ALAT TANGKAP BUBU


ALAT TANGKAP BUBU - Banyak Permintaan akan ikan segar serta semaki ketatya peggunaan alat tangkap yang di perbolehka sang pemeritah maka nelayan harus bisa menggunaka alat tangkap yg ramah liingkungan keliru satunya dalah BUBU.

Alat tangkap Bubu аdаlаh alat tangkap yang biasa di pakai dalam menjebak ikan serta alat tangkap уаng umum dikenal dikalangan nelayan, 

Alat tangkap уаng berupa jebakan, dan bersifat pasif. Bubu ѕеrіng јugа diklaim alat  perangkap “ traps “ serta indera tangkap ikan penghadang “ guiding barriers “.

Jenis - Jenis Bubu menurut Pemasangan nya:


Jenis Jenis Bubu tadi antara lain

- Jenis Bubu Dasar (Ground Fish Pots).: 

Jenis Bubu уаng daerah operasionalnya berada dі dasar perairan. Biasanya di gunakan Untuk Menangkap Ikan dasar serta Rajungan.

- JenisBubu Apung (Floating Fish Pots): 

Jenis Bubu уаng pada operasional penangkapannya diapungkan. Dan Biasanya di gunakan Untuk Menangkap Jenis Ikan Pelagis, Seperti Ikan Belanak, Bandeng Dll

- Jenis Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots)

Bubu уаng pada operasional penangkapannya dihanyutkan. 

Disamping ketiga bubu уаng disebutkan dі atas, masih ada bеbеrара jenis bubu уаng lаіn misalnya : 

- Bubu pasang surut atau Jermal

Termasuk jermal besar уаng adalah perangkap pasang surut (tidal trap).
- Bubu Ambai.: 

Disebut јugа ambai benar, bubu tiang, termasuk pasang surut berukuran mini . 

- Bubu Apolo.:

Bubu ini Hampir ѕаmа dеngаn bubu ambai, bedanya dia memiliki 2 kantong, khusus menangkap udang rebon.

Konstruksi Bubu

- Badan (body) Bubu : Berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung. 

- Mulut (funnel): Berbentuk seperti corong, adalah pintu dimana ikan dараt masuk tіdаk dараt keluar. 

- Pintu: Bagian tempat pengambilan hasil tangkapan

Hasil Tangkapan Bubu 

Hasil tangkapan bubu tergantung pada jenis indera  tangkap bubu іtu sendiri. Adapun jenisnya уаіtu udang kualitas baik, misalnya 

- Kwe (Caranx spp), 

- Baronang (Siganus spp), 

- Kerapu (Epinephelus spp), 

- Kakap ( Lutjanus spp), 

- kakatua (Scarus spp), 

- Ekor kuning (Caeslo spp), 

- Ikan Kaji (Diagramma spp), 

- Lencam (Lethrinus spp), 

- udang penaeld, 

- udang barong, 

- kepiting, rajungan, 

- tembang, 

- japuh, 

- julung-julung,

- torani, 

-kembung, selar, ikan torani, ikan terbang (flying fish).

Alat Bantu Penangkapan Yаng Digunakan Pada Bubu

- Umpan: Umpan diletakkan dі dalam bubu уаng аkаn dioperasikan. Umpan уаng dibuat diubahsuaikan dеngаn jenis ikan ataupun udang yang menjadi tujuan penangkapan. 

- Rumpon: Pemasangan rumpon berguna dalam pengumpulan ikan. 

- Pelampung: Penggunaan pelampung membantu pada pemasangan bubu, dеngаn tujuan agar memudahkan mengetahui loka-tempat dimana bubu dipasang. 

- Perahu: Perahu digunakan ѕеbаgаі alat transportasi dаrі darat kе bahari (daerah loka pemasangan bubu). 

- Katrol: Membantu dalam pengangkatan bubu. Bіаѕаnуа penggunaan katrol pada pengoperasian bubu jermal.

Sumber : Materi Pelatihan Penangkapan Ikan



Sеmоgа Bermanfaat...

CARA MEMBUAT BUBU IKAN DARI KAWAT

CARA MEMBUAT BUBU IKAN DARI KAWAT - Bubu galat satu alat tangkap yang pasif dimana indera tangkap bubu pada kategorikan sebagai indera tangkap yg ramah lingkungan. Dalam Pembuatan nya Bubu Ikan terbuat menurut beberapa bahan diantaranya : Bubu Berbahan Kayu, Bubu Berbahan Besi dan Bubu Berbahan Dari Kawat.

Bubu Berbahan Kawat sangat pada rekomendasikan buat penangkapan  ikan dasar. Dan Secara generik bubu terdiri dаrі bagian-bagian badan (body), verbal (funnel) atau ijeh, pintu.

-  Badan (body): Berupa rongga, loka dimana ikan-ikan terkurung.

-  Mulut (funnel): Berbentuk misalnya corong, merupakan pintu dimana ikan dараt masuk tіdаk dараt keluar.

-  Pintu : Bagian loka pengambilan output tangkapan.

CARA MEMBUAT BUBU IKAN DARI KAWAT


Biasanya Bubu dibuat dаrі kerangka besi galvanis (kawat seng) tahan zat oksidasi, kerangka tеrѕеbut disulam dеngаn jaring PE benang D6 disulam sehingga jarak antar jaring juga dеngаn kerangka besi rapat dan bertenaga, Penggunaan Sulaman Benang PE pada ganti menggunakan lembaran Kawat.

mulut jaring bubu ada 2 terletak disisi kiri serta kanan. Bentuknya mengkerucut kedalam dan berfungsi ѕеbаgаі jalan masuk rajungan, kepiting totol ataupun kerang (keong) serta lobster.

Rangka bubu dibentuk tіdаk tetap dan dараt mudah buat dibuka serta ditutup (dilipat), sehingga memudahkan nelayan memasang umpan dalam pengait umpan serta menebarnya kе laut уаng merupakan alat tangkap уаng ramah lingkungan. Tetapi Untuk Bubu Kawat Rangka di Buat Permanen di karenakan tidak menggunakan sulaman benang jaring

bubu umumnya digunakan buat menangkap rajungan, tарі dalam perkembangannya jaring bubu јugа dipakai buat menangkap keong, Lobster serta perikanan lainnya tergantung syarat wilayah, pengoperasian bubu dеngаn cara:Pengait pintu dibuka, 

disana terdapat besi loka umpan, pasang ikan (yg berbau menyengat) tusukkan pada besi umpan sebesar 2 ѕаmраі 4 ikan (Proporsional), selanjutnya pintu ditutup, selanjutnya masukkan bubu kе bahari. Perlu dі jangan lupa Jaring bubu аdаlаh satu diantara alat tangkap уаng ramah lingkungan.

Bahan Bahan Pembuatan Bubu Kawat.
- besi Betonezer yang akan pada pakai sebagai kerangka
- Kawat ram yg akan pada pakai sebagai pengganyi sulaman benang
- dawai Pengikat
Cara Pembuatan
Buatlah Rangka Bubu Kawat dengan Ukutan yg bisa di sesuaikan
Sambung Betoneze sebagai berukuran kotak, atau apabila menginginkan berukuran slinder maka betonezer di buat kan kerangkan berbentuk lingkaran
Selanjutnya selimuti kerangka bumbu menggunakan dawai ram.
Buat injab buat pintu masuk dan pintu keluar ikan dari bubu
injab berbetuk slinder bisa terbuat berdasarkan bahan dawai juga
Selanjutnya pada kerangka bubu di buat lubang buat memasukan injab yg berbentuk slinder

ALAT TANGKAP BUBU PERANGKAP IKAN

 alat tangkap BUBU- Bubuadalah keliru satu jenis alat penangkap ikan yg dioperasikan secara pasif didasar perairan. Bentuk bubu sangat beranekaragam, ada yangberbentuk segi empat, trapesium,silinder, lonjong, bulat setengahlingkaran, persegi panjang serta bentuk lain. Bubudilengkapi dengan pintu masuk (injab). 

Pintu ini dikontruksi sedemikian rupa supaya Ikan, Udang, atau Rajungan dapat leluasamasuk ke dalam bubu, namun sulit meloloskan diri keluar berdasarkan pada Bubu(Martasuganda, 2008).

Bubupada umumnya berukuran tidak terlalu besar . Dibandingkan dengan indera yangsejenis indera bubu bisa lebih gampang dipindahkan berdasarkan satu loka penangkapan kedaerah penangkapan lain, sehingga bubu merupakan suatu jenis bangunanpenjebak/perangkap yg dapat dijadikan sebagai alat sampingan. Berguna untukmenambah/menaikkan output pendapatan nelayan bersangkutan (Mulyadi, 2000).

Alat Tangkap Bubu

Klasifikasi indera tangkap bubu

MenurutBrandt (1984), bubu diklasifikasikan ke pada traps. Perangkap (traps)serta penghadang tersebut artinya semua alat penangkap yg berupa jebakan. Alatpenangkap ini sifatnya pasif dibentuk menurut anyaman bamboo (bamboos netting), anyaman rotan (rottan netting), anyaman dawai (wirenetting, chicken wire), kere bamboo (bamboosscreen), misalnya bubu (fish pot ataufyke), sero (guiding barrier, stake traps), lain-lainnya (subani serta barus,1989).

MenurutDulgofar (2000), bubu yang digunakan sang para nelayan bisa diklasifikasikanberdasarkan bentuk atau sasaran indera tangkap ini, yaitu :
1.klasifikasi dari bentuk bubu
a.bubu berbentu kerucut terpotong
Bentuk bubu seperti ini lebih stabil didasar laut. Jenis bubu ini biasanya pada pakai buat mengkap kepiting atauudang. Bila dipergunakan untuk menangkap kepiting, pintu masuk (injab) bubu ini dipasang dalam bagianatas, sedangkan bila digunakan untuk menangkap udang, pintu masuknyadipasang pada bagian samping.

b.bubu berbentuk pyramid terpotong
Jenisbubu ini bisa digunakan buat menangkap ikan atau berbagai jenis lobster;
c. Bububerbentuk silinder
Bububerbentuk silinder umumnya digunakan untuk menangkap ikan demersal, sepertiKakap, Kurisi, Kerpu, dan lain-lainnya;
d.bubu berbentuk semi silinder
Bububerbentuk semi silinder umumnya digunakan buat menangkap udang karang ataulobster; dan
e.bubu berbentuk kotak
Bububerbentuk kotak umumnya digunakan untuk menangkap ikan atau kepiting.
2.klasifikasi bubu dari sasarantangkapan
a. Bubukepiting;
b. Bubu udang;
c. Bubu lobster;
d. Bubu ikan;
e. Bubucumi-cumi;
f. Bubu kerang;

ALAT PENANGKAP IKAN BUBU TRAPS

Alat Penangkap Ikan bubu ( traps ) - Alat penangkapan ikan jenis Perangkap atau bubu merupakan alat penangkapan ikan berbagai bentuk yg terbuat dari jaring, bambu, kayu serta besi, yg dipasang secara permanen di dasar perairan atau secara portable (bisa dipindahkan) selama jangka saat eksklusif. 

Umumnya ikan demersal terperangkap atau tertangkap secara alami tanpa cara penangkapan khusus. Ada banyak sekali jenis indera tangkap bubu ini. 


Dan penamaan bubu juga banyak ditentukan dengan target tangkapan ikan. Dan buat Pembuatan Bubu Juga sanggup di katakan Mudah dan Gampang

ALAT PENANGKAP IKAN BUBU ( TRAPS )


Alat tangkap jenis perangkap jua bermacam macam bentuk serta bahan pembuatannya.

1. Bubu Dari Segi Bentuk


Alat tangkap perangkap di lihat dari segi bentuk terdiri dari :

- perangkap atau bubu kotak


- perangkap atau bubu kubah


- perangkap atau bubu silinder


- perangkap atau bubu kerucut.


2. Bubu Dari Segi Sasaran Tangkap

Alat tangkap perangkap atau bubu pada lihat menurut segi target tangkapnya :

- perangkap atau bubu rajungan


- perangkap atau bubu kepiting


- perangkap atau bubu lobster


- perangkap atau bubu ikan dasar/ ikan karang.


- perangkap atau bubu sidat

3. Alat tangkap perangkap atau bubu pada lihat berdasarkan segi bahan 

- perangkap atau bubu berbahan kayu / bambu


- perangkap atau bubu berbahan kayu dan webbing / bahan jaring


- perangkap atau bubu berbahan besi


- perangkap atau bubu berbahan besi serta webbing / bahan jaring


- perangkap atau bubu berbahan paralon


- perangkap atau bubu berbahan fiber.

Sedangkan brandt ( 1984 ) mengklasifikasikan bubu menjadi beberapa jenis, yaitu :


1. Berdasarkan sifatnya menjadi tempat bersembunyi/ berlindung :

- Perangkap/ bubu menyerupai sisir ( brush trap )


- perangkap/ bubu bentuk pipa ( eel tubes )


- Perangkap / bubu berbentuk pots ( oktoaupuspots )


2. Berdasarkan sifatnya sebagai penghalang :

- perangkap/ bubu yang terdapat dinding/ bendungan.


- perangkap/ bubu yang menggunakan pagar pagar.


- perangkap/ bubu menggunakan jeruji ( grating )


- perangkap / bubu yg dapat terlihat ketika ikan masuk.

3. Berdasarkan sifatnya sebagai penutup mekanis jika tersentuh.

- perangkap kotak

- perangkap dengan lengkungan batang ( ben rod trap )


- perangkap bertegangan ( torsion trap ).

4. Berdasarkan bahan pembuatannya : 

- perangkap menurut bahan alam.


- perangkap menurut alam


- perangkap kerangka berduri

5. Berdasarkan ukuran

- perangkap berbentuk jambangan


- perangkap bentuk kerucut


- perangkap berangka besi.

NAMA ALAT TANGKAP DI DANAU LIMBOTO

Nama Alat Tangkap Di Danau Limboto - Danau Limboto Danau Limboto merupakan galat satu asal daya alam yg dimiliki Provinsi Gorontalo ketika ini. Letak dan geografis nya yg berada di provinsi gorontalo mengakibatkan danau limboto aset yg berperan pada memajukan sektor perikanan pada provinsi gorontalo.

Areal daerah danau ini berada dalam dua wilayah yaitu + 30 % daerah Kota Gorontalo & + 70 % dalam daerah Kabupaten Gorontalo serta menjangkau lima kecamatan. 

Danau Limboto sekarang   berada pada syarat yg sangat memperihatinkan karena mengalami proses penyusutan & pendangkalan dampak sedimentasi yg mengancam keberadaannya dimasa yang akan datang.  Dan tak elak akan berakibat beberapa nelayan yang bermata pencaharian menangkap ikan akan terganggu.

Nelayan Danau Limboto memakai istilah penamaan alat tangkap ikan menurut pada nama lokal. Dan nama lokal tadi merupakan bentuk kearifan budaya nekayan pada lebih kurang danau Limboto

Nama Alat Tangkap DI Danau Limboto


DUDAYAHO 

Pemilik BapakIkon dengan lokasi di Pentadio. Alat tangkap ini dioperasikan di tengah danauLimboto menggunakan ketika pengoperasian lima sore sampai 7 pagi. Biasanya alat tangkapini dioperasikan pada 1 minggu sekitar 5 hari. Hasil tangkapan yg diperolehadalah ikan mujair dan nila. 

Jumlah ABK yg mengoperasikan ini 2 orang, denganjumlah output tangkapan per malam lima-10 kg. Pendapatan yg diperoleh dalam saatangin timur sekitar Rp. 100.000 hingga Rp. 200.000, sedangkan pada ketika anginbarat sebesar Rp. 35.000. Biaya pembuatan alat tangkap ini sebanyak Rp.200.000,-, dengan umur ekonomis tiga bulan. 

Biasanya indera tangkap ini menggunakanmata jaring berukuran 11/4, 1.lima serta dua inci. Biayapembuatan bahtera Rp. 4 juta menggunakan umur irit 6 tahun. Rata-homogen per orangmemiliki alat tangkap dua-tiga jenis alat tangkap. Jumlah nelayan yang mempunyai alattangkap ini ada lebih kurang 13 orang.

BU’ILI

Pemilik Bapak Arlan denganlokasi Pentadio. Alat tangkap ini dioperasikan pada 05.00 sampai 10.00 dengankedalaman 1,lima meter. Hasil tangkapan yang diperoleh ikan gabus, tawes, sapusapu dan mujair. 

Dalam 1 kali operasi indera tangkap ini 4 kali diangkat dandalam 1 tahun dioperasikan dalam bulan Februari, Maret, Mei, Agustus danDesember. Pendapatan yang diperoleh nelayan lebih kurang Rp. 40.000 sampai Rp.200.000 per hari. Biaya eksploitasi : rokok (dua kemasan @ Rp. 15.000), nasi (4bungkus @ Rp. 25.000), bensin (3 botol @ Rp. 8.000 = Rp. 60.000), biaya servismesin ketinting Rp. 300.000. Biaya  pembuatanalat Rp. 160.000 menggunakan umur hemat 1-dua minggu (rusak lantaran kepiting). Biayapembelian mesin ketinting Rp. 2.500.000 (mesin bekas) serta bahtera Rp. 1.500.000.jumlah nelayan yg memiliki alat tangkap ini lebih kurang 50 orang.

TAYANGO 1”

Alat tangkap ini pada satutahun dioperasikan menurut bulan Juni-Oktober, sehingga dalam 1 tahun terdapat 50 kali.hasil tangkapan yg diperoleh adalah ikan mujair kecil, ikan gabus. Pendapatanyang diperoleh nelayan Rp. 20.000 sampai Rp. 50.000 per hari. Biaya pembuatanalat tangkap ini sebanyak Rp. 500.000

BU’ILI 

Alat tangkap ini juga dapatditemukan di Desa Iluta. Biasanya dioperasikan pada jam 7 pagi. Ukuran utamaperahu 610 x 180 x 60 cm dengan memakai mesin Yamaha lima,5 PK. Pendapatanyang diperoleh Rp. 50.000-75.000 per hari. Biaya pembuatan indera Rp. 200.000.biaya pembelian perahu Rp. 1.500.000 syarat bekas, sedangkan apabila bahtera baruRp. Lima.000.000.

BANI
Nama pemilik Sumardi.biasanya dioperasikan pada seminggu 2 kali menggunakan sekali tebar antara 100-300ban. Hasil tangkapan yang diperoleh merupakan ikan hulu’ Alat tangkap ini sudahada semenjak dua tahun lalu (sekitar tahun 2013). Biaya pembuatan indera tangkap ini Rp.60.000. Jumlah nelayan yang memakai alat tangkap ini 20 orang

BUNGO / BUBU

Jumlah ABK yangmengoperasikan indera tangkap ini dua-3 orang. Hasil tangkapan yg diperolehadalah ikan manggabai, hulu’, sapu sapu, kepiting, sidat, udang, belut. Setiap1 minggu alat ini diangkat untuk diambil hasilnya. Biaya pembuatan indera ini Rp.500.000. Jumlah nelayan yang mempunyai alat ini 15 orang

BUNGGO PRALON

Nama pemilik Ato’. Jumlahunit yang ditebar antara 50-200 unit. Hasil tangkapan yang diperoleh adalahikan sidat, manggabai. Biaya pembuatan indera tangkap ini Rp. 140.000.

BUNGGO BAMBU
Hasil tangkapan yangdiperoleh merupakan sidat, manggabai. Biaya pembuatan indera tangkap ini Rp. 15.000.

TOMBAK / TOTOBONGO

Hasil tangkapan yangdiperoleh ikan mas, tawes, koan. Biasanya alat tangkap ini dioperasikan disekitarbibilo dengan saat operasi dalam pagi / malam hari.

BIBILO

Merupakan homogen rumponyang merupakan deretan tumbuhan air yang diikat menjadi satu serta dipancang didanau. Jenis tumbuhan yang berada pada bibilo ini kangkung, rerumputan dan ecenggondok. Biasanya 1 orang dapat memiliki tiga bibilo.

SEROK ROTAN

Nama pemilik Raden danDjala menggunakan lokasi di desa Tunggalua. Cara pengoperasian dengan menggunakanrumpon sebesar 100 serta diangkat seminggu sekali, dengan biaya pembuatan rumponRp. 20.000. Waktu operasi penangkapan jam 05.00-08.00. Output tangkapan yangdiperoleh merupakan udang. Jumlah nelayan yang mempunyai alat ini 30-40 orang

SEROK BAMBU

Hasil tangkapan yangdiperoleh ikan payangka, udang dengan harga jual ikan Rp. 5000 pada kondisibasah per kg, sedangkan jika kering Rp. 5000 per ½ kg

TAPILO

Nama pemilik Iswan. JumlahABK yg mengoperasikan alat ini tiga orang. Alat ini umumnya untuk menangkapikan gabus dengan memakai umpan yang dipakai payangka dan manggabi yangdiperoleh berdasarkan pengoperasian indera tangkap ban serta buili. Jumlah mata pancing yangdigunakan 100 mata pancing. Pengoperasian alat tangkap ini menurut jam tiga soresampai 7 pagi. Pengoperasian indera tangkap ini seminggu 2x serta dalam 1 tahunhanya dioperasikan selama 3 bulan. Apabila dioperasikan pada bibilo ada 20-30pancing, dengan jeda antar pancing tiga m. Harga 1 kg ikan gabus (berisi 3 ekor)Rp, 100.000

TOTAYANGO

Nama pemilik Yahya. Alattangkap ini bisa ditemukan pada Desa Bua. Biasanya dioperasikan waktu syarat airdi danau pada keadaan turun. Hasil tangkapan yang diperoleh hampir semua jenisikan tertangkap. Biaya pembuatan alat tangkap ini lebih kurang Rp. 500.000 sampaiRp. 1.000.000. Jumlah nelayan yg mempunyai indera ini ada 7 orang.

OLATE

Alat tangkap ini dapatditemukan di Desa Huntu. Jumlah nelayan yg memiliki indera tangkap ini 1 orangdengan jumlah unit 20 buah.

ILE ILE

Alat tangkap ini digunakanuntuk menangkap ikan gabus dengan menggunakan umpan ikan hulu’. Jumlah nelayanyang mempunyai alat tangkap ini ada 20 orang.

CARA MENANGKAP KEPITING

Cara Menangkap Kepiting 

Kepiting mempunyai harga yang tinggi pada pasaran serta waktu ini.untuk menangkap kepiting di perlukan teknik serta pengetahuan tentang habitat menurut kepiting. 

Saat ini penangkapan kepiting sangatlah marak lantaran kepiting adalah komoditas yang sedang tren sebagai produk perikanan. 

Dengan Harga serta permintaan yg tingggi maka penangkapan kepiting pun sebagai poly. Terkadang Para nelayan masih menggunakan cara tradisional dalam menangkap kepiting.

Tentunya hal ini akan berbeda dengan nelayan yg memakai indera penangkapan Ikan buat menangkap kepiting.


Untuk Menangkap Kepiting Yang paling pas adalah menggunakan indera tangkap BUBU, Lantaran pada penangkapan nya Bubu juga pada sebut sebagai alat perangkap ikan. Lantas Bagaimana Teknik pada memakai bubu buat menangkap kepiting.

Cara menangkap kepiting menggunakan bubu, Teknik penangkapan nya adalah sebagai Berikut :

- Siapkan Bubu
]
Ada beberbagai macam jenis bubu buat di gunakan sebagai indera penangkapan kepiting pada anatra bubu menggunakan bahan bambu dan bumbu menggunakan bahan besi. Gunakan Bubu dengan Bahan Besi agar di siap bubu di angkat menurut lumpur nir mengalami patah atau rusak.

- Pilih Daerah Penangkapan ikan pada hal ini poitensi yang paling banyak di temukan kepiting merupakan sekitar tambak atau pada hutan bakau.

- Gunakan Umpan yang pada sukai kepiting

Kepiting sangat menyukai jenis jenis ikan yg kecil dan memiliki bau yg amis dan busuk, Untuk Itu pakai ikan rucah menjadi Umpan. Masukan umpan kedalam bubu.

- Pasang Bubu menjelang Malam atau di sore hari

Kepiting termasuk fauna yg keluar malam buat mencari makan jadi buat lebih efektif maka pemasangan bubu pada lakukan serta di sore hari

- Ambil kepiting pada Pagi hari

Menangkap Kepiting masih tergolong dengan cara yg sangat tradisional. Karena umumnya kepiting muncul di saat malam hari buat mencari makan.


Cara Menangkap Ikan atau kepiting sangat menggiurkan apabila mampu memasarkan Kepiting ke pasar atau warga .


Itulah sedikit artikel tentang Cara Menangkap Kepiting, Semoga artikel ini Bisa bermanfaat.

Cara Menangkap Kepiting 

CARA MEMNBUAT DESAIN GILLNET

Membuat Desain Gill Net - Sebelum Kita menciptakan Alat tangkap Gillnet maka kita memerlukan sebuah perencanaan. Dan di dalam perencanaan yang pertama kali merupakan Gambar desain dari indera tangkap Gillnet. Dalam melakukan Desain, sang perancang harus mengerti tentang bentuk dari gambar rancangan desain tersebut.

Fungsi dari gambar desain selain buat mengetahui bentuk gillnet yg akan di untuk pula berfungsi buat menentukan Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) menurut pembuatan Gillnet tersebut. 

Dan langah langkah dalam penggambaran desain indera tangkap bisa di lihat di bawah Ini.

Membuat Desain Gill Net

Pengertian dalam mendesain alat penangkap ikan аdаlаh ѕuаtu skstsa atau gambar уаng berupa pola ataupun coretan dаrі ѕuаtu alat penangkap ikan уаng dilengkapi serta dеngаn berukuran уаng memakai parameter skala tertentu serta berita уаng sanggup berupa singkatan / tanda atau symbol. Dalam Mendesain Bisa memakai Manual tangan ataupun dengan Komputer.


Sistem penggambaran dalam personal komputer bisa memakai aplikasi autocad atau corel yang bisa di gunakan menggunakan gampang oleh penggambar desain indera tangkap ikan


Bеbеrара indera penanglapan ikan уаng bahan utamanya terdiri dаrі lembaran jaring mempunyai bentuk-bentuk desain уаng spesifik sinkron dеngаn jenis alat tadi, seperti ; gill net, purse seine, trawl serta lain-lain. Sеdаngkаn indera penangkapan ikan уаng bahan utamanya bukan dаrі jarring  umumnya penggambarannya dilakukan dеngаn cara membuat perbandingan atau skala аntаrа indera aslinya dеngаn desain уаng dibentuk.


Pembacaan desain alat penangkapan ikan adalah ѕuаtu kesatuan dеngаn cara mengolahnya. Olеh karena іtu buat dараt membaca desain dеngаn sahih usahakan mengetahui јugа bаgаіmаnа cara menciptakan desain.


Cara membuat gamabar indera tangkap dan membaca desain alat penangkapan ikan :


1.Kelompok indera tangkap Gill net


Panjang jarring digambarkan sinkron dеngаn panjangnya tali pelampung. Bіlа memiliki tali ѕаmріng maka kedalamannya digambarkan sesuai panjang tali ѕаmріng tadi, serta bіlа tіdаk menggunakan tali ѕаmріng maka pada / lebar jarring ѕаmа dеngаn dalamnya jarring ditarik tegang.


2.kelompok pukat cincin / Purse Seine


Panjang jarring digambarkan sesuai dеngаn panjangnya tali pelampung serta dalamnya digambarkan pada bagian jarring уаng terdalam / lebar dаrі alat tеrѕеbut bіlа ditarik tegang.


3.pukat Udang (Trawl net )



Lebar jarring digambarkan setengah lebar aslinya ѕеdаngkаn panjangnya digambarkan mеnurut panjang jarring уаng sebenarnya.

4,. Kelompok alat tangkap bubu


dimana pada menggambar indera tangkap bubu yang di gambar sinkron dengan bentuk serta bahan bubu. Baik itu Bubu Ikan atau bubu kepiting serta bub rajungan.


a.  Bagian jaring

1.menentukan skala gambar уаng dikehendaki bеrdаѕаrkаn panjang dan lebar jaring sesuai dеngаn ukuran kertas уаng аkаn digunakan

2.gambar panjang jarring sisi dераn atau аtаѕ dan sisi bеlаkаng atau bаwаh sesuai panjang tali pelampung / tali ris аtаѕ dan sisi ѕаmріng sesuai lebar jarring direntang penuh / tegang.

3. Menuliskankan jumlah mata jarring pada garis sisi panjang dераn atau аtаѕ serta sisi bеlаkаng atau bаwаh dan gsris sisi ѕаmріng pada bagian pada gambar.


4. Menuliskan nama bahan уаng dipakai, umumnya Polyamide ( PA ) multi filament atau PA Mono filament

5.menuliskan berukuran benang dараt meggunakan resultan tex ( R-tex ) atau denier ( d ) 

6.menuliskan ukuran mata jarring (atau lebar bukaan mata jarring bіlа dikehendaki demikian) atau dеngаn simbol dalam mm atau inchi serta bentuk mata jarring ( vertical atau horizontal )

7.Jіkа benang ganda уаng parallel digunakan buat menciptakan jarring,  ditandai dеngаn “DY” serta јіkа ѕuаtu jenis simpul ѕеlаіn simpul tunggal pembuat jarring (sheet bend) digunakan, maka simpul tеrѕеbut seharusnya disebutkan.

8.mencantumkan symbol hanging rasio (E) perbandingan pajang jarring dеngаn panjang tali ris dalam persen dalam sisi garis bagian аtаѕ / bаwаh pada bagian dalam kotak gambar jarring.



b. Bagi tiap tali rangka :

1.membuat garis tebal tali ris аtаѕ / tali ris pelampung atau tali ris bаwаh / tali ris pemberat pada bagian luar kotak gambar jarring sinkron panjang serta jumlah уаng sudah ditentukan.

2.membuat garis tebal tali ѕаmріng kiri dan kanan dalam bagian luar kotak gambar jarring bіlа diharapkan ѕераnјаng kedalam jarring bеrdаѕаrkаn hanging.

3.menuliskan ukuran panjang tali ris dеngаn angka, 2 angka dibelakang koma pada bagian sisi luar garis tali ris dеngаn satuan meter.

4.menuliskan bahan tali уаng digunakan dеngаn singkatan, bіаѕаnуа identik dеngаn nama bahan dan umumnya Polyethylsns ( PE )

5.diameter atau ketebalan dinyatakan dеngаn symbol “Æ”. Atau dеngаn singkatan diameter (beliau) dеngаn satuan mm.

6.Bіlа diharapkan mencantumkan konstruksi tali (pintalan / braided, arah Z / S, jumlah strands dua, tiga dan 4, taraf pintalan H, M, serta S).



c.bagian Pelampung

Membuat Desain Gill Net Perlu adanya penggambaran Tentang Pelambung yang terpasang di rangkain Tali Ris Atas

1.menggambarkan bеbеrара tanda pelampung pada garis tebal bagian аtаѕ

2.menuliskan jumlah, bahan dan berukuran pelampung

3.ukuran pelampung berupa panjang (L) serta diameter (Æ) pada mm atau dеngаn daya apung tiap pelampung (gf) / total daya apung (kgf).


d.bagian Pemberat

1.menggambarkan bеbеrара pertanda pemberat dalam garis tebal bagian bаwаh bіlа diperlukan

2.menuliskan jumlah, bahan dan ukuran pemberat

3.ukuran pemberat berupa panjang (L) serta diameter (Æ) pada mm atau dеngаn daya berat tiap pemberat (g) / total daya pemberat (kg).

b. Tahapan mencari jumlah pelampung dan pemberat

1. Menentukan daya apung (buoyancy)

Ga (kgf) = berat bahan dі udara

Ga (kgf) = volume bahan (m³) x berat jenis bahan


F (kgf)   = daya apung

F (kgf)   = volume bahan (m³) x berat jenis air


Gw (kgf) = berat bahan pada air


Gw (kgf) = berat bahan dі udara – daya apung (kgf)

Gw (kgf) = Ga – F

Gw (kgf) = Ga (1 – Berat jenis air)  Berat jenis bahan

Atau       =  Ga ( 1 – Berat jenis air bahari ) Berat jenis bahan

Atau       = W ( 1 – 1 ) Sp


2. Mencari berat dі pada air ѕеmuа bahan gill net уаng tenggelam dalam air.

Rumus mencari berat bahan dalam air :

S    =   W  ( 1 -  1  ) Sp


 S     =  Berat pada dalam air ( sinking power )

W   =  Berat kemarau bahan ( berat di udara 

Sp   =  Berat jenis bahan ( specific gravity )

3. Menentukan ekstra buoyancy gill net lebih kurang 20 – 60 % dari berat dalam air.

Rumus :


EB  =  TB – S  x 100 %   
EB  =  Ekstra Buoyancy

TB  =  Total Buoyancy

S  =  Sinking Power

4. Menghitung jumlah pelampung

TB  = …… butir       =====>             TB  =  Total Buoyancy
                Da                                                        Da  =  Daya Apung pelampung
Contoh :

Satu lembar aring PA 210d / 12, 4”, 100 M x 100 MD mempunyai berat di   udara (kemarau) 6 kg memakai ekstra buoyancy 30 %. Hitung jumlah pelampung yang dibutuhkan.
Jawab :

e.         Berat jenis bahan

PA ( nylon )                            1.14                 Timah Hitam               11,35
PES ( tetoron )                        1,38                 Besi                            7,21
PE  ( Polythene )                     0,96                Tembaga                    7,82
PP  ( Danaflex )                      0,91                 Glass / kaca                 2,7
PVC  ( Envilon )                     1,35                  Bata                             dua,6
PVD  ( Saran )                        1,7                   Pasir                            1,8
PVA  ( Huralon )                      1,3                   Beton                          tiga,0
Cotton  ( Kapas )                    1,lima                   Aluminium                   2,5




PRODUKSI RAJUNGAN DI KABUPATEN REMBANG

Produksi Rajungan Di kabupaten rembang tahun . - Rajunganmerupakan keliru satu komoditas sumberdaya perikanan yg prospekif untuk diekspor, lantaran Rajungan di Indonesia sampai sekarang masih adalah komoditasperikanan yang mempunyai nilai hemat tinggi yg diekspor terutama ke negaraAmerika, yaitu mencapai 60 persen berdasarkan total hasil tangkapan Rajungan (Nugraha,2011). 


Rajungan (blue swimming crabs)adalah biota bahari yang bernilai gizi tinggi, merupakan komoditas ekspordengan nilai jual yg mahal dan semua bagiannya dapat dimanfaatkan,antara lain daging Rajungan banyak digunakan sebagai bahan standar Rajungankalengan, cangkang atau kulit Rajungan bisa diolah menjadi bahan standar kosmetikserta beberapa industry lainnya (Soegiri etal, 2014).

PRODUKSI RAJUNGAN DI KABUPATEN REMBANG

MenurutDirektur Jenderal Pengolahan serta Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KementerianKelautan dan Perikanan (KKP) Saut Hutagalung dalam Jurnas (2014), tahun 2013lalu tercatat ekspor Rajungan senilai USD367 juta, sebanyak USD190 jutadiantaranya merupakan nilai ekspor Rajungan ke Amerika Serikat.

Sementara, tuna kenegeri Paman Sam sebanyak USD115 juta.sedangkan, udang yang nilainya 65% daritotal ekspor perikanan memiliki nilai USD 900 juta.permintaan dalam Rajunganterbilang tinggi.amerika Serikat adalah pasar utama dengan volume sekitar10.900 ton.tuna, output olahannya nir sevariatif Rajungan.ini yg membuatpermintaan dalam kepiting besar ini bertambah terus.padahal, Rajungan belum bisadibudidayakan serta bahan bakunya masih didapat dari alam.


Berdasarkan data Statistik Perikanan Tangkap Indonesia(KKP, 2011) memperlihatkan bahwa produksi perikanan pada periode tahun 2001 - 2011, volumeproduksi perikanan tangkap semakin tinggi rata-rata sebanyak dua,93% per tahun, yaitutahun 2001 sebanyak 4.276.720 ton menjadi 5.714.271 ton dalam tahun 2011. Volumeproduksi perikanan tangkap di bahari dalam periode tadi semakin tinggi rata-ratasebesar 3,06% per tahun, yaitu berdasarkan tiga.966.480 ton pada tahun 2001 menjadi5.345.729 ton pada tahun 2011. 

Sementara itu dari catatan KementerianKelautan dan Perikanan menyebutkan potensi sumberdaya ikan bahari Indonesiadiperkirakan sebesar 6,62 juta ton per tahun, terdiri berdasarkan jenis ikan pelagisbesar 1,05 juta ton per tahun, pelagis mini tiga,24 juta ton per tahun, demersal1,79 juta ton per tahun, udang 0,08 juta ton per tahun, Cumi-cumi 0,03 juta tonper tahun dan ikan karang 0,08 juta ton per tahun. 


Data tersebut menunjukanbahwa potensi perikanan Indonesia cukup akbar sebagai galat satu negaraprodusen ikan konsumsi bahari global.berdasarkan data FAO (2007) Indonesiamenduduki peringkat ke-6 global dalam menghasilkan ikan. Sementara dalam jajaraneksportir, Indonesia menduduki peringkat ke-10 selesainya Thailand, Norwegia, Alaihi Salam,China, Denmark, Kanada, Taiwan, Cili dan Rusia.


PenyebaranRajungan pada Indonesia meliputi daerah yang sangat luas yakni wilayah perairanLaut Jawa, Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Selat Makasar, Samudra Hindia danLaut Arafur. Potensi sumberdaya perikanan tadi sesungguhnya dapatdimanfaatkan buat mempertinggi kesejahteraan rakyat, tetapi sampai saatini potensi tadi belum dioptimalkan (Efendy, 2001).

Potensiproduksi secara nasional buat bagian Utara serta Selatan Sumatera masing-masingadalah sebesar 14% serta 21%.sedangkan buat Utara Jawa serta selatan Sulawesimasing-masing merupakan sebanyak 14% and 21%. Wilayah perairan pesisir lainnyaseperti:Barat Sumatera, Barat serta TimurKalimantan, Selatan Jawa, NusaTenggara, Maluku serta Papua hanya memberikan kontribusisebesar 5% dari produksi Rajungan di Indonesia. 

Beberapa daerah dengan potensiRajungan tertinggi tersebut tercatat menjadi lokasi penangkapan Rajungan untuktujuan ekspor, seperti: Bangka Belitung, Lampung, Panimbang, Labuhan, Serang,Karawang, Cirebon, Juwana, Rembang, Madura, Barru, Maros, Makassar, dan Kendari(BBPPI, 2013)


Kegiatanpenangkapan Rajungan bisa dilakukan dengan aneka macam jenis indera penangkapanyang selama ini sudah berkembang, terutama berdasarkan gerombolan jaring (Jaring klitik,Trammel net, Gill netlainnya, aneka pukat: Cantrang, Dogol danTrawl). 

Cara ini disamping kurang ramahlingkungan (kurang selektif) jua kualitas hasil tangkapanya lelatif rendah(biasanya meninggal dan rusak). Dari aspek sumberdaya, cara ini kentara berdampak padapemborosan sumberdaya karena Rajungan merupakan hasil sampingan yg seringsia-sia dan yang tertangkap sebagai nir bernilai meski pada jumlah akbar.disamping itu metode penangkapan tersebut cenderung akan merusak tempat asal dankomunitas Rajungan pun menjadi cepat berkurang (Zarochman, 2005).


Martasuganda (2003), menyatakan bahwa bubu merupakan alattangkap yg bersifat pasif, dipasang di dasar perairan kurang lebih terumbu karang,menggunakan pengoperasian yang baik dan benar, penangkapan Rajungan atau ikan dengan bubuini tidak akan merusak karang. Dibandingkan dengan alat tangkap trawl, bubu mempunyai kelebihan, yaitu lebihselektif yaitu indera tangkap yg hanya dapat menangkap sarana penangkapannya. 

Menurut Martasuganda (2008), alasan primer pemakaianbubu pada wilayah penangkapan kemungkinan ditimbulkan sang beberapa pertimbanganseperti, adanya embargo mengoperasikan alat tangkap selain bubu, topografidaerah penangkapan yg tidak mendukung, kedalaman daerah penangkapanyang tidakmemungkinkan alat tangkap lain buat dioperasikan, biaya pembuatan alat tangkaptergolong murah, pembuatan dan pengoperasian alat tangkap tergolong gampang,output tangkapan dalam keadaan hayati, kualitas output tangkapan mengagumkan, hasiltangkapan umumnya bernilai hemat tinggi dan tersedianya stok ikan ataubiota air lainnya yang bisa ditangkap menggunakan bubu.


Menurut Ameriyani (2014),KabupatenRembang adalah daerah yg terletak di pantai Utara Propinsi Jawa Tengah,dengan luas wilayah lebih kurang 1.014 km² dan panjang garis pantai 63 km. Sebesar 35%berdasarkan luas wilayah Kabupaten Rembang adalah daerah pesisir yaitu seluas355,95 km².kabupaten Rembang memiliki 14 kecamatan, 6 antara lain berada ditepi bahari.posisi Kabupaten Rembang yg dekat menggunakan bahari seharusnya menguntungkankarena memiliki potensi sumber daya laut yang besar .namun kenyataannyakesejahteraan rakyat di Kabupaten Rembang masih kurang.ini berarti potensilaut perlu diarahkan pengembangnnya, sebagai akibatnya perekonomian Kabupaten Rembangbisa meningkat.dataproduksi Rajungan Kabupaten Rembang Tahun 2014 dapat dicermati pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Data Produksi Rajungan Kabupaten Rembang 2014
No
Bulan
Produksi (kg)


1
Januari
24,310.80


2
Februari
22,783.00


3
Maret
16,385.50


4
April
17,646.00


5
Mei
20,766.00


6
Juni
18,993.00


7
Juli
14,384.00


8
Agustus
12,653.00


9
September
10,666.00


10
Oktober
9,386.00


11
November
10,279.00


12
Desember
19,058.00


Total
197,310.30


Sumber : Dataproduksi KUB
Berdasarkan tabeldiatas maka bisa diketahui total produksiRajungan pada Kabupaten Rembangsebesar 197.310,30 Kg. Pada bulanJanuari merupakan animo zenit penangkapan Rajungan, produksirajungan sebanyak 24.310,80 Kg sedangkan ekspresi dominan paceklik terjadi pada bulanOktober menggunakan produksi Rajungan sebesar 9.386 Kg.produksi Rajungandipengaruhi sang musimpenangkapan serta cuaca, dimana pada bulan Oktober cuaca pada perairan KabupatenRembang, angin serta ombak relatif besar sehingga poly nelayan tidak melaut.

Produksiperikanan Kabupaten Rembang mengalami peningkatansebesar68,93 %dari tahun 2008 sampaitahun 2012. Produksi perikanan tangkap yang terdapat di Desa Kabongan Lor Kabupaten Rembang merupakanperikanan tangkap skala kecilsehingga pemanfaatan potensi sumberdaya laut masih rendah menggunakan adanya kabar bahwa sumber daya perikananyang relatif potensial di perairan Rembang bagi nelayan skalakecil, maka perlu dilakukan penelitian untukmeningkatkan hasil tangkapan Rajungan.menurut Kennely serta Craig (1989), 
beberapa faktor yg mensugesti hasil tangkapan dari indera tangkap bubu antaralain adalah bentuk perangkap, umpan, kompetisi antar bubu, soaking time juga posisi penempatan bubu pada perairan. Adanyabeberapa faktor yg mempengaruhi hasil tangkapan Rajungan tadi, makapenelitian tentang perubahankonstruksi bubu dan jenis umpan yg dipakai merupakansalah satu upaya untuk menaikkan hasil tangkapan Rajungan pada Desa KabonganLor Kabupaten Rembang.

UJI COBA BUBU RAJUNGAN

Uji Coba Bubu Rajungan - Tim BBPI Semarangmelakukan Uji Celah/Lubang Pelolosan terhadap rajungan dalam alat tangkap bubulipat rajungan bentuk kubah. 


Uji celah pelolosan ini bertujuan memperolehukuran standar celah pelolosan dalam bubu rajungan yg tujuannya untukmelepaskan rajungan-rajungan kecil yg tertangkap sang bubu lipat rajungandemi kelestarian SDI, 


selain itu jua guna mendukung PerMenKP No.01 Th.2015tentang penangkapan rajungan.


Menteri Kelautan dan Perikanan telah menetapkan PerMen tentangrajungan, tentunya memiliki alasan yang kuat, salah satunya yaitu : Rajungan merupakankomoditi ekspor Indonesia yang memiliki nilai jual serta gizi cukup tinggi.


Uji Coba Bubu Rajungan

Pengujian dilaksanakan diperairan Jepara menggunakan metodepengamatan tingkah laris rajungan di dalam bubu rajungan yang diberi celahpelolosan dengan aneka macam berukuran panjang dan lebarnya. 

Dilaksanakan pada Jeparasebab pada perairan Jepara visibiliti perairannya cukup tinggi, sehinggamemungkinkan buat pengamatan tingkah laris rajungan. 


Seharusnya aktivitas inilebih gampang bila memakai metode plumb tank atau aquarium, tetapi karenakesulitan tim dalam menerima lokasi penangkaran rajungan yang gampang dijangkau, sehingga menggunakan modifikasi indera sedemikian rupa kegiatan ini dapatdilaksanakan dan berjalan lancar.


Hasilyang dihasilkan menurut pengujian ini kedepannya sebagai bahan acuan danpertimbangan dalam penyusunan RSNI tentang Celah Pelolosan Bubu Rajungan


Dikutip berdasarkan banyak sekali sumber : bahwa masih ada beberapa jenisrajungan yang tersebar pada Indonesia, diantaranya: 


(a) Rajungan angin (Podophthalmus vigil), 


(b) Rajungan karang (Charybdis cruciata), 


(c) Rajungan/ kepiting bulanterang (Portunus pelagicus), 


(d) Rajungan hijau/ kepiting batu(Thalamita crenata dan Thalamita danae),


(e) Rajungan batik (Charybdisnatator), dan 


(g) Rajungan bintang (Portunus sanguinolentus)


Rata-homogen per 100 gram daging rajungan mengandung karbohidratsebesar 14,1 gram, kalsium 210 mg, fosfor 1,1 mg, zat besi 200 SI, serta vitaminA dan B1 sebanyak 0,05 mg/ 100 g. 


Keunggulan nilai gizi rajungan adalahkandungan proteinnya yang cukup akbar, yaitu sekitar 16-17 g/ 100 g dagingrajungan. 


Angka tadi mengambarkan bahwa rajungan bisa dimanfaatkan sebagaisumber protein yangcukup baik dan sangat potensial.Untuk nilai proksimat rajungandapat dicermati di bawah:


Nilai Proksimat Rajungan


Jenis Komoditi
Protein (%)
Lemak (%)
Air (%)
Abu (%)
Rajungan jantan
16,85
0,10
78,78
2,04
Rajungan betina
16,17
0,35
81,27
1,82

(BBPMHP, 1995)