Berikut ini beberapa karya mereka :
Karya khat Farisi latif goresan pena Ghulam Husein Amir Khani
Syair yang tertulis pada karya ini adalah ucapan Ali bin Abi Thalib r.A :
ْإِذاَ النَّائِباَتُ بَلَغْنَ الْمَدَى # وَكَادَتْ تَذُوْبُ لـَهُنَّ الْـمُهَج
ْوَحَلَّ الْبَلاَءُ وَبَانَ اْلعَزاَءُ # فَعِنْدَ التـَّــــأَنيِّ يَكُوْنُ الْفَرَج
Bila cobaan telah mencapai batasnya # Saat jiwa jiwa hampir meleleh karenanya
Bencana menimpa, hiburan tak menghampiri # Saat itulah pertolongan akan segera tiba
Syair dalam bahar thawil karya penyair Aljazair Amir Abdul Qadir,
ditulis dengan khat Farisi sang kaligrafer Aljazair Yasin Daradirah, berbunyi :
َوَفيِ بُعْدِناَ شَوْقٌ يُقَطِّعُ مُهْجَتِي # كَتَقْطِيْعِ بَيْتِ الشِّعْرِ لِلنَّظْمِ مِيْزَانا
ًفَيَزْدَادُ شَوْقِي كُلَّمَا زِدْتُ قُرْبَهُ # وَيَزْدَادُ وُجْدِي كُلَّمَا زِدْتُ عِرْفَانا
Jauhnya kita menyimpan kerinduan yg memotong motong jiwa #
Seolah olah potongan bait syair yg sebagai timbangan nada
Maka rinduku makin bertambah bila semakin dekat padanya #
Dan makin bertambah cintaku disaat aku semakin mengenalnya
Salah satu karya pemenang Lomba Kaligrafi Internasional pada rangka mengenang kaligrafer Sayyid Ibrahim. Bunyinya adalah
ٍقَضَيْتُ زَهْرَةَ عُمْرِي # مَا بَيْنَ خَطٍّ وَشِعْر
هَذَا يُفَرِّجُ هَمِّيْ # وَذَاكَ يَسَّرَ أَمْرِي
kuhabiskan mekarnya umurku # antara khat serta syair
Yang ini melenyapkan dukaku # yang itu memudahkan urusanku
(Sedikit catatan, titik huruf jim pada istilah يُفَرِّجُ diletakkan terlalu jauh sebagai akibatnya sering dibaca galat )
Syair ditulis oleh Mahmud al Hawari :
كُلُّ شَئٍ مِنَ الْمَلِيْحِ مَلِيْح # غَيْرَ أنَّ الْفِرَاقَ مِنْهُ قَبِيْح
كُلُّ شَئٍ مِنَ اْلقَبِيْحِ قَبِيْح # غَيْرَ أنَّ الْفِرَاقَ مِنْهُ مَلِيْح
Semua yg berasal berdasarkan orang cakep itu cakep, kecuali berpisah darinya maka itu jelek
Semua yang dari menurut orang jelek itu buruk, kecuali menjauh darinya, maka itu cakep
Syair syair optimis
Ditulis oleh kaligrafer Badawi Dirani menggunakan khat Farisi yg sangat indah
Bunyinya adalah :
ِوَرَاءَ مَضِيْقِ الـْخَوْفِ مُتَّسِعُ اْلأَمْنِ # وَأَوَّلُ مَفْرُوْجٍ بِهِ آخِرُ الـْحُزْن
ِفَلاَ تَيْأَسَنْ فَاللهُ مَلَّكَ يُوْسُفاً # خَزَائِنَهُ بَعْدَ الـْخَلاَصِ مِنَ السِّجْن
Dibalik tekanan rasa takut ada luasnya rasa kondusif # Awal pertolongan merupakan akhir kesedihan
Jangan sekali kali kau putus asa ... Allah sudah menguasakan kekayaannya pada nabi Yusuf
Setelah ia keluar dari penjara
Syair pada bahar basith. Tidak terbaca indikasi tangan penulisnya
اِزْرَعْ جَمِيْلاً وَلَوْ فِي غَيْرِ مَوْضِعِهِ * فَلاَ يَضِيْعُ جـَمِيْلٌ أَيْنما وُضِعَا
إِنَّ الـْجَمِيْلَ وَإنْ طَالَ الزَّمَانُ بِهِ * فَلَيْسَ يَحْصُدُهُ إلاَّ الَّذِي زَرَعَا
Tanamlah kebaikan meskipun tidak pada tempatnya. Lantaran kebaikan nir akan disia siakan dimanapun beliau diletakkan
Sesungguhnya kebaikan -meskipun waktunya lama - akan dituai sang orang yang menanamnya
Karya Ghulam Husain Amir Khani
ِوَماَ قَلَمُ اْلأَحْرَارِ إلاَّ مَشاَعِلُ * بِلَيْلٍ يُضِْيئُ الدَّرْبَ فِي الْمَسْلَكِ اْلوَعْر
ِفَكَمْ لَفْتَةٍ مِنْ شَاعِرٍ شَدَّتْ اْلعُرَى * وَكَمْ بَيْتِ شِعْرٍ هَدَّ بَيْتاً مِنَ الْكُفْر
Karya Ghulam Husain Amir Khani menuliskan syair syair milik Abu Al Baqa Ar Randi
ُلِكُلِّ شَئ إذاَ ماَ تَمَّ نُقْصَانُ * فَلاَ يَغُرَّ بِطِيْبِ الْعَيْشِ إِنْساَن
ُهِيَ اْلأُمُوْرُ كَماَ شاَهَدْتَهُ دُوْل * مَنْ سَرَّهُ زَمَنٌ سَائَتْهُ أزْماَن