BUDIDAYA TOMAT CHERRY


1.akar
Tomatcherry mempunyai sistem perakaran tunggang yang tumbuh secara horizontal danjuga memiliki akar cabang serta akar serabut yg berwarna keputih-putihan.perakaran flora nir terlalu pada, menyebar ke semua arah hingga kedalamanrata-homogen 30-40 cm, namun pada syarat lingkungan yg optimal, akar tanamantomat cherry bisa mencapai kedalaman 50 centimeter. Akar tanaman tomat cherryberfungsi buat menopang berdirinya flora serta menyerap air serta unsur hara daridalam tanah. Oleh karena itu, taraf kesuburantanah di bagian atas sangatberpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan serta produksi butir, serta benih tomatcherry yg dihasilkan. Kesalahan penanganan selama proses penyiangan bisaberdampak pada terhambatnya pertumbuhan akar (Purwati dan Khairunisa, 2009).
2.batang
Batangtanaman tomat cherry berwarna hijau menggunakan bentuk persegi empat sampai bundar .permukaan batang tomat cherry ditutupi sang bulu atau rambut halus, diantarabulu-bulu tadi masih ada rambut kelenjar yang bisa mengeluarkan bau khas.bagian yang masih muda batangnya memiliki tekstur yang lunak, mudah patah dandapat naik bersandar pada turus atau merambat dalam tali, namun harus dibantudengan beberapa ikatan, tetapi sesudah tua berubah sebagai keras. Tinggitanaman tomat cherry bisa mencapai 6 sampai 8 meter bila pertumbuhannyatidak dihentikan (Fitriani, 2012).

3. Daun
Tanaman tomat cherry berdaunmajemuk dan berbentuk menyirip, daun-daun tersebut letaknya tersusun di setiapsisi. Daun tomat cherry gampang dikenali lantaran memiliki bentuk yang khas, yaituberbentuk oval, bergerigi, dan mempunyai celah yang menyirip. Daunnya yangberwarna hijau dan berbulu memiliki panjang lebih kurang 20-30 cm dan lebar 15- 20cm. Daun tomat cherry ini tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang. Sementaraitu, tangkai daunnya berbentuk bundar memanjang sekitar 7-10 cm serta ketebalan 0,tiga-0,5mm (Wiryanta, 2004).

4.bunga
Bungapada tumbuhan tomat cherry termasuk jenis bunga berkelamin 2 atau hermaprodit.kelopaknya berjumlah lima buah menggunakan rona hijau, sedangkan mahkotanya yangberjumlah lima buah berwarna kuning dan ukuran sekitar 1 cm, bertangkai pendekdengan ketua sari yg panjangnya 5 mm serta berwarna sama dengan mahkota bunga.alat kelaminnya terdiri atas benang sari (stamen) serta kepala sari (anter) yangterkandung didalamnya tepung sari atau polen. Lantaran memiliki 2 kelamin,bunga tomat cherry mampu melakukan penyerbukan sendiri. Biasanya pembuahanterjadi 96 jam sehabis proses penyerbukan. Buah tersebut akan masak pada 45-50hari sehabis proses pembuahan (Purwati dan Khairunisa, 2009).
5. Buah
Buahtomat cherry mempunyai bentuk bervariasi, mulai menurut bulat oval, bundar halus,bulat beralur, bulat dengan bentuk datar pada ujung atau pangkalnya, hinggabentuk yg tidak teratur. Bentuk dan ukuran tadi tergantung varietasnya.ketika masih muda buahnya berwarna hijau muda sampai hijau tua, berbulu, danmemiliki rasa asam, pahit dan berbau tidak lezat karena mengandung lycopersicin.saat tua buahnya sebagai sedikit kuning, merah cerah atau gelap, merahkekuning-kuningan, kuning atau merah kehitaman serta rasanyapun sebagai enakkarena semakin matang kandungan lycopersicinnya hilang (Agromedia, 2007).
6.biji
Bijitomat cherry berbentuk pipih berbulu dan berwarna putih kekuningan atau coklatmuda. Panjangnya 3-5 mm dan lebar dua-4 mm. Biji saling inheren, diselimutidaging buah dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging butir. Jumlah bijisetiap buahnya bervariasi tergantung pada varietas serta lingkungan, maksimum 200biji perbuah. Umumnya biji dipakai buat bahan perbanyakan tanaman (Agromedia, 2007).


BUDIDAYA TOMAT

I.PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Tomat merupakan komoditas hortikulturayang krusial, tetapi produksinya baik kuantitas serta kualitas masih rendah. Halini disebabkan antara lain tanah yg keras, miskin unsur hara mikro sertahormon, pemupukan tidak berimbang, agresi hama dan penyakit, pengaruh cuacadan iklim, serta teknis budidaya petani.
Tomat adalah sayuran yang tidak bisalepas dari kehidupan sehari-hari. Kebutuhan rumag tangga serta makanansehari-hari jadi kebutuhannya sangat banyak diharapkan, jadi sangat pentinguntuk ditingkatkan produksi dan menaikkan mutu serta kwantitasnya.         

1.dua Tujuan
Adapun tujuan adalah sebagai berikut :
1.untuk mengetahui cara budidaya tomat yg baik sesuaidengan rekomendasi inovasi terkini.
2.sebagaipetunjuk bagi pelaku utama pada budidaya tomat serta bisa menaikkan hasilproduksinya.


II.BUDIDAYATOMAT

2.1FASEPRATANAM
1.syaratTumbuh
            Tomat dapat ditanam pada dataranrendah/dataran tinggi
Tanahnya gembur, porus dan fertile, tanah liat yg sedikit mengandung pasir danpH antara 5 - 6Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapatmenghambatpersarian. Kelembaban nisbi yg tinggi kurang lebih 25% akan merangsangpertumbuhan flora yg masih belia karena asimilasi CO2 sebagai lebih baikmelalui stomata yang membuka lebih poly, namun pula akan merangsangmikroorganisme pengganggu flora dan ini berbahaya bagi tanaman
2.pola Tanam
  • Tanaman yang dianjurkan merupakan jagung, padi, sorghum, kubis serta kacang-kacangan.
  • Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau flora sela buat menaruh keadaan yg kurang disukai sang organisme jasad pengganggu.
3. Penyiapan Lahan

  • Pilih lahan gembur serta subur yg sebelumnya nir ditanami tomat, cabe, terong, tembakau dan kentang .
  • Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama 2 minggu
  • Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar dan diaduk homogen pada umur dua-3 minggu sebelum tanam
  • Buatlah bedengan selebar 120-160 cm buat barisan ganda serta 40-50 cm buat barisan tunggal
  • Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 centimeter buat pembuangan air.
  • Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
  • Atau apabila gunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah pada atas bedengan.
  • Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang sudah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata pada atas bedengan dalam sore hari
  • Jika gunakan Mulsa plastik, tutup bedengan dalam siang hari
  • Biarkan selama lima-7 hari sebelum tanam
  • Buat lubang tanam menggunakan jarak 60 x 80 centimeter atau 60 x 50 cm pada atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm
4.pemilihan Bibit

  • Pilih varietas tahan serta jenis Hybryda ( F1 Hybryd ).
  • Bibit berdaun lima-6 helai daun (25-30 HSS=hari sesudah semai) pindahkan ke lapangan.
  • Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu dalam sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)
2.2 FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
  • Siapkan media tanam yg merupakan adonan tanah serta pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1).
  • Masukkan pada polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
  • Sebarlah benih secara merata atau tambahkan satu per satu dalam polibag.
  • Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar serta sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yg berisi adonan media tanam.
  • Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat syarat tanah)

2.tiga FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )
  • Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
  • Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun lima-6
  • Penanaman sore hari
  • Buka polibag plastik
  • Benamkan bibit secara dangkal dalam batas pangkal batang serta ditimbun menggunakan tanah pada sekitarnya
  • Selesai penanaman eksklusif disiram dengan POC NASA dengan dosis dua-tiga tutup per + 15 liter air
  • Sulam tanaman yg mati hingga berumur dua minggu, caranya tanaman yang telah mangkat , rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, lalu dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
  • Pengairan dilakukan tiap hari hingga tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai hiperbola karena flora mampu tumbuh memanjang, tidak sanggup menyerap unsur-unsur hara serta gampang terserang penyakit
  • Amati hama misalnya ulat tanah dan ulat grayak. Apabila terdapat serangan semprot dengan Natural VITURA
  • Amati penyakit misalnya penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya misalnya Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) menggunakan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
  • Pasang ajir sedini mungkin agar akar tidak rusak tertusuk ajir menggunakan jeda 10-20 cm dari batang tomat

2.4  FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)
  • Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan dalam umur 28 HST bersamaan penggemburan serta anugerah pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
  • Setelah tumbuhan hidup lebih kurang 1 minggu sejak tanam, diberi pupuk Urea serta KCl menggunakan perbandingan 1:1 buat setiap flora (1-dua gram), berikan pada sekeliling flora pada jeda ± 3 centimeter dari btg tanaman tomat lalu ditutup tanah dan siram dengan air
  • Pemupukan ke 2 dilakukan umur 2-tiga minggu setelah tanam berupa campuran Urea serta KCl (± lima gram), berikan di sekeliling batang tumbuhan sejauh ± lima cm dan sedalam ± 1 centimeter lalu ditutup tanah dan siram dengan air.
  • Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur bisa dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gr). Jarak pemupukan menurut btg dibuat makin jauh ( ± 7 centimeter).
  • Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan menggunakan cara dikocorkan
  • Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
  • Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, apabila terjadi serangan kendalikan misalnya dalam fase tanam
  • Tanaman yg sudah mencapai ketinggian 10-15 centimeter wajib segera diikat dalam ajir serta setiap bertambah tinggi + 20 centimeter wajib diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
  • Pengikatan jangan terlalu erat dengan contoh nomor 8, sebagai akibatnya tidak terjadi tabrakan antara btg dengan ajir yang dapat menyebabkan luka.

2.5FASEGENERATIF(30-80HST)
1.pengelolaan Tanaman
  • Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
  • Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas nir produktif setiap lima-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-tiga cabang utama / tanaman
  • Perempelan usahakan pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering menggunakan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan higienis kemudian digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yg terlanjur menjadi cabang besar wajib dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan flora yg tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir nir ikut dirempel sebagai akibatnya tumbuhan tidak terlalu pendek
  • Ketinggian tumbuhan dapat dibatasi menggunakan memotong ujung flora bila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
2. Pengamatan Hama serta Penyakit

  • Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala butir berlubang serta kotoran menumpuk pada butir yg terjangkit. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan butir tomat terjangkit, semprot dengan PESTONA
  • Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).gejala butir busuk lantaran terserang jamur serta jika buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. Bersifat agravator, yaitu menjadi vektornya penyakit jamur, bakteri serta Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar butir terjangkit, gunakan perangkap lalat butir jantan (bisa dicampur insektisida)
  • Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan butir (Alternaria solani) dan busuk butir antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika terdapat agresi semprot dengan Natural GLIO
  • Jika pengendalian hama penyakit dengan memakai pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata serta tidak mudah hilang oleh air hujan masukkan Perekat Perata AERO 810, dosis + lima mililiter (1/dua tutup)/tangki.
  • Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam serta busuk. Ini tanda-tanda kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.

2.6 FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)
  • Panen dalam umur 90-100 HST dengan karakteristik; kulit butir berubah menurut rona hijau sebagai kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, btg menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai butir terputus. Pemuntiran butir dilakukan satu-persatu dan dipilih butir yang siap petik. Masukkan keranjang serta letakkan pada tempat yang teduh
  • Interval pemetikan dua-3 hari sekali.
  • Supaya tahan usang, nir cepat busuk serta nir mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen 1/2 matang
  • Wadah yg baik buat pengangkutan adalah peti-peti kayu menggunakan papan bercelah serta jangan dibanting
  • Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan serta musnahkan
  • Buah tomat yg telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan pada packing kemudian diangkut siap buat konsumsi.


III.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan adalah menjadi berikut :
1.budidayatomat yg perlu diperhatikan adalah pemeliharaan lantaran sangat berpengaruh padaproduktifitas baik kwalitas maupun kwantitas tomat.
2.budidayatomat gampang dilakuakn hanya memerlukan perempelan yg rutin dilakukan unutkmengatur tinggi flora serta memilih cabang-cabang produktif.





BUDIDAYA JAHE

I.PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Jahe termasuk pada suku temu-temuan(Zingiberaceae), sefamili menggunakan temu-temuan lainnya seperti temu komedi (Cucumaxanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica),kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) serta lain-lain.
Jahe juga lazim dipakai sebagaiherba obat dan bahan bumbu kuliner. Jahe mengandung komponen senyawa yangbertanggungjawab atas sensasi panas serta juga aroma khas waktu rimpangnyadimemarkan. Jahe tidak hanya berfungsi menjadi bumbu dan bahan obat, di beberapawilayah tertentu, jahe bahkan dipakai sebagai pestisida organik yg ampuhmengusir hama. Jahe memang memiliki beragam khasiat, menjadi tumbuhan obat, jaheberfungsi buat karminatif (peluruh kentut), anti-muntah, pereda masuk angin,melebarkan pembuluh darah, anti-rematik dan masih banyak lagi lainnya.mencermati beragam manfaat jahe ini, sangat masuk akal bila komoditi yang satu inidijadikan galat satu flora primer petani.
1.2Tujuan

Adapuntujuan merupakan sebagi berikut :
1.untukmenjadi prtunjuk teknis bagi pelak utama dan keluarganya dalam melakukanbudidaya jahe.
2.uttukdapat merubah produksi jahe sebagai lebih optimal kwalitas serta kwantitasnya dandpat merubah pendapatan pelaku uatama dan keluarganya.
II.BUDIDAYA  JAHE

2.1 Syarat Tumbuh

Tanaman jahe membutuhkan curah hujanrelatif tinggi, yaitu antara dua.500-4.000 mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulanatau lebih tanaman jahe memerlukan intensitas cahaya surya 70 - 100%. Dengankata lain penanaman jahe usahakan dilakukan pada loka terbuka sehinggamendapat sinar mentari sepanjang hari. Suhu udara optimum budidaya tanamanjahe antara 20-35 oC.
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanahsubur, gembur serta poly mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalahlempung berpasir, liat berpasir serta tanah laterik. Tanaman jahe bisa tumbuhpada keasaman tanah (pH) sekitar 4,tiga-7,4. Namun keasaman tanah (pH) optimumuntuk jahe gajah merupakan 6,8-7,0. Jahe tumbuh baik di daerah tropis dansubtropis dengan ketinggian 0 - dua.000 m dpl. Di Indonesia pada biasanya ditanampada ketinggian 200 - 600 m dpl.

2.dua Pembibitan

ØPersyaratan Bibit Jahe

Bibit berkualitas merupakan bibit yangmemenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh tinggi), danmutu fisik. Mutu fisik merupakan bibit bebas hama dan penyakit. Rimpang untukdijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2 - tiga bakal mata tunas dengan bobotsekitar 25 - 60 g buat jahe putih besar , 20 - 40 g buat jahe putih kecil danjahe merah. Kebutuhan benih per ha buat jahe putih besar (panen tua)membutuhkan benih dua - 3 ton/ha serta lima ton/ha untuk jahe putih besar panen muda.sedangkan jahe merah dan jahe emprit 1 – 1,5 ton.

ØTeknik Penyemaian Bibit

Untuk mendapatkan pertumbuhan tanamanseragam, bibit jangan pribadi ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan.penyemaian bibit bisa dilakukan menggunakan peti kayu atau ditaruh pada atasbedengan.

ØPenyemaian dalam bedengan

Buat rumah penyemaian sederhana ukuran10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Buatbedengan menurut tumpukan jerami setebal 10 centimeter. Rimpang bakal bibit disusun padabedengan jerami kemudian ditutup jerami, diatasnya diberi rimpang tutup denganjerami, demikian seterusnya, sebagai akibatnya didapatkan 4 susunan lapis rimpang denganbagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan denganpenyiraman setiap hari serta sekali waktu disemprot menggunakan fungisida. Setelah 2minggu, umumnya rimpang telah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidakterbawa bibit berkualitas rendah. Bibit output seleksi itu dipatah-patahkandengan tangan serta setiap potongan mempunyai tiga-5 mata tunas serta beratnya 40-60gram.

ØPenyiapan Bibit

Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskandari ancaman penyakit menggunakan cara bibit tadi dimasukkan ke pada karung dandicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4jam, barulah ditanam.


2.tiga Persiapan Lahan Budidaya Jahe

ØPembentukan Bedengan DanPemupukan Dasar

Untuk memudahkan pemeliharan sekaligusuntuk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadibedengan-bedengan engan berukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 centimeter, sedangkanpanjangnya disesuaikan menggunakan kondisi lahan. Penanaman jahe dengan sistembedengan juga bertujuan buat memudahkan serangan patogen, karena kelembabantanah sanggup dijaga dengan membuat pari-parit. Pemupukan dasar diberikanbersamaan dengan pembuatan bedengan memakai pupuk kandang yang sudahdifermentasi sebesar 40 ton/ha dan NPK 15-15-15 sebesar 1,lima ton/ha. Akanlebih baik apabila dibubuhi dengan agensia biologi misalnya Trichoderma sp. dan Gliocladiumsp. buat mencegah serangan bakteri maupun cendawanpatogen. Pemberian humat serta fulvatakan berfungsi sebagai pembenah tanah, sebagai akibatnya serapan unsur hara sang tanamanjahe bisa optimal.
Pengapuran dilakukan pada saatpembentukan bedengan. Pada tanah menggunakan pH rendah, sebagian akbar unsur-unsurhara didalamnya, Terutama fosfor (p) serta kalsium (Ca) pada keadaan tidaktersedia atau terikat oleh ion-ion tanah. Kondisi tanah yg masam ini dapatmenjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp danpythium sp. Pengapuran pula berfungsi menambah unsur kalium yang sangatdiperlukan flora buat mengeraskan bagian tumbuhan yang berkayu, merangsangpembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel butir serta merangsangpembentukan biji.

2.4Penentuan Pola Tanaman

Pembudidayaanjahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu memang dinilai relatif rasional,karena bisa memberikan produksi tinggi. Namun pada daerah, pembudidayaan tanamanjahe secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkankerugian. Penanaman jahe secara tumpangsari dengan tumbuhan lain mempunyaikeuntungan-keuntungan menjadi berikut : Mengurangi kerugian yang disebabkannaik turunnya harga. Menekan porto kerja, misalnya: tenaga kerja pemeliharaantanaman. Meningkatkan produktivitas huma. Memperbaiki sifat fisik danmengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu).
Praktek dilapangan, terdapat jahe yang ditumpangsarikan dengan sayursayuran, seperti ketimun,bawang merah, cabai rawit, buncis serta lain-lain. Ada pula yang ditumpangsarikandengan palawija, misalnya jagung, kacang tanah serta beberapa kacang-kacanganlainnya.

ØPembuatan Lubang Tanam

Untukmenghindari pertumbuhan jahe yang buruk, karena syarat air tanah yg jelek,maka usahakan tanah diolah sebagai bedengan-bedengan. Selanjutnya buatlubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,lima centimeter buat menanam bibit.

ØCara Penanaman

Cara penanaman dilakukan dengan caramelekatkan bibit rimpang secara rebah ke pada lubang tanam atau alur yangsudah disiapkan. Jarak tanam yang dipakai buat penanaman jahe putih besaryang dipanen tua adalah 80 centimeter x 40 cm atau 60 centimeter x 40 centimeter, jahe putih mini danjahe merah 60 centimeter x 40 cm.

2.lima PemeliharaanTanaman Jahe

ØPembubunan

Tanaman jahe memerlukan tanah yangperedaran udara dan air dapat berjalan menggunakan baik, maka tanah harusdigemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan buat menimbun rimpang jahe yangkadang-kadang timbul ke atas bagian atas tanah. Jika flora jahe masih muda,cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun menggunakan jarak sekitar 30cm. Pertama kali dilakukan pembumbunan dalam saat tumbuhan jahe berbentuk rumpunyang terdiri atas tiga-lima anakan, biasanya pembubunan dilakukan dua-3 kali selama umurtanaman jahe. Tetapi tergantung pada syarat tanah serta banyaknya hujan.

ØPemupukan Susulan

Tanaman jahe merupakan tanaman yangberumur panjang dibandingkan dengan flora cabe juga tomat. Pada dasarnyapupuk dasar yg diberikan telah mencukupi buat menopang pertumbuhan tanamantersebut. Akan tetapi pada budidaya jahe secara intensif perlu dilakukan upayauntuk meningkatkan output produksi yg signifikan. Oleh karena itu, pupuksusulan perlu diberikan dalam saat tanaman jahe berumur 2 – 3 bulan, 4 – 6bulan, dan 8 – 10 bulan menggunakan pupuk NPK 15-15-15 menggunakan takaran 20 gr pertanaman ditambah dengan pembenah tanah, misalnya asam humat dan asam fulvatuntuk membantu serapan unsur hara sang akar sebagai akibatnya pertumbuhan tanaman bisaoptimal.

ØPengairan serta Penyiraman

Tanaman Jahe tidakmemerlukan air yang terlalu banyak buat pertumbuhannya, akan namun pada awalpetumbuhannya tumbuhan jahe membutuhkan air yang relatif, sehingga saat memulaibudidaya jahe diusahakan penanaman pada awal trend hujan lebih kurang bulanSeptember.

2.7. Panendan Pasca Panen

Setelah semua proses selesai, petanitinggal menunggu masa panen. Langkah pemanenan tergantung dalam peruntukan jahe.untuk jahe bumbu, sudah bisa dipanen pada usia 4 bulan. Jika budidaya flora jahe ditujukan untukindustri orisinil pabrik, sebaiknya dipanen di usia 10 hingga 12 bulan. Cara memanenharus hati-hati, tanah dibongkar memakai alat seperti garpu atau cangkul.pastikan indera Anda tidak tentang rimpang jahe. Setelah dipanen, jahe disimpandi loka terbuka yg tidak




III.KESIMPULAN
Adapunkesimpulan merupakan menjadi berikut :
1.tanamanjahe adlah tanaman yg memiki komersil tinggi dan pada melakukan bididayanyatidak emerlukan perlakuan spesifik dan porto tidak banyak.

2.prospekpemasaran jahe sangat baik akrena jehe merupakan kebutuhan sehari-hari baikrumah tangga, pembuatan jame dan komestik danlai-lainnya.

BUDIDAYA BUNCIS

I.PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Selainenak dinikmati menjadi lalapan, buncis jua berkhasiat mencegah serta mengobatiDiabetes Mellitus. Mungkin belum banyak orang yg memahami tentang manfaat
buncis, akan tetapi bagi mereka yg gemar memakan buncis, tanpa disadari sayuranberukuran mini ini dapat mencegah timbulnya Diabetes Mellitus.
     Setiap 1 liter darah insan sehat mengandung gulasekitar 800-1000 miligram. Hormon yg paling berperan pada dalam mengaturkadar gula merupakan hormone insulin.
Hormon ini dihasilkan secara alamiah oleh tubuh berdasarkan organ tubuh yang bernamapankreas. Pankreas terletak pada dekat hati. Hormon insulin bertugasmengatur supaya kadar gula pada darah tetap seimbang waktu tubuh dalam keadaantegang, lapar, ataupun kenyang.. Kadar gula akan naik apabila gula yg berasaldari makanan atau miniman yg masuk ke pada tubuh sudah masuk melalui dindingusus. Saaat inilah pankreas akan membuat insulin. Seseorang akan
menderita Diabetes Mellitus bila pankreasnya hanya dapat menghasilkan insulindalam jumlah yg sedikit, atau mungkin pankreasnya nir sanggup menghasilkaninsulin sama sekali.    

1.2Tujuan

Adapuntujuan adalah sebagi berikut :
1.untuksebagai petunjuk bagi pelaku utama pada melakukan bisnis budidaya tanamanbuncis.
2.agarpelaku primer dapat lebih tahu budidaya teknis sebagai akibatnya dapat meningkatkanproduksi seoptimal mungkin.

II.BUDIDAYABUNCIS

2.1Pembibitan
üPersyaratanBenih/Bibit
    Apabila akan mengusahakan suatu bisnis pertanaman, maka hal pertama yg perludilakukan merupakan pemilihan benih. Benih yg digunakan wajib sahih-sahih benihyang baik. Benih yg baik berasal berdasarkan pohon induk yg baik. Benih yang baikharus mempunyai persyaratan eksklusif yakni: memiliki daya tumbuh minimal80-85%, bentuknya utuh, bernas, rona mengkilat, nir bernoda coklat terutamapada mata bijinya, bebas dari hama serta penyakit, seragam, tidak tercampurdengan varietas lain, dan bersih berdasarkan kotoran. Benih yang baik memiliki dayatumbuh yg tinggi, dapat disimpan lama , tahan terhadap serangan hama dan penyakit,tumbuhnya cepat serta merata, dan bisa membuat tumbuhan dewasa yang normaldan berproduksi tinggi.
üPenyiapanBenih
    Memilih benih yang baik agak sulit. Karena itu disarankan untuk membeli benihyang bersertifikat. Benih ini sudah diuji coba oleh balai pengujian benih,sebagai akibatnya dijamin kualitasnya. Benih bersertifikat sudah poly dijualditoko-toko wahana pertanian.
    Benih buncis yg diharapkan dalam jumlah eksklusif, tetapi kadang-kadang benihyang dibeli jumlahnya melebihi yg dibutuhkan. Sehingga, masalahnya sekarangadalah bagaimana menyimpan kelebihan benih itu. Cara menympannya menggunakan memberisuhu 18-20 derajat C menggunakan kelembaban relatif 50-60 %. Kandungan air benihjuga sangat menentukan terhadap keawetan simpan benih. Kandungan yg baikuntuk menyimpan benih lebih kurang 14%. Jika persyaratan diatas terpenuhi maka dayasimpan benih buncis bisa mencapai 3 tahun.

2.2Pengolahan Media Tanam
    Selanjutnya buat memudahkan pekerjaan pemeliharaan dibentuk bedengan-bedengandengan berukuran panjang 5 meter, lebar 1 meter serta tinggi 20 cm. Jarak antarbedengan 40-50 cm, selain menjadi jalan juga buat saluran pembuangan air(drainase). Untuk areal yg nir begitu luas, mislnya tanah pekarangan, tidakdibuat bedengan tetapi menggunakan guludan tanah selebar 20 cm, panjang 5meter, tinggi 10-15 cm dan jeda antar guludan 70 cm.umumnya tanah pada Indonesiabersifat asam (pH <7). Untuk menaikkan pH tadi dibutuhkan pengapuran,memakai batu kapur kalsit, gips, kadolomite, atau batu kapur talk. Dosisuntuk menaikan pH sebanyak 0,1 sebanyak 480 kg/ha. Pemberian kapur sebaiknyadilakukan 2-3 minggu sebelum penanaman, dengan cara sebagai berikut: Tanah digemburkan menggunakan mencakulnya, Kapur disebar merata.tanah dicangkulkembali supaya kapur dapat bercampur dengan tanah secara merata
    Untuk menaikkan kesuburan tanah bisa dilakukan menggunakan pemberian pupukkandang atau kompos sebesar 15-20 kg/10 m2 atau kira-kira 3 kaleng penuh bekasminyak tanah. Pemberian pupuk kandang dimaksudkan buat memperbaiki strukturtanah agar lebih gembur, airasi dan drainase lebih baik. Cara menempatkan pupukkandang juga pupuk organik artinya menggunakan menaburkan disepanjang larikan.
   Saatpemberian pupuk dasar, dapat pula dilakukan hadiah pestisida organik untuknematoda. Nematoda Meloidogyne sp. Acapkali menyerang buncis.
2.3Penanaman
    Air yang diperlukan buncis hanya secukupnya, sebagai akibatnya ketika menanam yg palingbaik yaitu waktu peralihan. Hal ini sangat cocok buat fase pertumbuhan buncis,serta fase pengisian dan pemasakkan polong. Pada fase ini pada khawatirkan akanterjadi serangan penyakit bercak apabila curah hujannya terlalu tinggi. Untukmengatasi curah hujan yang terlalu tinggi dapat dibentuk saluran-salurandrainase, ini bila penanamannya dilakukan dalam isu terkini hujan. Sebaliknya, padamusim kemarau perlu dilakukan penyiraman sesering mungkin terutama dalam saatawal perkecambahan.
üPenentuanPola Tanam
    Tanaman buncis ditanam menggunakan pola pagar atau barisan lantaran penanamannyadilakukan pada bedengan atau guludan. Pada pola ini, jeda antar tanaman lebihsempit daripada jeda antar barisan tanamannya. Dengan pola tanam barisan akanmempermudah pekerjaan selanjutnya, misalnya pemeliharaan, pengairan, pemupukan,pembumbunan serta panen.
    Jarak tumbuhan yang digunakan merupakan 20 x 50 cm, baik buat tanah datar atautanah miring. Dan bila kesuburan tanahnya tinggi, maka sebaiknya menggunakanjarak tanam yg lebih sempit lagi, yaitu 20 x 40 centimeter. Hal ini dimaksudkan untukmenghindari tumbuhnya gulma, lantaran gulma akan lebih cepat tumbuh dalam tanahyang fertile. Penentuan jeda tanam ini harus sahih-benar diperhatikan karenaberhubungan menggunakan tersedianya air, hara dan cahaya matahari.
üPembuatan Lubang Tanam
    Setelah menentukan jeda tanam, lalu membuat lubang tanam menggunakan caraditugal. Agar lubang tanam itu lurus, sebelumnya dapat diberi pertanda denganajir, bambu, penggaris atau tali. Tempat yg diberi indikasi tadi jugaditugal. Kedalaman tugal 4-6 centimeter buat tanah-tanah yang remah serta gembur,sedangkan buat tanah liat bisa dipakai berukuran 2-4 centimeter. Hal ini disebabkanpada tanah liat kandungan airnya cukup banyak, sehingga dikhawatirkan benihakan busuk sebelum bisa berkecambah.


üCara Penanaman
    Tanaman buncis tidak memerlukan persemaian karena termasuk tanaman yang sukardipindahkan, sebagai akibatnya benih buncis dapat eksklusif ditanam di huma/kebun. Tiaplubang tanam dapat diisi 2-tiga butir benih. Setelah itu lubang tanam ditutupdengan tanah.
2.4Pemeliharaan Tanaman
üPenyulaman
    Berikutnya Biji buncis bisa tumbuh selesainya 5 hari semenjak tanam, benih yangtidak tumbuh wajib segera diganti (disulam) dengan benih yang baru. Penyulamansebaiknya dilakukan dibawah umur 10 hari sehabis tanam, supaya pertumbuhanbibit-bibit tidak tidak sinkron jauh dan memudahkan pemeliharaan.
üPengguludan
    Peninggian guludan atau bedengan dilakukan dalam saat tumbuhan berumur lebih 20dan 40 hari. Lebih baik dilakukan pada ketika musim hujan. Tujuan berdasarkan peninggianguludan merupakan buat memperbanyak akar, menguatkan tumbuhnya flora dan memeliharastruktur tanah.
üPemangkasan
    Untuk memperbanyak ranting-ranting supaya diperoleh butir yg poly, tanamanbuncis perlu dipangkas. Pemangkasan sebatas pembentukan sulurnya. Pelaksanaanpemangkasan dilakukan bila flora telah berumur dua dan lima minggu. Pemang-kasanjuga dimaksudkan buat mengurangi kelembapan di pada tanaman sebagai akibatnya dapatmenghambat perkembangan hama penyakit. Pucuk-pucuk tanaman hasil pangkasandapat digunakan sebagai sayuran.

üPemupukan
    Tindakan pemupukan dalam tumbuhan buncis perlu dilakukan dengan alasan haratanaman yg disediakan sang tumbuhan dalam jumlah yg terbatas. Sewaktu-waktuzat hara akan berkurang karena tercuci kadalm lapisan tanah, terbawa erosibersama larutan tanah, hilang melalui proses evaporasi (penguapan), dan diserapoleh tumbuhan. Apabila keadaan tersebut dibiarkan terus menerus tanpa adanyaperbaikan, maka makin lama persediaan hara dalam tanah makin berkurang sehinggatanaman tumbuhnya merana. Untuk mencukupi kebutuhan hara tersebut, perlutambahan dari luar melalui pemupukan. Diharapkan dengan pemupukan akanmengembalikan dan menaikkan kandungan hara pada tanah, sebagai akibatnya tanamanakan tumbuh fertile dan produksinya akan melimpah.
    Pemupukan ini bisa dilakukan dalam umur 14-21 hari setelah tanam, caranya cukupditunggal sekitar 10 cm dari flora. Setelah itu ditutup balik dengantunggal atau diinjak menggunakan kaki.
üPengairan
    Air yang diberikan alam sangat bervariasi serta seringkali nir sesuai dengankebutuhan tumbuhan. Untuk itu, diharapkan pengaturan pengairan. Biasanyapengairan dilakukan apabila penanamannya dilakukan dalam animo kering, yaitu padaumur 1-15 hari. Pelaksanaannya dilakukan 2 kali sehari, setiap pagi serta sore.bila penanamannya dilakukan pada isu terkini hujan, yang perlu diperhatikan adalahmasalah pembuangan airnya. Kelebihan air bisa disalurkan melalui parit-parityang telah dibentuk di antara bedengan atau guludan.



2.5Pengendalian hama dan Penyakit

üKumbang daun

Penyebab:kumbangHenose-pilachna signatipennis atau Epilachna signatipennis, seringkali disebutkumbang daun epilachna yg termasuk keluarga Curculionadae. Bentuk tubuhnyaoval, rona merah atau coklat kekuningan, panjang antara 6-8 mm. Pengendalian:(1)jika sudah terlihat adanya telur, larva, maupun kumbangnya, maka bisa langsungdibunuh dengan tangan; (dua) dengan pestisida organik (menggunakan campuran (3)rotasi tumbuhan dengan flora yang bukan inang.

üPenggerek daun
Penyebab:ulat Etiellazinckenella yg termasuk pada keluarga Pyralidae. Penyebarannya mencakup daerahtropis serta subtropis. Gejala: polong yang masih muda mengalami kerusakan,bijinya poly yang keropos. Kerusakkan ini tidak sampai mematikan tanamanbuncis.Pengendalian: penyemprotandengan pestisida organik (yg dicampur menggunakan bw.putih, cabai rawit, daun/nijinimba, daun tomat, merica, sambiloto) . Waktu penyemprotan dilakukan segerasetelah diketahui adanya agresi dan dapat diulangi beberapa kali menurutkeperluan. 
üLalat kacang
 Penyebab:lalat Agromyza phaseoli yang termasukdalam famili Agromyzidae. Lalat betina dan jantan mempunyai berukuran yangberbeda. Lalat betina memiliki panjang tubuh sekitar 2,dua mm, sedang yangjantan hanya 1,9 mm. Gejala: daun berlubang-lubang menggunakan arah eksklusif, yaitudari tepi daun menuju tangkai atau tulang daun. Gejala lebih lanjut berupapangkal batang yang membengkok atau pecah. Kemudian tanaman sebagai layu,berubah kuning, serta akhirnya mangkat pada umur yg masih muda. Jika tidakmengalami kematian, maka tumbuhnya kerdil, sehingga produksinya sedikit.
Pengendalian:hendaknya dilakukansedini mungkin, yaitu dalam waktu pengolahan tanah. Setelah biji-biji buncisditanam sebaiknya lahan eksklusif diberi epilog berdasarkan jerami daun pisang.penanaman dilakukan secara serentak. Jika flora sudah terserang secara berat,maka segeralah dicabut dan dibakar atau dipendam dalam tanah. Namun, apabilaserangan masih kecil, disarankan agar memakai pestisida organik (dengancampuran bw.putih, cabai rawit, daun/niji nimba, daun tomat, merica, sambiloto).penyemprotan dilakukan sebesar 2-3 kali hingga umur 20 hari, tergantung beratringan agresi 
üPenyakit antraknosa
Penyebab:cendawan Colletotrichum lindemuthianum, termasuk dalam familiMelanconiaccae.. Gejala: (1) terdapat bercak-bercak kecilberwarna coklat karat dalam polong buncis muda;(dua) bercak hitam atau coklat tuadi bagian batang tumbuhan tua.
Pengendalian:(1) memakai benihyang sahih-sahih bebas berdasarkan penyakit;(dua)  pergiliran tumbuhan, maksudnyauntuk memotong siklus hidup cendawan tadi. Pergiliran tadi bisa dengantanaman lobak, wortel atau Kolonel bunga;(3) penyemprotan pestisida organik.
üPenyakit embun tepung
Penyebab: cendawan Erysiphe polygoni, yg termasuk pada familiErysiphaceae.
Gejala: daun, batang,bunga serta buah berwarna putih keabuan (misalnya beludru). Apabila serangan padabunga ringan, maka polong masih bisa terbentuk. Namun apabila gagal serangannyaberat akan dapat menggagalkan proses pembuahan, bunga menjadi kemarau danakhirnya mangkat . Jika polong yg diserang maka polong nir gugur, namun akanmeninggalkan bekas berwarna cokelat surat sehingga kualitasnya menurun.
Pengendalian: (1)bagian-bagian yg telah terjangkit sebaiknya dipotong atau dibakar;(dua) dapatjuga disemprot menggunakan pstisida organik. Atau dapat pula dilakukan penghembusasndengan tepung belerang.
üPenyakit layu
Penyebab: bakteriPseudomonas sollanacearum. Bakteri ini termasuk pada famili p
tanaman akan terlihatlayu, menguning dan kerdil. Jika batang tumbuhan yg terserang dipotongmelintang, maka akan terlihat rona cokelat dan jikalau dipijit keluar lendirberwarna putih. Kadang-kadang rona cokelat ini mampu sampai ke daun. Akar yangsakit pula berwarna cokelat.Pengendalian: (1) penyiramantanaman dengan air yg bebas menurut penyakit;(dua) dengan rotasi flora selama 2tahun;(tiga) penyemprotan menggunakan fungsida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,lima-1gram/liter air.
2.6Panen serta Pasca Panen
üCiri dan Umur Panen
Pemanenan dapatdilakukan saat flora berumur 60 hari dan polong menampakan ciri-ciri sebagaiberikut:a) Warna polong agak belia dan suram.B) Permukaan kulitnya relatif kasar.C)Biji dalam polong belum menonjol.D) Bila polong dipatahkan akan menimbulkanbunyi letup.
üCara Panen
    Dalam menentukan waktu panen wajib setepat mungkin sebab bila hingga terlambatmemetiknya beberapa hari saja maka polong bincis bisa terjangkit penyakitbercak Cercospora. Penyakit tersebut sebenarnya hanya menyerang daun dan bagiantanaman lainnya, tetapi karena ketika pemetikan yang terlambat maka penyakittersebut berkembang sampai ke polong-polongnya.cara panen yg dilakukanbiasanya dengan cara dipetik menggunakan tangan. Penggunaan indera misalnya pisau ataubenda tajam yg lain sebaiknya dihindari lantaran bisa mengakibatkan luka padapolongnya. Kalau hal ini terjadi maka cendawan atau bakteri dapat masuk kedalamjaringan, sehingga kualitas polong menurun.
üPeriode Panen
    Pelaksanaan panennya dapat dilakukan secara bertahap, yaitu setiap dua-3 harisekali. Hal ini dimaksudkan supaya diperoleh polonh yang seragam pada tingkatkemasakkannya. Pemetikan tidak boleh dalam saat flora berumur lebih berdasarkan 80hari, atau kira0kira sejumlah 7 kali panen.
üSortasi
    Sortasi mencakup kegiatan-kegiatan membuang atau memisahkan hasil berdasarkankualitas serta mengadakan klarifikasinya. Polong buncis yang stigma akibatserangan hama serta penyakit, polong yang tua maupun polong yg patah akibatpanen yg kurang baik, semuanya kita pisahkan. Polong-polong yang demikianhanya akan mengurangi nilai pasar serta nilai beli dari komoditi tersebut.
    Proses sortasi ini umumnya dilakukan ditempat-loka pengumpulan yangdiletakkan tidak jauh berdasarkan huma pertanian. Tempat dilakukannya sortasi iniharus cukup terlindung, agar hasil yang baru dipanen tidak lekas menjadilayu.




III.KESIMPULAN
Adapukesimpilan merupakan sebagi berikut :
1.tanamanbuncis adalah tanaman yg mudah dilakukan dalam perawatannya sebagai akibatnya tidakmemerlukan porto yang poly buat melakukan budidayanya.

2.tanamanbuncis nir memerlukan perlakuan khusus baik segi kondisi tumbuh dan kegiatanteknis.

BUDIDAYA BAWANG MERAH

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bawang merahmerupakan salah satu komoditas sayuran unggulan Jawa Timur yg  sangatfluktuatif  harga juga produksinya.  Hal ini terjadi karena pasokanproduksi yang nir seimbang antara panenan dalam musimnya serta panenan di luarmusim, salah satu diantaranya disebabkan tingginya intensitas serangan hama danpenyakit terutama apabila penanaman dilakukan pada luar animo.  Selain itubawang merah adalah komoditas yang nir dapat disimpan usang, hanya bertahan3-4 bulan padahal konsumen membutuhkannya setiap waktu.
Masalahutama usahatani bawang merah di luar musim adalah tingginya resiko kegagalanpanen karena lingkungan yg kurang menguntungkan , terutama serangan hama danpenyakit.  Hama dan penyakit penting dalam bawang merah diantaranya : ulatbawang (Spodoptera exigua) dan Thrips , sedangkan penyakitnya meliputiantraknose, fusarium dan trotol.
Keberadaanhama serta penyakit tadi menyebabkan petani memakai pestisida secaraberlebihan karena petani beranggapan bahwa keberhasilan usahatani ditentukanoleh keberhasilan pengendalian hama serta penyakit, yaitu menggunakan meningkatkantakaran, frekuensi dan komposisi jenis adonan pestisida yg digunakan. Akibatnya biaya usatani bawang merah semakin tinggi dan laba yangdiperoleh tidak seimbang dan  nir memperhatikan konsep pertanian ramahlingkungan. Dampak lain penggunaan pestisida yang berlebihan yaitu ledakan darihama sekunder.
Untukmengantisipasi masalah di atas galat satu bisnis yaitu mencari dan menggali varietas-varietasbawang merah yang memiliki sifat-sifat unggul terutama dalam hal produksiserta ketahanan terhadap hama dan penyakit primer sebagai akibatnya varietas bawang merahtersebut bisa berproduksi walaupun agresi hama dan penyakit cukup berat.bilamana varietas unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit diperoleh makavarietas tadi dapat ditanam dalam luar trend sehingga transedental produksibawang merah dapat terjamin.
1.2Tujuan

Adapun tujuan adalah sebagi berikut :
1.untuk sebagai petunjuk bagi pelaku utama dalammelaksanakan budidaya bawang merah
2.untuk mempertinggi pendapatan petani serta keluarganya.

II.BUDIDAYABAWANG MERAH
2.1 SyaratTumbuh

Bawang merahakan tumbuh menggunakan baik jika ditanam pada tanah sawah atau tegalan dengantekstur sedang hingga liat. Selain itu tempat pertumbuhan bawang merah yangbaik sanggup pula pada tanam dalam jenis tanah Alluvial yang mempunyai pH lima.6 - 6.lima,dengan ketinggian 0-400 mdpl, serta kelembaban 50-70 %, dan suhu 25-32 drajatC.
2.2 Pemulihat Bibit
Adapun persyaratanbibit bawang merah yg baik antara lain : Umur simpan bibit sudah memenuhi ,yaitu sekitar 3-4 bulan, walaupun untuk umur simpan yg lebih muda bibit tetaptumbuh tetapi dalam pertumbuhan berikutnya akan lebih rendah hasilnyadibandingkan bibit yang sudah siap tanam (sudah relatif umur simpannya) Umurpanen waktu calon umbi bibit ditanam pada lapang  , buat varietas Baujimaupun Super Philip usahakan 65 – 70 har Ukuran bibit sedang , sekitar lima-6gram .  Penggunaan bibit yang berukuran terlalu akbar akan meningkatkanbiaya lantaran kebutuhan bibit semakin banyak.kebutuhan bibit setiap hektarberkisar 800 – 1000 kg , tergantung dari besarnya bibit. Dan biaya untukpembelian bibit kurang lebih separo berdasarkan seluruh porto produksi.
Umbi bibit berwarna merah cerah,menggunakan kulit mengkilat, Umbi bibit bernas , sehat, padat , nir keropos dantidak lunak.  Jika ada umbi bibit yang tidak memiliki sifat demikiansebaiknya tidak dipakai sebagai bibit. Umbi bibit tidak terserang hama danpenyakit. Sebelum ditanam, umbi bibit dibersihkan dulu berdasarkan kulit-kulit yangkering dan jika pertunasan belum kelihatan diujung umbi, maka usahakan ujungumbi dipotong 1/tiga supaya mempercepat  munculnya tunas
2.3Persiapan lahan
Bawangmerah  membutuhkan kondisi tanah yang lebih gembur dibanding tanamansayuran lainnya .  Oleh karenanya pengolahan tanah dalam bawang merahdilakukan sampai beberapa kali hingga tanah benar-benar sebagai gembur. Bila tanah yang digunakan adalah tanah bekas ditanami jagung juga tebu, makasisa tanaman tadi harus dibersihkan sampai akar-akarnya supaya tidakmengganggu pertumbuhan bawang merah. Dapat jua menggunakan herbisida sebelumtanah di olah untuk mematikan rumput serta gulma lainnya ,seperti Goal maupunRoundup yg diberikan dua minggu sebelum tanah diolah. Tanah diolah dengancara dibajak lebih dari 4 kali hingga tanah menjadi gembur serta tanahdikeringkan lebih berdasarkan seminggu .kemudian tanah dihaluskan lagi, sehabis halusdapat dibuat bedengan menggunakan berukuran .untuk musim kemarau : tinggi bedengan 25cm, kedalaman parit 30-40 cm , lebar parit 50 centimeter. Untuk musimhujan      : tinggi bedengan 40 cm, kedalamanparit  50 cm , lebar parit 50 cm.
Padabudidaya bawang merah sangat diperlukan pembentukan bedengan, dimana adanyabedengan berfungsi supaya tanaman bawang merah tidak selalu tergenang air , danair yg disiramkan segera habis terserap.  Setelah bedengan terbentuk,maka ditaburi pupuk kotoran ternak (pupuk kandang ) yg sudah benar-benarmatang, ditandai menggunakan kotoran ternak sudah misalnya tanah yang gembur. Dosis buat kotoran ayam sebanyak 5 ton/ha, sedangkan buat kotoran sapi maupunkambing lebih kurang 10-15 ton/ha.  Namun takaran ini bisa menjadi lebih banyakmaupun lebih sedikit tergantung menurut kesuburan tanah.              
Pupukkandang yang diberikan bersamaan menggunakan pembuatan bedengan merupakan perlakuanpemberian pupuk dasar   .  Selain itu diberikan pula pupuk SP 36dengan takaran 200 kg/ha swebagai pupuk dasar , yg ditaburkan merata padaseluruh bagian atas bedengan.  Pupuk sangkar juga SP 36 diberikan seminggusebelum tanam. Setelah tanah dipupuk maka tanah diairi agar pupuk dapat meresapke pada tanah.
2.4Penanaman
Musim tanamoptimal buat bawang merah yaitu pada akhir musim hujan  bulan Maret –April dan demam isu kering Mei – Juni, tetapi di wilayah sentra produksi dapatdijumpai penanaman bawang merah tanpa mengenal isu terkini,  Untuk penanaman diluar ekspresi dominan (off season) perlu memperhatikan pengendalian hama dan penyakitlebih cermat.
Penanamandilakukan sehabis tanah serta bibit sudah dipersiapkan, dimana sebelum dilakukanpenanaman tanah harus diari agar ketika penanaman syarat tanah gembur Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, bahwa bibit sebelum ditanam lebihbaik dibersihkan dan diseleksi terlebih dulu supaya pertumbuhan tanaman menjadibaik.  Jika nir diseleksi ditakutkan tercampurnya bibit yang jelekkarena terjangkit penyakit misalnya Fusarium , maka akan menyebabkan pertanamanhancur karena Fusarium tadi. Pembersihan bibit dilakukan sehari sebelumditanam dan ujung bibit sudah dipotong , serta esoknya bisa dilakukanpenanaman.
Untukmempercepat proses penanaman, maka sebaiknya bedengan  yang akan ditanamisudah digariti sinkron dengan jarak tanam yg dipakai , sehingga penanamanlebih mudah dilaksanakan.  Jarak tanam yang dianjurkan yaitu 20 cm x 15cm, namun bila umbi bibit akbar maka bisa menggunakan jarak tanam 20 x 20cm.  Penanaman dilakukan menggunakan cara menanam dua/tiga bagian umbi ke dalamtanah, sedangkan 1/3 bagiannya ada di atas tanah.
2.5Pengairan
Bawang merahmembutuhkan air dalam kondisi yang relatif sejak pertumbuhan awal hinggamenjelang panen.  Air yg diberikan pada flora walaupun dengan carapenggenangan/leb, tetapi harus segera meresap ke dalam tanah.  Bila tidakdemikian maka tumbuhan akan sebagai busuk dan sebagai asal penyakit. Oleh karenanya pembuatan bedengan sangat dibutuhkan dalam budidaya bawang merah.  Hal ini berhubunga sifat tanaman bawang merah yg membentuk umbi didalam tanah sehingga air yg terlalu banyak akan membuat umbi sebagai busuk .
Pada musimkemarau , pengairan dapat diberikan setiap hari semenjak tumbuhan ditanam hinggatanaman membangun umbi serta dikurangi setelah umbi terbentuk.  Namunwalaupun demam isu kemarau , jika kondisi tanah setelah diairi serta selang dua haritanah masih basah, maka tanaman nir perlu diairi.  Oleh karena itudituntut kepekaan petani pada mengamati kebutuhan air bagi tanamannya.
Untuk musimhujan pengairan yg diperlukan lebih sedikit yaitu selang dua harisekali.  Seperti di atas maka yg penting melihat syarat kelembabantanah, jika tanah masih lembab usahakan nir perlu diairi.  Yang pentingdiamati yaitu sesudah turun hujan, sebaiknya flora bawang merah disiramidengan air bersih yang tujuannya buat menghilangkan inokulum berdasarkan penyakityang kemungkinan melekat di daun.
Carapengairan bisa dilakukan dengan penggenangan/leb maupun denan caradisiram/disirat.  Kedua cara tadi sebenarnya memiliki kelebihan dankekurangan.  Untuk cara leb usahakan dilakukan pada kondisi tanah yg porous,sebagai akibatnya air yg tergenang cepat habis (tuntas), walaupun cara ini membutuhkanwaktu yg lebih pendek dibandingkan cara disiram.  Sedangkan cara sirammembutuhkan energi lebih banyak dan saat lebih lama .  Namun di daerahtertentu ke 2 cara tersebut jua dilakukan bersamaan .
2.2Pemupukan
Pemupukanpada bawang merah sangat dibutuhkan buat mendukung pertumbuhan flora danproduksi umbi yang lebih baik.  Tetapi pemupukan nir perlu diberikansecara berlebihan lantaran pupuk malahan akan terbuang dengan percuma. Sepertimisalnya sehabis tanaman menciptakan umbi, maka sebaiknya pemupukandihentikan.  Terkadang ada petani yg permanen memberikan pupuk walaupuntanaman sudah berumur diatas 4- hari, dan ini hanya membuang pupuk dengansia-sia. 
Dosis pupuksebenarnya bukan merupakan patokan yang harus ditepati, lantaran memupuk suatutanaman akan tidak selaras pada setiap kondisi kesuburan tanah yangberbeda.   Namun takaran pupuk yg dapat dianjurkan pada jenis tanahaluvial, misalnya wilayah Banyuanyar, Probolinggo maupun Sidokare-Rejoso, Nganjukseperti berikut. Pupuk dasar menggunakan 10 t/ha pupuk kandang serta SP 36 200kg/ha yg diberikan 7 hari sebelum tanam.  Sedangkan pemupukan berikutnyamenggunakan pupuk urea 200 kg/ha, ZA 450 kg/ha dan KCl 200 kg/ha yg diberikanseparo-separo dalam saat flora berumur 15 hari serta 30 hari sehabis tanam. Carapemupukan menggunakan meletakkan pada larikan di sekitar flora, kemudian ditutupdengan tanah.
Pemberianpupuk pelengkap yang poly tersebar pada pasar sebenarnya kurang bermanfaat bagipeningkatan pertumbuhan serta produksi bawang merah.  Namun pupuk pelengkaptersebut hanya menjadi tambahan nutrisi pelengkap karena pada umumnyamengandung unsur mikro.  Untuk flora bawang merah, unsur mikro kurangdiperlukan karena tumbuhan bawang merah berumur pendek yaitu lebih kurang 60-70hari.  Sedangkan unsur mikro proses pelarutannya dan penyerapannya kedalam tanaman usang sehingga lebih sinkron bagi tanaman sayuran yang berumurpanjang misalnya cabai atau tomat.
2.6 Pengendalian gulma

Gulma merupakantumbuhan pengganggu yg menyebabkan tumbuhan utama terganggupertumbuhannya.  Untuk flora bawang merah yg umbinya terbentuk didalam tanah maka kehadiran guilma sangat mengganggu karena pencucian gulmaharus hati-hati serta ditakutkan tentang serta mengganggu umbinya. Pembersihangulma dilakukan dengan cara menyiang menggunakan intensif sesuai dengan kondisigulma yang ada menggunakan cara mencabut gulma hingga terangkat akar-akarnya sertamenggunakan herbisida pra tumbuh menggunakan takaran sinkron anjuran.
Cara membersihkandan mencabut gulma harus hati-hati agar tidak mengganggu tumbuhan bawang merahapalagi bila telah berumbi.  Pembersihan umumnya menggunakan indera sepertisosrok bambu mini sehingga gulma dapat terangkat sampai ke akarnya.  Bilatanaman telah menciptakan umbi yang agak besar maka usahakan pengendalian gulmadihentikan.
2.7Pengendalian Hama serta Penyakit
üHama Ulat Bawang

Ulat Spodopteraexigua dijumpai hampir pada setiap umur flora bawang merah. Ulatberukuran panjang sampai + 25 mm, berwarna hijau atau coklat dengangaris tengah berwarna kuning. Serangga dewasa meletakkan telur pada daun bawangmerah serta gulma yg tumbuh disekitarnya. Siklus hayati hama ini sempurna yaitutelur, larva, pupa dan imago yang berupa ngengat (Duriat, dkk., 1994). Padasaat awal pertumbuhan bawang merah, umumnya dijumpai grup telur serta larvastadia awal (instar 1 atau 2). Populasi ini akan terus semakin tinggi mulai tanamanberumur dua minggu hingga flora  pada panen. Fye serta Mc Ada (1972) dalamSmits (1987), lamanya siklus hayati ulat sangat tergantung dalam temperatur.temperatur yg makin tinggi akan memperpendek lamanya stadia telur, larva,pupa dan ngengat. Periode ngengat berkisar antara 10 – 20 hari. Setiap individubetina dapat bertelur antara 500 – 600 buah. Setelah 2 – 6 hari telur menetas,larva menciptakan lubang pada permukaan daun kemudian masuk ke bagian pada daun. Larva mempunyai lima – 6 stadia menggunakan kisaran umur 8,20 – 18,70 hari. Fasepupa  berkisar 5,10 – 7,70 hari. Pada bulan Agustus – Oktober, kemampuanngengat buat bertelur lebih tinggi (Sutarya , 1996).
Ulatmenyerang tanaman menggunakan cara memakan daun bagian pada, daun bawang merahtinggal epidermisnya saja, sebagai akibatnya pada daun terlihat bercak-bercak putihtransparan. Serangan hama ini kerusakan dapat  menyebabkan kehilanganhasil 56,94 – 57 % (Dibyantoro, 1993; Sastrosiswoyo, 1994), bahkan dalam daerahKab. Probolinggo pada ketika tanam bulan Agustus bisa mengakibatkan kerusakan 100% sehingga menyebabkan puso ( Rosmahani dkk., 2001)
Hama initermasuk hama yg menyerang poly spesies tanaman inang.  Menurut Smits(1987), hama ini memiliki lebih dari 200 spesies tanaman inang yg termasukdalam  lebih berdasarkan 40 famili yang tidak selaras, tetapi tumbuhan inang yg utamaadalah keluarga bawang-bawangan, cabe merah dan jagung (Duriat dkk., 1994).
Kondisi Pengendalian Saat Ini
Pola tanamyang umum dikerjakan sang petani bawang terutama dilahan irigasi, merupakan padi –bawang merah – bawang merah – bawang merah atau padi – bawang merah – cabaimerah – bawang merah.  Padi ditanam dalam isu terkini penghujan. Waktu yangdipilih untuk merotasi tanah dengan tanaman padi nir serentak. Sejak akhirmusim penghujan sampai dengan pertengahan trend penghujan berikutnya petanimenanam bawang merah dalam lahannya atau kadang-kadang pada sela dengan tanamanjagung. Pola tanam demikian adalah pola tanam yang tidak memutus siklushidup hama S. Exigua. Keadaan ini menyebabkan tersedianya semua stadiapertumbuhan bawang merah dan tersedianya inokulum hama ulat S. Exigua.pada areal yg luas di lapangan.
Penggunaaninsektisida buat mengendalikan hama ulat S. Exigua masih menjadiandalan primer para petani, sebagai akibatnya insektisida menjadi agunan utama untukkeberhasilan usahatani. Menurut Stallen dkk.(1990) pada sentra produksi bawangmerah, petani umumya mengendalikan ulat dengan menggunakan insektisida yangberedar di pasaran dengan frekuensi dan takaran yang relatif tinggi. Volume larutaninsektisida yg digunakan dalam setiap pelaksanaan berkisar 560 – 1.588 liter perha. Petani melakukan penyemprotan secara terpola tiga – 4 hari sekali, sehinggadalam satu isu terkini tanam melakukan penyemprotan 15 – 20 kali (Dibyantoro, 1995),bahkan pada animo tanam bulan Agustus interval penyemprotan semakin tinggi menjadi 1– 2 hari sekali, sehingga dalam satu ekspresi dominan tanam dapat mencapai 50 kaliaplikasi insektisisda (Rosmahani dkk., 1998). Apabila udara panas terus menerus,maka pengendalian ulat menggunakan  cara mekanis ( merogoh dan membuangkelompok telur maupun ulat) dan menggunakan cara aplikasi insektisida (interval 1 –2hari sekali) tetap nir bisa mengendalikan populasi ulat  S. Exiguayang meningkat cepat pada waktu satu minggu dapat menyebabkan tumbuhan bawangmerah puso (Rosmahani  dkk., 2001)
Alternatif Pengendalian Secara Fisik
Sampai saatini telah poly output penelitian yang menyajikan komponen –komponenpengendalian yg bisa dirakit pada satu pengendalian secara PHT. Diantaranyaadalah penerapan budidaya flora sehat, pergiliran tumbuhan, penanamanserentak, pengendalian secara mekanis, penggunaan seks feromon, penggunaan alatsemprot yang tepat, pengendalian secara biologi. Namun apabila lingkungan sudahkurang sinkron bagi pertanaman bawang merah, terutama dalam waktu tanam bulanAgustus, yang dalam saat tadi temperatur udara sangat panas ( diatas 29 ° C), tidakada curah hujan, asal infeksi hama telah tersedia di sekitar pertanamankarena sudah terdapat pertanaman semenjak awal isu terkini kemarau, populasi hama dapatmeningkat menggunakan sangat cepat pada waktu 1-dua hari diperlukan alternatifkomponen pengendalian yg lain.  Komponen pengendalian yg harusdisertakan merupakan pengendalian fisik menggunakan jalan memberikan kerodong kasa(Gambar 1.) dalam semua flora menggunakan tinggi kerodong 175 cm, yg dipasangsejak sebelum bibit bawang merah ditanam hingga saat panen. Pada keadaan inipetani masih bisa masuk kedalam lerodong kasa buat melakukan aktivitaspemeliharaan tanamannya a.L.: tanam, aplikasi herbisida, penyiangan,penyiraman, monitoring serangan hama, pengendalian  hama ulat secaramekanis dan panen.
üPenyakitLayu Fusarium (Fusarium oxysporum)
Gejala agresi, tumbuhan kuruskekuningan dan busuk bagian pangkal, Tanaman gampang tercabut lantaran pertumbuhanakar terganggu dan membusuk. Tanaman yg terserang segera dicabut dandimusnahkan. Pencegahan di daerah endemis Fusarium, perlu proteksi bibitdengan menaburkan fungisisda dosis 100 gr/100 kg bibit yg diberikan 2 tautiga hari sebelum tanam. Di wilayah endemis sebelum tanam, tanah yang sudahdiolah diberi fungisida misalnya Fapam sebesar 2 cc/l, buat mematikan patogendan Fusarium
üPenyakitBecak Ungu /Trotol (Alternaria porri)
Gejala awal serangan dalam daunmenimbulkan bercak ukuran kecil, berwarna putih menggunakan sentra berwarna ungu, Ujungdaun mengering bahkan daun dapat patah, Jika flora terkena hujan atau embun,segera disiram air higienis buat mengurangi penularan spora penyakit yangmenempel dalam daun, Pengendalian dengan menggunakan fungisida selektif dengandosis sesuai anjuran, bila intensitas serangan mencapai lima % flora terserangperlu, Yang perlu diperhatikan dalam pengendalian hama serta penyakit menggunakanpestisida yaitu :Memilih pestisida yang tepat , sinkron target hama atau targetpenyakit, Jangan menggunakan pestisida lebih dari 1 macam dalam satu waktupenyemprotan, Gunakan beberapa macam pestisida secara bergantian , supaya hamadan penyakit nir kebal terhadap satu macam pestisida, Jangan menggunakandosis yang berlebihan lantaran tidak efektif dan akan menambah porto produksi, Waktupenyemprotan agar diperhatikan , usahakan sebelum mentari terbit atau sorehari. Cara penyemprotan sempurna mengenai sasaran serta searah menggunakan angin 
2.8Panen dan Pasca Panen
Umur panentergantung varietas, namun bisa memakai dasar:                buat konsumsi  : 50-60 hari sehabis tanam (di dataran rendah) 70-75 harisetelah tanam (di dataran tinggi _kerebahan daun 70-80 %, untuk umbi bibit:  65-70 hari setelah tanam (di dataran rendah) , 80-90 hari sesudah tanam(di dataran tinggi kerebahan daun 90 %. Waktu panen udara cerah serta tidaj basah,Keseluruhan daun tampak menguning, Sebagian umbi nampak tersembul keluar.  berarti telah mencapai kering askip. Penyimpananbawang merah bisa dilakukan di atas tanur , menggunakan para-para bambu dandi bawahnya diberi pengasapan. Penyimpanan pada ruang berventilasi sangat baikkarena mempunyai sirkulasi udara yang baik serta dapat mencegah serangan hama danpenyakit seperti tempat tinggal sere serta gudang berpembangkit vorteks (membarui aliranudara jenuh dalam gudang, dengan menghembus ke atas keluar gudang dandigantikan udara luar yang lebih bersih sang adanya vorteks).. Sortasidilakukan buat memisahkan umbi yang sehat , utuh dan menarik dengan umbi yangtelah rusak.  Sortasi dapat mempertinggi nilai jual dan mencegah penularanpenyakit. Grading dilakukan untuk menentukan tingkat mutu produk, sehinggaharga dapat ditentukan sesuai mutunya.  Grading dilakukan pada beberapakelas yaitu kelas I diameter > 2,lima centimeter, kelas II =1,lima-2,lima cm , kelas III <1,lima cm
III.KESIMPULAN
Adapunkesimpulan dalah sebagai berikut :
1.tanamanbawang merah adalah flora umbi-umbian teknis budidayanya sangat simpel serta mudah dipahami sang pelaku utman.
2.tanamanbawang merah merupakan tanaman yg bisa rentan dengan penyakit sebagai akibatnya harusslalu memperhatikan kelembaban lingkungan.


TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN SECAR HIDROPONIK

Istilah hidroponik asal dari istilah Yunani yaituhidro yang berarti air dan ponos berarti kerja. Hidroponik adalah istilah yangdigunakan buat mengungkapkan cara bercocok tanam tanpa tanah namun memakai airatau bahan porous lainnya dengan anugerah unsur hara terkendali yg berisiunsur-unsur esensial yg diperlukan flora. Dilontarkan pertama kali olehW.A. Setchell menurut University of California, sehubungan menggunakan keberhasilanW.F. Gericke dari university yg sama, dalam pengembangan teknik bercocoktanam dengan air sebagai medium tanam.
Berdasarkan media tumbuh yg dipakai, hidroponikdapat dibagi sebagai tiga macam, yaitu :
Kultur Air

Teknik ini sudah usang dikenal, yaitu semenjak pertengahan abad ke-15 oleh bangsaAztec. Dalam metode ini flora ditumbuhkan pada media tertentu yg di bagiandasar terdapat larutan yg mengandung hara makro serta mikro, sehingga ujungakar flora akan menyentuh larutan yg mengandung nutrisi tadi.
Kultur Agregat

Media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam padi (kuntan), serta lain-lainyang wajib disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemberian hara dengancara mengairi media tanam atau menggunakan cara menyiapkan larutan hara dalam tangkiatau drum, lalu dialirkan ke tanaman melalui selang plastik.

Nutrient Film Technique

Pada cara ini tanaman dipelihara dalam selokan panjang yg sempit, terbuatdari lempengan logam tipis tahan karat. Di pada saluran tadi dialiri airyang mengandung larutan hara. Maka di kurang lebih akar akan terbentuk film (lapisantipis) menjadi kuliner flora tersebut.
Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Hidroponik
Unsur Hara
Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah pentingpada hidroponik, lantaran media hanya berfungsi menjadi penopang flora dansarana meneruskan larutan atau air yang hiperbola.
Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.lima tetapiyang terbaik merupakan 6.5, lantaran pada kondisi ini unsur hara dalam keadaantersedia bagi tanaman . Unsur hara makro dibutuhkan pada jumlah akbar dankonsentrasinya dalam larutan nisbi tinggi. Termasuk unsur hara makro adalahN, P, K, Ca, Mg, serta S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasiyang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, serta Cl. Kebutuhantanaman akan unsur hara bhineka berdasarkan tingkat pertumbuhannya dan jenistanaman (Jones, 1991).
Larutan hara dibentuk dengan cara melarutkan garam-garampupuk pada air. Berbagai garam jenis pupuk dapat dipakai buat larutan hara,pemilihannya umumnya atas harga serta kelarutan garam pupuk tersebut.
Media Tanam Hidroponik
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruhterhadap pertumbuhan dan perkembangan flora. Media yang baik menciptakan unsurhara tetap tersedia, kelembaban terjamin dan drainase baik. Media yangdigunakan harus bisa menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidakmengandung zat yg beracun bagi tumbuhan.
Bahan-bahan yg biasa digunakan sebagai media tanamdalam hidroponik diantaranya pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang sekam,spons, dan sebagainya. Bahan yg digunakan sebagai media tumbuh akanmempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi serta kelembaban mediaakan berlainan antara media yg satu menggunakan media yg lain, sesuai denganbahan yang dipakai menjadi media.
Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yg berwarnahitam yang didapatkan menurut pembakaran yg nir paripurna, serta telah banyakdigunakan sabagai media tanam secara komersial pada sistem hidroponik.
Komposisi arang sekam paling poly ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan Csebanyak 31%. Komponen lainnya merupakan Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, serta Cu dalamjumlah nisbi mini serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangatringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena banyak pori, kapasitasmenahan air yg tinggi, warnanya yg hitam bisa mengabsorbsi sinar mataharisecara efektif, pH tinggi (8.5 – 9.0), serta bisa menghilangkan pengaruhpenyakit khususnya bakteri serta gulma.

Oksigen
Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangatpenting. Rendahnya oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun,sebagai akibatnya dinding sel makin sukar buat ditembus, Akibatnya tanaman akankekurangan air. Hal ini bisa menyebutkan mengapa flora akan layu padakondisi tanah yang tergenang.
Tingkat oksigen pada dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan rambut akar.pemberian oksigen ini dapat dilakukan menggunakan berbagai cara, seperti: memberikangelembung-gelembung udara dalam larutan (kultur air), penggantian larutan harayang berulang-ulang, mencuci atau mengabuti akar yang terekspose pada larutanhara dan memberikan lubang jendela dalam tempat penanaman untuk kulturagregat.
Air
Kualitas air yang sinkron menggunakan pertumbuhan tanamansecara hidroponik mempunyai taraf salinitas yg nir melebihi 2500 ppm,atau memiliki nilai EC tidak lebih berdasarkan 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandunglogam-logam berat pada jumlah besar lantaran dapat meracuni tumbuhan.
Keuntungan dan Kendala Hidroponik
Beberapa kelebihan bertanam secara hidroponik adalahproduksi tanaman persatuan luas lebih banyak, tumbuhan tumbuh lebih cepat,pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air lebih efisien, tenaga kerja yngdiperlukan lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, kontrol air, hara danpH lebih teliti, masalah hama dan penyakit tumbuhan bisa dikurangi dan dapatmenanam tanaman di lokasi yg tidak mungkin/sulit ditanami seperti dilingkungan tanah yang miskin hara dan berbatu atau pada garasi (pada ruanganlain) dengan tambahan lampu. Sedangkan kelemahannya merupakan ketersediaan danpemeliharaan perangkat hidroponik relatif sulit, memerlukan keterampilan khususuntuk menimbang serta meramu bahan kimia serta investasi awal yang mahal.
teknik budidaya
A. Media
Media hidroponik yg baik mempunyai pH yg netralatau antara lima.5 -6.5. Selain itu media wajib porous serta dapat mempertahankankelembaban. Media yg digunakan bisa dibedakan menjadi dua berdasarkan tahappertumbuhan tanaman :
Media buat persemaian atau pembibitan

Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam ataurockwool. Pasir halus seringkali digunakan lantaran gampang diperoleh serta harganyamurah, tetapi kurang bisa menahan air serta nir masih ada nutrisi di dalamnya.media yang biasa digunakan merupakan campuran arang sekam serta serbuk gergaji atauserbuk sabut kelapa.


Media buat flora dewasa

Media buat flora dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agakkasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arangsekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjaminbebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu seperti cacing, kutudan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebihringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua kalipemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuatsendiri.
B. Benih

Pemilihan benih sangat penting karena produktivitastanaman teranganutng dari keunggulan benih yg dipilih. Periksa label kemasanbenih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan kemurnian benih. Pemilihankomoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak tentang harga danpemasarannya. Contoh sayuran tertentu yg memiliki nilai jual di atasrat-rata merupakan tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan,melon serta lain-lain.

BUDIDAYA KUBIS

I.PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Sebagaibahan pangan buat keperluan masakan seperti sup, sayur lodeh, pecel, lotek danlain-lain atau dimakan pribadi (lalapan) bersama menu lain. Manfaat lain dapatdibuat produk kuliner instan seperti mie, makanan ringan serta makanan cepat sajilainnya.
Di bidang kesehatan, bisa dipakai sebagai pencegah dan obat sariawan,penyakit beri-beri, penyakit Xerophthalmia, radang syaraf, lemahnya otot-otot,luka-luka dalam tepi verbal, dermatitis bibir menjadi merah dan radang lidah,kandungan niacin dapat mencegah penyakit palagra serta pembentuk tulang serta gigi.

1.2Tujuan

Adapun tujuan adalahsebagai berikut :
1.untukmengetahui budidaya flora kubis sesuai menggunakan petunjuk teknis serta inovasibaru.
2.sebagaipedoman buat pelaku primer dalam melakukan budidaya tumbuhan kubis.


II.BUDIDAYAKUBIS
2.1Syarattumbuh
Pengaruhangin dirasakan dalam aporasi huma dan evapotranspirasi tumbuhan. Laju anginyang tinggi pada waktu usang (kontinyu) mengakibatkan ekuilibrium kandunganair antara tanah serta udara terganggu, tanah kering dan keras, penguraianbahan-bahan organik terhambat, unsur hara berkurang dan menimbulkan racunakibat tidak terdapat oksidasi gas-gas beracun di pada tanah. Disebutkan jumlahcurah hujan 80% berdasarkan jumlah normal (30 centimeter) menaruh hasil rata-rata 12%dibawah homogen-rata normal. Stadia pembibitan memerlukan intensitas cahaya lemahsehingga memerlukan naungan buat mencegah cahaya mentari pribadi yangmembahayakan pertumbuhan bibit. Sedangkan pada stadia pertumbuhan diperlukanintensitas cahaya yang kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan. Tanaman kubisdapat hayati pada suhu udara 10-24 derajat C menggunakan suhu optimum 17 derajat C.untuk waktu singkat, kebanyakan varietas kubis tahan dingin (minus 6-10derajatC), tetapi untuk ketika lama , kubis akan rusak kecuali kubis berdaunkecil ( 9), merupakan racun bagi akar-akar  yaitu pF antara 2,5-4. Dengan demikian lahantanaman kol memerlukan pengairan yg relatif baik (irigasi maupun drainase). KetinggianTempat
Tanaman kubis dapat tumbuh optimal dalam ketinggian 200-2000 m dpl. Untukvarietas dataran tinggi, dapat tumbuh baik dalam ketinggian 1000-2000 m dpl.
2.2Pembibitan
1.persyaratanBenih
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: Benih utuh, artinya tidakluka atau nir stigma. Benih harus bebas hama dan penyakit. Benih wajib murni,ialah tidak tercampur menggunakan biji-biji atau benih lain serta higienis darikotoran Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat. Mempunyaidaya kecambah 80%. Benih yang baik akan tenggelam bila direndam pada air
Penyiapan benih dimaksudkan buat mempercepat perkecambahan benih dan meningkatkandaya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Cara-cara penyiapan adalahsebagai berikut:
1. Sterilisasi benih, dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengandosis yg dianjurkan atau dengan merendam benih pada air panas 55 derajat Cselama 15-30 mnt. 2. Penyeleksian benih, dengan merendam biji pada air,dimana benih yg baik akan tenggelam.
3. Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih terlihat pecah supaya benih cepatberkecambah.kebutuhan benih per hektar tergantung varietas serta jarak tanam, umumnyadibutuhkan 300 gram/ha.
 Benih wajib disemai dan dibumbun sebelumdipindahtanam ke lapangan. Penyemaian bisa dilakukan di bedengan atau langsungdi bumbung (koker). Bumbung bisa dibuat menurut daun pisang, kertas makananberplastik atau polybag kecil.
2.teknikPenyemaianBenih
Hal yang perlu diperhatikan pada penentuan lokasi persemaian diantaranya: (1)tanah nir mengandung hama dan penyakit atau faktor-faktor lain yangmerugikan; (dua) lokasi mendapat penyinaran cahaya surya cukup; serta (3) dekatdengansumberairbersih. Penyemaian dapat dilakukan menggunakan cara menjadi berikut: Penyemaiandibedengan,Sebelum bedengan dibentuk, huma diolah sedalam 30 centimeter lalu dibuat bedenganselebar 110-120 cm memanjang berdasarkan arah utara ke selatan. Tambahkan ayakan pupukkandang halus serta campurkan menggunakan tanah menggunakan perbandingan 1:2 atau 1:1.bedengan dinaungi menggunakan naungan plastik, jerami atau daun-daunan setinggi1,25-1,50 m pada sisi timur dan 0,8-1,0 m di sisi Barat. Penyemaian dapatdilakukan dengan dua cara, yaitu disebar merata pada atas bedengan atau disebardi pada barisan sedalam 0,dua-1,0 centimeter. Cara pertama memerlukan benih yang lebihsedikit daripada cara kedua. Sekitar 2 minggu sesudah semai, bibit dipindahkanke dalam bumbung. Bumbung bisa dibentuk menurut daun pisang atau kertas berplastikdengan berukuran diameter 4-5 cm serta tinggi 5 cm atau berupa polibag 7x10 cm yangmemiliki dua lubang kecil di ke 2 sisi bagian bawahnya. Bumbung diisi mediacampuran ayakan pupuk sangkar matang dan tanah halus dengan perbandingan 1:2atau 1:1. Keuntungannya merupakan ekonomis saat, permukaan petak semaian sempit danjumlah benih persatuan luas poly. Sedangkan kelemahannya adalah penggunaanbenih poly, penyiangan gulma sukar, memerlukan energi kerja terampil terutamasaat pemindahan bibit ke lahan. Penyemaian pada bumbung (koker ataupolybag) Dengancara ini, satu per satu benih dimasukkan ke pada bumbung yang dibuat dengancara misalnya pada atas. Bumbung bisa terbuat menurut daun pisang atau daun kelapadengan berukuran diameter dan tinggi lima cm atau menggunakan polybag kecil yang berukuran7-8 centimeter x 10 cm. Media penyemaian adalah adonan tanah halus dengan pupukkandang (2:1) sebanyak 90%. Sebaiknya media semai disterilkan dahulu denganmengkukus media semai pada suhu udara 55-100 derajat C selama 30-60 menit ataudengan menyiramkan larutan formalin 4%, ditutup lbr plastik (24 jam), laludiangin-anginkan. Cara lain dengan mencampurkan media semai menggunakan zat fumiganBasamid-G (40-60 gram/m2) sedalam 10-15 cm, disiram air hingga basah danditutup dengan lembaran plastik (5 hari), kemudian plastik dibuka, dan lahan diangin-anginkan(10-15 hari).
3.pemeliharaanPembibitan/Penyemaian
Penyiramandilakukan setiap hari dalam pagi dan sore hari tergantung cuaca. Pengaturnaungan persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 serta sore mulai pukul15.00. Diluar waktu diatas, cahaya mentari terlalu panas dan kurangmenguntungkan bagi bibit. Penyiangan dilakukan terhadap flora lain yangdianggap mengganggu pertumbuhan bibit, dilakukan menggunakan mencabutirumput-rumput/gulma lainnya yg tumbuh disela-sela tanaman pokok. Dilakukanpemupukan larutan urea menggunakan konsentrasi 0,lima gram/liter dan penyemprotan pestisida½ takaran apabila diperlukan. Hama yang menyerang biji yg belum tumbuh serta tanamanmuda adalah semut, siput, bekicot, ulat tritip, ulat pucuk, molusca dancendawan. Sedangkan, penyakit merupakan penyakit layu. Pencegahan danpemberantasan digunakan Insektisida serta fungisida misalnya Furadan 3 G,Antrocol, Dithane, Hostathion dan lain-lain.
4.pemindahanBibit
Pemindahan dilakukan jika bibit telah memiliki perakaran yg kuat. Bibit daribenih/biji siap ditanam sesudah berumur 6 minggu atau sudah berdaun 5-6 helai,sedangkan bibit dari stek bisa dipindahkan setelah berumur 28 hari. Pemindahanbibit dilakukan menggunakan cara menjadi berikut: Sistem cabut, bibit dicabut denganhati-hati agar tidak menghambat akar. Jika disemai dalam polybag, pengambilan bibitdilakukan dengan cara membalikkan polybag menggunakan batang bibit dijepit antaratelunjuk dan jari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk perlahan sampai bibitkeluar. Bila bibit disemai dalam bumbung daun pisang atau daun kelapa, bibitdapat ditanam bersama bumbungnya. Sistem putaran, caranya tanah disiram danbibit menggunakan diambil bersama tanahnya dua,5-tiga cm dari batang menggunakan kedalaman 5cm.
4. Pengolahan Media Tanam
Lahansebaiknya bukan lahan bekas ditanami tumbuhan keluarga Cruciferae lainnya.dilakukan pengukuran pH serta analisa tanah mengenai kandungan bahan organiknyauntuk mengetahui kecocokan huma ditanami kol/kubis. Tanah digemburkan dandibalik menggunakan dicangkul atau dibajak sedalam 40-50 centimeter, dibersihkan darisisa-residu tanaman serta diberi pupuk dasar. Setelah itu, dibiarkan terkena sinarmatahari selama 1-2 minggu buat memberi kesempatan oksidasi gas-gas beracundan membunuh asal-sumber patogen.
5.pembuatanBedengan
Bedengan dibuat dengan arah Timur-Barat, lebar 80-100 centimeter, tinggi 35 cm danpanjang tergantung keadaan huma. Lebar parit antar bedengan ± 40 cm (paritpembuangan air PPA 60 centimeter) dengan kedalaman 30 centimeter (PPA 60 centimeter).
6.pengapuran
Fungsi untuk meningkatkan pH tanah serta mencegah kekurangan unsur hara makro maupunmikro. Dosis pengapuran bergantung kisaran angka pH-nya, biasanya antara 1-dua tonkapur per hektar. Jenis kapur yag digunakan diantaranya: Captan(calcit)danDolomit.
7. Pemupukan
Bedengansiap tanam diberi pupuk dasar yg poly mengandung unsur Nitrogen dan Kalium,yaitu Za, Urea, TSP serta KCl masing-masing 250 kg, serta Borax atau Borate 10-20kg/ha. Pemberian pupuk kandang dilakukan sebesar 0,5kgpertanaman.
2.3Penanaman
Penentuan pola tanam tumbuhan sangat bergantung kesuburan tanah serta varietastanaman menggunakan jeda tanam 50 x 50 cm. Pola penanaman ada 2 yaitu larikan danteratur misalnya pola bujur sangkar; pola segi tiga sama sisi; pola segi empatdan pola barisan (barisan tunggal dan barisan ganda). Pola segi tiga sama sisidan bujur sangkar tergolong baik karena dihasilkan jumlah tumbuhan lebih poly.pembuatanLubangTanam Lubang tanam dibuat sinkron dengan jarak tanam sedalamcangkul atau dengan ukuran garis tengan 20-25 cm sedalam 10-15 centimeter..caraPenanaman, 1. Waktu tanam yang baik yaitu pada pagi hari antara pukul06.00-10.00 atau sore hari antara pukul 15.00-17.00, lantaran imbas sinarmatahari dan temperatur nir terlalu tinggi.
2. Pilih bibit yang segar dan sehat (nir terjangkit penyakit ataupun hama).
3. Bila bibit disemai dalam bumbung daun pisang atau, ditanam bersama denganbumbungnya, jika disemai dalam polybag plastik maka dimuntahkan terlebih dahuludengan cara membalikkan polybag menggunakan btg bibit dijepit antara telunjuk danjari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk secara perlahan sampai bibit keluardaripolybag.4. Jika disemai pada bedengan diambil menggunakan solet (sistemputaran), caranya menggambil bibit bersama tanahnya lebih kurang 2,lima-tiga cm daribatang sedalam lima centimeter. Lima. Bibit segera ditanam dalam lubang dengan memberi tanahhalus sedikit-demi sedikit dan tekan tanah perlahan supaya benih berdiri tegak.
6. Siram bibit menggunakan air sampai basah benar.


2.4PemeliharaanTanaman
1.penjarangandanPenyulaman
Penjarangan dilakukan ketika pemindahan bibit ke huma, yaitu waktu bibit berumur6 minggu atau sudah berdaun 5-6 helai (semaian biji) atau berumur 28 hari(semaian stek). Jika bibit disemai pada bumbung maka penjarangan tidakdilakukan. Sedangkan penyulaman hampir nir dilakukan lantaran umurtanamanbulan).
2.penyiangan
Penyiangan dilakukan bersama dengan penggemburan tanah sebelum pemupukan ataubila masih ada tumbuhan lain yg mengganggu pertumbuhan flora. Penyiangandilakukan menggunakan hati-hati serta tidak terlalu dalam karena bisa menghambat sistemperakaran flora, bahkan dalam akhir penanaman usahakan tidakdilakukan.
3.pembubunan
Pembumbunan dilakukan beserta penyiangan menggunakan mengangkat tanah yang ada padasaluran antar bedengan ke arah bedengan berfungsi buat menjaga kedalaman paritdan ketinggian bedeng dan menaikkan kegemburan tanah.
4.perempelan
Perempelan cabang/tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin buat menjagatanaman induk supaya pertumbuhan sinkron harapan, sehingga zat makananterkonsentrasi pada pembentukan bunga seoptimal mungkin.
5.pemupukan
Pemupukan susulan I dilakukan dengan urea 1gram per flora melingkari tanamandengan jeda 3 cm disaat tanaman kelihatan hayati buat mendorong pertumbuhan.pemupukan kedua dilakukan dalam umur 10-14 hari menggunakan takaran 3-5 gram, denganjarak 7-8 centimeter. Pemupukan ketiga dilakukan pada umur tiga-4 minggu menggunakan takaran 5gram pada jeda 7-8 centimeter. Bila pertumbuhan belum optimal bisa dilakukanpemupukan lagi pada umur 8 minggu.
6.pengairandanPenyiraman
Waktu anugerah air sebaiknya dilakukan dalam pagi serta sore hari. Pada musimkemarau, pengairan perlu dilakukan 1-2 hari sekali, terutama dalam fase awalpertumbuhandanpembentukanbunga.
7.waktuPenyemprotanPestisida
Untuk pencegahan, penyemprotan dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atausecara rutin 1-dua minggu sekali dengan takaran ringan. Untuk penanggulangan,penyemprotan dilakukan sedini mungkin dengan takaran sempurna, agar hama dapatsegeraditanggulangi. Jenis serta dosis pestisida yg dipakai dalammenanggulangi hama sangat beragam tergantung menggunakan hama yg dikendalikan dantingkat populasi hama tadi.
Hal-hal yg penting dalam merawat tumbuhan adalah: 1. Menghindari pelukaan padatanaman lantaran luka pada flora merupakan galat satu jalan yang efektif dalampenularan penyakit serta sangat disukai oleh hama.
2. Dalam pemupukan, pupuk tidak boleh mengenai flora serta harus selaludiikutidenganpenyiraman.
2.5PengendalianHamadanPenyakit
1. Ulat Plutella (Plutella xylostellaL.)
Dikenal dengan nama ulat tritip, Diamond-black moth, hileud keremeng, amabodas, ama karancang (Sunda), omo kapes, kupu klawu (Jawa). Ciri: (1) siklushidup 2-tiga minggu tergantung temperatur udara; (dua) ngengat betina panjang 1,25cm berwarna kelabu, memiliki 3 buah titik kuning dalam sayap depan,meletakkan telur dibagian bawah permukaan daun sebesar 50 buah dalam saat 24jam; (tiga) telurnya berbentuk oval, berukuran 0,6-0,3 mm, berwarna hijau kekuningan,berkilau, lembek dan menetas ± tiga hari; (4) larva Plutella berwarna hijau,panjang 8 mm, lebar 1 mm, mengalami 4 instar yang berlangsung selama 12 hari,ngengat kecil berwarna coklat keabu-abuan; (5) ngengat aktif dimalam hari,sedangkan siang hari bersembunyi dibawah dibawah residu-residu tumbuhan, atau hinggapdibawah bagian atas daun bawah. Gejala: (1) umumnya menyerang pada musimkemarau; (2) daun berlubang-lubang terdapat bercak-bercak putih seperti jendelayang menerawang serta tinggal urat-urat daunnya saja; (tiga) umumnya menyerangtanaman muda, tetapi kadang-kadang menghambat tumbuhan yg sedang menciptakan bunga.pengendalian: (1) mekanis: mengumpulkan ulat-ulat dan telurnya, kemudiandihancurkan. (dua) Kultur teknik: pergiliran tanaman (rotasi) menggunakan flora yangbukan keluarga Cruciferae; pola tumpang sari brocolli menggunakan tomat, bawang daun,dan jagung; dengan tumbuhan perangkap (trap crop) misalnya Rape/Brassicacampestris ssp. Oleifera Metg. (tiga) Hayati/hayati: menggunakan musuh alami,yaitu parasitoid (Cotesia plutella Kurdj, Diadegma semiclausum, Diadegmaeucerophaga) ataupun predatornya. (4) Sex pheromone : merupakan "UgratasUngu" menurut Taiwan. Bentuk sex pheromone ini misalnya benang nilon berwarnaungu sepanjang ± 8 cm. Cara penggunaan : Ugratas ungu dimasukkan botol bekasagua, lalu dipasang dilahan perkebunan dalam posisi lebih tinggi daritanaman. Daya tahan ugratas terpasang ±tiga minggu, serta tiap hektar kebunmemerlukan 5-10 butir perangkap.(5) Kimiawi: menyemprotkan insektisida selektifberbahan aktif Baccilus thuringiensis seperti Dipel WP, Bactospeine WP, FlorbacFC atau Thuricide HP pada konsentrasi 0,1-0,2%, Agrimec 18 FC, pada konsentrasi1-2 cc/liter.
2. Ulat croci (Crocidolomia binotalisZeller)
Ulat croci diklaim hileud bocok (sunda). Ciri: (1) daur hidup 22-32 hari,tergantung suhu udara; (2) ulat berwarna hijau, pada punggung terdapat garishijau belia serta perut kuning, panjang ulat 18 mm, berkepompong pada dalam tanahdan telur diletakkan dibawah daun secara berkelompok berbentuk pipih menyerupaigenteng rumah; (3) menyerang tanaman yg sedang menciptakan bunga. Pengendalian:sama menggunakan ulat Prutella, parasitoid yg paling cocok adalah Inareolata sp.
3. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn)
Ulat tanah diklaim ulat taneuh, hileud orok (Sunda) atau uler lettung(Jawa).
Ciri: (1) siklus hidup 6-8 minggu; (2) kupu-kupu ataupun ulatnya aktif padasenja dan malam hari, pada siang hari bersembunyi di bawah daun (kupu-kupu) danpermukaan tanah (ulat). Gejala: memotong titik tumbuh atau pangkal batangtanaman, sebagai akibatnya tumbuhan muda rebah serta dalam siang hari tampak layu.pengendalian: (1) mekanis: mencabut ulat-ulat tanah dan membunuhnya; (dua) kulturteknis: pembersihan kebun dari rerumputan atau sisa-residu tumbuhan yg dijadikantempat bertelur hama tanah; (tiga) kimiawi: menggunakan umpan beracun serta semprotaninsektisida.campuran menurut 125-250 gram Dipertex 95 SL, 10 kg dedak, 0,lima-1,0 kggula merah dan 10 liter air buat flora seluas 0,25-0,lima hektar. Umpantersebut disebarkan disekeliling tanaman dalam senja serta malam hari. Bisa jugadisemprotkan insektisida Dursban 20 EC 1 cc/liter air. Waktu penyemprotansehabis tanam serta bisa diulang 1-dua kali seminggu.
4. Kutu daun (Aphis brassicae)
Hidup berkelompok dibawah daun atau massa bunga (curd), berwarna hijau diliputisemacam tepung berlilin. Gejala: menyerang flora dengan menghisap cairanselnya, sebagai akibatnya menyebabkan daun menguning dan massa bunga berbintik-bintiktampak kotor. Menyerang hebat dimusim kemarau. Pengendalian: menyemprotkaninsektisida ORTHENE 75 SP atau Hostathion 40 EC 1-2 cc/liter air.
5. Busuk hitam (Xanthomonas campestrisDows.)
Penyebab: bakteri, serta merupakan patogen tular benih (seed borne), dan dapatdengan mudah menular ketanah atau ke flora sehat lainnya. Gejala: (1) tanamansemai rebah (damping off), karena infeksi awal terjadi dalam kotiledon, kemudianmenjalar keseluruh tumbuhan secara sistematik; (dua) bercak coklat kehitam-hitamanpada daun, batang, tangkai, bunga juga massa bunga yg diserang; (tiga) gejalakhas daun kuning kecoklat-coklatan berbentuk alfabet "V", lalumengering. Batang atau massa bunga yg terserang menjadi busuk berwarna hitamatau coklat, sebagai akibatnya kurang layak dipanen. Pengendalian: (1) memberikanperlakuan pada benih seperti sudah dijelaskan pada poin pembibitan sub poinpenyiapan benih; (2) pencucian kebun berdasarkan tumbuhan inang alternatif; (tiga)rotasi tanaman selama ± tiga tahun dengan flora tidak sefamili.
6. Busuk lunak (Erwinia carotovoraHolland.)
Penyebab: bakteri yg menyebabkan busuk lunak dalam flora sewaktu masih dikebun hingga pasca panen dan pada penyimpanan. Gejala: (1) luka pada pangkalbunga yang hampir siap panen; (2) luka akar flora scara mekanis, seranggaatau organisme lain; (3) luka waktu panen; (4) penanganan atau pengepakan yangkurang baik. Pengendalian: (1) Pra panen: membersihkan sisa-sisa tumbuhan padalahan yg akan ditanami; menghindari kerusakan flora sang serangga pengerekatau sewaktu pemeliharaan tumbuhan; menghindari bertanam kubis-kubisan padamusim hujan pada daerah basis penyakit busuk lunak. (2) Pasca panen: menghindariluka mekanis atau gigitan serangga menjelang panen; menyimpan output panen dalamkeadaan kemarau, atau bila dicuci dengan air bersih, wajib dikeringkan terlebihdahulu sebelum disimpan; berhati-hati dalam membawa atau mengangkut hasil panenketempat penyimpanan buat mencegah luka atau memar; menyimpan output ditempatsejuk dan mempunyai peredaran udara baik.
7. Akar bengkak atau akar pekuk(Plasmodiophora brassicae Wor.)
Penyebab: cendawan Plasmodiophora brassicae. Gejala: (1) pada siang hariatau cuaca panas, flora tampak, namun pada malam atau pagi hari daun tampaksegar balik ; (2) pertumbuhan terlambat, flora kerdil dan tidak mampumembentuk bunga bahkan dapat mati; (3) akar bengkak serta terjadi bercak-bercakhitam. Pengendalian: (1) memberi perlakuan dalam benih seperti poin penyiapanbenih; (dua) menyemai benih pada loka yg bebas wabah penyakit; (tiga) melakukansterilisasi media semai ataupun tanah kebun dengan Besamid-G 40-60 gr/m2untuk arel pembibitan atau 60 gram/m2untuk kebun; (4) melakukan pengapuranuntuk menaikkan pH; (5) mencabut tumbuhan yang terserang penyakit; (6)pergiliran atau rotasi flora menggunakan jenis yang nir sefamili
2.6Panen danPasca Panen
1. Ciri serta Umur Panen
Umur masakpetik atau panen tanaman kubis tergantung pada varietasnya, berumur pendek(cepat berbuah) dan berumur panjang (dalam).
a) Premium Flat Dutch: umur panen 100 hari, produksi 4,5 kg/tanaman .
b) Early Flat Dutch: umur panen 83 hari, produksi 2,4-2,7 kg/tumbuhan.
c) O-S Cross: umur panen 80 hari, produksi dua kg/flora.
d) Surehead: umur panen 93 hari, produksi 3-4,lima kg/flora.
e) Globe Master: umur panen 75 hari, produksi 2-dua,5 kg/tanaman .
f) Emerald Cross Hybrid: umur panen 45 hari, produksi 1.2 kg/tanaman .
g) Copenhagen Market: umur panen 72 hari, produksi 1.8-2 kg/tanaman .
h) K-K Cros: umur panen 58 hari, produksi 1,6 kg/tumbuhan.
i) Green Cup: umur panen 73 hari, produksi 1,lima kg/tumbuhan.
j) Ecarliana: umur panen 60 hari, produksi 1 kg/tumbuhan.
Ciri-ciri kemasakan kubis merupakan sebagai berikut:
a) Krop kubis mengeras dengan cara menekan krop kubis.
b) Daun berwarna hijau mengkilap.
c) Daun paling luar sudah layu.
d) Besar krop kubis sudah terlihat aporisma.
2.caraPanen
Pemetikan yg kurang baik akan menimbulkan kerusakan mekanis yg menyebabkankrop kubis terinfeksi patogen sebagai akibatnya mudah pembusukan. Langkah-langkah dalammemetik kubis:
a) Pilih kubis yg sudah tua serta siap dipetik.
b) Petik kubis menggunakan memakai pisau yang tajam serta bersih. Pemotongandilakukan pada bagianpangkal btg kubis.
c) Urutan pemetikan adalah dimulai dengan kubis yang sehat baru kemudiandilakukan pemetika dalam kubis yang sudah terkena infeksi patogen.
3.pascapanen
1.pengumpulan
Setelah dipetik, kubis dikumpulkan pada loka yang teduh dan nir terkenasinar mentari pribadi supaya laju respirasi berkurang sehingga didapatkan kubisyang tinggi kwalitas dan kwantitasnya. Pengumpulan dilakukan dengan hati-hatidan jangan ditumpuk dan dilempar-lempar.
2.penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran buat memisahkan krop kubis baik serta bermutu berdasarkan yang kurang baikatau rusak, misalnya retak, lecet dan kerusakan lainnya. Penggolongan bertujuanuntuk mengolongkan krop ke pada mutu kelas I, kelas II dan seterusnyaberdasarkan jumlah daun pembungkus krop, keseragaman bentuk, keseragamanukuran, kepadatan krop, kadar kotoran maksimum, kecacatan kubis maksimum danpanjang batang kubis maksimum.
a) Jumlah daun pembungkus: mutu I=4 helai; mutu II=4 helai.
b) Homoginetas bentuk: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
c) Homogenitas ukuran: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
d) Kepadatan krop: mutu I=padat; mutu II=kurang padat.
e) Kadar kotoran maksimum: mutu I=dua,5%; mutu II=dua,5%.
f) Kubis stigma maksimum: mutu I=lima%; mutu II=10%.
g) Panjang batang kubis maksimum: mutu I=dua,lima cm; mutu II=2,5 cm
3.penyimpanan
Penyimpanan kubis harus memperhatikan varietas kubis, suhu, kelembaban dankadar air. Pada suhu 32-35 derajat F dan kelembaban udara 92-95%, kubis dapatdisimpan 4-6 bulan (kubis kadar air tinggi) dan 12 bulan (kubis kadar airrendah) menggunakan kehilangan berat sebanyak 10%.
4.pengemasan serta Pengangkutan
Pengemasan dilakukan menggunakan plastik polyethylene serta pada pengangkutan kemasanperlu dimasukkan ke dalam kotak atau peti kayu (field boxes) menggunakan kapasitas25-30 kg/peti.


III.KESIMPULAN
Adapukesimpulan adalah sebagai berikut :
1.tanamankubis bisa tumbuh pada dataran tinggi dan sangat rentan terhadap hama danpenyakit jadi wajib selalau memperhatikan kelembaban lingkungan.

2.tanamankubis dapat dibudidaya sang siapapun yg penting harus memperhatikanpemeliharaan tumbuhan kubis.