BUDIDAYA BAWANG MERAH

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bawang merahmerupakan salah satu komoditas sayuran unggulan Jawa Timur yg  sangatfluktuatif  harga juga produksinya.  Hal ini terjadi karena pasokanproduksi yang nir seimbang antara panenan dalam musimnya serta panenan di luarmusim, salah satu diantaranya disebabkan tingginya intensitas serangan hama danpenyakit terutama apabila penanaman dilakukan pada luar animo.  Selain itubawang merah adalah komoditas yang nir dapat disimpan usang, hanya bertahan3-4 bulan padahal konsumen membutuhkannya setiap waktu.
Masalahutama usahatani bawang merah di luar musim adalah tingginya resiko kegagalanpanen karena lingkungan yg kurang menguntungkan , terutama serangan hama danpenyakit.  Hama dan penyakit penting dalam bawang merah diantaranya : ulatbawang (Spodoptera exigua) dan Thrips , sedangkan penyakitnya meliputiantraknose, fusarium dan trotol.
Keberadaanhama serta penyakit tadi menyebabkan petani memakai pestisida secaraberlebihan karena petani beranggapan bahwa keberhasilan usahatani ditentukanoleh keberhasilan pengendalian hama serta penyakit, yaitu menggunakan meningkatkantakaran, frekuensi dan komposisi jenis adonan pestisida yg digunakan. Akibatnya biaya usatani bawang merah semakin tinggi dan laba yangdiperoleh tidak seimbang dan  nir memperhatikan konsep pertanian ramahlingkungan. Dampak lain penggunaan pestisida yang berlebihan yaitu ledakan darihama sekunder.
Untukmengantisipasi masalah di atas galat satu bisnis yaitu mencari dan menggali varietas-varietasbawang merah yang memiliki sifat-sifat unggul terutama dalam hal produksiserta ketahanan terhadap hama dan penyakit primer sebagai akibatnya varietas bawang merahtersebut bisa berproduksi walaupun agresi hama dan penyakit cukup berat.bilamana varietas unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit diperoleh makavarietas tadi dapat ditanam dalam luar trend sehingga transedental produksibawang merah dapat terjamin.
1.2Tujuan

Adapun tujuan adalah sebagi berikut :
1.untuk sebagai petunjuk bagi pelaku utama dalammelaksanakan budidaya bawang merah
2.untuk mempertinggi pendapatan petani serta keluarganya.

II.BUDIDAYABAWANG MERAH
2.1 SyaratTumbuh

Bawang merahakan tumbuh menggunakan baik jika ditanam pada tanah sawah atau tegalan dengantekstur sedang hingga liat. Selain itu tempat pertumbuhan bawang merah yangbaik sanggup pula pada tanam dalam jenis tanah Alluvial yang mempunyai pH lima.6 - 6.lima,dengan ketinggian 0-400 mdpl, serta kelembaban 50-70 %, dan suhu 25-32 drajatC.
2.2 Pemulihat Bibit
Adapun persyaratanbibit bawang merah yg baik antara lain : Umur simpan bibit sudah memenuhi ,yaitu sekitar 3-4 bulan, walaupun untuk umur simpan yg lebih muda bibit tetaptumbuh tetapi dalam pertumbuhan berikutnya akan lebih rendah hasilnyadibandingkan bibit yang sudah siap tanam (sudah relatif umur simpannya) Umurpanen waktu calon umbi bibit ditanam pada lapang  , buat varietas Baujimaupun Super Philip usahakan 65 – 70 har Ukuran bibit sedang , sekitar lima-6gram .  Penggunaan bibit yang berukuran terlalu akbar akan meningkatkanbiaya lantaran kebutuhan bibit semakin banyak.kebutuhan bibit setiap hektarberkisar 800 – 1000 kg , tergantung dari besarnya bibit. Dan biaya untukpembelian bibit kurang lebih separo berdasarkan seluruh porto produksi.
Umbi bibit berwarna merah cerah,menggunakan kulit mengkilat, Umbi bibit bernas , sehat, padat , nir keropos dantidak lunak.  Jika ada umbi bibit yang tidak memiliki sifat demikiansebaiknya tidak dipakai sebagai bibit. Umbi bibit tidak terserang hama danpenyakit. Sebelum ditanam, umbi bibit dibersihkan dulu berdasarkan kulit-kulit yangkering dan jika pertunasan belum kelihatan diujung umbi, maka usahakan ujungumbi dipotong 1/tiga supaya mempercepat  munculnya tunas
2.3Persiapan lahan
Bawangmerah  membutuhkan kondisi tanah yang lebih gembur dibanding tanamansayuran lainnya .  Oleh karenanya pengolahan tanah dalam bawang merahdilakukan sampai beberapa kali hingga tanah benar-benar sebagai gembur. Bila tanah yang digunakan adalah tanah bekas ditanami jagung juga tebu, makasisa tanaman tadi harus dibersihkan sampai akar-akarnya supaya tidakmengganggu pertumbuhan bawang merah. Dapat jua menggunakan herbisida sebelumtanah di olah untuk mematikan rumput serta gulma lainnya ,seperti Goal maupunRoundup yg diberikan dua minggu sebelum tanah diolah. Tanah diolah dengancara dibajak lebih dari 4 kali hingga tanah menjadi gembur serta tanahdikeringkan lebih berdasarkan seminggu .kemudian tanah dihaluskan lagi, sehabis halusdapat dibuat bedengan menggunakan berukuran .untuk musim kemarau : tinggi bedengan 25cm, kedalaman parit 30-40 cm , lebar parit 50 centimeter. Untuk musimhujan      : tinggi bedengan 40 cm, kedalamanparit  50 cm , lebar parit 50 cm.
Padabudidaya bawang merah sangat diperlukan pembentukan bedengan, dimana adanyabedengan berfungsi supaya tanaman bawang merah tidak selalu tergenang air , danair yg disiramkan segera habis terserap.  Setelah bedengan terbentuk,maka ditaburi pupuk kotoran ternak (pupuk kandang ) yg sudah benar-benarmatang, ditandai menggunakan kotoran ternak sudah misalnya tanah yang gembur. Dosis buat kotoran ayam sebanyak 5 ton/ha, sedangkan buat kotoran sapi maupunkambing lebih kurang 10-15 ton/ha.  Namun takaran ini bisa menjadi lebih banyakmaupun lebih sedikit tergantung menurut kesuburan tanah.              
Pupukkandang yang diberikan bersamaan menggunakan pembuatan bedengan merupakan perlakuanpemberian pupuk dasar   .  Selain itu diberikan pula pupuk SP 36dengan takaran 200 kg/ha swebagai pupuk dasar , yg ditaburkan merata padaseluruh bagian atas bedengan.  Pupuk sangkar juga SP 36 diberikan seminggusebelum tanam. Setelah tanah dipupuk maka tanah diairi agar pupuk dapat meresapke pada tanah.
2.4Penanaman
Musim tanamoptimal buat bawang merah yaitu pada akhir musim hujan  bulan Maret –April dan demam isu kering Mei – Juni, tetapi di wilayah sentra produksi dapatdijumpai penanaman bawang merah tanpa mengenal isu terkini,  Untuk penanaman diluar ekspresi dominan (off season) perlu memperhatikan pengendalian hama dan penyakitlebih cermat.
Penanamandilakukan sehabis tanah serta bibit sudah dipersiapkan, dimana sebelum dilakukanpenanaman tanah harus diari agar ketika penanaman syarat tanah gembur Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, bahwa bibit sebelum ditanam lebihbaik dibersihkan dan diseleksi terlebih dulu supaya pertumbuhan tanaman menjadibaik.  Jika nir diseleksi ditakutkan tercampurnya bibit yang jelekkarena terjangkit penyakit misalnya Fusarium , maka akan menyebabkan pertanamanhancur karena Fusarium tadi. Pembersihan bibit dilakukan sehari sebelumditanam dan ujung bibit sudah dipotong , serta esoknya bisa dilakukanpenanaman.
Untukmempercepat proses penanaman, maka sebaiknya bedengan  yang akan ditanamisudah digariti sinkron dengan jarak tanam yg dipakai , sehingga penanamanlebih mudah dilaksanakan.  Jarak tanam yang dianjurkan yaitu 20 cm x 15cm, namun bila umbi bibit akbar maka bisa menggunakan jarak tanam 20 x 20cm.  Penanaman dilakukan menggunakan cara menanam dua/tiga bagian umbi ke dalamtanah, sedangkan 1/3 bagiannya ada di atas tanah.
2.5Pengairan
Bawang merahmembutuhkan air dalam kondisi yang relatif sejak pertumbuhan awal hinggamenjelang panen.  Air yg diberikan pada flora walaupun dengan carapenggenangan/leb, tetapi harus segera meresap ke dalam tanah.  Bila tidakdemikian maka tumbuhan akan sebagai busuk dan sebagai asal penyakit. Oleh karenanya pembuatan bedengan sangat dibutuhkan dalam budidaya bawang merah.  Hal ini berhubunga sifat tanaman bawang merah yg membentuk umbi didalam tanah sehingga air yg terlalu banyak akan membuat umbi sebagai busuk .
Pada musimkemarau , pengairan dapat diberikan setiap hari semenjak tumbuhan ditanam hinggatanaman membangun umbi serta dikurangi setelah umbi terbentuk.  Namunwalaupun demam isu kemarau , jika kondisi tanah setelah diairi serta selang dua haritanah masih basah, maka tanaman nir perlu diairi.  Oleh karena itudituntut kepekaan petani pada mengamati kebutuhan air bagi tanamannya.
Untuk musimhujan pengairan yg diperlukan lebih sedikit yaitu selang dua harisekali.  Seperti di atas maka yg penting melihat syarat kelembabantanah, jika tanah masih lembab usahakan nir perlu diairi.  Yang pentingdiamati yaitu sesudah turun hujan, sebaiknya flora bawang merah disiramidengan air bersih yang tujuannya buat menghilangkan inokulum berdasarkan penyakityang kemungkinan melekat di daun.
Carapengairan bisa dilakukan dengan penggenangan/leb maupun denan caradisiram/disirat.  Kedua cara tadi sebenarnya memiliki kelebihan dankekurangan.  Untuk cara leb usahakan dilakukan pada kondisi tanah yg porous,sebagai akibatnya air yg tergenang cepat habis (tuntas), walaupun cara ini membutuhkanwaktu yg lebih pendek dibandingkan cara disiram.  Sedangkan cara sirammembutuhkan energi lebih banyak dan saat lebih lama .  Namun di daerahtertentu ke 2 cara tersebut jua dilakukan bersamaan .
2.2Pemupukan
Pemupukanpada bawang merah sangat dibutuhkan buat mendukung pertumbuhan flora danproduksi umbi yang lebih baik.  Tetapi pemupukan nir perlu diberikansecara berlebihan lantaran pupuk malahan akan terbuang dengan percuma. Sepertimisalnya sehabis tanaman menciptakan umbi, maka sebaiknya pemupukandihentikan.  Terkadang ada petani yg permanen memberikan pupuk walaupuntanaman sudah berumur diatas 4- hari, dan ini hanya membuang pupuk dengansia-sia. 
Dosis pupuksebenarnya bukan merupakan patokan yang harus ditepati, lantaran memupuk suatutanaman akan tidak selaras pada setiap kondisi kesuburan tanah yangberbeda.   Namun takaran pupuk yg dapat dianjurkan pada jenis tanahaluvial, misalnya wilayah Banyuanyar, Probolinggo maupun Sidokare-Rejoso, Nganjukseperti berikut. Pupuk dasar menggunakan 10 t/ha pupuk kandang serta SP 36 200kg/ha yg diberikan 7 hari sebelum tanam.  Sedangkan pemupukan berikutnyamenggunakan pupuk urea 200 kg/ha, ZA 450 kg/ha dan KCl 200 kg/ha yg diberikanseparo-separo dalam saat flora berumur 15 hari serta 30 hari sehabis tanam. Carapemupukan menggunakan meletakkan pada larikan di sekitar flora, kemudian ditutupdengan tanah.
Pemberianpupuk pelengkap yang poly tersebar pada pasar sebenarnya kurang bermanfaat bagipeningkatan pertumbuhan serta produksi bawang merah.  Namun pupuk pelengkaptersebut hanya menjadi tambahan nutrisi pelengkap karena pada umumnyamengandung unsur mikro.  Untuk flora bawang merah, unsur mikro kurangdiperlukan karena tumbuhan bawang merah berumur pendek yaitu lebih kurang 60-70hari.  Sedangkan unsur mikro proses pelarutannya dan penyerapannya kedalam tanaman usang sehingga lebih sinkron bagi tanaman sayuran yang berumurpanjang misalnya cabai atau tomat.
2.6 Pengendalian gulma

Gulma merupakantumbuhan pengganggu yg menyebabkan tumbuhan utama terganggupertumbuhannya.  Untuk flora bawang merah yg umbinya terbentuk didalam tanah maka kehadiran guilma sangat mengganggu karena pencucian gulmaharus hati-hati serta ditakutkan tentang serta mengganggu umbinya. Pembersihangulma dilakukan dengan cara menyiang menggunakan intensif sesuai dengan kondisigulma yang ada menggunakan cara mencabut gulma hingga terangkat akar-akarnya sertamenggunakan herbisida pra tumbuh menggunakan takaran sinkron anjuran.
Cara membersihkandan mencabut gulma harus hati-hati agar tidak mengganggu tumbuhan bawang merahapalagi bila telah berumbi.  Pembersihan umumnya menggunakan indera sepertisosrok bambu mini sehingga gulma dapat terangkat sampai ke akarnya.  Bilatanaman telah menciptakan umbi yang agak besar maka usahakan pengendalian gulmadihentikan.
2.7Pengendalian Hama serta Penyakit
üHama Ulat Bawang

Ulat Spodopteraexigua dijumpai hampir pada setiap umur flora bawang merah. Ulatberukuran panjang sampai + 25 mm, berwarna hijau atau coklat dengangaris tengah berwarna kuning. Serangga dewasa meletakkan telur pada daun bawangmerah serta gulma yg tumbuh disekitarnya. Siklus hayati hama ini sempurna yaitutelur, larva, pupa dan imago yang berupa ngengat (Duriat, dkk., 1994). Padasaat awal pertumbuhan bawang merah, umumnya dijumpai grup telur serta larvastadia awal (instar 1 atau 2). Populasi ini akan terus semakin tinggi mulai tanamanberumur dua minggu hingga flora  pada panen. Fye serta Mc Ada (1972) dalamSmits (1987), lamanya siklus hayati ulat sangat tergantung dalam temperatur.temperatur yg makin tinggi akan memperpendek lamanya stadia telur, larva,pupa dan ngengat. Periode ngengat berkisar antara 10 – 20 hari. Setiap individubetina dapat bertelur antara 500 – 600 buah. Setelah 2 – 6 hari telur menetas,larva menciptakan lubang pada permukaan daun kemudian masuk ke bagian pada daun. Larva mempunyai lima – 6 stadia menggunakan kisaran umur 8,20 – 18,70 hari. Fasepupa  berkisar 5,10 – 7,70 hari. Pada bulan Agustus – Oktober, kemampuanngengat buat bertelur lebih tinggi (Sutarya , 1996).
Ulatmenyerang tanaman menggunakan cara memakan daun bagian pada, daun bawang merahtinggal epidermisnya saja, sebagai akibatnya pada daun terlihat bercak-bercak putihtransparan. Serangan hama ini kerusakan dapat  menyebabkan kehilanganhasil 56,94 – 57 % (Dibyantoro, 1993; Sastrosiswoyo, 1994), bahkan dalam daerahKab. Probolinggo pada ketika tanam bulan Agustus bisa mengakibatkan kerusakan 100% sehingga menyebabkan puso ( Rosmahani dkk., 2001)
Hama initermasuk hama yg menyerang poly spesies tanaman inang.  Menurut Smits(1987), hama ini memiliki lebih dari 200 spesies tanaman inang yg termasukdalam  lebih berdasarkan 40 famili yang tidak selaras, tetapi tumbuhan inang yg utamaadalah keluarga bawang-bawangan, cabe merah dan jagung (Duriat dkk., 1994).
Kondisi Pengendalian Saat Ini
Pola tanamyang umum dikerjakan sang petani bawang terutama dilahan irigasi, merupakan padi –bawang merah – bawang merah – bawang merah atau padi – bawang merah – cabaimerah – bawang merah.  Padi ditanam dalam isu terkini penghujan. Waktu yangdipilih untuk merotasi tanah dengan tanaman padi nir serentak. Sejak akhirmusim penghujan sampai dengan pertengahan trend penghujan berikutnya petanimenanam bawang merah dalam lahannya atau kadang-kadang pada sela dengan tanamanjagung. Pola tanam demikian adalah pola tanam yang tidak memutus siklushidup hama S. Exigua. Keadaan ini menyebabkan tersedianya semua stadiapertumbuhan bawang merah dan tersedianya inokulum hama ulat S. Exigua.pada areal yg luas di lapangan.
Penggunaaninsektisida buat mengendalikan hama ulat S. Exigua masih menjadiandalan primer para petani, sebagai akibatnya insektisida menjadi agunan utama untukkeberhasilan usahatani. Menurut Stallen dkk.(1990) pada sentra produksi bawangmerah, petani umumya mengendalikan ulat dengan menggunakan insektisida yangberedar di pasaran dengan frekuensi dan takaran yang relatif tinggi. Volume larutaninsektisida yg digunakan dalam setiap pelaksanaan berkisar 560 – 1.588 liter perha. Petani melakukan penyemprotan secara terpola tiga – 4 hari sekali, sehinggadalam satu isu terkini tanam melakukan penyemprotan 15 – 20 kali (Dibyantoro, 1995),bahkan pada animo tanam bulan Agustus interval penyemprotan semakin tinggi menjadi 1– 2 hari sekali, sehingga dalam satu ekspresi dominan tanam dapat mencapai 50 kaliaplikasi insektisisda (Rosmahani dkk., 1998). Apabila udara panas terus menerus,maka pengendalian ulat menggunakan  cara mekanis ( merogoh dan membuangkelompok telur maupun ulat) dan menggunakan cara aplikasi insektisida (interval 1 –2hari sekali) tetap nir bisa mengendalikan populasi ulat  S. Exiguayang meningkat cepat pada waktu satu minggu dapat menyebabkan tumbuhan bawangmerah puso (Rosmahani  dkk., 2001)
Alternatif Pengendalian Secara Fisik
Sampai saatini telah poly output penelitian yang menyajikan komponen –komponenpengendalian yg bisa dirakit pada satu pengendalian secara PHT. Diantaranyaadalah penerapan budidaya flora sehat, pergiliran tumbuhan, penanamanserentak, pengendalian secara mekanis, penggunaan seks feromon, penggunaan alatsemprot yang tepat, pengendalian secara biologi. Namun apabila lingkungan sudahkurang sinkron bagi pertanaman bawang merah, terutama dalam waktu tanam bulanAgustus, yang dalam saat tadi temperatur udara sangat panas ( diatas 29 ° C), tidakada curah hujan, asal infeksi hama telah tersedia di sekitar pertanamankarena sudah terdapat pertanaman semenjak awal isu terkini kemarau, populasi hama dapatmeningkat menggunakan sangat cepat pada waktu 1-dua hari diperlukan alternatifkomponen pengendalian yg lain.  Komponen pengendalian yg harusdisertakan merupakan pengendalian fisik menggunakan jalan memberikan kerodong kasa(Gambar 1.) dalam semua flora menggunakan tinggi kerodong 175 cm, yg dipasangsejak sebelum bibit bawang merah ditanam hingga saat panen. Pada keadaan inipetani masih bisa masuk kedalam lerodong kasa buat melakukan aktivitaspemeliharaan tanamannya a.L.: tanam, aplikasi herbisida, penyiangan,penyiraman, monitoring serangan hama, pengendalian  hama ulat secaramekanis dan panen.
üPenyakitLayu Fusarium (Fusarium oxysporum)
Gejala agresi, tumbuhan kuruskekuningan dan busuk bagian pangkal, Tanaman gampang tercabut lantaran pertumbuhanakar terganggu dan membusuk. Tanaman yg terserang segera dicabut dandimusnahkan. Pencegahan di daerah endemis Fusarium, perlu proteksi bibitdengan menaburkan fungisisda dosis 100 gr/100 kg bibit yg diberikan 2 tautiga hari sebelum tanam. Di wilayah endemis sebelum tanam, tanah yang sudahdiolah diberi fungisida misalnya Fapam sebesar 2 cc/l, buat mematikan patogendan Fusarium
üPenyakitBecak Ungu /Trotol (Alternaria porri)
Gejala awal serangan dalam daunmenimbulkan bercak ukuran kecil, berwarna putih menggunakan sentra berwarna ungu, Ujungdaun mengering bahkan daun dapat patah, Jika flora terkena hujan atau embun,segera disiram air higienis buat mengurangi penularan spora penyakit yangmenempel dalam daun, Pengendalian dengan menggunakan fungisida selektif dengandosis sesuai anjuran, bila intensitas serangan mencapai lima % flora terserangperlu, Yang perlu diperhatikan dalam pengendalian hama serta penyakit menggunakanpestisida yaitu :Memilih pestisida yang tepat , sinkron target hama atau targetpenyakit, Jangan menggunakan pestisida lebih dari 1 macam dalam satu waktupenyemprotan, Gunakan beberapa macam pestisida secara bergantian , supaya hamadan penyakit nir kebal terhadap satu macam pestisida, Jangan menggunakandosis yang berlebihan lantaran tidak efektif dan akan menambah porto produksi, Waktupenyemprotan agar diperhatikan , usahakan sebelum mentari terbit atau sorehari. Cara penyemprotan sempurna mengenai sasaran serta searah menggunakan angin 
2.8Panen dan Pasca Panen
Umur panentergantung varietas, namun bisa memakai dasar:                buat konsumsi  : 50-60 hari sehabis tanam (di dataran rendah) 70-75 harisetelah tanam (di dataran tinggi _kerebahan daun 70-80 %, untuk umbi bibit:  65-70 hari setelah tanam (di dataran rendah) , 80-90 hari sesudah tanam(di dataran tinggi kerebahan daun 90 %. Waktu panen udara cerah serta tidaj basah,Keseluruhan daun tampak menguning, Sebagian umbi nampak tersembul keluar.  berarti telah mencapai kering askip. Penyimpananbawang merah bisa dilakukan di atas tanur , menggunakan para-para bambu dandi bawahnya diberi pengasapan. Penyimpanan pada ruang berventilasi sangat baikkarena mempunyai sirkulasi udara yang baik serta dapat mencegah serangan hama danpenyakit seperti tempat tinggal sere serta gudang berpembangkit vorteks (membarui aliranudara jenuh dalam gudang, dengan menghembus ke atas keluar gudang dandigantikan udara luar yang lebih bersih sang adanya vorteks).. Sortasidilakukan buat memisahkan umbi yang sehat , utuh dan menarik dengan umbi yangtelah rusak.  Sortasi dapat mempertinggi nilai jual dan mencegah penularanpenyakit. Grading dilakukan untuk menentukan tingkat mutu produk, sehinggaharga dapat ditentukan sesuai mutunya.  Grading dilakukan pada beberapakelas yaitu kelas I diameter > 2,lima centimeter, kelas II =1,lima-2,lima cm , kelas III <1,lima cm
III.KESIMPULAN
Adapunkesimpulan dalah sebagai berikut :
1.tanamanbawang merah adalah flora umbi-umbian teknis budidayanya sangat simpel serta mudah dipahami sang pelaku utman.
2.tanamanbawang merah merupakan tanaman yg bisa rentan dengan penyakit sebagai akibatnya harusslalu memperhatikan kelembaban lingkungan.


BUDIDAYA BUAH NAGA

I.PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen,butir naga sekarang marak dikebunkan. Penanaman buah naga beredar pada Jawa Timur,Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga ke Kalimantan. Kebun-kebun butir naga jugabanyak ditemui. Memang, budidaya butir naga tergolong mudah serta minim perawatan.selain pada lahan luas, butir naga pula mampu diusahakan pada huma sempit seperti dikebun juga halaman rumah menggunakan memakai pot. Itulah sebabnya parapembudidaya buah naga sanggup
Penanaman buah naga sekarang diarahkanke sistem budidaya organik. Dengan membudidayakan butir naga secara organik,bisa dihasilkan buah dengan kualitas yang lebih baik. Keuntungan berdasarkan teknikbudidaya buah naga secara organik adalah butir yg dihasilkan sehat tanpaadanya sisa bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia serta lingkungansekitar. Dengan demikian pencemaran lingkungan baik air, udara, juga tanaholeh paparan pestisida bisa dikurangi. Disamping itu, penggunaan bahan organikjuga dapat mengembalikan kesuburan tanah, sebagai akibatnya tanah mampu dipakai untukproses budidaya pertanian berkelanjutan.
1.2Tujuan

Adapun konklusi merupakan sebagaiberikut :
1.untukmenjadi petunjuk teknis bagi pelaku utama serta keluarga dalam melakukan budidayaBuah Naga.
2.untukmerubah produksi Buah Naga menjadi optmal dan merubah pendapatan pelaku utamdan keluarganya sebagai lebih baik.

II.BUDIDAYABUAH NAGA

2.1 Syarat Tumbuh

Buah naga sepesies Hylocereus undatus, yaitubuah naga dengan daging putih akan tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 300mdpl, sedangkan butir naga spesies Hylocereus costaricensis, yaitu buahnaga menggunakan daging super merah (super red) tumbuh baik pada ketinggian0-100mdpl. Sementara itu butir daga spesies Selenicereus megalanthus,yaitu buah naga dengan kulit kuning, daging putih tanpa sisik, akan tumbuh baikpada wilayah dingin dengan ketinggian lebih berdasarkan 800 mdpl..
Tanaman butir naga lebih menyukai syarat keringdibandingkan dengan kondisi basah dengan curah hujan rendah yaitu 720 mm/tahun.buah naga masih dapat tumbuh pada curah hujan tinggi yaitu antara 1.000-1.300mm/tahun, akan namun rentang terjangkit penyakit busuk akar serta busuk batang.hal ini disebabkan flora buah naga nir tahan genangan air.
2.2Persiapan Lahan

Pemilihan lokasi budidaya butir naga perludiperhatikan, hal ini bertujuan buat memenuhi kondisi tumbuh yg optimal bagipertumbuhan butir naga. Pemilihan lokasi yg sempurna akan menjadi faktor pertamayang menentukan keberhasilan budidaya buah naga. Setelah memilih lokasibudidaya maka langkah selanjutnya merupakan melakukan pengukuran pH tanah untukmenentukan jumlah hadiah kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (dibawah 6,5). Pengukuran sanggup dilakukan menggunakan kertas lakmus, PH meter, ataucairan PH tester. Pengambilan titik sampel mampu dilakukan menggunakan cara zigzag.
Buah naga merupakan tanaman merambat sehingga dibuthkan tiang panjatan untukmenopang pertumbuhan btg dan cabangnya. Bentuk atau contoh tiang panjatandalam budidaya butir naga ada macam, yaitu bentuk tunggal serta bentuk kelompokatau pagar. Tiang panjatan wajib kuat dan bisa bertahan selama beberapa tahunkarena umur tanaman buah naga yg panjang.
ØTiang panjatan bentuktunggal
Tiang panjatan bentuk tunggal mampu memakai betonatau tiang panjatan hayati dari batang tanaman . Tiang panjatan ini digunakanuntuk menopang empat tanaman yg berproduksi menggunakan produktifitas homogen-rata 3kg per-tumbuhan. Para pembudidaya butir naga umumnya memakai tiang panjatanyang terbuat berdasarkan beton atau pipa PVC. Bentuk tiang panjatan sanggup persegi,bulat, segitiga atau bentuk yg lain sesuai dengan kesukaan pembudidaya. Untuktiang panjatan yg berbentuk persegi dibuat menggunakan ukuran 10 centimeter x 10 cm,bentuk bulat dibuat menggunakan diameter 10 centimeter, dan bentuk segitiga dibuat denganpanjang sisi 15 cm. Tinggi tiang panjatan antara 1,5-2 meter. Jika jarak tanambuah naga 2,5 m x dua m dan setiap tiang panjatan ditanami 4 tumbuhan maka untuklahan selua 1 ha dibutuhkan kurang lebih 2.000 tiang panjatan dan 8.000 bibit buahnaga.
Tiang panjatan ditancapkan ke pada tanah dengankedalaman kurang lebih 50 cm agar tiang berdiri kokoh dan kuat menyangga tanaman .pada ujung tiang bagian atas diberi besi melingkar dengan diameter 30-60 cmberbentuk seperti stir mobil. Besi melingkar ini berfungsi sebagai tempatmenopang cabang serta anak cabang tanaman butir naga.
ØTiang panjatan bentukkelompok (double rowing)
Berbeda menggunakan tiang panjatan tunggal, model tiangpanjatan double rowing mirip dengan tiang buat menjemur sandang. Artinya, bisamerambatkan lebih berdasarkan satu tumbuhan butir naga. Tiang panjatan gerombolan lebihhemat dalam porto pembuatannya serta lebih efisien karena sanggup merambatkan banyaktanaman buah naga. Namun, kelemahan bentuk tiang panjatan misalnya ini adalahperawatan yang sulit lantaran cabang tanaman sanggup saling terkait satu sama laindan kurang tahan terhadap beban tumbuhan yang terlalu berat.
Dua butir tiang dihubungkan dengan dawai tebal sebagaipenyangga batang tumbuhan buah naga menggunakan jarak antar tiang 4 meter. Tiangterbuat dari semen cor berukuran minimal 15 centimeter x 15 cm dan tinggi dua-2,5 meter,termasuk bagian yang terpendam di dalam tanah 50 centimeter. Tiang usahakan diberipenguat menurut besi supaya nir miring waktu menopang beratnya sulur flora buahnaga. Pada ujung tiang dipasang palang berdasarkan besi, melintang sepanjang 50-60 cmyang menyatu dengan tiang beton.

ØPengolahan Lahan DanPemupukan Dasar
Pada sistem panjatan tunggal, pengolahan tanah hanyadilakukan disekitar tiang panjatan saja. Buat lubang tanam dengan berukuran 40 cmx 40 centimeter dengan kedalaman 30 centimeter di sekitar tiang panjatan. Masukkan media tanamke pada lubang tanam yg terdiri menurut campuran tanah, pupuk sangkar, danpasir/sekam bakar menggunakan perbandingan 1:1:1 Pada sistem panjatan gerombolan (double rowing) pengolahan tanah dilakukan pada semua alur penanaman diantaradua tiang betong yang telah dipersiapkan. Alur dibuat sepanjang 4 m denganlebar galian 40-60 centimeter. Arah alur sinkron menggunakan arah kawat pengikat btg,yaitu diantara 2 tiang betong. Kemudian media tanam ditebar merata ke dalamalur yang telah dibuat. Komposisi media tanama yang dipakai pada satu aluradalah 20 kg tanah top soil, 20 kg pupuk sangkar, dan 20 kg sekam bakar. Adukbahan tersebut sampai merata lalu dimasukkan ke dalam lubang alur. Setelahsemua media dimasukkan ke pada alur kemudian dilakukan penyiraman dalam mediahingga basah.
2.4Pembibitan

Sebelummelakukan penyetekan harus dipiliha btg atau cabang tumbuhan yg baik,sehat, tua, dan telah pernah berbuah paling tidak tiga-4 kali. Keberhasilan stekditentukan sang calon btg yang digunakan. Batang yang pernah berbuahpertumbuhannya akan cepat, kokoh, serta mudah membangun tunas. Sedangkan batangatau cabang yg masih muda mengandung banyak air sehingga lebih rentanterserang penyakit. Pilihlah btg atau cabang yg tua, sehat, berwarna hijaugelap dengan ukuran panjang ideal minimal 30 centimeter. Batang atau cabang yangmemenuhi kriteria tersebut akan lebih cepat tumbuh dan mengeluarkan tunas baru.
Stek ditanampada polibag yg sudah diisi media dengan komposisi 1 tanah, 1 pupuk sangkar,serta 1 sekam bakar. Polybag diletakkan pada atas bedengan yg sudah disiapkandengan jarak 20 cm x 20 cm. Bedengan dibentuk dengan lebar 100 centimeter. Langkahselanjutnya tempat persemaian ditutup dengan plastik sungkup transparan denganditopang menggunakan bambu yang dipasang melengkung. Selama pembibitan kondisimedia harus dijaga agar nir kekeringan. Tunas baru
2.5Penanaman

Setelahtanah serta tiang panjatan dibuat, bibit yang telah siap harus segera ditanam dilahan. Penanaman harus dilakukan menggunakan hati-hati. Penanaman yang tidak benarakan menyebabkan bibit stress serta pertumbuhannya terhambat. Perhatikan padasaat penanaman media dalam polybag jangan hingga pecah karena akan membuatbibit kesuliatan beradaptasi dampak mengalami kerusakan akar. Selain itu,kedalaman penanaman idealnya 20% dari panjang bibit. Penanaman yg terlaludalam akan menciptakan bibit mudah terserang penyakit busuk batang.
Teknispenanaman sistem tiang panjat tunggal tidak sinkron dengan penanaman dalam sistemtiang panjat berkelompok. Pada penanaman sistem tiang panjatan tunggaldilakukan dengan jarak tanam 10 cm dari tiang panjatan. Keempat stek ditanammengelilingi tiang panjatan. Ikat keempat bibit tadi pada tiang panjatanmenggunakan tali yang lunak supaya bibit nir mudah jatuh. Lakukan pengikatandengan hati-hati, jangan terlalu bertenaga sehingga menyebabkan batang tanamanterluka. Batang tumbuhan yg terluka akan gampang terserang penyakit, terutamabusuk batang. Lakukan penyiraman setelah penanaman terselesaikan.
2.6 Pemeliharaan Tanaman BuahNaga

ØPengairan
Pada dasarnya flora butir naga nir membutuhkanirigasi spesifik. Umunya pengairan dilakukan menggunakan sistem tadah hujan. Olehkarena akarnya yang sangat lebat, sehingga buah naga tahan terhadap kekeringan.tetapi butir naga tetap memerlukan air yg relatif selama pertumbuhannya.kekurangan air selama fase vegetatif bisa menciptakan tanaman layu serta sulitbertunas.
ØPenyulaman tanaman
Penyulaman adalah aktivitas mengganti tumbuhan yangmati ditimbulkan lantaran agresi hama, penyakit, atau sebab lain. Tujuan berdasarkan penyulamanyaitu agar tanaman sanggup berproduksi optimal serta efisiensi huma tetap tinggi.penyulaman dilakukan dalam umur 7 hari sehabis tanam hingga flora berumur 2bulan.
ØPengikatan batang ataucabang
Pengikatan dilakukan setiap 20-25 cm ke tiangpanjatan. Tali pengikat bisa memakai tali rafia atau tali lunak lainnyadengan membangun angaka 8. Pengikatan jangan terlalu kencang supaya btg ataucabang nir terjepit yang dapat mengakibatkan luka atau bahkan patah. Selainitu tujuan pengikatan juga buat mempermudah akar udara menempel pada tiangpanjatan sehingga memperkokoh posisi tanaman .
ØPemupukan susulan
Oleh karena itu, perlu diberi pupuk susulan atau pupuktambahan. Pada budidaya butir naga menggunakan sistem organik pemberian pupuktambahan dilakukan memakai pupuk kandang atau bahan organik lain yg sudahdifermentasi. Dosis anugerah pupuk organik sebesar 2-5 gram/tanaman dalam fasevegetatif serta 5-10 gr/tumbuhan dalam fase generatif. Frekuensi pemberian pupukdilakukan dua bulan sekali. Pupuk diberikan menggunakan cara menggali lubangdisekitar tanaman , jangan terlalu dekat menggunakan batang lantaran bisa melukai akartanaman, lalu ditaburkan serta segera ditutup dengan tanah. Setelah semuapupuk ditutup dengan tanah, lakukan penyiraman agar pupuk mudah bereaksi danterserap oleh akar tanaman .
ØPemangkasan
Pemangkasan tumbuhan bertujuan buat memperoleh bentukyang baik sehingga menunjang pertumbuhan yg baik. Selain itu, pemangkasanjuga bertujuan buat membuang bagian flora yg nir produktif misalnya cabangyang kerdil atau kurus. Batang atau cabang yang tidak produktif akan menghambatpembentukan tunas baru dan butir lantaran berkompetisi dengan batang produktifdalam memperoleh hara.
ØSeleksibunga serta buah
Tanaman yang sudah mulai berbungan ditandai denganmunculnya bunga dalam cabang produktif. Biasanya akan muncul lebih berdasarkan satubunga. Oleh karena itu, seleksi bunga dilakukan saat bunga masih mini ,sehingga nutrisi nir digunakan buat perkembangan bunga yang dibuang. Pilih2-3 bunga yang paling besar , sehat, berwarna cerah, serta segar dalam setiapcabang produktif dengan jarak antar bunga kurang lebih 30 centimeter.
2.6Pengendalian Hama serta Penyakit

ØTungau (Tetranycus sp.)
Tungau ukuran sangat mini dengan bentuk menyerupailaba-laba dan bersifat polyfag, yaitu menyerang hampir segala jenis tumbuhan.serangga dewasa berukuran sekitar 1 mm serta aktif pada siang hari. Siklushidup tungau berkisar antara 14-15 hari. Tungau menyerang tumbuhan buah nagadengan cara menghisap cairan batang serta cabang. Akibatnya dipermukaan kulitbatang atau cabang flora yg terserang timbul bintik-bintik kuning ataucokelat. Serangan yang berat akan mengakibatkan flora butir naga tumbuh nir normal.
Pengendalian tungau sanggup dilakukan menggunakan penyemprotanpestisida nabati tiga-4 hari sekali, misalnya nimba, tagetes, eceng gondok, ataurumput bahari. Untuk memulihkan flora yg terserang tungau diberikan nutrisitanaman organik, baik melalui akar, dengan cara dikocor, maupun melalui tubuhtanaman, dengan cara disemprot.
ØKutu Kebul (Bemisia tabaci)
Salah satu hama primer dalam budidayabuah naga adalah kutu kebul. Imago serangga dewasa berukuran 1-1,5 mm, berwarnaputih, dan sayapnya ditutupi lapisan lilin yg bertepung. Serangga dewasabiasanya berkelompok pada permukaan bagian bawah cabang. Jika flora disentuhbiasanya serangga akan beterbangan seperti kabut atau kebul putih. Gejalaserangan kutu kebul dalam tumbuhan butir naga ditandai menggunakan adanya bercaknekrotik akibat rusaknya sel-sel serta jaringan flora pada btg atau cabangyang terserang. Ekskresi kutu kebul berupa madu yang adalah media tempattumbuhnya embun jelaga yang berwarna hitam. Hal ini menyebabkan prosesfotosintesis berlangsung tidak normal. Selain kerusakan eksklusif dalam flora,kutu kebul merupakan serangga yang sangat berbahaya karena berperan sebagaivektor penular virus tumbuhan. Kerugian akibat agresi kutu kebul dapatmencapai 20-100%. Hingga waktu ini, tercatat sebesar 60 jenis virus yangberpotensi ditularkan oleh kutu kebul.
Pengendalian hama kutu kebul dapatdilakukan secara kultur teknis, yaitu menggunakan menerapkan metode strip-plantingyaitu penerapan tumbuhan perangkap. Tanaman perangkap sanggup ditanam mengelilingiareal budidaya buah naga sehingga membentuk pagar yg kedap. Beberapa tanamanyang efektif digunakan menjadi perangkap kutu kebul antara lain, jagung, bungamatahai, kacang panjang, dan buncis. Selain penerapan strip planting,pengendalian gulma juga wajib dilakukan secara rutin. Gulma sangat berpotensisebagai inang kutu kebul.
ØBusuk Pangkal Batang
Penyakit busung pangkal btg biasanya menyerang padasaat awal penanaman. Gejala serangan ditandai dengan adanya pembusukan padapangkal btg sebagai akibatnya mengakibatkan batang berair serta berwarna kecokelatan.pada wilayah terjangkit masih ada bulu-bulu putih halus yang adalah miseliumcendawan. Penyakit ini disebabkan oleh agresi cendawan Sclerotium rolfsiiSacc. Serta lebih sering menyerang tanaman dalam waktu cuaca lembab.
Upaya pengendalian bisa dilakukan dengan pengaturandrainase serta kelembaban dalam ketika musim hujan. Penyemprotan flora menggunakanpestisida botani, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta bawang merah.bahan-bahan tadi direbus dan disemprotkan pada tanaman . Upaya lain yangbisa dilakukan adalah menggunakan pemanfaatan agensia hayati, misalnya Trichoderma sp. Serta Gliocldium sp.
ØBusuk Bakteri
Serangan penyakit ini desebabkan sang infeksi bakteriPseudomonas sp. Gejala flora yg terjangkit penyakit busuk bakteri ditandaidengan adanya pembusukan pada pangkal batang, masih ada lendir putih kekuninganpada wilayah serangan, dan tanaman tanpak kusan serta layu.
Pengendalian terhadap agresi bakteri ini dilakukandengan melakukan sanitasi kebun secara rutin, pemugaran drainase buat mencegahadanya genangan air, pencabutan flora terjangkit dan tanah disekitar titiktanam dibuang jauh menurut areal budidaya. Usahakan pembuangan tanah tersebutjangan hingga tercecer. Lubang bekas titik tanam ditaburi dengan kapur agar pHtanah lokal semakin tinggi. Penyemprotan tumbuhan memakai pestisida botani,seperti daun serai, bawang putih, kunyit, dan bawang merah. Bahan-bahantersebut direbus serta disemprotkan pada tanaman . Upaya lain yg mampu dilakukanadalah menggunakan pemanfaatan agensia biologi, misalnya Trichoderma sp. Serta Gliocldium sp.
2.7Panen

Ciri-Ciribuah naga siap panen :

Umur butir semenjak telah mencapai 50-55 hari setelahmuncul bunga; Warna kulit butir mengkilat dengan sisik berubah menurut hijaumenjadi kemerahan; Mahkota buah telah mengecil;Kedua pangkal buah keriput dankering; Bentuk buah bundar paripurna serta akbar dengan bobot diperkirakan 400-600g.

III.KESIMPULAN
Adapun kesimpilan adlah sebagi berikut ;
1.tanaman butir naga merupakan tanamnobat0obatan yg sangat baik dikonsusi tubuh, ketersediaanya masih terbatas danharganyanmasih tinggi.

2.budidaya flora buah naga tidak rumitdan dapt memberikan pendapatan yg lebih serta dapat menaikkan pendapatanpelaku utama.