DOWNLOAD INSTRUMEN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH SD SMP SMA KURIKULUM 2018 DAN KTSP
Oleh
Cara Flexi
pada tanggal
Download Instrumen Supervisi Kepala Sekolah SD, SMP, Sekolah Menengah Atas Kurikulum 2013 Dan KTSP
Download Instrumen Supervisi Kepala Sekolah SD, SMP, Sekolah Menengah Atas Kurikulum 2013 Dan KTSP - Kegiatan Supervisi dilaksanakan oleh Kepala Sekolah serta Pengawas Sekolah terhadap guru juga ketua sekolah dilakuan setiap semester minimal 1 kali. Artinya Guru disupervisi sang Kepala Sekolah dan Pengawas, sedangkan Kepala Sekolah disupervisi oleh Pengawas Sekolah. Kegiatan ini bertujuan buat mengetahui kinerja guru serta ketua sekolah, dan mengetahui proses pembelajaran yg ada pada sekolah. Pengawas sekolah wajib memmberikan pengarahan serta motivasi kepada para guru dan kepala sekolah agar aktivitas pembelajaran dan aktivitas sekolah lainnya berjalan baik serta semakin maju.
Baca jua: RPP IPS Ekonomi Kelas X, XI, XII Semester 1 serta 2
Instrumen Supervisi Kepala Sekolah Sekolah Dasar, Sekolah Menengah pertama, SMA Kurikulum 2013 Dan KTSP ini terdiri dari:
1. Instrumen Supervisi Kepala Sekolah Sekolah Dasar, SMP, Sekolah Menengah Atas Kurikulum 2013
- Format 1 Instrumen Supervisi RPP
- Format dua Instrumen Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran
- Format 3a Instrumen Supervisi Administrasi Pembelajaran
- Format 3b Instrumen Supervisi Administrasi Khusus Pengajar Bimbingan Konseling (BK)
2. Instrumen Supervisi Kepala Sekolah SD, Sekolah Menengah pertama, SMA KTSP
- Format 1 Instrumen Penilaian Silabus
- Format 2 Instrumen Supervisi Penilaian RPP
- Format tiga Instrumen Supervisi Administrasi Pembelajaran
- Format 4 Instrumen Supervisi Administrasi Pembelajaran
- Format 4a Instrumen Supervisi Administrasi Khusus Guru Bimbingan Konseling (BK)
Berikut ini saya bagikan model Blangko Instrumen Supervisi Kepala Sekolah serta Guru Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 SD-Sekolah Menengah pertama-SMA. Jadi bapak/bunda pengajar silahkan siapkan administarsi yg ada di blangko supervsi tersebut.
Demikian semoga materi Download Instrumen Supervisi Kepala Sekolah Sekolah Dasar, Sekolah Menengah pertama, Sekolah Menengah Atas Kurikulum 2013 Dan KTSP yg kami bagikan ini dapat berguna bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.
Baca kembali: Administrasi Pembelajaran Kelas 7 SMP Kurikulum 2013 Semester 1 serta 2
Kurang dan lebihnya mohon maaf, Terima kasih atas kunjungannya kami nantikan kunjungan berikutnya.
BLANGKO INSTRUMEN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN GURU KURIKULUM KTSP DAN KK 2018 SD SMP SMA
Oleh
Cara Flexi
pada tanggal
Blangko Instrumen Supervisi Kepala Sekolah serta Guru
Kurikulum KTSP dan KK 2013 Sekolah Dasar-Sekolah Menengah pertama-SMA
Selamat malam sahabt pengajar dan rekan tenaga kependidikan yg terdapat di semua nusantara.selamat tiba serta berjumpa kembali menggunakan saya masih di log administrasipendidik.cf.pada kesempatan malam ini saya akan berbagi materi seputar Blangko Instrumen Supervisi Kepala Sekolah serta Pengajar Kurikulum KTSP dan KK 2013 SD-SMP-SMA yg mungkin diharapkan sang rekan guru ,ketua sekolah maupun Pengawas sekolah sebagai bahan petunjuk pembuatan administrasi pada sekolah.
Pada kesempatan yg kemudian aku sudah membuatkan materi seputar perangkat pembelajaran kurikulum 2013 SD/MI.bagi yg belum sempat mengunduh silahkan Download di sini.kemudian juga Aplikasi Pembuatan KKM Kurikulum 2013 jua telah saya bagikan kepada rekan pengajar sekalian,termasuk jadwal pembelajaran kurikulum 2013.
Administrasi pembelajaran harus dibuat oleh rekan pengajar serta ketua sekolah menjadi bukti fisik bahwa kita telah melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah.administrasi pembelajaran ini dibentuk oleh guru pada athun baru pelajaran juga pada waktu awal semester dua.terdapat beberapa perbedaan administarsi pembelajaran kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013.mulai dari format RPP,Silabus,Promes serta kreteria penilain terhadap murid.
Kegiatan Supervisi Pengawas terhadap pengajar maupun kepala sekolah dilakuan setiap semester minimal 1 kali.kegiatan ini bertujuan buat mengetahui kinerja pengajar dan ketua sekolah,dan mengetahui proses pembelajaran yang terdapat pada sekolah.pengawas sekolah wajib emmberikan pengarahan serta motivasi kepada para guru serta ketua sekolah agar kegiatan pembelajaran dan kegiatan sekolah lainnya berjalan baik serta semakin maju.
Blangko Instrumen Supervisi Kepala Sekolah serta Guru
Kurikulum KTSP dan KK 2013 Sekolah Dasar Sekolah Menengah pertama SMA
Berikut ini saya bagikan contoh Blangko Instrumen Supervisi Kepala Sekolah serta Pengajar Kurikulum KTSP dan KK 2013 SD-SMP-SMA.jadi bapak/ibu guru silahkan siapkan administarsi yang ada di blangko supervsi tersebut.
Link Download:
- Instrumen Supervisi RPP Kurikulum 2013 SD-Sekolah Menengah pertama-SMA
- Instrumen Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Sekolah Dasar-Sekolah Menengah pertama-SMA
- Instrumen Supervisi Administrasi Pembelajaran Kurikulum 2013 Sekolah Dasar-Sekolah Menengah pertama-SMA
- Instrumen Supervisi Monitoring Administrasi Khusus Guru BK Kurikulm 2013
Berikut i ni contoh instrumen Penilaian Kepala Sekolah dan Guru Kurikulum KTSP:
- Instrumen Supervisi Penilaian Silabus Pembelajaran Sekolah Dasar-Sekolah Menengah pertama-Sekolah Menengah Atas KTSP
- Instrumen Supervisi Penilaian RPP SD-Sekolah Menengah pertama-Sekolah Menengah Atas KTSP
- Instrumen Supervisi Penilaian Administrasi Pembelajaran SD-SMP-SMA KTSP
- Instrumen Supervisi Penilaian Monitoring Administrasi Guru BK Kurikulum KTSP
Demikian materi seputar Blangko Instrumen Supervisi Kepala Sekolah serta Pengajar Kurikulum KTSP dan KK 2013 SD-SMP-SMA yang dapat say bagikan kepada rekan guru dan Bapak Kepala sekoalh serta pengawas sekolah.semoga contoh format tersbeut sesuai dengan harapan bapak/ibu guru di sekolah.
PENGERTIAN PK GURU
Pengertian PK GURU
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, PK GURU adalah penilaian menurut tiap buah aktivitas tugas primer pengajar pada rangka training karir, kepangkatan, serta jabatannya. Pelaksanaan tugas utama pengajar nir bisa dipisahkan menurut kemampuan seseorang pengajar pada penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan serta keterampilan, menjadi kompetensi yg diharapkan sinkron amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 mengenai Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Penguasaan kompetensi serta penerapan pengetahuan serta keterampilan pengajar, sangat memilih tercapainya kualitas proses pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas tambahan yg relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru menggunakan tugas tambahan tadi. Sistem PK GURU merupakan sistem penilaian yang dibuat buat mengidentifikasi kemampuan pengajar dalam melaksanakan tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan pada unjuk kerjanya.
Secara umum, PK GURU memiliki dua fungsi utama menjadi berikut.
1. Untuk menilai kemampuan pengajar dalam menerapkan seluruh kompetensi serta keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau aplikasi tugas tambahan yg relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, profil kinerja pengajar menjadi citra kekuatan serta kelemahan guru akan teridentifikasi dan dimaknai sebagai analisis kebutuhan atau audit keterampilan buat setiap pengajar, yg bisa digunakan menjadi basis untuk merencanakan PKB.
2. Untuk menghitung angka kredit yg diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yg relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yg dilakukannya dalam tahun tersebut. Kegiatan evaluasi kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan kenaikan pangkat guru buat promosi serta jabatan fungsionalnya.
Hasil PK GURU diharapkan dapat bermanfaat buat memilih aneka macam kebijakan yg terkait menggunakan peningkatan mutu dan kinerja pengajar menjadi ujung tombak aplikasi proses pendidikan dalam menciptakan manusia yang cerdas, komprehensif, dan berdaya saing tinggi. PK GURU merupakan acuan bagi sekolah/madrasah buat memutuskan pengembangan karir dan kenaikan pangkat pengajar. Bagi guru, PK GURU adalah pedoman buat mengetahui unsur-unsur kinerja yang dievaluasi dan merupakan wahana buat mengetahui kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memperbaiki kualitas kinerjanya.
PK GURU dilakukan terhadap kompetensi pengajar sesuai menggunakan tugas pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Khusus buat aktivitas pembelajaran atau pembimbingan, kompetensi yang dijadikan dasar untuk evaluasi kinerja guru merupakan kompetensi pedagogik, profesional, sosial serta kepribadian, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007. Keempat kompetensi ini telah dijabarkan sebagai kompetensi pengajar yg harus dapat ditunjukkan serta diamati dalam aneka macam aktivitas, tindakan dan perilaku guru dalam melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan. Sementara itu, buat tugas tambahan yg relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, penilaian kinerjanya dilakukan dari kompetensi eksklusif sesuai dengan tugas tambahan yg dibebankan tersebut (contohnya; sebagai kepala sekolah/madrasah, wakil ketua sekolah/madrasah, pengelola perpustakaan, serta sebagainya sinkron menggunakan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009.
A. Syarat Sistem PK GURU
Persyaratan krusial dalam sistem PK GURU merupakan:
Valid
Sistem PK GURU dikatakan valid apabila aspek yang dinilai sahih-benar mengukur komponen-komponen tugas pengajar pada melaksanakan pembelajaran, pembimbingan, serta/atau tugas lain yang relevan menggunakan fungsi sekolah/madrasah.
Reliabel
Sistem PK GURU dikatakan reliabel atau memiliki tingkat agama tinggi bila proses yg dilakukan menaruh output yang sama buat seseorang guru yg dinilai kinerjanya oleh siapapun serta kapan pun.
Praktis
Sistem PK GURU dikatakan mudah apabila dapat dilakukan sang siapapun menggunakan relatif gampang, menggunakan tingkat validitas dan reliabilitas yang sama dalam seluruh kondisi tanpa memerlukan persyaratan tambahan.
Salah satu karakteristik dalam desain PK GURU adalah memakai cakupan kompetensi dan indikator kinerja yang sama bagi 4 (empat) jenjang jabatan fungsional guru (Guru Pertama, Guru Muda, Pengajar Madya, serta Guru Utama).
B. Prinsip Pelaksanaan PK GURU
Prinsip-prinsip primer pada aplikasi PK GURU adalah menjadi berikut.
Berdasarkan ketentuan
PK GURU wajib dilaksanakan sinkron menggunakan prosedur dan mengacu pada peraturan yang berlaku.
Berdasarkan kinerja
Aspek yang dinilai dalam PK GURU merupakan kinerja yang dapat diamati serta dipantau, yang dilakukan pengajar dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, yaitu dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran, pembimbingan, dan/atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Berlandaskan dokumen PK GURU
Penilai, pengajar yang dievaluasi, serta unsur yang terlibat dalam proses PK GURU wajib tahu semua dokumen yang terkait menggunakan sistem PK GURU. Pengajar serta penilai wajib memahami pernyataan kompetensi serta indikator kinerjanya secara utuh, sehingga keduanya mengetahui tentang aspek yg dievaluasi serta dasar serta kriteria yg digunakan pada penilaian.
Dilaksanakan secara konsisten
PK GURU dilaksanakan secara teratur setiap tahun diawali menggunakan evaluasi formatif diawal tahun dan evaluasi sumatif pada akhir tahun dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a) Obyektif
Penilaian kinerja pengajar dilaksanakan secara obyektif sesuai menggunakan syarat konkret guru dalam melaksanakan tugas sehari hari.
b) Adil
Penilai kinerja pengajar memberlakukan kondisi, ketentuan, dan mekanisme standar pada seluruh guru yg dievaluasi.
c) Akuntabel
Hasil pelaksanaan penilaian kinerja pengajar dapat dipertanggungjawabkan.
d) Bermanfaat
Penilaian kinerja guru bermanfaat bagi guru pada rangka peningkatan kualitas kinerjanya secara berkelanjutan, serta sekaligus pengembangan karir profesinya.
e) Transparan
Proses evaluasi kinerja pengajar memungkinkan bagi penilai, guru yg dinilai, serta pihak lain yang berkepentingan, buat memperoleh akses liputan atas penyelenggaraan evaluasi tadi.
f) Praktis
Penilaian kinerja pengajar bisa dilaksanakan secara mudah tanpa mengabaikan prinsip-prinsip lainnya.
g) Berorientasi pada tujuan
Penilaian dilaksanakan menggunakan berorientasi dalam tujuan yg telah ditetapkan.
h) Berorientasi pada proses
Penilaian kinerja guru nir hanya terfokus dalam hasil, namun jua perlu memperhatikan proses, yakni bagaimana pengajar dapat mencapai hasil tadi.
i) Berkelanjutan
Penilaian penilaian kinerja guru dilaksanakan secara periodik, teratur, dan berlangsung secara terus menerus (on going) selama seseorang menjadi pengajar.
j) Rahasia
Hasil PK GURU hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak terkait yang berkepentingan.
C. Aspek yg Dinilai pada PK GURU
Guru sebagai pendidik profesional memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, serta mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, serta pendidikan menengah. Selain tugas utamanya tadi, guru pula dimungkinkan mempunyai tugas-tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Oleh karenanya, dalam penilaian kinerja guru beberapa sub-unsur yang perlu dinilai merupakan menjadi berikut:
1. Penilaian kinerja yg terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi pengajar mata pelajaran atau guru kelas, meliputi aktivitas merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai, menganalisis hasil evaluasi, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian pada menerapkan 4 (empat) domain kompetensi yg harus dimiliki sang guru sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 mengenai Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Pengelolaan pembelajaran tadi mensyaratkan guru menguasai 24 (dua puluh empat) kompetensi yg dikelompokkan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, serta profesional. Untuk mempermudah penilaian dalam PK GURU, 24 (dua puluh empat) kompetensi tadi dirangkum menjadi 14 (empat belas) kompetensi sebagaimana dipublikasikan sang Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Rincian jumlah kompetensi tadi diuraikan dalam Tabel .
Tabel 1. Kompetensi Pengajar Kelas / Pengajar Mata Pelajaran
No
Ranah Kompetensi
Jumlah
Kompetensi
Indikator
1
Pedagogik
7
45
2
Kepribadian
3
18
3
Sosial
2
6
4
Profesional
2
9
Total
14
78
2. Penilaian kinerja dalam melaksanakan proses pembimbingan bagi guru Bimbingan Konseling (BK)/Konselor mencakup aktivitas merencanakan serta melaksanakan pembimbingan, mengevaluasi serta menilai output bimbingan, menganalisis hasil evaluasi pembimbingan, dan melaksanakan tindak lanjut hasil pembimbingan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor masih ada 4 (empat) ranah kompetensi yg harus dimiliki sang guru BK/Konselor. Penilaian kinerja guru BK/konselor mengacu pada 4 domain kompetensi tadi yg mencakup 17 (tujuh belas) kompetensi seperti diuraikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Kompetensi Pengajar Bimbingan Konseling/Konselor
No
Ranah Kompetensi
Jumlah
Kompetensi
Indikator
1
Pedagogik
3
9
2
Kepribadian
4
14
3
Sosial
3
10
4
Profesional
7
36
Total
17
70
3. Kinerja yg terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Pelaksanaan tugas tambahan ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka dan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka. Tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka meliputi: (1) menjadi ketua sekolah/madrasah per tahun; (dua) sebagai wakil ketua sekolah/madrasah per tahun; (tiga) menjadi kepala acara keahlian/program studi atau yg sejenisnya; (4) menjadi kepala perpustakaan; atau (lima) sebagai kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau yang sejenisnya. Tugas tambahan yg nir mengurangi jam mengajar tatap muka dikelompokkan sebagai 2 jua, yaitu tugas tambahan minimal satu tahun (misalnya sebagai wali kelas, pengajar pembimbing acara induksi, serta sejenisnya) dan tugas tambahan kurang berdasarkan satu tahun (contohnya sebagai pengawas penilaian serta evaluasi pembelajaran, penyusunan kurikulum, serta sejenisnya).
Penilaian kinerja pengajar pada melaksanakan tugas tambahan yang mengurangai jam mengajar tatap muka dievaluasi dengan menggunakan instrumen spesifik yang didesain dari kompetensi yg dipersyaratkan buat melaksanakan tugas tambahan tersebut. Rincian jumlah kompetensi dan jumlah indikator pelaksanaan tugas tambahan disampaikan dalam tabel 3, 4, lima, 6, serta 7.
a) Tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah
Tabel tiga. Kompetensi kepala sekolah/madrasah
No
Kompetensi
Kriteria
1
Kepribadian dan Sosial
7
2
Kepemimpinan
10
3
Pengembangan Sekolah/Madrasah
7
4
Pengelolaan Sumber Daya
8
5
Kewirausahaan
5
6
Supervisi Pembelajaran
3
Total
35
b) Tugas tambahan menjadi wakil ketua sekolah/madrasah
Tabel 4: Kompetensi wakil ketua sekolah/madrasah
No
Kompetensi
Kriteria
1
Kepribadian dan Sosial
7
2
Kepemimpinan
10
3
Pengembangan Sekolah/-Madrasah
7
4
Kewirausahaan
5
Jumlah Kriteria
29
Jumlah kriteria ke empat kompetensi tersebut kemudian dibubuhi dengan banyaknya kriteria bidang tugas tertentuyang diampu oleh wakil kepala sekolah/madrasah yang bersangkutan
·Akademik
5
·Kesiswaan
4
·Sarana serta prasarana
3
·Hubungan masyarakat
3
Contoh jika seorang wakil ketua sekolah/madrasah mengampu bidang akademik, maka total kriteria evaluasi kompetensinya adalah 29 + lima = 34
c) Tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan
Tabel lima. Kompetensi kepala perpustakaan
No
Kompetensi
Kriteria
1
Perencanaan kegiatan perpustakaan
8
2
Pelaksanaanprogram perpustakaan
9
3
Evaluasi program perpustakaan
8
4
Pengembangan koleksi perpustakaan
8
5
Pengorganisasian layanan jasa liputan perpustakaan
8
6
Penerapan teknologi warta dan komunikasi
4
7
Promosi perpustakaan dan literasi informasi
4
8
Pengembangan kegiatan perpustakaan sebagai sumber belajar kependidikan
4
9
Kepemilikan integritas serta etos kerja
8
10
Pengembangan profesionalitas kepustakawanan
4
Total
65
d) Tugas tambahan menjadi kepala laboratorium/bengkel/sejenisnya
Tabel 6. Kompetensi ketua laboratorium/bengkel/sejenisnya
No
Kompetensi
Kriteria
1
Kepribadian
11
2
Sosial
5
3
Pengorganisasian guru, laboran/teknisi
6
4
Pengelolaan acara serta administrasi
7
5
Pengelolaan pemantauan dan evaluasi
7
6
Pengembangan dan Inovasi
5
7
Lingkungan serta K3
5
Total
46
e) Tugas tambahan sebagai ketua program keahlian
Tabel 7: Kompetensi kepala acara keahlian
No
Kompetensi
Kriteria
1
Kepribadian
6
2
Sosial
4
3
Perencanaan
5
4
Pengelolaan Pembelajaran
6
5
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
4
6
Pengelolaan Sarana dan Prasarana
4
7
Pengelolaan Keuangan
4
8
Evaluasi dan Pelaporan
4
Total
37
Tugas tambahan lain yang nir mengurangi jam mengajar pengajar dihargai langsung menjadi perolehan nomor kredit sinkron ketentuan yg berlaku.
D. Perangkat Pelaksanaan PK GURU
Perangkat yang harus digunakan sang penilai buat melaksanakan PK GURU agar diperoleh hasil penilaian yang objektif, akurat, sempurna, valid, dan bisa dipertanggung-jawabkan merupakan:
1. Pedoman PK GURU
Pedoman PK GURU mengatur tentang tata cara evaluasi dan norma-kebiasaan yg harus ditaati sang penilai, pengajar yang dievaluasi, dan unsur lain yg terlibat dalam proses evaluasi.
2. Instrumen penilaian kinerja
Instrumen evaluasi kinerja yang relevan menggunakan tugas guru, terdiri menurut:
a. Instrumen-1:
Pelaksanaan Pembelajaran buat guru kelas/mata pelajaran (Lampiran 1);
b. Instrumen-2:
Pelaksanaan Pembimbingan buat pengajar Bumbingan serta Konseling/Konselor( (Lampiran 2); serta
c. Instrumen-3:
Pelaksanaan Tugas Tambahan yg relevan dengan fungsi sekolah/madrasah (Lampiran tiga). Instrumen-tiga terdiri dari beberapa instrumen terpisah sesuai dengan tugas tambahan yg diemban pengajar.
Instrumen evaluasi kinerja pelaksaaan pembelajaran atau pembimbingan terdiri dari:
1) Lembar pernyataan kompetensi, indikator, dan cara menilai
Lembar ini berisi daftar serta penerangan mengenai ranah kompetensi, kompetensi, dan indikator kinerja pengajar yg wajib diukur melalui pengamatan serta pemantauan (Lampiran 1A atau Lampiran 2A).
2) Format laporan dan penilaian per kompetensi
Format catatan serta penilaian evaluasi kinerja per kompetensi dipakai buat mencatat semua hasil pengamatan serta pemantauan yg sudah dilakukan, menjadi bukti aplikasi evaluasi kinerja pengajar. Catatan ini wajib dilengkapi menggunakan bukti-bukti fisik tertentu, misalnya dokumen pembelajaran dan penilaian, indera peraga dan media pembelajaran, atau dokumen lain yang menguatkan bukti kinerja guru. Berdasarkan catatan hasil pengamatan dan pemantauan dan bukti fisik yg terdapat, penilai di sekolah memberikan skor 0, 1, 2, pada setiap indikator kinerja guru dalam tabel yg disediakan. Persentase perolehan skor per kompetensi lalu dikonversikan ke nilai 1, dua, tiga, 4, (Lampiran 1B atau Lampiran 2B).
3) Format rekap output PK GURU
Nilai per kompetensi lalu direkapitulasi ke format rekap output PK GURU buat mendapatkan nilai total PK GURU. Nilai inilah yang selanjutnya dikonversi ke skala nilai kinerja berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara serta Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 buat diperhitungkan menjadi perolehan angka kredit pengajar di tahun tersebut (Lampiran 1C atau Lampiran 2C). Format rekap hasil PK GURU digunakan buat merekapitulasikan output PK GURU formatif serta sumatif. Format ini juga dipergunakan buat merekapitulasi kemajuan guru yg hasil PK GURU formatifnya pada bawah baku (1 dan/atau dua), lihat pedoman acara PKB. Ketiga format rekap output PK GURU (formatif, sumatif, serta kemajuan) akan dipergunakan sebagai masukan buat menyusun laporan kendali kinerja guru. Format rekap output PK GURU formatif dan sumatif dipergunakan menjadi dasar buat pengisisn laporan kendali kinerja guru. Fomat rekap output PK GURU sumatif dipergunakan menjadi dasar penghitungan angka kredit bagi tim penilai jabatan fungsional guru di tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional sesuai kewenangannya.
4) Format penghitungan nomor kredit PK GURU
Setelah memperoleh nilai total PK GURU untuk pembelajaran, pembimbingan atau tugas tambahan yang relevan menggunakan fungsi sekolah/madrasah, penilai bisa melakukan perhitungan angka kredit. Perhitungan angka kredit output PK GURU dapat dilakukan di sekolah tetapi sifatnya hanya buat keperluan estimasi perolehan angka kredit. Sedangkan bagi tim penilai pada taraf kabupaten/kota angka kredit output perhitungan tim penilai tadi akan digunakan sebagai dasar penetapan perolehan angka kredit pengajar yang nilai kinerjanya (Lampiran 1D atau Lampiran 2D)
Instrumen penilaian kinerja pelaksaaan tugas tambahan yang relevan menggunakan fungsi sekolah/madrasah (Lampiran 3) secara umum terdiri dari bagian-bagian berikut.
1) Petunjuk Penilaian
Bagian petunjuk evaluasi berisi penerangan tentang cara menilai, teknik pengumpulan data, hadiah skor, penilai serta persyaratannya, pelaksanaan penilaian dan hasil evaluasi. Berdasarkan pelaksanaan penilaian. Petunjuk pengisian ini wajib dipahami oleh para penilai kinerja guru menggunakan tugas tambahan yg relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
2) Format Identitas Diri
Format ini wajib diisi mengenai identitas diri pengajar yang dievaluasi sesuai menggunakan tugas tambahan yang relevan menggunakan fungsi sekolah/madrasah. Selain itu, format ini pula perlu diisi dengan identitas penilai. Guru yang dievaluasi dan penilai harus menanda-tangani format identitas diri ini.
3) Format Penilaian Komponen Kinerja
Format ini terdiri menurut beberapa tabel dari banyaknya komponen kinerja yang akan dievaluasi sesuai menggunakan tugas tambahan yg relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang ditugaskan kepada pengajar. Setiap tabel berisi penjelasan tentang kriteria/indikator penilaian buat masing-masing komponen kompetensi, catatan bukti-bukti yg teridentifikasi selama evaluasi, skor yang diberikan, perhitungan jumlah skor, skor homogen-homogen buat setiap komponen kinerja, dan diskripsi penilaian kinerja yg dilakukan sang penilai. Format ini diisi sang penilai di sekolah sesuai dengan hasil pengamatan, wawancara, dan/atau studi dokumen yg dilakukan sang penilai selama proses evaluasi kinerja.
4) Format Rekapitulasi Penilaian Kinerja
Perolehan skor homogen-homogen buat setiap kompetensi lalu direkap oleh penilai pada format rekapitulasi penilaian kinerja. Skor rata-homogen masing-masing kompetensi dicantumkan dan dijumlahkan dalam format tadi buat selanjutnya dikonversikan ke skala nilai 0 – 100 sinkron dengan Permenneg PAN & RB No. 16 Tahun 2009. Apabila kedua penilai dan pengajar yang dievaluasi telah mencapai konvensi terhadap output penilaian, maka penilai dan pengajar yg dievaluasi wajib menandatangani format rekapitulasi evaluasi kinerja tadi.
5) Format Tambahan
Dalam beberapa instrumen tugas tambahan yg relevan dengan tugas serta fungsi sekolah/madrasah masih ada beberapa format tambahan. Misalnya buat penilaian kinerja pengajar dengan tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan mempunyai format tambahan output evaluasi dan rincian kegiatan guru sehubungan dengan tugas-tugas pengelolaan perpustakaan. Format tambahan guru dengan tugas tambahan sebagai kepala laboratorium/bengkel dilengkapi menggunakan format pendalaman terhadap kolega serta/atau anak didik pengajar yang dinilai. Format wawancara ini berisi berbagai keterangan tambahan tentang setiap komponen kompetensi yang dinilai. Format tambahan ini berupa format-format yg wajib diisi sang penilai sesuai menggunakan data dan fakta yg diperolehnya.
3. Laporan kendali kinerja guru
Hasil PK GURU buat masing-masing individu pengajar (guru pembelajaran, pengajar bimbingan dan konseling/konselor, juga guru yang diberi tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah) lalu direkap pada format laporan kendali kinerja guru (Lampiran 4). Pada format ini dicantumkan hasil PK GURU formatif, target nilai PK GURU yang akan dicapai setelah guru mengikuti proses PKB, serta output PK GURU sumatif buat beberapa tahun ke depan. Dengan demikian, kinerja pengajar akan dapat dipantau dan bisa diarahkan pada upaya peningkatan kinerja pengajar yang bersangkutan agar bisa menaruh layanan pendidikan yg berkualitas kepada peserta didik.
PENGERTIAN PK GURU
Pengertian PK GURU
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara serta Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, PK GURU adalah penilaian dari tiap butir aktivitas tugas primer pengajar pada rangka pelatihan karir, kepangkatan, serta jabatannya. Pelaksanaan tugas primer pengajar tidak dapat dipisahkan menurut kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan serta keterampilan, menjadi kompetensi yg diharapkan sinkron amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 mengenai Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Penguasaan kompetensi serta penerapan pengetahuan dan keterampilan guru, sangat menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, serta pelaksanaan tugas tambahan yg relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi pengajar menggunakan tugas tambahan tersebut. Sistem PK GURU adalah sistem penilaian yg dirancang buat mengidentifikasi kemampuan pengajar dalam melaksanakan tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yg ditunjukkan pada unjuk kerjanya.
Secara umum, PK GURU memiliki 2 fungsi primer sebagai berikut.
1. Untuk menilai kemampuan guru pada menerapkan semua kompetensi serta keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yg relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, profil kinerja pengajar sebagai citra kekuatan dan kelemahan pengajar akan teridentifikasi serta dimaknai menjadi analisis kebutuhan atau audit keterampilan buat setiap guru, yang dapat dipergunakan menjadi basis untuk merencanakan PKB.
2. Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh pengajar atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yg relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilakukannya dalam tahun tersebut. Kegiatan evaluasi kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan promosi pengajar buat promosi dan jabatan fungsionalnya.
Hasil PK GURU diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan banyak sekali kebijakan yg terkait menggunakan peningkatan mutu dan kinerja pengajar sebagai ujung tombak aplikasi proses pendidikan pada membangun insan yang cerdas, komprehensif, dan berdaya saing tinggi. PK GURU merupakan acuan bagi sekolah/madrasah buat tetapkan pengembangan karir dan kenaikan pangkat guru. Bagi pengajar, PK GURU adalah pedoman buat mengetahui unsur-unsur kinerja yg dievaluasi dan adalah wahana buat mengetahui kekuatan dan kelemahan individu pada rangka memperbaiki kualitas kinerjanya.
PK GURU dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai dengan tugas pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan menggunakan fungsi sekolah/madrasah. Khusus buat kegiatan pembelajaran atau pembimbingan, kompetensi yg dijadikan dasar buat penilaian kinerja pengajar merupakan kompetensi pedagogik, profesional, sosial serta kepribadian, sebagaimana ditetapkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007. Keempat kompetensi ini telah dijabarkan sebagai kompetensi guru yang harus dapat ditunjukkan dan diamati dalam aneka macam aktivitas, tindakan dan perilaku guru dalam melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan. Sementara itu, untuk tugas tambahan yg relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, evaluasi kinerjanya dilakukan menurut kompetensi eksklusif sinkron menggunakan tugas tambahan yang dibebankan tersebut (contohnya; menjadi ketua sekolah/madrasah, wakil kepala sekolah/madrasah, pengelola perpustakaan, dan sebagainya sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009.
A. Syarat Sistem PK GURU
Persyaratan penting pada sistem PK GURU adalah:
Valid
Sistem PK GURU dikatakan valid bila aspek yg dinilai benar-sahih mengukur komponen-komponen tugas pengajar pada melaksanakan pembelajaran, pembimbingan, dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Reliabel
Sistem PK GURU dikatakan reliabel atau memiliki taraf agama tinggi apabila proses yg dilakukan memberikan output yang sama buat seseorang guru yg dinilai kinerjanya sang siapapun dan kapan pun.
Praktis
Sistem PK GURU dikatakan praktis apabila dapat dilakukan sang siapapun dengan nisbi mudah, dengan taraf validitas serta reliabilitas yang sama dalam seluruh syarat tanpa memerlukan persyaratan tambahan.
Salah satu ciri pada desain PK GURU merupakan memakai cakupan kompetensi dan indikator kinerja yg sama bagi 4 (empat) jenjang jabatan fungsional guru (Guru Pertama, Pengajar Muda, Guru Madya, serta Guru Utama).
B. Prinsip Pelaksanaan PK GURU
Prinsip-prinsip primer dalam pelaksanaan PK GURU merupakan sebagai berikut.
Berdasarkan ketentuan
PK GURU harus dilaksanakan sesuai dengan mekanisme dan mengacu pada peraturan yang berlaku.
Berdasarkan kinerja
Aspek yg dinilai pada PK GURU merupakan kinerja yg dapat diamati dan dipantau, yg dilakukan pengajar dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, yaitu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, pembimbingan, serta/atau tugas tambahan yg relevan menggunakan fungsi sekolah/madrasah.
Berlandaskan dokumen PK GURU
Penilai, guru yg dievaluasi, serta unsur yg terlibat dalam proses PK GURU wajib memahami semua dokumen yang terkait menggunakan sistem PK GURU. Pengajar serta penilai wajib tahu pernyataan kompetensi dan indikator kinerjanya secara utuh, sebagai akibatnya keduanya mengetahui mengenai aspek yang dievaluasi dan dasar serta kriteria yg dipakai dalam penilaian.
Dilaksanakan secara konsisten
PK GURU dilaksanakan secara teratur setiap tahun diawali dengan penilaian formatif diawal tahun dan evaluasi sumatif di akhir tahun dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a) Obyektif
Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara obyektif sinkron dengan kondisi konkret guru pada melaksanakan tugas sehari hari.
b) Adil
Penilai kinerja guru memberlakukan syarat, ketentuan, serta prosedur standar pada semua guru yg dinilai.
c) Akuntabel
Hasil aplikasi penilaian kinerja guru dapat dipertanggungjawabkan.
d) Bermanfaat
Penilaian kinerja guru berguna bagi guru dalam rangka peningkatan kualitas kinerjanya secara berkelanjutan, dan sekaligus pengembangan karir profesinya.
e) Transparan
Proses evaluasi kinerja guru memungkinkan bagi penilai, guru yang dinilai, dan pihak lain yang berkepentingan, untuk memperoleh akses berita atas penyelenggaraan evaluasi tersebut.
f) Praktis
Penilaian kinerja pengajar bisa dilaksanakan secara mudah tanpa mengabaikan prinsip-prinsip lainnya.
g) Berorientasi pada tujuan
Penilaian dilaksanakan dengan berorientasi dalam tujuan yg sudah ditetapkan.
h) Berorientasi pada proses
Penilaian kinerja pengajar nir hanya terfokus pada output, namun pula perlu memperhatikan proses, yakni bagaimana pengajar bisa mencapai output tadi.
i) Berkelanjutan
Penilaian evaluasi kinerja guru dilaksanakan secara periodik, teratur, serta berlangsung secara terus menerus (on going) selama seorang menjadi guru.
j) Rahasia
Hasil PK GURU hanya boleh diketahui sang pihak-pihak terkait yang berkepentingan.
C. Aspek yg Dinilai pada PK GURU
Guru menjadi pendidik profesional mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, serta mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, serta pendidikan menengah. Selain tugas utamanya tersebut, pengajar juga dimungkinkan memiliki tugas-tugas lain yg relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Oleh karenanya, dalam penilaian kinerja pengajar beberapa sub-unsur yg perlu dievaluasi adalah menjadi berikut:
1. Penilaian kinerja yg terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi pengajar mata pelajaran atau guru kelas, mencakup aktivitas merencanakan serta melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi serta menilai, menganalisis output evaluasi, dan melaksanakan tindak lanjut output evaluasi dalam menerapkan 4 (empat) domain kompetensi yang wajib dimiliki sang guru sinkron menggunakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Pengajar. Pengelolaan pembelajaran tersebut mensyaratkan pengajar menguasai 24 (2 puluh empat) kompetensi yg dikelompokkan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Untuk mempermudah evaluasi pada PK GURU, 24 (2 puluh empat) kompetensi tersebut dirangkum menjadi 14 (empat belas) kompetensi sebagaimana dipublikasikan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Rincian jumlah kompetensi tadi diuraikan dalam Tabel .
Tabel 1. Kompetensi Guru Kelas / Guru Mata Pelajaran
No
Ranah Kompetensi
Jumlah
Kompetensi
Indikator
1
Pedagogik
7
45
2
Kepribadian
3
18
3
Sosial
2
6
4
Profesional
2
9
Total
14
78
2. Penilaian kinerja dalam melaksanakan proses pembimbingan bagi pengajar Bimbingan Konseling (BK)/Konselor mencakup kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembimbingan, mengevaluasi dan menilai hasil bimbingan, menganalisis output penilaian pembimbingan, dan melaksanakan tindak lanjut hasil pembimbingan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik serta Kompetensi Konselor masih ada 4 (empat) ranah kompetensi yang wajib dimiliki oleh pengajar BK/Konselor. Penilaian kinerja guru BK/konselor mengacu pada 4 domain kompetensi tadi yang mencakup 17 (tujuh belas) kompetensi misalnya diuraikan dalam Tabel dua.
Tabel dua. Kompetensi Guru Bimbingan Konseling/Konselor
No
Ranah Kompetensi
Jumlah
Kompetensi
Indikator
1
Pedagogik
3
9
2
Kepribadian
4
14
3
Sosial
3
10
4
Profesional
7
36
Total
17
70
3. Kinerja yang terkait menggunakan aplikasi tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Pelaksanaan tugas tambahan ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu tugas tambahan yg mengurangi jam mengajar tatap muka serta yg tidak mengurangi jam mengajar tatap muka. Tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka meliputi: (1) sebagai ketua sekolah/madrasah per tahun; (dua) menjadi wakil ketua sekolah/madrasah per tahun; (tiga) menjadi ketua program keahlian/program studi atau yg sejenisnya; (4) sebagai kepala perpustakaan; atau (5) menjadi ketua laboratorium, bengkel, unit produksi, atau yg sejenisnya. Tugas tambahan yg nir mengurangi jam mengajar tatap muka dikelompokkan menjadi 2 jua, yaitu tugas tambahan minimal satu tahun (contohnya menjadi wali kelas, pengajar pembimbing acara induksi, dan sejenisnya) dan tugas tambahan kurang dari satu tahun (misalnya menjadi pengawas penilaian dan penilaian pembelajaran, penyusunan kurikulum, serta sejenisnya).
Penilaian kinerja guru pada melaksanakan tugas tambahan yg mengurangai jam mengajar tatap muka dievaluasi dengan memakai instrumen spesifik yang dirancang berdasarkan kompetensi yang dipersyaratkan buat melaksanakan tugas tambahan tadi. Rincian jumlah kompetensi dan jumlah indikator pelaksanaan tugas tambahan disampaikan dalam tabel 3, 4, lima, 6, dan 7.
a) Tugas tambahan menjadi ketua sekolah/madrasah
Tabel tiga. Kompetensi kepala sekolah/madrasah
No
Kompetensi
Kriteria
1
Kepribadian serta Sosial
7
2
Kepemimpinan
10
3
Pengembangan Sekolah/Madrasah
7
4
Pengelolaan Sumber Daya
8
5
Kewirausahaan
5
6
Supervisi Pembelajaran
3
Total
35
b) Tugas tambahan menjadi wakil kepala sekolah/madrasah
Tabel 4: Kompetensi wakil kepala sekolah/madrasah
No
Kompetensi
Kriteria
1
Kepribadian serta Sosial
7
2
Kepemimpinan
10
3
Pengembangan Sekolah/-Madrasah
7
4
Kewirausahaan
5
Jumlah Kriteria
29
Jumlah kriteria ke empat kompetensi tersebut lalu dibubuhi dengan banyaknya kriteria bidang tugas tertentuyang diampu oleh wakil ketua sekolah/madrasah yang bersangkutan
·Akademik
5
·Kesiswaan
4
·Sarana dan prasarana
3
·Hubungan masyarakat
3
Contoh jika seorang wakil ketua sekolah/madrasah mengampu bidang akademik, maka total kriteria penilaian kompetensinya adalah 29 + 5 = 34
c) Tugas tambahan menjadi kepala perpustakaan
Tabel lima. Kompetensi ketua perpustakaan
No
Kompetensi
Kriteria
1
Perencanaan kegiatan perpustakaan
8
2
Pelaksanaanprogram perpustakaan
9
3
Evaluasi program perpustakaan
8
4
Pengembangan koleksi perpustakaan
8
5
Pengorganisasian layanan jasa warta perpustakaan
8
6
Penerapan teknologi liputan serta komunikasi
4
7
Promosi perpustakaan dan literasi informasi
4
8
Pengembangan aktivitas perpustakaan menjadi sumber belajar kependidikan
4
9
Kepemilikan integritas dan etos kerja
8
10
Pengembangan profesionalitas kepustakawanan
4
Total
65
d) Tugas tambahan menjadi ketua laboratorium/bengkel/sejenisnya
Tabel 6. Kompetensi ketua laboratorium/bengkel/sejenisnya
No
Kompetensi
Kriteria
1
Kepribadian
11
2
Sosial
5
3
Pengorganisasian guru, laboran/teknisi
6
4
Pengelolaan acara dan administrasi
7
5
Pengelolaan pemantauan serta evaluasi
7
6
Pengembangan dan Inovasi
5
7
Lingkungan serta K3
5
Total
46
e) Tugas tambahan menjadi kepala acara keahlian
Tabel 7: Kompetensi kepala program keahlian
No
Kompetensi
Kriteria
1
Kepribadian
6
2
Sosial
4
3
Perencanaan
5
4
Pengelolaan Pembelajaran
6
5
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
4
6
Pengelolaan Sarana serta Prasarana
4
7
Pengelolaan Keuangan
4
8
Evaluasi dan Pelaporan
4
Total
37
Tugas tambahan lain yg tidak mengurangi jam mengajar pengajar dihargai pribadi menjadi perolehan nomor kredit sinkron ketentuan yg berlaku.
D. Perangkat Pelaksanaan PK GURU
Perangkat yang wajib digunakan oleh penilai buat melaksanakan PK GURU supaya diperoleh output penilaian yang objektif, akurat, sempurna, valid, dan dapat dipertanggung-jawabkan adalah:
1. Pedoman PK GURU
Pedoman PK GURU mengatur mengenai rapikan cara evaluasi dan norma-kebiasaan yg harus ditaati sang penilai, pengajar yang dinilai, serta unsur lain yg terlibat pada proses penilaian.
2. Instrumen penilaian kinerja
Instrumen penilaian kinerja yg relevan dengan tugas guru, terdiri berdasarkan:
a. Instrumen-1:
Pelaksanaan Pembelajaran untuk pengajar kelas/mata pelajaran (Lampiran 1);
b. Instrumen-dua:
Pelaksanaan Pembimbingan buat guru Bumbingan serta Konseling/Konselor( (Lampiran dua); dan
c. Instrumen-tiga:
Pelaksanaan Tugas Tambahan yg relevan dengan fungsi sekolah/madrasah (Lampiran 3). Instrumen-tiga terdiri menurut beberapa instrumen terpisah sinkron dengan tugas tambahan yg diemban pengajar.
Instrumen evaluasi kinerja pelaksaaan pembelajaran atau pembimbingan terdiri menurut:
1) Lembar pernyataan kompetensi, indikator, dan cara menilai
Lembar ini berisi daftar serta penerangan tentang ranah kompetensi, kompetensi, serta indikator kinerja guru yang harus diukur melalui pengamatan dan pemantauan (Lampiran 1A atau Lampiran 2A).
2) Format laporan dan penilaian per kompetensi
Format catatan dan evaluasi penilaian kinerja per kompetensi dipakai buat mencatat semua hasil pengamatan dan pemantauan yang telah dilakukan, sebagai bukti aplikasi penilaian kinerja guru. Catatan ini wajib dilengkapi menggunakan bukti-bukti fisik tertentu, contohnya dokumen pembelajaran serta penilaian, alat peraga serta media pembelajaran, atau dokumen lain yg menguatkan bukti kinerja guru. Berdasarkan catatan hasil pengamatan serta pemantauan dan bukti fisik yg terdapat, penilai di sekolah menaruh skor 0, 1, dua, pada setiap indikator kinerja pengajar dalam tabel yg disediakan. Persentase perolehan skor per kompetensi lalu dikonversikan ke nilai 1, dua, 3, 4, (Lampiran 1B atau Lampiran 2B).
3) Format rekap output PK GURU
Nilai per kompetensi kemudian direkapitulasi ke format rekap output PK GURU buat menerima nilai total PK GURU. Nilai inilah yg selanjutnya dikonversi ke skala nilai kinerja dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 buat diperhitungkan sebagai perolehan angka kredit guru di tahun tadi (Lampiran 1C atau Lampiran 2C). Format rekap output PK GURU digunakan untuk merekapitulasikan hasil PK GURU formatif dan sumatif. Format ini juga digunakan buat merekapitulasi kemajuan pengajar yang output PK GURU formatifnya pada bawah baku (1 dan/atau 2), lihat pedoman acara PKB. Ketiga format rekap output PK GURU (formatif, sumatif, serta kemajuan) akan dipergunakan menjadi masukan buat menyusun laporan kendali kinerja pengajar. Format rekap output PK GURU formatif dan sumatif dipergunakan sebagai dasar buat pengisisn laporan kendali kinerja pengajar. Fomat rekap output PK GURU sumatif digunakan sebagai dasar penghitungan nomor kredit bagi tim penilai jabatan fungsional guru pada taraf kabupaten/kota, provinsi, atau nasional sesuai kewenangannya.
4) Format penghitungan nomor kredit PK GURU
Setelah memperoleh nilai total PK GURU buat pembelajaran, pembimbingan atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, penilai dapat melakukan perhitungan angka kredit. Perhitungan nomor kredit output PK GURU bisa dilakukan pada sekolah tetapi sifatnya hanya buat keperluan estimasi perolehan angka kredit. Sedangkan bagi tim penilai pada taraf kabupaten/kota angka kredit hasil perhitungan tim penilai tadi akan dipergunakan menjadi dasar penetapan perolehan angka kredit pengajar yg nilai kinerjanya (Lampiran 1D atau Lampiran 2D)
Instrumen evaluasi kinerja pelaksaaan tugas tambahan yang relevan menggunakan fungsi sekolah/madrasah (Lampiran 3) secara umum terdiri berdasarkan bagian-bagian berikut.
1) Petunjuk Penilaian
Bagian petunjuk evaluasi berisi penerangan tentang cara menilai, teknik pengumpulan data, pemberian skor, penilai dan persyaratannya, pelaksanaan evaluasi serta output evaluasi. Berdasarkan aplikasi penilaian. Petunjuk pengisian ini wajib dipahami sang para penilai kinerja pengajar menggunakan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
2) Format Identitas Diri
Format ini wajib diisi mengenai identitas diri pengajar yg dievaluasi sinkron menggunakan tugas tambahan yg relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Selain itu, format ini jua perlu diisi menggunakan bukti diri penilai. Guru yang dievaluasi serta penilai wajib menanda-tangani format bukti diri diri ini.
3) Format Penilaian Komponen Kinerja
Format ini terdiri menurut beberapa tabel berdasarkan banyaknya komponen kinerja yg akan dievaluasi sesuai dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yg ditugaskan pada pengajar. Setiap tabel berisi penjelasan mengenai kriteria/indikator evaluasi untuk masing-masing komponen kompetensi, catatan bukti-bukti yang teridentifikasi selama evaluasi, skor yg diberikan, perhitungan jumlah skor, skor rata-rata untuk setiap komponen kinerja, serta diskripsi evaluasi kinerja yang dilakukan sang penilai. Format ini diisi sang penilai di sekolah sesuai menggunakan hasil pengamatan, wawancara, serta/atau studi dokumen yg dilakukan oleh penilai selama proses penilaian kinerja.
4) Format Rekapitulasi Penilaian Kinerja
Perolehan skor rata-rata buat setiap kompetensi lalu direkap sang penilai pada format rekapitulasi evaluasi kinerja. Skor rata-homogen masing-masing kompetensi dicantumkan serta dijumlahkan dalam format tadi buat selanjutnya dikonversikan ke skala nilai 0 – 100 sesuai dengan Permenneg PAN & RB No. 16 Tahun 2009. Apabila ke 2 penilai dan pengajar yang dievaluasi sudah mencapai konvensi terhadap output evaluasi, maka penilai dan pengajar yang dievaluasi harus menandatangani format rekapitulasi penilaian kinerja tadi.
5) Format Tambahan
Dalam beberapa instrumen tugas tambahan yang relevan menggunakan tugas serta fungsi sekolah/madrasah masih ada beberapa format tambahan. Misalnya buat penilaian kinerja pengajar menggunakan tugas tambahan menjadi ketua perpustakaan memiliki format tambahan output evaluasi dan rincian kegiatan pengajar sehubungan menggunakan tugas-tugas pengelolaan perpustakaan. Format tambahan pengajar menggunakan tugas tambahan menjadi kepala laboratorium/bengkel dilengkapi menggunakan format pendalaman terhadap kolega serta/atau siswa pengajar yang dievaluasi. Format wawancara ini berisi berbagai liputan tambahan mengenai setiap komponen kompetensi yang dievaluasi. Format tambahan ini berupa format-format yg wajib diisi oleh penilai sesuai dengan data serta berita yg diperolehnya.
3. Laporan kendali kinerja guru
Hasil PK GURU buat masing-masing individu pengajar (pengajar pembelajaran, pengajar bimbingan serta konseling/konselor, maupun pengajar yg diberi tugas tambahan yg relevan menggunakan fungsi sekolah/madrasah) kemudian direkap pada format laporan kendali kinerja guru (Lampiran 4). Pada format ini dicantumkan output PK GURU formatif, sasaran nilai PK GURU yg akan dicapai setelah pengajar mengikuti proses PKB, dan hasil PK GURU sumatif buat beberapa tahun ke depan. Dengan demikian, kinerja pengajar akan dapat dipantau dan dapat diarahkan dalam upaya peningkatan kinerja guru yg bersangkutan agar sanggup menaruh layanan pendidikan yg berkualitas kepada peserta didik.
INSTRUMEN PEMANTAUAN PROSES PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH
Oleh
Cara Flexi
pada tanggal
Instrumen Pemantauan Proses Pembelajaran Oleh Kepala Sekolah ini merupakan file terbaru yang akan saya bagikan secara gratis. Format ini diperlukan sebagai bagian dari proses supervisi ketua sekolah terhadap guru dalam bentuk memantau langsung proses pembelajaran terhadap pengajar. Dalam Instrumen Pemantauan Kepala Sekolah ini berisi Aspek Penilaian seperti sopan santun, penyampaian pendapat, displin, tanggungjawab, dll. Selain itu juga terdapat Pernyataan/ Deskripsi contohnya "kemampuan berperilaku pengajar menjadi panutan atau teladan", kemudian diakhiri dengan Kolom Nilai yg diisi menggunakan ceklist buat aspek dan pelukisan tadi.
Hasil Pengamatan serta Pemantauan tersebut pula bisa digunakan buat memenuhi Bukti Fisik Akreditasi SD/MI Standar Proses khususnya Instrumen No.28. Untuk mendownload Dokumen Pemantauan Proses Pembelajaran ini, silahkan klik pada tautan dibawah ini.
Download Instrumen Pemantauan Proses Pembelajaran Oleh Kepala Sekolah
Download Juga !!!
FUNGSI SISTEM INFORMASI EDS
Fungsi Sistem Informasi EDS
Berbicara tentang pengawas sekolah tentu nir akan terlepas berdasarkan fungsi pengawas itu sendiri,sampai dimana ruang lingkup pengawas,serta,tugas dan tanggung jawabnya didalam melaksanakan dan mengimplementasikan program dan kegiatan kepengawasan baik secara akademik juga secara manajerial.pada satuan pendidikan. Adapun bidang supervisi sebagaimana yg dinyatakan pada Permenegpan dan RB angka 21 tahun 2010 terdiri atas pengawasan taman kanak-kanak/raudhatul athfal, sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, supervisi rumpun mata pelajaran/mata pelajaran, pendidikan luar biasa, serta bimbingan konseling menggunakan beban kerja selama 37.5 jam perminggu.
Didalam melaksanakan tugas dengan beban kerja selama 37.lima jam per minggu sebagaimana yg disebutkan diatas, maka kewajiban pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas merupakan:
a. Menyusun program pengawasan, melaksanakan acara pengawasan, melaksakan evaluasi hasil aplikasi program pengawasan serta membimbing dan melatih profesional guru;
b. Menaikkan dan mengembangkan kualifikasi akademik serta kompetensi secara berkelanjutan sejalan menggunakan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
c. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, nilai kepercayaan dan etika; serta
d. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa
Pada poin b diatas dinyatakan bahwa kewajiban pengawas sekolah merupakan meningkatkan serta mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Hal ini berarti, bahwa pengembangan kompetensi sang pengawas khususnya mengikuti perkembangan teknologi nir bisa ditawar-tawar lagi karena kedepan banyak sekali acara yang sedang serta akan dilaksanakan sangat berkaitan dengan pemanfaatan kabar serta teknologi.
Salah satu program yg berkaitan menggunakan teknologi, liputan dan komunikasi serta menggunakan pengawas sebagai ujung tombak di lapangan merupakan program Evaluasi Diri Sekolah Tahun 2012. Sebagaimana kita ketahui beserta bahwa program EDS sebenarnya sudah berjalan sejak tahun 2011 menggunakan jumlah satuan pendidikan yang menjadi sasaran di provinsi Sulawesi Selatan dan Barat merupakan sebanyak 1475 satuan pendidikan mulai dari jenjang Sekolah Dasar/MI, Sekolah Menengah pertama/MTs, Sekolah Menengah Atas/MA dan Sekolah Menengah Kejuruan/MAK.
Berbicara EDS tentu nir akan terlepas dari peraturan atau regulasi yang melatarbelakanginya misalnya UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, PP Nomor 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas Nomor 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan serta Inpres nomor 1 tahun 2010 tentang percepatan EDS.
Pada bab II Pasal tiga UU Sisdiknas Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi menyebarkan kemampuan dan membangun tabiat serta peradaban bangsa yang bermartabat pada rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yg bertujuan buat berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, berdikari, dan menjadi warga negara yg demokratis dan bertanggung jawab. Dalam hal ini upaya peningkatan mutu pada sekolah diperlukan menjadi fokus perhatian berdasarkan banyak sekali unsur atau instansi terkait pemerintah atau non pemerintah sebagai akibatnya peningkatan mutu pendidikan sahih-sahih bisa tercapai sebagaimana amanat UU Sisdiknas tahun 2003.
Pada UU Sisdinas bab IX pasal 35 ayat 1 dinyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan terdiri atas baku isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yg wajib ditingkatkan secara berencana dan terjadwal. Pemenuhan atau pencapaian SNP sang sekolah sudah harus segera diupayakan segera sebagai akibatnya perlu diukur dan dianalisis buat dapat direkomendasi agar sekolah secara bertahap dapat mencapai pemenuhan akan SNP. Pada PP 19 tahun 2005 bab II pasal dua pula dinyatakan bahwa untuk penjaminan serta pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, serta sertifikasi. Disinilah titik dasar acara EDS dimana implementasi EDS ditujukan buat mengukur tingkat pemenuhan satuan pendidikan terhadap 8 SNP.
Didalam Permendiknas angka 63 tahun 2009 mengenai SPMP dinyatakan bahwa tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan insan dan bangsa sebagaimana dicita-citakan sang Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP. Adapun tujuan antara penjaminan mutu pendidikan adalah:
a. Terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, serta/atau informal;
b. Pembagian tugas dan tanggung jawab yg kentara dan proporsional dalam penjaminan mutu pendidikan formal serta/atau nonformal dalam satuan atau acara pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, serta Pemerintah;
c. Ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal;
d. Terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal serta nonformal yg dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota, dan satuan atau acara pendidikan;
e. Terbangunnya sistem liputan mutu pendidikan formal serta nonformal berbasis teknologi informasi serta komunikasi yg andal, terpadu, serta tersambung yang menghubungkan satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, serta Pemerintah.
Pelaksanaan instrumen EDS tahun 2012 dilaksanakan pada sekolah serta didampingi oleh pengawas. Instrumen EDS diisi oleh beberapa responden yang mencakup kepala sekolah, guru, komite sekolah, serta siswa. Di satu sekolah jumlah responden yang diperlukan adalah: (1) buat kepala sekolah, satu orang, (2) buat pengajar, minimum sama menggunakan jumlah mata pelajaran yg terdapat pada sekolah itu dan maksimum 30 pengajar, (3) buat siswa minimum 30 serta maksimum 60 anak didik. Hal yg harus diperhatikan adalah, anak didik yang sebagai responden wajib anak didik yg mengikuti mata pelajaran atau guru yang dievaluasi/diberi masukan dan dalam ketika pengisian instrumen, murid didampingi oleh pengawas. Selain itu, di sekolah juga terdapat Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang bertugas memasukkan atau meng-entry data dari responden ke program excel EDS atau instrumen elektro EDS.
Untuk implementasi EDS tahun 2012, pengawas dituntut buat dapat berperan secara optimal lantaran jika kita meninjau pulang tugas utama pengawas dalam Permenegpan dan RB nomor 21 tahun 2010 pasal lima bahwa tugas supervisi akademik dan manajerial dalam satuan pendidikan meliputi: 1) penyusunan acara supervisi, dua) pelaksanaan pembinaan, tiga) pemantauan aplikasi 8 SNP, 4) evaluasi, lima) pembimbingan dan pembinaan professional Guru, 6) evaluasi aplikasi program supervisi, serta 7) tugas kepengawasan pada wilayah spesifik. Pada poin 3 jelas dinyatakan bahwa pemantauan aplikasi 8 SNP termasuk tugas pengawasan serta manajerial pengawas pada satuan pendidikan. Kaitannya menggunakan EDS, bahwa buat instrumen EDS tahun 2012, pengawas wajib memiliki kompetensi dan keterampilan dalam mendampingi satuan pendidikan buat mengisi instrumen EDS menggunakan sahih. Kompetensi-kompetensi tadi adalah pengawas wajib memiliki kemampuan membimbing, membina, mendampingi satuan pendidikan tentang 1) konsep EDS serta manual penjaminan mutu, 2) instrumen EDS, 3) desain profil sekolah, 4) penyusunan RKS/RKAS, 5) verifikasi instrumen serta 6) upload instrumen secara online. Poin enam ini mengisyaratkan bahwa pengawas harus mampu bukan hanya menggunakan personal komputer namun pula mampu mengirim data secara online. Kemampuan ini yg akan diajarkan pada sekolah sebagai akibatnya pengawas harus dapat mempertinggi kemampuannya pada ber-IT lantaran mutu profesionalisme pengawas berbanding lurus dengan peningkatan kualitas pendidikan.
Pada pelaksanaan EDS ini, kompetensi teknologi informasi dan komunikasi sangat krusial sebagai akibatnya kondisi pengawas yang terlibat wajib mempunyai kemampuan IT yang baik. Dalam implementasinya, Ada 4 level akun yaitu admin LPMP, Operator LPMP, Operator Pengawas, Operator Sekolah.
Operator pengawas bertanggungjawab buat mendampingi sekolah baik dalam hal pengisian instrumen e-EDS, download format arsip EDS maupun upload arsip EDS. Operator pengawas bisa melakukan download file EDS serta upload file EDS buat sekolah binaannya, dan bertanggungjawab memonitoring perkembangan upload file EDS.
Berikut ini akan disampaikan, kompetensi-kompetensi misalnya apa yang dibutuhkan dari pengawas sekolah pada dalam implementasi EDS tahun 2012. Kompetensi tadi meliputi kemampuan pengawas melakukan pendampingan kepada Tim Pengembang Sekolah (TPS) pada satuan pendidikan yang adalah binaannya serta atau sekolah yang sebagai tanggung jawabnya dalam acara EDS.
Pendampingan yg wajib dilakukan sang pengawas dalam program EDS tahun 2012 adalah:
1) pembimbingan tentang konsep EDS
2) pembimbingan manual penjaminan mutu,
3) pembimbingan pengenalan serta cara mengisi instrumen EDS tahun 2012
4) pembimbingan tentang desain profil,
5) pembimbingan mengenai penyusunan RKS/RKAS,
6) Memverifikasi instrumen
7) dan pembimbingan tentang cara mengupload instrumen secara online
Ketujuh pembimbingan ini mesti dilakukan sang pengawas dalam satuan pendidikan yang adalah binaannya ataukah tanggung jawabnya dalam program EDS tahun 2012. Selain membimbing pengawas sekolah juga mendampingi TPS pada memverifikasi instrumen dan mengupload instrumen dan beserta-sama menyusun RKS dan RKAS
Pengawas mesti memahami apa itu EDS yg didalamnya meliputi konsep, regulasi serta kebijakan EDS. Pengawas mesti memahami manual mutu buat setiap standar sinkron jenjang sekolah binaannya. Sehingga diperlukan, implementasi EDS pada sekolah berjalan sesuai harapan termasuk penyediaan data sang sekolah yg benar-sahih objektif lantaran telah diverifikasi sebelumnya oleh pengawas.
Subscribe to:
Posts (Atom)