LINGKUNGAN DI SEPUTAR ORGANISASI BISNIS ATAU PERUSAHAAN

Lingkungan Di Seputar Organisasi Bisnis Atau Perusahaan
Organisasi Bisnis menjadi Bagian berdasarkan Lingkungan, Organisasi menjadi kumpulan orang-orang tidak bisa dilepaskan dari lingkungan, lantaran dalam dasarnya organisasi juga adalah bagian menurut lingkungan serta masyarakat. Sebagai model, sebuah keluargau atau rumah merupakan bagian dari lingkungan Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), hingga lingkungan yang lebih akbar lagi. Sebuah perusahaan atau organisasi usaha yg beroperasi di sebuah lingkungan nir bisa menafikan bahwa selain kegiatan usaha yg dikelolanya, organisasi tersebut juga terlibat dengan lingkungan pada seputar organisasi. Oleh karena itu, sebuah organisasi perlu memahami lingkungan apa saja yang terkait secara langsung juga tidak langsung menggunakan aktivitas organisasi. Misalnya, waktu sebuah perusahaan beroperasi pada wilayah di mana masyarakatnya mengalami tingkat pengangguran yg tinggi, maka organisasi tadi perlu memikirkan kenyataan tadi dan kaitannya menggunakan pencapaian tujuan organisasi. Jika taraf pengangguran tinggi pada wilayah tersebut, maka sanggup dipastikan bahwa taraf pendapatan jua akan rendah. Akibatnya, penjualan barang atau jasa yang ditawarkan oleh organisasi akan mengalami hambatan. 

Pada praktiknya perusahaan barangkali perlu memikirkan buat merekrut energi kerja menggunakan memprioritaskan warga pada lebih kurang perusahaan tersebut beroperasi. Selain sebagai tanggung jawab sosial, pula menjadi upaya untuk mempertinggi daya beli warga . Contoh lainnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan sang sebuah perusahaan garmen produsen tekstil. Limbah adalah keliru satu masalah yang diakibatkan sang perusahaan semacam garmen. Jika pengolahan limbah diabaikan, pengaruh limbah menyebabkan bahaya dalam masyarakat. Masyarakat yang menyadari ini akan mengajukan keberatan dan mungkin gugatan terhadap perusahaan. Akibatnyn, kegiatan perusahaan terancam akan terganggu, dan lebih buruk lagi bila terancam ditutup• Dalam hat ini perusahaan perlu menyadari bahwa warga adalah sa­lah satu lingkungan yang mesti diperhatikan pada menjalankan aktivitas perusahaan,

Kenyataan pada atas menunjukkan bahwa organisasi nir bisa mengabaikan bahwo mereka merupakan bagian berdasarkan lingkungan, khususnya hllgkungan warga . Oleh karena itu aktivitas manajemen yang akan dilakukan semestinya mempertitnbangkan faktor-faktor lingkungan yg terkait dengan organisasi, baik yg bersifat langsunL juga nir langsung. Lingkungan apa saja yang terkait menggunakan organisasi? Secara garis besar lingktuzgan organisasi dapat dibagi dua, yaitu lingkungan internal lingkungan yg terkait dengan eksistensi sebuah organisasi, serta lingkungan eksternal atau lingkungan yang terkait menggunakan kegiatan operasional organisasi serta bagaimana kegiatan operasional ini bisa bertahan. Lingkungan eksternal ini bisa terbagi juga sebagai dua, yaitu lingkungan yang terkait pribadi menggunakan aktivitas operasional organisasi, atau seringkali kali dinamakan sebagai lingkungan mikro dari organisasi, menurut lingkungan yang nir terkait secara langstmg dengan kegiatan operasional organisasi atau lingkungan makro menurut organisasi. Untuk lingkungan makro juga dapat terbagi menjadi 2 lagi, yaitu lingkungan lokal dan internasinal. Secara sederhana bagian lingkungan organisasi ini ditunjukkan dalam Gambar berikut adalah.

Lingkungan Internal organisasi
Yang dimaksud menggunakan lingkungan internal organisasi merupakan berbagai hat atau banyak sekali pihak yang terkait eksklusif dengan kegiatan sehari-hari organisasi, serta memengaruhi eksklusif terhadap setiap program, kebijakan, sampai "denyut nadi". Nya organisasi. Yang termasuk ke pada lingkungan internal organisasi adalah para pemilik organisasi (owners), para pengelola organisasi (board of managers or directors), para staf, anggota atau para pekerja (employees), serta lingkungan fisik organisasi (physical work environment).

Pemilik Organisasi (Owners)
Para pemilik organisasi merupakan mereka yang secara historis juga aturan dinyatakan sebagai pemilik akibat adanya penyertaan kapital, wangsit, ataupun menurut ketentuan lainnya dinyatakan menjadi pemilik organisasi. Dalam organisasi perusahaan para pemilik organisasi contohnya merupakan para pemegang saham, anggota (koperasi), atau juga individu bila perusahaan tadi bersifat individu berdasarkan segi kepemilikan. Organisasi perlu tahu para pemilik organisasi lantaran setiap pemilik mempunyai tujuan yang hendak dicapainya melalui kepemilikannya atas organisasi. Tujuan yg hendak dicapai sang para pemilik ini merupakan keliru satu sumber pertimbangan dari para pengelola organisasi ketika mereka menjalankan aktivitas organisasi.

Apabila organisasi dijalankan sang pemiliknya sendiri, maka oleh pemilik perlu menyadari apa sebenarnya yg hendak dicapai oleh organisasi, bagaimana cara mencapainya, dan apakah yang diinginkan sang sang pemilik dapat diraih ataukah tidak, dan seterusnya. Akan namun, apabila organisasi dijalankan bukan oleh pemiliknya, maka mereka yg menjalankan organisasi perlu memahami apa yang diinginkan sang oleh pemilik. Dalam organisasi usaha contohnya, asa para pemilik sanggup diketahui pada ketika dilakukan kedap anggota tahunan (koperasi) atau kedap umum pemegang saham (Perseroan Terbatas). Di antara contoh hasrat para pemilik, misalnya para pemilik menginginkan laba yg wajib dicapai oleh organisasi dalam tahun tertentu merupakan 20 %. Dengan asa ini, maka para pengelola organisasi usaha perlu memikirkan bagaimana target keuntungan 20 persen tersebut dapat dicapai, dengan jalan bagaitnana, dan seterusnya.

Manajemen (Board of Managers or Directors) adalah orang-orang yg dari para pemilik organisasi perusahaan dinyatakan atau ditunjuk menjadi pengelola organisasi dalam aktivitasnya sehari-hari buat suatu periode tertentu. Orang-orang ini bekerja secara profesiona menurut tugasnya masing-masing, serta dalam periode eksklusif harus melaporkat setiap kegiatannya kepada para pemilik perusahaan. Dalam beberapa hat, tim ini mempunyai kebebasan dalam menentukan kebijakan organisasi, serta menggunakan cara apa organisasi tadi akan mencapai tujuannya. Akan namun pada hat lain, tim manajemen ini memiliki keterbatasan pada mengambil keputusan, apalagi apabila keputusan tadi tidak selaras dengan apa yang diinginkan olel para pemilik perusahaan. Sebagai contoh, tim manajemen kadangkala akan berhadap dengan adanya tuntutan kenaikan gaji menurut para anggota atau pekerja. Tetapi, d sisi lain mampu jadi para pemilik perusahaan menuntut justru agar dilakukan efisien atau penghematan porto atau penggunaan dana organisasi. Akibatnya, tidak jaran tim manajemen ini akan berurusan menggunakan konflik internal organisasi, apakah antar tim manajemen, antara tim manajemen dengan para pekerja, atau tim manajemen menggunakan para pemilik organisasi. Organisasi perlu tahu tim manajemen ini lantaran tim inilah yang akan menjadi penggerak arah menurut kegiatan organisasi pada mencapai tujuannya. Jika tim tidak bisa mengarahkan organisasi ke arah pencapaian tujuannya, maka dapat dikatakan tim tadi secara efektif nir bisa bekerja serta sulit buat dipertahankan.

Para Anggota atau Para Pekerja (Employees)
Para anggota atau para pekerja dalam sebuah organisasi adalah unsur sumbe daya manusia (SDM) yang sangat dominan pada sebuah organisasi, lantaran umumnya jumlahnya merupakan yang paling akbar pada sebuah organisasi. Para pekerja inilah yang sehari-hari bergelut dengan aktivitas operasional perusahaan serta menjalankan tugas-tugas keseharian, dari apa yg telah ditetapkan oleh tim manajemen perusahaan. Oleh karena tingginya peran para anggota atau pekerja pada sebuah organisasi, maka para pekerja juga adalah aset bagi organisasi. Dapat dikatakan sekalipun tujuan organisasi yang ingin dicapai sangat ideal, perencanaan yg disusun luga sangat baik, namun tanpa kiprah dan para anggota atau para pekerja ini, tujuan ideal organisasi sangat tidak mungkin buat bisa direalisasikan.

Organisasi perlu tahu para pekerja atau para anggota organisasi karena setiap anggota atau pekerja memiliki karakteristiknya masing-tnasing. Perbedaan karakteristik dari setiap anggota atau pekerja dapat ditimbulkan sang motif yang bhineka. Moto yg bhineka juga dapat disebabkan olch adanya dorongan kebutuhan, yg jenisnya juga bhineka. Sebagai konsekuensinya, para pengelola organisasi perlu memahami latar belakang menurut setiap anggota atau pekerjanya masing-masing buat lalu bisa ditugaskan serta diarahkan guna pencapaian tujuan.

Lingkungan Fisik Organisasi (Physical Work Environment)
Pemilik organisasi, pekerja, serta tim manajemen merupakan orang-orang atau asal daya manusia yg dimi.liki sang perusahaan. Sebagaimana sudah diterangkan, organisasi memiliki sumber-sumber daya yang nir hanya orang-orang, namun pula stunber daya uang (financial resources), asal daya alam (natural resources), juga sumber daya warta (informational resources). Keseluruhan ini lantaran sifatnya dapat dikategorikan sehagai lingkungan fisik menurut organisasi perusahaan. Bangunan, uang, alat-alat, barang perscdiaan, dan lain sebagainya adalah lingkungan pada mana setiap ketika orang-orang pada organisasi perusahaan berinteraksi serta memanfaatkannya buat dapat didayagunakan. Oleh karena sumber daya tadi wajib dipakai seefektif dan seefisien mungkin, maka perusahaan perlu jua tahu bagaimana sumber-siimber daya yg termasuk ke pada lingkungan kerja fisik berdasarkan organisasi ini bisa dikelola menggunakan baik.

Lingkungan Eksternal Organisasi
Sebagaimana diterangkan di muka, lingkungan eksternal atau lingkungan yg terkait menggunakan aktivitas operasional organisasi dan bagaimana kegiatan operasional ini dapat bertahan. Dalam kegiatan operasional, perusahaan berhadapan dan senantiasa berusaha buat mengikuti keadaan dengan lingkungan-lingkungan yg terkait eksklusif atau lingkungan mikro perusahaan serta lingkungan yg nir terkait langsung 

Lingkungan Makro Perusahaan
Lingkungan mikro perusahaan merupakan terdiri berdasarkan pelanggan (customer), pesaing (competitor), pemasok (supplier), dan partner strategis (strategic partner). Sedangkan lingkungan makro perusahaan terbagi 2, yaitu lingkungan lokal serta internasional. Lingkungan lokal dapat berupa para produsen peraturan (regulators), pemerintah (government), warga luas pada biasanya (society), forum-forum yg terkait menggunakan kegiatan perusahaan misalnya organisasi nonpemerintah (NGOs), seperti forum proteksi konsumen (YLKI), dan lain sebagainya. Adapun lingkungan internasional dapat berupa peraturan internasional (international law), pasar keuangan internasional (international financial markets), konvensi antarnegara pada suatu aktivitas eksklusif. Organisasi perlu tahu para pelanggan, karena setiap pelanggan memilik karakteristiknya tnasing-masing. Pelanggan individu akan sangat berbeda dengar pelanggan institusi contohnya. Pelanggan perempuan akan tidak sama dengan pelanggan pria dan seterusnya. Di sisi lain, organisasi juga perlu memahami bahwa pelanggan kela menengah barangkali perilakunya juga tidak sama dengan pelanggan kelas bawah 

Pesaing (Competitor)
Pesaing adalah organisasi usaha lain yg menjalankan usaha yang sama dengan organisasi yg kita jalankan. Karena bisnis yang dijalankan sama, maka pesaing merupakan tantangan (sekaligus ancaman) yg dihadapi organisasi dalam meraih pelanggan. Jika pelanggan lebih tertarik buat memperoleh apa yg sebagai kebutuharnya berdasarkan pesaing, maka secara otomatis pelanggan nir akan mendapatkannya berdasarkan organisasi kita. Bila pelanggan tidak lagi tertarik buat mernenuhi kebutuhannya melalui organisasi usaha kita, maka hal tersebut sebagai ancaman bagi organisasi bias yg kita jalankan. Dan, jika kenyataan tadi berlangsung secara monoton dan berkelanjutan pada jangka saat yg cukup usang, maka organisasi bisnis kita akan terancam bubar lantaran tak mampu lagi bertahan dan menjalankan fungsi bisnisnya. Dengan fenomena misalnya ini, maka organisasi bisnis juga perlu tahu pesaing, nya. Apa yang ditawarkan oleh pesaing terhadap pelanggan, pada taraf harga berapa kelebihan apa yg dimiliki pelanggan dibandingkan dengan kita, sebagai sesuatu yg wajib pula dipahami olch. Organisasi usaha. Positifnya, kehadiran pesaing aka ulendorong organisasi bisnis buat lebih memperbaiki kualitasnya menurut saat ke waktu sebagai akibatnya bisa diterima serta menarik minat para pelanggan.

Pemasok (Supplier)
Pemasok adalah pihak yg terkait langsung pada aktivitas usaha menurut sebuah organisasi, khususnya organisasi usaha yg melakukan aktivitas produksi barang jadi berdasarkan bcrbagai jenis bahan standar. Sebuah perusahaan sepatu sangat tergantung sekali dengan para pemasok bahan standar sepatu, dari mulai pernasok kulit, pemasok lem, pemasok benang, serta sebagainya. Ketergantungan ini tidak saja dipandang dari sisi bahan bakunya, namun juga menurut harga yang ditawarkannya. Apabila harga bahan standar yg ditawarkan mahal, maka hal tadi akan berdampak dalam jumlah biaya produksi yg menjadi lebih tinggi. Akibatnya, harga yang akan ditawarkan pada para pelanggan cencierung akan lebih tinggi atau mahal pula. Kenyataan ini dalam biasanya justru akan merugikan perusahaan bila wajib bersaing dengan para pesaing. Harga yg mahal buat barang yg bersifat umtun serta menyangkut hajat orang poly cenderung dihindari oleh para pelanggan.

Partner Strategis (Strategic Partner)
Partner strategis merupakan perusahaan lain yg menjalankan bisnis tidak selaras menggunakan perusahaan kita, namun secara bersama-sama mampu sebagai mitra kita pada menjalankan bisnis yang saling mengtuzttulgkan ke 2 belah pihak. Dalam kata hayati dikenal simbiosis mutualisme yang lebih kurang ialah kerja sarna yang saling menguntungkan. Misalnya, untuk bisnis jualan baso memahami, maka di antara partner strategis kita merupakan penjual teh botol. Di satu sisi kita perlu tmtuk menjual baso kita, pada sisi lain penjual teh botol perlu menjual minumannya. Kedua jenis usaha ini dapat menjadi partner strategis yang dapat saling menguntungkan ke 2 jenis usaha yang dijalankan. Contoh lainnya, antara perusahaan tnakanan siap saji McDonald menggunakan perusahaan mainan Disney. McDonald perlu tuituk menjual makanannya. Perusahaan Disney perlu buat memperkenalkan dan menjual produknya. McDonald bisa menjual makanannya menggunakan menaruh daya tarik hadiah berupa mainan anak-anak berdasarkan Disney. Maka menggunakan cara ini, Disney merupakan partner strategis berdasarkan McDonald.

Regulator .
Regulator merupakan pihak-pihak yg berkepentingan pada membangun keadaan berdasarkan kegiatan usaha yang fair dan aman bagi semua pihak yang ingin menjalankan bisnis. Agar keadaan tadi dapat terwujud, maka perlu dibentuk aturan-aturan main dapat disepakati sang semua pihak pada rakyat serta secara konsisten dijalankan pula sang semua pihak di masyarakat tersebut. Regulator dapat asal menurut pemerintah, maupun berupa institusi atau lembaga yang disepakati buat dibentuk buat tujuan $ebagaimana yg dijelaskan di atas. Untuk perdagangan minyak pada global, kita kenal misalnya terdapat organisasi OPEC yg dibuat sang negara-negara anggotanya buat menyepakati serta menjalankan anggaran main yang perlu dijalankan pada perdagangan minyak pada dunia. Contoh lain berdasarkan regulator yang paling kentara adalah pemerintah. Pemerintah bertugas menetapkan undang-undang dan peraturan yang terkait dengan kegiatan yang ada pada rakyat, tidak terkecuali aktivitas usaha. Aturan mengenai tata cara pendirian perusahaan, anggaran tentang kegiatan bisnis di lokasi tertentu, anggaran mengenai tarif, pajak, serta retribusi yang dibebankan kepada pelaku usaha, serta lain sebagainya merupakan keliru satu model regulasi yg dihasilkan oleh pemerintah. Regulator perlu dipahami sang setiap organisasi bisnis karena secara pribadi mau­pun tidak pribadi anggaran yang ditetapkan oleh regulator akan memengaruhi kegiatar bisnis yang dijalankan. Pengaruh dari anggaran yg dijalankan tentu akan memengaruhi perencanaan bisnis berdasarkan perusahaan. 

Pemerintah (Government)
Pemerintah merupakan pihak yang atas legitimasi politik tertentu pada suatu negara diangkat serta bertugas buat mewujudkan rakyat ke arah yang lebih baik dalan pembangunan di segala bidang. Berdasarkan pengertian ini, maka pernerintah dituntu buat melakukan aktivitas-aktivitas agresif, mulai berdasarkan pemberian kebijakan, penetap an anggaran pemerintah, hingga upaya-upaya antisipasi serta penyelesaian atas berbaga perkara yang ada di rakyat menuju warga yg lebih baik di segala bidan€ baik material maupun spiritual.

Sebuah perusahaan perlu tahu pernerintah lantaran perusahaan perlu memahami arah dari setiap kebijakan yg diambil pemerintah, dampaknya terhada aktivitas bisnis, dan peluang apa yg dapat diambil dari tindakan yg diambil oleh Pemerintah dalam aneka macam hal. Misalnya saja, dengan adanya kebijakan pemerintah buat mempertinggi tarif listrik serta bahan bakar tninyak, maka perusahaan akan merasakan efek menurut kebijakan tadi. 

Berbagai Bentuk Kegiatan Bisnis Internasional
Agar faktor internasional menurut organisasi usaha dapat diarahkan rnenjadi peluatt; bagi organisasi usaha, maka perusahaan perlu memikirkan bagaimana supaya kegiata bisnisnya tidak hanya berhasil di lingkungan lokal negaranya saja, tetapi pula diperluas ke negara-negara lain. Ada beberapa bentuk kegiatan bisnis internasional yg dapat dipilih sang organisasi usaha, di antaranya merupakan ekspor-impor (export-import), lisens' (licencing), partner strategis (international strategic alliance or joint venture), atau investas' langsung (direct investment).

Kegiatan Ekspor-Impor (Export-Import) ,
Ekspor adalah kegiatan dalam membuat barang dan jasa di sebuah negar. Oleh perusahaan dan menjualnya ke negara lain atau dipasarkan ke negara lain. Impor adalah aktivitas dalam mendatangkan barang serta jasa dari negara lain atau negara luar ke sebuah negara pada mana perusahaan tersebut berada. Banyaknya kendaraan beroda empat bermerek misalnya Toyota, Mazda, BMW, atau Mercedes, menerangkan adanya kegiatan impor, yang dilakukan di negara kita buat saat yang telah cukup lama . Sebaliknya, adany. Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi, Malaysia, Singapura, atau negara lainnya, dan adanya barang-barang kerajinan rotan kita di negara-negara Eropa, adalah contoh-contoh bentuk kegiatan ekspor yg dilakukan oleh perusahaan­ perusahaan di negara kita.

Lisensi (Licencing)
Lisensi dalam dasarnya merupakan sebuah kesepakatan atau perjanjian di mana sebuah perusahaan memperbolehkan perusahaan lain untuk menggunakan merek, teknologi, hak paten, atau aset lainnya. Sebagai kompensasinya, perusahaan yg memakai hak perusahaan lain umumnya diharuskan membayar hak lisensinya berupa sejumlah uang eksklusif sebagaimana konvensi yang dibentuk.

Partner Strategis (International Strategic Alliance)
Partner strategis sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya adalah galat satu bentuk kolaborasi antara perusahaan secara internasional buat bisa melakukan kegiatan usaha yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Salah satu bentuk khusus berdasarkan partner strategis merupakan Joint Venture. Joint Venture dalah bentuk kerja sama usaha pada mana perusahaan yang berpartner melakukan pem­bagian kepen'ilikan (sharing ownership) dalam menjalankan sebuah bisnis (yang umum­nya baru) Perusahaan-perusahaan kuliner siap saji dari luar negeri (McDonald, KFC A&VU, serta lain sebagainya) umumnya melakukan bentuk kerja sama bisnis ini, yaitu antara perusahaan aslinya di luar negeri menggunakan perusahaan lokal yang ditunjuk buat n'enjalankan usaha ini di negara lain.

Investasi Langsung (Direct Investment)
Investasi pribadi merupakan keliru satu bentuk aktivitas usaha internasional pada mana sebuah perusahaan membeli sebagian atau keseluruhan aset atau melakukan investasi di sebuah perusahaan pada suatu negara eksklusif. Pembelian sebagian saham PT INDOSAT sang perusahaan telekomunikasi Singapura, pendirian perusahaan Freeport di Papua, Exxon pada Nangroe Aceh Darussalam (NAD), atau juga pembelian saham PT Bank Niaga serta PT Bank Danamon sang pihak Singapura serta Malaysia, adalah keliru satu bentuk investasi eksklusif yg bisa dilakukan sang sebuah perusahaan terhadap perusahaan lain di negara yg berbeda.

Faktor-faktor Terkait pada Bisnis internasional
Perusahaan yang menjalankan bisnis secara internasional perlu memerhatikan beberapa hal yang terkait menggunakan aktivitas bisnis internasional, terutama yg terkait dengan aktivitas transaksi bisnis secara internasional. Ada tiga faktor terkait yang perlu diperhatikan, yaitu kontrol dalam perdagangan internasional, eksistensi komunitas serta institusi ekonomi secara internasional, dan disparitas budaya antarnegara.

Kontrol dalam Perdagangan Internasional
Kadangkala.lingkungan internasional dalam bisnis belum tentu menjamin sebuah perusahaan yang beroperasi secara internasional akan sukses. Hal ini terkait menggunakan kepentingan dari suatu negara pada menjamin, selain transaksi usaha mampu dijalankan, luga kepentingan pebisnis lokal pada setiap negara juga terjaga. Amerika Serikat misalnya, sebelum terjadinya kenyataan Oil Boom (kenaikan harga minyak) dalam tahun 1973, tetapkan.pembatasan atas setiap barang impor (quota) yangg masuk ke Amerika, khususnya impor tunggangan bermotor dan elektro menurut Korea dan Jepang. Hat ini dilakukan agar perusahaan lokal, seperti General Motors, Ford, dan lain sebagainya, dapat tetap bertahan dalam usaha. Akan namun, selesainya terjadinya kenyataan Oil Boom tersebut, maka pemerintah Amerika mengganti kebijakannya dan membuka kebijakan quota tadi, sebagai akibatnya sejak tahun tersebut tunggangan-kendaraan bermotor menurut Korea dan Jepang hingga kini membanjiri negara Amerika. 

Ada 2 jenis kontrol perdagangan internasional yg umumnya dilakukan ole sebuah negara, yaitu quota dan tariff. Quota adalah pembatasan jumlah barang yg diperjualbelikan secara internasional, apakah ekspor juga impor. Adapun tari merupakan pembebanan pajak kepada setiap barang yg diekspor juga diimpor Komunitas Ekonomi Internasional (Economic Communities)

Komunitas ekonomi adalah kelompok yang terdiri menurut aneka macam negara yang bersepakat buat mengurangi hambatan-kendala pada perdagangan internasional (trade barrier) di antara negara-negara anggota dalaln gerombolan tadi. Di antara model berdasarkan komunitas ekonomi tadi merupakan Kesatuan Eropa (European Union), North

American Free Trade Agreement (NAFTA), Asia-Pasific Free Trade Agreement (AFTA), dan lain sebagainya. Adanya komunitas ekonomi ini akan menaruh kekuatan ekonomi yg sangat signifikan bagi negara-negara anggota berdasarkan setiap komunitas tersebut, yaitu menggunakan adanya kemudahan yg lebih baik daripada sebelumnya, dan komunitas ini jua men­jadi kekuatan pada menghadapi kekuatan ekonomi lain pada luar grup tersebut. 

Perbedaan Budaya Antarnegara (Cultural Differences Accross Nations)
Budaya dalam organisasi pada dasarnya merupakan nilai-nilai serta norma yg dianut oleh organisasi serta membantu para anggotanya buat memahami bagaimana sebenarnya sebuah organisasi bisnis berjalan, serta apa yang penting dan tidak penting bagi organisasi usaha dikaitkan menggunakan lingkungan di sekitarnya. Jika sebuah organisasi beroperasi pada sebuah lingkungan di mana nilai-nilai yang dianutnya sesuai dengan apa yg dijalankan sang organisasi bisnis, maka organisasi bisnis nir mengalami kesulitan berarti pada menjalankan kegiatan bisnisnya, terkait menggunakan budaya setempat. Akan tetapi, bila nilai serta norma yang dianut sang suatu lingkungan berbeda menggunakan apa yang diyakini dan dijalankan oleh perusahaan, maka nir sporadis dilema budaya ini dapat merusak aktivitas bisnis berdasarkan sebuah organisasi.

Perusahaan perlu tahu adanya perbedaan budaya di setiap lingkungan yg tidak selaras, terutama lingkungan internasional, supaya bisa lebih jauh melnahami apa yg sebenarnya dianut oleh rakyat setempat pada mana perusahaan berinteraksi, serta bagaimana cara beradaptasi dengannya. Sebagai contoh, budaya Indonesia dengan budaya Malaysia barangkali nir terlalu jauh tidak sama. Orang Indonesia memiliki kecenderungan buat tidak langsung to the point dalam mengemukakan sesuatu. Hal ini jua dalam umumnya dianut sang orang-orang Melayu pada Malaysia. Dalam masalah General Motors Amerika tidak mengerti mengapa produknya, Chevrolet Nuvo, nir begitu sukses terjual pada Amerika Latin. Usut punya usut, ternyata Nuvo pada bahasa Amerika Latin berarti "nir dapat berjalan". Warna hijau di negara-negara Muslim poly digunakan, tetapi pada sebagian negara lain dapat berarti kematian, dan poly lagi contoh yang terkait dengan disparitas budaya ini.

BUDAYA ORGANISASI DAN KEGIATAN BISNIS
Pentingnya Budaya Bagi Organisasi Bisnis, budaya organisasi pada dasarnya lnerupakan nilai-nilai dan norma yang dianut serta dijalankan sang sebuah organisasi terkait denga lingkungan pada mana organisasi tadi menjalankan kegiatannya. Budaya organisa penting sekali buat dipahami lantaran poly pengalaman memberitahuakn bahwa te nyata budaya organisasi ini tidak saja berbicara mengenai bagaimana sebuali organisa bisnis menjalankan kegiatannya sehari-hari, tetapi juga sangat memengaruhi bagaimal Kinerja yang dicapai oleh sebuah organisasi usaha. Sebagai model, perusahaan Levis Strauss menganggap bahwa salah satu kunci kesuksesan bisnisnya adalah disebabk" oleh budaya organisasi yang sudah dibangun di sebuah bangunan selama kurang leb 68 tahun. Disebabkan perkelnbangan usaha yang pesat, para eksekutif pada Levis Strauss berpikir untuk memindahkan perusahaannya ke bangunan yg lebih luas dan besar . Apa yg kemudian terjadi? Setelah mereka pirxlah ke bangunan 12 lantai, para eksekutif justru menemukan bahwa para anggota perusahaan tidak menikmati kepindahan kegiatan pada bangunan yg baru, dan Kinerja perusahaan justru menurun. Akhirnya eksekutif pada Levi-Strauss memindahkan kembali kegiatannya ke gedung yg usang Para anggota perusahaan menganggap bahwa gedung yang usang lebih membuat mereka merasa nyaman dalam bekerja, lantaran kesannya yang informal, dan bisa melakukan interaksi secara lebih gampang. Ternyata budaya informal yg dibangun pada perusahaan Levi-Strauss memegang kunci kesuksesan bisnisnya.

Budaya organisasi dalam dasarnya adalah "apa yg dirasakan, diyakini, darl dijalani" sang sebuah organisasi. Bank Amerika misalnya, memiliki budaya organisasi buat bekerja secara formal, ketat, bahkan cenderung kaku pada menjalankan per­anggaran. Para pegawai di perusahaan ini wajib menggunakan sandang yg sangat formal seperti kemeja, dasi, dan jas. Berbeda dengan Perusahaan Texas Instruments yg tnenerapkan budaya organisasi pada mana penggunaan "dasi" merupakan sesuatu yg dihindari pada bekerja, dan mereka cenderung buat berbusana secara informal dan casual, misalnya t-shirt, kaos, serta sebagian pekerjanya tnenggunakan jaket.

Budaya organisasi akan sangat tidak sama dari satu perusahaan menggunakan perusahaan lain. Tetapi, dalam pada dasarnya apa yg dianut oleh sebuah perusahaan akan menentukan bagaimana kesuksesan dapat mereka raih. Namun demikian, budaya organisasi tidak sinkron tidak saja antarperusahaan, namun juga antarbagian di sebuah perusahaan. Bagian pemasaran serta SDM barangkali mempunyai budaya organisasi yg lebih fleksibel dibandingkan dengan bagian keuangan dan produksi. Oleh lantaran kecenderungan ini terdapat pada setiap organisasi, maka budaya organisasi adalah faktor yang akan menentu­kan bagaimana tujuan bisa dicapai secara efektif serta efisien. 

Faktor Penentu Terbentuknya Budaya Organisasi
Kita barangkali akan bertanya-tanya menurut mana sesungguhnya budaya organisasi itu ada. Berdasarkan catatan teoritis serta empiris, budaya organisasi merupakan nilai­nilai dan keyakinan yang dipegang oleh sebuah organisasi berdasarkan sejak organisasi tadi terbentuk, tumbuh, serta berkembang. Apa yang dirasakan, dialami sang setiap perusahaan dari mulai mereka membentuk bisnisnya hingga kesuksesannya bahkan juga tidak terkecuali kegagalan yang pernah dialaminya, membangun sebuah budaya pada organisasi. Sebuah perusahaan akan menemukan bahwa menurut sekian tahun bepergian bisnisnya, banyak hal yang kemudian dapat dijadikan nilai-nilai dan norma yang bisa dipegang teguh oleh organisasi untuk meraih sukses pada jangka panjang.

Berdasarkan pemahaman pada atas, faktor yg menentukan terbentuknya budaya organisasi adalah pengalaman yang dijalani oleh organisasi itu sendiri. Pengalaman sanggup berupa kesuksesan maupun kegagalan. Kesuksesan mampu disebabkan lantaran adanya konsep bisnis yang tepat, pendekatan manajemen yg terbaik, serta lain-lain. Sebaliknya, kegagalan bisa ditimbulkan sang ketidaktepatan konsep usaha yg dijalankan, Pendekatan manajemen yg jelek, atau bahkan mungkin faktor lingkungan eksterr P nir sangguP diantisipasi oleh perusahaan. Fase-fase kesuksesan serta kegagalan yang berdasarkan dasarnya menentukan bagaimana budaya organisasi terbentuk dan diyaki kenp,adian sang organisasi tadi sebagai sebuah konsep kebiasaan serta nilai yg than dan menlengaruhi holistik cara kerja perusahaan.

Manajemen Bagi Budaya Organisasi
Bagaimana budaya organisasi bisa dikelola? Bagaimana manajemen semcstin bertindak menurut budaya organisasi yg dianut dan dijalani, yg pada dasarn budaYa organisasi ini jelas dari kepentingannya, tetapi tak gampang buat diidentifik; lantaran cenderung tidak berwujud? Pada dasarnya para manajer perlu tahu organisasi apa yg dianut waktu ini, diyakini oleh Lingkungan saat ini, serta kenuidi perlu mempunyai keyakinan buat mempertahankan serta atau mengganti budaya terseh sinkron menggunakan tujuan organisasi yg ingin dicapai dalam jangka panjang.

Tidak setiap budaya organisasi harus dipertahankan. Adakalanya budaya organisi justru harus diubah. Namun, seseorang manajer perlu tahu benar budaya organisi mana yg wajib dipertahankan serta mana yg wajib diubah. Perkembangan teknologi serta ilmu pengetahuan yg begitu pesat, contohnya, mendorong setiap orang atau setiap perusahaan buat melakukan perubahan secara cepat. Dalam konteks ini barangk setiap perusahaan perlu melakukan penyesuaian dan perubahan yg terkait menggunakan budaya organisasi. Apabila sebuah organisasi terbiasa bekerja lambat, nir tepat waktu maka bisa diperkirakan organisasi tadi nir bisa menyesuaikan diri dengan Iingktung yang berubah sangat cepat. Namuri demikian, adanya pertukaran budaya menjadi akil adanya transaksi bisnis internasional tidak secara otomatis membarui cara orang-orang berinteraksi menggunakan orang lain. Budaya ramah-tamah orang Indonesia tidak dan merta harus diubah karena orang Indonesia wajib bertransaksi dengan orang-orang yang nir menduga krusial keramahtamahan misalnya.

Berdasarkan uraian di atas, para manajer harus memahami persis budaya organisasi misalnya apa yg semestinya dibangun serta dipertahankan. Oleh karenanya, kemampuan para manajer buat tahu skenario budaya serta lingkungan pada mana perusahaan akan berinteraksi sangatlah diharapkan. Hal ini sebagaimana dijelaskan pada muka, populer menggunakan kemampuan adaptasi berdasarkan perusahaan itu sendiri. Kadangkala para manager perlu memasukkan "orang luar" supaya budaya organisasi berubah. Misalnya saja, sebuah Perusahaan yang mempekerjakan orang asing di perusahaannya walaupun secara umum dikuasai pekerjanya merupakan orang lokal. Kebijakan ini keliru satunya dilakukan dengan harap bahwa orang asing tersebut bisa memengaruhi bagaimana orang-orang pada perusahaan bekerja.

Comments