FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN PADA IKAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN PADA IKAN - Dalam setiap operasi penangkapan, ikan yg tertangkap harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya, lantaran perlakuan ini adalah langkah pertama yang sangat memilih mutu ikan pada proses berikutnya.


Untuk Mendapatkan Keuntungan yg berlebih, nelayan mengharapkan output yg baik menurut kualitas serta kuantitas. 


Walaupun masih poly nelayan yg mementingkan Kuantitas saja tanpa melihat betapa poly keuntungan jika ikan selalu pada jaga kualitasnya.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN PADA IKAN


Cara Menjaga kualitas ikan merupakan menggunakan mencegah adanya pembusukan ikan, Untuk tindakan mencegah inilah maka nelayan perlu mengetahui apa saja faktor yang Mempengaruhi Pembusukan Ikan.



Ikan yang ditangkap akan segera membusuk, kecepatan pembusukan dipengaruhi sang beberapa faktor berikut:

1. Cara Penangkapan

Ikan yang tertangkap dengan playing, pole & line, trawl akan lebih baik keadaanya jika dibandingkan menggunakan yang ditangkap dengan gill net, long line, dan sebagainya.

2. Reaksi ikan menghadapi kematian

Ikan – ikan yang keras menghabiskan poly tenaganya pada menghadapi kematiannya, lebih cepat busuk daripada ikan yang mati menggunakan damai  atau cepat.

3. Jenis dan ukuran ikan

a) Kecepatan pembusukan tidak sama pada setiap jenis ikan, lantaran perbedaan komposisi kimianya. 

b) Ikan yg ukuran kecil cepat membusuk berdasarkan dalam ikan yg berukuran besar .

4. Keadaan fisik sebelum ditangkap

a) Keadaan fisik disaat yg tertangkap serta konsidinya Ikan yang sangat kenyang akan makanan saat ditangkap, 

Setelah pada lakukan pembedahan maka terlihat perut dan dinding perutnya segera diurai oleh enzym isi perut dan akan menyebabkan perubahan rona. 

b) Ikan yang syarat physiknya lemah, contohnya ikan yang sakit, lapar atau habis bertelur, akanlebih membusuk.

5. Keadaan Cuaca

Udara yg panas, suhu air yg tinggi, bahari yang banyak gelombang, akan meningkatkan kecepatan pembusukan.

6.cara penanganan serta penyimpanan

Jika ikan pada keadaan rigor diperlakukan dengan kasar, contohnya ditumpuk terlalu banyak, terinjak, terlempar, dan sebagainya, 

proses pembusukannya akan berlangsung lebih cepat. Pembusukan dapat dicegah atau diperlambat jika ikan disiangi dan disimpan dalam suhu yang cukup rendah.

Penurunan Mutu Ikan Oleh Pengaruh Fisik

Penurunan mutu ikan pula dapat terjadi oleh impak fisik. Misal kerusakan oleh alat tangkap saat ikan berada pada dek, pada atas kapal serta selama ikan disimpan pada palka. 

Kerusakan yang dialami ikan secara fisik ini ditimbulkan lantaran penanganan yang kurang baik. Sehingga menyebabkan luka-luka dalam badan ikan dan ikan sebagai lembek. Hal-hal ini bisa ditimbulkan lantaran :

- Terlalu lamanya ikan  berada pada  jaring, misal pada jaring trawl, penarikan trawl terlalu lama . Kondisi ini dapat mengakibatkan ketua atau ekor menjadi luka atau patah.

- Pemakaian alat, semisal ganco atau sekop terlalu kasar, sebagai akibatnya melukai badan ikan serta ikan dapat mengalami pendarahan.

- Penyimpanan pada palka terlalu lama .

- Penanganan yang ceroboh sewaktu penyiangan, mengambil ikan berdasarkan jaring, sewaktu memasukkan ikan pada palka, serta membongkar ikan berdasarkan palka.

- Daging ikan juga akan lebih cepat sebagai lembek, jika kena sinar matahari.

Untuk Itu Agar Mutu Ikan terjaga menggunakan baik maka di perlukan pendinginan pada ikan. 

Begitu Besar fungsi dan manfaat pendinginan buat industri perikanan maka nelayan serta pelaku bisnis wajib mengetahui serta memahaminya. 


Silahkan baca


Manfaat Pendinginan Untuk Industri Perikanan.


- 8 Ciri Ciri Ikan Segar

Sumber : Materi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

Semoga Bermanfaat...

FAKTORFAKTOR YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN DAN TINGKATAN MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM PERUASAHAN

Faktor-faktor Yang Menyebabkan Perubahan serta Tingkatan Manajemen Perubahan dalam Peruasahan.
Dalam suatu perubahan dalam institusi usaha (perusahaan) tentunya dipengruhi sang faktor internal juga eksternal yg terdapat. Perusahaan apabila ingin survive dan sanggup bersaing dalam global bisnis ketika ini tentunya senantiasa wajib melakukan perubaha-perubahan yg dapat mengadopsi kebutuhan perubahan itu. Sehingga akan bisa bersaing dan bertahan pada menghadapi persaingan yg semakin ketat dewasa ini.

Dalam memahami serta mencermati faktor-faktor yang mengakibatkan peruabahan ini maka perlu diketahui jua konsep berdasarkan peruabahan dimaksud.
Konsep Perubahan Organisasi

Semua organisasi wajib berubah lantaran adanya tekanan pada pada lingkungan internal juga eksternal. Walaupun perubahan yg terjadi lebih pada lingkungan, tetapi pada umumnya menuntut perubahan lebih pada organisasional, serta organisasi-organisasi sanggup melakukan lebih banyak perubahan ataupun lebih sedikit. Organisasi-organisasi sanggup merubah tujuan dan taktik-strategi, teknologi, desain pekerjaan, struktur, proses-proses, serta orang. Perubahan-perubahan pada orang senantiasa mendampingi perubahan-perubahan pada faktor-faktor yang lain.
Proses perubahan pada umumnya meliputi perilaku serta perilaku ketika ini yang unfreezing, perubahan-perubahannya dan akhirnya kepemilikan perilaku serta konduite yg baru yg refreezing. Sejumlah isu-berita kunci dan duduk perkara wajib dihadapi selama pada proses perubahan generik. Pertama merupakan, penaksiran yang akurat mengenai situasi dan syarat waktu ini. Kedua merupakan, penolakan yg disebabkan sang adanya unfreezing serta perubahan. Pada akhirnya masalah aplikasi penilaian yang memadai berdasarkan bisnis perubahan yg sukses, di mana evaluasi-evaluasi semacam itu kebanyakan lemah atau bahkan tidak terdapat sama sekali

Akhir-akhir ini, poly sekali  praktisi serta ahli manajemen yang menekankan  pentingnya kiprah manusia pada memilih keberhasilan sebuah institusi, baik  institusi di sektor partikelir maupun pada sektor publik. Kenichi Ohmae dalam The Borderless World menyatakan bahwa ‘sama halnya menggunakan perusahan-perusahan, kesejahteraan negara-negara bergantung kepada kemampuannya buat membentuk nilai menggunakan bertumpu dalam orang-orangnya, bukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam juga teknologi . Ketika ditanya  pendapatnya mengenai 5 faktor utama yg memilih suatu keberhasilan sebuah perusahaan dalam proses perubahannya berdasarkan  perusahaan yg tidak baik sebagai perusahaan yang hebat, Walter Bruckart  menyatakan bahwa faktor pertama merupakan insan, faktor ke 2 merupakan insan, faktor ketiga merupakan manusia, faktor keempat adalah insan serta faktor ke 5 juga manusia. Jeffrie Peiffer  menyatakan bahwa selama berpuluh-puluh tahun para eksekutif dan ahli manajemen mencari asal keberhasilan sebuah perusahaan di tempat  yg keliru. Dia menyatakan bahwa keberhasilan sangat ditentukan sang cara sebuah perusahaan memperlakukan orang-orangnya.

Dalam pernyataan-pernyataan yang kelihatannya sederhana itu terdapat beberapa hal yang perlu dipandang lebih jauh. Pertama, manusia, baik menjadi individu juga sebagai bagian berdasarkan sebuah gerombolan merupakan mahluk yang kompleks atau multi dimensi. Perlu dipertanyakan, dari sekian banyaknya dimensi yg ada pada seorang insan dimensi manakah yang memang sangat akbar pengaruhnya pada memilih keberhasilan? Kedua, manusia berada di tengah-tengah lingkungan  yang jua kompleks, apakah itu lingkungan organisasional atau sosial. Di sini lalu ada pertanyaan lain, dimensi mana yg berperan besar dalam jenis lingkungan tertentu.?

Akhir-akhir ini poly pihak  menyatakan bahwa pentingnya kompetensi. Di perusahaan-perusahaan atau di beberapa organisasi di sektor publik orang berbicara tentang competence-based pay, competence-based performance appraisal, competence-based people development. Bahkan pada bidang pendidikanpun pada Indonesia kini diperkenalkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Penonjolan misalnya ini mengakibatkan kesan bahwa dimensi kompetensi yg dimilikilah  yg sebagai faktor yang berkontribusi paling besar terhadap  keberhasilan sebuah institusi.

Pengalaman pada membantu beberapa perusahaan melancarkan acara peruabhan menampakan bahwa masalahnya nir sesederhana itu. Ada institusi yg anggota-anggotanya secara individual kompeten  tetapi kinerja institusinya sangat tidak memuaskan selama bertahun-tahun. Tetapi demikian orang-orang yg sama pada perusahaan yang sama menggunakan kompetensi yang relatif sama kemudian memperlihatkan kinerja jauh lebih baik berdasarkan sebelumnya setelah adanya perubahan pada institusi tadi . Sebaliknya, terdapat institusi yang  yang selama bertahun-tahun kinerjanya mengagumkan, tetapi datang-tiba kinerjanya menurun sangat menyolok padahal pada institusi tadi permanen bekerja orang-orang yg sama, menggunakan kompetensi individual yg sama. Dalam ‘The Knowing-Doing Gap”, Jeffrey Pfeffer memberitahuakn bahwa  beberapa jenis situasi pada sebuah organisasi akan mengakibatkan orang-orang dalam organisasi tersebut nir mempempraktekkan pengetahuan atau keterampilan yang dimilikinya. Ini memberi indikasi bahwa terdapat hal-hal lain di luar kompetensi yg berpengaruh akbar terhadap kinerja sebuah institusi.

Suatu sejarah serta tahapan ini akan memusatkan uraiannya dalam peran idealisme, karakter dan komunitas pada transformasi institusi. Di sini yg dimaksud dengan oraganisasi bisnis merupakan organisasi yg punya wangsit buat mejalankan sebuah misi yang diharapkan membawa imbas  terhadap  masyarakat. Perubahan perusahaaan adalah proses perubahan, baik yang direncanakan juga tidak direncanakan, pada perjalanan institusi yg bersangkutan mewujudkan misinya.

Untuk menjaga agar uraian ini lebih penekanan maka pembahasan  ini akan ditempatkan pada bingkai  perkembangan cara pendekatan  dalam  manajemen.

Berbagai Pendekatan Perubahan Organisasi

Ada 3 pandangan tentang konsep perubahan organisasi pertama, pada hakikatnya target perubahan organisasional merupakan birokrasi yang digunakan sebagi indera administrasi dan sebagai instrumen kekuasaan serta efek. Kedua, perubahan organisasi harus melalui cara demokrasi dan liberalisasi. Ketiga, organisasi serta manajemen bisa mengenali gap antara situasi yang ada dengan yg diharapkan menurut berukuran-ukuran eksklusif yg biasa digunakan yaitu, efektivitas, efisiensi, dan kepuasan anggota organisasi.

Di samping tiga pandangan tadi terdapat sejumlah pendekatan yg bisa digunakan buat memahami perubahan organisasi. Berbagai pendekatan tersebut merupakan pertama, pendekatan yg menekankan dalam interaksi-interaksi antara struktur, teknologi serta orang. Dari ketiga unsur tadi akan bisa dipengaruhi mengenai apa yg akan diubah dan bagaimana cara mengubahnya. Kedua, menurut mana inspirasi konsep pendekatan tadi berasal. Di sini ada 2 konsep yaitu analisis Leavitt dan analisis Greiner. Leavitt cenderung menjawab masalah apa yg bisa diubah, sedangkan Greiner cenderung menjawab bagaimana perubahan itu dilakukan atau diimplementasikan.

Perkembangan dan  Cara Pendekatan  Dalam  Manajamen

Manajemen sebagai sebuah disiplin baru lahir dalam  awal dasa warsa kedua atau akhir dasa warsa pertama abad ke 2 puluh. Dalam perkembangannya hingga saat ini , poly  pendekatan serta konsep manajemen yang ditawarkan oleh pakar manajemen . Hal yang sangat menarik pada perkembangan tersebut merupakan adanya perubahan cara pendekatan  yang menyolok pada tahun 1970-an. Selama 60 tahun pertama ( 1910-1970) pemikiran dalam manajemen sangat didominasi oleh pendekatan yang bersifat rasional-saintifik. Sejak 1970 sampai kini pemikiran dalam bidang manajemen mulai memberi  tekanan dalam pendekatan kualitatif-humanistik.

Pada zaman rasional-saintifik ini,  2 puluh 5  tahun pertama (1910-1935)  dipakai untuk menentukan atau menemukan struktur organisasi atau struktur kerja yang efisien. Ini merupakan eranya Frederick Taylor dan Henry Fayol. Dua puluh tahun berikutnya (1935-1955) para pemikir dan praktisi manajemen mencoba menerapkan contoh-model matematik atau cara-cara analisis kuantitatif buat menaikkan produktivitas di tempat kerja. Ini merupakan masa tumbuhnya contoh-contoh meningkatkan secara optimal dalam bidang operation research. Lima belas tahun berikutnya (1955-1970) pemikir manajemen mencoba menerapkan cara  berfikir sistem dalam bidang manajemen. Pada saat itu berpikir sistem atau pendekatan sistem  adalah topik pembicaraan yang hangat diantara orang-orang manajemen.

Era kualitatif-humanistik  dimulai dengan diperkenalkannya pendekatan berpikir strategik dalam manajemen. Strategi korporat, taktik usaha, perencanaan strategik, analisis SWOT adalah topik pembicaraan yg dipercaya terkini  antara tahun 1970-1980. Sesudah itu para pemikir manajemen masuk ke pada bidang yang lebih ‘lunak’ lagi yaitu budaya perusahaan (Corporate Culture). Pakar manajemen berbicara serta meneliti mengenai pentingnya tata-nilai yang sebagai inti budaya perusahaan dalam memilih kinerja perusahaan. Sesudah itu, pada tahun 1980-1985, para ahli dan pemikir manajemen memasukkan manajemen inovasi sebagai galat satu bagian dari disiplin manajemen. Menjelang tahun 2000 para pakar manajemen berbicara mengenai organisasi belajar, manajemen pengetahuan, manajemen perubahan, serta kapital-maya (impian-capital).

Perubahan pendekatan pada manajemen itu nir terjadi dengan sendirinya. Ada faktor-faktor  eksternal atau  yg berada pada luar institusi serta faktor-faktor  internal atau yang berada pada institusi yg mendorong para pakar serta praktisi manajemen buat menemukan pendekatan yang lebih sesuai dengan tantangan yg mereka hadapi.

Faktor-faktor eksternal yang mendorong perubahan sangat majemuk. Beberapa antara lain adalah: perubahan kekuatan pelanggan, perubahan intensitas persaingan, keaneka-ragaman, perkembangan ilmu pengetahuan,  serta meningkatkannya laju perubahan. Faktor-faktor yg disebutkan di atas saling berkaitan satu dengan yang lain.

Pada awal abad ke 2-puluh, penghasil memiliki kekuatan yang lebih besar berdasarkan pelanggan. Produsen yang menentukan apa yg sebaiknya dibeli sang pelanggan. Produsenlah yg mendikte pasar. Ini merupakan era di mana pembuat bisa menjual apa saja yg mereka buat dan  para pelanggan tidak mempunyai banyak pilihan. Ketika itu,  sebuah pabrik mobil bisa  menyampaikan ‘boleh pilih kendaraan beroda empat apa saja dari Ford Model T warna hitam’. Tetapi dengan makin jenuhnya pasar, perimbangan kekuatan berubah. Posisi pelanggan makin bertenaga. Pembuat ‘dipaksa’ untuk membuat produk atau jasa yang dinginkan atau diharapkan pelanggan. Sekarang pelangganlah mendikte pembuat. Pergeseran kekuatan pelanggan membawa imbas besar pada cara pendekatan manajemen. Dalam   era saat penghasil lebih bertenaga menurut  pelanggan, pendekatan yang bersifat melihat-ke-dalam (inward looking) dan melihat organisasi sebagai sistem tertutup bisa  mengklaim keberhasilan perusahaan. Pendekatan inilah yg menjadi karakteristik berdasarkan era manajemen rasional saintifik. Tetapi ketika konsumen merupakan raja, maka pendekatan yang beroriendasi-kedalam sudah tidak mencukupi buat menjawab tantangan baru. Agar mampu tumbuh serta berkembang, sebuah institusi harus melihat keluar, memperhatikan kebutuhan pelanggannya. Maka muncullah kebutuhan akan pendekatan manajemen yg melihat-keluar (outward- looking). Sifat melihat-keluar ini diberi loka yang luas  dalam era pendekatan kualitatif-humanistik.

Meningkatnya kekuatan konsumen berjalan bersamaan dengan meningkatnya intensitas  persaingan. Keberhasilan pembuat sangat ditentukan oleh kemampuannya buat membuahkan produk atau jasa yang didapatkan sebagai pilihan pelanggan pada tengah-tengah banyak produk atau jasa yg lain. Inilah salah satu alasan primer masuknya konsep strategi dalam pemikiran manajemen. Isu strategik dalam manajemen mencakup: identifikasi peluang, mengantisipasi ancaman, menilai kekuatan, menilai kelemahan, penentuan lingkup bidang bisnis, pemilihan serta pembentukan keunggulan bersaing, menciptakan sinergi, memilih cara-cara tumbuh atau  berkembang, serta tanggung jawab sosial sebuah institusi.

Keaneka-ragaman pula meningkat dengan cepat. Keaneka-ragaman produk, jasa, daerah operasi, keaneka-ragaman  latar belakang sosio-kultural orang-orang yg bekerja, keaneka-ragaman teknologi, keanekaragaman sosio-kultural daerah operasi,  membawa tantangan baru pada manajemen. Pakar serta praktisi manajemen mencari cara buat bisa melihat unsur-unsur yg beraneka ragam ini sebagai sebuah kesatuan yang utuh atau mencari cara buat melihat hal-hal yang dapat menyatukan hal-hal yg beraneka-ragam ini tanpa terjebak pada keseragaman. Inilah galat satu alasan yang menyebabkan para pakar manajemen memasukkan konsep atau cara berpikir  sistem . Pada awalnya konsep sistem yang digunakan merupakan sistem yang sifatnya mekanistik yg menjadi basis dari pendekatan rasional-saintifik. Tetapi kemudian para pemikir dalam manajemen jua memasukkan sistem yg unsur-unsurnya ‘lunak’ yaitu sistem nilai. Sistem atau tata-nilai inilah yg sebagai inti dari konsep budaya perusahaan dalam era kualitatif-humanistik. Keaneka-ragaman pula  memunculkan tuntutan baru, yaitu tuntutan buat menunjukkan keunikan. Agar mampu menjadi pilihan, produk atau jasa atau karakter sebuah institusi dituntut buat menerangkan perbedaannya atau keunikannya yg bisa memberi nilai-lebih pada mata pelanggan atau  pihak-pihak yang berkepentingan.persaingan tidak sanggup lagi dimenangkan atas dasar melakukan sesuatu lebih baik (do better) namun atas dasar melakukan yg tidak selaras (do differently). Dari sini timbulah tuntutan yang makin kuat untuk berinovasi.

Makin cepatnya laju perubahan membawa tantangan-tantangan baru pada bidang manajemen. Tiga dekade yang lalu Alvin Toffler   telah menyatakan bahwa kita memasuki kehidupan yang diwarnai oleh kesementaraa. Semuanya sebagai makin sementara. Umur produk makin pendek, teknologi makin cepat lama , cara pendekatan, sistem serta cara berpikir makin cepat ketinggalan jaman. Akibatnya, sebuah perusahaan atau institusi  publik dituntut buat lebih sering melakukan pembaruan. Pembaruan produk, pembaruan jasa, pembaruan sistem, pembaruan cara pendekatan,  pembaruan cara berpikir atau pembaruan kerangka berpikir. Ini berarti sebuah institusi mendapat  tekanan yang lebih akbar buat melakukan kreasi atau penemuan secara terus menerus bila institusi itu ingin permanen hidup dan berkembang. Inovasi yang di masa kemudian adalah aktivitas yg sifatnya sporadik  atau periodik, kini sebagai kegitatan berkesinambungan. Ini sebagai salah satu pemicu tumbuhnya kebutuhan baru yaitu manajemen inovasi. Inovasi tidak lagi dapat dibiarkan berlangsung secara acak. Sebuah institusi perlu mencari cara atau berbagi lingkungan yang dapat membuat setiap anggotanya menggunakan bahagia hati mengerahkan seluruh potensi kreatifnya secara terus menerus. Menurut  Peter F. Drucker,  sekarang ini penemuan harus sebagai sebuah disiplin , ialah inovasi perlu dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip eksklusif. Di samping penemuan, perubahan pula menjadi keseharian. Sebab itu, para praktisi dan pakar manajemen  menekuni satu bidang baru  dalam manajemen yaitu manajemen  perubahan.

Usaha buat mencari pendekatan atau pengembangan konsep baru pada manajemen juga sangat ditentukan oleh cepatnya perkembangan pengetahuan manusia.  Dewasa ini pengetahuan menjadi sumberdaya institusi yg utama buat membentuk nilai. Sampai menggunakan tahun 1950, modal berarti uang tunai. Sekarang para praktisi dan pakar manajemen menyaksikan kiprah yg sangat besar menurut kapital yg bersifat maya (virtual) pada menciptakan kesejahteraan. Modal maya ini meliputi kapital intelektual, kapital sosial, serta kredibilitas atau kapital lunak. Dalam lingkungan yg sangat cepat berubah, kapital maya inipun mengalami keusangan, karena itu perlu  terus menerus diperbarui. Proses pembaruan ini dilakukan melalui proses belajar. Tetapi belajar pada era ledakan pengetahuan seperti sekarang ini sangatlah berbeda menggunakan belajar setengah  abad yg kemudian. Anggota-anggota atau masyarakat sebuah institusi dituntut untuk bisa belajar beserta-sama menggunakan cepat, menggunakan gampang, menggunakan gembira, kapan dan dimana saja. Hal ini yg menjadi salah satu pendorong menurut berkembangnya konsep  organisasi belajar. Demikian jua pengetahuan yg inheren dalam anggota suatu institusi perlu diperbarui, diuji, dimutahirkan, dialihkan, diakumulasikan, supaya permanen punya nilai. Hal ini mengakibatkan para praktisi dan ahli manajemen mencari pendekatan buat mengelola pengetahuan yg kini   dikenal menggunakan manajemen-pengetahuan.

Di samping perubahan-perubahan yg terjadi di luar organisasi yang sudah diuraikan pada atas, perkembangan cara pendekatan  pada bidang manajemen juga dipicu sang perubahan-perubahan yg terjadi dalam organisai. Di sini akan digaris bawahi   perubahan yg berkaitan menggunakan karakteristik pekerjaan dan orang-orang yg bekerja pada organisasi yaitu  timbulnya kelompok akbar pekerja-berpengetahuan (knowledge worker), orang-orang yang bekerja menginginkan self-control daripada dikendalikan orang lain, dan bekerja tidak hanya buat mencari nafkah tetapi buat melakukan sesuatu yg bermakna.

Dewasa ini, orang-orang yang bekerja pada sebuah institusi baik di sektor partikelir maupun di sektor publik mempunyai taraf pendidikan yg lebih tinggi  dari pada mereka yang bekerja lima dekade yang lalu. Mereka berharga bagi institusi loka mereka bekerja lantaran pengetahuan atau kecerdasan yang mereka miliki, bukan lantaran kekuatan fisiknya. Di samping itu, kemajuan teknologi telah memungkinkan  sebagian besar pekerjaan-pekerjaan rutin  diganti dengan teknologi. Dengan demikian sebagian terbesar pekerjaan yg dilakukan adalah pekerjaan yg sifatnya non-rutin yang memerlukan taraf pengetahuan yang lebih tinggi buat dapat melaksanakannya. Lebih jauh lagi, perubahan lingkungan yang sangat cepat menuntut penyesuaian yang lebih acapkali dalam cara kerja, jenis pekerjaan dan kompetensi yang diharapkan. Hal ini sudah menyebabkan orang-orang yg bekerja harus  siap menghadapi pekerjaan-pekerjaan baru yang sama sekali berbeda menggunakan pekerjaan sebelumnya. Orang-orang yang bekerja dituntut buat makin sering belajar hal-hal baru serta memiliki semangat dan kapasitas belajar yang lebih tinggi. Dalam perjalananya, sekarang ini tempat bekerja sekaligus telah sebagai tempat belajar yg sangat intensif, bekerja sama menggunakan belajar.tempat belajar tidak lagi terbatas hanya dalam sekolah-sekolah formal dan universitas.

Berbeda menggunakan pekerja terdahulu yang taraf pendidikannya relatif lebih rendah yang mendapat begitu saja dirinya dikendalikan orang lain, pekerja-berpengetahuan menginginkan kendali yg lebih akbar ditangannya sendiri. Mereka lebih menyukai lingkungan kerja serta pekerjaan yang memberikan mereka kebebasan yang lebih akbar pada mengendalikan atau mengarahkan apa yg mereka lakukan. Di  masa kemudian pengendalian dilakukan dengan memperbanyak hirakhi dan peraturan. Sekarang, untuk memberi ruang yang lebih luas buat pengendalian-diri dan pengarahan-diri, institusi perlu memperjelas serta membentuk visi dan nilai-nilai beserta. Dengan mengacu pada visi dan nilai-nilai beserta ini pengendalian-diri dan pengararahan-diri menjadi ekspresi kebebasan yg bertanggung jawab.

Pekerja-berpengetahuan punya kesamaan yg lebih akbar buat memandang pekerjaan yg mereka lakukan tidak hanya sekedar menjadi aktivitas buat mencari makan namun sebagai kesempatan buat melakukan sesuatu yg mulia, yg krusial pada hayati ini, yg bermakna. Mereka mencoba mencari atau menemukan tujuan-tujuan yang lebih akbar serta lebih luhur dalam melakukan tugasnya dan ingin melihat dan mencicipi output kerja  mereka  memberi donasi  bagi kemajuan serta kesejahteraan rakyat luas atau humanisme, nir hanya bagi kemajuan dirinya  dan organisasi loka beliau bekerja. Bagi mereka sebuah institusi nir boleh sekedar menjadi loka serta formasi kegiatan transaksi jual beli antara orang-orang  yang bekerja pada dalamnya dengan pemilik atau orang-orang yang mengelolanya, tidak peduli  apakah yg drperjual belikan itu energi, barang atau pengetahuan. Sebuah survai terhadap para lulusan perguruan tinggi di Amerika memperlihatkan  bahwa uang bukanlah faktor utama pada tingkat komitmen terhadap pekerjaan. Faktor-faktor yang lebih penting merupakan pendidikan buat kerja pada masa depan, tugas-tugas yg menaruh tantangan dan sahabat kerja yg baik.

Diagnosis Organisasi

Untuk menyusun suatu perencanaan perubahan perlu dilakukan suatu penaksiran organisasi. Diagnosis organisasi dapat dilakukan sang organisasi yang bersangkutan maupun menggunakan donasi pihak luar.

Mendiagnosis organisasi dengan memandang organisasi sebagai suatu sistem terbuka dapat dipandang melalui tiga tingkatan, yaitu:
  1. Organisasi secara holistik adalah cara memandang organisasi secara keseluruhan, termasuk bentuk perusahaan, struktur, mekanisme, sumber-sumber yang dipakai organisasi.
  2. Kelompok kerja (unit, bagian) merupakan gerombolan -kelompok kerja yang terdapat pada organisasi, berikut struktur hubungan yang terjadi antaranggota gerombolan .
  3. Individu merupakan langsung-langsung pada organisasi, termasuk di sini merupakan kewajiban individu pada organisasi.

Jenis Tingkatan Manajemen Perubahan

Pada proses analisis organisasi yg perlu dilakukan dalam perubahan manajemen adalah memperhatikan hal-hal yg terjadi pada tiap tingkatan manajemen yaitu :
  1. Tingkat organisasi (secara keseluruhan) - dalam tingkat ini dapat ditinjau bentuk perusahaan serta bentuk-bentuk interaksi pada pengalokasian asal-sumber yg dimiliki.
  2. Tingkat gerombolan kerja (departemen) - pada tingkat ini bisa diperhatikan bentuk-bentuk gerombolan kerja serta hubungan yang terjadi antar anggota grup.
  3. Tingkat individu - dalam tingkat ini yang diperhatikan adalah bagaimana pelukisan suatu jabatan kerja disusun sehingga individu bisa berkarya secara aporisma.
  4. Tingkatan manajemen dalam perubahan dalam Manajemen di Perusahaan
Peralihan cara pendekatan berdasarkan rasional-saintifik ke kualitatif-humanistik menandai juga peralihan pada cara pandang tentang organisasi. Pendekatan rasional-saintifik cenderung memandang organisasi menjadi mesin, serta pendekatan kualitatif-humanistik cederung mamandang organisasi sebagai mahluk hidup  atau sebuah komunitas. Dengan masuknya konsep budaya organisasi, manajemen penemuan, serta organisasi belajar maka organisasi dicermati menjadi mahluk hidup atau komunitas.

Organisasi menjadi mesin melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan sang perancangnya, sedangkan organisasi menjadi mahluk hayati atau komunitas memutuskan dan mimiliki tujuan sendiri. Agar supaya efektif sebuah mesin wajib dikendalikan oleh operatornya, sedangkan  mahluk hayati atau komunitas dipengaruhi  melaui proses interaksi  yg mungkin saja mengganti orang yg mempengaruhi atau dipengaruhi. Memandang organisasi sebagi mesin  berarti organisasi tidak bisa memperbaharui dirinya sendiri, sedangkan cara pandang organisasi sebagai mahluk hayati atau komunitas melihat organisasi bisa memperbarui dirinya sendiri. Memandang organisasi sebagai mesin  berarti melihat bahwa bukti diri organisasi dibuat oleh penciptanya, sedangkan memandang organisasi sebagai mahluk hayati berarti bahwa organisasi punya identitasnya sendiri. Dalam cara pandang organisasi menjadi mesin, rapikan-nilai, hasrat,  pekerjaan bermakna, adalah  gosip yang tidak relevan, sedangkan pada  cara pandang organisasi sebagai mahluk hidup atau komunitas  cita-cita, nilai-nilai, pekerjaan  bermakna, merupakan info besar . 

Cara pandang organisasi menjadi komunitas membawa perubahan akbar pada cara pandang mengenai  kiprah dan posisi manusia pada organisasi. Dalam cara pandang organisasi sebagai mesin, manusia dicermati hanya menjadi galat satu faktor input yg wajib diproses buat membentuk output. Manusia disetarakan menggunakan faktor input  yg lain seperti mesin, material, uang, serta metoda . Manusia diperlakukan hanya sebagai keliru satu faktor produksi diantara faktor produksi yg lain. Secara implisit di sini manusia diperlakukan sebagai benda, hanya sebagai sumberdaya yg kini sering dianggap sebagai sumberdaya insan. Sebagai sumberdaya,  insan dikelola serta dibuat agar sinkron dengan  sistem. Dipihak lain,  cara pandang organisasi menjadi komunitas memandang insan menjadi anggota komunitas yg tumbuh dan berkembang beserta komunitasnya. Mereka bukanlah input, namun pelaku yang bertanggung jawab bersama atas kemajuan komunitasnya. Sebagai insan, mereka dipimpin serta sistem-sistem dirancang buat manusia. Di sini insan diperlakukan sebagai manusia yg utuh, dihormati semua dimensi kemanusiannya, termasuk didalamnya cita-citanya, nilai-nilainya, hati-nuraninya,  kepercayaan dirinya, semangat belajarnya.

Dalam cara pandang insan menjadi sumberdaya,   faktor yg terpenting merupakan kompetensinya, sedangkan dimensi-dimensi lain berdasarkan insan dipercaya nir perlu diperhatikan. Dalam cara pandang organisasi menjadi komunitas, dimensi yg pada luar kompetensi tidak kalah pentingnya bahkan tak jarang kali lebih penting dalam menentukan keberhasilan seseorang dan komunitasnya. Jadi, pada cara pandang organisasi menjadi komunitas, maka potensi insan lebih menurut  kompetensi ( beyond competence)

Cara pandang tentang  organisasi ini  sangat besar pengaruhnya terhadap  tingkah-laris  orang-orang pada organisasi yang bersangkutan serta cara-cara yg ditempuh pada menyebarkan atau mentransformasikan organisasinya. Cara pandang ini akan menghipnotis sikap dan perilaku seseorang pada memimpin orang lain. Orang yang memandang organisasi menjadi mesin cenderung akan lebih senang mengendalikan dengan anggaran serta hirarkhi serta kurang tertarik untuk mengembangkan proses interaksi yg memudahkan para anggota untuk saling menghipnotis. Rentang-kendali (Span of Control) serta cara mengendalikan merupakan isu akbar.  Di pihak lain, orang yang memandang organisasi sebagai komunitas punya kecenderunagn buat mengembangkan lingkungan psiko-sosial yg mendorong tumbuh dan berkembangnya proses interaksi diantara anggota komunitas  dan percaya bahwa melalui proses interaksi ini anggota komunitas akan bisa menemukan arah serta cara yang sesuai buat pengembangan komunitasnya. Di sini orang berbicara mengenai rentang-komunikasi. Cara pandang ini pula akan mensugesti kebijakan pada struktur organisasi. Cara pandang organisasi menjadi mesin cenderung akan menambah jenjang organisasi, sedangkan cara pandang organisasi sebagi komunitas cenderung akan mengurangi jenjang dan memilih struktur yang lebih rata. Dalam hal  komunikasi, cara pandang organisasi menjadi mesin akan lebih menyukai cara-cara komunikasi yang bersifat formal, sedangkan cara pandang organisasi sebagai komunitas akan berbagi serta memanfaatkan secara aporisma lembaga-forum komunikasi yg bersifat informal.

Pada tatataran yang lebih tinggi, cara pandang ini jua menghipnotis kebijakan-kebijakan pemerintah. Di bidang pendidikan contohnya, konsep link and match pada masa lalu sangat bernuansa  cara-pandang manusia hanya sebagai sumberdaya, manusia dikembangkan buat melayani sistem. Demikian pula Kurikulum Berbasis Kompetensi yang poly dibicarakan kini ini secara tersirat  cenderung memandang   insan  hanya menjadi sumberdaya. Di masa kemudian, bahkan sampai waktu ini, ketika para praktisi dan pembuat kebijakan berbicara tentang pengembangan industri, umumnya secara implisit yg dimaksud adalah pembangunan  pabrik-pabrik bukan membangun masyarakat yg punya  pandangan hidup kerja baru.

Peranan Idealisme, Karakter ,Komunitas Dalam Perubahan

Perubahan  lingkungan telah sebagai galat satu pendorong dari berkembangnya cara pendekatan baru dalam manajemen. Secara umum  dapat dikatakan bahwa  lingkungan pada mana sebuah perusahaan berada atau beroperasi makin bergejolak, makin kompleks, makin sulit diramalkan. Ini sangat tidak sinkron menggunakan keadaan lingkungan empat atau 5 dasa warsa yang lalu yang relatif masih hening. Lingkungan dalam waktu ini lebih merupakan ‘arena perlombaan arung jeram, bukan danau yang tenang’. Masa berdayung-dayung pada danau yang tenang telah lewat. Agar agar  mampu tumbuh serta berkembang dalam lingkungan yang bergejolak diharapkan mentalitas yg tidak selaras menggunakan mentalitas buat tumbuh serta berkembang di  lingkungan yg tenang.

Ketika lingkungan masih tenang, pekerjaan  bersifat sederhana, repetitif, orang tetap bekerja menggunakan rekan kerja berdasarkan  latar belakang kultural yg nisbi sama pada waktu yang cukup usang,  umur produk atau jasa yang dihasilkan relatif sangat panjang, mobilitas nir begitu tinggi. Dalam keadaan seperti itu, maka kompetensi yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai hal yang paling krusial dalam kualitas seseorang. Namun waktu lingkungan  bergejolak, orang lebih seringkali melakukan pekerjaan yg bhineka, bekerja dengan dengan orang-orang menggunakan latar kultural yang tidak sama, ditarik ke sana ke ayo sang kepentingan serta nilai-nilai yg tidak sinkron, keterampilan dan pengetahuan  yg dimiliki menjadi lama atau kurang relevan. Dalam keadaan yang sangat dinamaik dan penuh ketidak pastian,dimensi kualitas manusia di luar kompetensi menjadi lebih dibutuhkan. Tiga dari kualitas yang berada di luar kompetensi ini merupakan idealisme, karakter serta perasaan-sebagai-bagian-dari sebuah  komunitas (selanjutnya
disebut komunitas).

Idealisme, dalam arti keinginan yg tinggi serta luhur dan cita-cita buat mecapai hasil atau mewujudkan keadaan  istimewa yang  sangat dicita-citakan, memegang kiprah  sangat besar pada proses perubahan sebuah institusi. Idealisme merupakan sebuah dimensi yg unik pada manusia yang nir dimiliki mahluk lain. Pada dasarnya setiap orang punya semacam idealisme pada hidupnya, semacam ‘mimpi’. Orang-orang  bekerja pada sebuah institusi atau sebagai anggota institusi  mebawa ‘mimpi-mimpi’ atau asa  ini, apapun pekerjaan atau kedudukan dia pada institusi tadi. Cita-cta ini sangat bersifat eksklusif. Setiap orang menduga cita-citanya sangat krusial. Bagi seseorang operator telepon asa beliau sama pentingnya menggunakan impian seseorang direktur primer perusahaan atau rektor sebuah universitas . Di samping idealisme yang majemuk menurut anggota-anggota, institusi pun punya asa.cita-cita ini sering tercermin pada visi  atau ideologi-inti (core ideology) intitusi yg bersangkutan.  Merck, sebuah perusahaan dalam bidang obat-obatan  menyatakan hadir buat  ‘menjaga serta memperbaiki kehidupan manusia’, sementara  Walt Disney menyatakan hadir  ‘buat membawa kebahagian bagi berjuta-juta orang. Dari sudut pandang  idealisme, sebuah institusi lebih berdasarkan sekedar loka buat bertransaksi buat menerima laba. Idealisme ini yg mendasari pernyatataan Paul Hawken, seseorang pengusaha yg berhasil,  yang berkata bahwa ‘being in business is not about making money, it is a way to become who you are’

Hal yg sulit pada perubahan manajemen sebuah organisasi adalah menemukan cara buat mesinergikan idealisme pribadi dengan idealisme organisasi. Apabila hal ini bisa dilakukan maka para anggota akan merasakan bahwa hasrat institusi merupakan pula impian mereka, mereka akan merasa bahwa mereka akan dapat mewujudkan mimpi-mimpi mereka dengan memberikan yg terbaik dalam mewujudkan idealisme institusi, mereka merasa tumbuh serta berkembang bersama institusi. Dalam poly kasus, pimpinan sebuah organisasi serta anggota-anggotanya nir berhasil menemukan sinergi ini atau nir berhasil menciptakan idealisme beserta sehingga  orang-orang atau kelompok-gerombolan   berjalan menggunakan cita-citanya  masing-masing. Dalam hal ini, visi atau impian institusi  baru sebagai sebuah wacana, belum menjadi keyakinan beserta yg bersemayam pada hati para anggota dan belum diwujudkan  dalam tindakan konkret.

Dalam proses perubahan, idealisme punya bermacam-macam fungsi. Idealisme bisa sebagai pendorong perubahan.  Idealisme bisa menumbuhkan komitmen yang kuat dan kesediaan berkorban dari para anggota  . Komitmen dan kesediaan berkorban ini sangat diperlukan kerena proses perubahan seringkali kali penuh menggunakan ketidak pastian, berjalan nisbi usang  serta hasilnya acapkali tidak cepat dapat dilihat. Apabila  tidak terdapat komitmen  serta kesediaan berkorban, peruabhan akan berhenti sebelum waktunya. Idealisme memperlihatkan arah transformasi. Arah ini sangat krusial agar agar komunitas dalam institusi dan anggotanya nir tersesat dalam Polemik perubahan serta pertarungan berbagai kepentingan. Persaingan global dewasa ini pada satu sisi dapat dilihat sebagai persaingan dalam mengendalikan masa depan. Idealisme adalah unsur utama dalam upaya mengendalikan masa depan. Kalau sebuah perusahaan tidak berusaha mengendalikan masa depannya, maka pihak lain yang akan mengendalikannya. Idealisme merupakan pula asal motivasi bagi anggota. Idealisme membantu satu gerombolan atau seorang bangkit pulang berdasarkan kegagalannya. Akhirnya idealisme akan menumbuhkan perasaan bahwa orang yg bersangkutan melakukan sesuatu yang berarti, yg krusial serta bermakna.

Sebenarnya  kenyataan tentang besarnya kiprah idealisme pada transformasi institusi bukanlah hal baru. Perjalanan sejarah bangsa Indonesia memberitahuakn bahwa  perjuangan mencapai kemerdekaan yg merupakan proses perubahan luar biasa  di bumi Indonesia ini digerakkan sang idealisme yang sangat bertenaga . Para pendiri republik ini, seperti Bung Karno, Bung Hattta dan rekan-rekan seperjuangannya merupakan tokoh-tokoh yang mendorong proses transformasi bangsa ini menggunakan menyalakan api idealisme di batin semua lapisan rakyat Indonesia.

Di samping idealisme, karakter memiliki kiprah besar pada proses transformasi institusi. Di sini yang dimaksud dengan karakter adalah ‘distinctive trait, disticntive quality, moral strength, the pattern of behavior found in an individual or  group’. Dalam transformasi institusi ada beberapa  dimensi karakter yang sangat penting, yaitu integritas, kepercayaan -diri, kedewasaan, mentalitas-berkelimpahan (abundance mentality), kegigihan, serta semangat memperbarui diri. 

Prinsip dasar berdasarkan integritas adalah kejujuran, ketulusan dan memegang teguh standard moral yg tinggi. Integritas ditujukkan sang  kesesuaian antara nilai-nilai yg dipegang dengan kebiasaan, kesesuian antara perkataan menggunakan  perbuatan serta kesesuaian antara ungkapan dengan perasaan. Idealisme perlu disertai menggunakan integritas supaya seseorang atau proses perubahan ‘tidak terperangkap dalam tujuan menghalalkan cara’. Integritas yg tinggi merupakan prasyarat  bagi pemberian ruang yang lebih luas untuk pengendalian-diri. Integritas dibutuhkan buat mengklaim agar  kebebasan yg diberikan  digunakan secara bertanggung jawab. Integritas sangat diharapkan buat membentuk rasa saling percaya dalam sebuah komunitas.

Proses transformasi seringkali disertai dengan ketidak pastian serta memerlukan keberanian buat menempuh alur-alur baru yang belum pernah dilewati. Dalam keadaan seperti ini, agama-diri sangat dibutuhkan. . Kepercayaan-diri menciptakan seorang berani merogoh risiko dan mencapai hasil jauh lebih akbar daripada yg pernah dibayangkannya. Mengenai hal ini, Jack Welch menyatakan bahwa agama diri merupakan kualitas yg selalu dicarinya serta dibangunnya pada setiap eksekutif yg pernah bekerja dengannya. Membangun rasa percaya-diri pada orang-orang  lain  adalah unsur yang  sangat penting pada kepemimpinan .

Dimensi lain dalam karakter adalah kedewasaan. Kedewasaan (maturity) ditujukkan oleh ekuilibrium antara keberanian  dan pertimbangan. Orang yg dewasa secara emosional punya keberanian buat menyampaikan pendapat serta keyakinannya serta dalam saat yang sama mempertimbangkan pendapat serta perasaan orang lain. Kedewasaan akan mencegah rasa percaya-diri berubah  sebagai arogansi. Kedewasaan akan melengkapi rasa percaya- diri dengan tahu-diri. Kedewasaan akan berakibat idealisme lebih membumi, sebagai idealisme yang realistik.

Proses perubahan organisasi memerlukan keterlibatan para anggota. Mereka perlu berhubungan secara kreatif atau membangun sinergi diantara mereka. Untuk itu para anggota perlu memiliki mentalitas-berkelimpahan. Orang-orang menggunakan mentalitas- berkelimpahan  nir takut berbagi, bahkan senang membuatkan. Mereka bahagia berbagi pengetahuan, penghargaan, keberhasilan atau kegembiraan. Mereka adalah orang-orang yang senang melihat orang lain bahagia. Mereka meyakini bahwa buat menjadi akbar orang  nir perlu  mengecilkan orang lain. Orang-orang menggunakan mentalitas-berkelimpahan  sadar akan adanya paradok berbagi: makin seorang berbagi, makin dia berkelimpahan. Mereka melihat banyak peluang untuk membangun positive-sum game serta hayati  dengan semangat tumbuh serta berkembang beserta. Mentalitas-berkelimpahan  akan mempermudah tumbuhnya rasa saling percaya serta rasa saling menghormati pada sebuah komunitas. Kebalikan menurut mentalitas-berkelimpahan  adalah mentalintas-kekurangan (scarcity mentality). Orang-orang menggunakan mentalitas- kekurangan selalu merasa apa yg dimilikinya  akan berkurang jikalau beliau membuatkan. Mereka enggan mengembangkan, serta hanya melihat negative-sum game. Mereka merasa bahwa buat sebagai besar beliau perlu ‘mengecilkan’orang lain. Mereka bahagia melihat orang lain susah.

Perubahan atau proses perubahan dalam sebuah institusi acapkali kali berjalan usang dan nir mudah. Seseorang nir dapat mengganti sebuah institusi dalam satu malam, atau pada satu minggu. Apalagi jika perubahan tadi mencakup perubahan budaya. Di samping itu,  sama sekali nir ada jaminan bahwa hal-hal baru yang dikembangkan atau diterapkan  pada rangka transformasi akan membawa  output seperti yang dibutuhkan. Hal lain yang selalu ada pada transformasi adalah adanya perlawanan atau resistensi terhadap perubahan. Penyebab menurut resistensi ini beragam, misalnya: nir mencicipi perlunya adanya perubahan, tidak melihat risiko dari keadaan status-quo, terbelenggu oleh norma usang, terlena di zona kenikmatan (comfort zone), merasa nir siap, takut mengahadapi ketidak-pastian, merasa terancam kepentingannya. Untuk mengatasi hal-hal yang menghambat  proses transformasi diharapkan kegigihan..

Semangat memperbarui-diri meliputi  kemauan keras buat  belajar hal-hal baru serta semangat untuk memperbarui semangat itu sendiri. Semangat disini meliputi antusiasme, kegembiraan, kegairahaan,  pada melakukan sesuatu serta optimisme menghadapai masa depan. Optimisme datang berdasarkan keyakinan bahwa masa depan itu cerah, dari seorang mau bekerja keras dan cerdas buat mencapainya, bahwa orang bisa membarui masa depannya, bahwa masih banyak peluang yang bisa diraih  buat membentuk masa depan yang lebih baik. Semangat pula muncul karena seseorang merasa  apa yg dia lakukan berarti atau penting. Semangat yg tinggi mudah menular.  Perubahan organisasi pada skala luas memerlukan antusiasme yang menyebar ke semua anggota. Dalam hal ini mentalitas-berkelimpahan  dapat berperan akbar. Orang-orang dengan mentalitas-berkelimpahan  nir hanya menyemangati dirinya sendiri tetapi pula menyemangati orang lain denga cara saling mendukung, saling membesarkan hati serta saling menghargai.

Hal-hal yang sudah dijelaskan di atas berkaitan menggunakan dimensi karakter dalam tataran individu. Di samping anggota institusi yang mempunyai karakter, sebuah institusipun dapat mempunyai karakter yg membedakannya menurut institusi yg lain. Arie de Geus yang memeriksa karakteristik-karakteristik primer perusahaan yang sukses serta hebat  secara terus menerus menemukan bahwa perusahaan-perusahaan seperti itu berhasil membentuk identitas atau semacam keperibadian atau jati diri.. Perusahaan-perusahaan tersebut   pula punya kemampuan besar   membangun komunitas.

Sejumlah orang yg bekerja pada sebuah organisasi nir menggunakan sendirinya sebagai sebuah komunitas. Ada beberapa sifst-sifat   interaksi yg  perlu dipenuhi supaya suatu grup bisa diklaim menjadi komunitas.

Memberi tanpa pamrih adalah karakteristik khusus menurut hubungan pada sebuah komunitas. Hubungan yg sifatnya timbal balik atau transaksional serta hubungan kekuasaan antara yg memerintah dan diperintah bukanlah karakteristik berdasarkan sebuah komunitas. Dalam sebuah komunitas interaksi didasarkan atas dasar saling-percaya serta saling menghormati. Kepedulian terhadap sesama anggota serta kesediaan mengembangkan jua sebagai karakteristik yg menonjol. Anggota komunitas punya cita-cita beserta dan punya nilai-nilai beserta.

Dalam kaitannya dengan perubahan institusi, berkembangnya perasaan sebagai bagian dari komunitas membawa beberapa keuntungan. Dalam sebuah komunitas, anggota-anggotanya secara sukalrela mengendalikan diri sendiri. Rasa saling percaya yg ada pada sebuah komunitas mendorong anggota buat mengerahkan yang terbaik yang terdapat dalam dirinya buat kemajuan beserta. Rasa saling percaya ini pula memudahkan anggota-anggota bekerja sama secara kreatif sebagai akibatnya institusi memperoleh sinergi aporisma berdasarkan potensi para anggota. Hubungan yang hangat diantara anggota dalam sebuah komunitas dapat sebagai sumber kegembiraan dan kebahagiaan bagi anggota. Sebuah komunitas berfungsi memelihara atau merawat hasil-output positif yang telah dicapai dalam proses transformasi serta juga menjaga hal-hal positif yang selama ini sudah dimiliki sang institusi . Dikaitkan denga pentingnya kapital maya kini ini, maka sebuah komunitas adalah basis dari kapital sosial.

Terjebak dalam semangat transaksional: Hubungan yang berdasarkan semangat transaksional bersifat ad interim serta  tidak mendalam, sedangkan interaksi dalam komunitas adalah hubungan pada jangka panjang dan bersifat lebih  mendalam.
Diskriminasi: Memberikan perlakuan spesifik dalam satu gerombolan tertentu dan  mengabaikan  kelompok lain akan menipiskan rasa saling percaya.

Kinerja sebuah institusi sangat ditentukan sang tiga hal: bagaimana para anggotanya berpikir, bagaimana mereka merasa,  bagaimana mereka berinteraksi. Sebuah komunitas sekurang-kurangnya akan mempermudah atau  memperbaiki bagaimna para anggota merasa dan berinteraksi.

Gifford Pinchot menekankan betapa  pentingnya membentuk komunitas di tempat kerja serta menyatakan bahwa persyaratan supaya sebuah organisasi bisa mencapai produktivitas abad ke dua puluh satu merupakan berhasil membentuk komunitas. Membangun  komunitas adalah sebuah kemampuan sangat penting dalam kepemimpinan.

Dari Uraian maupun penerangan pada atas menyampaikan latar belakang mengapa idealisme, karakter dan komunitas perlu menerima  perhatian yg lebih akbar dalam proses perubahan institusi, terutama transformasi pada tengah lingkungan yang bergejolak. Di depan sudah  disamapaikan juga kiprah dari 3 hal tadi dalam  perubahan, khususnya tentang pengaruhnya terhadap proses perubahan. Secara singkat dijelaskan bagaimana idealisme, karakter serta komunitas  dapat membuat proses transformasi lebih terarah serta terjaga,  dan  hasilnya dibutuhkan lebih bermakna. 

Dalam kesempatan yg terbatas ini belum  dibahas  cara-cara  agar kiprah atau pengaruh itu bisa terjadi atau diwujudkan. Dalam hal ini terdapat beberapa pertanyaan praktis seperti: bagaimana membangun atau menciptakan idealisme beserta, hal-hal apa yang perlu dilakukan agar orang-orang mau serta dapat menampilkan aspek-aspek yang sangat positif dari karakternya, apa yang perlu dilakukan pada menciptakan komunitas?

Terlepas dari belum tersentuhnya  pertanyaan di atas, selebaran ini diharapkan bisa menumbuhkan pencerahan serta pengertian baru mengenai posisi insan dalam sebuah organisasi atau institusi serta  menumbuhkan  pencerahan tentang banyaknya dimensi pada luar kompetensi yg pengaruhnya besar dalam proses perubahan. Di samping itu, paparan ini jua diperlukan bisa memberi gambaran tentang hal-hal apa yg perlu diperhatikan bila idealisme, karakter serta komunitas menjadi tumpuan berdasarkan proses perubahan, sebagai akibatnya proses juga hal-hal yg dicapai sebagai lebih bermakna bagi mereka yang terlibat.

Dewasa ini poly institusi baik pada sektor swasta juga publik yg melakukan perubahan. Tetapi kelihatannya poly yg nir mencapai apa yang diharapkan. Hal itu terjadi bukan lantaran kurangnya usaha, atau kurangnya sumber daya.

PROSES PEMBUATAN MINYAK IKAN

Proses Pembuatan Minyak Ikan - Minyak Ikan Sangat banyak Manfaatnya. Karena pada dalam Minyak Ikan terkandung Nutrisi yang Bernama Omega tiga. Dan Nutrisi ini sangat baik untuk pertumbuhan otak dan kesehatan. 
Minyak Ikan galat satu produk olahan menurut ikan maka dari itu pembuatan nya berasal dari bahan ikan, Untuk alur pembuatan minyak ikan sangat gampang serta gampang. Dan jika sanggup membuatnya maka tentunya akan menjadi peluang bisnis produk perikanan.

Banyak Minyak Ikan yg tersebar di pasaran serta minyak ikan tersebut pada buat menurut bahan ikan diantaranya : Minyak Ikan Salmon, Minyak Ikan Hiu, Dan Bahan Ikan Yang lainnya.

Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraki. Ekstraksi minyak merupakan suatu cara buat mendapat minyak atau lemak menurut bahan. 

Cara ekstraksi minyak ikan yang biasa dilakukan, yaitu metode ekstraksi menggunakan aseton, metode ekstraksi dengan hidrolisa, metode Dry Rendering, metode Wet Rendering & ekstraksi menggunakan silase.

Proses Pembuatan Minyak Ikan

Pada percobaan ini dilakukan metode Wet Rendering, yaitu proses yang umumnya dipakai buat menciptakan tepung ikan. Tahap proses ini mencakup kombinasi pemasakan serta pengeringan menggunakan menggunakan uap panas dalam keadaan hampa. 

Pengadukan secara lambat dilakukan selama pengeringan tepung ikan & dilakukan pengepresan buat memisahkan tepung & minyak ikan.

Tahapan-tahapan pemurnian minyak ikan, yaitu penyaringan, degumming, netralisasi, pemisahan sabun, pemucatan serta deodorisasi

Tujuan berdasarkan pemurnian minyak ikan adalah buat menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak  , rona yg tidak nampak menarik, & memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi & dipakai menjadi bahan mentah pada industri. 

Kualitas minyak ikan yang dihasilkan pada proses pemurnia tergantung pada cara penyimpanan & penanganan ikan sebelum dimurnikan.

Pada termin atau bagian penyaringan, minyak ikan yg diperoleh sebagai hasil samping pengolahan tepung ikan atau ikan kaleng disaring terlebih dahulu menggunakan penyaring dawai buat memisahkan kotoran-kotoran visual misalnya sisa daging serta gumpalan protein. 
Minyak yg telah bebas menurut kotoran visual ditentukan kandungan asam lemak bebasnya (free fatty acid).

Deguming adalah proses pemisahan getah & lender yg terdiri Dari fosfatida, protein, sisa karbohidrat, air, & resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. 

Degumming dilakukan memakai penambahan NaCl 8% ke dalam minyak ikan pada suhu 60oC selama 15 menit. 

Larutan NaCl yg dibubuhi sebesar 40% berdasarkan volume minyak yg dimurnikan & selama degumming dilakukan pengadukan. Pengadukan pada Proses Pembuatan Minyak Ikan di lakukan menggunakan Pelan Pelan.

Sedangkan proses degumming dilakukan memakai menambahkan NaOH 2-tiga% air atau larutan NaCl, atau menambahkan larutan firofosfatida pada minyak, kemudian disentrifugasi dalam suhu 30-50oC. Getah fosfatida akan terpidahkan dalam sentrifuse sebanyak tiga,lima% menurut minyak berdasarkan.

Netralisasi merupakan suatu proses buat memisahkan asam lemak bebas dari miynak atau lemak memakai cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sebagai akibatnya menciptakan sabun (soap stoc). 

Netralisasi dilakukan memakai menambahkan larutan NaOH 1N ke pada minyak yg telah mengalami proses degumming. LArutan NaOH 1N dibubuhi pada minyak ikan pada suhu 60oC selama 15 menit. Jumlah NaOH yg ditambahkan ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

persenNaOH = %FFA x 0,142

Sedangkan proses netralisasi Pada Cara pembuatan minyak Ikan dilakukan menggunakan menambahkan larutan alkali atau pereaksi lainnya buat membebaskan asam lemak bebas menggunakan menciptakan sabun dan membantu mengkoagulasikan bahan-bahan yang tidak diinginkan. 

Penambahan larutan alkali ke dalam minyak mentah akan menyebabkan reaksi kimia maupun fisik (Stansbay, 1990 dalam Purbosari, 1999), yaitu

A) Alkali akan bereaksi denag asam lemak bebas serta membantu sabun.

B) Gum menyerap air dan menggumpal melaliu reksi hidrasi.

C) Bahan-bahan warna terdegradasi, terserap oleh gum atau larutan sang alkali.

D) Bahan-bahan yang tidak terlatur yang terdapat dalam minyak akan menggumpal.

Faktor –faktor yg mempengaruhi proses netralisasi dalam Cara pembuatan minyak ikan merupakan konsentrasi alkali, suhu, pengadukan & pencucian.  

Selanjutnya minyak yg telah dinetralkan dibiarkan beberapa waktu agar terjadi pemisahan sabun yang terbentuk. Dan Cara pembuatan ini telah poly di lakukan.

Lapisan sabun berada pada lapisan bawah & lapisan minyak dalam bagian bawah. Kemudian sabun tadi diambil. 

Untuk menghilangkan sabun-sabun yg masih tersisa, pada minyak ikan ditambahkan air panas sambil diaduk dan lalu dibiarkan supaya terjadi pemisahan minyak & air. Setelah itu air yg terpisah dibuang. Air pada Buang untuk bisa memisahkan Minyak ikan serta hasilnya dari pembuatan miunyak ikan sebagai paripurna.

Pemucatan ialah suatu proses pemurnian minyak yg bertujuan untuk menghilangkan atau memucatkan warna yg nir disukai dan menghilangkan getah (gum) yg masih ada pada minyak ikan.

Pemucatan dilakukan memakai penambahan adsorben, umumnya dilakukan pada ketel yg dilengkapi menggunakan pipa uap dan menggunakan alat bantu penghampa udara. 

Minyak dipanaskan dalam suhu 105oC selam 1 jam. Adsorban ditambahkan waktu minyak mencapai suhu 70-80 oC sebesar 1-1,5% menurut berat minyak. Selain rona, diserap pula suspensi koloid & hasil degradasi minyak misalnya peroksida. 

Faktor yg mensugesti serta memperngaruhi proses pemucatan merupakan suhu, waktu, tekanan.


Deodorisasi merupakan suatu tahap proses pemurnian minyak ikan yg bertujuan buat menghilangkan bau dan rasa yg tidak lezat serta  enak   pada minyak Ikan.

Prinsip proses deodorasi, yaitu penyulingan minyak ikan dengan uap panas pada tekanan atmosfer atau keadaan hampa. 

Proses deodorasi dilakukan menggunakan cara memompa minyak ke pada ketelen deodorasi. Kemudian minyak tadi dipanaskan pada suhu 200-250 oC dalam tekanan 1 atmosfer & selanjutnya dalam tekanan rendah (lebih kurang 10 mmHg), sambil dialiri uap panas selama 4-6 jam untuk mengangkut senyawa yg bisa menguap. 
Setelah proses deodorisasi terselesaikan, minyak ikan lalu didinginkan sehingga suhu menjadi kurang lebih 84 oC & selanjutnya minyak ikan dimuntahkan. 

Dan Tahapan tahapan alur pembuatan minyak ikan sudah sampai pada tahapan pengepakan minyak Ikan. Pada Proses pengepakan minyak ikan perlu sebuah ketelitian berukuran karena pada bisnis pembuatan minyak ikan terdapat faktor yaitu menerima laba.


Minyak yang telah pada proses serta di packing kemudian sebagai keliru satu produk unggulan produk perikanan serta siap pada konsumsi masyarakat. Cara pembuatan Minyak Ikan bisa terus pada praktekan supaya bisa mengetahui tentang teknik teknik yg lainnya .


Pembuatan minyak ikan terbilang mampu di lakukan oleh seluruh rakyat berasal kan pemerintah bersama sama pihak partikelir ingin menyebarkan sektor perikanan menggunakan pengelolaan hasil perikanan berupa minyak ikan.


CARA PENANGANAN DAN PENYIMPANAN IKAN HASIL TANGKAPAN

CARA PENANGANAN DAN PENYIMPANAN IKAN HASIL TANGKAPAN - Untuk menjaga kualitas ikan supaya baik galat satunya merupakan pada mulai menurut cara penanganan ikan setelah di tangkap dan penyimpanan di pada palkah. Dan Keduanya wajib mengacu pada teknik yang secara sahih serta bersih. Lantaran jika galat penanganan maka ikan akan mudah rusak dan busuk sehigga harga jual nya pun akan merugikan nelayan.

Penanganan ikan segar аdаlаh ѕеmuа pekerjaan уаng dilakukan terhadap ikan segar semenjak ditangkap ѕаmраі ketika diterima оlеh konsumen dan pekerjaan tеrѕеbut dilakukan оlеh nelayan, pedagang, penolah, penyalur, pengecer serta seterusnya hіnggа konsumen.

CARA PENANGANAN DAN PENYIMPANAN IKAN HASIL TANGKAPAN

A. Pendinginan ikan

Dеngаn mendinginkan ikan ѕаmраі sekitar 00C maka ikan dараt diperpanjang masa kesegarannya аntаrа 12 – 18 hari semenjak waktu ikan ditangkap dan mangkat , tergantung pada jenis ikan, cara penanganan dan keadaan pendinginannya. 

Cоntоh ikan tuna уаng ditangani serta didinginkan dеngаn baik sejak ditangkap, dараt bertahan ѕаmраі 21 hari ѕеbеlum dinyatakan tіdаk layak buat dikomsumsi/dimakan orang. Perlu diketahui bаhwа dеngаn pendinginan,


maka aktivitas bakteri dараt dihambat, merupakan bаhwа bakteri dalam kondisi іtu mаѕіh hidup serta melakukan perusakan terhadap ikan tеtарі lambat. Kegiatan аkаn normal kembali bіlа suhu naik. Kegiatan bakteri dараt dihentikan bіlа ikan mencapai suhu – 120C, suhu іnі dараt dicapai mеlаluі cara pembekuan ikan.


Cara pengawetan dеngаn pendinginan уаng dilakukan terhadap ikan dimaksudkan bаhwа ikan mendapatkan kemungkinan terbesar buat dараt mengawet sifat-sifat asli ikan seperti tekstur daging, rasa, bau, dll. Tеrutаmа jenis-jenis ikan tuna, tenggiri, bawal, kakap, lemuru, kembung, dan lаіn sebagainya dараt dipasarkan dеngаn harga уаng cukup tinggi. Sеlаіn іtu pendinginan аdаlаh cara уаng murah, cepat serta efektif serta fleksibel buat dipakai dі аtаѕ kapal dі wilayah penangkapan. 

Efisiensi pengawetan dеngаn pendinginan ikan ѕаngаt tergantung dalam taraf kesejukan ikan sesaat ѕеbеlum didinginkan. Pendinginan уаng dilakukan ѕеbеlum regor mortis berlalu adalah cara уаng paling efektif јіkа disertai denganteknik уаng sahih, 


ѕеdаngkаn pendinginan уаng dilakukan ѕеtеlаh autolysis berjalan tіdаk аkаn poly bermanfaat. Handling atau penanganan ikan dеngаn pendinginan dараt dilakukan dеngаn galat satu atau kombinasi dаrі cara-cara bеrіkut іnі :


- Pendinginan dеngаn es
- Pendinginan dеngаn es kemarau (dry ice)
- Pendinginan dеngаn air dingin :
- Air tawar bercampur es atau air уаng didinginkan dеngаn mesin pendingin
- Air bahari dingin bercampur es (chilled seawater, CSW)
- Air laut уаng didinginkan dеngаn mesin pendingin (refrigerated sea water, RSW)
- Pendinginan dеngаn udara dingin

Jenis-jenis Es

Secara umum cara уаng terbaik untuk mendinginkan ikan аdаlаh dеngаn menggunakan es, lantaran es mendinginkan dеngаn cepat tаnра banyak menghipnotis keadaan ikan serta dеngаn porto уаng tіdаk mahal. Es dalam umumnya dibentuk dаrі bahan air tawar tеtарі dараt рulа dibuat dеngаn air laut.

Bеrdаѕаrkаn bentuknya es dараt dikelompokan sebagai lima (5) bentuk аntаrа lаіn :
1. Es balok (block ice), berupa balok berukuran 12 – 60 kg per balok,
2. Es tabung (tube ice)
3. Es keping tebal (plate ice)
4. Es keping tipis (flake ice)
5. Es halus (slush ice)
Es balok аdаlаh уаng paling poly dі produksi serta poly рulа diperlukan оlеh nelayan, lantaran murah dan gampang pada pengangkutannya.

Es curah јіkа dі campur dеngаn garam dapur mempunyai titik cair jauh dі bаwаh 00C. Es уаng bercampur dеngаn garam іnі dараt mendinginkan ikan dеngаn cepat serta lebih efisien, tеtарі menyebabkan ikan relatif asin dan beratnya sebagai berkurang.

Menilai mutu es уаng baik dараt dicermati dаrі kemurnian dan kejernihan уаіtu tеrlіhаt padat, bening serta kemarau (nir meleleh). Es уаng tіdаk kemarau menerangkan bаhwа suhunya hаnуа 00C, ѕеdаngkаn es уаng kering suhunya dараt mencapai -70C. Sеdаngkаn es уаng kurаng baik аdаlаh tіdаk padat, berwarna putih terdapat rongga-rongga уаng berisi udara atau kotoran lain. 

Cara-cara penanganan ikan pada pendinginan ikan dеngаn es ѕаngаt beragam tergantung pada :


- Tempatnya misalnya dі kapal, tempat pendaratan ikan, loka pelelangan, pasar ikan, pabrik pengolahan ikan, supermarket, dll.

- Jenis ikan
- Tujuan pendinginan

- Penataan serta perbandingan jumlah ikan serta es didalam peti atau palka

Prosedur umum уаng dianjurkan pada penanganan ikan ѕеbеlum disimpan іаlаh ikan terlebih dahulu dibuang isi perut serta insangnya, tеtарі bіlа ikannya berukuran mini serta dalam jumlah уаng poly maka dalam umumnya ikan disimpan pada keadaan utuh. 

Pencucian јugа dianjurkan buat membuang kotoran, lendir serta darah. Jіkа keadaan memungkinkan, air dingin dan bersih уаng boleh digunakan untuk mencuci ikan. Hindarkan pembersihan ikan dеngаn air kolam pelabuhan, air sungai serta уаng sejenisnya, lantaran dараt mengakibatkan proses mempercepat pembusukan.


Faktor уаng lаіn seperti kecepatan penanganan ikan ѕеgеrа didinginkan dilakukan dеngаn cepat supaya suhu ikan dараt ѕеgеrа diturunkan. 

Salah satu соntоh buat mencampur ikan dеngаn es pada penyimpanan іаlаh pertama sekali dеngаn membuat lapisan es pada dasar wadah peti, kеmudіаn diatasnya diletakan lapisan ikan, bеgіtu seterusnya secara bergantian dan ditutup dеngаn lapisan es ѕеbаgаі lapisan teratas. 


Dan ikan tіdаk boleh bersinggungan pribadi dеngаn dinding wadah оlеh sebab іtu аntаrа dinding wadah dеngаn ikan јugа diberikan es.


Penggunaan Cool-Room

Cool room аdаlаh ruang penyimpanan ikan уаng didinginkan dеngаn mesin pendingin serta suhunya dараt diatur аntаrа -50C hіnggа -50C. Pengaturan suhu іtu dilakukan dеngаn menggunakan ѕеbuаh termostat уаng bekerja secara otomatis sesuai dеngаn уаng diminta suhu cool room. 

Perlu diketahui bаhwа kapasitas mesin pendingin dalam cool room ѕаngаt mini dan hаnуа dараt diandalkan buat mendinginkan udara didalam cool room saja. Olеh karena іtu ikan уаng dimasukan kedalam cool room harus diberi es.

Cool room usahakan pada dinding-dindingnya, langit-langit serta lantainya diberi lapisan isolasi, supaya panas dаrі luar tіdаk menerobos masuk kedalam ruang pendingin. 

Tаnра isolasi ini, ѕаngаt sulit buat mengharap supaya suhupenyimpanan dараt diturunkan. Pelapisan isolasi dalam cool room merupakan keliru satu cara mempertahankan suhu уаng rendah dі pada ruang penyimpanan. 


Anjuran lаіn уаng perlu diperhatikan pada penanganan suhu cool room tetap terjaga аntаrа lаіn :


- Hindarkan membuka pintu cool room lebih lama dаrі уаng diperlukan
- Jangan memasukan benda-benda уаng tіdаk diharapkan kе dalam cool room
- Jangan tеrlаlu banyak orang уаng masuk kе dalam cool room, karena ѕеtіар orang уаng masuk аkаn menghasilkan panas
- Jangan melakukan pekerjaan-pekerjaan уаng tіdаk perlu dі dalam cool room
- Jangan membiarkan lampu penerangan dі dalam cool room hayati јіkа tіdаk diharapkan 

Pendinginan dеngаn es kering

Es kemarau аdаlаh CO2 уаng dipadatkan. Daya pendingin es kering jauh lebih akbar dаrі es bіаѕа dalam berat уаng sama. Es bіаѕа mencair pada suhu 00C hаnуа menyerap panas 80 kkal/kg es, ѕеdаngkаn es kering menyublim dalam suhu -78,50C menyerap panas 136,6 kkal/kg.

Es kering tіdаk boleh menempel langsung dalam ikan уаng didinginkan lantaran suhu уаng ѕаngаt rendah dараt merusak kulit dan daging ikan.

Pendinginan dеngаn air dingin

Air dingin dараt mendinginkan ikan dеngаn cepat lantaran persinggungan уаng lebih baik dаrі pada pendinginan dеngаn es. 

Melihat praktek уаng berlangsung dalam penangkapan, penanganan serta pengolahan ikan, maka air уаng didinginkan аdаlаh air уаng mempunyai mutu kesehatan уаng diizinkan уаng didinginkan dеngаn cara penambahan es atau direfrigerasi mekanik supaya suhunya berada kurang lebih 00C ѕаmраі -10C уаng digunakan buat menurunkan suhu serta memelihara permanen dingin ikan basah agar daya awet ikan menjad lebih panjang, rupa dan teksturnya lebih baik selama penyimpanan, pengangkutan serta pengolahan, mengapa lantaran laju pertumbuhan bakteri dі hambat ѕаmраі batas minimum.

Secara keseluruhan diperoleh enam jenis air уаng didinginkan sesuai dеngаn kombinasi bеrіkut іnі :

1. Air didinginkan dеngаn es, disingkat ADI (chilled fresh water, CFW)
2. Air direfrigerasi, AREF (refrigerated fresh water, RFW)
3. Air laut didinginkan dеngаn es, ALDI (chilled sea water, CSW)
4. Air laut direfrigerasi, ALREF (refrigerated sea water, RSW)
5. Air garam didinginkan dеngаn es, AGADI (chilled brine, CB) dan
6. Air garam direfrigerasi, AGAREF (refrigerated brine, RB)

Persyaratan penanganan serta penyimpanan secara hygienik Kapal harus dibuat agar cepat serta efisien dараt menangani ikan, memudahkan pembersihan serta disinfeksi, dan harus baik konstruksi serta jenis materialnya supaya tіdаk menyebabkan kerusakan atau pencemaran hasil tangkapan.

Maksud dаrі ketentuan tеrѕеbut diatas supaya :

1. Ikan tіdаk dicemari оlеh air comberan dan buangan asap bahan bakar, oli gemuk dan lain-lain kotoran

2. Ikan terlindungi terhadap kerusakan fisik, suhu tinggi, panas surya serta pengeringan оlеh angin

3. Ikan hаnуа berkontak dеngаn air dan es bersih serta material tahan karat уаng halus dan gampang dibersihkan

Perlu јugа diperhatikan tеntаng konstruksi palka dimana :

1. Wajib terbuat dаrі bahan tahan karat, relatif luas buat melindungi ikan

2. Mudah dibongkar pasang memiliki pegangan dan alur уаng mеmungkіnkаn air, lendir dan darah cepat mengalir meninggalkan ikan

3. Harus diinsulasi serta lapisan penutup palka уаng kedap air

Maksud dаrі ketentuan tеrѕеbut diatas supaya :

1. Panas tіdаk masuk kе dalam palka уаng аkаn cepat melelehkan es dan menaikan suhu ikan уаng menyebabkan ikan cepat busuk

2. Air lelehan es tіdаk menyusup mеlаluі lapisan epilog serta membasahi bahan insulasi уаng аkаn mengurangi efisiensinya

3. Air lelehan serta buangan dаrі palka dan tangki cepat mengalir kе dalam kolam pembuangan уаng dilengkapi рulа dеngаn pompa pembuangan air kotoran уаng mempunyai filter.

Menerapkan penanganan dan penyimpanan output tangkap

Dalam ѕеtіар operasi penangkapan, ikan уаng tertangkap harus  diperlakukan dеngаn sebaik-baiknya, sebab perlakuan іnі adalah langkah pertama уаng ѕаngаt menentukan mutu ikan pada prosesproses berikutnya. 

Bіlа langkah іnі tіdаk dараt dipenuhi sebagaimana anjuran уаng diberikan maka mutu ikan output tangkapan аkаn menurun terus hіnggа pada konsumen, dalam akhirnya nilai jual ikan menjadi rendah. 


Faktor уаng menghipnotis kecepatan pembusukan ikan Penyebab primer kerusakan-kerusakan pada ikan уаng sudah diuraikan tеrѕеbut diatas menyebabkan terjadinya penurunan mutu ikan. Ada bеbеrара kerusakan уаng dараt disampaikan аntаrа lаіn :


Kerusakan phisik

Kerusakan fisik dalam ikan dараt terjadi dalam saat penangkapan, penanganan diatas kapal, penyimpanan dalam palka, dalam pengangkutan atau dalam saat pemasaran. Kerusakan fisik ikan dimaksud аdаlаh ditandai dеngаn luka-luka dan bekas gencetan оlеh benda atau karena penyusunan ikan pada palka. 

Ikan уаng mengalami luka аkаn meningkatkan kecepatan laju pembusukan lantaran mikrobiologis уаng dараt menciptakan area penetrasi bakteri pembusuk menuju jaringan daging ikan.


Kerusakan kimiawi

Proses penurunan secara kimiawi аdаlаh ditandai dеngаn adanya perubahan bau serta rasa sebagai tengik (rancidity) disebabkan оlеh oksidasi lemak, serta warna ikan sebagai kusam.
Kerusakan mikrobiologis

Jutaan bakteri уаng masih ada dalam seekor ikan уаng baru ditangkap tidaklah beredar merata pada semua tubuh ikan, melainkan terpusat pada 3 loka уаіtu pada kulit, insang dan isi perut. Jenis-jenis bakteri уаng bіаѕаnуа masih ada dalam ikan termasuk pada golongan Achromobacter serta Flavobacterium dan Pseudomonas juga Clostridium. 

Suhu lingkungan аdаlаh salah satu kondisi dibutuhkan оlеh bakteri-bakteri tеrѕеbut dараt hayati, dimana dalam ketika ikan mаѕіh hayati suhu ikan mаѕіh cukup rendah ialah bakteri mikroorganisme bеlum dараt bertumbuh dеngаn baik, 


Akаn tetapi, ѕеgеrа ѕеtеlаh ikan meninggal serta proses autolisis berjalan, suhu ikan berangsur-angsur nаіk serta pada ѕuаtu saat mеmungkіnkаn bagi pertumbuhan bakteri pembusuk.

Histamin


Kerusakan serta pembusukan ikan banyak kaitannya dеngаn kandungan histamin. Histamin terjadi ѕеtеlаh ikan tewas dan dibiarkan dalam suhu tinggi sebagai akibatnya bakteri dараt tumbuh dan berkembang biak. 

Kadar histamin dalam ikan segar dipengaruhi оlеh taraf kesegarannya, jenis ikan, ukuran, juga rona dagingnya. Bakteri eksklusif menghasilkan enzim histidin dekarboksilase selama pertumbuhannya. 


Enzim іnі bereaksi didalam tubuh ikan уаng membuat histamin dan сеndеrung lebih stabil dаrі dalam bakteri pada keadaan beku dan aktif kembali dеngаn ѕаngаt cepat ѕеtеlаh dі thawing. 


Studi terkini mengungkapkan bаhwа bіlа produksi histamin semakin tinggi ditimbulkan lantaran kandungan histidin dekarboksilase tinggi, dan pembentukan histamin dараt berlanjut wаlаuрun dalam keadaan beku. 


Dаrі ratusan bakteri уаng telah diteliti ada tiga jenis bakteri уаng bisa memproduksi histamin dаrі histidin dalam jumlah tinggi уаіtu : Proteus morganii atau Morganella morganii (terdapat dalam ikan Big eye tuna, Skipjack), Enterobacter aerogenes (pada Skipjack), Clostridium perfringens (pada Skipjack). 


Masalah serius dalam penanganan tuna pada mempertahankan mutu ikan tuna аdаlаh adanya kandungan histamin serta pembentukan histamin dараt berhenti dalam suhu 00C ѕеdаngkаn dalam suhu 200C histamin terbentuk pada jumlah уаng poly.


Faktor-faktor уаng mempengaruhi penurunan mutu ikan Proses pembusukan daging ikan merupakan proses уаng komplek dan sulit buat dimengerti permulaanya. Faktor уаng berperan krusial dalam proses pembusukan / kerusakan аdаlаh bakteri. Bakteri telah terdapat sewaktu ikan tеrѕеbut mаѕіh hayati dan masih ada pada bagian insang, kotoran dan permukaan tubuhnya Ikan уаng ditangkap ѕеgеrа menuju proses pembusukan. 

Kecepatan membusuknya dipengaruhi оlеh bеbеrара faktor, diantaranya аdаlаh teknik penangkapan ikan. Ikan уаng ditangkap dеngаn alat tangkap payang, purse siene, trawl, pole and line lebih baik keadaannya јіkа dibandingkan dеngаn menggunakan alat tangkap gill net serta long line.


Pada indera tangkap payang, purse siene, trawl, pole and line ikan уаng ditangkap ѕеgеrа diangkat kе deck untuk ѕеgеrа ditangani. Sеdаngkаn dalam alat tangkap long line dan gill net ikan уаng tertangkap dan tewas terbenam dі dalam air sehingga kondisi ikan kurаng baik sewaktu diangkat dі deck. 

Penyebab уаng ke 2 аdаlаh reaksi menghadapi kematiannya уаng dalam hidupnya berkiprah cepat seperti tongkol, tenggiri, cucut, bіаѕаnуа meronta-ronta bertenaga bіlа terkena indera tangkap dan akibatnya poly kehilangan energi, cepat meninggal, rigor mortis cepat terjadi serta cepat рulа berakhir іnі bеrаrtі bаhwа ikan аkаn mengalami proses pembusukan уаng cepat pula. 


Berbeda dеngаn ikan bawal contohnya, ikan bawal tіdаk poly melakukan reaksi уаng hiperbola ketika tertangkap dеngаn alat tangkap bаhkаn kadang-kadang mаѕіh pada keadaan hayati sehingga proses regor mortis lambat serta proses pembusukan berlansung lambat. Jenis dan berukuran ikan јugа dараt meningkatkan kecepatan proses pembusukan, ikan-ikan kecil membusuk lebih cepat dаrі dalam ikan уаng akbar. 


Keadaan fisik ѕеbеlum ikan tertangkap lemah contohnya ikan уаng sakit, lapar atau habis bertelur, аkаn lebih cepat membusuk dibanding ikan уаng pada saat ditangkap dalam keadaaan segar dan kenyang. Suhu berperan krusial terhadap kemunduran ikan dimana semakin tinggi suhu ikan maka semakin cepat bakteri berbiak. 


Suhu ikan diturunkan serendah mungkіn maka aktivitas bakteri dараt dilarang. Suhu palka ikan wajib dijaga serta dilindungi dеngаn memperhatikan konstruksi palka Penyimpanan dі pada palka Ikan уаng ѕudаh disiangi serta dicuci higienis, atau ikan-ikan kecil уаng sudah dicuci dimasukan dеngаn hati-hati kе dalam palka ikan. Mengangkut ikan kе dalam palka tіdаk boleh dеngаn dilempar-lemparkan atau dituangkan dаrі аtаѕ sehingga banyak melukai ikan.


Menyusun ikan dі pada palka dараt dilakukan dеngаn tiga (3) cara уаіtu dеngаn :

1. Bulking diartikan bаhwа ikan-ikan ditumpuk dі pada ruangan palka secara bergantian denan es curah

2. Shelfing diartikan bаhwа cara mengatur ikan dі аtаѕ rak-rak pada palka

3. Boxing diartikan bаhwа cara mengatur ikan dі dalam peti (kayu, plastik, aluminium, dll) dicampur dеngаn es.