PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN MENURUT TOKOHNYA

Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Tokohnya
Sartono ( 2008 : 6 ) menerangkan pengertian mengenai manajemen keuangan sebagai berikut : “Manajemen keuangan dapat diartikan menjadi manajemen dana baik yg berkaitan menggunakan pengalokasian dana pada aneka macam bentuk investasi secara efektif juga usaha pengumpulan dana buat pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan suatu manajemen dana yang bukan hanya berhubungan dengan cara perolehan dana tetapi mencakup masalah penggunaan dana pengalokasian dana tersebut seefesien mungkin.

Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat jua dicermati sebagai suatu manajemen yang menyelidiki fungsi-fungsi menggunakan tujuan buat memaksimumkan nilai perusahaan, Agar tujuan tercapai maka manajer keuangan wajib bisa menjalankan fungsi-fungsi menurut manajemen dengan baik.

Selain itu masih ada beberapa aktivitas yang harus dilakukan sang manajer keuangan berdasarkan Weston dan Copeland ( 2001 : 8 ) yaitu :
a. Melakukan perencanaan serta pemrakiran ( forcasting ), dimana manajer keuangan berinteraksi menggunakan para eksekutif yg bertanggung jawab atas aktivitas serta perencanaan strategis yang generik.
b. Manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada keputusan investasi serta pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
c. Manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain pada perusahaan agar perusahaan dapat beroprasi seefisien mungkin.
d. Manajer keuangan harus mampu menghubungkan perusahaan dengan penanam modal, dimana dana bisa diperoleh serta surat beharga perusahaan dapat diperdagangkan.

berdasarkan beberapa pendapat yg telah dikemukakan diatas maka bisa diambil konklusi bahwa manajer keuangan bertanggung jawab pribadi pada memperoleh dana serta menggunakan dana tersebut buat aktivitas perusahaan yang akan bisa memaksimalkan perusahaan.

Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun menggunakan maksud menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yg berkepentingan menjadi bahan pertimbangan pada dalam mengambil keputusan. Disamping itu laporan keuangan dapat juga dipakai buat memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan keuangan pada pihak-pihak diluar perusahaan.

Laporan keuangan digunakan oleh para manajer untuk mempertinggi kinerja sedangkan bagi kreditor digunakan buat mengevaluasi kemungkinan dibayarnya pinjaman serta bagi pemegang saham dipakai buat meramalkan keuntungan, deviden, serta harga saham. Serta adalah sarana fakta keuangan utama kepada pihak-pihak diluar korporasi.

Laporan keuangan dari Sadeli ( 2000 : 18 ) merupakan laporan tertulis yang memberikan kabar kuantitatif mengenai posisi keuangan dan perubahan-perubahannya dan hasil yang dicapai selama periode eksklusif.

Baridwan ( 2004 : 18 ), dari PSAK No. 1 (Revisi 1998) mengenai penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen menjadi berikut :
a. Neraca, yaitu laporan yang memperlihatkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada lepas tertentu.
b. Laporan, keuntungan rugi, yaitu laporan yang memberitahuakn output usaha serta biaya -porto selama satu periode akuntansi.
c. Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yang menampakan karena-sebab perusahaan ekuitas dari jumlah dalam awal periode sebagai jumlah ekuitas pada akhir periode.
d. Laporan arus kas (cash flow statment), menampakan arus kas masuk serta keluar yg dibedakan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi serta arus kas pendanaan.
e. Catatan atas laporan keuangan.

Jenis laporan yang banyak digunakan adalah neraca (balance sheet) serta laporan laba rugi (income statement). Neraca merupakan laporan yang memperlihatkan keadaan keuangan suatu unit usaha pasa tanggal tertentu serta akan berubah dicatat sebagaimana dikatakan Larson ( 2005 : 18 ) “Balance sheets describes a company’s financial position (types an amounts of assets, liabilities and equity) at a point in time”.

Dari uraian diatas, bisa disimpulkan bahwa suatu laporan keuangan adalah kabar penting bagi aneka macam pihak yg berkepentingan menggunakan perusahaan yg bersangkutan, dan merupakan akuntansi dalam suatu bisnis dan dapat dijadiakan sebagai bahan penguji dalam pekerjaan menganalisis pembukuan serta menilai posisi keuangan suatu perusahaan.

Pengertian Pasar Modal Menurut Usman dkk, ( 1998 : 4 ) berkata bahwa : ”Secara teoritis pasar modal (capital market ) didefinisikan sebagai perdagangan instrument keuangan ( sekuritas jangka panjang, baik dalam bentuk kapital sendiri juga utang ( bonds ), baik yang diterbitkan pemerintah (public authorities) maupun partikelir ( private sectores)”.

Jadi kesimpulannya pasar kapital merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli buat melakukan transaksi dampak-impak yang ada pada pasar kapital.

Pengertian Financial Leverage Menurut Sartono ( 2008 : 263 ) yaitu penggunaan asal serta yg mempunyai beban tetap dengan asa bahwa akan menaruh tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sebagai akibatnya akan mempertinggi keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

Pengertian Earning Per Share Widoatmodjo (2007:102) mengemukakan Earning Per Share merupakan Merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang tersebar, jadi dengan mengetahui EPS kita bisa menilai berapa kira-kira potensi pendapatan yang bakal kita terima, andai kata kita menjadi investor saham. Didalam perdagangan, EPS ini sangat berpengaruh dalam harga pasar saham. Semakin tinggi EPS, maka semakin mahal harga suatu saham, serta sebaliknya.

Pengertian Retun On Equity Menurut Tandelilin (2001 : 240), ROE mendeskripsikan sejauh mana kemampuan perusahaan membentuk laba yg bias diperoleh pemegang saham.

Pengaruh Financial Leverage Terhadap EPS dan ROE Financial Leverage memberitahuakn penggunaan modal pinjaman pada rangka pembiayaan perusahaan yg diharapkan akan bisa menaikkan pengembalian atas kapital. Financial Leverage memberikan dampak posotif juga negative bagi perusahaan yg menggunakannya. Pengaruh positif atas penggunaan finansial leverage akan menaikkan pengembalian keuntungan bersih perlembar saham (EPS) perusahaan, sedangkan imbas negative atas penggunaan financial leverage bagi perusahaan adalaha meningkatnya porto operasi perusahaan sebagai dampak menurut meningkatnya beban bunga atas kapital pinjaman yang mengalami peningkatan jua. Namun peningkatan EPS serta ROE nir terlepas dari kaitannya menggunakan volume penjualan perusahaan pada membuat produk atau jasa yang akan dijual sang perusahaan.

Hipotesis 
un dana dari kan perusahaaBerdasarkan utama perseteruan yg sudah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengemukakan sebagai berikut :
1. Financial Leverage mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yg terdaftar pada BEI periode 2010-2012.
2. Financial Leverage mempunyai pengaruh yg signifikan terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yg terdaftar di BEI periode 2010-2012.

Definisi Konsepsional
Financial Leverage penggunaan asal dana yang memiliki beban permanen dengan harapan bahwa akan menaruh tambahan keuntungan yg lebih besar daripada beban tetapnya sebagai akibatnya akan menaikkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

Earning per Share (EPS) Komponen penting pertama yang wajib diperhatikan pada analisis mendasar perusahaan adalah laba per lbr saham.

Return On Equty (ROE) mendeskripsikan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham.

PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN MENURUT TOKOHNYA

Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Tokohnya
Sartono ( 2008 : 6 ) memberitahuakn pengertian tentang manajemen keuangan sebagai berikut : “Manajemen keuangan bisa diartikan menjadi manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana pada aneka macam bentuk investasi secara efektif maupun bisnis pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien”.

Berdasarkan pendapat para pakar yang dikemukakan diatas, maka bisa disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah suatu manajemen dana yang bukan hanya herbi cara perolehan dana tetapi meliputi kasus penggunaan dana pengalokasian dana tersebut seefesien mungkin.

Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat juga dipandang sebagai suatu manajemen yg menilik fungsi-fungsi menggunakan tujuan buat memaksimumkan nilai perusahaan, Agar tujuan tercapai maka manajer keuangan harus bisa menjalankan fungsi-fungsi dari manajemen menggunakan baik.

Selain itu terdapat beberapa aktivitas yg wajib dilakukan sang manajer keuangan dari Weston serta Copeland ( 2001 : 8 ) yaitu :
a. Melakukan perencanaan dan pemrakiran ( forcasting ), dimana manajer keuangan berinteraksi dengan para eksekutif yg bertanggung jawab atas aktivitas serta perencanaan strategis yg umum.
b. Manajer keuangan harus memusatkan perhatian kepada keputusan investasi dan pembiayaan, dan segala hal yg berkaitan dengannya.
c. Manajer keuangan harus bekerja sama menggunakan para manajer lain pada perusahaan agar perusahaan bisa beroprasi seefisien mungkin.
d. Manajer keuangan harus bisa menghubungkan perusahaan menggunakan penanam kapital, dimana dana dapat diperoleh serta surat beharga perusahaan dapat diperdagangkan.

berdasarkan beberapa pendapat yg sudah dikemukakan diatas maka dapat diambil konklusi bahwa manajer keuangan bertanggung jawab eksklusif dalam memperoleh dana serta menggunakan dana tadi untuk kegiatan perusahaan yang akan bisa memaksimalkan perusahaan.

Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan maksud menyediakan warta keuangan suatu perusahaan pada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam merogoh keputusan. Disamping itu laporan keuangan dapat pula digunakan buat memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan keuangan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.

Laporan keuangan dipakai oleh para manajer buat meningkatkan kinerja sedangkan bagi kreditor digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan dibayarnya pinjaman serta bagi pemegang saham digunakan buat meramalkan laba, deviden, dan harga saham. Serta merupakan sarana berita keuangan primer kepada pihak-pihak diluar korporasi.

Laporan keuangan menurut Sadeli ( 2000 : 18 ) merupakan laporan tertulis yg menaruh warta kuantitatif mengenai posisi keuangan dan perubahan-perubahannya serta output yg dicapai selama periode tertentu.

Baridwan ( 2004 : 18 ), berdasarkan PSAK No. 1 (Revisi 1998) mengenai penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
a. Neraca, yaitu laporan yg memberitahuakn keadaan keuangan suatu perusahaan pada tanggal eksklusif.
b. Laporan, laba rugi, yaitu laporan yg menunjukkan hasil usaha dan biaya -biaya selama satu periode akuntansi.
c. Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yg menunjukkan karena-sebab perusahaan ekuitas menurut jumlah dalam awal periode sebagai jumlah ekuitas dalam akhir periode.
d. Laporan arus kas (cash flow statment), menunjukkan arus kas masuk serta keluar yg dibedakan sebagai arus kas operasi, arus kas investasi serta arus kas pendanaan.
e. Catatan atas laporan keuangan.

Jenis laporan yg banyak digunakan merupakan neraca (balance sheet) serta laporan keuntungan rugi (income statement). Neraca merupakan laporan yang memperlihatkan keadaan keuangan suatu unit usaha pasa lepas tertentu serta akan berubah dicatat sebagaimana dikatakan Larson ( 2005 : 18 ) “Balance sheets describes a company’s financial position (types an amounts of assets, liabilities and equity) at a point in time”.

Dari uraian diatas, bisa disimpulkan bahwa suatu laporan keuangan adalah warta penting bagi berbagai pihak yg berkepentingan dengan perusahaan yang bersangkutan, dan adalah akuntansi pada suatu bisnis serta dapat dijadiakan menjadi bahan penguji pada pekerjaan menganalisis pembukuan serta menilai posisi keuangan suatu perusahaan.

Pengertian Pasar Modal Menurut Usman dkk, ( 1998 : 4 ) mengatakan bahwa : ”Secara teoritis pasar kapital (capital market ) didefinisikan sebagai perdagangan instrument keuangan ( sekuritas jangka panjang, baik dalam bentuk kapital sendiri juga utang ( bonds ), baik yang diterbitkan pemerintah (public authorities) juga swasta ( private sectores)”.

Jadi kesimpulannya pasar modal merupakan tempat bertemunya penjual serta pembeli buat melakukan transaksi dampak-pengaruh yang terdapat pada pasar modal.

Pengertian Financial Leverage Menurut Sartono ( 2008 : 263 ) yaitu penggunaan asal dan yang mempunyai beban permanen menggunakan asa bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar menurut dalam beban tetapnya sebagai akibatnya akan menaikkan laba yang tersedia bagi pemegang saham.

Pengertian Earning Per Share Widoatmodjo (2007:102) mengemukakan Earning Per Share merupakan Merupakan rasio antara pendapatan selesainya pajak menggunakan jumlah saham yg beredar, jadi menggunakan mengetahui EPS kita mampu menilai berapa kira-kira potensi pendapatan yang bakal kita terima, andai saja kita sebagai investor saham. Didalam perdagangan, EPS ini sangat berpengaruh dalam harga pasar saham. Semakin tinggi EPS, maka semakin mahal harga suatu saham, serta kebalikannya.

Pengertian Retun On Equity Menurut Tandelilin (2001 : 240), ROE menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan membuat keuntungan yg bias diperoleh pemegang saham.

Pengaruh Financial Leverage Terhadap EPS serta ROE Financial Leverage menampakan penggunaan modal pinjaman pada rangka pembiayaan perusahaan yg diharapkan akan dapat menaikkan pengembalian atas modal. Financial Leverage memberikan imbas posotif juga negative bagi perusahaan yang menggunakannya. Pengaruh positif atas penggunaan finansial leverage akan meningkatkan pengembalian keuntungan bersih perlembar saham (EPS) perusahaan, sedangkan efek negative atas penggunaan financial leverage bagi perusahaan adalaha meningkatnya porto operasi perusahaan sebagai akibat berdasarkan meningkatnya beban bunga atas kapital pinjaman yang mengalami peningkatan jua. Tetapi peningkatan EPS dan ROE nir terlepas dari kaitannya dengan volume penjualan perusahaan pada membentuk produk atau jasa yang akan dijual sang perusahaan.

Hipotesis 
un dana menurut kan perusahaaBerdasarkan pokok perseteruan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengemukakan sebagai berikut :
1. Financial Leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) dalam perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yg terdaftar pada BEI periode 2010-2012.
2. Financial Leverage mempunyai pengaruh yg signifikan terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yg terdaftar pada BEI periode 2010-2012.

Definisi Konsepsional
Financial Leverage penggunaan asal dana yg memiliki beban permanen dengan asa bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yg lebih akbar daripada beban tetapnya sebagai akibatnya akan menaikkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

Earning per Share (EPS) Komponen krusial pertama yg harus diperhatikan dalam analisis fundamental perusahaan adalah keuntungan per lbr saham.

Return On Equty (ROE) menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan membuat keuntungan yg mampu diperoleh pemegang saham.

PENGERTIAN FINANCIAL LEVERAGE MENURUT AHLI

Pengertian Financial Leverage
Suatu perusahaan pada menjalankan usahanya sejalan menggunakan pengembangan yang dialami, selalu membutuhkan tambahan modal. Pada saat perusahaan didirikan, pemilik sanggup menentukan asal kapital apa yang digunakan, apakah semuanya bersumber menurut kapital saham biasa atau perlu ada hutang jangka panjang. Setiap keputusan yang diambil mengenai asal kapital selalu ada dampaknya. Misalnya bila sumber modal saham biasa ada kewajiban membayar dividen serta keputusan-keputusan kebijakan atau pengelolaan menurut pemegang saham perlu diperhatikan. Bila asal kapital berdasarkan saham prefern terdapat kewajiban membayar dividen yang harus diprioritaskan demikian pula dalam keadaan perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham prefern akan didahulukan peningkatan nilai sahamnya. Jika sumber kapital berasal dari hutang jangka panjang ada kewajiban membayar bunga serta pengembalian hutang pada waktu jatuh tempo.

Ada pertimbangan-pertimbangan tertentu berdasarkan perusahaan pada mengatur kumpulan sumber modal mana akan dipakai. Misalnya suatu perusahaan nir menyukai manajemen perusahaannya dikelola oleh poly pemilik, karena itu keputusan asal kapital yang digunakan buat pengembangan berikut merupakan dari hutang jangka panjang. 

Arti leverage secara harfiah (literal) berdasarkan Hanafi (2004:327) adalah pengungkit. Pengungkit umumnya dipakai buat membantu mengangkat beban yg berat. Dalam keuangan, leverage juga mempunyai maksud yg serupa. Lebih khusus lagi, leverage sanggup digunakan buat menaikkan taraf laba yg diharapkan. Kemampuan perusahaan buat memakai aktiva atau dana buat memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi juga, namun pada saat yang sama hal tadi akan memperbesar jumlah return yg akan diperoleh. Tingkat leverage ini mampu saja bhineka antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau menurut satu periode ke periode lainnya di pada satu perusahaan, tetapi yg jelas, semakin tinggi taraf leverage akan semakin tinggi risiko yg dihadapi dan semakin akbar return atau penghasilan yang diperlukan.

Jika seseorang investor atau suatu perusahaan dihadapkan dalam suatu peluang buat memulai usaha, maka investor atau perusahaan tersebut merupakan bagian menurut pasar industrial tertentu, yang akan dihadapkan pada dua keputusan utama. Pertama, perusahaan harus memilih jumlah biaya tetap dan kedua merupakan perusahaan wajib dapat menentukan penjualannya. 

Leverage keuangan dari Syamsuddin (2002:152) merupakan : ”Leverage adalah suatu ukuran yang menerangkan sampai sejauh mana hutang dan saham prefern digunakan pada struktur kapital perusahaan”. Leverage perusahaan akan mempengaruhi keuntungan per lbr saham, taraf risiko serta harga saham. Nilai perusahaan yg nir memiliki hutang buat pertama kali akan naik dalam ketika kebutuhan akan tambahan kapital dipenuhi oleh hutang dan nilai tersebut lalu akan mencapai puncaknya serta akhirnya nilai itu akan menurun setelah penggunaan hutang berlebihan.

Financial leverage menurut Martono serta Harjito (2008:301), mengemukakan bahwa : ” Financial Leverage merupakan penggunaan dana dengan beban permanen dengan asa atas penggunaan dana tadi akan memperbesar pendapatan per lembar saham (earning per share, EPS) ”. 

Masalah financial leverage baru timbul selesainya perusahaan menggunakan dana menggunakan beban tetap, misalnya halnya masalah operating leverage baru timbul setelah perusahaan dalam operasinya mempunyai biaya permanen. Perusahaan yang memakai dana dengan beban permanen dikatakan membuat leverage yg menguntungkan (favorable financial leverage) atau dampak yg positif bila pendapatan yang diterima berdasarkan penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap menurut penggunaan dana itu.

Kalau perusahaan pada menggunakan dana menggunakan beban tetap itu menghasilkan dampak yang menguntungkan dana bagi pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) yaitu dalam bentuknya memperbesar EPS-nya, dikatakan perusahaan itu menjalankan “trading on the equity”.

“Trading in equity” bisa didefinisikan sebagai penggunaan dana yang disertai menggunakan beban tetap dimana dalam penggunaannya bisa menghasilkan pendapatan yg lebih akbar daripada beban tadi. Financial leverage itu merugikan (unfavorable leverage) bila perusahaan nir dapat memperoleh pendapatan menurut penggunaan dana tersebut sebanyak beban tetap yg harus dibayar. Salah satu tujuan pada pemilihan banyak sekali cara lain metode pembelanjaan merupakan untuk memperbesar pendapatan bagi pemilik kapital sendiri atau pemegang saham biasa.

Warsono (2003:204) mengemukakan bahwa : “Financial Leverage merupakan setiap penggunaan aset atau dana yang membawa konsekuensi biaya serta beban tetap.”

Beban permanen yang dimaksud merupakan dapat berupa bunga pinjaman, bila perusahaan menggunakan sumber pembelanjaan berdasarkan luar (modal asing), sedangkan jika perusahaan menggunakan mesin-mesin, maka harus menanggung beban tetap yang berupa biaya penyusutan mesin-mesin (Depresiasi). Kalau perusahaan menyewa suatu aktiva tetap kepada pihak lain, maka konsekuensinya harus membayar porto permanen berupa porto sewa.

Sutrisno (2003:230) mengemukakan pengertian financial leverage bahwa : “Financial leverage terjadi akibat perusahaan memakai asal dana dari hutang yang mengakibatkan perusahaan wajib menanggung beban tetap, atas penggunaan dana perusahaan tadi setiap tahunnya maka dibebani porto bunga.”

Yamit (2001:87) berpendapat bahwa : “Financial leverage adalah impak perubahan modal terhadap pendapatan bersih operasi (net operating income = NOI) atau terhadap profitabilitas perusahaan (EBIT).” Sedangkan Sartono (2001:257) memberikan pengertian financial leverage bahwa: ”Financial leverage adalah penggunaan assets serta sumber dana (Sources of Funds) oleh perusahaan memiliki biaya tetap (beban permanen menggunakan maksud supaya menaikkan keuntungan potensial pemegang saham.”

Berdasarkan uraian tadi di atas, maka bisa ditarik konklusi bahwa financial leverage adalah bisnis memperbesar pengaruh perubahan atas keuntungan sebelum pajak dan bunga/earning before interests and taxes (EBIT) terhadap earning per share (EPS) atau pendapatan per saham. Apabila dalam operating leverage, perkara fixed costs/aset tetap yg memengaruhi keuntungan perusahaan pada financial leverage merupakan porto kapital tetap (fixed financial cost). Biaya kapital tetap merupakan suatu bunga tetap (fixed interests) yg wajib dibayar perusahaan sesuai dengan perjanjian pada pemberi pinjaman (debt holdres) atau dividen atas saham preferen (preferred stockholders) sebelum pembagian pendapatan/dividen kepada para pemegang saham umum (common stockholders).

Leverage finansial, sebagaimana telah didefinisikan, menyangkut penggunaan dana yang diperoleh dalam biaya tetap tertentu dengan harapan bisa menaikkan bagian pemilik kapital. Menurut Sinuraya (2008:130) bahwa: “Leverage yang menguntungkan terjadi jika perusahaan memperoleh laba lebih besar dari dana yg dibeli daripada porto tetap penggunaan dana tersebut.”

Leverage keuangan berdasarkan Sinuraya (2008:129) sanggup diartikan sebagai besarnya beban permanen keuangan (financial) yang dipakai oleh perusahaan. Beban tetap keuangan tersebut umumnya asal menurut pembayaran bunga buat utang yg digunakan oleh perusahaan. Karena itu pembicaraan leverage keuangan berkaitan dengan struktur modal perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban permanen (bunga) yang tinggi berarti memakai utang yang tinggi. Perusahaan tersebut dikatakan memiliki leverage keuangan yang tinggi, yg berarti degree of financial leverage (DFL) buat perusahaan tersebut jua tinggi.

Martono serta Harjito (2008:311) mengemukakan bahwa : ” Degree of financial leverage mempunyai implikasi terhadap earning per share perusahaan ”. Untuk perusahaan yang mempunyai DFL yg tinggi, perubahan EBIT (Earning Before Interest and Taxes) akan mengakibatkan perubahan EPS yg tinggi. Sama misalnya degree of operating leverage (DOL). DFL misalnya bermakna dua, apabila EBIT semakin tinggi, EPS akan meningkat secara signifikan, kebalikannya bila EBIT turun, EPS pula akan turun secara signifikan.

Rasio-rasio Financial Leverage
Didalam manajemen keuangan umumnya dikenal dua macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) serta leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini menggunakan tujuan supaya laba yg diperoleh lebih besar berdasarkan dalam porto asset serta asal dananya. Dengan demikian, penggunaan leverage akan menaikkan laba bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage jua dapat menaikkan resiko kerugian. Jika perusahaan menerima keuntungan yg lebih rendah dibandingkan dengan biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.

Rasio leverage digunakan untuk mengungkapkan penggunaan utang buat membiayai sebagian aktiva perusahaan. Pembiayaan menggunakan utang memiliki dampak bagi perusahaan karena utang mempunyai beban yg bersifat permanen. Kegagalan perusahaan pada membayar bunga atas utang bisa menyebabkan kesulitan keuangan yang berakhir menggunakan kebangkrutan perusahaan. Tetapi penggunaan utang juga memberikan subsidi pajak atas bunga yang dapat menguntungkan pemegang saham. Karenanya penggunaan utang wajib diseimbangkan antara keuntungan dan kerugiannya.

Perusahaan memakai Rasio leverage dengan tujuan agar bisa mengetahui berapa besar keuntungan yang diperoleh dibandingkan biaya assets serta sumber dananya. 

Kemampuan perusahaan buat memakai aktiva atau dana untuk memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar taraf leverage maka hal ini akan berarti bahwa taraf ketidak pastian (uncertainty) dari return yg akan diperoleh akan semakin tinggi juga, tetapi dalam ketika yg sama hal tadi akan memperbesar jumlah return yg akan diperoleh. 

Adapun jenis-jenis rasio financial leverage yaitu :
1. Time Interest Earned Ratio (TIER) merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) menggunakan beban bunga.
                                                  EBIT
Time Interest Earned Ratio = -------------
                                                 Interest    
2. Fixed Charge Coverage Ratio merupakan rasio penutupan beban permanen yg hampir sama dengan TIER, akan tetapi disini dimasukkan beban lain dimana dalam biasanya perusahaan menyewa aktiva (leasing) serta menanggung kewajiban jangka panjang atas dasar kontrak lease.
                                                    Laba operasi + pembayaran leasing
Fixed change coverage ratio =  -----------------------------------------------
                                                    Biaya bunga + pembayaran leasing

3. Debt ratio merupakan rasio ini dikenal pula dengan sebutan Debt to Asset yg membandingkan total utang menggunakan total aktiva. Para kreditur menginginkan debt ratio yg rendah lantaran meningkat rasio ini semakin akbar risiko para kreditur. 

                            Total Kewajiban
Debt Ratio =       ---------------------
                                        Total Aktiva

PENGERTIAN FINANCIAL LEVERAGE MENURUT AHLI

Pengertian Financial Leverage
Suatu perusahaan pada menjalankan usahanya sejalan menggunakan pengembangan yg dialami, selalu membutuhkan tambahan kapital. Pada ketika perusahaan didirikan, pemilik mampu memilih sumber kapital apa yang digunakan, apakah semuanya bersumber dari kapital saham biasa atau perlu terdapat hutang jangka panjang. Setiap keputusan yg diambil tentang sumber modal selalu ada dampaknya. Misalnya apabila asal kapital saham biasa ada kewajiban membayar dividen dan keputusan-keputusan kebijakan atau pengelolaan menurut pemegang saham perlu diperhatikan. Bila sumber modal berdasarkan saham prefern terdapat kewajiban membayar dividen yg wajib diprioritaskan demikian pula pada keadaan perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham prefern akan didahulukan peningkatan nilai sahamnya. Jika asal modal dari dari hutang jangka panjang ada kewajiban membayar bunga serta pengembalian hutang dalam waktu jatuh tempo.

Ada pertimbangan-pertimbangan tertentu menurut perusahaan dalam mengatur gugusan asal modal mana akan dipakai. Misalnya suatu perusahaan nir menyukai manajemen perusahaannya dikelola oleh poly pemilik, karena itu keputusan asal kapital yang digunakan untuk pengembangan berikut merupakan dari hutang jangka panjang. 

Arti leverage secara harfiah (literal) menurut Hanafi (2004:327) merupakan pengungkit. Pengungkit umumnya digunakan buat membantu mengangkat beban yang berat. Dalam keuangan, leverage juga mempunyai maksud yang serupa. Lebih khusus lagi, leverage mampu dipakai buat meningkatkan taraf laba yg dibutuhkan. Kemampuan perusahaan buat menggunakan aktiva atau dana buat memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan menggunakan memperbesar taraf leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yg akan diperoleh akan semakin tinggi jua, tetapi pada saat yang sama hal tersebut akan memperbesar jumlah return yg akan diperoleh. Tingkat leverage ini sanggup saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu menggunakan perusahaan lainnya, atau berdasarkan satu periode ke periode lainnya di pada satu perusahaan, namun yang jelas, semakin tinggi taraf leverage akan meningkat risiko yg dihadapi serta semakin akbar return atau penghasilan yg diperlukan.

Jika seseorang investor atau suatu perusahaan dihadapkan dalam suatu peluang untuk memulai usaha, maka investor atau perusahaan tadi adalah bagian dari pasar industrial eksklusif, yang akan dihadapkan pada dua keputusan primer. Pertama, perusahaan harus menentukan jumlah porto tetap dan ke 2 adalah perusahaan harus dapat menentukan penjualannya. 

Leverage keuangan berdasarkan Syamsuddin (2002:152) adalah : ”Leverage merupakan suatu berukuran yg memperlihatkan sampai sejauh mana hutang dan saham prefern digunakan pada struktur modal perusahaan”. Leverage perusahaan akan mensugesti laba per lbr saham, taraf risiko serta harga saham. Nilai perusahaan yg nir mempunyai hutang buat pertama kali akan naik pada waktu kebutuhan akan tambahan modal dipenuhi oleh hutang serta nilai tadi kemudian akan mencapai puncaknya dan akhirnya nilai itu akan menurun setelah penggunaan hutang berlebihan.

Financial leverage berdasarkan Martono serta Harjito (2008:301), mengemukakan bahwa : ” Financial Leverage merupakan penggunaan dana menggunakan beban tetap menggunakan asa atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan per lbr saham (earning per share, EPS) ”. 

Masalah financial leverage baru ada sehabis perusahaan memakai dana dengan beban permanen, seperti halnya perkara operating leverage baru muncul sesudah perusahaan dalam operasinya mempunyai porto permanen. Perusahaan yang menggunakan dana menggunakan beban permanen dikatakan membuat leverage yg menguntungkan (favorable financial leverage) atau imbas yg positif bila pendapatan yg diterima menurut penggunaan dana tersebut lebih akbar daripada beban tetap berdasarkan penggunaan dana itu.

Kalau perusahaan dalam memakai dana menggunakan beban tetap itu membuat dampak yg menguntungkan dana bagi pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) yaitu pada bentuknya memperbesar EPS-nya, dikatakan perusahaan itu menjalankan “trading on the equity”.

“Trading in equity” dapat didefinisikan menjadi penggunaan dana yg disertai dengan beban tetap dimana pada penggunaannya dapat membentuk pendapatan yang lebih akbar daripada beban tadi. Financial leverage itu merugikan (unfavorable leverage) bila perusahaan tidak bisa memperoleh pendapatan berdasarkan penggunaan dana tadi sebesar beban tetap yang wajib dibayar. Salah satu tujuan dalam pemilihan banyak sekali alternatif metode pembelanjaan adalah buat memperbesar pendapatan bagi pemilik modal sendiri atau pemegang saham biasa.

Warsono (2003:204) mengemukakan bahwa : “Financial Leverage adalah setiap penggunaan aset atau dana yg membawa konsekuensi porto dan beban tetap.”

Beban tetap yg dimaksud adalah dapat berupa bunga pinjaman, bila perusahaan menggunakan asal pembelanjaan menurut luar (modal asing), sedangkan jika perusahaan menggunakan mesin-mesin, maka wajib menanggung beban tetap yg berupa porto penyusutan mesin-mesin (Depresiasi). Kalau perusahaan menyewa suatu aktiva permanen kepada pihak lain, maka konsekuensinya wajib membayar porto permanen berupa porto sewa.

Sutrisno (2003:230) mengemukakan pengertian financial leverage bahwa : “Financial leverage terjadi akibat perusahaan memakai asal dana menurut hutang yang menyebabkan perusahaan wajib menanggung beban tetap, atas penggunaan dana perusahaan tersebut setiap tahunnya maka dibebani porto bunga.”

Yamit (2001:87) beropini bahwa : “Financial leverage merupakan dampak perubahan kapital terhadap pendapatan higienis operasi (net operating income = NOI) atau terhadap profitabilitas perusahaan (EBIT).” Sedangkan Sartono (2001:257) menaruh pengertian financial leverage bahwa: ”Financial leverage adalah penggunaan assets serta sumber dana (Sources of Funds) oleh perusahaan mempunyai biaya tetap (beban tetap menggunakan maksud supaya menaikkan laba potensial pemegang saham.”

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka bisa ditarik konklusi bahwa financial leverage adalah bisnis memperbesar efek perubahan atas keuntungan sebelum pajak dan bunga/earning before interests and taxes (EBIT) terhadap earning per share (EPS) atau pendapatan per saham. Apabila pada operating leverage, kasus fixed costs/aset permanen yang memengaruhi keuntungan perusahaan pada financial leverage merupakan porto kapital permanen (fixed financial cost). Biaya modal permanen merupakan suatu bunga permanen (fixed interests) yang wajib dibayar perusahaan sinkron menggunakan perjanjian pada pemberi pinjaman (debt holdres) atau dividen atas saham preferen (preferred stockholders) sebelum pembagian pendapatan/dividen pada para pemegang saham generik (common stockholders).

Leverage finansial, sebagaimana sudah didefinisikan, menyangkut penggunaan dana yg diperoleh dalam porto permanen tertentu dengan harapan bisa menaikkan bagian pemilik modal. Menurut Sinuraya (2008:130) bahwa: “Leverage yg menguntungkan terjadi apabila perusahaan memperoleh keuntungan lebih besar berdasarkan dana yang dibeli daripada porto tetap penggunaan dana tadi.”

Leverage keuangan dari Sinuraya (2008:129) bisa diartikan menjadi besarnya beban permanen keuangan (financial) yang digunakan sang perusahaan. Beban tetap keuangan tadi umumnya asal menurut pembayaran bunga buat utang yang digunakan oleh perusahaan. Lantaran itu pembicaraan leverage keuangan berkaitan menggunakan struktur modal perusahaan. Perusahaan yg memakai beban tetap (bunga) yg tinggi berarti memakai utang yg tinggi. Perusahaan tersebut dikatakan memiliki leverage keuangan yang tinggi, yg berarti degree of financial leverage (DFL) buat perusahaan tadi pula tinggi.

Martono serta Harjito (2008:311) mengemukakan bahwa : ” Degree of financial leverage mempunyai implikasi terhadap earning per share perusahaan ”. Untuk perusahaan yang mempunyai DFL yg tinggi, perubahan EBIT (Earning Before Interest and Taxes) akan menyebabkan perubahan EPS yang tinggi. Sama misalnya degree of operating leverage (DOL). DFL misalnya bermakna 2, apabila EBIT meningkat, EPS akan meningkat secara signifikan, kebalikannya bila EBIT turun, EPS jua akan turun secara signifikan.

Rasio-rasio Financial Leverage
Didalam manajemen keuangan umumnya dikenal dua macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) serta leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini dengan tujuan supaya laba yg diperoleh lebih besar menurut dalam biaya asset serta asal dananya. Dengan demikian, penggunaan leverage akan menaikkan keuntungan bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage pula bisa menaikkan resiko kerugian. Jika perusahaan mendapat keuntungan yg lebih rendah dibandingkan menggunakan biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.

Rasio leverage digunakan buat menyebutkan penggunaan utang buat membiayai sebagian aktiva perusahaan. Pembiayaan menggunakan utang mempunyai dampak bagi perusahaan karena utang mempunyai beban yg bersifat permanen. Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas utang dapat mengakibatkan kesulitan keuangan yang berakhir menggunakan kebangkrutan perusahaan. Tetapi penggunaan utang jua memberikan subsidi pajak atas bunga yg dapat menguntungkan pemegang saham. Karenanya penggunaan utang harus diseimbangkan antara laba dan kerugiannya.

Perusahaan memakai Rasio leverage menggunakan tujuan supaya dapat mengetahui berapa besar keuntungan yg diperoleh dibandingkan porto assets dan sumber dananya. 

Kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan menggunakan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa taraf ketidak pastian (uncertainty) berdasarkan return yg akan diperoleh akan semakin tinggi juga, namun pada saat yg sama hal tersebut akan memperbesar jumlah return yg akan diperoleh. 

Adapun jenis-jenis rasio financial leverage yaitu :
1. Time Interest Earned Ratio (TIER) adalah rasio antara laba sebelum bunga serta pajak (EBIT) menggunakan beban bunga.
                                                  EBIT
Time Interest Earned Ratio = -------------
                                                 Interest    

2. Fixed Charge Coverage Ratio adalah rasio penutupan beban tetap yg hampir sama menggunakan TIER, akan namun disini dimasukkan beban lain dimana pada umumnya perusahaan menyewa aktiva (leasing) serta menanggung kewajiban jangka panjang atas dasar kontrak lease.
                                                    Laba operasi + pembayaranleasing
Fixed change coverage ratio =
                                                   Biayabunga + pembayaran leasing
3. Debt ratio merupakan rasio ini dikenal jua dengan sebutan Debt to Asset yg membandingkan total utang menggunakan total aktiva. Para kreditur menginginkan debt ratio yang rendah karena semakin tinggi rasio ini semakin akbar risiko para kreditur. 
                          Total Kewajiban
Debt Ratio =
                                        Total Aktiva

PENGERTIAN FINANCIAL LEVERAGE MENURUT AHLI

Pengertian Financial Leverage
Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya sejalan menggunakan pengembangan yang dialami, selalu membutuhkan tambahan modal. Pada saat perusahaan didirikan, pemilik bisa menentukan sumber kapital apa yang digunakan, apakah semuanya bersumber berdasarkan modal saham biasa atau perlu ada hutang jangka panjang. Setiap keputusan yg diambil tentang sumber modal selalu terdapat dampaknya. Misalnya jika sumber modal saham biasa ada kewajiban membayar dividen dan keputusan-keputusan kebijakan atau pengelolaan menurut pemegang saham perlu diperhatikan. Jika sumber kapital dari saham prefern ada kewajiban membayar dividen yg wajib diprioritaskan demikian jua pada keadaan perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham prefern akan didahulukan peningkatan nilai sahamnya. Apabila sumber kapital asal berdasarkan hutang jangka panjang ada kewajiban membayar bunga dan pengembalian hutang pada waktu jatuh tempo.

Ada pertimbangan-pertimbangan tertentu berdasarkan perusahaan pada mengatur kumpulan sumber modal mana akan digunakan. Misalnya suatu perusahaan tidak menyukai manajemen perusahaannya dikelola oleh poly pemilik, karenanya keputusan sumber kapital yang digunakan buat pengembangan berikut adalah menurut hutang jangka panjang. 

Arti leverage secara harfiah (literal) dari Hanafi (2004:327) merupakan pengungkit. Pengungkit biasanya digunakan buat membantu mengangkat beban yg berat. Dalam keuangan, leverage pula mempunyai maksud yang serupa. Lebih spesifik lagi, leverage bisa digunakan buat menaikkan taraf keuntungan yang dibutuhkan. Kemampuan perusahaan buat menggunakan aktiva atau dana buat memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar taraf leverage maka hal ini akan berarti bahwa taraf ketidakpastian (uncertainty) menurut return yang akan diperoleh akan meningkat jua, namun pada ketika yang sama hal tersebut akan memperbesar jumlah return yg akan diperoleh. Tingkat leverage ini mampu saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau berdasarkan satu periode ke periode lainnya pada dalam satu perusahaan, namun yang jelas, semakin tinggi tingkat leverage akan meningkat risiko yang dihadapi serta semakin akbar return atau penghasilan yang diharapkan.

Jika seseorang investor atau suatu perusahaan dihadapkan pada suatu peluang buat memulai usaha, maka investor atau perusahaan tadi merupakan bagian berdasarkan pasar industrial eksklusif, yg akan dihadapkan pada 2 keputusan utama. Pertama, perusahaan wajib menentukan jumlah biaya permanen serta ke 2 adalah perusahaan wajib dapat memilih penjualannya. 

Leverage keuangan menurut Syamsuddin (2002:152) merupakan : ”Leverage merupakan suatu ukuran yg menunjukkan sampai sejauh mana hutang serta saham prefern digunakan pada struktur kapital perusahaan”. Leverage perusahaan akan mensugesti laba per lbr saham, tingkat risiko serta harga saham. Nilai perusahaan yg nir memiliki hutang buat pertama kali akan naik dalam waktu kebutuhan akan tambahan modal dipenuhi sang hutang serta nilai tadi kemudian akan mencapai puncaknya serta akhirnya nilai itu akan menurun sesudah penggunaan hutang hiperbola.

Financial leverage berdasarkan Martono serta Harjito (2008:301), mengemukakan bahwa : ” Financial Leverage adalah penggunaan dana menggunakan beban tetap dengan asa atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan per lbr saham (earning per share, EPS) ”. 

Masalah financial leverage baru timbul sehabis perusahaan memakai dana menggunakan beban tetap, misalnya halnya perkara operating leverage baru ada selesainya perusahaan dalam operasinya mempunyai biaya tetap. Perusahaan yang memakai dana menggunakan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan (favorable financial leverage) atau impak yg positif jika pendapatan yg diterima dari penggunaan dana tadi lebih akbar daripada beban permanen berdasarkan penggunaan dana itu.

Kalau perusahaan pada memakai dana menggunakan beban permanen itu membuat pengaruh yg menguntungkan dana bagi pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) yaitu dalam bentuknya memperbesar EPS-nya, dikatakan perusahaan itu menjalankan “trading on the equity”.

“Trading in equity” bisa didefinisikan menjadi penggunaan dana yang disertai dengan beban tetap dimana dalam penggunaannya dapat membentuk pendapatan yg lebih besar daripada beban tersebut. Financial leverage itu merugikan (unfavorable leverage) jika perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan menurut penggunaan dana tadi sebesar beban permanen yang harus dibayar. Salah satu tujuan dalam pemilihan berbagai cara lain metode pembelanjaan merupakan buat memperbesar pendapatan bagi pemilik kapital sendiri atau pemegang saham biasa.

Warsono (2003:204) mengemukakan bahwa : “Financial Leverage merupakan setiap penggunaan aset atau dana yang membawa konsekuensi porto dan beban permanen.”

Beban permanen yang dimaksud merupakan bisa berupa bunga pinjaman, apabila perusahaan memakai asal pembelanjaan dari luar (modal asing), sedangkan apabila perusahaan menggunakan mesin-mesin, maka wajib menanggung beban permanen yang berupa porto penyusutan mesin-mesin (Depresiasi). Kalau perusahaan menyewa suatu aktiva permanen pada pihak lain, maka konsekuensinya harus membayar biaya tetap berupa biaya sewa.

Sutrisno (2003:230) mengemukakan pengertian financial leverage bahwa : “Financial leverage terjadi akibat perusahaan memakai sumber dana berdasarkan hutang yang mengakibatkan perusahaan wajib menanggung beban tetap, atas penggunaan dana perusahaan tersebut setiap tahunnya maka dibebani porto bunga.”

Yamit (2001:87) berpendapat bahwa : “Financial leverage merupakan imbas perubahan modal terhadap pendapatan bersih operasi (net operating income = NOI) atau terhadap profitabilitas perusahaan (EBIT).” Sedangkan Sartono (2001:257) menaruh pengertian financial leverage bahwa: ”Financial leverage merupakan penggunaan assets serta asal dana (Sources of Funds) sang perusahaan mempunyai biaya permanen (beban tetap menggunakan maksud supaya menaikkan keuntungan potensial pemegang saham.”

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa financial leverage adalah usaha memperbesar imbas perubahan atas laba sebelum pajak serta bunga/earning before interests and taxes (EBIT) terhadap earning per share (EPS) atau pendapatan per saham. Jika pada operating leverage, kasus fixed costs/aset tetap yang memengaruhi laba perusahaan pada financial leverage merupakan porto kapital tetap (fixed financial cost). Biaya modal permanen adalah suatu bunga tetap (fixed interests) yg wajib dibayar perusahaan sinkron menggunakan perjanjian pada pemberi pinjaman (debt holdres) atau dividen atas saham preferen (preferred stockholders) sebelum pembagian pendapatan/dividen pada para pemegang saham generik (common stockholders).

Leverage finansial, sebagaimana sudah didefinisikan, menyangkut penggunaan dana yang diperoleh dalam biaya permanen eksklusif menggunakan harapan mampu menaikkan bagian pemilik kapital. Menurut Sinuraya (2008:130) bahwa: “Leverage yg menguntungkan terjadi apabila perusahaan memperoleh laba lebih besar dari dana yang dibeli daripada biaya permanen penggunaan dana tersebut.”

Leverage keuangan berdasarkan Sinuraya (2008:129) mampu diartikan menjadi besarnya beban permanen keuangan (financial) yg digunakan sang perusahaan. Beban tetap keuangan tadi umumnya dari berdasarkan pembayaran bunga buat utang yg digunakan sang perusahaan. Karena itu pembicaraan leverage keuangan berkaitan dengan struktur modal perusahaan. Perusahaan yang memakai beban permanen (bunga) yg tinggi berarti menggunakan utang yg tinggi. Perusahaan tadi dikatakan memiliki leverage keuangan yang tinggi, yang berarti degree of financial leverage (DFL) untuk perusahaan tersebut pula tinggi.

Martono dan Harjito (2008:311) mengemukakan bahwa : ” Degree of financial leverage mempunyai implikasi terhadap earning per share perusahaan ”. Untuk perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi, perubahan EBIT (Earning Before Interest and Taxes) akan mengakibatkan perubahan EPS yg tinggi. Sama misalnya degree of operating leverage (DOL). DFL seperti bermakna 2, jika EBIT semakin tinggi, EPS akan semakin tinggi secara signifikan, kebalikannya apabila EBIT turun, EPS juga akan turun secara signifikan.

Rasio-rasio Financial Leverage
Didalam manajemen keuangan umumnya dikenal dua macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini menggunakan tujuan agar keuntungan yg diperoleh lebih besar dari dalam biaya asset serta sumber dananya. Dengan demikian, penggunaan leverage akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage juga dapat menaikkan resiko kerugian. Jika perusahaan menerima keuntungan yg lebih rendah dibandingkan dengan porto tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan laba pemegang saham.

Rasio leverage dipakai buat mengungkapkan penggunaan utang buat membiayai sebagian aktiva perusahaan. Pembiayaan menggunakan utang memiliki pengaruh bagi perusahaan karena utang mempunyai beban yang bersifat permanen. Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas utang dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang berakhir dengan kebangkrutan perusahaan. Tetapi penggunaan utang juga memberikan subsidi pajak atas bunga yang bisa menguntungkan pemegang saham. Karenanya penggunaan utang wajib diseimbangkan antara keuntungan serta kerugiannya.

Perusahaan menggunakan Rasio leverage dengan tujuan supaya bisa mengetahui berapa akbar keuntungan yang diperoleh dibandingkan biaya assets serta sumber dananya. 

Kemampuan perusahaan buat memakai aktiva atau dana untuk memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidak pastian (uncertainty) menurut return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, namun dalam waktu yang sama hal tadi akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. 

Adapun jenis-jenis rasio financial leverage yaitu :
1. Time Interest Earned Ratio (TIER) adalah rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga.
                                                  EBIT
Time Interest Earned Ratio = -------------
                                                 Interest    
2. Fixed Charge Coverage Ratio merupakan rasio penutupan beban tetap yang hampir sama menggunakan TIER, akan namun disini dimasukkan beban lain dimana pada biasanya perusahaan menyewa aktiva (leasing) serta menanggung kewajiban jangka panjang atas dasar kontrak lease.
                                                    Laba operasi + pembayaran leasing
Fixed change coverage ratio =  -----------------------------------------------
                                                    Biaya bunga + pembayaran leasing

3. Debt ratio adalah rasio ini dikenal pula menggunakan sebutan Debt to Asset yang membandingkan total utang menggunakan total aktiva. Para kreditur menginginkan debt ratio yg rendah lantaran meningkat rasio ini semakin akbar risiko para kreditur. 

                            Total Kewajiban
Debt Ratio =       ---------------------
                                        Total Aktiva

PENGERTIAN FINANCIAL LEVERAGE MENURUT AHLI

Pengertian Financial Leverage
Suatu perusahaan pada menjalankan usahanya sejalan dengan pengembangan yang dialami, selalu membutuhkan tambahan kapital. Pada ketika perusahaan didirikan, pemilik bisa memilih asal kapital apa yang digunakan, apakah semuanya bersumber dari kapital saham biasa atau perlu terdapat hutang jangka panjang. Setiap keputusan yg diambil mengenai sumber kapital selalu terdapat dampaknya. Misalnya jika asal kapital saham biasa ada kewajiban membayar dividen serta keputusan-keputusan kebijakan atau pengelolaan menurut pemegang saham perlu diperhatikan. Jika asal modal berdasarkan saham prefern ada kewajiban membayar dividen yang wajib diprioritaskan demikian pula dalam keadaan perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham prefern akan didahulukan peningkatan nilai sahamnya. Jika asal kapital asal berdasarkan hutang jangka panjang ada kewajiban membayar bunga serta pengembalian hutang pada saat jatuh tempo.

Ada pertimbangan-pertimbangan eksklusif berdasarkan perusahaan pada mengatur perpaduan asal kapital mana akan dipakai. Misalnya suatu perusahaan nir menyukai manajemen perusahaannya dikelola oleh banyak pemilik, karena itu keputusan asal modal yang dipakai buat pengembangan berikut merupakan berdasarkan hutang jangka panjang. 

Arti leverage secara harfiah (literal) berdasarkan Hanafi (2004:327) merupakan pengungkit. Pengungkit umumnya dipakai buat membantu mengangkat beban yg berat. Dalam keuangan, leverage juga memiliki maksud yang serupa. Lebih khusus lagi, leverage mampu digunakan untuk menaikkan taraf laba yg diperlukan. Kemampuan perusahaan buat menggunakan aktiva atau dana buat memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan menggunakan memperbesar taraf leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) menurut return yg akan diperoleh akan semakin tinggi jua, tetapi pada saat yang sama hal tadi akan memperbesar jumlah return yg akan diperoleh. Tingkat leverage ini mampu saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau berdasarkan satu periode ke periode lainnya pada pada satu perusahaan, namun yang jelas, meningkat taraf leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi dan semakin akbar return atau penghasilan yg diperlukan.

Jika seorang investor atau suatu perusahaan dihadapkan pada suatu peluang buat memulai bisnis, maka investor atau perusahaan tadi merupakan bagian dari pasar industrial eksklusif, yg akan dihadapkan pada dua keputusan primer. Pertama, perusahaan wajib memilih jumlah biaya permanen dan ke 2 merupakan perusahaan harus dapat menentukan penjualannya. 

Leverage keuangan dari Syamsuddin (2002:152) adalah : ”Leverage adalah suatu ukuran yang memberitahuakn sampai sejauh mana hutang serta saham prefern dipakai pada struktur kapital perusahaan”. Leverage perusahaan akan mempengaruhi keuntungan per lbr saham, taraf risiko serta harga saham. Nilai perusahaan yg tidak mempunyai hutang buat pertama kali akan naik dalam ketika kebutuhan akan tambahan kapital dipenuhi sang hutang serta nilai tersebut lalu akan mencapai puncaknya dan akhirnya nilai itu akan menurun sesudah penggunaan hutang berlebihan.

Financial leverage berdasarkan Martono dan Harjito (2008:301), mengemukakan bahwa : ” Financial Leverage adalah penggunaan dana menggunakan beban tetap menggunakan asa atas penggunaan dana tadi akan memperbesar pendapatan per lembar saham (earning per share, EPS) ”. 

Masalah financial leverage baru muncul sehabis perusahaan menggunakan dana menggunakan beban permanen, misalnya halnya kasus operating leverage baru ada setelah perusahaan dalam operasinya mempunyai biaya permanen. Perusahaan yg memakai dana menggunakan beban permanen dikatakan membuat leverage yg menguntungkan (favorable financial leverage) atau imbas yang positif bila pendapatan yg diterima dari penggunaan dana tadi lebih akbar daripada beban tetap dari penggunaan dana itu.

Kalau perusahaan dalam memakai dana dengan beban tetap itu menghasilkan pengaruh yg menguntungkan dana bagi pemegang saham biasa (pemilik kapital sendiri) yaitu pada bentuknya memperbesar EPS-nya, dikatakan perusahaan itu menjalankan “trading on the equity”.

“Trading in equity” bisa didefinisikan menjadi penggunaan dana yg disertai dengan beban tetap dimana dalam penggunaannya bisa menghasilkan pendapatan yang lebih akbar daripada beban tersebut. Financial leverage itu merugikan (unfavorable leverage) jikalau perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan berdasarkan penggunaan dana tadi sebanyak beban permanen yg harus dibayar. Salah satu tujuan dalam pemilihan berbagai cara lain metode pembelanjaan merupakan untuk memperbesar pendapatan bagi pemilik modal sendiri atau pemegang saham biasa.

Warsono (2003:204) mengemukakan bahwa : “Financial Leverage merupakan setiap penggunaan aset atau dana yg membawa konsekuensi biaya serta beban permanen.”

Beban permanen yg dimaksud adalah dapat berupa bunga pinjaman, jika perusahaan memakai sumber pembelanjaan menurut luar (kapital asing), sedangkan apabila perusahaan menggunakan mesin-mesin, maka harus menanggung beban permanen yang berupa porto penyusutan mesin-mesin (Depresiasi). Kalau perusahaan menyewa suatu aktiva tetap kepada pihak lain, maka konsekuensinya wajib membayar biaya permanen berupa biaya sewa.

Sutrisno (2003:230) mengemukakan pengertian financial leverage bahwa : “Financial leverage terjadi dampak perusahaan memakai sumber dana menurut hutang yang menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap, atas penggunaan dana perusahaan tersebut setiap tahunnya maka dibebani biaya bunga.”

Yamit (2001:87) beropini bahwa : “Financial leverage adalah efek perubahan modal terhadap pendapatan bersih operasi (net operating income = NOI) atau terhadap profitabilitas perusahaan (EBIT).” Sedangkan Sartono (2001:257) menaruh pengertian financial leverage bahwa: ”Financial leverage adalah penggunaan assets serta sumber dana (Sources of Funds) oleh perusahaan memiliki porto tetap (beban tetap dengan maksud supaya menaikkan keuntungan potensial pemegang saham.”

Berdasarkan uraian tersebut pada atas, maka bisa ditarik konklusi bahwa financial leverage adalah bisnis memperbesar efek perubahan atas keuntungan sebelum pajak serta bunga/earning before interests and taxes (EBIT) terhadap earning per share (EPS) atau pendapatan per saham. Apabila pada operating leverage, kasus fixed costs/aset permanen yg memengaruhi keuntungan perusahaan dalam financial leverage adalah biaya modal tetap (fixed financial cost). Biaya kapital permanen merupakan suatu bunga permanen (fixed interests) yang wajib dibayar perusahaan sinkron dengan perjanjian kepada pemberi pinjaman (debt holdres) atau dividen atas saham preferen (preferred stockholders) sebelum pembagian pendapatan/dividen pada para pemegang saham generik (common stockholders).

Leverage finansial, sebagaimana sudah didefinisikan, menyangkut penggunaan dana yang diperoleh pada porto tetap tertentu dengan asa bisa menaikkan bagian pemilik modal. Menurut Sinuraya (2008:130) bahwa: “Leverage yang menguntungkan terjadi bila perusahaan memperoleh laba lebih besar berdasarkan dana yg dibeli daripada porto permanen penggunaan dana tadi.”

Leverage keuangan berdasarkan Sinuraya (2008:129) sanggup diartikan sebagai besarnya beban tetap keuangan (financial) yg digunakan oleh perusahaan. Beban tetap keuangan tadi umumnya asal dari pembayaran bunga buat utang yang dipakai oleh perusahaan. Lantaran itu pembicaraan leverage keuangan berkaitan menggunakan struktur modal perusahaan. Perusahaan yg memakai beban permanen (bunga) yang tinggi berarti menggunakan utang yang tinggi. Perusahaan tersebut dikatakan mempunyai leverage keuangan yang tinggi, yg berarti degree of financial leverage (DFL) untuk perusahaan tadi jua tinggi.

Martono serta Harjito (2008:311) mengemukakan bahwa : ” Degree of financial leverage mempunyai akibat terhadap earning per share perusahaan ”. Untuk perusahaan yg memiliki DFL yg tinggi, perubahan EBIT (Earning Before Interest and Taxes) akan menyebabkan perubahan EPS yg tinggi. Sama misalnya degree of operating leverage (DOL). DFL seperti bermakna 2, apabila EBIT semakin tinggi, EPS akan meningkat secara signifikan, kebalikannya jika EBIT turun, EPS pula akan turun secara signifikan.

Rasio-rasio Financial Leverage
Didalam manajemen keuangan umumnya dikenal dua macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) serta leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini dengan tujuan supaya laba yg diperoleh lebih besar menurut dalam porto asset serta asal dananya. Dengan demikian, penggunaan leverage akan menaikkan laba bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage pula dapat menaikkan resiko kerugian. Apabila perusahaan mendapat keuntungan yg lebih rendah dibandingkan dengan biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.

Rasio leverage digunakan buat menyebutkan penggunaan utang buat membiayai sebagian aktiva perusahaan. Pembiayaan menggunakan utang mempunyai impak bagi perusahaan karena utang memiliki beban yang bersifat tetap. Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas utang dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang berakhir dengan kebangkrutan perusahaan. Tetapi penggunaan utang juga menaruh subsidi pajak atas bunga yang dapat menguntungkan pemegang saham. Karenanya penggunaan utang harus diseimbangkan antara keuntungan dan kerugiannya.

Perusahaan memakai Rasio leverage menggunakan tujuan agar bisa mengetahui berapa akbar keuntungan yang diperoleh dibandingkan porto assets dan sumber dananya. 

Kemampuan perusahaan buat menggunakan aktiva atau dana buat memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan menggunakan memperbesar taraf leverage maka hal ini akan berarti bahwa taraf ketidak pastian (uncertainty) berdasarkan return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yg sama hal tadi akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. 

Adapun jenis-jenis rasio financial leverage yaitu :
1. Time Interest Earned Ratio (TIER) adalah rasio antara keuntungan sebelum bunga serta pajak (EBIT) menggunakan beban bunga.
                                                  EBIT
Time Interest Earned Ratio = -------------
                                                 Interest    

2. Fixed Charge Coverage Ratio adalah rasio penutupan beban permanen yg hampir sama menggunakan TIER, akan namun disini dimasukkan beban lain dimana dalam umumnya perusahaan menyewa aktiva (leasing) serta menanggung kewajiban jangka panjang atas dasar kontrak lease.
                                                    Laba operasi + pembayaranleasing
Fixed change coverage ratio =
                                                   Biayabunga + pembayaran leasing
3. Debt ratio merupakan rasio ini dikenal pula menggunakan sebutan Debt to Asset yg membandingkan total utang dengan total aktiva. Para kreditur menginginkan debt ratio yang rendah karena semakin tinggi rasio ini semakin besar risiko para kreditur. 
                          Total Kewajiban
Debt Ratio =
                                        Total Aktiva

PENGERTIAN KONSEP LEVERAGE MENURUT AHLI

Pengertian, Konsep Leverage Menurut Ahli
Arti leverage secara harfiah (literal) merupakan pengungkit. Pengungkit umumnya digunakan buat membantu mengangkat beban yg berat. Dalam keuangan, leverage pula mempunyai maksud yg serupa. Lebih khusus lagi, leverage sanggup digunakan buat mempertinggi taraf keuntungan yg dibutuhkan. Kemampuan perusahaan buat menggunakan aktiva atau dana buat memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar taraf leverage maka hal ini akan berarti bahwa taraf ketidakpastian (uncertainty) menurut return yang akan diperoleh akan meningkat jua, tetapi dalam waktu yang sama hal tadi akan memperbesar jumlah return yg akan diperoleh. Tingkat leverage ini mampu saja bhineka antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau menurut satu periode ke periode lainnya pada pada satu perusahaan, tetapi yang kentara, meningkat tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yg dihadapi dan semakin akbar return atau penghasilan yang dibutuhkan.

Jika seorang investor atau suatu perusahaan dihadapkan pada suatu peluang buat memulai bisnis, maka investor atau perusahaan tadi adalah bagian menurut pasar industrial eksklusif, yg akan dihadapkan dalam dua keputusan primer. Pertama, perusahaan harus menentukan jumlah biaya permanen dan kedua adalah perusahaan wajib dapat menentukan penjualannya. 

Perusahaan menggunakan Rasio leverage dengan tujuan supaya laba yang diperoleh lebih akbar daripada biaya assets serta sumber dananya, dengan demikian akan menaikkan keuntungan pemegang saham. 

Kemampuan perusahaan untuk memakai aktiva atau dana buat memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidak pastian (uncertainty) dari return yg akan diperoleh akan meningkat pula, tetapi pada ketika yang sama hal tadi akan memperbesar jumlah return yg akan diperoleh. Tingkat leverage ini mampu saja bhineka antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau berdasarkan satu periode ke periode lainnya pada dalam satu perusahaan, namun yg jelas, meningkat taraf leverage akan meningkat risiko yg dihadapi dan semakin besar return atau penghasilan yang diharapkan.

Syamsuddin (2002:90) mengemukakan bahwa : “Rasio leverage adalah kemampuan perusahaan buat menggunakan aktiva atau dana yg memiliki beban tetap (fixed cost assets or funds) yang gunanya buat memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan.” 

Sedangkan menurut Martono serta Harjito (2008:295) mengemukakan bahwa : ”Rasio leverage adalah mengacu pada penggunaan asset serta sumber dana sang perusahaan dimana dalam penggunaan asset atau dana tersebut perusahaan wajib mengeluarkan porto permanen atau beban tetap.”

Dari definisi tadi di atas bisa disimpulkan bahwa penggunaan dana asset (aktiva) atau dana tersebut dalam akhirnya dimaksudkan buat menaikkan laba potensial bagi pemegang saham. Dalam suatu perusahaan dikenal 2 macam macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini menggunakan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih akbar daripada biaya asset serta sumber dananya. 

Penggunaan leverage akan menaikkan keuntungan bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage jua bisa mempertinggi risiko keuntungan, karena jika perusahaan ternyata menerima laba yg lebih rendah menurut porto tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan yg akan dicapai oleh pemegang saham. Leverage timbul dalam waktu perusahaan memakai aktiva yang memiliki biaya -biaya operasi tetap. Dalam jangka panjang, seluruh biaya bersifat variabel, adalah dapat berubah sinkron dengan jumlah produk yg didapatkan.

Lebih lanjut Gitosudarmo (2001:228) berpendapat bahwa ada dua macam leverage, yaitu : 
1. Operating leverage, 
2. Financial leverage.

Untuk lebih jelasnya kedua macam leverage tadi di atas, bisa diuraikan sebagai berikut :

1. Operating leverage 
Operating leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang menyebabkan biaya atau beban permanen. Jika perusahaan tidak mempunyai porto yg tetap, menggunakan istilah lain semuanya variabel, maka perusahaan akan berada pada posisi yg relative sangat “lezat ”. Hal ini ditimbulkan karena jikalau perusahaan terpaksa mengurangi kegiatannya, biayanya jua akan berkurang secara proporsional. Selama harga jual masih lebih tinggi daripada porto variabelnya, perusahaan tadi akan memperoleh laba. Namun jikalau perusahaan menanggung porto permanen, maka akan terdapat batas minimal perusahaan harus berproduksi (serta menjual) agar nir menderita rugi.

Operating leverage merupakan penggunaan aktiva atau operasi perusahaan yg disertai menggunakan biaya permanen atau fixed cost. Konsep operating leverage menganalisis sejauh mana sales revenue dapat menutup porto permanen serta porto variabel.

Operating leverage merupakan penggunaan sesuatu kekayaan atau aktiva eksklusif yg akan menyebabkan beban tetap bagi perusahaan misalnya mesin-mesin, gedung dan sebagainya. Dalam hal ini beban tetapnya akan berupa porto depresiasi. Operating leverage adalah tingkat kepekaan pendapatan sebelum bunga dan pajak (Earning Before Interest and Taxes) karena perubahan menurut volume penjualan.

2. Financial Leverage
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana tertentu yang akan mengakibatkan beban permanen yang berupa biaya bunga. Sumber dana ini bisa berupa utang obligasi, kredit serta Bank serta sebagainya.

Financial leverage ada jika suatu perusahaan mempergunakan utang jangka panjang dengan bunga permanen buat membiayai investasinya, karena bunga yg sifatnya tetap ini, perusahaan tetap menanggung bunga terlepas apakah perusahaan memperoleh keuntungan atau nir. Pada ketika keuntungan perusahaan mini , beban bunga tetap akan menurunkan hasil kepada pemegang saham. Sebaliknya biaya bunga merupakan biaya yang bisa dikenakan pajak. Karenanya perusahaan menerima subsidi atas beban bunga. Dalam kondisi misalnya ini, maka subsidi atas bunga akan menaikkan hasil pada para pemegang saham (keuntungan setelah pajak). 

Dengan demikian, financial leverage mengukur taraf kepekaan return buat setiap saham (EPS) lantaran perubahan menurut pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT).

Konsep operating serta financial leverage bermanfaat buat analisis, perencanaan dan pengendalian keuangan. Dalam menajamen keuangan, leverage merupakan penggunaan aktiva dan asal dana sang perusahaan yang mempunyai porto permanen (beban tetap) berarti sumber dana yg asal menurut pinjaman lantaran mempunyai bunga menjadi beban tetap menggunakan maksud agar mempertinggi laba potensial pemegang saham.

Syahril (2009:83) mengemukakan bahwa:
Perusahaan menggunakan operating serta financial leverage menggunakan tujuan supaya keuntungan yg diperoleh lebih besar daripada porto aktiva dan sumber dananya, dengan demikian akan menaikkan laba pemegang saham. Sebaliknya leverage pula menaikkan variabilitas (risiko) keuntungan, karena bila perusahaan ternyata menerima laba yg lebih rendah dari porto tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.

Konsep leverage tersebut sangat penting terutama buat menunjang analisis keuangan dalam melihat perimbangan antara risiko serta tingkat keuntungan dari berbagai bentuk keputusan finansial.

Financial leverage menunjukkan penggunaan sumber dana yang memiliki beban permanen untuk membiayai investasi suatu perusahaan. Sartono (2001:120) mengemukakan bahwa perusahaan yang nir mempunyai leverage berarti menggunakan kapital sendiri 100%. Penggunaan utang itu sendiri bagi perusahaan mengandung 3 dimensi yaitu :
1. Pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya agunan atas kredit yang diberikan.
2. Dengan memakai utang maka bila perusahaan mendapatkan laba yang lebih besar berdasarkan beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan semakin tinggi.
3. Dengan memakai utang maka pemilik memperoleh dana serta tidak kehilangan pengendalian perusahaan.

Semakin tinggi rasio financial leverage maka semakin besar risiko yang dihadapi, serta semakin banyak investor akan meminta tingkat keuntungan yang meningkat. Rasio yang tinggi jua memberitahuakn proporsi modal sendiri yg rendah buat membiayai aktiva.

Time interest earned ratio merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur seberapa jauh laba bisa berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena tidak sanggup membayar bunga.

Fixed charger coverage ratio, mengukur berapa besar kemampuan perusahaan buat menutup beban tetapnya termasuk pembayaran dividen saham preferen, bunga, angsuran pinjaman, serta sewa. Karena tidak jarang perusahaan menyewa aktivitasnya berdasarkan perusahaan lising dan wajib membayar angsuran eksklusif.

Debt service coverage, mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman. Jadi sama menggunakan leverage yang lain, hanya menggunakan memasukkan angsuran utama pinjaman. 

Syamsuddin (2002:90) mengemukakan bahwa : “Rasio leverage adalah kemampuan perusahaan buat menggunakan aktiva atau dana yg memiliki beban tetap (fixed cost assets or funds) yang gunanya buat memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan.” 

Sedangkan Martono dan Harjito (2008:295) mengemukakan bahwa : ”Rasio leverage adalah mengacu pada penggunaan asset serta sumber dana sang perusahaan dimana dalam penggunaan asset atau dana tersebut perusahaan wajib mengeluarkan porto permanen atau beban tetap.”

Dari definisi tersebut pada atas bisa disimpulkan bahwa penggunaan dana asset (aktiva) atau dana tadi dalam akhirnya dimaksudkan buat menaikkan keuntungan potensial bagi pemegang saham. Dalam suatu perusahaan dikenal dua macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) serta leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini menggunakan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada porto asset dan asal dananya

Penggunaan leverage akan menaikkan laba bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage jua bisa mempertinggi risiko keuntungan, karena apabila perusahaan ternyata menerima laba yang lebih rendah berdasarkan biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan laba yang akan dicapai sang pemegang saham. Leverage muncul dalam waktu perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biaya operasi tetap. Dalam jangka panjang, seluruh biaya bersifat variabel, merupakan dapat berubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan.

PENGERTIAN KONSEP LEVERAGE MENURUT AHLI

Pengertian, Konsep Leverage Menurut Ahli
Arti leverage secara harfiah (literal) adalah pengungkit. Pengungkit umumnya dipakai buat membantu mengangkat beban yang berat. Dalam keuangan, leverage pula mempunyai maksud yang serupa. Lebih spesifik lagi, leverage mampu dipakai untuk menaikkan taraf keuntungan yg dibutuhkan. Kemampuan perusahaan buat menggunakan aktiva atau dana buat memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan menggunakan memperbesar taraf leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) menurut return yang akan diperoleh akan semakin tinggi jua, tetapi dalam waktu yg sama hal tersebut akan memperbesar jumlah return yg akan diperoleh. Tingkat leverage ini bisa saja berbeda-beda antara perusahaan yg satu dengan perusahaan lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya di dalam satu perusahaan, tetapi yg kentara, meningkat taraf leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi serta semakin akbar return atau penghasilan yg diharapkan.

Jika seorang investor atau suatu perusahaan dihadapkan dalam suatu peluang buat memulai bisnis, maka investor atau perusahaan tersebut adalah bagian dari pasar industrial tertentu, yang akan dihadapkan dalam 2 keputusan utama. Pertama, perusahaan wajib memilih jumlah porto permanen dan ke 2 merupakan perusahaan harus dapat menentukan penjualannya. 

Perusahaan memakai Rasio leverage menggunakan tujuan supaya keuntungan yg diperoleh lebih besar daripada biaya assets dan sumber dananya, dengan demikian akan menaikkan keuntungan pemegang saham. 

Kemampuan perusahaan untuk memakai aktiva atau dana buat memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar taraf leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidak pastian (uncertainty) berdasarkan return yang akan diperoleh akan semakin tinggi juga, namun dalam waktu yg sama hal tadi akan memperbesar jumlah return yg akan diperoleh. Tingkat leverage ini mampu saja bhineka antara perusahaan yang satu menggunakan perusahaan lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya di pada satu perusahaan, tetapi yg jelas, meningkat taraf leverage akan meningkat risiko yang dihadapi dan semakin akbar return atau penghasilan yg diperlukan.

Syamsuddin (2002:90) mengemukakan bahwa : “Rasio leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memakai aktiva atau dana yg mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) yang gunanya buat memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan.” 

Sedangkan berdasarkan Martono dan Harjito (2008:295) mengemukakan bahwa : ”Rasio leverage adalah mengacu dalam penggunaan asset dan asal dana oleh perusahaan dimana pada penggunaan asset atau dana tadi perusahaan wajib mengeluarkan biaya permanen atau beban tetap.”

Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan dana asset (aktiva) atau dana tersebut dalam akhirnya dimaksudkan untuk mempertinggi keuntungan potensial bagi pemegang saham. Dalam suatu perusahaan dikenal dua macam macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan ke 2 leverage ini menggunakan tujuan supaya keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya asset dan asal dananya. 

Penggunaan leverage akan menaikkan keuntungan bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage pula dapat menaikkan risiko laba, lantaran jika perusahaan ternyata menerima laba yg lebih rendah menurut porto tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan laba yg akan dicapai oleh pemegang saham. Leverage muncul pada waktu perusahaan menggunakan aktiva yg mempunyai porto-porto operasi permanen. Dalam jangka panjang, semua porto bersifat variabel, adalah dapat berubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan.

Lebih lanjut Gitosudarmo (2001:228) beropini bahwa ada dua macam leverage, yaitu : 
1. Operating leverage, 
2. Financial leverage.

Untuk lebih jelasnya kedua macam leverage tadi di atas, dapat diuraikan menjadi berikut :

1. Operating leverage 
Operating leverage terjadi dalam saat perusahaan menggunakan aktiva yang mengakibatkan biaya atau beban tetap. Jika perusahaan tidak memiliki biaya yg tetap, menggunakan istilah lain semuanya variabel, maka perusahaan akan berada pada posisi yg relative sangat “lezat ”. Hal ini ditimbulkan karena kalau perusahaan terpaksa mengurangi kegiatannya, biayanya juga akan berkurang secara proporsional. Selama harga jual masih lebih tinggi daripada biaya variabelnya, perusahaan tadi akan memperoleh keuntungan. Tetapi jikalau perusahaan menanggung biaya permanen, maka akan terdapat batas minimal perusahaan harus berproduksi (serta menjual) agar tidak menderita rugi.

Operating leverage adalah penggunaan aktiva atau operasi perusahaan yg disertai menggunakan biaya permanen atau fixed cost. Konsep operating leverage menganalisis sejauh mana sales revenue bisa menutup biaya permanen dan biaya variabel.

Operating leverage merupakan penggunaan sesuatu kekayaan atau aktiva eksklusif yang akan mengakibatkan beban permanen bagi perusahaan misalnya mesin-mesin, gedung dan sebagainya. Dalam hal ini beban tetapnya akan berupa biaya depresiasi. Operating leverage merupakan tingkat kepekaan pendapatan sebelum bunga serta pajak (Earning Before Interest and Taxes) lantaran perubahan menurut volume penjualan.

2. Financial Leverage
Financial leverage merupakan penggunaan asal dana tertentu yg akan mengakibatkan beban permanen yang berupa porto bunga. Sumber dana ini bisa berupa utang obligasi, kredit serta Bank serta sebagainya.

Financial leverage timbul jika suatu perusahaan mempergunakan utang jangka panjang menggunakan bunga permanen buat membiayai investasinya, lantaran bunga yg sifatnya tetap ini, perusahaan tetap menanggung bunga terlepas apakah perusahaan memperoleh laba atau tidak. Pada saat keuntungan perusahaan mini , beban bunga tetap akan menurunkan hasil kepada pemegang saham. Sebaliknya biaya bunga adalah biaya yang dapat dikenakan pajak. Karenanya perusahaan menerima subsidi atas beban bunga. Dalam kondisi misalnya ini, maka subsidi atas bunga akan menaikkan output pada para pemegang saham (keuntungan sesudah pajak). 

Dengan demikian, financial leverage mengukur tingkat kepekaan return buat setiap saham (EPS) karena perubahan menurut pendapatan sebelum bunga serta pajak (EBIT).

Konsep operating dan financial leverage berguna untuk analisis, perencanaan serta pengendalian keuangan. Dalam menajamen keuangan, leverage merupakan penggunaan aktiva dan asal dana oleh perusahaan yg mempunyai porto permanen (beban permanen) berarti asal dana yg dari berdasarkan pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap menggunakan maksud supaya menaikkan keuntungan potensial pemegang saham.

Syahril (2009:83) mengemukakan bahwa:
Perusahaan memakai operating serta financial leverage menggunakan tujuan supaya keuntungan yg diperoleh lebih akbar daripada porto aktiva dan sumber dananya, menggunakan demikian akan menaikkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga menaikkan variabilitas (risiko) laba, karena jika perusahaan ternyata menerima laba yg lebih rendah berdasarkan biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.

Konsep leverage tadi sangat krusial terutama buat menunjang analisis keuangan dalam melihat perimbangan antara risiko serta taraf keuntungan menurut aneka macam bentuk keputusan finansial.

Financial leverage memberitahuakn penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap buat membiayai investasi suatu perusahaan. Sartono (2001:120) mengemukakan bahwa perusahaan yg tidak memiliki leverage berarti memakai modal sendiri 100%. Penggunaan utang itu sendiri bagi perusahaan mengandung 3 dimensi yaitu :
1. Pemberi kredit akan menitikberatkan dalam besarnya jaminan atas kredit yg diberikan.
2. Dengan memakai utang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar menurut beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat.
3. Dengan memakai utang maka pemilik memperoleh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan.

Semakin tinggi rasio financial leverage maka semakin besar risiko yang dihadapi, serta semakin poly investor akan meminta tingkat laba yg semakin tinggi. Rasio yg tinggi jua memperlihatkan proporsi kapital sendiri yang rendah buat membiayai aktiva.

Time interest earned ratio adalah rasio antara keuntungan sebelum bunga serta pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur seberapa jauh laba bisa berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena tidak mampu membayar bunga.

Fixed charger coverage ratio, mengukur berapa besar kemampuan perusahaan buat menutup beban tetapnya termasuk pembayaran dividen saham preferen, bunga, angsuran pinjaman, dan sewa. Lantaran tidak jarang perusahaan menyewa aktivitasnya berdasarkan perusahaan lising dan harus membayar angsuran eksklusif.

Debt service coverage, mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran utama pinjaman. Jadi sama dengan leverage yg lain, hanya dengan memasukkan angsuran pokok pinjaman. 

Syamsuddin (2002:90) mengemukakan bahwa : “Rasio leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memakai aktiva atau dana yg mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) yang gunanya buat memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan.” 

Sedangkan Martono dan Harjito (2008:295) mengemukakan bahwa : ”Rasio leverage adalah mengacu dalam penggunaan asset dan asal dana oleh perusahaan dimana pada penggunaan asset atau dana tadi perusahaan wajib mengeluarkan biaya permanen atau beban tetap.”

Dari definisi tersebut pada atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan dana asset (aktiva) atau dana tadi dalam akhirnya dimaksudkan buat menaikkan laba potensial bagi pemegang saham. Dalam suatu perusahaan dikenal 2 macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan ke 2 leverage ini dengan tujuan agar laba yang diperoleh lebih akbar daripada biaya asset dan asal dananya

Penggunaan leverage akan menaikkan laba bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage jua bisa menaikkan risiko keuntungan, lantaran apabila perusahaan ternyata menerima keuntungan yang lebih rendah berdasarkan biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan laba yg akan dicapai oleh pemegang saham. Leverage muncul dalam ketika perusahaan menggunakan aktiva yg mempunyai porto operasi permanen. Dalam jangka panjang, seluruh biaya bersifat variabel, artinya bisa berubah sesuai menggunakan jumlah produk yang didapatkan.