PRINSIP KERJA GENERATOR ATAU PEMBANGKIT LISTRIK ARUS BOLAK BALIK

Bagaimana prinsip kerja Generator atau (Genset) bisa membentuk listrik.
Mengenal prinsip kerja Generator AC pembangkit listrik generator AC atau Alternator (Alternating Current Generator), Atau yang biasa kita sebut dengan Genset (Generator Set)
Apa itu listrik?, Listrik merupakan suatu energi yg mempunyai dua jenis muatan yaitu muatan positif (proton) serta muatan negatif (elektron) yg sanggup mengalir melalui suatu penghantar ( konduktor ) dalam sebuah rangkaian.
Dan Energi ini mempunyai aneka macam kegunaan, seperti buat menyalakan bola lampu, buat menggerakkan motor listrik, menyalakan pendingin, televisi, dan lainnya.
Siapa penemu Listrik?
Michael Faraday penemu listrik
Listrik ditemukan pertama kali oleh Michael Faraday melalui teori dasar gaya mobilitas listrik (GGL).
Michael Faraday ( lahir 22 sept 1791, inggris) sangat berjasa dalam hal inovasi dasar- dasar listrik melalui Gaya Gerak Listrik (GGL).
Melalui pengembangan prinsip inilah kemajuan pembangkit energi listrik berkembang dan poly digunakan dalam zaman sekarang.
Listrik yg biasa kita kenal bisa dibagi sebagai dua jenis , yaitu :
1. Listrik DC (Direct current) atau arus searah
Listrik DC atau merupakan listrik yang mempunyai besaran dan arah arus yg permanen, dengan Polaritas Kutub positif serta negatif yg permanen (Tetap).
2. Listrik AC (Alternating Current) arus bolak pulang.
Listrik Arus bolak – pulang atau AC (Alternating Current) adalah listrik yang mempunyai besaran dan arah arus yg berubah – ubah.
Dengan nilai potensial tegangan yang naik turun sinkron menggunakan gelombang sinusoida yang terjadi.
Seberapa poly Proses naik serta turunnya nilai potensial tegangan dipengaruhi sang banyaknya gelombang yang terjadi atau dianggap menggunakan frekwensi.
Dan waktu yg diperlukan buat mencapai satu gelombang naik serta turunnya nilai tegangan dianggap dengan periode.
Apa itu frekwensi listrik arus bolak-pulang (AC)?
Frekwensi listrik Arus bolak - kembali (AC)
Umumnya banyaknya gelombang yang terjadi dalam satu dtk merupakan 50 atau 60 gelombang setiap satu dtk.
Hal ini biasa kita sebut dengan Frekwensi menggunakan nilai frekwensi yg umumnya dipakai merupakan 50 Hertz atau 60 hertz.
Karena proses naik turun nilai potensial tegangan ini sangat cepat, sehingga kita tidak dapat melihat proses tadi dengan kasat mata.
Berikut citra satu gelombang pada listrik arus bolak balik .

Bagaimana listrik arus bolak – balik (AC) terjadi?
Listrik Arus bolak – balik (AC) dihasilkan dari proses gerakan suatu penghantar yg memotong medan magnet, atau hal ini disebut dengan GGL (Gaya Gerak listrik).
Apa itu Gaya Gerak Listrik (GGL)?
Syarat-kondisi Gaya gerak listrik :
  1. Penghantar
  2. Medan magnet
  3. Gerakan penghantar memotong medan magnet

Proses terjadinya listrik :
Gerakan sebuah penghantar yang bergerak melintasi atau memotong medan magnet, akan membuat suatu tegangan atau nilai potensial di kedua ujung penghantar tersebut.
Listrik akan timbul pada ke 2 ujung penghantar waktu melewati atau memotong suatu medan magnet.
Besar kecilnya Tegangan listrik yang didapatkan akan berubah sinkron menggunakan cepat atau lambatnya gerakan penghantar memotong medan magnet.
Dan arah atau posisi muatan listrik positif dan negatif akan berubah sesuai menggunakan arah gerakan penghantar tersebut.
Oleh karenanya Listrik yg dihasilkan ini diklaim listrik menggunakan arus Bolak kembali atau listrik AC (Alternating Current) /tidak tetap.
Dari prinsip gaya gerak listrik (GGL) inilah, berkembang serta diciptakanlah Generator atau pembangkit listrik arus bolak kembali (AC).

Pembangkit listrik arus bolak kembali Atau AC (Alternating Current) 3 Phase.

Pembangkit listrik arus bolak balik Atau AC (Alternating Current) 3 Phase, Pembangkit ini menghasilkan Tegangan listrik menggunakan 3 jenis muatan listrik positif (tiga phase), sedangkan muatan Netral dihasilkan menurut hasil perbintangan gulungan utama ketiga phase tersebut.
Generator dan Alternator
  • Generator
Generator : Suatu alat yg memanfaatkan suatu asal tenaga mobilitas dan membarui tenaga gerak tadi menjadi sumber energi listrik dengan proses induksi magnetik.
  • Alternator
Alternator merupakan : singkatan dari Alternating Current Generator.
Yaitu suatu alat yang memanfaatkan tenaga gerak dan mengubahnya sebagai sumber tenaga listrik arus bolak-kembali atau Alternating Current (AC).
Prinsip dasar Alternator atau Alternating Current Generator
Seperti yang sebelumnya kita ketahui, bahwa listrik Arus bolak – balik / AC (alternating Current) dihasilkan berdasarkan gerakan suatu penghantar memotong medan magnet, Dari prinsip inilah pembangkit listrik dapat membuat listrik.
Bagian-bagian utama menurut Generator AC tiga phase:
  1. Main Field Stator (Gulungan utama dalam Stator)
  2. Main Field Rotor (Gulungan primer pada Rotor)
  3. Exciter Field Stator (Gulungan pembangkit Stator)
  4. Exciter Field Rotor (Gulungan pembangkit Rotor)
  5. Rotating Rectifier (Diode penyearah)
  6. AVR (Automatic Voltage Regulator)
Pembangkit listrik atau Generator listrik AC (Alternator) bisa membuat listrik dengan berpedoman pada prinsip dasar GGL (Gaya Gerak Listrik).


Prinsip dasar Gaya gerak istrik pada suatu generator listrik AC (Alternator):
A. Penghantar
Main field stator : gulungan utama yang masih ada dalam bagian stator (bagian yg tidak beranjak atau berputar) pada Alternator tersebut.
Main field stator ini berfungsi menjadi penghantar dalam prinsip GGL, serta akan bertugas buat menangkap (memotong) medan magnet dari Main field rotor, dan membuat keluaran listrik AC.
B. Medan Magnet
Main Field Rotor : Gulungan utama yg terdapat dalam bagian Rotor (bagian yg bergerak atau berputar) dalam alternator tadi.
Main field rotor berfungsi menjadi pembuat medan magnet dalam bagian kumparan rotor. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap logam yg dililit menggunakan penghantar serta dialiri arus listrik, induksi listrik tadi akan membarui logam yang dililitnya sebagai magnet.
Sehingga bagian logam dalam rotor alternator merupakan asal medan magnet primer yg akan ditangkap oleh Main field Stator (Penghantar).
C. Gerakan penghantar memotong medan magnet
Agar terjadi proses penghantar memotong medan magnet dan membuat listrik AC dalam penghantar, maka dibutuhkan suatu gerakan.
Pada Generator listrik AC (Alternator), harus dihubungkan dengan asal tenaga gerak, sumber tenaga gerak yang biasa digunakan pada Alternator, antara lain :
  • Mesin diesel, Generator AC (Alternator) yg digerakkan dengan Mesin diesel, biasa kita sebut dengan Genset (generator Set)
  • Tenaga uap atau Turbin, Generator AC (Alternator) yg digerakkan menggunakan tenaga uap (Turbin) biasa kita sebut menggunakan Turbin generator.
  • Tenaga air atau biasa disebut menggunakan PLTA (Pembangkit listrik energi Air)
  • Tenaga Nuklir, Tenaga gas, energi angin, dan berbagai tenaga penggerak lainnya.

Tenaga gerak ini akan memutar bagian Rotor yg yg sebagai bagian medan magnet primer, dampak perputaran rotor ini, mengakibatkan terjadinya proses medan magnet memotong penghantar atau sama dengan proses penghantar memotong medan magnet.
Dalam hal ini, medan magnet merupakan Main field rotor, penghantar adalah Main field Stator, dan asal tenaga mobilitas mengakibatkan terjadinya proses perpotongan medan magnet oleh penghantar.
Dan sesuai dengan prinsip GGL (Gaya Gerak Listrik) , proses ini akan membuat tenaga listrik pada main field stator.
Lalu bagaimana Main field Rotor dapat menjadi magnet ?
D. Proses Excitation (Excitor)
Untuk berakibat Main field rotor menghasilkan medan magnet, dibutuhkan sumber listrik pembangkit. Sebagai pembangkit atau sumber listrik bantu untuk membarui Main field Rotor sebagai medan magnet utama pada Alternator merupakan gulungan Exciter (pembangkit).
Exciter merupakan penghasil Listrik yang dialirkan ke Main field Rotor (Gulungan Utama dalam Rotor).

Fungsi Exciter pada generator AC 3 Phase
Exciter adalah gulungan bantu dalam generator yang berfungsi buat menyupplai atau membentuk tegangan listrik untuk dialirkan ke Gulungan Rotor primer dalam generator agar Gulungan Rotor bisa mengganti listrik tadi sebagai medan Magnet primer.
Exciter membuat listrik arus bolak-balik (AC) , Lalu disearahkan atau diubah sebagai listrik DC (Arus searah) sang Dioda penyearah yang disebut Rotating rectifier sebelum dialirkan ke gulungan rotor primer.
Fungsi Exciter dalam generator AC 3 Phase
Exciter dalam Generator listrik AC tiga Phase terdiri dari dua bagian utama ,yaitu :
Exciter Field Stator atau gulungan Exciter yg masih ada pada bagian stator (Bagian yang tidak berkecimpung) pada Alternator atau Generator tersebut. Exciter Stator berfungsi menjadi penghasil medan magnet.
Exciter Field Rotor atau gulungan Exciter yg masih ada di bagian Rotor (Shaft / poros yang berputar) pada generator tersebut. Exciter Rotor berfungsi buat mengganti medan magnet dari Exciter Stator menjadi Listrik pada bentuk AC (Alternating Current).
Lalu disearahkan dengan bantuan dioda dalam rotating rectifier, listrik DC (Searah) kemudian dialirkan ke Gulungan Rotor Utama, sebagai akibatnya Rotor membuat Medan Magnet Utama yang kuat.
Exciter berfungsi buat menyupplai atau mengirimkan tegangan Prinsip kerja Exciter bisa menghasilkan listrik pembangkit sama halnya dengan prinsip GGL (Gaya Gerak Listrik) yaitu gerakan suatu penghantar memotong medan magnet.

Exciter pada suatu alternator terdiri dari dua jenis gulungan, yaitu:
1. Exciter field Stator (Medan magnet)
Gulungan Exciter dalam stator (bagian yang tidak beranjak atau berputar), umumnya terpasang pada bagian belakang dalam alternator, dengan ukuran gulungan yg lebih mini . Exciter stator merupakan gulungan yang berperan menjadi produsen medan magnet dalam prinsip GGL dan berfungsi sebagai penghasil medan magnet yg akan ditangkap sang bagian Exciter rotor.
2. Exciter Rotor (Penghantar)
Gulungan Exciter dalam Rotor (bagian yg berkiprah atau berputar), umumnya terpasang dalam bagian belakang rotor. Dengan ukuran yg lebih mini . Exciter Rotor adalah gulungan yang berperan sebagai penghantar dalam prinsip GGL, dan akan menangkap atau memotong medan magnet yang didapatkan menurut Exciter Stator.
E. Proses penghantar memotong medan magnet
Saat asal tenaga mobilitas memutar rotor, Gulungan Exciter Rotor juga akan berputar serta akan terjadi proses Penghantar (dalam hal ini Exciter Field Rotor) memotong medan magnet (pada hal ini Exciter Field Stator), dan akan menghasilkan listrik dalam ujung gulungan Exciter Field Rotor tersebut.
Exciter Field rotor akan membuat listrik Arus bolak balik (AC) 3 phase. Yang akan digunakan buat membarui gulungan utama pada rotor (Main Field Rotor) menjadi medan magnet Utama.
F. Rotating Rectifier
Rotating Rectifier merupakan galat satu bagian krusial yg masih ada dalam suatu Alternator atau pembangkit listrik arus bolak kembali (AC).
Untuk membentuk medan magnet yang relatif besar pada Main Field Rotor, diharapkan sumber listrik, serta asal listrik yg baik buat menghasilkan medan magnet yang stabil serta bertenaga adalah listrik DC (Arus searah).
Oleh karenanya dalam Alternator dilengkapi dengan Rotating rectifier yg berfungsi buat mengganti listrik Arus bolak – balik (AC) yg dihasilkan Exciter Rotor sebagai Listrik DC (Arus searah). Dengan memakai dioda – dioda penyearah.
Rotating Rectifier (Penyearah / penyesuai arus listrik yang ikut berputar beserta menggunakan rotor).
terpasang pada bagian Rotor serta ikut berputar, oleh lantaran itulah dianggap menggunakan nama Rotating (berputar).
Lalu bagaimana exciter Stator dapat menjadi magnet?
Seperti yg sebelumnya kita ketahui, diperlukan asal listrik buat menghasilkan medan magnet, dalam Exciter Field Stator juga dibutuhkan asal listrik, sumber listrik yg diterima Exciter Field stator merupakan dari dari AVR (Automatic Voltage Regulator).
Namun saat pertama kali suatu generator akan dioperasikan, belum memiliki sumber listrik pembangkit excitor, sang karena itu umumnya gulungan Exciter stator perlu disupplai asal listrik external, misalnya dari baterai 12 V. Setelah Generator beroperasi menggunakan normal dan berkelanjutan, Gulungan Exciter Stator akan tetap menyimpan sedikit medan magnet. Selanjutnya setiap pengoperasian generator, medan magnet yg masih tersisa / tersimpan pada gulungan Exciter Stator akan dipakai menjadi asal penguat pertama, serta nilai tegangannya akan meningkat seiring dengan proses penguatan Excitation yg diatur oleh AVR.
Prinsip Excitation ini biasa dianggap dengan SELF EXCITED GENERATORS.
G. AVR
AVRatau Automatic Voltage Regulator : Suatu alat yg terpasang pada Generator AC (Alternator) dan mempunyai fungsi secara terus menerus menjaga besaran output Voltage (tegangan listrik yg dihasilkan) supaya permanen stabil sesuai menggunakan besaran tegangan atau Voltage yg diinginkan.
Dengan prinsip kerja menerima tegangan listrik yg didapatkan berdasarkan gulungan utama (Main field Stator) serta dijadikan menjadi sensor keadaan tegangan sebenarnya, serta mengirimkan tegangan listrik ke Exciter.
Besar kecilnya tegangan yg dikirimkan ke Exciter tergantung berdasarkan besar kecilnya tegangan yang disensornya dari Output Voltage (tegangan keluar) berdasarkan gulungan primer (Main Field stator).
Dan asal listrik yang dikirimkan ke Exciter dari dari Output Voltage (Tegangan keluaran) gulungan utama. Ini jua alasan mengapa disebut dengan "SELF EXCITED GENERATORS"
Kesimpulan :
  • Pada generator AC (Alternator), listrik dihasilkan berdasarkan gulungan primer stator (Main Field Stator)
  • Main Field Stator (Gulungan utama) menghasilkan listrik dari perpotongan medan magnet, dan medan magnet utama didapatkan berdasarkan Main Field Rotor.
  • Main field Rotor dapat membentuk medan magnet lantaran diberi asal listrik dari Exciter Rotor. Dan listrik yang didapatkan sebelumnya dirubah sebagai arus searah melalu Rotating Rectifier.
  • Excitor field Rotor membentuk listrik sebagai pembangkit medan magnet primer, karena gerakan perpotongan medan magnet yg didapatkan berdasarkan Exciter Field Stator.
  • Exciter Field Stator bisa menghasilkan medan magnet lantaran menerima supplai listrik menurut AVR, dan AVR mendapatkan supplai listrik dari gulungan primer (Main Field Stator)
  • Saat pertama kali dioperasikan, Exciter Field Stator belum mempunyai medan magnet, karenanya AVR pula belum mendapatkan sumber listrik menurut Gulungan primer.

Maka umumnya wajib di supplai menurut asal listrik eksternal untuk membentuk medan magnet dalam Exciter Field stator.
Dan sehabis itu, Exciter Field stator akan menyimpan sedikit medan magnet. Medan magnet yang masih tersisa tersebut, akan dinaikkan setelah generator dioperasikan dengan donasi AVR, Sampai pembangkit listrik menghasilkan besaran nilai tegangan listrik yg diinginkan.

Selain Generator menggunakan prinsip excitation SELF EXCITED GENERATORS, beberapa generator pula memiliki sistem Excitation menggunakan donasi PMG (Permanent Magnet Generators) atau disebut dengan PMG-EXCITED GENERATORS.
Demikianlah sedikit penerangan mengenai prinsip kerja Generator atau Pembangkit listrik AC, atau yang biasa dianggap dengan Alternator (Alternating Current Generator).
Semoga bisa memberikan tambahan pengetahuan yang berguna bagi kita semua.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan, mohon bantuan koreksi dan masukannya.
CARA FLEXI
Dikutip menurut aneka macam asal

PRINSIP KERJA GENERATOR ATAU PEMBANGKIT LISTRIK ARUS BOLAK BALIK

Bagaimana prinsip kerja Generator atau (Genset) dapat menghasilkan listrik.
Mengenal prinsip kerja Generator AC pembangkit listrik generator AC atau Alternator (Alternating Current Generator), Atau yang biasa kita sebut menggunakan Genset (Generator Set)
Apa itu listrik?, Listrik adalah suatu energi yang memiliki 2 jenis muatan yaitu muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yg bisa mengalir melalui suatu penghantar ( konduktor ) pada sebuah rangkaian.
Dan Energi ini mempunyai berbagai kegunaan, misalnya buat menyalakan bola lampu, buat menggerakkan motor listrik, menyalakan pendingin, televisi, serta lainnya.
Siapa penemu Listrik?
Michael Faraday penemu listrik
Listrik ditemukan pertama kali oleh Michael Faraday melalui teori dasar gaya gerak listrik (GGL).
Michael Faraday ( lahir 22 sept 1791, inggris) sangat berjasa dalam hal penemuan dasar- dasar listrik melalui Gaya Gerak Listrik (GGL).
Melalui pengembangan prinsip inilah kemajuan pembangkit tenaga listrik berkembang dan poly digunakan dalam zaman sekarang.
Listrik yang biasa kita kenal dapat dibagi sebagai dua jenis , yaitu :
1. Listrik DC (Direct current) atau arus searah
Listrik DC atau adalah listrik yg memiliki besaran dan arah arus yg permanen, dengan Polaritas Kutub positif dan negatif yang tetap (Tetap).
2. Listrik AC (Alternating Current) arus bolak kembali.
Listrik Arus bolak – pulang atau AC (Alternating Current) adalah listrik yang mempunyai besaran dan arah arus yg berubah – ubah.
Dengan nilai potensial tegangan yg naik turun sesuai dengan gelombang sinusoida yg terjadi.
Seberapa poly Proses naik dan turunnya nilai potensial tegangan ditentukan sang banyaknya gelombang yg terjadi atau diklaim dengan frekwensi.
Dan ketika yang diperlukan buat mencapai satu gelombang naik dan turunnya nilai tegangan dianggap menggunakan periode.
Apa itu frekwensi listrik arus bolak-kembali (AC)?
Frekwensi listrik Arus bolak - pulang (AC)
Umumnya banyaknya gelombang yg terjadi pada satu dtk merupakan 50 atau 60 gelombang setiap satu dtk.
Hal ini biasa kita sebut menggunakan Frekwensi dengan nilai frekwensi yg umumnya digunakan merupakan 50 Hertz atau 60 hertz.
Karena proses naik turun nilai potensial tegangan ini sangat cepat, sehingga kita tidak bisa melihat proses tersebut menggunakan kasat mata.
Berikut citra satu gelombang dalam listrik arus bolak pulang.

Bagaimana listrik arus bolak – balik (AC) terjadi?
Listrik Arus bolak – pulang (AC) dihasilkan menurut proses gerakan suatu penghantar yg memotong medan magnet, atau hal ini diklaim menggunakan GGL (Gaya Gerak listrik).
Apa itu Gaya Gerak Listrik (GGL)?
Syarat-syarat Gaya mobilitas listrik :
  1. Penghantar
  2. Medan magnet
  3. Gerakan penghantar memotong medan magnet

Proses terjadinya listrik :
Gerakan sebuah penghantar yg berkecimpung melintasi atau memotong medan magnet, akan membentuk suatu tegangan atau nilai potensial pada kedua ujung penghantar tadi.
Listrik akan ada di kedua ujung penghantar ketika melewati atau memotong suatu medan magnet.
Besar kecilnya Tegangan listrik yang didapatkan akan berubah sinkron menggunakan cepat atau lambatnya gerakan penghantar memotong medan magnet.
Dan arah atau posisi muatan listrik positif dan negatif akan berubah sinkron menggunakan arah gerakan penghantar tadi.
Oleh karenanya Listrik yg didapatkan ini diklaim listrik menggunakan arus Bolak pulang atau listrik AC (Alternating Current) /nir permanen.
Dari prinsip gaya gerak listrik (GGL) inilah, berkembang dan diciptakanlah Generator atau pembangkit listrik arus bolak balik (AC).

Pembangkit listrik arus bolak balik Atau AC (Alternating Current) 3 Phase.

Pembangkit listrik arus bolak pulang Atau AC (Alternating Current) 3 Phase, Pembangkit ini membuat Tegangan listrik dengan tiga jenis muatan listrik positif (3 phase), sedangkan muatan Netral dihasilkan dari hasil perbintangan gulungan primer ketiga phase tadi.
Generator serta Alternator
  • Generator
Generator : Suatu alat yang memanfaatkan suatu asal energi gerak dan membarui energi mobilitas tadi sebagai asal tenaga listrik dengan proses induksi magnetik.
  • Alternator
Alternator merupakan : singkatan berdasarkan Alternating Current Generator.
Yaitu suatu alat yg memanfaatkan energi gerak serta mengubahnya sebagai sumber energi listrik arus bolak-pulang atau Alternating Current (AC).
Prinsip dasar Alternator atau Alternating Current Generator
Seperti yg sebelumnya kita ketahui, bahwa listrik Arus bolak – pulang / AC (alternating Current) didapatkan berdasarkan gerakan suatu penghantar memotong medan magnet, Dari prinsip inilah pembangkit listrik dapat menghasilkan listrik.
Bagian-bagian primer berdasarkan Generator AC 3 phase:
  1. Main Field Stator (Gulungan primer pada Stator)
  2. Main Field Rotor (Gulungan utama pada Rotor)
  3. Exciter Field Stator (Gulungan pembangkit Stator)
  4. Exciter Field Rotor (Gulungan pembangkit Rotor)
  5. Rotating Rectifier (Diode penyearah)
  6. AVR (Automatic Voltage Regulator)
Pembangkit listrik atau Generator listrik AC (Alternator) dapat membentuk listrik dengan berpedoman pada prinsip dasar GGL (Gaya Gerak Listrik).


Prinsip dasar Gaya mobilitas istrik pada suatu generator listrik AC (Alternator):
A. Penghantar
Main field stator : gulungan primer yg terdapat dalam bagian stator (bagian yg tidak bergerak atau berputar) dalam Alternator tersebut.
Main field stator ini berfungsi menjadi penghantar pada prinsip GGL, dan akan bertugas buat menangkap (memotong) medan magnet menurut Main field rotor, serta membuat keluaran listrik AC.
B. Medan Magnet
Main Field Rotor : Gulungan utama yg masih ada pada bagian Rotor (bagian yg beranjak atau berputar) pada alternator tersebut.
Main field rotor berfungsi sebagai produsen medan magnet pada bagian kumparan rotor. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap logam yg dililit dengan penghantar dan dialiri arus listrik, induksi listrik tersebut akan membarui logam yg dililitnya menjadi magnet.
Sehingga bagian logam pada rotor alternator merupakan sumber medan magnet primer yg akan ditangkap sang Main field Stator (Penghantar).
C. Gerakan penghantar memotong medan magnet
Agar terjadi proses penghantar memotong medan magnet dan membuat listrik AC pada penghantar, maka diharapkan suatu gerakan.
Pada Generator listrik AC (Alternator), wajib dihubungkan dengan sumber energi gerak, sumber energi mobilitas yang biasa digunakan dalam Alternator, antara lain :
  • Mesin diesel, Generator AC (Alternator) yg digerakkan dengan Mesin diesel, biasa kita sebut menggunakan Genset (generator Set)
  • Tenaga uap atau Turbin, Generator AC (Alternator) yang digerakkan dengan energi uap (Turbin) biasa kita sebut menggunakan Turbin generator.
  • Tenaga air atau biasa disebut menggunakan PLTA (Pembangkit listrik tenaga Air)
  • Tenaga Nuklir, Tenaga gas, energi angin, dan aneka macam energi penggerak lainnya.

Tenaga gerak ini akan memutar bagian Rotor yang yang sebagai bagian medan magnet primer, akibat perputaran rotor ini, menyebabkan terjadinya proses medan magnet memotong penghantar atau sama menggunakan proses penghantar memotong medan magnet.
Dalam hal ini, medan magnet adalah Main field rotor, penghantar adalah Main field Stator, serta sumber tenaga mobilitas mengakibatkan terjadinya proses perpotongan medan magnet oleh penghantar.
Dan sinkron menggunakan prinsip GGL (Gaya Gerak Listrik) , proses ini akan menghasilkan energi listrik dalam main field stator.
Lalu bagaimana Main field Rotor dapat menjadi magnet ?
D. Proses Excitation (Excitor)
Untuk mengakibatkan Main field rotor menghasilkan medan magnet, diperlukan asal listrik pembangkit. Sebagai pembangkit atau sumber listrik bantu buat mengubah Main field Rotor menjadi medan magnet primer pada Alternator merupakan gulungan Exciter (pembangkit).
Exciter adalah penghasil Listrik yang dialirkan ke Main field Rotor (Gulungan Utama dalam Rotor).

Fungsi Exciter dalam generator AC 3 Phase
Exciter merupakan gulungan bantu dalam generator yg berfungsi untuk menyupplai atau membuat tegangan listrik buat dialirkan ke Gulungan Rotor primer pada generator supaya Gulungan Rotor bisa membarui listrik tadi sebagai medan Magnet utama.
Exciter membuat listrik arus bolak-pulang (AC) , Lalu disearahkan atau diubah menjadi listrik DC (Arus searah) sang Dioda penyearah yg disebut Rotating rectifier sebelum dialirkan ke gulungan rotor utama.
Fungsi Exciter dalam generator AC 3 Phase
Exciter pada Generator listrik AC tiga Phase terdiri menurut 2 bagian utama ,yaitu :
Exciter Field Stator atau gulungan Exciter yang terdapat dalam bagian stator (Bagian yg nir berkiprah) pada Alternator atau Generator tersebut. Exciter Stator berfungsi menjadi penghasil medan magnet.
Exciter Field Rotor atau gulungan Exciter yang masih ada pada bagian Rotor (Shaft / poros yg berputar) pada generator tadi. Exciter Rotor berfungsi buat mengubah medan magnet dari Exciter Stator sebagai Listrik dalam bentuk AC (Alternating Current).
Lalu disearahkan dengan donasi dioda dalam rotating rectifier, listrik DC (Searah) kemudian dialirkan ke Gulungan Rotor Utama, sebagai akibatnya Rotor membuat Medan Magnet Utama yang kuat.
Exciter berfungsi buat menyupplai atau mengirimkan tegangan Prinsip kerja Exciter dapat menghasilkan listrik pembangkit sama halnya menggunakan prinsip GGL (Gaya Gerak Listrik) yaitu gerakan suatu penghantar memotong medan magnet.

Exciter pada suatu alternator terdiri menurut dua jenis gulungan, yaitu:
1. Exciter field Stator (Medan magnet)
Gulungan Exciter dalam stator (bagian yg tidak berkiprah atau berputar), umumnya terpasang di bagian belakang pada alternator, menggunakan ukuran gulungan yg lebih kecil. Exciter stator merupakan gulungan yang berperan menjadi penghasil medan magnet dalam prinsip GGL serta berfungsi sebagai penghasil medan magnet yg akan ditangkap oleh bagian Exciter rotor.
2. Exciter Rotor (Penghantar)
Gulungan Exciter pada Rotor (bagian yg beranjak atau berputar), umumnya terpasang dalam bagian belakang rotor. Dengan berukuran yang lebih kecil. Exciter Rotor merupakan gulungan yang berperan sebagai penghantar dalam prinsip GGL, serta akan menangkap atau memotong medan magnet yang dihasilkan dari Exciter Stator.
E. Proses penghantar memotong medan magnet
Saat sumber energi mobilitas memutar rotor, Gulungan Exciter Rotor juga akan berputar dan akan terjadi proses Penghantar (dalam hal ini Exciter Field Rotor) memotong medan magnet (pada hal ini Exciter Field Stator), serta akan menghasilkan listrik pada ujung gulungan Exciter Field Rotor tersebut.
Exciter Field rotor akan membentuk listrik Arus bolak kembali (AC) tiga phase. Yang akan dipakai buat mengubah gulungan utama pada rotor (Main Field Rotor) sebagai medan magnet Utama.
F. Rotating Rectifier
Rotating Rectifier merupakan keliru satu bagian krusial yg terdapat pada suatu Alternator atau pembangkit listrik arus bolak pulang (AC).
Untuk membentuk medan magnet yg relatif akbar dalam Main Field Rotor, dibutuhkan asal listrik, dan sumber listrik yang baik buat membuat medan magnet yg stabil serta kuat adalah listrik DC (Arus searah).
Oleh karena itu pada Alternator dilengkapi dengan Rotating rectifier yang berfungsi buat mengubah listrik Arus bolak – pulang (AC) yang dihasilkan Exciter Rotor sebagai Listrik DC (Arus searah). Dengan memakai dioda – dioda penyearah.
Rotating Rectifier (Penyearah / penyesuai arus listrik yang ikut berputar beserta menggunakan rotor).
terpasang dalam bagian Rotor serta ikut berputar, sang karena itulah disebut menggunakan nama Rotating (berputar).
Lalu bagaimana exciter Stator dapat menjadi magnet?
Seperti yang sebelumnya kita ketahui, dibutuhkan sumber listrik untuk membuat medan magnet, dalam Exciter Field Stator jua diharapkan sumber listrik, asal listrik yang diterima Exciter Field stator adalah berasal berdasarkan AVR (Automatic Voltage Regulator).
Namun saat pertama kali suatu generator akan dioperasikan, belum mempunyai sumber listrik pembangkit excitor, sang karenanya biasanya gulungan Exciter stator perlu disupplai asal listrik external, seperti berdasarkan baterai 12 V. Setelah Generator beroperasi dengan normal serta berkelanjutan, Gulungan Exciter Stator akan permanen menyimpan sedikit medan magnet. Selanjutnya setiap pengoperasian generator, medan magnet yg masih tersisa / tersimpan dalam gulungan Exciter Stator akan digunakan menjadi asal penguat pertama, dan nilai tegangannya akan semakin tinggi seiring dengan proses penguatan Excitation yg diatur sang AVR.
Prinsip Excitation ini biasa disebut menggunakan SELF EXCITED GENERATORS.
G. AVR
AVRatau Automatic Voltage Regulator : Suatu indera yg terpasang dalam Generator AC (Alternator) serta memiliki fungsi secara terus menerus menjaga besaran hasil Voltage (tegangan listrik yg dihasilkan) supaya permanen stabil sesuai dengan besaran tegangan atau Voltage yg diinginkan.
Dengan prinsip kerja menerima tegangan listrik yg dihasilkan dari gulungan utama (Main field Stator) dan dijadikan menjadi sensor keadaan tegangan sebenarnya, serta mengirimkan tegangan listrik ke Exciter.
Besar kecilnya tegangan yang dikirimkan ke Exciter tergantung dari akbar kecilnya tegangan yang disensornya berdasarkan Output Voltage (tegangan keluar) menurut gulungan primer (Main Field stator).
Dan sumber listrik yg dikirimkan ke Exciter asal berdasarkan Output Voltage (Tegangan keluaran) gulungan utama. Ini pula alasan mengapa dianggap menggunakan "SELF EXCITED GENERATORS"
Kesimpulan :
  • Pada generator AC (Alternator), listrik dihasilkan dari gulungan utama stator (Main Field Stator)
  • Main Field Stator (Gulungan utama) membuat listrik menurut perpotongan medan magnet, dan medan magnet utama dihasilkan berdasarkan Main Field Rotor.
  • Main field Rotor dapat membentuk medan magnet lantaran diberi asal listrik berdasarkan Exciter Rotor. Dan listrik yg didapatkan sebelumnya dirubah sebagai arus searah melalu Rotating Rectifier.
  • Excitor field Rotor membentuk listrik sebagai pembangkit medan magnet utama, karena gerakan perpotongan medan magnet yang dihasilkan dari Exciter Field Stator.
  • Exciter Field Stator dapat membentuk medan magnet lantaran mendapat supplai listrik dari AVR, serta AVR mendapatkan supplai listrik berdasarkan gulungan primer (Main Field Stator)
  • Saat pertama kali dioperasikan, Exciter Field Stator belum memiliki medan magnet, karenanya AVR juga belum menerima sumber listrik menurut Gulungan primer.

Maka umumnya wajib di supplai menurut asal listrik eksternal buat membentuk medan magnet pada Exciter Field stator.
Dan setelah itu, Exciter Field stator akan menyimpan sedikit medan magnet. Medan magnet yang masih tersisa tadi, akan dinaikkan sesudah generator dioperasikan menggunakan bantuan AVR, Sampai pembangkit listrik membentuk besaran nilai tegangan listrik yg diinginkan.

Selain Generator menggunakan prinsip excitation SELF EXCITED GENERATORS, beberapa generator jua memiliki sistem Excitation dengan donasi PMG (Permanent Magnet Generators) atau diklaim menggunakan PMG-EXCITED GENERATORS.
Demikianlah sedikit penerangan mengenai prinsip kerja Generator atau Pembangkit listrik AC, atau yang biasa dianggap menggunakan Alternator (Alternating Current Generator).
Semoga dapat memberikan tambahan pengetahuan yg bermanfaat bagi kita semua.
Mohon maaf bila terdapat kesalahan, mohon donasi koreksi dan masukannya.
CARA FLEXI
Dikutip berdasarkan berbagai asal

PENGATURAN ATAU SETTINGAN APA SAJA YANG TERDAPAT PADA AVR GENSET

Beberapa fungsi pengaturan kontrol yang terdapat pada AVR generator.
Seperti yang sama-sama kita ketahui, bahwa listrik yang banyak digunakan baik buat pemakaian di rumah atau untuk industri merupakan jenis listrik arus bolak-kembali atau listrik AC.
Listrik AC atau arus bolak-balik pada umumnya didapatkan menurut sebuah indera pembangkit listrik atau Generator AC yang biasa atau tak jarang kita sebut dengan Genset.
Genset sebenarnya adalah singkatan menurut Generator Set.
Generator Set maksudnya adalah sebuah indera yg bisa membentuk listrik lengkap menggunakan indera atau mesin penggeraknya.
Baca pula: Beberapa Penyebab kerusakan dalam AVR dan cara mencegahnya
Sebenarnya buat mengungkapkan suatu indera yang bisa mengganti energi mobilitas atau tenaga putar menjadi energi listrik AC (arus bolak-pulang) disebut dengan Generator.
Dan Generator yg membuat listrik AC (Alternating Current) disebut menggunakan Alternator.
Alternator adalah singkatan dari Alternating Current Generator.
Generator bisa membentuk energi listrik, dengan memanfaatkan tenaga gerak menurut asal penggerak. Prinsip kerja Pembangkit listrik / Genset
Sumber penggerak dalam sebuah Generator listrik bisa berupa Mesin diesel, Turbin uap, energi kincir Angin, tenaga Air, Tenaga gas, serta lainnya.
Namun, pada dasarnya listrik yang dihasilkan berdasarkan sebuah generator listrik AC, mempunyai tegangan listrik yg naik turun (Tidak stabil).
Besar tegangan listrik yg didapatkan sebuah generator bisa berubah-ubah (nir stabil), dan ini ditimbulkan sang beberapa faktor, antara lain :
Penyebab tegangan listrik genset naik-turun
Penyebab Tegangan Genset Naik-turun dan solusinya
  • Kecepatan putaran (Rpm) dari mesin penggerak yg tidak tetap
Umumnya penggerak suatu pembangkit listrik atau Generator memiliki kecepatan putar atau Rpm sebanyak 1500 Rpm.
Pada saat kecepatan putaran konstan / stabil yaitu 1500 Rpm, maka tegangan listrik yg dihasilkan sebanyak 220 Volt / 380 Volt.
Namun ada kalanya kecepatan putaran mesin berubah-ubah, melebihi 1500 Rpm maka tegangan listrik yg dihasilkan akan meningkat melebihi 220 volt / 380 volt.
Begitu pula sebaliknya jika kecepatan putaran kurang dari 1500 Rpm, maka tegangan listrik yang dihasilkan akan kurang berdasarkan 220 Volt / 380 Volt.
  • Beban listrik yang berubah-ubah
Perubahan beban listrik yg ditanggung sang suatu pembangkit listrik atau Genset, pula dapat menghipnotis akbar kecilnya tegangan listrik yg dihasilkan.
Semakin akbar beban listrik yg ditanggung suatu Genset atau pembangkit listrik, akan berdampak pada menurunnya tegangan listrik yg dihasilkan.
Saat beban listrik mengalami perubahan mengakibatkan tegangan listrik pula akan berubah-ubah.
Bagaimana cara mengatur supaya Tegangan listrik berdasarkan sebuah Genset pembangkit listrik tetap stabil?
Untuk menjaga agar besar tegangan listrik yg didapatkan suatu generator pembangkit listrik (Genset) tetap stabil pada tegangan 220 Volt / 380 Volt.
Maka pada setiap pembangkit listrik atau Generator listrik (genset), dilengkapi menggunakan indera pengatur tegangan yg diklaim dengan AVR. Beberapa Fungsi AVR pada Genset

AVR atau Automatic Voltage Regulator merupakan suatu alat yang bekerja secara otomatis buat mengatur tegangan tetap stabil.
AVR (Automatic Voltage Generator) dalam sebuah generator listrik AC 3 Phase.

Setiap pembangkit listrik atau Generator AC 3 Phase dilengkapi dengan sebuah indera buat menstabilkan tegangan keluaran (Output Voltage) yg diklaim menggunakan AVR (Automatic Voltage Generator).
AVR pada Generator atau genset memiliki banyak sekali jenis dan contoh.
Beberapa model AVR, antara lain:
  • AVR Stamford MX-321
  • AVR Stamford MX-341
  • AVR AVK New Age MA-330
  • AVR Leroy Somer R-449
  • AVR Bestron
  • AVR Marcon
  • Dan lainnya

Pada setiap AVR yang dipakai untuk Genset, masih ada beberapa hal yg perlu dilakukan pengaturan atau setting terlebih dahulu.
Saat akan menggunakan AVR dalam generator menggunakan tujuan untuk menerima kinerja AVR yg lebih baik.
Jenis- jenis settingan bisa saja berbeda-beda sesuai menggunakan tipe dan contoh menurut masing-masing AVR yg kita pakai.

Beberapa fungsi settingan kontrol yang umumnya terdapat dalam sebuah AVR genset tadi antara lain :
  • Volts
  • Stability
  • UFRO
  • Droop
  • V/Trim
  • EXC
  • DIP
  • Over / V
  • I / Limit
  • Dwell
  • Ramp

Apa saja fungsi settingan kontrol yang masih ada dalam AVR tadi?

Penjelasan mengenai fungsi serta cara buat mengatur beberapa settingan yg terdapat dalam AVR, yaitu:
1. VOLTS
Apa fungsi setingan potensio VOLTS pada AVR?
Pada setiap AVR terdapat setting potensio untuk VOLTS yang dapat kita atur sesuai kebutuhan.
Fungsi settingan potensio VOLTS pada AVR merupakan buat mengatur besaran tegangan listrik keluaran (Output Voltage) yang dihasilkan berdasarkan generator tadi.
Jika diputar searah jarum jam tegangan listrik yg didapatkan akan semakin besar , kebalikannya jika diputar berlawanan arah jarum jam tegangan listrik yang didapatkan akan semakin kecil.
Pengaturan VOLTS ini sebenarnya telah diatur sang orisinil pabrik AVR, tetapi jika memang diperlukan sesuai menggunakan kondisi di lapangan, dapat diatur buat penyesuaian.
Pengaturan tegangan ini jua dapat kita atur melalui terminal 1 & dua yg masih ada dalam AVR, dengan menghubungkan sebuah potensio meter dalam terminal 1 & dua pada panel kontrol.
Untuk pengaturan VOLTS pada AVR, umumnya dilakukan pada waktu penggantian AVR lama dengan yg baru atau lantaran memang dibutuhkan untuk pengaturan ulang Voltage.
Pengaturan potensio Volts dalam AVR wajib mengikuti mekanisme ini dia :
  • Sebelum Generator dioperasikan, putar settingan VOLTS dalam AVR berlawanan arah jarum jam sampai penuh (Settingan Voltage dalam posisi terendah).
  • Putar potensio meter yang masih ada pada panel kontrol yang terhubung dari terminal 1 & dua dalam AVR, dalam posisi tengah (Mid Position) biasanya putaran sepenuhnya adalah 10 putaran, maka putar potensio tadi sebesar 5 putaran buat menerima posisi tengah (Middle).
  • Atur settingan Stability juga pada Mid Position (Posisi tengah) atau sebanyak 5 putaran sama dengan settingan Voltage dalam Potensio meter.
  • Hubungkan alat pengukur tegangan buat mengukur tegangan keluaran generator dalam kabel Netral dan Phase (Volt meter 0 – 300 Volt).
  • Lalu operasikan Generator atau Genset tadi dalam frekuensi Nominal 50 Hertz. Tanpa diberikan beban.
  • Lalu atur settingan VOLTS pada AVR sampai menerima nilai tegangan keluaran 220 Volt (Phase dan Netral), sinkron menggunakan output ukur alat Volt meter yang telah kita hubungkan sebelumnya.
Ingat : Jangan pernah mengatur besaran tegangan melebihi batas tegangan yg diperbolehkan berdasarkan Generator tadi.
2. STABILITY
Apa fungsi setingan potensio STABILITY yg ada pada AVR?
Setting Stability ini berfungsi buat mengatur ketidak stabilan (Hunting) tegangan listrik yg didapatkan sebuah Generator.
Jika diputar searah jarum jam akan meningkatkan taraf kestabilan tegangan, sebaliknya apabila diputar antagonis arah jarum jam akan menurunkan taraf kestabilan tegangan.
Untuk menerima pengaturan STABILITY secara optimal, operasikan Generator pada keadaan normal serta tanpa beban.
Lalu putar settingan potensio STABILITY berlawanan arah jarum jam hingga Tegangan keluaran Generator mendekati syarat nir stabil (Unstable).
Lalu putar sedikit searah jarum jam hingga tegangan pulang stabil (Posisikan pengaturan pada posisi stabil namun hampir mendekati posisi tidak stabil).
3. UFRO
Apa fungsi setingan potensio UFRO yang terdapat pada AVR?
Pada sebuah AVR generator (Genset), umumnya masih ada settingan UFRO.
UFRO merupakan singkatan berdasarkan Under Frequency Roll Off Knee Point. Atau berfungsi buat mengatur besaran berdasarkan sudut Frekuensi.
Jika diputar searah jarum jam akan mengurangi besaran sudut Frekwensi, sebaliknya jika diputar berlawanan arah jarum jam akan memperbesar besaran sudut Frekuensi.
Untuk mengetahui apakah pengaturan UFRO pada AVR ini sudah sahih, operasikan Generator dengan Frekwensi rendah dibawah 50 HZ (lebih kurang 47 HZ), maka lampu LED dalam AVR akan menyala.
4. DROOP
Apa fungsi setingan potensio DROOP yg terdapat pada AVR?
Pengaturan DROOP pada AVR berfungsi buat mengatur tegangan drop (Tegangan jatuh) dalam generator atau Genset sampai 5 %.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah besaran tegangan drop, kebalikannya apabila diputar berlawanan arah jarum jam akan mengurangi besaran tegangan drop.
Pengaturan DROOP ini sangat penting khususnya dalam ketika Generator (Genset) dioperasikan secara Paralel.
Agar nilai besaran tegangan drop pada masing-masing Generator bisa diubahsuaikan.
Untuk dapat mengatur DROOP pada AVR, wajib dilengkapi menggunakan alat yang dianggap dengan DROOP kit.
Namun apabila Generator hanya digunakan secara single (Tidak diparalel). Pengaturan ini nir diharapkan.
Pengaturan DROOP normalnya merupakan tegangan droop sebesar lima % pada ketika beban puncak .
lima. V / TRIM
Apa fungsi setingan V/TRIM yg ada pada AVR?
Setingan ini berfungsi buat menyesuaikan input AVR terhadap Accessory Output.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah besaran Accessory Output dalam AVR, kebalikannya apabila diputar berlawanan arah jarum jam akan memperkecil besaran Accessory Output pada AVR.
6. EXC TRIP (Over Excitation Adjusment)
Apa fungsi potensio EXC TRIP yang terdapat pada AVR?
Settingan EXC-TRIP ini berfungsi buat mengatur batasan pengaman Over Excitation.
Jika memutar searah jarum jam akan memperbesar batasan pengaman Over Excitation, sebaliknya bila diputar berlawanan arah jarum jam akan memperkecil batasan Over Excitation.
Pengaturan atau Reset pada EXC-TRIP ini dilakukan dalam ketika Generator tidak beroperasi.
7. DIP
Apa fungsi DIP pada AVR Genset?
DIP berfungsi buat mengatur besaran Frekuensi yg berhubungan Voltage DIP.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah besaran Voltage DIP, kebalikannya jika diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi besaran Voltage DIP.
8. OVER / V
Apa fungsi Over/V dalam AVR?
Settingan ini berfungsi buat mengatur besaran pengaman waktu terjadi Over Voltage.
jika diputar searah jarum jam akan memperbesar nilai batasan pengaman Over Voltage, sebaliknya bila diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi besaran batasan pengaman Over Voltage.
Generator harus dalam keadaan nir beroperasi untuk mengatur OVER/V.
9. I / LIMIT
Apa fungsi setingan I/LIMIT pada AVR?
I/LIMIT berfungsi buat mengatur batasan pengaman Arus saat terjadi interaksi singkat (Short Circuit).
Jika diputar searah jarum jam akan memperbesar batasan arus saat terjadi interaksi singkat (Short circuit), kebalikannya jika diputar berlawanan arah jarum jam, akan mengurangi besaran batasan Arus hubung singkat (Short Circuit).
Pada umumnya, pengaturan I/LIMIT ini sudah dilakukan sang penyedia AVR (Pabrikan), dan sudah disegel agar nir diatur ulang.
10. DWELL
Apa fungsi setingan DWELL dalam AVR?
DWELL berfungsi untuk mengatur Recovery atau Delay time antara Speed recovery menggunakan Voltage Recovery.
Jika diputar searah jarum jam akan menaikkan delay time, sebalikny jika diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi delay time antara Speed Recovery serta Voltage Recovery.
Beberapa settingan ini mungkin bhineka sinkron dengan tipe berdasarkan masing-masing AVR, tetapi secara umum pengaturan atau settingan ini yang terdapat dalam sebuah AVR Genset khusunya Generator listrik AC tiga Phase.
11. RAMP
Apa fungsi pengaturan RAMP pada AVR?
Pengaturan RAMP pada AVR berfungsi buat mengatur soft start Ramp time antara 0,4 dtk - 4 dtk.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah waktu (Ramp Time), sebaliknya jika diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi saat Ramp Time.
RAMP umumnya telah diatur dari awal orisinil pabrik, sebesar 3 dtk. Buat hasil yang lebih optimal.
Demikianlah sedikit penerangan tentang pengaturan atau settingan yg terdapat dalam sebuah AVR genset, semoga bisa menaruh tambahan pengetahuan bagi kita seluruh !
CARA FLEXI
dikutip menurut berbagai asal

PENJELASAN DAN SYARAT SINKRON ATAU PARALEL GENSET SYNCHRONIZING GENERATOR

Bagaimana mengoperasikan 2 genset secara paralel atau di sinkron?
Pengenalan SYNCHRONIZING Paralel GENERATOR
Generator
Generator adalah suatu alat yang memanfaatkan energi gerak dan mengubahnya menjadi tenaga listrik dengan prinsip kerja induksi electromagnetic.
Generator membuat energi listrik menggunakan menggunakan tenaga mobilitas menurut beberapa asal diantaranya : Mesin diesel, turbin uap, energi gerak air, tenaga angin, tenaga gas, serta lainnya.
Sebenarnya buat sebutan pembangkit listrik yang tak jarang kita sebut merupakan Genset (Generator Set)
Kenapa Generator atau pembangkit listrik diklaim menggunakan GENSET?
Genset adalah singkatan dari Generator Set, yaitu suatu pembangkit listrik yg dilengkapi menggunakan mesin penggerak. Dan sebutan Genset biasa kita pakai buat sebuah pembangkit listrik menggunakan mesin penggerak Diesel.
Selain itu, buat pembangkit listrik yang membuat listrik AC (Alternating Current) atau arus bolak-balik dianggap menggunakan Alternator.
Alternator adalah singkatan dari Alternating Current Generator atau Generator AC.
Generator dibuat dengan berbagai berukuran besaran daya (KVA atau KW) yg bisa dihasilkannya.
Namun ada kalanya, waktu satu unit Genset yg kita miliki nir lagi sanggup menanggung beban daya yang ada.
Maka kita dapat mengoperasikan 2 unit sekaligus buat menerima total daya listrik yg lebih besar .
Dalam keadaan dimana daya satu butir generator tak cukup buat menyuplai beban yg dibutuhkan, maka generator dapat pada operasikan secara bersamaan dengan generator lainnya.
Mengoperasikan beberapa unit Genset secara bersamaan sehingga didapat daya sebesar total daya berdasarkan masing-masing genset tersebut biasa di sebut sesuai (SYNCHRONIZING GENERATOR) atau Paralel Genset.
Synchronizing atau paralel generator merupakan mengoperasikan secara bersamaan dan diparalelkan dua buah generator atau lebih untuk menerima daya sebanyak jumlah daya generator-generator tadi menggunakan kondisi syarat yang sudah dipengaruhi.
Sebagai model :
Jika Instalasi listrik yg kita miliki membutuhkan daya sebesar 800 kilowatt (800 kw) , sedangkan Genset yg kita miliki adalah Genset 500 Kw sebanyak dua unit.
Kalau genset yang kita operasikan hanya 1 unit, tentunya 1 unit genset 500 kw tersebut nir akan mampu menanggung beban daya listrik sebanyak 800 kw.
Cara yang dapat kita lakukan adalah mengoperasikan 2 unit Genset 500 kw secara bersamaan sebagai akibatnya didapat daya genset sebesar jumlah daya dari masing-masing genset tadi.
Genset PERKINS 500 kw diparalel atau disinkron dengan genset 500 kw akan menghasilkan kemampuan daya sebesar 1000 kw. (500 kw + 500 kw) sama menggunakan 1000 kw.
Karena kedua genset tersebut membuat daya sebesar 1000 kw, maka daya listrik yg kita miliki sebanyak 800 kw sanggup ditanggung oleh kedua genset yang diparalel tadi.

Bagaimana cara mengoperasikan genset secara paralel atau disinkron?

Untuk bisa membuat daya yg lebih akbar dengan mengoperasikan dua butir genset atau lebih, atau menggunakan kata lain buat mengoperasikan Genset secara paralel atau sinkron, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Syarat-syarat buat paralel atau sesuai genset

Adapun syarat-syarat dalam mengoperasikan Genset secara paralel atau sinkron "Synchronizing Generator" adalah sebagai berikut :
  1. Besar tegangan kerja (Voltage) masing-masing generator.
  2. Urutan phase masing-masing generator (Arah Phase).
  3. Frekuensi (Hertz) Masing-masing generator.T.
  4. Sudut Phase masing-masing generator.
Pengenalan sesuai atau paralel generator "SYNCHRONIZING GENERATOR"
Besar tegangan kerja (Voltage) masing-masing generator.
Karena 2 butir generator digerakkan oleh 2 penggerak yang tidak selaras, Maka kecepatan (RPM) masing-masing penggerak generator niscaya mempunyai perbedaan.
Perbedaan ini dapat menyebabkan sedikit perbedaan sudut Phase, disparitas sudut phase akan mengakibatkan disparitas faktor daya yg naik turun.
Faktor daya dapat mensugesti pengoperasian generator secara paralel.
Generator yang memiliki faktor daya lebih kecil akan menanggung beban daya yg lebih tinggi sedangkan generator yang mempunyai power faktor lebih tinggi akan menanggung beban yg lebih rendah.
Jika perbedaan faktor daya masih pada batasan normal ini tidak terlalu menjadi masalah, namun apabila perbedaan daya yang ditanggung galat satu generator melebihi daya maksimal generator tadi, maka generator itu tidak akan sanggup menanggung beban.
Maka idealnya generator yang akan diparalelkan harus memiliki tegangan atau power faktor yg sama.
Pada generator yg akan diparalel umumnya dibubuhi alat-alat yg dinamakan Droop kit .
Droop kit ini berupa current transformer yang dipasang disebagian lilitan Output generator serta dihubungkan ke indera pengatur tegangan otomatis (AVR).
Droop kit ini berfungsi buat mengatur power factor berdasarkan besarnya arus yg dibebani dalam Generator, agar pembagian beban pada masing-masing generator dapat diadaptasi.
Pengenalan sesuai atau paralel genset SYNCHRONIZING GENERATOR
Urutan phase masing-masing generator (Arah Phase).
Generator membentuk 3 urutan Phase yang tidak sama yg kita kenal menggunakan Phase R, S, T.
Perbedaan urutan Phase pada generator ditentukan sang perbedaan arah putaran CW (Clockwise/searah jarum jam) atau CCW (Counter Clock wise/berlawanan arah jarum jam).
Untuk memparalel 2 generator maka urutan phase masing-masing wajib sama.
Untuk memilih urutan phase suatu generator bisa dipakai indera yang dianggap “Check Phase Indicator”.
Namun jika indera tersebut nir terdapat, bisa memakai sebuah Elektromotor, dengan cara memasang Elektromotor tersebut ke generator satu dan lihat arah putaran elektromotor tadi, lalu memasangnya ke generator kedua, jika arah putaran electromotor tidak sinkron, berarti urutan phase antar generator tidak selaras, serta wajib disamakan.
Jika urutan phase R – S - T pada generator pertama membentuk putaran CW pada electromotor tadi, dan menggunakan urutan phase yang sama pada generator ke 2 menghasilkan putaran CCW (putaran terbalik) pada electromotor yg sama, maka perlu dilakukan perubahan urutan phase dalam galat satu generator.
Pengenalan sesuai genset atau paralel SYNCHRONIZING GENERATOR
Frekuensi (Hertz) Masing-masing generator sama.
Frekwensi yang biasa digunakan pada bidang industri, kita mengenal 2 jenis frekuensi yaitu Frekwensi 50 hz dan Frekwensi 60 hz.
Frekuensi herbi kecepatan putaran (RPM) dalam penggerak generator.
Dalam operasionalnya sebuah generator bisa saja mempunyai frekuensi yang fluktuatif (berubah ubah) karena faktor eksklusif.
Pada ketika hendak paralel, 2 buah genset tentu nir mempunyai frekuensi yg sama persis.
Jika mempunyai frekuensi yang sama persis maka genset tidak akan mampu paralel lantaran sudut phasanya belum sesuai, maka keliru satu harus dikurang sedikit atau dilebihkan sedikit untuk menerima sudut phase yang tepat.
Setelah itu barulah Genset atau generator dapat diparalel, lalu sehabis ke 2 genset beroperasi secara paralel, akan memiliki frekuensi yang sama persis.
Pengenalan SYNCHRONIZING Paralel GENERATOR
Sudut Phase masing-masing generator sama
Untuk mengetahui perbedaan sudut phase antar 2 buah generator dipakai alat synchronoscope atau synchronos meter.
Pada indera tadi Terdapat dua buah lampu sebagai indikator.
Jika kedua lampu menyala, mengindikasikan sudut phase antar generator masih tidak sinkron, serta apabila ke 2 lampu padam dengan sempurna maka mengindikasikan sudut phase antar generator telah sama dan dapat diparalelkan.
Mempunyai sudut phase yg sama bisa diartikan , bahwa ke 2 phase menurut masing-masing generator memiliki sudut phase yang berhimpit sama atau 0 derajat.
Dalam kenyataannya tidak memungkinkan mempunyai sudut yg berhimpit lantaran generator yg berputar meskipun dicermati berdasarkan parameternya memiliki frekuensi yg sama.
Oleh karena itu dalam proses sesuai atau paralel genset masih diperkenankan disparitas sudut aporisma 10 derajat.
Dengan perbedaan sudut maksimal 10 derajat , selisih tegangan yang terjadi berkisar 49 Volt.
Setelah beberapa syarat diatas dipenuhi, maka genset bisa disinkron atau diparalel menggunakan genset lainnya
Demikianlah artikel mengenal Pengenalan dan kondisi sinkron atau Paralel genset.
SYNCHRONIZING GENERATOR
Semoga bisa berguna !
CARA FLEXI
Dari banyak sekali sumber

PENJELASAN DAN SYARAT SINKRON ATAU PARALEL GENSET SYNCHRONIZING GENERATOR

Bagaimana mengoperasikan dua genset secara paralel atau pada sinkron?
Pengenalan SYNCHRONIZING Paralel GENERATOR
Generator
Generator adalah suatu indera yang memanfaatkan energi mobilitas serta mengubahnya menjadi tenaga listrik dengan prinsip kerja induksi electromagnetic.
Generator menghasilkan energi listrik menggunakan memakai tenaga gerak berdasarkan beberapa asal antara lain : Mesin diesel, turbin uap, energi gerak air, energi angin, tenaga gas, serta lainnya.
Sebenarnya buat sebutan pembangkit listrik yg acapkali kita sebut merupakan Genset (Generator Set)
Kenapa Generator atau pembangkit listrik disebut menggunakan GENSET?
Genset merupakan singkatan menurut Generator Set, yaitu suatu pembangkit listrik yg dilengkapi menggunakan mesin penggerak. Dan sebutan Genset biasa kita gunakan buat sebuah pembangkit listrik dengan mesin penggerak Diesel.
Selain itu, buat pembangkit listrik yg membentuk listrik AC (Alternating Current) atau arus bolak-kembali diklaim dengan Alternator.
Alternator merupakan singkatan berdasarkan Alternating Current Generator atau Generator AC.
Generator dibuat menggunakan berbagai berukuran besaran daya (KVA atau KW) yg dapat dihasilkannya.
Namun terdapat kalanya, ketika satu unit Genset yg kita miliki tidak lagi mampu menanggung beban daya yang terdapat.
Maka kita dapat mengoperasikan 2 unit sekaligus untuk mendapatkan total daya listrik yg lebih akbar.
Dalam keadaan dimana daya satu butir generator tak relatif untuk menyuplai beban yg dibutuhkan, maka generator dapat pada operasikan secara bersamaan dengan generator lainnya.
Mengoperasikan beberapa unit Genset secara bersamaan sehingga didapat daya sebanyak total daya berdasarkan masing-masing genset tersebut biasa di sebut sinkron (SYNCHRONIZING GENERATOR) atau Paralel Genset.
Synchronizing atau paralel generator merupakan mengoperasikan secara bersamaan dan diparalelkan 2 buah generator atau lebih buat menerima daya sebesar jumlah daya generator-generator tersebut dengan syarat syarat yang sudah dipengaruhi.
Sebagai contoh :
Jika Instalasi listrik yang kita miliki membutuhkan daya sebesar 800 kilowatt (800 kw) , sedangkan Genset yg kita miliki merupakan Genset 500 Kw sebesar dua unit.
Kalau genset yg kita operasikan hanya 1 unit, tentunya 1 unit genset 500 kw tadi tidak akan bisa menanggung beban daya listrik sebanyak 800 kw.
Cara yang bisa kita lakukan merupakan mengoperasikan dua unit Genset 500 kw secara bersamaan sebagai akibatnya didapat daya genset sebanyak jumlah daya dari masing-masing genset tadi.
Genset PERKINS 500 kw diparalel atau disinkron dengan genset 500 kw akan menghasilkan kemampuan daya sebanyak 1000 kw. (500 kw + 500 kw) sama menggunakan 1000 kw.
Karena kedua genset tadi membentuk daya sebanyak 1000 kw, maka daya listrik yang kita miliki sebanyak 800 kw bisa ditanggung sang ke 2 genset yang diparalel tadi.

Bagaimana cara mengoperasikan genset secara paralel atau disinkron?

Untuk bisa membuat daya yg lebih besar dengan mengoperasikan dua buah genset atau lebih, atau dengan istilah lain buat mengoperasikan Genset secara paralel atau sinkron, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Syarat-syarat buat paralel atau sinkron genset

Adapun kondisi-kondisi pada mengoperasikan Genset secara paralel atau sesuai "Synchronizing Generator" adalah sebagai berikut :
  1. Besar tegangan kerja (Voltage) masing-masing generator.
  2. Urutan phase masing-masing generator (Arah Phase).
  3. Frekuensi (Hertz) Masing-masing generator.T.
  4. Sudut Phase masing-masing generator.
Pengenalan sinkron atau paralel generator "SYNCHRONIZING GENERATOR"
Besar tegangan kerja (Voltage) masing-masing generator.
Karena 2 buah generator digerakkan sang 2 penggerak yg berbeda, Maka kecepatan (RPM) masing-masing penggerak generator pasti memiliki disparitas.
Perbedaan ini dapat menyebabkan sedikit disparitas sudut Phase, perbedaan sudut phase akan menyebabkan perbedaan faktor daya yang naik turun.
Faktor daya dapat mempengaruhi pengoperasian generator secara paralel.
Generator yang memiliki faktor daya lebih kecil akan menanggung beban daya yang lebih tinggi sedangkan generator yang mempunyai power faktor lebih tinggi akan menanggung beban yang lebih rendah.
Jika disparitas faktor daya masih pada batasan normal ini tidak terlalu sebagai masalah, tetapi Jika perbedaan daya yang ditanggung salah satu generator melebihi daya aporisma generator tadi, maka generator itu nir akan mampu menanggung beban.
Maka idealnya generator yg akan diparalelkan harus mempunyai tegangan atau power faktor yg sama.
Pada generator yang akan diparalel umumnya ditambahkan peralatan yg dinamakan Droop kit .
Droop kit ini berupa current transformer yang dipasang disebagian lilitan Output generator dan dihubungkan ke alat pengatur tegangan otomatis (AVR).
Droop kit ini berfungsi untuk mengatur power factor menurut besarnya arus yg dibebani dalam Generator, agar pembagian beban dalam masing-masing generator bisa disesuaikan.
Pengenalan sinkron atau paralel genset SYNCHRONIZING GENERATOR
Urutan phase masing-masing generator (Arah Phase).
Generator menghasilkan tiga urutan Phase yg tidak sama yg kita kenal dengan Phase R, S, T.
Perbedaan urutan Phase pada generator dipengaruhi oleh perbedaan arah putaran CW (Clockwise/searah jarum jam) atau CCW (Counter Clock wise/antagonis arah jarum jam).
Untuk memparalel dua generator maka urutan phase masing-masing wajib sama.
Untuk menentukan urutan phase suatu generator bisa dipakai indera yg dianggap “Check Phase Indicator”.
Namun bila alat tersebut tidak terdapat, dapat memakai sebuah Elektromotor, menggunakan cara memasang Elektromotor tersebut ke generator satu dan lihat arah putaran elektromotor tadi, lalu memasangnya ke generator kedua, jika arah putaran electromotor tidak sinkron, berarti urutan phase antar generator tidak sama, dan harus disamakan.
Jika urutan phase R – S - T dalam generator pertama membuat putaran CW dalam electromotor tersebut, dan menggunakan urutan phase yang sama pada generator ke 2 membuat putaran CCW (putaran terbalik) pada electromotor yang sama, maka perlu dilakukan perubahan urutan phase dalam keliru satu generator.
Pengenalan sinkron genset atau paralel SYNCHRONIZING GENERATOR
Frekuensi (Hertz) Masing-masing generator sama.
Frekwensi yang biasa dipakai dalam bidang industri, kita mengenal 2 jenis frekuensi yaitu Frekwensi 50 hz serta Frekwensi 60 hz.
Frekuensi herbi kecepatan putaran (RPM) pada penggerak generator.
Dalam operasionalnya sebuah generator bisa saja mempunyai frekuensi yg fluktuatif (berubah ubah) karena faktor tertentu.
Pada saat hendak paralel, dua butir genset tentu nir mempunyai frekuensi yg sama persis.
Jika memiliki frekuensi yg sama persis maka genset nir akan mampu paralel lantaran sudut phasanya belum sesuai, maka galat satu harus dikurang sedikit atau dilebihkan sedikit buat mendapatkan sudut phase yang tepat.
Setelah itu barulah Genset atau generator bisa diparalel, kemudian sesudah kedua genset beroperasi secara paralel, akan mempunyai frekuensi yg sama persis.
Pengenalan SYNCHRONIZING Paralel GENERATOR
Sudut Phase masing-masing generator sama
Untuk mengetahui perbedaan sudut phase antar 2 butir generator digunakan indera synchronoscope atau synchronos meter.
Pada indera tadi Terdapat dua butir lampu sebagai indikator.
Jika kedua lampu menyala, menandakan sudut phase antar generator masih tidak sama, serta bila kedua lampu padam dengan paripurna maka mengindikasikan sudut phase antar generator sudah sama serta bisa diparalelkan.
Mempunyai sudut phase yg sama dapat diartikan , bahwa kedua phase berdasarkan masing-masing generator mempunyai sudut phase yg berhimpit sama atau 0 derajat.
Dalam kenyataannya nir memungkinkan memiliki sudut yang berhimpit lantaran generator yang berputar meskipun ditinjau menurut parameternya mempunyai frekuensi yg sama.
Oleh karenanya dalam proses sesuai atau paralel genset masih diperkenankan disparitas sudut aporisma 10 derajat.
Dengan disparitas sudut aporisma 10 derajat , selisih tegangan yg terjadi berkisar 49 Volt.
Setelah beberapa syarat diatas dipenuhi, maka genset bisa disinkron atau diparalel menggunakan genset lainnya
Demikianlah artikel mengenal Pengenalan serta syarat sinkron atau Paralel genset.
SYNCHRONIZING GENERATOR
Semoga bisa berguna !
CARA FLEXI
Dari aneka macam asal

PENGATURAN ATAU SETTINGAN APA SAJA YANG TERDAPAT PADA AVR GENSET

Beberapa fungsi pengaturan kontrol yg ada pada AVR generator.
Seperti yang sama-sama kita ketahui, bahwa listrik yg banyak dipakai baik buat pemakaian pada tempat tinggal atau buat industri adalah jenis listrik arus bolak-kembali atau listrik AC.
Listrik AC atau arus bolak-pulang pada biasanya dihasilkan berdasarkan sebuah alat pembangkit listrik atau Generator AC yang biasa atau tak jarang kita sebut menggunakan Genset.
Genset sebenarnya adalah singkatan dari Generator Set.
Generator Set maksudnya merupakan sebuah alat yg bisa membentuk listrik lengkap menggunakan alat atau mesin penggeraknya.
Baca jua: Beberapa Penyebab kerusakan pada AVR serta cara mencegahnya
Sebenarnya buat menjelaskan suatu alat yg dapat mengganti tenaga mobilitas atau energi putar sebagai energi listrik AC (arus bolak-kembali) disebut menggunakan Generator.
Dan Generator yang menghasilkan listrik AC (Alternating Current) diklaim dengan Alternator.
Alternator merupakan singkatan berdasarkan Alternating Current Generator.
Generator dapat membentuk energi listrik, dengan memanfaatkan tenaga gerak menurut sumber penggerak. Prinsip kerja Pembangkit listrik / Genset
Sumber penggerak dalam sebuah Generator listrik dapat berupa Mesin diesel, Turbin uap, energi kincir Angin, energi Air, Tenaga gas, dan lainnya.
Namun, dalam dasarnya listrik yg didapatkan berdasarkan sebuah generator listrik AC, mempunyai tegangan listrik yg naik turun (Tidak stabil).
Besar tegangan listrik yang didapatkan sebuah generator dapat berubah-ubah (nir stabil), dan ini ditimbulkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
Penyebab tegangan listrik genset naik-turun
Penyebab Tegangan Genset Naik-turun serta solusinya
  • Kecepatan putaran (Rpm) dari mesin penggerak yg nir tetap
Umumnya penggerak suatu pembangkit listrik atau Generator mempunyai kecepatan putar atau Rpm sebanyak 1500 Rpm.
Pada ketika kecepatan putaran konstan / stabil yaitu 1500 Rpm, maka tegangan listrik yang didapatkan sebesar 220 Volt / 380 Volt.
Namun terdapat kalanya kecepatan putaran mesin berubah-ubah, melebihi 1500 Rpm maka tegangan listrik yang dihasilkan akan semakin tinggi melebihi 220 volt / 380 volt.
Begitu pula sebaliknya bila kecepatan putaran kurang menurut 1500 Rpm, maka tegangan listrik yg didapatkan akan kurang menurut 220 Volt / 380 Volt.
  • Beban listrik yang berubah-ubah
Perubahan beban listrik yg ditanggung oleh suatu pembangkit listrik atau Genset, juga bisa mensugesti akbar kecilnya tegangan listrik yang dihasilkan.
Semakin besar beban listrik yang ditanggung suatu Genset atau pembangkit listrik, akan berdampak pada menurunnya tegangan listrik yang didapatkan.
Saat beban listrik mengalami perubahan menyebabkan tegangan listrik pula akan berubah-ubah.
Bagaimana cara mengatur supaya Tegangan listrik berdasarkan sebuah Genset pembangkit listrik tetap stabil?
Untuk menjaga supaya akbar tegangan listrik yang didapatkan suatu generator pembangkit listrik (Genset) permanen stabil dalam tegangan 220 Volt / 380 Volt.
Maka pada setiap pembangkit listrik atau Generator listrik (genset), dilengkapi menggunakan alat pengatur tegangan yang dianggap dengan AVR. Beberapa Fungsi AVR dalam Genset

AVR atau Automatic Voltage Regulator adalah suatu indera yg bekerja secara otomatis buat mengatur tegangan tetap stabil.
AVR (Automatic Voltage Generator) pada sebuah generator listrik AC 3 Phase.

Setiap pembangkit listrik atau Generator AC tiga Phase dilengkapi menggunakan sebuah indera buat menstabilkan tegangan keluaran (Output Voltage) yang dianggap menggunakan AVR (Automatic Voltage Generator).
AVR pada Generator atau genset mempunyai aneka macam jenis serta model.
Beberapa model AVR, diantaranya:
  • AVR Stamford MX-321
  • AVR Stamford MX-341
  • AVR AVK New Age MA-330
  • AVR Leroy Somer R-449
  • AVR Bestron
  • AVR Marcon
  • Dan lainnya

Pada setiap AVR yg dipakai untuk Genset, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan pengaturan atau setting terlebih dahulu.
Saat akan memakai AVR dalam generator menggunakan tujuan buat menerima kinerja AVR yang lebih baik.
Jenis- jenis settingan bisa saja bhineka sinkron dengan tipe serta model dari masing-masing AVR yang kita gunakan.

Beberapa fungsi settingan kontrol yg umumnya terdapat dalam sebuah AVR genset tersebut diantaranya :
  • Volts
  • Stability
  • UFRO
  • Droop
  • V/Trim
  • EXC
  • DIP
  • Over / V
  • I / Limit
  • Dwell
  • Ramp

Apa saja fungsi settingan kontrol yang terdapat dalam AVR tadi?

Penjelasan tentang fungsi serta cara untuk mengatur beberapa settingan yang masih ada dalam AVR, yaitu:
1. VOLTS
Apa fungsi setingan potensio VOLTS pada AVR?
Pada setiap AVR terdapat setting potensio buat VOLTS yg bisa kita atur sesuai kebutuhan.
Fungsi settingan potensio VOLTS pada AVR adalah untuk mengatur besaran tegangan listrik keluaran (Output Voltage) yang didapatkan menurut generator tadi.
Jika diputar searah jarum jam tegangan listrik yg didapatkan akan semakin akbar, sebaliknya jika diputar berlawanan arah jarum jam tegangan listrik yg dihasilkan akan semakin mini .
Pengaturan VOLTS ini sebenarnya sudah diatur oleh pabrikan AVR, tetapi bila memang diperlukan sinkron menggunakan kondisi pada lapangan, bisa diatur buat penyesuaian.
Pengaturan tegangan ini pula bisa kita atur melalui terminal 1 & 2 yg terdapat dalam AVR, menggunakan menghubungkan sebuah potensio meter pada terminal 1 & 2 di panel kontrol.
Untuk pengaturan VOLTS dalam AVR, umumnya dilakukan pada saat penggantian AVR usang menggunakan yang baru atau lantaran memang dibutuhkan untuk pengaturan ulang Voltage.
Pengaturan potensio Volts pada AVR harus mengikuti mekanisme berikut ini :
  • Sebelum Generator dioperasikan, putar settingan VOLTS pada AVR antagonis arah jarum jam hingga penuh (Settingan Voltage pada posisi terendah).
  • Putar potensio meter yang masih ada di panel kontrol yg terhubung berdasarkan terminal 1 & 2 dalam AVR, pada posisi tengah (Mid Position) umumnya putaran sepenuhnya merupakan 10 putaran, maka putar potensio tadi sebesar 5 putaran buat menerima posisi tengah (Middle).
  • Atur settingan Stability juga dalam Mid Position (Posisi tengah) atau sebanyak lima putaran sama dengan settingan Voltage pada Potensio meter.
  • Hubungkan alat pengukur tegangan buat mengukur tegangan keluaran generator dalam kabel Netral serta Phase (Volt meter 0 – 300 Volt).
  • Lalu operasikan Generator atau Genset tadi pada frekuensi Nominal 50 Hertz. Tanpa diberikan beban.
  • Lalu atur settingan VOLTS pada AVR hingga mendapatkan nilai tegangan keluaran 220 Volt (Phase serta Netral), sesuai menggunakan output ukur alat Volt meter yang telah kita hubungkan sebelumnya.
Ingat : Jangan pernah mengatur besaran tegangan melebihi batas tegangan yang diperbolehkan dari Generator tersebut.
2. STABILITY
Apa fungsi setingan potensio STABILITY yang ada dalam AVR?
Setting Stability ini berfungsi buat mengatur ketidak stabilan (Hunting) tegangan listrik yang didapatkan sebuah Generator.
Jika diputar searah jarum jam akan menaikkan tingkat kestabilan tegangan, sebaliknya jika diputar berlawanan arah jarum jam akan menurunkan taraf kestabilan tegangan.
Untuk mendapatkan pengaturan STABILITY secara optimal, operasikan Generator pada keadaan normal serta tanpa beban.
Lalu putar settingan potensio STABILITY antagonis arah jarum jam sampai Tegangan keluaran Generator mendekati syarat nir stabil (Unstable).
Lalu putar sedikit searah jarum jam sampai tegangan kembali stabil (Posisikan pengaturan dalam posisi stabil tetapi hampir mendekati posisi nir stabil).
3. UFRO
Apa fungsi setingan potensio UFRO yg ada pada AVR?
Pada sebuah AVR generator (Genset), biasanya masih ada settingan UFRO.
UFRO adalah singkatan dari Under Frequency Roll Off Knee Point. Atau berfungsi buat mengatur besaran dari sudut Frekuensi.
Jika diputar searah jarum jam akan mengurangi besaran sudut Frekwensi, sebaliknya jika diputar antagonis arah jarum jam akan memperbesar besaran sudut Frekuensi.
Untuk mengetahui apakah pengaturan UFRO dalam AVR ini telah benar, operasikan Generator menggunakan Frekwensi rendah dibawah 50 HZ (lebih kurang 47 HZ), maka lampu LED dalam AVR akan menyala.
4. DROOP
Apa fungsi setingan potensio DROOP yg terdapat dalam AVR?
Pengaturan DROOP pada AVR berfungsi buat mengatur tegangan drop (Tegangan jatuh) dalam generator atau Genset hingga lima %.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah besaran tegangan drop, sebaliknya apabila diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi besaran tegangan drop.
Pengaturan DROOP ini sangat penting khususnya dalam ketika Generator (Genset) dioperasikan secara Paralel.
Agar nilai besaran tegangan drop dalam masing-masing Generator dapat disesuaikan.
Untuk bisa mengatur DROOP dalam AVR, harus dilengkapi menggunakan alat yang dianggap menggunakan DROOP kit.
Namun bila Generator hanya dipakai secara single (Tidak diparalel). Pengaturan ini tidak dibutuhkan.
Pengaturan DROOP normalnya merupakan tegangan droop sebesar lima % pada saat beban zenit.
lima. V / TRIM
Apa fungsi setingan V/TRIM yang ada pada AVR?
Setingan ini berfungsi buat menyesuaikan input AVR terhadap Accessory Output.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah besaran Accessory Output dalam AVR, kebalikannya jika diputar antagonis arah jarum jam akan memperkecil besaran Accessory Output pada AVR.
6. EXC TRIP (Over Excitation Adjusment)
Apa fungsi potensio EXC TRIP yg ada dalam AVR?
Settingan EXC-TRIP ini berfungsi untuk mengatur batasan pengaman Over Excitation.
Jika memutar searah jarum jam akan memperbesar batasan pengaman Over Excitation, sebaliknya apabila diputar berlawanan arah jarum jam akan memperkecil batasan Over Excitation.
Pengaturan atau Reset dalam EXC-TRIP ini dilakukan pada saat Generator tidak beroperasi.
7. DIP
Apa fungsi DIP dalam AVR Genset?
DIP berfungsi buat mengatur besaran Frekuensi yg bekerjasama Voltage DIP.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah besaran Voltage DIP, kebalikannya bila diputar berlawanan arah jarum jam akan mengurangi besaran Voltage DIP.
8. OVER / V
Apa fungsi Over/V dalam AVR?
Settingan ini berfungsi buat mengatur besaran pengaman saat terjadi Over Voltage.
jika diputar searah jarum jam akan memperbesar nilai batasan pengaman Over Voltage, sebaliknya bila diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi besaran batasan pengaman Over Voltage.
Generator wajib pada keadaan tidak beroperasi buat mengatur OVER/V.
9. I / LIMIT
Apa fungsi setingan I/LIMIT pada AVR?
I/LIMIT berfungsi buat mengatur batasan pengaman Arus saat terjadi interaksi singkat (Short Circuit).
Jika diputar searah jarum jam akan memperbesar batasan arus saat terjadi hubungan singkat (Short circuit), sebaliknya jika diputar antagonis arah jarum jam, akan mengurangi besaran batasan Arus hubung singkat (Short Circuit).
Pada umumnya, pengaturan I/LIMIT ini sudah dilakukan sang penyedia AVR (Pabrikan), serta telah disegel supaya tidak diatur ulang.
10. DWELL
Apa fungsi setingan DWELL pada AVR?
DWELL berfungsi buat mengatur Recovery atau Delay time antara Speed recovery menggunakan Voltage Recovery.
Jika diputar searah jarum jam akan mempertinggi delay time, sebalikny bila diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi delay time antara Speed Recovery dan Voltage Recovery.
Beberapa settingan ini mungkin bhineka sinkron dengan tipe menurut masing-masing AVR, namun secara umum pengaturan atau settingan ini yang terdapat pada sebuah AVR Genset khusunya Generator listrik AC 3 Phase.
11. RAMP
Apa fungsi pengaturan RAMP dalam AVR?
Pengaturan RAMP pada AVR berfungsi untuk mengatur soft start Ramp time antara 0,4 dtk - 4 dtk.
Jika diputar searah jarum jam akan menambah ketika (Ramp Time), sebaliknya apabila diputar antagonis arah jarum jam akan mengurangi waktu Ramp Time.
RAMP umumnya sudah diatur menurut awal pabrikan, sebanyak tiga dtk. Untuk hasil yang lebih optimal.
Demikianlah sedikit penjelasan tentang pengaturan atau settingan yg masih ada dalam sebuah AVR genset, semoga bisa menaruh tambahan pengetahuan bagi kita seluruh !
CARA FLEXI
dikutip menurut banyak sekali asal