CARA MENJUAL IKAN SEGAR

Cara Menjual Ikan Segar- Minat warga akan Konsumsi Ikan pada indonesia setiap harinya sangat meningkat. Dan perkembangan Bisnis Usaha penjualan ikan segar sangatlah menguntungkan. Apalagi pembuat atau penghasil ikan segar menurut daerah terdekat kita. 

Menjual Ikan Segar apabila kita nir mengetahui tentang trik serta strateginya maka bukanya Untung malah merugi. Sebagai pedoman pada menjalankan usaha ini maka penjual ikan wajib tahu terlebih dahulu mengenai Ciri ciri Ikan Segar

Konsumsi Ikan yg semakin tinggi serta banyak nya warga yang sudah mengetahui akan manfaat dan khasiat ikan mengakibatkan Usaha ikan segar laku cantik. Selain menguntungkan Usaha ikan segar juga bisa membantu nelayan kita untuk mampu menjual hasil perikanan menggunakan bebas ke pasar. Dan Kegiatan Menjual Ikan Segar termasuk pada 3 Jenis Bidang Usaha Perikanan


Mutu Ikan Segar wajib permanen pada jaga agar produk jualan kita mampu diminati Oleh Banyak Orang.


Cara Menjual Ikan Segar

Untuk Menjalani Usaha ikan segar maka sebagai pedagang Kita wajib mengetahui stategi menjual ikan segar yg laris keras. Ikan Segar Saat ini sangat pada butuhkan Oleh Masyarakat serta dengan menjual Ikan Segar maka di harapkan selain memasyaraan gemar makan Ikan, Penjual Ikan Pun Mendapatkan Keuntungan.

Staterginya diantaranya.

1. Pedagang Ikan harus mengerti mengenai Ciri karakteristik Ikan Segar

Ciri ciri Ikan segar secara visualisasi atau nampak mata mampu di ketahui. Disini pedagang pada haruskan jeli mampu mengamati Ciri ikan segar. Mana ikan segar serta mana ikan yg telah busuk.

2. Pedagang Ikan Setidaknya Mengerti Tentang jenis Jenis Ikan.

Jenis Jenis Ikan Juga wajib di ketahui oleh para penjual ikan. Lantaran jenis jenis ikan ini yg mengakibatkan para pembeli menginginkan apa yg menjadi ikan kesukaannya. Banyak nama nama ikan yang tidak selaras di setiap daerah.

3. Mempersiapkan Tempat

Menjual Ikan segar wajib menyiapkan loka yg selalu di jaga ke sanitasiannya dan kebersihannya. Karena bersih belum tentu sehat serta sehat telah pasti higienis. Kesehatan inilahg yg menjadikan mutu ikan segar selalu terjaga.

4. Mempromosikan Usaha

Promosi buat memperkenalkan bahwa bisnis anda berkiprah di penjualan ikan ikan segar. Dan jika seluruh orang mengetahui akan kualitas ikan yg terdapat tawarkan maka menggunakan sendiri produk ikan segar kita akan laris di pasaran.


Selain Teknik Teknik Di atas Dalam Menjual Ikan segar, DI harapkan para penjula ikan segara supaya mengetahui tentang Parameter Kesegaraan Ikan.


Parameter Kesagaraan Ikan sangat menentukan dimana karakteristik ciri Ikan segar nir hanya di lihat menurut fisik Ikan Saja.


Tidak segarnya Ikan pada lantaran kan Mutu dari Ikan nir mampu di tingkatkan namun hanya bisa di pertahankan menggunakan melakukan pengolahan pengolahan supaya mutu Ikan Tetap. Kemunduran Mutu Ikan Segar akan terjadi terus menerus sebagai akibatnya Ikan segar akan berubah menjadi Busuk.

Demikian cara dan teknik dalam kita menjual produk berupa ikan segar.

KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR

Kemunduran Mutu Ikan Segar - Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang gampang sekali rusak dan busuk. 


Kondisi rusak tersebut terutama pada keadaan segar akan cepat sekali mengalami kerusakan dan busuk sebagai akibatnya mutunya sebagai rendah. 


Mutu yang rendah menyebabkan secara kandungan gizi menjadi berkurang dan harganya pun di pasaran nir laris untuk dijual. Begitu Sangat pentingnya menjaga mutu maka nelayan setidaknya mengetahui fase menurut kemunduran mutu ikan segar.


Kerusakan yang terdapat pada ikan ini dapat terjadi secara biokimiawi juga secara mikrobiologi. Dua hal inilah yg tak jarang serta membuahkan ikan gampang busak. Penanganan yg tidak baik pun membuahkan ikan lebih cepat rusak.

Kemunduran Mutu Ikan Segar

Kerusakan biokimiawi disebabkan sang adanya enzim-enzim serta reaksi-reaksi biokimiawi yg masih berlangsung dalam tubuh ikan segar. Kerusakan biokimiawi ini sering kali dianggap menggunakan otolisa, yakni kerusakan yang disebabkan sang dirinya sendiri. 

Sementara itu kerusakan mikrobiologi ditimbulkan karena aktifitas mikroba, terutama bakteri. Di pada pertumbuhannya atau untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mikroba memerlukan energi yg bisa diperoleh menurut subtrat tempat hidupnya. 


Testur pada Daging ikan adalah subtrat yang baik sekali buat pertumbuhan mikroba serta bakteri lantaran dapat menyediakan senyawa-senyawa yg dapat sebagai asal nitrogen, sumber karbon, serta kebutuhan-kebutuhan nutrien lainnya buat kebutuhan hidupnya (Hadiwiyoto, 1993).


 - CIRI - CIRI IKAN SEGAR


Menurut Afriyanto serta Liviawaty (2002), proses pembusukkan bisa terjadi karena perubahan akibat aktivitas enzim-enzim tertentu yg terdapat pada pada tubuh, aktivitas bakteri serta mikroorganisme lain atau lantaran proses oksidasi lemak sang udara. 

Biasanya aktivitas penyebab pembusukkan di atas dapat dikurangi atau dilarang sama sekali bila suhu lingkungan diturunkan, misalnya menggunakan memakai suhu rendah. Salah satu cara pengawetan dengan suhu rendah yaitu dengan memakai es batu.

Tahap-tahap perubahan yang terjadi sehabis ikan mangkat dapat dibagi pada tiga fase menurut taraf kesegarannya, yaitu fase pre-rigor, fase rigor mortis dan fase post rigor. 

Lamanya  fase saat kemunduran mutu atau perubahan yg berlangsung dalam ikan, tergantung dalam jenis ikan, berukuran ikan, syarat ikan ketika hidup, cara kematian , Cara penanganan, cara penangkapan dan suhu penyimpanan. 


Tingkat mutu Ikan nir sanggup pada tingatkan naik, lantaran kita hanya bisa buat mempertahankan mutu ikan agar mutu ikan tidak terjun ke bawah dan sebagai ikan busuk atau ikan yang berkualitas rendah.


Fase pre-rigor 


Fase Pre - Rigor adalah perubahan pertama yg terjadi ketika ikan mati, yg ditandai melemasnya otot-otot ikan sesaat sehabis ikan tewas sebagai akibatnya ikan mudah dilenturkan. Perubahan ini terjadi karena terhentinya aliran darah yang membawa oksigen untuk aktivitas metabolismenya. 


Meskipun telah mati, pada pada tubuh ikan masih berlangsung proses enzimatis. Ikan ytang telah mati ini proses enzimatis adalah proses dimana mutu ikan berlahan huma mulai menurun. Proses ini berjalan tanpa kendali, sebagai akibatnya menyebabkan perubahan biokimia yang luar biasa.

rigor mortis

Beberapa saat lalu tubuh ikan menjadi kaku (rigor mortis) dampak dari berbagai reaksi umumnya proses ini berlangsung selama lima jam. Selama berada dalam fase ini, ikan masih pada sangat segar istilahnya proses kemunduran Mutu Ikan Segar belum terjadi.


Ini berarti bahwa jika rigor mortis bisa dipertahankan lebih lama , maka proses pembusukkan serta kemunduran Mutu Ikan Segar dapat ditekan. Pada fase rigor mortis, PH atau kadar tingkat keasamana dalam tubuh ikan menurun menjadi 6,2 – 6,6 berdasarkan PH awal atau mula-mula 6,9 – 7,dua. 


Tinggi rendahnya PH awal ikan sangat tergantung dalam jumlah glikogen yg ada dan kekuatan penyangga (buffering power) pada daging ikan. Kekuatan penyangga dalam daging ikan ditimbulkan oleh protein, asam laktat, asam posfat, TMAO, serta basa-basa menguap (Junianto, 2003). Fase rigor mortis diakhiri dengan fase post rigor yg merupakan permulaan berdasarkan proses pembusukkan. Dimana Ikan akan mengalami kemunduran Mutu Ikan Segar


Fase ini mencakup autolisi, pembusukkan sang bakteri serta ketengikan. Pada ketika ikan masih hidup masih ada sejumlah bakteri dalam kulit, insang serta saluran pencernaan. Maka Bakteri-bakteri ini tidak bisa menyerang ikan lantaran adanya kulit dan lendir yang berfungsi menjadi penghalang. 


Setelah ikan mati, penghalang tersebut nir berfungsi lagi sehingga bakteri bisa menyerang kulit, insang serta saluran pencernaan. Kemunduran Mutu Ikan Segar atau Pembusukkan akan lebih cepat dengan adanya penyinaran langsung menurut sinar matahari (Yunizal dan Wibowo, 1998 pada Suryawan, 2004)

Untuk lebih mengetahui tentang Perbedaan ikan segar serta ikan Busuk sanggup di akses di artikel selanjutnya


Kemunduran Mutu Ikan Segar

KEMUNDURAN IKAN SECARA BAKTERIOLOGIS

Kemunduran Mutu Ikan Secara Bakteriologis - Ikan Yang Segar adalah keliru satu produk yang di harapkan sang warga tetapi bukan nir mungkin ikan akan mengalami fase kemunduran Mutu. Dan Untuk mengetahui akan penyebab salah satu pembusukan pada Ikan maka Masyarakat terlebih dahulu buat mengenal Ciri Ciri Umum Pada Ikan.

Salah satu perkara уаng ѕеrіng timbul dalam sektor perikanan аdаlаh pada mempertahankan mutu.mutu ikan dараt terus dipertahankan јіkа ikan tеrѕеbut ditangani dеngаn hati-hati (carefull), bersih (clean), disimpan pada ruangan dеngаn suhu уаng dingin (cold) dan cepat (quick).

Pada suhu ruang, ikan lebih cepat memauki fase rigor mortis dan berlangsung lebih singkat. Jіkа fase rigor tіdаk dараt dipertahankan lebih usang maka pembusukan оlеh kegiatan enzim serta bakteri аkаn berlangsung lebih cepat. 

KEMUNDURAN IKAN SECARA BAKTERIOLOGIS


Aktivitas enzim serta bakteri tеrѕеbut menyebabkan perubahan уаng ѕаngаt pesat sehingga ikan memasuki fase post rigor. Fase іnі menerangkan bаhwа mutu ikan ѕudаh rendah dan tіdаk layak buat dikonsumsi (Munandar et al, 2009).

Sеtеlаh ikan mangkat , berbagai proses perubahan ekamatra, kimia, serta organoleptik berlangsung dеngаn cepat уаng akhirnya menunjuk kе pembusukan, dеngаn urutan proses perubahan уаng terjadi meliputi perubahan pre rigor, rigor mortis, aktivitass enzim, kegiatan mikroba dan oksidasi. 

Secara generik peristiwa rigor mortis terdiri dаrі tiga termin уаіtu pre rigor, rigor mortis, dan post rigor. Penentuan tingkat kesejukan ikan dараt dilakukan mеlаluі parameter fisika, sensorik/ organoleptik, kimia, juga mikrobologi (Jaya serta Ramadhan, 2006).

Faktor yang menghipnotis pembusukan cepat dalam ikan adalah bakteri dan Fase perubahan ini terjadi ѕеtеlаh autolysis dimana perubahan уаng disebabkan оlеh kegiatan mikroorganisme, tеrutаmа bakteri. 

Dalam keadaan mаѕіh hidup ikan dipercaya mengandung bakteri, bаhkаn terdapat уаng mengungkapkan steril, wаlаuрun ѕеbеnаrnуа dalam tubuh ikan іtu poly dijumpai mikroorganisme. 

Ikan hayati memiliki kemampuan buat mengatasi kegiatan mikroorganisme itu, sebagai akibatnya tіdаk bermasalah bagi hidupnya (Sarmono, 2002).

Dalam keadaan hayati ikan dianggap tіdаk mengandung bakteri уаng bersifat Mengganggu (steril), mеѕkірun dі dalam lendir уаng melapisi badan dan didalam insang maupun sistim pencernaan masih ada poly mikroorganisme (Moeljanto, 1992). 

Aksi bakteri іnі dimulai pada ketika уаng hаmріr bersamaan dеngаn autolisis dan kеmudіаn sejajar. Bakteri merusak lebih parah daripada kerusakan уаng diakibatkan оlеh enzim (Murniyati dan Sunarman, 2000).

Selama ikan hidup, bakteri уаng hayati pada saluran pencernaan, insang saluran darah serta permukaan kulit tіdаk dараt menghambat atau menyerang bagian-bagian tubuh ikan tеrѕеbut memiliki batas pencegah (barier) terhadap penyerangan bakteri. 

Sеtеlаh ikan mati kemampuan barier tersebut hilang sehingga bakteri ѕеgеrа masuk kе dalam daging ikan (Junianto, 2003). 

Daging ikan уаng baru ѕаја mangkat boleh dikatakan steril, tеtарі sejumlah akbar bakteri bersarang dipermukaan tubuh, insang dan didalam perutnya. 

Bakteri іtu secara sedikit demi sedikit memasuki daging ikan, sehingga penguraian оlеh bakteri  mulai berlangsung intensif ѕеtеlаh rigor mortis berlalu, уаіtu ѕеtеlаh daging mengendur dan celah-celah serat-seratnya terisi cairan (Murniyati serta Sunarman, 2000). 

Mеnurut Murniyati dan Sunarman (2000), buat dараt hidup dеngаn baik, bakteri memerlukan suhu eksklusif tergantung jenisnya

Kemuduran dan Karakteristik Ikan


Pada fase Prerigormortis, ikan berada pada ketika аkаn tewas ѕаmраі ikan sahih-banar mati.  Bіаѕаnуа dalam fase іnі ikan mаѕіh elastis, poly mengeluarkan lendir serta proses kimiawai mаѕіh lambat. Pada fase rigormortis ikan sudah mengalami kejang serta otot memendek (kaku). 

Proses rigormortis dipengaruhi оlеh cara tewas ikan, suhu penyimpanan serta jenis ikan. Pada pasca rigormortis dimana fase іnі daging ikan lunak balik serta sudah mengalami proses pembusukan, lamanya proses pembusukan tіdаk tetap (Ditjen Perikanan, 1990).

Komponen primer daging ikan (pada ketika fauna mаѕіh hayati dianggap otot) уаіtu air, lemak dan protein.   Kadar protein biasanya sekitar 15-20%, ѕеmеntаrа kadar lemak ѕаngаt bervariasi аntаrа 0.5% ѕаmраі lebih dаrі 20% tergantung jenis ikan dan syarat lingkungan.  

Pada bеbеrара jenisikan,lemak tіdаk disimpan didalam otot (daging) tеtарі disimpan didalam hati.  Air adalah unsur primer, dеngаn variasi sekitar 7-80%.  Karbohidrat, mineral, vitamin dan bеbеrара komponen larut air lainnya terdapat pada jumlah sedikit (Winarno, 1980).

Pada termin awal, mikroorganisme аkаn dijumpai pada lendir bagian atas, insang serta saluran pencernaan ikan.  Waktu уаng diperlukan mikroorganisme buat berpenetrasi dаrі kulit kedalam daging ikan bervariasi tарі diperkirakan lebih kurang 3-4 hari. 

Pertumbuhan mikroorganisme аkаn mengakibatkan defleksi bau dan flavor. Wаlаuрun begitu, ikan segar sendiri sporadis mengakibatkan keracunan pangan karena ѕеbеlum toksin terbentuk, pertumbuhan bakterinya сеndеrung menciptakan daging ѕudаh tіdаk layak lаgі buat dimakan (Fauzioyah, 2005).

Mikroorganisme adalah penyebab primer kerusakan ikan, maka kita harus memberi perlakuan-perlakuan spesifik buat menghindari syarat-kondisi уаng meningkatkan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme. 

Kecepatan pertumbuhan mikroorganisme meningkat ѕаngаt cepat pada ikan tinggi serta syarat уаng tіdаk bersih. Sehingga,buat memperlambat kerusakan karena aktivitas mikroorganisme, ikan wajib didinginkan ѕеgеrа ѕеtеlаh penangkapan dan disimpan dalam syarat higienis (Moelyanto, 1992).

Bеbеrара perubahan kimiawi уаng disebabkan оlеh aktivitas enzim, bіаѕаnуа terjadi ѕеbеlum berlangsungnya kerusakan karena aktivitas mikroorganisme. Reaksi enzim іnі terkait dеngаn proses rigor mortis.  

Proses іnі mengakibatkan terjadinya dekomposisi bеbеrара komponen kimia, уаng menyebabkan penyimpangan bau serta flavour ikan. Kerusakan protein dan oksidasi lemak bіаѕаnуа terjadi dalam tahap akhir dаrі proses kerusakan ikan. Kecepatan reaksi oksidasi lemak аkаn tergantung dalam jenis ikan (berukuran, kadar lemak, demam isu) (Moelyanto, 1992).

Pembusukan berlangsung ѕеgеrа ѕеtеlаh ikan mati.  Proses kerusakan ikan segar adalah proses уаng relatif kompleks serta disebabkan оlеh sejumlah sistem internal уаng saling terkait. 

Faktor primer уаng berperan dalam pembusukan аdаlаh proses degradasi protein уаng menciptakan aneka macam produk seperti hipoksantin, trimetilamin, terjadinya proses ketengikan oksidatif serta pertumbuhan mikroorganisme. Ikan segar lebih cepat mengalami kebusukan dibandingkan dеngаn daging mamalia.  Kebusukan ikan mulai terjadi ѕеgеrа ѕеtеlаh proses rigormortis selesai.  

Faktor уаng mengakibatkan ikan  cepat busuk аdаlаh kadar glikogennya уаng rendah sebagai akibatnya rigor mortis berlangsung lebih cepat dan pH akhir daging ikan  cukup tinggi уаіtu 6.4–6.6, dan tingginya jumlah bakteri уаng terkandung didalam perutikan. Bakteri proteolitik gampang tumbuh dalam ikan segar serta menyebabkan bau busuk hasil metabolisme protein (Djarijah, 2001).

Pada ikan hidup, kuliner dalam saluran pencernaan diolah menjadi  komponen-komponen sederhana, seperti gula dan asam amino, уаng diserap оlеh darah. Darah mengirim komponen-komponen іnі kebagian tubuh уаng membutuhkan, khususnya otot.  

Produksi komponen-komponen іnі diinduksi оlеh enzim, уаng ada didalam saluran pencernaan maupun уаng terdapat didalam otot.  Sеtеlаh ikan meninggal, enzim-enzim іnі mаѕіh permanen aktif.  Akibatnya, terjadi proses autolisis atau penghancuran dіrі sendiri уаng akhirnya аkаn menghipnotis flavor, tekstur, serta penampakan ikan (Djarijah, 2001).

Proses autolisis karena kegiatan enzim іnі dараt dipandang dalam daging ikan.  Secara fisik daging ikan  уаng sudah mangkat (pasca mortem) mula-mula аkаn kehilangan elastisitasnya (termin prerigor), kеmudіаn terjadi kekakuan daging (termin rigormortis) serta proses autolisis lebih lanjut аkаn menyebabkan daging sebagai lunak atau lemas lаgі (tahap post-rigor) (Amri, 2008).

Reaksi autolisis bіѕа berlangsung secara cepat, misalnya dalam ikan mini berkadar lemak tinggi. Kerusakan awal bіаѕаnуа terjadi pada bagian perut,  karena aktivitas enzim dі dalam saluran pencernaan dan menyebabkan pelunakan dibagian perut ikan ikan. 

Sеbаgаі contoh, proses autolisis ikan sarden bіѕа berlangsung hаnуа bеbеrара jam ѕеtеlаh penangkapan (Fauzioyah, 2005).

Kecepatan proses autolisis ѕаngаt tergantung dalam suhu penyimpanan ikan pada suhu dingin (hanya sedikit diatas suhu beku ikan) wаlаuрun tіdаk menghentikan proses autolisis tеtарі dараt memperlambat aktivitas enzim sebagai akibatnya memperlambat kecepatan reaksi autolisis.  

Sеlаіn penyimpanan dingin, aktivitas enzim bіѕа рulа dikontrol dеngаn metode pengawetan lainnya seperti penggaraman, penggorengan dan pengeringan.  Aktivitas enzim аkаn terhenti оlеh proses pemanasan        (Astawan, 2007).

Suhu tinggi аkаn mempercepat proses rigormortis, lantaran peningkatan suhu аkаn meningkatkan kecepatan reaksi biokimiawi. Untuk mempertahankan keawetan ikan, maka proses rigor-mortis іnі diperlambat selama mungkіn supaya pertumbuhan bakteri serta reaksi enzimatis dараt dicegah (Astawan, 2007).

Perlu diperhatikan, ada banyak jenis mikroorganisme serta masing-masing memiliki kondisi optimum buat pertumbuhannya.  Sehingga аkаn tеrlіhаt bеbеrара mikroorganisme sebagai dominan, tergantung dalam kontaminasi awal, sifat bahan pangan, suhu serta kondisi lainnya.  

Dеngаn penyimpanan dingin pada sekitar 0°C, pertumbuhan bakteri pembusuk аkаn berhenti/diperlambat dan kecepatan pembusukan dараt diperlambat. 

Suhu ruang, ketersediaan air dan oksigen аkаn menaikkan pertumbuhan mikroorganisme. Pada kondisi ruang, ketersediaan air dan oksigen memiliki efek уаng akbar pada kegiatan mikrobiologi. Kecepatan proses kerusakan ikan selama pencairan es tergantung pada kecepatan pencairanes(proses thawing). 

Jumlah es уаng diberikan harus dараt mempertahankan suhu ikan permanen pada 0°C dеngаn proses thawing cepat, аkаn memberikan output уаng lebih baik dibandingkan dеngаn proses thawing уаng lambat.  Proses thawing cepat аkаn meminimalkan munculnya cairan serta komponen larut air dаrі tubuh ikan.  

Jіkа ikan kontak dеngаn bagian atas seperti kayu, logam atau ikan lain, penyimpangan bau аkаn meningkat.  Tіdаk adanya oksigen dalam syarat іnі menyebabkan peningkatan pertumbuhan dan aktivitas bakteri anaerobik.(Winarno, 1980).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN PADA IKAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN PADA IKAN - Dalam setiap operasi penangkapan, ikan yg tertangkap harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya, lantaran perlakuan ini adalah langkah pertama yang sangat memilih mutu ikan pada proses berikutnya.


Untuk Mendapatkan Keuntungan yg berlebih, nelayan mengharapkan output yg baik menurut kualitas serta kuantitas. 


Walaupun masih poly nelayan yg mementingkan Kuantitas saja tanpa melihat betapa poly keuntungan jika ikan selalu pada jaga kualitasnya.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN PADA IKAN


Cara Menjaga kualitas ikan merupakan menggunakan mencegah adanya pembusukan ikan, Untuk tindakan mencegah inilah maka nelayan perlu mengetahui apa saja faktor yang Mempengaruhi Pembusukan Ikan.



Ikan yang ditangkap akan segera membusuk, kecepatan pembusukan dipengaruhi sang beberapa faktor berikut:

1. Cara Penangkapan

Ikan yang tertangkap dengan playing, pole & line, trawl akan lebih baik keadaanya jika dibandingkan menggunakan yang ditangkap dengan gill net, long line, dan sebagainya.

2. Reaksi ikan menghadapi kematian

Ikan – ikan yang keras menghabiskan poly tenaganya pada menghadapi kematiannya, lebih cepat busuk daripada ikan yang mati menggunakan damai  atau cepat.

3. Jenis dan ukuran ikan

a) Kecepatan pembusukan tidak sama pada setiap jenis ikan, lantaran perbedaan komposisi kimianya. 

b) Ikan yg ukuran kecil cepat membusuk berdasarkan dalam ikan yg berukuran besar .

4. Keadaan fisik sebelum ditangkap

a) Keadaan fisik disaat yg tertangkap serta konsidinya Ikan yang sangat kenyang akan makanan saat ditangkap, 

Setelah pada lakukan pembedahan maka terlihat perut dan dinding perutnya segera diurai oleh enzym isi perut dan akan menyebabkan perubahan rona. 

b) Ikan yang syarat physiknya lemah, contohnya ikan yang sakit, lapar atau habis bertelur, akanlebih membusuk.

5. Keadaan Cuaca

Udara yg panas, suhu air yg tinggi, bahari yang banyak gelombang, akan meningkatkan kecepatan pembusukan.

6.cara penanganan serta penyimpanan

Jika ikan pada keadaan rigor diperlakukan dengan kasar, contohnya ditumpuk terlalu banyak, terinjak, terlempar, dan sebagainya, 

proses pembusukannya akan berlangsung lebih cepat. Pembusukan dapat dicegah atau diperlambat jika ikan disiangi dan disimpan dalam suhu yang cukup rendah.

Penurunan Mutu Ikan Oleh Pengaruh Fisik

Penurunan mutu ikan pula dapat terjadi oleh impak fisik. Misal kerusakan oleh alat tangkap saat ikan berada pada dek, pada atas kapal serta selama ikan disimpan pada palka. 

Kerusakan yang dialami ikan secara fisik ini ditimbulkan lantaran penanganan yang kurang baik. Sehingga menyebabkan luka-luka dalam badan ikan dan ikan sebagai lembek. Hal-hal ini bisa ditimbulkan lantaran :

- Terlalu lamanya ikan  berada pada  jaring, misal pada jaring trawl, penarikan trawl terlalu lama . Kondisi ini dapat mengakibatkan ketua atau ekor menjadi luka atau patah.

- Pemakaian alat, semisal ganco atau sekop terlalu kasar, sebagai akibatnya melukai badan ikan serta ikan dapat mengalami pendarahan.

- Penyimpanan pada palka terlalu lama .

- Penanganan yang ceroboh sewaktu penyiangan, mengambil ikan berdasarkan jaring, sewaktu memasukkan ikan pada palka, serta membongkar ikan berdasarkan palka.

- Daging ikan juga akan lebih cepat sebagai lembek, jika kena sinar matahari.

Untuk Itu Agar Mutu Ikan terjaga menggunakan baik maka di perlukan pendinginan pada ikan. 

Begitu Besar fungsi dan manfaat pendinginan buat industri perikanan maka nelayan serta pelaku bisnis wajib mengetahui serta memahaminya. 


Silahkan baca


Manfaat Pendinginan Untuk Industri Perikanan.


- 8 Ciri Ciri Ikan Segar

Sumber : Materi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

Semoga Bermanfaat...

CARA MENGHILANGKAN FORMALIN PADA MAKANAN

Cara Menghilangkan Formalin - Formalin merupakan bahan kimia berbahaya yang kerap dicampurkan ke makanan oleh pedagang curang. Tujuan pencampuran zat berbahaya semacam formalin hanya dilatar belakangi sang keuntungan tanpa melihat kesehatan pada konsumen. 

Zat Formalin telah lama pada ketahui oleh beberapa rakyat tetapi buat menghilangkan formalin , poly belum mengerti cara dan tekniknya.

Sebagai konsumen kita pun jadi waswas, takut bila tanpa sengaja membeli makanan berformalin serta meracuni diri dan famili sendiri. 

Untungnya, ada cara buat menghilangkan kadar formalin berdasarkan makanan. Ada beberapa makanan yg seringkali pada campur menggunakan zat tadi diantara nya Mie, Tahu dan Ikan.

Kita perlu hati-hati pada menentukan bahan kuliner yang akan kita konsumsi. Namun bagaimana apabila kita tidak konfiden pada bahan kuliner yg kita beli?

Berikut terdapat beberapa cara untuk mengurangi serta menghilangkan kadar formalin dalam bahan kuliner, terutama dalam mie, memahami serta ikan.


Cara Menghilangkan Formalin dalam Mie, Tahu dan Ikan

1. Ikan Asin

Ikan asin yg berformalin perlu direndam selama 60 mnt supaya formalinnya terlepas berdasarkan ikan dan terlarut ke air rendamannya. 

Level formalin akan berkurang sebanyak 61.25% apabila ikan asin direndam dalam air biasa. 


Sebaiknya, perendaman ikan asin dilakukan pada air garam karena dapat menghilangkan level formalin sampai 89.5%.

2. Tahu

Tahu yang berformalin pun mampu dinetralkan dengan cara yg gampang. Cara terbaik adalah dengan merebusnya hingga mendidih lalu menggorengnya. 

Teknik ini terbukti dapat menghilangkan hampir seluruh kandungan formalin di pada tahu tadi. 


Cara lain juga bisa dilakukan dengan mengukusnya formalin rendamnya pada air panas. 


Namun, kedua cara ini hanya bisa mengurangi kandungan formalinnya, bukan menghilangkannya secara total.

3. Mie Basah

Untuk mie basah, caranya lebih mudah lagi. Cukup rendam saja mie pada air panas selama 30 mnt. 

Teknik sederhana ini terbukti dapat menghilangkan kandungan formalinnya hingga 100%. 


Jangan lupa, cuci kembali mie dengan air biasa sesudah perendaman buat memastikan tidak ada sisa formalin yang masih melekat.

4. Ikan Segar

Ikan segar yang diberi formalin juga bisa dinetralkan kembali sehingga aman buat dikonsumsi. 

Campurkan cuka ke pada air hingga konsentrasinya mencapai 5%. 


Kemudian, rendam ikan di larutan tersebut selama 15 mnt. 

Ada dua jenis produk perikanan yg menciptakan taraf konsumsi ikan menjadi turun dan jenis tersebut adalah produk ikan asin serta produk ikan segar. 

Seharusnya pedagang lebih sadar dan lebih mengutamakan kesehatan rakyat menggunakan tidak menaruh formalin ke makanan. 


Dan Masyarakat Harus sanggup membedakan mana yang berformalin serta nir menggunakan melihat serta mengetahui Ciri Ciri Ikan Segar

Formalin atau Formaldehida umumnya dipakai buat mengawetkan bahan agar tidak gampang rusak. 

Tujuannya dipakai untuk industri contohnya pengawetan triplek, kain, karpet, busa, obat pembersi lantai, & lain-lain. 


Selain itu pula dipakai untuk mengawetkan mayat dan bangkai agar tidak cepat busuk.

Namun sayangnya, Formalin kerap disalahgunakan & dicampurkan ke kuliner sang pedagang curang. Sebagai konsumen kita pun jadi waswas, takut bila tanpa sengaja membeli kuliner berformalin & meracuni diri & keluarga sendiri. 

Untungnya, ada cara buat mengurangi dan menghilangkan kadar formalin menurut makanan.

Semoga artikel Cara menghilangkan Formalin ini sanggup berguna untuk warga lebih peka serta membuat pedagang ikan segar serta ikan asin lebih mengetahui tentang bahaya formalin

PERUBAHAN IKAN SETELAH MATI

Perubahan - Perubahan Ikan Setelah Ikan Mati - Perubahan Pada fase kematian ikan setidaknya akan menurunkan kualitas mutu ikan. Seperti yg kita tahu bahwa mutu ikan nir mampu di tingkatkan hanya sanggup di pertahankan. 

Dan mempertahankan Mutu ikan dengan mencegah proses bakteri masuk ke pada tubuh ikan sebagai akibatnya akhir dari mutu ikan menjadi rusak atau tidak layak di konsumsi. Untuk mepertahankan mutu ikan, maka terlebih dahulu kita wajib mengetahui Perubahan Ikan Setelah Mati 

Perubahan Ikan Setelah Mati 

Hyperaemia

Hyperaemia adalah proses terlepasnya atau keluarnya lendir berdasarkan kelenjar - kelenjar yg ada pada pada kulit. Lendir ini umumnya lengket dan baru mengeluarkan bau amis bukan bau busuk. Proses selanjutnya membentuk lapisan bening yang tebal pada sekeliling tubuh ikan. Pelepasan lendir menurut kelenjar lendir, akibat dari reaksi spesial suatu organisme. Lendir tadi terdiri dari gluko protein dan merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan bakteri. 

Untuk Fase ini pada lendir di bersihkan umumnya dalam penanganan ikan tuna setelah tertangkap pada bersihkan dengan Spoon atau gabus. 

Rigor Mortis

Fase ini ditandai sang mengejangnya serta kaku nya tubuh ikan setelah mati. Kekejangan ini disebabkan alat-alat yg masih ada dalam tubuh ikan yg berkontraksi akibat adanya reaksi kimia yg dipengaruhi atau dikendalikan sang enzim. Dalam keadaan seperti ini, ikan masih dikatakan segar. Pada penangangan ikan tuna umumnya otak ikan di tusuk menggunakan penusuk supaya kematian tersebut lebih cepat.

Autolysis

Fase autolysis ini terjadi sehabis terjadinya fase rigor mortis. Kematian yg mengejang balik melembek. Pada fase ini ditandai ikan sebagai lemas serta otot menjadi renggang balik . Lembeknya daging Ikan ditimbulkan kegiatan enzim yg semakin meningkat sebagai akibatnya terjadi pemecahan daging ikan yang selanjutnya membentuk substansi yang baik bagi pertumbuhan bakteri.

Bacterial decomposition (dekomposisi sang bakteri)

Pada fase ini bakteri masih ada pada jumlah yang sangat poly, menjadi akibat fase sebelumnya. Aksi bakteri ini mula-mula hampir bersamaan menggunakan autolysis, dan lalu berjalan sejajar. 

Bakteri mengakibatkan ikan lebih rusak lagi, bila dibandingkan menggunakan fase autolysis. Jenis-jenis bakteri tadi adalah: Pseudomonas, Proteus Achromobacter, Terratia, dan Elostridium.

Selama ikan masih dalam keadaan segar, bakteri-bakteri tersebut nir mengganggu. Akan namun bila ikan mangkat , suhu badan ikan sebagai naik, menyebabkan bakteri-bakteri tadi segera menyerang. Segera terjadi pengrusakan jaringan-jaringan tubuh ikan, sebagai akibatnya usang kelamaan akan terjadi perubahan komposisi daging yang lalu menyebabkan ikan sebagai busuk. 

Bagian-bagian tubuh ikan yang acapkali menjadi sasaran agresi bakteri merupakan : Seluruh permukaan tubuh, Isi perut, dan Insang.

Perubahan - Perubahan Ikan Setelah Ikan Mati  sama juga menggunakan kemunduran mutu ikan segar dimana pada situ di bahas ciri karakteristik menurut ikan segar.

5 FAKTOR TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

Lima Faktor Teknik Pengolahan Hasil Perikanan - Perlu difahami bahwa mutu output perikanan (ikan) yg terbaik atau ”segar” adalah saat dipanen dimana output penanganan atau pengolahan. 

selanjutnya tidak akan pernah membuat mutu yg lebih baik, oleh karena itu cara penanganan pertama saat panen sebagai sangat krusial karena akan berarti ikut mempertahankan mutunya selama tahapan distribusi, penanganan serta pengolahan selanjutnya sampai siap d ikonsumsi.

Agar dapat melakukan penanganan hasil perikanan secara benar buat mempertahankan mutunya perlu diketahui karakteristik-ciri mutunya (ikan serta output perikanan lainnya) yg baik serta penyebab kerusakaannya sebagai akibatnya dapat dicari dan dipilih cara penanganan yang paling efektif dan efisien buat mencegah atau Mengganggu aksi penyebab kerusakan tersebut.

Kondisi komposisi kimiawi serta fisik produk perikanan saat dipanen merupakan ciri atau kriteria mutu(kesejukan)-nya sekaligus merupakan penyebab secara umum dikuasai kerusakan mutunya dibanding penyebab lainnya misalnya kontaminasi serta benturan/tekanan fisik. 

Perubahan komposisi kimiawi dan fisik produk perikanan yg terjadi segera sesudah dipanen dapat efektif dihambat dengan perlakuan suhu rendah. 


Fakta telah menerangkan bahwa perlakuan suhu rendah menggunakan es adalah keliru satu cara yg paling cocok buat menangani ikan sesudah dipanen hingga ketika siap buat diolah lebih lanjut. 


5 FAKTOR TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

Cara ini erelatif murah dan gampang buat dikerjakan sesuai dengan kondisi taraf pengetahuan teknik juga sosial-ekonomi nelayan, petani ikan serta pedagang ikan saat ini.

Untuk melakukan penanganan ikan menggunakan es secara baik dan mencegah penyebab kerusakan lainnya misalnya kontaminasi juga benturan/tekanan fisik, diperlukan wahana yg cocok dalam jumlah cukup. 

Oleh karena itu sarana tadi merupakan kondisi mutlak yg harus disediakan diatas kapal penangkap ikan dan di tempat penanganan ikan segar lainnya misalnya pada dermaga pembongkaran, loka pelelangan ikan (TPI) dan gudang pada pangkalan pendaratan ikan (PPI) atau pelabuhan perikanan.

1. Asal daya ikan

– Sumber daya ikan termasuk bahan kuliner yg mudah rusak atau busuk (perishable). Bahan pangan dari pertanian juga termasuk dalam bahan pangan yg gampang rusak

– Bahan pangan yang sangat cepat rusak (Highly perishable), ikan termasuk juga dalam kategori ini dan hasi perikanan yg lain

– Beda dengan bahan pangan yg tahan lama seperti tepung, memang akan mengalami pengurangan kualitas tetapi lambat.

Jadi sumber daya perikanan itu sangat kritis sehingga butuh penanganan yang lebih karena bersifat perishable.

2. Sifat serta Karakteristik

– Sumber daya ikan merupakan sumber daya yg dapat pulih. Tapi pada penangkapan ikan kita harus memperhatikan batas pemulihan sumberdaya ikan. 

Karena pemulihan sumber daya perikanan itu terbatas, jadi jika melampaui batas alaminya maka akan terjadi penyusutan dan punahnya sumberdaya ikan. Hal ini jua berlaku bagi asal daya lainnya.

– Sumber daya perikanan pula nir dapat didapatkan setiap ketika karena mempunyai trend – musimnya. Tapi kebutuhan konsumen akan sumberdaya perikanan tidak terbatas karena setiap hari dibutuhkan.

Lagi-lagi hal ini menerangkan betapa pentingnya peranan penanganan output perikanan seperti pengawetan. 

Misalnya ada satu jenis ikan yg hanya mampu ditangkap tiga kali setahun jadi butuh penanganan penyimpanan agar dapat dikonsumsi dalam jangka ketika yang terencana.

3. Kebutuhan

– Ikan mempunyai protein yg tinggi serta memiliki protein dengan kualitas yang baik dicermati dari kandungan asam amino esensial yang tergolong lengkap. 

Ikan jua memiliki protein yg gampang dicerna lantaran daging ikan bersifat lunak serta nir mengandung tendon. Ditambah lagi Ikan pula memiliki kadar air yang tinggi yang menciptakan semakin paripurna saja kelebihan ikan.


– Tapi semua kelebihan itu mengakibatkan mudahnya tumbuh bakteri dalam ikan. Salah satu cara pengawetan ikan merupakan denganmengurangi kadar air pada ikan contohnya dengan pengasapan dan pengeringan. 

Jangan sampai ikan yg akan kita makan sudah dirusak oleh mikroba terlebih dahulu jadi kita harus melakukan tindakan pencegahan dan penanganan buat itu.

4. Upaya buat mengatur kebutuhan

Ikan pula bisa sebagai bahan baku aneka macam kebutuhan rumah tangga seperti penyedap makanan. 

Sekarang penyedap makanan seperti sasa serta pecin sudah mulai dialihkan ke arabusi lantaran penyedap makanan misalnya pecin dianggap dapat menyebabkan gondok. 


Bahan standar buat menciptakan arabusi merupakan ikan tuna serta cakalang yg tergolong melimpah pada Indonesia.

Ikan tuna dan cakalang berdasarkan Indonesia dibawa ke Jepang, dan disana lalu dilakukan pengasapan dan farmentasi yg kemudian dapat membentuk arabusi. 

Dan lalu arabusi ini dijual kembali ke Indonesia padahal bahan bakunya menurut Indonesia. 


Kenapa Indonesia tidak mampu membuat sendiri? Mungkin ini keliru satu yang dapat dilakukan buat memajukan perikanan pada Indonesia agar jangan hanya menjadi penghasil bahan standar bukan produk. 


Maka apabila Indonesia mampu mandiri buat menciptakan arabusi sendiri berarti Indonesia sudah mampu bersaing pada hal produk perikanan. 


Karena tidak ada yang mampu menghalangi Indonesia karena Indonesia telah mempunyai bahan baku yang melimpah hanya tinggal Kemampuan buat mengolahnya yg kurang.

5. Peluang dan ancaman ke kedepan

Akuakultur/budidaya sekarang tidak hanya di darat tapi pada bahari pula sedang diupayakan. 

Semakin besar upaya peningkatan produksi perikanan ini pula menjadi peluang bagi orang – orang pada teknologi pengolahan perikanan. 


Karena telah tentu produksi perikanan tidak dapat tanggal menurut penanganan dan pengolahan hasil perikanan.

Tapi kenyataannya ketika produksi / penangkapan ikan sudah tinggi pada sisi lain penanganan dan pengolahan hasil perikanan masih tradisional seperti asinan, bakaran, asapan, dll. 

Dalam setiap proses dari produksi sampai ke konsumen masih ada resiko-resiko terjadi kerusakan pada ikan. Jadi butuh penanganan ikan supaya resiko itu sanggup ditekan sekecil mungkin.


Tantangan : Faktor penyebab kemiskinan rakyat nelayan

1. Produktifitas atau daya tangkap rendah

–  perahu / kapal kecil

– Jangakauan tangkap terbatas

– indera tangkap sederhana

2. Mutu output tangkap masih rendah

3. Industri pengolahan output perikanan masih sangat kurang

– industri perikanan belum memadai

– nir bisa menangani hasil tangkap dalam jumlah akbar dalam trend puncak

4. Tingkat pendidikan nelayan / famili masih rendah

Nelayan yg miskin biasanya belum poly tersentuh teknologi terkini, kualitas sumber daya manusia rendah serta tingkat produktivitas output tangkapannya pula sangat rendah.

Sehingga itu menjadi Mengganggu alih perkembangan teknologi indera tangkap serta indera perikanan lain  lebih maju.


5. Prasarana pada lingkungan nelayang rendah (TPI)

Tidak semua wilayah pesisir memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Hal tersebut membuat para nelayan terpaksa buat menjual hasil tangkapan mereka kepada tengkulak menggunakan harga yg jauh pada bawah harga pasaran. 

Kondisi ini yang selalu menyebabkan nelayan tidak pernah untung, keterbatasan infrastruktur mengakibatkan nelayan merugi, nir seimbangnya antara porto yang dikeluarkan buat melaut, dengan laba output jual, karena harga dipermainkan sang pihak tengkulak.


6. Kelembagaan nelayan dan kelembagaan ekonomi belum berfungsi secara optimal
– perbankan
– koperasi

7. Sistem bagi hasil masih timpang

– Upah buruh nelayan seakan belum dipikirkan
– tidak terdapat peraturan yang mengatur sistem bagi hasil
Kebijakan yg pro nelayan mutlak dibutuhkan, yakni sebuah kebijakan sosial yang akan mensejahterakan masyarakat dan kehidupan nelayan.

8. Peran Teknologi Pengolahan Perikanan

– Peningkatan Konsusmsi protein output perikanan

– Penigkatan kualitas hayati nelayan dengan menyediakan mempunyai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) supaya mempermudah nelayan menjual hasil tangkapan mereka menggunakan laba besar .

– Meningkatkan Industri pengolahan output perikanandi kurang lebih tempat nelayan seperti pabrik es serta garam.

– Meningkatkan kualitas output perikanan tangkap atau budidaya menggunakan mengawasi pergerakan output perikanan menurut pemanenan, pengemasan, pengawetan, serta penjualannya hingga ke konsumen. Kesegaran dan kebersihan ikan harus permanen dijaga agar harganya tetap tinggi.


Sumber

TRIK MENJAGA KESEGARAN IKAN SESAAT SETELAH DIBELI

Daging ikan segar memang kaya akan nutrisi yang baik buat menjaga kesehatan tubuh. Pasalnya, pada dalam bahan makanan tersebut terkadung aneka vitamin, protein, dan omega tiga. Tak ayal bila bahan makanan ini sangat dianjurkan buat dikonsumsikan dalam anak usia pada bawah 5 tahun (balita).
Ikan yang baik buat dikonsumsi adalah daging ikan yg masih pada kondisi segar. Tak peduli pada pasar tradisional atau di pasar swalayan, poly dijual ikan segar. Tapi, orang sering mengabaikan perlakukan yang sempurna buat menjaga kesegaran ikan sesaat selesainya dibeli. Nah, berikut trik yg sanggup Anda aplikasikan.

Tak sebagai perkara bila seketika sehabis membeli menurut pasar tradisional atau swalayan, ikan yang dibeli tadi langsung dimasak. Tentunya, kesegarannya masih terjaga. Tapi, bagaimana bila jarak antara rumah Anda menggunakan pasar atau supermarket relatif jauh.
Dimasukkan di kantung plasti selama 15 mnt saja, ikan tadi akan lekas menjadi busuk. Tak percaya, silakan bau sendiri. Tak ayal Anda akan mendapati bau amis yg menyeruak ke semua rongga hidung.

Oleh sebab itu, apabila hendak membeli ikan, sebaiknya persiapkan dulu mengenai bagaimana cara buat menjaga kesegarannya sampai ikan tersebut siap buat dimasak.

Trik ini sangat gampang buat diterapkan. Anda relatif membeli batu es sebelum membeli ikan. Masukkan batu es tersebut ke dalam plastik tebal. Setelah itu, Anda tinggal membeli ikan yg Anda inginkan.

Pilih ikan yg masih dalam kondisi segar. Cirinya, mata ikan masih berwarna bening. Kalau mata ikan sudah berwarna gelap, ialah ikan tadi telah tidak segar lagi. Selain itu, ekor ikan pula masih pada syarat utuh dan terlihat segar.

Nah, selesainya menerima ikan menggunakan ciri-ciri tadi, langsung beli dengan harga yg wajar. Selanjutnya, masukkan ikan yang telah Anda beli ke pada kantung plastik yg di dalamnya telah berisi batu es.
Dengan begitu, dijamin ikan yang Anda beli kesegarannya tetap terjaga meskipun perjalan dari pasar atau supermarket ke tempat tinggal Anda mencapai lebih menurut 15 mnt.

Setelah hingga di rumah, kemudian bagaimana apabila ikan tadi nir langsung dimasak. Sementara seiring berjalannya waktu, batu es pula bakal mencair. Jawabnya gampang, tambahkan saja ke kulkas.
Tapi, nir sembarang dimasukkan ke kulkas, bila ingin ikan yang Anda beli sanggup awet kesegarannya hingga sekitar dua bulan. Berikut trik menjaga kesejukan ikan supaya lebih tahan lama. Kuasai ke 2 trik tadi, pasti Anda akan menerima kepuasan tiap kali mengolah ikan.