PRINSIP KERJA GENERATOR ATAU PEMBANGKIT LISTRIK ARUS BOLAK BALIK

Bagaimana prinsip kerja Generator atau (Genset) dapat menghasilkan listrik.
Mengenal prinsip kerja Generator AC pembangkit listrik generator AC atau Alternator (Alternating Current Generator), Atau yang biasa kita sebut menggunakan Genset (Generator Set)
Apa itu listrik?, Listrik adalah suatu energi yang memiliki 2 jenis muatan yaitu muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yg bisa mengalir melalui suatu penghantar ( konduktor ) pada sebuah rangkaian.
Dan Energi ini mempunyai berbagai kegunaan, misalnya buat menyalakan bola lampu, buat menggerakkan motor listrik, menyalakan pendingin, televisi, serta lainnya.
Siapa penemu Listrik?
Michael Faraday penemu listrik
Listrik ditemukan pertama kali oleh Michael Faraday melalui teori dasar gaya gerak listrik (GGL).
Michael Faraday ( lahir 22 sept 1791, inggris) sangat berjasa dalam hal penemuan dasar- dasar listrik melalui Gaya Gerak Listrik (GGL).
Melalui pengembangan prinsip inilah kemajuan pembangkit tenaga listrik berkembang dan poly digunakan dalam zaman sekarang.
Listrik yang biasa kita kenal dapat dibagi sebagai dua jenis , yaitu :
1. Listrik DC (Direct current) atau arus searah
Listrik DC atau adalah listrik yg memiliki besaran dan arah arus yg permanen, dengan Polaritas Kutub positif dan negatif yang tetap (Tetap).
2. Listrik AC (Alternating Current) arus bolak kembali.
Listrik Arus bolak – pulang atau AC (Alternating Current) adalah listrik yang mempunyai besaran dan arah arus yg berubah – ubah.
Dengan nilai potensial tegangan yg naik turun sesuai dengan gelombang sinusoida yg terjadi.
Seberapa poly Proses naik dan turunnya nilai potensial tegangan ditentukan sang banyaknya gelombang yg terjadi atau diklaim dengan frekwensi.
Dan ketika yang diperlukan buat mencapai satu gelombang naik dan turunnya nilai tegangan dianggap menggunakan periode.
Apa itu frekwensi listrik arus bolak-kembali (AC)?
Frekwensi listrik Arus bolak - pulang (AC)
Umumnya banyaknya gelombang yg terjadi pada satu dtk merupakan 50 atau 60 gelombang setiap satu dtk.
Hal ini biasa kita sebut menggunakan Frekwensi dengan nilai frekwensi yg umumnya digunakan merupakan 50 Hertz atau 60 hertz.
Karena proses naik turun nilai potensial tegangan ini sangat cepat, sehingga kita tidak bisa melihat proses tersebut menggunakan kasat mata.
Berikut citra satu gelombang dalam listrik arus bolak pulang.

Bagaimana listrik arus bolak – balik (AC) terjadi?
Listrik Arus bolak – pulang (AC) dihasilkan menurut proses gerakan suatu penghantar yg memotong medan magnet, atau hal ini diklaim menggunakan GGL (Gaya Gerak listrik).
Apa itu Gaya Gerak Listrik (GGL)?
Syarat-syarat Gaya mobilitas listrik :
  1. Penghantar
  2. Medan magnet
  3. Gerakan penghantar memotong medan magnet

Proses terjadinya listrik :
Gerakan sebuah penghantar yg berkecimpung melintasi atau memotong medan magnet, akan membentuk suatu tegangan atau nilai potensial pada kedua ujung penghantar tadi.
Listrik akan ada di kedua ujung penghantar ketika melewati atau memotong suatu medan magnet.
Besar kecilnya Tegangan listrik yang didapatkan akan berubah sinkron menggunakan cepat atau lambatnya gerakan penghantar memotong medan magnet.
Dan arah atau posisi muatan listrik positif dan negatif akan berubah sinkron menggunakan arah gerakan penghantar tadi.
Oleh karenanya Listrik yg didapatkan ini diklaim listrik menggunakan arus Bolak pulang atau listrik AC (Alternating Current) /nir permanen.
Dari prinsip gaya gerak listrik (GGL) inilah, berkembang dan diciptakanlah Generator atau pembangkit listrik arus bolak balik (AC).

Pembangkit listrik arus bolak balik Atau AC (Alternating Current) 3 Phase.

Pembangkit listrik arus bolak pulang Atau AC (Alternating Current) 3 Phase, Pembangkit ini membuat Tegangan listrik dengan tiga jenis muatan listrik positif (3 phase), sedangkan muatan Netral dihasilkan dari hasil perbintangan gulungan primer ketiga phase tadi.
Generator serta Alternator
  • Generator
Generator : Suatu alat yang memanfaatkan suatu asal energi gerak dan membarui energi mobilitas tadi sebagai asal tenaga listrik dengan proses induksi magnetik.
  • Alternator
Alternator merupakan : singkatan berdasarkan Alternating Current Generator.
Yaitu suatu alat yg memanfaatkan energi gerak serta mengubahnya sebagai sumber energi listrik arus bolak-pulang atau Alternating Current (AC).
Prinsip dasar Alternator atau Alternating Current Generator
Seperti yg sebelumnya kita ketahui, bahwa listrik Arus bolak – pulang / AC (alternating Current) didapatkan berdasarkan gerakan suatu penghantar memotong medan magnet, Dari prinsip inilah pembangkit listrik dapat menghasilkan listrik.
Bagian-bagian primer berdasarkan Generator AC 3 phase:
  1. Main Field Stator (Gulungan primer pada Stator)
  2. Main Field Rotor (Gulungan utama pada Rotor)
  3. Exciter Field Stator (Gulungan pembangkit Stator)
  4. Exciter Field Rotor (Gulungan pembangkit Rotor)
  5. Rotating Rectifier (Diode penyearah)
  6. AVR (Automatic Voltage Regulator)
Pembangkit listrik atau Generator listrik AC (Alternator) dapat membentuk listrik dengan berpedoman pada prinsip dasar GGL (Gaya Gerak Listrik).


Prinsip dasar Gaya mobilitas istrik pada suatu generator listrik AC (Alternator):
A. Penghantar
Main field stator : gulungan primer yg terdapat dalam bagian stator (bagian yg tidak bergerak atau berputar) dalam Alternator tersebut.
Main field stator ini berfungsi menjadi penghantar pada prinsip GGL, dan akan bertugas buat menangkap (memotong) medan magnet menurut Main field rotor, serta membuat keluaran listrik AC.
B. Medan Magnet
Main Field Rotor : Gulungan utama yg masih ada pada bagian Rotor (bagian yg beranjak atau berputar) pada alternator tersebut.
Main field rotor berfungsi sebagai produsen medan magnet pada bagian kumparan rotor. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap logam yg dililit dengan penghantar dan dialiri arus listrik, induksi listrik tersebut akan membarui logam yg dililitnya menjadi magnet.
Sehingga bagian logam pada rotor alternator merupakan sumber medan magnet primer yg akan ditangkap sang Main field Stator (Penghantar).
C. Gerakan penghantar memotong medan magnet
Agar terjadi proses penghantar memotong medan magnet dan membuat listrik AC pada penghantar, maka diharapkan suatu gerakan.
Pada Generator listrik AC (Alternator), wajib dihubungkan dengan sumber energi gerak, sumber energi mobilitas yang biasa digunakan dalam Alternator, antara lain :
  • Mesin diesel, Generator AC (Alternator) yg digerakkan dengan Mesin diesel, biasa kita sebut menggunakan Genset (generator Set)
  • Tenaga uap atau Turbin, Generator AC (Alternator) yang digerakkan dengan energi uap (Turbin) biasa kita sebut menggunakan Turbin generator.
  • Tenaga air atau biasa disebut menggunakan PLTA (Pembangkit listrik tenaga Air)
  • Tenaga Nuklir, Tenaga gas, energi angin, dan aneka macam energi penggerak lainnya.

Tenaga gerak ini akan memutar bagian Rotor yang yang sebagai bagian medan magnet primer, akibat perputaran rotor ini, menyebabkan terjadinya proses medan magnet memotong penghantar atau sama menggunakan proses penghantar memotong medan magnet.
Dalam hal ini, medan magnet adalah Main field rotor, penghantar adalah Main field Stator, serta sumber tenaga mobilitas mengakibatkan terjadinya proses perpotongan medan magnet oleh penghantar.
Dan sinkron menggunakan prinsip GGL (Gaya Gerak Listrik) , proses ini akan menghasilkan energi listrik dalam main field stator.
Lalu bagaimana Main field Rotor dapat menjadi magnet ?
D. Proses Excitation (Excitor)
Untuk mengakibatkan Main field rotor menghasilkan medan magnet, diperlukan asal listrik pembangkit. Sebagai pembangkit atau sumber listrik bantu buat mengubah Main field Rotor menjadi medan magnet primer pada Alternator merupakan gulungan Exciter (pembangkit).
Exciter adalah penghasil Listrik yang dialirkan ke Main field Rotor (Gulungan Utama dalam Rotor).

Fungsi Exciter dalam generator AC 3 Phase
Exciter merupakan gulungan bantu dalam generator yg berfungsi untuk menyupplai atau membuat tegangan listrik buat dialirkan ke Gulungan Rotor primer pada generator supaya Gulungan Rotor bisa membarui listrik tadi sebagai medan Magnet utama.
Exciter membuat listrik arus bolak-pulang (AC) , Lalu disearahkan atau diubah menjadi listrik DC (Arus searah) sang Dioda penyearah yg disebut Rotating rectifier sebelum dialirkan ke gulungan rotor utama.
Fungsi Exciter dalam generator AC 3 Phase
Exciter pada Generator listrik AC tiga Phase terdiri menurut 2 bagian utama ,yaitu :
Exciter Field Stator atau gulungan Exciter yang terdapat dalam bagian stator (Bagian yg nir berkiprah) pada Alternator atau Generator tersebut. Exciter Stator berfungsi menjadi penghasil medan magnet.
Exciter Field Rotor atau gulungan Exciter yang masih ada pada bagian Rotor (Shaft / poros yg berputar) pada generator tadi. Exciter Rotor berfungsi buat mengubah medan magnet dari Exciter Stator sebagai Listrik dalam bentuk AC (Alternating Current).
Lalu disearahkan dengan donasi dioda dalam rotating rectifier, listrik DC (Searah) kemudian dialirkan ke Gulungan Rotor Utama, sebagai akibatnya Rotor membuat Medan Magnet Utama yang kuat.
Exciter berfungsi buat menyupplai atau mengirimkan tegangan Prinsip kerja Exciter dapat menghasilkan listrik pembangkit sama halnya menggunakan prinsip GGL (Gaya Gerak Listrik) yaitu gerakan suatu penghantar memotong medan magnet.

Exciter pada suatu alternator terdiri menurut dua jenis gulungan, yaitu:
1. Exciter field Stator (Medan magnet)
Gulungan Exciter dalam stator (bagian yg tidak berkiprah atau berputar), umumnya terpasang di bagian belakang pada alternator, menggunakan ukuran gulungan yg lebih kecil. Exciter stator merupakan gulungan yang berperan menjadi penghasil medan magnet dalam prinsip GGL serta berfungsi sebagai penghasil medan magnet yg akan ditangkap oleh bagian Exciter rotor.
2. Exciter Rotor (Penghantar)
Gulungan Exciter pada Rotor (bagian yg beranjak atau berputar), umumnya terpasang dalam bagian belakang rotor. Dengan berukuran yang lebih kecil. Exciter Rotor merupakan gulungan yang berperan sebagai penghantar dalam prinsip GGL, serta akan menangkap atau memotong medan magnet yang dihasilkan dari Exciter Stator.
E. Proses penghantar memotong medan magnet
Saat sumber energi mobilitas memutar rotor, Gulungan Exciter Rotor juga akan berputar dan akan terjadi proses Penghantar (dalam hal ini Exciter Field Rotor) memotong medan magnet (pada hal ini Exciter Field Stator), serta akan menghasilkan listrik pada ujung gulungan Exciter Field Rotor tersebut.
Exciter Field rotor akan membentuk listrik Arus bolak kembali (AC) tiga phase. Yang akan dipakai buat mengubah gulungan utama pada rotor (Main Field Rotor) sebagai medan magnet Utama.
F. Rotating Rectifier
Rotating Rectifier merupakan keliru satu bagian krusial yg terdapat pada suatu Alternator atau pembangkit listrik arus bolak pulang (AC).
Untuk membentuk medan magnet yg relatif akbar dalam Main Field Rotor, dibutuhkan asal listrik, dan sumber listrik yang baik buat membuat medan magnet yg stabil serta kuat adalah listrik DC (Arus searah).
Oleh karena itu pada Alternator dilengkapi dengan Rotating rectifier yang berfungsi buat mengubah listrik Arus bolak – pulang (AC) yang dihasilkan Exciter Rotor sebagai Listrik DC (Arus searah). Dengan memakai dioda – dioda penyearah.
Rotating Rectifier (Penyearah / penyesuai arus listrik yang ikut berputar beserta menggunakan rotor).
terpasang dalam bagian Rotor serta ikut berputar, sang karena itulah disebut menggunakan nama Rotating (berputar).
Lalu bagaimana exciter Stator dapat menjadi magnet?
Seperti yang sebelumnya kita ketahui, dibutuhkan sumber listrik untuk membuat medan magnet, dalam Exciter Field Stator jua diharapkan sumber listrik, asal listrik yang diterima Exciter Field stator adalah berasal berdasarkan AVR (Automatic Voltage Regulator).
Namun saat pertama kali suatu generator akan dioperasikan, belum mempunyai sumber listrik pembangkit excitor, sang karenanya biasanya gulungan Exciter stator perlu disupplai asal listrik external, seperti berdasarkan baterai 12 V. Setelah Generator beroperasi dengan normal serta berkelanjutan, Gulungan Exciter Stator akan permanen menyimpan sedikit medan magnet. Selanjutnya setiap pengoperasian generator, medan magnet yg masih tersisa / tersimpan dalam gulungan Exciter Stator akan digunakan menjadi asal penguat pertama, dan nilai tegangannya akan semakin tinggi seiring dengan proses penguatan Excitation yg diatur sang AVR.
Prinsip Excitation ini biasa disebut menggunakan SELF EXCITED GENERATORS.
G. AVR
AVRatau Automatic Voltage Regulator : Suatu indera yg terpasang dalam Generator AC (Alternator) serta memiliki fungsi secara terus menerus menjaga besaran hasil Voltage (tegangan listrik yg dihasilkan) supaya permanen stabil sesuai dengan besaran tegangan atau Voltage yg diinginkan.
Dengan prinsip kerja menerima tegangan listrik yg dihasilkan dari gulungan utama (Main field Stator) dan dijadikan menjadi sensor keadaan tegangan sebenarnya, serta mengirimkan tegangan listrik ke Exciter.
Besar kecilnya tegangan yang dikirimkan ke Exciter tergantung dari akbar kecilnya tegangan yang disensornya berdasarkan Output Voltage (tegangan keluar) menurut gulungan primer (Main Field stator).
Dan sumber listrik yg dikirimkan ke Exciter asal berdasarkan Output Voltage (Tegangan keluaran) gulungan utama. Ini pula alasan mengapa dianggap menggunakan "SELF EXCITED GENERATORS"
Kesimpulan :
  • Pada generator AC (Alternator), listrik dihasilkan dari gulungan utama stator (Main Field Stator)
  • Main Field Stator (Gulungan utama) membuat listrik menurut perpotongan medan magnet, dan medan magnet utama dihasilkan berdasarkan Main Field Rotor.
  • Main field Rotor dapat membentuk medan magnet lantaran diberi asal listrik berdasarkan Exciter Rotor. Dan listrik yg didapatkan sebelumnya dirubah sebagai arus searah melalu Rotating Rectifier.
  • Excitor field Rotor membentuk listrik sebagai pembangkit medan magnet utama, karena gerakan perpotongan medan magnet yang dihasilkan dari Exciter Field Stator.
  • Exciter Field Stator dapat membentuk medan magnet lantaran mendapat supplai listrik dari AVR, serta AVR mendapatkan supplai listrik berdasarkan gulungan primer (Main Field Stator)
  • Saat pertama kali dioperasikan, Exciter Field Stator belum memiliki medan magnet, karenanya AVR juga belum menerima sumber listrik menurut Gulungan primer.

Maka umumnya wajib di supplai menurut asal listrik eksternal buat membentuk medan magnet pada Exciter Field stator.
Dan setelah itu, Exciter Field stator akan menyimpan sedikit medan magnet. Medan magnet yang masih tersisa tadi, akan dinaikkan sesudah generator dioperasikan menggunakan bantuan AVR, Sampai pembangkit listrik membentuk besaran nilai tegangan listrik yg diinginkan.

Selain Generator menggunakan prinsip excitation SELF EXCITED GENERATORS, beberapa generator jua memiliki sistem Excitation dengan donasi PMG (Permanent Magnet Generators) atau diklaim menggunakan PMG-EXCITED GENERATORS.
Demikianlah sedikit penerangan mengenai prinsip kerja Generator atau Pembangkit listrik AC, atau yang biasa dianggap menggunakan Alternator (Alternating Current Generator).
Semoga dapat memberikan tambahan pengetahuan yg bermanfaat bagi kita semua.
Mohon maaf bila terdapat kesalahan, mohon donasi koreksi dan masukannya.
CARA FLEXI
Dikutip berdasarkan berbagai asal

PRINSIP KERJA GENERATOR ATAU PEMBANGKIT LISTRIK ARUS BOLAK BALIK

Bagaimana prinsip kerja Generator atau (Genset) bisa membentuk listrik.
Mengenal prinsip kerja Generator AC pembangkit listrik generator AC atau Alternator (Alternating Current Generator), Atau yang biasa kita sebut dengan Genset (Generator Set)
Apa itu listrik?, Listrik merupakan suatu energi yg mempunyai dua jenis muatan yaitu muatan positif (proton) serta muatan negatif (elektron) yg sanggup mengalir melalui suatu penghantar ( konduktor ) dalam sebuah rangkaian.
Dan Energi ini mempunyai aneka macam kegunaan, seperti buat menyalakan bola lampu, buat menggerakkan motor listrik, menyalakan pendingin, televisi, dan lainnya.
Siapa penemu Listrik?
Michael Faraday penemu listrik
Listrik ditemukan pertama kali oleh Michael Faraday melalui teori dasar gaya mobilitas listrik (GGL).
Michael Faraday ( lahir 22 sept 1791, inggris) sangat berjasa dalam hal inovasi dasar- dasar listrik melalui Gaya Gerak Listrik (GGL).
Melalui pengembangan prinsip inilah kemajuan pembangkit energi listrik berkembang dan poly digunakan dalam zaman sekarang.
Listrik yg biasa kita kenal bisa dibagi sebagai dua jenis , yaitu :
1. Listrik DC (Direct current) atau arus searah
Listrik DC atau merupakan listrik yang mempunyai besaran dan arah arus yg permanen, dengan Polaritas Kutub positif serta negatif yg permanen (Tetap).
2. Listrik AC (Alternating Current) arus bolak pulang.
Listrik Arus bolak – pulang atau AC (Alternating Current) adalah listrik yang mempunyai besaran dan arah arus yg berubah – ubah.
Dengan nilai potensial tegangan yang naik turun sinkron menggunakan gelombang sinusoida yang terjadi.
Seberapa poly Proses naik serta turunnya nilai potensial tegangan dipengaruhi sang banyaknya gelombang yang terjadi atau dianggap menggunakan frekwensi.
Dan waktu yg diperlukan buat mencapai satu gelombang naik serta turunnya nilai tegangan dianggap dengan periode.
Apa itu frekwensi listrik arus bolak-pulang (AC)?
Frekwensi listrik Arus bolak - kembali (AC)
Umumnya banyaknya gelombang yang terjadi dalam satu dtk merupakan 50 atau 60 gelombang setiap satu dtk.
Hal ini biasa kita sebut dengan Frekwensi menggunakan nilai frekwensi yg umumnya dipakai merupakan 50 Hertz atau 60 hertz.
Karena proses naik turun nilai potensial tegangan ini sangat cepat, sehingga kita tidak dapat melihat proses tadi dengan kasat mata.
Berikut citra satu gelombang pada listrik arus bolak balik .

Bagaimana listrik arus bolak – balik (AC) terjadi?
Listrik Arus bolak – balik (AC) dihasilkan dari proses gerakan suatu penghantar yg memotong medan magnet, atau hal ini disebut dengan GGL (Gaya Gerak listrik).
Apa itu Gaya Gerak Listrik (GGL)?
Syarat-kondisi Gaya gerak listrik :
  1. Penghantar
  2. Medan magnet
  3. Gerakan penghantar memotong medan magnet

Proses terjadinya listrik :
Gerakan sebuah penghantar yang bergerak melintasi atau memotong medan magnet, akan membuat suatu tegangan atau nilai potensial di kedua ujung penghantar tersebut.
Listrik akan timbul pada ke 2 ujung penghantar waktu melewati atau memotong suatu medan magnet.
Besar kecilnya Tegangan listrik yang didapatkan akan berubah sinkron menggunakan cepat atau lambatnya gerakan penghantar memotong medan magnet.
Dan arah atau posisi muatan listrik positif dan negatif akan berubah sesuai menggunakan arah gerakan penghantar tersebut.
Oleh karenanya Listrik yg dihasilkan ini diklaim listrik menggunakan arus Bolak kembali atau listrik AC (Alternating Current) /tidak tetap.
Dari prinsip gaya gerak listrik (GGL) inilah, berkembang serta diciptakanlah Generator atau pembangkit listrik arus bolak kembali (AC).

Pembangkit listrik arus bolak kembali Atau AC (Alternating Current) 3 Phase.

Pembangkit listrik arus bolak balik Atau AC (Alternating Current) 3 Phase, Pembangkit ini menghasilkan Tegangan listrik menggunakan 3 jenis muatan listrik positif (tiga phase), sedangkan muatan Netral dihasilkan menurut hasil perbintangan gulungan utama ketiga phase tersebut.
Generator dan Alternator
  • Generator
Generator : Suatu alat yg memanfaatkan suatu asal tenaga mobilitas dan membarui tenaga gerak tadi menjadi sumber energi listrik dengan proses induksi magnetik.
  • Alternator
Alternator merupakan : singkatan dari Alternating Current Generator.
Yaitu suatu alat yang memanfaatkan tenaga gerak dan mengubahnya sebagai sumber tenaga listrik arus bolak-kembali atau Alternating Current (AC).
Prinsip dasar Alternator atau Alternating Current Generator
Seperti yang sebelumnya kita ketahui, bahwa listrik Arus bolak – balik / AC (alternating Current) dihasilkan berdasarkan gerakan suatu penghantar memotong medan magnet, Dari prinsip inilah pembangkit listrik dapat membuat listrik.
Bagian-bagian utama menurut Generator AC tiga phase:
  1. Main Field Stator (Gulungan utama dalam Stator)
  2. Main Field Rotor (Gulungan primer pada Rotor)
  3. Exciter Field Stator (Gulungan pembangkit Stator)
  4. Exciter Field Rotor (Gulungan pembangkit Rotor)
  5. Rotating Rectifier (Diode penyearah)
  6. AVR (Automatic Voltage Regulator)
Pembangkit listrik atau Generator listrik AC (Alternator) bisa membuat listrik dengan berpedoman pada prinsip dasar GGL (Gaya Gerak Listrik).


Prinsip dasar Gaya gerak istrik pada suatu generator listrik AC (Alternator):
A. Penghantar
Main field stator : gulungan utama yang masih ada dalam bagian stator (bagian yg tidak beranjak atau berputar) pada Alternator tersebut.
Main field stator ini berfungsi menjadi penghantar dalam prinsip GGL, serta akan bertugas buat menangkap (memotong) medan magnet dari Main field rotor, dan membuat keluaran listrik AC.
B. Medan Magnet
Main Field Rotor : Gulungan utama yg terdapat dalam bagian Rotor (bagian yg bergerak atau berputar) dalam alternator tadi.
Main field rotor berfungsi menjadi pembuat medan magnet dalam bagian kumparan rotor. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap logam yg dililit menggunakan penghantar serta dialiri arus listrik, induksi listrik tadi akan membarui logam yang dililitnya sebagai magnet.
Sehingga bagian logam dalam rotor alternator merupakan asal medan magnet primer yg akan ditangkap oleh Main field Stator (Penghantar).
C. Gerakan penghantar memotong medan magnet
Agar terjadi proses penghantar memotong medan magnet dan membuat listrik AC dalam penghantar, maka dibutuhkan suatu gerakan.
Pada Generator listrik AC (Alternator), harus dihubungkan dengan asal tenaga gerak, sumber tenaga gerak yang biasa digunakan pada Alternator, antara lain :
  • Mesin diesel, Generator AC (Alternator) yg digerakkan dengan Mesin diesel, biasa kita sebut dengan Genset (generator Set)
  • Tenaga uap atau Turbin, Generator AC (Alternator) yg digerakkan menggunakan tenaga uap (Turbin) biasa kita sebut menggunakan Turbin generator.
  • Tenaga air atau biasa disebut menggunakan PLTA (Pembangkit listrik energi Air)
  • Tenaga Nuklir, Tenaga gas, energi angin, dan berbagai tenaga penggerak lainnya.

Tenaga gerak ini akan memutar bagian Rotor yg yg sebagai bagian medan magnet primer, dampak perputaran rotor ini, mengakibatkan terjadinya proses medan magnet memotong penghantar atau sama dengan proses penghantar memotong medan magnet.
Dalam hal ini, medan magnet merupakan Main field rotor, penghantar adalah Main field Stator, dan asal tenaga mobilitas mengakibatkan terjadinya proses perpotongan medan magnet oleh penghantar.
Dan sesuai dengan prinsip GGL (Gaya Gerak Listrik) , proses ini akan membuat tenaga listrik pada main field stator.
Lalu bagaimana Main field Rotor dapat menjadi magnet ?
D. Proses Excitation (Excitor)
Untuk berakibat Main field rotor menghasilkan medan magnet, dibutuhkan sumber listrik pembangkit. Sebagai pembangkit atau sumber listrik bantu untuk membarui Main field Rotor sebagai medan magnet utama pada Alternator merupakan gulungan Exciter (pembangkit).
Exciter merupakan penghasil Listrik yang dialirkan ke Main field Rotor (Gulungan Utama dalam Rotor).

Fungsi Exciter pada generator AC 3 Phase
Exciter adalah gulungan bantu dalam generator yang berfungsi buat menyupplai atau membentuk tegangan listrik untuk dialirkan ke Gulungan Rotor primer dalam generator agar Gulungan Rotor bisa mengganti listrik tadi sebagai medan Magnet primer.
Exciter membuat listrik arus bolak-balik (AC) , Lalu disearahkan atau diubah sebagai listrik DC (Arus searah) sang Dioda penyearah yang disebut Rotating rectifier sebelum dialirkan ke gulungan rotor primer.
Fungsi Exciter dalam generator AC 3 Phase
Exciter dalam Generator listrik AC tiga Phase terdiri dari dua bagian utama ,yaitu :
Exciter Field Stator atau gulungan Exciter yg masih ada pada bagian stator (Bagian yang tidak berkecimpung) pada Alternator atau Generator tersebut. Exciter Stator berfungsi menjadi penghasil medan magnet.
Exciter Field Rotor atau gulungan Exciter yg masih ada di bagian Rotor (Shaft / poros yang berputar) pada generator tersebut. Exciter Rotor berfungsi buat mengganti medan magnet dari Exciter Stator menjadi Listrik pada bentuk AC (Alternating Current).
Lalu disearahkan dengan bantuan dioda dalam rotating rectifier, listrik DC (Searah) kemudian dialirkan ke Gulungan Rotor Utama, sebagai akibatnya Rotor membuat Medan Magnet Utama yang kuat.
Exciter berfungsi buat menyupplai atau mengirimkan tegangan Prinsip kerja Exciter bisa menghasilkan listrik pembangkit sama halnya dengan prinsip GGL (Gaya Gerak Listrik) yaitu gerakan suatu penghantar memotong medan magnet.

Exciter pada suatu alternator terdiri dari dua jenis gulungan, yaitu:
1. Exciter field Stator (Medan magnet)
Gulungan Exciter dalam stator (bagian yang tidak beranjak atau berputar), umumnya terpasang pada bagian belakang dalam alternator, dengan ukuran gulungan yg lebih mini . Exciter stator merupakan gulungan yang berperan menjadi produsen medan magnet dalam prinsip GGL dan berfungsi sebagai penghasil medan magnet yg akan ditangkap sang bagian Exciter rotor.
2. Exciter Rotor (Penghantar)
Gulungan Exciter dalam Rotor (bagian yg berkiprah atau berputar), umumnya terpasang dalam bagian belakang rotor. Dengan ukuran yg lebih mini . Exciter Rotor adalah gulungan yang berperan sebagai penghantar dalam prinsip GGL, dan akan menangkap atau memotong medan magnet yang didapatkan menurut Exciter Stator.
E. Proses penghantar memotong medan magnet
Saat asal tenaga mobilitas memutar rotor, Gulungan Exciter Rotor juga akan berputar serta akan terjadi proses Penghantar (dalam hal ini Exciter Field Rotor) memotong medan magnet (pada hal ini Exciter Field Stator), dan akan menghasilkan listrik dalam ujung gulungan Exciter Field Rotor tersebut.
Exciter Field rotor akan membuat listrik Arus bolak balik (AC) 3 phase. Yang akan digunakan buat membarui gulungan utama pada rotor (Main Field Rotor) menjadi medan magnet Utama.
F. Rotating Rectifier
Rotating Rectifier merupakan galat satu bagian krusial yg masih ada dalam suatu Alternator atau pembangkit listrik arus bolak kembali (AC).
Untuk membentuk medan magnet yang relatif besar pada Main Field Rotor, diharapkan sumber listrik, serta asal listrik yg baik buat menghasilkan medan magnet yang stabil serta bertenaga adalah listrik DC (Arus searah).
Oleh karenanya dalam Alternator dilengkapi dengan Rotating rectifier yg berfungsi buat mengganti listrik Arus bolak – balik (AC) yg dihasilkan Exciter Rotor sebagai Listrik DC (Arus searah). Dengan memakai dioda – dioda penyearah.
Rotating Rectifier (Penyearah / penyesuai arus listrik yang ikut berputar beserta menggunakan rotor).
terpasang pada bagian Rotor serta ikut berputar, oleh lantaran itulah dianggap menggunakan nama Rotating (berputar).
Lalu bagaimana exciter Stator dapat menjadi magnet?
Seperti yg sebelumnya kita ketahui, diperlukan asal listrik buat menghasilkan medan magnet, dalam Exciter Field Stator juga dibutuhkan asal listrik, sumber listrik yg diterima Exciter Field stator merupakan dari dari AVR (Automatic Voltage Regulator).
Namun saat pertama kali suatu generator akan dioperasikan, belum memiliki sumber listrik pembangkit excitor, sang karena itu umumnya gulungan Exciter stator perlu disupplai asal listrik external, misalnya dari baterai 12 V. Setelah Generator beroperasi menggunakan normal dan berkelanjutan, Gulungan Exciter Stator akan tetap menyimpan sedikit medan magnet. Selanjutnya setiap pengoperasian generator, medan magnet yg masih tersisa / tersimpan pada gulungan Exciter Stator akan dipakai menjadi asal penguat pertama, serta nilai tegangannya akan meningkat seiring dengan proses penguatan Excitation yg diatur oleh AVR.
Prinsip Excitation ini biasa dianggap dengan SELF EXCITED GENERATORS.
G. AVR
AVRatau Automatic Voltage Regulator : Suatu alat yg terpasang pada Generator AC (Alternator) dan mempunyai fungsi secara terus menerus menjaga besaran output Voltage (tegangan listrik yg dihasilkan) supaya permanen stabil sesuai menggunakan besaran tegangan atau Voltage yg diinginkan.
Dengan prinsip kerja menerima tegangan listrik yg didapatkan berdasarkan gulungan utama (Main field Stator) serta dijadikan menjadi sensor keadaan tegangan sebenarnya, serta mengirimkan tegangan listrik ke Exciter.
Besar kecilnya tegangan yg dikirimkan ke Exciter tergantung berdasarkan besar kecilnya tegangan yang disensornya dari Output Voltage (tegangan keluar) berdasarkan gulungan primer (Main Field stator).
Dan asal listrik yang dikirimkan ke Exciter dari dari Output Voltage (Tegangan keluaran) gulungan utama. Ini jua alasan mengapa disebut dengan "SELF EXCITED GENERATORS"
Kesimpulan :
  • Pada generator AC (Alternator), listrik dihasilkan berdasarkan gulungan primer stator (Main Field Stator)
  • Main Field Stator (Gulungan utama) menghasilkan listrik dari perpotongan medan magnet, dan medan magnet utama didapatkan berdasarkan Main Field Rotor.
  • Main field Rotor dapat membentuk medan magnet lantaran diberi asal listrik dari Exciter Rotor. Dan listrik yang didapatkan sebelumnya dirubah sebagai arus searah melalu Rotating Rectifier.
  • Excitor field Rotor membentuk listrik sebagai pembangkit medan magnet primer, karena gerakan perpotongan medan magnet yg didapatkan berdasarkan Exciter Field Stator.
  • Exciter Field Stator bisa menghasilkan medan magnet lantaran menerima supplai listrik menurut AVR, dan AVR mendapatkan supplai listrik dari gulungan primer (Main Field Stator)
  • Saat pertama kali dioperasikan, Exciter Field Stator belum mempunyai medan magnet, karenanya AVR pula belum mendapatkan sumber listrik menurut Gulungan primer.

Maka umumnya wajib di supplai menurut asal listrik eksternal untuk membentuk medan magnet dalam Exciter Field stator.
Dan sehabis itu, Exciter Field stator akan menyimpan sedikit medan magnet. Medan magnet yang masih tersisa tersebut, akan dinaikkan setelah generator dioperasikan dengan donasi AVR, Sampai pembangkit listrik menghasilkan besaran nilai tegangan listrik yg diinginkan.

Selain Generator menggunakan prinsip excitation SELF EXCITED GENERATORS, beberapa generator pula memiliki sistem Excitation menggunakan donasi PMG (Permanent Magnet Generators) atau disebut dengan PMG-EXCITED GENERATORS.
Demikianlah sedikit penerangan mengenai prinsip kerja Generator atau Pembangkit listrik AC, atau yang biasa dianggap dengan Alternator (Alternating Current Generator).
Semoga bisa memberikan tambahan pengetahuan yang berguna bagi kita semua.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan, mohon bantuan koreksi dan masukannya.
CARA FLEXI
Dikutip menurut aneka macam asal

MENGENAL FUNGSI AVR PADA GENERATOR AC 3 PHASE

Sebuah Generator dilengkapi dengan sebuah AVR, yg tidak hanya memiliki fungsi buat mengatur tegangan agar permanen stabil, namun pula mempunyai beberapa fungsi lainnya.
Mengenal fungsi AVR pada Alternator atau Generator AC tiga Phase
Listrik yg poly kita gunakan buat keperluan sehari – hari adalah listrik menggunakan jenis Arus bolak-kembali atau AC (Alternating Current).
Energi listrik arus bolak – balik atau listrik AC (Alternating Current) dari berdasarkan suatu pembangkit listrik atau Generator listrik AC tiga Phase.
Pembangkit listrik AC tiga Phase atau yg biasa disebut dengan Generator Listrik AC adalah suatu indera yg digerakkan sang suatu sumber tenaga mobilitas serta mengubah tenaga gerak tersebut sebagai energi listrik menggunakan Prinsip induksi magnetik atau Gaya mobilitas listrik (GGL).
Baca juga: Apa itu Gaya Gerak Listrik (GGL)
Generator listrik arus bolak – kembali atau AC (Alternating Current) diklaim pula menggunakan Alternator (Alternating Current Generator).
Seperti yg kita ketahui listrik arus bolak balik (AC) dihasilkan menurut suatu penghantar yang beranjak memotong medan magnet.
Seperti halnya prinsip kerja suatu pembangkit listrik atau Generator listrik arus bolak – kembali bisa membentuk listrik menggunakan cara kerja yg sama dengan prinsip GGL.
Namun, Pada dasarnya sebuah Generator membentuk listrik menggunakan besar tegangan listrik yang nir permanen (berubah-ubah).
Tegangan listrik yang tidak permanen atau naik turun, dapat menyebabkan gangguan dan kerusakan pada berbagai alat-alat listrik serta generator itu sendiri.
Penyebab tegangan genset naik-turun serta perbaikannya
"Oleh karena itu dalam sebuah Pembangkit listrik atau Generator listrik arus bolak – pulang dilengkapi dengan suatu alat yg berfungsi buat menstabilkan tegangan listrik keluaran (Output Voltage) dari Sebuah generator tersebut"
Alat yg berfungsi buat mengatur tegangan listrik keluaran generator tersebut kita kenal menggunakan nama AVR.
AVR (Automatic Voltage Regulator) dalam sebuah Generator, mempunyai berbagai fungsi, tidak hanya buat menstabilkan Tegangan keluaran berdasarkan generator listrik, tetapi pula memiliki aneka macam fungsi lainnya.

Fungsi AVR

Mengenal berbagai fungsi AVR dalam Alternator atau Generator listrik AC 3 Phase
  • Sebagai indera untuk mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) Alternator atau generator listrik.
  • Sebagai stability serta pengatur Droop Voltage (Tegangan jatuh) untuk Generator yang dijalankan secara Paralel (Synchronous Generator)
  • Sebagai sistem pengaman Tegangan lebih (Over Voltage) serta Beban atau Arus lebih (Over Current) yg terjadi dalam Generator.

1. AVR berfungsi Sebagai indera buat mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) suatu generator listrik AC tiga Phase agar permanen Stabil.
Bagaimana Prinsip kerja AVR pada mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) dalam sebuah Generator ?
Berikut beberapa model Wiring diagram pemasangan AVR pada Alternator


Prinsip kerja AVR pada Alternator atau Generator listrik AC 3 Phase ada dua jenis, sesuai menggunakan sistem Excitation dalam generator tadi.
Dua jenis sistem excitation (Exciter) pada generator AC tiga Phase, yaitu :
  1. Self - Excited Generator
  2. PMG – Excited Generator


Perbedaan berdasarkan kedua sistem ini terletak dalam penambahan magnet permanen (PMG = Permanent Magnet Generator).
Pada sistem PMG – Excited Generators dilengkapi dengan PMG (Permanent Magnet Generator) sedangkan pada sistem Self – Excited Generator tidak dilengkapi dengan PMG (Permanent Magnet Generator).
Sistem excitation (Exciter) dengan PMG mempunyai kelebihan pada menaruh supplai tegangan yang lebih stabil ke gulungan Exciter.
  • Prinsip kerja AVR dalam generator dengan sistem Self-Excited Generators
  1. AVR menerima tegangan keluaran menurut gulungan utama generator, serta dipakai sebagai supplai buat dikirimkan ke gulungan Exciter. Selain itu Tegangan yg diterima AVR dari gulungan primer digunakan sebagai Sensing atau Sensor seberapa akbar tegangan yg didapatkan oleh generator tadi.
  2. Besarnya tegangan yg dikirimkan AVR ke gulungan Exciter diadaptasi menggunakan Tegangan keluaran Generator yg diterima (Sensing) AVR menurut Gulungan utama Generator (Output Voltage).
  3. Jika tegangan keluaran yg dihasilkan Generator kurang berdasarkan tegangan yg diinginkan, maka AVR akan mengirimkan tegangan yg lebih ke gulungan Exciter, lalu AVR akan mengurangi supplai tegangan ke gulungan Exciter bila tegangan yang disensornya berdasarkan gulungan utama Generator telah mencapai nilai tegangan yg diinginkan.
“Semakin tinggi tegangan yg dikirimkan ke gulungan Exciter, akan semakin besar tegangan keluaran (Output Voltage) berdasarkan Generator tersebut”.
  • Prinsip kerja AVR dalam generator dengan sistem PMG-Excited Generators
Prinsip kerja AVR dalam generator dengan sistem PMG-Excited Generator hampir sama dengan Prinsip kerja AVR pada Generator dengan sistem Self-Excited Generator, perbedaannya hanya :
  1. PMG (Permanent Magnet Generator) terdiri dari dua bagian yaitu PMG rotor dan PMG stator. PMG membuat tegangan yg dikirmkan ke AVR buat dikirimkan pulang ke gulungan Exciter. Tegangan yg didapatkan PMG bersifat permanen, atau sesuai menggunakan kecepatan putaran penggerak Generator tersebut.
  2. Jika pada Self-Excited Generator Gulungan Exciter membuat listrik sendiri untuk supplai ke gulungan rotor, sedangkan dalam sistem PMG-Excited Generators, Gulungan Exciter menerima bantuan supplai tegangan menurut PMG.

2. AVR Sebagai stability serta pengatur Droop Voltage (Tegangan jatuh) untuk Generator yang dijalankan secara Paralel (Synchronous Generator).
Contoh Wiring diagram AVR dilengkapi Droop Kit

Selain sebagai pengatur tegangan keluaran (Output Voltage) pada Generator listrik AC tiga Phase, AVR pula berfungsi menjadi pengatur tegangan jatuh (Droop Voltage) pada Generator yang dioperasikan secara paralel.
Generator yang dioperasikan secara paralel harus mempunyai akbar tegangan yg sama antara masing-masing Generator yg diparalelkan tersebut.
Namun ada kalanya ketika beban yg diterima mengalami lonjakan, atau terjadi beban / Arus yang datang-tiba naik secara mendadak, akan menyebabkan tegangan dari generator akan jatuh (Droop Voltage).
Jika tegangan jatuh (Droop Voltage) yang terjadi dialami sang galat satu Generator, akan mengakibatkan disparitas nilai tegangan antara kedua genset yg diparalel, serta hal ini akan menyebabkan salah satu Generator akan menanggung beban daya lebih besar dari generator yg lainnya.
Ketidak seimbangan beban akan menyebabkan Generator yg menanggung beban arus lebih tinggi akan mengalami Over load (Kelebihan beban) serta trip.
AVR akan mendeteksi terjadinya tegangan jatuh (Droop Voltage) serta permanen menjaga kondisi tegangan masing – masing Generator tetap stabil, meski mengalami lonjakan arus atau beban yang mendadak.
Dalam mendeteksi Droop Voltage, AVR dilengkapi menggunakan sistem atau indera yg dianggap dengan Droop kit (Droop CT). Droop kit terpasang dalam kabel keluaran menurut gulungan primer generator, buat sensor beban atau Ampere yang melewati kabel gulungan primer tersebut.

3. Sebagai sistem pengaman Tegangan lebih (Over Voltage) serta Beban atau Arus lebih (Over Current) yg terjadi dalam Generator.
AVR pula dilengkapi dengan pengaman terhadap banyak sekali gangguan yang mungkin terjadi dalam sistem Generator.
AVR dilengkapi menggunakan pengaman OVER CURRENT EXCITER, apabila generator diberikan beban daya melebihi kemampuan generator tadi, secara otomatis AVR akan berusaha mengirimkan tegangan yg akbar juga ke gulungan EXCITER.
Jika Arus yang dikirimkan ke EXCITER melebih batasan yg sudah diatur dalam AVR, rangkaian listrik menurut AVR ke gulungan Exciter akan terputus, dan juga mengakibatkan Gulungan utama Generator nir akan mengeluarkan tegangan lagi.
Demikianlah sedikit penerangan mengenai sosialisasi AVR dan aneka macam manfaatnya pada Generator atau Alternator listrik AC tiga phase.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan, serta mohon bantuan masukan dan koreksinya.
Semoga artikel tentang AVR (Automatic Voltage Regulator) ini dapat memberikan tambahan pengetahuan yg berguna bagi kita semua !
CARA FLEXI
Dikutip menurut aneka macam asal

MENGENAL FUNGSI AVR PADA GENERATOR AC 3 PHASE

Sebuah Generator dilengkapi menggunakan sebuah AVR, yg tak hanya memiliki fungsi buat mengatur tegangan agar permanen stabil, tetapi juga memiliki beberapa fungsi lainnya.
Mengenal fungsi AVR dalam Alternator atau Generator AC tiga Phase
Listrik yg poly kita pakai buat keperluan sehari – hari merupakan listrik menggunakan jenis Arus bolak-pulang atau AC (Alternating Current).
Energi listrik arus bolak – pulang atau listrik AC (Alternating Current) asal berdasarkan suatu pembangkit listrik atau Generator listrik AC 3 Phase.
Pembangkit listrik AC tiga Phase atau yg biasa disebut menggunakan Generator Listrik AC adalah suatu indera yang digerakkan oleh suatu asal tenaga mobilitas dan mengganti energi mobilitas tersebut menjadi tenaga listrik menggunakan Prinsip induksi magnetik atau Gaya gerak listrik (GGL).
Baca jua: Apa itu Gaya Gerak Listrik (GGL)
Generator listrik arus bolak – kembali atau AC (Alternating Current) disebut pula dengan Alternator (Alternating Current Generator).
Seperti yg kita ketahui listrik arus bolak balik (AC) dihasilkan menurut suatu penghantar yang bergerak memotong medan magnet.
Seperti halnya prinsip kerja suatu pembangkit listrik atau Generator listrik arus bolak – kembali bisa membentuk listrik menggunakan cara kerja yang sama dengan prinsip GGL.
Namun, Pada dasarnya sebuah Generator menghasilkan listrik dengan akbar tegangan listrik yang nir tetap (berubah-ubah).
Tegangan listrik yg tidak tetap atau naik turun, dapat mengakibatkan gangguan serta kerusakan dalam aneka macam alat-alat listrik dan generator itu sendiri.
Penyebab tegangan genset naik-turun serta perbaikannya
"Oleh karenanya dalam sebuah Pembangkit listrik atau Generator listrik arus bolak – pulang dilengkapi menggunakan suatu alat yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan listrik keluaran (Output Voltage) dari Sebuah generator tersebut"
Alat yg berfungsi untuk mengatur tegangan listrik keluaran generator tersebut kita kenal menggunakan nama AVR.
AVR (Automatic Voltage Regulator) dalam sebuah Generator, mempunyai berbagai fungsi, tidak hanya buat menstabilkan Tegangan keluaran menurut generator listrik, tetapi jua memiliki banyak sekali fungsi lainnya.

Fungsi AVR

Mengenal aneka macam fungsi AVR dalam Alternator atau Generator listrik AC tiga Phase
  • Sebagai indera buat mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) Alternator atau generator listrik.
  • Sebagai stability dan pengatur Droop Voltage (Tegangan jatuh) buat Generator yg dijalankan secara Paralel (Synchronous Generator)
  • Sebagai sistem pengaman Tegangan lebih (Over Voltage) dan Beban atau Arus lebih (Over Current) yang terjadi dalam Generator.

1. AVR berfungsi Sebagai indera untuk mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) suatu generator listrik AC 3 Phase agar permanen Stabil.
Bagaimana Prinsip kerja AVR dalam mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) pada sebuah Generator ?
Berikut beberapa model Wiring diagram pemasangan AVR dalam Alternator


Prinsip kerja AVR dalam Alternator atau Generator listrik AC 3 Phase ada dua jenis, sesuai dengan sistem Excitation pada generator tersebut.
Dua jenis sistem excitation (Exciter) dalam generator AC tiga Phase, yaitu :
  1. Self - Excited Generator
  2. PMG – Excited Generator


Perbedaan berdasarkan kedua sistem ini terletak pada penambahan magnet tetap (PMG = Permanent Magnet Generator).
Pada sistem PMG – Excited Generators dilengkapi menggunakan PMG (Permanent Magnet Generator) sedangkan pada sistem Self – Excited Generator nir dilengkapi menggunakan PMG (Permanent Magnet Generator).
Sistem excitation (Exciter) menggunakan PMG memiliki kelebihan dalam memberikan supplai tegangan yang lebih stabil ke gulungan Exciter.
  • Prinsip kerja AVR dalam generator dengan sistem Self-Excited Generators
  1. AVR mendapat tegangan keluaran menurut gulungan primer generator, serta digunakan menjadi supplai buat dikirimkan ke gulungan Exciter. Selain itu Tegangan yang diterima AVR dari gulungan primer digunakan menjadi Sensing atau Sensor seberapa akbar tegangan yang dihasilkan oleh generator tersebut.
  2. Besarnya tegangan yg dikirimkan AVR ke gulungan Exciter disesuaikan menggunakan Tegangan keluaran Generator yang diterima (Sensing) AVR berdasarkan Gulungan primer Generator (Output Voltage).
  3. Jika tegangan keluaran yang dihasilkan Generator kurang dari tegangan yang diinginkan, maka AVR akan mengirimkan tegangan yang lebih ke gulungan Exciter, kemudian AVR akan mengurangi supplai tegangan ke gulungan Exciter bila tegangan yg disensornya menurut gulungan utama Generator sudah mencapai nilai tegangan yg diinginkan.
“Semakin tinggi tegangan yg dikirimkan ke gulungan Exciter, akan semakin akbar tegangan keluaran (Output Voltage) berdasarkan Generator tersebut”.
  • Prinsip kerja AVR dalam generator dengan sistem PMG-Excited Generators
Prinsip kerja AVR dalam generator dengan sistem PMG-Excited Generator hampir sama dengan Prinsip kerja AVR pada Generator dengan sistem Self-Excited Generator, perbedaannya hanya :
  1. PMG (Permanent Magnet Generator) terdiri menurut dua bagian yaitu PMG rotor serta PMG stator. PMG menghasilkan tegangan yang dikirmkan ke AVR buat dikirimkan pulang ke gulungan Exciter. Tegangan yang didapatkan PMG bersifat tetap, atau sesuai dengan kecepatan putaran penggerak Generator tersebut.
  2. Jika pada Self-Excited Generator Gulungan Exciter membentuk listrik sendiri buat supplai ke gulungan rotor, sedangkan dalam sistem PMG-Excited Generators, Gulungan Exciter menerima bantuan supplai tegangan dari PMG.

2. AVR Sebagai stability dan pengatur Droop Voltage (Tegangan jatuh) buat Generator yg dijalankan secara Paralel (Synchronous Generator).
Contoh Wiring diagram AVR dilengkapi Droop Kit

Selain menjadi pengatur tegangan keluaran (Output Voltage) pada Generator listrik AC tiga Phase, AVR pula berfungsi menjadi pengatur tegangan jatuh (Droop Voltage) dalam Generator yang dioperasikan secara paralel.
Generator yg dioperasikan secara paralel harus memiliki besar tegangan yang sama antara masing-masing Generator yang diparalelkan tersebut.
Namun ada kalanya waktu beban yg diterima mengalami lonjakan, atau terjadi beban / Arus yang tiba-datang naik secara mendadak, akan mengakibatkan tegangan dari generator akan jatuh (Droop Voltage).
Jika tegangan jatuh (Droop Voltage) yang terjadi dialami sang galat satu Generator, akan mengakibatkan disparitas nilai tegangan antara ke 2 genset yg diparalel, dan hal ini akan menyebabkan keliru satu Generator akan menanggung beban daya lebih akbar dari generator yg lainnya.
Ketidak seimbangan beban akan mengakibatkan Generator yang menanggung beban arus lebih tinggi akan mengalami Over load (Kelebihan beban) dan trip.
AVR akan mendeteksi terjadinya tegangan jatuh (Droop Voltage) serta permanen menjaga syarat tegangan masing – masing Generator tetap stabil, meski mengalami lonjakan arus atau beban yg mendadak.
Dalam mendeteksi Droop Voltage, AVR dilengkapi menggunakan sistem atau alat yg disebut menggunakan Droop kit (Droop CT). Droop kit terpasang pada kabel keluaran berdasarkan gulungan utama generator, buat sensor beban atau Ampere yg melewati kabel gulungan utama tersebut.

3. Sebagai sistem pengaman Tegangan lebih (Over Voltage) dan Beban atau Arus lebih (Over Current) yang terjadi dalam Generator.
AVR juga dilengkapi dengan pengaman terhadap aneka macam gangguan yg mungkin terjadi pada sistem Generator.
AVR dilengkapi menggunakan pengaman OVER CURRENT EXCITER, Jika generator diberikan beban daya melebihi kemampuan generator tersebut, secara otomatis AVR akan berusaha mengirimkan tegangan yang akbar juga ke gulungan EXCITER.
Jika Arus yg dikirimkan ke EXCITER melebih batasan yg telah diatur dalam AVR, rangkaian listrik berdasarkan AVR ke gulungan Exciter akan terputus, dan juga menyebabkan Gulungan primer Generator tidak akan mengeluarkan tegangan lagi.
Demikianlah sedikit penerangan mengenai sosialisasi AVR dan berbagai manfaatnya dalam Generator atau Alternator listrik AC tiga phase.
Mohon maaf bila masih ada kesalahan, serta mohon bantuan masukan dan koreksinya.
Semoga artikel tentang AVR (Automatic Voltage Regulator) ini dapat menaruh tambahan pengetahuan yg berguna bagi kita seluruh !
CARA FLEXI
Dikutip berdasarkan banyak sekali sumber

APA ITU PMG DAN FUNGSINYA PADA GENERATOR

Apa itu PMG pada Generator?
PMG adalah singkatan dari Permanent Magnet Generator, atau pembangkit dengan Magnet permanen.
Fungsi PMG
PMG mempunyai fungsi sebagai pembangkit listrik untuk sistem eksitasi dalam sebuah Generator listrik AC tiga fase.
Bagian-bagian PMG
  • PMG Rotor
PMG Rotor merupakan bagian yang berputar serta merupakan Magnet tetap, yg berfungsi buat membuat medan magnet.
  • PMG Stator
PMG Stator berupa Gulungan yang nir berputar (permanen).
Gulungan PMG Stator akan mendapat medan magnet yg berputar yang didapatkan PMG Rotor.
Melalui proses berputarnya medan magnet (PMG Rotor) yg diterima Gulungan PMG Stator, maka pada ujung-ujung gulungan PMG Stator akan membentuk listrik.
Sebenarnya tidak semua Generator listrik AC 3 fase menggunakan PMG menjadi sistem eksitasi.
Sistem eksitasi dalam generator terdapat 2, yaitu:

  • PMG-Excited Generators
Generator yang dilengkapi dengan PMG menjadi sistem eksitasi.

  • Self-Excited Generators
Generator yg menggunakan tegangan output dari gulungan primer sebagai sistem eksitasi (Self-Excited).
Apa perbedaan PMG-Excited Generators serta Self-Excited Generators?
Perbedaan antara ke 2 generator ini adalah prinsip kerja sistem eksitasinya, buat detail ini dia kita uraikan prinsip kerja masing-masing generator tadi pada menghasilkan listrik.

Prinsip kerja PMG-Excited Generators

  • PMG Rotor ikut berputar saat mesin penggerak generator dioperasikan.
  • Medan magnet menurut PMG Rotor yang berputar lalu diterima sang Gulungan pada PMG Stator.
  • Karena Medan magnet yg dihasilkan PMG Rotor memotong penghantar dalam Gulungan PMG Stator, maka akan menghasilkan tegangan listrik pada ujung gulungan PMG stator.
  • Listrik yang didapatkan PMG Stator merupakan Listrik arus bolak-kembali (AC) 3 fase menggunakan akbar tegangan berkisar antara 150VAC – 180VAC.
  • Lalu tegangan yang dihasilkan PMG Stator dialirkan ke AVR (Automatic Voltage Regulator).
  • Terminal kabel Gulungan PMG Stator dalam AVR umumnya disimbolkan menggunakan huruf P2, P3, P4.
  • Besar tegangan dari PMG Stator yg awalnya 150VAC – 180VAC, lalu disearahkan serta akbar tegangannya jua diturunkan sang AVR, Tegangannya sebagai berkisar antara 13VDC – 60VDC.
  • Kemudian tegangan listrik 13VDC-60VDC tersebut berdasarkan AVR dialirkan ke Gulungan Stator Eksiter (Exciter Field Stator).
  • Terminal kabel buat Tegangan keluaran dari AVR menuju Gulungan stator eksiter ini, pada AVR umumnya disimbolkan menggunakan huruf X serta XX.
  • Karena Gulungan Eksiter stator diberi tegangan, maka akan membuat medan magnet.
  • Medan magnet ini akan ditangkap sang gulungan Eksiter rotor (Exciter Rotor), sehingga gulungan Eksiter rotor akan menghasilkan listrik.
  • Listrik yg didapatkan menurut gulungan eksiter rotor berupa tegangan arus bolak-balik atau AC tiga fase, lalu disearahkan menggunakan menggunakan diode yang ada dalam rotating rectifier.
  • Tegangan DC yang dihasilkan Rotating Rectifier kemudian dialirkan menuju Gulungan utama terdapat Rotor (Main Field Rotor), sebagai akibatnya Rotor utama dalam generator tersebut menghasilkan medan magnet.
  • Medan magnet berdasarkan Rotor primer inilah yg ditangkap oleh Gulungan Utama Stator (Main Field Stator), sebagai akibatnya Gulungan utama pada Stator membentuk listrik.
  • Listrik yang dihasilkan dari Gulungan Utama pada Stator inilah yang menjadi Tegangan listrik keluaran utama sebuah Generator (Output Voltage) serta dialirkan menuju jaringan instalasi listrik.

Prinsip kerja Self-Excited Generators
Untuk uraian Prinsip kerja Generator dengan Self-Excited Generators, bisa anda baca pada artikel saya sebelumnya, tentang Prinsip kerja Generator AC 3 fase
Keuntungan Generator menggunakan PMG
  • Tegangan Eksitasi lebih stabil
  • Pada saat gulungan Exciter baru digulung (Rewinding), Tidak perlu diberi Tegangan DC eksternal.

Demikianlah sedikit penjelasan mengenai apa itu PMG, serta fungsi PMG pada Generator listrik AC 3 fase.
Semoga berguna!
CARA FLEXI
dikutip berdasarkan berbagai asal

APA ITU PMG DAN FUNGSINYA PADA GENERATOR

Apa itu PMG pada Generator?
PMG adalah singkatan menurut Permanent Magnet Generator, atau pembangkit menggunakan Magnet tetap.
Fungsi PMG
PMG memiliki fungsi sebagai pembangkit listrik buat sistem eksitasi dalam sebuah Generator listrik AC tiga fase.
Bagian-bagian PMG
  • PMG Rotor
PMG Rotor adalah bagian yg berputar serta adalah Magnet permanen, yg berfungsi buat menghasilkan medan magnet.
  • PMG Stator
PMG Stator berupa Gulungan yang tidak berputar (permanen).
Gulungan PMG Stator akan mendapat medan magnet yang berputar yang didapatkan PMG Rotor.
Melalui proses berputarnya medan magnet (PMG Rotor) yang diterima Gulungan PMG Stator, maka dalam ujung-ujung gulungan PMG Stator akan membentuk listrik.
Sebenarnya nir seluruh Generator listrik AC 3 fase memakai PMG menjadi sistem eksitasi.
Sistem eksitasi dalam generator terdapat dua, yaitu:

  • PMG-Excited Generators
Generator yang dilengkapi dengan PMG sebagai sistem eksitasi.

  • Self-Excited Generators
Generator yang menggunakan tegangan output dari gulungan utama menjadi sistem eksitasi (Self-Excited).
Apa perbedaan PMG-Excited Generators serta Self-Excited Generators?
Perbedaan antara ke 2 generator ini adalah prinsip kerja sistem eksitasinya, buat detail berikut ini kita uraikan prinsip kerja masing-masing generator tersebut dalam membuat listrik.

Prinsip kerja PMG-Excited Generators

  • PMG Rotor ikut berputar saat mesin penggerak generator dioperasikan.
  • Medan magnet berdasarkan PMG Rotor yang berputar kemudian diterima sang Gulungan dalam PMG Stator.
  • Karena Medan magnet yg didapatkan PMG Rotor memotong penghantar dalam Gulungan PMG Stator, maka akan membuat tegangan listrik pada ujung gulungan PMG stator.
  • Listrik yg didapatkan PMG Stator merupakan Listrik arus bolak-pulang (AC) 3 fase dengan besar tegangan berkisar antara 150VAC – 180VAC.
  • Lalu tegangan yang dihasilkan PMG Stator dialirkan ke AVR (Automatic Voltage Regulator).
  • Terminal kabel Gulungan PMG Stator pada AVR umumnya disimbolkan dengan huruf P2, P3, P4.
  • Besar tegangan menurut PMG Stator yg awalnya 150VAC – 180VAC, kemudian disearahkan serta besar tegangannya juga diturunkan sang AVR, Tegangannya menjadi berkisar antara 13VDC – 60VDC.
  • Kemudian tegangan listrik 13VDC-60VDC tadi dari AVR dialirkan ke Gulungan Stator Eksiter (Exciter Field Stator).
  • Terminal kabel buat Tegangan keluaran berdasarkan AVR menuju Gulungan stator eksiter ini, pada AVR umumnya disimbolkan dengan alfabet X serta XX.
  • Karena Gulungan Eksiter stator diberi tegangan, maka akan membuat medan magnet.
  • Medan magnet ini akan ditangkap oleh gulungan Eksiter rotor (Exciter Rotor), sebagai akibatnya gulungan Eksiter rotor akan menghasilkan listrik.
  • Listrik yang dihasilkan berdasarkan gulungan eksiter rotor berupa tegangan arus bolak-kembali atau AC tiga fase, lalu disearahkan dengan menggunakan diode yang ada dalam rotating rectifier.
  • Tegangan DC yang dihasilkan Rotating Rectifier lalu dialirkan menuju Gulungan utama ada Rotor (Main Field Rotor), sebagai akibatnya Rotor utama dalam generator tadi membentuk medan magnet.
  • Medan magnet menurut Rotor utama inilah yang ditangkap sang Gulungan Utama Stator (Main Field Stator), sehingga Gulungan utama pada Stator menghasilkan listrik.
  • Listrik yang dihasilkan dari Gulungan Utama pada Stator inilah yang menjadi Tegangan listrik keluaran utama sebuah Generator (Output Voltage) serta dialirkan menuju jaringan instalasi listrik.

Prinsip kerja Self-Excited Generators
Untuk uraian Prinsip kerja Generator dengan Self-Excited Generators, dapat anda baca pada artikel saya sebelumnya, tentang Prinsip kerja Generator AC tiga fase
Keuntungan Generator dengan PMG
  • Tegangan Eksitasi lebih stabil
  • Pada ketika gulungan Exciter baru digulung (Rewinding), Tidak perlu diberi Tegangan DC eksternal.

Demikianlah sedikit penjelasan mengenai apa itu PMG, serta fungsi PMG pada Generator listrik AC 3 fase.
Semoga berguna!
CARA FLEXI
dikutip berdasarkan banyak sekali sumber

BEBERAPA PENYEBAB KERUSAKAN PADA AVR DAN CARA MENCEGAHNYA

Beberapa penyebab kerusakan pada AVR Genset, serta beberapa cara buat mencegahnya
AVR (Automatic Voltage Regulator), merupakan suatu indera yang terpasang di sebuah Pembangkit Listrik (Generator) yang berfungsi buat mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) supaya tetap Stabil sinkron dengan besaran Tegangan listrik yg dipakai.
Namun, pada penggunaannya tentu terdapat kalanya akan mengalami kerusakan yang ditimbulkan oleh aneka macam Faktor, maka pada kesempatan kali ini, kita akan coba membahas mengenai apa saja Kerusakan yang mungkin terjadi dalam AVR Genset, Apa saja Penyebabnya, serta bagaimana cara mencegah kerusakan pada AVR tadi.
Mengenal Fungsi AVR generator 3Ph
Untuk Lebih tahu mengenai AVR dan kerusakannya, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana Prinsip kerja AVR secara sederhana, dalam fungsinya untuk mengatur kestabilan tegangan listrik dari suatu pembangkit listrik (Generator).
Prinsip Kerja AVR secara Umum
Ada 3 bagian krusial dalam AVR, yaitu:
  1. Power Supply
  2. Sensing
  3. Output Voltage (Control)
Seperti halnya Alat listrik lainnya, Sebuah AVR juga memerlukan Power supply (Suplai Tegangan) buat bisa bekerja,  Tegangan ini didapat dari gulungan utama (Main Field) generator ketika Generator tersebut mulai berputar (Beroperasi).
Setelah menerima Tegangan, maka Mulailah AVR bekerja buat Membaca seberapa besar tegangan yang dihasilkan Generator (Genset) tersebut yg diterima pada bagian (Sensing atau Sensor), lalu AVR Mulai bekerja buat menstabilkan Tegangan menggunakan mengirimkan Sinyal berupa tegangan listrik ke bagian Exciter pada Generator.
Mengenal Wiring Diagram AVR
Saat Tegangan yg didapatkan generator masih rendah, maka AVR akan mengirimkan frekuwensi tegangan yg lebih ke Gulungan Exciter, begitu pula kebalikannya waktu Tegangan menurut generator sudah melebihi dari besar Tegangan yang diinginkan, maka secara berkelanjutan AVR akan menurunkan Sinyal tegangan ke Exciter, Begitu seterusnya sehingga tercapai tegangan yg stabil.
Karena Prinsip kerja inilah, maka ketika generator berputar pada putaran rendah, maka kerja AVR akan lebih berat sampai tercapai Putaran yang Normal, Oleh karena itu sistem pengoperasian Genset diperlukan jangan terlalu usang pada putaran Idle, dan segera mungkin dioperasikan dalam putaran Normal/Run, Agar AVR lebih awet dan nir bekerja secara extra.
Pengaturan Apa saja yg ada dalam AVR?
Dari Prinsip kerja AVR ini, kita mulai sedikit tahu galat satu penyebab kerusakan pada AVR, serta cara mencegahnya.

Apa saja Penyebab kerusakan AVR pada sebuah generator (genset), serta bagaimana cara mencegahnya?


Beberapa penyebab Kerusakan dalam AVR, diantaranya:
Putaran Mesin Genset nir stabil
Saat mesin genset beroperasi menggunakan putaran yg nir stabil, Maka AVR jua akan bekerja lebih berat, dan kinerjanya juga mengalami fluktuasi yg tidak stabil, tentu hal ini akan menyebabkan kerusakan pada AVR tadi, sang karena itu pastikan Putaran mesin/genset permanen stabil agar AVR sanggup lebih awet serta tidak kerja ekstra.
Beban daya berlebihan (Over Load)
Saat Sebuah Generator diberi Beban/Daya, maka terjadi penurunan kecepatan mesin dan tentunya berdampak pula terjadinya penurunan tegangan. Pada ketika inilah AVR mulai bekerja buat mengatur tegangan agar tetap Stabil.
Namun jika beban yg diberikan pada generator hiperbola (Overload), maka akan mengakibatkan kecepatan putaran mesin berkurang hingga mesin nir sanggup lagi menambah putarannya lantaran telah melampaui batas kemampuannya, maka dalam keadaan ini AVR akan bekerja berat buat meningkatkan tegangan yang turun, sampai melebihi batasan kemampuan AVR tersebut, Oleh karena itu Pastikan Genset yg anda pakai tidak menanggung Beban berlebihan.
Lonjakan Beban daya yg Besar
Jika Generator mengalami Lonjakan Beban/Daya yang relatif besar serta terjadi secara datang-datang, Maka AVR pula akan mengalami kejutan serta tidak Mampu secara Spontan menstabilkan tegangan yg berubah secara tiba-datang pada berukuran daya yg besar , Oleh karena itu Hindari terjadi Lonjakan Daya yg cukup akbar pada generator.
Hubungan pendek (Short Circuit)
Terjadinya Hubungan pendek (Short Circuit), sanggup menjadikan Fatal dan menyebabkan banyak sekali kerusakan dalam generator maupun dalam AVR, sang karenanya Pastikan Instalasi Listrik pada keadaan Baik serta memiliki tahanan isolasi yg Bagus, agar terhindar berdasarkan Hubungan pendek (Short Circuit).
Life Time (Masa gunakan)
Seperti jua halnya banyak sekali Alat listrik lainnya, AVR jua akan mengalami kerusakan dalam bagian-bagian komponen didalamnya seiring dengan Masa pemakaian, dan Masanya akan lebih pendek apabila AVR acapkali mengalami kerja yang berat. Oleh karenanya Penggunaan Generator wajib sinkron menggunakan petunjuk yang terdapat agar AVR memiliki masa pakai (Life Time) yg lebih lama /Awet.
Demikianlah Artikel mengenai "Berbagai Penyebab Kerusakan AVR pada Generator", Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

BEBERAPA PENYEBAB KERUSAKAN PADA AVR DAN CARA MENCEGAHNYA

Beberapa penyebab kerusakan pada AVR Genset, serta beberapa cara untuk mencegahnya
AVR (Automatic Voltage Regulator), adalah suatu alat yang terpasang pada sebuah Pembangkit Listrik (Generator) yang berfungsi buat mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) supaya tetap Stabil sesuai menggunakan besaran Tegangan listrik yg dipakai.
Namun, pada penggunaannya tentu terdapat kalanya akan mengalami kerusakan yang disebabkan sang aneka macam Faktor, maka pada kesempatan kali ini, kita akan coba membahas mengenai apa saja Kerusakan yg mungkin terjadi pada AVR Genset, Apa saja Penyebabnya, serta bagaimana cara mencegah kerusakan pada AVR tadi.
Mengenal Fungsi AVR generator 3Ph
Untuk Lebih tahu mengenai AVR dan kerusakannya, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana Prinsip kerja AVR secara sederhana, dalam kegunaannya buat mengatur kestabilan tegangan listrik menurut suatu pembangkit listrik (Generator).
Prinsip Kerja AVR secara Umum
Ada 3 bagian krusial pada AVR, yaitu:
  1. Power Supply
  2. Sensing
  3. Output Voltage (Control)
Seperti halnya Alat listrik lainnya, Sebuah AVR juga memerlukan Power supply (Suplai Tegangan) buat dapat bekerja,  Tegangan ini didapat berdasarkan gulungan utama (Main Field) generator waktu Generator tadi mulai berputar (Beroperasi).
Setelah mendapatkan Tegangan, maka Mulailah AVR bekerja buat Membaca seberapa besar tegangan yg dihasilkan Generator (Genset) tersebut yg diterima dalam bagian (Sensing atau Sensor), kemudian AVR Mulai bekerja buat menstabilkan Tegangan dengan mengirimkan Sinyal berupa tegangan listrik ke bagian Exciter pada Generator.
Mengenal Wiring Diagram AVR
Saat Tegangan yg didapatkan generator masih rendah, maka AVR akan mengirimkan sinyal tegangan yg lebih ke Gulungan Exciter, begitu jua kebalikannya waktu Tegangan berdasarkan generator telah melebihi dari besar Tegangan yang diinginkan, maka secara berkelanjutan AVR akan menurunkan Sinyal tegangan ke Exciter, Begitu seterusnya sehingga tercapai tegangan yg stabil.
Karena Prinsip kerja inilah, maka ketika generator berputar dalam putaran rendah, maka kerja AVR akan lebih berat hingga tercapai Putaran yang Normal, Oleh karenanya sistem pengoperasian Genset dibutuhkan jangan terlalu usang di putaran Idle, serta segera mungkin dioperasikan pada putaran Normal/Run, Agar AVR lebih awet dan nir bekerja secara extra.
Pengaturan Apa saja yang terdapat dalam AVR?
Dari Prinsip kerja AVR ini, kita mulai sedikit tahu salah satu penyebab kerusakan dalam AVR, dan cara mencegahnya.

Apa saja Penyebab kerusakan AVR dalam sebuah generator (genset), dan bagaimana cara mencegahnya?


Beberapa penyebab Kerusakan pada AVR, diantaranya:
Putaran Mesin Genset nir stabil
Saat mesin genset beroperasi dengan putaran yg tidak stabil, Maka AVR juga akan bekerja lebih berat, serta kinerjanya pula mengalami fluktuasi yang tidak stabil, tentu hal ini akan mengakibatkan kerusakan dalam AVR tersebut, sang karena itu pastikan Putaran mesin/genset permanen stabil agar AVR sanggup lebih awet dan nir kerja ekstra.
Beban daya berlebihan (Over Load)
Saat Sebuah Generator diberi Beban/Daya, maka terjadi penurunan kecepatan mesin dan tentunya berdampak jua terjadinya penurunan tegangan. Pada ketika inilah AVR mulai bekerja buat mengatur tegangan agar permanen Stabil.
Namun bila beban yang diberikan dalam generator berlebihan (Overload), maka akan mengakibatkan kecepatan putaran mesin berkurang hingga mesin tidak sanggup lagi menambah putarannya karena sudah melampaui batas kemampuannya, maka pada keadaan ini AVR akan bekerja berat untuk menaikkan tegangan yang turun, sampai melebihi batasan kemampuan AVR tadi, Oleh karenanya Pastikan Genset yang anda gunakan nir menanggung Beban hiperbola.
Lonjakan Beban daya yang Besar
Jika Generator mengalami Lonjakan Beban/Daya yang cukup akbar serta terjadi secara datang-tiba, Maka AVR pula akan mengalami kejutan dan tidak Mampu secara Spontan menstabilkan tegangan yg berubah secara datang-tiba pada ukuran daya yg besar , Oleh karenanya Hindari terjadi Lonjakan Daya yg relatif akbar pada generator.
Hubungan pendek (Short Circuit)
Terjadinya Hubungan pendek (Short Circuit), bisa mengakibatkan Fatal dan menyebabkan aneka macam kerusakan pada generator juga pada AVR, sang karena itu Pastikan Instalasi Listrik dalam keadaan Baik dan memiliki tahanan isolasi yang Bagus, agar terhindar menurut Hubungan pendek (Short Circuit).
Life Time (Masa pakai)
Seperti pula halnya aneka macam Alat listrik lainnya, AVR pula akan mengalami kerusakan pada bagian-bagian komponen didalamnya seiring menggunakan Masa pemakaian, dan Masanya akan lebih pendek bila AVR tak jarang mengalami kerja yg berat. Oleh karenanya Penggunaan Generator harus sesuai dengan petunjuk yg terdapat agar AVR mempunyai masa pakai (Life Time) yang lebih usang/Awet.
Demikianlah Artikel tentang "Berbagai Penyebab Kerusakan AVR dalam Generator", Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI