KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019 PROV BANTEN

Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2018/2019

PROVINSI BANTEN

Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2018/2019 - Assalamualaikum seluruh, pada postingan ini saya akan membuatkan Kalender Pendidikan Terbaru Tahun Pelajaran 2018/2019 yang mampu anda unduh secara perdeo.

Kalender Pendidikan merupakan pengaturan ketika buat kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yg meliputi permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif serta hari libur sekolah.

Mendekati tahun pelajaran 2018/2019 sekolah/madrasah di wajibkan memiliki kalender pendidikan. Kalender pendidikan memiliki kiprah yg sangat penting karena menggunakan adanya kalender pendidikan, akan memudahkan guru buat membuat acara Tahunan dan Program Semester. Kedua acara tadi selanjutnya di implementasikan menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta Kegiatan Pembelajaran.
Mengingat tahun ajaran baru sebentar lagi perlunya di susun kalender pendidikan TK/PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK tahun pelajaran 2018/2019. Adapun Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2018/2019 adalah sebagai berikut :

Bagi sekolah/madrasah yang belum memiliki Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2018/2019 bisa mengunduhnya disini klik UNDUH

Demikian Kalender Pendidikan Provinsi Banten Tahun Pelajaran 2018/2019 yg bisa aku bagikan, semoga bermanfaat.

KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PROVINSI JAWA BARAT

Sahabat Pengajar dimana pun berada beberapa hari lagi Tahun Pelajaran 2015/2016 akan segera berakhir, buat itu kita akan memasuki Tahun Ajaran 2016/2017. Menjadi galat satu administrasi pembelajaran, kita memerlukan KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 (Taman Kanak-kanak, SD, Sekolah Menengah pertama, SMA, Sekolah Menengah Kejuruan serta SLB) buat menyusun administrasi pembelajaran yang lainnya, Berikut ini Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2016/2017 (TK, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah pertama, Sekolah Menengah Atas, SMK dan SLB)Provinsi Jawa Barat :
Download Kalender Pendidikan Tahun Ajaran Baru 2017/2018


KALDIK KALENDER PENDIDIKAN TAHUN 20182018

Download Kalender Pendidikan/ Kalender Akademik Tahun 2017-2018, Kalender pendidikan atau Kalender Akademik adalah Kalender yg dipakai buat kegiatan pembelajaran peserta didik disekolah selama satu tahun ajaran yg mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Berikut Ini Beberapa Kalender Pendidikan 2017/2018 Dari Beberapa Kota Dan Provinsi Di Indonesia
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Prov. Aceh (NAD) Tahun Pelajaran 2017/2018
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Prov. Kepulauan Riau Tahun Pelajaran 2017/2018
  • (KALDIK) Draf. Kalender Pendidikan Prov. Banten Tahun Pelajaran 2017/2018
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Prov. DKI Jakarta Tahun Pelajaran 2017/2018
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Prov. Jawa Barat Tahun Pelajaran 2017/2018
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Prov. Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018 
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Prov. Jawa Timur Tahun Pelajaran 2017/2018
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Prov. Di Yogyakarta Tahun Pelajaran 2017/2018 
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Prov. Bali Tahun Pelajaran 2017/2018
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Prov. Kalimantan Timur Tahun Pelajaran 2017/2018
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Kota Banjarmasin Prov. Kalimantan Selatan 2017/2018
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Prov. Sumatera Barat Tahun Pelajaran 2017/2018
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Kab. Agam Prov. Sumatera Barat Tahun Pelajaran 2017/2018
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Prov. Sulawesi Tengah Tahun 2017/2018
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Prov. Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun2017/2018 
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Madrasah Tahun 2017/2018 Yang Diterbitkan Kemenag
  • (KALDIK) Kalender Pendidikan Excel Madrasah Jawa Tengah Tahun 2017/2018
Semoga Bermanfaat dan Sekolah Kita Berjalan Dengan Sukses Dan lancar ditahun Ajaran 2017/2018!

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018/2019

Kalender Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018/2019 - Kalender Pendidikan (Kaldik) Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2018/2019 yg mampu anda unduh secara gratis. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 422/9492-Set.disdik tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2018/2019. Kalender Pendidikan merupakan pengaturan saat untuk kegiatan pembelajaran siswa selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, ketika pembelajaran efektif dan hari libur sekolah.

Kalender pendidikan (Kaldik) wajib dimiliki lantaran memiliki peran yang sangat penting, menggunakan adanya kalender pendidikan, akan memudahkan pengajar buat membuat program Tahunan serta Program Semester. Kedua program tersebut selanjutnya di implementasikan menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta Kegiatan Pembelajaran.

Mengingat tahun ajaran baru sementara waktu lagi perlunya pada susun kalender pendidikan TK/PAUD, SD/MI, Sekolah Menengah pertama/MTs, Sekolah Menengah Atas/MA, SMK tahun pelajaran 2018/2019. Adapun penampakan gambar Kalender Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2018/2019 adalah sebagai berikut:
Kaldik Provinsi Jawa Barat TK/PAUD, SD/MI, SMP/MTs, Sekolah Menengah Atas/MA, SMK Tahun Pelajaran 2018 2019.

Selengkapnya, bagi sekolah/ madrasah yg belum memiliki Kalender Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2018/2019 bisa mengunduhnya melalui tautan link yg saya sematkan pada bawah ini.

Kaldik Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2018/2019.xlsx, Unduh



Terbaru menurut admin :
Hasil UPP Kemendikbud Tahun 2018 Beserta Lampiran ( Unduh )
Inpassing Pengajar Sertifikasi Tahun 2018 ( Unduh )
Pengumuman Hasil PPNPN Tahun 2018 ( Unduh ) 

KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN 2018/2019 DARI KEMENTERIAN AGAMA RI


Selamat malam sahabat guru dan rekan tenaga kependidikan yg ada pada semua nusantara.selamat tiba serta berjumpa balik dengan saya pada blog berkasgurugaleri.blogspot.com.pada kesempatan malam ini aku akan berbagi materi seputar Kalender Pendidikan madrasah Tahun Pelajaran 2018-2019 yang telah di keluarkan sang Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.


Dalam rangka kelancaran proses pendidikan pada Madrasah ,Direktorak Kurikulum Sarana Kelembagaan serta Kesiswaan madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,membicarakan Kalender Pendidikan Madrasah tahun pelajaran 2017-2018 .berkenaan menggunakan hal tadi diatas ,disampaikan hal-hal menjadi berikut:
  1. Kegiatan pembelajaran tahun 2018-2019 dimulai lepas 17 Juli 2018.
  2. Kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi dapat tetapkan kalender pendidikan yang diubahsuaikan menggunakan kalender pendidikan pada sekolah umum yang di keluarkan oleh Dinas Pendidikan serta Kebudayaan Setempat.
  3. Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2018-2019 tercantum pada lampiran berikut yang emnjadi bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
  4. Selama bulan suci Ramadhan ,diperlukan Madrasah mengadakan kegiatan yang bisa menyemarakan Bulan Suci Ramadhan .
Bagi rekan guru Madrasah maupun Kepala Madrasah yg ingin mengunduh Surat edaran berdasarkan Kementerian Agama Republik Indonesia serta contoh Kalender Pendidikan Madrasah tahun 2018/2019, kami persilahakn download pada bawah ini:

Silahkan baca jua :
Demikian materi seputar Kalender Pendidikan Madrasah tahun pelajaran 2018-2019 bersama surat edaran dari Kementerian Agama RI.semoga bermanfaat serta bisa dijadikan menjadi  panduan dalam pelaksanaan pembelajaran tahun 2018-2019.

DOWNLOAD KALENDER PENDIDIKAN 2017/2018 DAERAH JAWA TENGAH




Kalender Pendidikan (Kaldik) merupakan sebuah pengaturan ketika aktivitas pembelajaran siswa selama satu tahun ajaran yang meliputi:
  1. permulaan tahun pelajaran
  2. minggu efektif belajar
  3. waktu pembelajaran efektif serta 
  4. hari libur. 

Permulaan Tahun Pelajaran  adalah saat dimulainya aktivitas pembelajaran pada athun baru pelajaran dalam setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar merupakan jumlah minggu aktivitas pembelajaran  buat setiap tahun pelajaran dalam setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif merupakan jumlah jam pembelajaran setiap minggu, mencakup jumlah jam pembelajaran buat semua mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk aktivitas pengembangan diri. Waktu libur adalah dimana waktu yang ditetapkan buat nir ditiadakan kegiatan pembelajaran terpola dalam satuan pendidikan yg dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jarak antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari akbar nasional, serta hari libur spesifik.

Untuk menambah wawasan kita tentang  Kalender Pendidikan 2017/2018 Provinsi Jawa Tengah  ini dirinci secara lengkap yakni:
Kalender Pendidikan berdasarkan 5 hari kerja antara lain:
Kalender Pendidikan 2017/2018 TK/RA Propinsi Jawa Tengah dari lima hari kerja
Kalender Pendidikan (Kaldik) 2017/2018 SD/MI Propinsi Jawa Tengah berdasarkan 5 hari kerja
Kalender Pendidikan 2017/2018 Sekolah Menengah pertama/MTs Propinsi Jawa Tengah  (Jateng) menurut 5 hari kerja
Kalender Pendidikan (Kaldik) 2017/2018 Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan Propinsi Jawa Tengah menurut lima hari kerja

Kalender Pendidikan berdasarkan 6 hari kerja antara lain:
Kalender Pendidikan 2017/2018 Taman Kanak-kanak/RA Propinsi Jawa Tengah berdasarkan 6 hari kerja
Kalender Pendidikan (Kaldik) 2017/2018 Sekolah Dasar/MI Propinsi Jawa Tengah berdasarkan 6 hari kerja
Kalender Pendidikan 2017/2018 Sekolah Menengah pertama/MTs Propinsi Jawa Tengah  (Jateng) berdasarkan 6 hari kerja
Kalender Pendidikan (Kaldik) 2017/2018 Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan Propinsi Jawa Tengah menurut 6 hari kerja

Link download tentang Kalender Pendidikan 2017/2018 Daerah Jawa Tengah:
  • Juknis Penyusunan Kalender Pendidikan link download
  • Kaldik Taman Kanak-kanak TP 2017/2018 masuk lima hari di sini 
  • Kaldik TK TP 2017/2018 masuk 5 hari link alternatif di sini
  • Kaldik TK TP 2017/2018 masuk 6 hari di sini
  • Kaldik Taman Kanak-kanak TP 2017/2018 masuk 6 hari link cara lain  di sini
  • Kaldik SD-SLB TP 2017/2018 masuk 5 hari di sini 
  • Kaldik Sekolah Dasar-SLB TP 2017/2018 masuk 5 hari link cara lain  di sini
  • Kaldik Sekolah Dasar-SLB TP 2017/2018 masuk 6 hari di sini 
  • Kaldik Sekolah Dasar-SLB TP 2017/2018 masuk 6 hari link cara lain  di sini
  • Kaldik SMP/MTs TP 2017/2018 masuk lima hari di sini 
  • Kaldik SMP/MTs TP 2017/2018 masuk lima hari link cara lain  di sini
  • Kaldik Sekolah Menengah pertama/MTs  TP 2017/2018 masuk 6 hari di sini 
  • Kaldik SMP/MTs  TP 2017/2018 masuk 6 hari link alternatif di sini
  • Kaldik SMA TP 2017/2018 masuk lima hari di sini 
  • Kaldik Sekolah Menengah Atas TP 2017/2018 masuk lima hari link cara lain  di sini
  • Kaldik SMA TP 2017/2018 masuk 6 hari di sini
  • Kaldik Sekolah Menengah Atas TP 2017/2018 masuk 6 hari link cara lain  di sini


Semoga Kalender Pendidikan 2017/2018 Daerah Jawa Tengah bermanfaat moon maaf atas segalakhilaf.

DOWNLOAD KALENDER PENDIDIKAN SD SMP DAN SMA TP 20182018



Tahun pelajaran baru2015/2016 dimulai pertengahan Juli 2015 mendatang, buat kelancaran proseskegiatan belajar mengajar disusunlah Kalender Pendidikan buat merencanakankegiatan-aktivitas pendidikan selama tahun pelajaran baru 2015/2016.

Kalender pendidikan tahun 2015/2016ini mengatur saat buat kegiatan pembelajaran murid selama satu tahunpelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,ketika pembelajaran efektif serta hari libur.

Adanya kalander pendidikan tahun pelajaran2015/2015 bisa membantu pengajar melaksanakan kewajiban membuat acara pada awaltahun, seperti; program tahunan dan program semester, Silabus, danRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kalender pendidikan tahun pelajaran2015/2016 dapat didownload di tautan berikut ini:




Berbeda dengan tahun pelajaran sebelumnya,semua sekolah mengimplementasikan Kurikulum 2013. Pada tahun pelajaran2015/2016 ini nir memakai kurikulum baru atau permanen menggunakan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP).


Hari Libur Umum Pada Kalender Pendidikan Tahun 2015/2016


·Tanggal17-18 Juli 2015 : Hari Raya Idul Fitri 1436 H
·Tanggal17 Agustus 2015 : Hari Kemerdekaan RI.
·Tanggal24 September 2015 : Hari Raya Idul Adha 1436 H.
·Tanggal14 Oktober 2015 : TahunBaruHijriyah.
·Tanggal23 Desember 2015 : Maulid Nabi Muhmmad SAW
·Tanggal25-26 Desember 2015 : Libur generik Hari Nata
·Tanggal1 Januari 2016 : Tahun Baru Masehi 2016.
·Tanggal18 Februari 2016 : Tahun Baru Imlek 2566.
·Tanggal9 Maret 2016 : Hari Raya Nyepi.
·Tanggal25 Maret 2016 : Wafat Isa Al-Masih.
·Tanggal1 Mei 2016 : Hari Buruh.
·Tanggal5 Mei 2016 : Peringatan Isra’ Mi’raj 1437 H
·Tanggal5 Mei 2016 : Kenaikan Isa Al-Masih
·Tanggal22 Mei 2016 : Hari Raya Waisak

Sedangkan jumlah hari pembelajaran efektif dalam1 tahun pelajaran sekurang-kurangnya 204 hari belajar serta sebanyak-banyaknya228 hari belajar yg digunakan untuk aktivitas pembelajaran, sesuai dengankurikulumyang berlaku.

Download Juga Perangkat Pembelajaran Lengkap Prota, Promes, RPP serta Silabus serta Rincian 

Download  Rincian Minggu Efektif



JUKNIS PPDB PENERIMAAN PD BARU TAHUN 2018/2019

Juknis Penerimaan Peserta Didik Baru atau disingkat PPDB tahun 2018/2019 ini merupakan pedoman penerimaan siswa baru tahun pelajaran 2018/2019, tahun pelajaran ketika ini telah hampir habis tinggal beberapa bulan lagi, dikarenakan untuk taraf Sekolah Menengah pertama/MTs, Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan, MA sudah melaksanakan ujian nasional, tinggal taraf Sekolah Dasar atau SD yang belum melaksankan ujian sekolah, Juknis PPDB yg akan saya bagikan ini adalah Juknis resmi dari kemdikbud, juknis PPDB ini jua telah dilengkapi buat tingkat satuan pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan Sekolah Menengah Atas/SMK/MA. Juknis PPDB ini pula sanggup dipakai diwilayah DKI Jakarta, Jatim, Jawa tengah, serta seluruh instansi di indonesia.

Juknis PPDB tahun pelajaran 2018/2019 merupakan panduan atau peraturan pada mendapat siswa baru di tahun pelajaran 2018/2019 yg akan pada mulai tanggal 17 Juli 2018 sesuai dengan Kalender Pendidikan tahun pelajran 2018/2019, untuk kalender pendidikan sendiri sanggup anda download DISINI, berikut tampilan laman utama didalam Juknis PPDB terkini :
[DOWNLOAD] Juknis PPDB tahun pelajaran 2018/2019 tingkat SD
[DOWNLOAD] Juknis PPDB tahun pelajaran 2018/2019 tingkat SMP
[DOWNLOAD] Juknis PPDB tahun pelajaran 2018/2019 tingkat SMA
[DOWNLOAD] Juknis PPDB tahun pelajaran 2018/2019 Madrasah. 


KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH MADRASAH DENGAN FORMAT EXCEL


Kalender Pendidikan Sekolah Madrasah Dengan Format Excel
Senang cita rasanya berjumpa balik menggunakan rekan - rekan guru di seluruh Indonesia yg sangatlah kami hormati dan kami model pada mendidik murid - siswi generasi bangsa, tanpa rekan - rekan pengajar berdasarkan sabang sampai merauke apalah negara ini karena poros negara merupakan pendidikannya apabila mutu pendidikannya baik maka baik pula negara ini.

Kalender Pendidikan RA/Madrasah Tahun Pelajaran 2017/2018 versi Excel buat daerah Kanwil Kemenag Jawa Timur. Kaldik ini berdasarkan Surat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Nomor B-3009/Kw.13.2/1/PP.00/lima/2017 tertanggal 30 Mei 2017.

Surat yg ditujukan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se Jawa Timur tadi berisikan pengiriman kalender pendidikan tahun pelajaran 2017/2018 menjadi panduan dalam penyelenggaraan pendidikan di RA/Madrasah. Tentunya ini berlaku buat daerah Provinsi Jawa Timur.

Penyusunan pedoman Kaldik buat Jawa Timur ini tentunya sudah disesuaikan menggunakan Surat Edaran Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan serta Kesiswaan Madrasah (KSKK Madrasah) Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Nomor 392/Dj.I/Dt.I.I/HM.00/04/2017 tentang Kalender Pendidikan Madrasah Tahun Pelajaran 2017/2018 yang sudah dikeluarkan sebelumnya.

Tentunya seorang pengajar pastilah harus memiliki adminitrasi baik adminitrasi kelas juga adminitrasi sekolah karena pada dasarnya seseorang pengajar selain mengajar serta menaruh ilmu kepada anak didik - siswi ternyata jua harus mempunyai adminitrasi sebab dengan adminitrasi tersebut dapat menjadi bukti pada apapun misalnya dalam kondisi mendapat tunjangan pastilah harus mengumpulkan adminitrasi kelas maupun sekolah dan dengan berkembangnya zaman sekarang ini adminitrasi sudah bisa pada kemas dalam sebuah pelaksanaan yang misalnya mau kami berikan ini.

Berikut link Download:

Terimakasih semoga bermanfaat dari Kalender Pendidikan Sekolah Madrasah Dengan Format Excel kami bagikan diatas.

KALDIK KALENDER PENDIDIKAN PAUD TKKB TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SEMESTER 2

Kaldik PAUD –Berikut ini dibagikan Kaldik (Kalender Pendidikan) PAUD TK-KB Tahun Pelajaran 2017/2018 pada format Excel (xlsx) sebagai akibatnya memudahkan ayah ibu buat mengeditnya. 

File Administrasi Guru :
KI dan KD MI MTS MA KK 2013 Unduh
Deskripsi KI Mapel PAI Tahun 2017/2018 Unduh
Aplikasi Pembuatan Administrasi KKG Unduh

Kalender pendidikan PAUD 2017/2018 ini sangat berguna buat menentukan hari pembelajaran efektif yg akan dilakukan selama satu tahun mendatang dimulai berdasarkan bulan Juli 2017 sampai dengan bulan Juni 2018 nanti. Kami telah menyusun kaldik PAUD (Taman Kanak-kanak/KB/TPA) 2017/2018 ini sinkron menggunakan ketentuan yang berlaku dengan berpedoman kepada : Ketiga dasar tadi sangat relevan dengan kalender akademik PAUD yang dibuat oleh PAUD Jateng ini sehingga dapat dijadikan model kaldik PAUD 2017/2018 di sekolah ayah mak . Hari Pembelajaran Efektif selama 2 semester adalah 221 hari dengan rincian :

Hari Efektif Semester 2JANUARI 2018 berjumlah 26 hari
FEBRUARI 2018 berjumlah 23 hari
MARET  2018 berjumlah 16 hari
APRIL  2018 berjumlah 23 hari
MEI   2018 berjumlah 15 hari
JUNI  2018 berjumlah 6 hari

Awal tahun pelajaran 2017/2018 dimulai dalam hari Senin, tanggal 17 Juli 2017 dimana hari Senin s.D Rabu adalah masa orientasi anak didik.

Sementara buat penyerahan Buku Laporan Hasil Beljar (BLHB), buat semester 1 dilaksanakan pada lepas 22 Desember 2017; serta buat semester dua dilaksanakan dalam lepas 8 Juni 2018.

Download Aplikasi Sekolah Di bawah ini :

PENDIDIKAN KARAKTER APA MENGAPA DAN BAGAIMANA IMPLEMENTASINYA DI SATUAN PENDIDIKAN

Pendidikan Karakter : Apa, Mengapa, dan Bagaimana Implementasinya di Satuan Pendidikan 
Pendidikan sesungguhnya adalah transformasi budaya, sehingga problem budaya dan karakter bangsa yang kurang baik akan menjadi sorotan tajam warga terhadap pelaksanaan pendidikan di setiap satuan pendidikan. Sorotan itu mengenai aneka macam aspek kehidupan, tertuang dalam aneka macam goresan pena di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara pada media elektronika. Selain pada media masa, para pemuka rakyat, para pakar, dan para pengamat pendidikan, serta pengamat sosial berbicara tentang masalah budaya dan karakter bangsa pada banyak sekali lembaga seminar, baik pada taraf lokal, nasional, juga internasional. Persoalan yang timbul pada rakyat misalnya korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yg konsumtif, kehidupn politik yg nir produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di aneka macam kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan misalnya peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan serta penerapan hukum yg lebih bertenaga. 

Alternatif lain yang poly dikemukakan buat mengatasi, paling nir mengurangi, masalah budaya serta karakter bangsa yang dibicarakan itu merupakan pendidikan. Pendidikan dianggap menjadi alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yg lebih baik. Sebagai cara lain yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan bisa mengembangkan kualitas generasi muda bangsa pada aneka macam aspek yang bisa memperkecil serta mengurangi penyebab berbagai kasus budaya dan karakter bangsa, mengapa tidak lantaran pendidikan sesungguhnya merupakan transformasi budaya. Memang diakui bahwa hasil menurut pendidikan akan terlihat dampaknya pada ketika yg nir segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang bertenaga di masyarakat dalam saat yang relatif usang sehingga menciptakan pendidikan sesungguhnya investasi jangka panjang.

Kurikulum adalah jantungnya pendidikan (curriculum is the heart of education). Oleh karena itu, sudah seharusnya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), saat ini, menaruh perhatian yang lebih besar pada pendidikan budaya serta karakter bangsa dibandingkan kurikulum masa sebelumnya, bepergian kurikulum pada Indonesia menurut tahun 1947 sampai dengan tahun 2004 (sebelum KTSP) adalah:

(1) pada tahun 1947 
• Perubahan terali pendidikan dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional 
• Asas Pendidikan ditetapkan: Panca Sila 
• Baru dilaksanakan pada sekolah-sekolah tahun 1950
• Memuat 2 hal pokok: 
1. Daftar mata pelajaran; 
2. Garis-garis pedagogi 
• Mengurangi pendidikan pikiran, mengutamakan pendidikan watak, pencerahan bernegara serta bermasyarakat, mteri pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian thd kesenian serta pendidikan jasmani.

(2) Tahun 1952 : 
• Lebih merinci setiap mata pelajaran 
• Silabus lebih kentara, satu guru mengajar satu mapel 

(3) Tahun 1954 (kurikulum gaya usang):
• Tujuan Pembelajaran tidak dinyatakan secara jelas 

(4) Tahun 1962 (kurikulum gaya baru 
• Mempercepat pembangunan nasional 
• Membangun interaksi dengan bangsa-bangsa lain
• Menjalankan kebijakan luar negeri negara 

(5) Tahun 1964 
• Fokus dalam pengembangan daya, cipta, rasa, karsa, serta moral (pancawardhana)
• Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 5 gerombolan bidang studi: 
1. Moral; 
2. Kecerdasan; 
3. Emosional/artistik; 
4. Keprigelan (ketrampilan); 
5. Jasmaniah 
• Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan aktivitas fungsional praktis 

(6) Tahun 1968 
• Merupakan revisi Kurikulum 1964, yang dicitrakan sebgai produk orde usang 
• Tujuan: membentuk insan Panca Sila seutuhnya. 
• Menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: grup training Panca Sila, Pengetahuan Dasar, dan Kecakapan Khusus 
• Jumlah mata pelajaran : 9. 
• Muatan materi bersifat teoritis, tdk mengaitkan dengan perseteruan faktual di lapangan 
• Titik berat: materi apa saja yg sempurna diberikan pada anak didik di tiap jenjang pendidikan

(7) Tahun 1975 
• Menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif 
• Dipengaruhi sang konsep di bidang manajemen, yaitu MBO (Management by Objective)
• Metode, materi, dan tujuan pedagogi dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)
• Lahir istilah Satpel (Satuan pelajaran), yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan 
• Setiap satpel dirinci lagi: Tujuan Instruksional Umum, Tujuan Instruksional Khusus, Materi Pelajaran, Alat pelajaran, Kegiatan Belajar-Mengajar, serta Evaluasi 
• Banyak dikritik lantaran pengajar poly dibentuk sibuk menulis rincian berdasarkan setiap aktivitas pembelajaran 

(8) Tahun 1984 
• Mengusung process skill approach (pendekatan ketrampilan proses), dg permanen menganggap krusial faktor tujuan 
• Sering jua diklaim ‘Kurikulum 1975 yg disempurnakan’
• Siswa diposisikan menjadi subyek belajar (mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, sampai melaporkan). 
• Model pembelajaran ini diklaim CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), atau SAL (Student Active Learning). 
• Tokoh penting dibalik lahirnya Kur. 1984 merupakan Prof. Conny R. Semiawan (Kepala Puskur1980-1986), pula Rektor IKIP Jakarta (1984-1992).
• Konsep CBSA yang indah secara teori dan indah hasilnya ketika di sekolah-sekolah yang dujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi ketika dilaksanakan secara nasional.
• Yang menonjol hanyalah kegaduhan saat diskusi, dan di sana-sini ada tempelan gambar-gambar , pengajar tidak lagi mengajar contoh ceramah. 
• Banyak bermunculan penolakan thd CBSA

(9) Tahun 1994 Suplemen tqhun 1999 
• Merupakan upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya (Kur. 1975 & Kur. 1984), yaitu pendekatan tujuan dan proses.
• Banyak mendapatkan kritik lantaran beban belajar anak didik terlalu berat, dari muatan nasional hingga muatan lokal. 
• Berbagai kepentingan grup-kelompok masyarakat mendesakkan agar info-berita tertentu masuk dalam kurikulum. 
• Menjelma menjadi kurikulum super padat 
• Diterbitkan Suplemen Kurikulum 1999, berisi pengaturan pada materi yg di Kur. 1994 diserahkan pengurutannya kepada para guru

(10) Tahun 2004 
• Juga dikenal menggunakan KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi).
• Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apa yang mesti dicapai. 
• Muncul kerancuan apabila dikaitkan dengan indera ukur kompetensi anak didik, yaitu ujian!, baik yang berupa ujian nasional maupun ujian akhir sekolah menggunakan soal pilihan ganda. 
• Mestinya lebih poly pada praktek serta soal uraian terbuka buat mengukur tingkat kompetensi anak didik.
• Banyak pengajar juga belum memahami esensi menurut KBK
• Sampai akhirnya diganti, Kurikulum 2004 masih dalam tingkat uji coba 

(11)KTSP 
• Ditinjau dari segi isi dan proses pencapaian taget kompetensi pelajaran oleh anak didik dan teknis penilaiannya tidaklah (banyak) berbeda dengan Kurikulum 2004. 
• Perbedaan dengan Kurikulum 2004 yang paling tampak adalah bahwa guru lebih diberikan kebebasan utk merencanakan pembelajaran sinkron dg kondisi murid dan syarat sekolah berada. 
• Pemerintah- dalam hal ini Depdiknas, hanya tetapkan kerangka dasar, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran. 
• Selebihnya, (indikator, materi, juga penilaiannya) diserahkan pada para guru & satuan pendidikan pada bawah koordinasi serta pengawasan pemerintah kab./kota. 

Uraian di atas menampakan bahwa penyusunan KTSP sebagai landasan pengelolaan pembelajaran pada satuan pendidikan yg bisa merespon pendidikan sebagai transformasi budaya yang pada akhirnya membuat luaran pendidikan yang beriptek dan berimtaq dapat tewujud dengan cataan asal daya manusia pengelolah satuan pendidikan mempunyai kualitas yg memadai.

Pengawas sekolah yang merupakan Jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab serta kewenangan buat melaksanakan aktivitas pengawasan akademik dan manajerial dalam satuan pendidikan (Permenpan serta RB no. 21 Th 2010). Oleh sebab itu maka pengawas sekolah memegang kiprah yg stragis untuk membantu satuan pendidikan pada pengelolaan buat mewujudkan luaran satuan pendidikan yg berkarakter. Olehyang itu bagaimana implementasi pendidikan karatek bangsa kedalam KTSP 

Pengertian Pendidikan Budaya serta Karakter Bangsa
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi serta tujuan pendidikan nasional yang harus dipakai dalam mengembangkan upaya pendidikan pada Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas mengungkapkan, “Pendidikan nasional berfungsi berbagi serta membentuk tabiat dan peradaban bangsa yg bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman serta bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, berdikari, dan sebagai rakyat negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu adalah rumusan tentang kualitas insan Indonesia yg wajib dikembangkan sang setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya serta karakter bangsa.

Untuk mendapatkan wawasan tentang arti pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu dikemukakan pengertian kata budaya, karakter bangsa, serta pendidikan. Pengertian yg dikemukakan pada sini dikemukakan secara teknis serta digunakan dalam membuatkan panduan ini. Pengajar-guru Antropologi, Pendidikan Kewarganegaraan, dan mata pelajaran lain, yang kata-istilah itu sebagai pokok bahasan dalam mata pelajaran terkait, permanen mempunyai kebebasan sepenuhnya membahas serta berargumentasi mengenai kata-istilah tadi secara akademik.

Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, kebiasaan, dan keyakinan (belief) insan yang didapatkan rakyat. Sistem berpikir, nilai, moral, kebiasaan, serta keyakinan itu merupakan hasil berdasarkan hubungan manusia menggunakan sesamanya dan lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu digunakan pada kehidupan manusia dan membuat sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan , sistem pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya. Manusia menjadi makhluk sosial sebagai produsen sistem berpikir, nilai, moral, kebiasaan, serta keyakinan; akan namun juga pada hubungan dengan sesama insan serta alam kehidupan, manusia diatur sang sistem berpikir, nilai, moral, kebiasaan, dan keyakinan yg sudah dihasilkannya. Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yg berkembang sesungguhnya merupakan sistem sosial, sistem ekonomi, sistem agama, ilmu, teknologi, dan seni. Pendidikan adalah upaya bersiklus dalam mengembangkan potensi siswa, sebagai akibatnya mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yg diwariskan masyarakatnya dan menyebarkan warisan tersebut ke arah yg sesuai buat kehidupan masa kini dan masa mendatang.

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi aneka macam kebajikan (virtues) yang diyakini dan dipakai sebagai landasan buat cara pandang, berpikir, bersikap, serta bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, serta kebiasaan, seperti amanah, berani bertindak, dapat dipercaya, serta hormat pada orang lain. Interaksi seseorang menggunakan orang lain menumbuhkan karakter rakyat dan karakter bangsa. Oleh karenanya, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hayati pada ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya bisa dilakukan dalam lingkungan sosial serta budaya yg berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya bisa dilakukan pada suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, serta budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa merupakan Pancasila; jadi pendidikan budaya serta karakter bangsa haruslah menurut nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya serta karakter bangsa merupakan berbagi nilai-nilai Pancasila pada diri siswa melalui pendidikan hati, otak, serta fisik. 

Pendidikan merupakan suatu bisnis yang sadar serta sistematis dalam membuatkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu bisnis warga serta bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan rakyat serta bangsa yang lebih baik pada masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya serta karakter yang telah dimiliki masyarakat serta bangsa. Oleh karenanya, pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda serta juga proses pengembangan budaya serta karakter bangsa buat peningkatan kualitas kehidupan warga dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif siswa membuatkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, serta penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka pada bergaul pada masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, dan membuatkan kehidupan bangsa yang bermartabat. 

Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa pada masa mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yg sesuai, serta metode belajar dan pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah bisnis beserta sekolah; oleh karena itu harus dilakukan secara bersama oleh seluruh guru dan pemimpin sekolah, melalui seluruh mata pelajaran, dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan berdasarkan budaya sekolah.

Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pendidikan adalah suatu upaya sadar buat membuatkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan berdasarkan lingkungan siswa berada, terutama dari lingkungan budayanya, lantaran peserta didik hidup tidak terpishkan dalam lingkungannya dan bertindak sinkron menggunakan kaidah-kaidah budayanya. Pendidikan yg nir dilandasi oleh prinsip itu akan mengakibatkan siswa tercerabut berdasarkan akar budayanya. Ketika hal ini terjadi, maka mereka nir akan mengenal budayanya dengan baik sehingga beliau menjadi orang “asing” dalam lingkungan budayanya. Selain sebagai orang asing, yg lebih mengkhawatirkan merupakan dia sebagai orang yang nir menyukai budayanya.

Budaya, yg mengakibatkan peserta didik tumbuh serta berkembang, dimulai berdasarkan budaya pada lingkungan terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan yg lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yg dianut sang ummat manusia. Jika peserta didik menjadi asing berdasarkan budaya terdekat maka beliau nir mengenal menggunakan baik budaya bangsa serta dia nir mengenal dirinya menjadi anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian, dia sangat rentan terhadap impak budaya luar serta bahkan cenderung buat mendapat budaya luar tanpa proses pertimbangan (valueing). Kecenderungan itu terjadi karena beliau nir memiliki kebiasaan serta nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan (valueing). 

Semakin kuat seorang mempunyai dasar pertimbangan, semakin kuat juga kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang menjadi masyarakat negara yg baik. Pada titik kulminasinya, kebiasaan dan nilai budaya secara kolektif pada taraf makro akan menjadi norma dan nilai budaya bangsa. Dengan demikian, peserta didik akan menjadi masyarakat negara Indonesia yang memiliki wawasan, cara berpikir, cara bertindak, serta cara menuntaskan perkara sinkron dengan kebiasaan serta nilai ciri ke-Indonesiaannya. Hal ini sesuai menggunakan fungsi utama pendidikan yg diamanatkan dalam UU Sisdiknas, “mengembangkan kemampuan dan menciptakan watak serta peradaban bangsa yg bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh karena itu, aturan dasar yg mengatur pendidikan nasional (Undang-Undang Dasar 1945 serta UU Sisdiknas) telah memberikan landasan yg kokoh buat berbagi keseluruhan potensi diri seorang sebagai anggota rakyat serta bangsa.

Pendidikan merupakan suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan nilai-nilai dan prestasi masa lalu ke generasi mendatang. Nilai-nilai serta prestasi itu merupakan pujian bangsa serta berakibat bangsa itu dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Selain mewariskan, pendidikan juga mempunyai fungsi untuk menyebarkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu itu sebagai nilai-nilai budaya bangsa yg sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa yg akan datang, serta berbagi prestasi baru yang sebagai karakter baru bangsa. Oleh karena itu, pendidikan budaya serta karakter bangsa adalah inti menurut suatu proses pendidikan. 

Proses pengembangan nilai-nilai yang sebagai landasan dari karakter itu menghendaki suatu proses yang berkelanjutan yg terintegrasi disetiap mata pelajaran yg ada pada satuan pendidikan sehingga wajib ditegaskan implentasinya pada kurikulum taraf satuan pendidikan yg selanjutnya dituangkan dalam silabus serta rencana palaksanaan pembelajaran disetiap mata pelajaran. Pendidikan budaya serta karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang sebagai nilai dasar budaya serta karakter bangsa. Kebajikan yg sebagai atribut suatu karakter dalam dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yg asal menurut etos atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, serta nilai-nilai yg terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. 

Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Fungsi pendidikan budaya serta karakter bangsa adalah:
1. Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik buat menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi siswa yg telah memiliki perilaku dan perilaku yang mencerminkan budaya serta karakter bangsa; 
2. Pemugaran: memperkuat peran pendidikan nasional buat bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan
3. Penyaring: buat menyaring budaya bangsa sendiri serta budaya bangsa lain yg tidak sesuai menggunakan nilai-nilai budaya serta karakter bangsa yg bermartabat.

Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Tujuan pendidikan budaya serta karakter bangsa adalah:
1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai insan dan warganegara yg memiliki nilai-nilai budaya serta karakter bangsa;
2. Menyebarkan norma dan konduite peserta didik yang terpuji dan sejalan menggunakan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius; 
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa;
4. Berbagi kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
5. Berbagi lingkungan kehidupan sekolah menjadi lingkungan belajar yg aman, amanah, penuh kreativitas serta persahabatan, dan menggunakan rasa kebangsaan yg tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Nilai-nilai yang dikembangkan pada pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut adalah.
1. Agama: rakyat Indonesia adalah rakyat beragama. Oleh karenanya, kehidupan individu, warga , serta bangsa selalu didasari pada ajaran kepercayaan serta kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yg asal menurut agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya serta karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yg berasal berdasarkan agama.

2. Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan serta kenegaraan yg disebut Pancasila. Pancasila masih ada dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yg masih ada pada UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik sebagai rakyat negara yg lebih baik, yaitu rakyat negara yang mempunyai kemampuan, kemauan, serta menerapkan nilai-nilai Pancasila pada kehidupannya sebagai rakyat negara.

3. Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak terdapat manusia yang hidup bermasyarakat yg nir didasari oleh nilai-nilai budaya yg diakui rakyat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar pada anugerah makna terhadap suatu konsep dan arti pada komunikasi antaranggota warga itu. Posisi budaya yg demikian krusial pada kehidupan rakyat mengharuskan budaya menjadi asal nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

4. Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang wajib dimiliki setiap masyarakat negara Indonesia, dikembangkan sang aneka macam satuan pendidikan pada aneka macam jenjang serta jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat banyak sekali nilai humanisme yang wajib dimiliki rakyat negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional merupakan asal yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya serta karakter bangsa. 

Berdasarkan keempat sumber nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai buat pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai ini dia. 

Tabel Nilai serta Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya serta Karakter Bangsa
NILAI
DESKRIPSI
1. Religius
Sikap dan konduite yang patuh pada melaksanakan ajaran agama  yg dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah kepercayaan lain, serta hidup rukun menggunakan pemeluk kepercayaan lain.
2. Jujur
Perilaku yang berdasarkan pada upaya berakibat dirinya menjadi orang yang selalu bonafide dalam perkataan, tindakan, serta pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan  tindakan yg menghargai disparitas agama, suku, etnis, pendapat, perilaku, serta tindakan orang lain yang tidak selaras berdasarkan dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yg memperlihatkan perilaku tertib serta patuh pada berbagai ketentuan serta peraturan.
5. Kerja Keras
Perilaku yg memberitahuakn upaya sungguh-benar-benar pada mengatasi aneka macam hambatan belajar dan tugas, dan merampungkan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu buat menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan  sesuatu yg telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap serta perilaku yang nir mudah tergantung dalam orang lain dalam merampungkan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, serta bertindak yg menilai sama  hak dan kewajiban dirinya serta orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya buat mengetahui lebih mendalam dan meluas berdasarkan sesuatu yang dipelajarinya, dicermati, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yg menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri serta kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yg menerangkan kesetiaan, kepedulian, serta penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap serta tindakan yg mendorong dirinya buat membuat sesuatu yang bermanfaat bagi warga , serta mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/
       Komuniktif
Tindakan yang menunjukkan rasa bahagia berbicara, bergaul, serta bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yg menyebabkan orang lain merasa bahagia dan kondusif atas kehadiran dirinya.
15.  Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan ketika buat membaca berbagai bacaan yg memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan dalam lingkungan alam pada sekitarnya, dan membuatkan upaya-upaya buat memperbaiki kerusakan alam yang telah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap serta tindakan yang selalu ingin memberi donasi dalam orang lain dan rakyat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab
Sikap serta perilaku seorang buat melaksanakan tugas serta kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial serta budaya), negara serta Tuhan Yang Maha Esa.

Prinsip serta Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 
Pada prinsipnya, pengembangan budaya serta karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan namun terintegrasi ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran, pengembangan diri, serta budaya sekolah. Oleh karena itu, guru serta sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yg dikembangkan pada pendidikan budaya dan karakter bangsa ke pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus serta Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada. 

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa mengusahakan supaya siswa mengenal serta mendapat nilai-nilai budaya serta karakter bangsa sebagai milik mereka serta bertanggung jawab atas keputusan yg diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, memilih pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai menggunakan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk menyebarkan kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas sosial serta mendorong peserta didik buat melihat diri sendiri menjadi makhluk sosial. 

Berikut prinsip-prinsip yg dipakai dalam pengembangan pendidikan budaya serta karakter bangsa. 
1. Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal siswa masuk hingga terselesaikan berdasarkan suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari kelas 1 SD atau tahun pertama serta berlangsung paling nir sampai kelas 9 atau kelas akhir SMP. Pendidikan budaya dan karakter bangsa pada SMA adalah kelanjutan dari proses yang sudah terjadi selama 9 tahun.

2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, serta budaya sekolah; mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran, serta pada setiap kegiatan kurikuler serta ekstrakurikuler. Gambar 1 berikut ini menerangkan pengembangan nilai-nilai melalui jalur-jalur itu :

Gambar Pengembangan Nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Pengembangan nilai budaya serta karakter bangsa melalui berbagai mata pelajaran yg sudah ditetapkan dalam Standar Isi (SI), digambarkan menjadi berikut ini.

Gambar Pengembangan Nilai Budaya dan Karakter Bangsa melalui Setiap Mata Pelajaran

3. Nilai nir diajarkan akan tetapi dikembangkan; mengandung makna bahwa materi nilai budaya serta karakter bangsa bukanlah materi ajar biasa; adalah, nilai-nilai itu nir dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan misalnya halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun kabar seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani serta kesehatan, seni, dan ketrampilan.

Materi pelajaran biasa digunakan menjadi bahan atau media untuk berbagi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengajar tidak perlu mengganti pokok bahasan yg sudah ada, tetapi memakai materi utama bahasan itu buat menyebarkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Juga, guru nir wajib mengembangkan proses belajar khusus buat menyebarkan nilai. Suatu hal yg selalu wajib diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat dipakai untuk menyebarkan kemampuan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 

Konsekuensi dari prinsip ini, nilai-nilai budaya serta karakter bangsa tidak ditanyakan pada ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian berdasarkan suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan dalam diri mereka. Mereka tidak boleh berada dalam posisi nir tahu dan nir paham makna nilai itu.

4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan; prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya serta karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan sang guru. Pengajar menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap konduite yg ditunjukkan siswa. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan pada suasana belajar yang menimbulkan rasa bahagia serta tidak indoktrinatif.

Diawali menggunakan perkenalan terhadap pengertian nilai yg dikembangkan maka pengajar menuntun peserta didik agar secara aktif. Hal ini dilakukan tanpa pengajar berkata kepada siswa bahwa mereka harus aktif, tapi pengajar merencanakan aktivitas belajar yang mengakibatkan siswa aktif merumuskan pertanyaan, mencari asal kabar, dan mengumpulkan kabar dari sumber, memasak kabar yg telah dimiliki, merekonstruksi data, fakta, atau nilai, menyajikan output rekonstruksi atau proses pengembangan nilai, menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter dalam diri mereka melalui aneka macam kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, serta tugas-tugas pada luar sekolah.

Perencanaan Pengembangan Pendidikan Budaya serta Karakter Bangsa
Perencanaan serta aplikasi pendidikan budaya serta karakter bangsa dilakukan sang kepala sekolah, pengajar, tenaga kependidikan (konselor) secara beserta-sama menjadi suatu komunitas pendidik dan diterapkan ke dalam kurikulum melalui hal-hal ini dia.

1. Program Pengembangan Diri
Dalam acara pengembngan diri, perencanaan dan aplikasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke pada kegiatan sehari-hari sekolah yaitu melalui hal-hal berikut.

a. Kegiatan rutin sekolah
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus serta konsisten setiap waktu. Contoh kegiatan ini adalah upacara dalam hari akbar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain) setiap hari Senin, beribadah beserta atau shalat beserta setiap dhuhur (bagi yang beragama Islam), berdoa ketika mulai serta terselesaikan pelajaran, mengucap salam bila bertemu pengajar, energi kependidikan, atau teman.

b. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yg dilakukan secara impulsif pada ketika itu juga. Kegiatan ini dilakukan umumnya pada waktu pengajar serta tenaga kependidikan yg lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik berdasarkan peserta didik yg harus dikoreksi pada saat itu jua. Apabila guru mengetahui adanya konduite serta sikap yang kurang baik maka dalam ketika itu juga guru wajib melakukan koreksi sebagai akibatnya siswa nir akan melakukan tindakan yg buruk itu. Contoh kegiatan itu: membuang sampah nir pada tempatnya, berteriak-teriak sebagai akibatnya mengganggu pihak lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh.

Kegiatan impulsif berlaku buat konduite dan perilaku siswa yg jelek dan yg baik sebagai akibatnya perlu dipuji, misalnya: memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain, memperoleh prestasi dalam olah raga atau kesenian, berani menentang atau mengkoreksi konduite teman yg tidak terpuji.

c. Keteladanan
Keteladanan adalah perilaku serta perilaku guru dan energi kependidikan yang lain pada menaruh contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga diperlukan menjadi panutan bagi peserta didik buat mencontohnya. Jika pengajar serta tenaga kependidikan yg lain menghendaki supaya siswa berperilaku dan bersikap sinkron dengan nilai-nilai budaya serta karakter bangsa maka pengajar dan tenaga kependidikan yg lain adalah orang yg pertama serta primer memberikan contoh berperilaku serta bersikap sesuai menggunakan nilai-nilai itu. Misalnya, berpakaian rapi, tiba tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap siswa, jujur, menjaga kebersihan.

d. Pengkondisian
Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan budaya serta karakter bangsa maka sekolah wajib dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan. Misalnya, toilet yg selalu bersih, bak sampah terdapat pada banyak sekali tempat serta selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi serta alat belajar ditempatkan teratur.

2. Pengintegrasian pada mata pelajaran
Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa diintegrasikan pada setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan pada silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-cara ini dia:
a. Menelaah Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Standar Isi (SI) buat memilih apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yg tercantum itu telah tercakup di dalamnya;
b. Memakai tabel 1 yg memberitahuakn keterkaitan antara SK serta KD dengan nilai dan indikator buat menentukan nilai yg akan dikembangkan;
c. Mencantumkankan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam tabel 1 itu ke dalam silabus; 
d. Mencantumkan nilai-nilai yg telah tertera dalam silabus ke pada RPP; 
e. Mengembangkan proses pembelajaran siswa secara aktif yg memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya pada perilaku yang sesuai; dan memberikan donasi pada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai juga buat menunjukkannya dalam konduite.

3. Budaya Sekolah
Budaya sekolah cakupannya sangat luas, umumnya mencakup ritual, harapan, hubungan, demografi, aktivitas kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, proses merogoh keputusan, kebijakan juga interaksi sosial antarkomponen di sekolah. Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat siswa berinteraksi dengan sesamanya, guru menggunakan guru, konselor menggunakan sesamanya, pegawai administrasi menggunakan sesamanya, serta antaranggota grup masyarakat sekolah. Interaksi internal gerombolan dan antarkelompok terikat oleh banyak sekali aturan, norma, moral dan etika beserta yang berlaku pada suatu sekolah. Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan, dan tanggung jawab merupakan nilai-nilai yang dikembangkan pada budaya sekolah.

Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan budaya serta karakter bangsa dalam budaya sekolah meliputi kegiatan-aktivitas yang dilakukan kepala sekolah, pengajar, konselor, energi administrasi saat berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas sekolah.

Pengembangan Proses Pembelajaran
Pembelajaran pendidikan budaya serta karakter bangsa memakai pendekatan proses belajar peserta didik secara aktif dan berpusat dalam anak; dilakukan melalui aneka macam aktivitas pada kelas, sekolah, dan masyarakat.
1. Kelas, melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau aktivitas yang didesain sedemikian rupa. Setiap aktivitas belajar menyebarkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, tidak selalu diperlukan aktivitas belajar spesifik buat mengembangkan nilai-nilai dalam pendidikan budaya serta karakter bangsa. Meskipun demikian, untuk pengembangan nilai-nilai tertentu seperti kerja keras, amanah, toleransi, disiplin, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, serta gemar membaca bisa melalui aktivitas belajar yang biasa dilakukan guru. Untuk pegembangan beberapa nilai lain seperti peduli sosial, peduli lingkungan, rasa ingin memahami, dan kreatif memerlukan upaya pengkondisian sehingga peserta didik memiliki kesempatan buat memunculkan perilaku yang menampakan nilai-nilai itu.

2. Sekolah, melalui berbagai kegiatan sekolah yg diikuti semua siswa, guru, ketua sekolah, serta energi administrasi pada sekolah itu, direncanakan semenjak awal tahun pelajaran, dimasukkan ke Kalender Akademik serta yg dilakukan sehari-hari menjadi bagian berdasarkan budaya sekolah. Contoh kegiatan yang dapat dimasukkan ke pada program sekolah merupakan lomba vocal group antarkelas tentang lagu-lagu bertema cinta tanah air, pagelaran seni, lomba pidato bertema budaya serta karakter bangsa, pagelaran bertema budaya serta karakter bangsa, lomba olah raga antarkelas, lomba kesenian antarkelas, pameran output karya peserta didik bertema budaya serta karakter bangsa, pameran foto hasil karya siswa bertema budaya serta karakter bangsa, lomba menciptakan goresan pena, lomba mengarang lagu, melakukan wawancara kepada tokoh yang berkaitan menggunakan budaya serta karakter bangsa, mengundang banyak sekali narasumber buat berdiskusi, gelar wicara, atau berceramah yang herbi budaya dan karakter bangsa.

3. Luar sekolah, melalui aktivitas ekstrakurikuler serta kegiatan lain yg diikuti sang semua atau sebagian siswa, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik. Misalnya, kunjungan ke loka-loka yg menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, menumbuhkan semangat kebangsaan, melakukan pengabdian warga buat menumbuhkan kepedulian serta kesetiakawanan sosial (membantu mereka yang tertimpa musibah banjir, memperbaiki atau membersihkan loka-tempat umum, membantu membersihkan atau mengatur barang di tempat ibadah tertentu).

Penilaian Hasil Belajar 
Penilaian pencapaian pendidikan nilai budaya serta karakter didasarkan pada indikator. Sebagai model, indikator buat nilai amanah pada suatu semester dirumuskan dengan “mengatakan menggunakan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang ditinjau, diamati, dipelajari, atau dirasakan” maka pengajar mengamati (melalui aneka macam cara) apakah yang dikatakan seorang peserta didik itu amanah mewakili perasaan dirinya. Mungkin saja peserta didik menyatakan perasaannya itu secara ekspresi tetapi dapat juga dilakukan secara tertulis atau bahkan dengan bahasa tubuh. Perasaan yang dinyatakan itu mungkin saja mempunyai gradasi menurut perasaan yg tidak berbeda dengan perasaan generik teman sekelasnya hingga bahkan kepada yg bertentangan dengan perasaan generik teman sekelasnya.

Penilaian dilakukan secara terus menerus, setiap waktu guru berada di kelas atau di sekolah. Model anecdotal record (catatan yang dibuat pengajar saat melihat adanya konduite yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan) selalu bisa dipakai guru. Selain itu, pengajar bisa pula menaruh tugas yg berisikan suatu dilema atau peristiwa yg menaruh kesempatan pada peserta didik buat memperlihatkan nilai yang dimilikinya. Sebagai model, peserta didik dimintakan menyatakan sikapnya terhadap upaya menolong pemalas, memberikan donasi terhadap orang kikir, atau hal-hal lain yang bersifat bukan kontroversial hingga pada hal yang dapat mengundang permasalahan dalam dirinya.