditasi yang mendalam.

Ini merupakan ketika waktu Sati dilahirkan kembali menjadi Parwati serta berangkat untuk menikahi Dewa Siwa. Tetapi terlepas berdasarkan seluruh upaya para Dewa, Dewa Siwa nir sanggup keluar menurut meditasi.

Kemudian para Dewa mengirim Kama, Dewa Cinta, buat membawa Dewa Siwa keluar berdasarkan penebusan dosanya. Ketika Kama memukul Dewa Siwa dengan panahnya, mata ketiga Siwa membuka dan membakar Kama sebagai abu.

Mata ketiga Siwa dengan demikian mewakili penolakan cita-cita. Itu membunuh Kama, Dewa cinta dan hasrat.

Karena menggunakan menghancurkan Kama, Siwa tidak hanya menghancurkan cita-cita, namun pula prinsip yg membuat semua dunia permanen hidup.

Tanpa asa, lebah tidak akan pergi ke bunga, banteng tidak akan pergi ke sapi. Tidak akan ada penyerbukan, nir terdapat reproduksi. Apabila hewan tidak kawin, tidak akan ada kehidupan.

Tidak akan terdapat pembaruan, tidak ada kebangkitan, nir terdapat regenerasi. Musim semi tidak akan mengikuti animo dingin. Dunia akan berubah sebagai tanah kosong.

Siwa menolak harapan lantaran beliau memahami bahwa ketika objek keinginan (dewi Sati) hilang, terdapat dukacita dan amarah yang luar biasa yang berkembang pada wujud. Oleh karena itu, menjauhi impian adalah cara terbaik buat mencapai kebahagiaan.
Kisah lain berdasarkan mata ketiga Dewa Siwa merupakan menjadi berikut, Suatu kali, Dewa Siwa duduk sepenuhnya terlibat pada meditasi. Dewi Parvati, permaisurinya tiba ke sana dan dengan main-main menutupi kedua matanya menggunakan kedua tangannya.

Seketika, semua semesta terjerumus ke pada kegelapan. Kekacauan menang pada mana-mana. Bahkan Dewa surga pun takut. Dengan kekuatan ilahinya, Siwa membangun mata ketiga di tengah dahinya.

Api muncul dari mata ketiga serta dia mengembalikan cahaya di alam semesta. Panas yg dipancarkan sang barah mata ketiga mengakibatkan tangan Parwati, yang menutupi mata kiri serta kanan Siwa, berkeringat.

Keringat yang dipenuhi dengan kekuatan Siwa serta Parwati berubah menjadi seorang anak yang dianggap Andhaka.

Anak itu dipanggil Andhaka serta diadopsi sang seorang pemuja Asura yang tak punya anak menurut Dewa Siwa. Andhaka tumbuh tanpa mengetahui berasal-usulnya yang sebenarnya.

Di masa mudanya, Andhaka melakukan penebusan dosa akbar dan memperoleh anugerah bahwa beliau nir akan dibunuh sang siapa pun selain ayahnya. 

Setelah memperoleh anugerah, Andhaka berangkat buat menaklukkan dunia. Selama perjalanannya beliau menemukan Parvati dan terpesona oleh kecantikannya, dia tetapkan untuk menjadikannya istrinya.

Dia mengejarnya serta lalu Parvathi memanggil Parameshwara buat menyelamatkannya. Siwa tiba menyelamatkannya serta menusuk Andhaka pada trisulanya.

Andhaka menyadari kebenaran kelahirannya dan meminta maaf atas harapan jiwanya. Sejak insiden yg disebutkan di atas, mata ketiga ilahi Siwa disimpan untuk penghancuran.

Kisah ini jua mendeskripsikan sisi gelap berdasarkan mata ketiga yang menolak semua impian duniawi karena cita-cita juga penting bagi kelangsungan hidup manusia. Tanpa hasrat, dunia akan berdiri membisu. Tidak akan ada reproduksi, nir ada regenerasi.

Ada satu peristiwa lagi yg memaksa Siwa membuka mata ketiga. Setelah Indra dan Brihaspati pulang ke Kailash buat bertemu Dewa Siwa. Mengetahui bahwa Dewa Siwa akan menguji mereka, menggunakan menyamar menjadi pertapa.

Siwa sebagai murka dengan tindakan Indra ini dan matanya memerah serta Indra ketakutan. Kemarahan ini menyebabkan mata ketiga Shiva terbuka, hampir membunuh Indra.

Brihaspati mengenali Siwa serta berdoa kepadanya, meminta dia untuk mengampuni Indra. Dewa Siwa memaafkan Indra serta buat menyelamatkan Indra.

Siwa mengirim api dari matanya ke arah lautan serta sesudah bertemu menggunakan lautan itu menjadi seorang anak dalam bentuk anak laki-laki yg dikenal sebagai Jalandhara. Dewa Indra diselamatkan sang doa-doa Brihaspati.

GANESHA ANAK DEWA SIWA

Dewa Ganesha
Ganesha  (Sanskerta गणेश) merupakan ilahi yg menyingkirkan semua kesedihan. Ganesha adalah putra Siwa dan Parvati serta jua dikenal menjadi Ganapati (Pemimpin Shiva Ganas).
Ganesha digambarkan sebagai manusia gemuk dengan ketua gajah. Dia memiliki empat tangan yg memegang kapak buat menghancurkan kebodohan, buku, serta butir pengetahuan.
Anak kedua Dewa Siwa merupakan Shree Ganesha, yg lahir saat Dewa Siwa nir terdapat pada sana. Dewa Ganesh secara luas dipuja di India serta orang-orang masih hari ini berdoa kepadanya sebelum melakukan upacara keberuntungan.
Dewa berkepala gajah, Ganesha, juga dikenal sebagai Ganpati, Vighneshwara, Vinayaka serta Pillaiyar, adalah galat satu dewa paling terkenal pada jajaran Hindu.
Citra-Nya ditemukan di seluruh India serta Nepal dan meluas ke Jain serta Buddha, bahkan ke daerah lain pada luar India.
Ganesha secara umum dianggap sebagai Penghilang Rintangan serta tuhan Awal dan tuhan Hambatan, jua Pelindung seni dan ilmu pengetahuan dan Tuhan Buddhi dan Siddhi (kecerdasan serta kebijaksanaan).
Nama, Ganesha atau Ganapati, merupakan kombinasi berdasarkan kata-istilah Sansekerta, Gana (kelompok pengikut Ganas atau Siwa) dan Isha atau Pati (Tuan / Tuan).
Amarakosha, sebuah daftar bahasa Sansekerta awal, mendaftar delapan sinonim dari Ganesha: Vinayaka, Vighnarāja, Dvaimātura (seseorang yang mempunyai 2 mak ), Gaṇādhipa (sama menggunakan Ganapati), Ekadanta (orang yg mempunyai satu taring), Heramba, Lambodara (orang yg memiliki pot perut), serta Gajanana (memiliki wajah gajah).
Ganesha mempunyai kepala gajah serta perut akbar. Dia memiliki empat tangan dan taring yg patah. Belalainya menunjuk ke kiri atau kanannya, tergantung pada wilayah pada mana patung itu dibentuk.
Umumnya, Ganesha biasanya memegang kapak atau tongkat pada keliru satu lengan atas dan tali pada lengan atas lainnya.
Tangan kanan bawah memperlihatkan pada pemirsa suatu gerakan perlindungan atau keberanian (abhaya mudra), sementara tangan kiri bawah memegang modak manis.
Ganesha's vahana (kendaraan) merupakan Mushika (tikus) serta seringkali ditampilkan sebagai sedang duduk di kaki-Nya.
Umat Hindu yang memuja Dewa Ganesha adalah untuk memohon berkah Tuhan agar dapat mencapai keberhasilan dalam dunia fisik untuk selanjutnya mencapai kesempurnaan.
Dewa Ganesha adalah ilahi yg harus terlebih dahulu dipuja sebelum melakukan pemujaan kepada dewa atau dewi lain atau seremoni lainnya.
Dalam mitologi Hindu, Dewa Ganesha adalah putra Dewa Siwa dan Dewi Parwati (bentuk lain dari Dewi Durga).
Adalah Dewa Siwa juga memerintahkan agar Ganesha dipuja pertama kali dalam seluruh upacara keagamaan sebelum memuja tuhan lainnya.

Siwa, Parwati & Ganesha

Istri Siwa adalah Parvati, sering berinkarnasi sebagai Kali serta Durga. Parwati sebenarnya merupakan reinkarnasi berdasarkan Sati (atau Dakshayani), putri menurut tuhan Daksha.

Daksha tidak menyetujui pernikahan Sati menggunakan Siwa dan bahkan melangkah lebih jauh serta mengadakan upacara pengorbanan spesifik buat seluruh ilahi kecuali Shiwa.

Marah sekecil ini, Sati melemparkan dirinya ke atas barah korban. Siwa bereaksi terhadap bencana ini menggunakan menciptakan 2 setan (Virabhadra dan Rudrakali) menurut rambutnya yang menciptakan kekacauan dalam upacara dan memenggal ketua Daksha.

Para tuhan lain menghimbau Siwa buat mengakhiri kekerasan dan, menurut, Shiva membawa Daksha kembali ke kehidupan namun menggunakan ketua seekor domba jantan (atau kambing). Sati akhirnya bereinkarnasi menjadi Parwati di kehidupan berikutnya dan beliau menikahi Siwa.

Dengan Parwati, Siwa mempunyai seseorang anak, tuhan Ganesha. Bocah itu sebenarnya diciptakan berdasarkan tanah liat buat menemaninya dan melindunginya ketika Siwa melanjutkan pengembaraan meditatifnya.

Namun, saat Siwa balik suatu hari, serta menemukan anak lelaki yang menjaga ruangan loka Parvati sedang mandi, beliau bertanya siapa beliau.
Tidak percaya bahwa anak laki-laki itu merupakan anaknya, dan menganggapnya sebagai pengemis yang kurang ajar, Siwa memanggil iblis bhutagana buat memerangi bocah itu.

Dan akhirnya berhasil mengalihkan perhatiannya dengan penampilan Maya yang latif, serta saat dewa Ganesha mengagumi estetika itu, mereka memangkas habis ketua.

Pada keributan itu, dewi Parwati bergegas keluar berdasarkan kamar mandi serta berteriak bahwa putranya telah terbunuh.
Mengetahui hal tadi Dewi Parwati sangat marah serta menuntut supaya Ganesha dihidupkan kembali pada Dewa Siwa. 

Dewa Siwa termenung serta menyanggupi permintaan istrinya. Dewa Siwa kemudian menemui Dewa Brahma sang pencipta, beliau bercerita mengenai peristiwa yg telah dialaminya dan meminta pada Dewa Brahma untuk menghidupkan pulang Ganesha.
Atas saran Dewa Brahma, Dewa Siwa diutus untuk memerintah abdinya yaitu Gana buat memenggal fauna apapaun yang ia temui pertamakali serta menghadap ke utara.
Ketika sampai di dunia, fauna yang menghadap ke utara serta hewan pertama yang ditemui Gana adalah seekor gajah.
Ketika akan dipenggal kepalanya, gajah tadi memberontak sampai mengakibatkan salah satu gadinganya patah.
Pada akhirnya gajah tadi bisa dikalahkan serta dipenggal oleh Gana buat selanjutnya diserahkan kepada Dewa Siwa.
Ganesha pun dihidupkan dengan wujud yg tidak sinkron yaitu manusia berkepala gajah. Maka Ganesha, tuhan berkepala gajah,Sekarang, beliau hayati lagi.

Anak-anak Siwa lainnya merupakan Skanda atau Karttikeya, ilahi perang dan Kuvera, tuhan harta.

Mantra Memuja Dewa Ganesha

Berikut ada beberapa mantra buat memuja Ganesha :
1. Om Gam Ganapatayae Namaha
Mantra ini digunakan buat memulai sesuatu yg baru, seperti memulai bepergian, mengadakan usaha baru, buka tempat kerja baru, penandatanganan kontrak-dagang baru, sebagai akibatnya pelaksanaan usaha tidak menemui kendala-hambatan.

2. Om Namo Bhagabatae Gajaanaaya Namaha
Mantra ini untuk meminta kehadiran Ganesha, serta akan bisa dirasakan kehadirannya.

3. Om Shri Ganeshaaya Namaha
Mantra ini buat menaikkan daya-ingat (terutama pelajar dan mahasiswa) buat mencapai tingkat lebih tinggi pada belajar.

4. Om Vakratundaaya Hum
Mantra ini sangat bertenaga buat merusak serta menghilangkan pikiran-pikiran buruk, baik untuk eksklusif maupun buat insan di tingkat nasional juga internasional bahkan taraf universal. Sering digunakan buat mengusir setan. Dapat pula buat penyembuhan penyakit yg berkaitan tulang belakang (berdasarkan bawah ke atas) dan penyakit dipaha. Untuk itu harus diucapkan 1008 kali (bukan 108 kali !).

5. Om Kshipra Prasadaya Namaha
Mantra ini bersifat “instant” (cepat sekali). Mantra ini diucapkan, ketika ada bahaya atau kesulitan yg telah nir mampu diatasi sendiri.

6. Om Vinayakaaya Namaha
Mantra ini digunakan buat melancarkan segala macam pekerjaan/usaha. Anda akan bisa menguasai serta memecahkan masalah dengan baik serta menciptakan “masa keemasan”.

MITOLOGI NAMA DEWA DEWI AGAMA HINDU DAN KEKUATANNYA

Mitologi Hindu - Agama datang sebagai ekspresi pencarian insan buat citra lengkap tentang alam semesta. Keinginan yg inheren buat memahami alam sekitarnya, hukuman alam, eksistensi serta waktu dapat disimpulkan sebagai alasan primer pada kembali pembentukan kepercayaan dan keterikatan pada makhluk tertinggi.
Agama Hindu adalah galat satu agama tertua pada global dan juga yang terbesar ketiga. Beberapa jenis tuhan serta dewi disembah dalam kepercayaan Hindu dan jumlah mereka nir bisa dipastikan. Sementara banyak sekali bentuk yang kuasa disembah, diyakini bahwa semua pemuja menyembah satu makhluk tertinggi.
Agama Hindu memiliki mitologi luas yg dicatat secara komprehensif pada tulisan kudus. Mereka mendaftar poly dewa dan dewi dalam aneka macam manifestasinya. Masing-masing memiliki poly kualitas dan kekuatan yg menarik. 
Hindu, pada filosofi intinya, percaya bahwa terdapat satu wujud atau ilahi tertinggi. Semua yang kuasa lainnya merupakan manifestasi atau avatar. Ada manifestasi yang sangat penting, serta terdapat jua beberapa yang nisbi tidak dikenal.
Dalam genre Hinduisme terdapat tiga sekte primer - Shaivisme, Vaishnavisme, dan Shaktism. Shaivisme merupakan pemujaan terhadap Siwa, Vaishnavisme mengacu pada pemujaan Wisnu, dan Shaktisme adalah penyembahan Shakti atau Devi.

Smartisme adalah tradisi terbaru yg percaya dalam penyembahan lebih dari satu Dewa, termasuk Vishnu, Siwa, Shakti, Ganesha, serta Surya.

Smarta (Dewanagari: स्मार्त; ,IAST: Smārta, स्मार्त) atau Smarta-sampradaya adalah aliran ortodoks atau sekte Hindu yang digagas kaum brahmana yg mengikuti Sanmata.


Istilah Smarta digunakan buat merujuk kepada golongan brahmana tertentu yang mahir mengenai smerti, atau yg mengakui smerti sebagai teks paling sahih.



Pada umumnya, umat Smarta memuja Tuhan pada enam wujud: Ganesa, Siwa, Sakti, Wisnu, Surya, dan Skanda. Lantaran aliran ini menerima segala yang kuasa-dewi Hindu yang utama, genre ini dikenal sebagai Hindu liberal atau non-sektarian.

Umatnya mengikuti jalan filosofis dan meditasi, yang menekankan persatuan insan dengan Tuhan melalui pencerahan. Aliran ini tidak terlalu bersifat sekte sebagaimana Waisnawa atau Saiwa, dan menganut asas keyakinan bahwa Brahman merupakan prinsip tertinggi dalam alam semesta dan mencakup segala sesuatu yg ada.

Inilah beberapa ilahi serta dewi Hindu:

  • Dewa Brahma, Sang Pencipta
Salah satu trinitas suci dalam agama Hindu, Brahma adalah Pencipta alam semesta. Dia umumnya digambarkan memiliki empat kepala.

Brahma terlihat duduk pada lotus, bermeditasi. Dalam filsafat Veda, Brahma merupakan perwujudan kecerdasan, serta hadir sebagai intelek dalam seluruh manusia.

Brahma merupakan pencipta Veda. Ada empat Veda, dan dikatakan bahwa masing-masing berdasarkan mereka dari menurut keliru satu kepalanya. Angsa merupakan Kendaraanya.

Brahma jua dikatakan membaca Veda secara terus menerus serta secara bersamaan berdasarkan masing-masing dari keempat mulutnya. Dia berpengetahuan luas, serta pencipta seluruh makhluk di alam semesta.
  • Dewa Wisnu, Sang Pemelihara
Wisnu, sang banyak sekte pada agama Hindu, dianggap sebagai tuhan tertinggi. Dalam perspektif normal dan generik, dia merupakan galat satu Trimurti, beserta dengan Brahma serta Siwa.

Wisnu ditinjau menjadi sang Pemelihara alam semesta. Menurut buku kudus, kebanyakan Vishnu Purana, alam semesta ada menurut pusarnya, serta makhluk hayati pertama yg dilahirkan merupakan Brahma.

Garuda, burung mitologis adalah kendaraannya / vahan. Wisnu tinggal pada Vishnuloka.
  • Dewa Siwa, sang Penghancur
Siwa, sebagaimana disebutkan di atas, adalah salah satu menurut tiga dewa utama pada agama Hindu. Doa dipercaya menjadi mahluk tertinggi sang salah satu sekte Hindu. Dia ditinjau sebagai sang Penghancur dari alam semesta. Dia merupakan galat satu yang kuasa Hindu yang paling dikenal, serta sangat populer pada antara semua umat Hindu.

Siwa dianggap menjadi tuhan yg sangat sederhana yang disembah pada bentuk Lingam.
  • Dewa Kartikeya, Dewa Perang serta Jenderal Tentara Para Dewa
Kartikeya adalah putra pertama ilahi Siwa serta dewi Parwati. Salah satu tujuan utama kelahirannya adalah membunuh iblis Tarkasur. Lantaran ini beliau dibesarkan oleh Kirtikas, jauh dari orang tuanya buat melindunginya menurut upaya Tarkasur buat membunuhnya.

Setelah mencapai kekuasaannya, Kartikeya diangkat menjadi panglima tertinggi para tuhan pada pertempuran melawan Tarkasur. Karena keberanian serta keterampilannya, Kartikeya ditawari buat sebagai raja nirwana, tetapi ditolak karena dia menduga kiprahnya sebagai panglima paling krusial dan perlu.
  • Dewa Ganesha
Ganesha, ilahi gajah merupakan salah satu yang kuasa Hindu yg paling krusial. Dia merupakan putra ke 2 Siva serta Parvati dan saudara termuda Dewa Kartikeya yang lebih muda.

Saat melakukan puja atau ritual apapun, beliau adalah yang kuasa pertama yang disembah. Selama perselisihan yang keliru dimengerti pada mana Siwa tidak tahu bahwa Ganesha adalah putranya, beliau memotong ketua Ganesha dengan murka . 

Kemudian selesainya realisasi, kepala gajah ditempatkan serta Ganesha dihidupkan pulang, jua memberinya kekuatan untuk menjadi yang kuasa pertama pada urutan kepentingan. Tikus merupakan kendaraannya / vahananya. Ganesha tak jarang dikaitkan menggunakan keberuntungan.

Ganesha disembah oleh semua sekte Hinduisme, membuatnya mungkin yang paling penting dari yang kuasa-tuhan Hindu. Dia umumnya digambarkan mengendarai seekor tikus, yang membantu tuhan dalam menyingkirkan rintangan untuk sukses, apa pun ikhtiarnya.
  • Avatar Dewa Wisnu
1. Rama
Rama merupakan keliru satu ilahi Hindu yang paling dicintai dan adalah pahlawan berdasarkan epik Hindu yang diklaim Ramayana.

Rama merupakan dewa kebenaran serta kebajikan dan avatar lain menurut Wisnu. Dia dianggap sebagai perwujudan paripurna umat manusia: secara mental, spiritual serta fisik.

Tidak misalnya tuhan serta dewi Hindu lainnya, Rama secara luas diyakini sebagai tokoh sejarah aktual yg eksploitasnya membentuk epik Hindu besar "Ramayana." Umat Hindu merayakannya selama Diwali, festival cahaya.

Rama digambarkan menjadi putra, saudara, suami, serta raja yang ideal serta menjadi penganut dharma yg ketat.

Jutaan orang Hindu mendapatkan kepuasan dari membaca serta mengingat kembali cobaan serta kesengsaraan Rama sebagai pangeran muda yang diasingkan berdasarkan kerajaannya selama 14 tahun.

2. Krishna
Krishna, jua dikenal menggunakan nama Shri Krishna, Vasudeva, Govinda, Gopal, Madhusudan, merupakan inkarnasi ke delapan dari Wisnu serta salah satu filsuf dan pejuang yang paling terkenal dalam agama Hindu.

Krishna merupakan putra Basudev dan Devaki. Dia ditakdirkan buat membunuh pamannya, Kansa, Raja Mathura. Dia dibesarkan sang orang tua asuhnya Yashoda serta Nanda di Gokul buat membuatnya tetap aman menurut usaha pembunuhan pamannya.

Festival Krishna Janmastami dirayakan untuk menandai kelahirannya. Krishna jua adalah salah satu tokoh sentral pada epik Mahabharata. 

Dalam pertempuran Kurushetra, Krishna bersumpah buat tidak memakai senjata apa pun, namun diterima sebagai pengendara kereta kereta Arjuna.

Itu selama pertempuran Kurushetra saat Arjuna dihadapkan menggunakan dilema pertempuran melawan saudara-saudaranya, bahwa Krishna memberinya pengetahuan mengenai Gita.

Jika satu nama tuhan Hindu dikenal serta diakui pada semua dunia, itu adalah Krishna. Hindu mengidentifikasi Krishna sebagai guru buku suci yang diklaim Bhagavad Gita serta menjadi teman serta mentor pangeran Arjuna dalam epik Mahabharata.

Untuk para pengikutnya, Krishna sangat menyenangkan, penuh menggunakan lelucon yg lucu. Tetapi yg paling krusial, janji Krishna pada umat insan bahwa ia akan memanifestasikan dirinya serta turun ke bumi kapan pun penurunan dharma telah mempertahankan keyakinan Hindu pada Yang Mahatinggi selama ribuan tahun.
  • Dewi Saraswati, Dewi Belajar
Dewi Saraswati adalah permaisuri kekal Brahma, pencipta dunia. Dan lantaran dia merupakan sumber berdasarkan semua pengetahuan di alam semesta.

Saraswati adalah perwujudan dari pengetahuan itu sendiri. Dia umumnya diperlihatkan bermain sitar, duduk dalam teratai.

Saraswati adalah permaisuri Brahma Sang Pencipta serta dipuja sebagai dewi pembelajaran, kebijaksanaan, ucapan, serta musik.

Dia mewakili genre pencerahan yang bebas. Putri Siwa serta Durga, Saraswati merupakan ibu menurut Veda. Nyanyian untuknya, yang diklaim Saraswati Vandana, seringkali dimulai dan diakhiri dengan pelajaran tentang bagaimana Saraswati memberkati insan menggunakan kekuatan ucapan dan kebijaksanaan.

Orang-orang Hindu memperlihatkan doa kepada Saraswati sebelum memulai pengejaran intelektual, serta mahasiswa Hindu didorong untuk memberikan doa kepadanya selama masa sekolah / perguruan tinggi serta terutama sebelum dan selama ujian.
  • Dewi Parwati, 
Parwati merupakan permaisuri tak pernah mati serta istri ilahi Siwa dan. Dia dipercaya sebagai 'Adi Shakti' atau kekuatan primordial yang menciptakan alam semesta beserta.

Parwati dipandang menjadi bunda yang baik hati di antara umat Hindu. Namun dalam goresan pena kudus, pada hal-hal tertentu, dia telah merogoh bentuk Kali dan Durga.

Durga adalah ibu dewi dan beliau mewakili kekuatan api para yang kuasa. Dia adalah pelindung orang benar serta perusak kejahatan, umumnya digambarkan seperti mengendarai singa serta membawa senjata dalam poly lengannya.

Kali juga dikenal menjadi dewi gelap, timbul sebagai wanita empat bersenjata yg ganas, kulitnya biru atau hitam. Dia berdiri di atas suaminya, Siwa, yang berbaring dengan damai pada bawah kakinya. Berdarah, lidahnya menggantung, Kali merupakan dewi kematian serta mewakili pawai tanpa henti waktu menuju hari kiamat.
  • Dewi Laksmi, Dewi Kemakmuran
Nama Lakshmi berasal dari istilah Sanskrit laksya, yg berarti tujuan atau sasaran. Dia merupakan dewi kekayaan dan kemakmuran, baik material juga spiritual.

Lakshmi digambarkan menjadi wanita berkulit empat berkulit keemasan, memegang tunas teratai ketika dia duduk atau berdiri pada atas bunga teratai besar . Keilahian kecantikan, kemurnian, serta kerumahtanggaan, citra Lakshmi seringkali ditemukan pada rumah orang beriman.

Dewi Laksmi secara tertentu disembah selama festival Diwali, Navratri, serta Kojagiri Poornima. Dia melimpahkan kekayaan pada yang layak, serta meninggalkan orang-orang yg memakai uang asal-asalan. Dia jua memberi para jamaah dengan kemajuan spiritual serta intelektual.
  • Dewa Indra, Raja Para Dewa serta Penguasa Surga
Indra merupakan yang kuasa hujan. Airavat, gajah putih yang menguntungkan merupakan kendaraan atau vahana-nya. Lain menurut kendaraannya jua termasuk kereta kuda yg ditarik sang sepuluh ribu kuda. 

Senjatanya diklaim vajra. Indra adalah putra Aditi dan sage Kashyap. Indra adalah galat satu tuhan paling krusial di langit.

Indra acapkali ditampilkan sebagai ilahi yg licik, mengirimkan rintangan pada jalan para penyembah, terutama para asur dengan tujuan Mengganggu upaya mereka buat menyenangkan para dewa nirwana. Indra memiliki kekuatan serta keberanian.
  • Dewa Hanuman, raja kera serta pelayan setia
Hanuman, pula dikenal menjadi ilahi monyet, adalah putra dewa udara, Pawan atau Vayu. Dia pula salah satu dari delapan kekal yang dikenal sebagai astachiranjiwi.

Diyakini bahwa seseorang Hanuman belia, pernah mencoba buat menelan matahari. Lantaran sifatnya yang nakal, kekuatannya dibatasi hingga pertemuannya dengan Ram.

Setelah bertemu Ram, Hanuman menjadi penyembahnya yang setia memainkan peran sentral dalam epik Ramayana. Dia merupakan salah satu pemuja terkuat Ram, yg membakar Lanka (kerajaan Ravan). 

Hanuman terkenal karena sudah menyelamatkan saudara Ram, Lakshman, dengan membawa seluruh gunung sanjiwani buti, ramuan penghidupan. Untuk semua alasan ini, dia merupakan simbol kekuatan pengabdian.

Hanuman ditampilkan pada epik Hindu besar Ramayana. Dia mendapatkan jalan buat pendewaan dengan melakukan prestasi kekuatan, darma, serta keberanian sambil membantu Rama (avatar Wisnu) pada insiden menarik yang tak terhitung jumlahnya.

MITOLOGI INDIA DEWA KARTIKEYA DEWA PERANG DAN JENDERAL TENTARA PARA DEWA

Dewa Kartikeya (Dewanagari: कार्तिकेय; IAST: Kārtikeya) (Tamil: முருகன), merupakan anak Dewa Siwa dan Dewi Parwati dikenal menggunakan nama yg berbeda yaitu tuhan Swaminatha, dewa Murugan, Kumara, Skanda, Shanmukha dll.
Dewa Kartikeya juga dikenal sebagai Subramaniam yg merupakan nama umum di India Selatan. Dia tampaknya merupakan dewa perang populer yang pula abang tertua yang kuasa Ganesha.
Di negara bagian selatan India, Kartikeya merupakan ilahi terkenal serta lebih dikenal sebagai Murugan.
Namun, tidak termasuk orang-orang seperti Tamil Nadu serta beberapa loka lain di India, Skanda nir sepopuler saudaranya pada bagian lain India. Tetapi demikian, beliau adalah Allah yg sangat dihias serta berkuasa menggunakan poly sifat ilahi.
Menurut Mitologi Hindu, Siwa, dewa perusak, ditakdirkan untuk memiliki seorang putra yg akan sebagai pejuang hebat dan menyelamatkan para dewa.
Dalam versi cerita asal Kartikeya yang biasa ditemukan pada India bagian utara, Siwa serta istrinya, Parwati, menciptakan wujud menggunakan 5 paras. Sebuah percikan bersinar muncul dari setiap wajah.
Siwa mengirim makhluk berwajah lima ke pada sungai Gangga yg kudus. Lima bunga barah melayang keluar, dan masing-masing terbentuk menjadi seseorang anak. Wanita muda menemukan mereka pada kolam hutan, masing-masing merogoh serta merawat salah satu menurut anak-anak.
Ketika dewa Siwa dan dewi Parwati akhirnya membawa anak-anak mereka kembali, Parwati nir tahu bagaimana beliau sanggup mengurus dan memberi makan semua 5.
Untuk mempermudah pekerjaannya, Siwa menggabungkan anak-anak menjadi satu dengan enam ketua - satu untuk masing-masing anak, mewakili kelima alat, dan ketua akhir buat menggabungkan perasaan menjadi satu, simbol menurut pikiran serta kekuatan Siwa. Anak berkepala enam adalah tuhan pejuang yg dinantikan-tunggu, dia adalah yang kuasa Kartikeya.
Kelahiran Kartikeya

Setelah pernikahan mereka, Dewa Siwa dan dewi Parwati hidup senang di gunung Gandhamadana. Suatu kali, waktu mereka sedang menikmati momen intim, sejumlah mini cairan penting Siwa jatuh ke tanah.

Sejumlah akbar panas mulai memancar darinya dan mengancam akan menelan semua dunia pada api. Bertindak atas saran Brahma serta Wisnu, Agni pulang ke sana menggunakan menyamar menjadi pengemis serta menelan cairan penting tadi.

Dewi Parvati merasa terhina. Parwati mengutuk Agni menggunakan mengungkapkan, "Mulai hari ini engkau akan menjadi hewan pemakan daging dan tumbuh-tumbuhan dan makan hal-hal yang nir bersih. Cairan penting yg telah kau makan akan menyebabkan peradangan yg tak tertahankan dalam tubuhmu."

Seketika, Agni mengalami peradangan yang tidak tertahankan pada tubuhnya. Dia memohon kepada Dewa Siwa buat mencari cara buat mengakhiri penderitaannya. Dewa Siwa mengatakan, "Anda akan terbebas menurut penderitaan ini waktu Anda mentransfer cairan vital saya ke rahim seseorang wanita."

Agni pulang ke loka terpencil, menunggu seorang wanita yg cocok buat datang. Dia melihat enam Kritikas, semua menggigil kedinginan yang tiba pada sana. Dia kemudian memindahkan cairan penting Shiva ke rahim mereka.

Mereka hamil. Ketika suami mereka mengetahui hal ini, mereka mengutuk enam perempuan , buat berubah sebagai bintang pada rasi bintang di langit. Sebelum transformasi, Kritikas menggugurkan janin mereka pada pegunungan Himalaya.

Sungai kudus Gangga membawa janin ke tempat yg terpencil, yg disebut Sara Vana, yang ditutupi menggunakan ilalang. Setelah beberapa saat, ilahi Kartikeya (Skanda) dimanifestasikan berdasarkan alang-alang itu.

Karena Kartikeya dilahirkan sang enam mak , beliau memiliki enam kepala. Sejak ia dilahirkan di Sara Vana, ia pula dikenal sebagai Saravana.

Para ilahi bersukacita saat kelahiran anak ini. Dewa Siwa dan dewi Parwati pergi ke tempat pada mana anak itu dilahirkan. Parwati berdoa pada Siwa bahwa anak itu mungkin tidak ada dan tidak lain menjadi ibunya. Siwa memberinya hadiah ini.

Sesuai menggunakan nubuat sebelumnya, Kartikeya diurapi menjadi jenderal tentara para Deva. Telah diramalkan bahwa hanya dia yang bisa membunuh iblis bernama Taraka yg telah mengganggu para Dewa.

9 Fakta menarik mengenai Dewa Kartikeya

1. Dewa Tampan
Dewa Kartikeya dikatakan sebagai galat satu dewa yg terlihat paling ganteng . Dia acapkali digambarkan aeperti selalu memancarkan pesona kekanak-kanakan namun dengan wajah serius, nir misalnya saudara gendutnya yang bahagia, yang kuasa Ganesha. 

Dewa Kartikeya acapkali digambarkan sebagai karakter yg tenang dan damai, dia memiliki paras yang menyerupai pancaran sinar bulan purnama. Dengan demikian, banyak orang tua yang membuahkan nama putra mereka sebagai Kartikeya berharap putra mereka akan sebagai sangat tampan.

2. Lahir buat Membunuh Tarakasura
Setan bernama Tarakasura diberi pemberian oleh Dewa Brahma sendiri bahwa beliau hanya akan dibunuh oleh seseorang yang sekuat Dewa Siwa yang hanya akan sebagai putranya. 

Ini segera sesudah kematian Sati, jadi Tarakasura menerima begitu saja bahwa Siwa murung dan tertekan dan sama sekali nir akan menikah lagi. Oleh karena itu, beliau tidak akan mempunyai seseorang putra tanpa seseorang istri.

Namun, diyakini bahwa tuhan Kartikeya terwujud buat satu-satunya tujuan membunuh Tarakasura. Tarakasura memahami betul bahwa Dewa Siwa adalah seorang pertapa dan dia pikir dia nir akan menikah atau mempunyai anak. Oleh karenanya, dia nir akan terkalahkan. Namun, ilahi siwa bukanlah dewa yg sanggup membiarkan ketidakadilan menang.

3. Shanmukha
Dewa Siwa menikahi Dewi Parvati. Dewa Siwa membawanya ke sebuah gua dan memintanya untuk bermeditasi. Ketika mereka berdua bermeditasi, bola barah timbul berdasarkan tenaga kosmik mereka.

Sementara itu, Dewa lain yang nir aman dari Tarakasura, mengirim Agni atau Dewa Api untuk menangkap bola barah. Namun bahkan Agni pun tidak bisa menunda panasnya tenaga Siwa dan Parwati.

Jadi, Dia menyerahkan bola ke Goddess Ganga. Ketika bahkan Ganga nir tahan dengan panas, Dia menyimpan bola barah ke danau pada hutan buluh.

Kartikeya jua dikenal sebagai Shanmukha atau Tuhan dengan enam wajah. Dewa Shiva menyerahkan barah benihnya yang menyala-nyala kepada Agni yg bisa mengatasinya sampai pancaran itu sebagai keturunan Siwa. 

Karena nir tahan panas, Agni memberikan pancaran ke Gangga. Kemudian Dewi Parvati mengambil bentuk badan air ini karena beliau sendiri dapat menanggung tenaga Siwa dan Shakti. 

Akhirnya, bola barah merogoh bentuk bayi dengan enam wajah - Eesanam, Sathpurusham, Vamadevam, Agoram, Sathyojatham serta Adhomugam, serta karenanya nama Shanmuga atau Shadanan. 

Kartikeya diasuh oleh enam wanita yg melambangkan Pleiades (Kritika dalam bahasa Sanskerta) dan menggunakan demikian menerima nama Kartikeya.

4. Vahana
Kendaraan yang Kartikeya kendarai adalah burung merak yang diklaim Paravani. Kartikeya, jua dikenal menjadi Murugan di India Selatan, jua dipasang di burung merak. 

Merak ini awalnya merupakan setan yg dianggap Surapadma, sedangkan ayam jago yg disebut malaikat, Krichi. Setelah memprovokasi Murugan pada pertempuran, iblis itu bertobat dalam ketika tombaknya turun ke arahnya. Dia merogoh bentuk pohon dan mulai berdoa. Pohon itu dipotong sebagai dua. Dari setengahnya, Murugan menarik seekor ayam jago, yg beliau buat lambangnya, dan menurut yang lain, seekor burung merak, yg dia buat tunggangannya.

5. Simbolisme dewa Kartikeya
Jika kita melihat patung Kartikeya, di satu tangan Dia membawa tombak. Ini jua disebut Vel, ini bukan trisula. Ini adalah simbol berdasarkan Kundalini Shakti.

Di tangan yang lain, Kartikeya membawa bendera kecil pada mana terdapat ayam jantan. Dalam versi lain, Tarakasur dikalahkan oleh Kartikeya.

Jadi, Tarakasur (ego) sebagai ayam atau ayam jago sehabis dikalahkan oleh Kartikeya. Setelah mengalahkan Taraka (ego) pada pertempuran, Kartikeya menyelamatkan nyawanya serta bertanya kepadanya apa yg beliau inginkan.

Taraka berdoa supaya selalu berada pada kaki Tuhan, serta menggunakan demikian ilahi Kartikeya membuatnya menjadi lambang pada atas bendera. Ini pula berarti bahwa ego wajib selalu ditaklukkan. Ego dibutuhkan untuk kehidupan namun wajib permanen tenang.

6. Swaminatha - Pengajar Siwa
Suatu ketika Kartikeya bertanya pada Dewa Brahma buat menyebutkan arti berdasarkan Om. Brahma menjelaskan kepadanya namun beliau tidak puas.

Kemudian, ketika ditanya oleh Dewa Siwa, Kartikeya menjelaskan semua episode kepadanya. Dewa Siwa mengungkapkan bahwa Kartikeya harus belajar berdasarkan Dewa Brahma, lantaran ia adalah pencipta tertinggi.

Untuk ini Kartikeya menjawab, 'Lalu kamu beritahu aku , apa arti Om?' Mendengar ini, Dewa Siwa tersenyum serta mengatakan, 'Bahkan aku tidak tahu.' Kartikeya kemudian mengungkapkan, 'Maka aku akan memberitahumu lantaran saya memahami arti berdasarkan Om.'

Dewa Siwa: ‘Lalu beri tahu saya artinya lantaran Anda mengetahuinya’

Kartikeya: "Saya nir sanggup bilang misalnya ini. Anda wajib memberi aku tempat Guru. Hanya bila Anda menempatkan saya dalam tumpuan Guru, saya bisa mengatakannya pada Anda ’, istilah Kartikeya.

Dewa Siwa: (Berpikir untuk dirinya sendiri) 'Guru berarti beliau wajib berada pada posisi yang lebih tinggi. Guru harus duduk pada loka yg lebih tinggi dan murid harus duduk dan mendengarkannya. Tapi bagaimana saya mampu menemukan tempat duduk lebih tinggi darinya, lantaran beliau merupakan Dewa tertinggi dan terbesar? "
Jadi, Dewa Siwa mengangkat Kartikeya muda itu ke pundak-Nya. Dan lalu pada indera pendengaran Dewa Siwa, tuhan Kartikeya menyebutkan arti dari Pranava Mantra (Om).

Kartikeya: "Bahwa seluruh Penciptaan terkandung pada Om. Trinitas - Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa terkandung dalam Om. Ini merupakan esensi serta juga rahasia Om yang yang kuasa Kartikeya diriwayatkan kepada Dewa Siwa. "

Setelah mendengar ini, Dewi Parwati (Bunda ilahi Kartikeya) merasa gembira serta penuh sukacita.


Dewi Parwati: ‘Anda sudah sebagai seorang Guru (Swami) kepada dewaku (Natha)!’

Mengatakan hal ini Parwati memanggil anaknya sebagai Swaminatha, dan sejak saat itu tuhan Kartikeya juga lalu dikenal menjadi Swaminatha.

7. Pernikahan dewa Kartikeya 
Amritavalli serta Saundaravalli merupakan dua putri yang kuasa Vishnu, yang lahir dari matanya. Mereka membuatkan cinta kekal buat Skanda dan melakukan pertapaan keras buat mendapatkan Kartikeya sebagai seorang suami.

Atas instruksi Skanda, Amritavalli berkembang menjadi sebagai Devasena, seseorang gadis belia pada bawah perwalian Indra pada Swarga. Saundaravalli merogoh bentuk Valli, seorang gadis di bawah perlindungan Nambiraja, seseorang pemburu pada dekat Kanchipuram.

'Valli' adalah istilah bahasa Tamil buat Sanskrit 'Lavali', sejenis creeper. Ketika dia ditemukan pada antara para penjelajah menjadi bayi, pemburu memanggilnya 'Valli'.

Setelah perang dengan Surapadma berakhir, para dewa sangat gembira. Skanda menyetujui doa Indra buat mendapat Devasena menjadi permaisurinya.

Pernikahan tuhan dirayakan menggunakan sangat antusias di Tirupparankundram dekat Madurai pada hadapan dewi Parwati dan yang kuasa Siva. Penobatan ulang Indra pada Amaravati di Swarga diikuti. Dewa mendapatkan balik kekuatan dan posisi mereka.

Skanda mengambil rumahnya pada Skandagiri. Dia kemudian melanjutkan ke Tiruttani dekat Chennai, pada mana Valli sedang mencari ladang barley.

Setelah serangkaian lelucon cinta-sportif, di mana saudaranya Vighneswara pula memberikan bantuan, dia menikahinya. Senjata yang lebih disukai adalah Vel atau tombak maka nama terkenal Velayudhan - dia yg senjatanya adalah tombak.

8. Festival untuk Menghormati Kartikeya
Sharad Purnima, juga dikenal sebagai Kumara Purnima, yang dirayakan pada hari bulan purnama selesainya Vijayadashami, merupakan salah satu festival terkenal yg didedikasikan buat Kartikeya pada Odisha.

Hal ini diyakini bahwa gadis-gadis yang belum menikah menyembah Kartikeya pada hari ini buat mendapatkan calon pengantin pria tampan sebagai Kartikeya.

Hari raya besar lainnya yang didedikasikan buat pemujaan tuhan Kartikeya merupakan Thaipusam. Diyakini bahwa dalam hari ini, Dewi Parwati memberi tombak pada dewa Murugan buat menaklukkan tentara iblis Tarakasura serta memerangi perbuatan dursila mereka.

Oleh karena itu, Thaipusam adalah perayaan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Selain itu, Skanda Sashti adalah festival regional lain yg dirayakan sebagian akbar oleh umat Hindu Shaivite, yg diamati untuk menghormati ilahi Kartikeya dalam hari keenam berdasarkan 2 bulan cerah bulan Tamil Aippasi (Oktober - November).

Dipercaya bahwa Kartikeya, dalam hari ini, memusnahkan iblis mitos Taraka. Dirayakan di seluruh kuil Shaivite dan Subramanya di India Selatan, Skanda Sashti memperingati penghancuran kejahatan oleh Yang Mahatinggi.

9. Dewa Senapati - ilahi perang
Kartikeya jua diklaim 'Dewa Senapati' dan 'Yuddharanga'. Kartikeya, tuhan perang dan jenderal tentara para dewa, dikenal karena kekuatan dan keterampilannya yang luar biasa. 

Dikatakan bahwa Kartikeya merupakan kesempurnaan yang dipersonifikasikan, sangat berani serta cerdas dan sangat terampil pada seni perang. 

Kartikeya dianggap sebagai panglima tertinggi karena dia terutama diciptakan buat menghancurkan iblis yang melambangkan kesamaan insan yg negatif.

Dewa Kartikeya terlahir buat membunuh Tarakasura, dengan demikian, ia merupakan seseorang ksatria yg terlahir.

HINDUISME BRAHMA DEWA PENCIPTA ALAM SEMESTA

Brahma ((/ˈbrɑːmə/; Sanskrit: ब्रह्मा; Tamil: பிரம்மா; IAST: Brahmā) adalah yang kuasa Pencipta Hindu, tuhan pertama dalam 3 serangkai Hindu, atau trimurti.  Istri Brahma adalah Saraswati, dewi pengetahuan.
Dewa Brahma disandingkan menggunakan Dewi Saraswati sebagai dewi Ilmu Pengetahuan. Hal ini adalah sebuah makna implisit bahwa suatu penciptaan atau suatu karya tanpa landasan ilmu pengetahuan adalah sia-sia.
Dalam sumber-sumber Hindu awal seperti Mahabharata, Brahma merupakan yang tertinggi pada 3 serangkai ilahi-ilahi Hindu besar yg meliputi Siwa serta Wisnu.
Dewa Wisnu merupakan pemelihara alam semesta, ad interim kiprah Dewa Siwa adalah menghancurkannya buat membangun kembali.
Pekerjaan Brahma merupakan pencipta alam semest dan semua makhluk. Namanya tidak boleh disamakan dengan Brahman, yang merupakan kekuatan Tuhan tertinggi yg hadir dalam segala hal.
Brahma secara tradisional digambarkan dengan empat ketua, empat wajah serta empat lengan di mana keempat kepalanya terus melafalkan empat Veda.
Brahma tak jarang digambarkan dengan janggut putih, dibalut sandang merah serta dia nir terlihat memegang senjata apa pun.
Salah satu tangannya memegang tongkat, tangan yang lain memegang busur, tangan ketiga memegang serangkaian manik-manik doa yang disebut 'Akshamala' dan juga terlihat memegang Veda.
Keempat tangannya mewakili empat arah mata angin; timur, selatan, barat dan utara. Tangan kanan belakang melambangkan pikiran, tangan kiri melambangkan intelek, tangan kanan depan mewakili ego serta tangan kiri depan mewakili agama diri.
Manik-manik doa mewakili substansi yang dipakai dalam proses penciptaan sedangkan kitab melambangkan pengetahuan.
Wajah emas Brahma mengatakan bahwa dia secara aktif terlibat pada proses penciptaan serta mahkota menampakan Otoritas Tertingginya.
Angsa putih atau Hamsa adalah tunggangan atau pengangkutnya dan jenggot putihnya memperlihatkan kebijaksanaan serta proses penciptaan yg kekal.
Brahma duduk pada pose lotus. Ketika beliau berkecimpung, dia mempunyai kendaraan angsa putih, yang dianugerahi kekuatan sihir: dia dapat memisahkan soma (nektar ilahi) serta susu menurut air, dan kebaikan menurut kejahatan.
Tidak seperti seluruh tuhan lainnya, Brahma tidak membawa senjata. Meskipun Brahma merupakan sama menggunakan Vishnu serta Shiva, popularitasnya tidak lagi pada puncaknya.
Beberapa pula percaya bahwa sistem kasta, atau empat varna, berasal menurut bagian tubuh Brahma yg berbeda. Brahma memiliki empat lengan dan umumnya digambarkan menggunakan janggut.
Meskipun Brahma merupakan keliru satu berdasarkan Tritunggal, popularitasnya nir sebanding menggunakan Wisnu dan Siwa. Brahma harus ditemukan terdapat lebih pada buku suci daripada pada tempat tinggal dan kuil.
Bahkan, sulit buat menemukan kuil yang didedikasikan buat Brahma. Salah satu kuil tadi terletak di Pushkar pada Rajasthan.
Jagatpita Brahma Mandir pada Pushkar, Rajasthan adalah kuil paling populer yg didedikasikan buat Dewa Brahma. Kuil-kuil lain yang memuja Brahma termasuk Kuil Thirunavaya di Kerala dan kuil Brahma pada Nerur, Maharashtra serta satu di desa Aostra di Rajasthan.
Sree Vedanarayana Perumal merupakan Kuil Brahma yang populer yang terletak di Kumbakonam dekat Thanjavur, Tamilnadu.

Sri Arulmigu Magudeshwarar serta Veeranarayana Perumaal Temple di Kodumudi adalah kuil Trimurti di mana Brahma, Wisnu dan Siwa disembah.

Kuil Brahmapureeswarar di Tirupattur, Tiruchirapalli adalah kuil antik yang didedikasikan buat pencipta alam semesta, pada mana patung Brahma sepenuhnya ditutupi dengan kunyit setiap pagi hari.

Dewa Brahma oleh Penciptaan

Dalam tradisi Hindu, seluruh kreasi adalah permainan bergerak maju dari 3 kekuatan fundamental yg dilambangkan sang tiga ilahi: Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Pada mulanya, yang kuasa Brahma melompat menurut telur emas kosmik dan lalu dia membangun yg baik & dursila dan jelas & gelap berdasarkan orangnya sendiri.
dewa Brahma juga menciptakan empat jenis: dewa, setan, leluhur, dan insan (yang pertama adalah Manu). Brahma kemudian membuat semua makhluk hayati pada atas bumi (meskipun dalam beberapa mitos, putra Brahma, Daksa bertanggung jawab buat ini).
Dalam proses membentuk, mungkin dalam ketika gangguan, setan lahir berdasarkan paha Brahma serta beliau meninggalkan tubuhnya sendiri yg lalu menjadi Malam.
Setelah Brahma membentuk dewa-dewa yg baik, ia meninggalkan tubuhnya sekali lagi, yg kemudian menjadi Hari, karenanya iblis memperoleh kekuasaan di malam hari serta yang kuasa-ilahi, kekuatan kebaikan, memerintah hari itu.
Brahma kemudian membangun leluhur serta pria, setiap kali lagi meninggalkan tubuhnya sehingga mereka menjadi Senja dan Fajar masing-masing.
Proses penciptaan ini berulang pada setiap aeon. Brahma kemudian menunjuk Siwa buat memerintah atas manusia meskipun di lalu mitos Brahma sebagai hamba Siwa.
Dalam mitos yang diceritakan pada Mahabharata, Brahma menciptakan perempuan , sumber kejahatan di antara pria:
"Seorang perempuan nakal merupakan barah yg membara ... Beliau merupakan ujung tajam menurut pisau cukur; beliau merupakan racun, ular, serta kematian semuanya pada satu.
Para yang kuasa takut bahwa manusia sanggup menjadi begitu kuat sebagai akibatnya mereka mungkin menentang pemerintahan mereka, oleh karena itu, mereka meminta Brahma cara terbaik buat mencegah hal ini.
Jawabannya adalah buat membangun wanita nakal yg 'bernafsu untuk kesenangan indria, mulai menggerakkan pria. Kemudian penguasa tuhan, tuan, membangun kemarahan sebagai asisten keinginan, dan seluruh makhluk, jatuh ke pada kekuatan keinginan dan kemarahan, mulai inheren dalam wanita. ' (Mahabharata dalam Mitos Hindu, 36).
Dalam mitos lain, perempuan pertama Brahma pula merupakan Kematian, kekuatan dursila yang membawa keseimbangan ke alam semesta serta yang memastikan nir terdapat kerumunan yang hiperbola.
Sosok Kematian digambarkan dengan gamblang pada Mahabharata sebagai 'seorang wanita gelap, mengenakan sandang merah, dengan mata merah serta telapak tangan serta telapak tangan merah, dihiasi menggunakan cincin telinga dan ornamen tuhan' serta beliau diberi tugas buat 'menghancurkan semua makhluk, tolol serta ulama tanpa kecuali (Mahabharata pada Mitos Hindu, 40).
Kematian menangis dan memohon Brahma agar dibebaskan berdasarkan tugas yg mengerikan ini tetapi Brahma permanen tidak bergeming dan mengirimnya dalam bepergian buat melakukan tugasnya.
Mula-mula, Kematian melanjutkan protesnya menggunakan melakukan banyak sekali tindakan pertapaan yg luar biasa seperti berdiri pada air pada keheningan total selama 8.000 tahun serta berdiri menggunakan satu kaki di zenit gunung Himalaya selama 8.000 juta tahun tetapi Brahma nir akan terpengaruh.
Jadi Kematian, masih terisak-isak, melakukan tugasnya membawa malam tanpa akhir buat seluruh hal saat saat mereka tiba serta air matanya jatuh ke bumi serta sebagai penyakit. Jadi, melalui penciptaan kematian, perbedaan antara insan serta ilahi dipertahankan selamanya.
Brahma hayati selama seratus tahun Kalpa. Satu tahun Kalpa sama menggunakan 3.110.400.000.000 tahun. Setelah seratus tahun Kalpa, maka Dewa Siwa sebagai Dewa pelebur mengambil kiprahnya untuk melebur alam semesta beserta isinya untuk dikembalikan ke asalnya.
Setelah itu, Brahma sebagai pencipta tutup usia, dan alam semesta bisa diciptakan balik oleh kehendak Brahman (Tuhan).
Simbol Dewa Brahma
Brahma secara tradisional digambarkan menggunakan empat kepala, empat wajah serta empat lengan. Dengan masing-masing ketua dia terus-menerus membacakan galat satu berdasarkan empat Veda.

Dewa Brahma seringkali digambarkan menggunakan jenggot putih, menunjukkan sifat tak pernah mati dekat keberadaannya. Dia ditunjukkan mempunyai empat lengan, tanpa senjata, tidak seperti kebanyakan Dewa Hindu lainnya. 


Salah satu tangannya ditunjukkan memegang tongkat dalam bentuk sendok, yang dikaitkan menggunakan menuangkan ghee kudus atau minyak ke pada tumpukan kayu korban - memperlihatkan liputan bahwa Brahma merupakan penguasa pengorbanan. 


Tangan lainnya memegang pot air (kadang-kadang digambarkan sebagai batok kelapa yang mengandung air). Arti krusial air adalah bahwa ini adalah eter awal yg mencakup segalanya di mana unsur pertama penciptaan berevolusi.


Brahma pula memegang sederet sampah yang beliau pakai untuk melacak ketika Alam Semesta. Dia pula ditampilkan memegang Veda, dan kadang-kadang, bunga teratai.


Ketika seorang menemukan patung Dewa Hindu Brahma, Dewa Penciptaan, beliau meneteskan simbolisme. Brahma adalah unik karena ia memiliki empat wajah serta empat tangan. 
Brahma acapkali membawa buku dan tasbih.
Dalam semua patung Hindu, benda-benda yg dibawa para dewa; senjata, kitab , mangkuk, jumlah wajah dan lengan yang dimiliki tuhan, bagaimana mereka mengenakan pakaian mereka, mahkota atau perhiasan yang mereka kenakan masing-masing memiliki makna simbolis berabad-abad ke dari-usul Hinduisme.
Dewa Brahma oleh pencipta nir berbeda. Di sini kita akan menguraikan beberapa simbol dasar Brahma.
  • Empat Wajah - Empat Veda (Rig, Sama, Yajur serta Atharva). Veda merupakan tubuh teks Sansekerta kuno yang dari berdasarkan India.
  • Empat Tangan - Brahma empat lengan mewakili empat arah mata angin: timur, selatan, barat, dan utara. Tangan kanan pulang merupakan pikiran, tangan kiri belakang mewakili kecerdasan, tangan kanan depan ego, dan tangan kiri depan kepercayaan diri. 
  • Manik-manik Doa - Melambangkan zat yang dipakai dalam proses penciptaan. 
  • Buku - buku melambangkan pengetahuan. Brahma acapkali memegang dengan keliru satu tangannya sebuah kitab yang melambangkan pengetahuan pada global.
  • Emas - Emas melambangkan aktivitas; wajah emas Brahma menerangkan bahwa Ia secara aktif terlibat dalam proses penciptaan alam semesta. 
  • Angsa - Angsa adalah simbol rahmat dan kebijaksanaan. Brahma memakai angsa menjadi vahana 
  • Mahkota - Mahkota Brahmā menandakan otoritas tertinggi Nya. 
  • Bunga Teratai - teratai melambangkan alam serta esensi hayati segala sesuatu serta makhluk di alam semesta. Bunga teratai melambangkan alam dan energi ciptaan yg meliputi segalanya. Teratai lebih sering dikaitkan dengan Dewi Kekayaan Hindu Laksmi.
  • Jenggot - jenggot hitam atau putih Brahma ini menunjukkan kebijaksanaan serta proses abadi penciptaan. 
Nama Lain Dewa Brahma
  • ATMABHU = Dia yg lahir sesuai keinginannya.
  • SURAJYESTHA = yang berwujud mendahului semua Dewata
  • PARAMESTHIN = Dia yg tinggal pada global kebenaran.
  • PITAMAHA = Kakek moyang semua arwah.
  • HIRANYAGARBHA = telur keemasan.
  • LOKESA = Penguasa Alam
  • SVAYAMBHU = Melahirkan dirinya sendiri.
  • CATURANANA/CATURMUKHA = Memiliki empat paras.
  • ABJAYONI = Lahir dari Bunga Teratai.
  • DRUHINA = yg membunuh segala macam Raksasa (kejahatan).
  • VIRANCI = Sang Pencipta.
  • KAMALASANA = yg duduk di atas Bunga Teratai.
  • SRSTA = yg membentuk.
  • PRAJAPATIH = Penguasa seluruh Mahkluk.
  • VIDHATA = yg menjadikan segala sesuatu.
  • VISVASRT = Dia yg membentuk dunia.
  • VIDHI = Dia yang membentuk dan mengadili.
  • NABHIJANMA= yg lahir dari pusar Wisnu.
  • ANDAJA = yg ada menurut Telur.
  • HAMSAVAHANA = yang mengendarai Angsa.
  • AGNI = Sang Api.
  • VISVAKARMA = Arsitek Alam Semesta.
Brahma - Dewa Penciptaan - Dewi Saraswati