PERENCANAAN KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN

Perencanaan Keuangan serta Pertumbuhan Perusahaan
Keberhasilan sebuah perusahaan bisa terlihat dari kemampuan para pengelola atau pihak manajemen perusahaan memanfaatkan peluang secara maksimal sehingga membentuk return (imbal output) sinkron yg dibutuhkan, itulah sebabnya tugas yg utama berdasarkan pengelola atau pihak manajemen perusahaan merupakan merencanakan masa depan perusahaan agar seluruh peluang atau kemungkinan yang diprediksi bisa diambil serta direalisasikan.

Pada dasarnya sebuah perencanaan tentang masa depan adalah perencanaan jangka panjang, itulah sebabnya diharapkan sebuah koordinasi yang padu tentang perencanaan jangka panjang berdasarkan aneka macam fungsi dalam perusahaan. Dalam hal perencanaan keuangan jangka panjang perusahaan dibutuhkan unsur-unsur dasar berdasarkan kebijakan keuangan perusahaan, membaginya sebagai 4 (empat) unsur yakni :
  1. Perusahaan membutuhkan investasi pada asset-aset baru : Unsur ini akan muncul dari peluang-peluang investasi yg dipilih buat dilaksanakan perusahaan dan adalah output berdasarkan keputusan penganggaran kapital perusahaan.
  2. Tingkat Leverage keuangan yang dipilih buat dipergunakan : Hal ini akan menentukan jumlah pinjaman yg akan dipakai sang perusahaan buat mendanai investasinya dalam asset riil. Hal ini adalah kebijakan struktur kapital perusahaan. 
  3. Jumlah kas yang dirasakan perusahaan perlu dan layak buat dibayarkan kepada pemegang saham: hal ini ada kebijakan dividen perusahaan. 
  4. Jumlah likuiditas serta modal kerja yg diharapkan perusahaan pada operasi sehari-hari: Ini adalah keputusan modal kerja bersih perusahaan. 
Jadi keputusan mengenai perencanaan keuangan perusahaan mengenai masa depan perusahaan tersebut akan mencakup ke-empat area ini yang dalam gilirannya akan mencakup peluang pertumbuhan perusahaan yang berimbas dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan baik melalui internal maupun eksternal yang akan memilih profitabilitas perusahaan tadi.

Adapun proses perencanaan keuangan adalah merupakan kegiatan perencanaan keuangan yg memperkirakan posisi serta syarat keuangan di masa depan, sehingga dalam menyusun rencana keuangan tadi dipergunakan serangkaian skenario yg merupakan perkiraan terhadap kemungkinan terjadinya kondisi di masa depan. Adapun serangkaian skenario masa depan tadi umumnya dibagi pada 3 (3) kondisi:
  1. Kondisi Terburuk ( Worst Condition) : Kondisi ini merupakan syarat yang diperkirakan terjadi waktu situasi perusahaan dan perekonomian sedang berada dalam situasi yang sulit sebagai akibatnya angka-angka yg digunakan dalam perencanaan merupakan angka-nomor yg pesimistis.
  2. Kondisi Normal (Normal Condition): Kondisi ini adalah kondisi dimana dianggap situasi perusahaan serta perekonomian yg biasa terjadi serta berjalan misalnya sebelumnya.
  3. Kondisi Terbaik ( Best Condition): Kondisi ini merupakan syarat waktu situasi perusahaan atau perekonomian sedang berada dalam situasi terbaiknya sebagai akibatnya angka –angka yg digunakan pada perencanaan adalah nomor –nomor yang optimistik.

Model Perencanaan Keuangan
Ketika sebuah perencanaan keuangan dibuat maka rencana tadi jua akan memasukkan laporan keuangan yakni neraca, laporan keuntungan-rugi menjadi bagian menurut perencanaan yang dibuat, adapun laporan keuangan ini diklaim jua laporan keuangan pro forma ( “pada bentuk”) . Jadi dalam hal ini laporan keuangan pro forma ini akan memasukkan serangkaian kemungkinan atau skenario yang terjadi pada masa depan, sehingga laporan keuangan pro forma merupakan hasil dari model perencanaan keuangan.

Andaikan seseorang memberikan data proyeksi penjualan yang telah diperkirakan maka contoh perencanaan keuangan akan menyediakan laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi yang didapatkan berdasarkan data proyeksi penjualan tersebut. Disini, data proyeksi penjualan yang telah diperkirakan tersebut menjadi “penggerak (driver)” yg artinya data proyeksi penjualan ini akan diberikan terlebih dahulu, kemudian data proyeksi laporan keuanganitu akan dihitung menurut atas data tersebut. 

Bisa saja, nomor proyeksi penjualan akan diberikan pada bentuk tingkat pertumbuhan pada penjualan, hal ini tidaklah menjadi duduk perkara karena perhitungan proyeksi penjualan akan diketahui sehabis diketahui tingkat pertumbuhannya. Sesudah dilakukan serangkaian skenario, maka yang teRp.enting disini bukanlah proyeksi penjualan wajib sempurna namun bagaimana interaksi atau keterkaitan antara investasi dan kebutuhan pendanaan pada aneka macam kemungkinan taraf penjualan bisa diketahui buat dipelajari agar bisa dilakukan keputusan-keputusan strategis serta berdampak jangka panjang.

Dalam hal investasi, disini akan diperkirakan proyeksi belanja kapital, serta akan terlihat pula disini proyeksi neraca melalui perubahan pada total asset tetap dan modal kerja higienis, sedangkan dalam hal keuangan (financing) akan bagaimana mencari dana yang diperlukan terhadap dana investasi yg diharapkan, akan ada masalah mengenai kebijakan deviden dan kebijakan utang agar perusahaan mendapatkan dana yg “siap” buat dipakai belanja kapital. 

Setelah data proyeksi penjualan dan perkiraan belanja kapital yg diharapkan diketahui maka akan terjadi ketidak-seimbangan dalam neraca, hal ini dikarenakan proyeksi total asset pasti lebih akbar menurut proyeksi sisi total pasiva. Karena itu diharapkan pendanaan baru buat menutupi semua proyeksi belanja modal, variable penyeimbang inilah yg dianggap “Plug” yang wajib dipilih, Penyeimbang ini adalah sumber berdasarkan pendanaan eksternal spesifik yg diharapkan untuk mengatasi kekuranagn (kelebihan) pada pendanaan sehingga dana bisa menjadi seimbang lagi seperti sebelumnya.

Tentu saja, yg terakhir dan jua sangat penting adalah dalam perencanaan tadi haruslah secara kentara menyatakan kondisi perekonomian suatu negara atau daerah kekuasaan politik dimana perusahaan tersebut berada, hal ini dikenal sebagai syarat makro-ekonomi suatu negara. Kondisi makro- ekonomian tadi antara lain mengenai inflasi, taraf suku bunga serta tarif pajak perusahaan.

Model Sederhana berdasarkan Perencanaan Keuangan
Adapun sebuah contoh dari model perencanaan keuangan sederhana menjadi berikut :
PT. Campur
Laporan Keuangan
Laporan Rugi Laba
Neraca
Penjualan

Rp.1000
Aset
Rp. 500
Hutang
Rp.250
Biaya

800


Modal Sendiri
Rp.250
Laba bersih
Rp.200
Total
Rp.500
Total
Rp.500

Perencanaan keuangan PT.campur berasumsi bahwa semua variabel terikat dalam penjualan serta interaksi yang sekarang merupakan optimal. Artinya semua item akan berkembang menggunakan persentase yg sama menggunakan penjualan. Misalkan penjualan meningkat 20 % berdasarkan Rp.1000 menjadi Rp.1200. Perencana pula akan meramalkan bahwa masih ada peningkatan biaya sebesar 20 persen, dari Rp. 800 menjadi Rp.800X1,dua=Rp.960. Laporan Pro forma akan menjadi:
Pro Forma
Laporan Laba Rugi
Penjualan
Rp. 1200
Biaya
960
Laba bersih
Rp.240
Asumsi bahwa semua variabel akan meningkat sebesar 20 %, membuat kita juga dapat membuat neraca pro forma.
Pro Forma Neraca
Aset
Rp.600(+100)

Hutang
Rp. 300(+50)



Modal Sendiri
300(+50)
Total
Rp.600(+100)

Total
Rp.600 (+100)

Sekarang kita harus merekonsiliasi ke 2 pro forma. Contohnya dapatkah Laba higienis sama menggunakan Rp.240 dan Modal Sendiri meningkat hanya Rp.50? Jawabannya merupakan bahwa PT.campur wajib membayar disparitas sebesar Rp.240-Rp.50=Rp.190,kemungkinan menjadi dividen. Dalam kasus ini dividen adalah plug variable.

Misalkan PT.campur tidak membayar Rp.190 tersebut. Dalam perkara ini, tambahan ke Laba ditahan merupakan sejumlah Rp.240. Pos Modal Sendiri PT.campur akan bertambah menjadi Rp.490(Rp.250 sebagai starting income+Rp.240 sebagai net income), serta hutang wajib dilunasi buat menjaga jumlah asset tetap Rp.600.

Dengan Rp.600 pada total Aset and Rp.490 pada Modal Sendiri, maka Hutang wajib Rp.600-Rp.490=Rp.190. Karena saldo awal Hutang merupakan Rp.250, maka PT.campur harus melunasi hutang sebanyak Rp.250-Rp.110=Rp.140. Maka neraca pro forma akan sebagai:
Pro Forma Neraca
Aset
$600(+100)

Hutang
$ 110(-140)



Modal Sendiri
490(+240)
Total
$600(+100)

Total
$600 (+100)
Dalam masalah ini, Hutang merupakan plug variable yang digunakan buat menyeimbangkan proyeksi total aset serta Kewajiban. Contoh ini menerangkan hubungan diantara pertumbuhan penjualan serta kebijakan keuangan. Ketika penjualan semakin tinggi, total aset jua meningkat. Hal ini terjadi lantaran perusahaan harus berinvestasi pada kapital kerja bersih (net working capital) serta Aset tetap (fixed asset) buat mendukung taraf penjualan yg lebih tinggi. Karena Aset berkembang, total Modal Sendiri dan Kewajiban (Hutang) pula akan berkembang.

Hal yg wajib kita perhatikan berdasarkan contoh di atas adalah cara Kewajiban (Hutang) dan Modal Sendiri berubah berubah bergantung dalam dalam kebijakan pendanaan dan kebijakan dividen perusahaan. Pertumbuhan asset dipengaruhi bagaimana perusahaan mendanai pertumbuhan tersebut.

Pendekatan Persentase Penjualan (The Percentage of PenjualanApproach)
Pada bagian sebelumnya, kita mendisikripsikan sebuah contoh perencanaan yang simple dimana persentase seluruh pos meningkat secara bersamaan dengan persentase penjualan.ini mungkin asumsi yang logis bagi beberapa pos atau akun dalam laporan keuangan. Tetapi buat pinjaman jangka panjang mungkin nir akan sesuai. Jumlah dari pinjaman jangka panjang itu dipengaruhi oleh pihak manajemen, dan tidak ada kaitannya menggunakan tingkat penjualan.

Pada bagian ini, akan dijelaskan tambahan atau ekspansi dari contoh sederhana yang sebelumnya. Prinsip dasarnya adalah buat memisahkan Laporan Rugi-Laba dan Neraca sebagai 2 kelompok, dimana yang satu langsung terkait penjualan serta yang satunya nir pribadi terkait. Jika suatu ramalan penjualan ditetapkan,maka akan dapat mengitung berapa banyak dana yang diperlukan perusahaan buat menopang prediksi taraf penjualan.

Laporan Laba Rugi (The Income Statement)
Dimulai membahas menggunakan memakai laporan Laba -Rugi milik PT.hale, seperti yg ditunjukan pada tabel 4.1. Disini masih menyederhanakan hal – hal berikut misalnya : biaya , penyusutan, dan bunga pada satu bentuk pos atau akun : porto.

PT.hale telah memproyeksikan 25% peningkatan dalam Penjualan buat tahun yg akan datang, jadi mengantisipasi penjualan sejumlah Rp.1000 x 1.25 = Rp.1250. Untuk membentuk pro forma laporan Rugi Laba, kita asumsikan bahwa total porto akan terus berjalan pada level (Rp.800/1000 )= 80% menurut penjualan. Dengan perkiraan ini, pro forma laoran Rugi Laba PT.hale ditampilkan pada tabel 4.2. Konsekwensi dari mengasumsikan bahwa biaya itu mempunyai persentase yang konstan dengan Penjualan merupakan profit margin itu akan konstan. Untuk memeriksanya,profit marginnya Rp.132/1000 = 13.2%. Di pro forma milik PT.hale, profit marginnya Rp.165/1250 = 13.dua%, jadi itu tidak berubah.

Selanjutnya, kita butuh memproyeksikan pembayaran dividen. Jumlahnya tergantung pihak manajemen PT.hale. Kita akan mengasumsikan PT.hale memiliki kebijakan buat membayar dividen secara tunai.

TABLE 
PT.hale
Laporan Laba Rugi
Penjualan
 Rp.          1,000
Biaya-biaya
 Rp.              800
Laba kena pajak
 Rp.              200
Pajak (34%)
 Rp.                68
Laba bersih
 Rp.              132
     Dividend
 Rp.                                44

     Tambahan Laba ditahan

 Rp.                                88


TABLE 
PT.hale
Laporan Laba Rugi Pro Forma
Penjualan(proyeksi)
 Rp.          1,250
Costs (80% menurut penjualan)
 Rp.          1,000
Laba kena pajak
 Rp.              250
Pajak (34%)
 Rp.                85
Laba bersih


 Rp.              165


Untuksebagian akbar dari tahun sekarang, dividendpayout ratio merupakan :
            Dividend payout ratio = CashDividens/Net Income
                                                = Rp.44/132 = 33 1/tigapersen
Kitajuga bisa menghitung ratio berdasarkan tambahan laba ditahan terhadap laba bersih :
            Tambahan Laba ditahan/Laba ditahan =Rp.88/132 = 66 2/tigapersen
Ratioini biasa dianggap menggunakan retention ratioatau plowback ratio, serta itu samadengan 1 dikurangi menggunakan dividend payoutratio, lantaran sisa yg nir dibayarkan sebagai  laba yang ditahan. Dengan asumsi bahwa payout ratio konstan, berikut adalah adalahproyeksi dividen serta tambahan pada Laba yang ditahan:
               Proyeksi dividen buat pemegangsaham= Rp.165X1/tiga= Rp.  55
                            Proyeksi tambahan  Laba yg ditahan  =Rp.165X2/tiga  =Rp.110

                                      Rp.165


Neraca ( The Neraca)
Untuk membuat pro forma Neraca, dimulai menggunakan statements yg paling baru. Dalam neracadi asumsikan bahwa beberapa pos atau akunnya dapat mensugesti penjualan dan juga ada yg tidak. Untuk pos atau akun yang memliki hubungan dengan penjualan, dinyatakan persentase penjualan pada tahun yang baru saja sudah selesai.ketika sebuah pos tersebut nir mempengaruhi penjualan secara pribadi, dituliskan “n/a” (not applicable).

Untuk model, pada bagian aset, maka persediaan sama menggunakan 60persen dari Penjualan(Rp.600/1000) buat akhir tahun. Kita asumsikan persentase diaplikasikan buat tahun yang akan tiba, jadi setiap peningkatan Rp.1,- pada penjualan, persaediaan akan naik sebanyak Rp..60. Ratio menurut total assets kepada penjualan buat akhir tahun adalah Rp.3000/1000 = tiga, atau 300%.

Ratio dari total assets pada penjualan itu dianggap sebagai capital intensity ratio.itu memberitahukan bahwa jumlah asset yg diperlukan buat menghasilkan Rp.1 dalam penjualan. Jadi meningkat ratio nya, semakin tinggi capital intensity pada suatu perusahaan.

Selanjutnya disusunlah neraca pro forma buat PT.hale. Lakukan menggunakan memakai persentase-persentase yg dihitung guna menghitung jumlah yang diproyeksikan. Perlu diperhatikan, buat pos-pos yang nir berkecimpung pribadi mengikuti penjualan, sumsi awalnya nir ada perubahan dan hanya menulis saldo aslinya. Dari neraca diatas bahwa aset diproyeksikan naik sebanyak Rp.750. Namun tanpa pendanaan tambahan, kewajiban serta ekuitas (modal sendiri) hanya mengalami kenaikan Rp.185 sehingga terjadi kekurangan sebesar Rp.750-185= Rp 565. Ini dianggap kebutuhan pendanaan eksternal (EFN= External Financing Needed)


SKENARIO KHUSUS (A PARTICULAR SCENARIO)
Model prencanaan finansial ini mengingatkan dalam humor mengenai warta cantik danberita tidak baik. Berita bagusnya, Perusahaan ternyata sanggup memproyeksikan kenaikan penjualan 25%. Berita buruknya merupakan hal itu tidak mungkin terjadi kecuali PT.hale entah dengan cara bagaimana harus mencari pembiayaan sebanyak Rp.565.

Selain itu, hal ini merupakan model yg mengagumkan bagaimana proses perencanaan bisa menyelesaikan kasus serta potensi konflik. Mengapa ? Jika kita lihat dalam PT.hale, misalkan perusahaan ini punya tujuan nir mau meminjam sedikitpun buat dana tambahan serta tidak mau menjual ekuitas baru, maka kenaikan 25% mungkin nir mampu dilakukan. Jika kita menambahkan Rp.565 sebagai pendanaan yang baru maka PT.hale memiliki tiga asal yg memungkinkan : Pinjaman jangka pendek, Pinjaman jangka panjang, dan Ekuitas baru. Jadi, ini tergantung menurut keputusan manajemen.

Misalnya PT.hale menetapkan buat meminjam dana yang butuhkan, dalam kasus ini perusahaan bisa menentukan buat meminjam sebagian pinjaman jangka panjang serta sebagian lagi pinjaman jangka pendek. Contohnya, aset lancar (current asset ) bertambah Rp.300 dimana current kewajiban (liabilities) hanya bertambah Rp.75. PT.hale pula dapat meminjam Rp.300-Rp.75=Rp.225 sebagai pinjaman jangka pendek. Dengan Rp.565 yang dibutuhkan maka residu Rp.565-Rp.225= Rp.340 sanggup didapatkan dengan pinjaman jangka panjang. Tabel 4.5 membuktikan pro forma neraca PT.hale.

SKENARIO ALTERNATIF (AN ALTERNATIVE SCENARIO )
Asumsi bahwa asset adalah presentase permanen berdasarkan penjualan merupakan sahih, tapi mungkin saja tidak cocok dalam beberapa syarat riil yang terjadi. Khususnya jika mengasumsikan PT.hale memakai 100 persen kapasitas karena setiap peningkatan pada penjualan mengarah pada peningkatan fixed assets. Bagi sebagian bisnis, mungkin akan terjadi sedikit kelonggaran atau kelebihan kapasitas, serta produksi mungkin mampu bertambah dengan menjalankan shift tambahan.

Jika kita mengasumsikan bahwa PT.hale beroperasi dalam 70% menurut holistik kapasitas, maka kebutuhan dana eksternal akan sedikit berbeda. Ketika dikatatakan “ 70 persen dari kapasitas”, hal ini bermaksud bahwa level penjualan waktu ini 70 % menurut keseluruhan kapasitas

Penjualan waktu ini: Rp.1000 = 70 X Kapasitas penuh

Penjualan dengan kapasitas penuh: Rp.1000/70 = Rp.1429

Ini memberitahukan bahwa penjualan naik hampir 43 persen menurut Rp.1000 menjadi Rp.1429 sebelum sedikitpun aset permanen dibutuhkan. 

Pada skenario sebelumnya, diasumsikan bahwa penambahan aset tetapRp.450 sangat dibutuhkan. Sedangkan pada skenario yg kini , nir terdapat aset tetap yg dibutuhkan lantaran penjualan hanya diproyeksikan hanya menjadi Rp.1250 yang mana kurang menurut Rp.1429 menjadi level kapasitas penuh. Hasilnya, perkiraan awal sebesar Rp.565 dalam dana eksternal dievaluasi terlalu tinggi. Kita berasumsi bahwa Rp.450 dalam aset tetap baru diharapkan. Padahal nir ada penggunaan menurut aset baru permanen diharapkan. Sehingga bila beroperasi pada 70 % kapasitas, maka hanya memerlukan Rp.115 (Rp.565-Rp.450) pada dana eksternal.

Pendanaan dan Pertumbuhan Eksterna (External Financing and Growth) 
Kebutuhan pendanaan eksternal dan pertumbuhan bekerjasama.semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan atau assets, maka semakin akbar jua pendanaan eksternal yg diperlukan. Bila pada bagian sebelumnya kita tinggal menentukan pendanaan eksternalnya saja, maka pada bagian ini kita akan mencari tahu hubungan antar kebijakan finansial serta kemampuan perusahaan untuk mendanai investasi baru serta pertumbuhannya. 

EFN serta Pertumbuhan (EFN and Growth)
Hal pertama yang wajib dilakukan adalah mengadakan interaksi antara EFN serta Growth. Untuk melakukannya kita akan menunjukan income statement singkat serta neraca menurut PT,HaLe pada table 4.6
PT,HaLe
Laporan Rugi Laba
Penjualan
 Rp.    500
Biaya
 Rp.    400
Laba kena pajak
 Rp.    100
Pajak (34%)
 Rp.      34
Laba bersih
 Rp.      66
Deviden
 Rp.      22
Tambahan Laba ditahan
 Rp.      44

PT.hale
Neraca
Asset
Kewajiban
Rp.
Percentage of Sales
Rp.
Percentage of Sales
Aset lancar
200
40persen
Total Hutang
250
n/a
Aktiva Tetap bersih
300
60persen
Modal Sendiri
250
n/a
Total Asset
500
100%
Total Kewajiban and Modal Sendiri
500
n/a


PT.hale memperkirakan level penjualan tahun depan sebanyak Rp. 600, semakin tinggi Rp. 100. Diketahui bahwa persentase kenaikan penjualan sebesar 20% maka pada tabel 4.7 mengilustrasikan dengan tingkat pertumbuhan 20%, PT.hale membutuhkan penambahan Rp.100 pada asset baru (dipercaya kapasitas penuh). Proyeksi penambahan dalam laba yg ditahan merupakan Rp. 52.8, maka EFN nya adalah Rp.100 - 52.8 = Rp.47.2
PT.hale

Pro-Forma Income Statement

Penjualan(projected)
 Rp.         600.0

Biaya (80% of Sales)
 Rp.         480.0

Laba kena pajak
 Rp.         120.0

Pajak(34%)
 Rp.           40.8

Laba bersih
 Rp.           79.dua

Devidend
 Rp.         26.4

Tambahan Laba yg ditahan
 Rp.         52.8





Neraca PT HaLe
Aset
Liabilities
Rp.
Persentase Penjualan
Rp.
Percentage Penjualan
Aset Lancar
240
40persen
Total Hutang
250
n/a
Aktiva tetap bersih
360
60persen
Modal Sendiri
302.8
n/a
Total Asset
600
100%
Total hutang and Modal Sendiri
552.8
n/a
EFN (Kebutuhan pendanaan menurut luar)
47.2
n/a
Tabel pada atas memperlihatkan EFN berdasarkan taraf pertumbuhan yang tidak selaras. Proyeksi tambahan ke Laba yang ditahan dan proyeksi ratio Hutang serta Modal Sendiri buat setiap scenario jua masih ada di tabel. Dalam menentukan rasio Hutang dan Modal Sendiri, diasumsikan bahwa dana yang dibutuhkan adalah pinjaman, serta juga berasumsi bahwa dana surplus dipakai buat melunasi hutang. Lalu untuk pertumbuhan nol, utang berkurang sebanyak Rp.44 menurut Rp.250 sebagai Rp.206.. Pertambahan asset yang dibutuhkan sama menggunakan aset asli sebesar Rp.500 dikalikan dengan taraf pertumbuhan. Tambahan ke retained earning sama dengan Rp.44 ditambah menggunakan Rp.44 dikali taraf pertumbuhan.

Untuk tingkat pertumbuhan yang nisbi rendah, PT.hale akan menjalankan surplus dan rasio Hutang dan Modal Sendirinya akan menurun. Namun taraf pertumbuhan meningkat sampai 10 %, surplus menjadi berubah defisit. Lebih lanjut, saat taraf pertumbuhan melebihi 20 persen, rasio Hutang serta Modal Sendirinya akan melewati nilai 1,0.

Kebijakan keuangan serta pertumbuhan
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, sudah dinyatakan bahwa terdapat sebuah interaksi langsung antara pertumbuhan serta pembiayaan eksternal. Dalam bagian ini, dua taraf pertumbuhan yg khususnya yg berguna dalam perencanaan jeda jauh.

Tingkat pertumbuhan internal, Tingkat Pertumbuhan pertama merupakan pertumbuhan maksimum yang dapatdiraih menggunakan tidak terdapat pembiayaan eksternal apapun. Diklaim taraf pertumbuhan internal karena ini adalah taraf perusahaan dapat mempertahankan menggunakan mengandalkan pembiayaan internal. Dalam gambar 4.1, taraf pertumbuhan internal ini diwakili sang titik mana dua garis bertemu..pada titik ini. Peningkatan penambahan aset yang diperlukan pada aset merupakan persis sama menggunakan penambahan buat dipertahankan penghasilan, serta kebutuhan pertumbuhan external ( external financing needed) merupakan nol. Hal ini terjadi saat pertumbuhan angka ini sedikit kurang berdasarkan 10 persen. Menggunakan sedikit perhitungan matematis, maka dapat didefinisikan tingkat pertumbuhan ini t =

Tingkat Pertumbuhan Internal (Internal Growth Rate) = (ROA x b)/1-ROA x b

di sini, ROA merupakan keuntungan atas aset (Return on Aset), serta b adalah ratio retensi, rasio yang melihat dana ditanamkan balik ke perusahaan.

Untuk perusahaan PT.halelaba bersihnya sebanyak Rp. 66 and total asetnya adalah Rp.500, Sehingga ROA merupakan Rp.66/Rp.500= 13.dua%. Dari Laba higienis sebesar Rp.66, Rp.44 adalah bagian laba yg ditanamkan pulang ke perusahaan, jadi plowback ratio merupakan Rp.44/Rp.66= dua/3. Dengan hasil ini, dapat menghitung Tingkat Pertumbuhan Internal (Internal Growth Rate):

Tingkat Pertumbuhan Internal (Internal Growth Rate): (ROA x b)/ 1- ROA x b

0.132x(2/tiga)/ 1- .132x (2/3) = 9.65 %

Dengan demikian, perusahaan PT.hale bisa memperluas atau ekspansi di taraf maximun 9.65 % per tahun tanpa pengeluaran pembiayaan external.

Tingkat Pertumbuhan yang sustain (Sustainable Growth Rate), Jika perusahaan PT.hale berharap buat berkembang lebih cepat dari 9,65% pertahun, maka pembiayaan eksternal wajib diatur atau diadakan. Pembahasan mengenai Tingkat Pertumbuhan yg sustain (Sustainable Growth Rate) adalah taraf pertumbuhan aporisma oleh sebuah perusahaan dengan nir terdapat pembiayaan menurut ekuitas (Modal Sendiri) tapi tetap mempertahankan rasio utang-ekuitas tersebut sama.

Untuk Tingkat Pertumbuhan yg sustain (Sustainable Growth Rate ) perushaan PT.hale adalah kira-kira 20 % karena rasio utang-ekuitas dekat 1.0 dalam tingkat pertumbuhan tadi.

Tingkat Pertumbuhan yg sustain (Sustainable Growth Rate): ( ROE x b)/ 1 – ROE x b

Perhitungan ini identik dengan tingkat pertumbuhan interna, kecuali rasio profitabilitas yang digunakan merupakan ROE bukan ROA.L 

Untuk perusahaan PT.hale, Laba bersihnya adalah Rp.66 serta totl ekuitasnya Rp.250, dengan demikian ROEnya Rp.66/Rp.250 = 26.4 %, sedangkan Plowback rationnya merupakan, b, tetap dua/3, jadi Tingkat Pertumbuhan yg sustain (Sustainable Growth Rate) menjadi berikut :

Tingkat Pertumbuhan yang sustain (Sustainable Growth Rate ) : ROE x b/ 1-ROExb

0.264x (2/tiga)/ 0.264x (dua/tiga) : 21,36persen

Dengan demikian, perusahaan PT.hale dapat memperluas usahanya atau perluasan dalam taraf maximal sebanyak 21.36 % pertahun tanpa pembiayaan ekuitas dari pihak eksternal.

Determinan berdasarkan Pertumbuhan (Determinants of Growth) 
Diketahui bahwa ROE ( Return on Equity) sanggup disusun berdasarkan aneka macam komponen menggunakan persamaan Du Pont Karena ROE sangat menonjol dalam memilih tingkat pertumbuhan yg berkelanjutan, jelas bahwa factor penting yang menentukan ROE pula penting menentukan pertumbuhan

ROE = Profit margin X Total Asset turnover X Modal Sendiri Multiplier

Disini dapat melihat, apapun yang menambah ROE akan menambah tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan dengan cara menciptakan pembilang semakin akbar dan penyebut semakin mini . Meningkatkan plowback ratio jua akan menyebabkan imbas yang sama. Jikalau semuanya disatukan bisa diketahui bahwa kemampuan perusahaan menopang pertumbuhan menurut 4 faktor ini dia :

  1. Profit Margin : Penambahan profit margin akan menaikkan kemampuan perusahaan untuk membuat dana secara internal dan menaikkan pertumbuhan yang sustain atau dipertahankan.
  2. Devidend Policy : Pengurangan persentase laba bersih yg dibayarkan buat deviden akan menaikkan retention ratio. Hal ini akan membentuk ekuitas secara internal serta menaikkan pertumbuhan sustain atau dipertahankan.
  3. Financial Policy : Peningkatan dalam Hutang-Modal Sendiri ratio akan menaikkan leverage keuangan perusahaan. Lantaran ini membuka peluang tambahan hutang, maka tentu saja tingkat pertumbuhan yang sustain pula akan semakin tinggi.
  4. Total Asset Turnover : Peningkatan dalam total asset turnover perusahaan akan mempertinggi penjualan dihasilkan buat setiap rupiah aset. Ini akan mengurangi kebutuhan perusahaan akan aset baru sebagai akibatnya ada pertumbuhan penjualan dan bagaimanapun akan menaikkan taraf pertumbuhan yang sustain. Ingat, bahwa peningkatan total asset turnover sama saja mengurangi intensitas kapital

PERENCANAAN KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN

Perencanaan Keuangan serta Pertumbuhan Perusahaan
Keberhasilan sebuah perusahaan dapat terlihat dari kemampuan para pengelola atau pihak manajemen perusahaan memanfaatkan peluang secara aporisma sebagai akibatnya membentuk return (imbal hasil) sinkron yg dibutuhkan, itulah sebabnya tugas yg primer dari pengelola atau pihak manajemen perusahaan merupakan merencanakan masa depan perusahaan supaya seluruh peluang atau kemungkinan yg diprediksi bisa diambil dan direalisasikan.

Pada dasarnya sebuah perencanaan mengenai masa depan adalah perencanaan jangka panjang, itulah sebabnya diharapkan sebuah koordinasi yg padu tentang perencanaan jangka panjang menurut banyak sekali fungsi dalam perusahaan. Dalam hal perencanaan keuangan jangka panjang perusahaan diperlukan unsur-unsur dasar berdasarkan kebijakan keuangan perusahaan, membaginya sebagai 4 (empat) unsur yakni :
  1. Perusahaan membutuhkan investasi dalam asset-aset baru : Unsur ini akan muncul dari peluang-peluang investasi yang dipilih buat dilaksanakan perusahaan dan merupakan output dari keputusan penganggaran modal perusahaan.
  2. Tingkat Leverage keuangan yang dipilih buat digunakan : Hal ini akan memilih jumlah pinjaman yg akan dipakai sang perusahaan buat mendanai investasinya dalam asset riil. Hal ini adalah kebijakan struktur kapital perusahaan. 
  3. Jumlah kas yg dirasakan perusahaan perlu dan layak buat dibayarkan kepada pemegang saham: hal ini ada kebijakan dividen perusahaan. 
  4. Jumlah likuiditas serta kapital kerja yang diperlukan perusahaan dalam operasi sehari-hari: Ini merupakan keputusan kapital kerja bersih perusahaan. 
Jadi keputusan tentang perencanaan keuangan perusahaan mengenai masa depan perusahaan tersebut akan mencakup ke-empat area ini yang pada gilirannya akan meliputi peluang pertumbuhan perusahaan yang berimbas dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan baik melalui internal juga eksternal yg akan menentukan profitabilitas perusahaan tersebut.

Adapun proses perencanaan keuangan adalah adalah kegiatan perencanaan keuangan yang memperkirakan posisi serta kondisi keuangan di masa depan, sehingga dalam menyusun planning keuangan tersebut dipergunakan serangkaian skenario yang adalah perkiraan terhadap kemungkinan terjadinya syarat di masa depan. Adapun serangkaian skenario masa depan tersebut umumnya dibagi dalam tiga (3) kondisi:
  1. Kondisi Terburuk ( Worst Condition) : Kondisi ini adalah kondisi yg diperkirakan terjadi ketika situasi perusahaan serta perekonomian sedang berada dalam situasi yang sulit sebagai akibatnya nomor -angka yg digunakan pada perencanaan merupakan nomor -nomor yang pesimistis.
  2. Kondisi Normal (Normal Condition): Kondisi ini merupakan kondisi dimana dipercaya situasi perusahaan dan perekonomian yg biasa terjadi dan berjalan seperti sebelumnya.
  3. Kondisi Terbaik ( Best Condition): Kondisi ini merupakan kondisi ketika situasi perusahaan atau perekonomian sedang berada pada situasi terbaiknya sehingga angka –angka yang digunakan pada perencanaan merupakan angka –angka yang optimistik.

Model Perencanaan Keuangan
Ketika sebuah perencanaan keuangan dibentuk maka rencana tersebut juga akan memasukkan laporan keuangan yakni neraca, laporan keuntungan-rugi menjadi bagian berdasarkan perencanaan yg dibentuk, adapun laporan keuangan ini diklaim juga laporan keuangan pro forma ( “pada bentuk”) . Jadi dalam hal ini laporan keuangan pro forma ini akan memasukkan serangkaian kemungkinan atau skenario yang terjadi pada masa depan, sebagai akibatnya laporan keuangan pro forma adalah output berdasarkan contoh perencanaan keuangan.

Andaikan seorang memberikan data proyeksi penjualan yang sudah diperkirakan maka model perencanaan keuangan akan menyediakan laporan keuangan berupa neraca serta keuntungan rugi yg dihasilkan menurut data proyeksi penjualan tersebut. Disini, data proyeksi penjualan yg sudah diperkirakan tadi menjadi “penggerak (driver)” yang ialah data proyeksi penjualan ini akan diberikan terlebih dahulu, kemudian data proyeksi laporan keuanganitu akan dihitung dari atas data tadi. 

Bisa saja, nomor proyeksi penjualan akan diberikan pada bentuk tingkat pertumbuhan pada penjualan, hal ini tidaklah menjadi duduk perkara lantaran perhitungan proyeksi penjualan akan diketahui selesainya diketahui taraf pertumbuhannya. Sesudah dilakukan serangkaian skenario, maka yang teRp.enting disini bukanlah proyeksi penjualan harus tepat namun bagaimana interaksi atau keterkaitan antara investasi dan kebutuhan pendanaan dalam banyak sekali kemungkinan tingkat penjualan dapat diketahui buat dipelajari supaya bisa dilakukan keputusan-keputusan strategis serta berdampak jangka panjang.

Dalam hal investasi, disini akan diperkirakan proyeksi belanja kapital, serta akan terlihat pula disini proyeksi neraca melalui perubahan dalam total asset permanen dan modal kerja bersih, sedangkan pada hal keuangan (financing) akan bagaimana mencari dana yg dibutuhkan terhadap dana investasi yg dibutuhkan, akan ada problem mengenai kebijakan deviden serta kebijakan utang supaya perusahaan menerima dana yang “siap” buat dipakai belanja modal. 

Setelah data proyeksi penjualan dan perkiraan belanja modal yg diharapkan diketahui maka akan terjadi ketidak-seimbangan dalam neraca, hal ini dikarenakan proyeksi total asset niscaya lebih besar dari proyeksi sisi total pasiva. Lantaran itu diperlukan pendanaan baru buat menutupi semua proyeksi belanja kapital, variable penyeimbang inilah yg disebut “Plug” yg wajib dipilih, Penyeimbang ini merupakan asal berdasarkan pendanaan eksternal khusus yg diharapkan buat mengatasi kekuranagn (kelebihan) dalam pendanaan sehingga dana bisa sebagai seimbang lagi misalnya sebelumnya.

Tentu saja, yang terakhir serta juga sangat krusial adalah pada perencanaan tersebut haruslah secara kentara menyatakan kondisi perekonomian suatu negara atau wilayah kekuasaan politik dimana perusahaan tersebut berada, hal ini dikenal sebagai kondisi makro-ekonomi suatu negara. Kondisi makro- ekonomian tersebut diantaranya tentang inflasi, tingkat suku bunga dan tarif pajak perusahaan.

Model Sederhana menurut Perencanaan Keuangan
Adapun sebuah contoh dari contoh perencanaan keuangan sederhana sebagai berikut :
PT. Campur
Laporan Keuangan
Laporan Rugi Laba
Neraca
Penjualan

Rp.1000
Aset
Rp. 500
Hutang
Rp.250
Biaya

800


Modal Sendiri
Rp.250
Laba bersih
Rp.200
Total
Rp.500
Total
Rp.500

Perencanaan keuangan PT.campur berasumsi bahwa seluruh variabel terikat dalam penjualan serta hubungan yg kini merupakan optimal. Artinya semua item akan berkembang dengan persentase yang sama dengan penjualan. Misalkan penjualan meningkat 20 persen dari Rp.1000 sebagai Rp.1200. Perencana pula akan meramalkan bahwa terdapat peningkatan porto sebesar 20 %, berdasarkan Rp. 800 menjadi Rp.800X1,2=Rp.960. Laporan Pro forma akan menjadi:
Pro Forma
Laporan Laba Rugi
Penjualan
Rp. 1200
Biaya
960
Laba bersih
Rp.240
Asumsi bahwa semua variabel akan semakin tinggi sebanyak 20 persen, membuat kita juga dapat membuat neraca pro forma.
Pro Forma Neraca
Aset
Rp.600(+100)

Hutang
Rp. 300(+50)



Modal Sendiri
300(+50)
Total
Rp.600(+100)

Total
Rp.600 (+100)

Sekarang kita wajib merekonsiliasi ke 2 pro forma. Contohnya dapatkah Laba higienis sama dengan Rp.240 dan Modal Sendiri meningkat hanya Rp.50? Jawabannya merupakan bahwa PT.campur wajib membayar perbedaan sebanyak Rp.240-Rp.50=Rp.190,kemungkinan menjadi dividen. Dalam kasus ini dividen adalah plug variable.

Misalkan PT.campur nir membayar Rp.190 tersebut. Dalam kasus ini, tambahan ke Laba ditahan adalah sejumlah Rp.240. Pos Modal Sendiri PT.campur akan bertambah sebagai Rp.490(Rp.250 sebagai starting income+Rp.240 sebagai net income), serta hutang wajib dilunasi untuk menjaga jumlah asset permanen Rp.600.

Dengan Rp.600 pada total Aset and Rp.490 pada Modal Sendiri, maka Hutang harus Rp.600-Rp.490=Rp.190. Lantaran saldo awal Hutang adalah Rp.250, maka PT.campur wajib melunasi hutang sebanyak Rp.250-Rp.110=Rp.140. Maka neraca pro forma akan sebagai:
Pro Forma Neraca
Aset
$600(+100)

Hutang
$ 110(-140)



Modal Sendiri
490(+240)
Total
$600(+100)

Total
$600 (+100)
Dalam kasus ini, Hutang merupakan plug variable yg dipakai buat menyeimbangkan proyeksi total aset dan Kewajiban. Contoh ini memperlihatkan interaksi diantara pertumbuhan penjualan dan kebijakan keuangan. Ketika penjualan meningkat, total aset pula semakin tinggi. Hal ini terjadi lantaran perusahaan harus berinvestasi dalam kapital kerja bersih (net working capital) dan Aset permanen (fixed asset) buat mendukung tingkat penjualan yg lebih tinggi. Karena Aset berkembang, total Modal Sendiri serta Kewajiban (Hutang) pula akan berkembang.

Hal yg harus kita perhatikan dari contoh di atas adalah cara Kewajiban (Hutang) dan Modal Sendiri berubah berubah bergantung pada dalam kebijakan pendanaan serta kebijakan dividen perusahaan. Pertumbuhan asset dipengaruhi bagaimana perusahaan mendanai pertumbuhan tersebut.

Pendekatan Persentase Penjualan (The Percentage of PenjualanApproach)
Pada bagian sebelumnya, kita mendisikripsikan sebuah model perencanaan yang simple dimana persentase semua pos meningkat secara bersamaan menggunakan persentase penjualan.ini mungkin perkiraan yang logis bagi beberapa pos atau akun pada laporan keuangan. Tetapi buat pinjaman jangka panjang mungkin nir akan sesuai. Jumlah dari pinjaman jangka panjang itu dipengaruhi sang pihak manajemen, dan tidak ada kaitannya menggunakan tingkat penjualan.

Pada bagian ini, akan dijelaskan tambahan atau ekspansi menurut contoh sederhana yg sebelumnya. Prinsip dasarnya adalah buat memisahkan Laporan Rugi-Laba serta Neraca menjadi 2 grup, dimana yang satu langsung terkait penjualan dan yg satunya tidak langsung terkait. Apabila suatu ramalan penjualan ditetapkan,maka akan dapat mengitung berapa banyak dana yg diharapkan perusahaan buat menopang prediksi taraf penjualan.

Laporan Laba Rugi (The Income Statement)
Dimulai membahas menggunakan memakai laporan Laba -Rugi milik PT.hale, misalnya yg ditunjukan dalam tabel 4.1. Disini masih menyederhanakan hal – hal berikut misalnya : biaya , penyusutan, dan bunga pada satu bentuk pos atau akun : biaya .

PT.hale sudah memproyeksikan 25% peningkatan dalam Penjualan buat tahun yg akan tiba, jadi mengantisipasi penjualan sejumlah Rp.1000 x 1.25 = Rp.1250. Untuk membentuk pro forma laporan Rugi Laba, kita asumsikan bahwa total biaya akan terus berjalan dalam level (Rp.800/1000 )= 80% menurut penjualan. Dengan asumsi ini, pro forma laoran Rugi Laba PT.hale ditampilkan pada tabel 4.dua. Konsekwensi berdasarkan mengasumsikan bahwa biaya itu memiliki persentase yg konstan dengan Penjualan merupakan profit margin itu akan konstan. Untuk memeriksanya,profit marginnya Rp.132/1000 = 13.2%. Di pro forma milik PT.hale, profit marginnya Rp.165/1250 = 13.2%, jadi itu nir berubah.

Selanjutnya, kita butuh memproyeksikan pembayaran dividen. Jumlahnya tergantung pihak manajemen PT.hale. Kita akan mengasumsikan PT.hale mempunyai kebijakan buat membayar dividen secara tunai.

TABLE 
PT.hale
Laporan Laba Rugi
Penjualan
 Rp.          1,000
Biaya-biaya
 Rp.              800
Laba kena pajak
 Rp.              200
Pajak (34%)
 Rp.                68
Laba bersih
 Rp.              132
     Dividend
 Rp.                                44

     Tambahan Laba ditahan

 Rp.                                88


TABLE 
PT.hale
Laporan Laba Rugi Pro Forma
Penjualan(proyeksi)
 Rp.          1,250
Costs (80% dari penjualan)
 Rp.          1,000
Laba kena pajak
 Rp.              250
Pajak (34%)
 Rp.                85
Laba bersih


 Rp.              165


Untuksebagian besar dari tahun sekarang, dividendpayout ratio adalah :
            Dividend payout ratio = CashDividens/Net Income
                                                = Rp.44/132 = 33 1/3persen
Kitajuga dapat menghitung ratio menurut tambahan keuntungan ditahan terhadap laba bersih :
            Tambahan Laba ditahan/Laba ditahan =Rp.88/132 = 66 2/tiga%
Ratioini biasa disebut dengan retention ratioatau plowback ratio, dan itu samadengan 1 dikurangi menggunakan dividend payoutratio, lantaran residu yg tidak dibayarkan sebagai  keuntungan yg ditahan. Dengan perkiraan bahwa payout ratio kontinu, ini dia adalahproyeksi dividen serta tambahan dalam Laba yg ditahan:
               Proyeksi dividen untuk pemegangsaham= Rp.165X1/3= Rp.  55
                            Proyeksi tambahan  Laba yg ditahan  =Rp.165X2/tiga  =Rp.110

                                      Rp.165


Neraca ( The Neraca)
Untuk membuat pro forma Neraca, dimulai dengan statements yang paling baru. Dalam neracadi asumsikan bahwa beberapa pos atau akunnya bisa mensugesti penjualan dan pula terdapat yg nir. Untuk pos atau akun yang memliki interaksi menggunakan penjualan, dinyatakan persentase penjualan pada tahun yg baru saja telah selesai.ketika sebuah pos tadi tidak mensugesti penjualan secara eksklusif, dituliskan “n/a” (not applicable).

Untuk contoh, pada bagian aset, maka persediaan sama menggunakan 60persen berdasarkan Penjualan(Rp.600/1000) buat akhir tahun. Kita asumsikan persentase diaplikasikan buat tahun yang akan datang, jadi setiap peningkatan Rp.1,- dalam penjualan, persaediaan akan naik sebanyak Rp..60. Ratio dari total assets kepada penjualan buat akhir tahun merupakan Rp.3000/1000 = tiga, atau 300%.

Ratio berdasarkan total assets pada penjualan itu diklaim sebagai capital intensity ratio.itu memberitahukan bahwa jumlah asset yg dibutuhkan untuk membentuk Rp.1 pada penjualan. Jadi meningkat ratio nya, meningkat capital intensity pada suatu perusahaan.

Selanjutnya disusunlah neraca pro forma buat PT.hale. Lakukan menggunakan memakai persentase-persentase yg dihitung guna menghitung jumlah yg diproyeksikan. Perlu diperhatikan, buat pos-pos yang nir berkecimpung eksklusif mengikuti penjualan, sumsi awalnya nir ada perubahan dan hanya menulis saldo aslinya. Dari neraca diatas bahwa aset diproyeksikan naik sebanyak Rp.750. Tetapi tanpa pendanaan tambahan, kewajiban serta ekuitas (kapital sendiri) hanya mengalami kenaikan Rp.185 sebagai akibatnya terjadi kekurangan sebanyak Rp.750-185= Rp 565. Ini diklaim kebutuhan pendanaan eksternal (EFN= External Financing Needed)


SKENARIO KHUSUS (A PARTICULAR SCENARIO)
Model prencanaan finansial ini mengingatkan pada humor mengenai liputan mengagumkan danberita jelek. Berita bagusnya, Perusahaan ternyata mampu memproyeksikan kenaikan penjualan 25%. Berita buruknya adalah hal itu tidak mungkin terjadi kecuali PT.hale entah menggunakan cara bagaimana harus mencari pembiayaan sebanyak Rp.565.

Selain itu, hal ini adalah model yang indah bagaimana proses perencanaan bisa menyelesaikan kasus serta potensi perseteruan. Mengapa ? Kalau kita lihat dalam PT.hale, misalkan perusahaan ini punya tujuan nir mau meminjam sedikitpun buat dana tambahan serta nir mau menjual ekuitas baru, maka kenaikan 25% mungkin nir bisa dilakukan. Bila kita menambahkan Rp.565 menjadi pendanaan yang baru maka PT.hale memiliki tiga sumber yang memungkinkan : Pinjaman jangka pendek, Pinjaman jangka panjang, serta Ekuitas baru. Jadi, ini tergantung berdasarkan keputusan manajemen.

Misalnya PT.hale menetapkan buat meminjam dana yang butuhkan, dalam perkara ini perusahaan dapat menentukan buat meminjam sebagian pinjaman jangka panjang serta sebagian lagi pinjaman jangka pendek. Contohnya, aset lancar (current asset ) bertambah Rp.300 dimana current kewajiban (liabilities) hanya bertambah Rp.75. PT.hale jua dapat meminjam Rp.300-Rp.75=Rp.225 menjadi pinjaman jangka pendek. Dengan Rp.565 yang diperlukan maka residu Rp.565-Rp.225= Rp.340 sanggup dihasilkan dengan pinjaman jangka panjang. Tabel 4.5 membuktikan pro forma neraca PT.hale.

SKENARIO ALTERNATIF (AN ALTERNATIVE SCENARIO )
Asumsi bahwa asset adalah presentase tetap dari penjualan adalah sahih, tapi mungkin saja tidak cocok dalam beberapa kondisi riil yang terjadi. Khususnya jika mengasumsikan PT.hale menggunakan 100 % kapasitas lantaran setiap peningkatan pada penjualan mengarah dalam peningkatan fixed assets. Bagi sebagian usaha, mungkin akan terjadi sedikit kelonggaran atau kelebihan kapasitas, serta produksi mungkin bisa bertambah menggunakan menjalankan shift tambahan.

Jika kita mengasumsikan bahwa PT.hale beroperasi dalam 70% berdasarkan keseluruhan kapasitas, maka kebutuhan dana eksternal akan sedikit tidak selaras. Ketika dikatatakan “ 70 persen berdasarkan kapasitas”, hal ini bermaksud bahwa level penjualan ketika ini 70 % dari holistik kapasitas

Penjualan waktu ini: Rp.1000 = 70 X Kapasitas penuh

Penjualan dengan kapasitas penuh: Rp.1000/70 = Rp.1429

Ini memberitahukan bahwa penjualan naik hampir 43 persen menurut Rp.1000 sebagai Rp.1429 sebelum sedikitpun aset permanen diperlukan. 

Pada skenario sebelumnya, diasumsikan bahwa penambahan aset tetapRp.450 sangat dibutuhkan. Sedangkan pada skenario yg sekarang, nir terdapat aset permanen yang diperlukan lantaran penjualan hanya diproyeksikan hanya sebagai Rp.1250 yg mana kurang dari Rp.1429 sebagai level kapasitas penuh. Hasilnya, perkiraan awal sebesar Rp.565 pada dana eksternal dinilai terlalu tinggi. Kita berasumsi bahwa Rp.450 pada aset tetap baru diharapkan. Padahal nir ada penggunaan dari aset baru tetap diperlukan. Sehingga jika beroperasi pada 70 persen kapasitas, maka hanya memerlukan Rp.115 (Rp.565-Rp.450) pada dana eksternal.

Pendanaan dan Pertumbuhan Eksterna (External Financing and Growth) 
Kebutuhan pendanaan eksternal serta pertumbuhan berafiliasi.semakin tinggi taraf pertumbuhan penjualan atau assets, maka semakin akbar juga pendanaan eksternal yg diperlukan. Jika pada bagian sebelumnya kita tinggal menentukan pendanaan eksternalnya saja, maka pada bagian ini kita akan mencari memahami hubungan antar kebijakan finansial dan kemampuan perusahaan buat mendanai investasi baru dan pertumbuhannya. 

EFN serta Pertumbuhan (EFN and Growth)
Hal pertama yang wajib dilakukan merupakan mengadakan interaksi antara EFN serta Growth. Untuk melakukannya kita akan menerangkan income statement singkat dan neraca dari PT,HaLe dalam table 4.6
PT,HaLe
Laporan Rugi Laba
Penjualan
 Rp.    500
Biaya
 Rp.    400
Laba kena pajak
 Rp.    100
Pajak (34%)
 Rp.      34
Laba bersih
 Rp.      66
Deviden
 Rp.      22
Tambahan Laba ditahan
 Rp.      44

PT.hale
Neraca
Asset
Kewajiban
Rp.
Percentage of Sales
Rp.
Percentage of Sales
Aset lancar
200
40persen
Total Hutang
250
n/a
Aktiva Tetap bersih
300
60persen
Modal Sendiri
250
n/a
Total Asset
500
100persen
Total Kewajiban and Modal Sendiri
500
n/a


PT.hale memperkirakan level penjualan tahun depan sebesar Rp. 600, meningkat Rp. 100. Diketahui bahwa persentase kenaikan penjualan sebesar 20% maka pada tabel 4.7 mengilustrasikan dengan taraf pertumbuhan 20%, PT.hale membutuhkan penambahan Rp.100 dalam asset baru (dipercaya kapasitas penuh). Proyeksi penambahan pada keuntungan yg ditahan adalah Rp. 52.8, maka EFN nya adalah Rp.100 - 52.8 = Rp.47.2
PT.hale

Pro-Forma Income Statement

Penjualan(projected)
 Rp.         600.0

Biaya (80% of Sales)
 Rp.         480.0

Laba kena pajak
 Rp.         120.0

Pajak(34%)
 Rp.           40.8

Laba bersih
 Rp.           79.2

Devidend
 Rp.         26.4

Tambahan Laba yang ditahan
 Rp.         52.8





Neraca PT HaLe
Aset
Liabilities
Rp.
Persentase Penjualan
Rp.
Percentage Penjualan
Aset Lancar
240
40persen
Total Hutang
250
n/a
Aktiva permanen bersih
360
60persen
Modal Sendiri
302.8
n/a
Total Asset
600
100persen
Total hutang and Modal Sendiri
552.8
n/a
EFN (Kebutuhan pendanaan dari luar)
47.2
n/a
Tabel pada atas memperlihatkan EFN menurut tingkat pertumbuhan yg tidak sama. Proyeksi tambahan ke Laba yg ditahan dan proyeksi ratio Hutang dan Modal Sendiri untuk setiap scenario pula terdapat di tabel. Dalam menentukan rasio Hutang dan Modal Sendiri, diasumsikan bahwa dana yang diperlukan merupakan pinjaman, serta juga berasumsi bahwa dana surplus digunakan buat melunasi hutang. Lalu buat pertumbuhan nol, utang berkurang sebanyak Rp.44 dari Rp.250 sebagai Rp.206.. Pertambahan asset yang diperlukan sama menggunakan aset orisinil sebesar Rp.500 dikalikan dengan tingkat pertumbuhan. Tambahan ke retained earning sama menggunakan Rp.44 ditambah menggunakan Rp.44 dikali tingkat pertumbuhan.

Untuk taraf pertumbuhan yang relatif rendah, PT.hale akan menjalankan surplus serta rasio Hutang serta Modal Sendirinya akan menurun. Namun tingkat pertumbuhan semakin tinggi sampai 10 %, surplus menjadi berubah defisit. Lebih lanjut, ketika tingkat pertumbuhan melebihi 20 persen, rasio Hutang dan Modal Sendirinya akan melewati nilai 1,0.

Kebijakan keuangan serta pertumbuhan
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, sudah dinyatakan bahwa ada sebuah interaksi eksklusif antara pertumbuhan serta pembiayaan eksternal. Dalam bagian ini, 2 taraf pertumbuhan yang khususnya yg berguna dalam perencanaan jarak jauh.

Tingkat pertumbuhan internal, Tingkat Pertumbuhan pertama adalah pertumbuhan maksimum yang dapatdiraih dengan nir terdapat pembiayaan eksternal apapun. Dianggap tingkat pertumbuhan internal lantaran ini adalah tingkat perusahaan bisa mempertahankan dengan mengandalkan pembiayaan internal. Dalam gambar 4.1, taraf pertumbuhan internal ini diwakili oleh titik mana dua garis bertemu..pada titik ini. Peningkatan penambahan aset yg diharapkan pada aset adalah persis sama menggunakan penambahan buat dipertahankan penghasilan, serta kebutuhan pertumbuhan external ( external financing needed) merupakan nol. Hal ini terjadi ketika pertumbuhan nomor ini sedikit kurang berdasarkan 10 persen. Dengan sedikit perhitungan matematis, maka bisa didefinisikan tingkat pertumbuhan ini t =

Tingkat Pertumbuhan Internal (Internal Growth Rate) = (ROA x b)/1-ROA x b

di sini, ROA adalah keuntungan atas aset (Return on Aset), dan b adalah ratio retensi, rasio yang melihat dana ditanamkan pulang ke perusahaan.

Untuk perusahaan PT.halelaba bersihnya sebesar Rp. 66 and total asetnya adalah Rp.500, Sehingga ROA adalah Rp.66/Rp.500= 13.2%. Dari Laba higienis sebesar Rp.66, Rp.44 adalah bagian keuntungan yg ditanamkan balik ke perusahaan, jadi plowback ratio adalah Rp.44/Rp.66= 2/tiga. Dengan output ini, dapat menghitung Tingkat Pertumbuhan Internal (Internal Growth Rate):

Tingkat Pertumbuhan Internal (Internal Growth Rate): (ROA x b)/ 1- ROA x b

0.132x(dua/tiga)/ 1- .132x (dua/tiga) = 9.65 %

Dengan demikian, perusahaan PT.hale bisa memperluas atau perluasan di taraf maximun 9.65 % per tahun tanpa pengeluaran pembiayaan external.

Tingkat Pertumbuhan yang sustain (Sustainable Growth Rate), apabila perusahaan PT.hale berharap untuk berkembang lebih cepat berdasarkan 9,65% pertahun, maka pembiayaan eksternal harus diatur atau diadakan. Pembahasan mengenai Tingkat Pertumbuhan yg sustain (Sustainable Growth Rate) adalah tingkat pertumbuhan maksimal oleh sebuah perusahaan dengan nir ada pembiayaan berdasarkan ekuitas (Modal Sendiri) akan tetapi tetap mempertahankan rasio utang-ekuitas tersebut sama.

Untuk Tingkat Pertumbuhan yang sustain (Sustainable Growth Rate ) perushaan PT.hale merupakan kira-kira 20 % lantaran rasio utang-ekuitas dekat 1.0 pada tingkat pertumbuhan tadi.

Tingkat Pertumbuhan yang sustain (Sustainable Growth Rate): ( ROE x b)/ 1 – ROE x b

Perhitungan ini identik menggunakan tingkat pertumbuhan interna, kecuali rasio profitabilitas yg dipakai adalah ROE bukan ROA.L 

Untuk perusahaan PT.hale, Laba bersihnya merupakan Rp.66 dan totl ekuitasnya Rp.250, dengan demikian ROEnya Rp.66/Rp.250 = 26.4 %, sedangkan Plowback rationnya merupakan, b, tetap 2/3, jadi Tingkat Pertumbuhan yg sustain (Sustainable Growth Rate) menjadi berikut :

Tingkat Pertumbuhan yg sustain (Sustainable Growth Rate ) : ROE x b/ 1-ROExb

0.264x (2/tiga)/ 0.264x (2/3) : 21,36%

Dengan demikian, perusahaan PT.hale bisa memperluas usahanya atau ekspansi pada tingkat maximal sebanyak 21.36 % pertahun tanpa pembiayaan ekuitas dari pihak eksternal.

Determinan menurut Pertumbuhan (Determinants of Growth) 
Diketahui bahwa ROE ( Return on Equity) mampu disusun berdasarkan aneka macam komponen menggunakan persamaan Du Pont Lantaran ROE sangat menonjol dalam memilih taraf pertumbuhan yang berkelanjutan, kentara bahwa factor penting yg memilih ROE juga krusial menentukan pertumbuhan

ROE = Profit margin X Total Asset turnover X Modal Sendiri Multiplier

Disini bisa melihat, apapun yg menambah ROE akan menambah tingkat pertumbuhan yg berkelanjutan dengan cara membuat pembilang semakin akbar dan penyebut semakin kecil. Meningkatkan plowback ratio pula akan menyebabkan dampak yang sama. Jikalau semuanya disatukan dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan menopang pertumbuhan menurut 4 faktor berikut adalah :

  1. Profit Margin : Penambahan profit margin akan menaikkan kemampuan perusahaan buat membuat dana secara internal serta menaikkan pertumbuhan yang sustain atau dipertahankan.
  2. Devidend Policy : Pengurangan persentase keuntungan bersih yang dibayarkan buat deviden akan mempertinggi retention ratio. Hal ini akan membentuk ekuitas secara internal dan mempertinggi pertumbuhan sustain atau dipertahankan.
  3. Financial Policy : Peningkatan dalam Hutang-Modal Sendiri ratio akan mempertinggi leverage keuangan perusahaan. Karena ini membuka peluang tambahan hutang, maka tentu saja taraf pertumbuhan yang sustain juga akan semakin tinggi.
  4. Total Asset Turnover : Peningkatan pada total asset turnover perusahaan akan menaikkan penjualan dihasilkan buat setiap rupiah aset. Ini akan mengurangi kebutuhan perusahaan akan aset baru sebagai akibatnya terdapat pertumbuhan penjualan dan bagaimanapun akan menaikkan tingkat pertumbuhan yg sustain. Ingat, bahwa peningkatan total asset turnover sama saja mengurangi intensitas kapital

PENGERTIAN ARTI DEFINISI PASAR MODAL PENJELASAN DASAR MENGENAI INVESTASI PERDAGANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Pengertian Arti Definisi Pasar Modal Penjelasan Dasar Mengenai Investasi Perdagangan Pasar Modal Indonesia
Secara sederhana “pasar” bisa diartikan sebagai loka bertemunya penjual serta pembeli untuk melakukan transaksi jual-beli. Bersamaan menggunakan berkembangnya peradaban insan, pengertian “pasar” bertambah luas. Saat ini, berkembang banyak sekali jenis pasar terbaru, termasuk pada dalamnya pasar kapital (capital markets). Pasar terbaru ini pula semakin berkembang. Bahkan, di pasar modal (capital markets), produk yg diperjualbelikan tidak lagi berwujud barang melainkan surat berharga (pengaruh). Kini, berkat kemajuan teknologi warta serta komunikasi (TIM), transaksi dampak di pasar kapital (capital markets) nir lagi menggunakan warkat dan bisa dilakukan dari jarak jauh menggunakan cara remote-trading.

Pasar modal mempunyai posisi yg strategis pada pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu pasar modal sangat tergantung berdasarkan kinerja perusahaan impak. Untuk mengkoordinasikan kapital, dukungan teknis, dan sumber daya manusia pada pengembangan Pasar Modal diperlukan suatu kepemimpinan yg efektif. Perusahaan-perusahaan harus menjalin kerja sama yg erat buat menciptakan pasar yg mampu menyediakan aneka macam jenis produk serta alternatif investasi bagi masyarakat. Di pasar modal terdapat banyak sekali macam liputan, misalnya laporan keuangan, kebijakan manajemen, rumor pada pasar modal, prospektus, saran dari broker, dan liputan lainnya.

Menurut definisi lainnya ”Pasar Modal yaitu sebagai suatu aktivitas yang bersangkutan dengan penawaran umum serta perdagangan dampak, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yg diterbitkannya, serta lembaga serta profesi yang berkaitan dengan impak.”

Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar buat mengingkatkan aktivitas usaha sehingga bisa mencetak lebih poly keuntungan. Dana segar yg ada pada pasar kapital dari dari warga yg dianggap juga sebagai investor. Para investor melakukan banyak sekali tehnik analisis dalam menentukan investasi pada mana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan membuat keuntungan serta semakin kecil resiko yg dihadapi maka meningkat jua permintaan investor buat menanamkan modalnya pada perusahaan tadi.

Pengertian pasar kapital secara umum merupakan suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan seluruh forum mediator dibidang keuangan, serta holistik surat-surat berharga yg beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yg disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya menggunakan menggunakan jasa para mediator pedagang imbas (Sunariyah, 2000 : 4). Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal pula merupakan galat satu cara bagi perusahaan pada mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan pada rakyat.

Pasar modal adalah kegiatan yg berhubungan dengan penawaran generik dan perdagangan efek, perusahaan publik yg berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, dan lembaga serta profesi yang berkaitan menggunakan dampak. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti : menabung di bank, membeli emas, premi, tanah dan bangunan, serta sebagainya. Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce Lliyd, 1976), merupakan menaikkan dan menghubungkan genre dana jangka panjang menggunakan "kriteria pasarnya" secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak menjadi penghubung antara para investor menggunakan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang misalnya obligasi, saham, dan lainnya. 

Pasar kapital (capital market) merupakan pasar buat berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang sanggup diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif juga instrumen lainnya. Pasar modal adalah sarana pendanaan bagi perusahaan juga institusi lain (contohnya pemerintah), dan menjadi wahana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar kapital memfasilitasi aneka macam wahana serta prasarana kegiatan jual beli serta aktivitas terkait lainnya.

Pasar kapital mempunyai disparitas dari pasar uang, apabila pasar kapital diperjualbelikan instrument keuangan misalnya saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan aneka macam produk turunan, maka dipasar uang diperjualbelikan antara lain sertifikat bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Commercial Paper, Treasury Bills serta lain-lain.

Fungsi Pasar Modal
Dalam perekonomian suatu Negara, pasar kapital mempunyai fungsi:
a. Fungsi ekonomi. Pasar kapital menyediakan fasilitas atau wahana yg mempertemukan 2 kepentingan yaitu pihak investor serta pihak yg memerlukan dana. 
b. Fungsi keuangan. Pasar modal menaruh kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yg dipilih.

Pelaku Pasar Modal
· Emiten
Perusahaan yg akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi pada bursa (dianggap emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten mempunyai banyak sekali tujuan dan hal ini biasanya telah tertuang dalam kedap generik pemegang saham (RUPS), diantaranya :
1. Perluasan usaha, modal yg diperoleh dari para investor akan dipakai buat meluaskan bidang usaha, ekspansi pasar atau kapasitas produksi.
2. Memperbaiki struktur kapital, menyeimbangkan antara modal sendiri menggunakan kapital asing.
3. Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan menurut pemegang saham usang pada pemegang saham baru.

· Investor
Pemodal yg akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yg melakukan emisi (dianggap investor). Sebelum membeli surat berharga yg ditawarkan, investor umumnya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini meliputi bonafiditas perusahaan, prospek bisnis emiten serta analisis lainnya. Tujuan utama para investor dalam pasar kapital diantaranya :
1. Memperoleh deviden. Ditujukan pada laba yang akan diperolehnya berupa bunga yg dibayar oleh emiten pada bentuk deviden.
2. Kepemilikan perusahaan. Semakin poly saham yang dimiliki maka semakin akbar pengusahaan (menguasai) perusahaan.
3. Berdagang. Saham dijual pulang dalam saat harga tinggi, pengharapannya merupakan dalam saham yg benar-benar dapat meningkatkan keuntungannya berdasarkan jual beli sahamnya.

· Lembaga Penunjang.
Fungsi forum penunjang ini diantaranya turut dan mendukung beroperasinya pasar kapital, sebagai akibatnya mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan banyak sekali kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal.

· Penjamin emisi (underwriter).
Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi hingga batas saat tertentu serta bisa memperoleh dana yg diinginkan emiten.

· Perantara perdagangan efek (broker/ makelar).
Perantaraan dalam jual beli pengaruh, yaitu perantara antara si penjual (emiten) menggunakan si pembeli (investor). Kegiatan-aktivitas yg dilakukan oleh broker diantaranya meliputi:
1. Memberikan keterangan mengenai emiten
2. Melakukan penjualan pengaruh kepada investor

· Perdagangan efek (dealer)

Berfungsi sebagai :
1. Pedagang dalam jual beli efek
2. Sebagai perantara dalam jual beli efek

· Penanggung (guarantor).
Lembaga penengah antara si pemberi kepercayaan menggunakan si penerima kepercayaan . Lembaga yang dianggap oleh investor sebelum menanamkan dananya.

· Wali amanat (trustee).
Jasa wali amanat dibutuhkan menjadi wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi :
1. Menilai kekayaan emiten
2. Menganalisis kemampuan emiten
3. Melakukan supervisi dan perkembangan emiten
4. Memberi nasehat pada para investor dalam hal yg berkaitan dengan emiten
5. Memonitor pembayaran bunga serta utama obligasi
6. Bertindak sebagai agen pembayaran

· Perusahaan surat berharga (securities company).
Mengkhususkan diri pada perdagangan surat berharga yang tercatat pada bursa dampak. Kegiatan perusahaan surat berharga diantaranya :
1. Sebagai pedagang efek
2. Penjamin emisi
3. Perantara perdagangan efek
4. Pengelola dana

· Perusahaan pengelola dana (investment company).
Mengelola surat-surat berharga yg akan menguntungkan sesuai dengan impian investor, terdiri berdasarkan dua unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.

· Kantor administrasi impak.
Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasinya.
1. Membantu emiten dalam rangka emisi
2. Melaksanakan aktivitas menyimpan serta pengalihan hak atas saham para investor
3. Membantu menyusun daftar pemegang saham
4. Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham
5. Membuat laporan-laporan yang diperlukan

Manfaat Pasar Modal
Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal merupakan : 
1. Menyediakan asal pembiayaan (jangka panjang) bagi global usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal. 
2. Memberikan sarana investasi yang majemuk bagi investor sebagai akibatnya memungkinkan buat melakukan diversifikasi. 
3. Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu Negara. Maksudnya apabila pasar modal berkembang maka diperlukan perekonomian pula akan berkembang. 
4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai dalam lapisan warga menengah
5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme 
6. Menciptakan lapangan kerja/profesi yg menarik
7. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan memiliki prospek
8. Alternative investasi yang menaruh potensi keuntungan 
9. Membina iklim keterbukaan bagi global dan control social
10. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten. 

Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
1. Jumlah dana yg dapat dihimpun berjumlah besar
2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada waktu pasar perdana selesai
3. Tidak ada convenant sebagai akibatnya manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana/perusahaan
4. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
5. Ketergantungan emiten terhadap bank sebagai lebih kecil

Bagi investor, pasar kapital memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin dalam meningkatnya harga saham yg mencapai kapital gain
2. Memperoleh dividen bagi mereka yg mempunyai/memegang saham dan bunga yg mengambang bagi pemenang obligasi
3. Dapat sekaligus melakukan investasi pada beberapa instrumen yg mengurangi risiko

A. Krisis Eropa Dan Perkembangannya
Saat ini Eropa sedang mengalami tanda-tanda krisis yg berdampak dalam semua Negara pada dunia. Hal ini berakar dalam krisis yang terjadi pada yunani dan lalu krisis inipun menyebar ke seluruh zona pada eropa serta lalu ke Negara bagian yang lainnya. Menurut Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Senin (26/9/2011) mengeluh bahwa krisis keuangan Eropa merupakan seram dunia dan berakar pada kegagalan zona euro buat memperbaiki perbankan. Hal ini bisa menggagalkan pemulihan Alaihi Salam, Obama menjelaskan gejolak zona euro sebagai keliru satu faktor asing yang sudah membantu memperlambat ekonomi Amerika. Padahal sebelumnya, di eropa juga terjadi krisis 2007 serta krisis tersebut belum sepenuhnya selesai.

Krisis ini pula diperparah dengan apa yg terjadi pada Yunani, Eropa memiliki kapasitas buat mengatasi krisis utang negara, para pejabat AS telah memperlihatkan pertanda-pertanda meningkatnya ketidaksabaran menggunakan pemimpin politik Uni Eropa lantaran kekhawatiran penyebaran penularan berdasarkan krisis zona euro.

Menteri Keuangan AS Timothy Geithner mengatakan bahwa Amerika mempunyai impak besar di Eropa buat membantu menemukan strategi yg lebih efektif buat mengatasi krisis keuangannya.

Saham Eropa dan Alaihi Salam naik pada Senin dengan spekulasi dana bail out lebih ambisius untuk zona euro dan default (gagal bayar) teratur Yunani meskipun kurangnya rincian dan penolakan oleh pejabat terus menciptakan perdagangan bergejolak.

Tapi, walaupun krisis ini disinyalir bahwa yunani adalah Negara awal yang memulai, besaran utang, Italia lebih besar ketimbang Yunani. Utang Italia mencapai 1,7-1,8 triliun euro, sedangkan Yunani hanya lebih kurang 340 miliar euro. Perekonomian negara ini pun relatif akbar pada antara negara anggota Uni Eropa. Namun, apabila Italia hingga gagal bayar (default) maka obligasi negara itu sebagai lebih mahal. Kemudian, sebut beliau, suku bunga semua dunia sebagai tinggi. Ini akan mengakibatkan pada sulitnya perusahaan membayar utang atau kreditnya sebagai akibatnya akhirnya sanggup terjadi pengurangan karyawan. Yang terjadi pada Yunani, merambat cepat ke Irlandia, Portugal, Spanyol, Jerman, serta mungkin Italia, dan beberapa negara Eropa lainnya.

Semuanya telah memengaruhi komoditas seperti minyak dan emas serta, menggunakan permintaan serta kepercayaan yang semakin berkurang, sudah memukul pasar saham pada seluruh dunia menggunakan cara yang menggetarkan poly orang-orang biasa, dari Korea hingga California. 

Selain itu Para investor pemilik saham pada perbankan Eropa menolak desakan untuk menyuntikkan modal buat industri perbankan Eropa. Penolakan itu menambah tekanan bagi para pemimpin Uni Eropa, yang berharap planning itu mampu menyelamatkan perbankan Eropa dari impak krisis utang.

Seperti dalam tahun 2007, utang mulai menimpa bank dan dana nilai, dan pada athun baru 2008 kepercayaan dalam sistem ini tergelincir bebas. Bank-bank Eropa jatuh selama berbulan-bulan. 

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pemerintah yg berutang dalam zona euro tidak akan sanggup membayar uang-utang mereka. Eropa juga menghadapi prospek pertumbuhan yg rendah lantaran pemerintah harus mengurangi pengeluaran buat membayar beban utang yang sangat berat.

Jika bank-bank pada dan di luar Eropa mengalami kerugian pada obligasi pemerintah, ini akan menciptakan mereka takut buat meminjamkan uang untuk beroperasi dan berkembang, malah mencekik pertumbuhan, ini sama persis dengan awal mula krisis di Alaihi Salam dalam tahun September 2008 waktu Lehman Brothers kolaps. Ekonomi dunia menyusut sebesar 0,6 persen dalam tahun 2009.

Implikasinya bahwa Stok dan harga minyak akan meninggi, dan emas, yang secara tradisional merupakan investasi yg kondusif, mengalami harga tertinggi sepanjang masa.

Penyebab Krisis Euro
Salah satu penyebab utama dari krisis mata uang pada zona euro merupakan bahwa hampir seluruh negara yg terlibat melanggar peraturan mereka sendiri-sendiri. Berdasarkan kriteria konvergensi bagian berdasarkan kesatuan ekonomi serta moneter, utang pemerintah tidak boleh melebihi 60% dari PDB dalam akhir tahun fiskal.

Demikian pula, defisit tahunan pemerintah nir boleh melebihi tiga% berdasarkan PDB. Tetapi, sebagaimana peta memperlihatkan, hanya 2 berdasarkan 16 negara zona euro Luksemburg dan Finlandia tetap konsisten pada ke 2 anggaran tersebut.

Secara keseluruhan, Yunani merupakan pelanggar terburuk, dengan utang sebanyak 115,1% menurut PDB serta defisit sebesar 13,6% dari PDB.

Tetapi di antara negara Eropa akbar lainnya, utang Italia bahkan lebih tinggi daripada Yunani, sementara defisit Spanyol adalah 11,dua% berdasarkan PDB.

Jika Inggris berada di zona euro, mereka jua akan jatuh, menggunakan utang yang sekarang terdapat pada kisaran 68,1% dari PDB dan defisit sebanyak 11,5% menurut PDB.

Untuk mengatasi krisis pada Eropa misalnya yg dilangsir dalam Kantor kabar Antara, dalam pertemuan di Beijing, Kepala Dana Talangan Eropa meminta China buat membantu zona euro yg sedang anjlok sebagai akibatnya china dapat menstabilkan pasar keuangan dunia pada jangka pendek meskipun nir menghapus penyebab dari krisis utang eropa hingga akarnya. Lantaran, pada rendezvous ini nir membicarakan mengenai masalah reformasi institutional serta "memperkuat integritas" sistem fiskal Eropa yg adalah kunci guna memenangkan kepercayaan serta bantuan dari negara-negara lain.

China, ekonomi terbesar kedua global, sudah menginvestasikan sejumlah uang pada obligasi Eropa serta sudah berulang kali menyerukan Eropa supaya menuntaskan krisis utangnya, dengan mengatakan gagal bertindak berisiko menyeret dunia kembali ke pada resesi.

Uni Eropa merupakan pembeli terbesar dunia bagi ekspor China bernilai sekitar 380 miliar dolar dalam 2010  dan para analis pernah mengatakan runtuhnya permintaan bisa memicu hilangnya lapangan kerja besar pada pabrik-pabrik China, yg mempekerjakan jutaan orang.

Para pemimpin UE sudah mendiskusikan permintaan agar China menyumbang Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF), namun para pemimpin komunis negara itu akan menghadapi oposisi domestik karena menalangi utang negara-negara maju.

Ekonomi Amerika Serikat pulang mengalami tekanan berta dan diambang resesi. Apabila pada 2008 permasalahan kredit perumahan (subprime mortgage) memicu krisis keuangan di AS yang memicu krisis global, pada 2011 perseteruan utang pemerintah memicu kekhawatiran pelaku ekonomi, ad interim itu kalangan politisi nir memiliki istilah sepakat bagaimana mengatasi pertarungan ini.

Perekonomian AS kemungkinan akan tumbuh rendah jikalau nir resesi, atau pertumbuhan negative. Dengan utang pemerintah yg dalam saat dekat akan, mencapai kurang lebih 100 % menurut PDB, pertarungan ini sangatlah sulit buat dipecahkan. Kongres putusan bulat memotong aturan pemerintah 2,5 triliun dollar Alaihi Salam pada sepuluh tahun kedepan atau kurang lebih 250 miliar dollar AS setiap tahun.

Pemotongan ini akan membawa konsekuensi serius terhadap pemerintah dan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu dunia usaha AS semakin enggan melakukan investasi serta cenderung menyimpan dananya dalam bentuk tunai atau menempatkannya dalam surat berharga Alaihi Salam yg imbal hasilnya terus menurun. Hanya dengan menjaga likuiditas pada pasar, bank sentral Alaihi Salam membuat perekonomian AS dapat mengambang di pemrmukaan. 

Namun, likuiditas tersebut, nir di investasikan, tetapi poly yg disimpan klembali di bank atau surat berharga pemerintah. Likuiditas yang mengalir ke Negara berkembang kecenderungannya juga banyak yg kembali lagi ke AS buat cari selamat.

Ekonomi Alaihi Salam menggunakan PDB lebih kurang 15 triliun dollar ASmasih adalah perekonomian terbesar pada global, yg nir dapat digantikan perekonomian lain dalam saat dekat. Ekonomi China masih sepertiga ukurannya berdasarkan Alaihi Salam. Tambahan lagi ketergantungan China terhadap perekonomian Alaihi Salam sangat akbar sebagai pasar ekspor dan tempat menyimpan cadangan devisa. Karena itu, bila perekonomian Alaihi Salam mengalami krisis, pengaruhnya akan menyebar keseluruh dunia.

Perekonomian AS memang masih akan terus berkecimpung sekalipun kecenderunganny melemah, dan menggunakan pengangguran kurang lebih 9,1 % belum mengalami keadaan seburuk Depresi Besar menggunakan pengangguran sekitar 25 %. Tetapi, perekonomian Alaihi Salam kemungkinan, cepat atau lambat, nir akan lagi sebagai ekonomi angka satu pada global. Apabila penentu kebikan AS serta pelaku ekonominya realistis, transisi perekonomian Alaihi Salam buat terus berkembang sekalipun akan turun jadi angka kedua pada decade 1-2 kedepan akan berjalan baik. Tetapi, kontradiksi yg berkepanjangan di antara pimpinan politik dan keengganan dunia bisnis buat melakukan investasi akan membahayakan tidak saja perekonomian Alaihi Salam, tetapi juga perekonomian dunia. 

Keadaan perekonomian Eropa lebih mengenaskan. Integrasi ekonomi Eropa mengalami ancaman serius menggunakan krisis utang public di Negara-negara anggota pada pinggiran, misalnya Yunani, Irlandia, Portugal pula Spanyol dan Italia. Rasio utang public mereka pada umumnya jauh melebihi PDB-nya. Upaya penanganan permasalahan ini sangat bergantung dalam dua Negara primer yaitu jerman dan Perancis, yang semakin kewalahan buat bisa bertindak secara efektif.

Perekonomian Jerman dan Perancis juga mengalami pelemahan dan sangat sulit buat bisa menanggung beban konflik Negara lainnya. Dapat dikatakan masa depan ekonomi Eropa kelam, kecuali Jerman dan perancis. Tindakan memotong aturan secara drastic, akan menyebabkan reaksi social sangat tidak baik, seperti terjadi pada Yunani dan Inggris.

Perekonomian Indonesia 
Perekonomian Indonesia tidaklah terlepas dari ketidak pastian perekonomian pada Alaihi Salam serta eropa. Sekalipun perekonomian Indonesia sangat di cirikan sang ekonomi domestic, menggunakan ekspor hanya lebih kurang 28 % dari PDB dan rekan dagang utama merupakan Jepang dan China, Alaihi Salam serta Eropa masih punya efek penting pada perekonomian Indonesia.apalagi rekan dagang utama Indonesia di Asia lebih bergantung dalam perekonomian Alaihi Salam dan Eropa.

Faktor yg sangat berpengaruh berdasarkan ketidak pastian ini merupakan di sector keuangan, terutama pasar modal dan obligasi. Sekalipun pasar modal serta obligasi belumlah dominan pada perekonomian Indonesia, dengan penguasaan asing yg besar sekitar 35 % buat Surat Berharga Negara (SBN)< dan lebih kurang 60 % kapitalisasi pasar kapital, ketidak pastian ekonomi global sangat berpengaruh dalam pasar modal dan obligasi.

Apa yang bisa dilakukan pemerintah serta Bank Indonesia adalah apa yg telah dimulai dijalankan, yaitu menstabilkan pasar SBN, diantaranya menggunakan membelinya menggunakan mempergunakan cadangan devisa. Cara ini baik nir saja dalam menstabilkan pasar SBN,tetapi jua menstabilkan nilai rupiah serta memperbaiki neraca BI yang terlalu didominasi Surat Berharga luar negeri berdasarkan pengelolaan cadangan devisa. BI juga akan makin menunjuk pada penggunaan SBN dan Surat Perbendaharaan Negara (WSPN) jangka pendek, terutama 3 bulan pada kebijakan moneternya.

Apa yg telah dilakukan jua adalah BI menjaga ketersediaan likuiditas bagi perbankan. Tentu saja kekhawatiran BI bahwa ini akan menambah likuiditas pada pasar yg dilihat telah berlebih tetap sebagai perhatian. Namun, perlu dicatat bahwa inflasi terutama merupakan fenomena kenaikan harga pangan yang disebabkan perseteruan pasokan serta distribusi, bukan kenyataan moneter. Kelebihan likuiditas yg disimpan kembali pada BI pada bentuk SBI dan term deposit pada BI, yang jumlahnya lebih kurang Rp 500 triliun, terutama lantaran kredit yg sudah diputuskan bank belum dapat direalisasikan, terutama berkaitan menggunakan pembangunan infrastruktur. 

Jika pembangunan infrastruktur menggunakan sector riil, terutama manufaktur, bisa dijalankan dan dikembangkan, kelebihan likuiditas itu akan segera berubah menjadi kekurangan likuiditas di perbankan. Menjadi tugas pemerintah buat merealisasikan pembangunan infrastruktur yg sejauh ini masih mengecewakan. Sementara perkembangan sector riil terutama manufaktur, telah menampakan perkembangan berarti menggunakan pertumbuhan sekitar 6 %.

Apalagi apabila revitalisasi pertanian bisa juga dijalankan, aktivitas sector riil ini, manufaktur serta pertanian, apalagi ditambah menggunakan pembangunan infrastruktur, akan membentuk kesempatan kerja yg besar . Kegiatan ini dalam umumnya ber-orientasi domestic, yg semestinya nir terpengaruh negative oleh ketidak pastian perekonomian global.

Bagi Negara berkembang seperti Indonesia, melemahnya perekonomian AS dan Eropa semestinya tidak hanya dilihat menurut satu sisi pengaruh negatifnya, namun pula menjadi peluang yg terbuka oleh 'kehendak sejarah, 'buat terus maju dalam perekonomian.

Untuk menjadi perekonomian maju bukanlah anugrah, namun perjuangan keras buat memanfaatkan "kehendak sejarah" tadi. 

B. Dampak Krisis Eropa Terhadap Perkembangan Pasar Modal Dan Investasi Di Indonesia 
Krisis yg sedang melanda eropa tentu menaruh dampak terhadap Indonesia. Sebagai Negara yg ikut andil dalam perekonomian dunia. Indonesia adalah negara paling tahan terhadap efek krisis Eropa dan Amerika Serikat dibandingkan negara Asia lain lantaran tidak terlalu mengandalkan ekspor menjadi tumpuan perekonomian. Saat ini, krisis keuangan di Eropa serta Amerika Serikat berdampak secara tidak eksklusif terhadap negara-negara di Asia. Negara-negara Asia hanya terkena dampak turunan yg disebabkan perlambatan ekonomi negara tujuan ekspor.

Menurut Gita Irawan Wirjawan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Dalam seminar yg bertema Indonesia 2012: Riding Optimism and Challenges Ahead pada Jakarta, Rabu (12/10), menyatakan bila melihat struktur ekonomi Indonesia secara holistik pengaruh krisis hanya akan berpengaruh terhadap ekspor. Indonesia lambat laun akan terkena dampak krisis Eropa dan AS jika masih berlarut-larut solusinya, meski pengaruhnya tidak akan akbar dibandingkan negara-negara Asia lainnya.. Indonesia dievaluasi relatif terinsulasi dari efek krisis global, dari output empat tes tekanan (stress test), yakni krisis Eropa, krisis keuangan Amerika Serikat, terjadinya gelembung aset (bubble aset), serta potensi merosotnya permintaan barang (demand shock). 

Dari empat layer tertekan test tersebut, ekonomi In­donesia terlihat paling mera­sa­kan pengaruh perlambatan eko­nomi jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya se­perti negara India. Meski demikian, potensi investasi dan peningkatan ekonomi domestik permanen positif. Investasi akan tetap meningkat 15% hingga akhir tahun 2012. 

98,4% investasi menurut negara-negara Eropa mengalir ke berbagai negara pada Asia.”Sebanyak 1,6% investasi menurut Uni Eropa datang ke Indonesia,” tandasnya. Julian mengungkapkan, anugerah hibah terus dilakukan meskipun waktu ini Eropa sedang terbelit dilema krisis utang. Uni Eropa menaruh donasi hibah sebesar 12,5 juta euro kepada pemerintah Indonesia buat memperkuat serta mendukung sektor perdagangan serta investasi. 

Bantuan pendanaan tersebut melalui acara Trade Cooperation Facility (TCF).uni Eropa menyiapkan dana 400 juta euro sepanjang 2007–2013 buat donasi bantuan gratis ke seluruh Negara. Untuk bidang perdagangan dan investasi sekitar 60 juta euro. Untuk Indonesia 12,5 juta euro. Pada kesempatan yg sama, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto menyebutkan, bila dihitung, total hadiah yg diberikan Uni Eropa kepada Indonesia semenjak 2011 mencapai 186,5 juta euro. 

Nilai tadi merupakan kumulatif berdasarkan 24 kali pemberian bantuan. Hibah yang masih aktif sebanyak 6, sisanya 18 acara telah dibayar. Rahmat menjelaskan, hibah sebesar 12,lima juta euro akan didistribusikan untuk proyekproyek perdagangan serta kebijakan investasi, fasilitas investasi dan hak kekayaan intelektual, perencanaan serta efisiensi, dan inovasi teknologi. 

Hibah akan diberikan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Energi serta Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Riset serta Teknologi, Kementerian Perdagangan, serta Badan Penerapan Pengkajian Teknologi (BPPT).

Bursa Efek Indonesia (BEI)pun menilai, kondisi pasar saham di Indonesia waktu ini pulang memperlihatkan pertanda positif seiring balik masuknya investor asing ke pada negeri dan penguatan indeks harga saham adonan (IHSG).

Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito di Jakarta, pelaku pasar asing yang sempat keluar dari pasar saham dalam negeri, secara bertahap investor pulang masuk ke Indonesia. Ketika pasar anjlok dalam September kemudian, pelaku pasar asing banyak yg keluar, tetapi kondisi ekonomi Indonesia yg mempunyai pondasi positif dapat menunda krisis dunia dan mereka melihat situasi itu sebagai akibatnya memicu investor balik masuk ke Indonesia. Kepercayaan terhadap Indonesia masih tinggi. Keluarnya pelaku asing hanya bersifat ad interim, sehabis cooling down mereka balik masuk, apalagi mendasar perusahaan tercatat pada BEI memiliki kinerja positif.

Krisis yg tejadi di eropa jua membawa imbas terhadap nilai mata uang Indonesia. Menurut Ifan Kurniawan,rupiah masih akan berkisar di antara Rp8.800 hingga Rp9.000 per dolar AS, karena tekanan dunia yg masih tinggi. Pergerakan rupiah sampai waktu ini sulit buat bisa menguat pulang misalnya sebelumnya yang sempat mencapai Rp8.425 per dolar.volatilitas (tak menentu) rupiah karena faktor ekonomi makro Indonesia yg permanen cantik dengan ekonomi yg tumbuh mencapa 6,lima%.jika ekonomi makro Indonesia melemah, kemungkinan rupiah akan makin terpuruk terhadap dolar AS. Meski demikian, terdapat peluang buat rupiah menguat, bila arus modal asing pulang masuk ke pasar, setelah krisis utang Yunani mulai membaik.

C. Langkah-Langkah Dan Pemecahan Masalah Yang Harus Diambil Terkait Dengan Krisis Eropa
Menurut Gita Wirjawan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada acara Investor Summit and Capital Market Expo 2011 di Jakarta, Kamis (6/10).

Ø Memasukkan Indonesia pada investment grade
Dengan peringkat Indonesia yang sudah "investment grade", diperkirakan akan memacu investasi asing ke Tanah Air.

Ø Intervensi pada nilai tukar rupiah supaya permanen stabil. 
Perbankan adalah galat satu sektor yg nisbi kuat pada menghadapi goncangan krisis. Meski pelemahan rupiah mampu mendongkrak kinerja ekspor Indonesia, tetapi dampaknya tidak terlalu signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Ø Lebih berperan dalam meng­an­ti­sipasi ketatnya persaingan glo­bal, termasuk pertumbuhan in­ves­tasi pada wilayah. 
Saat ini, terdapat 26 pro­vin­si In­donesia terus ber­lom­ba supaya men­jadi provinsi terbaik da­lam bidang penana­man kapital. Su­dah ada 265 ka­bupaten yang menggelar pelaya­nan terpadu satu pintu (PTSP).

Ø Memperbaiki infrastruktur yg terdapat pada negeri sehingga lebih memacu para investor buat berinvestasi pada Indonesia, 
Melihat banyak para investor apabila menanamkan kapital pada Indonesia, terkadang bisnisnya tidak berkembang. Hal ini terbukti menurut data yg diterbit­kan Bank Dunia memaparkan, ran­king investasi pada Indonesia berada di nomor 121. Sedangkan Malay­sia di angka 21 serta Singa­pura ran­king satu. .

Ø Pengoptimalan sector-sektor yg ada pada Indonesia