PENGERTIAN KONSEP LEVERAGE MENURUT AHLI
Pengertian, Konsep Leverage Menurut Ahli
Arti leverage secara harfiah (literal) merupakan pengungkit. Pengungkit umumnya digunakan buat membantu mengangkat beban yg berat. Dalam keuangan, leverage pula mempunyai maksud yg serupa. Lebih khusus lagi, leverage sanggup digunakan buat mempertinggi taraf keuntungan yg dibutuhkan. Kemampuan perusahaan buat menggunakan aktiva atau dana buat memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar taraf leverage maka hal ini akan berarti bahwa taraf ketidakpastian (uncertainty) menurut return yang akan diperoleh akan meningkat jua, tetapi dalam waktu yang sama hal tadi akan memperbesar jumlah return yg akan diperoleh. Tingkat leverage ini mampu saja bhineka antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau menurut satu periode ke periode lainnya pada pada satu perusahaan, tetapi yang kentara, meningkat tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yg dihadapi dan semakin akbar return atau penghasilan yang dibutuhkan.
Jika seorang investor atau suatu perusahaan dihadapkan pada suatu peluang buat memulai bisnis, maka investor atau perusahaan tadi adalah bagian menurut pasar industrial eksklusif, yg akan dihadapkan dalam dua keputusan primer. Pertama, perusahaan harus menentukan jumlah biaya permanen dan kedua adalah perusahaan wajib dapat menentukan penjualannya.
Perusahaan menggunakan Rasio leverage dengan tujuan supaya laba yang diperoleh lebih akbar daripada biaya assets serta sumber dananya, dengan demikian akan menaikkan keuntungan pemegang saham.
Kemampuan perusahaan untuk memakai aktiva atau dana buat memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidak pastian (uncertainty) dari return yg akan diperoleh akan meningkat pula, tetapi pada ketika yang sama hal tadi akan memperbesar jumlah return yg akan diperoleh. Tingkat leverage ini mampu saja bhineka antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau berdasarkan satu periode ke periode lainnya pada dalam satu perusahaan, namun yg jelas, meningkat taraf leverage akan meningkat risiko yg dihadapi dan semakin besar return atau penghasilan yang diharapkan.
Syamsuddin (2002:90) mengemukakan bahwa : “Rasio leverage adalah kemampuan perusahaan buat menggunakan aktiva atau dana yg memiliki beban tetap (fixed cost assets or funds) yang gunanya buat memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan.”
Sedangkan menurut Martono serta Harjito (2008:295) mengemukakan bahwa : ”Rasio leverage adalah mengacu pada penggunaan asset serta sumber dana sang perusahaan dimana dalam penggunaan asset atau dana tersebut perusahaan wajib mengeluarkan porto permanen atau beban tetap.”
Dari definisi tadi di atas bisa disimpulkan bahwa penggunaan dana asset (aktiva) atau dana tersebut dalam akhirnya dimaksudkan buat menaikkan laba potensial bagi pemegang saham. Dalam suatu perusahaan dikenal 2 macam macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini menggunakan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih akbar daripada biaya asset serta sumber dananya.
Penggunaan leverage akan menaikkan keuntungan bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage jua bisa mempertinggi risiko keuntungan, karena jika perusahaan ternyata menerima laba yg lebih rendah menurut porto tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan yg akan dicapai oleh pemegang saham. Leverage timbul dalam waktu perusahaan memakai aktiva yang memiliki biaya -biaya operasi tetap. Dalam jangka panjang, seluruh biaya bersifat variabel, adalah dapat berubah sinkron dengan jumlah produk yg didapatkan.
Lebih lanjut Gitosudarmo (2001:228) berpendapat bahwa ada dua macam leverage, yaitu :
1. Operating leverage,
2. Financial leverage.
Untuk lebih jelasnya kedua macam leverage tadi di atas, bisa diuraikan sebagai berikut :
1. Operating leverage
Operating leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang menyebabkan biaya atau beban permanen. Jika perusahaan tidak mempunyai porto yg tetap, menggunakan istilah lain semuanya variabel, maka perusahaan akan berada pada posisi yg relative sangat “lezat ”. Hal ini ditimbulkan karena jikalau perusahaan terpaksa mengurangi kegiatannya, biayanya jua akan berkurang secara proporsional. Selama harga jual masih lebih tinggi daripada porto variabelnya, perusahaan tadi akan memperoleh laba. Namun jikalau perusahaan menanggung porto permanen, maka akan terdapat batas minimal perusahaan harus berproduksi (serta menjual) agar nir menderita rugi.
Operating leverage merupakan penggunaan aktiva atau operasi perusahaan yg disertai menggunakan biaya permanen atau fixed cost. Konsep operating leverage menganalisis sejauh mana sales revenue dapat menutup porto permanen serta porto variabel.
Operating leverage merupakan penggunaan sesuatu kekayaan atau aktiva eksklusif yg akan menyebabkan beban tetap bagi perusahaan misalnya mesin-mesin, gedung dan sebagainya. Dalam hal ini beban tetapnya akan berupa porto depresiasi. Operating leverage adalah tingkat kepekaan pendapatan sebelum bunga dan pajak (Earning Before Interest and Taxes) karena perubahan menurut volume penjualan.
2. Financial Leverage
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana tertentu yang akan mengakibatkan beban permanen yang berupa biaya bunga. Sumber dana ini bisa berupa utang obligasi, kredit serta Bank serta sebagainya.
Financial leverage ada jika suatu perusahaan mempergunakan utang jangka panjang dengan bunga permanen buat membiayai investasinya, karena bunga yg sifatnya tetap ini, perusahaan tetap menanggung bunga terlepas apakah perusahaan memperoleh keuntungan atau nir. Pada ketika keuntungan perusahaan mini , beban bunga tetap akan menurunkan hasil kepada pemegang saham. Sebaliknya biaya bunga merupakan biaya yang bisa dikenakan pajak. Karenanya perusahaan menerima subsidi atas beban bunga. Dalam kondisi misalnya ini, maka subsidi atas bunga akan menaikkan hasil pada para pemegang saham (keuntungan setelah pajak).
Dengan demikian, financial leverage mengukur taraf kepekaan return buat setiap saham (EPS) lantaran perubahan menurut pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT).
Konsep operating serta financial leverage bermanfaat buat analisis, perencanaan dan pengendalian keuangan. Dalam menajamen keuangan, leverage merupakan penggunaan aktiva dan asal dana sang perusahaan yang mempunyai porto permanen (beban tetap) berarti sumber dana yg asal menurut pinjaman lantaran mempunyai bunga menjadi beban tetap menggunakan maksud agar mempertinggi laba potensial pemegang saham.
Syahril (2009:83) mengemukakan bahwa:
Perusahaan menggunakan operating serta financial leverage menggunakan tujuan supaya keuntungan yg diperoleh lebih besar daripada porto aktiva dan sumber dananya, dengan demikian akan menaikkan laba pemegang saham. Sebaliknya leverage pula menaikkan variabilitas (risiko) keuntungan, karena bila perusahaan ternyata menerima laba yg lebih rendah dari porto tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.
Konsep leverage tersebut sangat penting terutama buat menunjang analisis keuangan dalam melihat perimbangan antara risiko serta tingkat keuntungan dari berbagai bentuk keputusan finansial.
Financial leverage menunjukkan penggunaan sumber dana yang memiliki beban permanen untuk membiayai investasi suatu perusahaan. Sartono (2001:120) mengemukakan bahwa perusahaan yang nir mempunyai leverage berarti menggunakan kapital sendiri 100%. Penggunaan utang itu sendiri bagi perusahaan mengandung 3 dimensi yaitu :
1. Pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya agunan atas kredit yang diberikan.
2. Dengan memakai utang maka bila perusahaan mendapatkan laba yang lebih besar berdasarkan beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan semakin tinggi.
3. Dengan memakai utang maka pemilik memperoleh dana serta tidak kehilangan pengendalian perusahaan.
Semakin tinggi rasio financial leverage maka semakin besar risiko yang dihadapi, serta semakin banyak investor akan meminta tingkat keuntungan yang meningkat. Rasio yang tinggi jua memberitahuakn proporsi modal sendiri yg rendah buat membiayai aktiva.
Time interest earned ratio merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur seberapa jauh laba bisa berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena tidak sanggup membayar bunga.
Fixed charger coverage ratio, mengukur berapa besar kemampuan perusahaan buat menutup beban tetapnya termasuk pembayaran dividen saham preferen, bunga, angsuran pinjaman, serta sewa. Karena tidak jarang perusahaan menyewa aktivitasnya berdasarkan perusahaan lising dan wajib membayar angsuran eksklusif.
Debt service coverage, mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman. Jadi sama menggunakan leverage yang lain, hanya menggunakan memasukkan angsuran utama pinjaman.
Syamsuddin (2002:90) mengemukakan bahwa : “Rasio leverage adalah kemampuan perusahaan buat menggunakan aktiva atau dana yg memiliki beban tetap (fixed cost assets or funds) yang gunanya buat memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan.”
Sedangkan Martono dan Harjito (2008:295) mengemukakan bahwa : ”Rasio leverage adalah mengacu pada penggunaan asset serta sumber dana sang perusahaan dimana dalam penggunaan asset atau dana tersebut perusahaan wajib mengeluarkan porto permanen atau beban tetap.”
Dari definisi tersebut pada atas bisa disimpulkan bahwa penggunaan dana asset (aktiva) atau dana tadi dalam akhirnya dimaksudkan buat menaikkan keuntungan potensial bagi pemegang saham. Dalam suatu perusahaan dikenal dua macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) serta leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini menggunakan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada porto asset dan asal dananya
Penggunaan leverage akan menaikkan laba bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage jua bisa mempertinggi risiko keuntungan, karena apabila perusahaan ternyata menerima laba yang lebih rendah berdasarkan biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan laba yang akan dicapai sang pemegang saham. Leverage muncul dalam waktu perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biaya operasi tetap. Dalam jangka panjang, seluruh biaya bersifat variabel, merupakan dapat berubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Comments
Post a Comment