PUISI DENGAN CITRAAN

Puisi dengan Citraan
Citra atau citraan atau pencitraan pada puisi merupakan gaya penulisan yg menggabungkan khayalan dengan indera indra. Jadi, gambaran dalam puisi berjumlah sama menggunakan lima indera indra yang dimiliki manusia.


Berikut ini adalah contoh puisi bertema Keindahan Alam yang mengandung citraan:
Rumah Terindah

Karya Mun



Adalah formasi rumah

barisan hijau pepohonan ramah

arak-arakan awan selalu menyapa

melangkah bersama saat mengejar cita-cita



Sementara burung terus bernyanyi

berdansa bersama angin semilir

Tak pernah sunyi dalam nada alam raya


Aroma bunga merekah

menyusup ke  lubang hidung

kalah amis keringat


Matahari menyengat kulit

adalah tamparan yg penyemangat

Pukulan hujan kala kayuhan sepeda sepulang sekolah

adalah kesegaran serta belaian rahmat


Pahitnya hayati tak pernah singgah

Manisnya keadaan membuatnya kalah.


Bait pertama puisi di atas mengandung gambaran pengelihatan. Untuk sanggup mengetahui adanya warna pohon yg hijau barisan hijau pepohonan ramah hanya sanggup dilakukan menggunakan indra pengelihatan. Begitu juga dengan adanya awan, oleh orang kebanyakan awan hanya sanggup ditinjau lantaran berada jauh di langit.

Bait kedua mengandung gambaran indera pendengaran. Citra indera pendengaran merupakan imajinasi yg timbul serta dituliskan pada puisi lantaran memakai indra pendengaran. Berarti khayalan tersebut muncul lantaran adanya suara yang didengar sang penyairnya. Pada puisi di atas ada baris sementara burung terus bernyanyi. Nyanyian adalah kegiatan yang berkaitan menggunakan bunyi/suara maka yg bisa menangkapnya adalah indra pendengaran. Ada pula bari tak pernah sunyi pada nada alam raya. Sunyi merupakan keadaan tanpa suara. Untuk mengetahui sunyi atau nir jua memakai indra telinga.
Bait ketiga mengandung citra penciuman. Alat indra insan yang berfungsi menjadi penciuman merupakan hidung. Keadaan yang bisa ditangkap oleh hidung adalah yg berkaitan dengan bau-bau. Contohnya merupakan bau/aroma wangi. Wanginya sesuatu dapat diketahui menggunakan mencium udara pada sekitarnya. Dalam puisi pada atas terdapat istilah aroma jelas ini adalah hal yg dapat ditangkap sang indra penciuman. Kemudian terdapat kata amis keringat. Amis pula termasuk keliru satu jenis aroma yg dapat ditangkap sang indra penciuman. Ada  2 istilah yang menampakan adanya gambaran penciuman dalam bait puisi ini yaitu: amis serta aroma.

Bait keempat dalam puisi di atas mengandung citra peraba. Alat peraba dalam tubuh manusia adalah seluruh lapisan kulit pada seluruh tubuhnya. Semua hal yang dapat dirasakan dengan bagian atas kulit, pada puisi berarti mengandung gambaran peraba. Dalam puisi pada atas istilah yang mengindikasikan adanya citra peraba adalah istilah menyengat kulit; tamparan; kesejukan; belaian. Keempat kata tadi sanggup dirasakan oleh indra peraba.

Baca Juga: Contoh Puisi Berdasarkan Pengalaman

Bait kelima pada puisi di atas mengandung citra perasa. Alat indra perasa terdapat pada lidah insan. Permukaan pengecap manusia mengandung saraf yang bisa membedakan banyak sekali macam rasa. Dalam puisi di atas terdapat kata pahit dan manis. Keduanya adalah jenis-jenis rasa yang bisa ditangkap sang indra perasa manusia.

Baca dan unduh juga Contoh Puisi yang lain atau eksklusif unduh

ANALISIS MAKNA PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR STRUKTUR FISIK LAHIR DAN STRUKTUR BATIN PUISI DOA

Analisis Puisi Doa Berdasarkan Struktur Fisik (Lahir) dan Struktur Batinnya

Para pelajar di Indonesia, niscaya mengenal Chairil Anwar. Tokoh sastra Indonesia yg jua dikenal menjadi Pelopor Angkatan 45 ini sebagai penyair yang sangat dikenal lantaran karya-karyanya selalu sebagai model dalam Buku Pelajaran, mulai dari SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi. Bahkan Karya Chairil Anwar ini nir hanya dipelajari di Wilayah Indonesia, akan tetapi juga dipelajari serta dianalisis oleh Pelajar Bahasa serta Sastra Indonesia berdasarkan negara-negara lain.

Salah satu karya Chairil Anwar yg juga poly dibahas dan dianalisis adalah yg berjudul Doa. Berikut ini adalah analisis puisi Doa karya Chairil Anwar. Teknik yang dipakai dalam analisis Puisi Doa milik Chairil Anwar ini memakai analisis struktural. Yang dimaksud dengan analisis struktural Puisi Doa merupakan, menganalisis Puisi Tersebut dengan memperhatikan struktur fisik (lahir) serta struktur batin puisi.

Struktur lahir (zahir) atau juga diklaim menjadi struktur fisik, merupakan analisis terhadap karya sastra puisi dari hal ihwal yang tampak oleh mata. Jadi, analisis struktur fisik puisi Doa karya Si Binatang Jalang ini membahas tentang Diksi, Kata Konkret, Imaji (Pencitraan), Tipografi, Susunan Rima (Bunyi), dan Majas. 

Adapun yg bisa dianalisis berdasakan struktur batin pada Puisi Doa Karya Chairil Anwar adalah tema, suasana, nada, dan amanat puisi.
Sebelum kita lakukan analisis, terdapat baiknya kita baca terlebih dahulu Puisi Doa Karya Chairil Anwar.
Doa


Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengigat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerlip lilin pada kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku aku mengembara pada negara asing
Tuhanku
Di pintu-Mu saya mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

Hasil Analisis Struktur Lahir (Struktur Fisik) Puisi Doa Karya Chairil Anwar


DIKSI PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR



Yang dimaksud dengan diksi adalah pilihan serta penggunaan kata yang memperkuat estetika serta kedalaman makna serta pesan puisi. Dalam pembahasan diksi puisi, jua berkaitan dengan makna konotatif dan makna denotatif.
Pilihan kata yg spesial Chairil Anwar yang digunakannya pada Puisi 'Doa' adalah CayaMu dalam larik:
CayaMu panas suci

Diksi CayaMu menjadi sangat bertenaga lantaran tidak digunakan oleh penyair-penyair lain. Kata Caya tentu mengacu dalam kata Cahya atau Cahaya yang jua bersinonim menggunakan sinar. 

Penggunaan kata panas yang dirangkai menggunakan istilah suci juga memperkuat serta memperindah puisi. Lantaran akhir istilah panas adalah suara s yang bisa eksklusif digunakan buat mengucapkan istilah suci. Diksi ini tentu memperindah puisi Doa.

KATA KONKRET PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Kata konkret adalah istilah yg konkret serta seoalah-olah mewakili keadaan sesungguhnya yg dituangkan sang penyair ke dalam puisinya. Jadi, kata konkret yg digunakan oleh Chairil Anwar pada Puisi Doa karyanya ini bisa dianalisis menjadi berikut:
Pintu-Mu

Penggunaan kata pintu dalam larik Di pintu-Mu saya mengetuk menunjukkan sebuah makna batas. Batas antara luar dan pada. Dengan menggunakan kata pintu yang diikuti istilah ganti miliki pintuMu yang merujuk pada Tuhan, memperlihatkan arti bahwa Penyair ingin masuk ke dalam (lindungan) Tuhan. 

Tapi buat mampu masuk ke pada rumah (lindungan) Tuhan tidak bisa langsung membuka pintu. Maka, ini berkaitan dengan istilah konkret selanjutnya yaitu mengetuk.

Mengetuk menandakan upaya yg masih belum kita lakukan sepenuhnya. Hanya bisa mengetuk, bahkan memanggil pemilik tempat tinggal pun tidak berani. Ini menandakan arti bahwa, menurut kanta konkret ini puisi Doa Chairil Anwar ini berisi ketidak-berdayaan.
Baca Juga: Contoh Kata Kata Konkret pada Puisi 

TIPOGRAFI PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Tipografi merupakan bentuk penulisan fisik puisi yang memperhatikan bentuk yg tampak. Dalam puisi doa di atas, bisa dianalisis menjadi berikut:
Secara tipografis, Puisi Doa karya Chairil Anwar ini terbagi menjadi dua bait. Yang masing-masing bait terdiri berdasarkan tujuh larik. Masing-masing larik disusun menggunakan sedikit kata.
Larik menggunakan kata terbanyak ada dalam bait kedua yaitu larik: Tuhanku saya mengembara di negeri asing. Sementara larik yg lain terdiri berdasarkan sedikit kata. Bahkan ada beberapa larik yg hanya terdiri dari satu istilah saja yaitu istilah Tuhanku dan istilah Remuk.


IMAJI PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Imaji yang dimaksud dalam analsis puisi adalah kekuatan puisi dalam memunculkan daya khayalan pembacanya. Istilah lain yg berkaitan dengan imaji merupakan pencitraan. Istilah yang lebih mudah, bisa kita sebut menggunakan seolah-olah. Jadi ada imaji visual (selah-oleh melihat) terdapat pula imaji yang seolah-olah mendengar, dan merasakan.
Adapun Imaji atau citraan yg masih ada pada puisi Doa Karya Chairil Anwar ini, ada 2 jenis imaji, yaitu citraan yang seolah-olah mendengar, citraan pengelihatan, serta citraan peraba.
Citraan (Imaji) yg seolah melihat masih ada pada larik pusi Doa:
Tinggal kerlip lilin pada kelam sunyi

Pada kata kerlip pembaca seolah-olah melihat lilin dengan nyalanya yg nir begitu akbar. Nah, untuk mengetahui sesuatu yang menyala kita menggunakan indra pengelihatan, jadi larik tersebut bisa diklaim sebagai citraan (imaji) pengelihatan.
Masih pada larik pada atas, terdapat punya kata sunyi. Sunyi itu berkaitan menggunakan indra pengelihatan. Memang nir mendengar apa-apa, karena keadaan sunyi. Untuk mengetahui kondisi sunyi maka dibutuhkan indra telinga. Maka, larik dalam puisi Doa di atas, bisa dianggap sebagai imaji indera pendengaran.
Baca Juga: Contoh Puisi yg Mengandung Citraan atau Imaji
Selanjutnya, imaji (citraan) peraba masih ada dalam larik:
CayaMu panas suci

Adanya kata panas menunjukkan hal yg bisa diketahui menggunakan indra peraba yang ada dalam lapisan kulit manusia. Jadi, rasa panas itu didapat melalu imaji peraba. Seoalah-olah merasaka hawa panas dari CayaNya.

MAJAS PUISI DOA KARYA CHAIRIL ANWAR


Majas yang dipakai pada pusi Doa karya Chairil Anwar ini ada dua jenis yaitu majas berlebihan serta majas metafora.
Majas hiperbola merupakan majas yang melebih-lebihkan. Majas ini terdapat dalam larik puisi Doa milik Chairil Anwar berikut adalah:
Aku hilang bentuk
Remuk

Baca Juga: Contoh Puisi dengan Majas

Jadi, penggunakan hilang bentuk dan remuk adalah sebuah perumpamaan yg sangat berlebihan. Tidak mungkin seorang yg masih berpuisi sampai kehilangan bentuk dirinya dan dalam syarat remuk.
Majas ke 2 yang dipakai dalam Puisi Doa sang Chairil Anwar ini adalah Majas Metafora. Majas metafora masih ada dalam larik:
Di pintuMu aku mengetuk

Jadi, penggunakan istilah Pintu dan Mengetuk saling berkaitan. Pintu merupakan majas metafora buat ampunan serta lindungan. Mengetuk merupakan metafor dari memohon. Larik di atas diklaim sebagai majas metafora karena membandingkan pintu-ampunan dan mengetuk-memohon tanpa memakai kata pembanding (misalnya; bagai).
Demikian penjelasan mengenai analisis puisi Doa karya Chairil Anwar. Sementara masih dari struktur lahir puisi saja. Dalam postingan selanjutnya akan dibahas analisis menurut struktur batinnya.
Baca Lanjutannya: Analisis Struktur Batin Puisi Doa Karya Chairil Anwar

UNSURUNSUR STRUKTUR FISIK PUISI DALAM SEBUAH ANALISIS PUISI

Dalam sebuah analisis puisi, terdapat kalanya sebuah puisi dianalisis dengan menggunakan teori struktural. Yaitu sebuah puisi dianalisis berdasarkan lapis fisik atau unsur struktur lahirnya. Yang dimaksud menggunakan unsur lahir atau unsur struktur fisik puisi merupakan bagian puisi yang bisa ditinjau secara indrawi. Tampak wujud tulisannya.
Jadi, buat mengetahui struktur fisik puisi, kita relatif menggunakan cara melihat bentuk penulisannya, membaca larik dan masing-masing pilihan istilah. Maka berdasarkan itu, yang tampak pada struktur fisik puisi merupakan yang bisa dicermati dan dibaca dan didengar tanpa wajib diresapi maknanya. Apabila telah berkaitan dengan tema, amanat, feeling atau perasaan penyair, itu tidak lagi berkaitan menggunakan badan atau fisik puisi, itu telah berkaitan dengan batin puisi.
Berikut ini adalah hal-hal atau unsur-unsur puisi yang ditinjau menurut segi struktur fisik atau struktur lahirnya.
Tipografi

Secara sederhana, tipografi dapat diartikan menjadi bentuk serta wujud atau gambar yg terlintas ketika kita melihat puisi sebelum membaca kata per kata. Tipografi ini bekaitan dengan puisi yg berupa pemenggalannya, pada satu baitnya terdapat berapa larik, atau hanya terdiri dari satu kata atau beberapa kata.
Ada jua puisi yg sangat memperhatikan tipografi, contohnya puisi Tragedi Sihka Winka karya Sutardji Calzoum Bachri. Dalam puisi ini, tipografi atau bentuk fisik puisinya berupa penggalan satu atau dua kata saja yang sengaja ditulis dengan bentuk zigzag.
Ada juga yg memakai istilah tipologi untuk menyebut bentuk fisik puisi.
Pengimajian (Citraan)

Pengimajian atau hanya disebut imaji atau citraan pada puisi termasuk ke dalam struktur fisik puisi. Citraan digolongkan ke dalam jenis struktur fisik (lahir) puisi karena buat mengetahuinya dilakukan dengan cara membaca puisi secara eksklusif.
Untuk mengetahui adanya citraan pendengaran contohnya wajib dibaca masing-masing larik puisinya.
Diksi

Diksi adalah pilihan serta penggunaan kata. Pengguaan istilah jelas bisa ditinjau serta dianalisis secara lahir. Penulisan contohnya, 'nusia yang spesial Chairil Anwar, bentuk penulisan itu yg menghilangkan suku kata 'ma' bisa dicermati secara lahir.
Gaya Bahasa

Gaya bahasa atau istilah lainnya adalah majas  merupakan bentuk penulisan dan penggunaan kata yang memperlihatkan keadaan yg kadang tidak mungkin.

Kata Konkret

Kata konkret juga adalah bagian dari struktur lahir puisi karena pilihan kata sanggup dilihat dan dianalisis.
Itulah hal-hal atau unsur-unsur struktur fisik atau struktur lahir puisi, yg biasa dipakai menjadi dasar analisis puisi secara struktural.

ANALISIS STRUKTUR FISIK PUISI NYANYIAN GERIMIS KARYA SONI FARIDA MAULANA

Tulisan ini merupakantugas Pelatihan Daring Program Pengajar Pembelajar yang diunggah keGuruPembelajar.id Kelas KK F Jember.

Disusun Oleh: M.nasiruddin Timbul Joyo (SMP PGRI Jengawah)


Nyanyian Gerimis

     Karya Soni Farid Maulana

Telahkutulis jejak hujan
Padarambut dan kulitmu yang basah. Kuntum 
Demikuntum kesepian yg mekar seluas kalbu
Dipetikhangat percakapan juga mobilitas sukma
Yangsaling tahu gairah terpendam
Dialirkansungai ke muara
           Sesaat kita larut pada keheningan
           Cinta membuat kita betah hidup di bumi
           Ekor cahaya berpantulan pada matamu
           Seperti lengkung pelangi
           Sehabis hujan menyentuh telaga

Inikahmusim semi yg sarat nyanyian
Jugatarian burung-burung itu?
Kerinduanbagai awah gunung berapi
Saratletupan. Lalu desah nafasmu
Adalahpuisi adalah gelombang lautan
Yangmenghapus jejak hujan
Dipantai hatiku.
            Begitulah jejak hujan
            Pada kulit serta rambutmu
            Menghapus jeda dan bahasa
            Antara kita berdua
                         1988


1.Diksi merupakan Pilihan dan Penggunaan Kata


Pilihan dan penggunaan istilah dalam  Nyanyian Gerimisi karya Soni Farid Maulanalebih banyak memakai kata yang bermakna konotasi.

Berikut beberapa pilihan kata yang ada puisi NyanyianGerimis berdasarkan makna pungkasnya.

Kuntum,kata ini umumnya digunakanuntuk menyebut bunga pada frasa ‘sekuntum bunga’. Kata kuntum digunakanoleh penulis Nyanyian Gerimis dirangkai menggunakan kesepian. Kesepiandianggap mempunyai kermiripan dengan bunga. Kesepian adalah sesuatu yang tidakenak, merasa sendiri, namun jua mempunyai nilai keindahan, lantaran berkaitandengan gairah terpendam/ dialirkan sungai ke muara. Jadi, meskipun dalamkeadaan kesepian tetapi demi cinta ‘cinta membuat kita betah hayati di bumi.

Tidak hanya istilah kuntum, pilihan kata yang digunakanjuga poly yang misalnya itu, misalnya puisi yang diumpamakan dengan gelombanglautan dalam baris Adalah puisi adalh gelombang lautan.


2.Pengimaji atau Citraan


Citraan adalah gambaran yang terdapat pada puisi yangseolah-olah bisa dirasakan oleh alat indra insan.

Adapun citraan atau pengimaji dalam puisi NyanyianGerimis adalah menjadi berikut:
Citra Pendengaran

Citra pendengaran terdapat pada baris ‘inikah musim semi yg saratnyanyian’ (bait ketiga baris ke 2)

Nyanyianberkaitan menggunakan suara,maka nyanyian adalah tanda bahwa baris tadi mengandung citrapendengaran.

Selain baris tersebut, bari-baris berikut adalah jugamengandung citraan pendengaran pada puisi Nyanyian Gerimis:

            Saratletupan. Lalu desah nafasmu


            Sesaat kita larut dalam keheningan


Letupan serta desah nafas (bunyi nafas) dapatdiketahui melalui indra pendengaran. Begitu jua menggunakan keheningan. Keheninganberarti syarat tidak terdapat bunyi, kondisi sepi tersebut dapat diketahui denganindra indera pendengaran.

Citra Pengelihatan

            Ekorcahaya berpantulan pada matamu

            Seperti lengkung pelangi


Adanya ekor cahaya yg berpantulan bisa diketahuimelalui indra pengelihatan, begitu jua menggunakan lengkung pelangi.  Bentuk lengkung, dapat diketahui melaluipengelihatan begitu pula pelangi, yg identik menggunakan rona-warni.

Kata dan frasa lain yang memperlihatkan adana citrapengelihatan pada puisi di atas merupakan tarian burung-burung;.



Citra Peraba

Puisi Nyanyian Gerimis memiliki citraperaba, yaitu kata-istilah dalam puisi yg seolah dapat dirasakan melalui indraperaba. Antara lain terdapat dalam baris keempat bait pertama. Dalam baristersebut ada istilah hangat.

Hangat adalah kondisi yg dapat diketahui olehmanusia menggunakan indra peraba yang terdapat pada seluruh jaringan kulitnya.


3.Kata Konkret

Kata nyata adalah istilah yang ‘mewakili’ suatukeadaaan. Kata konkret yg masih ada pada puisi Nyanyian Gerimis adalah:

Pelangi yang melambangkan ‘keindahan penuh warna’

Musim semi melambangkan, ‘fase baru yg lebih indah’

4.Majas/Gaya Bahasa

Majas atau gaya bahasa yg masih ada  dalam puisi Nyanyian Gerimis di atasantara lain adalah personifikasi, metafora, sinekdok pars prototo, dan sinestesia.

Majas Personifikasi masih ada pada baris-barisberikut ini:

            NyanyianGerimis

Yang bisa bernyanyi adalah insan. Apabila gerimisbisa bernyanyi maka seolah-olah gerimis bertindak misalnya  insan, maka ini adalah majas personifikasi.

            Tarian burung-burung


Sama halnya menggunakan penjelasan baris judul. Yangdapat menari merupakan insan. Maka tarian burung merupakan personifikasi.

Majas Metafora
 Majasmetafora terdapat dalam baris,
             

Demi kuntum kesepian yg mengembang seluas kalbu
Dipetik hangat percakapan jua gerak sukma

Dipetik adalah pekerjaan yang dikenakan buat buahdan bunga. Pada baris puisi di atas, istilah dipetik diperuntukkan pada kondisi ‘kesepian’.

Majas Sinekdok Pars Prototo
Majas ini juga terdapat dalam puisi NyanyianGerimisi, khusunya dalam baris:

            Begitulah jejak hujan

            Pada kulit dan rambutmu


Yang disebutkan pada baris puisi tadi ‘hanya’rambut serta kulit, padahal kedua istilah tadi (rambut serta kulit) merupakan seluruhtubuh. Maksudnya semua tubuh basah kehujanan.

Majas Sinestesia
Majas sinestesia secara sederhana dapat diartikansebagai pertukaran istilah yang digunakan dari indra tertentu.

            Dipetikhangat dialog.....


Baris pada atas menggunanakan kata hangat  buat percakapan.  Hangat seharusnya digunakan buat sesuatuyang dapat diketahui memakai indra peraba, misalnya udara hangat.percakapan yang merdu, misalnya sama-sama memakai indra pendengar. Makapenggunaan hangat dalam frasa hangat percakapan merupakan majassinestesia.


5.Rima/Irama


Rima dan Irama pada puisi di atas tidak begitukuat, sehinga nir ada yang spesial menurut segi rima dan irama.  Masing-masing bait nir konsisten penggunaanbunyi akhirnya, tetapi penggunaan beberapa suara sengau (akhir alfabet m, u, dann) memberitahuakn bahwa puisi tadi mengandung kesedihan.

ANALISIS STRUKTUR LAHIR DAN STRUKTUR BATIN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO GURUPEMBELAJAR.ID

Analisis struktural genetik puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono. 

Artikel ini merupakan tugas tagihan pada program pelatihan Pengajar Pembelajar yang disususn sang M. Nasiruddin Timbul Joyo, Peserta Kelas Bahasa Indonesia D Jatim KK F Jember-1. 

Semoga dapat dijadikan bahan perbandingan.



Hujan Bulan Juni
         Karya Sapardi Joko Damono

Tak ada yg lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yg berbunga itu

Tak ada yg lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Taka ada yg lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yg tidak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
                   (hujan bulan juni, 1994)




Struktur Fisik Puisi Hujan Bulan Juni.

a. Tipologi

Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi DjokoDamono terdiri berdasarkan 3 bait yg masing-masing bait terdiri berdasarkan empat baris.masing-masing baris nir lebih berdasarkan sebelas suku istilah.

b. Diksi

Pilihan katayang dipakai oleh Sapardi Djoko Damono adalah kata-istilah yang bernas danmenunjukkan kedalaman makna. Kata yg sangat kuat adalah tabah, bijak, dan arif. Ketiganyadibandingkan menggunakan hujan bulan juni.
c. Pengiamjian/Citraan

CitraPengelihatan (Imaji Visual)
Merupakancitraan yg sangat secara umum dikuasai dalam puisi HujanBulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ini. Citraan yang lain tidak tampak.masing-masing bait, mengandung citraan pengelihatan.
Salah satubaris yang paling bertenaga memberitahuakn citraan pengelihatan adalah baris berikutini:
Kepada pohon yg berbunga itu

Kondisi pohon yg berbunga dapat diketahuidengan indra pengelihatan.

Selain citrapengelihtan juga ada gambaran indera pendengaran yang mungkin bisa dilekatkan pada baitpertama, lebih tepatnya pada baris:
Dirahasiakannyarintik rindunya

Rintikmerupakan bunyi yg dapat ditangkap menggunakan indra indera pendengaran.


d. Majas / Gaya Bahasa

Puisi Hujan Bulan Juni memiliki dua majas.majas yang paling tampak adalah majas personifikasi. Yaitu seolang-olah hujan memilikif sifat tabah, bijak, dan arif seperti manusia. Baris pertama masing-masing bait mengandungmajas personifikasi ini.

Selain majaspersonfikasi, pula masih ada gaya bahasa repetisi. Repetisi penuh terdapat padabaris Dari hujan bulan Juni.

Ketiga baitpuisi tersebut mengandung baris ini di baris keduanya.

Selainrepetisi penuh, pula terdapat reptisi pengulangansebagian baris yaitu Adakah yanglebih.

e. Rima / Irama

Rima dalampuisi Hujan Bulan Juni, bisa diidentifikasi berupa aliterasi, yaitu perulangan bunyi konsonan.
Perulanganbunyi /n/ masih ada dalam baris
Hujan bulan Juni.

Masing-masingkata pada baris tersebut mengandung huruf /n/.


Perulanganbunyi /r/ terdapat pada baris:
            Dirahasiakannyarintik rindunya.

Masing-masingkata tersebut adalah rahasia, rintik, danrindu sama-sama diawali menggunakan suara /r/.


Perulangan bunyi /r/ lebih terasapada dua baris terakhir puisi Hujan BulanJuni berikut ini:
Dibiarkannyayang tidak terucapkan

Diserapakar pohon bunga itu


f. Kata Konkret

Kata konkretyang terdapat dalam Puisi Hujan BulanJuni adalah sebagai berikut:
“Pohon”mewakili manusia yg diam saja tapiindah. Yang dimaksud dengan pohon di sini adalah sesuatu yang dirindu danberbunga (indah). Meskipun nir bergerak mampu menyerap rindu.


“Bunga”mewakili perempuan.

Hujan”mewakili manusia yang terjatuh, Karenajatuhnya dalam Bulan Juni berartijatuh berkali-kali nir pada tempatnya. Juni umumnya animo kering.

Penjelasan lengkap tentang kata konkret dapat dibaca dalam artikel yg berjudul Kata Konkret pada Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono


Struktur Batin Puisi Hujan Bulan Juni

a. Tema

Tema puisi Hujan Bulan Juni adalah Cinta terpendam yang tak terungkapkan.
Meskipuncintanya tidak terungkapkan oleh insan (hujan) permanen tabah, arif, danbijaksana. Membiarkan keadaan menghapus jejak (cintanya) di jalan(kehidupan)nya. Dia ragu akan mengungkapkan ataukah nir.
Hinggaakhirnya dia membiarkan yg tidak terucapkan permanen terdapat dan diserap melalui akarpohon yang berbunga. Artinya, diserap serta diketahui secara sembunyi-sembunyi(akar tersembunyi di pada tanah) sang perempuan (pohon berbunga) yg dicintainya.

b. Perasaan

Perasaanpenyair yang tampak dalam Puisi HujanBulan Juni adalah perasaan orang yg sabar meskipun harus memendam rasa.kesabaran tersebut tampak pada penggunaan kata tabah, bijak, dan arif. Diajuga ragu membicarakan perasaannya hingga akhirnya dia menghapus jejak-jejaknya.

c. Nada

Nada puisitersebut merupakan kegetiran. Hal ini ditunjukkan menggunakan penggunaan alfabet /r/ yangberulang-ulang pada puisi. Pilihan kata yang digunakan jua memberitahuakn bahwapenyair mengalami keraguan. Hingga akhirnya menentukan diam saja. Mencintai dalamdiam.

d. Amanat


Adapun amanat puisi HujanBulan Juni adalah menjadi berikut:
1. Semua orang harus mempunyai sifat tabah, arif, dan bijakmeskipun segala sesuatu tidak misalnya yang kita harapkan.

2. Tidak semua hal yang kita inginkan mampu kita dapatkandengan gampang.

ANALISIS LIRIK LAGU KEMESRAAN KARYA IWAN FALS


Analisis Lirik Lagu ‘Kemesraan’ Karya Iwan Fals
Berikut ini merupakan hasil analisis lirik lagu Iwan Fals yg berjudul Kemesraan. Teori yg dipakai pada analisis ini merupakan teori struktural, yaitu teori yg menelaah sebuah karya sastra dicermati dari struktur intrinsiknya.

Lirik Lagu Kemesraan
Suatu hari pada kala duduk di tepi pantai
Dan memandang ombak pada samudera yg kian menepi
Burung camar terbang bermain diderunya air
Suara alam ini hangatkan jiwa kita

Sementara sinar mentari perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu mengalunkan melodi mengenai cinta
Ada hati membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa tercurah saat itu


Kemesraan ini janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini ingin kukenang selalu
Hatiku tenang jiwaku tenteram disampingmu
Hatiku damai jiwaku tenteram bersamamu


Hasil analisis:
Untuk tahu sebuah karya sastra, maka diperlukan tahapan parafrasa buat memahaminya. Hal ini diharapkan lantaran lirik lagu seperti halnya puisi adalah bahasa yg sangat singkat. Maka diperlukan istilah penghubung yang sanggup mengungkapkan maksud puisi tadi.

Baca Juga: Analisis Lirik Lagu GADIS TANI Karya Iwan Fals

Berikut adalah parafrase puisi lirik lagu Kemesraan karya Iwan Fals.

Suatu hari pada kala (kita) duduk di tepi pantai (bersama)
Dan (kita) memandang ombak pada samudera yang (bergerak) kian (semakin) menepi
(juga terdapat) Burung camar terbang bermain di (selingi menggunakan suara) derunya air
Suara alam ini hangat jiwa kita (yg mendengarnya)

Sementara (itu ketika itu seluruh berlangsung) sinar matahari perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu (yg kau petik) mengalunkan melodi (mengiri lagu) mengenai cinta
Ada hati(mu dan hatiku) (yang sedang) membara (saling mengikat) erat bersatu
Getar semua (cinta) (dari) jiwa tercurah ketika itu

Kemesraan (kita) ini janganlah cepat berlalu (berakhir)
Kemesraan ini ingin ku kenang selalu (dalam hidupku)
Hatiku hening (serta)jiwaku tentram (saat saya ada) disampingmu
Hatiku tenang jiwaku tentram bersamamu


BUNYI
Permainan Bunyi yg ada dalam lagu Kemesraan karya Iwan Fals ini adalah permainan rima, yaitu kesmaan suara akhir berdasarkan sebuah bait puisi. Rima tersebut ada pada bait
Kemesraan ini janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini ingin kukenang selalu
Hatiku damai jiwaku tentram disampingmu
Hatiku tenang jiwaku tentram bersamamu

dalam bait tersebut masing-masing baris diakhiri menggunakan alfabet /u/.
Selain persamaan bunyi akhir, jua ada persamaan kata awal pada masing-masing 2 bari pertama serta dua baris terakhir bait tadi. Dua baris pertama yaitu buyi kemesraan ini sementara di 2 baris terakhir iterasi bunyi hatiku hening jiwaku tentram. Penggunaan kata yang sederhana dan berulang ini memunculkan keindahan tersendiri pada puisi lirik lagu tadi.

CITRAAN
Pencitraan yang ada pada puisi lirik lagu Kemesraan karya Iwan Fals ini ada tiga macam yaitu citra telinga serta gambaran pengelihatan.

1.citra indera pendengaran terdapat dalam tiga 2 baris yang berbeda, yaitu:
.... Bermain pada derunya air
deru air merupakan bunyi air (ombak) yg menderu-deru.
Suara alam ini .....
Suara gitarmu mengalunkan melodi mengenai cinta.
Ketiga hal tadi dapat diketahui melalui pendengaran.

2.citra pengelihatan
Citra pengelihatan bisa diketahui pada baris
Dan memandang ombak pada samudera yg kian menepi
Burung camar terbang....
Sinar mentari mulai tenggelam
Ketiga hal tersebut dapat diketahui melalui indra pengelihatan.

3. Citra Peraba
Citra peraba adalah suasana atau keadaan dalam puisi yang dapat diketahui melalui indra peraba (kulit). Citra peraba terdapat pada baris:
Suara alam ini hangatkan jiwa kita

Ada hati membara erat bersatu

Hangat serta membara adalah keadaan yang bisa diraasakan melalui indra peraba.

MAKNA
Puisi lirik Kemesraan karya Iwan Fals ini memiliki makna kesederhanaan serta kebersamaan. Untuk mampu merasakan kebersaman yang indah tidak perlu bermewah-glamor. Cukup menikmati keindahan alam yg sudah ada mengenai bahari serta seisi alam dan bersama orang yang disayangi semua akan terasa latif. Maka orang-orang yg beserta tersebut nir ingin cepat berlalu.

AMANAT
Ada 2 amanat atau pesan moral yang bisa diambil berdasarkan puisi lirik lagu Kemesraan karya Iwan Fals ini, yaitu:
1.Tentang kebersamaan,
Untuk menerima kebahagian serta ketenangan, tidak perlu sesuatu hal yang glamor. Cukup berkumpul dan menikmati keadaan beserta dengan orang kita sayangi itu sudah relatif.
2.Tentang cinta alam,

Dari lirik lagu Iwan Fals tadi ditunjukkan tentang keindahan alam, tentang ombak, mengenai suara alam, serta surya karam (senja), dan mengenai burung camar. Hal itu menampakan bahwa keadaan alam (latar) dalam puisi lagu tadi masih terjaga. Apabila tidak terjaga maka telah tidak latif lagi.