PERUBAHAN IKAN SETELAH MATI

Perubahan - Perubahan Ikan Setelah Ikan Mati - Perubahan Pada fase kematian ikan setidaknya akan menurunkan kualitas mutu ikan. Seperti yg kita tahu bahwa mutu ikan nir mampu di tingkatkan hanya sanggup di pertahankan. 

Dan mempertahankan Mutu ikan dengan mencegah proses bakteri masuk ke pada tubuh ikan sebagai akibatnya akhir dari mutu ikan menjadi rusak atau tidak layak di konsumsi. Untuk mepertahankan mutu ikan, maka terlebih dahulu kita wajib mengetahui Perubahan Ikan Setelah Mati 

Perubahan Ikan Setelah Mati 

Hyperaemia

Hyperaemia adalah proses terlepasnya atau keluarnya lendir berdasarkan kelenjar - kelenjar yg ada pada pada kulit. Lendir ini umumnya lengket dan baru mengeluarkan bau amis bukan bau busuk. Proses selanjutnya membentuk lapisan bening yang tebal pada sekeliling tubuh ikan. Pelepasan lendir menurut kelenjar lendir, akibat dari reaksi spesial suatu organisme. Lendir tadi terdiri dari gluko protein dan merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan bakteri. 

Untuk Fase ini pada lendir di bersihkan umumnya dalam penanganan ikan tuna setelah tertangkap pada bersihkan dengan Spoon atau gabus. 

Rigor Mortis

Fase ini ditandai sang mengejangnya serta kaku nya tubuh ikan setelah mati. Kekejangan ini disebabkan alat-alat yg masih ada dalam tubuh ikan yg berkontraksi akibat adanya reaksi kimia yg dipengaruhi atau dikendalikan sang enzim. Dalam keadaan seperti ini, ikan masih dikatakan segar. Pada penangangan ikan tuna umumnya otak ikan di tusuk menggunakan penusuk supaya kematian tersebut lebih cepat.

Autolysis

Fase autolysis ini terjadi sehabis terjadinya fase rigor mortis. Kematian yg mengejang balik melembek. Pada fase ini ditandai ikan sebagai lemas serta otot menjadi renggang balik . Lembeknya daging Ikan ditimbulkan kegiatan enzim yg semakin meningkat sebagai akibatnya terjadi pemecahan daging ikan yang selanjutnya membentuk substansi yang baik bagi pertumbuhan bakteri.

Bacterial decomposition (dekomposisi sang bakteri)

Pada fase ini bakteri masih ada pada jumlah yang sangat poly, menjadi akibat fase sebelumnya. Aksi bakteri ini mula-mula hampir bersamaan menggunakan autolysis, dan lalu berjalan sejajar. 

Bakteri mengakibatkan ikan lebih rusak lagi, bila dibandingkan menggunakan fase autolysis. Jenis-jenis bakteri tadi adalah: Pseudomonas, Proteus Achromobacter, Terratia, dan Elostridium.

Selama ikan masih dalam keadaan segar, bakteri-bakteri tersebut nir mengganggu. Akan namun bila ikan mangkat , suhu badan ikan sebagai naik, menyebabkan bakteri-bakteri tadi segera menyerang. Segera terjadi pengrusakan jaringan-jaringan tubuh ikan, sebagai akibatnya usang kelamaan akan terjadi perubahan komposisi daging yang lalu menyebabkan ikan sebagai busuk. 

Bagian-bagian tubuh ikan yang acapkali menjadi sasaran agresi bakteri merupakan : Seluruh permukaan tubuh, Isi perut, dan Insang.

Perubahan - Perubahan Ikan Setelah Ikan Mati  sama juga menggunakan kemunduran mutu ikan segar dimana pada situ di bahas ciri karakteristik menurut ikan segar.

Comments