KARYA KARYA ISMAIL HAQQI AFANDI

Kaligrafer Ismail Haqqi Afandi merupakan termasuk salah seorang kaligrafer kenamaan dalam zaman Turki Usmani. Ia lahir pada Istambul tahun 1287 H / 1871M . Ismail Haqqi merupakan keturunan dari para kaligrafer. Ayahnya Muhammad Ilmi Afandi adalah seorang kaligrafer serta pengrajin emas. Muhammad Ilmi merupakan murid Musthafa Izzat.

Belajar kaligrafi Naskh dan Tsuluts dari bapaknya, kemudian belajar kaligrafi Diwani, Tsuluts Jali dan Tughra pada kaligrafer Sami Afandi ketika keduanya sama sama bekerja di Dewan Hamayuni. Sejak itulah Ismail Haqqi dikenal sangat mahir dalam Tsuluts Jaly serta Tughra. Ia dikenal menjadi Rasim at-Tughra al-Sulthaniyah (penulis tughra kerajaan).

Ketika kerajaan Usmani Tumbang serta berubah sebagai Republik Turki yg membawa ajaran sekularisasi, dimana tulisan Arab diganti sang tulisan latin, Ismail Haqqi berhenti mengajar Kaligrafi Arab. Ia beralih menekuni profesi ayahnya menjadi pengrajin emas. Lantaran itu ia pada panggil Ismail Haqqi Afandi Altun Bezer (pemahat emas). 

Ismail Haqqi wafat tahun 1946 selesainya menderita sakit. 

Berikut ini merupakan karya karyanya (scroll ke bawah buat download) :




Gambar gambar tadi dan gambar gambar lainnya karya Ismail Haqqi Altunbezer bisa anda download disini :

Karya Karya Ismail Haqqi dalam Tsuluts Jaly
File Download    :  JPG (zip). 

Mohon beritahukan kami apabila link nir berfungsi, atau arsip download nir sanggup dibuka. Atau hubungi kami pada subhi.link@gmail.com . 

Credit -- Thanks To :






SAMI AFANDI DAN KARYA KARYA KALIGRAFINYA


Pembaca yg terhormat, mungkin anda sudah tahu sosok kaligrafer Ottoman yang satu ini. Kali ini Blog CARA FLEXI akan mencoba mengenang balik Sami Afandi, galat seseorang kaligrafer Ottoman terbesar.
Namanya adalah Muhammad Sami Afandi. Ada penulis menambahi nama lengkapnya : Muhammad Ismail Haqqi Sami Afandi. Penambahan nama ini cukup membingungkan. Lantaran terdapat jua kaligrafer bernama Ismail Haqqi, yang adalah anak didik berdasarkan Sami. Saking bingungnya, penulis blog Lahnelkalam menuliskan biografi Sami Afandi, namun yang dipasang foto Ismail Haqqi Altunbezer, 

Kaligrafi Sami Afandi lahir pada Istanbul dalam tanggal 16 Dzu al-Hijjah pada 1253 AH / 13 Maret 1838. Ayahnya adalah Haji Mahmoud Effendi. Sejak muda beliau telah bekerja dibidang tulis menulis. Pada usia 16 tahun, dia telah bekerja menjadi pencatat keuangan. Kemudian dia dipromosikan menduduki jabatan sabagai penulis surat-surat kerajaan (Qolam Nishan) dan surat surat keputusan Sultan (Fermanat) di Diwan Al Humayuni.

Dalam beberapa acum dikatakan bahwa Sami belajar khat ta'liq pada gurunya bernama Zadeh Ismail Hakki Effendi (bukan Ismail Hakki Altunbezer), ta'liq jali pada Ali Haider Bey, belajar khat tsuluts dan naskh kepada Busynaq Usman Effendi, dan tsuluts jaliy dari Rajai Effendi (seseorang kaligrafer murid Mustafa Raqim). Belajar khat diwani, diwani jaliy dan Tughra kepada Nadif Effendi serta belajar khat riq'ah pada Mumtaz Afandi.

Sami Afandi menguasai semua jenis khat ini menggunakan baik berkat anugerah naluri dan kecerdasan yg dimilikinya. Ia mampu menulis dengan pensil, dengan alfabet alfabet yang tampak nyata seperti beliau menulis dengan bambu. Ia telah mencapai derajat tinggi dalam kaligrafi sebagai akibatnya digelari "Raqim Kedua".
Sami banyak terpengaruh sang Musthafa Raqim dalam mengerjakan karya kaligrafinya terutama khat tsuluts jaliy. Dalam berkarya, Sami nir tergesa gesa. Ia benar betul memperhatikan karya kaligrafinya agar menjadi karya masterpiece. Meskipun buat itu beliau memerlukan saat bertahun tahun untuk mengoreksi serta membetulkan karyanya sehingga sempurna.
Untuk khat ta'liq, dia mengikuti tekhnik menulis Yasari Zadah sebelum ia kemudian beralih mengikuti Ismail Zuhdi (abang dari Musthafa Raqim)
Sami tidak berkarya secara impulsif sebagaimana yang diperagakan oleh kaligrafer kaligrafer belakangan ini. Sami menulis dengan arsenik diatas kertas hitam, yg kemudian dia koreksi komposisi alfabet hurufnya. Setelah dianggap pas, kertas hitam ini sebagai semacam template atau blueprint. Saat ini, poly illuminator mencari karya karya blue print Sami buat pada jiplak dan diberi hiasan milik mereka.
Berikut ini beberapa karyanya :









Sami Afandi meninggalkan poly karya. Karya karyanya poly menghiasi masjid, gapura gapura, dan syawahid pada batu nisan. Yang paling poly mendapat perhatian dari para kaligrafer merupakan tulisannya yang terpahat di tempat wudhuk Masjid Yeni. Tulisan ini dikenal menggunakan sebutan "sabil" berisi 12 baris khat tsuluts yg sangat indah. Para kaligrafer banyak meniru tulisan ini pada berlatih.
Sami hidup semasa dengan enam orang Sultan Ottoman berdasarkan Sultan Mahmud II ke Sultan Mohammed V. Ia juga yang merancang tugra Sultan Abdul Aziz, Sultan Abdul Hamid dan Sultan Mohammad Rashad.

Selain berkarya, Sami Afandi jua mengajar di Madrasah Andarun. Ia jua menyediakan waktunya tiap hari Selasa buat siapa saja yang mau belajar kaligrafi dirumahnya, sebagai zakat bagi ilmunya.
Murid murid Sami diantaranya: Muhammad Nazif Bey, Hasan Riza, Ahmad Kamil Akdik, Ismail Hakki Taghrakesh Altunbezer, Khulusi Afandi, Aziz Afandi, Amin Afandi, Umar Wasfi, Muhammad Amin Yaziji dan lain-lain.

Sami Afandi mangkat pada tahun 1330 H / 1912 M serta dimakamkan pada laman Masjid Al Fatah pada Istanbul. Batu nisannya ditulis sang muridnya Ahmad Kamel Akdik.


Sami Afandi serta Karyanya, artikel ini ditulis dengan memperhatikan asal sember tertera dibawah ini.
//www.albayan.ae/sports/2006-10-09-1.952318
//almuslimon.net/article_view.php?Id=15495
//khattatin.blogspot.com/2018/01/blog-post_79.html
 All artworks are properties of their respective owners If you own the copyright to this file/image and you do not wish it be included on our website, please contact us and we will remove it as soon as possible.

BIOGRAFI HAMID AL AMIDI


Hamid Al Amidi, seorang kaligrafer ternama yg pada gelari "syeikhul khattaatiin" (gurunya para kaligrafer). Dia menguasai semua cabang kaligrafi menggunakan baik, namun beliau lebih dikenal rajanya tsuluts jaliy. Karyanya yang dipublikasikan antara tahun 1923 - 1965, menunjukkan kelasnya sebagai artis kaligrafi taraf dunia.
Dia tidak pernah sekalipun meninggalkan penanya. Sampai menjelang wafat beliau masih menulis, hanya saja karyanya nir misalnya kala ia muda. Usia tua telah mengalahkannya. Anda bisa menyaksikan video dokumenter  Hamid Al Amidy menjelang beliau wafat ini dia :



"Barangkali tulisannya pernah kita contoh buat latihan.  Ya..tulisannya memang sangat latif serta tersiar ke penjuru global.  Tanda tangan beliau yg spesial merupakan bukti diri bagi semua karyanya".  

Hamid al Amidi lahir di kota Diyar Bakr Turki (yg dulu dikenal menjadi kota Amid) sebelah tenggara kota Anatolia, Turkitahun 1309 H/1891 M. Ayahnya bernama Dzul Faqar serta Ibunya bernama Muntaha. Nama aslinya merupakan Musa Azmi. Beliau jua dikenal dengan nama Hamid Aitac. Nama inilah yg kemudian beliau gunakan dalam nama penanya, Hamid. Sedangkan nama asli beliau, Azmi, sering ia gunakan dalam tauqi’ dalam karya-karya beliau sewaktu muda. Dan ketika masa tua, beliau lebih suka menggunakan nama sebutan beliau, Hamid. 

" Ketika aku masih ber'azam (bertekad) buat belajar kaligrafi, namaku Azmi. Setelah aku mencapai apa yang saya inginkan, saya memuji Tuhanku, maka namaku Hamid."

Hamid lebih populer menggunakan kepiawaiannya dalam tsulust jali. Bakat kaligrafinya mungkin didapat menurut kakeknya Adam al Amidi yang juga seseorang kaligrafer. 

Dia mulai mendapat pelajaran di kaligrafi selama pendidikan dasar serta sekolah persiapan menurut "Mustafa Akif".

Minat Hamid dalam kaligrafi membuat beliau gagal pada tahun pertama studinya. Jadi, ayahnya melarang dia berlatih kaligrafi. Tetapi ayahnya menarik keputusannya itu selesainya Hamid mendapat hibah satu Lira emas atas partisipasinya pada aktivitas menulis kaligrafi yang dipersembahkan untuk Sultan Abdul Hamid II yang diadakan disekolahnya. Saat itu Hamid berupaya menulis Tughra buat sultan yang ternyata disukai sang pejabat setempat. 

Baca juga : Kaidah Kaligrafi Farisi Nasta'liq

Sejak itu Hamid makin tekun belajar kaligrafi. Ia banyak meniru karya-karya kaligrafer populer misalnya Hafiz Osman", "Mustafa Rakim" serta lain-lain.

Pada tahun 1906, Ia menyelesaikan sekolah dasar. Kemudian menyelesaikan studi menengah pada "sekolah militer Rashidiya di Diyar-e-Bakr". 


Selama studi di sekolah  militer Rashidiya ini, dia belajar kaligrafi tsuluts kepada "Ahmad Hilmi Bik" dan belajar kaligrafi riq'ah pada Wahid Affandi . Saat itulah ia menghiasi peta atlas milik sekolahnya menggunakan tulisan yg sangat teliti serta latif yang membuat guru gurunya terkagum kagum dan menyimpan atlas itu pada musium sekolah.

Hamid terpaksa putus sekolah selesainya ayahnya meninggal dunia. Ia berjuang menyambung hidupnya menggunakan bekerja sebagai pengajar kaligrafi pada sebuah sekolah. Kemudian dia bekerja pada percetakan pada usia antara 17-18. Ia mulai bekerja sama dengan kaligrafer "Amin Affendi", disebuah percetakan milik militer.

Kemudian, ia pulang ke Jerman di mana ia tinggal selama satu tahun menyelidiki rancangan peta  di Angkatan Perang Jerman selama Perang Dunia Pertama. Setelah kembali ke Istambul, beliau mendalami Tsuluts Jaly dalam Haji Nadzif Bik, belajar Tughra' dalam Ismail Haqqy, serta belajar Farisi kepada Khulusy Afandi. 


Hamid Al Amidi memegangi tangan gurunya, Ismail Haqqi Altunbezer menjelang wafat

Kecintaannya pada kaligrafi menyebabkannya mengundurkan diri dari seluruh jabatan resminya pada tahun 1920. Ia memilih membuka sebuah workshop tempatnya membuat karya karya kaligrafi.

Peninggalannya adalah poly goresan pena al Qur'an dan Hadis, antara lain dua mushaf al Qur'an. Salah satu karyanya yang paling monumental adalah goresan pena Surat Al Fatihah yang adalah replika dari karya Musthafa Raqim yg dia tulis selama enam bulan (wow...). 


"Suatu hari Hamid Al Amidi bermimpi bertemu dengan shahabat karibnya, kaligrafer Halim yang telah wafat. Halim pada mimpinya itu menulis kaligrafi tsuluts menggunakan sangat cepat. Hamid bertanya, kok sanggup misalnya itu ? Halim menjawab : Disurga, kaligrafi diajarkan seperti ini. Setelah mimpi itu, Hamid selalu mengulang ulang : "Bila pada surga terdapat bambu dan kertas, aku tidak peduli pada kematian". 

Hamid al Amidi 
meninggal global dalam hari Rabu 19 Mei tahun 1982, dimakamkan di sebelah makam kaligrafer Hamdullah Al Amasi
.
Murid muridnya yang paling terkenal antara lainMustafa Halim Afendi,  Ahmad Zia Ibrahim, Hashim Muhammad Baghdadi, dan  Mina Ko menurut Jepang.

Berikut ini karya karya Hamid Al Amidi :



Khat Farisi berisi syair syair Rubaiyyat Abu Said Abul Khair
بازآ بازآ هر آنچه هستی بازآ گر کافر و گبر و بت‌پرستی بازآاین درگه ما درگه نومیدی نیست صد بار اگر توبه شکستی بازآ

ٍSurah Al Qalam ayat 51




Annadzofatu minal iiman




Asy Syafaqah alaa khalqillah





Ayat kursi





Basmalah serta petikan hadis


Surah Az-Zumar ayat 9



Surah Al Fath ayat 1





blueprint diatas kalkir








Syair mengenai qana'ah (hitam putih)











Kaligrafi ma'kus
ِAl Qur'an Surah Taubah ayat 18




Wa an tashumu khairun lakum
ٍSurah Al Baqarah ayat 184


Wa ja'alna minal maa'i kulla syai'in hayyin
Surah Al Anbiya' ayat 30

Surah Al Fajr ayat 27 - 30

Biografi Hamid Al Amidi, artikel original CARA FLEXI @2015 dirangkum dari beberapa asal antara lain : 

Sumber : banyak sekali artikel  terutama : Hiba Studio

Sumber foto  :
  1. www.draw-art.com
  2. kalemguzeli



MUSTAFA HALIM OZYAZICI 1898 1964 M


Lahir pada distrik Uskudar Istanbul Turki pada tanggal 14 Januari 1898 M / 20 Sya'ban 1315 H. Ayah dia bernama Haji Jamal Afandi dari menurut daerah Qarm (Krimea) yg sekarang masuk daerah Russia. Sedangkan ibunya dari dari Sudan. 

Setelah menuntaskan pendidikan pada Madrasah Ibtidaiyyah beliau melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Rusydiyah, dimana dirinya mulai tertarik kepada kaligrafi. Bakatnya pula dilihat sang kaligrafer akbar Turki Hamid Aitac. Maka Mustafa Halim menuju pada Hamid buat belajar kaligrafi. Saat itu, dia belajar khat riqáh.
Ketika Madrasah Khattatin (sekolah kaligrafer) baru dibuka pada tahun 1914 M, pemuda Mustafa Halim merupakan orang pertama yg mendaftar. Ia belajar disitu selama empat tahun, menyelidiki seluruh jenis kaligrafi melalui para gurunya diantaranya :
  • Hasan Ridho Afandi
  • Haji Ahmad Kamil Akdik
  • Khulusi Afandi
  • Ismail Haqqi (belajar Tughra)
  • Farid Bey (belajar diwani serta diwani jali)
  • Said Bey (belajar riqáh)
Mustafa Halim sebelumnya pula pernah mengusut seni ornamen dan gilding (fann zukhrufah wa tadzhib). Ia tertarik buat mendalaminya lagi, maka dia mengikuti Sekolah Sanâyi-i Nefîse Mektebi’ ( الصنائع النفيسة ) mengambil jurusan seni pahat serta seni lukis. 




Lulus menurut Madrasah Khattatin tahun 1918, Ia bekerja pada Qalam Diwani Hamayuni. Selanjutnya dia bekerja di percetakan militer waktu beliau mengabdi di militer. Ia kemudian ditarik ke percetakan milik negara, sambil bekerja sebagai pengajar kaligrafi di Daar Funun al Jamila sampai ia purna tugas tahun 1963.

Ia pernah berhenti menjadi kaligrafer, saat pemerintah Musthafa Kemal mengeluarkan aturan larangan menulis Arab di Turki. Pemerintah Mustafa Kemal yg sekuler dan ke barat baratan ini memang pernah mengeluarkan aturan kontroversial pada tahun 1925, yang melarang penggunaan bahasa Arab. Aturan ini berlaku buat adzan yg wajib dirubah ke bahasa Turki, bahkan Al-Quran wajib dibaca pada bahasa Turki.   

Mustafa Halim wafat pada Istambul pada tahun 30 September 1964 / 27 Jumada al Ula 1384, dampak kecelakaan lalulintas yg dialami 10 hari sebelumnya. Ia di makamkan pada kompleks pekuburan Kozlu.

Kehebatan Karya Karyanya :

Sedikit scroll lagi kita akan menyaksikan karya karya Mustafa Halim Efendi yang dijamin akan sangat memukau. Mustafa Halim dikenal menguasai seluruh jenis kaligrafi. Dan dia menguasainya sangat cepat, dan menuliskannya jua dengan cepat. Karyanya poly dijumpai diberbagai bangunan serta masjid masjid. 

Seorang kaligrafer berkata : 
Mustafa Halim itu badannya pendek, namun tulisannya menciptakan iri para kaligrafer lainnya.

Berikut ini karya karyanya :






















Jannatu adnin mufattahatun lahumul abwaab



Biografi Dan Karya Karya Mustafa Halim Ozyazici ini ditulis balik sang CARA FLEXI menggunakan memperhatikan sumber sember tertera dibawah ini. 

 All artworks are properties of their respective owners If you own the hak cipta to this file/image and you do not wish it be included on our website, please contact us and we will remove it as soon as possible.

Sumber :