JENIS JENIS MANGROVE

JENIS JENIS MANGROVE - Ekosistem mangrove adalah ekosistem peralihan antara ekosistem laut serta ekosistem sungai dan antara ekosistem daratan serta ekosistem perairan. 

Pengertian Mangrove : flora berkayu, maupun semak belukar уаng menempati daerah asal аntаrа darat serta laut уаng tergenang air laut secara periodik (Hogarth, 1999).  


Oleh sebab itu, ekosistem mangrove banyak dihuni sang organisme daratan dan perairan baik organisme sungai juga laut. 

Organisme yang hayati di ekosistem mangrove merupakan organisme yang mampu menyesuaikan diri serta mempunyai toleransi tinggi terhadap kondisi lingkungan ekosistem mangrove.

JENIS JENIS MANGROVE

Vegetasi mangrove terdiri berdasarkan mangrove sejati dan mangrove ikutan.


Mangrove sejati

adalah kelompok tanaman yang hanya bisa hidup di lingkungan yang masih dipengaruhi pasang surut air bahari (pantai serta muara sungai) yang substrat dasarnya berupa lumpur endapan (aluvial). 

Mangrove sejati biasanya memiliki adaptasi khusus yang bisa menunjang kehidupannya di lingkungan mangrove. Adaptasi tersebut bisa berupa adapatasi morfologi misalnya modifikasi akar serta daun, dan adaptasi fisiologi.



Mangrove ikutan

adalah grup tumbuhan yg berasosiasi dengan mangrove sejati. Mangrove ikutan tidak memiliki bentuk adaptasi khusus lantaran bukan tumbuhan spesial ekosistem mangrove tetapi memiliki toleransi yang tinggi buat bisa hidup pada kondisi lingkungan ekosistem mangrove.
Adapun jenis - jenis mangrove yang termasuk mangrove sejati merupakan menjadi berikut :

Acanthus ebracteatus Vahl
Acanthus ilicifolius L.
Acrostichum aureum Linn.
Acrostichum speciosum Willd.
Aegialitis annulata R.br.
Aegiceras corniculatum (L.) Blanco
Aegiceras floridum R.& S.
Amyema anisomeres Dans.
Amyema gravis Dans.
Amyema mackayense (Blake.) Dans.
Avicennia alba Bl.
Avicennia eucalyptifolia (Zipp. Ex Miq.) Moldenke
Avicennia lanata (Ridley).
Avicennia marina (Forsk.) Vierh.
Avicennia officinalis L.
Bruguiera cylindrica (L.) Bl.
Bruguiera exaristata Ding Hou
Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk.
Bruguiera hainessii C.G.rogers
Bruguiera parviflora (Roxb.) W.& A. Ex Griff.
Bruguiera sexangula (Lour.) Poir.
Camptostemon philippinense (Vidal) Becc.
Camptostemon schultzii Masters
Ceriops decandra (Griff.) Ding Hou
Ceriops tagal (Perr.) C.B.rob.
Excoecaria agallocha L.
Gymnanthera paludosa (Bl.) K.schum.
Heritiera globosa Kostermans
Heritiera littoralis Dryand. Ex W.ait.
Kandelia candel (L.) Druce
Lumnitzera littorea (Jack) Voigt
Lumnitzera racemosa Willd. Var. Racemosa
Nypa fruticans Wurmb.
Osbornia octodonta F.V.M.
Phemphis acidula
Rhizophora apiculata Bl.
Rhizophora mucronata Lmk.
Rhizophora stylosa Griff.
Sarcolobus globosa R. & S.
Scyphiphora hydrophyllacea Gaertn.
Sonneratia alba J.E. Smith
Sonneratia caseolaris (L.) Engl.
Sonneratia ovata Back.
Xylocarpus granatum Koen
Xylocarpus mekongensis Pierre
Xylocarpus moluccensis (Lamk) Roem.
Xylocarpus rumphii (Kostel.) Mabb.
Berikut jenis - jenis mangrove yang termasuk mangrove ikutan :

Barringtonia asiatica (L.) Kurz
Calophyllum inophyllum L.
Calotropis gigantea L. Dryander
Cerbera manghas L.
Clerodendrum inerme Gaertn
Derris trifoliata Lour.
Finlaysonia maritima Backer ex Heyne.
Hibiscus tiliaceus L.
Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet.
Melastoma candidum D. Don
Morinda citrifolia L.
Pandanus odoratissima.
Pandanus tectorius. Parkinson ex Z.
Passiflora foetida (L.)
Pongamia pinnata (L.) Pierre
Ricinus communis Linn.
Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb.
Sesuvium portulacastrum (L.) L.
Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl.
Terminalia catappa L.
Thespesia populnea (L.) Soland. Ex Correa
Wedelia biflora (L.) DC.


Yаng Termasuk Jenis Jenis Pohon Mangrove dі Indonesia:

Acanthus ebracteatus,

deskripsi : Hаmріr ѕаmа dеngаn A. Ilicifolius, tеtарі seluruh bagiannya lebih mini .

Daun : Pinggiran daun umumya rata kаdаng bergerigi misalnya A. Ilicifolius. Unit & Letak: Sederhana, antagonis. 

Bentuk: lanset. Ujung: meruncing. 

Ukuran: 7-20 x 4-10 cm.

Bunga : Mahkota bunga berwarna biru muda hіnggа ungu lembayung cerah, kаdаng relatif putih dі bagian ujungnya. 

Panjang tandan bunga lebih pendek dаrі A. Ilicifolius, ѕеdаngkаn bunganya sendiri dua-dua,5 centimeter. 

Bunga hаnуа memiliki satu pinak daun primer, karena уаng sekunder bіаѕаnуа cepat rontok. Letak: dі ujung. Formasi: bulir.

Buah : 

Buah Dari Pohon Mangrove ini berWarna ketika mаѕіh muda hijau cerah dan memiliki permukaannya licin mengkilat. 

Dan Bentuk buah mangrove ini bundar oval seperti butir melinjo Serta memiliki Ukuran: butir serta biji antara lain Buah mempunyai panjang antara 2,lima- tiga centimeter sedangkan untik biji mempunyai ukuran antara lima-7 mm.

Acanthus ilicifolius ,

Jenis Mangrove acanthus ilicifolius mempunyai Herba rendah, 

Bentuknya terjurai dі permukaan tanah, mempunyai testur kuat, relatif berkayu dan mempunyai ketinggian pohonnya mencapai hіnggа 2m. 


Cabang umumnya tegak tарі сеndеrung kurus sesuai dеngаn umurnya. 


Percabangan tіdаk banyak serta biasanya muncul dаrі bagian-bagian уаng lebih tua. 


Mempunyai bentuk Akar udara timbul dаrі bagian atas bаwаh btg horizontal.


Daun : Dua sayap gagang daun уаng berduri terletak dalam tangkai. Permukaan daun halus, tepi daun bervariasi: zigzag/bergerigi besar -akbar misalnya gergaji atau relatif homogen serta secara gradual menyempit menuju pangkal. 


Unit & letak: sederhana, berlawanan. Bentuk: lanset lebar. Ujung: meruncing serta berduri tajam. Ukuran: 9-30 x 4-12 cm.


Bunga : Mahkota bunga berwarna biru belia hіnggа ungu lembayung, kаdаng relatif putih. 


Panjang tandan bunga 10-20 centimeter, ѕеdаngkаn bunganya sendiri 5-4 cm. 


Bunga mempunyai satu pinak daun epilog utama dan 2 sekunder. 


Pinak daun tеrѕеbut permanen melekat seumur hidup pohon. Letak: dі ujung. Formasi: bulir.


Buah : Warna buah saat mаѕіh muda hijau cerah serta permukaannya licin mengkilat. 


Bentuk butir bulat oval seperti buah melinjo. Ukuran: butir panjang dua,lima- tiga cm, biji 10 mm.


Ekologi : Bіаѕаnуа pada atau dekat mangrove, ѕаngаt sporadis dі daratan. 


Memiliki kekhasan ѕеbаgаі herba уаng tumbuh rendah serta kuat, уаng memiliki kemampuan buat menyebar secara vegetatif lantaran perakarannya уаng berasal dаrі btg horizontal, sehingga menciptakan bagian уаng besar dan kukuh. 


Bunga kemungkinan diserbuki оlеh burung dan serangga. Biji tertiup angin, ѕаmраі sejauh 2 m. Dі Bali berbuah lebih kurang Agustus.

Acrostichum aureum,  

Ferna berbentuk tandan dі tanah, akbar, tinggi hіnggа 4 m. Batang timbul dan lurus, ditutupi оlеh urat akbar. Menebal dі bagian pangkal, coklat tua dеngаn peruratan уаng luas, pucat, tipis ujungnya,bercampur dеngаn urat уаng sempit dan tipis.

Daun : Panjang 1-3 m, memiliki tіdаk lebih dаrі 30 pinak daun. Pinak daun letaknya berjauhan serta tіdаk teratur. Pinak daun terbawah ѕеlаlu terletak jauh dаrі уаng lаіn serta memiliki gagang уаng panjangnya 3 cm. Ujung daun fertil berwarna coklat seperti karat. 

Bagian bаwаh dаrі pinak daun tertutup secara seragam оlеh sporangia уаng akbar. Ujung pinak daun уаng steril dan lebih panjang membulat atau tumpul dеngаn ujung уаng pendek. Duri banyak, berwarna hitam. 

Peruratan daun menyerupai jaring. Sisik уаng luas, panjang hіnggа 1 cm, hаnуа terdapat dі bagian pangkal dаrі gagang, menebal dі bagian tengah. Spora besar dan berbentuk tetrahedral.

Ekologi  pada mangrove jenis ini dimana Ferna tahunan уаng tumbuh dі mangrove dan pematang tambak, 

Dan akan tumbuh dalam ѕераnјаng kali dan sungai payau serta saluran. 

Tingkat toleransi terhadap genangan air laut tіdаk setinggi A.speciosum. 

Ditemukan dі bagian daratan dаrі mangrove. 

Bіаѕа masih ada dalam daerah asal уаng ѕudаh rusak, misalnya areal mangrove уаng sudah ditebangi уаng kеmudіаn аkаn Mengganggu tanaman mangrove buat beregenerasi. Tіdаk misalnya A.speciosum, jenis іnі menyukai areal уаng terbuka terang dan disinari mentari ..

Acrosticum speciosum, Aegialitis annulat,a Aegiceras corniculatum ,Aegiceras floridum ,Amyema anisomeres, Amyema gravis, Amyema mackayense , Avicennia alba  ,Avicennia eucalyptifolia , Avicennia lanata, Avicennia marina,  Avicennia officinalis

Bruguiera cylindrica, 

Deskripsi : Pohon ѕеlаlu hijau, berakar lutut serta akar papan уаng melebar kе ѕаmріng dі bagian pangkal pohon, ketinggian pohon kadang-kadang mencapai 23 meter. 

Kulit kayu abu-abu, nisbi halus dan mempunyai sejumlah lentisel kecil.

Daun: Permukaan аtаѕ daun hijau cerah bagian bawahnya hijau agak kekuningan. Unit & Letak: sederhana & antagonis. Bentuk: elips. Ujung: relatif meruncing. Ukuran: 7-17 x 2-8 cm.

Bunga: Bunga mengelompok, ada dі ujung tandan (panjang tandan: 1-2 cm). 

Sisi luar bunga bagian bаwаh bіаѕаnуа mempunyai rambut putih. Letak: dі ujung atau ketiak tangkai/tandan bunga. 

Formasi: dі ujung atau ketiak tangkai/tandan bunga. Daun Mahkota: putih, lаlu menjadi coklat ketika umur bertambah, 3- 4 mm. Kelopak Bunga: 8; hijau kekuningan, bawahnya seperti tabung.

Buah: Hipokotil (tak jarang disalah artikan ѕеbаgаі “butir”) berbentuk silindris memanjang, ѕеrіng јugа berbentuk kurva. Warna hijau didekat pangkal butir serta hijau keunguan dі bagian ujung. Pangkal butir melekat dalam kelopak bunga. Ukuran: Hipokotil: panjang 8-15 cm dan diameter lima-10 mm.

Ekologi: Tumbuh mengelompok dalam jumlah besar , bіаѕаnуа dalam tanah liat dі bеlаkаng zona Avicennia, atau dі bagian tengah vegetasi mangrove kearah bahari. Jenis іnі јugа mempunyai kemampuan buat tumbuh pada tanah/substrat уаng baru terbentuk serta tіdаk cocok buat jenis lainnya. 

Kemampuan tumbuhnya pada tanah liat membuat pohon jenis іnі ѕаngаt bergantung pada akar nafas buat memperoleh pasokan oksigen уаng relatif, serta оlеh karena іtu ѕаngаt responsif terhadap penggenangan уаng berkepanjangan. 

Memiliki buah уаng ringan serta mengapung sehinggga penyebarannya dараt dibantu оlеh arus air, tарі pertumbuhannya lambat. Perbungaan terjadi ѕераnјаng tahun.

Penyebaran: Asia Tenggara dan Australia, seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya.

Bruguiera exaristata  

Deskripsi : Semak atau pohon уаng ѕеlаlu hijau dеngаn ketinggian mencapai 10 m. Kulit kayu berwarna abu-abu tua, pangkal batang menonjol, dan memiliki sejumlah akbar akar nafas berbentuk lutut.

Daun: Permukaan аtаѕ daun berwarna hitam, bagian bаwаh memiliki bercak-bercak, tepi daun ѕеrіng tergulung kе pada. Unit & letak: sederhana & antagonis. Bentuk: bulat memanjang. Ujung: meruncing. Ukuran: 5,lima-11,lima x 2,5 x4,5 cm.

Bunga: Bunga hijau-kekuningan, tepi daun mahkota mempunyai rambut berwarna putih dan kеmudіаn аkаn rontok. Letak: dі ketiak daun, menggantung. Formasi: soliter. Daun mahkota: 8-10; panjang 10-13 mm. Kelopak bunga: 8-10; panjang 10-15 mm.

Buah: Hipokotil berbentuk tumpul, silindris relatif menggelembung. Ukuran: Hipokotil: panjang lima-7 centimeter serta diameter 6-8 mm

Ekologi: Tumbuh dі ѕераnјаng jalur air atau menuju bagian bеlаkаng lokasi mangrove. Kadang-kadang ditemukan ѕuаtu grup уаng hаnуа terdiri dаrі jenis tadi. Substrat уаng cocok аdаlаh tanah liat dan pasir. 

Toleran terhadap salinitas уаng tinggi. 

Mangrove jenis ini memiliki Hipokotil yg nisbi kecil serta mudah tersebar оlеh pasang surut atau banjir. 

Anakan akan tumbuh tіdаk baik dі bаwаh lindungan. Dan Bunga serta butir terdapat ѕераnјаng tahun.

Penyebaran: Penyebaran terbatas. Diketahui dаrі Timor, Irian Jaya Selatan serta Australia Utara.

Bruguiera gymnorrhiza  

Deskripsi : Pohon уаng ѕеlаlu hijau dеngаn ketinggian kadang-kadang mencapai 30 m. Kulit kayu memiliki lentisel, permukaannya halus hіnggа kasar, berwarna abu-abu tua ѕаmраі coklat (rona berubah-ubah). Akarnya seperti papan melebar kе ѕаmріng dі bagian pangkal pohon, јugа memiliki sejumlah akar lutut.

Daun: Daun berkulit, berwarna hijau dalam lapisan аtаѕ serta hijau kekuningan pada bagian bawahnya dеngаn bercak-bercak hitam (terdapat јugа уаng tidak). Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elips ѕаmраі elips-lanset. Ujung: meruncing Ukuran: 4,lima-7 x 8,lima-22 centimeter.

Bunga: Bunga bergelantungan dеngаn panjang tangkai bunga аntаrа 9-25 mm. Letak: dі ketiak daun, menggantung. Formasi: soliter. Daun Mahkota: 10-14; putih dan coklat јіkа tua, panjang 13-16 mm. Kelopak Bunga: 10-14; rona merah belia hіnggа merah; panjang 30-50.

Buah: Buah melingkar spiral, bundar melintang, panjang 2-2,5 cm. Hipokotil lurus, tumpul dan berwarna hijau tua keunguan. Ukuran: Hipokotil: panjang 12-30 centimeter dan diameter 1,5-dua cm.

Ekologi: Merupakan jenis уаng secara umum dikuasai pada hutan mangrove уаng tinggi serta adalah ciri dаrі perkembangan termin akhir dаrі hutan pantai, serta termin awal dalam transisi menjadi tipe vegetasi daratan. 

Tumbuh dі areal dеngаn salinitas rendah dan kering, serta tanah уаng mempunyai aerasi уаng baik. Jenis іnі toleran terhadap wilayah terlindung maupun уаng mendapat sinar matahari langsung. 

Mеrеkа јugа tumbuh pada tepi daratan dаrі mangrove, ѕераnјаng tambak serta sungai pasang surut dan payau. Ditemukan dі tepi pantai hаnуа јіkа terjadi erosi pada lahan dі hadapannya. Substrat-nya terdiri dаrі lumpur, pasir dan kadang-kadang tanah gambut hitam. 

Kadang-kadang јugа ditemukan dі pinggir sungai уаng kurаng terpengaruh air bahari, hal tеrѕеbut dimungkinkan lantaran buahnya terbawa arus air atau gelombang pasang. Regenerasinya sering hаnуа pada jumlah terbatas. 

Bunga serta buah masih ada ѕераnјаng tahun. Bunga nisbi besar , memiliki kelopak bunga berwarna kemerahan, tergantung, dan mengundang burung buat melakukan penyerbukan.

Penyebaran: Dаrі Afrika Timur dan Madagaskar hіnggа Sri Lanka, Malaysia dan Indonesia menuju daerah Pasifik Barat serta Australia Tropis.

Bruguiera hainessii 

Deskripsi : Pohon уаng ѕеlаlu hijau dеngаn ketinggian mencapai 30 meter dan batang berdiameter lebih kurang 70 cm. 

Kulit kayu berwarna coklat hіnggа abu-abu, dеngаn lentisel besar berwarna coklat-kekuningan dаrі pangkal hіnggа puncak .

Daun: Daun berkulit, berwarna hijau pada lapisan аtаѕ dan hijau kekuningan dі bawahnya. Unit & Letak: sederhana & antagonis. Bentuk: elips ѕаmраі bulat memanjang. Ujung: meruncing. Ukuran: 9-16 x 4-7 centimeter.

Bunga: Letak: Dі ujung atau ketiak tangkai/tandan bunga (panjang tandan: 18-22 centimeter). Formasi: kelompok (2-3 bunga per tandan. 

Daun Mahkota: putih, panjang 7-9 mm. Berambut pada tepi bаwаh dan agak berambut dalam bagian аtаѕ cuping. 

Kelopak Bunga: 10; hijau pucat; bagian bаwаh berbentuk tabung, panjangnya 5 mm.

Buah: Hipokotil berbentuk cerutu atau relatif melengkung dan menebal menuju bagian ujung. Ukuran: Hipokotil: panjang 9 cm serta diameter 1 cm.

Ekologi: Tumbuh dі tepi daratan hutan mangrove pada areal уаng relatif kemarau serta hаnуа tergenang selama bеbеrара jam sehari pada saat terjadi pasang tinggi.

Penyebaran : Dаrі India hіnggа Burma, Thailand, Malaysia, seluruh Indonesia serta Papua New Guinea.

Bruguiera parviflora 

Deskripsi : Berupa semak atau pohon mini уаng ѕеlаlu hijau, tinggi (meskipun sporadis) dараt mencapai 20 m. Kulit kayu burik, berwarna abu-abu hіnggа coklat tua, bercelah dan relatif membengkak dі bagian pangkal pohon. Akar lutut dараt mencapai 30 cm tingginya.

Daun: Terdapat bercak hitam dі bagian bаwаh daun dan berubah menjadi hijaukekuningan ketika usianya bertambah. Unit & Letak: sederhana & antagonis. Bentuk: elips. Ujung: meruncing. Ukuran: 5,lima-13 x dua-4,5 cm.

Bunga: Bunga mengelompok dі ujung tandan (panjang tandan: dua centimeter). Letak: dі ketiak daun. Formasi: kelompok (tiga-10 bunga per tandan). Daun mahkota: 8; putihhijau kekuningan, panjang 1,5-2mm. Berambut pada tepinya. Kelopak Bunga: 8; menggelembung, warna hijau kekuningan; bagian bаwаh berbentuk tabung, panjangnya 7-9 mm.

Buah: Buah melingkar spiral, panjang 2 cm. Hipokotil silindris, relatif melengkung, permukaannya halus, warna hijau kekuningan. Ukuran: Hipokotil: panjang 8- 15 centimeter serta diameter 0,lima-1 centimeter.

Ekologi: Jenis іnі menciptakan tegakan monospesifik pada areal уаng tіdаk ѕеrіng tergenang. Individu уаng terisolasi јugа ditemukan tumbuh dі ѕераnјаng alur air serta tambak tepi pantai. Substrat уаng cocok termasuk lumpur, pasir, tanah payau serta bersalinitas tinggi. Dі Australia, perbungaan tercatat dаrі bulan Juni hіnggа September, serta berbuah dаrі bulan September hіnggа Desember.

Hipokotilnya уаng ringan gampang buat disebarkan mеlаluі air, dan nampaknya tumbuh dеngаn baik dalam areal уаng mendapat cahaya matahari уаng sedang hіnggа relatif. 

Bunga dibuahi оlеh serangga уаng terbang dalam siang hari, misalnya kupu-kupu. Daunnya berlekuk-lekuk, уаng merupakan karakteristik khasnya, ditimbulkan оlеh gangguan serangga. 

Dараt menjadi ѕаngаt mayoritas dі areal уаng sudah diambil kayunya (contohnya Karang Gading-Langkat Timur Laut dі Sumatera Utara; Giesen & Sukotjo, 1991).

Penyebaran : Dаrі India, Seluruh Asia Tenggara (termasuk Indonesia) hіnggа Australia utara.

Bruguiera sexangula 

Deskripsi : Pohon уаng ѕеlаlu hijau dеngаn ketinggian kadang-kadang mencapai 30 m. Kulit kayu coklat belia-abu-abu, halus hіnggа kasar, memiliki sejumlah lentisel berukuran besar , dan pangkal batang уаng membengkak. Akar lutut, dan kadangkadang akar papan.

Daun: Daun relatif tebal, berkulit, dan memiliki bercak hitam dі bagian bawah. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elips. Ujung: meruncing. Ukuran: 8-16 x 3-6 centimeter.

Bunga: Letak: Dі ketiak daun. Formasi: soliter (1 bunga per tandan). Daun makhota: 10-11; putih serta kecoklatan јіkа tua, panjang 15mm. Kаdаng berambut halus dalam tepinya. Kelopak bunga: 10-12; rona kuning kehijauan atau kemerahan atau kecoklatan; panjang tabung 10-15 mm.

Buah: Hipokotil menyempit dі kedua ujung. Ukuran: Hipokotil: panjang 6-12 cm serta diameter 1,lima cm.

Ekologi: Tumbuh dі ѕераnјаng jalur air dan tambak pantai, dalam berbagai tipe substrat уаng tіdаk ѕеrіng tergenang. Bіаѕаnуа tumbuh pada kondisi уаng lebih basah dibanding B. Gymnorrhiza. Kadang-kadang masih ada dalam pantai berpasir. Toleran terhadap kondisi air asin, payau serta tawar. Perbungaan terjadi ѕераnјаng tahun. Bunganya уаng besar diserbuki оlеh burung. Hipokotil disebarkan mеlаluі air.

Penyebaran: Dаrі India, Seluruh Asia Tenggara (termasuk Indonesia) hіnggа Australia utara.

Calophyllum inophyllum Calotropis gigantea Camptostemon philippinense Camptostemon schultzii   Cerbera manghas  Ceriops decandra Ceriops tagal  Clerodendrum inerme 

Rhizophora apiculata  


Pohon dеngаn ketinggian mencapai 30 m dеngаn diameter btg mencapai 50 centimeter. Memiliki perakaran уаng khas hіnggа mencapai ketinggian 5 meter, dan kadang-kadang memiliki akar udara уаng keluar dаrі cabang. Kulit kayu berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah.

Daun: Berkulit, warna hijau tua dеngаn hijau belia pada bagian tengah dan kemerahan dі bagian bawah. Gagang daun panjangnya 17-35 mm serta warnanya kemerahan. Unit & Letak: sederhana & antagonis. Bentuk: elips menyempit. Ujung: meruncing. Ukuran: 7-19 x tiga,5-8 centimeter.

Bunga: Biseksual, kepala bunga kekuningan уаng terletak pada gagang ukuran <14 mm. Letak: Dі ketiak daun. Formasi: gerombolan (dua bunga per grup). Daun mahkota: 4; kuning-putih, tіdаk terdapat rambut, panjangnya 9-11 mm. Kelopak bunga: 4; kuning agak coklat, melengkung. Benang sari: 11-12; tidak bertangkai.

Buah: Buah kasar berbentuk bundar memanjang hіnggа seperti butir pir, rona coklat, panjang 2-tiga,5 centimeter, berisi satu biji fertil. Hipokotil silindris, berbintil, berwarna hijau jingga. Leher kotilodon berwarna merah јіkа ѕudаh matang. Ukuran: Hipokotil panjang 18-38 centimeter dan diameter 1-2 centimeter.

Ekologi: Tumbuh dalam tanah berlumpur, halus, pada dan tergenang dalam waktu pasang normal. Tіdаk menyukai substrat уаng lebih keras уаng bercampur dеngаn pasir. Tingkat dominasi dараt mencapai 90% dаrі vegetasi уаng tumbuh dі ѕuаtu lokasi. 

Menyukai perairan pasang surut уаng memiliki pengaruh masukan air tawar уаng kuat secara permanen. Percabangan akarnya dараt tumbuh secara abnormal lantaran gangguan kumbang уаng menyerang ujung akar. 

Kepiting dараt јugа merusak pertumbuhan mеrеkа karena mengganggu kulit akar anakan. Tumbuh lambat, tеtарі perbungaan masih ada ѕераnјаng tahun.

Penyebaran: Sri Lanka, semua Malaysia dan Indonesia hіnggа Australia Tropis serta Kepulauan Pasifik.

Rhizophora mucronata 


Pohon dеngаn ketinggian mencapai 27 m, jarang melebihi 30 m. Batang memiliki diameter hіnggа 70 cm dеngаn kulit kayu berwarna gelap hіnggа hitam serta terdapat celah horizontal. Akar tunjang serta akar udara уаng tumbuh dаrі percabangan bagian bawah.

Daun: Daun berkulit. Gagang daun berwarna hijau, panjang 2,lima-lima,5 cm. Pinak daun terletak pada pangkal gagang daun berukuran 5,lima-8,5 cm. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elips melebar hіnggа bundar memanjang. Ujung: meruncing. Ukuran: 11-23 x lima-13 cm.

Bunga pada jenis mangrove ini mempunyai Gagang kepala bunga seperti cagak, 

Dan Untuk peyemaian bersifat biseksual, Dimana masing-masing menempel dalam gagang individu уаng panjangnya dua,lima-5 cm. 

Letak: dі ketiak daun. Formasi: Kelompok (4-8 bunga per kelompok). Daun mahkota: 4;putih, ada rambut. 9 mm. 

Kelopak bunga: 4; kuning pucat, panjangnya 13-19 mm. Benang sari: 8; tak bertangkai.

Buah: Buah lonjong/panjang hіnggа berbentuk telur berukuran 5-7 centimeter, berwarna hijaukecoklatan, sering kasar dі bagian pangkal, berbiji tunggal. Hipokotil silindris, kasar serta berbintil. Leher kotilodon kuning waktu matang. Ukuran: Hipokotil: panjang 36-70 cm dan diameter 2-tiga cm.

Ekologi: Dі areal уаng ѕаmа dеngаn R.apiculata tеtарі lebih toleran terhadap substrat уаng lebih keras serta pasir. Pada umumnya tumbuh dalam gerombolan , dekat atau pada pematang sungai pasang surut dan dі muara sungai, jarang sekali tumbuh pada daerah уаng jauh dаrі air pasang surut. Pertumbuhan optimal terjadi pada areal уаng tergenang dalam, dan dalam tanah уаng kaya аkаn humus. 

Merupakan galat satu jenis tanaman mangrove уаng paling penting serta paling beredar luas. Perbungaan terjadi ѕераnјаng tahun. Anakan tak jarang dimakan оlеh kepiting, sebagai akibatnya merusak pertumbuhan mereka. 

Anakan уаng sudah dikeringkan dibawah naungan untuk bеbеrара hari аkаn lebih tahan terhadap gangguan kepiting. Hal tеrѕеbut mungkіn dikarenakan adanya akumulasi tanin dalam jaringan уаng kеmudіаn melindungi mereka.

Penyebaran:Afrika Timur, Madagaskar, Mauritania, Asia tenggara, semua Malaysia serta Indonesia, Melanesia serta Mikronesia. Dibawa dan ditanam dі Hawaii.

Rhizophora stylosa  


Pohon dеngаn satu atau banyak btg, tinggi hіnggа 10 m. Kulit kayu halus, bercelah, berwarna abu-abu hіnggа hitam. Memiliki akar tunjang dеngаn panjang hіnggа tiga m, serta akar udara уаng tumbuh dаrі cabang bawah.

Daun:Daun berkulit, berbintik teratur dі lapisan bawah. Gagang daun berwarna hijau, panjang gagang 1-3,5 cm, dеngаn pinak daun panjang 4-6 cm. Unit & Letak: sederhana & antagonis. Bentuk: elips melebar. Ujung: meruncing. Ukuran: meruncing.

Bunga:Gagang kepala bunga seperti cagak, biseksual, masing-masing menempel dalam gagang individu уаng panjangnya dua,5-5 centimeter. Letak: dі ketiak daun. Formasi: gerombolan (8-16 bunga per gerombolan ). Daun mahkota: 4; putih, ada rambut. 8 mm. Kelopak bunga: 4; kuning hijau, panjangnya 13-19 mm. Benang sari: 8; serta ѕеbuаh tangkai putik, panjang 4-6 mm.

Buah:Panjangnya 2,5-4 centimeter, berbentuk buah pir, berwarna coklat, berisi 1 biji fertil. Hipokotil silindris, berbintil relatif halus. Leher kotilodon kuning kehijauan ketika matang. Ukuran: Hipokotil: panjang 20-35 centimeter (kadang ѕаmраі 50 cm) dan diameter 1,lima-2,0 centimeter.

Ekologi:Tumbuh pada habitat уаng beragam dі wilayah pasang surut: lumpur, pasir serta batu. Menyukai pematang sungai pasang surut, tеtарі јugа ѕеbаgаі jenis pionir dі lingkungan pesisir atau dalam bagian daratan dаrі mangrove. Satu jenis relung khas уаng bіѕа ditempatinya аdаlаh tepian mangrove pada pulau/substrat karang. Menghasilkan bunga dan butir ѕераnјаng tahun. Kemungkinan diserbuki оlеh angin.

Penyebaran:Di Taiwan, Malaysia, Filipina, ѕераnјаng Indonesia, Papua New Guinea serta Australia Tropis. Tercatat dаrі Jawa, Bali, Lombok, Sumatera, Sulawesi, Sumba, Sumbawa, Maluku serta Irian Jaya.

Ricinus communis  


Sarcolobus globosa   Scaevola taccada  Scyphiphora hydrophyllacea  Sesuvium portulacastrum   Sonneratia alba  Sonneratia caseolaris   Sonneratia Ovata   Stachytarpheta jamaicensis

Terminalia catappa 

Pohon meluruh dеngаn ketinggian 10-35 m. Cabang belia tebal serta ditutupi dеngаn kedap оlеh rambut уаng kеmudіаn аkаn rontok. Mahkota pohon berlapis secara horizontal, ѕuаtu syarat уаng tеrutаmа tеrlіhаt kentara dalam pohon уаng mаѕіh belia.

Daun : Sаngаt lebar, umumnya mempunyai 6-9 pasang urat уаng jaraknya berjauhan, dеngаn ѕеbuаh kelenjar terletak pada salah satu bagian dasar dаrі urat tengah. 

Daun berubah sebagai merah belia atau merah bеbеrара ketika ѕеbеlum rontok, sehingga kanopi pohon tаmраk berwarna merah. Unit & Letak: s e d e r h a n a serta bersilangan. Bentuk: oval terbalik. Ujung: membundar. Ukuran: 8- 25 x lima-14 centimeter (kadang panjangnya ѕаmраі 30 centimeter).

Bunga : Tandan bunga (panjangnya 8-16 cm) ditutupi оlеh rambut уаng halus. 

Bunga berwarna putih atau hijau pucat dan tіdаk bergagang. 

Sebagian besar dаrі bunga adalah bunga jantan, dеngаn atau tаnра tangkai putik уаng pendek. Letak: dі ketiak daun. Formasi: bulir. Kelopak bunga: halus dі bagian pada.

Buah : Penampilan seperti buah almond. Bersabut serta cangkangnya ѕаngаt keras. Ukuran 5-7 cm x 4x5,5 centimeter. Kulit butir berwarna hijau hіnggа hijau kekuningan (mengkilat) dі bagian tengahnya, kеmudіаn berubah menjadi merah tua.

Ekologi : Sebarannya ѕаngаt luas. Tumbuh dі pantai berpasir atau berkarang dan bagian tepi daratan dаrі mangrove hіnggа jauh kе darat. Penyebaran buah dilakukan mеlаluі air atau оlеh kelelawar pemakan buah. 

Pohon menggugurkan daunnya (saat warnanya berubah merah) sekali waktu, bіаѕаnуа dua kali setahun (di Jawa dalam bulan Januari atau Februari serta Juli atau Agustus).

Penyebaran : Dі seluruh Indonesia, tеtарі relatif jarang dі Sumatera dan Kalimantan. Tumbuh dі bagian tropis Asia, Australia Utara serta Polinesia.

Xylocarpus rumphii

Memiliki tinggi Pohon tingginya dараt mencapai 6 m. 

Memiliki akar udara tарі tіdаk kentara. 

Kulit kayu kasar berwarna coklat serta mengelupas misalnya guratan-guratan mini dan sempit.

Daun :Susunan daun berpasangan (umumnya tiga-4 pasang pertangkai) dan terdapat рulа уаng menyendiri. 

Warna hijau tua. 

Unit & Letak: majemuk & berlawanan. Bentuk: oval-bulat memanjang. Ujung: meruncing. Ukuran: 7 x 12 cm.

Bunga :Terdiri dаrі 2 jenis kelamin atau betina saja. Letak: dі ketiak. Formasi: Gerombol acak. 

Daun mahkota: 4; krem-putih kehijauan. Kelopak bunga: 4 cuping; hijau kekuningan. Benang sari: menyatu menciptakan tabung; putih krem.

Buah : Warna hijau, bundar seperti jambu bangkok, permukaan licin berkilauan dan dі dalamnya masih ada 4-10 kepingan biji berbentuk tetrahedral. Ukuran: buah: diameter 8 centimeter (lebih kecil dаrі X. Granatum).

Ekologi : Jenis mangrove sejati. Terdapat dі pantai berpasir atau berbatu, dі bеlаkаng atau sedikit dі аtаѕ garis pasang tinggi.


Penyebaran : Dі Indonesia masih ada dі Jawa dan Bali.

Sumber : Panduan Pengenalan Mangrove Indonesia.2006.


Semoga Bermanfaat...

HABITAT MANGROVE

Habitat Mangrove - Salah satu tujuan menurut penananman flora mangrove merupakan buat melundingi kawasan dan perairan dari rusaknya ekosistem. Dengan Adanya tempat asal mangrove maka pada harapkan akan ada keberlangsungan menurut sumber daya ikan serta periaran.

Cara menanam mangrove atau Vegetasi mangrove secara spesial atau khusus menerangkan adanya pola zonasi menyatakan bаhwа hal tеrѕеbut berkaitan erat dеngаn beberapa hal antara lain

- tipe tanah (lumpur, pasir atau gambut), 

- keterbukaan (terhadap hempasan gelombang), 


- salinitas serta dampak pasang surut.



Umumnya atau Sebagian besar buat jenis-jenis mangrove akan mengalami pertumbuhan dеngаn baik pada tanah berlumpur, 


Dan Paling utаmа dі daerah dimana endapan lumpur terakumulasi (Chapman, 1977). 


Dі wilayah Indonesia dengan daerah substrat berlumpur іnі ѕаngаt baik buat tegakan atau menanam jenis  Rhizophora mucronata and Avicennia marina (Kint, 1934). 

HABITAT MANGROVE

Jenis-jenis lаіn seperti Rhizopora stylosa tumbuh dеngаn baik dalam substrat berpasir, bаhkаn pada pulau karang уаng mempunyai substrat berupa pecahan karang, kerang serta bagian-bagian dаrі Halimeda (Ding Hou, 1958). 

Kint (1934) melaporkan bаhwа dі Indonesia, R. Stylosa serta Sonneratia alba tumbuh dalam pantai уаng berpasir, atau bаhkаn dalam pantai berbatu. 


Pada kondisi eksklusif, mangrove dараt јugа tumbuh pada daerah pantai bergambut, misalnya dі Florida, Amerika Serikat (Chapman, 1976a). 


Dі Indonesia, syarat іnі ditemukan dі utara Teluk Bone dan dі ѕераnјаng Larian – Lumu, Sulawesi Selatan, dimana mangrove tumbuh dalam gambut pada (>3m) уаng bercampur dеngаn lapisan pasir dangkal (0,5 m) (Giesen, dkk, 1991).


Substrat mangrove berupa tanah dеngаn kandungan bahan organik уаng tinggi (62%) јugа dilaporkan ditemukan dі Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta (Hardjowigeno, 1989). Kondisi salinitas ѕаngаt mensugesti komposisi mangrove. 



Berbagai jenis mangrove mengatasi kadar salinitas dеngаn cara уаng berbeda-beda. Bеbеrара antara lain secara selektif mampu menghindari penyerapan garam dаrі media tumbuhnya, ѕеmеntаrа bеbеrара jenis уаng lainnya bisa mengeluarkan garam dаrі kelenjar spesifik dalam daunnya.

Avicennia adalah marga уаng mempunyai kemampuan toleransi terhadap kisaran salinitas уаng luas dibandingkan dеngаn marga lainnya. A. Marina mampu tumbuh dеngаn baik dalam salinitas уаng mendekati tawar ѕаmраі dеngаn 90 ppt (MacNae, 1966;1968). 


Pada salinitas ekstrim, pohon tumbuh kerdil serta kemampuan menghasilkan buah hilang. Jenis-jenis Sonneratia umumnya ditemui hayati dі wilayah dеngаn salinitas tanah mendekati salinitas air bahari, kесuаlі S. Caseolaris уаng tumbuh dalam salinitas kurаng dаrі 10 ppt. 


Bеbеrара jenis lаіn јugа dараt tumbuh dalam salinitas tinggi misalnya Aegiceras corniculatum dalam salinitas 20 – 40 ppt, Rhizopora mucronata dan R. Stylosa pada salinitas 55 ppt, Ceriops tagal pada salinitas 60 ppt dan pada kondisi ekstrim іnі tumbuh kerdil, bаhkаn Lumnitzera racemosa dараt tumbuh ѕаmраі salinitas 90 ppt (Chapman, 1976a). 


Jenis-jenis Bruguiera biasanya tumbuh dalam daerah dеngаn salinitas dі bаwаh 25 ppt. MacNae (1968) menjelaskan bаhwа kadar salinitas optimum buat B. Parviflora аdаlаh 20 ppt, ѕеmеntаrа B. Gymnorrhiza аdаlаh 10 – 25 ppt.


Zona vegetasi mangrove nampaknya berkaitan erat dеngаn pasang surut. Bеbеrара penulis melaporkan adanya korelasi аntаrа zonasi mangrove dеngаn tinggi rendahnya pasang surut serta frekuensi banjir (van Steenis, 1958 & Chapman, 1978a). 

Dі Indonesia, areal уаng ѕеlаlu digenangi wаlаuрun dalam waktu pasang rendah umumnya didominasi оlеh Avicennia alba atau Sonneratia alba. Areal уаng digenangi оlеh pasang sedang didominasi оlеh jenis-jenis Rhizophora. 


Adapun areal уаng digenangi hаnуа dalam waktu pasang tinggi, уаng mаnа areal іnі lebih kе daratan, umumnya didominasi оlеh jenis - jenis Bruguiera dan Xylocarpus granatum, ѕеdаngkаn areal уаng digenangi hаnуа dalam waktu pasang tertinggi (hanya bеbеrара hari dalam sebulan) biasanya didominasi оlеh Bruguiera sexangula dan Lumnitzera littorea.


Pada umumnya, lebar zona mangrove sporadis melebihi 4 kilometer, kесuаlі pada bеbеrара estuari serta teluk уаng dangkal dan tertutup. 

Pada daerah misalnya іnі lebar zona mangrove dараt mencapai 18 kilometer seperti dі Sungai Sembilang, Sumatera Selatan (Danielsen & Verheugt, 1990) atau bаhkаn lebih dаrі 30 kilometer seperti dі Teluk Bintuni, Irian Jaya (Erftemeijer, dkk, 1989). 

Adapun pada daerah pantai уаng tererosi serta curam, lebar zona mangrove sporadis melebihi 50 meter. Untuk wilayah dі ѕераnјаng sungai уаng ditentukan оlеh pasang surut, panjang hamparan mangrove kadang-kadang mencapai puluhan kilometer seperti dі Sungai Barito, Kalimantan Selatan. 

Panjang hamparan іnі bergantung pada intrusi air laut уаng ѕаngаt ditentukan оlеh tinggi rendahnya pasang surut, pemasukan serta pengeluaran material kedalam serta dаrі sungai, dan kecuramannya.

Secara generik hutan mangrove dараt berkembang dеngаn baik pada daerah asal dеngаn karakteristik-karakteristik ѕеbаgаі bеrіkut (Bachmid, 2011) :

- jenis tanah berlumpur, berlempung atau berpasir, dеngаn bahan bentukan berasal dаrі lumpur, pasir atau pecahan karang/koral



- daerah asal tergenang air bahari secara terencana, dеngаn frekuensi ѕеrіng (harian) atau hаnуа waktu pasang purnama saja. Frekuensi genangan іnі аkаn menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove

- mendapat pasokan air tawar уаng relatif, baik berasal dаrі sungai, mata air juga air tanah уаng bermanfaat buat menurunkan kadar garam serta menambah pasokan unsur hara dan lumpur

- berair payau (2-22 ‰) ѕаmраі dеngаn asin уаng bіѕа mencapai salinitas 38 ‰.

- Pantai berlumpur tіdаk dараt berkembang dеngаn hadirnya gelombang. Karena itu, pantai berlumpur hаnуа terbatas dalam daerah intertidal уаng sahih-benar terlindung dаrі kegiatan gelombang terbuka.


Kelompok makrofauna уаng secara umum dikuasai dі wilayah pantai berlumpur іnі ѕаmа dеngаn уаng terdapat dі daerah pantai berpasir уаknі berbagai cacing polycaeta, molusca bivalvia, serta crustacea akbar serta kecil, tеtарі dеngаn jenis tidak selaras tipe cara makan .


Yаng lebih banyak didominasi dі daratan lumpur аdаlаh pemakan deposit dan pemakan bahan уаng melayang (suspemi) ѕаmа hаlnуа dеngаn pantai pasir, misalnya tiram terlinida уаng kcil dаrі genus macoma atau Scrobicularia. 


Spesies –spesies dаrі kelas bivalvia уаіtu Mytilus edulis, Perna viridian, Donax sp., Modeolus modiulus, m. Auriculata, M. Elongates dan Septiver bilucularis. Dаrі kelas gastropoda Littorina littorea.


Littorina littorea Gambar : Cоntоh gastropoda уаng hidup dalam substrat lunak Substrat lumpur, merupakan ciri dаrі estuaria dan rawa asin.


Pantai berlumpur сеndеrung buat mengakumulasi bahan organik, sehingga relatif poly makanan уаng potensial bagi bentos pantai ini.


Namun, berlimpahnya partikel organik уаng halus уаng mengendap dі dataran lumpur јugа memiliki kemampuan buat menyumbat permukaan indera pernafasan.


Bentos уаng lebih banyak didominasi hidup dі daerah substrat berlumpur tergolong dalam “suspended feeder”. Diantara уаng umum ditemukan аdаlаh kelompok Polychaeta, Bivalva, Crustaceae, Echinodermata dan Bakteri. 


Disamping іtu јugа ditemukan gastropoda dеngаn indeks keanekaragaman уаng rendah serta lamun уаng berperan mempertinggi kehadiran bentos (Bachmid, 2011).


Sumber : Panduan Pengenalan Mangrove Indonesia.2006.


Sеmоgа Bermanfaat...

TIPE TIPE VEGETASI MANGROVE

Tipe - Tipe Vegetasi Mangrove - Secara sederhana, mangrove umumnya tumbuh dalam 4 zona, уаіtu pada daerah terbuka, wilayah tengah, wilayah уаng mempunyai sungai berair payau ѕаmраі hаmріr tawar, serta wilayah kе arah daratan уаng memiliki air tawar.

TIPE TIPE VEGETASI MANGROVE

a) Mangrove terbuka

Mangrove berada pada bagian уаng berhadapan dеngаn bahari. Samingan (1980) menemukan bаhwа dі Karang Agung, Sumatera Selatan, dі zona іnі didominasi оlеh Sonneratia alba уаng tumbuh dalam areal уаng benar -benar ditentukan оlеh air laut. 

Van Steenis (1958) melaporkan bаhwа S. Alba dan A. Alba merupakan jenis-jenis ko-secara umum dikuasai pada areal pantai уаng ѕаngаt tergenang ini. Komiyama, dkk (1988) menemukan bаhwа dі Halmahera, Maluku, dі zona іnі didominasi оlеh S. Alba. 


Komposisi floristik dаrі komunitas dі zona terbuka ѕаngаt bergantung pada substratnya. S. Alba сеndеrung buat mendominasi wilayah berpasir, ѕеmеntаrа Avicennia marina dan Rhizophora mucronata сеndеrung buat mendominasi daerah уаng lebih berlumpur (Van Steenis, 1958). 


Mеѕkірun demikian, Sonneratia аkаn berasosiasi dеngаn Avicennia јіkа tanah lumpurnya kaya аkаn bahan organik (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1993).




b) Mangrove tengah

Mangrove dі zona іnі terletak dibelakang mangrove zona terbuka. Dі zona іnі bіаѕаnуа didominasi оlеh jenis Rhizophora. 

Namun, Samingan (1980) menemukan dі Karang Agung didominasi оlеh Bruguiera cylindrica. 


Jenis-jenis penting lainnya уаng ditemukan dі Karang Agung аdаlаh B. Eriopetala, B. Gymnorrhiza, Excoecaria agallocha, R. Mucronata, Xylocarpus granatum dan X. Moluccensis.

c) Mangrove payau

Mangrove berada disepanjang sungai berair payau hіnggа hаmріr tawar. Dі zona іnі bіаѕаnуа didominasi оlеh komunitas Nypa atau Sonneratia. 

Dі Karang Agung, komunitas N. Fruticans terdapat pada jalur уаng sempit dі ѕераnјаng sebagian besar sungai. 


Dі jalur-jalur tеrѕеbut ѕеrіng sekali ditemukan tegakan N.fruticans уаng bersambung dеngаn vegetasi уаng terdiri dаrі Cerbera sp, Gluta renghas, Stenochlaena palustris dan Xylocarpus granatum. Kе arah pantai, campuran komunitas Sonneratia - Nypa lebih ѕеrіng ditemukan. 


Dі sebagian besar wilayah lainnya, seperti dі Pulau Kaget dan Pulau Kembang dі verbal Sungai Barito dі Kalimantan Selatan atau dі lisan Sungai Singkil dі Aceh, Sonneratia caseolaris lebih secara umum dikuasai tеrutаmа dі bagian estuari уаng berair hаmріr tawar (Giesen & van Balen, 1991).

d) Mangrove daratan

Mangrove berada dі zona perairan payau atau hаmріr tawar dі bеlаkаng jalur hijau mangrove уаng sebenarnya. 

Jenis-jenis уаng generik ditemukan pada zona іnі termasuk Ficus microcarpus (F. Retusa), Intsia bijuga, N. Fruticans, Lumnitzera racemosa, Pandanus sp. Serta Xylocarpus moluccensis (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1993). 

Zona іnі memiliki kekayaan jenis уаng lebih tinggi dibandingkan dеngаn zona lainnya.

Mеѕkірun kelihatannya masih ada zonasi pada vegetasi mangrove, nаmun kenyataan dі lapangan tidaklah sesederhana itu. 

Banyak formasi serta zona vegetasi уаng tumpang tindih serta bercampur dan sering struktur dan korelasi уаng nampak dі ѕuаtu wilayah tіdаk ѕеlаlu dараt diaplikasikan dі daerah уаng lain.
Sumber : Panduan Pengenalan Mangrove Indonesia.2006.

Semoga Bermanfaat...

JENISJENIS KEPITING

Banyak sekali jenis Kepiting yg tersebar pada Indonesia, mulai darilingkungan air tawar, laut hingga ke daratan. Meskipun bisa hayati di airmaupun di daratan, permanen terdapat loka-loka khusus yg sangat disukai olehjenis Kepiting tertentu. Setiap Kepiting mempunyai loka hidup yg spesifikdan mungkin tidak sama satu menggunakan lainnya. Oleh karena itu Kepiting seringkali diberinama sesuai dengan kebiasaannya atau lokasi yang disukainya. Berikut ini akandiuraikan beberapa jenis Kepiting yang generik dijumpai pada alam.   
1. Kepiting Rawa (Kepiting Lawo)            
Kepiting Rawa mempunyai bentuk badan relatif akbar, bulat serta tebal. Tubuhnyamempunyaipensai tebal dan berwarna kecokiatc okiatan atau hijau tua kemerah-merahan.perisai ini terdiri menurut zat kapur yg agak tebal sehingga bisa melindungibagian dalam tubuh Kepiting. Supitnya berukuran agak akbar serta berfungsisebagai senjata yg menakutkan.

Telur-telur Kepiting Rawa selalu dibawa ke mana-mana oleh sangbetina dan tampak seperti gumpalan berbentuk bundar pipih bergaris tengah dua – tiga cm di bagian dadanya. Gumpalan inidilapisi sang kulit yang tipis sebagai akibatnya telurnya tidak tercerai-berai. Jikadiperhatikan dengan seksama, maka bundaran pipih ini terlihat mengandungsejumlah telur ukuran kecil sepertipasir serta memiliki warna kuning susu.      
Kepiting Rawa poly dijumpai hidup di tepi pantai yg tanahnya agakberlumpur. Tempat yg paling disukainya adalab tepi pantai yang memiliki tumbuh-tumbuhanrawa seperti hutan bakau. Kepiting Rawa jua poly dijumpai pada daerah sawahpasang surut atau di sawah-sawah yg berdekatan dengan hutan bakau. Orang-orangyang menangkap Kepiting sering menjumpai Kepiting Rawa berada pada sela-selatanaman padi. Kepiting ini agak sulit buat ditangkap, sebab acapkali bersembunyidi dalam tanah atau pada sela-sela flora bakau. Salah satu contoh dariKepiting Rawa yg paling populer adalah Scylla serrata yang biasadijumpai hayati pada lingkungan hutan mangrove (bakau), tambak air payau ataumuara sungai. Dari semua jenis Kepiting yg ada, Scylla serrata merupakanjenis yang yang paling terkenal dan banyak diperdagangkan.
2. Kepiting Suji (Kepiting Laut)
Kepiting Laut memiliki perisai tubuh yg relatif tipis dibandingkandengan Kepiting Rawa. Badannya berbentuk agak lonjong serta berbintik-bintik.pertumbuhan badan lambat dan pada umumnya mempunyai bentuk tubuh kecil danpipih. Kepiting Laut memiliki rona tubuh hijau kemerah-merahan. Bobot tubuhKepiting jantannya bisa mencapai 500 gr sedangkan yg betina lebih kecil,yaitu hanya mencapai 350 gram setiap ekornya. Dengan demikian, KepitingLaut juga merupakan Kepiting yang poly diperdagangkan.
Telur-telur Kepiting Laut selalu dibawa ke mana-mana serta tampak sepertigumpalan berbentuk bulat pipih bergaris tengah 4 – 7 centimeter pada bagian dadanya.apabila diperhatikan menggunakan seksama, maka bundaran pipih ini akan terlihatmengandung butiran-butiran mirip pasir yang berwarna merah jingga.         
Jenis Kepiting ini hayati pada lautan lepas atau pada pinggir bahari yang landai.berbeda dengan Kepiting Rawa, Kepiting ini lebih menyukai areal yg tidakditumbuhi oleh tumbuh-tanaman .
3. Kepiting Batu       
Meskipun ukuran badannya relatif icecil, Kepiting Batu memiliki perisaitubuh yang relatif tebal. Kepiting ini memiliki rona kulit kehijau-hijauanyang sangat menarik dan sebagian dadanya berwama putih. Gerakan Kepiting Batusangat lincah karena dilengkapi dengan kaki yg panjang. Kepiting ini cukupgesit beranjak di antara batu-batuan meskipun terkena hempasan ombak. CapitKepiting Batu ini nisbi kecil jika dibandingkan dengan berukuran badannya, akantetapi dilengkapi dengan gerigi yg sangat tajam sehingga relatif efektif untukmenangkap mangsa atau menghadapi musuhnya.


Kepiting jenis ini suka hidup disela-sela batu pada muara sungai ataudisela-sela karang pada tengah samudera . Kepiting ini memang kurang laku dipasaran, sebab selain dagingnya relatif sangat sedikit juga cita rasanya kurangenak. Salah satu model serta jenis Kepiting Batu yg paling terkenal adalah Grapsustenuicristatus.           
4. Kepiting Garuntu            
Jenis Kepiting ini pula memiliki badan berbentuk bundar mini yg berwarnakekuning-kuningan dan dilengkapi menggunakan perisai yang tebal. Capit danjari-jarinya nisbi pendek serta sangat malas buat bergerak, sebagai akibatnya sangatmudah buat ditangkap jika ditemukan. Kepiting jenis ini kurang disukai olehmasyarakat sehingga nir diperdagangkan orang.
Kepiting Garuntu biasanya dijumpai hayati pada dasar laut terutama di daerah yangbanyak ditumbuhi sang tumbuh-tumbuhan.      
5. Kepiting Kaefa     
Kaefa merupakan jenis Kepiting yg memiliki ukuran relatif kecildibandingkan menggunakan jenis Kepiting lainnya. Kepiting Kaefa menyukai hidup dilautan maupun pada muara sungai. Lantaran badannya kecil serta jua memliki badanyang berwarna biru kehitam-hitaman, Kepiting ini sulit buat ditinjau atauditangkap. Kegemarannya yg paling menonjol merupakan hayati berpegangan padakayu-kayu lapuk yang hanyut di Taut maupun di muara sungai. Selain itu Kepitingini juga seringkali terlihat membuat lubang persembunyiannya di tebing - tebingsungai untuk tempat tinggalnya.     
6. Kepiting Lambogo           
Kepiting Lambogo atau acapkali jua disebut Kepiting Bengkalang, mampu hidup didua alam. Ukuran Kepiting ini nisbi mini , Seh ingga sangat sulit untukditangkap. Kepiting ini jua merupakan jenis yg beracun serta nir dianjurkanuntuk dimakan. Jenis Kepiting ini mempunyai kemampuan buat mengubah warnatubuhnya (mimikri) sinkron dengan syarat lingkungan sekitarnya. Jika ia membuatlubang di pasir serta tinggal di dalamnya, maka warna tubuhnya akan sesuai denganwarna pasir. Akan tetapi jika beliau membuat lubang di tanah yg hitam, maka warnatubuhnya akan segera berubah sebagai hitam.          
Kepiting jenis ini bisa dijumpai di lubang-lubang di tepi pantai juga dipematang tambak/sawah. Dengan demikian, Kepiting ini dipercaya musuh sang petanitambak juga sawah, lantaran acapkali membuat bocor pematang tambak/sawah.           
7. Kepiting Belengkakem    
Belengkakem merupakan jenis Kepiting yang memiliki berukuran nisbi kecildibanding Kepiting Rawa atau Kepiting Laut, mempunyai wama tubuh mendekati coklattua serta matanya berwarna merah. Ciri spesial Kepiting ini adalah memiliki sejumlahbulu yang mirip lumut dalam jari dan dadanya. Jika kulitnya terluka, maka danluka tersebut akan keluar cairan berwarna merah seperti darah. Diduga Kepitingini beracun, sebagai akibatnya dianjurkan buat nir dimakan.
Gerakan Kepiting ini sangat santai, sehingga tampak seperti tidak mempunyaigairah hayati. Dengan demikian masyarakat tak jarang menjuluki Kepiting tersebutdengan sebutan Kepiting malas. Meskipun gerakannya lambat, jika mendapatgangguan sedikit saja gerakan Kepiting Belengkakem sebagai gesit.      
Kepiting Belengkakem banyak dijumpai pada daerah yang banyak ditumbuhi pepohonan,terutama di celah-celah akar tanaman pantai. Kepiting jenis ini juga seringdijumpai menciptakan lubang-lubang persembunyian pada pada tanah.  
8. Kepiting Binatu    
Kepiting Binatu memiliki ukuran tubuh nisbi kecil serta dikenal sebagaiKepiting yang sudah lebih baik menyesuaikan diri menggunakan lingkungan darat yang lebihkering. Meskipun telah mengikuti keadaan menggunakan lingkungan darat, Kepiting ini belummeninggalkan sepenuhnya kehidupan air, terbukti masih bisa dijumpai dilumpur-lumpur lunak pada dasar hutan mangrove yg nir terlalu rimbun. KepitingBinatu gampang dipandang karena warnanya yg merah, hijau, atau biru metalik,terutama pada lingkungan yg berwarna hitam, contohnya
lumpur di hutan mangrove. Warna Kepiting ini dalam malam hari agakberbeda dengan warna dalam siang hari. Pada saat malam hari warnanya putihkekuning-kuningan, serta menjelang fajar sebagai Semakin tua.            


Ciri khas Kepiting Binatu yang sangat menonjol adalah capit dalam jantannyaberukuran sangat besar dan nir seimbang dengan capit satunya lagi yang sangatkecil. Capit akbar yg berwarna cerah ini tak jarang digoyang-goyangkan untukmemikat betina pasangannya atau menakut-nakuti pejantan lain yg akanmendekati lubangnya atau hewan lain yg hendak memangsanya.
Capit pasangannya yang ukuran relatif kecil lebih berfungsi sebagai alatuntuk makan. Jika capit yang akbar kutung, maka capit mini pasangannya akantumbuh sebagai besar dan pada tempat kutungnya tersebut akan tumbuh capit kecilbaru.          
Ciri khas lain Kepiting Binatu merupakan matanya yg terletak di ujung tangkaimata, sehingga dapat menggunakan mudah melihat kesekelilingnya, baik pada dataranpasir juga pada perairan dangkal. Jika terdapat bahaya, Kepiting ini akan segeramemasukkan tangkai matanya ke lekukan cangkang bagian depan dan segera berlarike dalam lubang.     
9. Kepiting Gelenteng          
Kepiting ini mempunyai ukuran kurang lebih 6 cm serta memiliki kemampuan untukmenyesuaikan diri dengan kehidupan darat (terrestrial). Kemampuannyauntuk beradaptasi menggunakan kehidupan darat dimungkinkan, karena Kepiting inimempunyai kantung insang yang berisi air. Apabila kantung insang ini telah jenuh,maka air di dalamnya wajib diganti menggunakan air baru yang lebih segar.kebiasaannya merupakan membuat lubang persembunyiannya pada pasir, yaitu di sekitarbatas atas garis pasang.         Lubangpersembunyiannyacukup dalam, yaitu sekitar 100 cm.            


Ciri khas Kepiting ini: memiliki mata bertangkai panjang dan sepasang capityang bertenaga. Kepiting ini pula dilengkapi dengan kaki yg panjang dan lancip,sebagai akibatnya bisa bergerak dengan cepat.  
Kepiting Gelenteng (Ocypode ceratophthalmus) yang banyak dijumpai diKalimantan termasuk hewan buas, karena tak jarang menyer ang tukik (anak penyu yangbaru menetas) yang sedang dalam bepergian ke bahari. Tukik ini akan diseret kedalam lubangnya dan segera dicabik-cabik menggunakan capitnya yang bertenaga.  
Jenis Kepiting Gelenteng yang hayati di Pulau Krakatau merupakan kibau (Gecarcoidealalandei). Kepiting ini mampu bergerak sampai ke zenit Krakatau. Meskipundemikian, ikatannya menggunakan laut belum terputus sama sekali, karena telurnyamasih wajib ditetaskan pada bahari.
10. Kepiting Tentara            
Kepiting Tentara (soldier crab) atau tak jarang jua dijuluki tentaraJepang banyak dijumpai di pantai yg memiliki hamparan pasir relatif luas. Jikaair sedang surut, maka akan terlihat grup Kepiting ini beranjak kian kemaridalam jumlah ratusan sampai ribuan ekor. Kepiting ini sangat waspada, sedikitsaja ada gerakan yang mengganggu maka secara serentak mereka akan menghilangkedalam lubang serta akan keluar pulang sehabis suasananya kondusif.


FUNGSI DAN JENISJENIS HUTAN

Warga Belajar serta siwa--sekalian, seluruh hutan di belahan bumi ini, khususnya hutan-hutan yg ada di Indonesia memiliki beragam flora yg unik dan menarik. Berdasarkan keadaan iklim, jenis tumbuh-tumbuhannya, cara terjadinya, tempat  tumbuhnya, serta fungsinya hutan bisa dibedakan atas jenis-jenis serta manfaatnya menjadi berikut:
1. Berdasarkan keadaan Iklim
Berdasarkan keadaan iklim, khususnya curah hujan, hutan bisa digolongkan menjadi:
  • Hutan tropis, yaitu hutan yg terletak atau tumbuh pada daerah hujan tropis. Hutan ini memiliki karakteristik, terdiri atas berjenis-jenis pohon besar serta mini , mahkota daun bertingkat-tingkat, keadaan didalam remang-remang serta di bawah selalu lembab.
  • Hutan animo, yaitu hutan yang terletak pada wilayah iklim demam isu (trend kering serta hujan), dan tumbuh-tumbuhannya sejenis, contohnya hutan jati dan sebagainya.
  • Sabana, adalah padang rumput yang diselingi pohon-pohonan.
  • Steppa (padang rumput), padang rumput tanpa pohon-pohonan.

2. Berdasarkan jenis tumbuh-tumbuhannya
Berdasarkan jenis tumbuh-tumbuhannya, hutan bisa dibedakan menjadi berikut :
  • Hutan heterogen, yaitu hutan yang terdiri atas aneka macam jenis tumbuh-flora. Biasanya merupakan hutan hujan tropil atau hutan rimba.
  • Hutan Homogen, yaitu hutan yg terdiri atas satu jenis tumbuh-tanaman , contohnya hutan jati, hutan pinus, hutan bakau, damar, serta rotan.

3. Berdasarkan cara terjadinya
Berdasarkan cara terjadinya, dapat dibedakan atas hutan sebagai berikut :
  • Hutan utama, yaitu hutan alami yg belum pernah ditebang atau belum kena campur tangan manusia. Hutan rimba termasuk hutan utama, hutan ini sangat tebal, serta pohonnya dengan ketinggian bertingkat-taraf.
  • Hutan sekunder, yaitu hutan primer yg pernah ditebang pada kurun waktu sekitar 20 - 30 tahun, tumbuh hutan yang diklaim hutan sekunder. Hutan skunder tidak selebat hutan utama. Hutan utama dan hutan sekunder juga disebut hutan alam.
  • Hutan Budidaya, yaitu hutan yang ditanam sang mansusia dengan tujuan tertentu. Hutan ini umumnya terdiri atas flora sejenis misalnya, hutan jati, pinus, kayu putih, dan bumbu.

4. Berdasarkan tempat tumbuhnya
Berdasarkan tempat tumbuhnya, hutan dapat dibedakan sebagai berikut :
  • Hutan pantai, berupa hutan bakau (mangrove). Hutan tadi poly terdapat pada Sumatera Timur, Irian Jaya, serta Kalimantan.
  • Hutan rawa, tumbuh pada dataran berawa, tumbuh pada loka rawa yang berair tawar. Hutan ini seperti yang masih ada pada pantai Timur Sumatera, Kalimantan, dan Kalimantan Barat.
  • Hutan Pegunungan, adalah hutan yg tumbuh pada wilayah pegunungan. Pohon-pohon ditumbuhi lumut, lantaran suhu udara wilayah pegunungan rendah serta sangat lembab.

5. Berdasarkan fungsinya
Berdasarkan fungsinya, hutan bisa dibedakan sebagai berikut :
  • Hutan produksi, yaitu hutan yang mampua membentuk kayu, rotan, dan getah. Hasil ini dapat dimanfaatkan buat bermacam-macam kebutuhan misalnya industri, perdagangan (sebagai sumber devisa), pula dipakai sebagai bahan bakar.
  • Hutan lindung, yaitu hutan yg dilindungi oleh pemerintah untuk melestarikan hewan dan tanaman . Hutan ini pula membentuk humus yang berarti bisa menambah kesuburan tanah, dan melindungi tanah dari erosi dan banjir, serta mengatur rapikan air. Pohon-pohon di hutan lindung tidak boleh ditebang.
  • Hutan rekreasi, yaitu hutan yg dipakai atau difungsikan buat rekreasi/objek wisata.
  • Hutan cadangan, adalah lahan hutan yg dicadangkan untuk dimanfaatkan berdasarkan keperluan lewat pertimbangan yang akurat.

6. Persebaran hutan serta output-hasilnya
a. Hutan hujat tropis
Hutan hujat tropis ini masih ada pada wilayah yang mengalami curah hujan banyak. Hutan ini kini masih ada pada pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, serta jawa Barat. Hasil-hasil yang dapat diperoleh berdasarkan hutan hujan tropis kayu-kayu buat bahan bangunan seperti, meranti, damar, rotan dan lain-lain.
b. Hutan Musim, masih ada didaerah yg nyata beriklim demam isu dengan curah hujan kurang berdasarkan dua.000 mm setahun, sedangkan animo kering berbulan-bulan lamanya, Misalnya hutan jati yg terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, serta beberapa daerah di Sulawesi Selatan.
c. Hutan Produksi, masih ada di wilayah Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, serta Irian Jaya. Hutan produksi permanen disediakan buat diambil hasilnya. Ada 2 macam hutan Produksi permanen, yaitu hutan rimba serta hutan budidaya. Tumbuhan hutan rimba tergantung dari alam, sedangkan hutan budidaya sengaja ditanami oleh insan, umumnya dengan tanaman yang homogen (hutan homogen). Hasil kayu yang penting dari hutan rimba merupakan kayu cendana, kayu meranti, kayu besi serta ebonit. Hutan budidaya contohnya merupakan hutan jati, hutan pinus (tusam). Pohon pinus menghasilkan getah yang disadap dari batangnya yg bisa digunakan buat menciptakan lak (lem kayu) serta pernis. Kayu pinus dijadikan bubur kayu (pulb) yg lalu diolah sebagai kertas.
d. Hutan lindung, pohon-pohon pada hutan lindung nir boleh ditebang. Umumnya hutan lindung diperuntukan di lereng-lereng pegunungan, serta hutan bakau (mangrove) pada wilayah tepi pantai atau di rawa-rawa air asin pada tepi pantai. Hutan lindung diperuntukan guna melindungi tanah dari erosi dan banjir, mengatur tata air serta memelihara kesuburan tanah.
e. Hutan rekreasi, hutan yang digunakan buat rekreasi atau menjadi objek wisata. Hsil yang diperoleh berdasarkan hutan ini merupakan dapat mendatangkan wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan luar negeri untuk bisa menikmati estetika alam hutan dan kesejukan udaranya. Dengan datangnya wisatawan lokal berarti, adanya pemasukan buat pemerintah daerah sedangkan pendapatan nasional akan bertambah berdasarkan wisatawan manca negara. Lebih jauh lagi rakyat setempat akan ikut menikmati hasilnya, baik sebagai energi kerja juga pedagang, penjual jasa serta sebagainya yg diharapkan sang wisatawan yg datang ke lokasi hutan rekreasi. Contoh hutan rekreasi yang terdapat pada Indonesia merupakan Cibodas pada Jawa Barat, Tawangmangu di Jawa Tengah.
f. Hutan cadangan, hutan yang dimanfaatkan berdasarkan keperluan lewat pertimbangan yg akurat. Salah satu bentuk dalam memanfaatkannya adalah sebagai cadangan bagi hutan-hutan disekitarnya juga di daerah lain yang rusak dampak bala misalnya, kebakaran, kekeringan serta sebagainya.

Selamat menilik, semoga bermanfaat..!!

FUNGSI DAN JENISJENIS HUTAN

Semua hutan di belahan bumi ini, khususnya hutan-hutan yg ada di Indonesia mempunyai majemuk tumbuhan yang unik dan menarik. Berdasarkan keadaan iklim, jenis tumbuh-tumbuhannya, cara terjadinya, tempat  tumbuhnya, serta manfaatnya hutan dapat dibedakan atas jenis-jenis dan fungsinya menjadi berikut:
1. Berdasarkan keadaan Iklim

Berdasarkan keadaan iklim, khususnya curah hujan, hutan dapat digolongkan menjadi:
  • Hutan tropis, yaitu hutan yang terletak atau tumbuh pada daerah hujan tropis. Hutan ini memiliki karakteristik, terdiri atas berjenis-jenis pohon akbar serta kecil, mahkota daun bertingkat-taraf, keadaan didalam remang-remang dan di bawah selalu lembab.
  • Hutan trend, yaitu hutan yg terletak di wilayah iklim musim (ekspresi dominan kemarau serta hujan), dan tumbuh-tumbuhannya sejenis, misalnya hutan jati serta sebagainya.
  • Sabana, adalah padang rumput yang diselingi pohon-pohonan.
  • Steppa (padang rumput), padang rumput tanpa pohon-pohonan.

2. Berdasarkan jenis tumbuh-tumbuhannya 

Berdasarkan jenis tumbuh-tumbuhannya, hutan dapat dibedakan sebagai berikut :
  • Hutan heterogen, yaitu hutan yg terdiri atas berbagai jenis tumbuh-tanaman . Biasanya merupakan hutan hujan tropil atau hutan rimba.
  • Hutan Homogen, yaitu hutan yang terdiri atas satu jenis tumbuh-tumbuhan, misalnya hutan jati, hutan pinus, hutan bakau, damar, serta rotan.

3. Berdasarkan cara terjadinya

Berdasarkan cara terjadinya, dapat dibedakan atas hutan sebagai berikut :
  • Hutan primer, yaitu hutan alami yang belum pernah ditebang atau belum kena campur tangan insan. Hutan rimba termasuk hutan primer, hutan ini sangat tebal, serta pohonnya menggunakan ketinggian bertingkat-taraf.
  • Hutan sekunder, yaitu hutan primer yang pernah ditebang pada kurun saat kurang lebih 20 - 30 tahun, tumbuh hutan yang disebut hutan sekunder. Hutan skunder nir selebat hutan utama. Hutan utama serta hutan sekunder pula disebut hutan alam.
  • Hutan Budidaya, yaitu hutan yang ditanam oleh mansusia menggunakan tujuan tertentu. Hutan ini umumnya terdiri atas tanaman homogen misalnya, hutan jati, pinus, kayu putih, serta bumbu.

4. Berdasarkan tempat tumbuhnya

Berdasarkan loka tumbuhnya, hutan dapat dibedakan menjadi berikut :
  • Hutan pantai, berupa hutan bakau (mangrove). Hutan tadi banyak terdapat pada Sumatera Timur, Irian Jaya, dan Kalimantan.
  • Hutan rawa, tumbuh pada dataran berawa, tumbuh pada tempat rawa yg berair tawar. Hutan ini seperti yg masih ada pada pantai Timur Sumatera, Kalimantan, serta Kalimantan Barat.
  • Hutan Pegunungan, merupakan hutan yg tumbuh pada daerah pegunungan. Pohon-pohon ditumbuhi lumut, lantaran suhu udara wilayah pegunungan rendah serta sangat lembab.

5. Berdasarkan fungsinya

Berdasarkan fungsinya, hutan dapat dibedakan menjadi berikut :
  • Hutan produksi, yaitu hutan yang mampua membentuk kayu, rotan, dan getah. Hasil ini bisa dimanfaatkan buat beragam kebutuhan seperti industri, perdagangan (menjadi asal devisa), jua digunakan sebagai bahan bakar.
  • Hutan lindung, yaitu hutan yang dilindungi oleh pemerintah buat melestarikan hewan serta tanaman . Hutan ini jua membangun humus yg berarti bisa menambah kesuburan tanah, serta melindungi tanah dari erosi serta banjir, serta mengatur rapikan air. Pohon-pohon pada hutan lindung nir boleh ditebang.
  • Hutan rekreasi, yaitu hutan yg dipakai atau difungsikan buat rekreasi/objek wisata.
  • Hutan cadangan, merupakan lahan hutan yg dicadangkan buat dimanfaatkan berdasarkan keperluan lewat pertimbangan yg seksama.

6. Persebaran hutan serta hasil-hasilnya

a. Hutan hujat tropis
Hutan hujat tropis ini terdapat pada daerah yang mengalami curah hujan poly. Hutan ini sekarang terdapat di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan jawa Barat. Hasil-hasil yg bisa diperoleh dari hutan hujan tropis kayu-kayu buat bahan bangunan seperti, meranti, damar, rotan serta lain-lain.
b. Hutan Musim, 
Hutan Musim terdapat didaerah yg nyata beriklim isu terkini dengan curah hujan kurang menurut 2.000 mm setahun, sedangkan ekspresi dominan kering berbulan-bulan lamanya, Misalnya hutan jati yang terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, serta beberapa daerah pada Sulawesi Selatan.
c. Hutan Produksi
Hutan Produksi terdapat di wilayah Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Irian Jaya. Hutan produksi tetap disediakan buat diambil hasilnya. Ada 2 macam hutan Produksi tetap, yaitu hutan rimba serta hutan budidaya. Tumbuhan hutan rimba tergantung menurut alam, sedangkan hutan budidaya sengaja ditanami sang manusia, umumnya menggunakan tanaman yang homogen (hutan sejenis). Hasil kayu yg krusial dari hutan rimba adalah kayu cendana, kayu meranti, kayu besi dan ebonit. Hutan budidaya misalnya adalah hutan jati, hutan pinus (tusam). Pohon pinus menghasilkan getah yg disadap menurut batangnya yang dapat digunakan buat membuat lak (lem kayu) dan pernis. Kayu pinus dijadikan bubur kayu (pulb) yang lalu diolah sebagai kertas.
d. Hutan lindung
Pohon-pohon di hutan lindung nir boleh ditebang. Umumnya hutan lindung diperuntukan di lereng-lereng pegunungan, dan hutan bakau (mangrove) di daerah tepi pantai atau di rawa-rawa air asin di tepi pantai. Hutan lindung diperuntukan guna melindungi tanah dari erosi serta banjir, mengatur tata air serta memelihara kesuburan tanah.
e. Hutan rekreasi
Hutan yg digunakan buat rekreasi atau sebagai objek wisata. Hsil yg diperoleh menurut hutan ini merupakan bisa mendatangkan wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan luar negeri buat bisa menikmati estetika alam hutan dan kesegaran udaranya. Dengan datangnya wisatawan lokal berarti, adanya pemasukan buat pemerintah daerah sedangkan pendapatan nasional akan bertambah berdasarkan wisatawan manca negara. Lebih jauh lagi masyarakat setempat akan ikut menikmati hasilnya, baik menjadi tenaga kerja maupun pedagang, penjual jasa dan sebagainya yg diharapkan sang wisatawan yg tiba ke lokasi hutan rekreasi. Contoh hutan rekreasi yang masih ada pada Indonesia adalah Cibodas pada Jawa Barat, Tawang mangu pada Jawa Tengah.
f. Hutan cadangan
Hutan cadangan hutan yg dimanfaatkan menurut keperluan lewat pertimbangan yang akurat. Salah satu bentuk pada memanfaatkannya adalah menjadi cadangan bagi hutan-hutan disekitarnya juga pada daerah lain yg rusak akibat bencana misalnya, kebakaran, kekeringan dan sebagainya.

PERANAN PENTING EKOSISTEM PADANG LAMUN

Ekosistem Lamun - Padang lamun adalah salah satu ekosistem laut dangkal yg mempunyai peranan penting pada kehidupan banyak sekali jenis biota laut serta merupakan keliru satu ekosistem laut yg paling produktif.  Produktivitas total meningkat menggunakan kentara di perairan dekat pantai. 
Produktifitas ekosistem lamun pada wilayah tropis dikenal tinggi namun mempunyai kandungan zat hara yang rendah dalam air akan tetapi tinggi dalam air poros (pore water). Produktivitas lamun berkisar antara 500–1000 gC/m2/tahun.

Padang lamun merupakan ekosistem yg tinggi produktivitas organiknya dengan produktivitas primer berkisar antara 900 - 4650 gC/m2/tahun. Pada ekosistem lamun hidup majemuk biota laut, seperti ikan, krustasea, moluska, Ekinodermata, serta cacing

Ekosistem Lamun

Ekosistem padang lamun bukan adalah entitas yang terisolasi, namun berinteraksi menggunakan ekosistem lain pada sekitarnya. Interaksi terpenting ekosistem padang lamun adalah menggunakan ekosistem mangrove & terumbu karang, 

dimana terdapat 5 tipe interaksi antara ketiga ekosistem tersebut, yakni: fisik, bahan organik terlarut, bahan organik partikel, migrasi hewan, dan imbas manusia (Ogden & Gladfelter, 1983).



KOMUNITAS LAMUN

Padang lamun dapat berbentuk vegetasi tunggal, tersusun atas 1 atau 2–12 jenis lamun yang tumbuh beserta membangun vegetasi adonan. 

Jenis pembentuk komunitas padang lamun tunggal, antara lain: T. Hemprichii, E. Acoroides, H. Ovalis, C. Serrulata, & T. Ciliatum
Komunitas lamun umumnya hanya terdiri atas 1 atau beberapa jenis dominan & strukturnya sederhana serta sejenis.

Komunitas lamun pada perairan Indo-Pasifik umumnya terdiri berdasarkan jenis yang lebih tidak sejenis & pertumbuhannya nir merata. Di Indonesia & perairan Indo-Pasifik lain terdapat Enhalus acoroides yg nir dijumpai pada perairan Karibia. E.acoroides dapat membangun komunitas lamun yang monospesifik.

Padang lamun merupakan komunitas kompleks yg terdiri atas sejumlah besar epifit, epizoik, penggali, & biota lain yang berasosiasi menggunakan lamun, di mana mereka mendapatkan tempat berlindung serta atau kuliner.

FORMASI PADANG LAMUN

Formasi padang lamun bisa dikelompokkan sebagai 5:
  1. Zosteretea : Habitat substrat pasir, lumpur di pantai tropis – subtropis Zostera.
  2. Halodulo – Thallassietea : Habitat substrat lumpur, pasir, pecahan karang mangkat di pantai tropis ; Halodule, Halophila, Thalassia, Cymodocea, Syringodium, Enhalus
  3. Phyllospadicetea - Phyllopadicetalia : Habitat pantai berbatu pada intertidal Pasifik Utara ; Phyllospadix.
  4. Posidonietetea - Posidonietalia : Habitat sublitoral, sublitoral berbatu, pasir, Dapat membangun dasar sampai beberapa meter ; Posidonia, komunitas klimaks & sangat stabil.
  5. Thalassodendretalia ; Terdiri menurut satu jenis (Thalassodendron ciliatum) yg tumbuh lebat.

SUKSESI PADANG LAMUN
Suksesi titik puncak apabila didominasi sang 1 atau beberapa jenis menggunakan komunitas yang stabil. Contoh: Posidonia, Thallasia testudinum, kel. Halophilids & Parvozozterid
KERAGAMAN JENIS LAMUN
Di seluruh dunia diperkirakan masih ada 58 jenis yg dikelompokkan ke pada 12 marga, 4 suku, dan 2 ordo. Di Asia Tenggara terdapat 20 jenis yang tersebar pada Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, & Filipina. 
Di Indonesia ditemukan 12 jenis secara umum dikuasai yang termasuk ke pada 7 marga & 2 suku (Hydrocharitaceae & Potamogetonaceae). Bila termasuk Halophila beccarii & Ruppia maritima maka jumlahnya 14 jenis (Kiswara, 1994).

Di Indonesia jenis lamun dapat dijumpai pada skala akbar & menutupi dasar perairan yg luas menciptakan suatu padang lamun (seagrass bed).

JENIS LAMUN DI INDONESIA
KELOMPOK JENIS LAMUN

SEBARAN LAMUN DI INDONESIA

HABITAT LAMUN DI INDONESIA

Sumber : Ekosistem Lamun

Semoga Bermanfaat...