PENGERTIAN FINANCIAL LEVERAGE MENURUT AHLI

Pengertian Financial Leverage
Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya sejalan menggunakan pengembangan yang dialami, selalu membutuhkan tambahan modal. Pada saat perusahaan didirikan, pemilik bisa menentukan sumber kapital apa yang digunakan, apakah semuanya bersumber berdasarkan modal saham biasa atau perlu ada hutang jangka panjang. Setiap keputusan yg diambil tentang sumber modal selalu terdapat dampaknya. Misalnya jika sumber modal saham biasa ada kewajiban membayar dividen dan keputusan-keputusan kebijakan atau pengelolaan menurut pemegang saham perlu diperhatikan. Jika sumber kapital dari saham prefern ada kewajiban membayar dividen yg wajib diprioritaskan demikian jua pada keadaan perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham prefern akan didahulukan peningkatan nilai sahamnya. Apabila sumber kapital asal berdasarkan hutang jangka panjang ada kewajiban membayar bunga dan pengembalian hutang pada waktu jatuh tempo.

Ada pertimbangan-pertimbangan tertentu berdasarkan perusahaan pada mengatur kumpulan sumber modal mana akan digunakan. Misalnya suatu perusahaan tidak menyukai manajemen perusahaannya dikelola oleh poly pemilik, karenanya keputusan sumber kapital yang digunakan buat pengembangan berikut adalah menurut hutang jangka panjang. 

Arti leverage secara harfiah (literal) dari Hanafi (2004:327) merupakan pengungkit. Pengungkit biasanya digunakan buat membantu mengangkat beban yg berat. Dalam keuangan, leverage pula mempunyai maksud yang serupa. Lebih spesifik lagi, leverage bisa digunakan buat menaikkan taraf keuntungan yang dibutuhkan. Kemampuan perusahaan buat menggunakan aktiva atau dana buat memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar taraf leverage maka hal ini akan berarti bahwa taraf ketidakpastian (uncertainty) menurut return yang akan diperoleh akan meningkat jua, namun pada ketika yang sama hal tersebut akan memperbesar jumlah return yg akan diperoleh. Tingkat leverage ini mampu saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau berdasarkan satu periode ke periode lainnya pada dalam satu perusahaan, namun yang jelas, semakin tinggi tingkat leverage akan meningkat risiko yang dihadapi serta semakin akbar return atau penghasilan yang diharapkan.

Jika seseorang investor atau suatu perusahaan dihadapkan pada suatu peluang buat memulai usaha, maka investor atau perusahaan tadi merupakan bagian berdasarkan pasar industrial eksklusif, yg akan dihadapkan pada 2 keputusan utama. Pertama, perusahaan wajib menentukan jumlah biaya permanen serta ke 2 adalah perusahaan wajib dapat memilih penjualannya. 

Leverage keuangan menurut Syamsuddin (2002:152) merupakan : ”Leverage merupakan suatu ukuran yg menunjukkan sampai sejauh mana hutang serta saham prefern digunakan pada struktur kapital perusahaan”. Leverage perusahaan akan mensugesti laba per lbr saham, tingkat risiko serta harga saham. Nilai perusahaan yg nir memiliki hutang buat pertama kali akan naik dalam waktu kebutuhan akan tambahan modal dipenuhi sang hutang serta nilai tadi kemudian akan mencapai puncaknya serta akhirnya nilai itu akan menurun sesudah penggunaan hutang hiperbola.

Financial leverage berdasarkan Martono serta Harjito (2008:301), mengemukakan bahwa : ” Financial Leverage adalah penggunaan dana menggunakan beban tetap dengan asa atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan per lbr saham (earning per share, EPS) ”. 

Masalah financial leverage baru timbul sehabis perusahaan memakai dana menggunakan beban tetap, misalnya halnya perkara operating leverage baru ada selesainya perusahaan dalam operasinya mempunyai biaya tetap. Perusahaan yang memakai dana menggunakan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan (favorable financial leverage) atau impak yg positif jika pendapatan yg diterima dari penggunaan dana tadi lebih akbar daripada beban permanen berdasarkan penggunaan dana itu.

Kalau perusahaan pada memakai dana menggunakan beban permanen itu membuat pengaruh yg menguntungkan dana bagi pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) yaitu dalam bentuknya memperbesar EPS-nya, dikatakan perusahaan itu menjalankan “trading on the equity”.

“Trading in equity” bisa didefinisikan menjadi penggunaan dana yang disertai dengan beban tetap dimana dalam penggunaannya dapat membentuk pendapatan yg lebih besar daripada beban tersebut. Financial leverage itu merugikan (unfavorable leverage) jika perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan menurut penggunaan dana tadi sebesar beban permanen yang harus dibayar. Salah satu tujuan dalam pemilihan berbagai cara lain metode pembelanjaan merupakan buat memperbesar pendapatan bagi pemilik kapital sendiri atau pemegang saham biasa.

Warsono (2003:204) mengemukakan bahwa : “Financial Leverage merupakan setiap penggunaan aset atau dana yang membawa konsekuensi porto dan beban permanen.”

Beban permanen yang dimaksud merupakan bisa berupa bunga pinjaman, apabila perusahaan memakai asal pembelanjaan dari luar (modal asing), sedangkan apabila perusahaan menggunakan mesin-mesin, maka wajib menanggung beban permanen yang berupa porto penyusutan mesin-mesin (Depresiasi). Kalau perusahaan menyewa suatu aktiva permanen pada pihak lain, maka konsekuensinya harus membayar biaya tetap berupa biaya sewa.

Sutrisno (2003:230) mengemukakan pengertian financial leverage bahwa : “Financial leverage terjadi akibat perusahaan memakai sumber dana berdasarkan hutang yang mengakibatkan perusahaan wajib menanggung beban tetap, atas penggunaan dana perusahaan tersebut setiap tahunnya maka dibebani porto bunga.”

Yamit (2001:87) berpendapat bahwa : “Financial leverage merupakan imbas perubahan modal terhadap pendapatan bersih operasi (net operating income = NOI) atau terhadap profitabilitas perusahaan (EBIT).” Sedangkan Sartono (2001:257) menaruh pengertian financial leverage bahwa: ”Financial leverage merupakan penggunaan assets serta asal dana (Sources of Funds) sang perusahaan mempunyai biaya permanen (beban tetap menggunakan maksud supaya menaikkan keuntungan potensial pemegang saham.”

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa financial leverage adalah usaha memperbesar imbas perubahan atas laba sebelum pajak serta bunga/earning before interests and taxes (EBIT) terhadap earning per share (EPS) atau pendapatan per saham. Jika pada operating leverage, kasus fixed costs/aset tetap yang memengaruhi laba perusahaan pada financial leverage merupakan porto kapital tetap (fixed financial cost). Biaya modal permanen adalah suatu bunga tetap (fixed interests) yg wajib dibayar perusahaan sinkron menggunakan perjanjian pada pemberi pinjaman (debt holdres) atau dividen atas saham preferen (preferred stockholders) sebelum pembagian pendapatan/dividen pada para pemegang saham generik (common stockholders).

Leverage finansial, sebagaimana sudah didefinisikan, menyangkut penggunaan dana yang diperoleh dalam biaya permanen eksklusif menggunakan harapan mampu menaikkan bagian pemilik kapital. Menurut Sinuraya (2008:130) bahwa: “Leverage yg menguntungkan terjadi apabila perusahaan memperoleh laba lebih besar dari dana yang dibeli daripada biaya permanen penggunaan dana tersebut.”

Leverage keuangan berdasarkan Sinuraya (2008:129) mampu diartikan menjadi besarnya beban permanen keuangan (financial) yg digunakan sang perusahaan. Beban tetap keuangan tadi umumnya dari berdasarkan pembayaran bunga buat utang yg digunakan sang perusahaan. Karena itu pembicaraan leverage keuangan berkaitan dengan struktur modal perusahaan. Perusahaan yang memakai beban permanen (bunga) yg tinggi berarti menggunakan utang yg tinggi. Perusahaan tadi dikatakan memiliki leverage keuangan yang tinggi, yang berarti degree of financial leverage (DFL) untuk perusahaan tersebut pula tinggi.

Martono dan Harjito (2008:311) mengemukakan bahwa : ” Degree of financial leverage mempunyai implikasi terhadap earning per share perusahaan ”. Untuk perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi, perubahan EBIT (Earning Before Interest and Taxes) akan mengakibatkan perubahan EPS yg tinggi. Sama misalnya degree of operating leverage (DOL). DFL seperti bermakna 2, jika EBIT semakin tinggi, EPS akan semakin tinggi secara signifikan, kebalikannya apabila EBIT turun, EPS juga akan turun secara signifikan.

Rasio-rasio Financial Leverage
Didalam manajemen keuangan umumnya dikenal dua macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini menggunakan tujuan agar keuntungan yg diperoleh lebih besar dari dalam biaya asset serta sumber dananya. Dengan demikian, penggunaan leverage akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage juga dapat menaikkan resiko kerugian. Jika perusahaan menerima keuntungan yg lebih rendah dibandingkan dengan porto tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan laba pemegang saham.

Rasio leverage dipakai buat mengungkapkan penggunaan utang buat membiayai sebagian aktiva perusahaan. Pembiayaan menggunakan utang memiliki pengaruh bagi perusahaan karena utang mempunyai beban yang bersifat permanen. Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas utang dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang berakhir dengan kebangkrutan perusahaan. Tetapi penggunaan utang juga memberikan subsidi pajak atas bunga yang bisa menguntungkan pemegang saham. Karenanya penggunaan utang wajib diseimbangkan antara keuntungan serta kerugiannya.

Perusahaan menggunakan Rasio leverage dengan tujuan supaya bisa mengetahui berapa akbar keuntungan yang diperoleh dibandingkan biaya assets serta sumber dananya. 

Kemampuan perusahaan buat memakai aktiva atau dana untuk memperbesar taraf penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidak pastian (uncertainty) menurut return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, namun dalam waktu yang sama hal tadi akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. 

Adapun jenis-jenis rasio financial leverage yaitu :
1. Time Interest Earned Ratio (TIER) adalah rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga.
                                                  EBIT
Time Interest Earned Ratio = -------------
                                                 Interest    
2. Fixed Charge Coverage Ratio merupakan rasio penutupan beban tetap yang hampir sama menggunakan TIER, akan namun disini dimasukkan beban lain dimana pada biasanya perusahaan menyewa aktiva (leasing) serta menanggung kewajiban jangka panjang atas dasar kontrak lease.
                                                    Laba operasi + pembayaran leasing
Fixed change coverage ratio =  -----------------------------------------------
                                                    Biaya bunga + pembayaran leasing

3. Debt ratio adalah rasio ini dikenal pula menggunakan sebutan Debt to Asset yang membandingkan total utang menggunakan total aktiva. Para kreditur menginginkan debt ratio yg rendah lantaran meningkat rasio ini semakin akbar risiko para kreditur. 

                            Total Kewajiban
Debt Ratio =       ---------------------
                                        Total Aktiva

Comments