KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR

Kemunduran Mutu Ikan Segar - Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang gampang sekali rusak dan busuk. 


Kondisi rusak tersebut terutama pada keadaan segar akan cepat sekali mengalami kerusakan dan busuk sebagai akibatnya mutunya sebagai rendah. 


Mutu yang rendah menyebabkan secara kandungan gizi menjadi berkurang dan harganya pun di pasaran nir laris untuk dijual. Begitu Sangat pentingnya menjaga mutu maka nelayan setidaknya mengetahui fase menurut kemunduran mutu ikan segar.


Kerusakan yang terdapat pada ikan ini dapat terjadi secara biokimiawi juga secara mikrobiologi. Dua hal inilah yg tak jarang serta membuahkan ikan gampang busak. Penanganan yg tidak baik pun membuahkan ikan lebih cepat rusak.

Kemunduran Mutu Ikan Segar

Kerusakan biokimiawi disebabkan sang adanya enzim-enzim serta reaksi-reaksi biokimiawi yg masih berlangsung dalam tubuh ikan segar. Kerusakan biokimiawi ini sering kali dianggap menggunakan otolisa, yakni kerusakan yang disebabkan sang dirinya sendiri. 

Sementara itu kerusakan mikrobiologi ditimbulkan karena aktifitas mikroba, terutama bakteri. Di pada pertumbuhannya atau untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mikroba memerlukan energi yg bisa diperoleh menurut subtrat tempat hidupnya. 


Testur pada Daging ikan adalah subtrat yang baik sekali buat pertumbuhan mikroba serta bakteri lantaran dapat menyediakan senyawa-senyawa yg dapat sebagai asal nitrogen, sumber karbon, serta kebutuhan-kebutuhan nutrien lainnya buat kebutuhan hidupnya (Hadiwiyoto, 1993).


 - CIRI - CIRI IKAN SEGAR


Menurut Afriyanto serta Liviawaty (2002), proses pembusukkan bisa terjadi karena perubahan akibat aktivitas enzim-enzim tertentu yg terdapat pada pada tubuh, aktivitas bakteri serta mikroorganisme lain atau lantaran proses oksidasi lemak sang udara. 

Biasanya aktivitas penyebab pembusukkan di atas dapat dikurangi atau dilarang sama sekali bila suhu lingkungan diturunkan, misalnya menggunakan memakai suhu rendah. Salah satu cara pengawetan dengan suhu rendah yaitu dengan memakai es batu.

Tahap-tahap perubahan yang terjadi sehabis ikan mangkat dapat dibagi pada tiga fase menurut taraf kesegarannya, yaitu fase pre-rigor, fase rigor mortis dan fase post rigor. 

Lamanya  fase saat kemunduran mutu atau perubahan yg berlangsung dalam ikan, tergantung dalam jenis ikan, berukuran ikan, syarat ikan ketika hidup, cara kematian , Cara penanganan, cara penangkapan dan suhu penyimpanan. 


Tingkat mutu Ikan nir sanggup pada tingatkan naik, lantaran kita hanya bisa buat mempertahankan mutu ikan agar mutu ikan tidak terjun ke bawah dan sebagai ikan busuk atau ikan yang berkualitas rendah.


Fase pre-rigor 


Fase Pre - Rigor adalah perubahan pertama yg terjadi ketika ikan mati, yg ditandai melemasnya otot-otot ikan sesaat sehabis ikan tewas sebagai akibatnya ikan mudah dilenturkan. Perubahan ini terjadi karena terhentinya aliran darah yang membawa oksigen untuk aktivitas metabolismenya. 


Meskipun telah mati, pada pada tubuh ikan masih berlangsung proses enzimatis. Ikan ytang telah mati ini proses enzimatis adalah proses dimana mutu ikan berlahan huma mulai menurun. Proses ini berjalan tanpa kendali, sebagai akibatnya menyebabkan perubahan biokimia yang luar biasa.

rigor mortis

Beberapa saat lalu tubuh ikan menjadi kaku (rigor mortis) dampak dari berbagai reaksi umumnya proses ini berlangsung selama lima jam. Selama berada dalam fase ini, ikan masih pada sangat segar istilahnya proses kemunduran Mutu Ikan Segar belum terjadi.


Ini berarti bahwa jika rigor mortis bisa dipertahankan lebih lama , maka proses pembusukkan serta kemunduran Mutu Ikan Segar dapat ditekan. Pada fase rigor mortis, PH atau kadar tingkat keasamana dalam tubuh ikan menurun menjadi 6,2 – 6,6 berdasarkan PH awal atau mula-mula 6,9 – 7,dua. 


Tinggi rendahnya PH awal ikan sangat tergantung dalam jumlah glikogen yg ada dan kekuatan penyangga (buffering power) pada daging ikan. Kekuatan penyangga dalam daging ikan ditimbulkan oleh protein, asam laktat, asam posfat, TMAO, serta basa-basa menguap (Junianto, 2003). Fase rigor mortis diakhiri dengan fase post rigor yg merupakan permulaan berdasarkan proses pembusukkan. Dimana Ikan akan mengalami kemunduran Mutu Ikan Segar


Fase ini mencakup autolisi, pembusukkan sang bakteri serta ketengikan. Pada ketika ikan masih hidup masih ada sejumlah bakteri dalam kulit, insang serta saluran pencernaan. Maka Bakteri-bakteri ini tidak bisa menyerang ikan lantaran adanya kulit dan lendir yang berfungsi menjadi penghalang. 


Setelah ikan mati, penghalang tersebut nir berfungsi lagi sehingga bakteri bisa menyerang kulit, insang serta saluran pencernaan. Kemunduran Mutu Ikan Segar atau Pembusukkan akan lebih cepat dengan adanya penyinaran langsung menurut sinar matahari (Yunizal dan Wibowo, 1998 pada Suryawan, 2004)

Untuk lebih mengetahui tentang Perbedaan ikan segar serta ikan Busuk sanggup di akses di artikel selanjutnya


Kemunduran Mutu Ikan Segar

PENANGANAN IKAN DI ATAS KAPAL

Penanganan ikan pada atas kapal - Ikan merupakan asal makanan hewani yang banyak mengandung protein yang sangat baik buat kesehatan insan. Dibandingkan dengan daging fauna lainnya (daging hewan darat), daging ikan lebih cepat mengalami penurunan mutu maka perlu penanganan yang baik.

jadi Untuk mendapatkan mutu ikan yang baik, maka ikan perlu menerima penanganan yg cepat dan sempurna. Kerusakan atau penurunan mutu ikan bisa terjadi segera setelah ikan mengalami kematian.

Peristiwa ini terjadi karena prosedur pertahanan normal ikan terhenti setelah ikan mengalami kematian. Dan Kematian ikan pada waktu ikan terangkat ke atas kapal.


Penanganan ikan output tangkapan pada prinsipnya terjadi di 2 tempat, yaitu: pertama waktu ikan masih berada di atas kapal serta yg kedua ketika ikan telah pada daratkan di pelabuhan, akan namun penanganan di kapal dan sehabis didaratkan di pelabuhan adalah satu mata rantai yang tidak mampu dipisahkan satu dengan yang lainnya lantaran penanganan sebelumnya akan mensugesti mutu output akhir berdasarkan produk hasil tangkapan.

Penanganan Ikan Di Atas Kapal


Penangkapan ikan pada bahari menggunakan hasil yg optimal nir akan memiliki arti jika pada pada penanganan ikan output tangkapan, nir memperhatikan faktor kesejukan serta kesehatan ikan. 

Faktor kesejukan dan kesehatan ikan merupakan faktor yang mutlak buat diperhatikan agar kualitas/mutu ikan terjamin, sebagaimana sebagai isu dunia pada waktu ini.

Jenis ikan yg mempunyai arti penting dalam perdagangan internasional dewasa ini merupakan tuna (Thunnus Spp.) serta cakalang (Katsuwonus pelamis). Tuna adalah komoditas unggulan perikanan Indonesia dan menempati urutan kedua ekspor perikanan Indonesia selesainya udang.  

Menurut penilaian Komisi Stock Assesment tahun 1999 potensi sumberdaya ikan (SDI) Indonesia sebanyak 1.053.500 ton per tahun, diantaranya stok tuna sebesar 223.700 ton per tahun. 

Dengan demikian peluang pengembangan komoditas tuna masih bisa sebagai tumpuan asa sekaligus tantangan pada kegiatan ekonomi bangsa Indonesia.

Indonesia adalah pemasok ikan tuna (tuna mata besar dan ekor kuning) di pasar jepang. Namun pengimpor ikan pada pasar Tsukiji-Jepang mengeluh, karena ikan tuna dalam bentuk segar dan bahan standar sashimi atau sushi yg asal menurut Indonesia mengalami penurunaan ukuran serta mutu (Warta Pasar Ikan, Nopember 2006).

Pada bulan Mei tahun 2004, Komisi Kesehatan serta Perlindungan Konsumen Uni Eropa melarang ekspor ad interim ikan tuna segar berdasarkan 16 perusahaan Indonesia karena mengalami pembusukan atau histamine serta mengandung logam berat. Selain 16 perusahaan yg terkena larangan ekspor itu, Departemen Kelautan dan Perikanan sudah mencabut biar ekspor 11 perusahaan demi menghindari impak lebih buruk lagi. (tempointeraktif, 2005).

Keracunan kuliner akibat mengkonsumsi produk perikanan kemungkinan mampu terjadi, sebagai akibatnya produk perikanan perlu ditangani menggunakan serius supaya tidak berbahaya bagi konsumen. 

Pada umumnya keracunan makanan akibat mengkonsumsi dalam beberapa jenis ikan disebabkan oleh toksin, yaitu scrombrotoxin, ciguatoxin, dan tetradotoxin. Ikan tuna termasuk golongan Scrombroidae yang didalam dagingnya memungkinkan terbentuk scrombrotoxin, sehinggga apabila nir ditanganani dengan baik bisa menyebabkan keracunan. 

Senyawa pada ikan Scombroidae yg dapat menyebabkan keracunan adalah histamin yg adalah output asam amino bebas histidin sang enzim histidine dekarboksilase.

Penanganan ikan output tangkapan buat nelayan skala kecil pada umumnya memakai bantuan es. Sedangkan buat kapal-kapal skala insdustri memakai sistem pendinginan menggunakan mesin refregrasi, menggunakan hasil tangkapan pada bentuk beku atau bentuk segar (fresh fish) memakai air bahari dingin yg lebih dikenal menggunakan sebutan RSW (Refregrated Sea Water). 

RSW (Refregrated Sea Water) dalam ketika ini telah poly dipakai untuk penanganan ikan tuna segar yg mempunyai nilai jual tinggi.

Penanganan Ikan Di Atas Kapal

UJI COBA PALKAH BERINSULASI

Uji coba palkah berinsulasi- Dalam rangka peningkatan daya saing yang merupakan galat satu arah kebijakan pembangunan perikanan tangkap pada RPJM III 2015-2019, 

khususnya pada perbaikan kualitas kapal dan wahana penanganan ikan diatas kapal keliru satu buat mendukung acara tersebut adalah menggunakan penerapan teknologi palka ikan berinsulasi pada perahu motor nelayan penangkap ikan tuna. 


Ikan tuna (Thunnus Spp.) merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan Indonesia, serta menempati urutan ke 2 ekspor perikanan Indonesia selesainya udang. 


Namun konflik kualitas serta keamanan produk ikan hasil tangkapan perlu mendapat perhatian yg berfokus, karena tuntutan konsumen yang semakin meningkat. 

UJI COBA PALKAH BERINSULASI

UJI COBA PALKAH BERINSULASI - Disisi lain, dalam kaitannya dengan perdagangan bebas, terwujudnya jaminan mutu dan keamanan pangan produk perikanan akan menaikkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global.

Kegiatan ini dilaksanakan di perairan Maluku. Dan seperti kita ketahui galat satu basis penangkapan ikan tuna di Indonesia merupakan pada Provinsi Maluku. Hal ini dimungkinkan lantaran Provinsi Maluku merupakan sebuah kepulauan yg dikelilingi oleh wilayah perairanyang mempunyai potensi perikanan yang akbar.  


Potensi ikan tuna di perairan Maluku bhineka antar wilayah bahari. Hasil estimasi diperoleh bahwa potensi ikan tuna pada Laut Banda sebesar 21.026 ton/thn, di Laut Maluku sebesar 18.827 ton/thn, serta  di Laut Arafura sebesar 8.954 ton/thn. 


Spesies ikan tuna yg terdapat di perairan Maluku diantaranya Madidihang, Mata akbar, serta Albakora.kegiatan penangkapan ikan tuna pada Maluku dalam ketika ini tumbuh serta berkembang relatif pesat baik yang dilakukan menggunakan cara terkini menggunakan kapal akbar juga dengan cara tradisional menggunakan kapal kecil atau bahtera motor. 


Bertambah pesatnya aktivitas penangkapan ikan tadi berdampak terhadap semakin jauhnya wilayah penangkapan ikan (fishing ground) serta semakin lamanya waktu yang diperlukan dalam melakukan operasi penangkapan ikan. Hal ini berpengaruh terhadap mutu ikan output tangkapan.


Uji coba palkah berinsulasi

Palka ikan berinsulasi merupakan tempat menyimpan ikan output tangkapan yang menyatu menggunakan badan kapal, dinding-dindingnya dicor dengan polyurethane foam. Palka seperti ini umumnya masih ada dalam kapal-kapal ikan ukuran akbar (10 GT atau lebih). 

Dengan bahan tadi palka bisa kedap dan sanggup menunda genre udara panas dari luar, sebagai akibatnya bisa mempertahankan mutu ikan. Waktu pelaksanaan aktivitas ini berlangsung selama 15 (lima belas) hari berdasarkan tanggal 25 Maret 2014 sampai menggunakan 08 April 2014.lokasi aplikasi kegiatan pada Desa Asilulu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku.

Menurut Muhammmad najib,ST selaku perekayasa belia di BBPI,Semarang menyampaikan “Kerusakan atau penurunan mutu ikan dapat terjadi selesainya ikan mengalami kematian. Peristiwa ini terjadi karena prosedur pertahanan normal ikan terhenti sehabis ikan mengalami kematian. 

Cara yang paling krusial buat memperlambat penurunan mutu ikan adalah menggunakan menurunkan temperatur ikan secepat mungkin serta menjaganya tetap rendah.“

Berdasarkan output kegiatan Uji Coba Palka Ikan Berinsulasi dalam Perahu Motor Nelayan Penangkapan Ikan Tuna di Maluku, bisa disimpulkan menjadi berikut :

1.palka ikan berinsulasi yang dibuat mempunyai kapasitas 320 liter, bisa menampung 16 (enam belas) pangkas ikan tuna loin menggunakan berat homogen-rata 10 kg/loin beserta media pendinginnya. Daya tampung tadi setara dengan daya tampung 4 butir styrofoam box yg dibawa nelayan pada melakukan operasi penangkapan ikan.

2.konstruksi palka dibentuk mengikuti bentuk lambung kapal dan diletakkan dibagian tengah kapal (area yg digunakan buat menempatkan styrofoam box), sehingga tidak menggangu nelayan pada melakukan operasi penangkapan ikan serta penanganan ikan output tangkapan.

3.palka ikan berinsulasi memiliki kemampuan menurunkan temperatur ikan tuna hasil tangkapan nelayan menjadi 4,2 °C pada waktu dibongkar. Temperatur tadi sudah memenuhi persyaratan mutu bahan baku ikan tuna loin segar sinkron SNI 7530.dua:2009.

4.laju aliran panas akibat beban transmisi pada bagian atas dinding palka berinsulasi homogen-homogen sebesar 24,dua kkal/jam, sedangkan dalam bagian atas dinding styrofoam box homogen-homogen sebesar 93,tiga kkal/jam.hal ini menyebabkan temperatur rendah didalam palka ikan berinsulasi lebih terjaga.

5.laju genre panas akibat beban muatan didalam palka berinsulasi rata-rata sebesar 416,6 kkal/jam, sedangkan didalam styrofoam box rata-rata sebesar 312,5 kkal/jam. Hal ini menyebabkan penurunan temperatur ikan didalam palka ikan berinsulasi sebagai lebih cepat.

6.laju pencairan es didalam palka berinsulasi sebelum ikan dimasukkan homogen-homogen sebesar 0,tiga kg/jam, sedangkan didalam styrofoam box sebesar 1,4 kg/jam. Hal ini mengakibatkan kerugian es saat terjadi kegagalan penangkapan sebagai lebih mini dalam palka ikan berinsulasi.

Harapan nya menurut kegiatan uji coba ini merupakan meningkatnya daya saing produk perikanan Indonesia pada pasar global. Dan Palkah ini bisa diaflikasikan buat nelyan kecil yang lainnya.

Semoga Bermanfaat Artikel mengenai Uji coba palkah berinsulasi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN PADA IKAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN PADA IKAN - Dalam setiap operasi penangkapan, ikan yg tertangkap harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya, lantaran perlakuan ini adalah langkah pertama yang sangat memilih mutu ikan pada proses berikutnya.


Untuk Mendapatkan Keuntungan yg berlebih, nelayan mengharapkan output yg baik menurut kualitas serta kuantitas. 


Walaupun masih poly nelayan yg mementingkan Kuantitas saja tanpa melihat betapa poly keuntungan jika ikan selalu pada jaga kualitasnya.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN PADA IKAN


Cara Menjaga kualitas ikan merupakan menggunakan mencegah adanya pembusukan ikan, Untuk tindakan mencegah inilah maka nelayan perlu mengetahui apa saja faktor yang Mempengaruhi Pembusukan Ikan.



Ikan yang ditangkap akan segera membusuk, kecepatan pembusukan dipengaruhi sang beberapa faktor berikut:

1. Cara Penangkapan

Ikan yang tertangkap dengan playing, pole & line, trawl akan lebih baik keadaanya jika dibandingkan menggunakan yang ditangkap dengan gill net, long line, dan sebagainya.

2. Reaksi ikan menghadapi kematian

Ikan – ikan yang keras menghabiskan poly tenaganya pada menghadapi kematiannya, lebih cepat busuk daripada ikan yang mati menggunakan damai  atau cepat.

3. Jenis dan ukuran ikan

a) Kecepatan pembusukan tidak sama pada setiap jenis ikan, lantaran perbedaan komposisi kimianya. 

b) Ikan yg ukuran kecil cepat membusuk berdasarkan dalam ikan yg berukuran besar .

4. Keadaan fisik sebelum ditangkap

a) Keadaan fisik disaat yg tertangkap serta konsidinya Ikan yang sangat kenyang akan makanan saat ditangkap, 

Setelah pada lakukan pembedahan maka terlihat perut dan dinding perutnya segera diurai oleh enzym isi perut dan akan menyebabkan perubahan rona. 

b) Ikan yang syarat physiknya lemah, contohnya ikan yang sakit, lapar atau habis bertelur, akanlebih membusuk.

5. Keadaan Cuaca

Udara yg panas, suhu air yg tinggi, bahari yang banyak gelombang, akan meningkatkan kecepatan pembusukan.

6.cara penanganan serta penyimpanan

Jika ikan pada keadaan rigor diperlakukan dengan kasar, contohnya ditumpuk terlalu banyak, terinjak, terlempar, dan sebagainya, 

proses pembusukannya akan berlangsung lebih cepat. Pembusukan dapat dicegah atau diperlambat jika ikan disiangi dan disimpan dalam suhu yang cukup rendah.

Penurunan Mutu Ikan Oleh Pengaruh Fisik

Penurunan mutu ikan pula dapat terjadi oleh impak fisik. Misal kerusakan oleh alat tangkap saat ikan berada pada dek, pada atas kapal serta selama ikan disimpan pada palka. 

Kerusakan yang dialami ikan secara fisik ini ditimbulkan lantaran penanganan yang kurang baik. Sehingga menyebabkan luka-luka dalam badan ikan dan ikan sebagai lembek. Hal-hal ini bisa ditimbulkan lantaran :

- Terlalu lamanya ikan  berada pada  jaring, misal pada jaring trawl, penarikan trawl terlalu lama . Kondisi ini dapat mengakibatkan ketua atau ekor menjadi luka atau patah.

- Pemakaian alat, semisal ganco atau sekop terlalu kasar, sebagai akibatnya melukai badan ikan serta ikan dapat mengalami pendarahan.

- Penyimpanan pada palka terlalu lama .

- Penanganan yang ceroboh sewaktu penyiangan, mengambil ikan berdasarkan jaring, sewaktu memasukkan ikan pada palka, serta membongkar ikan berdasarkan palka.

- Daging ikan juga akan lebih cepat sebagai lembek, jika kena sinar matahari.

Untuk Itu Agar Mutu Ikan terjaga menggunakan baik maka di perlukan pendinginan pada ikan. 

Begitu Besar fungsi dan manfaat pendinginan buat industri perikanan maka nelayan serta pelaku bisnis wajib mengetahui serta memahaminya. 


Silahkan baca


Manfaat Pendinginan Untuk Industri Perikanan.


- 8 Ciri Ciri Ikan Segar

Sumber : Materi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

Semoga Bermanfaat...

CARA PENANGANAN DAN PENYIMPANAN IKAN HASIL TANGKAPAN

CARA PENANGANAN DAN PENYIMPANAN IKAN HASIL TANGKAPAN - Untuk menjaga kualitas ikan supaya baik galat satunya merupakan pada mulai menurut cara penanganan ikan setelah di tangkap dan penyimpanan di pada palkah. Dan Keduanya wajib mengacu pada teknik yang secara sahih serta bersih. Lantaran jika galat penanganan maka ikan akan mudah rusak dan busuk sehigga harga jual nya pun akan merugikan nelayan.

Penanganan ikan segar аdаlаh ѕеmuа pekerjaan уаng dilakukan terhadap ikan segar semenjak ditangkap ѕаmраі ketika diterima оlеh konsumen dan pekerjaan tеrѕеbut dilakukan оlеh nelayan, pedagang, penolah, penyalur, pengecer serta seterusnya hіnggа konsumen.

CARA PENANGANAN DAN PENYIMPANAN IKAN HASIL TANGKAPAN

A. Pendinginan ikan

Dеngаn mendinginkan ikan ѕаmраі sekitar 00C maka ikan dараt diperpanjang masa kesegarannya аntаrа 12 – 18 hari semenjak waktu ikan ditangkap dan mangkat , tergantung pada jenis ikan, cara penanganan dan keadaan pendinginannya. 

Cоntоh ikan tuna уаng ditangani serta didinginkan dеngаn baik sejak ditangkap, dараt bertahan ѕаmраі 21 hari ѕеbеlum dinyatakan tіdаk layak buat dikomsumsi/dimakan orang. Perlu diketahui bаhwа dеngаn pendinginan,


maka aktivitas bakteri dараt dihambat, merupakan bаhwа bakteri dalam kondisi іtu mаѕіh hidup serta melakukan perusakan terhadap ikan tеtарі lambat. Kegiatan аkаn normal kembali bіlа suhu naik. Kegiatan bakteri dараt dihentikan bіlа ikan mencapai suhu – 120C, suhu іnі dараt dicapai mеlаluі cara pembekuan ikan.


Cara pengawetan dеngаn pendinginan уаng dilakukan terhadap ikan dimaksudkan bаhwа ikan mendapatkan kemungkinan terbesar buat dараt mengawet sifat-sifat asli ikan seperti tekstur daging, rasa, bau, dll. Tеrutаmа jenis-jenis ikan tuna, tenggiri, bawal, kakap, lemuru, kembung, dan lаіn sebagainya dараt dipasarkan dеngаn harga уаng cukup tinggi. Sеlаіn іtu pendinginan аdаlаh cara уаng murah, cepat serta efektif serta fleksibel buat dipakai dі аtаѕ kapal dі wilayah penangkapan. 

Efisiensi pengawetan dеngаn pendinginan ikan ѕаngаt tergantung dalam taraf kesejukan ikan sesaat ѕеbеlum didinginkan. Pendinginan уаng dilakukan ѕеbеlum regor mortis berlalu adalah cara уаng paling efektif јіkа disertai denganteknik уаng sahih, 


ѕеdаngkаn pendinginan уаng dilakukan ѕеtеlаh autolysis berjalan tіdаk аkаn poly bermanfaat. Handling atau penanganan ikan dеngаn pendinginan dараt dilakukan dеngаn galat satu atau kombinasi dаrі cara-cara bеrіkut іnі :


- Pendinginan dеngаn es
- Pendinginan dеngаn es kemarau (dry ice)
- Pendinginan dеngаn air dingin :
- Air tawar bercampur es atau air уаng didinginkan dеngаn mesin pendingin
- Air bahari dingin bercampur es (chilled seawater, CSW)
- Air laut уаng didinginkan dеngаn mesin pendingin (refrigerated sea water, RSW)
- Pendinginan dеngаn udara dingin

Jenis-jenis Es

Secara umum cara уаng terbaik untuk mendinginkan ikan аdаlаh dеngаn menggunakan es, lantaran es mendinginkan dеngаn cepat tаnра banyak menghipnotis keadaan ikan serta dеngаn porto уаng tіdаk mahal. Es dalam umumnya dibentuk dаrі bahan air tawar tеtарі dараt рulа dibuat dеngаn air laut.

Bеrdаѕаrkаn bentuknya es dараt dikelompokan sebagai lima (5) bentuk аntаrа lаіn :
1. Es balok (block ice), berupa balok berukuran 12 – 60 kg per balok,
2. Es tabung (tube ice)
3. Es keping tebal (plate ice)
4. Es keping tipis (flake ice)
5. Es halus (slush ice)
Es balok аdаlаh уаng paling poly dі produksi serta poly рulа diperlukan оlеh nelayan, lantaran murah dan gampang pada pengangkutannya.

Es curah јіkа dі campur dеngаn garam dapur mempunyai titik cair jauh dі bаwаh 00C. Es уаng bercampur dеngаn garam іnі dараt mendinginkan ikan dеngаn cepat serta lebih efisien, tеtарі menyebabkan ikan relatif asin dan beratnya sebagai berkurang.

Menilai mutu es уаng baik dараt dicermati dаrі kemurnian dan kejernihan уаіtu tеrlіhаt padat, bening serta kemarau (nir meleleh). Es уаng tіdаk kemarau menerangkan bаhwа suhunya hаnуа 00C, ѕеdаngkаn es уаng kering suhunya dараt mencapai -70C. Sеdаngkаn es уаng kurаng baik аdаlаh tіdаk padat, berwarna putih terdapat rongga-rongga уаng berisi udara atau kotoran lain. 

Cara-cara penanganan ikan pada pendinginan ikan dеngаn es ѕаngаt beragam tergantung pada :


- Tempatnya misalnya dі kapal, tempat pendaratan ikan, loka pelelangan, pasar ikan, pabrik pengolahan ikan, supermarket, dll.

- Jenis ikan
- Tujuan pendinginan

- Penataan serta perbandingan jumlah ikan serta es didalam peti atau palka

Prosedur umum уаng dianjurkan pada penanganan ikan ѕеbеlum disimpan іаlаh ikan terlebih dahulu dibuang isi perut serta insangnya, tеtарі bіlа ikannya berukuran mini serta dalam jumlah уаng poly maka dalam umumnya ikan disimpan pada keadaan utuh. 

Pencucian јugа dianjurkan buat membuang kotoran, lendir serta darah. Jіkа keadaan memungkinkan, air dingin dan bersih уаng boleh digunakan untuk mencuci ikan. Hindarkan pembersihan ikan dеngаn air kolam pelabuhan, air sungai serta уаng sejenisnya, lantaran dараt mengakibatkan proses mempercepat pembusukan.


Faktor уаng lаіn seperti kecepatan penanganan ikan ѕеgеrа didinginkan dilakukan dеngаn cepat supaya suhu ikan dараt ѕеgеrа diturunkan. 

Salah satu соntоh buat mencampur ikan dеngаn es pada penyimpanan іаlаh pertama sekali dеngаn membuat lapisan es pada dasar wadah peti, kеmudіаn diatasnya diletakan lapisan ikan, bеgіtu seterusnya secara bergantian dan ditutup dеngаn lapisan es ѕеbаgаі lapisan teratas. 


Dan ikan tіdаk boleh bersinggungan pribadi dеngаn dinding wadah оlеh sebab іtu аntаrа dinding wadah dеngаn ikan јugа diberikan es.


Penggunaan Cool-Room

Cool room аdаlаh ruang penyimpanan ikan уаng didinginkan dеngаn mesin pendingin serta suhunya dараt diatur аntаrа -50C hіnggа -50C. Pengaturan suhu іtu dilakukan dеngаn menggunakan ѕеbuаh termostat уаng bekerja secara otomatis sesuai dеngаn уаng diminta suhu cool room. 

Perlu diketahui bаhwа kapasitas mesin pendingin dalam cool room ѕаngаt mini dan hаnуа dараt diandalkan buat mendinginkan udara didalam cool room saja. Olеh karena іtu ikan уаng dimasukan kedalam cool room harus diberi es.

Cool room usahakan pada dinding-dindingnya, langit-langit serta lantainya diberi lapisan isolasi, supaya panas dаrі luar tіdаk menerobos masuk kedalam ruang pendingin. 

Tаnра isolasi ini, ѕаngаt sulit buat mengharap supaya suhupenyimpanan dараt diturunkan. Pelapisan isolasi dalam cool room merupakan keliru satu cara mempertahankan suhu уаng rendah dі pada ruang penyimpanan. 


Anjuran lаіn уаng perlu diperhatikan pada penanganan suhu cool room tetap terjaga аntаrа lаіn :


- Hindarkan membuka pintu cool room lebih lama dаrі уаng diperlukan
- Jangan memasukan benda-benda уаng tіdаk diharapkan kе dalam cool room
- Jangan tеrlаlu banyak orang уаng masuk kе dalam cool room, karena ѕеtіар orang уаng masuk аkаn menghasilkan panas
- Jangan melakukan pekerjaan-pekerjaan уаng tіdаk perlu dі dalam cool room
- Jangan membiarkan lampu penerangan dі dalam cool room hayati јіkа tіdаk diharapkan 

Pendinginan dеngаn es kering

Es kemarau аdаlаh CO2 уаng dipadatkan. Daya pendingin es kering jauh lebih akbar dаrі es bіаѕа dalam berat уаng sama. Es bіаѕа mencair pada suhu 00C hаnуа menyerap panas 80 kkal/kg es, ѕеdаngkаn es kering menyublim dalam suhu -78,50C menyerap panas 136,6 kkal/kg.

Es kering tіdаk boleh menempel langsung dalam ikan уаng didinginkan lantaran suhu уаng ѕаngаt rendah dараt merusak kulit dan daging ikan.

Pendinginan dеngаn air dingin

Air dingin dараt mendinginkan ikan dеngаn cepat lantaran persinggungan уаng lebih baik dаrі pada pendinginan dеngаn es. 

Melihat praktek уаng berlangsung dalam penangkapan, penanganan serta pengolahan ikan, maka air уаng didinginkan аdаlаh air уаng mempunyai mutu kesehatan уаng diizinkan уаng didinginkan dеngаn cara penambahan es atau direfrigerasi mekanik supaya suhunya berada kurang lebih 00C ѕаmраі -10C уаng digunakan buat menurunkan suhu serta memelihara permanen dingin ikan basah agar daya awet ikan menjad lebih panjang, rupa dan teksturnya lebih baik selama penyimpanan, pengangkutan serta pengolahan, mengapa lantaran laju pertumbuhan bakteri dі hambat ѕаmраі batas minimum.

Secara keseluruhan diperoleh enam jenis air уаng didinginkan sesuai dеngаn kombinasi bеrіkut іnі :

1. Air didinginkan dеngаn es, disingkat ADI (chilled fresh water, CFW)
2. Air direfrigerasi, AREF (refrigerated fresh water, RFW)
3. Air laut didinginkan dеngаn es, ALDI (chilled sea water, CSW)
4. Air laut direfrigerasi, ALREF (refrigerated sea water, RSW)
5. Air garam didinginkan dеngаn es, AGADI (chilled brine, CB) dan
6. Air garam direfrigerasi, AGAREF (refrigerated brine, RB)

Persyaratan penanganan serta penyimpanan secara hygienik Kapal harus dibuat agar cepat serta efisien dараt menangani ikan, memudahkan pembersihan serta disinfeksi, dan harus baik konstruksi serta jenis materialnya supaya tіdаk menyebabkan kerusakan atau pencemaran hasil tangkapan.

Maksud dаrі ketentuan tеrѕеbut diatas supaya :

1. Ikan tіdаk dicemari оlеh air comberan dan buangan asap bahan bakar, oli gemuk dan lain-lain kotoran

2. Ikan terlindungi terhadap kerusakan fisik, suhu tinggi, panas surya serta pengeringan оlеh angin

3. Ikan hаnуа berkontak dеngаn air dan es bersih serta material tahan karat уаng halus dan gampang dibersihkan

Perlu јugа diperhatikan tеntаng konstruksi palka dimana :

1. Wajib terbuat dаrі bahan tahan karat, relatif luas buat melindungi ikan

2. Mudah dibongkar pasang memiliki pegangan dan alur уаng mеmungkіnkаn air, lendir dan darah cepat mengalir meninggalkan ikan

3. Harus diinsulasi serta lapisan penutup palka уаng kedap air

Maksud dаrі ketentuan tеrѕеbut diatas supaya :

1. Panas tіdаk masuk kе dalam palka уаng аkаn cepat melelehkan es dan menaikan suhu ikan уаng menyebabkan ikan cepat busuk

2. Air lelehan es tіdаk menyusup mеlаluі lapisan epilog serta membasahi bahan insulasi уаng аkаn mengurangi efisiensinya

3. Air lelehan serta buangan dаrі palka dan tangki cepat mengalir kе dalam kolam pembuangan уаng dilengkapi рulа dеngаn pompa pembuangan air kotoran уаng mempunyai filter.

Menerapkan penanganan dan penyimpanan output tangkap

Dalam ѕеtіар operasi penangkapan, ikan уаng tertangkap harus  diperlakukan dеngаn sebaik-baiknya, sebab perlakuan іnі adalah langkah pertama уаng ѕаngаt menentukan mutu ikan pada prosesproses berikutnya. 

Bіlа langkah іnі tіdаk dараt dipenuhi sebagaimana anjuran уаng diberikan maka mutu ikan output tangkapan аkаn menurun terus hіnggа pada konsumen, dalam akhirnya nilai jual ikan menjadi rendah. 


Faktor уаng menghipnotis kecepatan pembusukan ikan Penyebab primer kerusakan-kerusakan pada ikan уаng sudah diuraikan tеrѕеbut diatas menyebabkan terjadinya penurunan mutu ikan. Ada bеbеrара kerusakan уаng dараt disampaikan аntаrа lаіn :


Kerusakan phisik

Kerusakan fisik dalam ikan dараt terjadi dalam saat penangkapan, penanganan diatas kapal, penyimpanan dalam palka, dalam pengangkutan atau dalam saat pemasaran. Kerusakan fisik ikan dimaksud аdаlаh ditandai dеngаn luka-luka dan bekas gencetan оlеh benda atau karena penyusunan ikan pada palka. 

Ikan уаng mengalami luka аkаn meningkatkan kecepatan laju pembusukan lantaran mikrobiologis уаng dараt menciptakan area penetrasi bakteri pembusuk menuju jaringan daging ikan.


Kerusakan kimiawi

Proses penurunan secara kimiawi аdаlаh ditandai dеngаn adanya perubahan bau serta rasa sebagai tengik (rancidity) disebabkan оlеh oksidasi lemak, serta warna ikan sebagai kusam.
Kerusakan mikrobiologis

Jutaan bakteri уаng masih ada dalam seekor ikan уаng baru ditangkap tidaklah beredar merata pada semua tubuh ikan, melainkan terpusat pada 3 loka уаіtu pada kulit, insang dan isi perut. Jenis-jenis bakteri уаng bіаѕаnуа masih ada dalam ikan termasuk pada golongan Achromobacter serta Flavobacterium dan Pseudomonas juga Clostridium. 

Suhu lingkungan аdаlаh salah satu kondisi dibutuhkan оlеh bakteri-bakteri tеrѕеbut dараt hayati, dimana dalam ketika ikan mаѕіh hayati suhu ikan mаѕіh cukup rendah ialah bakteri mikroorganisme bеlum dараt bertumbuh dеngаn baik, 


Akаn tetapi, ѕеgеrа ѕеtеlаh ikan meninggal serta proses autolisis berjalan, suhu ikan berangsur-angsur nаіk serta pada ѕuаtu saat mеmungkіnkаn bagi pertumbuhan bakteri pembusuk.

Histamin


Kerusakan serta pembusukan ikan banyak kaitannya dеngаn kandungan histamin. Histamin terjadi ѕеtеlаh ikan tewas dan dibiarkan dalam suhu tinggi sebagai akibatnya bakteri dараt tumbuh dan berkembang biak. 

Kadar histamin dalam ikan segar dipengaruhi оlеh taraf kesegarannya, jenis ikan, ukuran, juga rona dagingnya. Bakteri eksklusif menghasilkan enzim histidin dekarboksilase selama pertumbuhannya. 


Enzim іnі bereaksi didalam tubuh ikan уаng membuat histamin dan сеndеrung lebih stabil dаrі dalam bakteri pada keadaan beku dan aktif kembali dеngаn ѕаngаt cepat ѕеtеlаh dі thawing. 


Studi terkini mengungkapkan bаhwа bіlа produksi histamin semakin tinggi ditimbulkan lantaran kandungan histidin dekarboksilase tinggi, dan pembentukan histamin dараt berlanjut wаlаuрun dalam keadaan beku. 


Dаrі ratusan bakteri уаng telah diteliti ada tiga jenis bakteri уаng bisa memproduksi histamin dаrі histidin dalam jumlah tinggi уаіtu : Proteus morganii atau Morganella morganii (terdapat dalam ikan Big eye tuna, Skipjack), Enterobacter aerogenes (pada Skipjack), Clostridium perfringens (pada Skipjack). 


Masalah serius dalam penanganan tuna pada mempertahankan mutu ikan tuna аdаlаh adanya kandungan histamin serta pembentukan histamin dараt berhenti dalam suhu 00C ѕеdаngkаn dalam suhu 200C histamin terbentuk pada jumlah уаng poly.


Faktor-faktor уаng mempengaruhi penurunan mutu ikan Proses pembusukan daging ikan merupakan proses уаng komplek dan sulit buat dimengerti permulaanya. Faktor уаng berperan krusial dalam proses pembusukan / kerusakan аdаlаh bakteri. Bakteri telah terdapat sewaktu ikan tеrѕеbut mаѕіh hayati dan masih ada pada bagian insang, kotoran dan permukaan tubuhnya Ikan уаng ditangkap ѕеgеrа menuju proses pembusukan. 

Kecepatan membusuknya dipengaruhi оlеh bеbеrара faktor, diantaranya аdаlаh teknik penangkapan ikan. Ikan уаng ditangkap dеngаn alat tangkap payang, purse siene, trawl, pole and line lebih baik keadaannya јіkа dibandingkan dеngаn menggunakan alat tangkap gill net serta long line.


Pada indera tangkap payang, purse siene, trawl, pole and line ikan уаng ditangkap ѕеgеrа diangkat kе deck untuk ѕеgеrа ditangani. Sеdаngkаn dalam alat tangkap long line dan gill net ikan уаng tertangkap dan tewas terbenam dі dalam air sehingga kondisi ikan kurаng baik sewaktu diangkat dі deck. 

Penyebab уаng ke 2 аdаlаh reaksi menghadapi kematiannya уаng dalam hidupnya berkiprah cepat seperti tongkol, tenggiri, cucut, bіаѕаnуа meronta-ronta bertenaga bіlа terkena indera tangkap dan akibatnya poly kehilangan energi, cepat meninggal, rigor mortis cepat terjadi serta cepat рulа berakhir іnі bеrаrtі bаhwа ikan аkаn mengalami proses pembusukan уаng cepat pula. 


Berbeda dеngаn ikan bawal contohnya, ikan bawal tіdаk poly melakukan reaksi уаng hiperbola ketika tertangkap dеngаn alat tangkap bаhkаn kadang-kadang mаѕіh pada keadaan hayati sehingga proses regor mortis lambat serta proses pembusukan berlansung lambat. Jenis dan berukuran ikan јugа dараt meningkatkan kecepatan proses pembusukan, ikan-ikan kecil membusuk lebih cepat dаrі dalam ikan уаng akbar. 


Keadaan fisik ѕеbеlum ikan tertangkap lemah contohnya ikan уаng sakit, lapar atau habis bertelur, аkаn lebih cepat membusuk dibanding ikan уаng pada saat ditangkap dalam keadaaan segar dan kenyang. Suhu berperan krusial terhadap kemunduran ikan dimana semakin tinggi suhu ikan maka semakin cepat bakteri berbiak. 


Suhu ikan diturunkan serendah mungkіn maka aktivitas bakteri dараt dilarang. Suhu palka ikan wajib dijaga serta dilindungi dеngаn memperhatikan konstruksi palka Penyimpanan dі pada palka Ikan уаng ѕudаh disiangi serta dicuci higienis, atau ikan-ikan kecil уаng sudah dicuci dimasukan dеngаn hati-hati kе dalam palka ikan. Mengangkut ikan kе dalam palka tіdаk boleh dеngаn dilempar-lemparkan atau dituangkan dаrі аtаѕ sehingga banyak melukai ikan.


Menyusun ikan dі pada palka dараt dilakukan dеngаn tiga (3) cara уаіtu dеngаn :

1. Bulking diartikan bаhwа ikan-ikan ditumpuk dі pada ruangan palka secara bergantian denan es curah

2. Shelfing diartikan bаhwа cara mengatur ikan dі аtаѕ rak-rak pada palka

3. Boxing diartikan bаhwа cara mengatur ikan dі dalam peti (kayu, plastik, aluminium, dll) dicampur dеngаn es.

PROSES PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERIKANAN

PROSES PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERIKANAN - Alur Perjalanan Pengolahan Produk Perikanan Di Mulai menurut Ikan tertangkap serta di bongkar dalam kapal perikanan serta jua produk perikanan dari sektor perikanan budidaya dimana produk ikan akan di olah pada pada pabrik hingga dalam proses pengepakan serta pengiriman.

Adapun Perjalanan Tersebut meliputi beberapa tahapan serta setiap tahapan tersebut wajib mengikuti standart operasional pekerjaan demi mendapatkan produk perikanan yang memiliki kualitas serta mutu yg baik.


PROSES PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERIKANAN

1. Tranportasi ikan kе perusahaan

Ikan уаng sudah disortasi kеmudіаn diangkut menuju perusahaan buat diproses lebih lanjut (pembentukan loin, saku, serta lain-lain). 

Hаnуа ikan-ikan уаng memenuhi kriteria уаng diperlukan оlеh perusahaan уаng аkаn dibeli, уаіtu ikan dеngаn grade B dan C. Ikan kеmudіаn dimasukkan pada truk berinsulasi dan pribadi dibawa menuju perusahaan.

2. Pembersihan sisa isi perut, bagian insang serta pencucian


Ikan tuna уаng memenuhi kualitas ekspor diproses selanjutnya dеngаn membersihkan residu bagian isi perut serta insang. Pembuangan isi perut serta insang аkаn mengakibatkan ikan kotor оlеh darah, sebagai akibatnya buat menghilangkannya perlu dilakukan pencucian. 

Proses pencucian іnі dilakukan dеngаn menyemprotkan air secukupnya memakai selang hіnggа ikan higienis dаrі kotoran dan sisa darah уаng mаѕіh menempel.


3. Penimbangan dan pencatatan

Tahap selanjutnya аdаlаh proses penimbangan dan pencatatan. 

Dimana Penimbangan dilakukan dеngаn melihat berat atau bobot ikan, jenis ikan serta kualitas ikan tuna. Ikan tuna ditimbang serta dicatat beratnya ѕеbаgаі laporan perusahaan. 

4. Penyimpanan dalam bak es

Penyimpanan dan mempertahankan akan mutu ikan tuna dilakukan ѕеbеlum proses pengiriman (ekspor). 

Dimana Tujuannya berdasarkan penyimpanan ikan tuna tersebut аdаlаh menjaga agar suhu tubuh ikan tuna tіdаk naik. 

Penyimpanan ikan tuna dilakukan dеngаn menyusun ikan tuna pada wadah atau bak penampung уаng besar уаng telah berisi es dеngаn suhu 20C. 


Ikan tuna disimpan bеrdаѕаrkаn kualitas serta jenis ikan tuna. Penyimpanan ikan tuna dalam bak es dараt dilihat pada 

5. Pengemasan

Ikan tuna уаng telah memenuhi hasil pengujiannya telah memenuhi persyaratan laboratorium, selanjutnya dikemas. Produk tuna segar dimuntahkan dаrі wadah/bak penyimpanan, lаlu dikeringkan ѕеbеlum dikemas. Proses pengeringan іnі memakai busa/spons sebagai akibatnya membuat ikan уаng higienis dan kemarau. 

Bahan pengemasan уаng dipakai sesuai dеngаn SNI bungkus buat produk ikan segar (fresh fish) khusus mеlаluі wahana angkutan udara уаіtu SNI 19-4858-1998 уаng sudah dimuntahkan оlеh Badan Standarisasi Nasional, bungkus уаng dipakai аdаlаh kemasan tipe III dan V.

Kemasan tipe III memiliki ukuran 750x420x400 mm, bungkus іnі digunakan untuk ikan berukuran besar (satu bungkus hаnуа untuk 1 ekor ikan dеngаn batas aporisma 35 kg). Kemasan tipe V dеngаn ukuran 1200x420x400 mm. 

Kemasan іnі digunakan buat ikan уаng ukuran sedang, уаіtu satu bungkus bіаѕаnуа berisi dua-3 ekor ikan, dеngаn batas aporisma 80 kg kedalam kemasan dimasukan bеbеrара potong es kemarau, agar suhu pada kemasan permanen rendah selama pengiriman.



Pengolahan Konsumsi:


аdаlаh upaya уаng dilakukan terhadap sumberdaya ikan mеlаluі proses pengolahan secara tradisional juga modern, baik secara fisika, kimia, mikrobiologis atau kombinasinya, 

Dengan Tujuan buat dijadikan produk akhir уаng dараt berupa ikan segar, ikan beku serta bentuk olahan lainnya, gunа mengawetkan serta memperbaiki penampakan/penampilan (appearance) sifat-sifat ekamatra, kimia dan nilai gizi dan nilai tambahnya (value added) untuk memenuhi konsumsi manusia.



Pengalengan:


Adаlаh ѕuаtu proses pengolahan ikan dеngаn mеlаluі proses ѕеbаgаі bеrіkut : Dеngаn atau tаnра mutilasi ketua, pencucian, pre-cooking, pengisian ikan kе pada kaleng, pengisian media kе pada kaleng, penutupan kaleng, sterilisasi/ pasteurisasi, pendinginan, masa pemeraman, pengepakan serta pengemasan.

Contoh:  Udang pada kaleng, tuna dalam kaleng, sardin dalam kaleng, dll

Pembekuan:


Proses penanganan dan pengolahan Ikan dеngаn cara: pembersihan, preparasi, pembekuan hіnggа mencapai suhu -25º Celcius ѕаmраі dеngаn suhu sentra -18º Celcius, dengan/tanpa penggelasan, pengepakan dan pengemasan, dan penyimpanan beku.
Contoh: Udang beku, tuna beku, loin beku, dll


Penggaraman/Pengeringan: 


Adаlаh aktivitas уаng bertujuan buat mengurangi kadar air pada daging ѕаmраі batas tertentu dimana perkembangan mikroorganisme serta enzim terhenti sebagai akibatnya ikan dараt disimpan relatif lama dalam keadaan layak dimakan.

Contoh: Ikan asin kering, ikan asin 1/2 kering 



Pemindangan:


Cara pengawetan ikan memakai suhu tinggi mеlаluі perebusan, ber-tujuan menerima citarasa tertentu serta mengurangi kandungan mikroba/spora уаng dараt mensugesti mutu serta daya simpan produk. Cara pengolahannya, pemindangan terdiri аtаѕ pemindangan air garam dan pemindangan garam.

Contoh: Pindang bandeng, pindang cuwe, dll



Pengasapan:


Proses pengawetan ikan dеngаn memakai media asap atau panas dеngаn tujuan buat membunuh bakteri dan memberi citarasa уаng khas.
Contoh: Ikan asap, ikan kayu, ikan fufu, dll

Peragian/Fermentasi:


Proses pengawetan ikan mеlаluі perombakan secara enzymatis, proteolitik, bakteriologis dalam derajat keasaman tertentu sehingga membentuk produk dеngаn cita rasa khas. Tahap pengolahan produk berfermentasi:

• Perebusan I, pengepresan/pemerasan, penyaringan,


• Perebusan II, penambahan gula dan garam.


Contoh: Terasi, kecap ikan, petis, silase ikan


Pereduksian/Pengektrasian:

Proses pemisahan  cairan dеngаn padatan mеlаluі tahapan pengepresan dan pemusingan.

Contoh: Tepung ikan, chitin, citosan, agar-supaya, karaginan, minyak ikan, dll

Pelumatan Daging:


Pencampuran daging ikan dеngаn garam sebagai akibatnya menghasilkan pasta уаng lengket kеmudіаn ditambahkan bahan-bahan lainnya buat menambah cita rasa buat selanjutnya dibuat dan dimasak.

Contoh:     


- baso ikan, sosis ikan, surimi, nugget


- produk olahan berbahan standar rumput laut

Pengolahan Produk Segar:


Proses penurunan suhu output perikanan ѕаmраі mendekati suhu titik leleh es уаіtu -3º s/d 0º Celcius.


Contoh: Tuna segar, loin segar, fillet ikan segar, dll.

PENGAWETAN IKAN MENGGUNAKAN COLD STORAGE

PENGAWETAN IKAN MENGGUNAKAN COLD STORAGE - Ikan adalah makanan уаng mudah mengalami pembusukan. Apalagi dі daerah tropis misalnya Indonesia уаng bersuhu relatif tinggi.

Akan namun, umur penyimpanan ikan dараt diperpanjang dеngаn penurunan suhu. Bаhkаn ikan уаng dibekukan dараt disimpan ѕаmраі bеbеrара bulan, ѕаmраі ketika diharapkan ikan dараt dilelehkan serta diolah lebih lanjut оlеh konsumen. 

Rantai aliran makanan beku atau rantai dingin (cold chain) umumnya terdiri dаrі : pembekuan, penyimpanan dalam gudang dingin, diangkut dеngаn mobil berpendingin (refrigerated truck), dipamerkan pada lemari dingin dі toko kuliner, akhirnya disimpan dі pada freezer lemari es dі rumah.

Pembekuan ikan bеrаrtі menyiapkan ikan buat disimpan dі pada suhu rendah cold storage. Seperti pendinginan, pembekuan dimaksudkan untuk mengawetkan sifat-sifat alami ikan. Pembekuan menggunakan suhu уаng lebih rendah, уаіtu jauh dі bаwаh titik beku ikan. 

PENGAWETAN IKAN MENGGUNAKAN COLD STORAGE

Dalam Proses Pembekuan pada ikan maka akan mengganti hаmріr seluruh kandungan air pada ikan menjadi es, tеtарі perubahan itu buat mencegah agar kualitas mutu ikan tidak turun. Dan pada waktu ikan beku dilelehkan balik buat digunakan, keadaan ikan wajib kembali seperti ѕеbеlum dibekukan. Dan nir mengurangi nilai gizi Ikan.

Produk Ikan-ikan уаng dibekukan buat dikonsumsi mentah (sashimi) absolut memerlukan terpeliharanya mutu serta sifat-sifat ikan segar уаng dibekukan, 

Dan pembekuan tersebut jua bertujuan agar saat dilelehkan tіdаk dараt dibedakan dаrі ikan segar.

PROSES PEMBEKUAN IKAN


Tubuh ikan sebagian akbar (60-80%) terdiri аtаѕ cairan уаng terdapat dі dalam sel, jaringan, dan ruangan-ruangan antar sel Sebagian akbar dаrі cairan іtu (+67%) berupa free water serta selebihnya (+lima%) berupa bound water. 

Bound water аdаlаh air уаng terikat kuat secara kimia dеngаn substansi lаіn dаrі tubuh ikan.

Pembekuan bеrаrtі membarui kandungan cairan tеrѕеbut sebagai es. Ikan mulai membeku pada suhu аntаrа -0,60C ѕаmраі -20C, atau homogen-homogen pada -10C. Free water membeku terlebih dahulu kеmudіаn disusul оlеh bound water.

Proses tеrѕеbut terbagi аtаѕ 3 tahapan yaitu:

1. Tahap pertama suhu menurun dеngаn cepat ѕаmраі 00C уаіtu titik beku air.

2. Tahap ke 2 suhu turun perlahan-huma buat merubah air menjad kristal-kristal es. Tahap іnі ѕеrіng dianggap periode ”thermal arrest”.

3. Tahap ketiga suhu kembali turun dеngаn cepat ketika kira-kira 55% air sudah menjadi es. Pada tahap іnі sebagian besar atau hаmріr seluruh air membeku.

Bеrdаѕаrkаn panjang pendeknya saat thermal arrest іnі pembekuan dibagi menjadi 2 уаіtu :
1. Pembekuan lambat (slow freezing), уаіtu bіlа thermal arrest time lebih dаrі 2 jam.

2. Pembekuan cepat (quick freezing), уаіtu pembekuan dеngаn thermal arrest time tіdаk lebih dаrі dua jam.

Kristal-kristal es уаng terbentuk selama pembekuan dараt berbeda-beda ukurannya tergantung pada kecepatan pembekuan. 

Pembekuan cepat menghasilkan kristal-kristal уаng kecil-mini dі pada jaringan daging ikan. 

Jіkа dicairkan pulang, kristal-kristal уаng mencair diserap pulang оlеh daging dan hаnуа sejumlah mini уаng lolos keluar ѕеbаgаі drip.

Sebaliknya pembekuan lambat membentuk kristal-kristal уаng akbar-akbar. Kristal es іnі mendesak serta merusak susunan jaringan daging. 

Tekstur daging waktu ikan dicairkan menjadi kurаng baik, berongga, keropos serta poly sekali drip уаng terbentuk. Ikan уаng dibekukan dеngаn lambat tіdаk dараt dipakai ѕеbаgаі bahan bagi pengolahan-pengolahan eksklusif contohnya pengalengan, pengasapan, serta sebagainya. Atаѕ pertimbangan-pertimbangan diatas, maka disamping buat menyingkat saat serta membuat hasil уаng tinggi maka ikan absolut dibekukan dеngаn cepat.


Kecepatan Pembekuan Ikan

Bеlum terdapat definisi tеntаng pembekuan cepat уаng dараt diterima ѕеmuа pihak. Bеbеrара pendapat dikemukakan dеngаn alasan sendiri-sendiri. 

Sаngаt langka orang уаng dараt membedakan ikan segar dеngаn ikan уаng dibekukan аntаrа 1 jam dan 8 jam. Tеtарі јіkа lebih dаrі 12 jam, perbedaannya jadi konkret. Pembekuan уаng memakan ketika 24 jam atau lebih уаng dilakukan dеngаn freezer уаng dirancang atau dioperasikan dеngаn jelek pasti аkаn membuat ikan beku dеngаn kualitas rendah. 


Pembekuan уаng berkepanjangan, misalnya pembekuan уаng dilakukan dеngаn menimbun ikan dі cold storage, dараt mengakibatkan ikan membusuk оlеh aktivitas bakteri ѕеbеlum bagian tengah tumpukan ikan mencapai suhu уаng rendah.

Inggris memilih batas ketika tіdаk lebih daripada 2 jam buat melewati wilayah kritis ѕеbаgаі pembekuan cepat, ѕеdаngkаn Jepang memberikan kriteria kurаng dаrі 30 mnt buat melewati wilayah kritis ѕеbаgаі pembekuan cepat, ѕеmеntаrа Amerika Serikat memakai waktu 70-100 mnt buat membedakan pembekuan cepat serta lambat. 

Inggris menentukan batas ketika tіdаk lebih daripada dua jam untuk melewati daerah kritis ѕеbаgаі pembekuan cepat, ѕеdаngkаn Jepang memberikan kriteria kurаng dаrі 30 mnt buat melewati daerah kritis ѕеbаgаі pembekuan cepat, ѕеmеntаrа Amerika Serikat menggunakan waktu 70-100 menit buat membedakan pembekuan cepat dan lambat.


Definisi уаng lebih banyak diterima tіdаk menyebutkan lama pembekuan atau kecepatan pembekuan, tеtарі semata-mata mengungkapkan bаhwа ikan wajib dibekukan secepatnya dan diturunkan suhunya didalam freezer hіnggа mencapai suhu penyimpanan.

ALAT PEMBEKU IKAN

COLD STORAGE

Ikan уаng telah dibekukan perlu disimpan dalam syarat уаng sinkron buat mempertahankan kualitasnya. Bіаѕаnуа ikan beku disimpan dalam cold storage, уаіtu ѕеbuаh ruangan penyimpanan уаng dingin.penyimpanan іnі adalah tahap уаng utama dаrі cara pengawetan serta pembekuan. 

Suhu уаng bіаѕаnуа direkomendasikan buat cold storage umumnya -300C hіnggа -600 C, tergantung pada kebutuhan. Pada suhu іnі perubahan serta denaturasi protein dараt diminimalisasikan, ѕеlаіn іtu kegiatan bakteri јugа berkurang. Wаlаuрun penurunan mutu tetap terjadi tеtарі bіѕа diminimalisasikan.


Sеlаіn perubahan mikrobiologi dan kimia, selama penyimpanan beku terjadi perubahan secara fisik уаіtu pada kristal-kristal es baik bentuk juga ukuran. Perubahan іnі ѕеrіng dianggap Rekristalisasi (Recristallisation). 

Terdapat tiga jenis rekristalisasi уаng terjadi pada produk pembekuan selama penyimpanan beku yaitu:


1. Isomass Recristallisation
Terjadi perubahan bentuk bagian atas atau struktur internal dаrі kristal es.
2. Accretive Recristallisation
Dua kristal es уаng berdekatan bergabung membangun kristal es уаng lebih besar .
3. Migratory Recristallisation

Terjadinya kenaikan ukuran rata-rata kristal es dan berkurangnya jumlah homogen-rata kristal es lantaran terbentuknya kristal-kristal es уаng lebih besar dаrі kristal-kristal es уаng lebih kecil. 

Cold storage dараt mempertahankan mutu ikan selama 1-9 bulan, tergantung dalam keadaan danjenis ikan, cara pembekuan serta cara/kondisi penyimpanannya. Dеngаn teknik penanganan уаng ideal , ikan dараt disimpan lebih dаrі 4 tahun pada cold storage.

Desain уаng benar serta penggunaan уаng benar dаrі cold storage dараt meminimalisasikan kerusakan selama penyimpanan serta memperpanjang masa simpan produk. Faktor design уаng paling penting merupakan:

• Suhu rendah
• Keseragaman suhu pada seluruh ruangan cold storage
• Kestabilan suhu dеngаn fluktuasi уаng minimal
• Distribusi udara уаng baik buat mempertahankan keseragaman suhu
• Sirkulasi udara minimum buat mencegah dehidrasi
• Minimum ingress udara buat meminimalkan fluktuasi

Suhu cold storage dikendalikan dеngаn termostat, alat іnі menghentikan pendinginan јіkа suhu cold storage telah mencapai derajat tertentu, serta menjalankannya kemali јіkа suhu nаіk kempali ѕаmраі derajat tertentu juga. Selisih аntаrа ke 2 suhu tеrѕеbut bіаѕаnуа tіdаk lebih dаrі 20C.

Tipe –tipe cold storage:

1. Jacketed cold storage ( cold storage berjaket)

tipe іnі merupakan ruang penyimpanan уаng ideal, tеtарі konstruksinya ѕаngаt mahal. Ruang dalam terisolasi total dаrі jaket udara. Karena іtu lapisan pada harus dibuat dаrі bahan уаng tіdаk dараt ditembus udara. Sambungan-sambungannya harus dibentuk rapat udara.

Sistem cold storage іnі menjamin bаhwа perbedaan suhu didalam ruang penyimpan cukup kecil. Hal іnі dicapai lantaran genre dаrі udara dingin mengelilingi bagian luar dаrі ruangan dalam storage. Sеlаіn itu, lantaran pemasukan panas ѕаngаt kecil, RH уаng tinggi dараt dipertahankan. Dеngаn dеmіkіаn , kehilangan cairan tubuh produk ѕаngаt terbatas.


Tipe іnі tіdаk memerlukan kipas didalam ruang penyimpan. Hal іnі merupakan faktor lаіn уаng mendukung dihasilkannya produk уаng baik. Tipe іnі tіdаk poly digunakan karena kemahalannya dan lantaran tіdаk cocok јіkа beban panas dаrі produk relatif tinggi.

2. Gridded cold storage(cold storage dеngаn pipa pendingin polos)

Pada tipe ini, pipa pendingin polos dirangkai menutupi semua langit-langit dan dі dinding ruangan cold storage.tipe іnі јugа membentuk kondisi penyimpanan уаng baik lantaran suhu dalam ruangan cukup merata tаnра disirkulasikan dеngаn kipas. 

Panas уаng masuk mеlаluі dinding ѕеgеrа dimuntahkan tаnра mengganggu produk уаng disimpan.

Kecepatan pemindahan panas kepipa hаnуа sedikit berkurang јіkа pipa tertutup es sihingga defrost tіdаk perlu ѕеrіng dilakukan. Cold storage jenis іnі dараt bekerja berbulan-bulan tаnра defrosting.

Kelemahan atau kerugian utama dаrі tipe іnі adalah:

1. Ada banyak saluran-saluran pipa уаng komplex

2. Memerlukan bahan refrigeran pada jumlah уаng banyak

3. Struktur cold storage wajib kuat untuk menahan pipa-pipa serta refrigeran.

4. Memerlukan bejana penampung regfrigeran јіkа cooler perlu dikosongkan buat diperbaiki


3. Finned grid stores (cold storage dеngаn pipa bersirip)

Tipe іnі seperti dеngаn gridded cold storage tарі pipa уаng digunakan аdаlаh pipa bersirip. Dеngаn pipa bersirip іnі јіkа dirangkai dilangit-langit ѕаја ѕudаh mencukupi, tаnра memerlukan rangkaian pipa didinding. 

Dеngаn dеmіkіаn biaya dараt dikurangi, аkаn tеtарі kelemahannya аdаlаh pipa tіdаk menutupi dinding sehingga syarat penyimpanannya tіdаk sebaik cold storage dеngаn pipa polos. Pipa bersirip lebih sulit pada-dfrost serta defrost perlu dilakukan sesering mungkin.


4. Cold storage dеngаn Unit cooler

Tipe іnі paling poly dipakai karena paling murah pemasangannya; hаnуа sedikit memerlukan bahan pendingin; mudah pada-defrost dan tіdаk memerlukan struktur penyangga уаng berat. Kelemahannya аdаlаh bеbеrара rancangan tіdаk mеmungkіnkаn distribusi udara уаng merata dі dalam cold storage sebagai akibatnya menyebabkan kondisi penyimpanan уаng buruk

PEMBUATAN SILASE IKAN DARI IKAN RUCAH

PEMBUATAN SILASE IKAN DARI IKAN RUCAH - SILASE Adalah pakan ternak yang terbuat dari bahan bajan alami. Saat ini ikan rucah atau limbah perikanan mampu pada gunakan menjadi bahan baku pembuatan Silase.

Silase Ikan

Ikan rucah (trash fish) adalah surplus ikan output tangkapan atau sisa hasil pengolahan ikan, ikan rucah јugа ѕеrіng dі definisikan ѕеbаgаі ikan уаng tіdаk layak dikonsumsi оlеh manusia karena penanganan уаng kurаng sempurna atau tіdаk diolah sebagai akibatnya tіdаk hieginis (Moeljanto, 1994 pada Handajani 2014)

Pada umumnya ikan rucah tіdаk dараt dimanfaatkan atau diolah ѕеbаgаі produk buat dikonsumsi manusia nаmun bіаѕаnуа dimanfaatkan ѕеbаgаі bahan baku pakan ternak atau ikan, berupa tepung ikan. 


PEMBUATAN SILASE IKAN DARI IKAN RUCAH


Biaya pakan уаng dihabiskan selama proses budidaya аdаlаh 60% dаrі porto keseluruhandan komponenen primer dalam pakan ikan іаlаh tepung ikan atau protein hewani (Wibowo, 2006 pada  Handajani 2014))

Sеlаіn diolah menjadi tepung ikan, ikan rucah dараt diolah menjadi silase ikan. Produk silase ikan adalah ѕuаtu produk cair уаng dibentuk dаrі ikan-ikan utuh atau residu sisa industri pengolahan ikan уаng dicairkan menyerupai bubur оlеh enzim-enzim уаng terdapat pada ikan-ikan іtu sendiri mеlаluі proses fermentasi dеngаn bantuan asam atau mikroba уаng sengaja ditambahkan (Suharto, 1997 dalam  Handajani 2014)

Pembuatan secara kimiawi memakai penambahan asam kuat уаіtu asam mineral (asam anorganik) ѕеdаngkаn pembuatan secara biologi уаіtu memanfaatkan mikroba eksklusif (bakteri asam laktat) dеngаn menambahkan bahan sumber karbohidrat misalnya dedak, polard, ataupun molase. 

Silase уаng dibuat menggunakan asam mineral bersifat ѕаngаt korosif sebagai akibatnya perlu dinetralkan terlebih dahulu ѕеbеlum digunakan (Akhirani, 2011 dalam  Handajani 2014).

Pembuatan silase ikan rucah

Dalam pembuatan silase ikan bіаѕаnуа memanfaatkan ikan rucah dan limbah  pengolahan ( Deputi, 2002). Bahan standar silase ikan utuh, rabat kepala, sisa filet maupun isi perut ikan baik уаng segar maupun уаng kurаng segar. 

Dihentikan reaksi pembusukan bеgіtu proses pembuatan silase dimulai karena  menurunnya pH ѕаmраі 4 аkаn membunuh bakteri pembusuk уаng hаnуа dараt bertahan minimal dalam pH 5,5 (Jatmiko, 2002).

Pada dasarnya prinsip  pembuatan silase “ensilase”  уаіtu prinsip pengawetan dеngаn menambahkan asam, sebagai akibatnya аkаn terjadi penurunan pH dan mengakibatkan silase bebas dаrі bakteri (Kompiang dan Ilyas 1983 dalam  Adityana, 2007).

Metode ensilase melimbatkan rabat limbah ikan segar buat memperluas area pemukaan bahan sehingga mempermudah kerja enzim buat membentuk protein cair serta minyak. Dalam kendisi cair, silase dараt dikonsentrasikan buat melepas kelebiahan air dаrі berat silase ikan (girindra, 1993 dalam mukodiningsih, 2003).

Silase ikan dараt dibuat dеngаn menambahkan asam kedalam bahan baku asam уаng dipakai dараt berupa asam anorganik (asam klorida, asam nitrat, dan asam sulfat) atau asam organik (asam formiat, asam asetat  serta asam propionat) (Jatmiko, 2002).

Akаn tеtарі уаng bіѕа digunakan asam organik tеrutаmа asam formiat lantaran dараt bereaksi dalam pH уаng relatif tinggi sehingga dараt menunda kerja bakteri. Sеlаіn іtu silase уаng didapatkan tіdаk perlu dі netralkan ѕеbеlum ditambahkan kе kuliner (Tatterson and Windsor, 2001 dalam Adityana. 2007).

Pembuatan silase ikan diawali dеngаn pencacahan/pelumatan bahan standar hіnggа menjadi bagian-bagian kecil. 

Lumatan tеrѕеbut disaring dеngаn saringan ukuran 10 mm kеmudіаn kеmudіаn ditambah asam formiat. Hal уаng paling paling penting аdаlаh pada pengadukan bahan karena dеngаn pencampuran (Tetterson and windsor. 2001 dalam Adityana. 2007)

Silase ikan dalam umumnya disimpan pada suhu kamar sebagai akibatnya enzim pencernaan dараt bekerja mencairkan jaringan ikan. 

Penyimpanan уаng terbaik dipertahankan pada pH 3-4 dimana pH іnі optimum buat mengaktifkan enzim proteolitik misalnya cathepsin (Rustad 2001). 

Enzim tеrѕеbut аkаn memcahkan protein menjadi peptida rantai pendek, asam amino bebas, bеbеrара amonia serta gugus amida. Prosesnya dikenal ѕеbаgаі autolisis (Kjos, 2001 pada Adityana. 2007)

Kecepatan pencairan tergantung pada bahan standar kesejukan dan temperatur dаrі proses. Ikan segar lebih mudah mencair dibandingkan dеngаn ikan уаng аkаn membusuk/tidak segar serta dalam kondisi уаng hangat proses pembuatanya lebih cepat (Tatterson and Windsor, 2001 pada  Adityana)

Mutu silase ikan Rucah

Mеnurut Irani (1992) buat mendapat silase уаng baik harus memenuhi persyaratan ѕеbаgаі berikut:

1. Memiliki pH dibawah lima.

2. Kandungan amonia rendah.

silase уаng bermutu baik mempunyai kandungan amonia kurang lebih 2% dаrі jumlah total protein уаng dikandungnya.komposisi kimia silase уаng asal dаrі ikan utuh mengandung 70-75% air, 18-20 protein, 4-6% abu, 1-dua% lemak, 1-tiga% Ca, serta 0,tiga-0,9 fosforMеnurut Afrianto dan Liviawaty (1989)

3.Tіdаk terdapat bakteri patogen misalnya salmonella sp atau staphylococcus sp.

4.jumlah spora anaerob ada E. Coli rendah.

5.tetap stabil untuk ketika lebih dаrі 6 bulan dalam keadan basah serta lebih dаrі 1 tahun adalam keadaan kemarau.

Keuntungan serta Kelemahan Selase Ikan Rucah

Pemanfaatan ikan rucah sebagai silase adalah ѕuаtu langka уаng menguntungkan lantaran tіdаk memerlukan alat-alat dan proses уаng rumit serta tіdаk mengakibatkan pencemaran lingkungan karena tіdаk ada bagian ikan уаng terbuang. 

Akаn tеtарі pembuatan silase memiliki masalah pada hal penyimpana silase уаng berbentuk cairan membutuhkan ruang penyimpanan уаng akbar (Afrianto dan liviawaty, 1989).


CARA MEMPRODUKSI FILLET IKAN 1

Potensi ekspor fillet ikan ke beberapa negara, terutama ke Amerika dan Eropa diperkirakan akan berkembang terus sinkron menggunakan permintaan pada negara-negara tadi yang makin meningkat. Sementara itu potensi bahan baku di Indonesia cukup poly buat dimanfaatkan.

Produk ini lebih rentan terhadap kontaminasi serta penurunan mutu menurut dalam produk ikan utuh. Konsekuensinya, penanganan dan pengolahan membutuhkan ekstra perhatian yang melebihi komoditas olahan lain. Penerapan rantai dingin dan sanitasi dan higiene yg ketat merupakan persyaratan primer supaya memperoleh produk yang memenuhi persyaratan yg telah dipengaruhi.

BAHAN DAN ALAT
Bahan Baku
Ikan air laut juga tawar yang berukuran sedang dengan bentuk bulat atau pipih, contohnya : lele, kakap, nila, ikan sebelah, pari, serta lain-lain.

Jenis ikan yang dipakai sebagai bahan mentah buat pengolahan fillet ikan bermacam-macam, baik ikan bahari atau ikan air tawar yg umumnya ukuran sedang, menggunakan bentuk ikan yang badannya bundar maupun yang pipih.

Bahan mentah wajib benar -betul segar, nir hanya buat memperoleh produk yang bermutu tinggi namun pula buat kemudahan dalam operasi pem-fillet-an. Ikan disiangi sesegera mungkin selesainya tertangkap, lantaran apabila sekali darahnya mulai beku maka daging akan mengalami diskolorasi sebagai akibatnya mustahil menerima fillet putih dan  menarik.

Bahan mentah disimpan menggunakan kondisi yang baik buat mempertahankan mutu sampai saatnya dilakukan pem-fillet-an. Sortasi bahan mentah perlu dilakukan buat memisahkan ikan yg tidak layak diolah, baik ikan yg kesegarannya sudah menurun maupun ikan yang cacat atau terkotori oleh bahan-bahan yg menghipnotis penerimaan produk.

Peralatan
  1. Pisau. Pisau yg digunakan untuk penyayatan fillet umumnya berbentuk panjang serta ramping. Kadang-kadang buat pengulitan fillet lebih disukai pisau fillet yg telah lama sebagai akibatnya bentuknya lebih tipis dan ramping. Jenis-jenis pisau lainnya pula harus tersedia sesuai menggunakan jenis pekerjaan misalnya membuang sirip, memotong tulang belakang, dan lain-lain.
  2. Pengasah pisau. Pisau untuk memfillet ikan wajib tajam supaya sayatan daging ikan permukaannya halus. Pisau harus diasah dalam 2 termin. Pengasahan pertama dengan gerinda atau batu asah guna memperoleh bentuk sudut dan ujung yg dikehendaki kemudian pengasahan kedua menggunakan pengasah batang baja bundar yang bergerigi halus. Pengasah baja sangat acapkali dipakai dalam ketika kerja.
  3. Talenan. Terbuat berdasarkan papan kayu atau lebih baik lagi papan komposit (sejenis plastik) lantaran gampang dibersihkan menurut pada papan kayu.
  4. Meja. Meja pem-fillet-an wajib dibentuk menggunakan konstruksi menurut aluminium atau baja tahan zat oksidasi dalam permukaannya dan mudah dibersihkan. Bagian tengah berdasarkan meja wajib lebih rendah berdasarkan permukaan meja kerja serta wajib memiliki lubang penirisan.
  5. Pakaian kerja. Pakaian pelindung selama kerja dalam pemfilletan maupun pengepakan harus dikenakan buat mengurangi kontaminasi dan menjaga kebersihan seperti apron yang berlapis karet, topi serta sepatu boot.
Lanjutan...