CONTOH PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH SD SMP SMA SMK TERLENGKAP
Oleh
Cara Flexi
pada tanggal
Contoh Program Kerja Kepala Sekolah Sekolah Dasar SMP SMA SMK Terlengkap
Contoh Program Kerja Kepala Sekolah Sekolah Dasar SMP SMA SMK Terlengkap - Contoh Program Rencana Kerja Kepala Sekolah merupakan sebuah acara yang disusun serta dibentuk sang ketua sekolah selama masa jabatannay dalam menjalankan tugas serta kinerjanya. Program Kerja Kepala Sekolah ini biasa pada singkat menggunakan nama lain RKKS serta Format File berextensi/berbasis microsoft Words.doc agar gampang buat diedit pulang diadaptasi dengan sekolah masing-masing.
Dalam acara kerja ini mendasarkan dalam tugas serta fungsi kepala sekolah yang terbagi atas beberapa bidang yaitu Tugas Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Bidang Kepegawaian, Bidang Keuangan, Bidang Sarana Prasarana, Bidang Tata Usaha, dan Bidang Kesiswaan.
Sedikit arsip ini yang bisa saya bagikan kepada bapak/mak pengajar semua serta semoga bisa memberikan manfaat pada menyusun adminitrasi kelas. Jika bapak/bunda guru kesulitan dalam mendownload silahkan tinggalkan pesan di blog ini supaya nanti saya bisa memberi tahu cara download yang sahih.
Link Download :
Baca Juga
- Contoh Program Kerja Kepala Sekolah Sd
- Contoh Program Kerja Kepala Sekolah Sd/mi
- Contoh Program Kerja Kepala Sekolah Sd Kurikulum 2013
- Contoh Program Kerja Kepala Sekolah Sd Pdf
- Contoh Program Kerja Kepala Sekolah Sd Jangka Menengah
- Contoh Program Kerja Kepala Sekolah Sd.doc
- Contoh Program Kerja Kepala Sekolah Sd 2017
- Contoh Program Kerja Kepala Sekolah Sd Jangka Panjang
- Contoh Program Kerja Kepala Sekolah Sdit
- Contoh Program Kerja Kepala Sekolah Sd Jangka Pendek
CONTOH RENCANA KERJA TAHUNAN RKT SMP TAHUN 2018
Oleh
Cara Flexi
pada tanggal
Contoh Rencana Kerja Tahunan RKT SD Tahun 2018 ini adalah arsip modern yang akan saya bagikan pada postingan kali ini. Dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan, Sekolah harus menciptakan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja Tahunan (RKT) dinyatakan pada Rencana Kegiatan serta Anggaran Sekolah / Madrasah (RKAS/M). RKT merupakan rencana kerja buat 1 Tahun berupa banyak sekali program kegiatan sekolah yg disertai dengan planning anggaran porto yang akan dibutuhkan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Format RKT adalah turunan dari RKJM serta adonan keduanya diklaim RKAS/M. Berikut langkah-langkah pada penyusunan Rencana Rencana Kerja Tahunan SD/MI.
- Buat Visi, Misi serta Tujan Sekolah
- Lakukan Evaluasi Diri Sekolah
- Tentukan Tantangan Utama Sekolah
- Tentukan Program Strategis dan Program Rutin
- Tentukan Sasaran, Indikator dan Penanggungjawab Program Kegiatan
- Rinci Anggaran yg diharapkan setiap program kegiatan (dalam juknis BOS dokumen K-dua)
- Rekap semua anggraran pada RKAS (pada juknis BOS dokumen K-1)
- Buat SK RKT serta RKAS 2013
- Dokumentasikan semuanya
File ini sekaligus aku bagikan buat memenuhi Bukti Fisik Akreditasi SD Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) khususnya pada Instrumen No.48 (Poin 1) buat sekolah yang akan melaksanakan Akreditasi.
Download Juga !!!
DOWNLOAD PANDUAN SISTEM PENILAIAN AKREDITASI PAUD 2018
Oleh
Cara Flexi
pada tanggal
Bagi bapak/bunda yang ingin melihat pedoman penggunaan sistem akreditasi paud bagi forum, sudah sudah tersedia versi pdf yang dapat diunduh DISINI. Untuk tampilan atau preview dokumennya sanggup dilihat berikut:
Bagi sekolah paud yg ingin melakukan akreditasi dapat mendaftar ke pada SisPenA ini dan melakukan pengiriman berkas yg diharapkan dalam menu “Pendaftaran” dalam sistem di sebelah kiri. Nanti ada surat permohonan, legalitas forum, dokumen lampiran, foto pendukung, dan input evaluasi diri (simulasi).
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) telah banyak mengalami kemajuan pada bidang teknologi keterangan sebagai akibatnya memudahkan pekerjaan yg terkait paud misalnya akreditasi. Sistem Informasi akreditasi paud ini menjawab kemanualan akreditasi yg selama ini berjalan buat dibuat sedikit lebih gampang.
Dengan menggunakan sistem akreditasi paud, sekolah atau lembaga menjadi lebih memahami dokumen apa saja yg disyaratkan buat mengikuti akreditasi dan alur akreditasi paud mulai dari pengisian EDS (evaluasi diri sekolah), penilaian desk, evaluasi visitasi, evaluasi validasi, evaluasi penetapan sampai melihat nilai akhir.
Sistem akreditasi online yang cukup mengagumkan untuk pemula, akan tetapi memasukkan username serta password melalui NPSN itu sangat beresiko lantaran mampu dipakai sang siapa saja asal mengetahui NPSN suatu sekolah saja. Alangkah lebih baik lagi apabila password harus diaktifkan dahulu melalui email yg terdaftar di DAPODIK jadi nir sembarangan orang dapat mengakses. Kelemahan selanjutnya adalah sistem keterangan akreditasi yg dibangun nir / belum memakai jalur SSL (secure socket layer, https) jadi username serta password yg ayah bunda tambahkan rentan buat disadap oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Sekian dan semoga bermanfaat!
[Download Juga File - File Penting lainnya di bawah ini]
Download Bahan Materi Pelatihan Bimtek Kurikulum 2013 Sekolah SD 2017Langkah-Langkah Dalam Memasukkan Komunitas Pada SIM PKBContoh Soal UAS Matematika KTSP Kelas 6 SDAplikasi Administrasi Guru Kelas Sekolah Dasar SMP Sekolah Menengah Atas Kurikulum 2013 Excel Revisi 2018Aplikasi Pembuat Jadwal Belajar Mengajar Sekolah Dasar/MI Tahun Ajaran 2017/2018Contoh Soal serta Kunci Jawaban Kelas 5 SD Kurikulum 2013Aplikasi Administrasi Pengajar Kelas Tahun 2018/2019Panduan Cara Menyusun RPP Kurikulum 2013 TerbaruRencana Kerja Jangka Menengah Tahun 2017/2018 Format WordsDownload Administrasi Pengajar Paud Super LengkapKumpulan Administrasi Pokok Program Kerja Guru Kelas SD/MI Format Words.docBuku Pengajar dan Siswa kelas 1 Kurikulum 2013 Revisi TerbaruContoh Format Administrasi Pengajar KelasContoh Soal UKK Kelas 1 2 3 4 5 Sekolah Dasar Format WordsContoh Format Berita Acara Pengumuman Kelulusan Sekolah Sekolah Dasar/MI 2017Contoh Program Kerja Tahunan Kepala SekolahContoh Format Surat Cuti Mengajar Bagi Guru Tahun Pelajaran 2018/2019Contoh Formulir Peserta Didik Baru Tahun 2017/2018 Siap Cetak Format Words.docxSilabus Kurikulum 2013 / K13 SMA Revisi 2017/2018Download Contoh Format Laporan Inventaris Barang Komplit
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DI SMP DAN SMA
BAB I
PENDAHULUAN
A.latar Belakang
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 mengenai Pemerintahan Daerah mengamanatkan pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini berdampak pada sistem penyelenggaraan pendidikan berdasarkan sentralistik menuju desentralistik. Desentralisasi penyelenggaraan pendidikan ini terwujud dalam UU No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu substansi yg didesentralisasi merupakan kurikulum. Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam UUSPN Pasal 1 ayat (19) adalah “seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi, serta bahan pelajaran serta cara yg dipakai menjadi pedoman penyelenggaraan aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan eksklusif”. Lebih lanjut Pasal 36 ayat (1) dinyatakan bahwa “pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu dalam Standar Nasional Pendidikan buat mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Sekolah wajib menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan serta silabusnya menggunakan cara melakukan pembagian terstruktur mengenai dan penyesuaian Standar Isi serta Standar Kompetensi Lulusan. Untuk itu, sekolah/daerah harus mempersiapkan secara matang, karena sebagian akbar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional Pendidikan dilakspeserta didikan oleh sekolah/wilayah. Penyusunan kurikulum dalam taraf satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah berpodoman dalam pedoman yang disusun sang BSNP (Pasal 16 ayat 1). Lebih lanjut dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 13 ayat (1) dinyatakan bahwa “kurikulum buat Sekolah Menengah pertama/MTs/SMPLB atau bentuk lain yg sederajat, Sekolah Menengah Atas/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk lain yg sederajat bisa memasukkan pendidikan kecakapan hidup”. Ayat (dua) pendidikan kecakapan hayati sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) mencakup kecakapan eksklusif, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional.
Konsep kecakapan hayati sejak usang sebagai perhatian para pakar dalam mewacpeserta didikan pengembangan kurikulum. Tyler (1947) serta Taba (1962) misalnya, mengemukakan bahwa kecakapan hidup adalah keliru satu penekanan analisis pada pengembangan kurikulum pendidikan yang menekankan dalam kecakapan hidup dan bekerja. Pengembangan kecakapan hidup itu mengedepankan aspek-aspek berikut: (1) kemampuan yg relevan buat dikuasai peserta didik, (dua) materi pembelajaran sinkron dengan taraf perkembangan peserta didik, (tiga) pengalaman belajar serta kegiatan peserta didik buat mencapai kompetensi, (4) fasilitas, alat dan sumber belajar yg memadai, dan (lima) kemampuan-kemampuan yang dapat diterapkan pada kehidupan peserta didik. Kecakapan hidup akan mempunyai makna yg luas apabila pengalaman-pengalaman belajar yg dibuat memberikan dampak positif bagi peserta didik dalam memecahkan problematika kehidupannya. Pendidikan kecakapan hayati menyiapkan siswa dalam mengatasi problematika hayati dan kehidupan yang dihadapi secara agresif serta reaktif guna menemukan solusi menurut permasalahan.
Berdasarkan pernyataan di atas, wilayah/sekolah mempunyai wewenang yg luas untuk berbagi serta menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan kondisi peserta didik, keadaan sekolah, potensi dan kebutuhan wilayah. Berkenaan dengan itu, Indonesia yang terdiri menurut aneka macam macam suku bangsa yang mempunyai keanekaragaman multikultur (adat adat, tata cara, bahasa, kesenian, kerajinan, keterampilan daerah, dll) merupakan ciri spesial yg memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa. Keanekaragaman harus selalu dilestarikan dan dikembangkan menggunakan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan kecakapan hayati. Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, serta budaya pada peserta didik memungkinkan mereka buat lebih mengakrabkan menggunakan lingkungan kehidupan siswa. Pengenalan serta pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan buat menunjang peningkatan kualitas asal daya manusia, dan dalam akhirnya diarahkan untuk menaikkan kompetensi siswa.
Kebijakan yang berkaitan menggunakan dimasukkannya acara pendidikan kecakapan hidup pada baku isi (SI) serta baku kompetensi lulusan (SKL) dilandasi kenyataan bahwa dalam pendidikan tidak hanya mengejar pengetahuan semata tetapi juga dalam pengembangan keterampilan, sikap, serta nilai-nilai tertentu yang dapat direfleksikan dalam kehidupan siswa. Sekolah tempat program pendidikan dilakspeserta didikan adalah bagian berdasarkan rakyat. Oleh karenanya, program pendidikan kecakapan hayati di sekolah perlu menaruh wawasan yg luas pada siswa tentang keterampilan-keterampilan tertentu yg berkaitan dengan pengalaman siswa dalam keseharian pada lingkungannya. Untuk memudahkan pelaksanaan acara pendidikan kecakapan hidup diharapkan adanya model pengembangan yang bersifat generik buat membantu pengajar/sekolah dalam membuatkan muatan kecakapan hayati pada proses pembelajaran. Oleh lantaran pendidikan kecakapan hidup bukan adalah mata pelajaran yg berdiri sendiri melainkan terintegrasi melalui matapelajaran-matapelajaran. Lantaran itu, pedidikan kecapakan hidup bisa merupakan bagian menurut seluruh mata pelajaran yg ada.PENDAHULUAN
A.latar Belakang
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 mengenai Pemerintahan Daerah mengamanatkan pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini berdampak pada sistem penyelenggaraan pendidikan berdasarkan sentralistik menuju desentralistik. Desentralisasi penyelenggaraan pendidikan ini terwujud dalam UU No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu substansi yg didesentralisasi merupakan kurikulum. Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam UUSPN Pasal 1 ayat (19) adalah “seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi, serta bahan pelajaran serta cara yg dipakai menjadi pedoman penyelenggaraan aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan eksklusif”. Lebih lanjut Pasal 36 ayat (1) dinyatakan bahwa “pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu dalam Standar Nasional Pendidikan buat mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Sekolah wajib menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan serta silabusnya menggunakan cara melakukan pembagian terstruktur mengenai dan penyesuaian Standar Isi serta Standar Kompetensi Lulusan. Untuk itu, sekolah/daerah harus mempersiapkan secara matang, karena sebagian akbar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional Pendidikan dilakspeserta didikan oleh sekolah/wilayah. Penyusunan kurikulum dalam taraf satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah berpodoman dalam pedoman yang disusun sang BSNP (Pasal 16 ayat 1). Lebih lanjut dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 13 ayat (1) dinyatakan bahwa “kurikulum buat Sekolah Menengah pertama/MTs/SMPLB atau bentuk lain yg sederajat, Sekolah Menengah Atas/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk lain yg sederajat bisa memasukkan pendidikan kecakapan hidup”. Ayat (dua) pendidikan kecakapan hayati sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) mencakup kecakapan eksklusif, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional.
Konsep kecakapan hayati sejak usang sebagai perhatian para pakar dalam mewacpeserta didikan pengembangan kurikulum. Tyler (1947) serta Taba (1962) misalnya, mengemukakan bahwa kecakapan hidup adalah keliru satu penekanan analisis pada pengembangan kurikulum pendidikan yang menekankan dalam kecakapan hidup dan bekerja. Pengembangan kecakapan hidup itu mengedepankan aspek-aspek berikut: (1) kemampuan yg relevan buat dikuasai peserta didik, (dua) materi pembelajaran sinkron dengan taraf perkembangan peserta didik, (tiga) pengalaman belajar serta kegiatan peserta didik buat mencapai kompetensi, (4) fasilitas, alat dan sumber belajar yg memadai, dan (lima) kemampuan-kemampuan yang dapat diterapkan pada kehidupan peserta didik. Kecakapan hidup akan mempunyai makna yg luas apabila pengalaman-pengalaman belajar yg dibuat memberikan dampak positif bagi peserta didik dalam memecahkan problematika kehidupannya. Pendidikan kecakapan hayati menyiapkan siswa dalam mengatasi problematika hayati dan kehidupan yang dihadapi secara agresif serta reaktif guna menemukan solusi menurut permasalahan.
Berdasarkan pernyataan di atas, wilayah/sekolah mempunyai wewenang yg luas untuk berbagi serta menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan kondisi peserta didik, keadaan sekolah, potensi dan kebutuhan wilayah. Berkenaan dengan itu, Indonesia yang terdiri menurut aneka macam macam suku bangsa yang mempunyai keanekaragaman multikultur (adat adat, tata cara, bahasa, kesenian, kerajinan, keterampilan daerah, dll) merupakan ciri spesial yg memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa. Keanekaragaman harus selalu dilestarikan dan dikembangkan menggunakan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan kecakapan hayati. Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, serta budaya pada peserta didik memungkinkan mereka buat lebih mengakrabkan menggunakan lingkungan kehidupan siswa. Pengenalan serta pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan buat menunjang peningkatan kualitas asal daya manusia, dan dalam akhirnya diarahkan untuk menaikkan kompetensi siswa.
Di samping itu perlu pencerahan beserta bahwa peningkatan mutu pendidikan merupoakan komitmen buat mempertinggi mutu sumberdaya insan, baik sebagai pribadi juga sebagai kapital dasar pembangunan bangsa, serta pemerataan daya tampung pendidikan wajib disertai dengan pemerataan mutu pendidikan sebagai akibatnya mampu menjangkau semua rakyat. Oleh kerenanya pendidikan wajib dapat mengembangkan potensi peserta didik supaya berani menghadapi problema yang dihadapi tanpa merasa stress, mau dan mampu, serta bahagia mengembangkan diri untuk sebagai manusia unggul. Pendidikan pula diharapkan sanggup mendorong peserta didik buat memelihara diri sendiri, sambil menaikkan hubungan dengan Tuhan YME, warga , dan lingkungannya. Dengan demikian jelas bahwa perlu didesain suatu contoh pendidikan kecakapan hidup buat membantu guru/sekolah dalam membekali siswa dengan aneka macam kecakapan hidup, yg secara integratif memadukan potensi generik serta spesifik guna memecahkan dan mengatasi problema hidup peserta didik dalam kehidupan di rakyat dan lingkungannya baik secara lokal juga dunia. Panduan ini adalah suatu model atau contoh, maka sekolah/guru pada melakspeserta didikannya dapat menyesuaikan atau membarui sinkron menggunakan situasi dan syarat sekolah bersangkutan.
B.tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup
Terdapat dua tujuan berdasarkan pendidikan kecakapan hayati, yaitu tujuan umum dan tujuan spesifik. Secara generik pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sinkron menggunakan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi diri siswa dalam menghadapi kiprahnya di masa mendatang. Secara spesifik bertujuan buat:
1. mengaktualisasikan potensi siswa sebagai akibatnya bisa dipakai buat memecahkan problema yg dihadapi, contohnya: perkara narkoba, lingkungan sosial, dsb
2. memberikan wawasan yang luas tentang pengembangan karir peserta didik
3. memberikan bekal menggunakan latihan dasar mengenai nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
4. menaruh kesempatan kepada sekolah untuk berbagi pembelajaran yg fleksibel sesuai menggunakan prinsip pendidikan berbasis luas
5. mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sumberdaya yang ada pada masyarakat sinkron menggunakan prinsip manajemen berbasis sekolah
C. Landasan Hukum
Peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan pada mengembangkan kurikulum kecakapan hayati merupakan sebagai berikut.
1. UU No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 36 ayat (1, dua, dan tiga) dan pasal 38 ayat (2)
2. UU No. 22 Tahun 1999 mengenai Pemda.
3. PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 13 ayat (1, 2, tiga, dan 4)
4. Standar Isi
5. Standar Kompetensi Lulusan
6. Peraturan lain yang berkaitan
D. Ruang Lingkup
Lingkup pengembangan model pendidikan kecakapan hayati ini meliputi jenjang pendidikan menengah, yaitu: SMP serta SMA
BAB II
PENERTIAN DAN KONSEP PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL)
A.pengertian
1. Kecakapan Hidup (life skill)
Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa pengertian kecakapan hayati bukan sekedar keterampilan buat bekerja (vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas. WHO (1997) mendefinisikan bahwa kecakapan hayati menjadi keterampilan atau kemampuan buat bisa mengikuti keadaan serta berperilaku positif, yg memungkinkan seseorang bisa menghadapi berbagai tuntutan dan tanangan pada kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan disini mencakup lima jenis, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri, (2) kecakapan berpikir, (tiga) kecakapan sosial, (4) kecakapan akademik, dan (5) kecakapan kejuruan.
Barrie Hopson serta Scally (1981) mengemukakan bahwa kecakapan hayati adalah pengembangan diri buat bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang, mempunyai kemampuan buat berkomunikasi dan berafiliasi baik secara individu, gerombolan juga melalui sistem dalam menghadapi situasi tertentu. Sementara Brolin (1989) mengartikan lebih sederhana yaitu bahwa kecakapan hidup adalah hubungan berdasarkan banyak sekali pengetahuan dan kecakapan sehingga seorang sanggup hidup mandiri. Pengertian kecapan hidup pada pandangan ini nir semata mempunyai kemampuan eksklusif (vocational job), tetapi jua mempunyai kemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti: membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan memecahklan kasus, mengelola sumber daya, bekerja dalam grup, dan memakai teknologi (Dikdasmen, 2002).
Dari pengertian di atas, bisa diartikan bahwa pendidikan kecakapan hayati adalah kecakapan-kecakapan yang secara praksis bisa membekali peserta didik pada mengatasi banyak sekali macam problem hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, perilaku yg didalamnya termasuk fisik serta mental, serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik sehingga sanggup menghadapi tuntutan dan tantangan hayati serta kehidupan. Pendidikan kecakapan hayati dapat dilakukan melalui aktivitas intra/ekstrakurikuler untuk berbagi potensi peserta didik sesuai menggunakan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospek pengembangan diri, yang materinya menyatu dalam sejumlah mata pelajaran yg terdapat. Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan hidup dikaitkan menggunakan keadaan dan kebutuhan lingkungan supaya siswa mengenal dan mempunyai bekal pada menjalankan kehidupan dikemudian hari. Isi serta bahan pelajaran tersebut menyatu dalam mata pelajaran yg terintegrasi sehingga secara struktur nir berdiri sendiri.
B. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Life skill concep)
Menurut konsepnya, kecakapan hidup dapat dipilah menjadi 2 jenis utama, yaitu:
a) Kecakapan hidup umum (generic life skill/GLS), dan
b) Kecakapan hidup khusus (specific life skill/SLS).
Masing-masing jenis kecakapan itu dapat dipilah menjadi sub kecakapan. Kecakapan hidup umum terdiri atas kecakapan personal (personal skill), dan kecakapan sosial (social skill). Kecakapan personal mencakup kecakapan pada memahami diri (self awareness) dan kecakapan berpikir (thinking skill). Kecakapan mengenal diri dalam dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota masyarakat dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yg dimiliki sekaligus menjadi kapital dalam menaikkan dirinya menjadi individu yang berguna bagi lingkungannya. Kecapakan berpikir rasional meliputi diantaranya kecakapan mengenali serta menemukan keterangan, memasak, serta merogoh keputusan, dan kecakapan memecahkan perkara secara kreatif. Sedangkan dalam kecakapan sosial meliputi kecakapan berkomunikasi (communication skill) serta kecakapan bekerjasama (collaboration skill).
Kecakapan hayati khusus merupakan kecakapan buat menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu. Kecakapan ini terdiri berdasarkan kecakapan akademik (academic skill) atau kecakapan intelektual, serta kecakapan vokasional (vokational skill). Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual. Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Kecakapan-kecakapan ini meliputi kecakapan vokasional dasar (basic vocational skill) dan kecakapan vokasional khusus (occupational skill).
Menurut konsep pada atas, kecakapan hayati adalah kemampuan dan keberanian buat menghadapi problema kehidupan, lalu secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi buat mengatasinya. Konsep kecakapan hidup lebih luas berdasarkan keterampilan vokasional atau keterampilan buat bekerja. Orang yg nir bekerja, misalnya ibu tempat tinggal tangga atau orang yang sudah pensiun tetap memerlukan kecakapan hidup. Seperti halnya orang yang bekerja, mereka jua menghadapi banyak sekali perkara yang harus dipecahkan, orang yang sedang menempuh pendidikanpun memerlukan kecakapan hidup, karena mereka tentunya jua memiliki konflik kehidupan.
Pendidikan berorientasi kecakapan hayati bagi peserta didik adalah menjadi bekal pada menghadapi dan memecahkan problema hayati dan kehidupan, baik menjadi pribadi yg mandiri, warga warga , juga sebagai masyarakat negara. Jika hal ini dapat dicapai, maka faktor ketergantungan terhadap lapangan pekerjaan yang sudah ada menjadi akibat tingginya pengangguran, bisa diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan meningkat secara sedikit demi sedikit. (Depdiknas, diolah)
Konsep kecakapan-kecakapan tersebut bisa diilustrasikan sebagai berikut:
BAB III
POLA PENGEMBANGAN DESAIN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
A. Kedudukan Kecakapan Hidup dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Konsep pendidikan kecakapan hayati atau life skill education pada kurun ketika 3-4 tahun sebagai ihwal yang gencar dikumandangkan jajaran Departemen Pendidikan Nasional yang bahkan hingga hari ini sudah menjadi suatu kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Tidak kalah pentingnya, dalam rancangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) secara implisit telah mengakomodasi aktivitas-aktivitas yang menunjuk kepada pencapaian kecakapan hidup bagi setiap peserta didik. Hal ini diperkuat dengan terbitnya PP angka 19 Tahun 2005 Pasal 13 bahwa dalam taraf pendidikan dasar dan menengah atau sederajat bisa memasukkan pendidikan kecakapan hayati. Tetapi pasal ini nir melaksanakan ketegasan bahwa sekolah tidak diharuskan, tetapi sekolah dibolehkan memberikan pendidikan kecakapan hidup. Implementasi ini jelas berimplikasi terhadap perlunya sekolah menyiapkan seperangkat pendukung pelaksanaan pembelajaran yang berbagi kegiatan-aktivitas yang berorientasi kepada kecakapan hidup.
Pengembangan tadi menyangkut pengembagan dimensi insan seutuhnya yaitu pada aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan pengembangan kecakapan hayati yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi siswa buat bertahan hayati serta mengikuti keadaan serta berhasil pada kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan kecakapan hayati pada KBK menyatu melalui kegiatan-kegiatan yang ada pada setiap mata pelajaran.
B. Pendidikan Kecakapan Hidup serta Standar Isi
Pendidikan kecakapan hidup sudah menjadi suatu kebijakan seiring dengan berlakunya Standar Isi serta Standar Kompetensi Lulusan. Standar isi serta baku kompetensi ini akan menjadi acuan wilayah/sekolah dalam berbagi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam masing-masing jenjang pendidikan. Oleh karena itu, pengembangan kecakapan hidup dengan sendirinya harus mengacu kepada baku-baku yg sudah ditetap pemerintah. Standar isi serta baku kompetensi lulusan adalah salah satu bagian berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Standar isi adalah ruang lingkup materi serta tingkat kompetensi yg dituangkan dalam kriteria mengenai kompertensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yg wajib dipenuhi oleh satuan pendidikan. Dokumen baku isi mencakup: (1) kerangka dasar kurikulum, (2) struktur kurikulum, (tiga) baku kompetensi dan kompetensi dasar, (4) beban belajar, dan (lima) kalender pendidikan.
Muatan wajib yang harus ada pada kurikulum merupakan: pendidikan kepercayaan , pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni serta budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan, pembiasaan serta muatan lokal. Masing-masing muatan memiliki tujuan pendidikan yg tidak sama serta peluang buat memasukkan kecakapan hayati secara terintegratif. Berikut ini tersaji model muatan wajib , tujuan, serta pengembangan kecakapan hayati.
Tabel 1: Muatan Wajib, Tujuan Pendidikan, serta Pengembangan Kecakapan Hidup
No Mata Pelajaran Tujuan Pendidikan Pengembangan Kecakapan Hidup
Kecakapan Personal Kecakapan Sosial Kecakapan Akademik Kecakapan Vokasional
1 Pendidikan kepercayaan Membentuk peserta didik sebagai insan yang beriman serta bertakwa kepada Tuhan YME
2 Pendidikan Kewargane-garaan Membentuk peserta didik menjadi rakyat negara yang memiliki wawasan dan rasa kebersamaan, cinta tanah air, dan bersikap dan berperilaku demokratis
3 Bahasa Membentuk peserta didik bisa berkomunikasi secara efektif serta efisien sesuai dengan etika yg berlaku, baik secara mulut maupun goresan pena
4 Matematika Mengembangkan nalar dan kemampuan berpikir siswa
5 Ilmu Pengetahuan Alam Mengembangkan pengetahuan, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap lingkungan alam serta sekitarnya
6 Ilmu Pengetahuan Sosial Mengembangkan pengetahuan, pemahaman, serta kemampuan analisis siswa terhadap syarat sosial rakyat
7 Seni serta Budaya Membentuk karakter peserta didik sebagai insan yang mempunyai rasa seni serta pemahaman budaya
8 Pendidikan Jasmani dan Olahraga Membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas
9 Keterampilan/
Bahasa Asing/TIK Membentuk peserta didik sebagai manusia yg memiliki keterampilan
10 Muatan Lokal Membentuk pemahaman terhadap potensi sinkron menggunakan karakteristik spesial pada wilayah loka tinggalnya
11 Pengembangan Diri Memberikan kesempatan pada peserta didik buat mengembangkan serta mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, minat, serta bakat
C. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
Keberhasilan pelaksanaan pendidikan kecakapan hayati sangat dipengaruhi sang acara/rancangan yang disusun dan kreativitas guru dalam merumuskan serta memilih metode pembelajaran. Langkah-langkah yg ditempuh dalam penyusunan acara pembelajaran menjadi berikut:
1. Mengidentifikasi baku kompetensi dan kompetensi dasar
2. Mengidentifikasi bahan kajian/materi
3. Mengembangkan indikator kompetensi
4. Mengembangkan pengalaman belajar yang bermuatan kecakapan hidup
5. Menentukan bahan/alat/asal yang digunakan
6. Mengembangkan indera evaluasi yg sesuai menggunakan aspek kecakapan hidup
D. Prinsip-prinsip Pengembangan Model Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hayati dikembangkan menggunakan memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Pembentukan kepribadian siswa secara utuh baik keimanan, ketaqwaan, serta akhlak mulia.
2. Mengakomodasi semua mata pelajaran buat dapat menujang peningkatan iman serta takwa dan akhlak mulia, serta mempertinggi toleransi dan kerukunan antar umat beragama menggunakan mempertimbangkan norma-norma kepercayaan yang berlaku
3. Memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat serta bakat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik siswa secara optimal sesuai menggunakan taraf perkembangannya
4. Tuntutan dunia kerja dan kebutuhan kehidupan
Program kecakapan hidup hendaknya memungkinkan buat membekali peserta didik pada memasuki global kerja/usaha dan relevan dengan kebutuhan kehidupan sinkron dengan taraf perkembangan peserta didik, khususnya bagi mereka yg tidak melanjutkan pendidikan.
5. Kecakapan-kecakapan yang perlu dikembangkan meliputi: kecakapan personal, sosial, akademis, dan vokasional.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
7. Mempertimbangkan lima kelompok mata pelajaran berikut:
a) Kelompok mata pelajaran kepercayaan serta akhlak mulia
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan serta kepribadian
c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan serta teknologi
d) Kelompok mata pelajaran estetika
e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga serta kesehatan
E. Pengembangan Silabus
Silabus adalah pembagian terstruktur mengenai baku kompetensi dan kompetensi dasar ke pada materi utama/bahan kajian, aktivitas pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi buat proses penilaian. Dalam menyebarkan silabus dan perangkat lainnya, menggunakan mengacu dalam Standar Isi yang ditetapkan sang BSNP. Langkah-langkah pengembangan silabus secara umum mencakup:
1. Menentukan baku kompetensi
2. Menentukan kompetensi dasar
3. Pengembangan indikator
4. Menentukan materi ajar
5. Merumuskan serta berbagi pengalaman belajar
6. Mempertimbangkan alokasi ketika buat setiap baku kompetensi
7. Mengembangkan sistem penilaian
Uraian masing-masing langkah dalam pengembangan silabus adalah menjadi berikut:
a. Penentuan Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yg diperlukan dicapai. Standar kompetensi yg dipilih atau dipakai sesuai menggunakan yang masih ada pada baku kompetensi serta kompetensi dasar mata pelajaran. Sebelum menentukan atau menentukan standar kompetensi, terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi serta kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu serta/atau taraf kesulitan materi;
2) keterkaitan antar baku kompetensi serta kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
3) keterkaitan baku kompetensi serta kompetensi dasar antar mata pelajaran.
b. Penentuan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang wajib dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai acum buat menyusun indikator kompetensi. Kompetensi dasar yang dipakai atau dipilih sinkron menggunakan yg tercantum dalam standar kompetensi serta kompetensi dasar mata pelajaran. Sebelum menentukan atau memilih kompetensi dasar, terlebih dahulu menyelidiki baku kompetensi serta kompetensi dasar mata pelajaran menggunakan memperhatikan hal-hal berikut:
1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu serta/atau taraf kesulitan materi;
2) keterkaitan antar baku kompetensi serta kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
3) keterkaitan baku kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
c. Merumuskan Indikator
Indikator merupakan adalah penjabaran berdasarkan kompetensi dasar yang memperlihatkan tanda-indikasi, perbuatan dan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan sang siswa. Indikator dirumuskan sesuai menggunakan karakteristik satuan pendidikan, potensi siswa, serta dirumuskan dalam istilah kerja operasional yg terukur serta atau bisa diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar dalam menyusun indera evaluasi. Kriteria merumuskan indikator:
1) sesuai taraf perkembangan berpikir peserta didik.
2) berkaitan menggunakan standar kompetensi serta kompetensi dasar.
3) memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari
4) harus bisa menunjukkan pencapaian output belajar siswa secara utuh (kognitif, afektif, dan psikomotor)
5) memperhatikan sumber-asal belajar yang relevan
6) dapat diukur/dapat dikuantifikasi
7) memperhatikan ketercapaian baku lulusan secara nasional
8) berisi istilah kerja operasional
9) tidak mengandung pengertian ganda (ambigu)
d. Mengidentifikasi Materi Pokok/Bahan Kajian
Dalam mengidentifikasi materi utama/bahan kajian wajib dipertimbangkan:
1) taraf perkembangan fisik
2) tingkat perkembangan intelektual
3) tingkat perkembangan emosional
4) taraf perkembangan sosial
5) taraf perkembangan spritual
6) kebermanfaatan
7) struktur keilmuan
8) kedalaman serta keluasan materi
9) relevansi menggunakan kebutuhan serta tuntutan lingkungan
10) alokasi waktu
Selain itu juga harus memperhatikan:
1) benar (valid), merupakan materi wajib teruji kebenaran dan kesahihannya
2) taraf kepentingan: materi yang diajarkan memang benar-sahih diperlukan sang peserta didik
3) kebermanfaatan : materi memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya
4) layak dipelajari : materi layak dipelajari baik berdasarkan aspek taraf kesulitan maupun aspek pemanfaatan materi ajar
5) menarik minat (interest): materinya menarik minat peserta didik dan memotivasinya buat mempelejari lebih lanjut
e. Mengembangkan Kegiatan/Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar merupakan aktivitas fisik juga mental yang dilakukan siswa pada berinteraksi menggunakan materi ajar. Kriteria dalam berbagi pengalaman belajar menjadi berikut:
1) pengalaman belajar disusun bertujuan buat memberikan bantuan kepada pengajar, supaya mereka bisa bekerja dan melakspeserta didikan proses pembelajaran secara profesional sesuai menggunakan tuntutan kurikulum
2) pengalaman belajar disusun dari atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh
3) pengalaman belajar memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara berurutan buat mencapai kompetensi dasar
4) pengalaman belajar berpusat dalam peserta didik (student centered)
5) mengandung kegiatan-aktivitas yang mendorong peserta didik mencapai kompetensi
6) materi pengalaman belajar dapat berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan
7) perumusan pengalaman belajar harus jelas materi/konten yg ingin dikuasai peserta didik
8) penentuan urutan langkah pembelajaran sangat krusial artinya bagi materi-materi yang memerlukan prasyarat tertentu
9) pendekatan pembelajaran yang digunakan bersifat spiral (mudah-sukar; nyata-abstrak; dekat-jauh) serta juga memerlukan urutan pembelajaran yg terstruktur
10) rumusan pernyataan dalam pengalaman belajar minimal mengandung 2 unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu aktivitas siswa serta materi
Dalam menentukan kegiatan peserta didik perlu mempertimbangkan hal-hal menjadi berikut:
• menaruh peluang bagi peserta didik buat mencari, mengolah serta menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru
• mencerminkan karakteristik khas dalam pengembangan kemampuan mata pelajaran.
• diadaptasi dengan kemampuan peserta didik, asal belajar serta sarana yang tersedia
• bervariasi dengan mengkombinasikan kegiatan individu atau perorangan, berpasangan, grup, dan klasikal
• memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik seperti: bakat, minat, kemampuan, latar belakang famili, sosial-ekonomi serta budaya serta kasus spesifik yang dihadapi peserta didik yg bersangkutan.
f. Menentukan Jenis dan Bentuk Penilaian
Penilaian adalah serangkaian kegiatan buat memperoleh, menganalisis, serta menafsirkan data tentang proses serta output belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis serta berkesinambungan, sehingga menjadi fakta yg bermakna pada pengambilan keputusan. Kriteria penilaian:
1) penulisan jenis penilaian wajib disertai dengan aspek-aspek yang akan dievaluasi sehingga memudahkan pada pembuatan soal-soalnya
2) penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
3) penilaian memakai acuan kriteria; yaitu dari apa yang mampu dilakukan siswa setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran, serta bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
4) sistem yang direncpeserta didikan adalah sistem penilaian yg berkelanjutan, artinya semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk memilih kompetensi dasar yg telah dimiliki dan yg belum, dan untuk mengetahui kesulitan siswa.
5) output penilaian dianalisis buat menentukan tindakan perbaikan, berupa acara remedi. Jika siswa belum menguasai suatu kompetensi dasar, beliau harus mengikuti proses pembelajaran lagi, sedang bila sudah menguasai kompetensi dasar, beliau diberi tugas pengayaan.
6) pada sistem penilaian berkelanjutan, guru wajib menciptakan kisi-kisi penilaian serta rancangan evaluasi secara menyeluruh buat satu semester menggunakan menggunakan teknik evaluasi yg tepat
7) penilaian dilakukan buat menyeimbangkan banyak sekali aspek pembelajaran: kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan menggunakan aneka macam model penilaian, formal serta nir formal secara berkesinambungan.
8) evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan pelajaran serta penggunaan fakta tentang hasil belajar siswa menggunakan menerapkan prinsip evaluasi berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat serta konsisten sebagai akuntabilitas publik.
9) penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang kentara mengenai baku yang harus serta sudah dicapai disertai dengan peta kemajuan output belajar siswa.
10) evaluasi berorientasi pada baku kompetensi, kompetensi dasar serta indikator Dengan demikian hasil penilaian akan menaruh gambaran mengenai perkembangan pencapaian kompetensi.
11) penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncpeserta didikan dan dilakukan terus-menerus) guna mendapatkan gambaran yg utuh mengenai perkembangan dominasi kompetensi oleh peserta didik, baik sebagai efek pribadi (main effect) maupun impak pengiring (nurturant effect) berdasarkan proses pembelajaran.
12) sistem evaluasi harus diubahsuaikan menggunakan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, apabila pembelajaran memakai pendekatan tugas observasi lapangan maka penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/output melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang diharapkan.
g. Mempertimbangkan Alokasi Waktu
Alokasi saat adalah ketika yang diperlukan untuk ketercapaian satu kompetensi dasar, dengan memperhatikan:
1) minggu efektif per semester
2) alokasi saat per mata pelajaran
3) jumlah kompetensi per semester
Apabila pendidikan kecakapan hayati dilakukan secara terintegrasi dengan mata pelajaran.
h. Menentukan Sumber/Bahan/Alat
1) Sumber
Merupakan acum, surat keterangan atau literatur yg digunakan pada penyusunan silabus atau pembelajaran.
2) Bahan
Bahan merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses praktikum atau pembelajaran lain, contohnya: milimeter blok, benang, daun, kertas, tanah liat, glukosa, serta bahan lain yg relevan
3) Alat
Alat merupakan segala sesuatu yang dipakai pada proses praktikum atau pembelajaran lain, contohnya: jangka, bandul, mikroskop, gelas ukur, globe, harmonika, matras.
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan pada rencana aplikasi pembelajaran, dilakspeserta didikan, dievaluasi, serta ditindaklanjuti sang masing-masing guru. Silabus harus dikaji serta dikembangkan secara berkelanjutan menggunakan memperhatikan masukan hasil penilaian output belajar, penilaian proses (aplikasi pembelajaran), serta penilaian rencana pembelajaran.
Bab IV
POLA PELAKSANAAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
Pada pada dasarnya pendidikan kecakapan hayati membantu peserta didik dalam membuatkan kemampuan belajar, menyadari dan mensyukuri potensi diri buat dikembangkan serta diamalkan, berani menghadapi problema kehidupan, dan memecahkannya secara kreatif. Pendidikan kecakapan hidup bukanlah mata pelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya nir perlu merubah kurikulum dan membangun mata pelajaran baru. Yang diharapkan disini adalah mereorientasi pendidikan dari mata pelajaran ke orientasi pendidikan kecakapan hayati melalui pengintegrasian kegiatan-kegiatan yg dalam prinsipnya membekali peserta didik terhadap kemampuan-kemampuan eksklusif supaya bisa diterapkan pada kehidupan keseharian siswa. Dengan prinsip ini, mata pelajaran dipahami sebagai indera buat dikembangkan kecakapan hayati yg nantinya akan digunakan sang siswa dalam menghadapi kehidupan konkret. Prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan kecakapan hayati sebagai berikut:
1. Tidak membarui sistem pendidikan yang berlaku
2. Tidak mengganti kurikulum yg berlaku
3. Pembelajaran menggunakan prinsip empat pilar, yaitu: belajar buat tahu, belajar menjadi diri sendiri, belajar buat melakukan, dan belajar untuk mencapai kehidupan bersama
4. Belajar konstekstual menggunakan memakai potensi lingkungan lebih kurang menjadi sarana pendidikan
5. Mengaitkan dengan kehidupan nyata
6. Mengarah pada tercapainya hidup sehat serta berkualitas, memperluas wawasan dan pengetahuan, mempunyai akses buat memenuhi standar hidup secara layak
A. Prinsip Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup
Keempat dimensi kecakapan hayati secara berkelanjutan wajib dimiliki sang peserta didik sejak TK hingga sekolah menengah, serta bahkan perguruan tinggi sekalipun. Akan tetapi pada praktik pengembangannya, penekanan pendidikan kecakapan hayati permanen mempertimbangkan taraf perkembangan sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan. Kecakapan hayati pada Taman Kanak-kanak serta sekolah dasar (SD) tidak sinkron menggunakan sekolah menengah pertama (SMP), demikian juga kecakapan hayati pada sekolah menengah pertama berbeda menggunakan sekolah menengah atas (Sekolah Menengah Atas), bergantung pada tingkat perkembagan psikologis serta fisiologis peserta didik. Dominasi pendidikan kecakapan hayati mada masing-masing jenjang dapat digambarkan sebagai berikut.
Pendidikan Kecakapan Hidup Sekolah Menengah pertama, Sekolah Menengah Atas, dan SMK
SMA Sekolah Menengah Kejuruan
SMP
B. Pendidikan Kecakapan Hidup di SMP serta SMA
Peningkatan mutu pendidikan merupakan sebuah komitmen bersama yg harus dipegang teguh. Pendidikan kecakapan hidup sebagai salah satu upaya pada melahirkan generasi yg bukan hanya bisa hidup tetapi jua bisa bertahan hayati, serta bahkan dapat unggul (excel) dalam kehidupan dikemudian hari.
Melihat diagram di atas, pendidikan kecapakan hidup dalam jenjang Sekolah Menengah pertama lebih menekankan pada kecakapan hidup umum (generik life skill), yaitu mencakup aspek kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial (social skill). Ini memberikan gambaran bahwa buat jenjang dasar berdasarkan pada prinsip bahwa kecakapan secara umum merupakan fondasi kecakapan yg diharapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini pula dapat dikatakan bahwa bukan berarti bahwa jenjang ini tidak perlu dikembangkan kecakapan hidup akademik dan vokasional, akan tetapi apabila dikembangkan maka baru pada tataran awal, misalnya berpikir kritis dan rasional, menumbuhkan perilaku amanah dan toleransi.
Aspek dasar yg wajib dimiliki peserta didik di SMP adalah kecakapan personal dan sosial yang seringkali disebut menjadi kecakapan generik (general life skill). Proses pembelajaran dengan pembenahan aspek personal dan sosial merupakan prasyarat yang harus diupayakan berlangsung pada jenjang ini. Peserta didik dalam usia Sekolah Menengah pertama nir hanya membutuhkan kecakapan membaca-membaca-berhitung sebagaimana dalam usia TK/SD, melainkan pula butuh suatu kecakapan lain yang mengajaknya buat cakap bernalar dan mengarifi kehidupan, sehingga pada masanya siswa dapat berkembang, kreatif, produktif, kritis, amanah buat menjadi insan-insan yg unggul dan pekerja keras. Pendidikan kecakapan hidup dalam jenjang ini lebih menekankan pada pembelajaran akhlak menjadi dasar pembentukan nilai-nilai dasar kebajikan (basic goodness), seperti: kejujuran, kebaikan, kepatuhan, keadilan, pandangan hidup kerja, kepahlawanan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta kemampuan bersosialisasi.
a. Kecakapan personal (personal skill)
Kecapakan personal meliputi pencerahan diri dan berpikir rasional. Kesadaran diri merupakan tuntutan mendasar bagi peserta didik buat membuatkan potensi dirinya di masa mendatang. Kesadaran diri dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) pencerahan akan keberadaan diri sebagai makhluk Tuhan YME, makhluk sosial, dan makhluk lingkungan, dan (2) pencerahan akan potensi diri dan dorongan buat mengembangkannya. (Dikdasmen, 2004 diolah).
(1) Kesadaran diri difokuskan dalam kemampuan siswa buat melihat sendiri potret dirinya
Pada tataran yang lebih rendah peserta didik akan melihat dirinya dalam hubungannya menggunakan lingkungan famili, kebiasaannya, kegemarannya, dan sebagainya. Pada tataran yang lebih tinggi, peserta didik akan semakin tahu posisi drinya di lingkungan kelasnya, sekolahnya, desanya, kotanya, serta seterusnya, minat, bakat, serta sebagainya.
(2) Kecakapan berpikir rasional merupakan kecakapan yg memakai rasio atau pikiran. Kecakapan ini meliputi kecakapan menggali kabar, memasak warta, serta merogoh keputusan secara cerdas, dan sanggup memecahkan masalah secara tepat dan baik. Pada jenjang pendidikan menengah (SMP dan Sekolah Menengah Atas) ketiga kecakapan tadi jauh lebih kompleks ketimbang dengan tingkat sekolah dasar (Sekolah Dasar). Sebagaimana diketahui bahwa pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK), akal budi mengambil keputusan secara cerdas serta memecahkan kasus secara baik serta tepat menjadi isue utama pada pembelajaran kecakapan hayati dalam peserta didik sekolah menengah (Wasino 2004, diolah).
b. Kecakapan sosial (social skill)
Kecakapan sosial bisa dipilah sebagai 2 jenis utama, yaitu (1) kecakapan berkomunikasi, serta (2) kecakapan bekerjasama
(1) Kecakapan berkomunikasi
Kecakapan berkomunikasi bisa dilakukan baik secara verbal maupun goresan pena. Sebagai makhluk sosial yang hayati pada rakyat tempat tinggal maupun loka kerja, siswa sangat memerlukan kecakapan berkomunikasi baik secara verbal maupun goresan pena. Dalam realitasnya, komunikasi verbal ternyata tidak gampang dilakukan. Seringkali orang nir dapat mendapat pendapat versus bicaranya, bukan karena isi atau gagasannya tetapi karena cara penyampaiannya yang kurang berkenan. Dalam hal ini diperlukan kemampuan bagaimana menentukan kata dan cara menyamaikan supaya gampang dimengerti sang lawan bicaranya. Karena komunikasi secara mulut merupakan sangat krusial, maka perlu ditumbuhkembangkan semenjak peserta didik dini. Lain halnya dengan komunikasi secara tertulis. Dalam hal ini dibutuhkan kecakapan bagaimana cara mengungkapkan pesan secara tertulis menggunakan pilihan kalimat, istilah-kata, rapikan bahasa, dan anggaran lainnya agar mudah dipahami orang atau pembaca lain.
(dua) Kecakapan bekerjasama
Bekerja pada grup atau tim adalah suatu kebutuhan yg nir dapat dielakkan sepanjang manusia hayati. Salah satu hal yang dibutuhkan buat bekerja dalam grup merupakan adanya kerjasama. Kemampuan bekerjasama perlu dikembangkan agar siswa terbiasa memecahkan masalah yang sifatnya relatif kompleks. Kerjasama yg dimaksudkan adalah bekerjasama adanya saling pengertian serta membantu antar sesama buat mencapai tujuan yang baik, hal ini agar siswa terbiasa dan bisa menciptakan semangat komunitas yang serasi.
c. Kecakapan akademik (academic skill)
Kecakapan akademik sering diklaim jua kecakapan intelektual atau kepandaian ilmiah yg pada dasarnya merupakan pengembangan menurut kecakapan berpikir secara umum, tetapi menunjuk pada aktivitas yg bersifat keilmuan. Kecakapan ini meliputi diantaranya kecakapan mengidentifikasi variabel, menyebutkan interaksi suatu fenomena eksklusif, merumuskan hipotesis, merancang serta melakspeserta didikan penelitian. Untuk menciptakan kecakapan-kecakapan tadi diharapkan juga sikap ilmiah, kritis, obyektif, serta transparan.
d. Kecakapan vokasional (vokational skill)
Kecakapan ini seringkali dianggap dengan kecakapan kejuruan, artinya suatu kecakapan yg dikaitkan menggunakan bidang pekerjaan tertentu yg terdapat di warga atau lingkungan siswa. Kecakapan vokasional lebih cocok buat siswa yg menekuni pekerjaan yang mengandalkan keterampilan psikomotorik daripada kecakapan berpikir ilmiah. Namun bukan berarti siswa SMP dan Sekolah Menengah Atas tidak layak buat menekuni bidang kejuruan seperti ini. Misalnya merangkai serta mengoperasikan personal komputer . Kecakapan vokasional mempunyai 2 bagian, yaitu: kecakapan vokasional dasar serta kecakapan vokasional khusus yang sudah terkait dengan bidang pekerjaan eksklusif seperti halnya pada siswa di SMK. Kecakapan dasar vokasional bertalian menggunakan bagaimana peserta didik menggunakan indera sederhana, contohnya: obeng, palu, dsb; melakukan mobilitas dasar, serta membaca gambar sederhana. Kecakapan ini terkait menggunakan sikap taat asas, presisi, akurasi, dan tepat saat yg menunjuk kepada konduite produktif. Sedangkan vokasional spesifik hanya diperlukan bagi mereka yg akan menekuni pekerjaan yg sinkron dengan bidangnya. Misalnya pekerja montir, apoteker, tukang, tehnisi, atau meramu pilihan menu bagi yang menekuni pekerjaan rapikan makanan kenikmatan, serta sebagainya.
C. Penekanan Pendidikan Kecakapan Hidup pada Sekolah Menengah
Pendidikan kecakapan hidup di sekolah menengah mengungkapkan pada upaya mempersiapkan peserta didik menghadapi era warta dan era globalisasi. Pada intinya pendidikan kecakapan hidup ini membantu serta membekali siswa pada pengembangan kemampuan belajar, menyadari dan mensyukuri potensi diri, berani menghadapi problema kehidupan, serta sanggup memecahkan duduk perkara secara kreatif. Pendidikan kecakapan hayati bukan mata pelajaran baru, akan namun menjadi indera serta bukan sebagai tujuan. Penerapan konsep pendidikan kecakapan hayati terkait dengan syarat siswa dan lingkungannya seperti substansi yang dipelajari, karakter peserta didik, syarat sekolah serta lingkungannya.
Pendidikan keccakapan hayati pada Sekolah Menengah Atas lebih memfokuskan pada pengembangan kecakapan akademik dan kecakapan hidup umum. Sementara di Sekolah Menengah Kejuruan penekanan pengembangan diarahkan kepada kecakapan vokasional yang menjadi penekanan pendidikan kejuruan atau keterampilan buat bekerja, jua dalam pengembangan kecakapan akademik dan generik. Lebih lanjut penekanan pembelajaran kecakapan hidup pada masing-masing jenjang dapat digambarkan berikut.
Penekanan Pembelajaran Kecakapan Hidup
Taman Kanak-kanak SD SMP SMA S1 S2 dst ...
Gambar di atas menunujukkan penekanan pembelajaran antara kecakapan hidup serta substansi mata pelajaran yg ada di masing-masing jenjang pendidikan. Pada gambar tampak bahwa pada Sekolah Dasar pada kelas awal penekanan terhadap kecakapan hayati masih sangat secara umum dikuasai, meskipun secara bertahap substansi mata pelajaran mulai dimunculkan. Pada jenjang TK/Sekolah Dasar/SMP, proporsi substansi mata pelajaran semakin akbar serta porsi kecakapan hayati makin berkurang, dan pada jenjang SMA porsi kecakapan hayati hampir sebanding dengan substansi mata pelajaran.
Prinsip pembelajaran kecapakan hidup lebih pada kontekstual, yaitu adanya kaitan antara kehidupan nyata menggunakan lingkungan serta pengalaman siswa. Lebih lanjut interaksi antara mata pelajaran, kecakapan hidup, dan kehidupan konkret bisa digambarkan berikut.
Hubungan antara mata pelajaran, Kecakapan hidup
dan Kehidupan nyata
Kontribusi hasil
pembelajaran
Pendidikan kecakapan hayati sudah menjadi bagian berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), maka kecakapan hidup bukan sebagai mata pelajaran dan tidak sama dengan pendidikan keterampilan. Pendekatan pembelajaran menekankan dan menyesuaikan menggunakan kehidupan nyata atau kontekstual dalam kehidupan keseharian peserta didik. Apabila diakitkan dengan permasalahan dalam kehidupan nyata, maka bisa digambarkan sebagai berikut:
Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup
Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup terintegrasi dengan majemuk mata pelajaran yang ada pada di Sekolah Menengah pertama maupun Sekolah Menengah Atas. Misalnya dalam mata pelajaran Matematika, pada mengusut matematika bukan sekedar buat pandai matematika, akan tetapi supaya seseorang dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari, membaca data, menganalisis data, membuat kesimpulan, memeriksa ilmu lain, serta sebagainya. Itulah antara lain kecakapan hidup yg ingin diperoleh melalui pelajaran matematika.
Langkah-langkah klasifikasi unsur kecakapn hidup sebagai berikut:
a. melakukan identifikasi unsur kecakapan hayati yg dibutuhkan dalam kehidupan konkret yg dituangkan pada bentuk pengalaman belajar
b. melakukan identifikasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yg mendukung kecakapan hidup
c. mengklasifikasi dalam bentuk topik/tema berdasarkan mata pelajaran
d. dsb (perlu diskusi)
Bab V
PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
A. Penilaian
Pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) membawa akibat terhadap model serta teknik penilaian yg dilaksanakan peserta didikan pada kelas. Penilaian tersebut terdiri atas penilaian eksternal serta penilaian internal. Penilaian eksternal adalah penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang nir melakspeserta didikan proses pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu forum, baik dalam juga luar negeri dimaksudkan diantaranya buat pengendali mutu. Sedangkan evaluasi internal merupakan penilaian yg dilakukan serta direncpeserta didikan sang pengajar dalam ketika proses pembelajaran berlangsung pada rangka penjaminan mutu. Dengan demikian, penilaian kelas merupakan evaluasi internal.
Penilaian kelas adalah evaluasi internal (internal assessment) terhadap hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama sekolah buat menilai kompetensinya dalam taraf tertentu dalam ketika dan akhir pembelajaran, sebagai akibatnya dapat diketahui perkembangan serta ketercapaian berbagai kompetensi peserta didik. Penilaian kelas adalah suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang memperlihatkan pencapaian output belajar siswa, pelaporan, serta penggunaan berita mengenai output belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan peserta didikan melalui berbagai cara, misalnya tes tertulis (paper and pencil test), penilaian output kerja peserta didik melalui formasi hasil kerja/karya siswa (portfolio), penilaian produk, evaluasi proyek dan penilaian unjuk kerja (performance) siswa. Ini yang dianggap dengan penilaian output belajar.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan pada suasana yg menyenangkan, sehingga memungkinkan siswa menerangkan apa yang dipahami dan bisa dikerjakannya. Hasil belajar seseorang peserta didik nir dianjurkan buat dibandingkan menggunakan siswa lainnya, tetapi menggunakan hasil yang dimiliki siswa tadi sebelumnya. Dengan demikian peserta didik nir merasa dihakimi sang guru namun dibantu untuk mencapai apa yang dibutuhkan.
Tujuan
Penilaian Kelas ini bertujuan buat :
• menaruh penjelasan mengenai orientasi yg baru pada penilaian kurikulum berbasis kompetensi.
• memberikan wawasan secara generik mengenai konsep penilaian yg dilaksanakan pada tingkat kelas.
• menaruh rambu-rambu evaluasi kelas.
• memberikan prinsip-prinsip pengolahan serta pelaporan hasil evaluasi.
Prinsip Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian, usahakan pengajar perlu:
• memandang penilaian dan aktivitas belajar-mengajar secara terpadu.
• mengembangkan taktik yang mendorong serta memperkuat evaluasi sebagai cermin diri.
• melakukan aneka macam taktik evaluasi pada dalam acara pengajaran buat menyediakan aneka macam jenis keterangan tentang output belajar siswa.
• mempertimbangkan berbagai kebutuhan spesifik peserta didik.
• mengembangkan serta menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan aktivitas belajar siswa.
• menggunakan cara dan indera evaluasi yang bervariasi.
Agar penilaian objektif, pengajar harus berupaya secara optimal buat:
• memanfaatkan banyak sekali bukti output kerja peserta didik serta tingkah laris dari sejumlah evaluasi.
• menciptakan keputusan yang adil mengenai penguasaan kompetensi siswa dengan mempertimbangkan output kerja (karya).
Tehnik Penilaian
Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan keterangan tentang kemajuan belajar siswa, baik yg herbi proses belajar maupun output belajar. Teknik mengumpulkan fakta tersebut dalam prinsipnya merupakan cara penilaian kemajuan belajar siswa berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yg wajib dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan dari indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Dengan indikator-indikator ini, dapat ditentukan penilaian yg sinkron. Untuk itu, terdapat tujuh teknik yg dapat dipakai, yaitu: (1) evaluasi unjuk kerja, (2) penilaian perilaku, (tiga) evaluasi tertulis, (4) penilaian proyek, (lima) penilaian produk, (6) penggunaan portofolio, dan (7) penilaian diri.
B. Tindak Lanjut
Untuk lebih memahami bentuk dan jenis penilaian pembelajaran kecakapan hayati, perlu dilakukan secara terus menerus tidak hanya pada aspek kognitif, akan namun juga pada aspek-aspek yg lain untuk mengetahui kemampuan siswa. Yang paling fundamental merupakan, bahwa evaluasi pendidikan kecakapan hayati tidak hanya tertumpu pada evaluasi keterampilan vokasional semata akan tetapi juga dalam kecakapan-kecakapan lainya misalnya kecakapan personal, sosial, serta akademiknya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Contoh 1
Pengembangan Silabus dan Penilaian Pendidikan Kecakapan Hidup
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Smt : X/1
Topik : Kebutuhan manusia
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pengalaman Belajar dan Aspek Kecakapan Hidup Penilaian Sumber/
Bahan/
Alat Waktu
Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan insan, kelangkaan serta sistem ekonomi
1. Mengiden tifikasi kebutuhan manusia
Kebutuhan manusia, kelangkaan serta sistem ekonomi Mendiskripsikan kebutuhan manusia
Mendiskripsikan kelangkaan
Mendiskripsikan sistem ekonomi Mengkaji referensi mengenai kebutuhan manusia (utama serta sekunder)
(Kecakapan hidup: menggali liputan, memasak, komunikasi mulut serta tulisan)
Kuis dan jawab singkat Buku siswa
1 x 45
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Pengajar Matpel
------------------------- -------------------------
Contoh 2
Penyusunan Rencana Pembelajaran
Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Strategi Kecakapan Hidup Waktu
1. Kegiatan awal Apersepsi ...... .......... ......
2. Kegiatan inti Belajar gerombolan Diskusi • Menggali informasi
• Mengolah informasi
• Bekerjasama
• Menyusun kesimpulan
• dst 30 menit
3. Kegiatan akhir ......... .......... ......... ........
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Pengajar Matpel
------------------------- -------------------------
Contoh 3
Sistem Penilaian Kecakapan Hidup
a. Aspek Kognitif
Tingkatan Domain Aspek yg dievaluasi Nilai/Skor
1. Pengetahuan Mengemukakan ......
Menceritakan ..........
Menyebutkan ...........
2. Pemahaman Membandingkan ...........
3. Aplikasi Melakukan percobaan ...........
4. Analisa Membuat grafik .........
5. Sintesa Memprediksi ...........
6. Evaluasi Menulis laporan .........
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Pengajar Matpel
------------------------- -------------------------
b. Aspek afektif
No Nama Peserta didik Aspek yang dievaluasi Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 dst Ya Tidak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst
Keterangan:
Beri indikasi √ pada kolom aspek yg dievaluasi serta kolom keterangan
1. Mengerjakan eksperimen
2. Mengungkapkan gagasan
3. Menerima pendapat teman
4. Menghargai pendapat teman
5. Kemampuan berkomunikasi
6. Memecahkan masalah
7. Menanggapi pendapat sahabat
8. menyimpulkan hasil diskusi
Contoh 4
Integrasi Pendidikan Kecakapan Hidup dengan Mata Pelajaran di SMA
Mata Pelajaran : ....................................................
Aspek Kecapakan Hidup
Materi Pokok Eksistensi diri Potensi diri Menggali warta Mengolah informasi Mengambil keputusan Memecahkan kasus ............. Berkomunikasi verbal Berkomunikasi tertulis Bekerjasama .................. Menguasai pengetahuan Merancang dan melakspeserta didikan penelitian ilmiah
Berkomunikasi ilmiah Mengidentifikasi serta menghubungkan variabel ....................... Menguasai keterampilan sesuai prosedur Menguasai TIK ....................
Kecakapan
Personal Kecakapan Sosial Kecakapan Akademik KecakapanVokasional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dst
Contoh 5
Tabel : Indikator-indikator Aspek Kecakapan Hidup pada TK/SD/Sekolah Menengah pertama dan SMA/SMK
ASPEK KECAKAPAN HIDUP JENJANG
TK Sekolah Dasar SMP SMA SMK
Kecakapan Personal
- Beriman kepada Tuhan YME v v v v v
- Berakhlak mulia v v v v v
- Berpikir rasional v v v
- Komitmen v v v v
- Mandiri v v v v
- Percaya diri v v v v v
- Bertanggung jawab v v v v v
- Menghargai dan menilai diri v v v v
- Menggali informasi v v v
- Mengolah liputan v v v
- Mengambil Keputusan v v v
- Memecahkan perkara v v v
Kecakapan sosial
- Bekerjasama v v v v
- Menunjukkan tanggung jawab sosial v v v v
- Mengendalikan emosi v v
- Berinteraksi dalam masyarakat v v
- Mengelola permasalahan v v
- Berpartisipasi v v v
- Membudayakan perilaku sportif,
disiplin, dan hidup sehat v v v v
- Mendengarkan v v v v
- Berbicara v v v v v
- Membaca v v v v
- Menuliskan pendapat/gagasan v v v v
- Bekerjasama menggunakan sahabat sekerja v v v v
- Memimpin v v v
Kecakapan akademik
- Menguasai pengetahuan
- Merancang serta melakspeserta didikan penelitian ilmiah
- Bersikap ilmiah
- Berpikir strategis
- Berkomunikasi ilmiah
- Menggunakan teknologi
- Mengambil keputusan
- Mengidentifikasi dan menghubungkan variabel
- Kemampuan merumuskan masalah
- Kemampuan bersikap kritis dan rasional
Kecakapan vokasional
- Menguasai keterampilan sinkron mekanisme
- Berwirausaha
- Menguasai TIK
- Merangkai indera
Demikian model pendidikan kecakapan hayati pada Sekolah Menengah pertama dan Sekolah Menengah Atas, Semoga berguna. Terima kasih.
10 SEPULUH NEGARA DENGAN SISTEM PENDIDIKAN TERBAIK
Berbagai negara telah berbagi sistem pendidikan yang menurut mereka rupawan dan baik buat mempertinggi kemampuan sumber daya manusia (SDM) mereka. Banyak negera yang telah berhasil menaikan output pembangunan sektor pendidikan mereka menggunakan sistem yang sudah mereka laksanakan, seperti 10 sepuluh negara berikut adalah :
1. Finlandia
Dari kabar terkini di akhir-akhir 2014, Sebuah klasemen perserikatan dunia yang baru, yang dibuat sang Economist Intelligence Unit of Pearson, sudah menempatkan Finlandia menjadi negara menggunakan sistem pendidikan terbaik pada global. Pemeringkatan ini menurut adonan berdasarkan hasil tes internasional serta data misalnya taraf kelulusan antara tahun 2006 dan 2010, misalnya yg dilaporkan sang BBC.
Untuk Finlandia, ini bukan lah kebetulan. Karena mereka menerapkan reformasi pendidikan secara akbar-besaran 40 tahun yang lalu, sistem sekolah di negara itu secara konsisten pada atas homogen-homogen sistem pendidikan internasional. Dengan menerapkan pendidikan yang konsisten sejak usia dini, bahkan sejak anak masih pada kandungan hingga pendidikan tinggi, maka finlandia mampu berbagi sumber daya insan negaranya menggunakan sangat cepat. Pendidikan finlandia baca di sini !!
Dari kabar terkini di akhir-akhir 2014, Sebuah klasemen perserikatan dunia yang baru, yang dibuat sang Economist Intelligence Unit of Pearson, sudah menempatkan Finlandia menjadi negara menggunakan sistem pendidikan terbaik pada global. Pemeringkatan ini menurut adonan berdasarkan hasil tes internasional serta data misalnya taraf kelulusan antara tahun 2006 dan 2010, misalnya yg dilaporkan sang BBC.
Untuk Finlandia, ini bukan lah kebetulan. Karena mereka menerapkan reformasi pendidikan secara akbar-besaran 40 tahun yang lalu, sistem sekolah di negara itu secara konsisten pada atas homogen-homogen sistem pendidikan internasional. Dengan menerapkan pendidikan yang konsisten sejak usia dini, bahkan sejak anak masih pada kandungan hingga pendidikan tinggi, maka finlandia mampu berbagi sumber daya insan negaranya menggunakan sangat cepat. Pendidikan finlandia baca di sini !!
2. Korea Selatan
Di korea selatan, sekolah untuk semua anak berusia antara enam serta lima belas adalah gratis. SMA, buat anak didik usia 15-18, dikenakan porto biaya kuliah buat menambah dana dari pemerintah. Pembiayaan sekolah sangat terpusat, menggunakan sistem sekolah lokal yang dari 80% menurut pendapatan mereka menurut anggaran belanja Kementerian Pendidikan Nasional, Sains serta Teknologi (MEST). Kementerian sentra pribadi mendanai gaji guru pada sekolah taraf Sekolah Dasar atau yang dibawah nya serta acara prasekolah.
Sekolah partikelir mendapat sejumlah mini dana pemerintah serta subsidi, tetapi didanai melalui biaya pendidikan dan dukungan berdasarkan donor swasta dan organisasi. Korea Selatan menghabiskan $ 7.434 per murid pada seluruh taraf pendidikan, dibandingkan menggunakan homogen-homogen OECD berdasarkan $ 8.831. Namun, ini merupakan 7,6% berdasarkan PDB Korea Selatan dihabiskan buat pendidikan, dibandingkan menggunakan homogen-homogen OECD sebesar lima,9%. Ini adalah persentase tertinggi ke 2 menurut PDB dihabiskan untuk pendidikan antara negara-negara OECD.
Pemerintah Korea Selatan secara historis sangat terpusat, dan sistem pendidikan mencerminkan hal ini. Struktur tata kelola pendidikan sangat mirip dengan operasi pemerintah Korea lainnya, dengan inisiatif utama diproduksi serta dibiayai oleh kantor pusat serta dilakukan oleh yg lebih rendah, cabang regional menurut tempat kerja pusat. Semua tempat kerja metropolitan, kota / wilayah dan provinsi pendidikan harus merogoh arah kebijakan generik menurut MEST, namun dapat membuat keputusan anggaran dan perekrutan buat wilayah masing-masing. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah ada upaya buat mendesentralisasikan sistem dan memungkinkan lebih banyak pengambilan keputusan pada tingkat sekolah. Setiap sekolah mempunyai dewan sekolah sendiri menggunakan beberapa derajat otonomi pada hal mempromosikan guru atau mengatur pengembangan profesional, akan tetapi ini masih relatif terbatas.
Departemen Pendidikan meninggalkan sebagian akbar proses perencanaan aturan dan keputusan administratif kepada dinas pendidikan kota dan provinsi. Dewan sekolah lokal yg terpilih, meskipun mereka apolitis serta lebih berdasarkan 50% berdasarkan anggota dewan diwajibkan oleh aturan buat mempunyai minimal sepuluh tahun pengalaman di bidang pendidikan.
Sekolah dievaluasi setiap tahun sang grup pemantau eksternal yang ditetapkan sang dinas pendidikan provinsi. Mereka merampungkan pemeriksaan sekolah berdasarkan rencana penilaian Departemen Pendidikan, yg memutuskan arah serta standar. Evaluasi sekolah, Ulasan teknik mengajar dan praktik pembelajaran, kurikulum serta kebutuhan mahasiswa. Departemen Pendidikan baru-baru ini sudah menambahkan penghargaan berbasis kinerja sekolah pada mana akan dipilih sekolah menggunakan performa terbaik untuk mendapat bonus. Hasil evaluasi sekolah dilaporkan pada publik.
Guru dinilai oleh ketua sekolah mereka meskipun ketua sekolah tidak memiliki kekuatan buat langsung mengganjar atau menghukum pengajar berdasarkan evaluasi mereka. Namun demikian, diberikan insentif buat kinerja tinggi. Salah satu insentif primer adalah sebutan dari “Pengajar Pengajar,” yg memberikan hak efektif, pengajar berpengalaman buat gaji bulanan kecil di samping gaji normal mereka. Insentif tambahan meliputi insentif dan mengusut peluang di luar negeri.
Di korea selatan, sekolah untuk semua anak berusia antara enam serta lima belas adalah gratis. SMA, buat anak didik usia 15-18, dikenakan porto biaya kuliah buat menambah dana dari pemerintah. Pembiayaan sekolah sangat terpusat, menggunakan sistem sekolah lokal yang dari 80% menurut pendapatan mereka menurut anggaran belanja Kementerian Pendidikan Nasional, Sains serta Teknologi (MEST). Kementerian sentra pribadi mendanai gaji guru pada sekolah taraf Sekolah Dasar atau yang dibawah nya serta acara prasekolah.
Sekolah partikelir mendapat sejumlah mini dana pemerintah serta subsidi, tetapi didanai melalui biaya pendidikan dan dukungan berdasarkan donor swasta dan organisasi. Korea Selatan menghabiskan $ 7.434 per murid pada seluruh taraf pendidikan, dibandingkan menggunakan homogen-homogen OECD berdasarkan $ 8.831. Namun, ini merupakan 7,6% berdasarkan PDB Korea Selatan dihabiskan buat pendidikan, dibandingkan menggunakan homogen-homogen OECD sebesar lima,9%. Ini adalah persentase tertinggi ke 2 menurut PDB dihabiskan untuk pendidikan antara negara-negara OECD.
Pemerintah Korea Selatan secara historis sangat terpusat, dan sistem pendidikan mencerminkan hal ini. Struktur tata kelola pendidikan sangat mirip dengan operasi pemerintah Korea lainnya, dengan inisiatif utama diproduksi serta dibiayai oleh kantor pusat serta dilakukan oleh yg lebih rendah, cabang regional menurut tempat kerja pusat. Semua tempat kerja metropolitan, kota / wilayah dan provinsi pendidikan harus merogoh arah kebijakan generik menurut MEST, namun dapat membuat keputusan anggaran dan perekrutan buat wilayah masing-masing. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah ada upaya buat mendesentralisasikan sistem dan memungkinkan lebih banyak pengambilan keputusan pada tingkat sekolah. Setiap sekolah mempunyai dewan sekolah sendiri menggunakan beberapa derajat otonomi pada hal mempromosikan guru atau mengatur pengembangan profesional, akan tetapi ini masih relatif terbatas.
Departemen Pendidikan meninggalkan sebagian akbar proses perencanaan aturan dan keputusan administratif kepada dinas pendidikan kota dan provinsi. Dewan sekolah lokal yg terpilih, meskipun mereka apolitis serta lebih berdasarkan 50% berdasarkan anggota dewan diwajibkan oleh aturan buat mempunyai minimal sepuluh tahun pengalaman di bidang pendidikan.
Sekolah dievaluasi setiap tahun sang grup pemantau eksternal yang ditetapkan sang dinas pendidikan provinsi. Mereka merampungkan pemeriksaan sekolah berdasarkan rencana penilaian Departemen Pendidikan, yg memutuskan arah serta standar. Evaluasi sekolah, Ulasan teknik mengajar dan praktik pembelajaran, kurikulum serta kebutuhan mahasiswa. Departemen Pendidikan baru-baru ini sudah menambahkan penghargaan berbasis kinerja sekolah pada mana akan dipilih sekolah menggunakan performa terbaik untuk mendapat bonus. Hasil evaluasi sekolah dilaporkan pada publik.
Guru dinilai oleh ketua sekolah mereka meskipun ketua sekolah tidak memiliki kekuatan buat langsung mengganjar atau menghukum pengajar berdasarkan evaluasi mereka. Namun demikian, diberikan insentif buat kinerja tinggi. Salah satu insentif primer adalah sebutan dari “Pengajar Pengajar,” yg memberikan hak efektif, pengajar berpengalaman buat gaji bulanan kecil di samping gaji normal mereka. Insentif tambahan meliputi insentif dan mengusut peluang di luar negeri.
3. Hong Kong
Lebih menurut 20% anggaran belanja pemerintah Hong Kong merupakan buat sektor pendidikan. Oleh karenanya nir mengherankan bahwa Hong Kong telah mengembangkan sistem pendidikan yg sangat baik melayani mahasiswa lokal dan expatriat, pula sekelompok universitas kelas global.
Tahun ajaran di Hong Kong dimulai pada trend gugur dan berakhir pada awal ekspresi dominan panas. Selama liburan primer termasuk Natal, Paskah, dan Tahun Baru Cina, sekolah diliburkan.
Struktur sistem pendidikan pada Hong Kong berdasarkan berdasarkan sistem Britania Raya. Dimulai dalam usia 3 tahun memasuki Taman Kanak-kanak. Setelah Taman Kanak-kanak, siswa masuk enam tahun sekolah dasar. Masing-masing dari tiga tahun terakhir dari sekolah dasar diakhiri menggunakan inspeksi intens, yg memilih sekolah menengah bagi setiap anak didik yg memenuhi persyaratan.
Sekolah menengah dibagi sebagai 2 taraf: Junior serta Senior. Sekolah-sekolah menengah itu sendiri dibagi sebagai 3 kelompok. Tujuan pengelompokan ini adalah memilih peringkat pada urutan martabat akademik, menggunakan grup 1 yg paling bergengsi. Tentu, semakin baik peringkat ¨pengelompokan¨dari sekolah, semakin akbar kesempatan yang diperoleh buat masuk ke universitas bergengsi.
Akhir periode sekolah menengah ditandai menggunakan dua ujian, Sertifikat Ujian Pendidikan Hong Kong (HKCEE) serta Pemeriksaan Tingkat Lanjutan Hong Kong (HKALE). HKALE ini seperti menggunakan ujian A-Level pada Inggris, serta nilai yang diperoleh siswa sebagai faktor krusial dalam proses penerimaan di universitas.
Kurikulum sekolah umum Hong Kong diajarkan dalam bahasa Kanton, sebagian besar siswa internasional serta expat di Hong Kong mengikuti sekolah partikelir dan internasional dari kurikulum berdasarkan negara berasal mereka. Sekolah-sekolah ini dikelola oleh fakultas yg sangat berkualitas pada Hong Kong maupun luar negeri. Banyak berdasarkan sekolah ini mengikuti kurikulum International Baccalaureate (IB).
Hong Kong memiliki delapan universitas yg sangat kompetitif, yg semuanya mempunyai ruang buat murid internasional dan anak didik lokal. Mereka juga menunjukkan aneka macam studi pada luar negeri. Kuliah pada universitas Hong Kong tidak murah, sekitar US $ 10.000 per tahun. Berkat dukungan menurut pemerintah serta perusahaan partikelir, namun, universitas menunjukkan banyak sekali beasiswa serta donasi paket keuangan. Dana pemerintah dan perusahaan partikelir ini juga memastikan bahwa terdapat dana yg tersedia buat pengembangan serta penelitian akademik.
Universitas Hong Kong menuntut kemampuan tingkat tinggi pada bahasa Inggris, serta siswa yang non-penutur asli wajib mengambil Test Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (TOEFL) sebelum masuk. Sekitar 66% menurut murid Hong Kong melanjutkan studi lebih lanjut sehabis sekolah menengah.
Hong Kong waktu ini sedang pada proses reformasi pendidikan primer, yang didesain buat mengurangi jumlah ujian dalam kurikulum serta buat menempatkan lebih banyak perhatian pada pengembangan langsung. Ini termasuk penekanan dalam perkembangan moral, layanan sipil serta kebugaran fisik. Masa satu tahun jua akan ditambahkan ke tingkat Senior sekolah menengah pada tahun 2012. Akhirnya, satu tahun tambahan akan dibubuhi ke jumlah tahun yg diperlukan buat belajar buat gelar Bachelor (waktu ini tiga), yang berarti bahwa mahasiswa Hong Kong akan diminta buat menempatkan baku empat tahun studi sarjana.
Lebih menurut 20% anggaran belanja pemerintah Hong Kong merupakan buat sektor pendidikan. Oleh karenanya nir mengherankan bahwa Hong Kong telah mengembangkan sistem pendidikan yg sangat baik melayani mahasiswa lokal dan expatriat, pula sekelompok universitas kelas global.
Tahun ajaran di Hong Kong dimulai pada trend gugur dan berakhir pada awal ekspresi dominan panas. Selama liburan primer termasuk Natal, Paskah, dan Tahun Baru Cina, sekolah diliburkan.
Struktur sistem pendidikan pada Hong Kong berdasarkan berdasarkan sistem Britania Raya. Dimulai dalam usia 3 tahun memasuki Taman Kanak-kanak. Setelah Taman Kanak-kanak, siswa masuk enam tahun sekolah dasar. Masing-masing dari tiga tahun terakhir dari sekolah dasar diakhiri menggunakan inspeksi intens, yg memilih sekolah menengah bagi setiap anak didik yg memenuhi persyaratan.
Sekolah menengah dibagi sebagai 2 taraf: Junior serta Senior. Sekolah-sekolah menengah itu sendiri dibagi sebagai 3 kelompok. Tujuan pengelompokan ini adalah memilih peringkat pada urutan martabat akademik, menggunakan grup 1 yg paling bergengsi. Tentu, semakin baik peringkat ¨pengelompokan¨dari sekolah, semakin akbar kesempatan yang diperoleh buat masuk ke universitas bergengsi.
Akhir periode sekolah menengah ditandai menggunakan dua ujian, Sertifikat Ujian Pendidikan Hong Kong (HKCEE) serta Pemeriksaan Tingkat Lanjutan Hong Kong (HKALE). HKALE ini seperti menggunakan ujian A-Level pada Inggris, serta nilai yang diperoleh siswa sebagai faktor krusial dalam proses penerimaan di universitas.
Kurikulum sekolah umum Hong Kong diajarkan dalam bahasa Kanton, sebagian besar siswa internasional serta expat di Hong Kong mengikuti sekolah partikelir dan internasional dari kurikulum berdasarkan negara berasal mereka. Sekolah-sekolah ini dikelola oleh fakultas yg sangat berkualitas pada Hong Kong maupun luar negeri. Banyak berdasarkan sekolah ini mengikuti kurikulum International Baccalaureate (IB).
Hong Kong memiliki delapan universitas yg sangat kompetitif, yg semuanya mempunyai ruang buat murid internasional dan anak didik lokal. Mereka juga menunjukkan aneka macam studi pada luar negeri. Kuliah pada universitas Hong Kong tidak murah, sekitar US $ 10.000 per tahun. Berkat dukungan menurut pemerintah serta perusahaan partikelir, namun, universitas menunjukkan banyak sekali beasiswa serta donasi paket keuangan. Dana pemerintah dan perusahaan partikelir ini juga memastikan bahwa terdapat dana yg tersedia buat pengembangan serta penelitian akademik.
Universitas Hong Kong menuntut kemampuan tingkat tinggi pada bahasa Inggris, serta siswa yang non-penutur asli wajib mengambil Test Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (TOEFL) sebelum masuk. Sekitar 66% menurut murid Hong Kong melanjutkan studi lebih lanjut sehabis sekolah menengah.
Hong Kong waktu ini sedang pada proses reformasi pendidikan primer, yang didesain buat mengurangi jumlah ujian dalam kurikulum serta buat menempatkan lebih banyak perhatian pada pengembangan langsung. Ini termasuk penekanan dalam perkembangan moral, layanan sipil serta kebugaran fisik. Masa satu tahun jua akan ditambahkan ke tingkat Senior sekolah menengah pada tahun 2012. Akhirnya, satu tahun tambahan akan dibubuhi ke jumlah tahun yg diperlukan buat belajar buat gelar Bachelor (waktu ini tiga), yang berarti bahwa mahasiswa Hong Kong akan diminta buat menempatkan baku empat tahun studi sarjana.
4. Jepang
Sistem pendidikan Jepang direformasi sehabis Perang Dunia II. Sistem Lama 6-lima-tiga-3 berubah menjadi sistem 6-3-tiga-4 (6 tahun sekolah dasar, 3 tahun Sekolah Menengah pertama, 3 tahun SMA dan 4 tahun Universitas) menggunakan mengacu ke sistem Amerika. Gimukyoiku (wajib belajar) 9 tahun, 6 di shougakkou (Sekolah Dasar) serta 3 di chuugakkou (SMP).
Jepang memiliki salah satu populasi di dunia yg paling berpendidikan, menggunakan 100% registrasi pada kelas harus serta buta huruf. Meskipun tidak harus, SMA (koukou) registrasi nya merupakan lebih dari 96% secara nasional dan hampir 100% pada kota-kota. Sekitar 46% berdasarkan semua lulusan Sekolah Menengah Atas melanjutkan ke universitas atau perguruan tinggi junior.
Departemen Pendidikan mengawasi kurikulum, kitab teks, kelas dan mempertahankan tingkat pendidikan yang seragam di semua negeri. Akibatnya, standar pendidikan yang tinggi menyebar merata pada seantero Jepang.
Sebagian besar sekolah beroperasi dalam sistem jangka tiga tahun menggunakan tahun ajaran baru mulai dalam bulan April. Sistem pendidikan terkini dimulai dalam tahun 1872, serta adalah contoh utama sesudah sistem sekolah Perancis, yang dimulai dalam bulan April. Tahun fiskal pada Jepang pula dimulai dalam bulan April dan berakhir dalam bulan Maret tahun berikutnya, yg lebih nyaman dalam banyak aspek.
April adalah puncak musim semi ketika cherry blossom (bunga yg paling dicintai pada Jepang!) Mekar serta ketika yg paling cocok buat awal yg baru di Jepang. Perbedaan pada sistem tahun ajaran sekolah mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan buat siswa yang ingin belajar di luar negeri. Setengah tahun yang terbuang hanya untuj menunggu masuk dan umumnya satu tahun lagi yang terbuang saat balik ke sistem universitas Jepang dan wajib mengulang satu tahun .
Kecuali untuk tingkatan yang lebih rendah berdasarkan sekolah dasar, hari sekolah homogen-rata dalam hari kerja merupakan 6 jam, yang membuatnya menjadi salah satu hari-hari sekolah terpanjang pada global. Bahkan selesainya selesai jam sekolah, anak-anak memiliki latihan serta pekerjaan tempat tinggal lain buat menciptakan mereka sibuk. Liburan merupakan 6 minggu pada ekspresi dominan panas dan kurang lebih 2 minggu masing-masing untuk animo dingin dan trend semi.
Setiap kelas mempunyai kelas permanen sendiri pada mana mahasiswa mengambil seluruh kursus, kecuali buat pelatihan mudah serta bekerja pada laboratorium. Selama pendidikan dasar, pada banyak masalah, satu guru mengajar semua mata pelajaran di masing-masing kelas. Sebagai hasil berdasarkan pertumbuhan penduduk yang cepat sesudah Perang Dunia II, jumlah anak didik di kelas SD atau Sekolah Menengah pertama melebihi 50 siswa per kelas, akan tetapi sekarang sudah ditekan pada bawah 40 murid per kelas. Di sekolah dasar negeri dan sekolah menengah pertama, makan siang ( kyuushoku) disediakan dalam pilihan menu baku, dan dilakukan pada dalam kelas. Hampir semua SMP mengharuskan mahasiswa buat mengenakan seragam sekolah (seifuku).
Perbedaan akbar antara sistem sekolah Jepang dan sistem sekolah Amerika bahwa sistem Amerika menghormati individualitas ad interim Jepang mengontrol individu dengan mengamati aturan gerombolan . Hal ini membantu buat menjelaskan karakteristik perilaku grup pada Jepang.
Sistem pendidikan Jepang direformasi sehabis Perang Dunia II. Sistem Lama 6-lima-tiga-3 berubah menjadi sistem 6-3-tiga-4 (6 tahun sekolah dasar, 3 tahun Sekolah Menengah pertama, 3 tahun SMA dan 4 tahun Universitas) menggunakan mengacu ke sistem Amerika. Gimukyoiku (wajib belajar) 9 tahun, 6 di shougakkou (Sekolah Dasar) serta 3 di chuugakkou (SMP).
Jepang memiliki salah satu populasi di dunia yg paling berpendidikan, menggunakan 100% registrasi pada kelas harus serta buta huruf. Meskipun tidak harus, SMA (koukou) registrasi nya merupakan lebih dari 96% secara nasional dan hampir 100% pada kota-kota. Sekitar 46% berdasarkan semua lulusan Sekolah Menengah Atas melanjutkan ke universitas atau perguruan tinggi junior.
Departemen Pendidikan mengawasi kurikulum, kitab teks, kelas dan mempertahankan tingkat pendidikan yang seragam di semua negeri. Akibatnya, standar pendidikan yang tinggi menyebar merata pada seantero Jepang.
Sebagian besar sekolah beroperasi dalam sistem jangka tiga tahun menggunakan tahun ajaran baru mulai dalam bulan April. Sistem pendidikan terkini dimulai dalam tahun 1872, serta adalah contoh utama sesudah sistem sekolah Perancis, yang dimulai dalam bulan April. Tahun fiskal pada Jepang pula dimulai dalam bulan April dan berakhir dalam bulan Maret tahun berikutnya, yg lebih nyaman dalam banyak aspek.
April adalah puncak musim semi ketika cherry blossom (bunga yg paling dicintai pada Jepang!) Mekar serta ketika yg paling cocok buat awal yg baru di Jepang. Perbedaan pada sistem tahun ajaran sekolah mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan buat siswa yang ingin belajar di luar negeri. Setengah tahun yang terbuang hanya untuj menunggu masuk dan umumnya satu tahun lagi yang terbuang saat balik ke sistem universitas Jepang dan wajib mengulang satu tahun .
Kecuali untuk tingkatan yang lebih rendah berdasarkan sekolah dasar, hari sekolah homogen-rata dalam hari kerja merupakan 6 jam, yang membuatnya menjadi salah satu hari-hari sekolah terpanjang pada global. Bahkan selesainya selesai jam sekolah, anak-anak memiliki latihan serta pekerjaan tempat tinggal lain buat menciptakan mereka sibuk. Liburan merupakan 6 minggu pada ekspresi dominan panas dan kurang lebih 2 minggu masing-masing untuk animo dingin dan trend semi.
Setiap kelas mempunyai kelas permanen sendiri pada mana mahasiswa mengambil seluruh kursus, kecuali buat pelatihan mudah serta bekerja pada laboratorium. Selama pendidikan dasar, pada banyak masalah, satu guru mengajar semua mata pelajaran di masing-masing kelas. Sebagai hasil berdasarkan pertumbuhan penduduk yang cepat sesudah Perang Dunia II, jumlah anak didik di kelas SD atau Sekolah Menengah pertama melebihi 50 siswa per kelas, akan tetapi sekarang sudah ditekan pada bawah 40 murid per kelas. Di sekolah dasar negeri dan sekolah menengah pertama, makan siang ( kyuushoku) disediakan dalam pilihan menu baku, dan dilakukan pada dalam kelas. Hampir semua SMP mengharuskan mahasiswa buat mengenakan seragam sekolah (seifuku).
Perbedaan akbar antara sistem sekolah Jepang dan sistem sekolah Amerika bahwa sistem Amerika menghormati individualitas ad interim Jepang mengontrol individu dengan mengamati aturan gerombolan . Hal ini membantu buat menjelaskan karakteristik perilaku grup pada Jepang.
5. Singapura
Departemen Pendidikan bertujuan buat membantu anak didik buat menemukan talenta mereka sendiri, buat menggali bakat terbaik mereka dan menyadari potensi penuh mereka, dan untuk membuatkan semangat buat belajar yg berlangsung sepanjang hidup.
Singapura memiliki sistem pendidikan yang bertenaga. Siswa Singapura bercita-cita tinggi dan mereka mencapai hasil yang sangat baik. Hal ini diakui pada seluruh dunia. Dengan memiliki sekolah yg baik, dengan pemimpin sekolah dan guru yang berkualitas, dan fasilitas yg terbaik pada global.
Singapura sedang membentuk kekuatan ini buat mempersiapkan generasi berikutnya buat masa depan. Ini adalah masa depan yg membawa peluang yang sangat besar , terutama di Asia, namun pula akan membawa poly perubahan yg kita nir mampu ramalkan. Tugas sekolah serta perguruan tinggi adalah buat memberikan anak-anak belia kesempatan buat menyebarkan keterampilan, karakter serta nilai-nilai yg akan memungkinkan mereka untuk terus melakukannya dengan baik serta menciptakan Singapura lebih maju.
Singapura sudah bergerak dalam beberapa tahun terakhir menuju sistem pendidikan yg lebih fleksibel dan majemuk. Tujuannya merupakan buat menaruh anak didik banyak sekali pilihan yg lebih akbar buat memenuhi kepentingan yang tidak sama dan cara belajar. Mampu memilih apa dan bagaimana mereka belajar akan mendorong mereka buat merogoh kepemilikan yang lebih akbar berdasarkan pembelajaran mereka. Singapura pula menaruh siswa pendidikan yg lebih berbasis luas untuk memastikan mereka seluruh merupakan siswa yang berkualitas.
Pendekatan ini pada pendidikan akan memungkinkan untuk memelihara anak-anak belia dengan keahlian yg tidak selaras yang mereka butuhkan buat masa depan. Pemerintah Singapura berusaha buat membantu setiap anak menemukan bakatnya sendiri, dan tumbuh dan timbul menurut kemampuannya. Tenaga pengajar pada sini akan mendorong mereka untuk mengikuti insting mereka, serta mempromosikan keragaman talenta pada antara mereka – pada bidang akademik, serta pada olahraga dan seni.
Tradisi mereka merupakan memelihara anak-anak muda Singapura yg mengajukan pertanyaan serta mencari jawaban, serta yg bersedia buat berpikir menggunakan cara baru, memecahkan masalah baru dan menciptakan peluang baru buat masa depan. Dan, tidak kalah penting, ingin membantu anak muda buat membentuk seperangkat nilai-nilai sehingga mereka mempunyai kekuatan karakter dan ketahanan untuk menghadapi kemunduran yang tak terelakkan pada hidup tanpa perlu berkecil hati, serta sehingga mereka mempunyai kemauan buat bekerja keras buat mencapai virtual mereka.
Departemen Pendidikan bertujuan buat membantu anak didik buat menemukan talenta mereka sendiri, buat menggali bakat terbaik mereka dan menyadari potensi penuh mereka, dan untuk membuatkan semangat buat belajar yg berlangsung sepanjang hidup.
Singapura memiliki sistem pendidikan yang bertenaga. Siswa Singapura bercita-cita tinggi dan mereka mencapai hasil yang sangat baik. Hal ini diakui pada seluruh dunia. Dengan memiliki sekolah yg baik, dengan pemimpin sekolah dan guru yang berkualitas, dan fasilitas yg terbaik pada global.
Singapura sedang membentuk kekuatan ini buat mempersiapkan generasi berikutnya buat masa depan. Ini adalah masa depan yg membawa peluang yang sangat besar , terutama di Asia, namun pula akan membawa poly perubahan yg kita nir mampu ramalkan. Tugas sekolah serta perguruan tinggi adalah buat memberikan anak-anak belia kesempatan buat menyebarkan keterampilan, karakter serta nilai-nilai yg akan memungkinkan mereka untuk terus melakukannya dengan baik serta menciptakan Singapura lebih maju.
Singapura sudah bergerak dalam beberapa tahun terakhir menuju sistem pendidikan yg lebih fleksibel dan majemuk. Tujuannya merupakan buat menaruh anak didik banyak sekali pilihan yg lebih akbar buat memenuhi kepentingan yang tidak sama dan cara belajar. Mampu memilih apa dan bagaimana mereka belajar akan mendorong mereka buat merogoh kepemilikan yang lebih akbar berdasarkan pembelajaran mereka. Singapura pula menaruh siswa pendidikan yg lebih berbasis luas untuk memastikan mereka seluruh merupakan siswa yang berkualitas.
Pendekatan ini pada pendidikan akan memungkinkan untuk memelihara anak-anak belia dengan keahlian yg tidak selaras yang mereka butuhkan buat masa depan. Pemerintah Singapura berusaha buat membantu setiap anak menemukan bakatnya sendiri, dan tumbuh dan timbul menurut kemampuannya. Tenaga pengajar pada sini akan mendorong mereka untuk mengikuti insting mereka, serta mempromosikan keragaman talenta pada antara mereka – pada bidang akademik, serta pada olahraga dan seni.
Tradisi mereka merupakan memelihara anak-anak muda Singapura yg mengajukan pertanyaan serta mencari jawaban, serta yg bersedia buat berpikir menggunakan cara baru, memecahkan masalah baru dan menciptakan peluang baru buat masa depan. Dan, tidak kalah penting, ingin membantu anak muda buat membentuk seperangkat nilai-nilai sehingga mereka mempunyai kekuatan karakter dan ketahanan untuk menghadapi kemunduran yang tak terelakkan pada hidup tanpa perlu berkecil hati, serta sehingga mereka mempunyai kemauan buat bekerja keras buat mencapai virtual mereka.
6. Britania Raya
Pendidikan pada Britania Raya didelegasikan kepada masing-masing negara di Britania Raya yg mempunyai sistem yang terpisah pada bawah pemerintahan terpisah: Pemerintah Inggris bertanggung jawab untuk Inggris; Pemerintah Skotlandia, Pemerintah Wales dan Eksekutif Irlandia Utara bertanggung jawab buat Skotlandia, Wales serta Irlandia Utara.
Di setiap negara terdapat lima tahapan pendidikan: pendidikan awal, utama, sekunder, Pendidikan Lanjutan (FE) serta Perguruan Tinggi (PT). Undang-undang menyatakan bahwa pendidikan purna saat adalah harus buat semua anak berusia 5 tahun (. 4 tahun pada Irlandia Utara) serta 16 tahun, yg merupakan Usia Wajib Sekolah (CSA). Pendidikan ini nir perlu berada di sekolah serta semakin poly orang tua menentukan untuk melakukan aktivitas pendidikan di rumah.
Kurikulum Nasional (NC), dibentuk dalam tahun 1988, menyediakan kerangka kerja untuk pendidikan pada Inggris dan Wales antara usia 5 dan 18 tahun. Meskipun NC nir wajib diikuti sang sebagian besar sekolah negeri, tetapi banyak sekolah swasta, akademi, sekolah gratis serta pendidikan di tempat tinggal mendesain kurikulum sendiri. Di Skotlandia program wajib belajar nya dalam umur lima-14 tahun, serta di Irlandia Utara terdapat program kurikulum umum.
Pendidikan pada Britania Raya didelegasikan kepada masing-masing negara di Britania Raya yg mempunyai sistem yang terpisah pada bawah pemerintahan terpisah: Pemerintah Inggris bertanggung jawab untuk Inggris; Pemerintah Skotlandia, Pemerintah Wales dan Eksekutif Irlandia Utara bertanggung jawab buat Skotlandia, Wales serta Irlandia Utara.
Di setiap negara terdapat lima tahapan pendidikan: pendidikan awal, utama, sekunder, Pendidikan Lanjutan (FE) serta Perguruan Tinggi (PT). Undang-undang menyatakan bahwa pendidikan purna saat adalah harus buat semua anak berusia 5 tahun (. 4 tahun pada Irlandia Utara) serta 16 tahun, yg merupakan Usia Wajib Sekolah (CSA). Pendidikan ini nir perlu berada di sekolah serta semakin poly orang tua menentukan untuk melakukan aktivitas pendidikan di rumah.
Kurikulum Nasional (NC), dibentuk dalam tahun 1988, menyediakan kerangka kerja untuk pendidikan pada Inggris dan Wales antara usia 5 dan 18 tahun. Meskipun NC nir wajib diikuti sang sebagian besar sekolah negeri, tetapi banyak sekolah swasta, akademi, sekolah gratis serta pendidikan di tempat tinggal mendesain kurikulum sendiri. Di Skotlandia program wajib belajar nya dalam umur lima-14 tahun, serta di Irlandia Utara terdapat program kurikulum umum.
7. Belanda
Pendidikan pada Belanda terdiri dari tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Tingkat ini menciptakan jalur studi, yang mengarah ke aneka macam jenis. Struktur ini sangat fleksibel dan berguna bagi anak didik lantaran mereka bisa beralih pendidikan mereka dari satu studi dengan jalur yang lain buat memecahkan kemungkinan kesulitan yang mereka hadapi dan mencapai tujuan pendidikan mereka.
Standar kualitas Sistem pendidikan Belanda diterapkan sang aturan yang dikeluarkan pada tahun 1815. Menurut aturan itu, setiap acara studi di negara ini harus diakreditasi sang Pemerintah atau organisasi yg sesuai.
Belanda sebagai negara non-berbahasa Inggris pertama yang mulai memperlihatkan pendidikan bagi murid dari luar negeri. Sekolah internasional memadukan sistem pendidikan Belanda serta internasional buat pendidikan menengah, yang membedakan mereka dari sekolah-sekolah pada negara-negara berbahasa Inggris yang lazim nya memutuskan kurikulum nasional.
Di Belanda, anak didik dapat mengikuti acara menurut kurikulum berdasarkan negara-negara lain (Inggris atau AS) atau kurikulum internasional yang dikembangkan spesifik: International Baccalaureate (IB). Semua program yg diakui secara internasional dan memungkinkan siswa buat menerima akses ke perguruan tinggi di negara manapun pada global.
Ketika murid mendapatkan gelar diploma sekolah menengah dan memenuhi persyaratan penerimaan lain, mereka dapat mengajukan permohonan buat acara gelar di universitas Belanda.
Pendidikan pada Belanda terdiri dari tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Tingkat ini menciptakan jalur studi, yang mengarah ke aneka macam jenis. Struktur ini sangat fleksibel dan berguna bagi anak didik lantaran mereka bisa beralih pendidikan mereka dari satu studi dengan jalur yang lain buat memecahkan kemungkinan kesulitan yang mereka hadapi dan mencapai tujuan pendidikan mereka.
Standar kualitas Sistem pendidikan Belanda diterapkan sang aturan yang dikeluarkan pada tahun 1815. Menurut aturan itu, setiap acara studi di negara ini harus diakreditasi sang Pemerintah atau organisasi yg sesuai.
Belanda sebagai negara non-berbahasa Inggris pertama yang mulai memperlihatkan pendidikan bagi murid dari luar negeri. Sekolah internasional memadukan sistem pendidikan Belanda serta internasional buat pendidikan menengah, yang membedakan mereka dari sekolah-sekolah pada negara-negara berbahasa Inggris yang lazim nya memutuskan kurikulum nasional.
Di Belanda, anak didik dapat mengikuti acara menurut kurikulum berdasarkan negara-negara lain (Inggris atau AS) atau kurikulum internasional yang dikembangkan spesifik: International Baccalaureate (IB). Semua program yg diakui secara internasional dan memungkinkan siswa buat menerima akses ke perguruan tinggi di negara manapun pada global.
Ketika murid mendapatkan gelar diploma sekolah menengah dan memenuhi persyaratan penerimaan lain, mereka dapat mengajukan permohonan buat acara gelar di universitas Belanda.
8. Selandia Baru
Sistem pendidikan di Selandia Baru memiliki tiga strata – pendidikan anak usia dini, sekolah menengah, dan pendidikan tinggi – pada mana siswa dapat mengikuti berbagai jalur yg fleksibel.
Sistem dibuat buat mengenali kemampuan yg tidak sinkron, keyakinan agama, grup etnis, taraf pendapatan, ide-wangsit mengenai pengajaran dan pembelajaran, dan memungkinkan penyedia pendidikan untuk membuatkan karakter khusus mereka sendiri.
Kebijakan nasional dan kerangka kerja untuk regulasi dan bimbingan, persyaratan dan pengaturan pendanaan ditetapkan oleh pemerintah pusat serta dikelola melalui badan-badan tadi. Kewenangan administratif buat sebagian akbar pelayanan pendidikan diserahkan pada forum-lembaga pendidikan, yang diatur oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Selandia Baru memiliki sistem agunan kualitas yang bertenaga yg memastikan konsistensi, pendidikan berkualitas tinggi pada semua tingkat sistem pendidikan, baik negeri juga swasta.
Sistem pendidikan di Selandia Baru memiliki tiga strata – pendidikan anak usia dini, sekolah menengah, dan pendidikan tinggi – pada mana siswa dapat mengikuti berbagai jalur yg fleksibel.
Sistem dibuat buat mengenali kemampuan yg tidak sinkron, keyakinan agama, grup etnis, taraf pendapatan, ide-wangsit mengenai pengajaran dan pembelajaran, dan memungkinkan penyedia pendidikan untuk membuatkan karakter khusus mereka sendiri.
Kebijakan nasional dan kerangka kerja untuk regulasi dan bimbingan, persyaratan dan pengaturan pendanaan ditetapkan oleh pemerintah pusat serta dikelola melalui badan-badan tadi. Kewenangan administratif buat sebagian akbar pelayanan pendidikan diserahkan pada forum-lembaga pendidikan, yang diatur oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Selandia Baru memiliki sistem agunan kualitas yang bertenaga yg memastikan konsistensi, pendidikan berkualitas tinggi pada semua tingkat sistem pendidikan, baik negeri juga swasta.
9. Swiss
Swiss mempunyai sistem pendidikan desentralisasi. Sebagian besar keputusan tentang penyelenggaraan sekolah dasar serta menengah diambil di tingkat kewilayahan. Itu pula merupakan kanton yg menyediakan sebagian besar pembiayaan.
Swiss tidak mempunyai menteri federal pendidikan. Tetapi demikian, beberapa aspek organisasi menurut sistem pendidikan berlaku pada seluruh negeri. Ini termasuk durasi tahun ajaran, serta jumlah tahun wajib belajar.
Di wilayah kanton lain, secara tradisional memiliki tingkat otonomi yang akbar.
Setiap canton memiliki ketua pendidikan, yg semuanya beserta-sama menciptakan Konferensi Cantonal Swiss Menteri Pendidikan (EDK dalam bahasa Jerman). EDK memainkan kiprah penting dalam membahas dan mengkoordinasikan kebijakan pendidikan, serta dalam menekankan nilai-nilai eksklusif dalam pendidikan.
Swiss mempunyai sistem pendidikan desentralisasi. Sebagian besar keputusan tentang penyelenggaraan sekolah dasar serta menengah diambil di tingkat kewilayahan. Itu pula merupakan kanton yg menyediakan sebagian besar pembiayaan.
Swiss tidak mempunyai menteri federal pendidikan. Tetapi demikian, beberapa aspek organisasi menurut sistem pendidikan berlaku pada seluruh negeri. Ini termasuk durasi tahun ajaran, serta jumlah tahun wajib belajar.
Di wilayah kanton lain, secara tradisional memiliki tingkat otonomi yang akbar.
Setiap canton memiliki ketua pendidikan, yg semuanya beserta-sama menciptakan Konferensi Cantonal Swiss Menteri Pendidikan (EDK dalam bahasa Jerman). EDK memainkan kiprah penting dalam membahas dan mengkoordinasikan kebijakan pendidikan, serta dalam menekankan nilai-nilai eksklusif dalam pendidikan.
10. Kanada
Sistem pendidikan pada Kanada mencakup sekolah private serta sekolah swasta, termasuk: perguruan tinggi / forum teknis, institut kejuruan, sekolah bahasa, sekolah menengah, kamp trend panas, serta universitas.
Pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah provinsi pada bawah konstitusi Kanada, yg berarti terdapat perbedaan yg signifikan antara sistem pendidikan pada masing-masing provinsi. Namun pemerintah Kanada menerapkan standar tinggi secara seragam di setiap provinsi.
Secara umum, anak-anak Kanada memulai pendidikan dari Taman Kanak-kanak buat satu atau 2 tahun dalam usia empat atau lima tahun. Semua anak-anak mulai pendidikan taraf satu pada usia sekitar enam tahun. Tahun ajaran umumnya berlangsung mulai September hingga Juni berikutnya, tetapi dalam beberapa masalah, terkadang dimulai pada Januari. Sekolah menengah dimulai menurut Kelas 11 atau 12, tergantung pada provinsi. Setelah itu, murid bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas, perguruan tinggi atau studi Cegep. CEGEP merupakan akronim dalam bahasa Perancis yg berarti Institut Pendidikan Kejuruan, dan 2 tahun pendidikan umum atau 3 tahun pendidikan teknis antara sekolah menengah dan universitas. Provinsi Quebec mempunyai sistem Cegep.
Demikian 10 sepuluh negara dengan sistem pendidikan yg dinyataakan terbaik ketika ini,..kita hendaknya merenung, entah kapan indonesia dinyatakan menjadi negara menggunakan sistem pendidikan yg terbaik, paling buruk dengan tidak adanya polemik di aneka macam lini yang mempengaruhi sistem serta faktor-faktor pendukungnya...kita tunggu saja !!
Source : //sulitabatigol.wordpress.com/
Subscribe to:
Posts (Atom)