GEOGRAFI ZONAZONA GEOGRAFI HEWAN TUMBUHAN

Geografi: Zona-Zona Geografi Hewan Tumbuhan
Tempat yg tidak sinkron dihuni jenis-jenis fauna dan tanaman yang berbeda-beda jua. Hal ini nampak kentara/nyata waktu global dijelajahi. Pada tahun 1628, pada karyanya yg berjudul The Anatomy of Melancholy, Robert Burton menulis:

Mengapa Afrika masih ada banyak hewan buas beracun, sedangkan Irlandia nir? Atena terdapat burung hantu, Kreta tidak? Mengapa Daulis dan Thebes tidak terdapat burung layang-layang (misalnya yang dikatakan Pausanias kepada kita) misalnya yg terdapat pada Yunani, Ithaca [tidak terdapat] terwelu, Pontus [tidak terdapat] keledai, Scythia [tidak terdapat] anggur? Darimana datangnya aneka macam kompleksitas, warna, flora, burung, hewan buas, logam, yg spesial pada hampir tiap-tiap tempat?
(Burton 1896 edn: Vol. II, 50-1)

Perbedaan zona persebaran spesies menjadi nampak kentara ketika para penjelajah ‘menemukan negeri baru’. Pada pertengahan abad delapan belas, George Leclerc, Compte de Buffon (1707-1788) menilik apa yg kemudian dikenal sebagai mamalia tropis menurut Dunia Lama (Afrika) dan Dunia Baru (Amerika Selatan dan Tengah). Dia menemukan bahwa mereka tidak cuma memiliki spesies tunggal pada bentuk umum. Perbandingan lanjutan dalam tanaman , serangga dan reptil Afrika serta Amerika Selatan membuktikan menggunakan kentara pola yg sama.

Hingga abad kesembilanbelas, sudah mulai secara nyata disadari bahwa bagian atas bumi bisa dibagi ke dalam zona-zona geografi fauna flora, tiap zona mempunyai sekelompok binatang yg tidak sinkron dan sekelompok tanaman yang tidak sama. Augustin Pyramus de Candolle menghitung flora-tanaman serta memperkenalkan wilayah endemik (areas of endemism), yaitu zona-zona nabati, yang memiliki jumlah tanaman tertentu khas pada wilayah tadi. Dia mendaftar 20 zona botani atau wilayah endemik pada tahun 1820, serta hingga tahun 1838 telah menambahkan angka lain, hingga menghasilkan jumlah 40. Pada tahun 1826, James Cowles Prichard, seorang pakar hewan, membedakan tujuh zona binatang: zona artik, zona iklim sedang, zona equator, Pulau India, Zona Papua, Zona Australia, dan wilayah paling jauh Amerika serta Afrika. William Swainson memodifikasi skema tadi pada tahun 1835, dengan merogoh pertimbangan pada ‘lima keanekaragaman insan yang sudah dikenal’, buat menyajikan lima zona: Zona Eropa (Kaukasian), Zona Asiatik (atau Mongolian), Zona Amerika, Zona Etiopian (atau Afrika), serta Zona Australian (atau Melayu).

Karya berpengaruh menurut seseorang pakar burung (Ornitologi), Philip Lutley Sclater, serta pakar geografi hewan tanaman serta peneliti alam terkenal dari Inggris, Alfred Russel Wallace, melampui gagasan Prichard dan Swainson dalam persebaran-persebaran hewan. [dengan] memakai persebaran hewan, Sclater (1858) memperkenalkan 2 pembagian dasar (atau “kreasi”, misalnya istilah yang dipakainya)---Dunia Lama (Creatio Paleogeana) serta Dunia Baru (Creatio Neogeana)---dan enam zona. Dunia Lama dia bagi ke pada Eropa dan Asia sebelah utara, Afrika sebelah selatan Gurun Sahara, India dan Asia Tenggara, serta Australia dan Papua Newginie. Dunia baru beliau bagi ke dalam Amerika Utara serta Amerika selatan. Skema Sclater mendorong kehebohan publikasi sang ahli hewan berbahasa Inggris, termasuk Thomas Henry Huxley serta Joel Asaph Allen, yg masing-masing menurut mereka menyampaikan penjabaran geografis dari apa yang mendukung [skema mereka]. Dalam karyanya, The Geographical Distribution of Animals (1876), Alfred Russel Wallace mengulas sistem yg sedang bersaing, [kemudian] berpendapat secara meyakinkan dukungannya dalam enam zona yang diadopsi Sclater, atau kerajaan misalnya yang dijulukan Wallace kepadanya. Sistem Sclater serta amandemen tambahan menurut Wallace padanya menaruh sebuah kata yg masih bertahan sampai kini ini (Gambar 4.1). Gagasan lanjutan adalah variasi tambahan pada tema Sclater-Wallace. Sclater serta Wallace mengidentifikasi enam zona---Neartik, Neotropik, Palaeartik, Ethopian, Oriental, dan Australian. Secara bersama-sama, Zona Neartik serta Palaeartik membangun Neogaea (Dunia Baru), sementara zona lainnya membangun Palaeogaea (Dunia Lama). Sumbangan Wallacae artinya mengidentifikas sub-zona, terdiri menurut empat sub per zona, yg sebagian akbar berkaitan menggunakan zona botani dari de Candolle (Tabel 4.1). Bahkan, klasifikasi zona fauna tanaman abad sembilan belas pada intinya adalah bisnis buat mengelompokan daerah endemik ke pada pembagian terstruktur mengenai hirarkis berdasarkan daya keterkaitannya. Seharusnya perlu pula dicatat bahwa C. Barry Cox (2001), pada penyelidikannya pada zona-zona geografi fauna tumbuhan, menganggap [penggunaan] istilah Neotropis, Neartik, dan Palaeartik menjadi tidak praktis dan tidak berguna, lebih memilih menggunakan kata Amerika Selatan, Amerika Utara serta Eurasia menjadi pilihan lain yg lebih sederhana.

Tanpa diduga dan patut diperhatikan bahwa persebaran spesies dengan kemampuan yg baik, termasuk tumbuhan, serangga serta burung, cenderung masuk ke dalam batas-batas zona zoogeografis secara tradisional. [dalam] dunia burung Amerika Utara serta Eropa terdapat beberapa keluarga dan bermacam genera dimana ke 2 daerah tersebut nir saling terkait [satu sama lain], bahkan meskipun penyebaran menyeberang Atlantik utara sampai Samudera Pasifik sang ‘pendatang tidak diundang’ seringkali terjadi setiap tahun. Begitu juga taxa burung migrant jarak jauh pun cenderung menetap pada belahan [bumi] timur atau di belahan [bumi] barat, yang mana mereka bermigrasi antara garis lintang tinggi dan rendah, serta menunjukan kesamaan lemah dalam penyebaran timur-barat antar benua. 

Zona Mamalia
Dari enam zona hewan yg digambarkan sang Sclater dan Wallace, Zona Palaeartik atau Eurasian adalah yg paling luas. Hal itu termasuk Eropa, Afrika bagian utara, Timur dekat, dan sebagian akbar Asia (tapi tidak termasuk sub benua India atau Asia Tenggara). Fauna mamalianya relatif kaya dengan sekitar 40 famili. Hanya dua menurut keluarga tersebut adalah endemik zona Palaeartik---tikus pondok buta (Spalacidae) serta tikus gurun (Seleviniidae), diwakili sang satu spesies, dzhalman, yg adalah seekor pemakan serangga kecil.

Zona Neartik atau Zona Amerika Utara meliputi hampir semua Dunia Baru sebelah utara berdasarkan Meksiko tropis. Faunanya bermacam-macam serta termasuk famili menggunakan sebagian akbar zona tropis, misalnya kelelawar bersayap kantong atau kelelawar berekor-sarung (Emballonuridae), kelelawar vampir (Desmodontidae), dan babi sigung atau babi liar (Tayassuidae), serta sebagian akbar keluarga zona subartik, semisal tikus loncat (Zopodidae), beaver (Castoridae), serta beruang (Ursidae). Hanya dua famili neartik yg termasuk endemik pada wilayah tersebut (Tabel 4.2). Aplodontidae, yang terdiri menurut satu spesies, beaver gunung atau swellel (Aplondontia rufa), dan Antilocapridae, yang pula terdiri satu spesies, Rusa bertanduk garpu (Antilocapra americana). Dua famili lainnya lebih banyak didominasi adalah endemik: fauna pengerat berkantung (Geomydae) hayati di Amerika Utara, Amerika tengah, serta Kolombia bagian utara; serta tikus kanguru serta tikus berkantung (Heteromydae) hayati di Amerika Utara, Meksiko, Amerika tengah, dan Amerika Selatan bagian barat bahari.

Zona Neotropis atau Zona Amerika Selatan meliputi semua Dunia Baru sebelah selatan Meksiko tropis. Dirinya mempunyai sekitar 27 keluarga endemik mamalia, termasuk 12 famili hewan pengerat caviomorph dan 7 keluarga kelelawar.

Zona Ethopian mencakup Madagaskar, Afrika bagian selatan menurut garis/batas yg relatif tidak dapat ditentukan [secara jelas] yang membentang sepanjang Gurun Sahara, serta secarik/bagian wilayah selatan Semenanjung Arab. Zona tersebut memiliki lebih kurang 15 famili endemik, hampir sama banyaknya misalnya zona Neotropis, termasuk dua keluarga celurut (tikus mondok emas dan celurut berang-berang) dan lima keluarga binatang pengerat. Dua keluarga lainnya celurut gajah (Macroscelididae) serta gundi (Ctenodactylidae) hidup hanya di Afrika, akan tetapi menyebar sampai sebelah utara benua, yang adalah bagian berdasarkan zona Palaeartik.

Zona Oriental meliputi India, Indo-China, China bagian selatan, Malaysia, Kepulauan Filipina dan Indonesia hingga batas timur jauh garis Wallace. Zona Oriental hanya mempunyai 5 famili endemik (Tabel 4.dua): Dormis duri (Platacanthomyidae), tupai/celurut pohon (Tupaiidae), Tarsius (Trasiidae), Kubung atau lemur terbang (Cynocephalidae), serta satu famili kelelawar endemik---Craseonycteridae---diwakili oleh spesies tunggal yg dikenal sebagai kelelawar Kitti hidung-babi atau kelelawar tawon bambo (Craseonycteris thonglongyai), yang ditemukan pada Tailand dalam tahun 1973.

Penerapan metode terkini klasifikasi numeris pada persebaran mamalia menerangkan persamaan serta perbedaan zona-zona geogafi fauna flora. Dengan menggunakan [teknik] multidimensi pada membuat skala data persebaran menurut 115 keluarga mamalia (seluruhan keluarga bahari serta keluarga insan diabaikan), dalam 24 subzona menurut Wallace, Charles H. Smith (1983) mendeskripsikan zona-zona yang sama untuk skema Sclater-Wallace itu, tapi [juga] muncul disparitas yg berarti. Dalam sistem Smith, masih ada empat zona---Holarctic, Amerika Latin, Afro-Tethyan, serta Kepulauan---dan sepuluh sub-zona (gambar 4.dua). Zona Holarctic terdiri berdasarkan sub-zona Neartik dan Palaeartik; zona Amerika Latin terdiri sub-zona Neotropis dan Argentin; Afro-Tethyan terdiri berdasarkan sub-zona Mediteranian, Ethopian serta Oriental; dan zona Kepulauan terdiri dari sub-zona Australian, Hindian Barat, dan Madagaskan. Setiap sub-zona sama uniknya sehingga dirinya dapat dibandingkan dengan seluruh sub-zona lainnya. Beberapa keistimewaan sistem Smith yaitu menantang [untuk diperdebatkan]. Pertama, sistemnya mengungkapkan persamaan yang dekat antara keluarga mamalia menurut Zona Ethiopian dan Oriental. Kedua, sistemnya menggolongkan sub-zona Mediteranian ke dalam Zona Ethiopian, jadi mengeluarkannya dari zona Palaeartik. Ketiga, sistemnya mempertimbangkan Madagaskan dan Hindian Barat ke sub-zona kepulauan yg tidak sama, menyingkirkannya menurut zona Ethiopian dan Zona Neotropis, secara berturut-turut. 

Tabel 4.3 memperlihatkan kekayaan zonasional serta endemisitas famili mamalia pada zona dan sub-zona sistem Smith. Dari 115 famili mamalia yang dipakai pada analisis, 43 (37 persen) merupakan endemik sub-zona. Endemisitas paling rendah menurut sub-zona berada pada sub-zona Palaeartik, yg tidak mempunyai keluarga endemis sama sekali, dan terbanyak di sub-zona neotropis, dengan sembilan famili endemis. Analisis Smith pula menunjukkan bahwa sub-zona Neartik, Palaeartik, Mediteranian memiliki persamaan yg tinggi menggunakan fauna pada sub-zona lainnya, dimana sub-zona Argentin dan Australian mempunyai persamaan yg rendah menggunakan hewan di sub-zona lainnya. Selanjutnya, sifat dasar hewan Neotropis, Argentin, Ethiopian, Australian, Hindian Barat, serta Madagaskan mencerminkan dampak isolasi atau nir bisa dimasuki (atau keduanya).

Zona Tumbuhan 
Dalam [karya] The Geography of the Flowering Plants (1974), pakar flora berkebangsaan Inggris, Ronald Good mengikhtisarkan pesebaran kehidupan flora berbunga (angiosperm) menggunakan mengadaptasi skema yg ditemukan sang Adolf Engler selama tahun 1870-an. Good mendeskripsikan enam zona flora utama, walaupun dirinya menyebutnya sebagai “kerajaan”; zona sub-artik, zona Palaeotropis, zona Neotropis, zona Australian, zona Afrika Selatan (Cape), dan zona tanaman Antartika. Setiap zona tadi terdiri berdasarkan sejumlah sub-zona (Good menyebutnya menjadi zona), yg jumlah keseluruhannya 37 (Gambar 4.3). (gerombolan “kerajaan” tumbuhan yang sama jua digambarkan sang Armen L. Takhtajan dalam tahun 1986). Zona flora subartik merentang [dari] Amerika Utara dan Asia, yg didiami aneka macam keluarga, termasuk birch, alder, hazel, serta hornbeam (Batulaceae), mustar/kubis-kubisan (Cruciferae), mawar kuningmuda (Primulaceae), dan buttercup (Ranunculaceae). Enam sub-zona yg dikenal: Artik serta subartik, Asia bagian timur, Asia bagian barat serta tengah, Mediteranian, Eropa-Siberia, serta Amerika Utara. Zona Paleotropis mencakup hampir seluruh Afrika, semenanjung Arab, India, Asia tenggara, dan sebagian daerah Pasifik bagian barat serta tengah. Sub-zona tidak sepenuhnya disepakati/disetujui tapi Malesia, Indo-Afrika, dan Polynesia secara umum [telah] dikenal. Sub-zona Malesian sangat kaya akan bermacam bentuk menggunakan sekitar 400 genus endemik. Madagaskar, yg adalah bagian sub-zona Indo-Afrika tetapi terkadang dipercaya sebagai zona terpisah, memiliki 12 famili endemik serta 350 genus endemik. Zona Neotropis mencakup hampir semua wilayah Amerika Selatan, kecuali ujung selatan dan jalur barat daya, Amerika tengah, Meksiko (dispensasi pada bagian utara yg kemarau dan bagian tengah), dan Hindian Barat serta ujung selatan Florida. Zona ini sangat kaya menggunakan bunga-bungaan, ditempati 47 keluarga endemik serta hampir kurang lebih tiga.000 genus endemik. Zona Cape Afrika Selatan, buat ukurannya yg mini , kaya akan tanaman dengan 11 famili endemik dan 500 genus endemik. Zona Australia sangat berbeda dengan 19 keluarga endemik, 500 genus endemik, serta lebih dari 6.000 spesies tumbuhan berbunga. Zona Antartika mempunyai geografi yg tidak biasa serta termasuk jalur pantai Chili dan ujung selatan Amerika Selatan, kepulauan Antartika dan Sub-Antartika, serta Selandia Baru. Sub-zona berdasarkan sub-antartika (Cili bagian selatan, Patagonia, serta Selandia baru) memiliki flora yang berbeda masih ada sekitar 50 genus, dimana pantai selatan (Nothofagus) adalah sebuah unsur yg khas. 

Persamaan dan Perbedaan [antar] Zona
Zona binatang mamalia pada dunia saling terkait satu sama lain menggunakan cara yang rumit, begitu pula zona flora semua global. Keterkaitan pada tingkat spesies sangatlah lemah, kecuali antara zona Eurasia dengan Amerika Utara, tapi sebagian zona memiliki kesamaan genus serta famili. Setiap zona geografi fauna tanaman memiliki 2 kelompok keluarga: mereka yg merupakan endemik atau khas pada zona tadi, serta mereka yg sama-sama mendiami/menyebar pada zona lainnya. Walaupun nir terdapat sistem konvensi dalam menamai takson yg sama (spesies, genus, famili atau apapun), sebuah sistem susunan mengusulkan bahwa takson yang sama-sama berada diantara dua zona hewan flora disebut kekhasan (charaterisctic), serta takson yg masih ada diantara 3 atau empat zona fauna flora adalah semi-kosmopolitan, dan takson yg sama-sama berada diantara lima atau lebih zona fauna tumbuhan artinya kosmopolitan (cosmopolitan). Hubungan antar zona dipengaruhi melalui percampuran sebagian komponen hewan ataupun tanaman . Komponen flora Malesian [sekarang] terdapat di hutan hujan tropis Queensland bagian timur laut, Australia. Flora Antartika dan Palaetropis bercampur pada Pulau Selatan Selandia baru, Tasmania, dan Pegunungan Asutralia. Persamaan yang kuat zona hewan Ethiopian serta Oriental tercermin dalam sejumlah famili yang sama: tikus bambu (Rhizomyinae), gajah (Elephantidae), badak (Rhinocerotidae), kancil (Tragulidae), loris serta kongkang (Lorisidae), galago atau simpanse malam (Galagonidae), kera (Pongidae), dan Trenggiling serta trenggiling bersisik (Manidae).

Perbandingan Zona Flora dan Fauna
Zona tumbuhan utama serta zona hewan primer hampir kongruen, namun masih ada perbedaan penting diantara mereka. Pertama, disebabkan sang kemampuan menyebar yang lebih baik dari sebagian tanaman dibanding binatang darat, zona tanaman cenderung kurang jelas [batasannya] dibandingkan menggunakan zona binatang. Kedua, walaupun zona tanaman sub-artik adalah sama menggunakan adonan zona binatang Eurasian dan Amerika Utara (zona Holoartik), sub-zona tumbuhan Amerika Utara berbeda berdasarkan zona hewan Neartik dalam arti bahwa dirinya tidak menempati semua wilayah Florida atau Baja Kalifornia. Zona tumbuhan Palaeotropis merupakan sama jika dibandingkan dalam adonan zona fauna Ethiopian dan Oriental atau sebagian akbar zona Afro-Tethyan milik Smith, dengan tidak memasukan Mediteranian, yg secara tumbuhan adalah kelompok zona sub-artik. Zona flora Australian homogen-homogen cocok/sinkron dengan zona fauna Australian, walaupun garis pembagian dengan zona Asian terletak antara Australia serta Papua, daripada zona faunanya yang relatif lebih ke barat. Pastinya, sangat membingungkan bahwa tumbuhan papua adalah Palaeotropis sedangkan faunanya Australian. Zona tumbuhan neotropis pada aneka macam hal sesuai menggunakan zona faunan Neotropis, namun zona tanaman neotropis, nir misalnya zona fauna neotropis, terbawa sampai pada Baja Kalifornia serta ujung selatan Florida. Zona flora Cape, yang mendiami ujung selatan Afrika, tidak membuktikan kecenderungan menggunakan zona faunanya. Zona flora Antartika, misalnya zona flora Cape, nir mempunyai persamaan pada zona fauanya, termasuk Amerika Selatan bagian selatan dan Selandia baru, dan sebagian anggotanya ditemukan pada Tasmania serta Australia bagian tenggara.

Zona Peralihan serta Filter
Berbagai jenis pembatas, sebagian besar dipengaruhi sang iklim, pegunungan, serta perairan pemisah, memisahkan zona tumbuhan serta hewan primer. Dua perairan pemisah---Selat Bering dan Laut Norwegia, dimana keduanya mengalami iklim dingin---memisahkan zona Amerika Utara berdasarkan zona Eurasian. Daratan-penghubung yang sempit (Tanah Genting Panama), mengganti pemisah perairan yang disebut di awal, bertindak sebagai filter antara Amerika Utara serta Amerika Selatan, menggunakan kondisi kemarau yg berada di sebelah utara daratan penghubung di Meksiko. Gurun Sahara memisahkan zona Palaeartik berdasarkan zona Ethiopian. Zona Ethiopian tersekat oleh zona Oriental melalui wilayah kering di Asia barat daya dan Semenanjung Arab. Himalaya dan bentangannya ke arah timur membentuk pembatas yg dashyat antara zona Oriental dengan zona Palaeartik. Di zona tadi kadangkala disebutkan Wallacea, serangkaian perairan pemisah merintangi jalan antara zona Oriental dengan zona Australian. 

Perbatasan antar zona hewan tanaman bisa dilewati dengan berbagai tingkat kesulitan atau kemudahan. Kadangkala menggunakan kondisi lingkungan dalam daerah perbatasan memberi peluang akses antar daerah yang tidak terhalangi. Perbatasan terbuka pernah sekali ada antara Alaska serta Siberia saat, selama kala Pleistosen, disana [masih] terdapat daratan penghubung yaitu daerah kering yang melintasi apa yg sekarang disebut sebagai Selat Bering. Perbatasan lainnya cenderung bertindak sebagai penghalang dan pencegah melintasnya sebagian spesies berdasarkan satu zona fauna flora ke zona lainya. Dalam poly perkara, daerah perbatasan adalah peralihan antara tanaman atau faunan dari sebuah zona hewan flora yang bercampur menggunakan tanaman serta fauna berdasarkan zona hewan tumbuhan yg saling berdekatan. Dua perkara berikut ini akan menjelaskan [zona peralihan] tadi.

Wallacea
Zona [wilayah] peralihan geografi fauna yang paling terkenal antara garis Lydekker dan garis Wallace ialah apa yang kadang dianggap sebagai Wallacea (Gambar 4.4). Fauna Oriental dan Australian berkelompok satu sama lain ke dalam wilayah luas Wallacea. Fauna dari kedua zona tadi semakin berkurang sepanjang zona peralihan. Garis Wallace, yang melewati antara Bali dan Lombok serta Sepanjang Selat Makasar antara Kalimantan serta Sulawesi, menandai bentangan paling timur menurut holistik hewan Oriental. Beberapa spesies Oriental (celurut, musang, babi, rusa, simpanse) sudah berkoloni di Sulawesi serta Bali, akan tetapi secara genetik mereka tidak selaras berdasarkan kerabatnya di zona Oriental. Sangat sedikit spesies Oriental, dari seluruh yang barangkali telah diperkenalkan, terdapat di kepaluan sampai daerah timur jauh misalnya Timor, namun tidak satupun spesies Oriental hayati di luar batas tadi. Garis Lydekker, yang merentang antara daratan primer Australia dan Timor dan antara Pulau Papua dan Seram serta Halmahera, mengikuti tepi landas benua Australia (Dangkalan Sahul). Dirinya menandai batas paling barat menurut holistik fauna Australia. Beberapa spesies Australia hayati pada sebagian pulau-pulau kecil yang agak ke barat, ke barat sejauh Sulawesi dan Lombok. Garis Weber berkiprah pada sebelah barat Maluku dan Timur Timor, serta menandai tempat menggunakan percampuran yang mirip antara spesies Oriental menggunakan Australian. Dirinya dipahami oleh sebagian ahli sebagai garis pemisah antara hewan Oriental dengan Australian. Akan tetapi, penyelidikan pada garis pembagi secara mutlak semacam itu pada zona peralihan secara tegas nampaknya nir berarti/sia-sia.

Tanah Genting Panama
Amerika Selatan kini ini terhubung menggunakan Amerika Utara, namun, buat hampir lebih dari 65 juta tahun terakhir atau kira-kira misalnya itu, dirinya adalah sebuah pulau-benua. Selama masa itu, menurut kurang lebih 40 sampai 36 juta tahun yang lalu, persambungan daratan menggunakan Amerika Utara barangkali telah terdapat pada bentuk rangkaian kepulauan. Dari 30 juta hingga 6 juta tahun yang kemudian, Amerika Selatan masih merupakan sebuah pulau besar serta mamalia nir memiliki peluang berinteraksi dengan zona fauna lainnya. Bahkan sama seperti sekarang ini dalam ketika 6 juta tahun yang lalu, Palung Bolivar menghubungkan Laut Karibia menggunakan Samudera Pasifik serta menghalangi jalan lintas hewan/mamalia. Hingga 3 juta tahun yg kemudian, sebuah daratan penghubung---jembatan darat Panama---sudah terbentuk sehingga memberi pintu gerbang bagi pertukaran fauna antara Amerika Utara menggunakan Selatan. Banyak mamalia dengan mudah masuk ke pada Amerika Selatan. Jalan lintas tadi adalah jalan lintas 2 arah dan diklaim menjadi Pertukaran Besar Amerika (Great American Interchage). Sekarang, Tanah Genting Panama merupakan misalnya sebuah [wilayah] penyaring/filter.

LOKAL DAN KOSMOPOLITAN: POLA-POLA PERSEBARAN
Semua spesies, genus, keluarga serta sebagainya memiliki suatu rentang atau persebaran geografis. Rentang persebaran [dapat] diukur berdasarkan beberapa meter persegi hingga mencapai keseluruhan daerah muka bumi. Lingkungan fisik, lingkungan loka hayati, dan sejarah memilih batas-batas mereka. Mereka cenderung mengikuti beberapa pola dasar tertentu akbar atau kecil, penyebaran atau keterhalangan, malaran atau keterpisahan. 

Besar atau kecil, menyebar atau terhalang
Spesies endemik hayati hanya dalam satu tempat, nir perkara seberapa besar atau kecil tempat tersebut. Seekor spesies bisa sebagai endemik pada seluruh Australia atau endemik hanya pada beberapa meter persegi pada gua Rumania. Spesies pandemik hidup di semua tempat. Puma atau singa gunung (Felis concolor), menjadi model, merupakan spesies pandemik dikarenakan dirinya menempati hampir seluruh daerah Dunia Baru bagian barat, berdasarkan Kanada hingga Tierra del Fuego (Gambar 4.1). Dirinya pula merupakan spesies endemik menurut zona tadi dikarenakan beliau nir hayati pada tempat lain. Spesies kosmopolitan mendiami seluruh global, meskipun tidak berada pada semua tempat. Hal itu dimungkinkan bagi spesies kosmopolitan buat berada di sejumlah lokalitas mini pada seluruh benua. 

Pada biasanya, spesies pandemik atau kosmopolitan memiliki persebaran luas, sedangkan spesies endemik mempunyai persebaran yg terbatas. Beberapa spesies mamalia berukuran mini dan ukuran sedang pada Eropa memiliki persebaran endemik dan terbatas, termasuk terwelu castroviejo (Lepus castroviejoi), tikus sawah gerbe (Microtus gerbei), tikus salju Balkan (Dinaromys bogdanovi), serta hamster Romania (Mesocricetus newtoni) (Gambar 4.lima). Kapibara (Hydrochoerus hydrocaeris), fauna pengerat terbesar yg masih hayati, merupakan endemik Amerika Selatan. Dirinya juga termasuk pandemik, tersebar lebih dari separuh wilayah benua tersebut. Perbedaan antara penyebaran atau keterhalangan sering terletak dalam keadaan serta ketiadaan spesies tersebut dalam benua-benua atau zona-zona hewan tanaman .

Spesies mikro-endemik
Sebagian spesies mempunyai persebaran yg sangat terbatas atau mikro-endemik, hidup dalam sebuah populasi tunggal pada wilayah mini . Ikan pup Lubang Iblis (Cyprinodon diabolis) [hidup] terbatas pada satu sumber mata air panas yg keluar dari sisi gunung pada Nevada barat daya, Amerika (Moyle dan Williams 1990). Vole Amargosa (Microtus californicus scirpensis) mendiami rawa air tawar sepanjang jalur yg terbatas menurut Sungai Amargosa pada daerah kabupaten Inyo, Kalifornia, Amerika (Murphy dan Freas 1988). Kupu-kupu lurik bulu hitam (Strymonidia pruni) terbatas pada beberapa loka di Inggris tengah dan Eropa tengah dan Eropa timur.

Famili Tumbuhan Endemis
Dua keluarga tumbuhan bunga yg endemis serta terbatas artinya Degeneriaceae yg terdiri menurut satu spesies pohon, Degeneria vitiensis, yang tumbuh pada pulau Fiji. Leitneriaceae juga terdiri dari satu spesies---Leitneriales florida (Leitneria floridana). Semak-semak tanaman peluruh adalah tanaman orisinil dalam wilayah berpaya/berawa pada Amerika bagian tenggara dimana dirinya [sering biasanya] dimanfaatkan menjadi pengapung buat menangkap ikan. 

TANGGUNG JAWAB MORAL PELESTARIAN LINGKUNGAN

Tanggung Jawab Moral Pelestarian Lingkungan
Masalah pemeliharaan atau pelestarian lingkungan hidup bukanlah hanya sekedar perkara sosial, misalnya masalah ekonomi, kasus politik, kasus keindahan, dan lain sebagainya. Jauh lebih menurut itu, kasus lingkungan hidup merupakan kasus moral, sehingga menuntut suatu pertanggungjawaban moral. Kalau diklaim menjadi masalah moral berarti mengandung suatu kewajiban dasar dan mengikat bagi insan, buat memperlakukan alam secara baik serta penuh tanggung jawag. Tetapi berita memperlihatkan bahwa lingkungan, yang merupakan asal kehidupan bagi insan, telah diambang kepunahan. Kepunahan alam terjadi lantaran ulah insan sendiri, yang menggunakan rakusnya melakukan tindakan eksploitasi tak terkendali terhadap alam. Alam sudah diperlakukan secara sewenang-wenang demi tujuan langsung atau kelompok, yang umumnya berjangka pendek saja, yaitu tujuan ekonomis semata. Kerusakan lingkungan hayati telah membawa poly bala bagi insan diberbagai belahan dunia, serta hal itu akan berlangsung terus manakala insan tidak segera merubah sikapnya terhadap alam. Maka buat itu demi kelestarian alam insan harus bisa menumbuhkan perasaan mendalam bahwa melukai alam bagaikan melukai diri kita sendiri.

A. Alam diambang kepunahan
Dari aneka macam data yg terdapat dapat terlihat bahwa alam memang sedang menuju dalam tahap-tahap yang semakin kritis pada proses kepunahan. Ada poly masalah serius yg menunjukkan dimensi dunia pencemaran lingkungan hayati, beberapa antara lain dapat disebutkan dibawah ini.

1. Akumulasi bahan beracun
Industri kimia sudah membuang limbahnya kedalam sungai atau laut. Hal itu sudah membawa akibat antara lain, ikan telah semakin tidak layak buat dikonsumsi lantaran kadar merkuri atau bahan kimia yg dibuang telah merembes kedalamnya. Pestisida yang dipakai buat menaikkan produksi pangan, sudah masuk pada rantai kuliner insan hingga ke air susu mak (ASI) yg diminum oleh bayi. Beberapa herbisida seperti Silver, diketahui mengandung dioksin, yg merupakan racun kuat serta dapat mengakibatkan kanker. Fosfat berdasarkan deterjen cuci membuat alga pada air bertambah banyak serta oksigen berkurang, sehingga memusnahkan bentuk kehidupan didalam air. Jenis plastik polstyrene, sulit hancur secara alami, sebagai akibatnya akan membebani lingkungan. Adanya informasi-warta tentang negara-negara industri maju yang mengekspor limbahnya yang berupa bahan beracun berbahaya ke negara-negara miskin, menggunakan imbalan pembayaran yg menggiurkan bagi negara-negara miskin. Risiko akbar buat lingkungan terjadi oleh penggunaan energi nuklir, yg permanen terbuka kemungkinan buat terjadinya kecelakaan, serta limbah nuklir seperti plutonium yg mengandung radioaktif selama ribuan tahun serta sangat membahayakan kesehatan insan.

2. Efek tempat tinggal kaca
Energi yg menerangi Bumi datang menurut Matahari. Sebagian akbar energi yg membanjiri planet kita ini adalah radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika tenaga ini mengenai bagian atas Bumi, dia berubah dari cahaya menjadi panas dan menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan memantulkan pulang sebagian menurut panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar; walaupun sebagian permanen terperangkap pada atmosfer Bumi. Gas-gas tertentu di atmosfer termasuk uap air, karbondioksida, serta metana, sebagai perangkap radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan pulang radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tadi akan tersimpan pada bagian atas Bumi. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca pada tempat tinggal kaca sebagai akibatnya gas-gas ini dikenal sebagai gas tempat tinggal kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap pada bawahnya.

Dampak pemanasan global
Para ilmuan memakai contoh komputer berdasarkan temperatur, pola presipitasi, serta peredaran atmosfer buat memeriksa pemanasan dunia. Berdasarkan model tadi, para ilmuan sudah menciptakan beberapa prakiraan tentang imbas pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan fauna liar serta kesehatan insan.

Cuaca
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan dunia, wilayah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih menurut wilayah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair serta daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tadi. Daerah-wilayah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di wilayah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit dan akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur dalam animo dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.daerah hangat akan menjadi lebih lembab lantaran lebih banyak air yang menguap berdasarkan lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan menaikkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas tempat tinggal kaca, sebagai akibatnya keberadaannya akan mempertinggi dampak insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yg lebih poly jua akan membangun awan yang lebih poly, sebagai akibatnya akan memantulkan cahaya Matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat daur air). Kelembaban yang tinggi akan menaikkan curah hujan, secara homogen-rata, kurang lebih 1 % buat setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan pada seluruh dunia sudah meningkat sebesar 1 % dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan sebagai lebih seringkali. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa wilayah akan sebagai lebih kering berdasarkan sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang serta mungkin menggunakan pola yg tidak sama. Topan badai (hurricane) yg memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar . Berlawanan dengan pemanasan yg terjadi, beberapa periode yg sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi nir terprediksi serta lebih ekstrim.
Tinggi muka laut

Perubahan tinggi homogen-rata muka bahari diukur menurut wilayah menggunakan lingkungan yg stabil secara geologi.
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan pula akan menghangat, sebagai akibatnya volumenya akan mengembang dan menaikkan tinggi bagian atas laut. Pemanasan juga akan mencairkan poly es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka bahari di seluruh dunia sudah semakin tinggi 10 - 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, serta para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.

Perubahan tinggi muka bahari akan sangat mensugesti kehidupan di wilayah pantai. Kenaikan 100 centimeter (40 inchi) akan menenggelamkan 6 % wilayah Belanda, 17,5 % daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi berdasarkan tebing, pantai, serta bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi samudera mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan semakin tinggi di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yg sangat akbar buat melindungi wilayah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya bisa melakukan evakuasi berdasarkan daerah pantai.

Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mensugesti ekosistem pantai. Kenaikan 50 centimeter (20 inchi) akan menenggelamkan separuh menurut rawa-rawa pantai pada Amerika Serikat. Rawa-rawa baru pula akan terbentuk, namun tidak di area perkotaan dan wilayah yg telah dibangun. Kenaikan muka bahari ini akan menutupi sebagian besar berdasarkan Florida Everglades.

Pertanian
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan membentuk lebih poly makanan menurut sebelumnya, namun hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan menurut lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, huma pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin nir bisa tumbuh. Daerah pertanian gurun yang memakai air irigasi menurut gunung-gunung yang jauh bisa menderita apabila snowpack (formasi salju) animo dingin, yang berfungsi menjadi reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan bisa mengalami agresi serangga serta penyakit yg lebih hebat.

Hewan dan tumbuhan
Hewan dan tanaman sebagai makhluk hidup yg sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian akbar lahan sudah dikuasai insan. Dalam pemanasan global, fauna cenderung buat bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan membarui arah pertumbuhannya, mencari wilayah baru lantaran habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yg bermigrasi ke utara atau selatan yg terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yg tidak sanggup secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

Kesehatan manusia
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih poly orang yang terkena penyakit atau meninggal karena tertekan panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yg diakibatkan nyamuk dan fauna pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka bisa berpindah ke wilayah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 % penduduk dunia tinggal pada wilayah pada mana mereka bisa tergigit sang nyamuk pembawa parasit malaria; persentase itu akan semakin tinggi menjadi 60 % jika temperature semakin tinggi. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar misalnya malaria, misalnya demam dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan pula memprediksi meningkatnya peristiwa alergi serta penyakit pernafasan lantaran udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan bubuk sari.

Perdebatan tentang pemanasan global
Tidak semua ilmuan sepakat tentang keadaan serta akibat dari pemanasan dunia. Beberapa pengamat masih mempertanyakan apakah temperatur sahih-benar meningkat. Yang lainnya mengakui perubahan yg sudah terjadi tetapi tetap membantah bahwa masih terlalu dini buat membuat prediksi tentang keadaan pada masa depan. Kritikan seperti ini pula dapat membantah bukti-bukti yg menerangkan kontribusi insan terhadap pemanasan global menggunakan berargumen bahwa siklus alami bisa juga menaikkan temperatur. Mereka jua menerangkan informasi-keterangan bahwa pemanasan berkelanjutan dapat menguntungkan pada beberapa daerah.

Para ilmuan yang mempertanyakan pemanasan global cenderung menerangkan tiga disparitas yang masih dipertanyakan antara prediksi contoh pemanasan global menggunakan konduite sebenarnya yang terjadi dalam iklim. Pertama, pemanasan cenderung berhenti selama tiga dekade dalam pertengahan abad ke-20; bahkan terdapat masa pendinginan sebelum naik pulang dalam tahun 1970-an. Kedua, jumlah total pemanasan selama abad ke-20 hanya separuh menurut yg diprediksi sang contoh. Ketiga, troposphere, lapisan atmosfer terendah, nir memanas secepat prediksi model. Akan namun, pendukung adanya pemanasan global yakin bisa menjawab 2 menurut 3 pertanyaan tadi.

Kurangnya pemanasan dalam pertengahan abad disebabkan sang besarnya polusi udara yg mengembangkan partikulat-partikulat, terutama sulfat, ke atmosfer. Partikulat ini, jua dikenal sebagai aerosol, memantulkan sebagian sinar Matahari kembali ke angkasa luar. Pemanasan berkelanjutan akhirnya mengatasi dampak ini, sebagian lagi karena adanya kontrol terhadap polusi yg mengakibatkan udara sebagai lebih higienis.

Keadaan pemanasan global sejak 1900 yg ternyata nir seperti yang diprediksi ditimbulkan penyerapan panas secara besar oleh lautan. Para ilmuan sudah lama memprediksi hal ini namun tidak mempunyai cukup data buat membuktikannya. Pada tahun 2000, U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menaruh hasil analisa baru tentang temperatur air yang diukur oleh para pengamat di seluruh dunia selama 50 tahun terakhir. Hasil pengukuran tersebut menampakan adanya kesamaan pemanasan: temperatur bahari dunia pada tahun 1998 lebih tinggi 0,2 derajat Celsius (0,3 derajat Fahrenheit) daripada temperatur rata-rata 50 tahun terakhir, ada sedikit perubahan tetapi cukup berarti.

Pertanyaan ketiga masih membingungkan. Satelit mendeteksi lebih sedikit pemanasan pada troposphere dibandingkan prediksi contoh. Menurut beberapa kritikus, pembacaan atmosfer tersebut benar, sedangkan pengukuran atmosfer menurut bagian atas Bumi tidak bonafide. Pada bulan Januari 2000, sebuah panel yang ditunjuk oleh National Academy of Sciences buat membahas kasus ini mengakui bahwa pemanasan bagian atas Bumi nir dapat diragukan lagi. Akan tetapi, pengukuran troposphere yang lebih rendah menurut prediksi contoh nir bisa dijelaskan secara jelas.

Pengendalian pemanasan global
Konsumsi total bahan bakar fosil di global semakin tinggi sebanyak 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yg sedang diskusikan saat ini nir ada yang bisa mencegah pemanasan global pada masa depan. Tantangan yg terdapat saat ini merupakan mengatasi pengaruh yang timbul sembari melakukan langkah-langkah buat mencegah semakin berubahnya iklim pada masa depan.

Kerusakan yg parah dapat diatasi menggunakan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi menggunakan dinding dan penghalang buat mencegah masuknya air bahari. Cara lainnya, pemerintah bisa membantu populasi pada pantai buat pindah ke wilayah yang lebih tinggi. Beberapa negara, misalnya Amerika Serikat, bisa menyelamatkan flora dan hewan menggunakan permanen menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies bisa secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini buat menuju ke habitat yg lebih dingin.

Ada 2 pendekatan primer untuk memperlambat semakin bertambahnya gas tempat tinggal kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya pada tempat lain. Cara ini dianggap carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

Menghilangkan karbon
Cara yang paling mudah buat menghilangkan karbondioksida pada udara merupakan menggunakan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih poly lagi. Pohon, terutama yg muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, serta menyimpan karbon dalam kayunya. Di semua global, tingkat perambahan hutan sudah mencapai level yg mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh pulang sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya saat diubah buat kegunaan yang lain, misalnya buat lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah buat mengatasi hal ini merupakan dengan penghutanan kembali yg berperan pada mengurangi semakin bertambahnya gas tempat tinggal kaca.

Gas karbondioksida jua dapat dihilangkan secara eksklusif. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tadi ke sumur-sumur minyak buat mendorong agar minyak bumi keluar ke bagian atas (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi pula mampu dilakukan buat mengisolasi gas ini pada bawah tanah seperti pada sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini sudah dilakukan di keliru satu anjungan pengeboran tanggal pantai Norwegia, pada mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan beserta gas alam ditangkap serta diinjeksikan kembali ke aquifer sebagai akibatnya tidak bisa pulang ke permukaan.

Salah satu asal penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat semenjak revolusi industri dalam abad ke-18. Pada waktu itu, batubara sebagai asal energi dominan buat kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di global menjadi asal energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara nir pribadi sudah mengurangi jumlah karbondioksida yg dilepas ke udara, lantaran gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi apabila dibandingkan menggunakan batubara. Walaupun demikian, penggunaan tenaga terbaharui dan tenaga nuklir lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial lantaran alasan keselamatan serta limbahnya yang berbahaya, bahkan nir melepas karbondioksida sama sekali.

Persetujuan internasional
Protokol Kyoto
Kerjasama internasional diharapkan buat mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar buat menghadapi perkara gas rumah kaca serta setuju buat menterjemahkan maksud ini pada suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 pada Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih bertenaga yang dikenal dengan Protokol Kyoto.

Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yg memegang persentase paling akbar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca buat memotong emisi mereka ke tingkat 5 % pada bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini wajib bisa dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat mengajukan diri untuk melakukan mutilasi yg lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi sampai 7 persen di bawah taraf 1990; Uni Eropa, yg menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; serta Jepang 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian akbar negara berkembang, nir diminta buat berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.

Banyak orang mengkritik Protokol Kyoto terlalu lemah. Bahkan jika perjanjian ini dilaksanakan segera, beliau hanya akan sedikit mengurangi bertambahnya konsentrasi gas-gas tempat tinggal kaca di atmosfer. Suatu tindakan yang keras akan diperlukan nanti, terutama karena negara-negara berkembang yg dikecualikan dari perjanjian ini akan membentuk separuh berdasarkan emisi gas tempat tinggal kaca pada 2035. Penentang protokol ini memiliki posisi yang sangat kuat. Penolakan terhadap perjanjian ini di Amerika Serikat terutama dikemukakan oleh industri minyak, industri batubara serta perusahaan-perusahaan lainnya yang produksinya tergantung pada bahan bakar fosil. Para penentang ini menjamin bahwa porto ekonomi yg diperlukan untuk melaksanakan Protokol Kyoto bisa menjapai 300 milyar dollar Alaihi Salam, terutama disebabkan oleh biaya tenaga. Sebaliknya pendukung Protokol Kyoto percaya bahwa biaya yg dibutuhkan hanya sebanyak 88 milyar dollar AS serta dapat kurang lebih lagi dan dikembalikan pada bentuk penghematan uang selesainya mengubah ke peralatan, tunggangan, dan proses industri yang lebih effisien.

Pada suatu negara dengan kebijakan lingkungan yg ketat, ekonominya dapat terus tumbuh walaupun aneka macam macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi karbondioksida terbukti sulit dilakukan. Sebagai model, Belanda, negara industrialis akbar yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal buat memenuhi targetnya pada mengurangi produksi karbondioksida.

Setelah tahun 1997, para perwakilan berdasarkan penandatangan Protokol Kyoto bertemu secara reguler buat menegoisasikan info-isu yg belum selesai misalnya peraturan, metode dan pinalti yang harus diterapkan pada setiap negara untuk memperlambat emisi gas rumah kaca. Para negoisator merancang sistem pada mana suatu negara yg memiliki program pembersihan yg sukses bisa merogoh keuntungan menggunakan menjual hak polusi yang tidak dipakai ke negara lain. Sebagai model, negara yang sulit menaikkan lagi hasilnya, misalnya Belanda, dapat membeli kredit polusi di pasar, yg dapat diperoleh dengan porto yg lebih rendah. Rusia, adalah negara yang memperoleh laba bila sistem ini diterapkan. Pada tahun 1990, ekonomi Rusia sangat payah serta emisi gas rumah kacanya sangat tinggi. Lantaran lalu Rusia berhasil memotong emisinya lebih dari lima % di bawah tingkat 1990, dia berada dalam posisi buat menjual kredit emisi ke negara-negara industri lainnya, terutama mereka yg ada pada Uni Eropa.

Salah satu hal yg sangat mengkhawatirkan sekarang ini adalah naiknya suhu permukaan bumi akibat impak tempat tinggal kaca (greenhouse effect). Menurut asumsi para pakar, setiap tahun dilemparkan 5 milyar ton karbondioksida kedalam atmosfer. Seperti halnya kaca di rumah kaca, gas-gas yg diklaim gas rumah kaca itu memerangkap gelombang panas, sebagai akibatnya terjadilah peningkatan suhu secara dunia. Akibat yg nir bisa dihindarkan menurut pemanasan ini, es serta salju pada kutub utara dan selatan mencair, yg menyebabkan permukaan air laut akan naik. Diperkirakan dalam tahun 2100 permukaan air laut akan naik antara 1,4 sampAI dua,2 meter. Dan kalau hal ini berlangsung terus dalam keadaan yang lebih buruk, maka akan terjadi bala serius bagi umat insan, misalnya: kota-kota atau pemukiman yg dibangun pada pinggir laut akan tergenang, seperti Jakarta Utara, dan negara-negara yang terletak pada tempat-tempat rendah misalnya Negeri Belanda serta Bangladesh, akan hilang menurut muka bumi.

3. Perusakan lapisan ozon
Bumi dilingkupi oleh lapisan ozon (O3) dalam atmosfir yg konsentrasinya paling akbar berada pada ketinggian kira-kira 20-30 kilometer di atas bagian atas bumi. Lapisan ozon sangat penting buat melindungi kehidupan terhadap sinar ultraviolet matahari, dimana 80% penyinaran ultraviolet menurut surya disaring olehnya. Dari hasil pengukuran melalui satelit tampak semakin menipisnya lapisan ozon. Sejak tahun 1970-an terbentuk ”lubang” ozon di atas Antartika (kutub selatan). Tahun 1997 Ilmuwan Selandia Baru melaporkan lubang ozon itu sudah mencapai luasan 25 juta kilometer persegi, 60 persen lebih akbar menurut output pengukuran tahun 1980. Kerusakan lapisan ozon itu diakibatkan sang beberapa karena yang tidak sinkron. Tapi dari para ahli, penyebab paling berpengaruh merupakan divestasi bahan CFC (klorofluorokarbon) ke pada udara. CFC adalah bahan kimia yang poly dipakai dalam kaleng penyemprotan aerosol, lemari es, serta indera AC, dan juga dalam ”karet” busa. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan radiasi ultrviolet menurut surya sanggup mencapai permukaan bumi, yg akan membawa dampak negatif bagi kesehatan manusia dan kehidupan pada umumnya di bumi. Beberapa perkara yang disebabkan sang radiasi itu, antara lain: penyakit kanker kulit, penyakit mata katarak, penurunan sistem kekebalan tubuh, kerusakan bentuk-bentuk hidup dalam laut dan flora pada darat.

4.hujan asam
Pada daerah industri padat, seperti Kanada serta bagian utara Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Swedia serta Finlandia, sejak beberapa dasa warsa terakhir ini terjadi hujan asam (acid rain). Asam pada emisi industri bergabung menggunakan air hujan dan mencemari wilayah yg luas, Mengganggu hutan dan pohon-pohon lain, mencemari air danau, merusak gedung-gedung dan sebagainya. Bagi insan, hujan asam mampu mengakibatkan gangguan saluran pernafasan dan paru-paru.

5.deforestasi serta penggurunan
Penggunaan kayu untuk aneka macam keperluan sudah mendorong penebangan hutan secara tidak terkendali, yg menyebabkan hutan semakin cepat berkurang. Juga buat membuka huma pertanian yg baru terjadi pembabatan hutan yang semakin meluas. Ini dilakukan oleh penduduk setempat yang jumlahnya semakin bertambah, maupun oleh perusahaan nasional dan internasional yang ingin membuka huma baru buat lahan peternakan atau perkebunan. Penebangan hutan (deforestation) secara besar -besaran memiliki efek penting atas lingkungan hidup, karena dengan demikian maka salah satu fungsi hutan, yakni meresap karbondioksida yg ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dalam industri ataupun kendaraan bermotor, sutu penyebab krusial terjadinya impak rumah kaca. Selain itu tingkatan air tanah menurun terus karena berkurangnya hutan yang berkedudukan buat menjaga kadar air dalam tanah.

6.punahnya keanekaan biologi.
Kekayaan alam ini sebagian akbar ditentukan oleh banyaknya spesies yang hayati di dalamnya. Keanekaan hayati (biodiversity) adalah jenis-jenis kehidupan (spesies) yang memiliki makna sangat krusial untuk segalam aspek kehidupan manusia, seperti makanan, obat-obatan, serta sebagainya. Swalah satu akibat akbar berdasarkan kerusakan lingkungan hidup adalah kepunahan spesies yg semakin bertambah setiap waktu. Dan spesies hidup yang punah sekarang akan hilang lenyap berdasarkan muka bumi buat selamanya. Yang memiliki andil akbar terhadap kemusnahan spesies hayati ini adalah penggunaan peptisida dan herbisida yang semakin intens. Menurut asumsi para pakar, kira-kira 7 % menurut jumlah spesies pada wilayah non tropis sekarang telah punah serta pada daerah tropis 1 %. Dengan adanya penebangan yg semakin banyak pada hutan tropis, maka nomor kepunahan ini akan bisa cepat berubah ke arah yang lebih jelek lagi.

B. Manusia menjadi Agen Perubahan
1.manusia mensugesti lingkungan
Sebenarnya, perubahan-perubahan alami yg merupakan proses bergerak maju yang dialami bumi dari semula telah terjadi dengan sendirinya. Bumi sejak semula sudah mengenal kenaikan dan penurunan muka air laut yg ditimbulkan sang perubahan suhu secara dunia. Di banyak sekali loka jua terjadi erosi, banjir, kekeringan, perubahan total pada suatu tempat, serta sebagainya. Semua peristiwa alami itu terjadi menggunakan sendirinya, tanpa dirasa menjadi suatu hal yg merugikan. Akan namun, menggunakan kehadiran manusia, banyak sekali perubahan yg terjadi pada bumi tidak lagi hanya berlangsung secara proses alami. Manusia sudah turut memperkaya bahkan sudah berperan menjadi agen perubahan, yg mengakibatkan proses alami di bumi tidak lagi berlangsung sebagaimana adanya.

2.melestarikan keseimbangan lingkungan
Bahwa terjadinya perubahan pada lingkungan sebenarnya nir sebagai masalah, asalkan perubahan yg dilakukan membawa suatu keseibangan baru yang semakin berkualitas. Pembangunan bagaimanapun jua selalu membawa perubahan, termasuk juga menganggu keseimbangan lingkunagan. Maka pembangunan sebenarnya adalah ”gangguan” dalam ekuilibrium lingkungan, buat membawanya dalam keseimbangan baru yang semakin berkualitas. Oleh karena itu kita perlu hati-hati menggunakan kata ”melestarikan lingkungan”. Menurut kamus Poerwadarminta (1976) kata lestari berarti permanen selama-lamanya, tak pernah mati, nir berubah misalnya sediakala; melestarikan berarti membiarkan permanen tidak berubah. Dalam usaha pembangunan, kita nir bisa melestarikan lingkungan pada pengertian itu. Yang harus kita lestarikan bukanlah lingkungan itu sendiri atau keseimbangan lingkungan agar permanen seperti itu. Yang harus kita lestarikan merupakan kemampuan lingkungan buat mendukung pembangunan serta tingkat hayati yg lebih tinggi.

C. Penyebab Terjadinya Kerusakan Alam
Kalau diamati lebih pada, maka dapat disebutkan beberapa hal penting yg dapat dianggap sebagai syarat pemicu terjadinya banyak sekali kerusakan lingkungan. 

1. Pola pendekatan yang merusak 
Kehidupan insan yang mengageni perubahan yang berlangsung pada bumi ini sebenarnya tidak harus berwujud pengrusakan bagi lingkungan, melainkan dapat pula berwujud engolahan, yang membuahkan bumi menjadi hunian yang semakin baik dan indah bagi kehidupan. Akan namun, manusia tidak secara konsisten memainkan kiprah misalnya itu. Pola pendekatan insan terkini terhadap alam merupakan pendekatan teknokratis (dari kata Yunani tekne = keterampilan serta krattein = menguasai). Pendekatan ini mengedepankan penggunaan teknologi yang semakin canggih buat menguras isi bumi dan menguasainya. Pendekatan teknokratis berangkat menurut perilaku yg hanya memandang alam menjadi sekadar wahana untuk memnuhi kebutuhan manusia. Alam dipandang sebagai tumpukan kekayaan dan energi, yang bisa dimanfaatkan oleh insan seberapa dia sanggup mengalinya. Dengan kemampuan teknologi yg beliau rancan semakin sophisticated, manusia dapat membongkar alam ini buat merogoh apa saja yg dia perlukan, sedangkan yg nir dia perlukan dibuang atau dibiarkan begitu saja. 

2.terkait bidang perekonomian terkini 
Berbagai masalah lingkungan yg didorong sang penguasaan ilmu dan teknologi sangat terkait menggunakan bidang perekonomian terbaru yang berpolakan kapitalistik, dengan tujuan primer produksi buat perolehan laba perusahaan. Hanya perusahaan yang memperoleh keuntungan besar yang dapat bertahan pada persaingan yg semakin bebas serta ketat. Dalam persaingan demikian biasanya perusahaan meningkatkan labanya menggunakan cara menekan biaya produksi serendah mungkin. Itu jugalah yang dilakukan oleh pengusaha waktu mengeksploitasi kekayaan alam. Dengan biaya serendah mungkin – yang dicurahkan hanya buat sanggup menggali kekayaan alam – maka bisnis pemugaran dan pemulihan pulang keadaan alam, menjadi terabaikan. Yang dilakukan adalah sekedar merogoh apa yg perlu, lalu setelah itu meninggalkannya begitu saja. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan sang banjir, contohnya, acapkali kali disebabkan sang penebangan hutan misalnya pada lereng-lereng gunung, buat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian atau pemukiman baru. Akibat penebangan yang dilakukan secara liar, air tidak sanggup meresap ke pada tanah, yg berubah sebagai banjir. Begitu pula dengan polusi udara yg diakibatkan sang asap pdari aneka macam pabrik raksasa dan aneka macam substansi kimiawi beracun, dan segala bentuk sampah lain yang dibuang begitu saja atau dialirkan ke dalam sungai, dan dihembuskan melalui cerobong-cerobong pembuangan ke pada atmosfer. Demi biaya serendah-rendahnya maka pengolahan sampah dan aneka macam limbah pabrik serta industri nir lagi diperhatikan. 

3.kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi 
Dengan adanya kemajuan-kemajuan yg dicapai pada ilmu pengetahuan serta teknologi, insan bukan lagi hanya mengalami kemajuan di bidang pertanian, tetapi jua di berbagai bidang kehidupan lainnya. Dengan kemajuan yg dicapainya manusia mulai berbagi eksplorasi dan pendayagunaan sumber daya alam, menjadi alternatif pada luar bidang pertania. Abad ke delapan belas serta sembilan belas merupakan awal terbentuknya rakyat industri yang sudah merintis suatu gerakan raksasa dalam penggunaan energi menggunakan penemuan cara menguraikan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas bumi. Dari penemuan-inovasi itu sudah dihasilkan banyak sekali jenis produksi yang dimanfaatkan produksi yg dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan hidup serta peningkatan taraf hidup insan. Akan tetatpi, bersamaan menggunakan banyak sekali manfaat yang diperoleh berdasarkan kemajuan tersebut, sudah terjadi serangkaian krisis lingkungan hayati, mulai berdasarkan yg berskala kecil hingga yg berskala besar . Sebagai contoh, Kebocoran Pabrik Pestisida milik Union Carbide d kota Bhpal, India, dan musibah reaktor nuklir di Chernobyl, Uni Soviet. Kasus Bhopal terjadi 20 tahun silam, tepatnya pada malam hari 3 Desember 1984. Kebocoran akbar terjadi pada sebuah tangki penyimpanan bahan gas pada pabrik pestisida milik perusahaan Amerika Serikat, Union Carbide. Tangki yang bocor itu memuntahkan 40 ton gas beracun, yang kemudian terbang beserta angin keluar menurut lokasi pabrik. Menurut catatan resmi, gas beracun yang bergerak liar itu eksklusif menyebabkan tewasnya 1.750 orang penghuni pemukiman padat pada sekitar pabrik. Mereka mati akibat menghirup gas panas yg membakar paru-paru. Sekitar dua.500 orang mati dalam hari berikutnya. Dan berdasarkan beberapa kelompok korban, setidaknya terdapat 8.000-an masyarakat yg meninggal pada beberapa hari selesainya kejadian itu, dan ribuan lainnya meninggal kemudian akibat banyak sekali penyakit yang ada dampak racun itu. Bisa diyakini bahwa ada ribuan orang yang menderita buta dan ratusan ribu orang yg mengalami gangguan kesehatan lainnya. Yang kentara, sampai hari ini puluhan warga dikabarkan masih dalam kondisi sakit yg kronis dampak kejadian itu. Dampak dari peristiwa tersebut masih terasa sampai kini , sebagaimana dilaporkan sang seseorang penulis Perancis, Dominique Lapierre5, yg hadir secara langsung pada India dalam rangka memperingati peristiwa pabrik paling jelek di global itu. Dilaporkan bahwa lokasi pada kurang lebih lokasi pada sekitar tragedi Bhopal, yang menyebabkan tewasnya ribuan orang 20 tahun silam itu, sampai hari ini masih ternoda racun. Warga yang tinggal di daerah pemukiman padat di kurang lebih lokasi tragedi itu masih pula ’dihukum’, karena terpaksa minum air yang sangat beracun. Sebuah penelitian sudah dilakukan atas sponsor BBC serta menemukan bahwa taraf kontaminasi pada sampel air yang berasal dari lebih kurang lokasi pabrik merupakan 500 kali lebih tinggi menurut batas maksimum yg direkomendasikan sang Organisasi Kesehatan Dunia, WHO (World Health Organization).

4.pertambahan penduduk yang semakin pesat 
Jumlah penduduk global masih terus bertambah denga laju rata-homogen lebih kurang 1,6 %/ tahun atau sekitar 80 juta orang/ tahun. Mereka ini seluruh memerlukan tambahan produksi pangan , tenaga, tempat tinggal , serta kebutuhan hidup lain. Ironisnya sebagian besar pertambahan penduduk terjadi di negara-negara sedang berkembang serta negara miskin, yg nir sanggup unuk mendukung kehidupan mereka sendiri. Sebagai akibatnya, terjadilah kerusakan lingkungan yang semakin parah di negara miskin itu. Di poly negara miskin, pendayagunaan asal daya alam semaksimal mungkin dikarenakan untuk menutup utang luar negerinya, contohnya hutan. Bahkan buat memenuhi kebutuhan daging yang murah di amerika Serikat, beribu hektar hutan tropis di amerika latin pada ubah menjadi wilayah peternakan tanpa memperhatikan pencagaran tanah. Maka erosi beratpun terjadi.

5.paham antroposentrime
Hal yg jua dapat dianggap menjadi penyebab kerusakan lingkungan akibat pendayagunaan tidak terkendali oleh ulah insan merupakan paham manusia sendiri mengenai dirinya pada berhadapan menggunakan alam.paham antroposentrisme masih dipegang insan. Demikian jua pemikiran dan moral lingkungan hayati tetap terpusatkan dalam insan (human centered ethic). Manusia sebagai jantung perhatian pada pembahasan tentang lingkungan hidup. Hal yg menjadi pertimbangan primer merupakan peningkatan kesejahteraan serta kebahagiaan manusia di dalam alam semesta.

6.pudarnya nilai-nilai tradisional
Contoh perkara pada Indonesia: Meskipun sering dikatakan bahwa warga menghambat linkungan, akan tetapi kesuburan sawah-sawah serta kelestarian hutan-hutan pada Nusantara selama ribuan tahun pengolahan pertanda bahwa nenek moyang kita menguasai seni menggunakan sambil memelihara. Masyarakat Dayak membakar hutan buat membuka huma baru, namun demikian mereka masih memakai cara-cara mencegah terjadinya musibah kebakaran hutan (memperhitungkan arah angin, memilih lokasi areal untuk dibakar serta sebagainya). Bencana terjadi karena nilai-nilai tradisional itu nir terlihat pada para transmigran dari daerah lain yang membakar sebagian hutan tanpa perhitungan yg baik, sehingga kebakaran hutan tidak mampu dikuasai lagi. Pada isu terkini kering panjang tahun 1982-1983 terjadi kebakaran akbar-besaran pada Kalimantan Timur antara oktober 1982 serta April 1983 yang menghanguskan lebih kurang tiga,6 hektar hutan. Ini dipercaya kebakaran hutan terbesar pada sejarah umat manusia. Majalah Tempo, 19 september 1987 melukiskan kerugian materi yang ditimbulkan barah selama delapan bulan itu sebagai benar-benar memilukan. Kerugian total ditaksir lebih kurang 122 juta m3, belum terhitung kerugian akibat menyusutnya peran ekologisnya,. Ketika hujan deras turun, Juli 1984, desa-desa sepanjang sungai Mahakam tergenang. Tak terdapat lagi pepohonan akbar yg ”menangkap” air.

7. Keterbatasan kemampuan bumi Akibat dari semua kebijakan yang berpedoman dalam kemajuan tekhnologi, ekonomi, serta produktivitas merupakan terganggunya ekuilibrium lingkungan hidup. Daya regenaerasi alam tidak bisa berkembang sewajarnya karena tidak bisa mengimbangi laju eksploitasi yg dilakukan oleh insan. Demikian jua daya dukung bumi mengalami kejenuhan (ecological over stress) dampak terus menerus dikuras diluar batas kewajaran. Penggunaan asal-sumber daya alam secara tidak terkendali sang negara-negara kaya serta adikuasa, yg mengandalkan teknologi nuklir, serta kimia, sudah memberikan citra yg negatif terhadap masa depan insan dan lingkungan hayati.

8. Desakan tuntutan kebutuhan hayati 
Hal lain yg menyebabkan tindakan pendayagunaan terhadap lingkungan yang tak terhindarkan adalah apabila manusia dihadapkan dalam tuntutan buat memenuhi kebutuhan hayati yg utama, buat memenuhinya insan akan memilih cara yang lebih gampang untuk dilakukan. Tuntutan hidup telah mengharuskan, misalnya membuka huma tanpa harus mengedepankan pertimbangan lingkungan.

D. Munculnya Kesadaran Lingkungan
Adanya pencerahan yg mendalam dalam insan bahwa insan dan lingkungan berkaitan sangat erat, dan sangat bergantung pada alam. Hal ini mendorong tumbuhnya kemauan insan buat mengetahui lebih banyak tentang alam, hingga akhirnya memunculkan suatu disiplin ilmu yg dianggap ecology, yg diartikan sebagai ilmu yg mengusut hubungan timbakl kembali antara manusia dan lingkungannya. Beberapa insiden penting pencerahan dan komitmen manusia terhadap lingkungan hidup dapat disebutkan menjadi berikut adalah:

1. World Environmental Movement (1972)
Perhatian atas krisis lingkungan hidup nir lagi hanya menjadi urusan masing-masing negara atau perorangan. Melainkan telah sebagai keprihatian warga dunia secara beserta. Gerakan kesadaran ekologi secara internasional diprakarsai sang PBB dengan mengadakan konferensi Gerakan Lingkungan Hidup Sedunia (World Environmental Movement) pada Stocholm , Swedia pada 5-16 Juni 1972, yang kemudian setiap tahun diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. PP pula membangun badan khusus yg menangani perkara lingkungan hayati yaitu United Nations Environmental Programme (UNEP). Sejak saat itu, gerakan ekologi sudah melibatkan berbagai negara di global serta pula lembaga-lembaga non-pemerintah (LSM).

2 Konferensi Rio de Janerio (1992)
Konferensi Rio de Janerio (yg sering dianggap juga KTT Bumi) bisa dianggap sebuah tonggak sejarah dalam penanganan masalah-kasus lingkungan. Ini merupakan sebuah babak baru usaha manusia menghadapi perkara-perkara lingkungan dalam memasuki abad ke-21, yang dibangun menurut pencerahan akan pentingnya pengaitan taktik-taktik penanganan kasus-perkara lingkungan ke dalam kebijak pengembangan ekonomi suatu negara, bahkan pengembangan ekonomi global.

KTT Bumi (Earth Summit) tentang lingkungan dan Pembangunan yg dikenal dengan nama United Nations Conference of Environmental and Development (UNCED) merogoh tema ”Think globally, act locally”, yg menekankan perlunya semangat kebersamaan buat mengatasi banyak sekali perkara yg ditibulkan oleh benturan mantara upaya-upaya melaksanakan pembangunan di satu pihak serta melestarikan asal daya alam dipihak lain. Kesepakatan yang dicapai dalam KTT tersebut tertuang dalam beberapa dokumen krusial, yakni: Agenda 21, Prinsip-prinsip Kehutanan, Konvensi Perubahan Iklim, dan konvensi Keanekaragaman biologi. Denagan demikian secara politis sudah diletakkan dasar bagi kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Dari serangkaian kesepakatan yang dicapai pada KTT terdapat 3 perkara global paling mendesak dalam memasuki abad 21, yang menuntut penanganan bersama seacara serius, yakni: perubahan iklim akibat kecerobohan insan, menghilangnya keragaman biologi, dan perlunya restriksi jumlah penduduk serta perubahan pola konsumsi rakyat terbaru. Efektifitas menurut penanganan ketiga masalah utama tadi sedang dikaji terus menerus mmelalui kebijakan serta tindakan konkrit yg diambil lalu pada masing-masing negara.

3. Protokol Kyoto (1977)
Protokol Kyoto, yang merupakan hasil negosiasi yang berjalan selama empat tahun, serta diadopsi tahun 1997, bisa dipandang menjadi tonggak lanjutan keseriusan aneka macam negara buat menyelamatkan bumi berdasarkan kehancuran totalnya. Elemen-elemen utama protokol Kyoto merupakan target kuantitatif dan waktu penurunan emisi gas serta mekanisme pencapaian sasaran tersebut protokol kyoto merupakan dasar bagi negara-negara industri buat mengurangi emisi gas rumah kaca adonan mereka paling sedikit lima persen dari tingkat emisi 1990 menjelang periode 2008-2001, diperkirakan, apabila pola konsumsi, gaya hidup, dan pertambahan penduduk tidak berubah, 100 tahun yang akan tiba konsentrasi CO2 akan semakin tinggi menjadi 580 ppmv atau 2 kali lipat menurut zaman pra industri, akibatnya maka pada kurun ketika 100 tahun mendatang suhu homogen-rata bumi akan meningkat sampai 4,lima derajat Celcius.

4. Implementasinya pada Indonesia
Kesadaran ekologi pada Indonesia sudah timbul dalam dekade 1960-1n, mengikuti apa yang berkembang pada dunia internasional serta sekaligus menjadi reaksi lumrah atas pembangunan yg sedang ulet dilaksanankan di dalam negeri. Kesadaran ekologi di negeri ini nir hanya melibatkan pemerintah, melainkan juga bebagai kalangan swasta, misalnya LSM-LSM bahkan forum-forum keagamaan. Dari pihak pemerintah, kesadaran ekologi terutama dikembangkan oleh Departemen Kependudukan serta Lingkungan Hidup dengan memberlakukan Undang-Undang Lingkungan Hidup (UULH).di dalam UULH itu dapat ditemukan galat satu upaya pemerintah mengatasi kasus lingkungan hayati, yaitu melali AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). Ketika Indonesia meratifikasi protokol Kyoto, maka secara sah protokol ini sebagai bagian sistem aturan nasional yg harus diimplementasikan dalam berbagai kebijaksanaan dan pedoman pelaksanaannya

GEOGRAFI ZONAZONA GEOGRAFI HEWAN TUMBUHAN

Geografi: Zona-Zona Geografi Hewan Tumbuhan
Tempat yang tidak sinkron dihuni jenis-jenis hewan dan flora yg berbeda-beda juga. Hal ini nampak jelas/nyata saat dunia dijelajahi. Pada tahun 1628, pada karyanya yg berjudul The Anatomy of Melancholy, Robert Burton menulis:

Mengapa Afrika masih ada banyak hewan buas beracun, sedangkan Irlandia nir? Atena masih ada burung hantu, Kreta nir? Mengapa Daulis dan Thebes tidak terdapat burung layang-layang (seperti yang dikatakan Pausanias kepada kita) misalnya yang masih ada pada Yunani, Ithaca [tidak terdapat] terwelu, Pontus [tidak terdapat] keledai, Scythia [tidak terdapat] anggur? Darimana datangnya berbagai kompleksitas, rona, tumbuhan, burung, hewan buas, logam, yg spesial pada hampir tiap-tiap loka?
(Burton 1896 edn: Vol. II, 50-1)

Perbedaan zona persebaran spesies sebagai nampak jelas ketika para penjelajah ‘menemukan negeri baru’. Pada pertengahan abad delapan belas, George Leclerc, Compte de Buffon (1707-1788) mengusut apa yang kemudian dikenal menjadi mamalia tropis menurut Dunia Lama (Afrika) dan Dunia Baru (Amerika Selatan dan Tengah). Dia menemukan bahwa mereka nir cuma mempunyai spesies tunggal pada bentuk generik. Perbandingan lanjutan dalam flora, serangga serta reptil Afrika serta Amerika Selatan menerangkan dengan jelas pola yg sama.

Hingga abad kesembilanbelas, sudah mulai secara konkret disadari bahwa permukaan bumi dapat dibagi ke pada zona-zona geografi fauna tumbuhan, tiap zona memiliki sekelompok hewan yang tidak sinkron dan sekelompok flora yang berbeda. Augustin Pyramus de Candolle menghitung tanaman -tanaman dan memperkenalkan daerah endemik (areas of endemism), yaitu zona-zona nabati, yg memiliki jumlah tumbuhan eksklusif khas pada daerah tersebut. Dia mendaftar 20 zona nabati atau wilayah endemik dalam tahun 1820, dan hingga tahun 1838 telah menambahkan angka lain, hingga membentuk jumlah 40. Pada tahun 1826, James Cowles Prichard, seseorang ahli hewan, membedakan tujuh zona binatang: zona artik, zona iklim sedang, zona equator, Pulau India, Zona Papua, Zona Australia, dan daerah paling jauh Amerika serta Afrika. William Swainson memodifikasi skema tadi dalam tahun 1835, menggunakan mengambil pertimbangan pada ‘5 keanekaragaman insan yg telah dikenal’, buat menyajikan lima zona: Zona Eropa (Kaukasian), Zona Asiatik (atau Mongolian), Zona Amerika, Zona Etiopian (atau Afrika), dan Zona Australian (atau Melayu).

Karya berpengaruh berdasarkan seorang ahli burung (Ornitologi), Philip Lutley Sclater, serta pakar geografi fauna flora dan peneliti alam populer menurut Inggris, Alfred Russel Wallace, melampui gagasan Prichard dan Swainson pada persebaran-persebaran hewan. [dengan] memakai persebaran hewan, Sclater (1858) memperkenalkan 2 pembagian dasar (atau “ciptaan”, seperti istilah yang dipakainya)---Dunia Lama (Creatio Paleogeana) serta Dunia Baru (Creatio Neogeana)---serta enam zona. Dunia Lama dia bagi ke pada Eropa dan Asia sebelah utara, Afrika sebelah selatan Gurun Sahara, India dan Asia Tenggara, serta Australia serta Papua Newginie. Dunia baru dia bagi ke pada Amerika Utara serta Amerika selatan. Skema Sclater mendorong kehebohan publikasi sang ahli fauna berbahasa Inggris, termasuk Thomas Henry Huxley dan Joel Asaph Allen, yg masing-masing berdasarkan mereka menyampaikan klasifikasi geografis berdasarkan apa yang mendukung [skema mereka]. Dalam karyanya, The Geographical Distribution of Animals (1876), Alfred Russel Wallace mengulas sistem yg sedang bersaing, [kemudian] beropini secara meyakinkan dukungannya dalam enam zona yang diadopsi Sclater, atau kerajaan seperti yg dijulukan Wallace kepadanya. Sistem Sclater dan amandemen tambahan menurut Wallace padanya memberikan sebuah istilah yg masih bertahan sampai sekarang ini (Gambar 4.1). Gagasan lanjutan ialah variasi tambahan pada tema Sclater-Wallace. Sclater dan Wallace mengidentifikasi enam zona---Neartik, Neotropik, Palaeartik, Ethopian, Oriental, serta Australian. Secara beserta-sama, Zona Neartik serta Palaeartik menciptakan Neogaea (Dunia Baru), sementara zona lainnya menciptakan Palaeogaea (Dunia Lama). Sumbangan Wallacae ialah mengidentifikas sub-zona, terdiri menurut empat sub per zona, yg sebagian akbar berkaitan dengan zona botani berdasarkan de Candolle (Tabel 4.1). Bahkan, klasifikasi zona fauna tumbuhan abad sembilan belas pada intinya merupakan bisnis buat mengelompokan daerah endemik ke pada klasifikasi hirarkis dari daya keterkaitannya. Seharusnya perlu juga dicatat bahwa C. Barry Cox (2001), pada penyelidikannya pada zona-zona geografi hewan tanaman , menduga [penggunaan] istilah Neotropis, Neartik, dan Palaeartik sebagai nir simpel dan tidak berguna, lebih menentukan memakai istilah Amerika Selatan, Amerika Utara serta Eurasia sebagai pilihan lain yg lebih sederhana.

Tanpa diduga dan patut diperhatikan bahwa persebaran spesies menggunakan kemampuan yg baik, termasuk flora, serangga dan burung, cenderung masuk ke pada batas-batas zona zoogeografis secara tradisional. [dalam] dunia burung Amerika Utara dan Eropa terdapat beberapa famili serta bermacam genera dimana ke 2 wilayah tersebut tidak saling terkait [satu sama lain], bahkan meskipun penyebaran menyeberang Atlantik utara sampai Samudera Pasifik sang ‘pendatang tak diundang’ acapkali terjadi setiap tahun. Begitu pula taxa burung migrant jarak jauh pun cenderung menetap di belahan [bumi] timur atau di belahan [bumi] barat, yg mana mereka bermigrasi antara garis lintang tinggi serta rendah, serta menandakan kesamaan lemah pada penyebaran timur-barat antar benua. 

Zona Mamalia
Dari enam zona hewan yang digambarkan sang Sclater serta Wallace, Zona Palaeartik atau Eurasian merupakan yang paling luas. Hal itu termasuk Eropa, Afrika bagian utara, Timur dekat, dan sebagian besar Asia (tapi nir termasuk sub benua India atau Asia Tenggara). Fauna mamalianya cukup kaya menggunakan kurang lebih 40 keluarga. Hanya 2 menurut keluarga tadi adalah endemik zona Palaeartik---tikus pondok buta (Spalacidae) dan tikus gurun (Seleviniidae), diwakili oleh satu spesies, dzhalman, yg adalah seekor pemakan serangga kecil.

Zona Neartik atau Zona Amerika Utara mencakup hampir semua Dunia Baru sebelah utara dari Meksiko tropis. Faunanya beragam dan termasuk keluarga menggunakan sebagian akbar zona tropis, seperti kelelawar bersayap kantong atau kelelawar berekor-sarung (Emballonuridae), kelelawar vampir (Desmodontidae), dan babi sigung atau babi liar (Tayassuidae), serta sebagian akbar famili zona subartik, semisal tikus loncat (Zopodidae), beaver (Castoridae), serta beruang (Ursidae). Hanya 2 keluarga neartik yang termasuk endemik dalam daerah tadi (Tabel 4.dua). Aplodontidae, yg terdiri dari satu spesies, beaver gunung atau swellel (Aplondontia rufa), dan Antilocapridae, yg jua terdiri satu spesies, Rusa bertanduk garpu (Antilocapra americana). Dua famili lainnya dominan adalah endemik: hewan pengerat berkantung (Geomydae) hayati di Amerika Utara, Amerika tengah, serta Kolombia bagian utara; dan tikus kanguru dan tikus berkantung (Heteromydae) hayati pada Amerika Utara, Meksiko, Amerika tengah, serta Amerika Selatan bagian barat bahari.

Zona Neotropis atau Zona Amerika Selatan meliputi seluruh Dunia Baru sebelah selatan Meksiko tropis. Dirinya mempunyai sekitar 27 famili endemik mamalia, termasuk 12 famili binatang pengerat caviomorph serta 7 keluarga kelelawar.

Zona Ethopian meliputi Madagaskar, Afrika bagian selatan berdasarkan garis/batas yg agak tidak bisa ditentukan [secara jelas] yang membentang sepanjang Gurun Sahara, dan secarik/bagian daerah selatan Semenanjung Arab. Zona tersebut memiliki kurang lebih 15 famili endemik, hampir sama banyaknya seperti zona Neotropis, termasuk 2 famili celurut (tikus mondok emas serta celurut berang-berang) serta 5 keluarga hewan pengerat. Dua keluarga lainnya celurut gajah (Macroscelididae) dan gundi (Ctenodactylidae) hidup hanya di Afrika, akan tetapi menyebar sampai sebelah utara benua, yang adalah bagian dari zona Palaeartik.

Zona Oriental mencakup India, Indo-China, China bagian selatan, Malaysia, Kepulauan Filipina dan Indonesia sampai batas timur jauh garis Wallace. Zona Oriental hanya memiliki lima keluarga endemik (Tabel 4.dua): Dormis duri (Platacanthomyidae), tupai/celurut pohon (Tupaiidae), Tarsius (Trasiidae), Kubung atau lemur terbang (Cynocephalidae), serta satu famili kelelawar endemik---Craseonycteridae---diwakili sang spesies tunggal yang dikenal menjadi kelelawar Kitti hidung-babi atau kelelawar tawon bambo (Craseonycteris thonglongyai), yang ditemukan di Tailand dalam tahun 1973.

Penerapan metode terbaru klasifikasi numeris pada persebaran mamalia menunjukan persamaan dan perbedaan zona-zona geogafi hewan tumbuhan. Dengan memakai [teknik] multidimensi dalam membuat skala data persebaran berdasarkan 115 keluarga mamalia (seluruhan keluarga laut dan famili insan diabaikan), pada 24 subzona dari Wallace, Charles H. Smith (1983) mendeskripsikan zona-zona yang sama buat skema Sclater-Wallace itu, tapi [juga] muncul perbedaan yg berarti. Dalam sistem Smith, terdapat empat zona---Holarctic, Amerika Latin, Afro-Tethyan, serta Kepulauan---serta sepuluh sub-zona (gambar 4.dua). Zona Holarctic terdiri berdasarkan sub-zona Neartik serta Palaeartik; zona Amerika Latin terdiri sub-zona Neotropis serta Argentin; Afro-Tethyan terdiri menurut sub-zona Mediteranian, Ethopian dan Oriental; dan zona Kepulauan terdiri dari sub-zona Australian, Hindian Barat, serta Madagaskan. Setiap sub-zona sama uniknya sehingga dirinya bisa dibandingkan menggunakan semua sub-zona lainnya. Beberapa keistimewaan sistem Smith yaitu menantang [untuk diperdebatkan]. Pertama, sistemnya menyampaikan persamaan yang dekat antara keluarga mamalia dari Zona Ethiopian dan Oriental. Kedua, sistemnya menggolongkan sub-zona Mediteranian ke pada Zona Ethiopian, jadi mengeluarkannya dari zona Palaeartik. Ketiga, sistemnya mempertimbangkan Madagaskan serta Hindian Barat ke sub-zona kepulauan yang tidak sama, menyingkirkannya dari zona Ethiopian dan Zona Neotropis, secara berturut-turut. 

Tabel 4.tiga menampakan kekayaan zonasional serta endemisitas keluarga mamalia pada zona dan sub-zona sistem Smith. Dari 115 keluarga mamalia yang digunakan pada analisis, 43 (37 %) adalah endemik sub-zona. Endemisitas paling rendah berdasarkan sub-zona berada pada sub-zona Palaeartik, yang tidak memiliki famili endemis sama sekali, dan terbanyak pada sub-zona neotropis, menggunakan sembilan famili endemis. Analisis Smith pula menampakan bahwa sub-zona Neartik, Palaeartik, Mediteranian mempunyai persamaan yg tinggi menggunakan hewan pada sub-zona lainnya, dimana sub-zona Argentin dan Australian memiliki persamaan yg rendah dengan hewan di sub-zona lainnya. Selanjutnya, sifat dasar fauna Neotropis, Argentin, Ethiopian, Australian, Hindian Barat, serta Madagaskan mencerminkan impak isolasi atau tidak dapat dimasuki (atau keduanya).

Zona Tumbuhan 
Dalam [karya] The Geography of the Flowering Plants (1974), pakar tumbuhan berkebangsaan Inggris, Ronald Good mengikhtisarkan pesebaran kehidupan tumbuhan berbunga (angiosperm) dengan mengadaptasi skema yg ditemukan oleh Adolf Engler selama tahun 1870-an. Good menggambarkan enam zona flora primer, walaupun dirinya menyebutnya menjadi “kerajaan”; zona sub-artik, zona Palaeotropis, zona Neotropis, zona Australian, zona Afrika Selatan (Cape), serta zona tumbuhan Antartika. Setiap zona tersebut terdiri menurut sejumlah sub-zona (Good menyebutnya sebagai zona), yang jumlah keseluruhannya 37 (Gambar 4.tiga). (gerombolan “kerajaan” tanaman yang sama jua digambarkan sang Armen L. Takhtajan dalam tahun 1986). Zona tanaman subartik merentang [dari] Amerika Utara serta Asia, yg didiami aneka macam keluarga, termasuk birch, alder, hazel, serta hornbeam (Batulaceae), mustar/kubis-kubisan (Cruciferae), mawar kuningmuda (Primulaceae), serta buttercup (Ranunculaceae). Enam sub-zona yang dikenal: Artik serta subartik, Asia bagian timur, Asia bagian barat dan tengah, Mediteranian, Eropa-Siberia, serta Amerika Utara. Zona Paleotropis mencakup hampir semua Afrika, semenanjung Arab, India, Asia tenggara, serta sebagian wilayah Pasifik bagian barat dan tengah. Sub-zona tidak sepenuhnya disepakati/disetujui akan tetapi Malesia, Indo-Afrika, dan Polynesia secara umum [telah] dikenal. Sub-zona Malesian sangat kaya akan bermacam bentuk dengan kurang lebih 400 genus endemik. Madagaskar, yang adalah bagian sub-zona Indo-Afrika namun terkadang dianggap menjadi zona terpisah, memiliki 12 keluarga endemik serta 350 genus endemik. Zona Neotropis mencakup hampir semua wilayah Amerika Selatan, kecuali ujung selatan dan jalur barat daya, Amerika tengah, Meksiko (dispensasi dalam bagian utara yang kemarau serta bagian tengah), dan Hindian Barat dan ujung selatan Florida. Zona ini sangat kaya menggunakan bunga-bungaan, ditempati 47 keluarga endemik serta hampir sekitar 3.000 genus endemik. Zona Cape Afrika Selatan, buat ukurannya yang mini , kaya akan tumbuhan menggunakan 11 famili endemik serta 500 genus endemik. Zona Australia sangat tidak selaras menggunakan 19 keluarga endemik, 500 genus endemik, serta lebih menurut 6.000 spesies tumbuhan berbunga. Zona Antartika mempunyai geografi yang tidak biasa dan termasuk jalur pantai Chili serta ujung selatan Amerika Selatan, kepulauan Antartika serta Sub-Antartika, serta Selandia Baru. Sub-zona menurut sub-antartika (Cili bagian selatan, Patagonia, dan Selandia baru) mempunyai tanaman yang tidak selaras terdapat kurang lebih 50 genus, dimana pantai selatan (Nothofagus) adalah sebuah unsur yang spesial . 

Persamaan dan Perbedaan [antar] Zona
Zona binatang mamalia di dunia saling terkait satu sama lain dengan cara yang rumit, begitu juga zona tanaman semua dunia. Keterkaitan pada taraf spesies sangatlah lemah, kecuali antara zona Eurasia dengan Amerika Utara, tapi sebagian zona mempunyai kecenderungan genus serta famili. Setiap zona geografi fauna flora mempunyai 2 gerombolan famili: mereka yg adalah endemik atau spesial pada zona tadi, serta mereka yg sama-sama mendiami/menyebar pada zona lainnya. Walaupun nir terdapat sistem konvensi dalam menamai takson yang sama (spesies, genus, famili atau apapun), sebuah sistem susunan mengusulkan bahwa takson yang sama-sama berada diantara dua zona fauna flora diklaim kekhasan (charaterisctic), dan takson yang terdapat diantara 3 atau empat zona fauna tumbuhan adalah semi-kosmopolitan, dan takson yg sama-sama berada diantara 5 atau lebih zona fauna flora artinya kosmopolitan (cosmopolitan). Hubungan antar zona dipengaruhi melalui percampuran sebagian komponen hewan ataupun flora. Komponen tumbuhan Malesian [sekarang] terdapat pada hutan hujan tropis Queensland bagian timur bahari, Australia. Flora Antartika serta Palaetropis bercampur pada Pulau Selatan Selandia baru, Tasmania, serta Pegunungan Asutralia. Persamaan yang kuat zona hewan Ethiopian dan Oriental tercermin dalam sejumlah keluarga yang sama: tikus bambu (Rhizomyinae), gajah (Elephantidae), badak (Rhinocerotidae), kancil (Tragulidae), loris dan kongkang (Lorisidae), galago atau monyet malam (Galagonidae), kera (Pongidae), serta Trenggiling dan trenggiling bersisik (Manidae).

Perbandingan Zona Flora dan Fauna
Zona flora primer serta zona hewan utama hampir kongruen, tetapi terdapat perbedaan krusial diantara mereka. Pertama, ditimbulkan sang kemampuan menyebar yang lebih baik berdasarkan sebagian tumbuhan dibanding hewan darat, zona flora cenderung kurang jelas [batasannya] dibandingkan menggunakan zona binatang. Kedua, walaupun zona flora sub-artik adalah sama menggunakan adonan zona hewan Eurasian serta Amerika Utara (zona Holoartik), sub-zona flora Amerika Utara tidak sinkron menurut zona fauna Neartik pada arti bahwa dirinya nir menempati seluruh wilayah Florida atau Baja Kalifornia. Zona flora Palaeotropis merupakan sama jika dibandingkan dalam campuran zona hewan Ethiopian serta Oriental atau sebagian besar zona Afro-Tethyan milik Smith, menggunakan tidak memasukan Mediteranian, yg secara tanaman merupakan grup zona sub-artik. Zona tanaman Australian homogen-rata cocok/sesuai dengan zona hewan Australian, walaupun garis pembagian dengan zona Asian terletak antara Australia serta Papua, daripada zona faunanya yang relatif lebih ke barat. Pastinya, sangat membingungkan bahwa tumbuhan papua adalah Palaeotropis sedangkan faunanya Australian. Zona flora neotropis pada banyak sekali hal sesuai dengan zona faunan Neotropis, namun zona flora neotropis, tidak misalnya zona fauna neotropis, terbawa hingga pada Baja Kalifornia dan ujung selatan Florida. Zona flora Cape, yang mendiami ujung selatan Afrika, tidak menerangkan kecenderungan menggunakan zona faunanya. Zona tumbuhan Antartika, misalnya zona tumbuhan Cape, tidak memiliki persamaan pada zona fauanya, termasuk Amerika Selatan bagian selatan serta Selandia baru, serta sebagian anggotanya ditemukan di Tasmania serta Australia bagian tenggara.

Zona Peralihan dan Filter
Berbagai jenis pembatas, sebagian akbar dipengaruhi sang iklim, pegunungan, dan perairan pemisah, memisahkan zona tanaman serta hewan utama. Dua perairan pemisah---Selat Bering serta Laut Norwegia, dimana keduanya mengalami iklim dingin---memisahkan zona Amerika Utara dari zona Eurasian. Daratan-penghubung yg sempit (Tanah Genting Panama), mengubah pemisah perairan yang disebut di awal, bertindak sebagai filter antara Amerika Utara serta Amerika Selatan, menggunakan kondisi kemarau yang berada di sebelah utara daratan penghubung pada Meksiko. Gurun Sahara memisahkan zona Palaeartik berdasarkan zona Ethiopian. Zona Ethiopian tersekat oleh zona Oriental melalui wilayah kering di Asia barat daya dan Semenanjung Arab. Himalaya serta bentangannya ke arah timur menciptakan pembatas yg dashyat antara zona Oriental dengan zona Palaeartik. Di zona tadi kadangkala disebutkan Wallacea, serangkaian perairan pemisah merintangi jalan antara zona Oriental dengan zona Australian. 

Perbatasan antar zona fauna flora bisa dilalui dengan berbagai taraf kesulitan atau kemudahan. Kadangkala menggunakan kondisi lingkungan pada wilayah perbatasan memberi peluang akses antar wilayah yg tidak terhalangi. Perbatasan terbuka pernah sekali terdapat antara Alaska dan Siberia ketika, selama kala Pleistosen, disana [masih] masih ada daratan penghubung yaitu daerah kering yang melintasi apa yg kini disebut sebagai Selat Bering. Perbatasan lainnya cenderung bertindak menjadi penghalang serta pencegah melintasnya sebagian spesies berdasarkan satu zona fauna tumbuhan ke zona lainya. Dalam poly masalah, daerah perbatasan adalah peralihan antara tumbuhan atau faunan berdasarkan sebuah zona hewan tanaman yang bercampur dengan flora dan hewan berdasarkan zona hewan tanaman yang saling berdekatan. Dua kasus berikut adalah akan menjelaskan [zona peralihan] tadi.

Wallacea
Zona [wilayah] peralihan geografi fauna yang paling terkenal antara garis Lydekker dan garis Wallace artinya apa yg kadang disebut sebagai Wallacea (Gambar 4.4). Fauna Oriental dan Australian berkelompok satu sama lain ke dalam daerah luas Wallacea. Fauna dari ke 2 zona tersebut semakin berkurang sepanjang zona peralihan. Garis Wallace, yg melewati antara Bali dan Lombok serta Sepanjang Selat Makasar antara Kalimantan dan Sulawesi, menandai bentangan paling timur dari keseluruhan hewan Oriental. Beberapa spesies Oriental (celurut, musang, babi, rusa, simpanse) telah berkoloni di Sulawesi dan Bali, tapi secara genetik mereka berbeda berdasarkan kerabatnya di zona Oriental. Sangat sedikit spesies Oriental, berdasarkan semua yg barangkali sudah diperkenalkan, masih ada pada kepaluan sampai daerah timur jauh misalnya Timor, tetapi tidak satupun spesies Oriental hidup di luar batas tadi. Garis Lydekker, yg merentang antara daratan primer Australia dan Timor dan antara Pulau Papua dan Seram serta Halmahera, mengikuti tepi landas benua Australia (Dangkalan Sahul). Dirinya menandai batas paling barat dari keseluruhan fauna Australia. Beberapa spesies Australia hayati di sebagian pulau-pulau kecil yang agak ke barat, ke barat sejauh Sulawesi dan Lombok. Garis Weber bergerak pada sebelah barat Maluku serta Timur Timor, dan menandai loka dengan percampuran yg mirip antara spesies Oriental dengan Australian. Dirinya dipahami sang sebagian pakar sebagai garis pemisah antara hewan Oriental menggunakan Australian. Akan tetapi, penyelidikan dalam garis pembagi secara absolut semacam itu dalam zona peralihan secara tegas nampaknya tidak berarti/sia-sia.

Tanah Genting Panama
Amerika Selatan sekarang ini terhubung menggunakan Amerika Utara, namun, untuk hampir lebih dari 65 juta tahun terakhir atau kira-kira misalnya itu, dirinya merupakan sebuah pulau-benua. Selama masa itu, berdasarkan sekitar 40 sampai 36 juta tahun yg kemudian, persambungan daratan menggunakan Amerika Utara barangkali telah ada pada bentuk rangkaian kepulauan. Dari 30 juta sampai 6 juta tahun yg kemudian, Amerika Selatan masih adalah sebuah pulau akbar serta mamalia tidak mempunyai peluang berinteraksi dengan zona fauna lainnya. Bahkan sama seperti kini ini pada saat 6 juta tahun yang kemudian, Palung Bolivar menghubungkan Laut Karibia menggunakan Samudera Pasifik serta menghalangi jalan lintas binatang/mamalia. Hingga tiga juta tahun yang lalu, sebuah daratan penghubung---jembatan darat Panama---telah terbentuk sehingga memberi pintu gerbang bagi pertukaran fauna antara Amerika Utara dengan Selatan. Banyak mamalia menggunakan mudah masuk ke dalam Amerika Selatan. Jalan lintas tadi adalah jalan lintas 2 arah dan diklaim menjadi Pertukaran Besar Amerika (Great American Interchage). Sekarang, Tanah Genting Panama merupakan misalnya sebuah [wilayah] penyaring/filter.

LOKAL DAN KOSMOPOLITAN: POLA-POLA PERSEBARAN
Semua spesies, genus, keluarga dan sebagainya mempunyai suatu rentang atau persebaran geografis. Rentang persebaran [dapat] diukur menurut beberapa meter persegi sampai mencapai holistik daerah muka bumi. Lingkungan fisik, lingkungan loka hidup, dan sejarah menentukan batas-batas mereka. Mereka cenderung mengikuti beberapa pola dasar tertentu akbar atau mini , penyebaran atau keterhalangan, malaran atau keterpisahan. 

Besar atau kecil, menyebar atau terhalang
Spesies endemik hayati hanya pada satu tempat, tidak perkara seberapa akbar atau kecil loka tadi. Seekor spesies bisa menjadi endemik pada semua Australia atau endemik hanya pada beberapa meter persegi di gua Rumania. Spesies pandemik hidup pada semua tempat. Puma atau singa gunung (Felis concolor), menjadi model, adalah spesies pandemik dikarenakan dirinya menempati hampir semua daerah Dunia Baru bagian barat, berdasarkan Kanada hingga Tierra del Fuego (Gambar 4.1). Dirinya pula merupakan spesies endemik dari zona tadi dikarenakan beliau nir hidup di tempat lain. Spesies kosmopolitan mendiami seluruh dunia, meskipun tidak berada di semua loka. Hal itu dimungkinkan bagi spesies kosmopolitan buat berada di sejumlah lokalitas kecil di semua benua. 

Pada umumnya, spesies pandemik atau kosmopolitan mempunyai persebaran luas, sedangkan spesies endemik memiliki persebaran yang terbatas. Beberapa spesies mamalia berukuran mini serta ukuran sedang pada Eropa memiliki persebaran endemik serta terbatas, termasuk terwelu castroviejo (Lepus castroviejoi), tikus sawah gerbe (Microtus gerbei), tikus salju Balkan (Dinaromys bogdanovi), serta hamster Romania (Mesocricetus newtoni) (Gambar 4.lima). Kapibara (Hydrochoerus hydrocaeris), fauna pengerat terbesar yang masih hidup, merupakan endemik Amerika Selatan. Dirinya jua termasuk pandemik, tersebar lebih menurut separuh daerah benua tadi. Perbedaan antara penyebaran atau keterhalangan acapkali terletak dalam keadaan serta ketiadaan spesies tersebut dalam benua-benua atau zona-zona hewan tanaman .

Spesies mikro-endemik
Sebagian spesies mempunyai persebaran yg sangat terbatas atau mikro-endemik, hayati dalam sebuah populasi tunggal dalam daerah mini . Ikan pup Lubang Iblis (Cyprinodon diabolis) [hidup] terbatas dalam satu asal mata air panas yang keluar menurut sisi gunung di Nevada barat daya, Amerika (Moyle serta Williams 1990). Vole Amargosa (Microtus californicus scirpensis) mendiami rawa air tawar sepanjang jalur yg terbatas menurut Sungai Amargosa di wilayah kabupaten Inyo, Kalifornia, Amerika (Murphy serta Freas 1988). Kupu-kupu lurik bulu hitam (Strymonidia pruni) terbatas dalam beberapa tempat pada Inggris tengah serta Eropa tengah dan Eropa timur.

Famili Tumbuhan Endemis
Dua keluarga tanaman bunga yg endemis serta terbatas ialah Degeneriaceae yang terdiri dari satu spesies pohon, Degeneria vitiensis, yg tumbuh pada pulau Fiji. Leitneriaceae pula terdiri menurut satu spesies---Leitneriales florida (Leitneria floridana). Semak-semak tumbuhan peluruh adalah flora orisinil dalam daerah berpaya/berawa pada Amerika bagian tenggara dimana dirinya [sering biasanya] dimanfaatkan menjadi pengapung untuk menangkap ikan.