SEJARAH KERAJAANKERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Warga belajar serta anak didik--sekalian, dalam pembahasan materi Pelajaran sejarah kali ini kita akan membahas mengenai sejarah kerajaan-kerajaan Islam pada Indonesia. Ada beberapa kerajaan Islam yg bisa ditemukan menurut jejak sejarah yg dimulai menurut masuknya agama Islam di Nusantara ini.
1. Masuknya agama Islam pada Indonesia
Warga Belajar dan murid--sekalian, pernahkah kalian mendengar cerita tentang kapan agama Islam masuk ke kepulauan Nusantara dan apa sebabnya Islam berkembang pesat serta gampang diterima oleh penduduk Indonesia? Perlu Anda ketahui bahwa kepercayaan Islam masuk serta berkembang pada Indonesia menggunakan jalan damai dan tanpa kekerasan atau paksaaan.
Masuknya agama Islam pada Indonesia sangat erat kaitannya menggunakan aktivitas pelayaran serta perdagangan pada masa lampau. Kalian Ingat bahwa kegiatan pelayaran dan pedagangan di perairan nusantara sudah berlangsung semenjak awal tahun Masehi. Pada ketika itu banyak pedagang dari India serta Cina yg mengadakan interaksi dagang menggunakan pedagang-pedagang Indonesia. Kegiatan pelayaran serta perdagangan ini semakin hari semakin berkembang ramai. Selanjutnya dalam kurang lebih abad ke-7 dan 8 pedagang-pedagang Islam menurut Timur Tengah poly yang datang berlayar ke selat Malaka sampai ke perairan Nusantara kita. Pada masa itu di Indonesia sudah berdiri kerajaan populer bernama Sriwijaya. Lantaran Sriwijaya waktu itu adalah bandar terbesar, tempat singgah dan bongkar muat barang-barang dagangan yang dibawa para pedagang menurut kepulauan Nusantara juga dari luar, maka kemungkinan akbar termasuk para pedagang berdasarkan Timur Tengah yang singgah jua di Sriwijaya. Oleh sebab itu para pedagang Islam yang telah mengenal Sriwijaya menjelaskan Sriwijaya dengan kata Zabag atau Zabay.
Berkembangnya hubungan perdagangan antara pedagang-pedagang Islam menggunakan pedagang-pedagang Indonesia membawa pengaruh masuknya kepercayaan Islam ke Indonesia.
Pada umumnya para pedagang Islam sambil berdagang mereka memperkenalkan atau mengajarkan jua kepercayaan Islam pada pedagang maupun penduduk setempat. Melalui hubungan dagang inilah penduduk Indonesia mengenal ajaran agama Islam buat selanjutnya secara sadar mereka memeluk kepercayaan Islam.
Sekitar abad ke - 11 Islam sudah sampai pula di pulau Jawa. Keterangan ini diperoleh menurut bukti ditemukan sebuah batu nisan (makam) yg bertuliskan alfabet Arab. Batu nisan yang berangka tahun 1082 ditemukan pada Lereng (dekat Gresik). Tulisan pada batu nisan ini memuat berita tentang wafatnya seseorang wanita bernama Fatimah binti Maimun.
Keterangan lain tentang berkembangnya kepercayaan Islam pada Indonesia bersumber menurut catatan bepergian seseorang yang bernama Marco Polo (1992). Dia merupakan seseorang musafir dari Venesia, Italia. Dalam bepergian menuju Tiongkok (Cina yg ditempuh melalui bahari, Marco Polo singgah pada Aceh Utara. Dari persinggahannya itu beliau menceritakan bahwa di Perlak poly penduduk yang beragama Islam dan poly pula pedagang dari Gujarat (India) yang ulet menyiarkan kepercayaan Islam.
Berdasarkan kabar tersebut pada atas, kentara bahwa selain pedagang-pedagang menurut Gujarat (India) yang aktif menyiarkan agama Islam pada kepulauan Nusantara. Perlu diketahui bahwa pedagang-pedagang Gujarat sejak abad ke-10 sudah menganut Islam.
Agama-kepercayaan Islam mula-mula berkembang di kota-kota dagang atau disekitar bandar loka persinggahan dalam pedagang Islam. Daerah yg mula-mula sebagai daerah Islam adalah Perlak dan Samudra Pasai. Kemudian meluas ke pulau Jawa seperti Gresik. Tuban, Demak, Cirebon dan Banten. Seharusnya ke pulau lainnya (Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan sebagainya).
2. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Berkembangnya kepercayaan Islam secara cepat serta meluas pada Indonesia terutama di wilayah pesisir lantaran adanya hubungan dagang antara pedagang Islam menggunakan pedagang Indonesia. Para pedagang Islam dari Gujarat dalam menyiarkan kepercayaan Islam dengan cara bijaksana dan tanpa paksaan atau kekerasan. Sehingga poly pedagang juga penduduk Indonesia dalam masal lampau yang tertarik pada Islam. Selain itu ajaran Islam tidak mengenal kasta.
Makin kuatnya efek Islam di kalangan penduduk mendorong tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di kepulauan Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam terkenal pada Indonesia dalam masa lampau bisa dijelaskan pada bawah ini.
a. Kerajaan Islam Samudra Pasai
Pada abad ke-13 berdirilah kerajaan Islam pertama di Indonesia yaitu Samudra Pasai. Pendiri kerajaan ini sekaligus sebagai raja pertama bernama Sultan Malik al Saleh. Letak kerajaan berada di wilayah Aceh Utara di Kabupaten Lokseumawe.
Kemudian dalam tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat buat melanjutkan pemerintahan ia digantikan oleh putranya bernama Sultan Mahmud. Pada tahun 1326 Sultan Mahmud juga wafat. Selanjutnya pemerintahan kerajaan Islam Samudra pasai dipimpin oleh Sultan Ahmad yg bergelar Sultan Malik Al Tahir. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad, kerajaan Samudra Pasai menerima kunjungan Ibnu Batuta, utusan Sultan Delhi. Ibnu Batuta menceritakan bahwa Samudra Pasai adalah bandar primer pelabuhan yg sangat krusial. Karena di pelabuhan ini sebagai tempat bongkar muat barang-barang dagangan yg dibawa sang para pedagang dari dalam dan luar negeri (India serta Cina).  
b. Kerajaan Islam Demak
Pada Abad ke-15 di Pulau Jawa berdiri kerajaan Islam Demak. Demak merupakan kerajaan Islam pertama pada Pulau Jawa. Pendiri kerajaan ini bernama Raden Patah. Ia sebenarnya merupakan keliru seorang bupati pada kerajaan Majapahit yang berkedudukan di Demak serta telah menganut Islam. Kekuasaan Majapahit ketika itu sudah lemah. Keadaan ini mendorong Raden Patah buat mendirikan kerajaan Islam Demak. Dengan berdirinya kerajaan Islam Demak berarti Raden Patah telah melepaskan diri berdasarkan pengaruh kekuasaan Majapahit. Berdirinya kesultanan Demak mendapat dukungan jua menurut daerah-wilayah lain di Jawa Timur yang telah Islam misalnya Jepara. Tuban dan Gresik.

 Dalam waktu singkat Demak telah berkembang menjadi sebuah kerajaan akbar. Di samping itu Demak menjadi pusat penyiaran agama Islam. Apalagi sehabis malaka Jatuh (dikuasai) sang Portugis (1511), maka kedudukan dan peranan Demak semakin penting.
Kedatangan penjajah Portugis di Malaka mengundang ketidaksenangan Sultan Demak. Lantaran hal itu adalah ancaman pula terhadap kerajaan Demak. Pada tahun 1513 kerajaan Demak mengirim armada tentaranya dipimpin sang Pati Unus buat mengusir Portugis pada Malaka mengalami kegagalan. Hal ini ditimbulkan Potugis memiliki armada lebih kuta serta lengkap.
Meskipun bisnis buat merebut Malaka menurut Potugis yang dilakukan Pati Unus mengalami kegagalan, namun insiden ini patut dibanggakan karena mereka gagah berani menghadapi bangsa penjajah.
Karena keberaniannya sebagai panglima yg memimpin penyerangan ke Malaka Maka Pati Unus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor adalah Pengeran yang menyeberangi laut ke Utara.
Kemudian dalam tahun 1518 Raden Patah Wafat. Ia digantikan oleh putranya yaitu Pati Unus. Pemerintahannya hanya berlangsug selama 3 tahun lantaran sehabis itu dia wafat. Selanjutnya kerajaan Islam Demak dipimpin sang Sultan Renggono, Adim Pati Unus.
Sultan Trenggono dikenal sebagai raja yang tegas dan arif bijaksana. Karena itu dalam masa pemerintahannya Demak mencapai puncak kejayaan. Daerah kekuasaannya meliputi Jawa Barat dan Jawa Timur.
Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono, Demak permanen antipati terhadap penjajah Potugis. Apalagi Portugis terus meluaskan jajahannya sampai ke Jawa Barat. Pada tahun 1522 Portugis datang ke Sunda Kelapa, pelabuhan primer kerajaan Pajajaran. Portugis menjalin kerjasama menggunakan raja Pajajaran menggunakan menciptakan konvensi buat menghadapi pasukan Islam Demak. Portugis merencanakan mendirikan benteng pada Sunda Kelapa.
Pada tahun 1527 kerajaan Islam Demak mengirimkan tentaranya dipimpin sang Fatahilah untuk mengusir serta menghancurkan Potugis yang menduduki Sunda kelapa. Fatahillah beserta tentaranya berhasil mengusir orang-orang Portugis dan menguasai Sunda Kelapa. Kemudian oleh Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti sebagai Jayakarta artinya kemenangan. Sekarang Jayakarta menjadi Jakarta.
Sementara itu Demak berhasil menguasai Jawa Timur. Ekspedisi ke Jawa Timur ini dipimpin langsung sang Sultan Trenggono. Namun dalam serangannya ke Pasuruan Tahun 1546, Sultan Trenggono gugur.
Setelah wafatnya Sultan Trenggono Timbullah pertentangan pada kalangan famili sendiri. Petentangan bersumber pada siapa yg berhak mewarisi kerajaan. Berakhirnya kerajaan Islam Demak sesudah Pangeran Adiwijoyo atau Joko Tingkir berhasil mengalahkan Arya Penangsang senang bertindak sewenang-wenang, sebagai akibatnya banyak adipati yang menentang tindakannya tadi. Joko Tingkir lalu memindahkan keraton Demak ke Pajang (tahun 1568. Dengan demikian tamatlah riwayat Kerajaan Demak.
c. Kerajaan Islam Pajang
Pada tahun 1568 berdiri kerajaan Islam Pajang. Pendiri kerajaan ini merupakan Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir. Ia berhasil mengalahkan Arya penangsang raja Demak. Ia lalu menindahkan sentra kerajaan menurut Demak ke Pajang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berdirinya kerajaan Islam Pajang erat kaitannya menggunakan kerajaan Demak.
Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir merupakan seorang yang senang menghargai pendukung atau pengikut yang turut bertempur bersamanya sewaktu menghadapi Arya Penangsang. Mereka yg sudah berjasa oleh Sultan Adiwijoyo diberi bantuan gratis penghargaan. Kedua orang yang dinilai sangat berjasa yaitu Kiai Ageng Pemanahan dihadiahi tanah di Mataram (sekitar Kotagede, dekat Yogyakarta). Sedangkan Kiai Panjawi dihadiahi tanah pada Daerah Pati. Mereka sekaligus diangkat menjadi bupati pada wilayahnya masing-masing.
Bupati Surabaya diangkat sebagai wakil raja yg memiliki daerah kekuasaan meliputi Sedayu, Gresik, Surabaya dan Panarukan.
Kiai Ageng Pemanahan yang sebagai Bupati Mataram memiliki seseorang putra bernama Sutowijoyo. Ia mempunyai talenta di bidang kemiliteran. Sutowijoyo lebih dikenal menjadi Senapti Ing Alaga (Panglima Perang). Karena itu sesudah Kiai Ageng Pemanahan wafat dalam tahun 1575, pemerintahan dilanjutkan sang Sutowijoyo, putranya.
Dalam perkembangnya di Pajang terjadi pergolakan hebat. Setelah Sultan Adiwijoyo wafat pada tahun 1582, maka Arya Pangiri putra Sunan Prawoto (dari Demak) mencoba merebut kekuasaan berdasarkan Pangeran Benowo yang waktu itu menjadi penguasa Pajang menggantikan ayahnya, Sultan Adiwijoyo. Pangeran Benowo meminta donasi Sutowijoyo dalam menghadapi Arya Pangiri. Perebutan kekuasaan yang dilakukan Arya Pangiri nir berhasil. Kemudian Pangeran Benowo menyerahkan kekuasaan Pajang pada saudara angkatnya yang bernama Sutowojoyo lantaran nir mampu lagi melanjutkan pemerintahan. Kemudian oleh Sutowijoyo sentra pemerintahan dipindahkan ke Mataram. Dengan demikian tamatlah kerajaan Pajang.
d. Kerajaan Islam Mataram
Pada tahun 1586 berdiri kerajaan Islam Mataram. Pendiri kerajaan ini bernama Sutowijoyo yg bergelar Panembahan Senopalti Ing Alaga Sayidin Pantagama. Letak kerajaan ini berada pada Kotagede, Sebelah tenggara kota Yogyakarta. Ketika memerintah dikerajaan Mataram, poly bupati yang ingin melepaskan diri berdasarkan kekuasaannya. Diantara para bupati yang ingin melepaskan diri berdasarkan kekuasaannya adalah bupati Ponogorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan, Surabaya, Cirebon serta Galuh. Tetapi upaya mereka buat melepaskan diri nir behasil karena Sutowijoyo dikenal memiliki keahlian di bidang kemiliteran berhasil mengatasi seluruh pemberontakan tersebut.
Kemudian pada tahun 1601 Sutowijoyo wafat. Ia dimakamkan di kOtagede. Meskipun demikian dia dinilai sudah berhasil meletakan dasar-dasar yg kokoh bagi kerajaan Mataram. Selanjutnya sehabis Sutowijoyo wafat, kerajaan Mataram diperintah oleh Mas Jolang atau Penembahan Seda ing Krapyak.
Pada awal pemerintahan terjadi lagi pemberontakan-pemberontakan yg masing-masing dilakukan oleh Demak dan Ponorogo. Namun Mas Jolang berhasil memadamkan pemberontakan tadi. Pemberontakan terhadapnya sepertinya belum berakhir. Pda tahun 1612 Surabaya melakukan perlawanan. Mas Jolang kemudian mengirimkan tentaranya berusaha menumpas pemberontakan. Sementara upaya memadamkan pemberontakan terus berlangsung dan belum berhasil dipadamkan, Mas Jolang wafat. Ia dimakamkan pada Kotagede.
Pengganti Mas Jolang bernama Adipati Martapura. Tetapi penggantinya ini tidak sanggup menjalankan tugas pemerintahan lantaran keadaan fisik yg lemah dan sakit-sakitan. Selanjutnya buat meneruskan pemerintahan Adipati Martapura diganti oleh Mas Rangsang. Ia ternyata orang bertenaga yang bisa memimpin pemerintahan. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Mataram mencapai kemajuan yang pesat di bidang petanian, kepercayaan dan kebudayaan, Mataram waktu itu adalah kerajaan terhormat dan disegani tidak hanya di pulau Jawa, tetapi pula di pulau-pulau lainnya.
Karya sastra berupa buku berjudul Sastra Gending merupakan output karya yang ditulis sang Mas Rangsang sendiri. Wayang menjadi kesenian yang digemari warga berkembang pesat juga.pada masa pemerintahan Mas Rangsang (tahun 1633) ditetapkan perhitungan tahun Islam didasarkan bulan. Oleh karena itu Mas Rangsang menjadi raja yang lebih populer dengan sebutan Sultan Agung.
e. Kerajaan Islam Cirebon
Pada tahun 1522 berdiri kerajaan Islam Cirebon. Pendiri kerajaan yg sekaligus menjadi rajanya bernama Fatahillah. Ia sangat berjasa dalam mengislamkan Jawa Barat. Di bawah pemerintahannya kerajaan Islam Cirebon mencapai kejayaan. Daerah kekuasaanya bertambah luas. Kerajaan Islam Cirebon menjalin hubungan yang baik menggunakan kerajaan Islam Mataram. Pada thaun 1570 Fatahillah wafat. Selanjutnya beliau digantikan sang putranya bernama pangeran Pasarean. Dalam perkembangannya kemudian pada tahun 1679 kerajaan Islam Cirebon dibagi sebagai 2 kerajaan yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
Pada masa tadi kedudukan VOC pada Batavia semakin bertenaga. Mereka bermaksud meluaskan kekuasaannya ke Cirebon. Maka Belanda dan VOC-nya mengatur siasat menggunakan menerapkan politik adu domba atau Devide et Impera. Hal ini bertujuan buat memperlemah kerajaan Islam Cirebon. Kerajaan Islam Cirebon yang sudah dipecah sebagai 2, sang Belanda VOC dipecah lagi menjadi tiga masing-masing Kasepuhan, Kanoman serta Kacirebonan.
Dengan terpecahnya kerajaan Islam Cirebon sebagai 3 mengakibatkan kerajaan Islam Cirebon semakin lemah kedudukannya. Keadaan ini terus dimanfaatkan oleh Belanda serta VOC buat mengadu domba. Akhirnya padda abad ke-17 Cirebon berhasil dikuasai VOC.
f. Kerajaan Islam Banten
Pada tahun 1552 berdiri kerajaan Islam Banten. Pendiri kerajaan ini bernama Hasanuddin. Ia naik tahta sebagai raja pada Banten setelah memperoleh mandat menurut ayahnya Fatahillah. Seperti sudah kita ketahui bahwa Fatahillah dalam mulanya menguasai wilayah Sunda Kelapa, Cirebon serta Banten.
Hasanuddin seperti jua ayahnya, ulet menyiarkan agama Islam. Pada ketika itu kerajaan Pakuan Pajajran masih menganut kepercayaan Hindu. Kerajaan Islam Banten di bawah pemerintahan Hasanuddin makin hari makin kuat kedudukannya. Sementara itu kerajaan Pakuan makin terjepit dan lemah. Meskipun demikian ia nir memanfaatkan buat menyerang kerajaan Pakuan Pajajaran. Tetapi Hasanuddin meluaskan pengaruhnya ke Lampung. Bahkan lalu dia menikah dengan putri Sultan Indrapura. Oleh mertuanya Hasanuddin dihadiahi tanah di wilayah Selebar.
Setelah Hasanuddin wafat digantikan sang putranya bernama Pangeran Yusuf. Ia meluaskan wilayah kekuasaannya serta menaklukan Pakuan Pajaran (tahun 1579). Kemudian dalam thaun 1580 Pangeran Yusuf wafat.
Setelah wafatnya Pangeran Yusuf, Kerajaan Islam Banten dipimpin sang Maulana Muhammad. Pada tahun 1596 Maulana Muhammad berusaha meluaskan daerah kekuasaannya dengan mencoba menaklukan Palembang yang saat itu sebagai saingan Banten pada bidang perdagangan. Pada ketika itu Palembang diperintah sang Ki Gede Ing Suro yang asal dari Surabaya. Palembang nyaris jatuh ketangan Maulana MUahammad dan pasukannya. Tetapi lantaran Maulana Muhammad gugur di tengah pertempuran, maka agresi dihentikan dan tetara Banten ditarik mundur kembali ke Banten.
Setelah Maulan Muhammad wafat ada persoalan pada kalangan kerajaan karena yg seharusnya menggantikannya adalah putranya, Abdul Mufakkir. Tetapi dalam saat itu Abdul Mufakkir baru berumur lima bulan. Maka pemerintahan sementara dipegang sang seseorang mangkubumi. DAlam perkembangannya lalu timbul orang bertenaga bernama Pangeran Ranamenggala yg mengendalikan Banten mendampingi Abdul Mufakkir yg belum dewasa. Renamenggala wafat tahun 1624.
Kejayaan kerajaan Banten berlangsung kurang lebih tahun 1600. Pada saat itu banten adalah bandar pelabuhan terbesar. Banyak pedagang menurut dalam serta luar pulau Jawa singgah buat membeli maupun menjual lada, cengkeh, dan pala.
Kemunduran kerajaan Islam Banten terjadi semenjak masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakkir pada mana Belanda terus melakukan blokade-blokade yang mengakibatkan sempitnya ruang mobilitas kerajaan Islam Banten. Walaupun demikian semangar rakyat Banten yg anti penjajah Belanda tetap menyala.
g. Kerajaan Islam Ternate serta Tidore
Pada abad ke-13 pada Maluku telah berdiri beberapa kerajaan misalnya ternate, Tidore, Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut, ternyata kerajaan ternate dan Tidore yang berkembang lebih maju. Hal ini ditimbulkan output buminya yg berupa rempah-rempah terutama cengkeh. Banyak pedagang dari kepulauan Nusantara serta Timur tengah yang pergi berlayar ke Ternate. Para saudagar membawa barang-barang dagangan berupa pakaian, beras serta sebagainya buat dipertukarkan dengan rampah-rempah.
Pada abad ke-14 agama Islam berkembang pesat di Ternate. Dalam perkembangannya kemudian Ternate berubah menjadi kerajaan Islam. Kerajaan ini dipimpin oleh Sultan Harun. Pada masa pemerintahannya orang-orang Portugis poly yg tiba berdagang pada Maluku. Tetapi mereka tak jarang berbuat onar misalnya melakukan monopoli dagang secara paksa, bertindak sewenang-wenang, mencampuri urusan pemerintahan dalam negeri. Akibatnya tak jarang terjadi pertempuran antara penduduk Maluku menggunakan orang-orang Portugis. Akhornya pada tahun 1570 Portugis dengan Sultan Ternate putusan bulat buat melakukan perjanjian hening melalui perundingan . Tetapi Portugis menipu Sultan Harun sewaktu berada pada perundingan , dia pun dibunuh sang orang Portugis atas suruhan gubernur mereka.
Setelah Sultan Harun wafat, beliau digantikan sang putranya bernama Sultan Baabullah. Peristiwa pengkhiantan keji Portugis terhadap Sultan Harun mengakibatkan kemarahan warga Maluku. Terlebih lagi Sultan Baabullah menjadi putranya. Ia bersumpah akan membalas dendam kematian ayahnya dengan mengenyahkan orang-orang Portugis dari bumi Maluku. Denan semangat yg membara Baabullah memimpin pasukannya bertempur melawan terntara Portugis. Perang berkobar selama 4 tahun lamanya (1570-1574. Akhirnya benteng Portugis pada Ternate berhasil dikuasai Baabullah dan pasukannya. Orang-orang Portugis yang masih hidup menyerah. Kemudian mereka diperintahkan dengan segera angkat kaki berdasarkan Maluku khususnya Ternate. Sehak itu daerah Maluku Utara higienis, nir diganggu lagi oleh orang-orang Portugis. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Ternate mencapai zaman kejayaannya.
Sementara itu di kerajaan Tidore kepercayaan Islam pun bekembang pesat. Seperti halnya Ternate, kerajaan Tidore berubah sebagai kerajaan Islam Tidore yg dipimpin oleh sultan Tidore. Kedua kerajaan ini dalam mulanya hayati berdampingan secara hening, saling menghormati kedaulatan masing-masing. Tetapi oleh bangsa Portugis serta Spanyol ke 2 kerajaan ini diadu domba. Sehingga nyaris terjadi petentangan yg menjurus perang. Untung saja kedua pimpinan kerajaan menyadari hal ini. Mereka nir mau diadu domba dengan bangsa sendiri. Kemudian kerajaan ini bersatu, bahu-membahu dalam menghadapi Portugis.
h. Kerajaan Islam Makassar
Pada abad ke-16 pada Sulawesi Selatan telah berdiri beberapa kerajaan seperti Gowa, Bone, Wajo, Luwu, dan Soppeng. Dalam perkembangannya kerajaan Gowa serta Tallo mengalami kemajuan yang lebih pesat dibandingkan yg lainnya. Hal ini disebabkan letak kerajaan ini  sangat strategis dan menguntungkan yakni terletak pada tengah-tengah kemudian-lintas pelayaran antara Malaka serta Maluku. Kedua kerajaan yaitu Gowa dan Tallo, yang rajanya sudah menganut agama Islam bersepakat menyatukan kerajaan mereka menjadi kerajaan Islam Makassar. Rajanya bernama Sultan Alauddin. Ia semua bernama Daeng Manrabia, raja Gowa. Sedangkan Mangkubumi bernama Sultan Abdullah. Ia semua bernama karaeng Matoaya, raja Tallo.
Disamping memimpin pemerintahan, raja serta mangkubumi kerajaan Islam Makassar tersebut sangat ulet juga dalam menyiarkan agama Islam. Oleh karena usahanya itu, Maka Makassar menjadi sebuah kerajaan Islam yg sangat bertenaga. Daerah kekuasaanya tidak hanya meliputi sebagian akbar Sulawesi dan Pulau-pulau sekitarnya, melainkan pula hingga pada bagian timur Nusa Tenggara.
Kerajaan Islam Makassar mencapai puncak kejayaannya waktu diperintah Sultan hasanuddin berkuasa (tahun 1654-1669). Ia merupakan galat seseorang cucu Sultan Alauddin, pendiri kerajaan Islam Makassar. Sultan Hasanuddin terkenal sangat gigih pada menentang penjajah Belanda. Ketika Belanda dengan VOC-nya meminta kepada Sultan Hasanuddin supaya melarang rakyatnya berdagang di Maluku, karena hal itu dipercaya pelanggaran monopoli. Maka Sultan hasanuddin menggunakan tagas menjawab: "Tuhan menciptakan global ini untuk kebahagiaan sekalian umat manusia. Ataukah tuan menyangka bahwa Allah mengecualikan pulau-pulau Maluku yang jauh menurut tempat bangsa tuan ini semata-mata buat perdagangan tuan".
Penjajahan belanda terus berupaya buat menaklukan Sultan Hasanuddin. Pada ketika itu sedang terjadi perselsihan antara Sultan Hasanuddin menggunakan Aru Palaka, raja Bone dan Soppeng. Keadaan ini dimanfaatkan Belanda dengna menerapkan politik adu domba. Belanda pada hal ini memihak Aru Palaka serta secara beserta memerangi Sultan Hasanuddin. Kemudian berkobar pertempuran hebat (tahun 1666-1669) antar Belanda (VOC) bersama Aru Palaka pada satu pihak menggunakan Sultan Hasanuddin, serta Malaka Sultan Hasanuddin terdesak serta Makasar hampir jatuh ke tangan Belanda. Akhirnya Sultan Hasanuddin bersedia membuat perjanjian tenang yang dikenal dengna perjanjian Bongaya (1667).
Walaupun perjanjian telah disepakati, tetapi Belanda yang licik selalu melanggar perjanjian menggunakan bertindak sewenang-wenang. Hal ini membangkitkan balik kemarahan Sultan Hasanuddin. Kemudian beliau mengangkat senjata balik memerangi Belanda.
Dalam peperangan ini Sultan Hasanuddin menerima tekanan hebat menurut pasukan Belanda, maka akhirnya dalam tahun 1669 Sultan Hasanuddin terpaksa menyerah dan Makassar pun dikuasai penjajah Belanda. Meskipun demikian pada diri orang-orang Makassar tetap tumbuh semangat anti penjajahan. Karenanya poly diantara merek yg pulang merantau ke Madura, Banten serta sebagainya membantu daerah-wilayah yang masih berperang melawan Belanda.
Kata-kata Penting :
Musafir:
Orang-orang yang sedang berpergian karena suatu tugas, berdagang, menyiarkan agama Islam dan lain-lain.
Keraton:
Tempat tinggal raja/ famili raja.
Sumber :
- Buku Modul sejarah Kesetaraan Paket B kelas VII tahun 2011  
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980, Sejarah Umum I Untuk Sekolah Menengah pertama, Jakarta
- Soeroto, 1968, Sejarah Indonesia dan Dunia Jilid 1 buat Sekolah Menengah pertama, Gajah Mada, Jakarta.
- Wikipedia.id
- Sumber gambar Google.

KERAJAANKERAJAAN BERCORAK HINDU DAN BUDHA DI INDONESIA

Warga belajar dan siswa--sekalian, Di Indonesia dapat kita temukan banyak sekali peninggalan dari kerajaan-kerajaan jaman dahulu. Kerajaan-kerajaan ini memiliki dampak bertenaga serta akbar pada hal ajaran yang mereka miliki. Kerajaan bercorak Hindu dan Budha sangat kuat pada masa itu, yg berkembang hingga keseluruh pelosok nusantara. Kerajaan-kerajaan bercorak hindu serta budha yang terdapat di Indonesia antara lain ;

1. Kerajaan Kutai

Informasi paling meyakinkan mengenai kerajaan Kutai ini bersumber dalam prasasti yang ditemukan di daerah Muara Kaman. Prasasti ini berbentuk Yupa. Yupa merupakan tugu peringatan kurban yg ditulis dengan alfabet Pallawa, berbahasa Sansekerta serta tersusun pada bentuk syair. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu yg tertua di Indonesia. Kerajaan ini terletak di tepi sungai Mahakam propinsi Kalimantan Timur.

Apabila diperhatikan menurut bentuk goresan pena maupun bahasanya diperkirakan prasasti itu ditulis pada tahun 400 Masehi. Parasasti yang berbentuk Yupa didirikan oleh raja Mulawarman sebagai peringatan baginda telah menaruh kurban serta hibah yang akbar. Pembuatan tugu peringatan seperti Yupa atau prasasti sudah dikenal serta lazim dilakukan oleh bangsa Indonesia pada zaman Prasejarah. Pada ketika itu telah biasa memperingati jasa seseorang pemimpin dengan mendirikan menhir.

Dari prasasti tadi yang berbentuk Yupa tau Menhir, maka bisa diketahui bahwa kepercayaan serta budaya Hindu telah masuk ke Indonesia kira-kira dalam abad ke-lima Masehi. Meskipun kepercayaan serta budaya Hindu itu telah berkembang pada Indonesia tetapi kebudayaan Indonesia permanen terpelihara.



2. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Indonesia Hindu yang ke 2 merupakan Kerajaan Tarumanegara kerajaan ini berdiri sekitar tahun 450 tahun M. Kerajaan itu diperintah oleh Raja Purnawarman. Batu prasasti dijumpai pada daerah Bogor, di Jakarta dan di wilayah Bekasi.

Ada tujuh prasasti yg menaruh liputan Kerajaan Tarumanegara yang terletak pada Bogor propinsi Jawa Barat. Lima buah prasasti terdapat di Bogor, yaitu prasasti Jambu, Muara Cianten, Caruteun, Kebun Kopi dan Pasir Awi. Sebuah prasasti dijumpai prasasti Tugu di wilayah Cilingcing Jakarta Utara, serta prasasti Muncul di Lebak Banten Selatan.

Prasasti yang memberikan warta tentang kerajaan Tarumanegara berhuf Pallawa serta berbahasa Sansekerta serta tersusun dalam bentuk syair. Prasasti tersebut menunjukkan bahwa Kerajaan tarumanegara diperintah sang seorang raja yg bijaksana, yaitu Raja Purnawarman. Dalam melaksanakan pemerintahannya, dia sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya. Oleh karena itu rakyatnya hidup teratur dan tentram.

Prasasti Tugu yang dijumpai pada Jakarta Utara mengungkapkan bahwa Raja Purnawarman memerintahkan penggalian saluran air yang digunakan buat pengairan rakyatnya. Panjang sungai itu adalah 12 km. Setelah pembuatan sungai terselesaikan kemudian diadakan upacara selamatan. Raja menghadiahkan 1.000 ekor lembu pada para Brahmana.

Raja Purnawarman sebagai pemeluk agama Hindu bersumber dalam Prasasti Ciaruteun. Pada prasasti tersebut terdapat gambar telapak kaki Raja Purnawarman yang dikaitkan sebagai telapak Dewa Wisnu.

Selain kabar menurut prasasti yang masih ada pada Indonesia, pula masih ada informasi yag asal berdasarkan musafir bangsa Cina bernama Fa-Hien. Pada tahun 414 Fa-Hien pernah singgah pada Jawa. Dikatakan kerajaan To-lo-mo (Tarumanegara) kekuasaannya sangat besar .

Berakhirnya kekuasaan Tarumanegara tidak diketahui menggunakan kentara. Kemungkinan akbar ditaklukan sang Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Batu Tulis pada Desa Ciampea, Bogor, adalah prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara menggunakan Raja Purnawarman. Prasasti ini tertulis menggunakan alfabet Pallawa menurut masa lebih kurang tahun 400 Masehi.

3. Kerajaan Mataram

Berdasarkan prasasti Batu Canggal tahun 732 bisa diketahui bahwa di Jawa Tengah masih ada Kerajaan Hindu Syiwa yg berpusat di daerah subur sungai Progo, yang diperintah sang raja Sanjaya. Raja Sanjaya memerintahkan buat menciptakan Yoni (yaitu Canggal) menjadi kebaktian kepada dewa Syiwa serta sekaligus lambang kesuburan.

Raja Sanjaya kemudian poly membentuk candi-candi Hindu pada dataran tinggi pegunungan Dieng. Di sekeliling candi didirikan pula rumah para pendeta Brahmana. Penginapan bagi para musyafir serta bungalow bagi raja dan bangsawan istana.


Raja Sanjaya adalah orang bijaksana, sehingga sangat dihormati serta dikenal oleh rakyat, selain itu Raja sanjaya juga seseorang pakar kitab . Baginda raja mempunyai kekuasaan di daerah sekitarnya. Dalam prasasti Kedu, Raja sanjaya diberikan gelar Raka-i Mataram Sang ratu Sanjaya.

Sanjaya memerintahkan dengan penuh kebijaksanaan, sebagai akibatnya dapat membentuk ketentraman serta kemakmuran yg dapat dinikmati sang warga . Demikianlah yang dikemukakan oleh prasasti Canggal yg berangka tahun 778 M. Berdasarkan prasasti Canggal kedudukan Raja Sanjaya digantikan oleh Panangkaran. Raja Panangkaran juga dinamakan Syailendra, Sri Maharaja Dyah Pancapana. Rakai Panagkaran, dia lebih dikenal menggunakan keluarga Syailendra. Perbedaan ke 2 raja tersebut pada hal kepercayaan di mana Raja Sanjaya beragama Hindu, sedangkan Panangkaran atau Syailendra beragama Budha.

Setelah Syailendra Sri Maharaja Dyah Maharaja Dyah Pancapana Rakai Panangkaran berakhir keluarga Syaleindra terpecah sebagai 2. Perpecahan keluarga ini menggunakan sendirinya mengakibatkan kerajaan Mataram, terpecah 2 (grup Syailendra) yaitu keturunan agama Hindu serta keturunan agama Budha. Keturunan kepercayaan Hindu dipusatkan diJawa Tengah bagian utara yang lalu mendirikan Candi Bima. Arjuna serta Puntadewa. Sedangkan keturunan Budha dipusatkan di Jawa Tengah bagian selatan yang kemudian mendirikan Candi Sewu, Candi Sari, Candi Pawon, Candi Mendut serta Candi Borobudur. Candi Borobudur ini didirikan oleh raja Samaratungga dalam tahun 824 Masehi.

Pada thun 832 M perpecahan pada famili Syailendra berakhir. Lantaran raja Pikatan yg beragama Hindu menikah menggunakan Pramodhawadhani putri Samaratungga yg beragama Budha. Setelah Rakai Pikatan, raja yang populer merupakan Balitung. Bahkan dikatakan Raja Balitung merupakan raja terbesar Mataram Kuno. Ia memerintah dalam 898 - 910 M dengan gelar Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Djarmadya Mahasambu. Kerajaan Mataram Kuno diakhiri sang Empu Sindok. Pada tahun 929 Empu Sindok memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur.

4. Kerajaan Sriwijaya

Sejak terjadinya hubungan dagang antara Cina menggunakan India aktivitas perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka sebagai ramai. Keramaian itu meluas di Pantai Timur Sumatera yang berdekatan dengan Selat Malaka. Timbulah loka-tempat perdagangan dan kerajaan. Pada abad ke-7 kerajaan yg berkurang ialah Tulang Bawang, Melayu dan Sriwijaya. Di antara kerajaan itu, Sriwijayalah yg berhasil mencapai zenit keemasanya.



Kerajaan sriwijaya menitikberatkan keagungan serta kekuatan armadanya di lautan. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim. Sriwijaya adalah pusat perniagaan serta pusat kebudayaan kepercayaan Budha pada Asia Tenggara. Kerajaan ini jua mengadakan interaksi dengan luar negeri yaitu Cina dan India.

Sebagai kerajaan maritim, Sriwijaya sebagai penguasa utama dipelabuhan-pelabuhan di pesisir timur Sumatera, Singapura dan pantai barat Malaysia sekarang ini. Ini adalah bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya telah mengalami kejayaan dalam masanya. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncaknya pada bawah Raja Balaputra pada tahun 850 M. Kerajaan Sriwijaya dapat dicermati sebagai penjelmaan negara kesatuan yg pertama, yaitu memenuhi syarat menjadi negara modern. Unsur ketahanan, rapikan pemerintahan atas dasar musyawarah, keadilan sosial, kedaulatan dan sebagainya sudah terdapat dalam saat itu.

Informasi Kerajaan Sriwijaya bisa diperoleh dari Prasasti Ligor, Kedukan Bukit, Karang Brahi, dan Muara Takus. Letak prasasti tersebut dapat dilihat dalam peta no. 4 

5. Kerajaan Singasari

Informasi kerajaan Singasari bersumber menurut kitab Pararaton. Kitab Pararaton mengemukakan, bahwa kerajaan Singasari didirikan sang Ken Arok.



Ken Arok asal menurut famili petani. Berkat jasa pendeta Lohgawe, Ken Arok diterima mengabdikan diri dalam Akuwu (Bupati) Tunggul Ametung pada Tumapel. Setelah mengabdikan diri beberapa ketika lamanya, Ken Arok merogoh alih kekuasaan tunggul ametung menggunakan jalan membunuh Tunggul Ametung. Bukan saja membunuh tunggul ametung, Ken Arok pula memperistrikan Ken Dedes. Ken Dedes merupakan Istri tunggul Ametung, dalam Saat Ken Dedes ditinggalkan oleh Tunggul Ametung, beliau sedang mengandung yang kelak lahir menggunakan nama Anusapati. Dari perkawinan Ken Dedes dengan Ken Arok memproleh putra yg bernama Mahisa Wong Ateleng. Sedangkan dari istrinya yang lain, yaitu Ken Umang memperoleh Putra bernama Tohjaya.

Pada tahun 1222, sehabis Ken Arok berkuasa di Tumapel kemudian mengalahkan Kediri yg dalam saat itu diperintah sang Kertajaya. Kerajaan Kediri dan Tumapel lalu disatukan, berdirilah Kerajaan sangasari. Ken Arok Sebagai raja pertama pada Singasari menggunakan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi. Ken Arok melaksanakan pemerintahan berdasarkan tahun 1222-1227. Ken Arok melaksanakan pemerintahan dari tahun 1222-1227. Ken Arok mengakhiri pemerintahan selesainya dibunuh oleh anak tirinya yang bernama Anusapati.

Anusapati memerintah dalam tahun 1227-1248. Selama pemerintahannya warga hidup pada keadaan tentram. Pada tahun 1248 Anusapati dibunuh sang saudara tirinya yg benama Tohjaya. Tohjaya menggantikan pemerintahan Anusapati dalam tahun 1248. Dalam pemerintahan  Tohjaya timbul pemberontakan yg dipimpin oleh Ranggawuni serta Mahisa Cempaka. Dalam pemberontakan itu Tohjaya terbunuh. Setelah tohjaya terbunuh, Ranggawuni naik tahta memerintah menurut tahun 1248-1268 dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhan. Ranggawni wafat dalam tahun 1268 serta digantikan olej putranya bernama Kerta negara.

pada masa pemerintahan Kertanegara, Kerajaan Singasari mencapai zenit kejayaannya (1268-1292). Untuk memutuskan kekuasaan Kerajaan Singasari, Kertanegara memperluas wilayah kekuasaannya serta menjalin kerjasama menggunakan raja-raja di Pahang, Bali, Sunda, Maluku dan Kalimantan. Dalam tahun 1275 Kertanegara mengirimkan rombongan ke Kerajaan Melayu pada Jambi yg dikenal dengan ekspedisi Pamalayu, selain itu jua menjalin kerja sama dengan kerajaan Campa di Vietnam.

Tujuan Kertanegara pada menjalin kerjasama dengan raja-raja di Indonesia serta Vietnam adalah untuk mencegah dampak Raja Mongol yaitu Kaisar Kubilai Khan. Pada tahun 1289 utusan Kerajaan Mongol dipimpin oleh Meng-Ki datang ke singasari menggunakan maksud agar Singasari tunduk pada Kerajaan Mongol. Utusan raja Mongol itu diusir oleh Kertanegara.

Kertanegara mengakhiri pemerintahannya sesudah dikalahkan Jayakatwang keturunan Kertajaya. Sedangkan kerajaan Singasari musnah setelah Raden Wijaya bekerja sama dengan utusan Mongol dalam tahun 1292 membunuh Jayakatwang.

6. Kerajaan Majapahit

kerajaan Hindu Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 mencapai puncak kejayaan serta kemegahannya dalam pertengahan abad ke-14 yaitu dalam masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk yg memerintah dalam tahun 1350-1389. Pemerintahan raja Hayam Wuruk didampingi Patih Gajah Mada. Pusat ibukota kerajaan pada wilayah sungai Branta. Kerajaan Majapahit bertambah berkembang menjadi kerajaan agraris dengan menguasai daerah yg fertile pada lembah sungai Brantas sekaligus menjadi kekuatan laut serta perdagangan dengna pusat di Ujung Galuh di wilayah muara Sungai Brantas.


Dengan pengaduan antar kekuatan agraris dan bahari serta perdagangan. Kerajaan Majapahit pada bahwah pimpinan tokoh besar Hayam Wuruk serta Gajah Mada berhasil mempersatukan Nusantara, di bawah kepemimpinan Gajah Mada, mereka bisa menumpas pemberontakan yg membahayakan kemegahan kerajaan Majapahit pada bawah kepemimpinan Hayam Wuruk. Pemberontakan itu merupakan pemberontakan Sadeng dan ditumpas dalam tahun 1331.

Kerajaan Majapahit berkembang dengna pesat sehingga Kerajaan Majapahit disegani oeh kerajaaan di sekitarnya. Berkat dukungan rakyatnya Majapahit sebagai negara yang besar dan megah. Majapahit memandang negara lain sebaga negara merdeka serta berdaulat, memandang negaranya sama derajatnya menggunakan negara lain. Pada masa kerajaan ini agama Hindu serta Agama Budha hidup berdampingan secara damai. Keadaan misalnya ini patut dicontoh pada kehidupan sekarang ini. Di Indonesia terdapat 5 agama yg daapt hidup berdampingan secara damai. Rasa toleransi antar pemeluk kepercayaan harus dipelihara terus supaya negara Indonesia bisa aman dan tertib.

Kelemahan Kerajaan Majapahit merupakan timbulnya perang saudara. Adanya perang saudara mengakibatkan kemunduran kerajaan Majapahit. Berarti persatuan serta kesatuan telah nir terdapat lagi. Ini perlu sebagai perhatian kita semua, bahwa sanggup persatuan dan kesatuan diabaikan maka negara akan musnah. Oleh karenanya marilah bina persatuan pada antara kita, agar kita sanggup hayati rukun. Dengan adanya hayati rukun, maka pembangunan nasional dapat dilaksanakan menggunakan sebaik-baiknya.

Dari kerajaan Majapahit yg tidak bisa kita lupakan merupakan hasil kesenian dan kebudayaan, misalnya;
a. Bangunan Candi Kedaton di Kediri, Candi sukun pada lereng Gunung Lawu
b. Buku Pararaton
c. Buku Negarakertagama yg ditulis sang Mpu Prapanca dalam tahun 1365
d. Buku Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Prapanca.

Kata-istilah Penting:

Prasasti : Huruf yang dipahatkan pada benda antik/ kertas, daun lontar, batu dan lain-lain serta bersejarah.

Menhir  : Monumen batu besar

Agraris : Pertanian

Bahari  : Kelautan.


Demikian pembahasan kita mengenai Kerajaan Hindu budha di Islam pada Indonesia, semoga berguna, terimakasih.

Sumber: dirangkum dari berbagai asal!

Referensi:
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980, Sejarah Umum 1 buat Sekolah Menengah pertama, Jakarta
- IMP Yudana serta Imade Pageh, 1978. Pelajaran Sejarah buat Sekolah Menengah pertama Kelas 1, Genesa Exact, Bandung.
- Soeroto, 1968, Sejarah Indonesia dan Dunia Jilid 1 buat Sekolah Menengah pertama, Fa. Gajah Mada, Jakarta.
- Sugandi Wirananggapati, dkk, 1992, Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia 1, Galaxy Puspa Mega, Jakarta. 


KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM



Sejarah berdirinya Kesultanan Palembang Darussalam nir terlepas dariruntuhnya Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-12. Kerajaan Sriwijaya runtuh akibatdikalahkan oleh Kerajaan Majapahit. Ketika Sriwijaya runtuh menjadi pusatniaga, maka lahirlah suatu wilayah atau kota yg pada ejaan China disebutdengan sebutan Palinfong (yang kini lebih dikenal dengan sebutan KotaPalembang). Sepeninggalan Sriwijaya, kota ini tetap eksis menjadi kota niagayang di dalamnya masih terdapat suatu tumpuan aktivitas ekonomi serta perdaganganyang masih dikenal sebagai Ku-kang (dalam bahasa China) atau PelabuhanLama. Kota Palembang sebagai tumpuan pelabuhan internasional yg secara khususbanyak disinggahi pedagang-pedagang berdasarkan China. Bahkan, kota ini pernah menjadienclave (wilayah kantong) China selama sekitar 200 tahun.
Ketika KotaPalembang berada pada kontrol ekonomi para pedagang China, Pangeran Palembang,Parameswara, terpaksa meninggalkan kota ini dalam tahun 1397. Pada ketika itu,Kerajaan Majapahit jua tidak bisa menempatkan adipatinya di kota ini karenaChina sudah menentukan Liang Tau Ming sebagai pemimpin Palembang. Sayangnya, padamasa kekuasaan China, Palembang pernah sebagai sarang para bajak bahari Chinayang mengakibatkan konflik akut di kota ini.
Sebelum KesultananPalembang Darussalam sebagai kesultanan yg lebih bercorak Melayu ini berdiri,sebenarnya telah terdapat Kerajaan Palembang terlebih dahulu (sebagai cikal bakalnantinya). Sebelum Kerajaan Palembang (Palembang Lama) berdiri, Kota Palembangsudah terdapat terlebih dahulu menjadi salah suatu daerah kekuasaan Majapahit padasaat itu. Tulisan di bawah ini akan mengulas sejarah Kerajaan Palembang danKesultanan Palembang Darussalam secara terpisah.
a. Sejarah Kerajaan Palembang
Kerajaan Palembang berdiri lebih kurang abad ke-15. Ario Damar merupakan pendirikerajaan ini. Ia sebenarnya mewakili Kerajaan Majapahit di Palembang Lamo(atau nantinya disebut Kerajaan Palembang), menggunakan gelar Adipati Ario Damaryang berkuasa antara tahun 1455 hingga tahun 1486. Ketika ia datang kePalembang, rakyat serta penduduk pada wilayah ini sebenarnya sudah masuk Islam.diperkirakan, dia akhirnya ikut memeluk Islam menggunakan membarui namanya menjadiArio Abdillah atau Ario Dillah (pada bahasa Jawa, dillah berartilampu). Ario Dillah pernah menerima hadiah menurut Prabu Kertabumi Brawijaya V,yaitu diberikan salah seorang selirnya yang berketurunan China serta telahmemeluk Islam, yg bernama Puteri Champa. Ketika dibawa ke Palembang, PuteriChampa tengah mengandung. Lahirlah kemudian seseorang bernama Raden Fatah diistana Ario Dillah yang dulu dinamakan Candi Ing Laras. Raden Fatahkemudian dididik sang Ario Dillah dengan pengetahuan Islam yang kemudianmengantarkan dirinya sebagai ulama besar . Anak kandung Ario Dillah sendiri yangmerupakan hasil perkawinan menggunakan Puteri Champa merupakan Raden Kusen. Jadi, RadenFatah adalah saudara lain bapak dengan Raden Kusen. Setelah Ario Dillah wafat,kekuasaan Kerajaan Palembang sempat kosong hingga tahun 1486. Hal itu terjadikarena Palembang termasuk pada kekuasaan Majapahit. Banyak keturunan ArioDillah, termasuk Raden Fatah yang lalu hijrah ke Demak. Berikut ini akandijelaskan bagaimana kemudian eksistensi Kerajaan Palembang kembali berdirisetelah Kerajaan Demak musnah.  
Tidak ada sumbertertulis resmi yang bisa menyebutkan kapan Kerajaan Majapahit hancur.majapahit diperkirakan runtuh pada tahun 1478 dampak serangan kerajaan-kerajaanIslam. Pada waktu itu, Sunan Ampel menunjuk Raden Fatah sebagai penguasa seluruhtanah Jawa. Pusat kekuasaan kemudian dipindahkan ke Demak. Pada tahun 1481,Raden Fatah mendirikan Kerajaan Islam Demak. Pendirian kerajaan tersebut jugamendapat donasi menurut wilayah-wilayah lainnya yg sudah lepas menurut Majapahit,seperti Jepara, Tuban, serta Gresik. Kerajaan Demak pernah menjadi sentra niagapada abad ke-15. Raden Fatah menerima gelar Senapati Jimbun Ngabdu‘r-RahmanPanembahan Palembang Sayidin Panata‘Gama. Ia wafat pada tahun 1518, dandigantikan puteranya, yaitu Pati-Unus atau Pangeran Sabrang Lor.
Setelah PangeranSabrang Lor wafat dalam tahun 1521, tahta kekuasaan kemudian dipegang olehsaudaranya, yaitu Pangeran Trenggono hingga tahun 1546. Setelah itu, diKerajaan Demak terjadi perebutan kekuasaan antara saudara Pangeran Trenggono(Pangeran Seda ing Lepen) serta anaknya (Pangeran Prawata). Perebutan kekuasaanini menyebabkan terjadi pertumpahan darah antar saudara. Pangeran Seda ingLepen dibunuh oleh Pangeran Prawata. Sebagai buntut dari peristiwa ini,Pangeran Prawata beserta keluarganya dibunuh oleh anak Pangeran Seda ing Lepenyang bernama Arya Penangsang atau Arya Jipang. Menantu Raden Trenggono yangbernama Pangeran Kalinyamatdari Jepara jugadibunuh. Pertumpahan tidak berhenti di sini, bahkan masih berlanjut. Pada tahun1549, Arya Penangsang dibunuh sang Adiwijaya yg jua seorang menantu dariPangeran Trenggono atau populer dengan sebutan Jaka Tingkir yg ketika itu menjabat Adipati KerajaanPajang. Pada masa Jaka Tingkir ini, Keraton Demak dipindahkan ke Pajang akibatserangan Kerajaan Pajang. Perpindahan ini sebagai pertanda berakhirnyakekuasaan Kerajaan Demak yg berdiri sejak tahun 1481 sampai tahun 1546.
Ketika Kerajaan Pajang menyerang Demak, masih ada kurang lebih 24 orang keturunanPangeran Trenggono (atau juga keturunan Raden Fatah) berhijrah ke Palembangyang dipimpin sang Ki Gede Sedo ing Lautan. Pada tahun 1547, Ki Gede Sedo IngLautan menempati posisi Kerajaan Palembang yg telah usang vakum sebagai rajake-dua. Ia berkuasa hingga tahun 1552. Salah seseorang suro (perwira) KerajaanDemak bernama Ki Gede Ing Suro yang jua ikut dalam rombongan Ki Gede Sedo IngLautan lalu sebagai raja ke-tiga di Kerajaan Palembang (1552-1573). Meskisudah hijrah ke luar Jawa, ia serta para keturunannya masih memiliki ikatanideologis menggunakan sentra keraton di Jawa sampai zaman Mataram. Setelah JakaTingkir wafat, Kerajaan Pajang kemudian dipimpin oleh Arya Pangiri. Pada masakepemimpinannya, terjadi pergolakan politik yg amat pelik. Ia diserang olehkekuatan massal yang terdiri berdasarkan Pangeran Benowo (putra Jaka Tingkir yangtersingkir) serta kekuatan Mataram (dipimpin Panembahan Senapati atau SenapatiMataram, putra Kyai Ageng Pemanahan atau Kyai Gede Mataram). Arya Pangirikemudian bisa dikalahkan sang Senapati Mataram, yg menyebabkan terjadinya pemindahanKeraton Pajang ke Mataram pada tahun 1587. Tahun ini dikenal menjadi awalberdirinya Kerajaan Mataram. Pangeran Mataram adalah keturunan menurut RadenFatah serta Raden Trenggono. Adanya pertalian darah inilah yang menyebabkanterjadinya hubungan yang baik antara Kerajaan Palembang serta Kerajaan Matarampada ketika itu. Hubungan tadi masih terjalin erat hingga masa kekuasaan RajaAmangkurat I (raja ke-4). Di samping itu, hubungan ke 2 kerajaan tadi jugadalam bentuk kerjasama. Hingga akhir tahun 1677, Kerajaan Palembang masih setiakepada Kerajaan Mataram yang dipercaya menjadi pelindungnya, terutama dariserangan Kerajaan Banten yang telah dilakukan sejak tahun 1596. Pada tahun1610, Kerajaan Palembang pernah melakukan kontak menggunakan VOC. Awalnya, VOCenggan herbi Kerajaan Palembang. Bahkan, semasa pemerintahan Pangeran Sideng Kenayan,telah dibuka Kantor Perwakilan Dagang VOC (Factorij)di Palembang, yaitu melalui perantara Gubernur Jendral pada Batavia, Jacob Specx(1629-1632). Namun, pada tahun 1659, Keraton Kuta Gawang besertabenteng-bentengnya hancur dampak diserbu sang VOC.
Hancurnya keratontersebut menjadi indikasi berakhirnya keberadaan Kerajaan Palembang. Kehancurantersebut berpengaruh dalam pemindahan keraton serta pemukiman penduduk ke arahyang lebih ke hulu, yang terletak antara Sungai Rendang serta Sungai Tengkuruk.daerah ini lalu dikenal menggunakan kata Beringin Janggut. Keraton KutaGawang sekarang berada pada kompleks PT. Pusri, Kota Palembang, Provinsi SumateraSelatan, Indonesia. Dari bentuknya, keraton ini menandai adanya akulturasikebudayaan antara budaya Jawa serta Melayu, yg lalu diklaim dengankebudayaan Palembang. Setelah kehancuran Kerajaan Palembang, maka lahirlahPalembang yg memiliki kepribadian sendiri serta mencicipi hak kemerdekaansendiri juga, yaitu Kesultanan Palembang Darussalam.
b. Sejarah KesultananPalembang Darusalam
Pada tahun 1659, di Palembang jua berdiri sebuah kesultanan yang memilikicorak tersendiri serta tidak sinkron dengan Kerajaan Palembang sebelumnya, yaituKesultanan Palembang Darussalam. Pendiri kesultanan ini merupakan SultanJamaluddin atau dikenal dengan sebutan Sultan Ratu Abdurrahman KholifatulMukminin Sayidul Iman, yang dalam masa akhir hayatnya bergelar Sunan CindeWalang. Sejarah kekuasaan dirinya bersama sultan-sultan setelahnya akan dibahastersendiri dalam bagian periode pemerintahan.

2. Silsilah
Silsilah berikut adalah akan dibagi berdasarkan 2 bentukperiodeisasi, yaitu periode Kerajaan Palembang (sebagai cikal bakal KesultananPalembang) serta periode Kesultanan Palembang Darussalam itu sendiri.
a. Periode Kerajaan Palembang:
  1. Ario Abdillah (Ario Dila, sebelumnya bernama Ario Damar) (1455-1486)
  2. Pangeran Sedo Ing Lautan (1547-1552)
  3. Kiai Gede Ing Suro Tuo (1552-1573)
  4. Kiai Gede Ing Suro Mudo (Kiai Mas Anom Adipati Ing Suro) (1573-1590)
  5. Kiai Mas Adipati (1590-1595)
  6. Pangeran Madi Ing Angsoko (1595-1629)
  7. Pangeran Madi Alit (1629-1630)
  8. Pangeran Sedo Ing Puro (1630-1639)
  9. Pangeran Sedo Ing Kenayan (1639-1650)
  10. Pangeran Sedo Ing Pesarean (1651-1652)
  11. Pangeran Sedo Ing Rajek (1652-1659)
b. PeriodeKesultanan Palembang Darussalam:
  1. Sultan Ratu Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidul Imam (1659-1706)
  2. Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago (1706-1714)
  3. Sultan Agung Komaruddin Sri Teruno (1714-1724)
  4. Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo (1724-1758)
  5. Sultan Ahmad Najamuddin Adi Kesumo (1758-1776)
  6. Sultan Muhammad Bahaudin (1776-1804)
  7. Sultan Mahmud Badaruddin II (1804-1821)
  8. Sultan Ahmad Najamuddin II atau Husin Dhiauddin (1813-1817)
  9. Sultan Ahmad Najamuddin III atau Pangeran Ratu (1819-1821)
  10. Sultan Ahmad Najamuddin IIV atau Prabu Anom (1821-1823)
  11. Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin (2006-...)
3. Periode Pemerintahan
Kesultanan Palembang Darussalam berdiri selama hampir dua abad, yaitu sejaktahun 1659 hingga tahun 1825. Sebelum kesultanan ini berdiri sebenarnya telahada terlebih dahulu Kerajaan Palembang yg merupakan cikal bakal berdirinyaKesultanan Palembang Darussalam. Bedanya dengan Kerajaan Palembang, KesultananPalembang Darussalam lebih bercorak Islam lantaran menerapkan syariat Islam sertamenjadikan al-Quran serta hadits menjadi konstitusi pemerintahan. 
Sultan RatuAbdurrahman Kholifatul Mukminin Sayidul Iman atau dianggap dengan Sunan CindeWalang adalah raja pertama di Kesultanan Palembang Darussalam. Ia memerintahselama 45 tahun. Dengan masa kekuasaan yg begitu panjang, beliau telah meletakkantata kehidupan sosial, ekonomi, serta politik yang kuat di kesultanan ini. Dalambidang pemerintahan, dia menerapkan sistem perwakilan pada wilayah pedalaman ataudikenal dengan kata raban serta jenang. Undang-undang danperaturan-peraturan yg dibuatnya dituangkan pada bentuk piagem(piagam), yang harus dilaksanakan oleh setiap daerah yang masuk dalam pengaruhkekuasaan Palembang, seperti Bangka, Belitung, sebagian Jambi (Muara Tembesi),Bengkulu (Kepahiang/Rejang), serta Lapung (Tulang Bawang/Mesuji).
Sunan Cinde Walangpernah melakukan aliansi internasional antara Palembang, Jambi, serta Johor.aliansi ini hanya bersifat insidentil serta situasional. Namun, aliansi inikadang justru menimbulkan konflik di antara mereka sendiri karena adanyaperbedaan kepentingan. Dalam bidang pertanian, ia mewajibkan bagi daerah-daerahtertentu untuk mengembangkan tanaman lada. Ia juga membuat sistem perairan yangdibuat antara Ogan, Komering, serta Mesuji, yang tidak saja digunakan untukpertanian, namun juga untuk kepentingan pertahanan. Setelah Sunan Cinde Walangmeninggal pada tahun 1706, tahta kekuasaan kesultanan kemudian dipegang olehputranya yang bernamanya Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago (1706-1714). Iamerupakan sultan yang dikenal gagah berani serta banyak menyelesaikanpermasalahan dengan senjata. Akibatnya, Kesultanan Palembang pernah kehilangansalah satu daerah kekuasaannya, yaitu Muara Tembesi di Jambi. Ketika Jayo IngLago tidak lagi berkuasa, terjadi kemelut politik pada saat itu perihal siapayang pantas menggantikannya. Pangeran Purbaya, yang seharusnya menggantikanJayo Ing Lago meninggal karena diracun. Tahta kekuasaan kemudian dipegang adikJayo Ing Lago, Sultan Agung Komaruddin Sri Teruno (1714-1724). Putra-putra JayoIng Lago, yaitu Raden Lembu serta Pangeran Mangkubumi Mohamad Ali menolakkeputusan tersebut dengan melakukan pemberontakan. 
Sultan AgungKomaruddin kemudian berinisiatif untuk berdamai dengan kedua keponakannyatersebut dengan cara mengangkat Pangeran Mangkubumi Mohamad Ali sebagai SultanAnom Muhamad Alimudin serta Raden Lembu sebagai Pangeran Jayo Wirakmo. Tetap sajakeputusan tersebut belum dapat memuaskan kedua belah pihak karena ternyataPangeran Jayo Wikramo lebih diuntungkan dengan mendapatkan putri Sultan AgungKomaruddin sebagai pasangannya. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya konflikantar saudara. Pangeran Jayo Wirakmo memenangkan peperangan tersebut yangmengantarkan dirinya sebagai sultan dengan gelar Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo(1724-1758).
Sultan MahmudBadaruddin Jayo Wikramo (Badaruddin I) merupakan sosok pemimpin yang berwawasanluas serta memiliki pengalaman yang amat memadai. Ia pernah mengagas pentingnyamemperbarui kesultanan dengan mengintrodusir pengetahuan serta teknologi yangbaru, tanpa meninggalkan tradisi serta agama yang telah lama mapan. Ia telahmelakukan perubahan serta pembangunan Kesultanan Palembang ke arah yang lebihmaju. Di antara bentuk bangunan fisik yang didirikan pada masanya, yaitu:Masjid Agung, Kuta Batu (Kuta Lama), Makam Lemabang, tambang timah Bangka,terusan-terusan di pedalaman. Ia juga mengembangkan sistem perdagangan danekonomi Kesultanan Palembang ke arah yang lebih maju. Pada masanya syiar dandakwah keagamaan Islam mulai berkembang pesat. Maka, tidak aneh jika dikatakanbahwa banyak ulama di Nusantara yang berasal dari wilayah Kesultanan Palembangini. Setelah Sultan Badaruddin I meninggal, tahta kekuasaan kesultanan kemudiandipegang oleh Sultan Ahmad Najamuddin (1758-1776). Tidak banyak data yangmembincang sejarah kepemimpinan sultan ini. Namun, yang pasti bahwa ia lebihbanyak mengembangkan perkembangan Islam serta pemikiran tentang kesusasteraan.setelah ia meninggal, tahta kekuasaan kemudian digantikan oleh Sultan MuhammadBahauddin (1776-1804).
Masa kekuasaanSultan Muhammad Bahauddin juga dikenal sebagai periode pemerintahan KesultananPalembang Darussalam yang cukup berhasil. Pada masanya, perekonomian kesultananmeningkat tajam karena sultan sangat menguasai teknik bagaimana caranyaberdagang yang bagus, termasuk berdagang dengan VOC. Bahkan, VOC merasa kesaldengan monopoli perdagangan Sultan Bahauddin yang menyebabkan kontrak-kontrakmereka sering ditolaknya. Ternyata, Sultan Bahauddin lebih suka berdagang denganInggris, China, serta orang-orang Melayu di Riau. Dampak dari kebijakan sepertiini justru menghasilkan kekayaan yang sangat besar bagi kekuangan kesultanan.sehingga, kemakmuran Kesultanan Palembang Darussalam meningkat tajam. 
Bentuk-bentuk darikemakmuran tersebut dapat dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan bersejarahyang bernilai sangat penting. Pada tahun 1780, Sultan Bahauddin pernahmembangun Keraton Kuto Besak yang boleh dianggap sebagai keraton terbesar danterindah di Nusantara. Bentuk kemakmuran kesultanan juga berupa berkembangnyabidang kesenian serta kesusasteraan pada saat itu. Dalam kurun waktu 1750-1800,Kesultanan Palembang Darussalam pernah menjadi pusat sastra Melayu setelahKesultanan Aceh yang menjadi pusat kesusasteraan sebelumnya mengalami masastagnasi. Pada tahun 1804, Sultan Mahmud Badaruddin II menggantikan ayahnya(Sultan Bahauddin). Masa pemerintahan Sultan badaruddin II dikenal sebagai masaperjuangan melawan kolonialisme Inggris serta Belanda. Pada tahun 1811, SultanBadaruddin II berperang dengan Belanda-Perancis yang dikenal dengan PeristiwaLoji Sungai Aur. Pada tahun 1812, ia menghadapi serbuan armada Inggris. Selainitu, ia juga berperan dalam peperangan lain, seperti Perang Palembang 1819Babak I serta II serta Perang Palembang 1821. Atas perjuangannya melawankolonialisme, ia dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional.
Sultan AhmadNajamudin II atau Sunan Husin Dhiauddin meneruskan tahta kesultanan berikutnya(1813-1817). Ia merupakan saudara dari Sultan Mahmud Badaruddin II. Secaraberselingan, mereka berdua bergantian dalam memimpin kesultanan. Hal ituterjadi karena Sultan Mahmud Badaruddin II pernah hijrah ke Muara Rawas, dandalam kurun waktu antara tahun 1813 hingga tahun 1818, ia juga pernah dipecatoleh Inggris serta Belanda yang pernah menguasai wilayah Kesultanan Palembang.meski demikian, posisi dirinya sebagai sultan yang sah masih tetap eksis hinggatahun 1821. Sultan yang ke-9 di Kesultanan Palembang Darussalam adalah SultanAhmad Najamuddin III atau yang lebih dikenal dengan nama Pangeran Ratu(1919-1921). Ia merupakan putra dari Sultan Badaruddin II, yang dilantik padatahun 1819. Ia memimpin secara bergantian dengan ayahnya hingga tahun 1921.pada tahun ini, ayahnya (Sultan Badaruddin II) ditangkap oleh pemerintahBelanda. Sebelum diasingkan ke Ternate, ia beserta keluarga serta para pengikutsetianya yang mencakup permaisuri, sejumlah anaknya, para ulama, serta panglimakesultanan, diasingkan ke Batavia terlebih dahulu. Tidak semua keluarga danpara pengikut setianya, termasuk selir serta sebagian anak-anaknya, dibawa kepengasingan karena keterbatasan kapal. 
Setelah SultanBadaruddin II tidak lagi memimpin karena berada di pengasingan, tahtakesultanan kemudian dipegang oleh Sultan Ahmad Najamuddin IV atau yang lebihdikenal sebagai Prabu Anom (1821-1823). Ia merupakan anak dari Husin Dhiauddin(Sultan Najamuddin II). Pada masa kepemimpinan Prabu Anom, Kesultanan PalembangDarussalam berada di bawah kontrol kekuasaan Belanda. Pada tahun 1823, iamelakukan pemberontakan kepada Belanda karena kontrak yang dibuat pihakkolonial sangat merugikan kedudukannya sebagai sultan. Pada tahun ini pula iasudah tidak lagi memimpin kesultanan karena dipecat oleh Belanda serta pada tahun1925 ia baru bisa ditangkap yang menyebabkan dirinya dibuang ke Manado.pemerintah Belanda membubarkan Kesultanan Palembang Darussalam pada tahun 1925.pemerintah Belanda sebenarnya berharap bahwa Kesultanan Palembang Darussalammasih tetap eksis. Berdasarkan pengakuan dari keluarga keturunan SultanBadaruddin II di Ternate yang diteliti oleh seorang budayawan, Djohan Hanafiah,pihak Belanda pernah menawarkan kepada Sultan Badaruddin II agar mau memimpinkembali. Namun, Sultan Badaruddin II menolak secara tegas. Alasannya, ia tidakingin terjadi perpecahan. Ia pun berpesan agar sebaiknya Kesultanan PalembangDarussalam Darussalam dibubarkan saja.
Setelah usang tidakeksis lagi, masih ada salah seorang keturunan Kesultanan Palembang Darussalambernama Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin yang sebagai Sultan ke-11 semenjak tahun2006. Ia merupakan keturunan berdasarkan Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago danjuga Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo. Berdasarkan websitewww.sultanpalembang.com, pengukuhan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin telahdirestui oleh pakar nasab Kesultanan Palembang Darussalam, yakni R.M Yusuf PrabuTenaya yang merupakan zuriat berdasarkan Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu binSultan Mahmud Badaruddin II, dan R.M. Syarifuddin Prabu Anom dari zuriatSultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom.
4. Wilayah Kekuasaan
Kekuasaan Kesultanan Palembang Darussalam merupakan mencakup daerah yg kinidikenal dengan Provinsi Sumatera Selatan.

5. Struktur Pemerintahan
Pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam didasarkan pada prinsiptradisional, yaitu adanya hubungan antara makrokosmos serta mikrokosmos. Artinya,sultan adalah orang yang mendapat kharisma serta legitimasi, yang memilikikekuatan diri sebagai gusti serta kawula karena mendapat wahyu dariTuhan. Sedangkan struktur pemerintahannya berbentuk feodalisme, yaitu sultanberperan sebagai pemimpin, priyayi pembantu perantara kekuasaan, serta jugasekaligus sebagai rakyat atau abdi kesultanan.
Wewenangpemerintahan sepenuhnya dipegang sang sultan yang bertindak sebagai kepalaeksekutif sekaligus kepala keagamaan, yg bertanggung jawab kepada Tuhan.dalam melaksanakan tugas harian pemerintahan, sultan dibantu oleh 3 orangeksekutif. Pertama, Pangeran Penghulu Nataagama yang bertugas dalamurusan keagamaan serta syariat Islam. Kedua, Pangeran Natadirajo, yaitupembantu sultan dalam bidang pelaksanaan kebijaksanaan, hukum, serta ekonomi ataukeuangan di ibukota serta mancanegaro. Pangeran Natadirajo dibantu oleh PangeranCitra sebagai hulubalang yang juga bertindak sebagai aparat keamanan. Ketiga,Syahbandar, yaitu pembantu sultan yang bertanggung jawab dalam mengurusimasalah perdagangan serta urusan luar negeri, seperti memungut bea serta cukai bagikesultanan serta sultan, serta melaksanakan serta menjaga hukum laut Melayu.  
Pemerintahan tersusun dengan adanya pembagian menurut wilayah serta hukum,yaitu ibukota kesultanan yang berupa keraton serta mancanegaro yang berupalingkungan di luar wilayah ibukota kesultanan. Pembagian wilayah mancanegarotidak didasarkan atas pertimbangan teritorial, namun lebih disebabkan karenafaktor kegunaan atau manfaat wilayah tersebut. Atas dasar itulah, maka munculwilayah-wilayah
sebagaimana berikut:
  1. Sindang, yaitu wilayah yg dimanfaatkan menjadi batas Kesultanan Palembang supaya warganya dapat mempertahankan daerahnya dari serangan menurut luar. Warga di daerah ini dibebaskan menurut kewajiban membayar pajak atau pungutan eksklusif.
  2. Sikep, yaitu dusun atau marga yang secara khusus menjadi tanggung jawab golongan priyayi yg dianggap menggunakan “jenang”. Hanya saja, kekuasaannya sebatas masa jabatannya saja. Sebagai golongan masyarakat, pihak petani sanggup diperkenankan buat membuka tanah (sikep), namun harus membayar pajak atas tanah serta hasil pertanian. Meskipun demikian, baik golongan priyayi maupun rakyat petani, mereka sama-sama tidak berhak mewariskan jabatan serta tanahnya.
  3. Daerah yang dikuasai eksklusif sang sultan atau dianggap menggunakan “pungutan”. Pajak nir berlaku di daerah ini, namun yg berlaku merupakan “siban” serta “tukon”, yaitu semacam monopoli komoditi sang sultan yg dijual kepada masyarakat. Dikatakan sebagai bentuk monopoli karena memang harganya lebih tinggi berdasarkan pasaran di ibukota kesultanan. Dalam pajak contoh tiban, yang dibayarkan adalah hasil bumi, sedangkan pada tukon adalah berupa uang. Dengan kata lain, pungutan tersebut menjadi ganti pajak terhadap rakyat yang menempati daerah ini.
Pada masa KesultananPalembang usang, pernah populer suatu forum elit yang dianggap menggunakan istilah “Fexo”atau saudagar raja Melayu. Kriteria orang yang masuk dalam lembaga ini adalahorang yang kaya (hartanya). Lembaga ini umumnya menempati posisi sebagai wakilsultan, seperti menjadi pembesar keraton atau sebagai pemimpin di beberapadistrik kesultanan. Proses penempatannya umumnya dipengaruhi atas dasarkemampuan yg dimilikinya. Lembaga ini adalah sumber keuangan bagi sultansehingga orang-orang yg termasuk dalam fexo menerima kepercayaan dankasih sayang menurut sultan. 
6. Kehidupan Sosial-Budaya
Struktur penduduk dalam pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalamterbagi ke pada 2 golongan, yaitu:
  1. Priyayi. Golongan ini adalah turunan raja-raja (sultan-sultan) atau kaum ningrat. Kedudukan ini umumnya diperoleh atas dasar keturunan atau atas perkenan menurut sultan sendiri.
  2. Rakyat. Golongan ini terbagi dalam dua gerombolan . Pertama, grup “miji” atau pada daerah pedalaman disebut dengan kata “mata-gawe”, yang mencakup seperti petani serta sebagainya. Kelompok ini biasanya menggalang orang-orang yang mau berperang bersama sultan atau melakukan pekerjaan tangan serta karya-karya seni. Setiap miji memiliki sejumlah “alingan” (keluarga), yg tugasnya merupakan membantu pekerjaan miji. Kedua, grup “senan”, yaitu golongan rakyat yg lebih rendah menurut miji, namun memiliki keistimewaan tersendiri. Maksudnya, kelompok ini tidak boleh dipekerjakan oleh siapapun kecuali hanya untuk sultan, misalnya membuat atau memperbaiki perahu-perahu serta rumah-rumah sultan atau mendayung perahu untuknya.
Setelah KesultananPalembang Darussalam runtuh, banyak hal yg mulai luntur seiring perkembanganzaman. Misalnya, corak Kota Palembang yang dulunya lebih bernuansa Islam kinisudah tidak kentara lagi. Di samping itu, kota ini mengalami perubahan yangcukup pesat menggunakan bertambahnya jumlah penduduk. Sebab, banyak penduduk dariberbagai daerah di Sumetara Selatan yang tiba ke Palembang buat mencarikehidupan yang lebih baik. 

Sumber:


KESULTANAN BARUS


Barus, sebuah nama wilayah terpencil pada pesisir pantai barat Sumatra Utara. Namun, sejarah daerah ini sebenarnya sangat tua, setua waktu kapal-kapal asing beribu tahun sebelum Masehi singgah mencari kapur barus pada sana. Dari Barus juga, kepercayaan Islam dan Kristen pertama-pertama dikenalkan ke semua Nusantara.

Barus atau yang biasa diklaim Fansur telah disebut semenjak awal abad Masehi dalam riteratur Yunani, Mesir, Syiriah, Armenia, Arab, India, Tamil, China (Tiongkok), Melayu serta Jawa. Berita mengenai kejayaan Barus menjadi bandar niaga iternasional dikuatkan oleh sebuah peta kuno yang dibuat sang Claudius Ptolemius, seseorang gubernur dari kerajaan Yunani yg berpusat di Alexanderia, Mesir dalam abad ke 2.  Juga telah menyebutkan bahwa Barousai (Barus) yang pada kenal menjadi daerah pembuat wewangian menurut kapur barus. Bahkan, dikisahkan pula bahwa kapur barus yg diolah berdasarkan kayu kamfer menurut kota itu telah dibawa ke Mesir buat digunakan bagi pembalseman mayat dalam zaman kekuasaan Fir’aun sejak Ramses II atau sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi.
Berdasarkan bukuNuchbatuddarkarya Addimasqi, Barus jua dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islam pada Nusantara lebih kurang abad ke-7 Masehi. Sebuah makam kuno pada kompleks pemakaman Mahligai, Barus, pada batu nisannya tertulis bahwa Syaikh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehi serta terdapat jua makam Syaikh Ushuluddin yg panjangnya kira-kira 7 meter. Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas Muslim pada Barus telah ada dalam era itu. Sebuah tim Arkeolog yg asal dariEcole Francaise D’extreme-Orient (EFEO)Perancis yang berkerjasama dengan peneliti menurut Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) di Lobu Tua-Barus, telah menemukan bahwa dalam lebih kurang abad ke 9-12 M, Barus telah menjadi sebuah perkampungan multi-etnis berdasarkan aneka macam suku bangsa seperti Arab, Aceh, India, China, Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu dan sebagainya.

Tim tadi menemukan banyak benda-benda berkualitas tinggi yang usianya telah ratusan tahun, dan ini menandakan dahulu kala kehidupan pada Barus itu sangatlah makmur. Hal ini bisa dibuktikan berdasarkan banyaknya pedagang Islam yg terdiri menurut orang Arab, Aceh dan sebagainya, hayati dengan berkecukupan di kota Barus serta sekitarnya.

Barus Hulu

Negeri Sionomhudon pada abad 15-16 dikenal sebagai bagian menurut kerajaan Barus Hulu. Sejak berdirinya sebuah kerajaan dengan Rajanya yg bernama Sultan Marah Sifat. Di negeri inilah Sisingamangaraja XII menerima suaka politik dan mendirikan benteng perhtahanan terakhir dan sekaligus memerintahkan in exile, kerajaan Batak melawan kekuatan kolonial Belanda.

Negeri Sionomhudon atau pada bahasa Pakpak disebut Sienemkodin (Enam Periuk) terletak pada daerah pegunungan bagian barat Danau Toba membentang hinggga pinggir Samudra Hindia, di barat perbatasan adalah Barus serta Singgil. Sejarah Negeri Sionomhudon Kerajaan Barus Hulu yg diperintah sang Sultan Marah Sifat meliputi delapan propinsi: Negeri Rambe, Negeri Simanullang, Negeri Tukka Holbun Sijunkang, Negeri Pasuk,Negeri Pasuk, Negeri Tukka Dolok, Negeri Siambaton, serta Negeri Sianambaton.

Kerajaan ini diperkirakan masuk pada kedaulatan Kerajaan Hutorusan semenjak 1000-1300 SM. Kerajaan itu menjadi bagian berdasarkan dinasti Sorimangaraja pimpimnan Raja Uti (Raja Miok Miok atau raja Hatorusan atau Bia-Biak alias Gumelleng-gelleng) yg berpusat di Sianjur.

Mula-mula kerajaan Uti merupakan konfederasi kerajaan kecil yg membentang di seluruh tanah Batak, timur Sumatra, hingga ke pesisir Singkil di Aceh serta pesisir barat, Sumatra Utara. Ibu Kotanya pernah pindah-pindah, diantara ke Aceh (pesisir).

Pada Abad ke 10-12, Kerajaan Hutorusan diserang oleh kerajaan Sriwijaya. Raja Utipun kehilangan kontrol terhadap kerajaan-kerajan kecilnya. Diperkirakan Barus Hilir serta Hulu takluk. Setelah Sriwijaya berhasil diusir kerajaan-kerajaan Barus Hulu da Hilir lalu membngun daerahnya. Kontrol Hutorusan melemah, begitu jua  terhadap singkil dan beberapa kerajaan dipesisir barat.

Abad ke 14, gelombang pasukan Majapahit pimpinan Patih Gajah Mada melakukan perluasan melalui timur sumatra. Beberapa wilayah Batak pernah dikuasai sampai ke Sionomhudon. Pergerakan mereka ke barat terhenti lantaran mereka berhasil dihalau kelauar tanah Batak. Namun begitu kerajaan Majapahit permanen melakukan interaksi dagang menggunakan Barus. Elemen Majapahit yang tidak menyempatkan diri kemabali ke tanah Jawa, mendirikan komunitas di Dairi. Sumber-sumber sejarah dinasti Ming pada China menjelaskan bahwa pada tahun 1418s ebuah rombongan utusan menurut kerajaan Majapahit menemui Raja Barus disertai orang China yang telah lama tinggal di situ.

Kerajaan Pagaruyung pernah berkeinginan menaklukkan Barus pada abad 15. Namun, dalam abad ke 16 galat satu keturunan Raja Uti, Sultan Ibrahimsyah Pasaribu berhasil membentuk kekuatan Barus yang lebih kuat dan disegani. Sebuah kerajaan yg terpisah menurut kerajaann Uti yg tertinggla residu-sisanya di pedalaman. Namun, Dia menggunakan nama Hoturusan, mengikuti nama kerajaan Nenek moyangnya, menjadi kerajaan Barus tadi.

Dinasti Sorimangaraja diketahui akhirnya dikudeta oleh famili Manullang. Kedaulatan Kerajaan Batak akhirnya di tranfer ke Raja Mahkota alias Manghuntal yang sebagai pendiri Dinasti Sisingamangaraja. Dia mantan panglima kerajaan Hatorusan yang berhasil menumpas para pembrontak pada pedalaman Tano Batak. Dinasti Sisingamangaraja berpusat di Bakkara.

Pada zaman inilah, abad ke 16 diketahui bahwa barus Hulu sudah berdiri kerajaan tersendiri denga Rajanya Sultan Marah Sifat, kerajaan inipun pecahan berdasarkan Kerajaan Hatorusan versi baru, memeberi ultimatum pada Barus Hulu untuk tunduk pada Kerajaan Hatorusan, Kerajaan Barus Hulu lalu tunduk pada kerajaan Barus Raya pimpinan Sultan Ibrahimsyah Pasaribu.

Awal abad ke 17, Aceh melakukan ekspansi, Sultan Ibrahimsyah gugur membela negerinya, kerajaan Barus Hulu akhinya dipegang oleh Sultan Yusuf Pasaribu serta sehabis mangkat digantikan sang Sultan Hidayat Pasaribu dan beberapa keturunannya, kerajaan Hatorusan baru ini merupakan aliansi menggunakan Si Singamangaraja XII dalam menghadapi kekuatan kolonialis Belanda. Beberapa kali surat-menyurat serta negosiasi dilakukan buat mengatur taktik pertahanan. Setelah tewasnya Si Singamangaraja XII tahun 1907, warga Barus Hulu serta Hili tetap berjuang melawan Belandawalu dalam jumlah kecil hingga tahun 1920, Barus Hulu sepeninggal Sultan Marah wafat digantikan oleh anaknya Maharaja Bongsudan keturunannya, akhirnya takluk ke Belandadan menjadi Onderafdelling Boven Barus berpusat di Pakkat. Hanya saja belum semua propinsi takluk.

Ketika Si Singa Mangaraja XII mengambil suaka politik pada Pearaja, negeri Sionomhutong, propinsi Barus Hulu, turut besertanya 800 orang yg sebagain besar terdiri menurut pasukan spesifik pengawal raja donasi Aceh. Pearaja sebagai basis pemerintahan in exile Kerajaan Batak selama 17 Tahun, sebelumnya akhirnya takhluk pada Belanda.


PENINGGALANPENINGGALAN SEJARAH BERCORAK ISLAM

Warga belajar serta siswa--sekalian, masuk dan berkembangnya Agama Islam pada Indonesia dalam masa lampau nir saja mempengaruhi pada bentuk dan sistem pemerintahan misalnya keluarnya kerajaan-kerajaan Islam misalnya "Samudra Pasai, Aceh, Demak, Banten, Cirebon, Mataram, Makassar, Banjar, Ternate, serta Tidore, tetapi berkembangnya Islam berpengaruh juga dalam perkembangannya kebudayaan Indonesia. Pengaruh Islam terhadap kebudayaan Indonesia ternyata lebih menonjol dibanding dengan kepercayaan -kepercayaan lainnya, Meskipun dalam awalnya kebudayaan Hindu yang mewarnai, tetapi setelah kepercayaan Islam masuk serta berkembang, maka kebudayaan bercorak Islam lebih berpengaruh terhadap kebudayaan Indonesia. Sedangkan kebudayaan usang yg bercorak Hindu terbatas hanya pada wilayah eksklusif saja misalnya Bali.
Kebudayaan bercorak Islam terlihat pada peniggalan sejarah berupa bangunan misalnya Masjid, Kraton. Ada jua berbentuk makan atau batu nisan, kerajinan ukir-goresan dan kesusastraan.
a. Masjid
Masjid kuno peninggalan sejarah pada Indonesia umumnya menandakan gaya Indonesia asli. Bentuk bujursangkar atau bersusun. Kadang-kadang hingga lima taraf. Di lebih kurang masjid masih ada kolam berisi air. Gunanya buat berwudhu, yaitu bersuci sebelum melaksanakan sholat. Mihrabnya melengkung seperti kepala makara. Mimbarnya menyerupai bentuk teratai. Bentuk misalnya meru menggunakan hiasan bermotif tumbuh-tanaman atau hewan. Masjid-masjid ini umumnya mempunyai gapura dan pintu seperti kraton dan candi. Diantara masjid-masjid antik yang populer seperti masjid Demak, Masjid Sendang-Duwur, Masjid Agung Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten, Masjid Baturrahman di Aceh serta sebagainya.
b. Kraton
Kraton merupakan suatu bangunan yg luas tempat kediaman raja atau bupati. Di kurang lebih kraton terdapat parit atau sungai. Gunanya buat menahan seranga musuh. Sedangkan pada dalam kraton masih ada bagian-bagian misalnya pagelaran, siti hinggil serta sebagainya.
Di depan kraton di kota-kota Jawa, terdapat lapangan yaitu alun-alun. Karaton pada Jawa selalu menghadap ke Utara. Sekitar kraton dibuat kubah dengan gapura dan pintuny. Bagian pada kraton dianggap dalem bagi kraton Jawa dan dalam bagi kraton Aceh.
c. Nisan
Nisan adalah benda terbuat berdasarkan batud yg pergunakan dalam makam (loka kubur) seseoran. Pda batu nisan memuat fakta tentang nama dankapa wafatnya seorang. Pengaruh agama Islam terlihat juga pada bentuk nisan yg digunakan pada makam.
d. Seni Hias'
Seni hias yang mencakup seni pahat dan ukir banyak juga dipengaruhi oleh perkembangan Islam. Pengaruh Islam terutama dalam pemakaian alfabet Araf pada atas ukiran/lukisan yg dibentuk.
e. Kaligrafi
Kaligrafi adalah seni alfabet yg memakai alfabet Arab atau alfabet Al-Qur'an telah juga berkembang menggunakan pesat. Kaligrafi sebagai karya seni yang bersumber berdasarkan efek perkembangan Islam pada Indonesia umumnya dapat dijumpai pada loka peribadatan terutama masjid kuno, pada museum kraton (seperti Museum kraton Kanoman serta Kasepuhan) dan lain-lain. Perhatikan beberapa model kaligrafi di bawah ini.
e. Kesusastraan Islami

Dalam bidang kesusastraan sudah banyak karya sastra yg telah ditulis oleh para pemikir dan ulama Islam. Hasil karya mereka menambah perbendaharaan kesusastraan Indonesia. Karya sastra pada bentuk syair Melayu contohnya (syair Perahu, Syair si Burung Pingai) ditulis oleh Hamzah Fansuri, Hikayat Banjar serta Hikayat Kutai, Hikayat Raja-raja Pasai, kemudian cerita tentang Amir Hamzah, 1001 Malam, Bayan Budiman, Jauhar Manikam. Bukhari Al Jauhari menulis karya sastra berjudul Tajus Salatin dan sebagainya.
Sumber: disarikan dari banyak sekali sumber !!.