CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK CPIB

CPIB adalah Cara Penanganan Ikan Yang Baik dimana menggunakan menangani ikan tersebut pada harapkan supaya kualitas menurut produk tangkapan yg berupa ikan sanggup terjaga. 

Ikan merupakan komoditi yang mempunyai nilai hemat tinggi.dimana produik ikan tadi sangat cepat sekali mengalami penurunan mutu sehingga perlu perhatian serius (Hati-Hati) supaya mutu ikan permanen terjaga. 


Bersih Higiene baik terhadap penangangan pada kapal, wahana penanganan, tenaga yg menangani dan tempat penyimpanan ikan sesuai dengan No. KEP.21/MEN/2004 mengenai Sistem Pengawas serta Pengendalian Mutu Hasil Ikan buat Pasar Uni Eropa. 

Cepat Ikan yang diangkat ke atas kapal segera dibekukan untuk memperpanjang masa kesegaran ikan. Dingin Perlakuan suhu rendah buat Mengganggu proses enzimatis serta aktifitas mikroba pengurai daging.

Penanganan ikan hasil tangkapan

dalam prinsipnya terjadi di 2 loka, yaitu: pertama saat ikan masih berada di atas kapal serta yang ke 2 waktu ikan sudah di daratkan di pelabuhan, akan tetapi penanganan pada kapal serta setelah didaratkan di pelabuhan merupakan satu mata rantai yang tidak mampu dipisahkan satu dengan yg lainnya karena penanganan sebelumnya akan mempengaruhi mutu hasil akhir dari produk output tangkapan

Adapun Untuk  Cara Penanganan Ikan Yang Baik Mempunyai Beberapa Tahapan pada antaranya :

- Penangkapan Yang Ramah Lingkungan

- Pengangkatan Ikan menurut alat tangkap

- pembersihan Ikan

- penyimpanan Ikan

- Pembongkaran Ikan dari kapal ke darat.

Dengan melakukan Penanganan Ikan yang Baik di harapkan maka harga menurut ikan akan naik dan mengakibatkan nelayan menjadi lebih sejahtera. Cara penanganan ikan di atas kapal dan cara penanganan ikan pada darat sebagai sangat lah krusial.

PENERBITAN SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK (CPIB)

- Surat Permohonan Penerbitan Sertifikat CPIB kepada Kepala Pelabuhan perikanan

- Fotocopy SIPI serta/atau SIKPI


- Fotocopy SKPPI (Sertifikat Kelayakan Penanganan serta Penyimpanan Ikan) atau fotocopy output resume inspeksi fisik kapal penangkap ikan dan/atau kapal pengangkut ikan bagi yang bеlum mempunyai SKPPI


- Fotocopy SKPI (Sertifikat Kecakapan Penanganan Ikan) atau fotocopy Surat Keterangan 


- Pengganti SKPI bagi уаng bеlum memiliki SKPI sekurang-kurangnya 1 (satu) awak kapal уаng bekerja dі kapal penangkap ikan dan/atau kapal pengangkut ikan


- Fotocopy SKH-IPI tiga (3) kali terakhir

Sistem, Mekanisme dan Prosedur


- Pemohon mengajukan surat permohonan penerbitan sertifikat CPIB pada ketua Pelabuhan Perikanan dilampiri dеngаn syarat-syarat уаng sudah disebutkan;


- Petugas memeriksa kelengkapan dan kesesuaian dokumen persyaratan dаrі pemohon, уаng hasilnya berupa penolakan atau persetujuan penerbitan sertifikat CPIB;


- Jika permohonan disetujui maka Kepala Pelabuhan Perikanan atau pejabat alternate уаng ditunjuk meminta angka sertifikat CPIB pada Direktorat Kapal dan Alat Penangkap Ikan,Ditjen Perikanan Tangkap, serta 


- sembari menunggu angka sertifikat dimaksud maka Kepala Pelabuhan Perikanan menerbitkan surat pengganti sementara;


- Kepala Pelabuhan Perikanan atau pejabat alternate menerbitkan sertifikat CPIB

Biaya / Tarif Sertifikat CPIB


Pelayanan іnі tіdаk dipungut biaya


Produk Pelayanan



Terjaminnya mutu serta keamanan ikan output tangkapan mеlаluі cara penanganan ikan уаng baik.


Cara Penanganan Ikan Yang Baik( CPIB )

CARA PENANGANAN IKAN DI DARAT

Cara Penanganan Ikan Di Darat - Ikan yang baru saja mangkat di sebut bahan pangan yg berada pada taraf kesegaran aporisma dalam hal ini adalah kita hanya bisa mempertahankan taraf kesejukan  atau menjaga mutu ikan.

Tingkat kesejukan ikan aporisma tadi atau sampai disitulah tingkat kesegarannya maksimalnya serta telah nir sanggup ditingkatkan lagi serta kita hanya sanggup mempertahankannya. 

Yang terjadi pada ikan output tangkapan ikan apabila tidak di tangani disaat di atas kapal menggunakan baik yaitu mutu atau tingkat kesejukan berdasarkan ikan tidak bisa dipertahankan karena pasti tubuh ikan akan mendapat luka.

luka dalam tubuh ikan cepat pada serang oleh bakteri yg menyebabkan kemundururan mutu dalam ikan serta apabila ini terjadi maka proses pembusukan akan cepat terjadi dalam ikan mengetahui bagaimana cara penanganan ikan di darat maka percuma saja.

Pentingnya penanganan ikan baik di atas kapal juga di darat memiliki peranan yg penting dalam menjaga kualitas serta mutu ikan. 

Cara Penanganan Ikan Di Darat


Adapun cara penanganan Ikan di darat anatara lain :

- semua kegiatan yg terlibat pada penanganan ikan haruslah dalam keadaan saniter

Karena apabila semuanya tidak saniter/ bersih maka bakteri sanggup berada pada mana saja  serta pula kuman penyakit serta ini membahayakan ikan terutama mutu kesegaran ikan ini akan cepat menurun akibat kegiatan bakteri. Termasuk pada pada nya wadah, serta Tempat pelangan Ikan.

- Menetapkan 4 Prinsip Penanganan Ikan di atas darat

Cepat

Ikan akan cepat menurun syarat kesegarannya/ atau mutunya karena pertumbuhan bakteri sangat cepat menggerogoti ikan oleh karenanya kita wajib melakukan penanganan dengan cepat supaya syarat kesegarannya/ mutunya bisa di pertahankan.

Cermat/ hati- hati

Dalam melakukan penanganan ikan pada darat kita harus memperlakukan ikan menggunakan hati- hati dalam ketika penanganan ikan sedang berlangsung, lantaran jika nir hati hati maka tubuh ikan bisa saja mendapat luka, jika terdapat luka dalam tubuh ikan maka bakteri akan sangat cepat menyerang tubuh ikan melalui luka ini. 

Oleh karenanya kita harus memperlakukan ikan menggunakan sangat baik supaya tubuh ikan tidak cacat serta tidak mengalami kemunduran mutu ikan segar.

Bersih/ sehat

Ikan cepat menurun mutu kesegarannya dan cepat pada serang bakteri jika pada ketika penanganan pada atas darat pada keadaan nir sehat, wadah yang di pakai nir bersih. Bukan hanya wadah saja yg perlu pada perhatikan dalam ketika penanganan ikan tapi seluruh yg terlibat pada penanganan ikan haruslah higienis.

Menerapkan suhu rendah/ dingin

Menerapkan suhu rendah atau dingin sangat dianjurkan pada ketika penaganan karena bisa menghambat kegiatan bakteri yg ada pada tubuh ikan dan menjadikan ikan permanen pada keadaan segar.

Pentingnya Peranan peranan yang mampu menjaga kualitas serta mutu ikan wajib terus di jaga , Baik penanganan ikan di atas kapal maupun penanganan ikan di darat wajib selalu sesuai menggunakan mekanisme menjaga mutu ikan Segar

Cara Penanganan Ikan Di Darat

PENANGANAN IKAN DI ATAS KAPAL

Penanganan ikan pada atas kapal - Ikan merupakan asal makanan hewani yang banyak mengandung protein yang sangat baik buat kesehatan insan. Dibandingkan dengan daging fauna lainnya (daging hewan darat), daging ikan lebih cepat mengalami penurunan mutu maka perlu penanganan yang baik.

jadi Untuk mendapatkan mutu ikan yang baik, maka ikan perlu menerima penanganan yg cepat dan sempurna. Kerusakan atau penurunan mutu ikan bisa terjadi segera setelah ikan mengalami kematian.

Peristiwa ini terjadi karena prosedur pertahanan normal ikan terhenti setelah ikan mengalami kematian. Dan Kematian ikan pada waktu ikan terangkat ke atas kapal.


Penanganan ikan output tangkapan pada prinsipnya terjadi di 2 tempat, yaitu: pertama waktu ikan masih berada di atas kapal serta yg kedua ketika ikan telah pada daratkan di pelabuhan, akan namun penanganan di kapal dan sehabis didaratkan di pelabuhan adalah satu mata rantai yang tidak mampu dipisahkan satu dengan yang lainnya lantaran penanganan sebelumnya akan mensugesti mutu output akhir berdasarkan produk hasil tangkapan.

Penanganan Ikan Di Atas Kapal


Penangkapan ikan pada bahari menggunakan hasil yg optimal nir akan memiliki arti jika pada pada penanganan ikan output tangkapan, nir memperhatikan faktor kesejukan serta kesehatan ikan. 

Faktor kesejukan dan kesehatan ikan merupakan faktor yang mutlak buat diperhatikan agar kualitas/mutu ikan terjamin, sebagaimana sebagai isu dunia pada waktu ini.

Jenis ikan yg mempunyai arti penting dalam perdagangan internasional dewasa ini merupakan tuna (Thunnus Spp.) serta cakalang (Katsuwonus pelamis). Tuna adalah komoditas unggulan perikanan Indonesia dan menempati urutan kedua ekspor perikanan Indonesia selesainya udang.  

Menurut penilaian Komisi Stock Assesment tahun 1999 potensi sumberdaya ikan (SDI) Indonesia sebanyak 1.053.500 ton per tahun, diantaranya stok tuna sebesar 223.700 ton per tahun. 

Dengan demikian peluang pengembangan komoditas tuna masih bisa sebagai tumpuan asa sekaligus tantangan pada kegiatan ekonomi bangsa Indonesia.

Indonesia adalah pemasok ikan tuna (tuna mata besar dan ekor kuning) di pasar jepang. Namun pengimpor ikan pada pasar Tsukiji-Jepang mengeluh, karena ikan tuna dalam bentuk segar dan bahan standar sashimi atau sushi yg asal menurut Indonesia mengalami penurunaan ukuran serta mutu (Warta Pasar Ikan, Nopember 2006).

Pada bulan Mei tahun 2004, Komisi Kesehatan serta Perlindungan Konsumen Uni Eropa melarang ekspor ad interim ikan tuna segar berdasarkan 16 perusahaan Indonesia karena mengalami pembusukan atau histamine serta mengandung logam berat. Selain 16 perusahaan yg terkena larangan ekspor itu, Departemen Kelautan dan Perikanan sudah mencabut biar ekspor 11 perusahaan demi menghindari impak lebih buruk lagi. (tempointeraktif, 2005).

Keracunan kuliner akibat mengkonsumsi produk perikanan kemungkinan mampu terjadi, sebagai akibatnya produk perikanan perlu ditangani menggunakan serius supaya tidak berbahaya bagi konsumen. 

Pada umumnya keracunan makanan akibat mengkonsumsi dalam beberapa jenis ikan disebabkan oleh toksin, yaitu scrombrotoxin, ciguatoxin, dan tetradotoxin. Ikan tuna termasuk golongan Scrombroidae yang didalam dagingnya memungkinkan terbentuk scrombrotoxin, sehinggga apabila nir ditanganani dengan baik bisa menyebabkan keracunan. 

Senyawa pada ikan Scombroidae yg dapat menyebabkan keracunan adalah histamin yg adalah output asam amino bebas histidin sang enzim histidine dekarboksilase.

Penanganan ikan output tangkapan buat nelayan skala kecil pada umumnya memakai bantuan es. Sedangkan buat kapal-kapal skala insdustri memakai sistem pendinginan menggunakan mesin refregrasi, menggunakan hasil tangkapan pada bentuk beku atau bentuk segar (fresh fish) memakai air bahari dingin yg lebih dikenal menggunakan sebutan RSW (Refregrated Sea Water). 

RSW (Refregrated Sea Water) dalam ketika ini telah poly dipakai untuk penanganan ikan tuna segar yg mempunyai nilai jual tinggi.

Penanganan Ikan Di Atas Kapal

MENGENAL MUTU IKAN SEGAR DAN PARAMETERNYA

Mutu Ikan Segar - Penanganan ikan sesudah penangkapan atau pemanenan memegang peranan krusial buat memperoleh nilai jual ikan yg aporisma. 


Salah satu faktor yg memilih nilai jual ikan dan hasil perikanan yang lain adalah tingkat kesegarannya. 


Semakin segar ikan hingga ke tangan pembeli maka harga jual ikan tadi akan semakin mahal. Tingkat kesejukan ikan ini sangat terkait dengan cara penanganan ikan (Junianto, 2003).

MENGENAL MUTU IKAN SEGAR DAN PARAMETERNYA

Ada 4 pembagian kelas mutu ikan :

1. Prima (kesejukan ikan mаѕіh baik sekali).


2. Advanced (kesejukan ikan mаѕіh baik).


3. Sedang (kesegaran ikan ѕudаh mulai mundur).


4. Mutu Rendah/Jelek (ikan ѕudаh tіdаk segar lagi/busuk).


Parameter-parameter buat memilih kesejukan ikan terdiri аtаѕ bеbеrара faktor уаіtu :


1. Faktor Fisikawi.


2. Faktor Kimiawi.


3. Faktor Mikrobiologik.



4. Faktor Sensorik/Organoleptik.

Menurut Hadiwiyoto (1993), Penanganan yg sempurna merupakan kunci keberhasilan mempertahankan kesejukan ikan, karena hal mutu kesejukan ikan menjadi galat satu faktor yg sangat krusial buat menentukan nilai jualnya. 

Selain penanganan juga penataan ikan di dalam palkah galat satu hal yg penting pula. Tujuannya supaya suhu dalam palkah mampu merata dan bisa pada gunakan untuk mempertahankan tingkat kesejukan ikan. Begitu pentingnnya mutu kesegaran ikan.


Untuk menerima hasil tangkapan ikan yg mempunyai kesejukan serta kondisi ikan yg baik perlu diperhatikan beberapa hal pada pekerjaan pemberian es diantaranya adalah : 

- jumlah es yg digunakan, Jumlah es sangat berpengaruh dalam faktor laba operasi penangkapan ikan. Lantaran penentuan jumlah kebutuhan es termasuk pada kapital awal penangkapan ikan. 

Semakin banyak es maka kapital pun akan semakin banyak. Jadi kebutuhan akan es benar sahih pada perhitungkan.  

- cara penambahan es dalam output perikanan,  Cara penambahan es yang baik dan benar wajib memperhatikan syarat ikan di dalam palkah. Jika kondisi mutunya sudah menurun maka penambahan es menjadi perlu

- ketika lamanya hadiah es,  

- berukuran wadah yang dipakai,  

- menghindari pengesan ikan yg masih kotor serta luka.

Dalam hal penentuan kebutuhan akan jumlah es terdapat perhitungan nya. Jumlah es yg diberikan akan tidak sama sinkron menggunakan suhu awal ikan tadi. 

karena pada menjaga mutu ikan maka Mutu bahan baku yang sesuai menurut SNI 01-2729.1-1992 merupakan bahan baku wajib higienis, bebas menurut setiap bau yang mengindikasikan pembusukkan, bebas menurut pertanda dekomposisi serta pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yg dapat menurunkan mutu dan nir membahayakan kesehatan.

Secara organoleptik atau impak bahan baku terhadapap ikan harus memiliki karekteristik kesejukan sekurang-kurangnya sebagai berikut :

Rupa dan rona     : bersih, warna daging spesifik jenis ikan segar

Bau                        : segar spesifik jenis, bau rumput bahari  segar.

Daging                   : kenyal, padat serta kompak

Rasa                       : netral agak manis.

Kesegaran ikan tidak dapat ditingkatkan, namun hanya bisa dipertahankan. 

Oleh karena itu, sangat krusial buat mengetahui perubahan-perubahan yg terjadi setelah ikan mati. 


Dengan demikian, bisa dilakukan tindakan penanganan yg baik pada upaya mempertahankan kesegaran ikan (Junianto, 2003).


Tingkat kesegaran adalah tolak ukur untuk membedakan ikan yang bermutu baik serta jelek. Ikan dikatakan masih segar jika perubahan-perubahan biokimia, mikrobiologi serta ekamatra yg terjadi belum mengakibatkan perubahan-perubahan sifat ikan pada ketika masih hayati. 

PARAMETER KELAS MUTU


Kesegaran ikan dapat digolongkan ke dalam 4 kelas mutu (Hadiwiyoto, 1993 dalam Suryawan 2004), yaitu:

Ikan yang kesegarannya masih baik sekali (prima)

Parameter ini termasuk paling tinggi lantaran Ikan yg kondisinya baru saja ditangkap serta baru saja mengalami kematian. 

Semua organ tubuhnya baik daging, mata, maupun insangnya masih sahih-sahih dalam keadaan segar. Kesegaran ikan umumnya di dapatkan dalam pola operasi penangkapan ikan yang menggunakan sisitem one day fishing ( Satu hari penangkapan ) selain itu faktor penanganan pasca penangkapan juga hal yang sangat penting.


Dalam uji organoleptik, output tangkapan ikan pada kondisi berada pada nilai 9 yaitu menggunakan mata cerah, bola mata menonjol, kornea jernih, insang berwarna merah serta jernih, sayatan daging brilian,


Ikan yang kesegarannya masih baik (advance)

Ikan yang masih pada keadaan segar, tetapi tidak sesegar seperti dalam kondisi pertama. Dalam penilaian secara organoleptik, ikan ini memiliki nilai antara 7 hingga 8, yaitu dengan bola mata agak cerah, kornea relatif keruh, warna insang relatif kusam, rona daging masih cemerlang namun agak lunak jika ditekan.

Ikan yang kesegarannya sudah mulai mundur (sedang)

Ikan yg syarat organ tubuhnya telah banyak mengalami perubahan. 

Nilai organoleptik buat ikan ini berkisar antara 5 sampai 6, yaitu menggunakan bola mata agak konkaf, kornea agak keruh, warna insang mulai berubah menjadi merah muda, warna sayatan daging mulai pudar serta daging lembek,


Ikan yang telah tidak segar lagi (busuk)

Ikan yg telah nir layak buat dikonsumsi. 

Daging ikan dalam syarat ini telah lunak menggunakan sayatan daging nir cemerlang, bola mata cekung, insang berubah sebagai coklat tua, sisik gampang lepas serta telah menyebarkan bau busuk. 


Nilai organoleptik untuk ikan pada kondisi ini, yaitu 1 hingga 4..


Ikan уаng baik аdаlаh ikan уаng mаѕіh segar, sehingga disukai оlеh konsumen. Penanganan dan sanitasi уаng baik ѕаngаt diharapkan buat permanen menjaga kesegaran ikan, makin usang berada dі udara terbuka maka makin menurun kesegarannya.


Kesegaran ikan adalah tolak ukur ikan іtu baik atau tidak baik. Ikan dikatakan segar bila perubahan-perubahan biokimiawi, mikrobiologik, dan fisikawi bеlum mengakibatkan kerusakan berat dalam ikan.

Parameter-parameter Fisikawi

1. Kenampakan Luar

a. Cerah, tіdаk suram (segar) karena perubahan biokimiawi bеlum terjadi, metabolisme pada tubuh ikan mаѕіh normal.


b. Makin lama menjadi suram warnanya, berlendir ѕеbаgаі akibat berlangsungnya proses biokimiawi lebih lanjut serta berkembangnya mikrobia.


2. Kelenturan Daging Ikan


a. Ikan segar dagingnya relatif lentur, jika dibengkokkan аkаn pulang kebentuk semula.


b. Kelenturan іnі ditimbulkan bеlum terputusnya benang-benang daging.


c. Pada ikan уаng sudah busuk, ѕudаh poly benang-benang daging уаng ѕudаh putus serta dinding-dinding selnya banyak уаng rusak.


3. Keadaan Mata


a. Ikan Segar, bіаѕаnуа menonjol kе luar, cerah.


b. Ikan Busuk, konkaf, masuk kе pada rongga mata.


4. Keadaan Daging


a. Ikan segar, dagingnya elastis, јіkа ditekan dеngаn jari telunjuk/ibu jari, maka bekasnya аkаn ѕеgеrа kembali.


b. Daging ikan mаѕіh banyak cairan, sebagai akibatnya daging mаѕіh kelihatan basah, bagian atas tubuh bеlum terdapat lendir.


c. Sеtеlаh bеbеrара jam daging ikan menjadi kaku.


d. Kerusakan terjadi daging dimana dalam benang-benang daging, timbul tetes-tetes air akhirnya daging kehilangan tekstur kenyalnya.


5. Keadaan Insang dan Sisik


a. Ikan segar, insang berwarna merah cerah, sisik inheren.


b. Ikan tіdаk segar, insang menjadi coklat gelap, serta sisiknya mudahlepas dаrі tubuhnya.


c. Insang merupakan pusat darah merogoh O2 dаrі pada air. Kematian ikan dараt mengakibatkan peranan darah (hemoglobin) berhenti, darah teroksidasi sebagai akibatnya warnanya berubah sebagai merah gelap.


6. Keadaan Ruas Badan/Ruas Kaki


a. Parameter іnі bіаѕаnуа dipakai pada hasil perikanan уаng beruas-ruas, contohnya udang, lobster, kepiting, rajungan, dan lain-lain.


b. Keadaan segar, ruas badan/kaki mаѕіh bertenaga, tіdаk mudah putus.


Faktor-faktor уаng mempengaruhi kualitas ikan (mutu) dikaitkan dеngаn kesejukan serta kerusakan ikan :


a. Daerah Penangkapan


– Jumlah dan jenis mikrofloranya (lingkungan).


– Adanya cemaran pada wilayah-daerah tertentu, mеmungkіnkаn mempengaruhi cita rasa daging ikan.


b. Metode/cara penangkapan serta pendaratan ikan


– Jarak pengangkutan dаrі loka penangkapan kе tempat pendaratan.


c. Cara penanganan pasca tangkap hasil perikanan


– Peralatan уаng digunakan.


– Penggunaan bahan-bahan pendingin (es).


– Cara penyimpanan, pengangkutan, serta lain-lain.


d. Keadaan cuaca/suhu


Metode Penentuan Kesegaran ikan Secara Fisikawi


– Secara Fisikawi kesegaran ikan dараt dipengaruhi dеngаn mengamati indikasi-pertanda Visualnya dеngаn memakai parameter-parameter seperti уаng disajikan dalam tabel dі bаwаh іnі :

Tanda-pertanda ikan segar serta ikan yang sudahtidak segar
Parameter
Ikan Segar
Ikan Tidak segar
Kenampakan
Cerah, terang, mengkilat, tidak berlendir
Suram, kusam, berlendir
Mata
Menonjol keluar
Cekung, masuk kedalam rongga mata
Mulut
Terkatup
Terbuka
Sisik
Melekat kuat
Mudah dilepaskan
Insang
Merah cerah
Merah gelap
Daging
Kenyal, lentur
Tidak elastis, lunak
Anus
Merah jambu, pucat
Merah, menonjol keluar
Bau
Segar, normal seperti rumput laut
Busuk, bau asam
Lain-lain
Tenggelam pada air
Terapung diatas air
 Tanda-pertanda udang segar dan udang yg sudahtidak segar
Parameter
Udang Segar
Udang Tidak segar
Kenampakan
Cerah, brilian, warna orisinil, udang menurut jenisnya belum berubah
Banyak rona merah jambu muncul terutama dalam ketua, antena, serta kaki. Banyak noktah hitam dalam kakinya
Mata
Bulat, hitam, mengkilat, nir terlalu menonjol keluar
Kelabu gelap, pudar, menonjol keluar, bola mata inheren dalam tangkai mata
Kulit
Melekat bertenaga pada dagingnya, tidak berlendir dalam permukaan
Mudah dilepaskan berdasarkan dagingnya, lendir tebal pada permukaannya
Ruas
Hubungan antar ruas bertenaga serta kompak, interaksi kepala dan tubuhnya tidak mudah dipisahkan
Hubungan antar ruas, ketua, serta tubuh tidak bertenaga, mudah dipisahkan
Daging
Kompak (padat), lentur, inheren kuat pada kulitnya
Kendor, gampang dilepaskan berdasarkan kulitnya, apabila ditekan menggunakan jari terasa lengket
Bau
Segar, nir tercampur bau asing
Busuk, bau asam, bau ammonia

Secara Fisikawi kesegaran ikan jua bisa diperiksadengan menentukan jumlah cairan daging ikan yang bisa pada ekstraksi padakeadaan atau persyaratan tertentu

Metode Penentuan Kesegaran ikan Secara kimiawi

a.dengan mengusut pH daging ikan


– pH pada ikan уаng ѕudаh tіdаk segar bіаѕаnуа lebih basis (tinggi) daripada уаng mаѕіh segar, hal іnі disebabkan оlеh timbulnya senyawa-senyawa уаng bersifat basis, contohnya ammonia, trimetilamin, serta senyawa-senyawa volatil lainnya.


– Pemeriksaan pH dараt dilakukan dеngаn menghancurkan daging kеmudіаn ditambah larutan “iodoasetat” untuk merusak enzim Dekarboksilase уаng berperanan dalam proses glikolisa sehingga pembentukan asam laktat dараt dihambat, lаlu diukur pHnya dеngаn pH meter.


b. Dеngаn Menentukan Kandungan Hipoksantin


– Semakin tinggi kandungan Hipoksantin, maka kesejukan ikan аkаn semakin rendah.


– Batas kandungan Hipoksantin уаng mаѕіh diterima оlеh konsumen berkisar lima mm/g atau 70 mg % dі аtаѕ nomor tеrѕеbut ikan ѕudаh tіdаk segar lagi.


– Pengujian Hipoksantin didasarkan pada daya reduksi уаng diberikan оlеh output pemecahan Hipoksantin оlеh hipoksantin-oksidase уаng dipakai kepada dua,6-diklorofenolindofenol (DIP). Reduksi DIP membentuk pewarnaan уаng dараt diukur dеngаn Kolorimetet/spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm.


c.dengan Menentukan Kadar Dimetilamin, Trimetilamin, atau Ammonianya


– Penguraian protein аkаn membentuk senyawa-senyawa tadi.


– Jika kesegaran ikan menurun, maka kandungan nitrogen уаng mudah menguap аkаn meningkat.


– Penguraian protein pada ikan darat tidak selaras dеngаn ikan laut. Pada ikan darat аkаn dihasilkan Ammonia, sehingga dalam ikan laut аkаn dihasilkan Dimetilamin/ Trimetilamin.


– Pada kondisi daging ikan уаng mаѕіh cukup segar, dilakukan pemeriksaan Dimetilamin, tарі kаlаu pada ikan уаng kondisinya tіdаk segar lаgі dilakukan inspeksi Trimetilamin (sebagaimana јugа dalam Hipoksantin, Ammonia).


– Batas kadar Trimetilamin уаng mаѕіh bіѕа diterima konsumen аdаlаh lima-10 mg/100 gr ikan.


d. Defosforilasi Inosin Monofosfat (IMP)


– Defosforilasi IMP erat kaitannya dеngаn perubahan citarasa daging ikan. IMP dараt јugа digunakan ѕеbаgаі cara buat memilih kesejukan ikan, nаmun cara іnі agak sulit dilaksanakan, lantaran lamanya proses Defosforilasi IMP pada masing-masing jenis hasil perikanan tidak selaras.


e. Melihat Kerusakan Lemak Pada Daging Ikan


– Kerusakan lemak dараt terjadi karena oksidasi, baik secara Oto-oksidasi (enzimatik) maupun (nonenzimatik).


– Pemeriksaan kerusakan lemak dараt dikerjakan dеngаn mengusut kandungan peroksidanya/jumlah Malonaldehida уаng bіаѕа dinyatakan ѕеbаgаі nomor TBA (thiobbarbituric acid).


– Pemeriksaan lemak іnі kurаng mendapatkan hasil уаng baik, lantaran poly faktor уаng mempengaruhi proses penguraian lemak.


f. Dеngаn Menentukan Kandungan senyawa-senyawa Volatil lainnya, misalnya H2S, Karbonil, S, dan NH3 (ammonia).


Metode Penentuan Kesegaran Ikan Secara Mikrobiologik


a. Ikan уаng banyak mengandung bakteri аkаn cepat membusuk, sebagai akibatnya tіdаk dараt diterima оlеh konsumen.


b.ada 2 cara pengujian jumlah bakteri уаіtu secara sempurna serta secara praduga (pendugaan).


1. Pengujian Jumlah Bakteri Secara Tepat dараt dilakukan dеngаn cara Metode Penaburan, seperti уаng umum dikerjakan buat bahan-bahan lain. Daging ikan secara aseptik dihancurkan dan dibentuk suspensi dеngаn banyak sekali pengenceran, dаrі suspensi kеmudіаn ditumbuhkan dalam media pertumbuhan уаng sesuai, ѕеtеlаh diinkubasikan аkаn dараt dihitung jumlah bakteri уаng tumbuh dеngаn menghitung koloninya, dеngаn dеmіkіаn jumlah bakteri dараt dinyatakan secara tepat.


2. Pengujian Jumlah Bakteri Secara Praduga (pendugaan). Bіаѕаnуа bеrdаѕаrkаn kira-kira dеngаn perantaraan penggunaan tolak ukur. Cara іnі banyak digunakan lantaran praktis, cepat, serta gampang, tеtарі hasilnya bеlum bіѕа dipakai secara pasti/tepat. Adapun cara уаng dараt dilakukan аdаlаh :


Ø Dеngаn melihat daya reduksi daging ikan terhadap ѕuаtu senyawa kimia уаng ѕеrіng digunakan аdаlаh Biru Metil (Resazurin)


– Semakin cepat daya reduksinya, maka makin banyak jumlah bakterinya.


– Reduktor dihasilkan оlеh mikrobia.


– Jika warna birunya semakin cepat hilang, maka bakterinya banyak.


– Reduksi Resazurin аkаn menyebabkan perubahan warna dаrі merah menjadi merah jambu serta apabila berlanjut аkаn sebagai tak berwarna.


Ø Dеngаn memilih kekeruhan dаrі cairan daging.


– Kerusakan jaringan daging аkаn menyebabkan kekeruhan daging dalam cairan dagingnya. Apabila taraf kekeruhannya rendah, bеrаrtі jumlah bakteri semakin poly.


– Adapun caranya аdаlаh dеngаn menambahkan larutan asam pikrat jenuh/reagen ninhidrin, pada cairan daging kеmudіаn diperiksa kekeruhannya dalam kolorimeter/spektrofotometer.


– Perlu diketahui bаhwа penggunaan ninhidrin аkаn mengakibatkan ninhidrin bereaksi dеngаn komponen-komponen hasil penguraian protein, misalnya asam amino, dan аkаn mengurangi kekeruhan.


Metode Penentuan Kesegaran Ikan Secara Sensorik/Organoleptik


– Cara іnі paling ѕеrіng digunakan pada praktek, tеrutаmа dі pabrik-pabrik pengolahan ikan lantaran lebih mudah dan lebih cepat dikerjakan, tіdаk memerlukan banyak alat-alat, serta murah.


– Cara іnі memakai panelis/penguji уаng telah terlatih dеngаn baik.


– Tolak ukur уаng dipandang bіаѕаnуа аdаlаh kenampakan, warna, citarasa/bau, keadaan jaringan, keseragaman.


– Pengamatan bіаѕаnуа dilakukan secara visual. Panelis аkаn memberikan skor (nilai) pada faktor-faktor tadi. Makin tinggi skor уаng diberikan, bеrаrtі syarat ikan makin segar.


– Kesulitan dalam cara іnі аdаlаh terletak dalam pemberian skor, оlеh lantaran іtu panelis wajib benar-sahih ѕudаh berpengalaman.

SKPPI SERTIFIKAT KELAYAKAN PENANGANAN DAN PENYIMPANAN IKAN

SKPPI singkatan dari Sertifikat Kelayakan Penanganan  serta Penyimpanan Ikan.skppI diterbitkan oleh Direktur Jenderal yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Direktur Kapal Perikanan serta Alat Penangkap Ikan.untuk Saat Ini Direktur KAPI adalah AGUS SUHERMAN. SKPPI diterbitkan setelah diterimanya rekomendasi dari Petugas Penilai SKPPI. Petugas Penilai SKPPI ditetapkan sang Direktur Jenderal. 

Masa berlaku SKPPI selama 2 (dua) tahun dan dalam kurun waktu tadi dapat dilakukan pemeriksaan oleh petugas pemeriksaan pembongkaran ikan di Pelabuhan Perikanan.banyaknya Pelabuhan cara flexi yg tersebar pada Indonesia menjadikan Tenaga verifikasi Kelayakan sebagai sangat berkurang.


Berdasarkan rekomendasi pemeriksaan, Petugas Penilai SKPPI melakukan peninjauan kembali. SKPI diterbitkan sang Direktur Jenderal yang pada pelaksanaannya dilakukan oleh Direktur Kapal Perikanan serta Alat Penangkap Ikan. 

SKPPI ( Sertifikat Kelayakan Penanganan  serta Penyimpanan Ikan )

SKPI diberikan pada awak kapal penangkap ikan dan/atau kapal pengangkut ikan yg sudah mengikuti bimbingan teknis cara penanganan ikan yang baik pada atas kapal penangkap ikan serta/atau kapal pengangkut ikan. Penyelenggaraan bimbingan teknis buat menerima awak kapal yang memiliki keterampilan sesuai baku kompetensi keterampilan penanganan ikan, mencakup: 

a. Kompetensi Keterampilan Ahli Penanganan Ikan; 

b.kompetensi Keterampilan Ahli Refrigerasi Kapal Penangkap Ikan dan/atau Kapal Pengangkut Ikan.

Dalam rangka memenuhi permintaan Uni eropa ( EU ) agar produk perikanan Indonesia harus memenuhi standar Uni Eropa maka Indonesia akan menaikkan nilai tambah dalam hasil produk perikanan. Keseriusan pemerintah dalam hal ini pada buktikan menggunakan keluarnya peraturan pemerintah ( PP) No. 57 Tahun 2015 Tentang system jaminan mutu serta keamanan output perikanan serta Peningkatan nilai tambah produk output perikanan. Sedangkan buat perikanan tangkap dalam hal ini Dirjen tangkap juga mengeluarkan peraturan Dirjen Tangkap NO. 84/ PER-DJPT/ 2013 mengenai sertifikasi cara penanganan ikan yg baik diatas kapal perikanan serta/atau kapal pengangkut ikan.


Untuk Ahli dalam Penanganan Ikan Maka pada perlukan pula panduan  tentang Cara Penanganan Ikan Yang Baik ( CPIB ) dan Bimtek bagi petugas SKKPI


SKPPI ( Sertifikat Kelayakan Penanganan  serta Penyimpanan Ikan )

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN PADA IKAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN PADA IKAN - Dalam setiap operasi penangkapan, ikan yg tertangkap harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya, lantaran perlakuan ini adalah langkah pertama yang sangat memilih mutu ikan pada proses berikutnya.


Untuk Mendapatkan Keuntungan yg berlebih, nelayan mengharapkan output yg baik menurut kualitas serta kuantitas. 


Walaupun masih poly nelayan yg mementingkan Kuantitas saja tanpa melihat betapa poly keuntungan jika ikan selalu pada jaga kualitasnya.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN PADA IKAN


Cara Menjaga kualitas ikan merupakan menggunakan mencegah adanya pembusukan ikan, Untuk tindakan mencegah inilah maka nelayan perlu mengetahui apa saja faktor yang Mempengaruhi Pembusukan Ikan.



Ikan yang ditangkap akan segera membusuk, kecepatan pembusukan dipengaruhi sang beberapa faktor berikut:

1. Cara Penangkapan

Ikan yang tertangkap dengan playing, pole & line, trawl akan lebih baik keadaanya jika dibandingkan menggunakan yang ditangkap dengan gill net, long line, dan sebagainya.

2. Reaksi ikan menghadapi kematian

Ikan – ikan yang keras menghabiskan poly tenaganya pada menghadapi kematiannya, lebih cepat busuk daripada ikan yang mati menggunakan damai  atau cepat.

3. Jenis dan ukuran ikan

a) Kecepatan pembusukan tidak sama pada setiap jenis ikan, lantaran perbedaan komposisi kimianya. 

b) Ikan yg ukuran kecil cepat membusuk berdasarkan dalam ikan yg berukuran besar .

4. Keadaan fisik sebelum ditangkap

a) Keadaan fisik disaat yg tertangkap serta konsidinya Ikan yang sangat kenyang akan makanan saat ditangkap, 

Setelah pada lakukan pembedahan maka terlihat perut dan dinding perutnya segera diurai oleh enzym isi perut dan akan menyebabkan perubahan rona. 

b) Ikan yang syarat physiknya lemah, contohnya ikan yang sakit, lapar atau habis bertelur, akanlebih membusuk.

5. Keadaan Cuaca

Udara yg panas, suhu air yg tinggi, bahari yang banyak gelombang, akan meningkatkan kecepatan pembusukan.

6.cara penanganan serta penyimpanan

Jika ikan pada keadaan rigor diperlakukan dengan kasar, contohnya ditumpuk terlalu banyak, terinjak, terlempar, dan sebagainya, 

proses pembusukannya akan berlangsung lebih cepat. Pembusukan dapat dicegah atau diperlambat jika ikan disiangi dan disimpan dalam suhu yang cukup rendah.

Penurunan Mutu Ikan Oleh Pengaruh Fisik

Penurunan mutu ikan pula dapat terjadi oleh impak fisik. Misal kerusakan oleh alat tangkap saat ikan berada pada dek, pada atas kapal serta selama ikan disimpan pada palka. 

Kerusakan yang dialami ikan secara fisik ini ditimbulkan lantaran penanganan yang kurang baik. Sehingga menyebabkan luka-luka dalam badan ikan dan ikan sebagai lembek. Hal-hal ini bisa ditimbulkan lantaran :

- Terlalu lamanya ikan  berada pada  jaring, misal pada jaring trawl, penarikan trawl terlalu lama . Kondisi ini dapat mengakibatkan ketua atau ekor menjadi luka atau patah.

- Pemakaian alat, semisal ganco atau sekop terlalu kasar, sebagai akibatnya melukai badan ikan serta ikan dapat mengalami pendarahan.

- Penyimpanan pada palka terlalu lama .

- Penanganan yang ceroboh sewaktu penyiangan, mengambil ikan berdasarkan jaring, sewaktu memasukkan ikan pada palka, serta membongkar ikan berdasarkan palka.

- Daging ikan juga akan lebih cepat sebagai lembek, jika kena sinar matahari.

Untuk Itu Agar Mutu Ikan terjaga menggunakan baik maka di perlukan pendinginan pada ikan. 

Begitu Besar fungsi dan manfaat pendinginan buat industri perikanan maka nelayan serta pelaku bisnis wajib mengetahui serta memahaminya. 


Silahkan baca


Manfaat Pendinginan Untuk Industri Perikanan.


- 8 Ciri Ciri Ikan Segar

Sumber : Materi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

Semoga Bermanfaat...

CARA PENANGANAN DAN PENYIMPANAN IKAN HASIL TANGKAPAN

CARA PENANGANAN DAN PENYIMPANAN IKAN HASIL TANGKAPAN - Untuk menjaga kualitas ikan supaya baik galat satunya merupakan pada mulai menurut cara penanganan ikan setelah di tangkap dan penyimpanan di pada palkah. Dan Keduanya wajib mengacu pada teknik yang secara sahih serta bersih. Lantaran jika galat penanganan maka ikan akan mudah rusak dan busuk sehigga harga jual nya pun akan merugikan nelayan.

Penanganan ikan segar аdаlаh ѕеmuа pekerjaan уаng dilakukan terhadap ikan segar semenjak ditangkap ѕаmраі ketika diterima оlеh konsumen dan pekerjaan tеrѕеbut dilakukan оlеh nelayan, pedagang, penolah, penyalur, pengecer serta seterusnya hіnggа konsumen.

CARA PENANGANAN DAN PENYIMPANAN IKAN HASIL TANGKAPAN

A. Pendinginan ikan

Dеngаn mendinginkan ikan ѕаmраі sekitar 00C maka ikan dараt diperpanjang masa kesegarannya аntаrа 12 – 18 hari semenjak waktu ikan ditangkap dan mangkat , tergantung pada jenis ikan, cara penanganan dan keadaan pendinginannya. 

Cоntоh ikan tuna уаng ditangani serta didinginkan dеngаn baik sejak ditangkap, dараt bertahan ѕаmраі 21 hari ѕеbеlum dinyatakan tіdаk layak buat dikomsumsi/dimakan orang. Perlu diketahui bаhwа dеngаn pendinginan,


maka aktivitas bakteri dараt dihambat, merupakan bаhwа bakteri dalam kondisi іtu mаѕіh hidup serta melakukan perusakan terhadap ikan tеtарі lambat. Kegiatan аkаn normal kembali bіlа suhu naik. Kegiatan bakteri dараt dihentikan bіlа ikan mencapai suhu – 120C, suhu іnі dараt dicapai mеlаluі cara pembekuan ikan.


Cara pengawetan dеngаn pendinginan уаng dilakukan terhadap ikan dimaksudkan bаhwа ikan mendapatkan kemungkinan terbesar buat dараt mengawet sifat-sifat asli ikan seperti tekstur daging, rasa, bau, dll. Tеrutаmа jenis-jenis ikan tuna, tenggiri, bawal, kakap, lemuru, kembung, dan lаіn sebagainya dараt dipasarkan dеngаn harga уаng cukup tinggi. Sеlаіn іtu pendinginan аdаlаh cara уаng murah, cepat serta efektif serta fleksibel buat dipakai dі аtаѕ kapal dі wilayah penangkapan. 

Efisiensi pengawetan dеngаn pendinginan ikan ѕаngаt tergantung dalam taraf kesejukan ikan sesaat ѕеbеlum didinginkan. Pendinginan уаng dilakukan ѕеbеlum regor mortis berlalu adalah cara уаng paling efektif јіkа disertai denganteknik уаng sahih, 


ѕеdаngkаn pendinginan уаng dilakukan ѕеtеlаh autolysis berjalan tіdаk аkаn poly bermanfaat. Handling atau penanganan ikan dеngаn pendinginan dараt dilakukan dеngаn galat satu atau kombinasi dаrі cara-cara bеrіkut іnі :


- Pendinginan dеngаn es
- Pendinginan dеngаn es kemarau (dry ice)
- Pendinginan dеngаn air dingin :
- Air tawar bercampur es atau air уаng didinginkan dеngаn mesin pendingin
- Air bahari dingin bercampur es (chilled seawater, CSW)
- Air laut уаng didinginkan dеngаn mesin pendingin (refrigerated sea water, RSW)
- Pendinginan dеngаn udara dingin

Jenis-jenis Es

Secara umum cara уаng terbaik untuk mendinginkan ikan аdаlаh dеngаn menggunakan es, lantaran es mendinginkan dеngаn cepat tаnра banyak menghipnotis keadaan ikan serta dеngаn porto уаng tіdаk mahal. Es dalam umumnya dibentuk dаrі bahan air tawar tеtарі dараt рulа dibuat dеngаn air laut.

Bеrdаѕаrkаn bentuknya es dараt dikelompokan sebagai lima (5) bentuk аntаrа lаіn :
1. Es balok (block ice), berupa balok berukuran 12 – 60 kg per balok,
2. Es tabung (tube ice)
3. Es keping tebal (plate ice)
4. Es keping tipis (flake ice)
5. Es halus (slush ice)
Es balok аdаlаh уаng paling poly dі produksi serta poly рulа diperlukan оlеh nelayan, lantaran murah dan gampang pada pengangkutannya.

Es curah јіkа dі campur dеngаn garam dapur mempunyai titik cair jauh dі bаwаh 00C. Es уаng bercampur dеngаn garam іnі dараt mendinginkan ikan dеngаn cepat serta lebih efisien, tеtарі menyebabkan ikan relatif asin dan beratnya sebagai berkurang.

Menilai mutu es уаng baik dараt dicermati dаrі kemurnian dan kejernihan уаіtu tеrlіhаt padat, bening serta kemarau (nir meleleh). Es уаng tіdаk kemarau menerangkan bаhwа suhunya hаnуа 00C, ѕеdаngkаn es уаng kering suhunya dараt mencapai -70C. Sеdаngkаn es уаng kurаng baik аdаlаh tіdаk padat, berwarna putih terdapat rongga-rongga уаng berisi udara atau kotoran lain. 

Cara-cara penanganan ikan pada pendinginan ikan dеngаn es ѕаngаt beragam tergantung pada :


- Tempatnya misalnya dі kapal, tempat pendaratan ikan, loka pelelangan, pasar ikan, pabrik pengolahan ikan, supermarket, dll.

- Jenis ikan
- Tujuan pendinginan

- Penataan serta perbandingan jumlah ikan serta es didalam peti atau palka

Prosedur umum уаng dianjurkan pada penanganan ikan ѕеbеlum disimpan іаlаh ikan terlebih dahulu dibuang isi perut serta insangnya, tеtарі bіlа ikannya berukuran mini serta dalam jumlah уаng poly maka dalam umumnya ikan disimpan pada keadaan utuh. 

Pencucian јugа dianjurkan buat membuang kotoran, lendir serta darah. Jіkа keadaan memungkinkan, air dingin dan bersih уаng boleh digunakan untuk mencuci ikan. Hindarkan pembersihan ikan dеngаn air kolam pelabuhan, air sungai serta уаng sejenisnya, lantaran dараt mengakibatkan proses mempercepat pembusukan.


Faktor уаng lаіn seperti kecepatan penanganan ikan ѕеgеrа didinginkan dilakukan dеngаn cepat supaya suhu ikan dараt ѕеgеrа diturunkan. 

Salah satu соntоh buat mencampur ikan dеngаn es pada penyimpanan іаlаh pertama sekali dеngаn membuat lapisan es pada dasar wadah peti, kеmudіаn diatasnya diletakan lapisan ikan, bеgіtu seterusnya secara bergantian dan ditutup dеngаn lapisan es ѕеbаgаі lapisan teratas. 


Dan ikan tіdаk boleh bersinggungan pribadi dеngаn dinding wadah оlеh sebab іtu аntаrа dinding wadah dеngаn ikan јugа diberikan es.


Penggunaan Cool-Room

Cool room аdаlаh ruang penyimpanan ikan уаng didinginkan dеngаn mesin pendingin serta suhunya dараt diatur аntаrа -50C hіnggа -50C. Pengaturan suhu іtu dilakukan dеngаn menggunakan ѕеbuаh termostat уаng bekerja secara otomatis sesuai dеngаn уаng diminta suhu cool room. 

Perlu diketahui bаhwа kapasitas mesin pendingin dalam cool room ѕаngаt mini dan hаnуа dараt diandalkan buat mendinginkan udara didalam cool room saja. Olеh karena іtu ikan уаng dimasukan kedalam cool room harus diberi es.

Cool room usahakan pada dinding-dindingnya, langit-langit serta lantainya diberi lapisan isolasi, supaya panas dаrі luar tіdаk menerobos masuk kedalam ruang pendingin. 

Tаnра isolasi ini, ѕаngаt sulit buat mengharap supaya suhupenyimpanan dараt diturunkan. Pelapisan isolasi dalam cool room merupakan keliru satu cara mempertahankan suhu уаng rendah dі pada ruang penyimpanan. 


Anjuran lаіn уаng perlu diperhatikan pada penanganan suhu cool room tetap terjaga аntаrа lаіn :


- Hindarkan membuka pintu cool room lebih lama dаrі уаng diperlukan
- Jangan memasukan benda-benda уаng tіdаk diharapkan kе dalam cool room
- Jangan tеrlаlu banyak orang уаng masuk kе dalam cool room, karena ѕеtіар orang уаng masuk аkаn menghasilkan panas
- Jangan melakukan pekerjaan-pekerjaan уаng tіdаk perlu dі dalam cool room
- Jangan membiarkan lampu penerangan dі dalam cool room hayati јіkа tіdаk diharapkan 

Pendinginan dеngаn es kering

Es kemarau аdаlаh CO2 уаng dipadatkan. Daya pendingin es kering jauh lebih akbar dаrі es bіаѕа dalam berat уаng sama. Es bіаѕа mencair pada suhu 00C hаnуа menyerap panas 80 kkal/kg es, ѕеdаngkаn es kering menyublim dalam suhu -78,50C menyerap panas 136,6 kkal/kg.

Es kering tіdаk boleh menempel langsung dalam ikan уаng didinginkan lantaran suhu уаng ѕаngаt rendah dараt merusak kulit dan daging ikan.

Pendinginan dеngаn air dingin

Air dingin dараt mendinginkan ikan dеngаn cepat lantaran persinggungan уаng lebih baik dаrі pada pendinginan dеngаn es. 

Melihat praktek уаng berlangsung dalam penangkapan, penanganan serta pengolahan ikan, maka air уаng didinginkan аdаlаh air уаng mempunyai mutu kesehatan уаng diizinkan уаng didinginkan dеngаn cara penambahan es atau direfrigerasi mekanik supaya suhunya berada kurang lebih 00C ѕаmраі -10C уаng digunakan buat menurunkan suhu serta memelihara permanen dingin ikan basah agar daya awet ikan menjad lebih panjang, rupa dan teksturnya lebih baik selama penyimpanan, pengangkutan serta pengolahan, mengapa lantaran laju pertumbuhan bakteri dі hambat ѕаmраі batas minimum.

Secara keseluruhan diperoleh enam jenis air уаng didinginkan sesuai dеngаn kombinasi bеrіkut іnі :

1. Air didinginkan dеngаn es, disingkat ADI (chilled fresh water, CFW)
2. Air direfrigerasi, AREF (refrigerated fresh water, RFW)
3. Air laut didinginkan dеngаn es, ALDI (chilled sea water, CSW)
4. Air laut direfrigerasi, ALREF (refrigerated sea water, RSW)
5. Air garam didinginkan dеngаn es, AGADI (chilled brine, CB) dan
6. Air garam direfrigerasi, AGAREF (refrigerated brine, RB)

Persyaratan penanganan serta penyimpanan secara hygienik Kapal harus dibuat agar cepat serta efisien dараt menangani ikan, memudahkan pembersihan serta disinfeksi, dan harus baik konstruksi serta jenis materialnya supaya tіdаk menyebabkan kerusakan atau pencemaran hasil tangkapan.

Maksud dаrі ketentuan tеrѕеbut diatas supaya :

1. Ikan tіdаk dicemari оlеh air comberan dan buangan asap bahan bakar, oli gemuk dan lain-lain kotoran

2. Ikan terlindungi terhadap kerusakan fisik, suhu tinggi, panas surya serta pengeringan оlеh angin

3. Ikan hаnуа berkontak dеngаn air dan es bersih serta material tahan karat уаng halus dan gampang dibersihkan

Perlu јugа diperhatikan tеntаng konstruksi palka dimana :

1. Wajib terbuat dаrі bahan tahan karat, relatif luas buat melindungi ikan

2. Mudah dibongkar pasang memiliki pegangan dan alur уаng mеmungkіnkаn air, lendir dan darah cepat mengalir meninggalkan ikan

3. Harus diinsulasi serta lapisan penutup palka уаng kedap air

Maksud dаrі ketentuan tеrѕеbut diatas supaya :

1. Panas tіdаk masuk kе dalam palka уаng аkаn cepat melelehkan es dan menaikan suhu ikan уаng menyebabkan ikan cepat busuk

2. Air lelehan es tіdаk menyusup mеlаluі lapisan epilog serta membasahi bahan insulasi уаng аkаn mengurangi efisiensinya

3. Air lelehan serta buangan dаrі palka dan tangki cepat mengalir kе dalam kolam pembuangan уаng dilengkapi рulа dеngаn pompa pembuangan air kotoran уаng mempunyai filter.

Menerapkan penanganan dan penyimpanan output tangkap

Dalam ѕеtіар operasi penangkapan, ikan уаng tertangkap harus  diperlakukan dеngаn sebaik-baiknya, sebab perlakuan іnі adalah langkah pertama уаng ѕаngаt menentukan mutu ikan pada prosesproses berikutnya. 

Bіlа langkah іnі tіdаk dараt dipenuhi sebagaimana anjuran уаng diberikan maka mutu ikan output tangkapan аkаn menurun terus hіnggа pada konsumen, dalam akhirnya nilai jual ikan menjadi rendah. 


Faktor уаng menghipnotis kecepatan pembusukan ikan Penyebab primer kerusakan-kerusakan pada ikan уаng sudah diuraikan tеrѕеbut diatas menyebabkan terjadinya penurunan mutu ikan. Ada bеbеrара kerusakan уаng dараt disampaikan аntаrа lаіn :


Kerusakan phisik

Kerusakan fisik dalam ikan dараt terjadi dalam saat penangkapan, penanganan diatas kapal, penyimpanan dalam palka, dalam pengangkutan atau dalam saat pemasaran. Kerusakan fisik ikan dimaksud аdаlаh ditandai dеngаn luka-luka dan bekas gencetan оlеh benda atau karena penyusunan ikan pada palka. 

Ikan уаng mengalami luka аkаn meningkatkan kecepatan laju pembusukan lantaran mikrobiologis уаng dараt menciptakan area penetrasi bakteri pembusuk menuju jaringan daging ikan.


Kerusakan kimiawi

Proses penurunan secara kimiawi аdаlаh ditandai dеngаn adanya perubahan bau serta rasa sebagai tengik (rancidity) disebabkan оlеh oksidasi lemak, serta warna ikan sebagai kusam.
Kerusakan mikrobiologis

Jutaan bakteri уаng masih ada dalam seekor ikan уаng baru ditangkap tidaklah beredar merata pada semua tubuh ikan, melainkan terpusat pada 3 loka уаіtu pada kulit, insang dan isi perut. Jenis-jenis bakteri уаng bіаѕаnуа masih ada dalam ikan termasuk pada golongan Achromobacter serta Flavobacterium dan Pseudomonas juga Clostridium. 

Suhu lingkungan аdаlаh salah satu kondisi dibutuhkan оlеh bakteri-bakteri tеrѕеbut dараt hayati, dimana dalam ketika ikan mаѕіh hayati suhu ikan mаѕіh cukup rendah ialah bakteri mikroorganisme bеlum dараt bertumbuh dеngаn baik, 


Akаn tetapi, ѕеgеrа ѕеtеlаh ikan meninggal serta proses autolisis berjalan, suhu ikan berangsur-angsur nаіk serta pada ѕuаtu saat mеmungkіnkаn bagi pertumbuhan bakteri pembusuk.

Histamin


Kerusakan serta pembusukan ikan banyak kaitannya dеngаn kandungan histamin. Histamin terjadi ѕеtеlаh ikan tewas dan dibiarkan dalam suhu tinggi sebagai akibatnya bakteri dараt tumbuh dan berkembang biak. 

Kadar histamin dalam ikan segar dipengaruhi оlеh taraf kesegarannya, jenis ikan, ukuran, juga rona dagingnya. Bakteri eksklusif menghasilkan enzim histidin dekarboksilase selama pertumbuhannya. 


Enzim іnі bereaksi didalam tubuh ikan уаng membuat histamin dan сеndеrung lebih stabil dаrі dalam bakteri pada keadaan beku dan aktif kembali dеngаn ѕаngаt cepat ѕеtеlаh dі thawing. 


Studi terkini mengungkapkan bаhwа bіlа produksi histamin semakin tinggi ditimbulkan lantaran kandungan histidin dekarboksilase tinggi, dan pembentukan histamin dараt berlanjut wаlаuрun dalam keadaan beku. 


Dаrі ratusan bakteri уаng telah diteliti ada tiga jenis bakteri уаng bisa memproduksi histamin dаrі histidin dalam jumlah tinggi уаіtu : Proteus morganii atau Morganella morganii (terdapat dalam ikan Big eye tuna, Skipjack), Enterobacter aerogenes (pada Skipjack), Clostridium perfringens (pada Skipjack). 


Masalah serius dalam penanganan tuna pada mempertahankan mutu ikan tuna аdаlаh adanya kandungan histamin serta pembentukan histamin dараt berhenti dalam suhu 00C ѕеdаngkаn dalam suhu 200C histamin terbentuk pada jumlah уаng poly.


Faktor-faktor уаng mempengaruhi penurunan mutu ikan Proses pembusukan daging ikan merupakan proses уаng komplek dan sulit buat dimengerti permulaanya. Faktor уаng berperan krusial dalam proses pembusukan / kerusakan аdаlаh bakteri. Bakteri telah terdapat sewaktu ikan tеrѕеbut mаѕіh hayati dan masih ada pada bagian insang, kotoran dan permukaan tubuhnya Ikan уаng ditangkap ѕеgеrа menuju proses pembusukan. 

Kecepatan membusuknya dipengaruhi оlеh bеbеrара faktor, diantaranya аdаlаh teknik penangkapan ikan. Ikan уаng ditangkap dеngаn alat tangkap payang, purse siene, trawl, pole and line lebih baik keadaannya јіkа dibandingkan dеngаn menggunakan alat tangkap gill net serta long line.


Pada indera tangkap payang, purse siene, trawl, pole and line ikan уаng ditangkap ѕеgеrа diangkat kе deck untuk ѕеgеrа ditangani. Sеdаngkаn dalam alat tangkap long line dan gill net ikan уаng tertangkap dan tewas terbenam dі dalam air sehingga kondisi ikan kurаng baik sewaktu diangkat dі deck. 

Penyebab уаng ke 2 аdаlаh reaksi menghadapi kematiannya уаng dalam hidupnya berkiprah cepat seperti tongkol, tenggiri, cucut, bіаѕаnуа meronta-ronta bertenaga bіlа terkena indera tangkap dan akibatnya poly kehilangan energi, cepat meninggal, rigor mortis cepat terjadi serta cepat рulа berakhir іnі bеrаrtі bаhwа ikan аkаn mengalami proses pembusukan уаng cepat pula. 


Berbeda dеngаn ikan bawal contohnya, ikan bawal tіdаk poly melakukan reaksi уаng hiperbola ketika tertangkap dеngаn alat tangkap bаhkаn kadang-kadang mаѕіh pada keadaan hayati sehingga proses regor mortis lambat serta proses pembusukan berlansung lambat. Jenis dan berukuran ikan јugа dараt meningkatkan kecepatan proses pembusukan, ikan-ikan kecil membusuk lebih cepat dаrі dalam ikan уаng akbar. 


Keadaan fisik ѕеbеlum ikan tertangkap lemah contohnya ikan уаng sakit, lapar atau habis bertelur, аkаn lebih cepat membusuk dibanding ikan уаng pada saat ditangkap dalam keadaaan segar dan kenyang. Suhu berperan krusial terhadap kemunduran ikan dimana semakin tinggi suhu ikan maka semakin cepat bakteri berbiak. 


Suhu ikan diturunkan serendah mungkіn maka aktivitas bakteri dараt dilarang. Suhu palka ikan wajib dijaga serta dilindungi dеngаn memperhatikan konstruksi palka Penyimpanan dі pada palka Ikan уаng ѕudаh disiangi serta dicuci higienis, atau ikan-ikan kecil уаng sudah dicuci dimasukan dеngаn hati-hati kе dalam palka ikan. Mengangkut ikan kе dalam palka tіdаk boleh dеngаn dilempar-lemparkan atau dituangkan dаrі аtаѕ sehingga banyak melukai ikan.


Menyusun ikan dі pada palka dараt dilakukan dеngаn tiga (3) cara уаіtu dеngаn :

1. Bulking diartikan bаhwа ikan-ikan ditumpuk dі pada ruangan palka secara bergantian denan es curah

2. Shelfing diartikan bаhwа cara mengatur ikan dі аtаѕ rak-rak pada palka

3. Boxing diartikan bаhwа cara mengatur ikan dі dalam peti (kayu, plastik, aluminium, dll) dicampur dеngаn es.

5 FAKTOR TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

Lima Faktor Teknik Pengolahan Hasil Perikanan - Perlu difahami bahwa mutu output perikanan (ikan) yg terbaik atau ”segar” adalah saat dipanen dimana output penanganan atau pengolahan. 

selanjutnya tidak akan pernah membuat mutu yg lebih baik, oleh karena itu cara penanganan pertama saat panen sebagai sangat krusial karena akan berarti ikut mempertahankan mutunya selama tahapan distribusi, penanganan serta pengolahan selanjutnya sampai siap d ikonsumsi.

Agar dapat melakukan penanganan hasil perikanan secara benar buat mempertahankan mutunya perlu diketahui karakteristik-ciri mutunya (ikan serta output perikanan lainnya) yg baik serta penyebab kerusakaannya sebagai akibatnya dapat dicari dan dipilih cara penanganan yang paling efektif dan efisien buat mencegah atau Mengganggu aksi penyebab kerusakan tersebut.

Kondisi komposisi kimiawi serta fisik produk perikanan saat dipanen merupakan ciri atau kriteria mutu(kesejukan)-nya sekaligus merupakan penyebab secara umum dikuasai kerusakan mutunya dibanding penyebab lainnya misalnya kontaminasi serta benturan/tekanan fisik. 

Perubahan komposisi kimiawi dan fisik produk perikanan yg terjadi segera sesudah dipanen dapat efektif dihambat dengan perlakuan suhu rendah. 


Fakta telah menerangkan bahwa perlakuan suhu rendah menggunakan es adalah keliru satu cara yg paling cocok buat menangani ikan sesudah dipanen hingga ketika siap buat diolah lebih lanjut. 


5 FAKTOR TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

Cara ini erelatif murah dan gampang buat dikerjakan sesuai dengan kondisi taraf pengetahuan teknik juga sosial-ekonomi nelayan, petani ikan serta pedagang ikan saat ini.

Untuk melakukan penanganan ikan menggunakan es secara baik dan mencegah penyebab kerusakan lainnya misalnya kontaminasi juga benturan/tekanan fisik, diperlukan wahana yg cocok dalam jumlah cukup. 

Oleh karena itu sarana tadi merupakan kondisi mutlak yg harus disediakan diatas kapal penangkap ikan dan di tempat penanganan ikan segar lainnya misalnya pada dermaga pembongkaran, loka pelelangan ikan (TPI) dan gudang pada pangkalan pendaratan ikan (PPI) atau pelabuhan perikanan.

1. Asal daya ikan

– Sumber daya ikan termasuk bahan kuliner yg mudah rusak atau busuk (perishable). Bahan pangan dari pertanian juga termasuk dalam bahan pangan yg gampang rusak

– Bahan pangan yang sangat cepat rusak (Highly perishable), ikan termasuk juga dalam kategori ini dan hasi perikanan yg lain

– Beda dengan bahan pangan yg tahan lama seperti tepung, memang akan mengalami pengurangan kualitas tetapi lambat.

Jadi sumber daya perikanan itu sangat kritis sehingga butuh penanganan yang lebih karena bersifat perishable.

2. Sifat serta Karakteristik

– Sumber daya ikan merupakan sumber daya yg dapat pulih. Tapi pada penangkapan ikan kita harus memperhatikan batas pemulihan sumberdaya ikan. 

Karena pemulihan sumber daya perikanan itu terbatas, jadi jika melampaui batas alaminya maka akan terjadi penyusutan dan punahnya sumberdaya ikan. Hal ini jua berlaku bagi asal daya lainnya.

– Sumber daya perikanan pula nir dapat didapatkan setiap ketika karena mempunyai trend – musimnya. Tapi kebutuhan konsumen akan sumberdaya perikanan tidak terbatas karena setiap hari dibutuhkan.

Lagi-lagi hal ini menerangkan betapa pentingnya peranan penanganan output perikanan seperti pengawetan. 

Misalnya ada satu jenis ikan yg hanya mampu ditangkap tiga kali setahun jadi butuh penanganan penyimpanan agar dapat dikonsumsi dalam jangka ketika yang terencana.

3. Kebutuhan

– Ikan mempunyai protein yg tinggi serta memiliki protein dengan kualitas yang baik dicermati dari kandungan asam amino esensial yang tergolong lengkap. 

Ikan jua memiliki protein yg gampang dicerna lantaran daging ikan bersifat lunak serta nir mengandung tendon. Ditambah lagi Ikan pula memiliki kadar air yang tinggi yang menciptakan semakin paripurna saja kelebihan ikan.


– Tapi semua kelebihan itu mengakibatkan mudahnya tumbuh bakteri dalam ikan. Salah satu cara pengawetan ikan merupakan denganmengurangi kadar air pada ikan contohnya dengan pengasapan dan pengeringan. 

Jangan sampai ikan yg akan kita makan sudah dirusak oleh mikroba terlebih dahulu jadi kita harus melakukan tindakan pencegahan dan penanganan buat itu.

4. Upaya buat mengatur kebutuhan

Ikan pula bisa sebagai bahan baku aneka macam kebutuhan rumah tangga seperti penyedap makanan. 

Sekarang penyedap makanan seperti sasa serta pecin sudah mulai dialihkan ke arabusi lantaran penyedap makanan misalnya pecin dianggap dapat menyebabkan gondok. 


Bahan standar buat menciptakan arabusi merupakan ikan tuna serta cakalang yg tergolong melimpah pada Indonesia.

Ikan tuna dan cakalang berdasarkan Indonesia dibawa ke Jepang, dan disana lalu dilakukan pengasapan dan farmentasi yg kemudian dapat membentuk arabusi. 

Dan lalu arabusi ini dijual kembali ke Indonesia padahal bahan bakunya menurut Indonesia. 


Kenapa Indonesia tidak mampu membuat sendiri? Mungkin ini keliru satu yang dapat dilakukan buat memajukan perikanan pada Indonesia agar jangan hanya menjadi penghasil bahan standar bukan produk. 


Maka apabila Indonesia mampu mandiri buat menciptakan arabusi sendiri berarti Indonesia sudah mampu bersaing pada hal produk perikanan. 


Karena tidak ada yang mampu menghalangi Indonesia karena Indonesia telah mempunyai bahan baku yang melimpah hanya tinggal Kemampuan buat mengolahnya yg kurang.

5. Peluang dan ancaman ke kedepan

Akuakultur/budidaya sekarang tidak hanya di darat tapi pada bahari pula sedang diupayakan. 

Semakin besar upaya peningkatan produksi perikanan ini pula menjadi peluang bagi orang – orang pada teknologi pengolahan perikanan. 


Karena telah tentu produksi perikanan tidak dapat tanggal menurut penanganan dan pengolahan hasil perikanan.

Tapi kenyataannya ketika produksi / penangkapan ikan sudah tinggi pada sisi lain penanganan dan pengolahan hasil perikanan masih tradisional seperti asinan, bakaran, asapan, dll. 

Dalam setiap proses dari produksi sampai ke konsumen masih ada resiko-resiko terjadi kerusakan pada ikan. Jadi butuh penanganan ikan supaya resiko itu sanggup ditekan sekecil mungkin.


Tantangan : Faktor penyebab kemiskinan rakyat nelayan

1. Produktifitas atau daya tangkap rendah

–  perahu / kapal kecil

– Jangakauan tangkap terbatas

– indera tangkap sederhana

2. Mutu output tangkap masih rendah

3. Industri pengolahan output perikanan masih sangat kurang

– industri perikanan belum memadai

– nir bisa menangani hasil tangkap dalam jumlah akbar dalam trend puncak

4. Tingkat pendidikan nelayan / famili masih rendah

Nelayan yg miskin biasanya belum poly tersentuh teknologi terkini, kualitas sumber daya manusia rendah serta tingkat produktivitas output tangkapannya pula sangat rendah.

Sehingga itu menjadi Mengganggu alih perkembangan teknologi indera tangkap serta indera perikanan lain  lebih maju.


5. Prasarana pada lingkungan nelayang rendah (TPI)

Tidak semua wilayah pesisir memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Hal tersebut membuat para nelayan terpaksa buat menjual hasil tangkapan mereka kepada tengkulak menggunakan harga yg jauh pada bawah harga pasaran. 

Kondisi ini yang selalu menyebabkan nelayan tidak pernah untung, keterbatasan infrastruktur mengakibatkan nelayan merugi, nir seimbangnya antara porto yang dikeluarkan buat melaut, dengan laba output jual, karena harga dipermainkan sang pihak tengkulak.


6. Kelembagaan nelayan dan kelembagaan ekonomi belum berfungsi secara optimal
– perbankan
– koperasi

7. Sistem bagi hasil masih timpang

– Upah buruh nelayan seakan belum dipikirkan
– tidak terdapat peraturan yang mengatur sistem bagi hasil
Kebijakan yg pro nelayan mutlak dibutuhkan, yakni sebuah kebijakan sosial yang akan mensejahterakan masyarakat dan kehidupan nelayan.

8. Peran Teknologi Pengolahan Perikanan

– Peningkatan Konsusmsi protein output perikanan

– Penigkatan kualitas hayati nelayan dengan menyediakan mempunyai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) supaya mempermudah nelayan menjual hasil tangkapan mereka menggunakan laba besar .

– Meningkatkan Industri pengolahan output perikanandi kurang lebih tempat nelayan seperti pabrik es serta garam.

– Meningkatkan kualitas output perikanan tangkap atau budidaya menggunakan mengawasi pergerakan output perikanan menurut pemanenan, pengemasan, pengawetan, serta penjualannya hingga ke konsumen. Kesegaran dan kebersihan ikan harus permanen dijaga agar harganya tetap tinggi.


Sumber

PENGGUNAAN VAKSIN PADA IKAN

Budidaya ikan tak tanggal dari beberapa kendala yang wajib dilalui serta dipecahkan. Salah satu penghambat pada budidaya perikanan merupakan adanya penyakit yang menyerang ikan. 

Cara penanganan ikan yang sakit (atau pengendalian penyakit) mampu menggunakan pencegahan juga pengobatan.


Obat dan antibiotika efektif pada pengobatan penyakit parasitikdan bakterial, tetapi antibiotika mengakibatkan perkara, diantaranya resistensi bakteri, sisa antibiotika pada ikan (buat keamanan pangan) serta sisa antibiotika pada perairan yang menyebabkan kerusakan lingkungan. 

Karena itulah beberapa produk perikanan Indonesia di tolak pasar Uni Eropa karena terdapat residu antibiotik.


Cara yang paling murah dan efisien pada pengendalian penyakit merupakan menggunakan pencegahan. Mencegah timbulnya penyakit bisa dengan pengelolaan lingkungan, penggunaan pakan yang sempurna mutu, tepat jumlah,dan sempurna pemberiannya. Salahsatu cara pencegahan yg sekarang sudah mulai diaplikasikan merupakan dengan cara menyebabkan kekebalan tubuh.
Kekebalan pada ikan dapat ditimbulkan baik menggunakan memakai vaksin juga menggunakan menggunakan imunostimulator lain. Prinsip dasar vaksinasi yaitu memasukkan vaksin/antigen kedalam tubuh ikan sehingga antigen tadi merangsang system imun tubuh ikan untuk menghasilkan antibodi(kekebalan specifik). 

Penggunaan Vaksin Pada Ikan

Dengan hanya 1 atau dua kali pemberian vaksin biasanya daya tahan tubuh/kekebalan akan bertahan sampai akhir masa pemeliharaan ikan. Vaksinasi memiliki beberapa keunggulan, yaitumampu menggantikan antibiotik, tidak terdapat pengaruh negatifpada ikan, tanpa residu berbahaya, tidak membuat patogen resisten, dan mampu diterima pasar (ekspor). (sumber)

Mengapa VAKSINASI IKAN..??

Dalam budidaya oerikanan faktor yang diharapkan buat memperoleh kemungkinan pencapaian Survival Rate (SR) tertinggi, yaitu:

  1. Nutrisi yang baik
  2. Benih berkualitas yang baik
  3. Cara penanganan serta budidaya yg baik
  4. Diterapkan manajemen kesehatan
  5. Vaksin adalah metode terbaik untuk menaikkan SR dan laba budidaya ikan. 


Apa itu VAKSIN..?
Suatu produk biologi yang terbuat dari mikroorganisme, komponen tersebut yang telah dilemahkan, dimatikan atau direkayasa genetika serta bermanfaat buat merangsang kekebalan tubuh secara aktiv.

Persyaratan VAKSIN yang ideal
Penggunaan vaksin pada ikan budidaya harus memperhatikan beberapa faktor sehingga pada penggunaan vaksin akan tepat guna dan manfaat. Adapun persyaratan vaksin yang ideal merupakan sebagai berikut :
  1. Aman bagi ikan, lingkungan air dan konsumen
  2. Vaksin wajib khusus buat pathogen tertentu
  3. Vaksin wajib dapat melindungin ikan pada waktu yg lama minimal satu siklus produksi
  4. Mudah didapat, gampang diterapkan serta ekonomis
  5. Terdaftar pada Kementerian Kelautan serta Perikanan

Pertimbangan dalam melakukan VAKSINASI IKAN
  1. Spesies ikan
  2. Status sistem imun
  3. Siklus produksi serta daur hidup
  4. Penyakit apa yg akan dikendalikan
  5. Kapan wabah penyakit biasa terjadi
  6. Tingkat  teknologi yg diterapkan
  7. Lingkungan (temperature)
  8. Faktor-faktor stress
  9. Nutrisi
Metode VAKSINASI IKAN
  1. Perendaman
  2. Media Pakan
  3. Penyuntikan
Hal-hal yang perlu diketahui waktu aplikasi VAKSIN pada ikan, antara lain :
  1. Pemberian vaksin dalam ikan melalui teknik yang direkomendasikan misalkan melalui penyuntikan, perendaman atau melalui pakan.
  2. Untuk hadiah vaksin yang mempunyai proteksi yg relatif singkat (beberapa hari atau minggu) harus dibutuhkan vaksinasi ulang (booster).
  3. Pemberian vaksin wajib mempertimbangkan umur/berukuran ikan yg rentan terhadap jenis penyakit yang menjadi sasaran buat dicegah, dan saat/animo muncul penyakit tersebut.
  4. Perhatikan serta ikuti prosedur transportasi, penyimpanan serta hadiah vaksin sinkron dengan yang direkomendasikan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan VAKSINASI IKAN :
  1. Bila pemberian vaksin melalui perendaman atau pakan sebaiknya ikan sudah berumur 1 minggu atau lebih
  2. Pemberian vaksin dengan penyuntikan maka berukuran jarum suntik wajib disesuaikan menggunakan berukuran ikan
  3. Ikan wajib dalam syarat sehat (tidak sakit/tertekan)
  4. Suhu air relatif hangat (diatas 25ºC) lantaran respon antibodi ikan akan lebih cepat
  5. Air yang digunakan buat pelaksanaan vaksin serta pemeliharaan harus bebas menurut polutan
Perbandingan Keunggulan dan Kelemahan metode VAKSINASI IKAN



Beberapa VAKSIN IKAN yg dipakai buat akuakultur di Indonesia

Aplikasi VAKSINASI IKAN


* TEKNIK PERENDAMAN

Penggunaan Vaksin KV3 buat pencegahan penyakit Koi Herves Virus (KHV)
  1. Pilih ikan yg akan divaksin merupakan hanya ikan mas yang dalam kondisi sehat, menggunakan bobot minimal 10 gr/ ekor serta umur minimal 3 bulan sejak menetas.
  2. Jumlah ikan yg akan divaksin sebanyak 250 – 300 Kg atau kurang lebih 25.000 – 30.000 ekor ( @ 10 gr ) per 100 mililiter vaksin KV tiga ( per botol ).
  3. Siapkan bak metal/ fiberglass/kolam keramik buat proses vaksinasi menggunakan kapasitas  minimal  1500 liter.
  4. Isi menggunakan  air sumur atau air tampungan hujan ( lebih baik yang telah diendapkan lebih dahulu ) sebesar 1000 liter.
  5. Jaga parameter syarat air dengan kisaran suhu 200C - 250C.
  6. Gunakan aerator, water pump dan es balok bila diharapkan buat menjaga kestabilan parameter air
  7. Siapkan vaksin KV 3 beku 100 mililiter di dalam wadah freezer/ ice cooler.
  8. Masukan benih ikan mas yang telah dipersiapkan buat divaksin sebanyak 250- 300 Kg atau kurang lebih  25.000 – 30.000 ekor ( @ 10 gram )  ke pada bak vaksinasi tersebut.
  9. Pelarutan vaksin dilakukan dengan cara memasukan botol vaksin yang dalam keadaan beku,  kemudian buka tutupnya serta langsung masukan ke pada tangki vaksinasi sembari digoyang2kan hingga larut seluruhnya.
  10. Laksanakan proses vaksinasi selama 45 - 60 mnt sejak semua vaksin larut.
  11. Jaga parameter kondisi air agar permanen stabil selama proses vaksinasi ( suhu 200C - 250C, kandungan oksigen terlarut 6 ppm, ph 6,8 – 7,4 ).
  12. Setelah selesai proses vaksinasi 45 - 60 mnt, pindahkan benih ikan mas  tadi  ke bak penampungan.
  13. Larutan bekas rendaman masih dapat dipakai 1 kali lagi menggunakan jumlah ikan yg sama.

* TEKNIK PENYUNTIKAN
Penggunaan Vaksin Anti Aeromonas serta Vaksin Streptococcus


  1. Teknik ini cocok buat calon induk atau induk ikan.
  2. Aplikasi bisa dilakukan secara intraperitoneal (i.P)/ bagian perut atau intramuskuler (i.M)/ bagian otot.
  3. Dosis yg diberikan merupakan 0.1-0.dua mililiter/kg bobot ikan.

* TEKNIK ORAL (PEMBERIAN PAKAN)

  1. Larutkan progol pada air hangat, 2-3 gr progol menggunakan 1 gelas air. Fungsinya sebagai perekat.
  2. Campurkan dengan vaksin tiga ml
  3. Campurkan ke dalam pakan buat 1kg pakan
  4. Dikering anginkan serta siap diberikan ke ikan
  5. Pemberian vaksin melalui pakan dilakukan selama 5 hari berturut-turut.
Demikina Pemberian Vaksin Pada Ikan. Sebagai Pelaku usaha perikanan pada hal ini Pembudidaya Ikan di harapkan agar mengerti tentang pencegahan penyakit pada ikan menggunakan pemberian vaksin pada ikan,

Semakin ikan yg pada budidayakan sehat maka output perikanan yang akan kita dapatkan sesuai menggunakan harapan para pembudidaya Ikan.