PERBANDINGAN SUHU CELCIUSKELVINREAMURFAHRENHEIT

Rumus Konversi nilai suhu pada Skala Celcius, Kelvin, Reamur, Fahrenheit
Perbandingan suhu Celcius,Kelvin,Reamur,Fahrenheit
Suhu
Suhu adalah suatu Besaran nilai untuk menyatakan panas atau dingin menurut suatu benda, Untuk mengetahui suhu suatu benda kita biasa menggunakan indera yg dianggap Thermometer.
Jenis-jenis alat pengukur suhu
Berbagai macam berukuran serta bentuk Thermometer bisa kita jumpai dan mempunyai cara pengukuran yg berbeda-beda,
Perbandingan suhu Celcius,Kelvin,Reamur,Fahrenheit
Disamping itu, buat memilih besaran Suhu suatu benda diharapkan standarisasi nilai skala suhu yang berbeda-beda.

Ada beberapa Satuan nilai yang dipakai untuk besaran skala suhu, diantaranya:
  1. Celcius ( °C )
  2. Reamur ( °R )
  3. Fahrenheit ( °F )
  4. Kelvin ( K )
Penemu skala suhu Celcius, Reamur, Fahrenheit serta Kelvin
Masing-masing dari nilai skala satuan suhu diatas memiliki hubungan satu menggunakan yang lainnya, dan bisa dikonversikan.
Nilai suhu suatu benda dalam satuan skala Celcius bisa dikonversikan ke pada satuan skala Reamur, skala Kelvin dan skala Fahrenheit.
Begitu juga kebalikannya, Nilai suhu dalam satuan skala Fahrenheit bisa kita konversikan atau diubah ke pada satuan nilai suhu skala celcius, kelvin serta reamur, begitu pula menggunakan nilai satuan skala suhu yg lainnya.
Masing-masing nilai satuan suhu antara Celcius,Reamur,Fahreinheit,Kelvin mempunyai perbandingan nilai satu dengan yang lainnya.


Perbandingan suhu pada skala Celcius, Kelvin, Reamur, Fahrenheit:


Celcius : Reamur : Fahreinheit : Kelvin = 5 : 4 : 9 : 5
Perbandingan skala suhu ini bisa kita gunakan buat mengganti suatu nilai satuan skala suhu ke pada satuan skala suhu lainnya.
Namun khusus buat satuan skala Fahrenheit (wajib ditambah atau dikurang 32), dan skala Kelvin (ditambah atau dikurang 273).
Mengapa demikian ?
Berikut penjelasannya:
Celcius:
  • Titik beku dalam suhu 0°C
  • Titik didih Air pada suhu 100°C
  • Nilai selisih skala suhu antara titik beku menggunakan titik didih adalah 100 derajat

Reamur :
  • Titik beku pada suhu 0°R
  • Titik didih Air dalam suhu 80°R
  • Nilai selisih skala suhu antara titik beku menggunakan titik didih merupakan 80 derajat

Fahrenheit :
  • Titik beku pada suhu 32°F
  • Titik didih Air dalam suhu 212°F
  • Nilai selisih skala suhu antara titik beku menggunakan titik didih merupakan 180 derajat

Kelvin :
  • Titik beku pada suhu 273 K
  • Titik didih Air pada suhu 373 K
  • Nilai selisih skala suhu antara titik beku menggunakan titik didih adalah 100 derajat

(Satuan kelvin nir menggunakan simbol pangkat Nol ( ....° )
Perbandingan suhu Celcius,Kelvin,Reamur,Fahrenheit
Rumus konversi skala Suhu:
  • Konversi suhu Skala Derajat Celcius
Celcius – Reamur = 4/lima x ...°C = ...°R
Celcius – Fahreinheit = (9/lima x ...°C) + 32 = ...°F
Celcius – Kelvin = ( 5/lima x ...°C) + 273,15 = ...K
Karena 5/5 sama menggunakan 1 maka bisa pribadi memakai rumus (...°C + 273,15)
  • Konversi suhu skala Derajat Reamur
Reamur – Celcius = 5/4 x ...°R = ...°C
Reamur – Fahrenheit = (9/4 x ...°R) + 32 = ...°F
Reamur – Kelvin = (lima/4 x ...°R) + 273,15 = ...K
  • Konversi suhu Skala Derajat Fahrenheit
Fahrenheit – Celcius = 5/9 x (...°F – 32 ) = ...°C
Fahrenheit – Reamur = 4/9 x (...°F – 32 ) = ...°R
Fahrenheit – Kelvin = lima/9 x (...°F + 459,67) = ...K
  • Konversi suhu Skala Kelvin
Kelvin – Celcius = 5/5 x (...K – 273,15) = ... °C
Karena lima/5 sama menggunakan satu maka bisa pribadi menggunakan rumus (K – 273,15)
Kelvin – Reamur = 4/lima x (...K – 273,15) = ...°R
Kelvin – Fahrenheit = (9/5 x ...K) – 459,67 = ...°F
Beberapa contoh konversi suhu:
Perbandingan suhu Celcius,Kelvin,Reamur,Fahrenheit
  • Contoh 1
konversi suhu derajat Celcius diubah kedalam derajat Reamur.
Hasil pengukuran suhu suatu benda dengan indera thermometer Skala Celcius adalah 90°C (derajat Celcius), maka jika diubah kedalam satuan suhu Skala derajat Reamur, adalah :
Rumus :
Celcius – Reamur = 4/lima x ...°C = ...°R
maka, 4/5 x 90 °C = 72°R
  • Contoh 2
Konversi suhu skala Kelvin diubah kedalam skala suhu derajat Fahrenheit.
Hasil pengukuran suhu suatu benda dengan indera thermometer Skala Kelvin merupakan 300 K, maka bila diubah kedalam satuan skala Fahrenheit, adalah :
Rumus :
Kelvin – Fahrenheit = (9/5 x ...K) – 459,67 = ...°F
maka, (9/5 x 300 K) – 459,67 = 80,33°F
  • Contoh 3
Konversi suhu derajat Celcius diubah ke dalam skala suhu derajat Fahrenheit.
Hasil pengukuran suhu suatu benda menggunakan Thermometer skala Celcius merupakan 50⁰C, maka jika diubah kedalam satuan skala Fahrenheit, merupakan :
Rumus :
Celcius – Fahreinheit = (9/lima x ...°C) + 32 = ...°F
maka, (9/5 x 50°C) + 32 = 112°F
Begitu jua, bila ingin membarui nilai besaran suhu dari suatu Skala satuan nilai suhu ke dalam Skala satuan nilai suhu lainnya, bisa menggunakan menggunakan rumus-rumus konversi perbandingan Skala satuan suhu diatas.
Demikianlah Artikel tentang perbandingan suhu Celcius,Reamur,Fahrenheit,Kelvin.
Semoga berguna !
CARA FLEXI
dari berbagai asal

PERBANDINGAN SUHU CELCIUSKELVINREAMURFAHRENHEIT

Rumus Konversi nilai suhu dalam Skala Celcius, Kelvin, Reamur, Fahrenheit
Perbandingan suhu Celcius,Kelvin,Reamur,Fahrenheit
Suhu
Suhu adalah suatu Besaran nilai untuk menyatakan panas atau dingin berdasarkan suatu benda, Untuk mengetahui suhu suatu benda kita biasa memakai alat yg dianggap Thermometer.
Jenis-jenis alat pengukur suhu
Berbagai macam berukuran dan bentuk Thermometer sanggup kita jumpai serta memiliki cara pengukuran yg bhineka,
Perbandingan suhu Celcius,Kelvin,Reamur,Fahrenheit
Disamping itu, buat menentukan besaran Suhu suatu benda diperlukan standarisasi nilai skala suhu yg berbeda-beda.

Ada beberapa Satuan nilai yang digunakan buat besaran skala suhu, diantaranya:
  1. Celcius ( °C )
  2. Reamur ( °R )
  3. Fahrenheit ( °F )
  4. Kelvin ( K )
Penemu skala suhu Celcius, Reamur, Fahrenheit serta Kelvin
Masing-masing berdasarkan nilai skala satuan suhu diatas memiliki interaksi satu menggunakan yang lainnya, serta bisa dikonversikan.
Nilai suhu suatu benda dalam satuan skala Celcius bisa dikonversikan ke dalam satuan skala Reamur, skala Kelvin serta skala Fahrenheit.
Begitu juga kebalikannya, Nilai suhu pada satuan skala Fahrenheit bisa kita konversikan atau diubah ke pada satuan nilai suhu skala celcius, kelvin serta reamur, begitu jua menggunakan nilai satuan skala suhu yang lainnya.
Masing-masing nilai satuan suhu antara Celcius,Reamur,Fahreinheit,Kelvin memiliki perbandingan nilai satu menggunakan yg lainnya.


Perbandingan suhu pada skala Celcius, Kelvin, Reamur, Fahrenheit:


Celcius : Reamur : Fahreinheit : Kelvin = 5 : 4 : 9 : 5
Perbandingan skala suhu ini dapat kita pakai untuk membarui suatu nilai satuan skala suhu ke pada satuan skala suhu lainnya.
Namun khusus buat satuan skala Fahrenheit (harus ditambah atau dikurang 32), serta skala Kelvin (ditambah atau dikurang 273).
Mengapa demikian ?
Berikut penjelasannya:
Celcius:
  • Titik beku dalam suhu 0°C
  • Titik didih Air dalam suhu 100°C
  • Nilai selisih skala suhu antara titik beku dengan titik didih adalah 100 derajat

Reamur :
  • Titik beku pada suhu 0°R
  • Titik didih Air pada suhu 80°R
  • Nilai selisih skala suhu antara titik beku dengan titik didih adalah 80 derajat

Fahrenheit :
  • Titik beku dalam suhu 32°F
  • Titik didih Air pada suhu 212°F
  • Nilai selisih skala suhu antara titik beku menggunakan titik didih merupakan 180 derajat

Kelvin :
  • Titik beku pada suhu 273 K
  • Titik didih Air dalam suhu 373 K
  • Nilai selisih skala suhu antara titik beku dengan titik didih adalah 100 derajat

(Satuan kelvin tidak menggunakan simbol pangkat Nol ( ....° )
Perbandingan suhu Celcius,Kelvin,Reamur,Fahrenheit
Rumus konversi skala Suhu:
  • Konversi suhu Skala Derajat Celcius
Celcius – Reamur = 4/lima x ...°C = ...°R
Celcius – Fahreinheit = (9/lima x ...°C) + 32 = ...°F
Celcius – Kelvin = ( 5/5 x ...°C) + 273,15 = ...K
Karena lima/5 sama menggunakan 1 maka sanggup langsung menggunakan rumus (...°C + 273,15)
  • Konversi suhu skala Derajat Reamur
Reamur – Celcius = lima/4 x ...°R = ...°C
Reamur – Fahrenheit = (9/4 x ...°R) + 32 = ...°F
Reamur – Kelvin = (lima/4 x ...°R) + 273,15 = ...K
  • Konversi suhu Skala Derajat Fahrenheit
Fahrenheit – Celcius = 5/9 x (...°F – 32 ) = ...°C
Fahrenheit – Reamur = 4/9 x (...°F – 32 ) = ...°R
Fahrenheit – Kelvin = lima/9 x (...°F + 459,67) = ...K
  • Konversi suhu Skala Kelvin
Kelvin – Celcius = 5/lima x (...K – 273,15) = ... °C
Karena lima/lima sama menggunakan satu maka mampu langsung memakai rumus (K – 273,15)
Kelvin – Reamur = 4/lima x (...K – 273,15) = ...°R
Kelvin – Fahrenheit = (9/lima x ...K) – 459,67 = ...°F
Beberapa contoh konversi suhu:
Perbandingan suhu Celcius,Kelvin,Reamur,Fahrenheit
  • Contoh 1
konversi suhu derajat Celcius diubah kedalam derajat Reamur.
Hasil pengukuran suhu suatu benda menggunakan indera thermometer Skala Celcius adalah 90°C (derajat Celcius), maka apabila diubah kedalam satuan suhu Skala derajat Reamur, merupakan :
Rumus :
Celcius – Reamur = 4/lima x ...°C = ...°R
maka, 4/5 x 90 °C = 72°R
  • Contoh 2
Konversi suhu skala Kelvin diubah kedalam skala suhu derajat Fahrenheit.
Hasil pengukuran suhu suatu benda menggunakan indera thermometer Skala Kelvin adalah 300 K, maka bila diubah kedalam satuan skala Fahrenheit, merupakan :
Rumus :
Kelvin – Fahrenheit = (9/lima x ...K) – 459,67 = ...°F
maka, (9/5 x 300 K) – 459,67 = 80,33°F
  • Contoh 3
Konversi suhu derajat Celcius diubah ke dalam skala suhu derajat Fahrenheit.
Hasil pengukuran suhu suatu benda menggunakan Thermometer skala Celcius merupakan 50⁰C, maka jika diubah kedalam satuan skala Fahrenheit, merupakan :
Rumus :
Celcius – Fahreinheit = (9/lima x ...°C) + 32 = ...°F
maka, (9/5 x 50°C) + 32 = 112°F
Begitu juga, apabila ingin mengubah nilai besaran suhu berdasarkan suatu Skala satuan nilai suhu ke dalam Skala satuan nilai suhu lainnya, sanggup menggunakan menggunakan rumus-rumus konversi perbandingan Skala satuan suhu diatas.
Demikianlah Artikel tentang perbandingan suhu Celcius,Reamur,Fahrenheit,Kelvin.
Semoga berguna !
CARA FLEXI
dari banyak sekali asal

PENILAIAN HARIAN PH K13 KELAS 5 TEMA 6

Penilaian Harian (PH) K13 Kelas 5 Tema 6 - Pelaksanaan kurikulum 2013 revisi 2017 sampai dengan tahun kini telah sampai dengan pelaksanan kelas 5 terutama dalam tahun pelajaran 2017/2018 semester 2 ini. Dalam aplikasi kurikulum 2013 setelah direvisi 2017 menerapkan tematik terpadu. 

Tema yg diajarkan pada awal semester 2 ini menggunakan tema 6 judul tema Panas serta Perpindahannya serta terbagi sebagai tiga subtema diantaranya; (1) subtema 1 Suhu dan kalor; (2) subtema dua Perpindahan Kalor di Sekitar Kita; dan (3) subtema tiga Pengaruh Kalor pada Kehidupan. Dalam aktivitas pembelajaran pada akhir subtema pengajar diwajibkan untuk melaksanakan penilaian, sehingga memang pengajar harus aktif dan kreatif pada pelaksanaan kurikulum 2013 ini.
Niat baik kami dalam posting ini sudah kami siapkan link download Penilaian Harian (PH) K13 Kelas 5 Tema 6 yg kami kemas dalam 2 (dua) format seperti nampak dalam pilihan menu tautan pada bawah ini:
Soal_Ulangan_Harian_Kelas_5_Tema_6_Subtema_1.doc
Soal_Ulangan_Harian_Kelas_5_Tema_6_Subtema_2.doc
Soal_Ulangan_Harian_Kelas_5_Tema_6_Subtema_3.doc

Soal Ulangan Harian Kelas lima Tema 6 Subtema 1.pdf
Soal Ulangan Harian Kelas lima Tema 6 Subtema dua.pdf
Soal Ulangan Harian Kelas 5 Tema 6 Subtema tiga.pdf

SOAL KELAS V TEMATIK SEMESTER 1 K13.rar
Link Download lainnya:
Penilaian Harian Tematik Kelas 1 Tema lima 
Penilaian Harian Tematik Terpadu Kelas dua Tema 5
Penilaian Harian Tematik Kelas 4 Tema 6
Semoga dengan kami bagikan materi Penilaian Harian (PH) K13 Kelas 5 Tema 6 ini rekan-rekan pengajar akan merasa lebih mudah dalam menyusun Soal Penilaian pada setiap pertemuannya, minimal materi ini bisa digunakan menjadi perbandingan.

BUDIDAYA KUBIS

I.PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Sebagaibahan pangan buat keperluan masakan seperti sup, sayur lodeh, pecel, lotek danlain-lain atau dimakan pribadi (lalapan) bersama menu lain. Manfaat lain dapatdibuat produk kuliner instan seperti mie, makanan ringan serta makanan cepat sajilainnya.
Di bidang kesehatan, bisa dipakai sebagai pencegah dan obat sariawan,penyakit beri-beri, penyakit Xerophthalmia, radang syaraf, lemahnya otot-otot,luka-luka dalam tepi verbal, dermatitis bibir menjadi merah dan radang lidah,kandungan niacin dapat mencegah penyakit palagra serta pembentuk tulang serta gigi.

1.2Tujuan

Adapun tujuan adalahsebagai berikut :
1.untukmengetahui budidaya flora kubis sesuai menggunakan petunjuk teknis serta inovasibaru.
2.sebagaipedoman buat pelaku primer dalam melakukan budidaya tumbuhan kubis.


II.BUDIDAYAKUBIS
2.1Syarattumbuh
Pengaruhangin dirasakan dalam aporasi huma dan evapotranspirasi tumbuhan. Laju anginyang tinggi pada waktu usang (kontinyu) mengakibatkan ekuilibrium kandunganair antara tanah serta udara terganggu, tanah kering dan keras, penguraianbahan-bahan organik terhambat, unsur hara berkurang dan menimbulkan racunakibat tidak terdapat oksidasi gas-gas beracun di pada tanah. Disebutkan jumlahcurah hujan 80% berdasarkan jumlah normal (30 centimeter) menaruh hasil rata-rata 12%dibawah homogen-rata normal. Stadia pembibitan memerlukan intensitas cahaya lemahsehingga memerlukan naungan buat mencegah cahaya mentari pribadi yangmembahayakan pertumbuhan bibit. Sedangkan pada stadia pertumbuhan diperlukanintensitas cahaya yang kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan. Tanaman kubisdapat hayati pada suhu udara 10-24 derajat C menggunakan suhu optimum 17 derajat C.untuk waktu singkat, kebanyakan varietas kubis tahan dingin (minus 6-10derajatC), tetapi untuk ketika lama , kubis akan rusak kecuali kubis berdaunkecil ( 9), merupakan racun bagi akar-akar  yaitu pF antara 2,5-4. Dengan demikian lahantanaman kol memerlukan pengairan yg relatif baik (irigasi maupun drainase). KetinggianTempat
Tanaman kubis dapat tumbuh optimal dalam ketinggian 200-2000 m dpl. Untukvarietas dataran tinggi, dapat tumbuh baik dalam ketinggian 1000-2000 m dpl.
2.2Pembibitan
1.persyaratanBenih
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: Benih utuh, artinya tidakluka atau nir stigma. Benih harus bebas hama dan penyakit. Benih wajib murni,ialah tidak tercampur menggunakan biji-biji atau benih lain serta higienis darikotoran Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat. Mempunyaidaya kecambah 80%. Benih yang baik akan tenggelam bila direndam pada air
Penyiapan benih dimaksudkan buat mempercepat perkecambahan benih dan meningkatkandaya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Cara-cara penyiapan adalahsebagai berikut:
1. Sterilisasi benih, dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengandosis yg dianjurkan atau dengan merendam benih pada air panas 55 derajat Cselama 15-30 mnt. 2. Penyeleksian benih, dengan merendam biji pada air,dimana benih yg baik akan tenggelam.
3. Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih terlihat pecah supaya benih cepatberkecambah.kebutuhan benih per hektar tergantung varietas serta jarak tanam, umumnyadibutuhkan 300 gram/ha.
 Benih wajib disemai dan dibumbun sebelumdipindahtanam ke lapangan. Penyemaian bisa dilakukan di bedengan atau langsungdi bumbung (koker). Bumbung bisa dibuat menurut daun pisang, kertas makananberplastik atau polybag kecil.
2.teknikPenyemaianBenih
Hal yang perlu diperhatikan pada penentuan lokasi persemaian diantaranya: (1)tanah nir mengandung hama dan penyakit atau faktor-faktor lain yangmerugikan; (dua) lokasi mendapat penyinaran cahaya surya cukup; serta (3) dekatdengansumberairbersih. Penyemaian dapat dilakukan menggunakan cara menjadi berikut: Penyemaiandibedengan,Sebelum bedengan dibentuk, huma diolah sedalam 30 centimeter lalu dibuat bedenganselebar 110-120 cm memanjang berdasarkan arah utara ke selatan. Tambahkan ayakan pupukkandang halus serta campurkan menggunakan tanah menggunakan perbandingan 1:2 atau 1:1.bedengan dinaungi menggunakan naungan plastik, jerami atau daun-daunan setinggi1,25-1,50 m pada sisi timur dan 0,8-1,0 m di sisi Barat. Penyemaian dapatdilakukan dengan dua cara, yaitu disebar merata pada atas bedengan atau disebardi pada barisan sedalam 0,dua-1,0 centimeter. Cara pertama memerlukan benih yang lebihsedikit daripada cara kedua. Sekitar 2 minggu sesudah semai, bibit dipindahkanke dalam bumbung. Bumbung bisa dibentuk menurut daun pisang atau kertas berplastikdengan berukuran diameter 4-5 cm serta tinggi 5 cm atau berupa polibag 7x10 cm yangmemiliki dua lubang kecil di ke 2 sisi bagian bawahnya. Bumbung diisi mediacampuran ayakan pupuk sangkar matang dan tanah halus dengan perbandingan 1:2atau 1:1. Keuntungannya merupakan ekonomis saat, permukaan petak semaian sempit danjumlah benih persatuan luas poly. Sedangkan kelemahannya adalah penggunaanbenih poly, penyiangan gulma sukar, memerlukan energi kerja terampil terutamasaat pemindahan bibit ke lahan. Penyemaian pada bumbung (koker ataupolybag) Dengancara ini, satu per satu benih dimasukkan ke pada bumbung yang dibuat dengancara misalnya pada atas. Bumbung bisa terbuat menurut daun pisang atau daun kelapadengan berukuran diameter dan tinggi lima cm atau menggunakan polybag kecil yang berukuran7-8 centimeter x 10 cm. Media penyemaian adalah adonan tanah halus dengan pupukkandang (2:1) sebanyak 90%. Sebaiknya media semai disterilkan dahulu denganmengkukus media semai pada suhu udara 55-100 derajat C selama 30-60 menit ataudengan menyiramkan larutan formalin 4%, ditutup lbr plastik (24 jam), laludiangin-anginkan. Cara lain dengan mencampurkan media semai menggunakan zat fumiganBasamid-G (40-60 gram/m2) sedalam 10-15 cm, disiram air hingga basah danditutup dengan lembaran plastik (5 hari), kemudian plastik dibuka, dan lahan diangin-anginkan(10-15 hari).
3.pemeliharaanPembibitan/Penyemaian
Penyiramandilakukan setiap hari dalam pagi dan sore hari tergantung cuaca. Pengaturnaungan persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 serta sore mulai pukul15.00. Diluar waktu diatas, cahaya mentari terlalu panas dan kurangmenguntungkan bagi bibit. Penyiangan dilakukan terhadap flora lain yangdianggap mengganggu pertumbuhan bibit, dilakukan menggunakan mencabutirumput-rumput/gulma lainnya yg tumbuh disela-sela tanaman pokok. Dilakukanpemupukan larutan urea menggunakan konsentrasi 0,lima gram/liter dan penyemprotan pestisida½ takaran apabila diperlukan. Hama yang menyerang biji yg belum tumbuh serta tanamanmuda adalah semut, siput, bekicot, ulat tritip, ulat pucuk, molusca dancendawan. Sedangkan, penyakit merupakan penyakit layu. Pencegahan danpemberantasan digunakan Insektisida serta fungisida misalnya Furadan 3 G,Antrocol, Dithane, Hostathion dan lain-lain.
4.pemindahanBibit
Pemindahan dilakukan jika bibit telah memiliki perakaran yg kuat. Bibit daribenih/biji siap ditanam sesudah berumur 6 minggu atau sudah berdaun 5-6 helai,sedangkan bibit dari stek bisa dipindahkan setelah berumur 28 hari. Pemindahanbibit dilakukan menggunakan cara menjadi berikut: Sistem cabut, bibit dicabut denganhati-hati agar tidak menghambat akar. Jika disemai dalam polybag, pengambilan bibitdilakukan dengan cara membalikkan polybag menggunakan batang bibit dijepit antaratelunjuk dan jari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk perlahan sampai bibitkeluar. Bila bibit disemai dalam bumbung daun pisang atau daun kelapa, bibitdapat ditanam bersama bumbungnya. Sistem putaran, caranya tanah disiram danbibit menggunakan diambil bersama tanahnya dua,5-tiga cm dari batang menggunakan kedalaman 5cm.
4. Pengolahan Media Tanam
Lahansebaiknya bukan lahan bekas ditanami tumbuhan keluarga Cruciferae lainnya.dilakukan pengukuran pH serta analisa tanah mengenai kandungan bahan organiknyauntuk mengetahui kecocokan huma ditanami kol/kubis. Tanah digemburkan dandibalik menggunakan dicangkul atau dibajak sedalam 40-50 centimeter, dibersihkan darisisa-residu tanaman serta diberi pupuk dasar. Setelah itu, dibiarkan terkena sinarmatahari selama 1-2 minggu buat memberi kesempatan oksidasi gas-gas beracundan membunuh asal-sumber patogen.
5.pembuatanBedengan
Bedengan dibuat dengan arah Timur-Barat, lebar 80-100 centimeter, tinggi 35 cm danpanjang tergantung keadaan huma. Lebar parit antar bedengan ± 40 cm (paritpembuangan air PPA 60 centimeter) dengan kedalaman 30 centimeter (PPA 60 centimeter).
6.pengapuran
Fungsi untuk meningkatkan pH tanah serta mencegah kekurangan unsur hara makro maupunmikro. Dosis pengapuran bergantung kisaran angka pH-nya, biasanya antara 1-dua tonkapur per hektar. Jenis kapur yag digunakan diantaranya: Captan(calcit)danDolomit.
7. Pemupukan
Bedengansiap tanam diberi pupuk dasar yg poly mengandung unsur Nitrogen dan Kalium,yaitu Za, Urea, TSP serta KCl masing-masing 250 kg, serta Borax atau Borate 10-20kg/ha. Pemberian pupuk kandang dilakukan sebesar 0,5kgpertanaman.
2.3Penanaman
Penentuan pola tanam tumbuhan sangat bergantung kesuburan tanah serta varietastanaman menggunakan jeda tanam 50 x 50 cm. Pola penanaman ada 2 yaitu larikan danteratur misalnya pola bujur sangkar; pola segi tiga sama sisi; pola segi empatdan pola barisan (barisan tunggal dan barisan ganda). Pola segi tiga sama sisidan bujur sangkar tergolong baik karena dihasilkan jumlah tumbuhan lebih poly.pembuatanLubangTanam Lubang tanam dibuat sinkron dengan jarak tanam sedalamcangkul atau dengan ukuran garis tengan 20-25 cm sedalam 10-15 centimeter..caraPenanaman, 1. Waktu tanam yang baik yaitu pada pagi hari antara pukul06.00-10.00 atau sore hari antara pukul 15.00-17.00, lantaran imbas sinarmatahari dan temperatur nir terlalu tinggi.
2. Pilih bibit yang segar dan sehat (nir terjangkit penyakit ataupun hama).
3. Bila bibit disemai dalam bumbung daun pisang atau, ditanam bersama denganbumbungnya, jika disemai dalam polybag plastik maka dimuntahkan terlebih dahuludengan cara membalikkan polybag menggunakan btg bibit dijepit antara telunjuk danjari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk secara perlahan sampai bibit keluardaripolybag.4. Jika disemai pada bedengan diambil menggunakan solet (sistemputaran), caranya menggambil bibit bersama tanahnya lebih kurang 2,lima-tiga cm daribatang sedalam lima centimeter. Lima. Bibit segera ditanam dalam lubang dengan memberi tanahhalus sedikit-demi sedikit dan tekan tanah perlahan supaya benih berdiri tegak.
6. Siram bibit menggunakan air sampai basah benar.


2.4PemeliharaanTanaman
1.penjarangandanPenyulaman
Penjarangan dilakukan ketika pemindahan bibit ke huma, yaitu waktu bibit berumur6 minggu atau sudah berdaun 5-6 helai (semaian biji) atau berumur 28 hari(semaian stek). Jika bibit disemai pada bumbung maka penjarangan tidakdilakukan. Sedangkan penyulaman hampir nir dilakukan lantaran umurtanamanbulan).
2.penyiangan
Penyiangan dilakukan bersama dengan penggemburan tanah sebelum pemupukan ataubila masih ada tumbuhan lain yg mengganggu pertumbuhan flora. Penyiangandilakukan menggunakan hati-hati serta tidak terlalu dalam karena bisa menghambat sistemperakaran flora, bahkan dalam akhir penanaman usahakan tidakdilakukan.
3.pembubunan
Pembumbunan dilakukan beserta penyiangan menggunakan mengangkat tanah yang ada padasaluran antar bedengan ke arah bedengan berfungsi buat menjaga kedalaman paritdan ketinggian bedeng dan menaikkan kegemburan tanah.
4.perempelan
Perempelan cabang/tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin buat menjagatanaman induk supaya pertumbuhan sinkron harapan, sehingga zat makananterkonsentrasi pada pembentukan bunga seoptimal mungkin.
5.pemupukan
Pemupukan susulan I dilakukan dengan urea 1gram per flora melingkari tanamandengan jeda 3 cm disaat tanaman kelihatan hayati buat mendorong pertumbuhan.pemupukan kedua dilakukan dalam umur 10-14 hari menggunakan takaran 3-5 gram, denganjarak 7-8 centimeter. Pemupukan ketiga dilakukan pada umur tiga-4 minggu menggunakan takaran 5gram pada jeda 7-8 centimeter. Bila pertumbuhan belum optimal bisa dilakukanpemupukan lagi pada umur 8 minggu.
6.pengairandanPenyiraman
Waktu anugerah air sebaiknya dilakukan dalam pagi serta sore hari. Pada musimkemarau, pengairan perlu dilakukan 1-2 hari sekali, terutama dalam fase awalpertumbuhandanpembentukanbunga.
7.waktuPenyemprotanPestisida
Untuk pencegahan, penyemprotan dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atausecara rutin 1-dua minggu sekali dengan takaran ringan. Untuk penanggulangan,penyemprotan dilakukan sedini mungkin dengan takaran sempurna, agar hama dapatsegeraditanggulangi. Jenis serta dosis pestisida yg dipakai dalammenanggulangi hama sangat beragam tergantung menggunakan hama yg dikendalikan dantingkat populasi hama tadi.
Hal-hal yg penting dalam merawat tumbuhan adalah: 1. Menghindari pelukaan padatanaman lantaran luka pada flora merupakan galat satu jalan yang efektif dalampenularan penyakit serta sangat disukai oleh hama.
2. Dalam pemupukan, pupuk tidak boleh mengenai flora serta harus selaludiikutidenganpenyiraman.
2.5PengendalianHamadanPenyakit
1. Ulat Plutella (Plutella xylostellaL.)
Dikenal dengan nama ulat tritip, Diamond-black moth, hileud keremeng, amabodas, ama karancang (Sunda), omo kapes, kupu klawu (Jawa). Ciri: (1) siklushidup 2-tiga minggu tergantung temperatur udara; (dua) ngengat betina panjang 1,25cm berwarna kelabu, memiliki 3 buah titik kuning dalam sayap depan,meletakkan telur dibagian bawah permukaan daun sebesar 50 buah dalam saat 24jam; (tiga) telurnya berbentuk oval, berukuran 0,6-0,3 mm, berwarna hijau kekuningan,berkilau, lembek dan menetas ± tiga hari; (4) larva Plutella berwarna hijau,panjang 8 mm, lebar 1 mm, mengalami 4 instar yang berlangsung selama 12 hari,ngengat kecil berwarna coklat keabu-abuan; (5) ngengat aktif dimalam hari,sedangkan siang hari bersembunyi dibawah dibawah residu-residu tumbuhan, atau hinggapdibawah bagian atas daun bawah. Gejala: (1) umumnya menyerang pada musimkemarau; (2) daun berlubang-lubang terdapat bercak-bercak putih seperti jendelayang menerawang serta tinggal urat-urat daunnya saja; (tiga) umumnya menyerangtanaman muda, tetapi kadang-kadang menghambat tumbuhan yg sedang menciptakan bunga.pengendalian: (1) mekanis: mengumpulkan ulat-ulat dan telurnya, kemudiandihancurkan. (dua) Kultur teknik: pergiliran tanaman (rotasi) menggunakan flora yangbukan keluarga Cruciferae; pola tumpang sari brocolli menggunakan tomat, bawang daun,dan jagung; dengan tumbuhan perangkap (trap crop) misalnya Rape/Brassicacampestris ssp. Oleifera Metg. (tiga) Hayati/hayati: menggunakan musuh alami,yaitu parasitoid (Cotesia plutella Kurdj, Diadegma semiclausum, Diadegmaeucerophaga) ataupun predatornya. (4) Sex pheromone : merupakan "UgratasUngu" menurut Taiwan. Bentuk sex pheromone ini misalnya benang nilon berwarnaungu sepanjang ± 8 cm. Cara penggunaan : Ugratas ungu dimasukkan botol bekasagua, lalu dipasang dilahan perkebunan dalam posisi lebih tinggi daritanaman. Daya tahan ugratas terpasang ±tiga minggu, serta tiap hektar kebunmemerlukan 5-10 butir perangkap.(5) Kimiawi: menyemprotkan insektisida selektifberbahan aktif Baccilus thuringiensis seperti Dipel WP, Bactospeine WP, FlorbacFC atau Thuricide HP pada konsentrasi 0,1-0,2%, Agrimec 18 FC, pada konsentrasi1-2 cc/liter.
2. Ulat croci (Crocidolomia binotalisZeller)
Ulat croci diklaim hileud bocok (sunda). Ciri: (1) daur hidup 22-32 hari,tergantung suhu udara; (2) ulat berwarna hijau, pada punggung terdapat garishijau belia serta perut kuning, panjang ulat 18 mm, berkepompong pada dalam tanahdan telur diletakkan dibawah daun secara berkelompok berbentuk pipih menyerupaigenteng rumah; (3) menyerang tanaman yg sedang menciptakan bunga. Pengendalian:sama menggunakan ulat Prutella, parasitoid yg paling cocok adalah Inareolata sp.
3. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn)
Ulat tanah diklaim ulat taneuh, hileud orok (Sunda) atau uler lettung(Jawa).
Ciri: (1) siklus hidup 6-8 minggu; (2) kupu-kupu ataupun ulatnya aktif padasenja dan malam hari, pada siang hari bersembunyi di bawah daun (kupu-kupu) danpermukaan tanah (ulat). Gejala: memotong titik tumbuh atau pangkal batangtanaman, sebagai akibatnya tumbuhan muda rebah serta dalam siang hari tampak layu.pengendalian: (1) mekanis: mencabut ulat-ulat tanah dan membunuhnya; (dua) kulturteknis: pembersihan kebun dari rerumputan atau sisa-residu tumbuhan yg dijadikantempat bertelur hama tanah; (tiga) kimiawi: menggunakan umpan beracun serta semprotaninsektisida.campuran menurut 125-250 gram Dipertex 95 SL, 10 kg dedak, 0,lima-1,0 kggula merah dan 10 liter air buat flora seluas 0,25-0,lima hektar. Umpantersebut disebarkan disekeliling tanaman dalam senja serta malam hari. Bisa jugadisemprotkan insektisida Dursban 20 EC 1 cc/liter air. Waktu penyemprotansehabis tanam serta bisa diulang 1-dua kali seminggu.
4. Kutu daun (Aphis brassicae)
Hidup berkelompok dibawah daun atau massa bunga (curd), berwarna hijau diliputisemacam tepung berlilin. Gejala: menyerang flora dengan menghisap cairanselnya, sebagai akibatnya menyebabkan daun menguning dan massa bunga berbintik-bintiktampak kotor. Menyerang hebat dimusim kemarau. Pengendalian: menyemprotkaninsektisida ORTHENE 75 SP atau Hostathion 40 EC 1-2 cc/liter air.
5. Busuk hitam (Xanthomonas campestrisDows.)
Penyebab: bakteri, serta merupakan patogen tular benih (seed borne), dan dapatdengan mudah menular ketanah atau ke flora sehat lainnya. Gejala: (1) tanamansemai rebah (damping off), karena infeksi awal terjadi dalam kotiledon, kemudianmenjalar keseluruh tumbuhan secara sistematik; (dua) bercak coklat kehitam-hitamanpada daun, batang, tangkai, bunga juga massa bunga yg diserang; (tiga) gejalakhas daun kuning kecoklat-coklatan berbentuk alfabet "V", lalumengering. Batang atau massa bunga yg terserang menjadi busuk berwarna hitamatau coklat, sebagai akibatnya kurang layak dipanen. Pengendalian: (1) memberikanperlakuan pada benih seperti sudah dijelaskan pada poin pembibitan sub poinpenyiapan benih; (2) pencucian kebun berdasarkan tumbuhan inang alternatif; (tiga)rotasi tanaman selama ± tiga tahun dengan flora tidak sefamili.
6. Busuk lunak (Erwinia carotovoraHolland.)
Penyebab: bakteri yg menyebabkan busuk lunak dalam flora sewaktu masih dikebun hingga pasca panen dan pada penyimpanan. Gejala: (1) luka pada pangkalbunga yang hampir siap panen; (2) luka akar flora scara mekanis, seranggaatau organisme lain; (3) luka waktu panen; (4) penanganan atau pengepakan yangkurang baik. Pengendalian: (1) Pra panen: membersihkan sisa-sisa tumbuhan padalahan yg akan ditanami; menghindari kerusakan flora sang serangga pengerekatau sewaktu pemeliharaan tumbuhan; menghindari bertanam kubis-kubisan padamusim hujan pada daerah basis penyakit busuk lunak. (2) Pasca panen: menghindariluka mekanis atau gigitan serangga menjelang panen; menyimpan output panen dalamkeadaan kemarau, atau bila dicuci dengan air bersih, wajib dikeringkan terlebihdahulu sebelum disimpan; berhati-hati dalam membawa atau mengangkut hasil panenketempat penyimpanan buat mencegah luka atau memar; menyimpan output ditempatsejuk dan mempunyai peredaran udara baik.
7. Akar bengkak atau akar pekuk(Plasmodiophora brassicae Wor.)
Penyebab: cendawan Plasmodiophora brassicae. Gejala: (1) pada siang hariatau cuaca panas, flora tampak, namun pada malam atau pagi hari daun tampaksegar balik ; (2) pertumbuhan terlambat, flora kerdil dan tidak mampumembentuk bunga bahkan dapat mati; (3) akar bengkak serta terjadi bercak-bercakhitam. Pengendalian: (1) memberi perlakuan dalam benih seperti poin penyiapanbenih; (dua) menyemai benih pada loka yg bebas wabah penyakit; (tiga) melakukansterilisasi media semai ataupun tanah kebun dengan Besamid-G 40-60 gr/m2untuk arel pembibitan atau 60 gram/m2untuk kebun; (4) melakukan pengapuranuntuk menaikkan pH; (5) mencabut tumbuhan yang terserang penyakit; (6)pergiliran atau rotasi flora menggunakan jenis yang nir sefamili
2.6Panen danPasca Panen
1. Ciri serta Umur Panen
Umur masakpetik atau panen tanaman kubis tergantung pada varietasnya, berumur pendek(cepat berbuah) dan berumur panjang (dalam).
a) Premium Flat Dutch: umur panen 100 hari, produksi 4,5 kg/tanaman .
b) Early Flat Dutch: umur panen 83 hari, produksi 2,4-2,7 kg/tumbuhan.
c) O-S Cross: umur panen 80 hari, produksi dua kg/flora.
d) Surehead: umur panen 93 hari, produksi 3-4,lima kg/flora.
e) Globe Master: umur panen 75 hari, produksi 2-dua,5 kg/tanaman .
f) Emerald Cross Hybrid: umur panen 45 hari, produksi 1.2 kg/tanaman .
g) Copenhagen Market: umur panen 72 hari, produksi 1.8-2 kg/tanaman .
h) K-K Cros: umur panen 58 hari, produksi 1,6 kg/tumbuhan.
i) Green Cup: umur panen 73 hari, produksi 1,lima kg/tumbuhan.
j) Ecarliana: umur panen 60 hari, produksi 1 kg/tumbuhan.
Ciri-ciri kemasakan kubis merupakan sebagai berikut:
a) Krop kubis mengeras dengan cara menekan krop kubis.
b) Daun berwarna hijau mengkilap.
c) Daun paling luar sudah layu.
d) Besar krop kubis sudah terlihat aporisma.
2.caraPanen
Pemetikan yg kurang baik akan menimbulkan kerusakan mekanis yg menyebabkankrop kubis terinfeksi patogen sebagai akibatnya mudah pembusukan. Langkah-langkah dalammemetik kubis:
a) Pilih kubis yg sudah tua serta siap dipetik.
b) Petik kubis menggunakan memakai pisau yang tajam serta bersih. Pemotongandilakukan pada bagianpangkal btg kubis.
c) Urutan pemetikan adalah dimulai dengan kubis yang sehat baru kemudiandilakukan pemetika dalam kubis yang sudah terkena infeksi patogen.
3.pascapanen
1.pengumpulan
Setelah dipetik, kubis dikumpulkan pada loka yang teduh dan nir terkenasinar mentari pribadi supaya laju respirasi berkurang sehingga didapatkan kubisyang tinggi kwalitas dan kwantitasnya. Pengumpulan dilakukan dengan hati-hatidan jangan ditumpuk dan dilempar-lempar.
2.penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran buat memisahkan krop kubis baik serta bermutu berdasarkan yang kurang baikatau rusak, misalnya retak, lecet dan kerusakan lainnya. Penggolongan bertujuanuntuk mengolongkan krop ke pada mutu kelas I, kelas II dan seterusnyaberdasarkan jumlah daun pembungkus krop, keseragaman bentuk, keseragamanukuran, kepadatan krop, kadar kotoran maksimum, kecacatan kubis maksimum danpanjang batang kubis maksimum.
a) Jumlah daun pembungkus: mutu I=4 helai; mutu II=4 helai.
b) Homoginetas bentuk: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
c) Homogenitas ukuran: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
d) Kepadatan krop: mutu I=padat; mutu II=kurang padat.
e) Kadar kotoran maksimum: mutu I=dua,5%; mutu II=dua,5%.
f) Kubis stigma maksimum: mutu I=lima%; mutu II=10%.
g) Panjang batang kubis maksimum: mutu I=dua,lima cm; mutu II=2,5 cm
3.penyimpanan
Penyimpanan kubis harus memperhatikan varietas kubis, suhu, kelembaban dankadar air. Pada suhu 32-35 derajat F dan kelembaban udara 92-95%, kubis dapatdisimpan 4-6 bulan (kubis kadar air tinggi) dan 12 bulan (kubis kadar airrendah) menggunakan kehilangan berat sebanyak 10%.
4.pengemasan serta Pengangkutan
Pengemasan dilakukan menggunakan plastik polyethylene serta pada pengangkutan kemasanperlu dimasukkan ke dalam kotak atau peti kayu (field boxes) menggunakan kapasitas25-30 kg/peti.


III.KESIMPULAN
Adapukesimpulan adalah sebagai berikut :
1.tanamankubis bisa tumbuh pada dataran tinggi dan sangat rentan terhadap hama danpenyakit jadi wajib selalau memperhatikan kelembaban lingkungan.

2.tanamankubis dapat dibudidaya sang siapapun yg penting harus memperhatikanpemeliharaan tumbuhan kubis.

PENGERTIAN DAN FUNGSI SKALA PENGUKURAN MENURUT AHLI

Pengertian Dan Fungsi Skala Pengukuran
Skala bisa diartikan garis atau titik pertanda yg berderet-berderet serta menjadi­nya yang sama jarak antaranya, dipakai buat mengukur atau menentukan strata atau banyaknya sesuatu . Jadi skala adalah mekanisme hadiah nomor -nomor atau symbol lain pada sejumlah karakteristik dari suatu objek

Pengukuran merupakan proses, cara perbuatan mengukur yaitu suatu proses sistimatik pada menilai dan membedakan sesuatu obyek yg diukur atau pemberian nomor terhadap objek atau fenomena dari aturan eksklusif. Pengukuran tadi diatur dari kaidah-kaidah eksklusif. Kaidah-kaidah yg tidak selaras menghendaki skala dan pengukuran yang berbeda pula. Misalnya, orang bisa digambarkan berdasarkan beberapa karakteristik: umur, taraf pendidikan, jenis kelamin, taraf pendapatan.

Tiga buah istilah kunci yg dibutuhkan dalam memberikan definisi terhadap konsep pengukuran. Kata-kata kunci tersebut adalah angka, penetapan, dan aturan. Pengukuran yang baik, wajib mempunyai sifat isomorphism dengan realita. Prinsip isomorphism, merupakan masih ada kesamaan yang dekat antara realitas sosial yang diteliti menggunakan ”nilai” yg diperoleh berdasarkan pengukuran. Oleh karena itu, suatu instrumen pengukur dipandang baik jika hasilnya dapat merefleksikan secara sempurna empiris berdasarkan kenyataan yang hendak diukur.

Skala pengukuran adalah seperangkat anggaran yg diperlukan buat mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variable. Dalam melakukan analisis statistik, perbedaan jenis data sangat berpengaruh terhadap pemilihan model atau indera uji statistik. Tidak sembarangan jenis data dapat digunakan oleh indera uji eksklusif. Ketidaksesuaian antara skala pengukuran dengan operasi matematik /peralatan statistik yang dipakai akan membentuk konklusi yang bias serta nir tepat/relevan.

Macam-macam Skala Pengukuran
a) . Skala Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan buat menklasifikasi obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, kepercayaan , pekerjaan, serta area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan nomor -nomor menjadi symbol. Apabila kita memakai skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik dipakai untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan pada bentuk persentase. Sebagai model kita mengklaisfikasi variable jenis kelamin sebagai menjadi berikut: pria kita beri simbol nomor 1 dan wanita angka 2. Kita tidak bisa melakukan operasi arimatika dengan nomor -angka tersebut, karena nomor -angka tadi hanya menampakan eksistensi atau ketidak-adanya karaktersitik tertentu. Skala nominal akan membentuk data yg dianggap data nominal atau data diskrit, yaitu data yg diperoleh dari mengkategorikan, memberi nama dan menghitung liputan-warta berdasarkan objek yg diobservasi

Skala Nominal adalah skala yg paling lemah/rendah di antara keempat skala pengukuran. Sesuai dengan nama atau sebutannya, skala nominal hanya sanggup membedakan benda atau insiden yang satu menggunakan yang lainnya dari nama (predikat). Sebagai contoh, klasifikasi barang yg dihasilkan dalam suatu proses produksi menggunakan predikat cacat atau nir cacat. Atau, bayi yang baru lahir bisa laki-laki atau wanita. Tidak jarang dipakai nomor -angka yg dipilih sekehendak hati sebagai pengganti nama-nama atau sebutan-sebutan, untuk membedakan benda-benda atau insiden-peristiwa menurut beberapa karakteristik.. Skala nominal umumnya juga digunakan bila peneliti berminat terhadap jumlah benda atau peristiwa yang termasuk ke dalam masing-masing kategori nominal. Data semacam ini sering diklaim data hitung ( count data) atau data frekuensi. Contoh lain yang dapat mendekatkan pemahaman kita terhadap skala pengukuran nominal dapat dicermati sebagai berikut : Pertama Penggunaan nomor “1” buat menyebut kelompok barang yang stigma menurut suatu proses produksi serta nomor “0” buat menyebut kelompok barang yang nir stigma menurut suatu proses produksi, Kedua :Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yg bersifat kategorikal dapat diberi symbol nomor -nomor sebagai berikut: jawaban “ya” diberi angka 1 dan “tidak” diberi angka 2.

b) . Skala Ordinal (Ranking) 
Skala Ordinal terjadi apabila obyek yang terdapat dalam satu katagori suatu skala tidak hanya tidak sama dengan obyek-obyek itu, namun juga memiliki hubungan satu menggunakan yang lain. Hubungan yang ada biasa kita jumpai diantara kelas-kelas merupakan : lebih tinggi, lebih disenangi, lebih tak jarang, lebih sulit, lebih dewasa dan sebagainya

Skala pengukuran ordinal menaruh liputan mengenai jumlah nisbi karakteristik tidak sama yang dimiliki sang obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini memiliki keterangan skala nominal ditambah menggunakan wahana peringkat nisbi tertentu yg menaruh kabar apakah suatu obyek mempunyai karakteristik yang lebih atau kurang namun bukan berapa poly kekurangan dan kelebihannya.

Pengukuran yang dilakukan pada skala ordinal merupakan obyek dibedakan berdasarkan persamaanya dan menurut urutannya. Jadi dapat dibentuk urutan atau rangking yang lengkap serta teratur diantar kelas-kelas. 

Skala Ordinal merupakan skala yg merupakan taraf ukuran kedua, yang berjenjang sesuatu yang menjadi ‘lebih’ atau ‘kurang’ menurut yang lainnya, berukuran ini dipakai untuk mengurutkan objek menurut yang terendah sampai tertinggi serta sebaliknya yg berarti peneliti sudah melakukan pengukuran terhadap variable yang diteliti. Contoh : mengukur kejuaraan olah raga, prestasi kerja, senioritas pegawai. Misalnya : Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak putusan bulat, netral, putusan bulat serta sangat sepakat dapat diberi symbol angka 1, dua,3,4 serta 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.

Skala ordinal, lambang-lambang sapta hasil pengukuran memberitahuakn urutan atau strata obyek yang diukur menurut karakteristik yang dipelajari. Misal, kita ingin mengetahui preferensi responden terhadap merek indomie goreng: merek Sarimi, Indomie, Mie Sedap, Gaga Mie lalu responden diminta buat melakukan ranking terhadap merek mie goreng dengan memberi angka 1 buat merek yg paling disukai, nomor dua buat rangking ke 2, dst. Rangkuman hasil Rangking Merek mie goreng menjadi berikut : Indomie = 1 , Mie Sedap = dua, Sarimi = 3, Gaga Mie = 4

Tabel ini menunjukkan bahwa merek Indomie lebih disukai daripada Mie Sedap, merek Mie Sedap lebih disukai daripada Sarimi, dsb. Walaupun perbedaan nomor antara preferensi satu dengan lainnya sama, namun kita tidak bisa memilih besarnya nilai preferensi dari suatu merek terhadap merek lainnya. Uji statistik yg sinkron adalah modus, median, distribusi frekuensi serta statistik non-parametrik seperti rank order correlation.

Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, serta tak jarang juga disebut menggunakan skala peringkat. Hal ini lantaran pada skala ordinal, lambang-lambang bilangan output pengukuran selain memperlihatkan pembedaan pula memperlihatkan urutan atau tingkatan obyek yg diukur dari karakteristik eksklusif. Misalnya tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri nomor dengan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=nir puas serta 1=sangat nir puas. Atau misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,tiga dstnya.

Dalam skala ordinal, nir misalnya skala nominal, saat kita ingin mengganti nomor -angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau menurut kecil ke akbar. Jadi, tidak boleh di buat 1=sangat puas, 2=nir puas, tiga=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, dua=puas, 3=kurang puas dstnya.

Selain itu, yang perlu diperhatikan dari ciri skala ordinal adalah meskipun nilainya telah mempunyai batas yg jelas tetapi belum mempunyai jarak (selisih). Kita nir memahami berapa jarak kepuasan menurut nir puas ke kurang puas. Dengan kata lain jua, walaupun sangat puas kita beri angka 5 serta sangat tidak puas kita beri nomor 1, kita nir mampu berkata bahwa kepuasan yang sangat puas 5 kali lebih tinggi dibandingkan yg sangat tidak puas.

Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita jua nir bisa menerapkan operasi matematika baku (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yg sesuai menggunakan skala ordinal jua merupakan peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi misalnya modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa alat-alat statistik non-parametrik lainnya

c) . Skala Interval 
Skala interval mempunyai karakteristik misalnya yang dimiliki sang skala nominal serta ordinal menggunakan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yg tetap. Dengan demikian peneliti bisa melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek menggunakan lainnya. Disparitas ciri antara obyek yg berpasangan menggunakan lambang bilangan satu dengan lambang bilangan berikutnya selalu permanen. Apabila dalam pengukuran preferensi responden terhadap merek indomie goreng tadi diasumsikan bahwa urutan kategori menunjukkan preferensi yang sama, maka kita dapat mengungkapkan bahwa disparitas indomie goreng merek urutan ke 1 menggunakan dua merupakan sama dengan perbedaan merek 2 menggunakan lainnya. Namun demikian, kita nir sanggup menyampaikan 3 bahwa merek yang menerima ranking lima nilainya lima kali preferensi daripada merek 1. Uji statistik yang sinkron merupakan semua uji statistik kecuali uji yang mendasarkan pada rasio misalnya koefisien variasi.

Dengan demikian, skala interval telah mempunyai nilai intrinsik, sudah memiliki jeda, namun jeda tadi belum adalah kelipatan. Pengertian “jeda belum adalah kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval nir memiliki nilai nol mutlak. Angka 0 (nol) buat thermometer mempunyai makna yang sangat berpengaruh serta bukan berarti bisa diabaikan. 

Misalnya pada pengukuran suhu. Kalau terdapat tiga wilayah menggunakan suhu daerah A = 10oC, daerah B = 15oC serta wilayah C=20oC. Kita sanggup berkata bahwa selisih suhu wilayah B, 5oC lebih panas dibandingkan daerah A, serta selisih suhu daerah C dengan wilayah B merupakan 5oC. (Ini memberitahuakn pengukuran interval sudah mempunyai jeda yang tetap). Tetapi, kita tidak mampu mengatakan bahwa suhu wilayah C 2 kali lebih panas dibandingkan wilayah A (merupakan nir mampu jadi kelipatan). Kenapa ? Lantaran dengan pengukuran yg lain, contohnya dengan Fahrenheit, di wilayah A suhunya merupakan 50oF, di daerah B = 59oF dan wilayah C=68oF. Artinya, dengan pengukuran Fahrenheit, wilayah C nir 2 kali lebih panas dibandingkan wilayah A, serta ini terjadi lantaran pada derajat Fahrenheit titik nolnya dalam 32, sedangkan dalam derajat Celcius titik nolnya pada 0. 

d) . Skala Rasio
Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapa semua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat absolut. Nilai nol mutlak ini merupakan merupakan nilai dasar yang nir sanggup diubah meskipun memakai skala yang lain. Oleh karena itu, dalam skala ratio, pengukuran telah memiliki nilai perbandingan/rasio. Pengukuran ratio umumnya pada bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek eksklusif menggunakan lainnya. Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yg acapkali dipakai adalah pengukuran tinggi serta berat. Misalnya Berat : Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding menggunakan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2. Atau berat benda A merupakan 30 kg, sedangkan benda B merupakan 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.

Dua skala Pengukuran Pertama (Nominal serta Ordinal) merupakan skal pengukuran Kualitatif lantaran karakteristiknya tidak namuric, (model : Jenis Kelamin, pekerjaan, serta lain-lain). Sedangkan 2 skala terakhir (Interval dan Rasio) adalah skala kuantitatif yg diekspresikan lewat numeric (model : berat, tinggi, biaya , pendapatan dan lain-lain)

Macam-macam Skala Pengukuran Untuk Instrument
Keempat skala diatas apabila akan dipakai dalam kuisioner dapat dilakukan menggunakan pendekatan, misalnya Skala Likert , Skala Guttman, dan Semantic Differential, Rating Scale

1 . Skala Likert
Skala Likert digunakan buat mengukur perilaku, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan menjadi titik tolak buat menyusun item-item instrumen yg dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yg memakai Skala Likert mempunyai gradasi menurut sangat positif hingga sangat negatif, yg dapat berupa kata-kata diantaranya: Sangat Penting (SP), Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting (TP), Sangat Tidak Penting (STP). Untuk evaluasi ekspektasi pelanggan, maka jawaban itu bisa diberi skor, contohnya: Sangat Penting (SP) = 5, Penting (P)= 4, Ragu-ragu (R) : tiga, Tidak Penting (TP) : dua , Sangat Tidak Penting (STP) : 1. Sedangkan buat evaluasi persepsi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi skor, contohnya: Sangat Baik (SB) : 5, Baik (B) : 4, Ragu-ragu (R): tiga, Tidak Baik (TB) : dua Sangat Tidak Baik (STB) : 1

Instrumen penelitian yang memakai skala Likert bisa dibuat pada bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Keuntungan skala Likert adalah :
a. Praktis dibentuk dan diterapkan
b. Terdapat kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-pertanyaan, asalkan mesih sesuai menggunakan konteks permasalahan
c. Jawaban suatu item bisa berupa alternative, sehingga berita tentang item tersebut diperjelas.
d. Reliabilitas pengukuran mampu diperoleh menggunakan jumlah item tersebut diperjelas

2) Skala Guttman 
Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapatkan jawaban yang tegas. Diantaranya : ‘ya’ serta ‘tidak’; ‘sahih-keliru’, dan lain-lain. Data yg diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua cara lain ). Jadi, bila pada Skala Likert masih ada 1,2,tiga,4,5 interval, menurut kata ‘sangat setuju’ hingga ‘sangat nir sepakat’, maka dalam Skala Guttman hanya ada 2 interval yaitu ‘putusan bulat’ atau ‘tidak setuju’. Penelitian memakai Skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

3) Skala Thurstone
Pernyataan yg diajukan kepada responden disarankan oleh Thurstone buat tidak terlalu b-anyak, diperkirakan antara 5 sampai 10 butir pertanyaan atau pernyataan. Pembuatan skala Thurstone bisa dilakukan menggunakan langkah-langkah seperti berikut.
1) Mengumpulkan sejumlah pernyataan misalnya 50-100 tingkatan yg merepresentasikan secara luas disparitas tingkat, disenangi, netral, serta nir disenangi terhadap suatu objek atau subjek yg hendak diteliti.
2) Pernyataan ini diberikan pada sejumlah responden misal 50 orang atau lebih yg relatif mengenal terhadap objek atau subjek supaya bisa menentukan ke pada 11 tingkatan kategori tadi. Kategori A terdiri atas pernyataan yg dipercaya disenangi atau favorit, E F netral, serta J K merupakan kategori tidak disenangi atau tidak favorit.
3) Klasifikasi pernyataan ke dalam kategori, menggunakan pertimbangan penilaian terhadap objek atau subjek secara psikologis, tetapi hanya merefleksikan persepsi mereka terhadap kategori pernyataan yang disediakan.
4) Pernyataan yang nilainya menyebar dibuang, serta pernyataan yang memiliki nilai bersamaan dipakai untuk pembuatan skala.

Skor tinggi pada skala berarti mereka memiliki tingkat berpretensi terhadap sifat yg ingin diteliti. Skor terendah berarti responden memiliki sifat favorit terhadap sifat yang ingin diteliti.

Skala Thurstone nir terlalu banyak digunakan sebagai instrumen pada bidang pendidikan karena model ini memiliki beberapa kelemahan yang pada antaranya seperti berikut.
a) Memerlukan terlalu poly pekerjaan buat membuat skala.
b) Nilai dalam skala yg sudah dibentuk memungkinkan dalam skor sama memiliki perilaku tidak selaras.
c) Nilai yang dibentuk ditentukan sang perilaku para juri atau penilai. D. Memerlukan tim penilai yang objektif.

4). Semantic Differential 
Skala ini merupakan galat satu dari skala factor yang dikembangkan buat menganalisis 2 kasus :
Pengukuran populasi dan multidimensional 
Pengungkapan dimensi yang belum dikenal atau belum diketahui 

Metode skala ini dikembangkan khususnya buat mengukur arti psikologis menurut suatu objek di mata seorang. Metode ini didasarkan dalam proporsi bahwa suatu objek mempunyai berbagai dimensi pengertian konotatif yg berada dalam ruang cirri multidimensi yang dianggap ruang semantic.

Metode ini dibuat menggunakan menempatkan 2 (2) skala penilaian pada titik ekstrim yg antagonis yg biasa disebut bipolar. Biasanya pada antara titik ekstrim pada dadapati lima atau 7 tititk-titik butir skala dimana responden menilai suatu konsep atau lebih dalam setiap buah skala.

Untuk lebih jelasnya tampilan buah-butir skala semantic diffrensial menjadi berikut :
Baik —–, ——, ——, ——, ——, ——-, —— Buruk
Lambat —–, ——, ——, ——, ——, ——-, —— Cepat

Skala pengukuran yg berbentuk Semantic Differensial dikembangkan sang Osgood. Skala ini jua digunakan buat mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda juga checklist, tetapi tersusun dalam satu garis konstan yg jawaban “sangat positifnya” terletak pada bagian kanan garis, dan jawaban “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yg diperoleh adalah data interval, serta umumnya skala ini digunakan buat mengukur perilaku/ciri tertentu yang dipunyai oleh seseorang.

PENGERTIAN DAN FUNGSI SKALA PENGUKURAN MENURUT AHLI

Pengertian Dan Fungsi Skala Pengukuran
Skala dapat diartikan garis atau titik tanda yg berderet-berderet serta sebagai­nya yang sama jarak antaranya, dipakai buat mengukur atau memilih strata atau banyaknya sesuatu . Jadi skala adalah prosedur pemberian nomor -nomor atau symbol lain pada sejumlah karakteristik dari suatu objek

Pengukuran merupakan proses, cara perbuatan mengukur yaitu suatu proses sistimatik pada menilai dan membedakan sesuatu obyek yg diukur atau hadiah angka terhadap objek atau kenyataan menurut anggaran tertentu. Pengukuran tadi diatur menurut kaidah-kaidah eksklusif. Kaidah-kaidah yg tidak sinkron menghendaki skala serta pengukuran yg tidak sama juga. Misalnya, orang dapat digambarkan dari beberapa karakteristik: umur, taraf pendidikan, jenis kelamin, tingkat pendapatan.

Tiga buah istilah kunci yang diharapkan dalam memberikan definisi terhadap konsep pengukuran. Kata-istilah kunci tersebut merupakan nomor , penetapan, serta anggaran. Pengukuran yang baik, harus memiliki sifat isomorphism menggunakan realita. Prinsip isomorphism, adalah masih ada kecenderungan yg dekat antara empiris sosial yang diteliti menggunakan ”nilai” yang diperoleh menurut pengukuran. Oleh karenanya, suatu instrumen pengukur dipandang baik jika hasilnya bisa merefleksikan secara tepat empiris dari fenomena yang hendak diukur.

Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diharapkan buat mengkuantitatifkan data berdasarkan pengukuran suatu variable. Dalam melakukan analisis statistik, disparitas jenis data sangat berpengaruh terhadap pemilihan contoh atau alat uji statistik. Tidak sembarangan jenis data dapat dipakai oleh alat uji eksklusif. Ketidaksesuaian antara skala pengukuran menggunakan operasi matematik /peralatan statistik yang dipakai akan menghasilkan konklusi yg bias serta tidak tepat/relevan.

Macam-macam Skala Pengukuran
a) . Skala Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan buat menklasifikasi obyek, individual atau gerombolan ; menjadi model mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal pada atas dipakai nomor -nomor menjadi symbol. Jika kita menggunakan skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik dipakai untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan pada bentuk persentase. Sebagai contoh kita mengklaisfikasi variable jenis kelamin sebagai sebagai berikut: pria kita beri simbol angka 1 dan perempuan nomor dua. Kita tidak dapat melakukan operasi arimatika dengan nomor -angka tadi, lantaran angka-angka tersebut hanya menerangkan keberadaan atau ketidak-adanya karaktersitik eksklusif. Skala nominal akan membentuk data yang disebut data nominal atau data diskrit, yaitu data yg diperoleh berdasarkan dikategorikan, memberi nama serta menghitung keterangan-warta berdasarkan objek yang diobservasi

Skala Nominal adalah skala yg paling lemah/rendah di antara keempat skala pengukuran. Sesuai menggunakan nama atau sebutannya, skala nominal hanya mampu membedakan benda atau peristiwa yg satu dengan yg lainnya menurut nama (predikat). Sebagai contoh, penjabaran barang yang didapatkan pada suatu proses produksi menggunakan predikat cacat atau tidak stigma. Atau, bayi yang baru lahir sanggup laki-laki atau wanita. Tidak jarang dipakai nomor -angka yang dipilih sekehendak hati menjadi pengganti nama-nama atau sebutan-sebutan, buat membedakan benda-benda atau peristiwa-insiden menurut beberapa ciri.. Skala nominal umumnya pula dipakai jika peneliti berminat terhadap jumlah benda atau insiden yang termasuk ke pada masing-masing kategori nominal. Data semacam ini tak jarang diklaim data hitung ( count data) atau data frekuensi. Contoh lain yg bisa mendekatkan pemahaman kita terhadap skala pengukuran nominal dapat dipandang menjadi berikut : Pertama Penggunaan nomor “1” buat menyebut grup barang yg stigma dari suatu proses produksi serta angka “0” buat menyebut gerombolan barang yg nir cacat menurut suatu proses produksi, Kedua :Jawaban pertanyaan berupa 2 pilihan “ya” serta “tidak” yg bersifat kategorikal bisa diberi symbol angka-nomor sebagai berikut: jawaban “ya” diberi nomor 1 serta “nir” diberi nomor dua.

b) . Skala Ordinal (Ranking) 
Skala Ordinal terjadi apabila obyek yg terdapat pada satu katagori suatu skala nir hanya tidak sama dengan obyek-obyek itu, namun juga memiliki hubungan satu dengan yang lain. Hubungan yang ada biasa kita jumpai diantara kelas-kelas merupakan : lebih tinggi, lebih disenangi, lebih sering, lebih sulit, lebih dewasa dan sebagainya

Skala pengukuran ordinal memberikan kabar tentang jumlah relatif ciri tidak sama yg dimiliki oleh obyek atau individu eksklusif. Tingkat pengukuran ini memiliki fakta skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif eksklusif yg memberikan fakta apakah suatu obyek mempunyai karakteristik yang lebih atau kurang namun bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya.

Pengukuran yg dilakukan dalam skala ordinal merupakan obyek dibedakan berdasarkan persamaanya serta menurut urutannya. Jadi dapat dibentuk urutan atau rangking yang lengkap dan teratur diantar kelas-kelas. 

Skala Ordinal merupakan skala yg merupakan taraf ukuran kedua, yang berjenjang sesuatu yang sebagai ‘lebih’ atau ‘kurang’ menurut yang lainnya, ukuran ini digunakan buat mengurutkan objek dari yg terendah hingga tertinggi dan sebaliknya yang berarti peneliti telah melakukan pengukuran terhadap variable yg diteliti. Contoh : mengukur kejuaraan olah raga, prestasi kerja, senioritas pegawai. Misalnya : Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat nir putusan bulat, nir sepakat, netral, putusan bulat serta sangat putusan bulat dapat diberi symbol nomor 1, dua,tiga,4 dan lima. Angka-nomor ini hanya adalah simbol peringkat, nir mengekspresikan jumlah.

Skala ordinal, lambang-lambang sapta hasil pengukuran menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur berdasarkan ciri yg dipelajari. Misal, kita ingin mengetahui preferensi responden terhadap merek indomie goreng: merek Sarimi, Indomie, Mie Sedap, Gaga Mie lalu responden diminta buat melakukan ranking terhadap merek mie goreng menggunakan memberi nomor 1 buat merek yg paling disukai, angka dua buat rangking kedua, dst. Rangkuman output Rangking Merek mie goreng menjadi berikut : Indomie = 1 , Mie Sedap = dua, Sarimi = tiga, Gaga Mie = 4

Tabel ini memberitahuakn bahwa merek Indomie lebih disukai daripada Mie Sedap, merek Mie Sedap lebih disukai daripada Sarimi, dsb. Walaupun perbedaan nomor antara preferensi satu menggunakan lainnya sama, tetapi kita nir bisa memilih besarnya nilai preferensi dari suatu merek terhadap merek lainnya. Uji statistik yg sinkron adalah modus, median, distribusi frekuensi dan statistik non-parametrik seperti rank order correlation.

Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan tak jarang pula dianggap dengan skala peringkat. Hal ini lantaran pada skala ordinal, lambang-lambang bilangan output pengukuran selain menerangkan pembedaan jua menunjukkan urutan atau strata obyek yg diukur menurut ciri tertentu. Misalnya tingkat kepuasan seorang terhadap produk. Bisa kita beri nomor menggunakan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, dua=nir puas serta 1=sangat tidak puas. Atau contohnya pada suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya.

Dalam skala ordinal, tidak misalnya skala nominal, waktu kita ingin mengubah nomor -angkanya, harus dilakukan secara berurut berdasarkan akbar ke mini atau berdasarkan kecil ke akbar. Jadi, tidak boleh pada untuk 1=sangat puas, dua=tidak puas, 3=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, dua=puas, 3=kurang puas dstnya.

Selain itu, yang perlu diperhatikan dari karakteristik skala ordinal merupakan meskipun nilainya telah mempunyai batas yang kentara tetapi belum memiliki jarak (selisih). Kita tidak tahu berapa jarak kepuasan berdasarkan nir puas ke kurang puas. Dengan istilah lain jua, walaupun sangat puas kita beri angka lima dan sangat nir puas kita beri angka 1, kita tidak sanggup menyampaikan bahwa kepuasan yg sangat puas 5 kali lebih tinggi dibandingkan yg sangat tidak puas.

Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita juga nir bisa menerapkan operasi matematika baku (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yg sinkron dengan skala ordinal juga adalah alat-alat statistik yg berbasiskan (menurut) jumlah dan proporsi misalnya modus, distribusi frekuensi, Chi Square serta beberapa alat-alat statistik non-parametrik lainnya

c) . Skala Interval 
Skala interval memiliki karakteristik misalnya yang dimiliki sang skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek menggunakan lainnya. Disparitas karakteristik antara obyek yg berpasangan menggunakan lambang bilangan satu dengan lambang bilangan berikutnya selalu tetap. Jika pada pengukuran preferensi responden terhadap merek indomie goreng tadi diasumsikan bahwa urutan kategori menunjukkan preferensi yang sama, maka kita dapat mengungkapkan bahwa disparitas indomie goreng merek urutan ke 1 dengan dua adalah sama dengan disparitas merek dua dengan lainnya. Namun demikian, kita nir mampu mengatakan 3 bahwa merek yg menerima ranking lima nilainya 5 kali preferensi daripada merek 1. Uji statistik yg sinkron adalah semua uji statistik kecuali uji yg mendasarkan pada rasio misalnya koefisien variasi.

Dengan demikian, skala interval sudah mempunyai nilai intrinsik, sudah mempunyai jeda, namun jarak tadi belum merupakan kelipatan. Pengertian “jeda belum merupakan kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak. Angka 0 (nol) buat thermometer memiliki makna yang sangat berpengaruh serta bukan berarti dapat diabaikan. 

Misalnya dalam pengukuran suhu. Kalau terdapat 3 daerah menggunakan suhu wilayah A = 10oC, daerah B = 15oC dan wilayah C=20oC. Kita bisa berkata bahwa selisih suhu wilayah B, 5oC lebih panas dibandingkan wilayah A, serta selisih suhu daerah C dengan daerah B merupakan 5oC. (Ini memberitahuakn pengukuran interval sudah memiliki jarak yang tetap). Tetapi, kita tidak bisa mengungkapkan bahwa suhu wilayah C 2 kali lebih panas dibandingkan daerah A (artinya tidak bisa jadi kelipatan). Kenapa ? Lantaran dengan pengukuran yang lain, misalnya menggunakan Fahrenheit, di wilayah A suhunya merupakan 50oF, pada daerah B = 59oF serta wilayah C=68oF. Artinya, menggunakan pengukuran Fahrenheit, daerah C nir dua kali lebih panas dibandingkan daerah A, dan ini terjadi lantaran dalam derajat Fahrenheit titik nolnya pada 32, sedangkan pada derajat Celcius titik nolnya pada 0. 

d) . Skala Rasio
Skala rasio adalah skala data menggunakan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapa seluruh ciri skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah menggunakan sifat adanya nilai nol yg bersifat absolut. Nilai nol mutlak ini adalah adalah nilai dasar yg nir mampu diubah meskipun memakai skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala ratio, pengukuran sudah memiliki nilai perbandingan/rasio. Pengukuran ratio umumnya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek eksklusif menggunakan lainnya. Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yang acapkali dipakai adalah pengukuran tinggi dan berat. Misalnya Berat : Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2. Atau berat benda A merupakan 30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka bisa dikatakan bahwa benda B 2 kali lebih berat dibandingkan benda A.

Dua skala Pengukuran Pertama (Nominal serta Ordinal) merupakan skal pengukuran Kualitatif karena karakteristiknya tidak namuric, (model : Jenis Kelamin, pekerjaan, serta lain-lain). Sedangkan dua skala terakhir (Interval dan Rasio) merupakan skala kuantitatif yang diekspresikan lewat numeric (contoh : berat, tinggi, biaya , pendapatan dan lain-lain)

Macam-macam Skala Pengukuran Untuk Instrument
Keempat skala diatas jika akan dipakai dalam kuisioner bisa dilakukan menggunakan pendekatan, contohnya Skala Likert , Skala Guttman, dan Semantic Differential, Rating Scale

1 . Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur perilaku, pendapat, serta persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai kenyataan sosial. Dengan Skala Likert, variabel yg akan diukur dijabarkan sebagai indikator variabel. Kemudian indikator tadi dijadikan menjadi titik tolak buat menyusun item-item instrumen yang bisa berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang memakai Skala Likert memiliki gradasi menurut sangat positif hingga sangat negatif, yang dapat berupa kata-istilah diantaranya: Sangat Penting (SP), Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting (TP), Sangat Tidak Penting (STP). Untuk penilaian ekspektasi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi skor, contohnya: Sangat Penting (SP) = 5, Penting (P)= 4, Ragu-ragu (R) : tiga, Tidak Penting (TP) : 2 , Sangat Tidak Penting (STP) : 1. Sedangkan buat penilaian persepsi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya: Sangat Baik (SB) : lima, Baik (B) : 4, Ragu-ragu (R): 3, Tidak Baik (TB) : dua Sangat Tidak Baik (STB) : 1

Instrumen penelitian yang memakai skala Likert dapat dibentuk pada bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Keuntungan skala Likert adalah :
a. Mudah dibuat serta diterapkan
b. Terdapat kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-pertanyaan, asalkan mesih sesuai menggunakan konteks permasalahan
c. Jawaban suatu item dapat berupa alternative, sebagai akibatnya informasi mengenai item tersebut diperjelas.
d. Reliabilitas pengukuran mampu diperoleh dengan jumlah item tersebut diperjelas

2) Skala Guttman 
Skala pengukuran menggunakan tipe ini akan dihasilkan jawaban yg tegas. Antara lain : ‘ya’ dan ‘nir’; ‘sahih-galat’, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (2 cara lain ). Jadi, bila pada Skala Likert terdapat 1,2,tiga,4,5 interval, dari kata ‘sangat setuju’ hingga ‘sangat nir putusan bulat’, maka dalam Skala Guttman hanya ada dua interval yaitu ‘setuju’ atau ‘tidak setuju’. Penelitian menggunakan Skala Guttman dilakukan bila ingin menerima jawaban yg tegas terhadap suatu konflik yang ditanyakan.

3) Skala Thurstone
Pernyataan yg diajukan kepada responden disarankan oleh Thurstone buat tidak terlalu b-anyak, diperkirakan antara 5 hingga 10 butir pertanyaan atau pernyataan. Pembuatan skala Thurstone bisa dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut.
1) Mengumpulkan sejumlah pernyataan misalnya 50-100 strata yang merepresentasikan secara luas disparitas taraf, disenangi, netral, serta tidak disenangi terhadap suatu objek atau subjek yg hendak diteliti.
2) Pernyataan ini diberikan dalam sejumlah responden misal 50 orang atau lebih yang cukup mengenal terhadap objek atau subjek agar bisa menentukan ke pada 11 strata kategori tadi. Kategori A terdiri atas pernyataan yg dianggap disenangi atau favorit, E F netral, serta J K adalah kategori tidak disenangi atau tidak favorit.
3) Klasifikasi pernyataan ke pada kategori, menggunakan pertimbangan penilaian terhadap objek atau subjek secara psikologis, tetapi hanya merefleksikan persepsi mereka terhadap kategori pernyataan yang disediakan.
4) Pernyataan yg nilainya menyebar dibuang, serta pernyataan yg memiliki nilai bersamaan digunakan buat pembuatan skala.

Skor tinggi pada skala berarti mereka memiliki tingkat berpretensi terhadap sifat yg ingin diteliti. Skor terendah berarti responden memiliki sifat favorit terhadap sifat yang ingin diteliti.

Skala Thurstone nir terlalu poly dipakai menjadi instrumen di bidang pendidikan lantaran model ini memiliki beberapa kelemahan yang di antaranya misalnya berikut.
a) Memerlukan terlalu poly pekerjaan buat membuat skala.
b) Nilai dalam skala yang telah dibuat memungkinkan dalam skor sama mempunyai sikap tidak selaras.
c) Nilai yg dibuat dipengaruhi oleh perilaku para juri atau penilai. D. Memerlukan tim penilai yang objektif.

4). Semantic Differential 
Skala ini adalah galat satu menurut skala factor yang dikembangkan buat menganalisis 2 perkara :
Pengukuran populasi dan multidimensional 
Pengungkapan dimensi yang belum dikenal atau belum diketahui 

Metode skala ini dikembangkan khususnya buat mengukur arti psikologis berdasarkan suatu objek pada mata seorang. Metode ini didasarkan dalam proporsi bahwa suatu objek memiliki berbagai dimensi pengertian konotatif yang berada dalam ruang cirri multidimensi yang disebut ruang semantic.

Metode ini dibuat menggunakan menempatkan 2 (2) skala penilaian pada titik ekstrim yg berlawanan yang biasa dianggap bipolar. Biasanya di antara titik ekstrim di dadapati lima atau 7 tititk-titik butir skala dimana responden menilai suatu konsep atau lebih pada setiap buah skala.

Untuk lebih jelasnya tampilan butir-butir skala semantic diffrensial sebagai berikut :
Baik —–, ——, ——, ——, ——, ——-, —— Buruk
Lambat —–, ——, ——, ——, ——, ——-, —— Cepat

Skala pengukuran yg berbentuk Semantic Differensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan buat mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, namun tersusun dalam satu garis kontinu yg jawaban “sangat positifnya” terletak pada bagian kanan garis, dan jawaban “sangat negatif” terletak pada bagian kiri garis, atau kebalikannya. Data yang diperoleh adalah data interval, serta biasanya skala ini dipakai untuk mengukur perilaku/karakteristik eksklusif yg dipunyai sang seseorang.

FUNGSI EKOLOGIS

1.PENDAHULUAN

            Trichodermasp. adalah sejenis cendawan/ fungi/fungiyang termasuk kelas ascomycetes. Trichoderma sp. memilikiaktivitas antifungal.di alam, trichoderma banyak ditemukan pada tanah hutanmaupun tanah pertanian atau pada substrat berkayu.
            Pada sebuahpenelitian ditemukan bahwa trichoderma merupakan galat satu jamuryang bisa sebagai agen biokontrolkarena bersifat antagonis bagi jamurlainnya, terutama yg bersifat patogen.aktivitasantagonis yg dimaksud dapat meliputipersaingan, parasitisme, predasi, atau pembentukkan toksin seperti antibiotik. Untuk keperluan bioteknologi, agen biokontrol ini dapatdiisolasi dari trichoderma serta digunakan untuk menangani masalahkerusakan flora akibat patogen.
            Trichodermamemproduksi metabolit yg bersifat volatil serta non volatil. Metabolit nonvolatil lebih efektif dibandingkan dengan yang volatil. Metabolit yangdihasilkan trichoderma dapat berdifusi melalui membrandialisis yg kemudian dapat menghambat pertumbuhan beberapapatogen. Salah satu contoh metabolit tadi merupakan monooksigenase yang munculsaat adanya hubungan antar jenis trichoderma, serta semakin optimal pada pH4. Ketiadaan metabolit ini nir akan mengganti morfologi dari Trichodermanamun hanya akan menurunkan kemampuan penghambatan patogen.
            Potensi fungi trichoderma menjadi agensia pengendalihayati sudah tidak terbantahkan. Beberapa penyakit tumbuhan sudah dapatdikendalikan menggunakan pelaksanaan jamur trichoderma.diantaranya adalah busuk pangkal btg dalam tanaman vanili yang disebabkanoleh fungi fusarium, Jamur Akar Putih(JAP) yang menyerang flora lada serta karet serta beberapa penyakit terbawa tanah(soil borne) lainnya.
            Jamur trichoderma menjadi fungi antagonis yangbersifat preventif terhadap agresi penyakit tumbuhan sudah mengakibatkan jamurtersebut semakin luas digunakan oleh petani pada bisnis pengendalian organismepengganggu flora (OPT). Kemampuan serta prosedur trichoderma dalammenghambat pertumbuhan patogen secara rinci bervariasi pada setiap spesiesnya.perbedaan kemampuan ini disebabkan oleh faktor ekologi yang membuat produksi bahan metabolit yg bervariasi jua.





2.FUNGSI EKOLOGIS

            Trichodermaharzianum merupakan galat satu contoh yang palingbanyak dipelajari karena memiliki aktivitas antifungal yang tinggi. Trichodermaharzianum bisa menghasilkan enzim litik serta antibiotik antifungal. Selain itu Trichodermaharzianum jua bisa berkompetisi dengan patogen serta dapat membantupertumbuhan tanaman . Tricoderma harzianum memiliki kisaran penghambatanyang luas karena dapat menghambat aneka macam jenis jamur.
            Trichodermaharzianum menghasilkan metabolit seperti asam sitrat, etanol, serta aneka macam enzimseperti urease, selulase,glukanase, serta kitinase.hasil metabolit ini ditentukan kandungan nutrisi yang terdapat dalam media. Trichodermaharzianum bisa menghasilkan beberapa pigmen yg bervariasi dalam media tertentu sepertipigmen ungu yang didapatkan pada media yangmengandung amoniumoksalat, serta pigmen jingga yg dihasilkanpada media yg mengandung gelatin atau glukosa, serta pigmen merah dalam medium cairyang mengandung glisin serta urea.
            Saat berada padakondisi yang kaya akan kitin, Trichodermaharzianum memproduksi protein kitinolitikdan enzim kitinase.Enzim ini bermanfaat buat meningkatkanefisiensi aktivitas biokontrolterhadap patogen yg mengandung kitin.
            Sebagai agensiahayati, Trichoderma berpotensi menjaga sistem ketahanan tanaman misalnyadari agresi patogen seperti cendawan patogen. Pada pertanaman sengon yangrentan yg terserang penyakit busuk akar (Ganodermasp.), pertanaman kubis yg rentan penyakit akar gada, penggunaan trichoderma sebagai agen antagonismerupakan galat satu alternatif pengendalian yang direkomendasikan.





3.PERBANYAKAN TRICHODERMA

            Disampingkarakternya menjadi antagonis diketahui jua bahwa trichoderma juga berfungsi menjadi dekomposer dalam pembuatan pupukorganik. Aplikasi fungi trichodermapada pembibitan flora guna mengantisipasi agresi OPT sedini mungkinmembuktikan bahwa taraf pencerahan petani akan arti krusial perlindunganpreventif perlahan telah tumbuh.
            Penggunaan fungi trichoderma secara luas dalam usahapengendalian OPT perlu disebarluaskan lebih lanjut agar petani dapatmemproduksi fungi trichoderma secaramandiri. Diharapkan sehabis mengetahui langkah-langkah perbanyakan massal jamurtrichoderma, petani dapatmempraktikkan serta mengaplikasikannya.
            Berikut dijelaskanlangkah-langkah perbanyakan massal jamur trichodermayang dengan mudah dilakukan oleh petani. Alat serta bahan yang dibutuhkan untukperbanyakan massal jamur trichodermaadalah:
Alat:
1)Dandang (lebih baik jika terdapat panci/dandangpresto)
2)Kompor gas/kompor minyak
3)Bak plastik
4)Plastik meteran (plastikterpal)
5)Centong/spatula kayu
Bahan:
1)Sekam
2)Bekatul (dedak)
3)Air
4)Alkohol 96 %
5)Isolat (bibit) fungi trichoderma.
Langkah-langkahperbanyakan fungi trichoderma:
1)Campurkan media (sekam danbekatul) menggunakan perbandingan 1 : tiga pada bak plastik
2)Berikan air kedalam mediatersebut kemudian aduk hingga rata
3)Tambahkan air sampai kelembabanmedia mencapai 70 % (bisa pada cek menggunakan meremas media tadi, tidak ada airyang menetes namun media menggumpal)
4)Masukkan media kedalam kantongplastik
5)Siapkan dandang untukmensterilkan media
6)Isi dandang dengan air sebanyak1/3 volume dandang
7)Masukkan media kedalam dandang
8)Sterilkan media menggunakan menggunakandandang selama 1 (satu) jam selesainya air mendidih. Sterilisasi diulang dua (2)kali, sehabis media dingin sterilkan pulang media selama 1 jam. Sterilisasibertingkat ini bertujuan buat membunuh mikroorganisme yg masih dapatbertahan pada proses sterilisasi pertama
9)Tiriskan media di pada ruanganyang lantainya sudah beralas plastik. Sebelum digunakan semprot alas plastikmenggunakan Alkohol 96%
10)Ratakan permukaan media menggunakan ketebalan 1-lima cm
11)Semprot media menggunakan suspensi jamur trichoderma (isolat fungi trichodermayang sudah dilarutkan kedalam air, 1 (satu) isolat dilarutkan dengan 500 mlair)
12)Tutup dengan plastik lalu inkubasikan selama 7 (tujuh) hari. Ruanganinkubasi diusahakan minim cahaya, menggunakan suhu ruangan berkisar 25-27 derajatcelcius
13)Amati pertumbuhan fungi trichoderma,fungi sudah bisa dipanen sesudah seluruh bagian atas media sudah ditumbuhi jamurtrichoderma, (koloni jamur berwarnahijau).

            Kunci keberhasilanperbanyakan massal fungi trichodermaadalah:
1)Aseptisitas proses produksi;artinya petani selaku pembuat harus mengetahui titik-titik kritis dimana prosesproduksi harus dilakukan secara aseptis (higienis). Penyiapan serta prosessterilisasi media merupakan titik kritis pertama yang harus diperhatikan;
2)Kualitas isolat jamur trichoderma; isolat jamur trichoderma yang diperbanyak secaramassal harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya jumlah serta viabilitasspora tinggi, umur biakan tidak lebih dari 3 (tiga) bulan serta isolat dalamkeadaan segar (baru dipindahkan ke media yang baru);
3)Inkubasi; Ruangan inkubasiharus mendukung pertumbuhan fungi trichoderma.intensitas cahaya, suhu serta kelembaban ruangan harus diatur sedemikian rupaagar pertumbuhan jamur berjalan optimal.
            Denganberkembangnya penggunaan fungi trichodermasebagai Agensia Pengendali Hayati oleh para petani diharapkan pemakaianfungisida kimia yang digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman dapatditekan serta dapat menurun tiap tahunnya.





4.PEMANFAATAN TRICHODERMA

            Untukmemanfaatkannya, trichoderma dapatdiaplikasikan secara tunggal juga digunakan sebagai starter pembuatan kompos. Kompos yang menggunakan starter trichoderma dikenal menggunakan namatrichokompos. Berikut akan dijelaskan teknik pembuatan trichokompos.

4.1.Bahan dasar Kotoran Ternak
      Bahan :
1)Kotoran ternak lima karung
2)Arang sekam 1karung  
3)Trichoderma padat 500 gram atau cair 500ml
4)Air secukupnya

Cara menciptakan:

1)Campurkan kotoran ternak,arangsekam serta Trichoderma
2)Aduk hingga rata serta lembabkandengan air secukupnya
3)Tutup menggunakan plastik hitam/karung
4)inkubasi 7-10 hari
5)Trichokompos siapdiaplikasikan.
CaraAplikasi Trichokompos:
1)Dapat dipakai sebagai pupuk dasar dengan takaran 200-300gr/lubang tanam untuk tanaman sayuran buah
2)Dapat digunakan sebagai pupuk dasar serta susulan dengan takaran 3-4kg/m²

4.2.Bahan dasar Rumput/Gulma/Dedaunan

     Bahan:

1)Rumput/gulma/daun-daunan 1m3
2)Kotoran ternak 1 karung
3)Trichoderma padat ½ kg  atau cair500 ml
4)Air secukupnya
Cara menciptakan:

1)Tumpuk bahan 1 dengan tinggi 10 centimeter,siram menggunakan konsentrat/larutan Trichodermakemudian hamparkan kotoran ternak di atasnya selanjutnya siram dengan trichoderma lagi, demikian seterusnya disusuntumpuk sampai habis
2)Lembabkan dengan air secukupnya
3)Tutup dengan plastikhitam/karung
4)Inkubasi 10-20 hari
5)Trichokompos siapdiaplikasikan.



Caraaplikasi Trichokompos:
1)Dapat dipakai sebagai pupuk dasar dengan dosis 200-300gram/lubang tanam
2)Dapat digunakan sebagai pupukdasar serta susulan dengan takaran 3-4 kg/m².


4.tiga.Bahan dasar Jerami Padi

            Bahan:
1)Jerami padi 6-9 ton (sebaiknyadicincang)
2)Kotoran ternak 10 karung
3)Trichoderma padat lima kg  atau cair 5liter
4)Air secukupnya
            Cara menciptakan:
1)Kumpulkan jerami yg akandijadikan trichokompos, sebaiknya dicincang-cincang supaya lebih mudahterdekomposisi
2)Hamparkan jerami denganketinggian 20-30 cm siram dengan konsentrat/larutan Trichoderma kemudian hamparkan kotoran ternak di atasnyaselanjutnya siram dengan trichodermalagi, demikian seterusnya disusun tumpuk sampai habis
3)Lembabkan dengan air secukupnya
4)Tutup menggunakan plastikhitam/karung
5)Inkubasi selama 10-20 hari
6)Trichokompos bahan jerami yangtelah matang siap dipakai dipadukan menjadi pupuk dasar bagi flora padi
7)Penggunaan dalam huma sawahsebaiknya diberikan saat pengolahan tanah.