PENGERTIAN KAPASITAS MENURUT PARA AHLI

Pengertian Kapasitas Menurut Para Ahli
Berdasarkan pendapat Stevenson (2000,P 712) Kapasitas merupakan beban maksimal yang dapat ditangani sang sebuah unit produksi bisa berubah pabrik, departemen, mesin atau pekerja sedangkan beban bisa diartikan menjadi masukkan atau keluaran.

1. Capacity is The ability to receive, hold, or absorb. 
2. The maximum amount that can be contain . 

Artinya kapasitas merupakan kemampuan buat menerima atau menyerap. Maksimal menurut sejumlah yang sanggup ditampung.

Wikipedia (2000, P3) Capacity is a legal term that refers to the ability of persons to enter into contracts.

Beberapa dari definisi di atas menggambarkan bahwa kapasitas menurut suatu media entah itu berupa mesin, gedung atau apa saja selalu mempunyai kemampuan menampung maksimal . Namun, tidak demikian yg selalu terjadi. Ada saat-saat pada mana kapasitas itu tidak mampu menampung maksimal , yaitu saat dimana terjadi gangguan-gangguan yg mengakibatkan kapasitas tidak dapat menampung maksimal .

Tingkat kapasitas mesin
Dalam akuntansi manajemen, sebuah mesin produksi yang beroperasi mempunyai taraf kapasitas. Berdasarkan pendapat Horngren (2000,p 314) terdapat 4 taraf kapasitas mesin:

1. Kapasitas Teoritis atau ideal
Adalah kapasitas buat memproduksi pada kecepatan penuh tanpa gangguan.

2. Kapasitas Mudah atau kapasitas realistis
Adalah kapasitas teoritis, dikurangi hambatan-kendala yg akan ada pada prakteknya misalnya adanya kemacetan (breakdown) yang diperkirakan pemogokkan, keterlambatan dan kekurangan bahan baku

3. Kapasitas Normal
Adalah Aktivitas Rata-homogen selama satu periode waktu yg cukup lama buat membuat homogen-homogen tinggi rendah taraf produksi

4. Kapasitas Aktual atau Kapasitas yg Diharapkan
Adalah tingkat kapasitas yang berdasarkan menurut kapasitas untuk periode berikutnya.

Perlunya Keputusan akan Kapasitas
Schroeder (2000, P 16) Capacity Decision are aimed at providing the right amount of capacity at the right place at the right time.

Seperti yang diungkapkan Porter (2000, P113) posisi porto: Tingkat pengupayaan buat memperoleh posisi porto rendah dalam pabrik dan distribusi melalui investasi pada fasilitas serta peralatan yg memperkecil biaya .

Schroeder (2000, P16) Capacity Planing, however, determines not only the sizes of facilities but also the proper number of people in operation.

Dari 3 teori pada atas peneliti bermaksud menyimpulkan bahwa Kapasitas yang terjadi dalam kaitannya buat memperoleh porto rendah sangat ditentukan perencanaan yang baik sang perusahaan melalui analisa terhadap poly faktor

Pengertian Optimasi
Gunawan (2002, P57) nilai optimum (nilai maksimum atau minimum) (//www.optimize, maximize_ The Columbia Guide to Standard American English Optimize,10 September 2005) is infrequent as an intransitive verb, meaning “to take an optimistic view,” but it has very frequent use as a transitive verb, meaning “to make the most of,” “to get the optimum value or use from,” as in Her hard work optimized the scanty resources available Simpulan peneliti, meningkatkan secara optimal adalah usaha untuk memakai sumber daya yang terdapat se efisien mungkin, dengan porto yg sekecilnya. Untuk mencapai hasil yg maksimal .

Analisis Porter
Menurut David (2001, P60) Salah seseorang ilmuwan ekonomi Michael Porter menyampaikan bahwa perlunya memperhatikan lima kekuatan persaingan buat mengetahui kentara posisi kekuatan perusahaan. Hal tersebut berguna terutama buat kepentingan jangka panjang dari perusahaan. Semakin bertenaga forces (kekuatan) berdasarkan kelima Kekuatan yg dikatakan Forces, maka perusahaan akan semakin terbatas pada kemampuannya memperoleh profit lebih. Masing-masing dari kelima kekuatan tersebut yg berupa Potential entrants (Pemasuk Potensial), Suppliers (Pemasok), Substitute (Barang Pengganti/ substitusi), Buyers (Pembeli), Industry Competitors (Pesaing Industri) mempunyai kekuatan yg kita sebut Threat (Ancaman) juga Bargaining Power (Daya tawar) serta persaingan antar perusahaan pada satu industri yang sudah exist.

Berdasarkan pendapat David (2001, P61) beberapa persyaratan masuk yg bisa jua sebagai halangan masuknya pendatang baru adalah menjadi berikut :
• Economics Of Scale
• Product Differentiation
• Capital Requirements
• Switching Cost
• Access to Distribution Channel
• Cost Disadvantages Independent of Size
• Government Policy

David (2001, P62) menuliskan mengenai pendapat Porter akan faktor- faktor yang memepengaruhi intensitas persaingan:
• Number of Competitor
• Rate of Industry Growth
• Product or Service Characteristics
• Amount of Fixed cost
• Capacity
• Height of Exit Barriers
• Diversity of Rivals

David (2001, P63) Pembeli sebenarnya mensugesti pula Industri melalui banyak hal, yang mampu membuat perusahaan memilih kebijakan harga yang lebih murah dengan kualitas yang lebih baik. Pembeli atau kelompok menurut pembeli akan menjadi bertenaga pada Bargaining Power (Daya tawar) bila:
• Pembeli membeli proporsi besar berdasarkan produk atau jasa penjual
• Pembeli punya potensial buat memproduksi produk yang ditawarkan
• Pembeli memiliki alternatif penjual lainnya karena produk yg ditawarkan adalah produk yg baku (tidak terdifferensiasi)
• Biaya membarui Penjual sangatlah mini atau mungkin nir ada
• Pembeli mencicipi laba yg sangat sedikit dan sangat sensitif terhadap porto yg dimuntahkan.
• Pembelian akan produk tidak penting pengaruhnya terhadap kualitas akhir atau harga dari produk sanggup menggunakan mudah tersubstitusi.

David (2001, P64) Pemasok bisa menghipnotis sebuah industri melalui kemampuan mereka buat menaikkan harga atau mengurangi kualitas dari barang serta jasa yg dibeli. Pemasok atau gerombolan pemasok akan bertenaga jika masih ada beberapa faktor berikut :
• Industri pemasok didominasi beberapa perusahaan, namun penjualannya terhadap poly pembeli
• Barang atau jasa yang ditawarkan sifatnya unik dan sudah mengakibatkan switcing cost
• Substitusi belum mungkin buat terjadi
• Pemasok memiliki kemampuan buat berintegrasi masuk dan berkompetisi langsung merebut pangsa pasar konsumen akhir
• Pembelian terhadap Pemasok hanya sebagian mini sehingga tampak nir krusial bagi pemasok

Mengutip pendapat Hitt (2005, P58) Secara generik, ancaman produk pengganti merupakan akbar apabila sejumlah pelanggan menghadapi sedikit, bila ada, biaya peralihan serta apabila harga produk pengganti tadi lebih rendah dan atau mutu serta kemampuan kinerjanya sama atau lebih besar daripada produk yang ada.

Pasar dan Jenis Pasar
Sukirno (2002, P227) Pasar persaingan paripurna dapat disefinisikan menjadi struktur pasar atau industri di mana terdapat poly penjual serta pembeli, dan setiap penjual ataupun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pada pasar

Menurutnya juga ada berbagai macam pasar selain persaingan sempurnah, yaitu pasar monopoli, monopolistis, oligopoli.

Sukirno (2002, P228) Monopoli merupakan suatu bentuk pasar di mana hanya masih ada satu perusahaan saja. Dan perusahaan ini membuat barang yg nir mempunyai barang pengganti yang sangat dekat.

Ciri-ciri Pasar Monopoli :
1. Pasar Monopoli adalah Industri satu perusahaan
2. Tidak mempunyai Barang Pengganti yang mirip
3. Tidak masih ada Kemungkinan Untuk Masuk Ke dalam Industri
4. Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga
5. Promosi Iklan Kurang diperlukan

Sukirno (2002, 240) Pasar Monopolistis dalam dasarnya merupakan pasar yang berada diantara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh karena itu sifat-sifatnya mengandung unsur-unsur sifat pasar Monopoli, serta unsur-unsur sifat pasar persaingan sempurna

Ciri-cirinya merupakan menjadi berikut :
1. Terdapat Banyak Penjual
2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak
3. Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga
4. Kemasukkan dalam Industri Relatif Mudah
5. Persaingan mempromosi industri Sangat Ketat

Menurut Sukirno (2002, P263) Ciri Pasar Oligopoli :
1. Menghasilkan barang baku juga barang berbeda corak
2. Kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah adakalanya kuat
3. Pada umumnya perusahaan oligopoli nir perlu melakukan promosi secara iklan

Metodologi Penelitian
Metode merupakan cara kerja pikiran dalam tahu suatu obyek, didalamnya terkandung cara teknis bagaimana mengisi atau melakukan hasil berdasarkan pemahaman itu. Maka daripadanya dituntut suatu keabsahan dan keterandalan menurut cara dan data, dimana dan kapan hal itu dilakukan. Oleh karenanya di dalam tahap ini dijelaskan mengenai :

Jenis dan Metode Penelelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk melaksanakan penelitian ini merupakan metode deskriptif menggunakan jenis penelitian studi masalah pada PT.serayu Makmur Kayuindo.

Teknik Pengumpulan Data
Indriantoro (2002, P 145), data penelitian pada dasarnya dikelompokkan sebagai tiga jenis, yaitu: Data subjek, Data fisik dan data dokumenter. Data subjek merupakan jenis data penelitian berupa opini, sikap, pengalaman atau ciri menurut seorang atau sekelompok orang yg menjadi subjek penelitian (responden). Data Fisik adalah jenis data penelitian yg berupa objek atau benda-benda fisik, antara lain dalam bentuk bangunan atau bagian menurut banguanan, pakaian, buku serta senjata. Data Dokumenter adalah jenis data penelitian antara lain berupa faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo atau pada bentuk laporan acara.

Sumber data penelitian sendiri, terdiri atas 2. Yaitu asal data primer serta data sekunder. Sumber data primer adalah data yg diperoleh langsung menurut asal asli (nir melalui perantara), sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak pribadi yaitu para mediator. Perantara tersebut adalah para akuntan yg bekerja di PT Serayu Makmur Kayuindo.

Jenis data yang digunakan merupakan data dokumenter. Adapun data tersebut dibagi lagi berdasarkan Tipe berdasarkan data sekunder yaitu data internal serta data eksternal. Data internal penelitian berupa catatan masuknya jumlah kayu serta harga pembelian kayu perbualannya. Sedangkan buat data berupa angka inflasi, harga BBM industri yang berlaku didapat berdasarkan data eksternal. Data tersebut nir tercatat pada perusahaan, melainkan dalam situs BPS (Biro Pusat Statistik) serta situs Pertamina.

Waktu yg dipakai di sini adalah time series, yang diambil menurut tahun 2002-2005.
Periodenya merupakan per bulan selama tahun tadi.

Gambar Hubungan Sumber serta Jenis Penelitian

Gambar Tipe Data Sekunder

Definisi Operasional serta Instrumen Pengukuran
Indrianto (2000, P 69), Definisi operasional adalah penentuan construct sebagai akibatnya menjadi variabel yang bisa diukur. Pengukuran construct adalah kasus yg kompleks, lantaran berkaitan dengan fungsi variabel buat memberi citra yang lebih konkret tentang abstraksi construct yang diwakilinya.

Variabel-variabel yg bisa diukur secara fisik (misal luas tanah atau berat tunggangan), relatif mudah dilakukan dengan donasi indera ukur (instrumen). Demikian pula terhadap data demografi (misal : pengalaman kerja, status, jabatan) dan data keuangan suatu perusahaan (misal : pendapatan, porto, aktiva, harga saham).

Berdasarkan judul penelitian, maka ada 3 variabel yg akan dibahas, peneliti kemudian meng construct Variablel tersebut agar lebih konkrit serta jelas:
1. Kapasitas mesin, adalah beban aporisma yang mampu ditampung sang mesin per jam pengoperasiannya. Instrumen pengukuran kapasitas mesin ada 4, yaitu Kapasitas Teoritis atau ideal, Kapasitas Praktis atau kapasitas realistis, Kapasitas Normal, Kapasitas Aktual atau Kapasitas yang Diharapkan. Kapasitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah Kapasitas normal. Dimana kapasitas normal sebuah mesin rotary (pengupas kulit 

Gambar Construct Variabel Kapasitas

2. Pengadaan, adalah jumlah kuantitas bahan baku log yang didapat sang perusahaan.
Istilah pengadaan dipakai buat menggambarkan disparitas cara pembelian bahan baku tersebut. Dalam pengadaan, nir terdapat pemesanan bahan standar log tadi. Para penjual bahan baku akan datang ke perusahaan menanyakan harga beli, sesudah itu membawa bahan baku tiba ke perusahaan dan terjadi jual beli. Instrumen pengukuran buat pengadaan adalah kuantitas serta satuan ukurnya merupakan m³.

Gambar Construct Variabel Pengadaan

3. Harga, adalah harga beli bahan standar yang berlaku pada PT Serayu Makmur Kayuindo.
Satuannya pada Rp(Rupiah), satuan mata uang RI. Tetapi, instrument pengukuran di sini dipecah lagi menjadi 2 hal yang mensugesti harga. Dimana dua hal tadi adalah hal pada makro ekonomi. Maka instrument buat harga pada sini adalah Inflasi serta harga BBM industri . Diluar dari ke 2 hal tersebut nir digunakan buat penelitian di sini.

Gambar Construct Variabel Harga

Dari Construct di atas, dapat dibuat operasionalisasi Variabel dari tipe Variabel.
Operasional Variabel adalah sebagai berikut :

Gambar Tipe Variabel

Teknik Analisis Data
Suharyadi (2004, P 470) persamaan regresi adalah suatu persamaan matematika yang mendefinisikan hubungan antara 2 variabel. Analisis regresi digunakan buat membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel tidak bebas (Y) menggunakan variabel bebas (x) serta sekaligus buat memilih nilai ramalan atau dugaannya. Bentuk persamaan regresi adalah Y=a+bX.

Dalam persamaan regresi, terdapat kemungkinan buat terjadinya kesalahan(error). Maka muncul suatu metode yang dinamakan metode kuadrat terkecil (least squre).

Suharyadi (2004,P472) metode kuadrat terkecil merupakan suatu metode buat menentukan persamaan regresi dengan meminimumkan jumlah kuadrat jarak vertikal antara nilai aktual Y serta nilai dugaan atau ramalan Ŷ.

Ŷ=a + bX

Di mana:
Ŷ : Nilai dugaan atau ramalan berdasarkan variabel Y dari nilai variabel X yg diketahui biasa disebut dengan Y “cap” atau Y topi
a : Intersep yaitu titik pangkas garis menggunakan sumbu Y atau nilai asumsi bagi Y dalam saat nilai X sama dengan nol
b : Slope atau kemiringan garis yaitu perubahan rata-rata pada Ŷ buat setiap unit perubahan dalam variabel X
X : Sembarangan nilai bebas yg dipilih berdasarkan variabel bebas X

Metode kuadrat terkecil dalam dasarnya dipakai untuk menghitung nilai stastistik a dan b menjadi asumsi menurut parameter A dan B sedemikian rupa, sehingga jumlah kuadrat kesalahan (∑ei ²) memiliki nilai terkecil. Karena jumlah kuadrat kesalahan adalah fungsi dari a dan b ∑ei²= f(a,b), maka menggunakan menciptakan turunan parsial (partial differential) berdasarkan ∑ei² terhadap a serta b didapatkan penduga koefisien regresi a serta b sebagai berikut.
b= n(∑XY) – (∑X)(∑Y)
n(∑X²) – (∑X)²

a= (∑Y) _ b(∑X)
n         n


Di mana:
Y: Nilai variabel bebas Y
a: intersep yaitu titik pangkas garis menggunakan sumbu Y
b: slope atau kemiringan garis yaitu perubahan homogen-homogen pada Ŷ untuk setiap unit perubahan
X: Nilai variabel bebas X
n : Jumlah sample

Setelah kita menemukan koefisien regresi b, maka dapat kita kembangkan lebih lanjut ke konsep elastisitas. Yaitu : E= b (X rata-rata/Y rata-homogen). Sebagai contoh, jika kita menerima nilai E merupakan 0.55, buat output regresi b positif, bisa diartikan bila X naik 1%, maka Y akan meningkat sebesar 0.55%.

Suharyadi (2004, P518) Standard Error atau kesalahan baku pendugaan adalah suatu ukuran yang mengukur ketidak akuratan pencaran atau persebaran nilai-nilai pengamatan (Y) terhadap garis regresi (Ŷ).

Syx = √(∑Y² - a∑Y - b∑XY)/ n-2

Di mana :
Syx : Standar error variabel Y menurut variabel X yang diketahui
Y : Nilai variabel bebas Y
A : intersep yaitu titik potong garis dengan sumbu Y
b : slope atau kemiringan garis yaitu perubahan homogen-homogen dalam Ŷ untuk setiap unit perubahan
X : Nilai variabel bebas X
n : Jumlah sampel, derajat bebas n – dua karena terdapat dua parameter yg akan yaitu a serta b

Pendugaan interval dimaksudkan buat menggambarkan nilai tengah buat setiap X eksklusif. Pada syarat nyata pada mana terjadi fluktuasi maka nilai dugaan Ŷ, a dan b sanggup tidak selaras dengan nilai sesungguhnya, maka mungkin lebih baik dipakai pendugaan interval.

Pendugaan interval nilai tengah Y dimaksudkan buat mengetahui nilai dugaan bagi Y untuk semua nilai X yang diketahui. Rumus interval buat nilai tengah Y adalah sebagi berikut:
Ŷ±t(Syx)√(1/n)+[(X – X rata-rata)/∑X² - (∑X)²/n] Di mana:
Ŷ : nilai dugaan berdasarkan Y buat nilai X tertentu
t : Nilai t-tabel buat tingkat konkret tertentu
Syx : standard error variabel Y berdasarkan variabel X yang diketahui
X : Nilai data pengamatan variabel bebas
X homogen-rata : Nilai rata-homogen data pengamatan variabel bebas n : Jumlah sampel

Untuk penelitian menggunakan variabel independen(X) lebih dari satu, maka regresi yang digunakan adalah regresi berganda. Berbeda menggunakan regresi linear sederhana di atas, yg mempunyai satu variabel independen(X) dan satu variabel dependen(Y).
Bentuk regresi buat 2 variabel merupakan sebagai berikut: Y= a + b1X1 + b2X2
Sedangkan bentuk persamaan regresi menggunakan tiga variabel independen adalah : Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Sehingga bentuk umum persamaan regresi buat k variabel dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + … +BkXk

Untuk persamaan regresi menggunakan dua variabel independen nilai koefisien regresi yaitu b1 serta b2 dan nilai intersep a masih dapat dicari menggunakan mempergunakan alat hitung sederhana atau manual. Tetapi, buat lebih dari dua variabel, akan lebih mudah memakai SPSS.

Koefisien Determinasi memberitahuakn suatu proporsi menurut varian yang dapat diterangkan sang persamaan regresi (regression of sum squares, RSS) (Ŷ – Y rata-rata)² terhadap varian total (total sum of squares,TSS) (Ŷ – Y homogen-rata)². Besarnya koefisien determinasi dirumuskan sebagai berikut:
R² = Varian yang diterangkan persamaan regresi (RSS) Varian Total(TSS)

R² = ∑(Ŷ– Y rata-rata)² =ESS
∑(Y – Y rata-rata)²     TSS

Dan untuk menghitung R² dipakai rumus sebagai berikut :

R² = n(a.∑Y+ b1.∑YX1 +b2.∑YX2) – (∑Y)² n.∑Y² - (∑Y)²
Nilai R² akan berkisar menurut 0 sampai 1. Jika nilai R²= 1 menerangkan bahwa 100% total variasi diterangkan oleh varian persamaan regresi, atau variabel bebas baik X1 juga X2 mampu memperlihatkan variabel Y sebesar 100 %. Sebaliknya bila nilai R²
= 0 menerangkan bahwa tidak ada total varians yg diterangkan sang varian bebas berdasarkan persamaan regresi baik X1 maupun X2.

Kesalahan baku pada regresi berganda merupakan suatu ukuran buat melihat ketepatan antara nilai dugaan(Y) dengan nilai sebenarnya (Ŷ), sebagaimana juga berlaku buat regresi sederhana. Apabila nilai dugaan semakin mendekati nilai sebenarnya, maka persamaan yang kita peroleh semakin baik, serta bila nilai-nilai dugaan semakin jauh menurut nilai sebenarnya, maka persamaan yg kita pakai pula tidak baik.

Rumus Kesalahan standar:
Sy.X1.X2 = √[∑(Ŷ – Y)²/ n – (k + 1)] Di mana:
Sy.X1.X2 : Kesalahan standar atau standard error pendugaan Variabel Y berdasarkan
Ŷ : nilai dugaan berdasarkan Y dimana X1 serta X2 diketahui
Y : nilai pengamatan dari Y
n : Jumlah sample atau data k : Jumlah variabel bebas
Irianto (2004, P212) menulis, Beberapa kondisi yg harus pada penuhi dalam regresi ganda adalah :
a. Sampel harus di ambil secara acak (secara acak) dari populasi yg berdistribusi normal
b. Oleh karena sample di ambil menurut populasi yg berdistribusi normal, maka sample jua wajib berdistribusi normal. Normalitas bisa pada atasi dengan merogoh sample banyak. Di samping itu, normalitas bisa di uji dengan normalitas (contohnya, menggunakan Lilliefors)
c. Data variabel terikat harus berskala interval atau skala ratio, sedangkan skala buat variabel bebas tidak wajib interval atau ratio tetapi mampu juga buat data yg berskala rendah.
d. Antara variabel bebas dengan variabel terikat memiliki interaksi secara teoritis, dan melalui perhitungan hubungan sederhana bisa di uji signifikansi hubungan tersebut. Jika ternyata antara variabel bebas dengan variabel terikat nir memiliki interaksi sederhana yang signifikan maka hubungan ganda pun nir akan signifikan.
e. Persamaan regresinya wajib linier. Mengingat pengujian linieritas buat regresi ganda sukar pada lakukan maka sejauh ini linieritas buat regresi ganda hanya di asumsikan. Oleh karena itu, perlu tindakan hati-hati dalam melakukan deskripsi atas hasil analisisnya karena semua perhitungan berdasarkan pada perkiraan, dan nir pada lakukan pengujian tentang linieritas.

Suharyadi (2004, P528) Heteroskedastisitas buat menerangkan nilai varians ( Y – Ŷ ) antar nilai Y tidaklah sama atau hetero. Hal demikian seringkali terjadi dalam data yg bersifat cross section, yaitu data yang didapatkan pada suatu saat dengan responden yang poly.

Cara mendeteksi Heteroskedastisitas :
a. Metode grafik yaitu menghubungkan antara Y serta e², pada mana e² = ( Y – Ŷ ).
Apabila interaksi Y serta e² tidak sistematis misalnya makin membesar atau mengecil seiring bertambahnya Y maka terjadi Heteroskedastisitas.

b. Uji Korelasi Spearman, uji ini dipakai buat menguji heteroskedastisitas jika nilai hubungan rank Spearman lebih besar berdasarkan t-tabel

Cara mengatasi Heteroskedastisitas :
a. Melakukan metode kuadrat terkecil tertimbang, nilai tertimbang dapat dilakukan berdasarkan apriori atau observasi.
b. Melakukan transformasi log yaitu data diubah ke bentuk lainnya misalnya 1/X atau lainnya.
Suharyadi (2004 , P528) Multikolinearitas dikemukakan pertama kali oleh Radner Frish pada bukunya “statistical Confluence Analysis by Means of Complete Regression System”. Frish menyatakan bahwa multikolinear merupakan adanya lebih menurut satu hubungan linear yang sempurna. Menurut Frish, bila terjadi multikolinear apalagi kolinear yg paripurna (koefisien korelasi antar variabel bebas = 1) maka koefisien regresi dari variabel bebas tidak dapat dipengaruhi dan standar errornya nir terhingga.

Beberapa teknik untuk mengenali multikolinearitas:
1. Variabel bebas secara beserta-sama pengaruhnya nyata, atau uji F-nya konkret, tetapi ternyata setiap variabel bebasnya secara parsial pengaruhnya nir konkret,(uji t-nya nir konkret)
2. Nilai koefisien determinasi R² sangat besar , namun ternyata variabel bebasnya berpengaruh tidak konkret, (uji t tidak nyata)
3. Nilai koefisien hubungan parsial yaitu r yx1.X2, r yx2.X1, r x1 x1 y terdapat yg lebih akbar berdasarkan koefisien determinasinya

Kalau terjadi multikolinear beberapa cara bisa dilakukan dengan membuang variabel bebas yang mengakibatkan multikolinear atau menambah data atau observasi lagi.

SPSS (Statistikal Packet for Social Science)
SPSS (Statistikal Packet for Social Science) adalah program yg sangat popular dipakai dalam bidang ilmu sosial. Kepopuleran ini salah satunya disebabkan karena ketepatan SPSS pada proses analisis. Perbedaan Output SPSS menggunakan perhitungan statistik manual hampir tidak terdapat. Setiap Output hasil analisis SPSS bisa dicocokkan menggunakan output perhitungan manual.

Tim Penelitian serta Pengembangan Wahana Komputer (2005, P33), analisis regresi adalah indera analisis statistik parametrik. Sebagai indera statistik parametric analisis regresi membutuhkan asumsi yang perlu dipenuhi sebelum dilakukannya analisis. Analisis ini dinamakan uji perkiraan klasik. Uji perkiraan klasik mencangkup:

Uji Normalitas Sebaran, yaitu pengujian apakah data sample yg diambil sudah mengikuti sebaran distribusi normal. Sebaran ini bisa dicermati pada tabel 

Histogram atau plot datanya.
Uji Linearitas, yg akan memastikan apakah data sample sinkron dengan garis linear atau nir. Apabila sebaran data tidak sinkron menggunakan garis linear maka bisa dipakai analisis regresi non linear. Lenearitas dapat dilihat pada plot data.
Uji Heteroskedastisitas, atau seringkali diklaim pula homogenitas. Uji ini dapat dilihat pada plot datanya.
Uji Multikolinearitas, seringkali juga dianggap dengan uji independensi. Uji Multikolinear akan menguji antara sesame prediktor memiliki interaksi yg besar atau tidak. Apabila sesame prediktor mempunyai hubungan yang kuat berarti antar prediktor nir independent (Hal ini bisa menyebabkan korelasi prediktor dengan kriterium mini serta tidak signifikan)
Uji Autokorelasi, beranggapan bahwa nilai residual pada pengamatan satu nir berkorelasi terhadap residual pengamatan lainnya. Autokorelasi yang positif akan mengganggu modek karena memperkecil nilai pengaruhnya.

Kelemahan Teknik Analisis Data
Kelemahan teknik analisis data adalah pada regresi berganda nir diperbolehkan adanya multikolineritas sehingga apabila terjadi hal demikian maka penelitian bisa jadi wajib mencari data observasi lagi sebagai akibatnya hal tersebut akan menyulitkan dan membutuhkan saat yang lebih panjang.

PENGERTIAN KAPASITAS MENURUT PARA AHLI

Pengertian Kapasitas Menurut Para Ahli
Berdasarkan pendapat Stevenson (2000,P 712) Kapasitas adalah beban aporisma yg dapat ditangani oleh sebuah unit produksi dapat berubah pabrik, departemen, mesin atau pekerja sedangkan beban dapat diartikan menjadi masukkan atau keluaran.

1. Capacity is The ability to receive, hold, or absorb. 
2. The maximum amount that can be contain . 

Artinya kapasitas merupakan kemampuan buat menerima atau menyerap. Maksimal berdasarkan sejumlah yang sanggup ditampung.

Wikipedia (2000, P3) Capacity is a legal term that refers to the ability of persons to enter into contracts.

Beberapa dari definisi pada atas mendeskripsikan bahwa kapasitas dari suatu media entah itu berupa mesin, gedung atau apa saja selalu mempunyai kemampuan menampung aporisma. Tetapi, tidak demikian yg selalu terjadi. Ada saat-ketika di mana kapasitas itu nir bisa menampung aporisma, yaitu waktu dimana terjadi gangguan-gangguan yg mengakibatkan kapasitas nir bisa menampung aporisma.

Tingkat kapasitas mesin
Dalam akuntansi manajemen, sebuah mesin produksi yg beroperasi mempunyai tingkat kapasitas. Berdasarkan pendapat Horngren (2000,p 314) terdapat 4 taraf kapasitas mesin:

1. Kapasitas Teoritis atau ideal
Adalah kapasitas buat memproduksi dalam kecepatan penuh tanpa gangguan.

2. Kapasitas Mudah atau kapasitas realistis
Adalah kapasitas teoritis, dikurangi hambatan-hambatan yg akan timbul pada prakteknya seperti adanya kemacetan (breakdown) yg diperkirakan pemogokkan, keterlambatan dan kekurangan bahan baku

3. Kapasitas Normal
Adalah Aktivitas Rata-rata selama satu periode saat yang cukup usang buat menciptakan rata-homogen tinggi rendah tingkat produksi

4. Kapasitas Aktual atau Kapasitas yang Diharapkan
Adalah tingkat kapasitas yang berdasarkan berdasarkan kapasitas buat periode berikutnya.

Perlunya Keputusan akan Kapasitas
Schroeder (2000, P 16) Capacity Decision are aimed at providing the right amount of capacity at the right place at the right time.

Seperti yg diungkapkan Porter (2000, P113) posisi biaya : Tingkat pengupayaan buat memperoleh posisi porto rendah dalam pabrik dan distribusi melalui investasi pada fasilitas dan alat-alat yang memperkecil biaya .

Schroeder (2000, P16) Capacity Planing, however, determines not only the sizes of facilities but also the proper number of people in operation.

Dari 3 teori pada atas peneliti bermaksud menyimpulkan bahwa Kapasitas yang terjadi pada kaitannya buat memperoleh porto rendah sangat dipengaruhi perencanaan yang baik sang perusahaan melalui analisa terhadap poly faktor

Pengertian Optimasi
Gunawan (2002, P57) nilai optimum (nilai maksimum atau minimum) (//www.optimize, maximize_ The Columbia Guide to Standard American English Optimize,10 September 2005) is infrequent as an intransitive verb, meaning “to take an optimistic view,” but it has very frequent use as a transitive verb, meaning “to make the most of,” “to get the optimum value or use from,” as in Her hard work optimized the scanty resources available Simpulan peneliti, meningkatkan secara optimal adalah bisnis buat menggunakan asal daya yg ada se efisien mungkin, menggunakan biaya yang sekecilnya. Untuk mencapai hasil yang aporisma.

Analisis Porter
Menurut David (2001, P60) Salah seseorang ilmuwan ekonomi Michael Porter mengungkapkan bahwa perlunya memperhatikan 5 kekuatan persaingan buat mengetahui jelas posisi kekuatan perusahaan. Hal tersebut bermanfaat terutama untuk kepentingan jangka panjang berdasarkan perusahaan. Semakin bertenaga forces (kekuatan) menurut kelima Kekuatan yg dikatakan Forces, maka perusahaan akan semakin terbatas pada kemampuannya memperoleh profit lebih. Masing-masing menurut kelima kekuatan tadi yang berupa Potential entrants (Pemasuk Potensial), Suppliers (Pemasok), Substitute (Barang Pengganti/ substitusi), Buyers (Pembeli), Industry Competitors (Pesaing Industri) memiliki kekuatan yang kita sebut Threat (Ancaman) juga Bargaining Power (Daya tawar) serta persaingan antar perusahaan dalam satu industri yang sudah exist.

Berdasarkan pendapat David (2001, P61) beberapa persyaratan masuk yang bisa jua menjadi halangan masuknya pendatang baru merupakan sebagai berikut :
• Economics Of Scale
• Product Differentiation
• Capital Requirements
• Switching Cost
• Access to Distribution Channel
• Cost Disadvantages Independent of Size
• Government Policy

David (2001, P62) menuliskan mengenai pendapat Porter akan faktor- faktor yg memepengaruhi intensitas persaingan:
• Number of Competitor
• Rate of Industry Growth
• Product or Service Characteristics
• Amount of Fixed cost
• Capacity
• Height of Exit Barriers
• Diversity of Rivals

David (2001, P63) Pembeli sebenarnya menghipnotis jua Industri melalui poly hal, yg bisa membuat perusahaan menentukan kebijakan harga yang lebih murah menggunakan kualitas yg lebih baik. Pembeli atau kelompok berdasarkan pembeli akan sebagai kuat pada Bargaining Power (Daya tawar) bila:
• Pembeli membeli proporsi besar dari produk atau jasa penjual
• Pembeli punya potensial buat menghasilkan produk yang ditawarkan
• Pembeli memiliki cara lain penjual lainnya lantaran produk yang ditawarkan merupakan produk yg standar (tidak terdifferensiasi)
• Biaya membarui Penjual sangatlah mini atau mungkin tidak ada
• Pembeli merasakan laba yg sangat sedikit dan sangat sensitif terhadap biaya yang dikeluarkan.
• Pembelian akan produk nir penting pengaruhnya terhadap kualitas akhir atau harga berdasarkan produk sanggup menggunakan mudah tersubstitusi.

David (2001, P64) Pemasok bisa menghipnotis sebuah industri melalui kemampuan mereka buat menaikkan harga atau mengurangi kualitas berdasarkan barang serta jasa yg dibeli. Pemasok atau kelompok pemasok akan kuat apabila terdapat beberapa faktor berikut :
• Industri pemasok didominasi beberapa perusahaan, tetapi penjualannya terhadap banyak pembeli
• Barang atau jasa yang ditawarkan sifatnya unik dan sudah mengakibatkan switcing cost
• Substitusi belum mungkin untuk terjadi
• Pemasok mempunyai kemampuan buat berintegrasi masuk dan berkompetisi langsung merebut pangsa pasar konsumen akhir
• Pembelian terhadap Pemasok hanya sebagian mini sebagai akibatnya tampak tidak penting bagi pemasok

Mengutip pendapat Hitt (2005, P58) Secara umum, ancaman produk pengganti merupakan akbar apabila sejumlah pelanggan menghadapi sedikit, jika ada, biaya peralihan serta bila harga produk pengganti tersebut lebih rendah serta atau mutu serta kemampuan kinerjanya sama atau lebih akbar daripada produk yang ada.

Pasar dan Jenis Pasar
Sukirno (2002, P227) Pasar persaingan sempurna bisa disefinisikan menjadi struktur pasar atau industri di mana terdapat poly penjual dan pembeli, serta setiap penjual ataupun pembeli nir bisa mempengaruhi keadaan pada pasar

Menurutnya jua terdapat aneka macam macam pasar selain persaingan sempurnah, yaitu pasar monopoli, monopolistis, oligopoli.

Sukirno (2002, P228) Monopoli merupakan suatu bentuk pasar di mana hanya masih ada satu perusahaan saja. Dan perusahaan ini membuat barang yg nir mempunyai barang pengganti yg sangat dekat.

Ciri-karakteristik Pasar Monopoli :
1. Pasar Monopoli merupakan Industri satu perusahaan
2. Tidak mempunyai Barang Pengganti yg mirip
3. Tidak terdapat Kemungkinan Untuk Masuk Ke pada Industri
4. Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga
5. Promosi Iklan Kurang diperlukan

Sukirno (2002, 240) Pasar Monopolistis dalam dasarnya adalah pasar yg berada diantara 2 jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan paripurna dan monopoli. Oleh karena itu sifat-sifatnya mengandung unsur-unsur sifat pasar Monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar persaingan sempurna

Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
1. Terdapat Banyak Penjual
2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak
3. Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga
4. Kemasukkan pada Industri Relatif Mudah
5. Persaingan mempromosi industri Sangat Ketat

Menurut Sukirno (2002, P263) Ciri Pasar Oligopoli :
1. Menghasilkan barang standar maupun barang tidak sama corak
2. Kekuasaan memilih harga adakalanya lemah adakalanya kuat
3. Pada umumnya perusahaan oligopoli tidak perlu melakukan kenaikan pangkat secara iklan

Metodologi Penelitian
Metode adalah cara kerja pikiran dalam tahu suatu obyek, didalamnya terkandung cara teknis bagaimana mengisi atau melakukan hasil berdasarkan pemahaman itu. Maka daripadanya dituntut suatu keabsahan dan keterandalan menurut cara serta data, dimana serta kapan hal itu dilakukan. Oleh karena itu pada pada tahap ini dijelaskan mengenai :

Jenis dan Metode Penelelitian
Metode penelitian yg digunakan oleh penulis buat melaksanakan penelitian ini adalah metode naratif dengan jenis penelitian studi perkara dalam PT.serayu Makmur Kayuindo.

Teknik Pengumpulan Data
Indriantoro (2002, P 145), data penelitian pada dasarnya dikelompokkan sebagai tiga jenis, yaitu: Data subjek, Data fisik serta data dokumenter. Data subjek merupakan jenis data penelitian berupa opini, sikap, pengalaman atau ciri menurut seseorang atau sekelompok orang yang sebagai subjek penelitian (responden). Data Fisik merupakan jenis data penelitian yang berupa objek atau benda-benda fisik, antara lain pada bentuk bangunan atau bagian berdasarkan banguanan, sandang, kitab serta senjata. Data Dokumenter adalah jenis data penelitian diantaranya berupa faktur, jurnal, surat-surat, notulen output kedap, memo atau dalam bentuk laporan acara.

Sumber data penelitian sendiri, terdiri atas dua. Yaitu sumber data primer serta data sekunder. Sumber data primer merupakan data yg diperoleh langsung berdasarkan sumber asli (nir melalui perantara), sedangkan data sekunder adalah data yg diperoleh secara tidak langsung yaitu para perantara. Perantara tersebut merupakan para akuntan yg bekerja pada PT Serayu Makmur Kayuindo.

Jenis data yg digunakan merupakan data dokumenter. Adapun data tersebut dibagi lagi menurut Tipe menurut data sekunder yaitu data internal dan data eksternal. Data internal penelitian berupa catatan masuknya jumlah kayu dan harga pembelian kayu perbualannya. Sedangkan untuk data berupa angka inflasi, harga BBM industri yg berlaku didapat berdasarkan data eksternal. Data tersebut tidak tercatat dalam perusahaan, melainkan pada situs BPS (Biro Pusat Statistik) dan situs Pertamina.

Waktu yg digunakan pada sini adalah time series, yg diambil dari tahun 2002-2005.
Periodenya adalah per bulan selama tahun tadi.

Gambar Hubungan Sumber dan Jenis Penelitian

Gambar Tipe Data Sekunder

Definisi Operasional serta Instrumen Pengukuran
Indrianto (2000, P 69), Definisi operasional merupakan penentuan construct sehingga menjadi variabel yg dapat diukur. Pengukuran construct adalah masalah yang kompleks, karena berkaitan dengan fungsi variabel buat memberi citra yang lebih konkret tentang abstraksi construct yg diwakilinya.

Variabel-variabel yang bisa diukur secara fisik (misal luas tanah atau berat kendaraan), nisbi gampang dilakukan menggunakan bantuan indera ukur (instrumen). Demikian jua terhadap data demografi (misal : pengalaman kerja, status, jabatan) serta data keuangan suatu perusahaan (misal : pendapatan, porto, aktiva, harga saham).

Berdasarkan judul penelitian, maka terdapat 3 variabel yang akan dibahas, peneliti kemudian meng construct Variablel tersebut supaya lebih konkrit dan jelas:
1. Kapasitas mesin, adalah beban maksimal yang mampu ditampung sang mesin per jam pengoperasiannya. Instrumen pengukuran kapasitas mesin terdapat 4, yaitu Kapasitas Teoritis atau ideal, Kapasitas Praktis atau kapasitas realistis, Kapasitas Normal, Kapasitas Aktual atau Kapasitas yang Diharapkan. Kapasitas yg digunakan pada penelitian ini merupakan Kapasitas normal. Dimana kapasitas normal sebuah mesin rotary (pengupas kulit 

Gambar Construct Variabel Kapasitas

2. Pengadaan, merupakan jumlah kuantitas bahan baku log yg didapat oleh perusahaan.
Istilah pengadaan digunakan buat mendeskripsikan perbedaan cara pembelian bahan baku tadi. Dalam pengadaan, nir ada pemesanan bahan baku log tadi. Para penjual bahan standar akan datang ke perusahaan menanyakan harga beli, selesainya itu membawa bahan standar tiba ke perusahaan dan terjadi jual beli. Instrumen pengukuran buat pengadaan adalah kuantitas serta satuan ukurnya adalah m³.

Gambar Construct Variabel Pengadaan

3. Harga, merupakan harga beli bahan standar yg berlaku pada PT Serayu Makmur Kayuindo.
Satuannya pada Rp(Rupiah), satuan mata uang RI. Tetapi, instrument pengukuran pada sini dipecah lagi menjadi 2 hal yg mempengaruhi harga. Dimana dua hal tadi adalah hal pada makro ekonomi. Maka instrument buat harga di sini adalah Inflasi dan harga BBM industri . Diluar berdasarkan kedua hal tersebut tidak dipakai buat penelitian di sini.

Gambar Construct Variabel Harga

Dari Construct pada atas, bisa dibentuk operasionalisasi Variabel berdasarkan tipe Variabel.
Operasional Variabel adalah sebagai berikut :

Gambar Tipe Variabel

Teknik Analisis Data
Suharyadi (2004, P 470) persamaan regresi merupakan suatu persamaan matematika yg mendefinisikan hubungan antara 2 variabel. Analisis regresi digunakan buat membangun suatu persamaan yg menghubungkan antara variabel tidak bebas (Y) menggunakan variabel bebas (x) serta sekaligus buat memilih nilai ramalan atau dugaannya. Bentuk persamaan regresi merupakan Y=a+bX.

Dalam persamaan regresi, terdapat kemungkinan buat terjadinya kesalahan(error). Maka ada suatu metode yg dinamakan metode kuadrat terkecil (least squre).

Suharyadi (2004,P472) metode kuadrat terkecil merupakan suatu metode buat menentukan persamaan regresi menggunakan meminimumkan jumlah kuadrat jarak vertikal antara nilai aktual Y serta nilai dugaan atau ramalan Ŷ.

Ŷ=a + bX

Di mana:
Ŷ : Nilai dugaan atau ramalan dari variabel Y dari nilai variabel X yang diketahui biasa diklaim menggunakan Y “cap” atau Y topi
a : Intersep yaitu titik pangkas garis dengan sumbu Y atau nilai perkiraan bagi Y pada ketika nilai X sama menggunakan nol
b : Slope atau kemiringan garis yaitu perubahan rata-homogen dalam Ŷ buat setiap unit perubahan pada variabel X
X : Sembarangan nilai bebas yg dipilih berdasarkan variabel bebas X

Metode kuadrat terkecil dalam dasarnya digunakan buat menghitung nilai stastistik a dan b menjadi perkiraan berdasarkan parameter A dan B sedemikian rupa, sehingga jumlah kuadrat kesalahan (∑ei ²) mempunyai nilai terkecil. Lantaran jumlah kuadrat kesalahan merupakan fungsi berdasarkan a dan b ∑ei²= f(a,b), maka dengan menciptakan turunan parsial (partial differential) dari ∑ei² terhadap a dan b dihasilkan penduga koefisien regresi a serta b menjadi berikut.
b= n(∑XY) – (∑X)(∑Y)
n(∑X²) – (∑X)²

a= (∑Y) _ b(∑X)
n         n


Di mana:
Y: Nilai variabel bebas Y
a: intersep yaitu titik pangkas garis menggunakan sumbu Y
b: slope atau kemiringan garis yaitu perubahan rata-rata dalam Ŷ buat setiap unit perubahan
X: Nilai variabel bebas X
n : Jumlah sample

Setelah kita menemukan koefisien regresi b, maka dapat kita kembangkan lebih lanjut ke konsep elastisitas. Yaitu : E= b (X rata-rata/Y rata-homogen). Sebagai model, bila kita menerima nilai E adalah 0.55, buat output regresi b positif, bisa diartikan apabila X naik 1%, maka Y akan semakin tinggi sebanyak 0.55%.

Suharyadi (2004, P518) Standard Error atau kesalahan standar pendugaan merupakan suatu berukuran yg mengukur ketidak akuratan pencaran atau persebaran nilai-nilai pengamatan (Y) terhadap garis regresi (Ŷ).

Syx = √(∑Y² - a∑Y - b∑XY)/ n-2

Di mana :
Syx : Standar error variabel Y menurut variabel X yang diketahui
Y : Nilai variabel bebas Y
A : intersep yaitu titik pangkas garis dengan sumbu Y
b : slope atau kemiringan garis yaitu perubahan rata-rata pada Ŷ buat setiap unit perubahan
X : Nilai variabel bebas X
n : Jumlah sampel, derajat bebas n – dua lantaran masih ada dua parameter yg akan yaitu a serta b

Pendugaan interval dimaksudkan buat menggambarkan nilai tengah buat setiap X eksklusif. Pada kondisi konkret di mana terjadi fluktuasi maka nilai dugaan Ŷ, a dan b bisa tidak sama menggunakan nilai sesungguhnya, maka mungkin lebih baik dipakai pendugaan interval.

Pendugaan interval nilai tengah Y dimaksudkan untuk mengetahui nilai dugaan bagi Y buat semua nilai X yang diketahui. Rumus interval untuk nilai tengah Y adalah sebagi berikut:
Ŷ±t(Syx)√(1/n)+[(X – X rata-rata)/∑X² - (∑X)²/n] Di mana:
Ŷ : nilai dugaan berdasarkan Y buat nilai X tertentu
t : Nilai t-tabel buat taraf nyata tertentu
Syx : standard error variabel Y dari variabel X yang diketahui
X : Nilai data pengamatan variabel bebas
X homogen-rata : Nilai rata-rata data pengamatan variabel bebas n : Jumlah sampel

Untuk penelitian menggunakan variabel independen(X) lebih dari satu, maka regresi yg dipakai adalah regresi berganda. Berbeda dengan regresi linear sederhana di atas, yang memiliki satu variabel independen(X) serta satu variabel dependen(Y).
Bentuk regresi buat dua variabel adalah menjadi berikut: Y= a + b1X1 + b2X2
Sedangkan bentuk persamaan regresi dengan tiga variabel independen merupakan : Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Sehingga bentuk umum persamaan regresi buat k variabel bisa dirumuskan sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + … +BkXk

Untuk persamaan regresi dengan 2 variabel independen nilai koefisien regresi yaitu b1 dan b2 dan nilai intersep a masih dapat dicari dengan mempergunakan indera hitung sederhana atau manual. Tetapi, untuk lebih berdasarkan 2 variabel, akan lebih gampang memakai SPSS.

Koefisien Determinasi memberitahuakn suatu proporsi berdasarkan varian yg bisa diterangkan oleh persamaan regresi (regression of sum squares, RSS) (Ŷ – Y rata-homogen)² terhadap varian total (total sum of squares,TSS) (Ŷ – Y homogen-homogen)². Besarnya koefisien determinasi dirumuskan sebagai berikut:
R² = Varian yang diterangkan persamaan regresi (RSS) Varian Total(TSS)

R² = ∑(Ŷ– Y rata-rata)² =ESS
∑(Y – Y rata-rata)²     TSS

Dan buat menghitung R² digunakan rumus sebagai berikut :

R² = n(a.∑Y+ b1.∑YX1 +b2.∑YX2) – (∑Y)² n.∑Y² - (∑Y)²
Nilai R² akan berkisar berdasarkan 0 sampai 1. Apabila nilai R²= 1 menampakan bahwa 100% total variasi diterangkan oleh varian persamaan regresi, atau variabel bebas baik X1 juga X2 mampu menerangkan variabel Y sebesar 100 %. Sebaliknya bila nilai R²
= 0 menerangkan bahwa nir ada total varians yang diterangkan sang varian bebas menurut persamaan regresi baik X1 juga X2.

Kesalahan standar dalam regresi berganda merupakan suatu ukuran untuk melihat ketepatan antara nilai dugaan(Y) dengan nilai sebenarnya (Ŷ), sebagaimana juga berlaku buat regresi sederhana. Jika nilai dugaan semakin mendekati nilai sebenarnya, maka persamaan yg kita peroleh semakin baik, serta apabila nilai-nilai dugaan semakin jauh dari nilai sebenarnya, maka persamaan yg kita pakai pula buruk.

Rumus Kesalahan baku:
Sy.X1.X2 = √[∑(Ŷ – Y)²/ n – (k + 1)] Di mana:
Sy.X1.X2 : Kesalahan standar atau standard error pendugaan Variabel Y berdasarkan
Ŷ : nilai dugaan berdasarkan Y dimana X1 serta X2 diketahui
Y : nilai pengamatan menurut Y
n : Jumlah sample atau data k : Jumlah variabel bebas
Irianto (2004, P212) menulis, Beberapa kondisi yg wajib di penuhi dalam regresi ganda adalah :
a. Sampel harus pada ambil secara acak (secara acak) berdasarkan populasi yg berdistribusi normal
b. Oleh karena sample pada ambil dari populasi yg berdistribusi normal, maka sample pula wajib berdistribusi normal. Normalitas bisa di atasi menggunakan merogoh sample poly. Di samping itu, normalitas dapat pada uji menggunakan normalitas (misalnya, menggunakan Lilliefors)
c. Data variabel terikat wajib berskala interval atau skala ratio, sedangkan skala buat variabel bebas nir wajib interval atau ratio namun sanggup jua buat data yg berskala rendah.
d. Antara variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan secara teoritis, serta melalui perhitungan korelasi sederhana bisa di uji signifikansi hubungan tadi. Jika ternyata antara variabel bebas menggunakan variabel terikat tidak mempunyai interaksi sederhana yang signifikan maka korelasi ganda pun tidak akan signifikan.
e. Persamaan regresinya wajib linier. Mengingat pengujian linieritas buat regresi ganda sukar di lakukan maka sejauh ini linieritas buat regresi ganda hanya di asumsikan. Oleh karenanya, perlu tindakan hati-hati dalam melakukan pelukisan atas output analisisnya lantaran seluruh perhitungan berdasarkan pada asumsi, serta tidak di lakukan pengujian tentang linieritas.

Suharyadi (2004, P528) Heteroskedastisitas untuk memperlihatkan nilai varians ( Y – Ŷ ) antar nilai Y tidaklah sama atau hetero. Hal demikian seringkali terjadi pada data yg bersifat cross section, yaitu data yang didapatkan dalam suatu ketika dengan responden yg banyak.

Cara mendeteksi Heteroskedastisitas :
a. Metode grafik yaitu menghubungkan antara Y dan e², pada mana e² = ( Y – Ŷ ).
Apabila hubungan Y dan e² tidak sistematis misalnya makin mengembang atau mengecil seiring bertambahnya Y maka terjadi Heteroskedastisitas.

b. Uji Korelasi Spearman, uji ini digunakan buat menguji heteroskedastisitas jika nilai hubungan rank Spearman lebih besar dari t-tabel

Cara mengatasi Heteroskedastisitas :
a. Melakukan metode kuadrat terkecil tertimbang, nilai tertimbang dapat dilakukan dari apriori atau observasi.
b. Melakukan transformasi log yaitu data diubah ke bentuk lainnya seperti 1/X atau lainnya.
Suharyadi (2004 , P528) Multikolinearitas dikemukakan pertama kali sang Radner Frish dalam bukunya “statistical Confluence Analysis by Means of Complete Regression System”. Frish menyatakan bahwa multikolinear merupakan adanya lebih dari satu interaksi linear yang sempurna. Menurut Frish, jika terjadi multikolinear apalagi kolinear yang paripurna (koefisien hubungan antar variabel bebas = 1) maka koefisien regresi menurut variabel bebas tidak bisa ditentukan dan baku errornya tidak terhingga.

Beberapa teknik buat mengenali multikolinearitas:
1. Variabel bebas secara bersama-sama pengaruhnya nyata, atau uji F-nya konkret, tetapi ternyata setiap variabel bebasnya secara parsial pengaruhnya nir konkret,(uji t-nya nir nyata)
2. Nilai koefisien determinasi R² sangat akbar, namun ternyata variabel bebasnya berpengaruh tidak konkret, (uji t tidak nyata)
3. Nilai koefisien hubungan parsial yaitu r yx1.X2, r yx2.X1, r x1 x1 y terdapat yang lebih besar berdasarkan koefisien determinasinya

Kalau terjadi multikolinear beberapa cara bisa dilakukan menggunakan membuang variabel bebas yang mengakibatkan multikolinear atau menambah data atau observasi lagi.

SPSS (Statistikal Packet for Social Science)
SPSS (Statistikal Packet for Social Science) adalah acara yg sangat popular digunakan dalam bidang ilmu sosial. Kepopuleran ini keliru satunya ditimbulkan karena ketepatan SPSS pada proses analisis. Perbedaan Output SPSS dengan perhitungan statistik manual hampir tidak terdapat. Setiap Output hasil analisis SPSS bisa dicocokkan menggunakan hasil perhitungan manual.

Tim Penelitian serta Pengembangan Wahana Komputer (2005, P33), analisis regresi merupakan alat analisis statistik parametrik. Sebagai alat statistik parametric analisis regresi membutuhkan asumsi yg perlu dipenuhi sebelum dilakukannya analisis. Analisis ini dinamakan uji perkiraan klasik. Uji perkiraan klasik mencangkup:

Uji Normalitas Sebaran, yaitu pengujian apakah data sample yg diambil telah mengikuti sebaran distribusi normal. Sebaran ini bisa dipandang pada tabel 

Histogram atau plot datanya.
Uji Linearitas, yang akan memastikan apakah data sample sesuai dengan garis linear atau nir. Apabila sebaran data tidak sinkron menggunakan garis linear maka bisa dipakai analisis regresi non linear. Lenearitas bisa ditinjau pada plot data.
Uji Heteroskedastisitas, atau tak jarang disebut juga homogenitas. Uji ini bisa ditinjau dalam plot datanya.
Uji Multikolinearitas, seringkali jua diklaim menggunakan uji independensi. Uji Multikolinear akan menguji antara sesame prediktor memiliki hubungan yg besar atau nir. Jika sesame prediktor memiliki hubungan yg bertenaga berarti antar prediktor tidak independent (Hal ini dapat menyebabkan korelasi prediktor menggunakan kriterium mini serta nir signifikan)
Uji Autokorelasi, beranggapan bahwa nilai residual pada pengamatan satu tidak berkorelasi terhadap residual pengamatan lainnya. Autokorelasi yg positif akan mengganggu modek lantaran memperkecil nilai pengaruhnya.

Kelemahan Teknik Analisis Data
Kelemahan teknik analisis data adalah dalam regresi berganda nir diperbolehkan adanya multikolineritas sebagai akibatnya apabila terjadi hal demikian maka penelitian sanggup jadi wajib mencari data observasi lagi sehingga hal tersebut akan menyulitkan dan membutuhkan saat yg lebih panjang.

PENGERTIAN DEFINISI DAN PERBEDAAN INOVASI MENURUT PARA AHLI

Pengertian, Definisi serta Perbedaan Inovasi Menurut Para Ahli
Inovasi merupakan suatu inovasi baru yg berbeda berdasarkan yang sudah terdapat atau yg sudah dikenal sebelumnya. Orang atau wirausahawan yg slalu berinovasi, maka beliau sapat dikatakan menjadi seorang wirausahwan yg inovatif. 

Seseorang yang inovatif akan selalu berupaya melakukan perbaikan, menyajikan sesuatu yg baru/unik yang tidak selaras menggunakan yang telah terdapat. Inovatif pula adalah sikap penting bagi yang hendaknya dimiliki oleh seorang wirausahawan. Wirausahawan yang slalu melakukan penemuan dalam ushanya. Maka keuntungan dan kesuksesan akan ia dapat. Inovatif adalah implikasi berdasarkan ciri wirausahawan yang bisa membawa perubahan dalam lingkungan sekitarnya. Inovatif secara nir pribadi menjadi sifat pembeda antara wirausahawan dengan orang biasa, juga pengusaha. Seseorang wirausahawan akan selalu memikirkan buat melakukan sesuatu yg tidak sama, nir seperti yg dipikirkan dan dilakukan sang kebanyakan orang. Kreatif dan inovatif merupakan suatu kemampuan buat memindahkan asal daya yang kurang produktif menjadi sumber daya yang produktif sehingga menaruh nilai ekonomis. Baik langsung juga nir langsung seseorang wirausahawan adalah orang yangmampu membawa perubahan dalam lingkunganya. Disisi lain beliau juga orang yg bisa menerima perubahan yang terjadi dan menyikapi perubahan tadi menggunakan positif. Dia jua berani merogoh resiko berhasil ataupun gagal pada setiap jalan yang beliau ambil. Wirausahawan bisa bertahan dalam kondisi perekonomian yang sulit dan serba kalut. Karena disaat semua resah, ia mempunyai kreasi dan inovasi buat memindahkan asal daya yang kurang produktif sebagai sumber daya yang produktif sehingga menaruh nilai hemat.

Berdasarkan pengertian tadi, Robbins lebih memfokuskan dalam 3 hal primer yaitu : 
  • Gagasan baru yaitu suatu olah pikir dalam mengamati suatu kenyataan yang sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan, gagasan baru ini bisa berupa penemuan berdasarkan suatu gagasan pemikiran, Ide, sistem sampai dalam kemungkinan gagasan yang mengkristal. 
  • Produk dan jasa yaitu output langkah lanjutan menurut adanya gagasan baru yg ditindak lanjuti dengan banyak sekali kegiatan, kajian, penelitian serta percobaan sehingga melahirkan konsep yang lebih konkret dalam bentuk produk dan jasa yg siap dikembangkan dan dimplementasikan termasuk output penemuan dibidang pendidikan. 
  • Upaya perbaikan yaitu usaha sistematis buat melakukan penyempurnaan serta melakukan pemugaran (improvement) yang terus menerus sebagai akibatnya butir penemuan itu bisa dirasakan manfaatnya. 
Pengertian Inovasi menurut para ahli :
· Pengertian Inovasi menurut Everett M. Rogers
Mendefisisikan bahwa inovasi merupakan suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yg disadari serta diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau grup buat diadopsi.

· Pengertian Inovasi menurut Stephen Robbins
Mendefinisikan, penemuan sebagai suatu gagasan baru yg diterapkan buat memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.

· Pengertian Inovasi dari Van de Ven, Andrew H
Inovasi merupakan pengembangan serta implementasi gagasan-gagasan baru sang orang dimana pada jangka ketika eksklusif melakukan transaksi-transaksi menggunakan orang lain pada suatu tatanan organisasi.

· Pengertian Inovasi dari Kuniyoshi Urabe
Inovasi bukan adalah aktivitas satu kali pukul (one time phenomenon),melainkan suatu proses yg panjang dan kumulatif yg mencakup banyak proses pengambilan keputusan pada serta sang organisasi menurut mulai inovasi gagasan sampai implementasinya pada pasar.

· Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002
Inovasi merupakan aktivitas penelitian, pengembangan, serta/atau perekayasaan yang bertujuan berbagi penerapan simpel nilai serta konteks ilmu pengetahuan yg baru, atau cara baru buat menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yg sudah terdapat ke dalam produk atau proses produksi. 
Everett M. Rogers (1983) 

Mendefisisikan bahwa inovasi merupakan suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yg disadari serta diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau grup buat diadopsi. 
Stephen Robbins (1994) 

Mendefinisikan, penemuan sebagai suatu gagasan baru yg diterapkan buat memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.

Inovasi memiliki 4 (empat) ciri yaitu : 
  • Memiliki kekhasan / spesifik artinya suatu penemuan memiliki ciri yg khas pada arti pandangan baru, acara, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan output yang diharapkan. 
  • Memiliki karakteristik atau unsur kebaruan, pada arti suatu inovasi wajib mempunyai karakteristik sebagai sebuah karya serta buah pemikiran yang memiliki kadar Orsinalitas dan kebaruan. 
  • Program inovasi dilaksanakan melalui acara yang terjadwal, dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yg yang nir tergesa-gesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang menggunakan acara yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu. 
  • Inovasi yg digulirkan mempunyai tujuan, acara inovasi yg dilakukan harus memiliki arah yg ingin dicapai, termasuk arah serta strategi buat mencapai tujuan tadi. 
Sifat Perubahan Dalam Inovasi Ada 6 Kelompok Yaitu :

1. Penggantian (substitution)
Misalnya : Inovasi pada penggantian jenis sekolah, penggantian bentuk perabotan, indera-alat atau sistem ujian yang lama diganti menggunakan yang baru.

2. Perubahan (alternation)
Misalnya : Mengubah tugas pengajar yang tadinya hanya bertugas mengajar, ditambah dengan tugas sebagai pengajar pembimbing dan penyuluhan / membarui kurikulum sekolah yg semula bercorak teoretis akademis menjadi kurikulum serta mata pelajaran yg berorientasi bernuansa keterampilan hayati simpel.

3. Penambahan (addition)
Misalnya : Adanya sosialisasi cara penyusunan dan analisis item tes objektif di kalangan guru sekolah dasar menggunakan nir mengganti atau mengubah cara-cara penilaian yg telah ada.

4. Penyusunan kembali (restructturing)
Misalnya : Upaya menyusun kembali susunan alat-alat, menyusun kembali komposisi serta ukuran dan daya tampung kelas, menyusun balik urutan mata-mata pelajaran / holistik sistem pengajaran, sistem kepangkatan, sistem training karier baik buat energi edukatif juga energi administratif, teknisi, pada upaya perkembangan holistik sumber daya insan dalam sistem pendidikan.

5. Penghapusan (elimination)
Contohnya : Upaya menghapus mata-mata pelajaran tertentu seperti mata pelajaran menulis halus, atau menghapus norma buat senantiasa berpakaian seragam

6. Penguatan (reinforcement)
Misalnya : Upaya peningkatan atau pemantapan kemampuan tenaga serta fasilitas sehingga berfungsi secara optimal pada permudahan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif serta efisien.

Ø Manajemen Inovasi
Manajemen Inovasi adalah Proses mengelola penemuan pada suatu perusahaan supaya bisa berdaya guna bagi penciptaan keunggulan bersaing yg berkelanjutan bagi perusahaan. Manajemen Inovasi diperlukan karena untuk mengakui bahwa ilham-ilham segar wajib terus mengalir secepat mungkin serta setiap ketika sebagai antisipasi perkembangan dunia yang semakin cepat, majemuk, serta dinamis tersebut. Di sini lah manajemen Inovasi itu wajib berperan penting.

Dalam perusahaan, Manajemen Inovasi diperlukan karena pandangan baru-pandangan baru segar akan terus lahir di sebuah perusahaan serta sebagai sangat banyak. Keberadaan wangsit-pandangan baru tersebut harus diatur dan disusun secara sistematis supaya nir terjadi kesemrawutan. Inovasi yg wajib dijalankan secara sistematis, efisien, dan berkelanjutan ini memerlukan suatu sistem buat mengatur inspirasi-ilham ini agar lebih terstruktur. Dari 100 ide yang cemerlang, hanya satu yang menjadi inovatif. Apabila dalam suatu perusahaan didapatkan 100 jenis produk dalam satu tahunnya, maka dibutuhkan 10 ribu wangsit cemerlang tadi. Tanpa adanya manajemen yang baik, ide-pandangan baru itu malah akan menumpuk serta kemungkinan akan terlambat buat diperkenalkan pada pasar. Terlambat diperkenalkan di pasar maka akan kehilangan pendapatan sehingga makin usang akan kehilangan kemampuan bersaing dengan yang lain.

Lihat saja perusahaan perusahaan yg menerapkan inovasi menggunakan baik. Seperti halnya perusahaan Apple yg terus membuatkan inovasinya terus sehingga membuat produk produk gagdet Ipad, Iphone, Ipod yang diterima pada pasar . Google dengan banyak sekali layanan yg unik pada Internet. Perusahaan perusahaan kecil yang telah berinovasi dengan memperkecil saat proses pembuatan produknya.
Ø Perbedaan Inovasi
1. Namun demikian Johne (1999) dalam Ojasalo (2008) membedakan tiga jenis penemuan: penemuan produk, proses penemuan, serta penemuan pasar. 
· Inovasi produk mempunyai makna paling jelas yaitu menghasilkan pendapatan.
· Inovasi proses menyediakan sarana untuk menjaga dan menaikkan kualitas dan buat berhemat porto. 
· Inovasi pasar memperhatikan peningkatan sasaran pasar campuran (mixed og target market) serta bagaimana pasar yang dipilih adalah yg terbaik dilayani. 
2. Inovasi organisasi berkaitan menggunakan desain format organisasi baru dan filosofi manajemen baru. 
3. Inovasi perilaku berkaitan menggunakan aktivitas inovasi dari organisasi perusahaan. Sedangkan Meeus serta Edquist penemuan produk dibagi sebagai dua kategori:
· barang baru: barang baru adalah penemuan produk material di sektor manufaktur
· layanan baru: jasa merupakan tidak berwujud, tak jarang dikonsumsi secara bersamaan untuk produksi mereka serta memuaskan kebutuhan non-fisik dari pengguna (Edquist,2001.)

4. Meeus dan Edquist pula membagi sebagai 2 penemuan proses yaitu inovasi kategori-teknologi serta organisasi: 
· penemuan proses teknologi mengubah cara produk yg diproduksi dengan memperkenalkan perubahan teknologi (fisik peralatan, teknik, sistem); 
· penemuan organisasi adalah inovasi pada struktur organisasi, taktik, dan proses administrasi (Damanpour, 1987).

5. Inovasi inkrimental (Incremental innovation) memanfaatkan potensi rancangan yang telah ditetapkan, dan acapkali memperkuat dominasi kemampanan suatu perusahaan. Inovasi ini mempertinggi kapabilitas fungsional teknologi yang ada dengan cara pemugaran pada skala mini alam nilai tambah teknologi atau pemugaran dalam skla mini terhadap produk dan proses bisnis yang terdapat saat ini.

6. Inovasi Semiradical / generational atau inovasi teknologi generasi mendatang adalah inovasi inkremental yg mengarah pada penciptaan sistem baru namun nir tidak selaras secara radikal.

7. Inovasi Radical memperkenalkan konsep baru yang
menyimpang secara signifikan dari praktek-praktek masa lalu serta membantu membangun produk atau proses berdasarkan dalam seperangkat teknik berbeda atau prinsip-prinsip ilmiah dan seringkali membuka baru pasar, atau sebagai hasil produk atau jasa yang dihasilkan dari cara/metode baru sama sekali.

Generasi Inovasi
Banyak perubahan fundamental bagaimana perusahaan membentuk ide dan nilai-nilai baru serta membawanya ke pasar selama abad 20. Pada abad ini, dimana model ‘penemuan tertutup’ relatif berhasil menaikkan kinerja perusahaan. Tetapi seiring menggunakan banyaknya inovasi teknologi keterangan mengakibatkan poly kritikan terhadap contoh ‘inovasi tertutup’ dan beranjak ke arah model ‘penemuan terbuka’. Perubahan-perubahan ini menaruh pengaruh perubahan dalam global akademik pada dalam melihat fenomena dan keterkaitan dengan disiplin ilmu yang tidak sinkron semakin terbuka dari pada abad sebelumnya. Pergerakan perubahan konsep/teori penemuan melahirkan bepergian melalui regenerasi konsep serta pendekatan. Berikut ini akan dijelasakan perubahan generasi penemuan. Hal ini krusial buat melihat posisi penelitian ini dan pendekatan yang digunakan dalam bepergian teori inovasi serta metodologinya. Terdapat 2 pandangan pada mengurai generasi model inovasi yaitu diambil menurut Davenport (2003) dan Marinova (2003). 

Tabel  Lima Generasi Model Proses Inovasi
Generasi

Periode

Profil Kunci

Pertama/kedua
1960 an +
Model linier sederhana–tarikan kebutuhan dan dorongan teknologi
Ketiga
1970 an +
Modelcoupling,mengenali hubungan antaraunsur-unsur yg tidak sinkron danumpan balik  pada antara mereka
Keempat
1990 an +
Model pararel,integrasi antar perusahaan,ke hulu menggunakan pemasok kunci dan ke hilir denganpermintaandan pelanggan aktif, menekankan padahubungan serta aliansi
Kelima
2000 +
Integrasi sistemdanjaringan yang luas,respon untukpenyesuaiandanfleksibel, pengujian dan eksperimentasi terus-menerus
Sumber: Rothwell pada Davenport (2003)

Rothwell (1994) menyebutkan bahwa evolusi inovasi terbagi dalam lima generasi konduite penemuan, yaitu: 
1. Generasi pertama inovasi (1G) – technology push. Area inovasi lebih menekankan sebagai pondasi dari revolusi industri. Inovasi hadir bersama teknologi baru buat membuatkan produk serta produksi.
2. Generasi ke 2 penemuan (2G) – need pull. Area penemuan berbasis pada fokus pasar serta konsumen, dimana konsumen menekan kebutuhan dan respon teknologi produksi. Pemasaran memilih kiprah menurut pemunculan wangsit-ide baru. 
3. Generasi ketiga penemuan. (3G) – coupling model. Area penemuan berkembangan sebagai model pengelompokkan. Pemasaran mungkin membutuhkan inspirasi-ilham baru, namun teknologi produksi menaruh solusi. Alternatifnya, R&D membuatkan pandangan baru-inspirasi baru bagi pemasaran dengan feedback berdasarkan pasar, R&D dan pemasaran menyatu pada interaksi yang kuat. 
4. Generasi keempat inovasi (4G) – integrated model. Model penemuan yang terintegrasi memberitahuakn R&D serta pemasaran mempunyai aktivitas yg terintegrasi, beserta menggunakan supplier serta menghilangkan peran yang dikelompokkan buat memimpin konsumen.
5. Generasi kelima penemuan (5G) – system integration and networking contoh. Model penemuan yang dikembangkan mengintegrasikan strategi mitra dengan supplier dan konsumen melalui sistem yg andal dan memiliki kerja sama antara pemasaran dan penelitian yg bertenaga. Penekanan dalam fleksibilitas dan kecepatan pengembangan dengan penekanan pada kualitas dan faktor lainnya. 

Hampir sama dengan contoh Rothwell yaitu 5 generasi model inovasi maka dalam contoh Marinova serta Phillimore mengutarakan 6 tipologi penemuan yaitu:

(1) Generasi Pertama – Model Black Box. 
Tanpa memandang akan pentingnya pengakuan secara luas alokasi asal daya dalam semua bidang aktivitas manusia, ilmu pengetahuan ekonomi, penelitian dan pengembangan dan inovasi, telah bodoh selama puluhan tahun pada bidang penelitian. Model Black Box dipinjam oleh cybernetics dan menyatakan bahwa proses inovasi itu sendiri nir penting serta bahwa satu – satunya hal yg diperhitungkan merupakan input serta output. Model ini menempatka penemuan menjadi kegiatan ekonomi perusahaan yg penting. Model penemuan Black Box ini ada bersama dengan serta berdampingan dengan teori – teori sosiologis ilmu yang menekankan pentingnya otonomi ilmiah dan pentingnya kemerdekaan buat pengembangan ilmu pengetahuan. Model Black Box dan keengganan para ekonom serta peneliti lainnya untuk mengatasi hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan pembangunan industri adalah lantaran adanya faktor utama dalam kurangnya pada kebijakan publik yg mendorong penemuan.

(2) Generasi Kedua - Model Linier (termasuk tarikan kebutuhan serta dorongan teknologi). 
Pada tahun 1960 – an dan 1970 – an sebagai saksi atas terbuktinya bahwa Black Box dalam inovasi membuat para peneliti menjadi tertarik pada proses tertentu yang membuat teknologi baru dan pembelajaran yg terlibat dalam perubahan teknologi. Gambaran inovasi linier pertama memfokuskan pada kebaruan teknologi sebagai sebuah kekuatan pendorong buat inovasi. Model linier “tarikan kebutuhan” (need pull) atau model “dikendalikan pasar” dikembangkan tidak usang sehabis diakuinya pentingnya pasar serta tuntutan konsumen potensial atas teknologi. Dikotomi technology - push/ need-pull dipakai buat nir hanya mengungkapkan berhasil apa tidaknya banyak sekali macam teknologi baru namun pula memperkenalkan sejumlah masalah kegagalan. Sebuah konsep yang terkait dengan contoh linier adalah yg dianggap”kendala untuk inovasi” atau faktor yg sudah menghambat adopti teknologi baru.. Meskipun sangat jelas dan gampang dimengerti, namun model linier jua terlalu poly memiliki penyimpangan dari realitas. Dengan adanya defleksi atau kelemahan ini maka contoh linier ini segera diganti menggunakan contoh yg lebih canggih.

(3) Generasi Ketiga – Model Interaktif (termasuk contoh coupling dan integrasi).
Model linier dipercaya menjadi citra yang sangat sederhana menurut interaksi biasanya kompleks antara ilmu pengetahuan, teknologi dan pasar. Terdapat sebuah kebutuhan buat tahu lebih dalam serta lebih pelukisan atas semua aspek dan para aktor menurut proses sebuah inovasi. Rothwell serta Zegveld menyatakan bahwa “pola holistik proses penemuan bisa dianggap sebagai sebuah jaringan yg kompleks atas jalur komunikasi baik intra organisasi dan ekstra organisasi yang menghubungkan banyak sekali fungsi serta menghubungkan banyak sekali perusahaan dengan komunitas nasyarakat ilmiah serta teknologi lebih luas ke pasar”. Beiji menekankan pada model interaktif, penemuan nir lagi menjadi produk akhir menurut termin akhir kegiatan tetapi dapat terjadi pada banyak sekali tempat semua proses tadi. Hal ini dapat berulang (circular) disbanding berurutan.

Kekuatan primer berdasarkan model interaktif merupakan penerangan berdasarkan beberapa interaksi yang dibutuhkan untuk keberhasilandari sebuah inovasi. Model interaktif menarik perhatian para peneliti terhadap jarak antara wangsit – inspirasi teknologi baru serta output ekonomi. Model interaktif adalah upaya buat membawa bersama – sama dorongan teknologi dan tarikan pendekatan pasar menjadi contoh inovasi komprehensif dan sebagai hasilnya meberikan pendekatan yg lebih lengkap serta bernuansa ke info faktor serta pemain yang terlibat dalam inovasi. 

(4) Generasi Keempat – Model Sistem (termasuk jaringan kerja dan sistem inovasi nasional).
Kompleksitas penemuan membutuhkan hubungan yg nir hanya dari spectrum yg luas menurut pada perusahaan namun jua berdasarkan kerjasama antar perusahaan tadi. Mekanisme hierarki yang mapan tampaknya berhenti dan di dalamnya banyak perkara yg digantikan oleh entitas baru yg saling bersilangan antara batas organisasi dengan entitas pasar. Fokus primer menurut pendekatan contoh sistem ini merupakan bahwa penemuan menjadi sebuah sistem yang meliputi fokus pada hubungan, antar keterhubungan (inter connectedness) dan sinergi. Model sistem ini menaruh pendapat bahwa perusahaan – perusahaan yang nir mempunyai asal daya akbar buat menyebarkan penemuan pada perusahaan bias mendapatkan laba dari membentuk hubungan menggunakan jaringan perusahaan dan organisasi lain.

Hobday merangkum tentang keuntungan dari metode sistem yaitu:
a. Kelompok perusahaan kecil dapat mempertahankan teknologi terdepan menggunakan memakai dukungan menurut organisasi lain.
b. Akumulasi keterampilan serta pembelajaran kolektif terjadi pada dalam jaringan serta bermanfaat bagi seluruh peserta.
c. Jaringan mempromosikan arus individu “kunci” antara perusahaan.
d. Keterampilan bisa dikombinasikan dan dikembangkan pulang buat mengatasi kemacetan.
e. Inovasi waktu dan porto dapat dapat dikurangi.
f. Jaringan menyediakan pintu masuk ke industri bagi perusahaan mini yang inovatif.
g. Perusahaan individu pada jaringan beroperasi dengan fleksibilitas tinggi serta dengan cara porto rendah termasuk overhead yang mini .

Model system yang paling terkenal merupakan system nasional penemuan contohnya Freeman, Lundvall serta Nelson. Kekuatan utama berdasarkan contoh ini merupakan dalam mengungkapkan loka dan peran perusahaan kecil dalam inovasi serta bagaimana mereka bisa bertahan pada berkompetisi dan tekanan dari perusahaan besar . Efek sinergis berdasarkan jaringan penemuan mengungkapkan kapasitas mereka buat membuat pengaruh positif.

(lima) Generasi Kelima – Model Evolusi.
Menurut Saviotti kebutuhan buat pendekatan evolusi dalam ekonomi diusulkan atas dasar sejumlah kegagalan dalam neoklasik ekonomi termasuk ketidakmampuan buat menangani dinamis perubahan kualitatif serta fitur internal inovasi teknologi. Hodgson beropini bahwa metafora mekanik yg diadopsi dalam pemikiran ekonomi ortodoks mempunyai kekuatan penjelasan yg lemah.

Saviotti menjelaskan konsep – konsep kunci pada pendekatan evolusioner buat penemuan adalah menjadi berikut:
a. Generasi keragaman penemuan dipercaya menjadi yang setara dengan mutasi.
b. Seleksi proses seleksi dilakukan bersama – sama dengan prosedur yang menghasilkan berbagai keragaman.
c. Reproduksi dan pewarisan perusahaan yang dipercaya sebagai organisasi yang menghasilkan serta pewarisan dinyatakan dalam transedental dimana organisasi membuat keputusan, membuatkan produk serta umumnya dalam melakukan usaha mereka.
d. Daya tahan serta adaptasi. Prinsip Darwin “survival of the fittest” dicerminkan sang kecenderungan unit ekonomi buat menjadi sukses pada suatu lingkungan eksklusif.
e. Perspektif populasi keragaman adalah komponen krusial buat proses evolusi.
f. Interaksi dasar ini terutama mencakup terutama kompetisi (antara produk atau perusahaan) dan adalah hubungan paling banyak dipelajari dalam ilmu ekonomi.
g. Lingkungan yg eksternal elemen kunci dalam pendekatan evolusi.

Model evolusi ini tertantang sang konsep utama menurut teori ekonomi yang secara tradisional berfokus pada keseimbangan pasar dan keterangan lengkap. Pendekatan baru ini menjelaskan bahwa penemuan menggunakan definisi melibatkan perubahan dan keputusan yang dibentuk tidak hanya dalam harga.

(6) Generasi Keenam – Innovation Milieux.
Pentingnya lokasi geografis untukmelahirkan pengetahuan baru memunculkan contoh innovation milieux. Konsep ini merupakan donasi primer bagi geografis, ekonomi regional serta perencanaan perkotaan menggunakan bidang yg secara tradisional telah dipelajari sang ekonom dan sosiolog. Penjelasan dari Camagni mengenai innovation milieux masih ada komponen – komponen yaitu:
a. Suatu system yg produktif, contohnya perusahaan yang inovatif.
b. Hubungan teritorial yang aktif, contohnya antar perusahaan dan hubungan antar organisasi mendorong penemuan.
c. Pelaku berdasarkan banyak sekali wilayah sosio-ekonomi, misalnya swasta lokal atau institusi publik mendukung penemuan.
d. Kebudayaan tertentu serta proses representasi.
e. Proses pembelajaran kolektif tingkat lokal yang bergerak maju.

Camagni serta Capello menekankan bahwa interaksi menciptakan lingkungan penemuan nir harus berdasarkan pada prosedur pasar namun pula mencakup gerakan serta pertukaran barang, jasa, liputan, orang dan inspirasi. Selain komponen yang produktif lingkungan kerja baru – baru ini faktor lainnya yg telah mulai berdampak pada kapasitas lokasi supaya perusahaan membuat penemuan baru. Konsep innovation milieux membantu mengungkapkan keberhasilan usaha kecil dan menengah yang dalam umumnya kekurangan sumber daya buat mempertahankan taktik. Model ini pula mengungkapkan mengapa lokasi tertentu menaruh dan melahirkan sejumlah perusahaan mini yg inovatif yg letaknya berdekatan dan menyebarkan budaya dan pandangan hidup usaha serupa.

Open Innovation
Open innovation merupakan sebuah fenomena yang sudah mempunyai kiprah semakin penting baik teori maupun praktek (Enkel, 2009). Pada pusat contoh open innovation dan konsep innovasi lainnya yang senada merupakan bagaimana menggunakan inspirasi serta pengetahuan menurut aktor luar dalam proses innovasi (Lauren and Salter, 2006). Dengan kata lain maksud dari open innovation, bahwa perusahaan perlu membuka batas perusahaan buat menghadirkan arus pengetahuan bernilai dari luar dalam rangka membangun peluang untuk kerjsama proses innovasi menggunakan relasi, konsumen dan/atau pemasok (Enkel, 2009).

Sebaliknya organisasi yg terlalu focus pada internal akan membahayakan lantaran akan kehilangan sejumlah peluang karena banyak peluang-peluang datang berdasarkan aktivitas luar organisasi atau poly potensi yg perlu dikombinasikan denga teknologi ekstanl dalamg rangka mengoptimalkan pntesi perushaan (Chesbrough, 2003). Dalam contoh lama closed innovation (innovasi tertutup), perusahaan bertumpu dalam asumsi bahwa proses innovasi diharapkan kontrol menurut perusahaan. Chesbrough berpendapat bahwa penelitian serta pengem-bangan internal nir lagi sebagai asset strategic yang bernilai. Chesbrough, Open innovation menjadi “paradigma yg berasumsi bahwa perusahan dapat serta seharusnya memakai wangsit-ilham berdasarkan luar sebagaimana ilham-ide dari pada perusahaan, serta internal serta eksternal merupakan jalan menuju pasar, sebagaimana perusahaan memandanag keunggulan atas teknologi mereka”.

Paradigma closed innovation (penemuan tertutup) terkait menggunakan pola pikir industry ke arah pengorganisasian R & D sudah mengakibatkan prestasi penting serta banyak keberhasilan yang bersifat komersial. Keberhasilan masa kemudian menurut paradigma closed innovation adaqlah pada kemampuannya untu menaruh kontrubusi serta ketekunannya pada menghadapi perubahan lanskap pengetahuan. Closed innovation merupakan pendekatan yang mendasarkan dalam focus kedalam, yang cocok dengan lingkungan pengetahuan awal abad kedua puluh. Namun, paradigm ini semakin bertentangan dengan lanskap pengetahuan dalam awal abad kedua puluh satu. Konsep-konsep ini secara implisit berasumsi bahwa seluruh aktivitas ini dilakukandalam perusahaan. Tidak terdapat jalan lain buat gagasan yg akan tiba ke perusahaan, juga tidak terdapat jalan lain buat produk serta layanan buat meninggalkan perusahaan. Bila diilustrasikan maka landscape ilmu pengetahuan pada closed innovation bisa dilihat dalam Gambar.

Gambar Landscape Ilmu Pengetahuan Dalam Closed Innovation
Sumber: Henry W. Chesbrough, Open Innovation, 2003

Open Innovation (Inovasi Terbuka) merupakan bahwa ilham-ilham berharga bisa tiba dari pada atau luar perusahaan dan sanggup pergi ke pasar menurut pada atau luar perusahaan pula. Pendekatan ini menempatkan wangsit menurut eksternal dan jalan ekstrenal menuju pasar sama pentingnya menjadi-mana ide-ide internal serta jalan menuju pasar selama era Inovasi Tertutup. Adapun landscape ilmu pengetahuan pada open innovation bisa dilihat pada Gambar. 

Gambar Landscape Ilmu Pengetahuan Dalam Open Innovation
Sumber: Henry W. Chesbrough, Open Innovation, 2003

Dalam open innovation, manager dapat mengorganisasi transaksi pengetahuan melalui tiga besar keputusan: (1) knowledge acquisition (membuat atau membeli), (dua) knowledge integration (intergasi atau keterkaitan), dan (3) knowledge exploitation (mempertahankan atau jual). Konsep Open innovation berkaitan erat dengan (1) inovasi berdasarkan konsumen atau pemakai, (2) akumulasi penemuan, (tiga) perdagangan know-how, (4) manajemen pengetahuan, (5) demokrasi inovasi, (6) penemuan masal, serta (7) distribusi penemuan. Penelitian ini diasumsikan bahwa system inovasi regional serta sektoral bersifat terbuka, dimana ide pengembangan pembaharuan bisa datang menurut pihak luar serta pada, bahkan batas-batas perusahaan dalam konteks system penemuan telah mulai lentur lantaran tuntutan interaktsi antar pelaku pada system inovasi.

· Closed Innovation vs Open Innovation