BUDIDAYA BAWANG MERAH

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bawang merahmerupakan salah satu komoditas sayuran unggulan Jawa Timur yg  sangatfluktuatif  harga juga produksinya.  Hal ini terjadi karena pasokanproduksi yang nir seimbang antara panenan dalam musimnya serta panenan di luarmusim, salah satu diantaranya disebabkan tingginya intensitas serangan hama danpenyakit terutama apabila penanaman dilakukan pada luar animo.  Selain itubawang merah adalah komoditas yang nir dapat disimpan usang, hanya bertahan3-4 bulan padahal konsumen membutuhkannya setiap waktu.
Masalahutama usahatani bawang merah di luar musim adalah tingginya resiko kegagalanpanen karena lingkungan yg kurang menguntungkan , terutama serangan hama danpenyakit.  Hama dan penyakit penting dalam bawang merah diantaranya : ulatbawang (Spodoptera exigua) dan Thrips , sedangkan penyakitnya meliputiantraknose, fusarium dan trotol.
Keberadaanhama serta penyakit tadi menyebabkan petani memakai pestisida secaraberlebihan karena petani beranggapan bahwa keberhasilan usahatani ditentukanoleh keberhasilan pengendalian hama serta penyakit, yaitu menggunakan meningkatkantakaran, frekuensi dan komposisi jenis adonan pestisida yg digunakan. Akibatnya biaya usatani bawang merah semakin tinggi dan laba yangdiperoleh tidak seimbang dan  nir memperhatikan konsep pertanian ramahlingkungan. Dampak lain penggunaan pestisida yang berlebihan yaitu ledakan darihama sekunder.
Untukmengantisipasi masalah di atas galat satu bisnis yaitu mencari dan menggali varietas-varietasbawang merah yang memiliki sifat-sifat unggul terutama dalam hal produksiserta ketahanan terhadap hama dan penyakit primer sebagai akibatnya varietas bawang merahtersebut bisa berproduksi walaupun agresi hama dan penyakit cukup berat.bilamana varietas unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit diperoleh makavarietas tadi dapat ditanam dalam luar trend sehingga transedental produksibawang merah dapat terjamin.
1.2Tujuan

Adapun tujuan adalah sebagi berikut :
1.untuk sebagai petunjuk bagi pelaku utama dalammelaksanakan budidaya bawang merah
2.untuk mempertinggi pendapatan petani serta keluarganya.

II.BUDIDAYABAWANG MERAH
2.1 SyaratTumbuh

Bawang merahakan tumbuh menggunakan baik jika ditanam pada tanah sawah atau tegalan dengantekstur sedang hingga liat. Selain itu tempat pertumbuhan bawang merah yangbaik sanggup pula pada tanam dalam jenis tanah Alluvial yang mempunyai pH lima.6 - 6.lima,dengan ketinggian 0-400 mdpl, serta kelembaban 50-70 %, dan suhu 25-32 drajatC.
2.2 Pemulihat Bibit
Adapun persyaratanbibit bawang merah yg baik antara lain : Umur simpan bibit sudah memenuhi ,yaitu sekitar 3-4 bulan, walaupun untuk umur simpan yg lebih muda bibit tetaptumbuh tetapi dalam pertumbuhan berikutnya akan lebih rendah hasilnyadibandingkan bibit yang sudah siap tanam (sudah relatif umur simpannya) Umurpanen waktu calon umbi bibit ditanam pada lapang  , buat varietas Baujimaupun Super Philip usahakan 65 – 70 har Ukuran bibit sedang , sekitar lima-6gram .  Penggunaan bibit yang berukuran terlalu akbar akan meningkatkanbiaya lantaran kebutuhan bibit semakin banyak.kebutuhan bibit setiap hektarberkisar 800 – 1000 kg , tergantung dari besarnya bibit. Dan biaya untukpembelian bibit kurang lebih separo berdasarkan seluruh porto produksi.
Umbi bibit berwarna merah cerah,menggunakan kulit mengkilat, Umbi bibit bernas , sehat, padat , nir keropos dantidak lunak.  Jika ada umbi bibit yang tidak memiliki sifat demikiansebaiknya tidak dipakai sebagai bibit. Umbi bibit tidak terserang hama danpenyakit. Sebelum ditanam, umbi bibit dibersihkan dulu berdasarkan kulit-kulit yangkering dan jika pertunasan belum kelihatan diujung umbi, maka usahakan ujungumbi dipotong 1/tiga supaya mempercepat  munculnya tunas
2.3Persiapan lahan
Bawangmerah  membutuhkan kondisi tanah yang lebih gembur dibanding tanamansayuran lainnya .  Oleh karenanya pengolahan tanah dalam bawang merahdilakukan sampai beberapa kali hingga tanah benar-benar sebagai gembur. Bila tanah yang digunakan adalah tanah bekas ditanami jagung juga tebu, makasisa tanaman tadi harus dibersihkan sampai akar-akarnya supaya tidakmengganggu pertumbuhan bawang merah. Dapat jua menggunakan herbisida sebelumtanah di olah untuk mematikan rumput serta gulma lainnya ,seperti Goal maupunRoundup yg diberikan dua minggu sebelum tanah diolah. Tanah diolah dengancara dibajak lebih dari 4 kali hingga tanah menjadi gembur serta tanahdikeringkan lebih berdasarkan seminggu .kemudian tanah dihaluskan lagi, sehabis halusdapat dibuat bedengan menggunakan berukuran .untuk musim kemarau : tinggi bedengan 25cm, kedalaman parit 30-40 cm , lebar parit 50 centimeter. Untuk musimhujan      : tinggi bedengan 40 cm, kedalamanparit  50 cm , lebar parit 50 cm.
Padabudidaya bawang merah sangat diperlukan pembentukan bedengan, dimana adanyabedengan berfungsi supaya tanaman bawang merah tidak selalu tergenang air , danair yg disiramkan segera habis terserap.  Setelah bedengan terbentuk,maka ditaburi pupuk kotoran ternak (pupuk kandang ) yg sudah benar-benarmatang, ditandai menggunakan kotoran ternak sudah misalnya tanah yang gembur. Dosis buat kotoran ayam sebanyak 5 ton/ha, sedangkan buat kotoran sapi maupunkambing lebih kurang 10-15 ton/ha.  Namun takaran ini bisa menjadi lebih banyakmaupun lebih sedikit tergantung menurut kesuburan tanah.              
Pupukkandang yang diberikan bersamaan menggunakan pembuatan bedengan merupakan perlakuanpemberian pupuk dasar   .  Selain itu diberikan pula pupuk SP 36dengan takaran 200 kg/ha swebagai pupuk dasar , yg ditaburkan merata padaseluruh bagian atas bedengan.  Pupuk sangkar juga SP 36 diberikan seminggusebelum tanam. Setelah tanah dipupuk maka tanah diairi agar pupuk dapat meresapke pada tanah.
2.4Penanaman
Musim tanamoptimal buat bawang merah yaitu pada akhir musim hujan  bulan Maret –April dan demam isu kering Mei – Juni, tetapi di wilayah sentra produksi dapatdijumpai penanaman bawang merah tanpa mengenal isu terkini,  Untuk penanaman diluar ekspresi dominan (off season) perlu memperhatikan pengendalian hama dan penyakitlebih cermat.
Penanamandilakukan sehabis tanah serta bibit sudah dipersiapkan, dimana sebelum dilakukanpenanaman tanah harus diari agar ketika penanaman syarat tanah gembur Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, bahwa bibit sebelum ditanam lebihbaik dibersihkan dan diseleksi terlebih dulu supaya pertumbuhan tanaman menjadibaik.  Jika nir diseleksi ditakutkan tercampurnya bibit yang jelekkarena terjangkit penyakit misalnya Fusarium , maka akan menyebabkan pertanamanhancur karena Fusarium tadi. Pembersihan bibit dilakukan sehari sebelumditanam dan ujung bibit sudah dipotong , serta esoknya bisa dilakukanpenanaman.
Untukmempercepat proses penanaman, maka sebaiknya bedengan  yang akan ditanamisudah digariti sinkron dengan jarak tanam yg dipakai , sehingga penanamanlebih mudah dilaksanakan.  Jarak tanam yang dianjurkan yaitu 20 cm x 15cm, namun bila umbi bibit akbar maka bisa menggunakan jarak tanam 20 x 20cm.  Penanaman dilakukan menggunakan cara menanam dua/tiga bagian umbi ke dalamtanah, sedangkan 1/3 bagiannya ada di atas tanah.
2.5Pengairan
Bawang merahmembutuhkan air dalam kondisi yang relatif sejak pertumbuhan awal hinggamenjelang panen.  Air yg diberikan pada flora walaupun dengan carapenggenangan/leb, tetapi harus segera meresap ke dalam tanah.  Bila tidakdemikian maka tumbuhan akan sebagai busuk dan sebagai asal penyakit. Oleh karenanya pembuatan bedengan sangat dibutuhkan dalam budidaya bawang merah.  Hal ini berhubunga sifat tanaman bawang merah yg membentuk umbi didalam tanah sehingga air yg terlalu banyak akan membuat umbi sebagai busuk .
Pada musimkemarau , pengairan dapat diberikan setiap hari semenjak tumbuhan ditanam hinggatanaman membangun umbi serta dikurangi setelah umbi terbentuk.  Namunwalaupun demam isu kemarau , jika kondisi tanah setelah diairi serta selang dua haritanah masih basah, maka tanaman nir perlu diairi.  Oleh karena itudituntut kepekaan petani pada mengamati kebutuhan air bagi tanamannya.
Untuk musimhujan pengairan yg diperlukan lebih sedikit yaitu selang dua harisekali.  Seperti di atas maka yg penting melihat syarat kelembabantanah, jika tanah masih lembab usahakan nir perlu diairi.  Yang pentingdiamati yaitu sesudah turun hujan, sebaiknya flora bawang merah disiramidengan air bersih yang tujuannya buat menghilangkan inokulum berdasarkan penyakityang kemungkinan melekat di daun.
Carapengairan bisa dilakukan dengan penggenangan/leb maupun denan caradisiram/disirat.  Kedua cara tadi sebenarnya memiliki kelebihan dankekurangan.  Untuk cara leb usahakan dilakukan pada kondisi tanah yg porous,sebagai akibatnya air yg tergenang cepat habis (tuntas), walaupun cara ini membutuhkanwaktu yg lebih pendek dibandingkan cara disiram.  Sedangkan cara sirammembutuhkan energi lebih banyak dan saat lebih lama .  Namun di daerahtertentu ke 2 cara tersebut jua dilakukan bersamaan .
2.2Pemupukan
Pemupukanpada bawang merah sangat dibutuhkan buat mendukung pertumbuhan flora danproduksi umbi yang lebih baik.  Tetapi pemupukan nir perlu diberikansecara berlebihan lantaran pupuk malahan akan terbuang dengan percuma. Sepertimisalnya sehabis tanaman menciptakan umbi, maka sebaiknya pemupukandihentikan.  Terkadang ada petani yg permanen memberikan pupuk walaupuntanaman sudah berumur diatas 4- hari, dan ini hanya membuang pupuk dengansia-sia. 
Dosis pupuksebenarnya bukan merupakan patokan yang harus ditepati, lantaran memupuk suatutanaman akan tidak selaras pada setiap kondisi kesuburan tanah yangberbeda.   Namun takaran pupuk yg dapat dianjurkan pada jenis tanahaluvial, misalnya wilayah Banyuanyar, Probolinggo maupun Sidokare-Rejoso, Nganjukseperti berikut. Pupuk dasar menggunakan 10 t/ha pupuk kandang serta SP 36 200kg/ha yg diberikan 7 hari sebelum tanam.  Sedangkan pemupukan berikutnyamenggunakan pupuk urea 200 kg/ha, ZA 450 kg/ha dan KCl 200 kg/ha yg diberikanseparo-separo dalam saat flora berumur 15 hari serta 30 hari sehabis tanam. Carapemupukan menggunakan meletakkan pada larikan di sekitar flora, kemudian ditutupdengan tanah.
Pemberianpupuk pelengkap yang poly tersebar pada pasar sebenarnya kurang bermanfaat bagipeningkatan pertumbuhan serta produksi bawang merah.  Namun pupuk pelengkaptersebut hanya menjadi tambahan nutrisi pelengkap karena pada umumnyamengandung unsur mikro.  Untuk flora bawang merah, unsur mikro kurangdiperlukan karena tumbuhan bawang merah berumur pendek yaitu lebih kurang 60-70hari.  Sedangkan unsur mikro proses pelarutannya dan penyerapannya kedalam tanaman usang sehingga lebih sinkron bagi tanaman sayuran yang berumurpanjang misalnya cabai atau tomat.
2.6 Pengendalian gulma

Gulma merupakantumbuhan pengganggu yg menyebabkan tumbuhan utama terganggupertumbuhannya.  Untuk flora bawang merah yg umbinya terbentuk didalam tanah maka kehadiran guilma sangat mengganggu karena pencucian gulmaharus hati-hati serta ditakutkan tentang serta mengganggu umbinya. Pembersihangulma dilakukan dengan cara menyiang menggunakan intensif sesuai dengan kondisigulma yang ada menggunakan cara mencabut gulma hingga terangkat akar-akarnya sertamenggunakan herbisida pra tumbuh menggunakan takaran sinkron anjuran.
Cara membersihkandan mencabut gulma harus hati-hati agar tidak mengganggu tumbuhan bawang merahapalagi bila telah berumbi.  Pembersihan umumnya menggunakan indera sepertisosrok bambu mini sehingga gulma dapat terangkat sampai ke akarnya.  Bilatanaman telah menciptakan umbi yang agak besar maka usahakan pengendalian gulmadihentikan.
2.7Pengendalian Hama serta Penyakit
üHama Ulat Bawang

Ulat Spodopteraexigua dijumpai hampir pada setiap umur flora bawang merah. Ulatberukuran panjang sampai + 25 mm, berwarna hijau atau coklat dengangaris tengah berwarna kuning. Serangga dewasa meletakkan telur pada daun bawangmerah serta gulma yg tumbuh disekitarnya. Siklus hayati hama ini sempurna yaitutelur, larva, pupa dan imago yang berupa ngengat (Duriat, dkk., 1994). Padasaat awal pertumbuhan bawang merah, umumnya dijumpai grup telur serta larvastadia awal (instar 1 atau 2). Populasi ini akan terus semakin tinggi mulai tanamanberumur dua minggu hingga flora  pada panen. Fye serta Mc Ada (1972) dalamSmits (1987), lamanya siklus hayati ulat sangat tergantung dalam temperatur.temperatur yg makin tinggi akan memperpendek lamanya stadia telur, larva,pupa dan ngengat. Periode ngengat berkisar antara 10 – 20 hari. Setiap individubetina dapat bertelur antara 500 – 600 buah. Setelah 2 – 6 hari telur menetas,larva menciptakan lubang pada permukaan daun kemudian masuk ke bagian pada daun. Larva mempunyai lima – 6 stadia menggunakan kisaran umur 8,20 – 18,70 hari. Fasepupa  berkisar 5,10 – 7,70 hari. Pada bulan Agustus – Oktober, kemampuanngengat buat bertelur lebih tinggi (Sutarya , 1996).
Ulatmenyerang tanaman menggunakan cara memakan daun bagian pada, daun bawang merahtinggal epidermisnya saja, sebagai akibatnya pada daun terlihat bercak-bercak putihtransparan. Serangan hama ini kerusakan dapat  menyebabkan kehilanganhasil 56,94 – 57 % (Dibyantoro, 1993; Sastrosiswoyo, 1994), bahkan dalam daerahKab. Probolinggo pada ketika tanam bulan Agustus bisa mengakibatkan kerusakan 100% sehingga menyebabkan puso ( Rosmahani dkk., 2001)
Hama initermasuk hama yg menyerang poly spesies tanaman inang.  Menurut Smits(1987), hama ini memiliki lebih dari 200 spesies tanaman inang yg termasukdalam  lebih berdasarkan 40 famili yang tidak selaras, tetapi tumbuhan inang yg utamaadalah keluarga bawang-bawangan, cabe merah dan jagung (Duriat dkk., 1994).
Kondisi Pengendalian Saat Ini
Pola tanamyang umum dikerjakan sang petani bawang terutama dilahan irigasi, merupakan padi –bawang merah – bawang merah – bawang merah atau padi – bawang merah – cabaimerah – bawang merah.  Padi ditanam dalam isu terkini penghujan. Waktu yangdipilih untuk merotasi tanah dengan tanaman padi nir serentak. Sejak akhirmusim penghujan sampai dengan pertengahan trend penghujan berikutnya petanimenanam bawang merah dalam lahannya atau kadang-kadang pada sela dengan tanamanjagung. Pola tanam demikian adalah pola tanam yang tidak memutus siklushidup hama S. Exigua. Keadaan ini menyebabkan tersedianya semua stadiapertumbuhan bawang merah dan tersedianya inokulum hama ulat S. Exigua.pada areal yg luas di lapangan.
Penggunaaninsektisida buat mengendalikan hama ulat S. Exigua masih menjadiandalan primer para petani, sebagai akibatnya insektisida menjadi agunan utama untukkeberhasilan usahatani. Menurut Stallen dkk.(1990) pada sentra produksi bawangmerah, petani umumya mengendalikan ulat dengan menggunakan insektisida yangberedar di pasaran dengan frekuensi dan takaran yang relatif tinggi. Volume larutaninsektisida yg digunakan dalam setiap pelaksanaan berkisar 560 – 1.588 liter perha. Petani melakukan penyemprotan secara terpola tiga – 4 hari sekali, sehinggadalam satu isu terkini tanam melakukan penyemprotan 15 – 20 kali (Dibyantoro, 1995),bahkan pada animo tanam bulan Agustus interval penyemprotan semakin tinggi menjadi 1– 2 hari sekali, sehingga dalam satu ekspresi dominan tanam dapat mencapai 50 kaliaplikasi insektisisda (Rosmahani dkk., 1998). Apabila udara panas terus menerus,maka pengendalian ulat menggunakan  cara mekanis ( merogoh dan membuangkelompok telur maupun ulat) dan menggunakan cara aplikasi insektisida (interval 1 –2hari sekali) tetap nir bisa mengendalikan populasi ulat  S. Exiguayang meningkat cepat pada waktu satu minggu dapat menyebabkan tumbuhan bawangmerah puso (Rosmahani  dkk., 2001)
Alternatif Pengendalian Secara Fisik
Sampai saatini telah poly output penelitian yang menyajikan komponen –komponenpengendalian yg bisa dirakit pada satu pengendalian secara PHT. Diantaranyaadalah penerapan budidaya flora sehat, pergiliran tumbuhan, penanamanserentak, pengendalian secara mekanis, penggunaan seks feromon, penggunaan alatsemprot yang tepat, pengendalian secara biologi. Namun apabila lingkungan sudahkurang sinkron bagi pertanaman bawang merah, terutama dalam waktu tanam bulanAgustus, yang dalam saat tadi temperatur udara sangat panas ( diatas 29 ° C), tidakada curah hujan, asal infeksi hama telah tersedia di sekitar pertanamankarena sudah terdapat pertanaman semenjak awal isu terkini kemarau, populasi hama dapatmeningkat menggunakan sangat cepat pada waktu 1-dua hari diperlukan alternatifkomponen pengendalian yg lain.  Komponen pengendalian yg harusdisertakan merupakan pengendalian fisik menggunakan jalan memberikan kerodong kasa(Gambar 1.) dalam semua flora menggunakan tinggi kerodong 175 cm, yg dipasangsejak sebelum bibit bawang merah ditanam hingga saat panen. Pada keadaan inipetani masih bisa masuk kedalam lerodong kasa buat melakukan aktivitaspemeliharaan tanamannya a.L.: tanam, aplikasi herbisida, penyiangan,penyiraman, monitoring serangan hama, pengendalian  hama ulat secaramekanis dan panen.
üPenyakitLayu Fusarium (Fusarium oxysporum)
Gejala agresi, tumbuhan kuruskekuningan dan busuk bagian pangkal, Tanaman gampang tercabut lantaran pertumbuhanakar terganggu dan membusuk. Tanaman yg terserang segera dicabut dandimusnahkan. Pencegahan di daerah endemis Fusarium, perlu proteksi bibitdengan menaburkan fungisisda dosis 100 gr/100 kg bibit yg diberikan 2 tautiga hari sebelum tanam. Di wilayah endemis sebelum tanam, tanah yang sudahdiolah diberi fungisida misalnya Fapam sebesar 2 cc/l, buat mematikan patogendan Fusarium
üPenyakitBecak Ungu /Trotol (Alternaria porri)
Gejala awal serangan dalam daunmenimbulkan bercak ukuran kecil, berwarna putih menggunakan sentra berwarna ungu, Ujungdaun mengering bahkan daun dapat patah, Jika flora terkena hujan atau embun,segera disiram air higienis buat mengurangi penularan spora penyakit yangmenempel dalam daun, Pengendalian dengan menggunakan fungisida selektif dengandosis sesuai anjuran, bila intensitas serangan mencapai lima % flora terserangperlu, Yang perlu diperhatikan dalam pengendalian hama serta penyakit menggunakanpestisida yaitu :Memilih pestisida yang tepat , sinkron target hama atau targetpenyakit, Jangan menggunakan pestisida lebih dari 1 macam dalam satu waktupenyemprotan, Gunakan beberapa macam pestisida secara bergantian , supaya hamadan penyakit nir kebal terhadap satu macam pestisida, Jangan menggunakandosis yang berlebihan lantaran tidak efektif dan akan menambah porto produksi, Waktupenyemprotan agar diperhatikan , usahakan sebelum mentari terbit atau sorehari. Cara penyemprotan sempurna mengenai sasaran serta searah menggunakan angin 
2.8Panen dan Pasca Panen
Umur panentergantung varietas, namun bisa memakai dasar:                buat konsumsi  : 50-60 hari sehabis tanam (di dataran rendah) 70-75 harisetelah tanam (di dataran tinggi _kerebahan daun 70-80 %, untuk umbi bibit:  65-70 hari setelah tanam (di dataran rendah) , 80-90 hari sesudah tanam(di dataran tinggi kerebahan daun 90 %. Waktu panen udara cerah serta tidaj basah,Keseluruhan daun tampak menguning, Sebagian umbi nampak tersembul keluar.  berarti telah mencapai kering askip. Penyimpananbawang merah bisa dilakukan di atas tanur , menggunakan para-para bambu dandi bawahnya diberi pengasapan. Penyimpanan pada ruang berventilasi sangat baikkarena mempunyai sirkulasi udara yang baik serta dapat mencegah serangan hama danpenyakit seperti tempat tinggal sere serta gudang berpembangkit vorteks (membarui aliranudara jenuh dalam gudang, dengan menghembus ke atas keluar gudang dandigantikan udara luar yang lebih bersih sang adanya vorteks).. Sortasidilakukan buat memisahkan umbi yang sehat , utuh dan menarik dengan umbi yangtelah rusak.  Sortasi dapat mempertinggi nilai jual dan mencegah penularanpenyakit. Grading dilakukan untuk menentukan tingkat mutu produk, sehinggaharga dapat ditentukan sesuai mutunya.  Grading dilakukan pada beberapakelas yaitu kelas I diameter > 2,lima centimeter, kelas II =1,lima-2,lima cm , kelas III <1,lima cm
III.KESIMPULAN
Adapunkesimpulan dalah sebagai berikut :
1.tanamanbawang merah adalah flora umbi-umbian teknis budidayanya sangat simpel serta mudah dipahami sang pelaku utman.
2.tanamanbawang merah merupakan tanaman yg bisa rentan dengan penyakit sebagai akibatnya harusslalu memperhatikan kelembaban lingkungan.


BUDIDAYA JAHE

I.PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Jahe termasuk pada suku temu-temuan(Zingiberaceae), sefamili menggunakan temu-temuan lainnya seperti temu komedi (Cucumaxanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica),kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) serta lain-lain.
Jahe juga lazim dipakai sebagaiherba obat dan bahan bumbu kuliner. Jahe mengandung komponen senyawa yangbertanggungjawab atas sensasi panas serta juga aroma khas waktu rimpangnyadimemarkan. Jahe tidak hanya berfungsi menjadi bumbu dan bahan obat, di beberapawilayah tertentu, jahe bahkan dipakai sebagai pestisida organik yg ampuhmengusir hama. Jahe memang memiliki beragam khasiat, menjadi tumbuhan obat, jaheberfungsi buat karminatif (peluruh kentut), anti-muntah, pereda masuk angin,melebarkan pembuluh darah, anti-rematik dan masih banyak lagi lainnya.mencermati beragam manfaat jahe ini, sangat masuk akal bila komoditi yang satu inidijadikan galat satu flora primer petani.
1.2Tujuan

Adapuntujuan merupakan sebagi berikut :
1.untukmenjadi prtunjuk teknis bagi pelak utama dan keluarganya dalam melakukanbudidaya jahe.
2.uttukdapat merubah produksi jahe sebagai lebih optimal kwalitas serta kwantitasnya dandpat merubah pendapatan pelaku uatama dan keluarganya.
II.BUDIDAYA  JAHE

2.1 Syarat Tumbuh

Tanaman jahe membutuhkan curah hujanrelatif tinggi, yaitu antara dua.500-4.000 mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulanatau lebih tanaman jahe memerlukan intensitas cahaya surya 70 - 100%. Dengankata lain penanaman jahe usahakan dilakukan pada loka terbuka sehinggamendapat sinar mentari sepanjang hari. Suhu udara optimum budidaya tanamanjahe antara 20-35 oC.
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanahsubur, gembur serta poly mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalahlempung berpasir, liat berpasir serta tanah laterik. Tanaman jahe bisa tumbuhpada keasaman tanah (pH) sekitar 4,tiga-7,4. Namun keasaman tanah (pH) optimumuntuk jahe gajah merupakan 6,8-7,0. Jahe tumbuh baik di daerah tropis dansubtropis dengan ketinggian 0 - dua.000 m dpl. Di Indonesia pada biasanya ditanampada ketinggian 200 - 600 m dpl.

2.dua Pembibitan

ØPersyaratan Bibit Jahe

Bibit berkualitas merupakan bibit yangmemenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh tinggi), danmutu fisik. Mutu fisik merupakan bibit bebas hama dan penyakit. Rimpang untukdijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2 - tiga bakal mata tunas dengan bobotsekitar 25 - 60 g buat jahe putih besar , 20 - 40 g buat jahe putih kecil danjahe merah. Kebutuhan benih per ha buat jahe putih besar (panen tua)membutuhkan benih dua - 3 ton/ha serta lima ton/ha untuk jahe putih besar panen muda.sedangkan jahe merah dan jahe emprit 1 – 1,5 ton.

ØTeknik Penyemaian Bibit

Untuk mendapatkan pertumbuhan tanamanseragam, bibit jangan pribadi ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan.penyemaian bibit bisa dilakukan menggunakan peti kayu atau ditaruh pada atasbedengan.

ØPenyemaian dalam bedengan

Buat rumah penyemaian sederhana ukuran10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Buatbedengan menurut tumpukan jerami setebal 10 centimeter. Rimpang bakal bibit disusun padabedengan jerami kemudian ditutup jerami, diatasnya diberi rimpang tutup denganjerami, demikian seterusnya, sebagai akibatnya didapatkan 4 susunan lapis rimpang denganbagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan denganpenyiraman setiap hari serta sekali waktu disemprot menggunakan fungisida. Setelah 2minggu, umumnya rimpang telah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidakterbawa bibit berkualitas rendah. Bibit output seleksi itu dipatah-patahkandengan tangan serta setiap potongan mempunyai tiga-5 mata tunas serta beratnya 40-60gram.

ØPenyiapan Bibit

Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskandari ancaman penyakit menggunakan cara bibit tadi dimasukkan ke pada karung dandicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4jam, barulah ditanam.


2.tiga Persiapan Lahan Budidaya Jahe

ØPembentukan Bedengan DanPemupukan Dasar

Untuk memudahkan pemeliharan sekaligusuntuk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadibedengan-bedengan engan berukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 centimeter, sedangkanpanjangnya disesuaikan menggunakan kondisi lahan. Penanaman jahe dengan sistembedengan juga bertujuan buat memudahkan serangan patogen, karena kelembabantanah sanggup dijaga dengan membuat pari-parit. Pemupukan dasar diberikanbersamaan dengan pembuatan bedengan memakai pupuk kandang yang sudahdifermentasi sebesar 40 ton/ha dan NPK 15-15-15 sebesar 1,lima ton/ha. Akanlebih baik apabila dibubuhi dengan agensia biologi misalnya Trichoderma sp. dan Gliocladiumsp. buat mencegah serangan bakteri maupun cendawanpatogen. Pemberian humat serta fulvatakan berfungsi sebagai pembenah tanah, sebagai akibatnya serapan unsur hara sang tanamanjahe bisa optimal.
Pengapuran dilakukan pada saatpembentukan bedengan. Pada tanah menggunakan pH rendah, sebagian akbar unsur-unsurhara didalamnya, Terutama fosfor (p) serta kalsium (Ca) pada keadaan tidaktersedia atau terikat oleh ion-ion tanah. Kondisi tanah yg masam ini dapatmenjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp danpythium sp. Pengapuran pula berfungsi menambah unsur kalium yang sangatdiperlukan flora buat mengeraskan bagian tumbuhan yang berkayu, merangsangpembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel butir serta merangsangpembentukan biji.

2.4Penentuan Pola Tanaman

Pembudidayaanjahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu memang dinilai relatif rasional,karena bisa memberikan produksi tinggi. Namun pada daerah, pembudidayaan tanamanjahe secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkankerugian. Penanaman jahe secara tumpangsari dengan tumbuhan lain mempunyaikeuntungan-keuntungan menjadi berikut : Mengurangi kerugian yang disebabkannaik turunnya harga. Menekan porto kerja, misalnya: tenaga kerja pemeliharaantanaman. Meningkatkan produktivitas huma. Memperbaiki sifat fisik danmengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu).
Praktek dilapangan, terdapat jahe yang ditumpangsarikan dengan sayursayuran, seperti ketimun,bawang merah, cabai rawit, buncis serta lain-lain. Ada pula yang ditumpangsarikandengan palawija, misalnya jagung, kacang tanah serta beberapa kacang-kacanganlainnya.

ØPembuatan Lubang Tanam

Untukmenghindari pertumbuhan jahe yang buruk, karena syarat air tanah yg jelek,maka usahakan tanah diolah sebagai bedengan-bedengan. Selanjutnya buatlubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,lima centimeter buat menanam bibit.

ØCara Penanaman

Cara penanaman dilakukan dengan caramelekatkan bibit rimpang secara rebah ke pada lubang tanam atau alur yangsudah disiapkan. Jarak tanam yang dipakai buat penanaman jahe putih besaryang dipanen tua adalah 80 centimeter x 40 cm atau 60 centimeter x 40 centimeter, jahe putih mini danjahe merah 60 centimeter x 40 cm.

2.lima PemeliharaanTanaman Jahe

ØPembubunan

Tanaman jahe memerlukan tanah yangperedaran udara dan air dapat berjalan menggunakan baik, maka tanah harusdigemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan buat menimbun rimpang jahe yangkadang-kadang timbul ke atas bagian atas tanah. Jika flora jahe masih muda,cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun menggunakan jarak sekitar 30cm. Pertama kali dilakukan pembumbunan dalam saat tumbuhan jahe berbentuk rumpunyang terdiri atas tiga-lima anakan, biasanya pembubunan dilakukan dua-3 kali selama umurtanaman jahe. Tetapi tergantung pada syarat tanah serta banyaknya hujan.

ØPemupukan Susulan

Tanaman jahe merupakan tanaman yangberumur panjang dibandingkan dengan flora cabe juga tomat. Pada dasarnyapupuk dasar yg diberikan telah mencukupi buat menopang pertumbuhan tanamantersebut. Akan tetapi pada budidaya jahe secara intensif perlu dilakukan upayauntuk meningkatkan output produksi yg signifikan. Oleh karena itu, pupuksusulan perlu diberikan dalam saat tanaman jahe berumur 2 – 3 bulan, 4 – 6bulan, dan 8 – 10 bulan menggunakan pupuk NPK 15-15-15 menggunakan takaran 20 gr pertanaman ditambah dengan pembenah tanah, misalnya asam humat dan asam fulvatuntuk membantu serapan unsur hara sang akar sebagai akibatnya pertumbuhan tanaman bisaoptimal.

ØPengairan serta Penyiraman

Tanaman Jahe tidakmemerlukan air yang terlalu banyak buat pertumbuhannya, akan namun pada awalpetumbuhannya tumbuhan jahe membutuhkan air yang relatif, sehingga saat memulaibudidaya jahe diusahakan penanaman pada awal trend hujan lebih kurang bulanSeptember.

2.7. Panendan Pasca Panen

Setelah semua proses selesai, petanitinggal menunggu masa panen. Langkah pemanenan tergantung dalam peruntukan jahe.untuk jahe bumbu, sudah bisa dipanen pada usia 4 bulan. Jika budidaya flora jahe ditujukan untukindustri orisinil pabrik, sebaiknya dipanen di usia 10 hingga 12 bulan. Cara memanenharus hati-hati, tanah dibongkar memakai alat seperti garpu atau cangkul.pastikan indera Anda tidak tentang rimpang jahe. Setelah dipanen, jahe disimpandi loka terbuka yg tidak




III.KESIMPULAN
Adapunkesimpulan merupakan menjadi berikut :
1.tanamanjahe adlah tanaman yg memiki komersil tinggi dan pada melakukan bididayanyatidak emerlukan perlakuan spesifik dan porto tidak banyak.

2.prospekpemasaran jahe sangat baik akrena jehe merupakan kebutuhan sehari-hari baikrumah tangga, pembuatan jame dan komestik danlai-lainnya.

BUDIDAYA BUAH NAGA

I.PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen,butir naga sekarang marak dikebunkan. Penanaman buah naga beredar pada Jawa Timur,Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga ke Kalimantan. Kebun-kebun butir naga jugabanyak ditemui. Memang, budidaya butir naga tergolong mudah serta minim perawatan.selain pada lahan luas, butir naga pula mampu diusahakan pada huma sempit seperti dikebun juga halaman rumah menggunakan memakai pot. Itulah sebabnya parapembudidaya buah naga sanggup
Penanaman buah naga sekarang diarahkanke sistem budidaya organik. Dengan membudidayakan butir naga secara organik,bisa dihasilkan buah dengan kualitas yang lebih baik. Keuntungan berdasarkan teknikbudidaya buah naga secara organik adalah butir yg dihasilkan sehat tanpaadanya sisa bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia serta lingkungansekitar. Dengan demikian pencemaran lingkungan baik air, udara, juga tanaholeh paparan pestisida bisa dikurangi. Disamping itu, penggunaan bahan organikjuga dapat mengembalikan kesuburan tanah, sebagai akibatnya tanah mampu dipakai untukproses budidaya pertanian berkelanjutan.
1.2Tujuan

Adapun konklusi merupakan sebagaiberikut :
1.untukmenjadi petunjuk teknis bagi pelaku utama serta keluarga dalam melakukan budidayaBuah Naga.
2.untukmerubah produksi Buah Naga menjadi optmal dan merubah pendapatan pelaku utamdan keluarganya sebagai lebih baik.

II.BUDIDAYABUAH NAGA

2.1 Syarat Tumbuh

Buah naga sepesies Hylocereus undatus, yaitubuah naga dengan daging putih akan tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 300mdpl, sedangkan butir naga spesies Hylocereus costaricensis, yaitu buahnaga menggunakan daging super merah (super red) tumbuh baik pada ketinggian0-100mdpl. Sementara itu butir daga spesies Selenicereus megalanthus,yaitu buah naga dengan kulit kuning, daging putih tanpa sisik, akan tumbuh baikpada wilayah dingin dengan ketinggian lebih berdasarkan 800 mdpl..
Tanaman butir naga lebih menyukai syarat keringdibandingkan dengan kondisi basah dengan curah hujan rendah yaitu 720 mm/tahun.buah naga masih dapat tumbuh pada curah hujan tinggi yaitu antara 1.000-1.300mm/tahun, akan namun rentang terjangkit penyakit busuk akar serta busuk batang.hal ini disebabkan flora buah naga nir tahan genangan air.
2.2Persiapan Lahan

Pemilihan lokasi budidaya butir naga perludiperhatikan, hal ini bertujuan buat memenuhi kondisi tumbuh yg optimal bagipertumbuhan butir naga. Pemilihan lokasi yg sempurna akan menjadi faktor pertamayang menentukan keberhasilan budidaya buah naga. Setelah memilih lokasibudidaya maka langkah selanjutnya merupakan melakukan pengukuran pH tanah untukmenentukan jumlah hadiah kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (dibawah 6,5). Pengukuran sanggup dilakukan menggunakan kertas lakmus, PH meter, ataucairan PH tester. Pengambilan titik sampel mampu dilakukan menggunakan cara zigzag.
Buah naga merupakan tanaman merambat sehingga dibuthkan tiang panjatan untukmenopang pertumbuhan btg dan cabangnya. Bentuk atau contoh tiang panjatandalam budidaya butir naga ada macam, yaitu bentuk tunggal serta bentuk kelompokatau pagar. Tiang panjatan wajib kuat dan bisa bertahan selama beberapa tahunkarena umur tanaman buah naga yg panjang.
ØTiang panjatan bentuktunggal
Tiang panjatan bentuk tunggal mampu memakai betonatau tiang panjatan hayati dari batang tanaman . Tiang panjatan ini digunakanuntuk menopang empat tanaman yg berproduksi menggunakan produktifitas homogen-rata 3kg per-tumbuhan. Para pembudidaya butir naga umumnya memakai tiang panjatanyang terbuat berdasarkan beton atau pipa PVC. Bentuk tiang panjatan sanggup persegi,bulat, segitiga atau bentuk yg lain sesuai dengan kesukaan pembudidaya. Untuktiang panjatan yg berbentuk persegi dibuat menggunakan ukuran 10 centimeter x 10 cm,bentuk bulat dibuat menggunakan diameter 10 centimeter, dan bentuk segitiga dibuat denganpanjang sisi 15 cm. Tinggi tiang panjatan antara 1,5-2 meter. Jika jarak tanambuah naga 2,5 m x dua m dan setiap tiang panjatan ditanami 4 tumbuhan maka untuklahan selua 1 ha dibutuhkan kurang lebih 2.000 tiang panjatan dan 8.000 bibit buahnaga.
Tiang panjatan ditancapkan ke pada tanah dengankedalaman kurang lebih 50 cm agar tiang berdiri kokoh dan kuat menyangga tanaman .pada ujung tiang bagian atas diberi besi melingkar dengan diameter 30-60 cmberbentuk seperti stir mobil. Besi melingkar ini berfungsi sebagai tempatmenopang cabang serta anak cabang tanaman butir naga.
ØTiang panjatan bentukkelompok (double rowing)
Berbeda menggunakan tiang panjatan tunggal, model tiangpanjatan double rowing mirip dengan tiang buat menjemur sandang. Artinya, bisamerambatkan lebih berdasarkan satu tumbuhan butir naga. Tiang panjatan gerombolan lebihhemat dalam porto pembuatannya serta lebih efisien karena sanggup merambatkan banyaktanaman buah naga. Namun, kelemahan bentuk tiang panjatan misalnya ini adalahperawatan yang sulit lantaran cabang tanaman sanggup saling terkait satu sama laindan kurang tahan terhadap beban tumbuhan yang terlalu berat.
Dua butir tiang dihubungkan dengan dawai tebal sebagaipenyangga batang tumbuhan buah naga menggunakan jarak antar tiang 4 meter. Tiangterbuat dari semen cor berukuran minimal 15 centimeter x 15 cm dan tinggi dua-2,5 meter,termasuk bagian yang terpendam di dalam tanah 50 centimeter. Tiang usahakan diberipenguat menurut besi supaya nir miring waktu menopang beratnya sulur flora buahnaga. Pada ujung tiang dipasang palang berdasarkan besi, melintang sepanjang 50-60 cmyang menyatu dengan tiang beton.

ØPengolahan Lahan DanPemupukan Dasar
Pada sistem panjatan tunggal, pengolahan tanah hanyadilakukan disekitar tiang panjatan saja. Buat lubang tanam dengan berukuran 40 cmx 40 centimeter dengan kedalaman 30 centimeter di sekitar tiang panjatan. Masukkan media tanamke pada lubang tanam yg terdiri menurut campuran tanah, pupuk sangkar, danpasir/sekam bakar menggunakan perbandingan 1:1:1 Pada sistem panjatan gerombolan (double rowing) pengolahan tanah dilakukan pada semua alur penanaman diantaradua tiang betong yang telah dipersiapkan. Alur dibuat sepanjang 4 m denganlebar galian 40-60 centimeter. Arah alur sinkron menggunakan arah kawat pengikat btg,yaitu diantara 2 tiang betong. Kemudian media tanam ditebar merata ke dalamalur yang telah dibuat. Komposisi media tanama yang dipakai pada satu aluradalah 20 kg tanah top soil, 20 kg pupuk sangkar, dan 20 kg sekam bakar. Adukbahan tersebut sampai merata lalu dimasukkan ke dalam lubang alur. Setelahsemua media dimasukkan ke pada alur kemudian dilakukan penyiraman dalam mediahingga basah.
2.4Pembibitan

Sebelummelakukan penyetekan harus dipiliha btg atau cabang tumbuhan yg baik,sehat, tua, dan telah pernah berbuah paling tidak tiga-4 kali. Keberhasilan stekditentukan sang calon btg yang digunakan. Batang yang pernah berbuahpertumbuhannya akan cepat, kokoh, serta mudah membangun tunas. Sedangkan batangatau cabang yg masih muda mengandung banyak air sehingga lebih rentanterserang penyakit. Pilihlah btg atau cabang yg tua, sehat, berwarna hijaugelap dengan ukuran panjang ideal minimal 30 centimeter. Batang atau cabang yangmemenuhi kriteria tersebut akan lebih cepat tumbuh dan mengeluarkan tunas baru.
Stek ditanampada polibag yg sudah diisi media dengan komposisi 1 tanah, 1 pupuk sangkar,serta 1 sekam bakar. Polybag diletakkan pada atas bedengan yg sudah disiapkandengan jarak 20 cm x 20 cm. Bedengan dibentuk dengan lebar 100 centimeter. Langkahselanjutnya tempat persemaian ditutup dengan plastik sungkup transparan denganditopang menggunakan bambu yang dipasang melengkung. Selama pembibitan kondisimedia harus dijaga agar nir kekeringan. Tunas baru
2.5Penanaman

Setelahtanah serta tiang panjatan dibuat, bibit yang telah siap harus segera ditanam dilahan. Penanaman harus dilakukan menggunakan hati-hati. Penanaman yang tidak benarakan menyebabkan bibit stress serta pertumbuhannya terhambat. Perhatikan padasaat penanaman media dalam polybag jangan hingga pecah karena akan membuatbibit kesuliatan beradaptasi dampak mengalami kerusakan akar. Selain itu,kedalaman penanaman idealnya 20% dari panjang bibit. Penanaman yg terlaludalam akan menciptakan bibit mudah terserang penyakit busuk batang.
Teknispenanaman sistem tiang panjat tunggal tidak sinkron dengan penanaman dalam sistemtiang panjat berkelompok. Pada penanaman sistem tiang panjatan tunggaldilakukan dengan jarak tanam 10 cm dari tiang panjatan. Keempat stek ditanammengelilingi tiang panjatan. Ikat keempat bibit tadi pada tiang panjatanmenggunakan tali yang lunak supaya bibit nir mudah jatuh. Lakukan pengikatandengan hati-hati, jangan terlalu bertenaga sehingga menyebabkan batang tanamanterluka. Batang tumbuhan yg terluka akan gampang terserang penyakit, terutamabusuk batang. Lakukan penyiraman setelah penanaman terselesaikan.
2.6 Pemeliharaan Tanaman BuahNaga

ØPengairan
Pada dasarnya flora butir naga nir membutuhkanirigasi spesifik. Umunya pengairan dilakukan menggunakan sistem tadah hujan. Olehkarena akarnya yang sangat lebat, sehingga buah naga tahan terhadap kekeringan.tetapi butir naga tetap memerlukan air yg relatif selama pertumbuhannya.kekurangan air selama fase vegetatif bisa menciptakan tanaman layu serta sulitbertunas.
ØPenyulaman tanaman
Penyulaman adalah aktivitas mengganti tumbuhan yangmati ditimbulkan lantaran agresi hama, penyakit, atau sebab lain. Tujuan berdasarkan penyulamanyaitu agar tanaman sanggup berproduksi optimal serta efisiensi huma tetap tinggi.penyulaman dilakukan dalam umur 7 hari sehabis tanam hingga flora berumur 2bulan.
ØPengikatan batang ataucabang
Pengikatan dilakukan setiap 20-25 cm ke tiangpanjatan. Tali pengikat bisa memakai tali rafia atau tali lunak lainnyadengan membangun angaka 8. Pengikatan jangan terlalu kencang supaya btg ataucabang nir terjepit yang dapat mengakibatkan luka atau bahkan patah. Selainitu tujuan pengikatan juga buat mempermudah akar udara menempel pada tiangpanjatan sehingga memperkokoh posisi tanaman .
ØPemupukan susulan
Oleh karena itu, perlu diberi pupuk susulan atau pupuktambahan. Pada budidaya butir naga menggunakan sistem organik pemberian pupuktambahan dilakukan memakai pupuk kandang atau bahan organik lain yg sudahdifermentasi. Dosis anugerah pupuk organik sebesar 2-5 gram/tanaman dalam fasevegetatif serta 5-10 gr/tumbuhan dalam fase generatif. Frekuensi pemberian pupukdilakukan dua bulan sekali. Pupuk diberikan menggunakan cara menggali lubangdisekitar tanaman , jangan terlalu dekat menggunakan batang lantaran bisa melukai akartanaman, lalu ditaburkan serta segera ditutup dengan tanah. Setelah semuapupuk ditutup dengan tanah, lakukan penyiraman agar pupuk mudah bereaksi danterserap oleh akar tanaman .
ØPemangkasan
Pemangkasan tumbuhan bertujuan buat memperoleh bentukyang baik sehingga menunjang pertumbuhan yg baik. Selain itu, pemangkasanjuga bertujuan buat membuang bagian flora yg nir produktif misalnya cabangyang kerdil atau kurus. Batang atau cabang yang tidak produktif akan menghambatpembentukan tunas baru dan butir lantaran berkompetisi dengan batang produktifdalam memperoleh hara.
ØSeleksibunga serta buah
Tanaman yang sudah mulai berbungan ditandai denganmunculnya bunga dalam cabang produktif. Biasanya akan muncul lebih berdasarkan satubunga. Oleh karena itu, seleksi bunga dilakukan saat bunga masih mini ,sehingga nutrisi nir digunakan buat perkembangan bunga yang dibuang. Pilih2-3 bunga yang paling besar , sehat, berwarna cerah, serta segar dalam setiapcabang produktif dengan jarak antar bunga kurang lebih 30 centimeter.
2.6Pengendalian Hama serta Penyakit

ØTungau (Tetranycus sp.)
Tungau ukuran sangat mini dengan bentuk menyerupailaba-laba dan bersifat polyfag, yaitu menyerang hampir segala jenis tumbuhan.serangga dewasa berukuran sekitar 1 mm serta aktif pada siang hari. Siklushidup tungau berkisar antara 14-15 hari. Tungau menyerang tumbuhan buah nagadengan cara menghisap cairan batang serta cabang. Akibatnya dipermukaan kulitbatang atau cabang flora yg terserang timbul bintik-bintik kuning ataucokelat. Serangan yang berat akan mengakibatkan flora butir naga tumbuh nir normal.
Pengendalian tungau sanggup dilakukan menggunakan penyemprotanpestisida nabati tiga-4 hari sekali, misalnya nimba, tagetes, eceng gondok, ataurumput bahari. Untuk memulihkan flora yg terserang tungau diberikan nutrisitanaman organik, baik melalui akar, dengan cara dikocor, maupun melalui tubuhtanaman, dengan cara disemprot.
ØKutu Kebul (Bemisia tabaci)
Salah satu hama primer dalam budidayabuah naga adalah kutu kebul. Imago serangga dewasa berukuran 1-1,5 mm, berwarnaputih, dan sayapnya ditutupi lapisan lilin yg bertepung. Serangga dewasabiasanya berkelompok pada permukaan bagian bawah cabang. Jika flora disentuhbiasanya serangga akan beterbangan seperti kabut atau kebul putih. Gejalaserangan kutu kebul dalam tumbuhan butir naga ditandai menggunakan adanya bercaknekrotik akibat rusaknya sel-sel serta jaringan flora pada btg atau cabangyang terserang. Ekskresi kutu kebul berupa madu yang adalah media tempattumbuhnya embun jelaga yang berwarna hitam. Hal ini menyebabkan prosesfotosintesis berlangsung tidak normal. Selain kerusakan eksklusif dalam flora,kutu kebul merupakan serangga yang sangat berbahaya karena berperan sebagaivektor penular virus tumbuhan. Kerugian akibat agresi kutu kebul dapatmencapai 20-100%. Hingga waktu ini, tercatat sebesar 60 jenis virus yangberpotensi ditularkan oleh kutu kebul.
Pengendalian hama kutu kebul dapatdilakukan secara kultur teknis, yaitu menggunakan menerapkan metode strip-plantingyaitu penerapan tumbuhan perangkap. Tanaman perangkap sanggup ditanam mengelilingiareal budidaya buah naga sehingga membentuk pagar yg kedap. Beberapa tanamanyang efektif digunakan menjadi perangkap kutu kebul antara lain, jagung, bungamatahai, kacang panjang, dan buncis. Selain penerapan strip planting,pengendalian gulma juga wajib dilakukan secara rutin. Gulma sangat berpotensisebagai inang kutu kebul.
ØBusuk Pangkal Batang
Penyakit busung pangkal btg biasanya menyerang padasaat awal penanaman. Gejala serangan ditandai dengan adanya pembusukan padapangkal btg sebagai akibatnya mengakibatkan batang berair serta berwarna kecokelatan.pada wilayah terjangkit masih ada bulu-bulu putih halus yang adalah miseliumcendawan. Penyakit ini disebabkan oleh agresi cendawan Sclerotium rolfsiiSacc. Serta lebih sering menyerang tanaman dalam waktu cuaca lembab.
Upaya pengendalian bisa dilakukan dengan pengaturandrainase serta kelembaban dalam ketika musim hujan. Penyemprotan flora menggunakanpestisida botani, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta bawang merah.bahan-bahan tadi direbus dan disemprotkan pada tanaman . Upaya lain yangbisa dilakukan adalah menggunakan pemanfaatan agensia hayati, misalnya Trichoderma sp. Serta Gliocldium sp.
ØBusuk Bakteri
Serangan penyakit ini desebabkan sang infeksi bakteriPseudomonas sp. Gejala flora yg terjangkit penyakit busuk bakteri ditandaidengan adanya pembusukan pada pangkal batang, masih ada lendir putih kekuninganpada wilayah serangan, dan tanaman tanpak kusan serta layu.
Pengendalian terhadap agresi bakteri ini dilakukandengan melakukan sanitasi kebun secara rutin, pemugaran drainase buat mencegahadanya genangan air, pencabutan flora terjangkit dan tanah disekitar titiktanam dibuang jauh menurut areal budidaya. Usahakan pembuangan tanah tersebutjangan hingga tercecer. Lubang bekas titik tanam ditaburi dengan kapur agar pHtanah lokal semakin tinggi. Penyemprotan tumbuhan memakai pestisida botani,seperti daun serai, bawang putih, kunyit, dan bawang merah. Bahan-bahantersebut direbus serta disemprotkan pada tanaman . Upaya lain yg mampu dilakukanadalah menggunakan pemanfaatan agensia biologi, misalnya Trichoderma sp. Serta Gliocldium sp.
2.7Panen

Ciri-Ciribuah naga siap panen :

Umur butir semenjak telah mencapai 50-55 hari setelahmuncul bunga; Warna kulit butir mengkilat dengan sisik berubah menurut hijaumenjadi kemerahan; Mahkota buah telah mengecil;Kedua pangkal buah keriput dankering; Bentuk buah bundar paripurna serta akbar dengan bobot diperkirakan 400-600g.

III.KESIMPULAN
Adapun kesimpilan adlah sebagi berikut ;
1.tanaman butir naga merupakan tanamnobat0obatan yg sangat baik dikonsusi tubuh, ketersediaanya masih terbatas danharganyanmasih tinggi.

2.budidaya flora buah naga tidak rumitdan dapt memberikan pendapatan yg lebih serta dapat menaikkan pendapatanpelaku utama.

BUDIDAYA KUBIS

I.PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Sebagaibahan pangan buat keperluan masakan seperti sup, sayur lodeh, pecel, lotek danlain-lain atau dimakan pribadi (lalapan) bersama menu lain. Manfaat lain dapatdibuat produk kuliner instan seperti mie, makanan ringan serta makanan cepat sajilainnya.
Di bidang kesehatan, bisa dipakai sebagai pencegah dan obat sariawan,penyakit beri-beri, penyakit Xerophthalmia, radang syaraf, lemahnya otot-otot,luka-luka dalam tepi verbal, dermatitis bibir menjadi merah dan radang lidah,kandungan niacin dapat mencegah penyakit palagra serta pembentuk tulang serta gigi.

1.2Tujuan

Adapun tujuan adalahsebagai berikut :
1.untukmengetahui budidaya flora kubis sesuai menggunakan petunjuk teknis serta inovasibaru.
2.sebagaipedoman buat pelaku primer dalam melakukan budidaya tumbuhan kubis.


II.BUDIDAYAKUBIS
2.1Syarattumbuh
Pengaruhangin dirasakan dalam aporasi huma dan evapotranspirasi tumbuhan. Laju anginyang tinggi pada waktu usang (kontinyu) mengakibatkan ekuilibrium kandunganair antara tanah serta udara terganggu, tanah kering dan keras, penguraianbahan-bahan organik terhambat, unsur hara berkurang dan menimbulkan racunakibat tidak terdapat oksidasi gas-gas beracun di pada tanah. Disebutkan jumlahcurah hujan 80% berdasarkan jumlah normal (30 centimeter) menaruh hasil rata-rata 12%dibawah homogen-rata normal. Stadia pembibitan memerlukan intensitas cahaya lemahsehingga memerlukan naungan buat mencegah cahaya mentari pribadi yangmembahayakan pertumbuhan bibit. Sedangkan pada stadia pertumbuhan diperlukanintensitas cahaya yang kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan. Tanaman kubisdapat hayati pada suhu udara 10-24 derajat C menggunakan suhu optimum 17 derajat C.untuk waktu singkat, kebanyakan varietas kubis tahan dingin (minus 6-10derajatC), tetapi untuk ketika lama , kubis akan rusak kecuali kubis berdaunkecil ( 9), merupakan racun bagi akar-akar  yaitu pF antara 2,5-4. Dengan demikian lahantanaman kol memerlukan pengairan yg relatif baik (irigasi maupun drainase). KetinggianTempat
Tanaman kubis dapat tumbuh optimal dalam ketinggian 200-2000 m dpl. Untukvarietas dataran tinggi, dapat tumbuh baik dalam ketinggian 1000-2000 m dpl.
2.2Pembibitan
1.persyaratanBenih
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: Benih utuh, artinya tidakluka atau nir stigma. Benih harus bebas hama dan penyakit. Benih wajib murni,ialah tidak tercampur menggunakan biji-biji atau benih lain serta higienis darikotoran Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat. Mempunyaidaya kecambah 80%. Benih yang baik akan tenggelam bila direndam pada air
Penyiapan benih dimaksudkan buat mempercepat perkecambahan benih dan meningkatkandaya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Cara-cara penyiapan adalahsebagai berikut:
1. Sterilisasi benih, dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengandosis yg dianjurkan atau dengan merendam benih pada air panas 55 derajat Cselama 15-30 mnt. 2. Penyeleksian benih, dengan merendam biji pada air,dimana benih yg baik akan tenggelam.
3. Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih terlihat pecah supaya benih cepatberkecambah.kebutuhan benih per hektar tergantung varietas serta jarak tanam, umumnyadibutuhkan 300 gram/ha.
 Benih wajib disemai dan dibumbun sebelumdipindahtanam ke lapangan. Penyemaian bisa dilakukan di bedengan atau langsungdi bumbung (koker). Bumbung bisa dibuat menurut daun pisang, kertas makananberplastik atau polybag kecil.
2.teknikPenyemaianBenih
Hal yang perlu diperhatikan pada penentuan lokasi persemaian diantaranya: (1)tanah nir mengandung hama dan penyakit atau faktor-faktor lain yangmerugikan; (dua) lokasi mendapat penyinaran cahaya surya cukup; serta (3) dekatdengansumberairbersih. Penyemaian dapat dilakukan menggunakan cara menjadi berikut: Penyemaiandibedengan,Sebelum bedengan dibentuk, huma diolah sedalam 30 centimeter lalu dibuat bedenganselebar 110-120 cm memanjang berdasarkan arah utara ke selatan. Tambahkan ayakan pupukkandang halus serta campurkan menggunakan tanah menggunakan perbandingan 1:2 atau 1:1.bedengan dinaungi menggunakan naungan plastik, jerami atau daun-daunan setinggi1,25-1,50 m pada sisi timur dan 0,8-1,0 m di sisi Barat. Penyemaian dapatdilakukan dengan dua cara, yaitu disebar merata pada atas bedengan atau disebardi pada barisan sedalam 0,dua-1,0 centimeter. Cara pertama memerlukan benih yang lebihsedikit daripada cara kedua. Sekitar 2 minggu sesudah semai, bibit dipindahkanke dalam bumbung. Bumbung bisa dibentuk menurut daun pisang atau kertas berplastikdengan berukuran diameter 4-5 cm serta tinggi 5 cm atau berupa polibag 7x10 cm yangmemiliki dua lubang kecil di ke 2 sisi bagian bawahnya. Bumbung diisi mediacampuran ayakan pupuk sangkar matang dan tanah halus dengan perbandingan 1:2atau 1:1. Keuntungannya merupakan ekonomis saat, permukaan petak semaian sempit danjumlah benih persatuan luas poly. Sedangkan kelemahannya adalah penggunaanbenih poly, penyiangan gulma sukar, memerlukan energi kerja terampil terutamasaat pemindahan bibit ke lahan. Penyemaian pada bumbung (koker ataupolybag) Dengancara ini, satu per satu benih dimasukkan ke pada bumbung yang dibuat dengancara misalnya pada atas. Bumbung bisa terbuat menurut daun pisang atau daun kelapadengan berukuran diameter dan tinggi lima cm atau menggunakan polybag kecil yang berukuran7-8 centimeter x 10 cm. Media penyemaian adalah adonan tanah halus dengan pupukkandang (2:1) sebanyak 90%. Sebaiknya media semai disterilkan dahulu denganmengkukus media semai pada suhu udara 55-100 derajat C selama 30-60 menit ataudengan menyiramkan larutan formalin 4%, ditutup lbr plastik (24 jam), laludiangin-anginkan. Cara lain dengan mencampurkan media semai menggunakan zat fumiganBasamid-G (40-60 gram/m2) sedalam 10-15 cm, disiram air hingga basah danditutup dengan lembaran plastik (5 hari), kemudian plastik dibuka, dan lahan diangin-anginkan(10-15 hari).
3.pemeliharaanPembibitan/Penyemaian
Penyiramandilakukan setiap hari dalam pagi dan sore hari tergantung cuaca. Pengaturnaungan persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 serta sore mulai pukul15.00. Diluar waktu diatas, cahaya mentari terlalu panas dan kurangmenguntungkan bagi bibit. Penyiangan dilakukan terhadap flora lain yangdianggap mengganggu pertumbuhan bibit, dilakukan menggunakan mencabutirumput-rumput/gulma lainnya yg tumbuh disela-sela tanaman pokok. Dilakukanpemupukan larutan urea menggunakan konsentrasi 0,lima gram/liter dan penyemprotan pestisida½ takaran apabila diperlukan. Hama yang menyerang biji yg belum tumbuh serta tanamanmuda adalah semut, siput, bekicot, ulat tritip, ulat pucuk, molusca dancendawan. Sedangkan, penyakit merupakan penyakit layu. Pencegahan danpemberantasan digunakan Insektisida serta fungisida misalnya Furadan 3 G,Antrocol, Dithane, Hostathion dan lain-lain.
4.pemindahanBibit
Pemindahan dilakukan jika bibit telah memiliki perakaran yg kuat. Bibit daribenih/biji siap ditanam sesudah berumur 6 minggu atau sudah berdaun 5-6 helai,sedangkan bibit dari stek bisa dipindahkan setelah berumur 28 hari. Pemindahanbibit dilakukan menggunakan cara menjadi berikut: Sistem cabut, bibit dicabut denganhati-hati agar tidak menghambat akar. Jika disemai dalam polybag, pengambilan bibitdilakukan dengan cara membalikkan polybag menggunakan batang bibit dijepit antaratelunjuk dan jari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk perlahan sampai bibitkeluar. Bila bibit disemai dalam bumbung daun pisang atau daun kelapa, bibitdapat ditanam bersama bumbungnya. Sistem putaran, caranya tanah disiram danbibit menggunakan diambil bersama tanahnya dua,5-tiga cm dari batang menggunakan kedalaman 5cm.
4. Pengolahan Media Tanam
Lahansebaiknya bukan lahan bekas ditanami tumbuhan keluarga Cruciferae lainnya.dilakukan pengukuran pH serta analisa tanah mengenai kandungan bahan organiknyauntuk mengetahui kecocokan huma ditanami kol/kubis. Tanah digemburkan dandibalik menggunakan dicangkul atau dibajak sedalam 40-50 centimeter, dibersihkan darisisa-residu tanaman serta diberi pupuk dasar. Setelah itu, dibiarkan terkena sinarmatahari selama 1-2 minggu buat memberi kesempatan oksidasi gas-gas beracundan membunuh asal-sumber patogen.
5.pembuatanBedengan
Bedengan dibuat dengan arah Timur-Barat, lebar 80-100 centimeter, tinggi 35 cm danpanjang tergantung keadaan huma. Lebar parit antar bedengan ± 40 cm (paritpembuangan air PPA 60 centimeter) dengan kedalaman 30 centimeter (PPA 60 centimeter).
6.pengapuran
Fungsi untuk meningkatkan pH tanah serta mencegah kekurangan unsur hara makro maupunmikro. Dosis pengapuran bergantung kisaran angka pH-nya, biasanya antara 1-dua tonkapur per hektar. Jenis kapur yag digunakan diantaranya: Captan(calcit)danDolomit.
7. Pemupukan
Bedengansiap tanam diberi pupuk dasar yg poly mengandung unsur Nitrogen dan Kalium,yaitu Za, Urea, TSP serta KCl masing-masing 250 kg, serta Borax atau Borate 10-20kg/ha. Pemberian pupuk kandang dilakukan sebesar 0,5kgpertanaman.
2.3Penanaman
Penentuan pola tanam tumbuhan sangat bergantung kesuburan tanah serta varietastanaman menggunakan jeda tanam 50 x 50 cm. Pola penanaman ada 2 yaitu larikan danteratur misalnya pola bujur sangkar; pola segi tiga sama sisi; pola segi empatdan pola barisan (barisan tunggal dan barisan ganda). Pola segi tiga sama sisidan bujur sangkar tergolong baik karena dihasilkan jumlah tumbuhan lebih poly.pembuatanLubangTanam Lubang tanam dibuat sinkron dengan jarak tanam sedalamcangkul atau dengan ukuran garis tengan 20-25 cm sedalam 10-15 centimeter..caraPenanaman, 1. Waktu tanam yang baik yaitu pada pagi hari antara pukul06.00-10.00 atau sore hari antara pukul 15.00-17.00, lantaran imbas sinarmatahari dan temperatur nir terlalu tinggi.
2. Pilih bibit yang segar dan sehat (nir terjangkit penyakit ataupun hama).
3. Bila bibit disemai dalam bumbung daun pisang atau, ditanam bersama denganbumbungnya, jika disemai dalam polybag plastik maka dimuntahkan terlebih dahuludengan cara membalikkan polybag menggunakan btg bibit dijepit antara telunjuk danjari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk secara perlahan sampai bibit keluardaripolybag.4. Jika disemai pada bedengan diambil menggunakan solet (sistemputaran), caranya menggambil bibit bersama tanahnya lebih kurang 2,lima-tiga cm daribatang sedalam lima centimeter. Lima. Bibit segera ditanam dalam lubang dengan memberi tanahhalus sedikit-demi sedikit dan tekan tanah perlahan supaya benih berdiri tegak.
6. Siram bibit menggunakan air sampai basah benar.


2.4PemeliharaanTanaman
1.penjarangandanPenyulaman
Penjarangan dilakukan ketika pemindahan bibit ke huma, yaitu waktu bibit berumur6 minggu atau sudah berdaun 5-6 helai (semaian biji) atau berumur 28 hari(semaian stek). Jika bibit disemai pada bumbung maka penjarangan tidakdilakukan. Sedangkan penyulaman hampir nir dilakukan lantaran umurtanamanbulan).
2.penyiangan
Penyiangan dilakukan bersama dengan penggemburan tanah sebelum pemupukan ataubila masih ada tumbuhan lain yg mengganggu pertumbuhan flora. Penyiangandilakukan menggunakan hati-hati serta tidak terlalu dalam karena bisa menghambat sistemperakaran flora, bahkan dalam akhir penanaman usahakan tidakdilakukan.
3.pembubunan
Pembumbunan dilakukan beserta penyiangan menggunakan mengangkat tanah yang ada padasaluran antar bedengan ke arah bedengan berfungsi buat menjaga kedalaman paritdan ketinggian bedeng dan menaikkan kegemburan tanah.
4.perempelan
Perempelan cabang/tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin buat menjagatanaman induk supaya pertumbuhan sinkron harapan, sehingga zat makananterkonsentrasi pada pembentukan bunga seoptimal mungkin.
5.pemupukan
Pemupukan susulan I dilakukan dengan urea 1gram per flora melingkari tanamandengan jeda 3 cm disaat tanaman kelihatan hayati buat mendorong pertumbuhan.pemupukan kedua dilakukan dalam umur 10-14 hari menggunakan takaran 3-5 gram, denganjarak 7-8 centimeter. Pemupukan ketiga dilakukan pada umur tiga-4 minggu menggunakan takaran 5gram pada jeda 7-8 centimeter. Bila pertumbuhan belum optimal bisa dilakukanpemupukan lagi pada umur 8 minggu.
6.pengairandanPenyiraman
Waktu anugerah air sebaiknya dilakukan dalam pagi serta sore hari. Pada musimkemarau, pengairan perlu dilakukan 1-2 hari sekali, terutama dalam fase awalpertumbuhandanpembentukanbunga.
7.waktuPenyemprotanPestisida
Untuk pencegahan, penyemprotan dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atausecara rutin 1-dua minggu sekali dengan takaran ringan. Untuk penanggulangan,penyemprotan dilakukan sedini mungkin dengan takaran sempurna, agar hama dapatsegeraditanggulangi. Jenis serta dosis pestisida yg dipakai dalammenanggulangi hama sangat beragam tergantung menggunakan hama yg dikendalikan dantingkat populasi hama tadi.
Hal-hal yg penting dalam merawat tumbuhan adalah: 1. Menghindari pelukaan padatanaman lantaran luka pada flora merupakan galat satu jalan yang efektif dalampenularan penyakit serta sangat disukai oleh hama.
2. Dalam pemupukan, pupuk tidak boleh mengenai flora serta harus selaludiikutidenganpenyiraman.
2.5PengendalianHamadanPenyakit
1. Ulat Plutella (Plutella xylostellaL.)
Dikenal dengan nama ulat tritip, Diamond-black moth, hileud keremeng, amabodas, ama karancang (Sunda), omo kapes, kupu klawu (Jawa). Ciri: (1) siklushidup 2-tiga minggu tergantung temperatur udara; (dua) ngengat betina panjang 1,25cm berwarna kelabu, memiliki 3 buah titik kuning dalam sayap depan,meletakkan telur dibagian bawah permukaan daun sebesar 50 buah dalam saat 24jam; (tiga) telurnya berbentuk oval, berukuran 0,6-0,3 mm, berwarna hijau kekuningan,berkilau, lembek dan menetas ± tiga hari; (4) larva Plutella berwarna hijau,panjang 8 mm, lebar 1 mm, mengalami 4 instar yang berlangsung selama 12 hari,ngengat kecil berwarna coklat keabu-abuan; (5) ngengat aktif dimalam hari,sedangkan siang hari bersembunyi dibawah dibawah residu-residu tumbuhan, atau hinggapdibawah bagian atas daun bawah. Gejala: (1) umumnya menyerang pada musimkemarau; (2) daun berlubang-lubang terdapat bercak-bercak putih seperti jendelayang menerawang serta tinggal urat-urat daunnya saja; (tiga) umumnya menyerangtanaman muda, tetapi kadang-kadang menghambat tumbuhan yg sedang menciptakan bunga.pengendalian: (1) mekanis: mengumpulkan ulat-ulat dan telurnya, kemudiandihancurkan. (dua) Kultur teknik: pergiliran tanaman (rotasi) menggunakan flora yangbukan keluarga Cruciferae; pola tumpang sari brocolli menggunakan tomat, bawang daun,dan jagung; dengan tumbuhan perangkap (trap crop) misalnya Rape/Brassicacampestris ssp. Oleifera Metg. (tiga) Hayati/hayati: menggunakan musuh alami,yaitu parasitoid (Cotesia plutella Kurdj, Diadegma semiclausum, Diadegmaeucerophaga) ataupun predatornya. (4) Sex pheromone : merupakan "UgratasUngu" menurut Taiwan. Bentuk sex pheromone ini misalnya benang nilon berwarnaungu sepanjang ± 8 cm. Cara penggunaan : Ugratas ungu dimasukkan botol bekasagua, lalu dipasang dilahan perkebunan dalam posisi lebih tinggi daritanaman. Daya tahan ugratas terpasang ±tiga minggu, serta tiap hektar kebunmemerlukan 5-10 butir perangkap.(5) Kimiawi: menyemprotkan insektisida selektifberbahan aktif Baccilus thuringiensis seperti Dipel WP, Bactospeine WP, FlorbacFC atau Thuricide HP pada konsentrasi 0,1-0,2%, Agrimec 18 FC, pada konsentrasi1-2 cc/liter.
2. Ulat croci (Crocidolomia binotalisZeller)
Ulat croci diklaim hileud bocok (sunda). Ciri: (1) daur hidup 22-32 hari,tergantung suhu udara; (2) ulat berwarna hijau, pada punggung terdapat garishijau belia serta perut kuning, panjang ulat 18 mm, berkepompong pada dalam tanahdan telur diletakkan dibawah daun secara berkelompok berbentuk pipih menyerupaigenteng rumah; (3) menyerang tanaman yg sedang menciptakan bunga. Pengendalian:sama menggunakan ulat Prutella, parasitoid yg paling cocok adalah Inareolata sp.
3. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn)
Ulat tanah diklaim ulat taneuh, hileud orok (Sunda) atau uler lettung(Jawa).
Ciri: (1) siklus hidup 6-8 minggu; (2) kupu-kupu ataupun ulatnya aktif padasenja dan malam hari, pada siang hari bersembunyi di bawah daun (kupu-kupu) danpermukaan tanah (ulat). Gejala: memotong titik tumbuh atau pangkal batangtanaman, sebagai akibatnya tumbuhan muda rebah serta dalam siang hari tampak layu.pengendalian: (1) mekanis: mencabut ulat-ulat tanah dan membunuhnya; (dua) kulturteknis: pembersihan kebun dari rerumputan atau sisa-residu tumbuhan yg dijadikantempat bertelur hama tanah; (tiga) kimiawi: menggunakan umpan beracun serta semprotaninsektisida.campuran menurut 125-250 gram Dipertex 95 SL, 10 kg dedak, 0,lima-1,0 kggula merah dan 10 liter air buat flora seluas 0,25-0,lima hektar. Umpantersebut disebarkan disekeliling tanaman dalam senja serta malam hari. Bisa jugadisemprotkan insektisida Dursban 20 EC 1 cc/liter air. Waktu penyemprotansehabis tanam serta bisa diulang 1-dua kali seminggu.
4. Kutu daun (Aphis brassicae)
Hidup berkelompok dibawah daun atau massa bunga (curd), berwarna hijau diliputisemacam tepung berlilin. Gejala: menyerang flora dengan menghisap cairanselnya, sebagai akibatnya menyebabkan daun menguning dan massa bunga berbintik-bintiktampak kotor. Menyerang hebat dimusim kemarau. Pengendalian: menyemprotkaninsektisida ORTHENE 75 SP atau Hostathion 40 EC 1-2 cc/liter air.
5. Busuk hitam (Xanthomonas campestrisDows.)
Penyebab: bakteri, serta merupakan patogen tular benih (seed borne), dan dapatdengan mudah menular ketanah atau ke flora sehat lainnya. Gejala: (1) tanamansemai rebah (damping off), karena infeksi awal terjadi dalam kotiledon, kemudianmenjalar keseluruh tumbuhan secara sistematik; (dua) bercak coklat kehitam-hitamanpada daun, batang, tangkai, bunga juga massa bunga yg diserang; (tiga) gejalakhas daun kuning kecoklat-coklatan berbentuk alfabet "V", lalumengering. Batang atau massa bunga yg terserang menjadi busuk berwarna hitamatau coklat, sebagai akibatnya kurang layak dipanen. Pengendalian: (1) memberikanperlakuan pada benih seperti sudah dijelaskan pada poin pembibitan sub poinpenyiapan benih; (2) pencucian kebun berdasarkan tumbuhan inang alternatif; (tiga)rotasi tanaman selama ± tiga tahun dengan flora tidak sefamili.
6. Busuk lunak (Erwinia carotovoraHolland.)
Penyebab: bakteri yg menyebabkan busuk lunak dalam flora sewaktu masih dikebun hingga pasca panen dan pada penyimpanan. Gejala: (1) luka pada pangkalbunga yang hampir siap panen; (2) luka akar flora scara mekanis, seranggaatau organisme lain; (3) luka waktu panen; (4) penanganan atau pengepakan yangkurang baik. Pengendalian: (1) Pra panen: membersihkan sisa-sisa tumbuhan padalahan yg akan ditanami; menghindari kerusakan flora sang serangga pengerekatau sewaktu pemeliharaan tumbuhan; menghindari bertanam kubis-kubisan padamusim hujan pada daerah basis penyakit busuk lunak. (2) Pasca panen: menghindariluka mekanis atau gigitan serangga menjelang panen; menyimpan output panen dalamkeadaan kemarau, atau bila dicuci dengan air bersih, wajib dikeringkan terlebihdahulu sebelum disimpan; berhati-hati dalam membawa atau mengangkut hasil panenketempat penyimpanan buat mencegah luka atau memar; menyimpan output ditempatsejuk dan mempunyai peredaran udara baik.
7. Akar bengkak atau akar pekuk(Plasmodiophora brassicae Wor.)
Penyebab: cendawan Plasmodiophora brassicae. Gejala: (1) pada siang hariatau cuaca panas, flora tampak, namun pada malam atau pagi hari daun tampaksegar balik ; (2) pertumbuhan terlambat, flora kerdil dan tidak mampumembentuk bunga bahkan dapat mati; (3) akar bengkak serta terjadi bercak-bercakhitam. Pengendalian: (1) memberi perlakuan dalam benih seperti poin penyiapanbenih; (dua) menyemai benih pada loka yg bebas wabah penyakit; (tiga) melakukansterilisasi media semai ataupun tanah kebun dengan Besamid-G 40-60 gr/m2untuk arel pembibitan atau 60 gram/m2untuk kebun; (4) melakukan pengapuranuntuk menaikkan pH; (5) mencabut tumbuhan yang terserang penyakit; (6)pergiliran atau rotasi flora menggunakan jenis yang nir sefamili
2.6Panen danPasca Panen
1. Ciri serta Umur Panen
Umur masakpetik atau panen tanaman kubis tergantung pada varietasnya, berumur pendek(cepat berbuah) dan berumur panjang (dalam).
a) Premium Flat Dutch: umur panen 100 hari, produksi 4,5 kg/tanaman .
b) Early Flat Dutch: umur panen 83 hari, produksi 2,4-2,7 kg/tumbuhan.
c) O-S Cross: umur panen 80 hari, produksi dua kg/flora.
d) Surehead: umur panen 93 hari, produksi 3-4,lima kg/flora.
e) Globe Master: umur panen 75 hari, produksi 2-dua,5 kg/tanaman .
f) Emerald Cross Hybrid: umur panen 45 hari, produksi 1.2 kg/tanaman .
g) Copenhagen Market: umur panen 72 hari, produksi 1.8-2 kg/tanaman .
h) K-K Cros: umur panen 58 hari, produksi 1,6 kg/tumbuhan.
i) Green Cup: umur panen 73 hari, produksi 1,lima kg/tumbuhan.
j) Ecarliana: umur panen 60 hari, produksi 1 kg/tumbuhan.
Ciri-ciri kemasakan kubis merupakan sebagai berikut:
a) Krop kubis mengeras dengan cara menekan krop kubis.
b) Daun berwarna hijau mengkilap.
c) Daun paling luar sudah layu.
d) Besar krop kubis sudah terlihat aporisma.
2.caraPanen
Pemetikan yg kurang baik akan menimbulkan kerusakan mekanis yg menyebabkankrop kubis terinfeksi patogen sebagai akibatnya mudah pembusukan. Langkah-langkah dalammemetik kubis:
a) Pilih kubis yg sudah tua serta siap dipetik.
b) Petik kubis menggunakan memakai pisau yang tajam serta bersih. Pemotongandilakukan pada bagianpangkal btg kubis.
c) Urutan pemetikan adalah dimulai dengan kubis yang sehat baru kemudiandilakukan pemetika dalam kubis yang sudah terkena infeksi patogen.
3.pascapanen
1.pengumpulan
Setelah dipetik, kubis dikumpulkan pada loka yang teduh dan nir terkenasinar mentari pribadi supaya laju respirasi berkurang sehingga didapatkan kubisyang tinggi kwalitas dan kwantitasnya. Pengumpulan dilakukan dengan hati-hatidan jangan ditumpuk dan dilempar-lempar.
2.penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran buat memisahkan krop kubis baik serta bermutu berdasarkan yang kurang baikatau rusak, misalnya retak, lecet dan kerusakan lainnya. Penggolongan bertujuanuntuk mengolongkan krop ke pada mutu kelas I, kelas II dan seterusnyaberdasarkan jumlah daun pembungkus krop, keseragaman bentuk, keseragamanukuran, kepadatan krop, kadar kotoran maksimum, kecacatan kubis maksimum danpanjang batang kubis maksimum.
a) Jumlah daun pembungkus: mutu I=4 helai; mutu II=4 helai.
b) Homoginetas bentuk: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
c) Homogenitas ukuran: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
d) Kepadatan krop: mutu I=padat; mutu II=kurang padat.
e) Kadar kotoran maksimum: mutu I=dua,5%; mutu II=dua,5%.
f) Kubis stigma maksimum: mutu I=lima%; mutu II=10%.
g) Panjang batang kubis maksimum: mutu I=dua,lima cm; mutu II=2,5 cm
3.penyimpanan
Penyimpanan kubis harus memperhatikan varietas kubis, suhu, kelembaban dankadar air. Pada suhu 32-35 derajat F dan kelembaban udara 92-95%, kubis dapatdisimpan 4-6 bulan (kubis kadar air tinggi) dan 12 bulan (kubis kadar airrendah) menggunakan kehilangan berat sebanyak 10%.
4.pengemasan serta Pengangkutan
Pengemasan dilakukan menggunakan plastik polyethylene serta pada pengangkutan kemasanperlu dimasukkan ke dalam kotak atau peti kayu (field boxes) menggunakan kapasitas25-30 kg/peti.


III.KESIMPULAN
Adapukesimpulan adalah sebagai berikut :
1.tanamankubis bisa tumbuh pada dataran tinggi dan sangat rentan terhadap hama danpenyakit jadi wajib selalau memperhatikan kelembaban lingkungan.

2.tanamankubis dapat dibudidaya sang siapapun yg penting harus memperhatikanpemeliharaan tumbuhan kubis.