POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN PETA MATERI PKN KELAS XI SEMESTER 12

Cara flexi-- Warga Belajar serta Siswa Sekalian,  Berikut ini merupakan utama Bahasan serta Sub utama bahasan yang menjadi peta materi PKn yg akan kita pelajari selama kalian pada Kelas XI ini. Peta Materi PKn Kelas XI Sekolah Menengah Atas baik Semester 1 dan Semester dua sebagai berikut :
Semester 1
1. Budaya Politik
A. Pengertian Budaya Politik
  • Pengertian Budaya Politik
  • Ciri-Ciri Budaya Politik
  • Macam-Macam Budaya Politik
  • Faktor Penyebab Berkembangnya Budaya Politik
  • Budaya Politik yg Berkembang di Masyarakat

B. Tipe-Tipe Budaya Politik yg Berkembang dalam Masyarakat Indonesia
  • Tipe-Tipe Budaya Politik
  • Tipe-Tipe Budaya Politik pada Indonesia
  • Budaya Politik pada Demokrasi Parlementer
  • Budaya Politik pada Demokrasi Terpimpin Orde Lama
  • Budaya Politik dalam Era Orde Baru
  • Budaya Politik pada Era Reformasi
  • Tipe budaya politik yang bisa menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan pendapat serta siap menghadapi tantangan menggunakan penuh tanggung jawab

C. Pentingnya Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik
  • Makna Sosialisasi Politik
  • Mekanisme Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik
  • Fungsi Partai Politik

D. Peran Serta Budaya Politik Partisipan
  • Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik
  • Contoh Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik
  • Menganalisis Budaya Demokrasi menuju Masyarakat Madani

2.  Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani
A. Pengertian dan Prinsip-Prinsip Budaya Demokrasi
  • Pengertian Budaya Demokrasi
  • Prinsip-Prinsip Budaya Demokrasi
  • Prinsip-Prinsip Demokrasi
  • Perbedaan antara Demokrasi Liberal, Komunis dan Demokrasi Pancasila

B. Ciri-Ciri Masyarakat Madani
  • Ciri-Ciri Masyarakat Madani
  • Proses Terbentuknya Masyarakat Madani
  • Tugas Generasi Muda pada Era Reformasi
C. Pelaksanaan Demokrasi pada Indonesia sejak orde usang, orde baru, serta reformasi
  • Kriteria Negara yg Menganut Sistem Pemerintahan Demokrasi
  • Pelaksanaan Demokrasi dalam masa orde lama (1959-1965), orde baru (1966-1998) serta dalam masa reformasi (1998-sekarang)
  • Menganalisis aplikasi demokrasi dalam masa orde usang, orde baru dan reformasi

D. Perilaku Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari
  • Perilaku warga yang sesuai serta bertentangan dengan ketentuan hukum
  • Perilaku budaya demokrasi pada lingkungan keluarga, sekolah serta masyarakat
  • Perilaku budaya demokrasi pada lingkungan keluarga, sekolah serta masyarakat yang termasuk perilaku korupsi
  • Perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari yang nir termasuk perilaku korupsi

3. Sikap  Keterbukaan serta Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa serta Bernegara
A. Pengertian dan pentingnya keterbukaan serta keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
  • Pengertian Keterbukaan serta Keadilan
  • Macam-Macam Keadilan
  • Pentingnya keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
  • Ciri-Ciri Keterbukaan

B. Dampak penyelenggaraan pemerintahan yg nir transparan
  • Akibat penyelenggaraan pemerintahan yang nir transparan
  • Dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan dalam masa orde lama
  • Akibat penyelenggaraan pemerintahan yang nir transparan pada masa orde baru
  • Contoh konduite yg sesuai serta yang bertentangan menggunakan prinsip penyelenggaraan pemerintahan transparan dan bebas menurut perilaku korupsi

C. Sikap keterbukaan serta keadilan pada kehidupan berbangsa serta bernegara
  • Contoh sikap adil pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

Semester 2
4. Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional
A. Hubungan Internasional
  • Pengertian Hubungan Internasional
  • Subjek-Subjek Hubungan Internasional
  • Asas-Asas Hubungan Internasional
  • Pentingnya Hubungan Internasional
  • Landasan Hukum Hubungan Luar Negeri RI
  • Sarana-Sarana Hubungan Internasional

B. Tahap-Tahap Perjanjian Internasional
  • Pengertian Perjanjian Internasional
  • Penggolongan Perjanjian Internasional
  • Asas-Asas Perjanjian Internasional
  • Istilah-Istilah Perjanjian Internasional
  • Pihak yang berwenang membuat perjanjian
  • Tahap-Tahap Pembuatan Perjanjian Internasional
  • Jenis / Bentuk dan sifat Perjanjian Internasional
  • Pelaksanaan Perjanjian Internasional
  • Proses Ratifikasi Perjanjian Internasional
  • Ratifikasi Perjanjian Internasional pada Indonesia
  • Peranan Protocol Kyoto dalam mengendalikan laju Global Warming
  • Berlakunya perjanjian internasional dilihat menurut banyak sekali aspek
  • Berakhirnya Suatu Perjanjian Internasional
  • Batalnya Suatu Perjanjian Internasional

C. Fungsi Perwakilan Diplomatik
  • Pengertian Perwakilan Diplomatik dan Perwakilan Konsuler
  • Perbedaan Perwakilan Diplomatik menggunakan Perwakilan Konsuler
  • Perangkat atau Tingkatan Perwakilan Diplomatik dan Perwakilan Konsuler
  • Kekebalan dan Keistimewaan Diplomatik
  • Fungsi Perwakilan Diplomatik
  • Politik Luar Negeri Indonesia
D. Peranan Organisasi Internasional dalam Meningkatkan Hubungan Internasional
  • Pengertian Organisasi Internasional
  • Macam-Macam Organisasi Internasional
  • Organisasi Internasional yang diikuti Negara Indonesia
  • PBB
  • ASEAN
  • Gerakan Non Blok
  • OPEC
  • Konferensi Asia Afrika tahun 1955 serta KAA tahun 2005
  • Peranan Organisasi Internasional

E. Kerja Sama serta Perjanjian Internasional yang Bermanfaat bagi Indonesia
  • Kerja sama serta perjanjian internasional yang berguna bagi Indonesia
  • Sikap rakyat negara terhadap output pengesahan perjanjian internasional
  • Menganalisis Kerja Sama Internasional.

5. Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
A. Deskripsi Sistem Hukum serta Peradilan Internasional
  • Makna Hukum Internasional
  • Asas-Asas Hukum Internasional
  • Jenis serta Klasifikasi Hukum Internasional
  • Sumber-Sumber Hukum Internasional
  • Identifikasi Subjek-Subjek Hukum Internasional
  • Hubungan antara Hukum Internasional menggunakan Hukum Nasional
  • Ratifikasi Hukum Internasional sebagai Hukum Nasional
  • Peranan Lembaga Peradilan Internasional
  • Wewenang Mahkamah Internasional
  • Kendala Mahkamah Internasional menjadi Lembaga Peradilan Internasional

B. Penyebab Sengketa Internasional serta Cara Penyelesaiannya sang Mahkamah Internasional
  • Penyebab Timbulnya Sengketa Internasional
  • Cara-Cara Menyelesaikan Sengketa Internasional
  • Contoh Penyelesaian Sengketa Internasional

C. Menghargai putusan Mahkamah Internasional
  • Prosedur Mahkamah Internasional dalam Penyelesaian Masalah Internasional
  • Sistematika Keputusan Mahkamah Internasional
  • Dampak Negara yang tidak mematuhi Keputusan Mahkamah Internasional
  • Contoh Sikap menghargai Keputusan Mahkamah Internasional
  • Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai
  • Peranan RI pada Usaha Perdamaian Dunia.
* * *

CARA PENDEKATAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL IPS

1. Hakikat Pendekatan Pembelajaran

Menurut Djahiri (1995 :19), pendekatan adalah cara pandang seorang terhadap sesuatu yg menjadi landasan buat tindakan selanjutnya. Diantara pendekatan-pendekatan pembelajaran yg banyak dipakai pada pembelajaran IPS antara lain :



a. Pendekatan terpisah
Dengan pendekatan terpisah bahan pelajaran diorganisir murni menurut ilmu yang bersangkutan tanpa mempertautkan atau memfokuskan dengan cabang ilmu lainnya. Semua masalah atau topik hanya disoroti dan diisi menurut yang  ada dalam cabang ilmu eksklusif saja. Pendekatan pembelajaran yg demikian kurang cocok dengan sifat karakteristik dan misi IPS yg diantaranya sebagai ilmu yang akan mengantarkan siswa kearah maupun melakukan interaksi sosial.

b. Pendekatan terpadu (integratif)
Dengan pendekatan terpadu suatu konsep dari suatu cabang ilmu atau suatu topik diorganisir bahannya dari banyak sekali cabang ilmu sosial secara terpadu. Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk mengaitkan suatu utama bahasan lain pada bidang studi itu. Dengan demikian siswa akan menerima citra keterpaduan pada memproses perolehan hasil belajar. Sekarang ini, para pakar Ilmu Pengetahuan Sosial serta penentu kebijakan pendidikan, umumnya sependapat bahwa pembelajaran IPS usahakan dilaksanakan menggunakan memakai pendekatan terpadu, menggunakan beberapa pertimbangan yang dijadikan dasar seperti yang dikemukakan sang  Hamalik, (1992: 14) yaitu :

  1. Manusia nir pernah dan tidak sanggup melepaskan diri dari perkara-perkara sosial. Setiap masyarakat perlu mempunyai kemampuan terpadu mengenai cara memecahkannya. Untuk itu pendekatan terpadu merupakan cara yang cocok buat mengatasinya.
  2. Pendekatan terpadu lebih menekankan keterlibatan anak didik pada belajar, membuat murid secara aktif terlibat pada proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
  3. Sekolah serta masyarakat adalah dua institusi yg sangat berdekatan, bahkan terintegrasi satu sama lainnya. Lantaran institusi ini tidak bisa melepaskan diri secara tegas, karenanya perkara-kasus sosial pada warga sudah tentu wajib menerima perhatian sepantasnya menurut sekolah, serta demikian sebaliknya. Ini berarti peserta didik nir mungkin jua dipisahkan berdasarkan berbagai aspek kehidupan rakyat dan banyak sekali kasus yang dihadapi. Karena itu sejak berdasarkan awal mereka telah wajib didik dan dilatih mengenai bagaimana cara berhadapan dan beradaptasi menggunakan kehidupan sosial.
  4. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan serta teknologi, penciptaan syarat belajar yang sesuai menggunakan sipat-sipat kemanusiaan dan ligkungan sisoal sekolah dan pemikiran-pemikiran inovatif lainnya, mendorong para ahli IPS lebih berkenaan dengan pendekartan terpadu.
  
Berdasarkan  uraian di atas dapat ditarik konklusi bahwa pembelajaran IPS akan berjalan secara efektif bila dipakai pendekatan terpadu, karena menggunakan pembelajaran terpadu akan menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak, membuat anak aktif terlibat pada proses pembelajaran dan produsen keputusan.
2. Pendekatan Pembelajaran Terpadu

Menurut Collins dan Dixon (1991) bahwa pembelajaran terpadu merupakan aktivitas yg berlangsung secara nyata serta penyelidikan topik diarahkan buat menguat kurikulum. Selanjutnya Hamalik (1990: 22) mengemukakan bahwa pendekatan terpadu bertitik tolak menurut suatu keseluruhan bukanlah penjumlahan dari bagian-bagian melainkan suatu totalitas yg memilki makna tersendiri. Bagian yang terdapat dalam holistik itu berada dan berfungsi pada suatu stuktur eksklusif.
Istilah terpadu dari Nasution (1989:40), dikaitkan dengan kurikulum terpadu, bahwa pembelajaran dengan pendekatan terpadu adalah pembelajaran menggunakan meniadakan batas-batas banyak sekali mata pelajaran dalam bentuk unit-unit atau keseluruhan.    
Berdasarkan pendapat pada atas bisa disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu merupakan aktivitas pembelajaran yg berlangsung secara konkret, yg berbagi proses berpikir pembelajar sebagai akibatnya terasa bermaknanya bagi kehidupan.  Di pada pembelajaran terpadu meniadakan batas-batas banyak sekali mata pelajaran. Penggabungan aneka macam mata pelajaran itu diikat pada topik yg berkaitan dengan kehidupan nyata pembelajar.
Belajar mengajar merupakan dua konsep yg hanya bisa dibedakan namun tidak bisa dipisahkan antara satu menggunakan yang lain. Kedua aktivitas tadi terpadu dalam suatu kegiatan yg diklaim interaksi belajar mengajar. Interaksi dalam proses belajar mengajar terjadi antara pengajar menggunakan anak didik dan murid dengan murid. Pada pembelajaran IPS murid tidak hanya sebagai target yang wajib mendapat materi IPS yg diajarkan kepadanya, melainkan mereka harus memperlakukan sebagai subyek yg menjalani proses belajar IPS secara aktif.
Salah satu cara buat menaikkan terjadinya pembelajaran  terpadu dengan melalui unit tematik. Unit tematik adalah serangkaian tema-tema yg digunakan sebagai topik pada proses pembelajaran. Dengan pengambilan tema pokok yang menarik, yang acapkali terjadi di rakyat, proses pembelajaran sebagai lebih bermakna (Susetyo, 1998:35).
Pendekatan terpadu sebagai suatu konsep yang dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yg melibatkan beberapa bidang studi buat memberikan pengalaman yang bermakna pada murid. Berkaitan dengan pembelajaran IPS pada Sekolah Dasar terdapat beberapa aspek yg patut dipertimbangkan sang guru dalam mengoptimalkan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar yg menunjuk pada terwujudnya keterpaduan pembelajaran.

  1. Aspek-aspek perkembangan peserta didik yaitu aspek fisik, intelektual, pribadi, sosial, emosional serta moral.
  2. Kesiapan guru menjadi penterjemah serta perancang kurikulum. 
  3. Iklim belajar bergeser dari instruksional ke transaksional.
Berdasarkan uraian di atas, maka pengertian pendekatan terpadu dapat dipandang menjadi :
a.pembelajaran yg berkiprah dari satu tema terutama menjadi pusat perhatian yg dipakai buat tahu tanda-tanda-gejala dan konsep lain, baik yang berasal menurut bidang studi yang bersangkutan maupun berdasarkan bidang studi lain.


b.suatu pendekatan pembelajaran yg menghubungkan banyak sekali bidang studi yang mencerminkan global konkret disekeliling siswa dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak. 


c.suatu cara buat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara  simultan.
d.merakit serta menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yg berbeda menggunakan harapan anak akan belajar menggunakan lebih baik serta bermakna.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan pendekatan terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan anak didik baik secara individu juga secara grup aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsif keilmuan secara holistik, bermakna serta otentik.
Ditinjau menurut cara memadukan konsep, serta keterampilan, unit masih ada beberapa cara merencanakan pembelajaran terpadu diantaranya yang relevan menggunakan pembelajaran IPS, berdasarkan Robin Forgaty (Gafur, 2001), adalah menjadi berikut : 


1. Tersarang (Nested) yaitu pada dalam menilik suatu bidang studi, ditargetkan dominasi multi keahlian. Misalnya pada mengajar IPS, ditargetkan dikuasai keterampilan sosial, keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan perkara-kasus sosial serta penguasaan materinya sendiri.


2. Terjalin (Shared) yaitu 2 atau lebih mata pelajaran yg mempunyai ketumpangtindihan konsep dan keterampilan. Perencanaan serta pengajaran beserta terhadap 2 atau lebih mata pelajaran yg memiliki konsep serta keterampilan yang tumpang tindih. Contoh pengajar Matematika dan IPA membangun Tim Teaching untuk mengajar konsep dan teknik pengumpulan data, pembuatan bagai atau grafik.


3. Connected  dilandasi asumsi bahwa beberapa materi pelajaran disusun secara berhubungan antara topik satu menggunakan topik yang lain, antara konsep yg satu dengan konsep yang lain atau antara materi semester satu dengan semester berikutnya. Misalnya, guru secara sengaja memadukan subpokok bahasan lapangan pekerjaan, dan koperasi kemudian menghubungkan konsep interaksi, kerjasama, keadilan atau kebudayaan.


4.sequenced  yaitu topik atau unit-unit pelajaran disusun dan dituntut sejalan dengan susunan atau urutan mata pelajaran yang lain.


5.webbed Yaitu menggunakan pendekatan tematik buat mengintegrasikan beberapa bahan ajar dalam bentuk jala atau jaring. Tema sebagai inspirasi sentral dijadikan sebagai penyajian isi pembelajaran, baik secara interdisipliner maupun antar disiplin. Misalnya tema transportasi, jaring sub tema yg herbi transportasi misalnya indera, wahana permesinan tunggangan (teknik), porto (ekonomi), perkembangan alat angkut (sejarah), kebersihan lingkungan (ekologi) serta peraturan kemudian lintas (aturan). 


6. Integrated yaitu memadukan beberapa bidang studi atau mata pelajaran yang berisikan topik atau konsep untuk diajarkan bersama pada bentuk tim teaching . Pendekatan ini diusahakan dengan menggabungkan  matapelajaran menggunakan cara memutuskan prioritas kurikuler dan dan menemukan keterampilan, konsep yg tumpang tindih pada pada mara pelajaran. Berbeda menggunakan webbed yang menuntut pemilihan tema serta pengembangannya sebagai langkah awal, maka dalam  integrated tema yg berkaitan serta tumpang tindih merupakan yg dipilih pengajar dalam termin perencanaan acara. Misalnya mengajar secara terintegrasi pelajaran matematika, IPA, IPS, Seni rupa, Seni sastra, Seni drama, dsb. 


7. Networked yaitu pemyajian bahan ajar dengan jalan menciptakan jaringan atau bidang studi atau keterampilan sesuai menggunakan perkembangan kebutuhan.
Berdasarkan  beberapa model pembelajaran terpadu, yang akan dikembangkan di SD  merupakan model connected, webbed dan integrated. Untuk mencapai keterpaduan, guru sanggup berangkat dari kegiatan menganalisis kurikulum. Pengajar menganalisis kurikulum yang ada, menciptakan peta konsep serta menemukan tema berdasarkan konsep-konsep yg saling tumpang tindih. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis pengajar menyusun acara pembelajaran terpadu.
Dipihak lain, pengajar pula dapat melaksanakan pembelajaran terpadu dengan cara tetapkan tema terlebih dahulu, lalu menurut tema tadi dipilihlah aktivitas belajar mengajar yang memadukan mata pelajaran-mata pelajaran terkait.
Di pada prakteknya, pendekatan  terpadu yg dikembangkan sang pengajar nir hanya satu dimensi. Pendekatan terpadu ada kalanya terjadi secara spontan, terdapat kalanya juga terjadi melalui proses perencanaan yang matang. Ada pendekatan terpadu impulsif yg memadukan 2 mata pelajaran secara utuh. Ada jua pendekatan terpadu terjadwal didasarkan atas suatu tema eksklusif, dan dilaksanakan setiap periode ketika tertentu. Dalam penelitian ini pendekatan terpadu yang diterapkan merupakan pembelajaran terpadu secara spontan dengan memakai contoh webbed dan connected.
3. Pendekatan Pembelajaran Monolitik

Hasan, (1996: 26), Istilah monolitik diartikan menjadi pendekatan terpisah yaitu pendekatan dimana setiap disiplin pada ilmu-ilmu sosial dijarkan secara terpisah.
Berdasarakan  beberapa pengertian  pada atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran monolitik  adalah sistem pembelajaran yg terpusat dalam guru, pada mengajar atau menaruh pelajaran antara satu bidang studi dengan bidang studi yg lain tersaji secara terpisah, tidak ada usaha buat membentuk iklim belajar yg menciptakan siswa aktif, inovatif serta kreatif.
Menurut Nasution (1989: 50), menyampaikan bahwa pendekatan monolitik  dapat jua diartikan  menjadi pembelajaran yg memakai pengelompokan bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum yang pelaksanaannya disajikan pada mata pelajaran terpisah-pisah, yg satu terpisah dengan yang lain.
Jadi disparitas pembelajaran IPS dengan pendekatan terpadu dan pendekatan monolitik  terletak dalam kiprah guru pada menyajikan materi pembelajaran dan dalam mengelola proses pembelajaran pada rangka menciptakan suasana belajar yg lebih melibatkan murid secara aktif pada melatih berpikir logis, kritis serta analistis serta menyebarkan potensi yg ada pada diri siswa.

Sumber: Dari Berbagai asal!!