GEOGRAFI ZONAZONA GEOGRAFI HEWAN TUMBUHAN

Geografi: Zona-Zona Geografi Hewan Tumbuhan
Tempat yang tidak sinkron dihuni jenis-jenis hewan dan flora yg berbeda-beda juga. Hal ini nampak jelas/nyata saat dunia dijelajahi. Pada tahun 1628, pada karyanya yg berjudul The Anatomy of Melancholy, Robert Burton menulis:

Mengapa Afrika masih ada banyak hewan buas beracun, sedangkan Irlandia nir? Atena masih ada burung hantu, Kreta nir? Mengapa Daulis dan Thebes tidak terdapat burung layang-layang (seperti yang dikatakan Pausanias kepada kita) misalnya yang masih ada pada Yunani, Ithaca [tidak terdapat] terwelu, Pontus [tidak terdapat] keledai, Scythia [tidak terdapat] anggur? Darimana datangnya berbagai kompleksitas, rona, tumbuhan, burung, hewan buas, logam, yg spesial pada hampir tiap-tiap loka?
(Burton 1896 edn: Vol. II, 50-1)

Perbedaan zona persebaran spesies sebagai nampak jelas ketika para penjelajah ‘menemukan negeri baru’. Pada pertengahan abad delapan belas, George Leclerc, Compte de Buffon (1707-1788) mengusut apa yang kemudian dikenal menjadi mamalia tropis menurut Dunia Lama (Afrika) dan Dunia Baru (Amerika Selatan dan Tengah). Dia menemukan bahwa mereka nir cuma mempunyai spesies tunggal pada bentuk generik. Perbandingan lanjutan dalam flora, serangga serta reptil Afrika serta Amerika Selatan menerangkan dengan jelas pola yg sama.

Hingga abad kesembilanbelas, sudah mulai secara konkret disadari bahwa permukaan bumi dapat dibagi ke pada zona-zona geografi fauna tumbuhan, tiap zona memiliki sekelompok hewan yang tidak sinkron dan sekelompok flora yang berbeda. Augustin Pyramus de Candolle menghitung tanaman -tanaman dan memperkenalkan daerah endemik (areas of endemism), yaitu zona-zona nabati, yg memiliki jumlah tumbuhan eksklusif khas pada daerah tersebut. Dia mendaftar 20 zona nabati atau wilayah endemik dalam tahun 1820, dan hingga tahun 1838 telah menambahkan angka lain, hingga membentuk jumlah 40. Pada tahun 1826, James Cowles Prichard, seseorang ahli hewan, membedakan tujuh zona binatang: zona artik, zona iklim sedang, zona equator, Pulau India, Zona Papua, Zona Australia, dan daerah paling jauh Amerika serta Afrika. William Swainson memodifikasi skema tadi dalam tahun 1835, menggunakan mengambil pertimbangan pada ‘5 keanekaragaman insan yg telah dikenal’, buat menyajikan lima zona: Zona Eropa (Kaukasian), Zona Asiatik (atau Mongolian), Zona Amerika, Zona Etiopian (atau Afrika), dan Zona Australian (atau Melayu).

Karya berpengaruh berdasarkan seorang ahli burung (Ornitologi), Philip Lutley Sclater, serta pakar geografi fauna flora dan peneliti alam populer menurut Inggris, Alfred Russel Wallace, melampui gagasan Prichard dan Swainson pada persebaran-persebaran hewan. [dengan] memakai persebaran hewan, Sclater (1858) memperkenalkan 2 pembagian dasar (atau “ciptaan”, seperti istilah yang dipakainya)---Dunia Lama (Creatio Paleogeana) serta Dunia Baru (Creatio Neogeana)---serta enam zona. Dunia Lama dia bagi ke pada Eropa dan Asia sebelah utara, Afrika sebelah selatan Gurun Sahara, India dan Asia Tenggara, serta Australia serta Papua Newginie. Dunia baru dia bagi ke pada Amerika Utara serta Amerika selatan. Skema Sclater mendorong kehebohan publikasi sang ahli fauna berbahasa Inggris, termasuk Thomas Henry Huxley dan Joel Asaph Allen, yg masing-masing berdasarkan mereka menyampaikan klasifikasi geografis berdasarkan apa yang mendukung [skema mereka]. Dalam karyanya, The Geographical Distribution of Animals (1876), Alfred Russel Wallace mengulas sistem yg sedang bersaing, [kemudian] beropini secara meyakinkan dukungannya dalam enam zona yang diadopsi Sclater, atau kerajaan seperti yg dijulukan Wallace kepadanya. Sistem Sclater dan amandemen tambahan menurut Wallace padanya memberikan sebuah istilah yg masih bertahan sampai sekarang ini (Gambar 4.1). Gagasan lanjutan ialah variasi tambahan pada tema Sclater-Wallace. Sclater dan Wallace mengidentifikasi enam zona---Neartik, Neotropik, Palaeartik, Ethopian, Oriental, serta Australian. Secara beserta-sama, Zona Neartik serta Palaeartik menciptakan Neogaea (Dunia Baru), sementara zona lainnya menciptakan Palaeogaea (Dunia Lama). Sumbangan Wallacae ialah mengidentifikas sub-zona, terdiri menurut empat sub per zona, yg sebagian akbar berkaitan dengan zona botani berdasarkan de Candolle (Tabel 4.1). Bahkan, klasifikasi zona fauna tumbuhan abad sembilan belas pada intinya merupakan bisnis buat mengelompokan daerah endemik ke pada klasifikasi hirarkis dari daya keterkaitannya. Seharusnya perlu juga dicatat bahwa C. Barry Cox (2001), pada penyelidikannya pada zona-zona geografi hewan tanaman , menduga [penggunaan] istilah Neotropis, Neartik, dan Palaeartik sebagai nir simpel dan tidak berguna, lebih menentukan memakai istilah Amerika Selatan, Amerika Utara serta Eurasia sebagai pilihan lain yg lebih sederhana.

Tanpa diduga dan patut diperhatikan bahwa persebaran spesies menggunakan kemampuan yg baik, termasuk flora, serangga dan burung, cenderung masuk ke pada batas-batas zona zoogeografis secara tradisional. [dalam] dunia burung Amerika Utara dan Eropa terdapat beberapa famili serta bermacam genera dimana ke 2 wilayah tersebut tidak saling terkait [satu sama lain], bahkan meskipun penyebaran menyeberang Atlantik utara sampai Samudera Pasifik sang ‘pendatang tak diundang’ acapkali terjadi setiap tahun. Begitu pula taxa burung migrant jarak jauh pun cenderung menetap di belahan [bumi] timur atau di belahan [bumi] barat, yg mana mereka bermigrasi antara garis lintang tinggi serta rendah, serta menandakan kesamaan lemah pada penyebaran timur-barat antar benua. 

Zona Mamalia
Dari enam zona hewan yang digambarkan sang Sclater serta Wallace, Zona Palaeartik atau Eurasian merupakan yang paling luas. Hal itu termasuk Eropa, Afrika bagian utara, Timur dekat, dan sebagian besar Asia (tapi nir termasuk sub benua India atau Asia Tenggara). Fauna mamalianya cukup kaya menggunakan kurang lebih 40 keluarga. Hanya 2 menurut keluarga tadi adalah endemik zona Palaeartik---tikus pondok buta (Spalacidae) dan tikus gurun (Seleviniidae), diwakili oleh satu spesies, dzhalman, yg adalah seekor pemakan serangga kecil.

Zona Neartik atau Zona Amerika Utara mencakup hampir semua Dunia Baru sebelah utara dari Meksiko tropis. Faunanya beragam dan termasuk keluarga menggunakan sebagian akbar zona tropis, seperti kelelawar bersayap kantong atau kelelawar berekor-sarung (Emballonuridae), kelelawar vampir (Desmodontidae), dan babi sigung atau babi liar (Tayassuidae), serta sebagian akbar famili zona subartik, semisal tikus loncat (Zopodidae), beaver (Castoridae), serta beruang (Ursidae). Hanya 2 keluarga neartik yang termasuk endemik dalam daerah tadi (Tabel 4.dua). Aplodontidae, yg terdiri dari satu spesies, beaver gunung atau swellel (Aplondontia rufa), dan Antilocapridae, yg jua terdiri satu spesies, Rusa bertanduk garpu (Antilocapra americana). Dua famili lainnya dominan adalah endemik: hewan pengerat berkantung (Geomydae) hayati di Amerika Utara, Amerika tengah, serta Kolombia bagian utara; dan tikus kanguru dan tikus berkantung (Heteromydae) hayati pada Amerika Utara, Meksiko, Amerika tengah, serta Amerika Selatan bagian barat bahari.

Zona Neotropis atau Zona Amerika Selatan meliputi seluruh Dunia Baru sebelah selatan Meksiko tropis. Dirinya mempunyai sekitar 27 famili endemik mamalia, termasuk 12 famili binatang pengerat caviomorph serta 7 keluarga kelelawar.

Zona Ethopian meliputi Madagaskar, Afrika bagian selatan berdasarkan garis/batas yg agak tidak bisa ditentukan [secara jelas] yang membentang sepanjang Gurun Sahara, dan secarik/bagian daerah selatan Semenanjung Arab. Zona tersebut memiliki kurang lebih 15 famili endemik, hampir sama banyaknya seperti zona Neotropis, termasuk 2 famili celurut (tikus mondok emas serta celurut berang-berang) serta 5 keluarga hewan pengerat. Dua keluarga lainnya celurut gajah (Macroscelididae) dan gundi (Ctenodactylidae) hidup hanya di Afrika, akan tetapi menyebar sampai sebelah utara benua, yang adalah bagian dari zona Palaeartik.

Zona Oriental mencakup India, Indo-China, China bagian selatan, Malaysia, Kepulauan Filipina dan Indonesia sampai batas timur jauh garis Wallace. Zona Oriental hanya memiliki lima keluarga endemik (Tabel 4.dua): Dormis duri (Platacanthomyidae), tupai/celurut pohon (Tupaiidae), Tarsius (Trasiidae), Kubung atau lemur terbang (Cynocephalidae), serta satu famili kelelawar endemik---Craseonycteridae---diwakili sang spesies tunggal yang dikenal menjadi kelelawar Kitti hidung-babi atau kelelawar tawon bambo (Craseonycteris thonglongyai), yang ditemukan di Tailand dalam tahun 1973.

Penerapan metode terbaru klasifikasi numeris pada persebaran mamalia menunjukan persamaan dan perbedaan zona-zona geogafi hewan tumbuhan. Dengan memakai [teknik] multidimensi dalam membuat skala data persebaran berdasarkan 115 keluarga mamalia (seluruhan keluarga laut dan famili insan diabaikan), pada 24 subzona dari Wallace, Charles H. Smith (1983) mendeskripsikan zona-zona yang sama buat skema Sclater-Wallace itu, tapi [juga] muncul perbedaan yg berarti. Dalam sistem Smith, terdapat empat zona---Holarctic, Amerika Latin, Afro-Tethyan, serta Kepulauan---serta sepuluh sub-zona (gambar 4.dua). Zona Holarctic terdiri berdasarkan sub-zona Neartik serta Palaeartik; zona Amerika Latin terdiri sub-zona Neotropis serta Argentin; Afro-Tethyan terdiri menurut sub-zona Mediteranian, Ethopian dan Oriental; dan zona Kepulauan terdiri dari sub-zona Australian, Hindian Barat, serta Madagaskan. Setiap sub-zona sama uniknya sehingga dirinya bisa dibandingkan menggunakan semua sub-zona lainnya. Beberapa keistimewaan sistem Smith yaitu menantang [untuk diperdebatkan]. Pertama, sistemnya menyampaikan persamaan yang dekat antara keluarga mamalia dari Zona Ethiopian dan Oriental. Kedua, sistemnya menggolongkan sub-zona Mediteranian ke pada Zona Ethiopian, jadi mengeluarkannya dari zona Palaeartik. Ketiga, sistemnya mempertimbangkan Madagaskan serta Hindian Barat ke sub-zona kepulauan yang tidak sama, menyingkirkannya dari zona Ethiopian dan Zona Neotropis, secara berturut-turut. 

Tabel 4.tiga menampakan kekayaan zonasional serta endemisitas keluarga mamalia pada zona dan sub-zona sistem Smith. Dari 115 keluarga mamalia yang digunakan pada analisis, 43 (37 %) adalah endemik sub-zona. Endemisitas paling rendah berdasarkan sub-zona berada pada sub-zona Palaeartik, yang tidak memiliki famili endemis sama sekali, dan terbanyak pada sub-zona neotropis, menggunakan sembilan famili endemis. Analisis Smith pula menampakan bahwa sub-zona Neartik, Palaeartik, Mediteranian mempunyai persamaan yg tinggi menggunakan hewan pada sub-zona lainnya, dimana sub-zona Argentin dan Australian memiliki persamaan yg rendah dengan hewan di sub-zona lainnya. Selanjutnya, sifat dasar fauna Neotropis, Argentin, Ethiopian, Australian, Hindian Barat, serta Madagaskan mencerminkan impak isolasi atau tidak dapat dimasuki (atau keduanya).

Zona Tumbuhan 
Dalam [karya] The Geography of the Flowering Plants (1974), pakar tumbuhan berkebangsaan Inggris, Ronald Good mengikhtisarkan pesebaran kehidupan tumbuhan berbunga (angiosperm) dengan mengadaptasi skema yg ditemukan oleh Adolf Engler selama tahun 1870-an. Good menggambarkan enam zona flora primer, walaupun dirinya menyebutnya menjadi “kerajaan”; zona sub-artik, zona Palaeotropis, zona Neotropis, zona Australian, zona Afrika Selatan (Cape), serta zona tumbuhan Antartika. Setiap zona tersebut terdiri menurut sejumlah sub-zona (Good menyebutnya sebagai zona), yang jumlah keseluruhannya 37 (Gambar 4.tiga). (gerombolan “kerajaan” tanaman yang sama jua digambarkan sang Armen L. Takhtajan dalam tahun 1986). Zona tanaman subartik merentang [dari] Amerika Utara serta Asia, yg didiami aneka macam keluarga, termasuk birch, alder, hazel, serta hornbeam (Batulaceae), mustar/kubis-kubisan (Cruciferae), mawar kuningmuda (Primulaceae), serta buttercup (Ranunculaceae). Enam sub-zona yang dikenal: Artik serta subartik, Asia bagian timur, Asia bagian barat dan tengah, Mediteranian, Eropa-Siberia, serta Amerika Utara. Zona Paleotropis mencakup hampir semua Afrika, semenanjung Arab, India, Asia tenggara, serta sebagian wilayah Pasifik bagian barat dan tengah. Sub-zona tidak sepenuhnya disepakati/disetujui akan tetapi Malesia, Indo-Afrika, dan Polynesia secara umum [telah] dikenal. Sub-zona Malesian sangat kaya akan bermacam bentuk dengan kurang lebih 400 genus endemik. Madagaskar, yang adalah bagian sub-zona Indo-Afrika namun terkadang dianggap menjadi zona terpisah, memiliki 12 keluarga endemik serta 350 genus endemik. Zona Neotropis mencakup hampir semua wilayah Amerika Selatan, kecuali ujung selatan dan jalur barat daya, Amerika tengah, Meksiko (dispensasi dalam bagian utara yang kemarau serta bagian tengah), dan Hindian Barat dan ujung selatan Florida. Zona ini sangat kaya menggunakan bunga-bungaan, ditempati 47 keluarga endemik serta hampir sekitar 3.000 genus endemik. Zona Cape Afrika Selatan, buat ukurannya yang mini , kaya akan tumbuhan menggunakan 11 famili endemik serta 500 genus endemik. Zona Australia sangat tidak selaras menggunakan 19 keluarga endemik, 500 genus endemik, serta lebih menurut 6.000 spesies tumbuhan berbunga. Zona Antartika mempunyai geografi yang tidak biasa dan termasuk jalur pantai Chili serta ujung selatan Amerika Selatan, kepulauan Antartika serta Sub-Antartika, serta Selandia Baru. Sub-zona menurut sub-antartika (Cili bagian selatan, Patagonia, dan Selandia baru) mempunyai tanaman yang tidak selaras terdapat kurang lebih 50 genus, dimana pantai selatan (Nothofagus) adalah sebuah unsur yang spesial . 

Persamaan dan Perbedaan [antar] Zona
Zona binatang mamalia di dunia saling terkait satu sama lain dengan cara yang rumit, begitu juga zona tanaman semua dunia. Keterkaitan pada taraf spesies sangatlah lemah, kecuali antara zona Eurasia dengan Amerika Utara, tapi sebagian zona mempunyai kecenderungan genus serta famili. Setiap zona geografi fauna flora mempunyai 2 gerombolan famili: mereka yg adalah endemik atau spesial pada zona tadi, serta mereka yg sama-sama mendiami/menyebar pada zona lainnya. Walaupun nir terdapat sistem konvensi dalam menamai takson yang sama (spesies, genus, famili atau apapun), sebuah sistem susunan mengusulkan bahwa takson yang sama-sama berada diantara dua zona fauna flora diklaim kekhasan (charaterisctic), dan takson yang terdapat diantara 3 atau empat zona fauna tumbuhan adalah semi-kosmopolitan, dan takson yg sama-sama berada diantara 5 atau lebih zona fauna flora artinya kosmopolitan (cosmopolitan). Hubungan antar zona dipengaruhi melalui percampuran sebagian komponen hewan ataupun flora. Komponen tumbuhan Malesian [sekarang] terdapat pada hutan hujan tropis Queensland bagian timur bahari, Australia. Flora Antartika serta Palaetropis bercampur pada Pulau Selatan Selandia baru, Tasmania, serta Pegunungan Asutralia. Persamaan yang kuat zona hewan Ethiopian dan Oriental tercermin dalam sejumlah keluarga yang sama: tikus bambu (Rhizomyinae), gajah (Elephantidae), badak (Rhinocerotidae), kancil (Tragulidae), loris dan kongkang (Lorisidae), galago atau monyet malam (Galagonidae), kera (Pongidae), serta Trenggiling dan trenggiling bersisik (Manidae).

Perbandingan Zona Flora dan Fauna
Zona flora primer serta zona hewan utama hampir kongruen, tetapi terdapat perbedaan krusial diantara mereka. Pertama, ditimbulkan sang kemampuan menyebar yang lebih baik berdasarkan sebagian tumbuhan dibanding hewan darat, zona flora cenderung kurang jelas [batasannya] dibandingkan menggunakan zona binatang. Kedua, walaupun zona flora sub-artik adalah sama menggunakan adonan zona hewan Eurasian serta Amerika Utara (zona Holoartik), sub-zona flora Amerika Utara tidak sinkron menurut zona fauna Neartik pada arti bahwa dirinya nir menempati seluruh wilayah Florida atau Baja Kalifornia. Zona flora Palaeotropis merupakan sama jika dibandingkan dalam campuran zona hewan Ethiopian serta Oriental atau sebagian besar zona Afro-Tethyan milik Smith, menggunakan tidak memasukan Mediteranian, yg secara tanaman merupakan grup zona sub-artik. Zona tanaman Australian homogen-rata cocok/sesuai dengan zona hewan Australian, walaupun garis pembagian dengan zona Asian terletak antara Australia serta Papua, daripada zona faunanya yang relatif lebih ke barat. Pastinya, sangat membingungkan bahwa tumbuhan papua adalah Palaeotropis sedangkan faunanya Australian. Zona flora neotropis pada banyak sekali hal sesuai dengan zona faunan Neotropis, namun zona flora neotropis, tidak misalnya zona fauna neotropis, terbawa hingga pada Baja Kalifornia dan ujung selatan Florida. Zona flora Cape, yang mendiami ujung selatan Afrika, tidak menerangkan kecenderungan menggunakan zona faunanya. Zona tumbuhan Antartika, misalnya zona tumbuhan Cape, tidak memiliki persamaan pada zona fauanya, termasuk Amerika Selatan bagian selatan serta Selandia baru, serta sebagian anggotanya ditemukan di Tasmania serta Australia bagian tenggara.

Zona Peralihan dan Filter
Berbagai jenis pembatas, sebagian akbar dipengaruhi sang iklim, pegunungan, dan perairan pemisah, memisahkan zona tanaman serta hewan utama. Dua perairan pemisah---Selat Bering serta Laut Norwegia, dimana keduanya mengalami iklim dingin---memisahkan zona Amerika Utara dari zona Eurasian. Daratan-penghubung yg sempit (Tanah Genting Panama), mengubah pemisah perairan yang disebut di awal, bertindak sebagai filter antara Amerika Utara serta Amerika Selatan, menggunakan kondisi kemarau yang berada di sebelah utara daratan penghubung pada Meksiko. Gurun Sahara memisahkan zona Palaeartik berdasarkan zona Ethiopian. Zona Ethiopian tersekat oleh zona Oriental melalui wilayah kering di Asia barat daya dan Semenanjung Arab. Himalaya serta bentangannya ke arah timur menciptakan pembatas yg dashyat antara zona Oriental dengan zona Palaeartik. Di zona tadi kadangkala disebutkan Wallacea, serangkaian perairan pemisah merintangi jalan antara zona Oriental dengan zona Australian. 

Perbatasan antar zona fauna flora bisa dilalui dengan berbagai taraf kesulitan atau kemudahan. Kadangkala menggunakan kondisi lingkungan pada wilayah perbatasan memberi peluang akses antar wilayah yg tidak terhalangi. Perbatasan terbuka pernah sekali terdapat antara Alaska dan Siberia ketika, selama kala Pleistosen, disana [masih] masih ada daratan penghubung yaitu daerah kering yang melintasi apa yg kini disebut sebagai Selat Bering. Perbatasan lainnya cenderung bertindak menjadi penghalang serta pencegah melintasnya sebagian spesies berdasarkan satu zona fauna tumbuhan ke zona lainya. Dalam poly masalah, daerah perbatasan adalah peralihan antara tumbuhan atau faunan berdasarkan sebuah zona hewan tanaman yang bercampur dengan flora dan hewan berdasarkan zona hewan tanaman yang saling berdekatan. Dua kasus berikut adalah akan menjelaskan [zona peralihan] tadi.

Wallacea
Zona [wilayah] peralihan geografi fauna yang paling terkenal antara garis Lydekker dan garis Wallace artinya apa yg kadang disebut sebagai Wallacea (Gambar 4.4). Fauna Oriental dan Australian berkelompok satu sama lain ke dalam daerah luas Wallacea. Fauna dari ke 2 zona tersebut semakin berkurang sepanjang zona peralihan. Garis Wallace, yg melewati antara Bali dan Lombok serta Sepanjang Selat Makasar antara Kalimantan dan Sulawesi, menandai bentangan paling timur dari keseluruhan hewan Oriental. Beberapa spesies Oriental (celurut, musang, babi, rusa, simpanse) telah berkoloni di Sulawesi dan Bali, tapi secara genetik mereka berbeda berdasarkan kerabatnya di zona Oriental. Sangat sedikit spesies Oriental, berdasarkan semua yg barangkali sudah diperkenalkan, masih ada pada kepaluan sampai daerah timur jauh misalnya Timor, tetapi tidak satupun spesies Oriental hidup di luar batas tadi. Garis Lydekker, yg merentang antara daratan primer Australia dan Timor dan antara Pulau Papua dan Seram serta Halmahera, mengikuti tepi landas benua Australia (Dangkalan Sahul). Dirinya menandai batas paling barat dari keseluruhan fauna Australia. Beberapa spesies Australia hayati di sebagian pulau-pulau kecil yang agak ke barat, ke barat sejauh Sulawesi dan Lombok. Garis Weber bergerak pada sebelah barat Maluku serta Timur Timor, dan menandai loka dengan percampuran yg mirip antara spesies Oriental dengan Australian. Dirinya dipahami sang sebagian pakar sebagai garis pemisah antara hewan Oriental menggunakan Australian. Akan tetapi, penyelidikan dalam garis pembagi secara absolut semacam itu dalam zona peralihan secara tegas nampaknya tidak berarti/sia-sia.

Tanah Genting Panama
Amerika Selatan sekarang ini terhubung menggunakan Amerika Utara, namun, untuk hampir lebih dari 65 juta tahun terakhir atau kira-kira misalnya itu, dirinya merupakan sebuah pulau-benua. Selama masa itu, berdasarkan sekitar 40 sampai 36 juta tahun yg kemudian, persambungan daratan menggunakan Amerika Utara barangkali telah ada pada bentuk rangkaian kepulauan. Dari 30 juta sampai 6 juta tahun yg kemudian, Amerika Selatan masih adalah sebuah pulau akbar serta mamalia tidak mempunyai peluang berinteraksi dengan zona fauna lainnya. Bahkan sama seperti kini ini pada saat 6 juta tahun yang kemudian, Palung Bolivar menghubungkan Laut Karibia menggunakan Samudera Pasifik serta menghalangi jalan lintas binatang/mamalia. Hingga tiga juta tahun yang lalu, sebuah daratan penghubung---jembatan darat Panama---telah terbentuk sehingga memberi pintu gerbang bagi pertukaran fauna antara Amerika Utara dengan Selatan. Banyak mamalia menggunakan mudah masuk ke dalam Amerika Selatan. Jalan lintas tadi adalah jalan lintas 2 arah dan diklaim menjadi Pertukaran Besar Amerika (Great American Interchage). Sekarang, Tanah Genting Panama merupakan misalnya sebuah [wilayah] penyaring/filter.

LOKAL DAN KOSMOPOLITAN: POLA-POLA PERSEBARAN
Semua spesies, genus, keluarga dan sebagainya mempunyai suatu rentang atau persebaran geografis. Rentang persebaran [dapat] diukur menurut beberapa meter persegi sampai mencapai holistik daerah muka bumi. Lingkungan fisik, lingkungan loka hidup, dan sejarah menentukan batas-batas mereka. Mereka cenderung mengikuti beberapa pola dasar tertentu akbar atau mini , penyebaran atau keterhalangan, malaran atau keterpisahan. 

Besar atau kecil, menyebar atau terhalang
Spesies endemik hayati hanya pada satu tempat, tidak perkara seberapa akbar atau kecil loka tadi. Seekor spesies bisa menjadi endemik pada semua Australia atau endemik hanya pada beberapa meter persegi di gua Rumania. Spesies pandemik hidup pada semua tempat. Puma atau singa gunung (Felis concolor), menjadi model, adalah spesies pandemik dikarenakan dirinya menempati hampir semua daerah Dunia Baru bagian barat, berdasarkan Kanada hingga Tierra del Fuego (Gambar 4.1). Dirinya pula merupakan spesies endemik dari zona tadi dikarenakan beliau nir hidup di tempat lain. Spesies kosmopolitan mendiami seluruh dunia, meskipun tidak berada di semua loka. Hal itu dimungkinkan bagi spesies kosmopolitan buat berada di sejumlah lokalitas kecil di semua benua. 

Pada umumnya, spesies pandemik atau kosmopolitan mempunyai persebaran luas, sedangkan spesies endemik memiliki persebaran yang terbatas. Beberapa spesies mamalia berukuran mini serta ukuran sedang pada Eropa memiliki persebaran endemik serta terbatas, termasuk terwelu castroviejo (Lepus castroviejoi), tikus sawah gerbe (Microtus gerbei), tikus salju Balkan (Dinaromys bogdanovi), serta hamster Romania (Mesocricetus newtoni) (Gambar 4.lima). Kapibara (Hydrochoerus hydrocaeris), fauna pengerat terbesar yang masih hidup, merupakan endemik Amerika Selatan. Dirinya jua termasuk pandemik, tersebar lebih menurut separuh daerah benua tadi. Perbedaan antara penyebaran atau keterhalangan acapkali terletak dalam keadaan serta ketiadaan spesies tersebut dalam benua-benua atau zona-zona hewan tanaman .

Spesies mikro-endemik
Sebagian spesies mempunyai persebaran yg sangat terbatas atau mikro-endemik, hayati dalam sebuah populasi tunggal dalam daerah mini . Ikan pup Lubang Iblis (Cyprinodon diabolis) [hidup] terbatas dalam satu asal mata air panas yang keluar menurut sisi gunung di Nevada barat daya, Amerika (Moyle serta Williams 1990). Vole Amargosa (Microtus californicus scirpensis) mendiami rawa air tawar sepanjang jalur yg terbatas menurut Sungai Amargosa di wilayah kabupaten Inyo, Kalifornia, Amerika (Murphy serta Freas 1988). Kupu-kupu lurik bulu hitam (Strymonidia pruni) terbatas dalam beberapa tempat pada Inggris tengah serta Eropa tengah dan Eropa timur.

Famili Tumbuhan Endemis
Dua keluarga tanaman bunga yg endemis serta terbatas ialah Degeneriaceae yang terdiri dari satu spesies pohon, Degeneria vitiensis, yg tumbuh pada pulau Fiji. Leitneriaceae pula terdiri menurut satu spesies---Leitneriales florida (Leitneria floridana). Semak-semak tumbuhan peluruh adalah flora orisinil dalam daerah berpaya/berawa pada Amerika bagian tenggara dimana dirinya [sering biasanya] dimanfaatkan menjadi pengapung untuk menangkap ikan. 

Comments